pemberian posisi semi fowler terhadap penurunan … · 2021. 4. 23. · kebutuhan oksigenasi dalam...

76
PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN SESAK NAFAS PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI BANGSAL MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR Disusun Oleh : ANASTASIA INDAH FEBRASKA P11 066 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Upload: others

Post on 06-Jun-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN

SESAK NAFAS PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A DENGAN

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

DI BANGSAL MAWAR 1

RSUD KARANGANYAR

Disusun Oleh :

ANASTASIA INDAH FEBRASKA

P11 066

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

i

PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN

SESAK NAFAS PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A DENGAN

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

DI BANGSAL MAWAR 1

RSUD KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

ANASTASIA INDAH FEBRASKA

P11 066

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 3: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Anastasia Indah Febraska

NIM : P11 066

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP

PENURUNAN SESAK NAFAS PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Tn. A DENGAN PENYAKIT PARU

OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI BANGSAL MAWAR

1 RSUD KARANGANYAR

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, April 2014

Yang Membuat Pernyataan

Anastasia Indah Febraska

P11 066

Page 4: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Anastasia Indah Febraska

NIM : P11 066

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP

PENURUNAN SESAK NAFAS PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Tn. A DENGAN PENYAKIT PARU

OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI BANGSAL MAWAR

1 RSUD KARANGANYAR

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di :

Hari/Tanggal :

Pembimbing : Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep ( )

NIK. 200680021

Page 5: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Anastasia Indah Febraska

NIM : P11 066

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP

PENURUNAN SESAK NAFAS PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Tn. A DENGAN PENYAKIT PARU

OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI BANGSAL MAWAR

1 RSUD KARANGANYAR

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di :

Hari/Tanggal :

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep ( )

NIK. 200680021

Penguji 1 : Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep ( )

NIK. 200981037

Penguji 2 : Joko Kismanto, S.Kep., Ns. ( )

NIK. 200670020

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep

NIK. 200680021

Page 6: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan Judul “PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP

PENURUNAN SESAK NAFAS PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A

DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI BANGSAL

MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Ibu Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi

DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat

menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta dan selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing dengan cermat, memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

memfasilitasi demi sempurnanya laporan karya tulis ilmiah.

2. Ibu Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Ketua Program

Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat

menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta dan selaku dosen

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dan bimbingan serta menfasilitasi

demi sempurnanya laporan karya tulis ilmiah.

3. Bapak Joko Kismanto, S.Kep.,Ns., selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dan bimbingan serta menfasilitasi demi sempurnanya

laporan karya tulis ilmiah.

Page 7: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

vi

4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan

wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

5. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan

semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

6. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per

satu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin

Surakarta, Mei 2014

Penulis

Page 8: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR LAMIRAN ...................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................... 4

C. Manfaat Penulisan .................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Sistem Pernafasan .................................................................. 7

B. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) .............................. 8

C. Sesak Nafas ............................................................................ 17

D. Posisi Semi Fowler ................................................................. 19

BAB III LAPORAN KASUS

A. Pengkajian .............................................................................. 22

B. Perumusan Masalah Kesehatan .............................................. 29

C. Tujuan dan Kriteria Hasil ....................................................... 30

D. Perencanaan Keperawatan ..................................................... 30

E. Implementasi Keperawatan .................................................... 33

F. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 36

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian ............................................................................. 37

Page 9: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

viii

B. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 44

C. Intervensi Keperawatan .......................................................... 48

D. Implementasi Keperawatan .................................................... 51

E. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 58

B. Saran ....................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) ................................ 10

Gambar 2.2 Posisi Semi Fowler ................................................................... 19

Page 11: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan NANDA, NOC, NIC ............................ 16

Page 12: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pendelegasian pasien

Lampiran 2. Log book surat

Lampiran 3. Lembar konsul

Lampiran 4. Asuhan keperawatan

Lampiran 5. Jurnal

Page 13: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan survey Kesehatan Nasional (surkesnas) tahun 2001

diketahui bahwa penyakit saluran nafas merupakan penyakit penyebab

kematian terbanyak kedua di dunia setelah penyakit gangguan pembuluh

darah ( Safitri dan Andriyani, 2011: 1).

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyebab utama

kesakitan dan kematian di dunia. Data badan Kesehatan Dunia (WHO)

melaporkan bahwa pada tahun 2002 PPOK menempati urutan kelima sebagai

penyebab utama kematian di dunia dan diperkirakan pada tahun 2030 akan

menjadi penyebab kematian ketiga di seluruh dunia. Menurut WHO, terdapat

80 juta orang menderita PPOK derajat sedang-berat. Lebih dari 3 juta

meninggal karena PPOK pada tahun 2005, sekitar 5% dari jumlah semua

kematian secara global.

Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995,

PPOK bersama asma bronkial menduduki peringkat kematian kelima di

Indonesia. Prevalensi bronkhitis kronik dan PPOK berdasarkan SKRT tahun

1995 adalah per 13 per 1000 penduduk, dengan perbandingan antara laki-laki

dan perempuan adalah 3 : 1. Menurut SKRT tahun 2001, penyakit saluran

nafas menduduki peringkat ketiga penyebab kematian utama di Indonesia

setelah sistem sirkulasi, infeksi, dan parasit. Hasil survei penyakit tidak

Page 14: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

2

menular oleh Direktorat Jenderal PPM & PL di 5 Rumah Sakit Provinsi di

Indonesia (Jawa barat, jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera

Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan PPOK menempati urutan pertama

penyumbang angka kesakitan (35%), diikuti asma bronkial (33%), kanker

paru (30%), dan lainnya (2%) (Depkes, 2004).

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang

ditandai dengan adanya perlambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya

reversibel. Perlambatan aliran udara umumnya bersifat progesif dan berkaitan

dengan respons inflamasi yang abnormal terhadap partikel atau gas iritan.

Karakteristik PPOK adalah kecenderungan untuk eksarserbasi. Gejala

eksarsebasi akut yaitu bertambahnya sesak nafas, kadang-kandang

disertai mengi, bertambahnya batuk disertai peningkatan sputum

dan sputum menjadi lebih purulen dan berubah warna. Ekserbasi

dapat disebabkan oleh infeksi mukosa trakheobronkial, terutama

Streptococcus Pneumonie, Haemophilus infulenzae, Moraxella catarrhalis

(Aziz dan Soegondo, 2006:105).

Penatalaksanaan ekserbasi akut yaitu dengan memberikan oksigen

secukupnya untuk meredakan hipoksemia yang bermakna (PaO2 ≥ 55 mmHg)

dan juga dengan nebulizer tiap 20 menit (Brashers, 2008: 89).

Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila

kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi kerusakan pada

jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama, akan terjadi

kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Pemberian terapi

Page 15: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

3

oksigen dalam asuhan keperawatan memerlukan dasar pengetahuan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya oksigen dari atmosfer hingga

sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan

tersebut maka perawat harus memahami indikasi pemberian oksigen, dan

metode pemberian oksigen (Hidayat, 2004: 79).

Menurut Angela dalam Safitri dan Andriyani (2008), saat terjadi sesak

nafas biasanya klien tidak dapat tidur dalam posisi berbaring, melainkan

harus dalam posisi duduk atau setengah duduk untuk meredakan penyempitan

jalan nafas dan memenuhi O2 dalam darah. Posisi yang paling efektif bagi

klien dengan penyakit kardiopulmonari adalah posisi semi fowler dimana

kepala dan tubuh dinaik kan dengan derajat kemiringan 450

, yaitu dengan

menggunakan gaya grafitasi untuk membantu pengembangan paru dan

mengurangi tekanan dari abdomen ke diafragma.

Penelitian Supadi, dkk (2008), menyatakan bahwa posisi semi fowler

membuat oksigen di dalam paru-paru semakin meningkat sehingga

memperingan kesukaran nafas. Posisi ini akan mengurangi kerusakan

membran alveolus akibat tertimbunnya cairan. Hal tersebut dipengaruhi oleh

gaya grafitasi sehingga O2 delivery menjadi optimal. Sesak nafas akan

berkurang, dan akhirnya proses perbaikan kondisi klien lebih cepat.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di bangsal

Mawar 1 RSUD Karanganyar, dalam setahun kurang lebih terdapat 135

pasien yang opname dengan diagnosa PPOK. Hasil observasi pada tanggal

10-12 April 2014 di Ruang Mawar 1 terdapat 3 orang pasien PPOK yang

Page 16: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

4

kondisinya sedang sesak nafas, dengan yang sudah posisi semi fowler 1 orang

dan yang belum posisi semi fowler 2 orang. Dari hasil wawancara, 2 dari 5

perawat belum mengetahui patofisiologi posisi semi fowler untuk

menurunkan sesak nafas pada pasien PPOK tetapi perawat sudah melakukan

tindakan pemberian posisi semi fowler tersebut pada setiap penderita dengan

sesak nafas.

Salah satu pasien yang sesak nafas tersebut adalah Tn. A dengan

diagnosa PPOK, serta saat penulis mengkaji data didapatkan hasil bahwa Tn.

A sesak nafas dengan terpasang oksigen dua liter per menit tanpa diberikan

posisi semi fowler, dan setelah ditanya pasien mengatakan masih merasa

sesak nafas.

Sehubung dengan adanya masalah diatas, penulis tertarik untuk

menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan aplikasi riset yang berjudul “Pemberian

Posisi Semi Fowler Terhadap Penurunan Sesak Nafas pada Asuhan

Keperawatan Tn. A dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di

Bangsal Mawar 1 RSUD Karanganyar”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan hasil pemberian posisi semi fowler terhadap penurunan sesak

nafas pada Tn. A dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di

Bangsal Mawar 1 RSUD Karanganyar.

Page 17: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

5

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. A

dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

b. Penulis mampu merumuskan masalah diagnosa keperawatan pada Tn.

A dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. A

dengan Penyakit Paru obstruktif Kronik (PPOK)

d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn. A

dengan penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Tn. A dengan

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

f. Penulis mampu mengaplikasikan pemberian posisi semi fowler pada

Tn. A dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) melalui

tindakan pemberian posisi semi fowler

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Profesi Keperawatan

a. Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan tentang pemberian

posisi semi fowler pada pasien sesak nafas ke dalam praktik

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

b. Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan

kasus sesak nafas pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

Page 18: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

6

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai informasi kepada mahasiswa keperawatan dalam mempelajari

asuhan keperawatan pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK).

3. Bagi Penulis

a. Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

b. Serta dapat menerapkan standar asuhan keperawatan untuk

pengembangan praktik keperawatan.

Page 19: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Sistem Pernafasan

Peran sistem pernafasan adalah untuk mengelola pertukaran oksigen

dan karbon dioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua

sel untuk menghasilkan sumber energi, adenosine trifosfat (ATP).

Karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara metabolis aktif dan

membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh. Untuk melakukan

pertukaran gas, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi harus bekerja

sama. Sistem kardiovaskuler bertanggung jawab untuk perfusi darah melalui

paru. Sistem pernafasan melakukan dua fungsi terpisah yaitu, ventilasi dan

respirasi (Corwin, 2002: 394).

Ventilasi mengacu kepada pertukaran udara dari atmosfer masuk dan

keluar paru. Ventilasi berlangsung secara bulk flow. Bulk flow adalah

perpindahan atau pergerakan gas atau cairan dari tekanan tinggi ke rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi yaitu tekanan, resistensi bronkus,

persarafan bronkus, kontrol saraf atas respirasi, neuron motorik yang

menjalankan respirasi, kemoreseptor sentral dan kemoreseptor perifer

(Corwin, 2002: 395).

Respirasi mengacu kepada difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler

yang memperfusinya. Respirasi berlangsung melalui difusi, yaitu

perpindahan suatu gas sesuai penurunan gradient konsentrasinya. Faktor

Page 20: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

8

yang mempengaruhi respirasi yaitu konsentrasi oksigen dan karbon dioksida

dalam alveolus dan kapiler, luas permukaan, jarak untuk difusi, suhu,

koefisien permeabilitas dan perfusi (Corwin, 2002: 398).

B. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

1. Definisi

Penyakit paru obstruktif kronik merupakan penyakit yang

ditandai dengan adanya perlambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya

reversibel, perlambatan aliran darah umumnya bersifat progesif dan

berkaitan dengan respons inflamasi yang abnormal terhadap partikel atau

gas iritan (Aziz dan Soegondo, 2006:105).

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah suatu sindroma

yang ditandai dengan abnormalitas uji aliran udara ekspirasi yang tidak

menunjukkan perubahan bermakna selama periode beberapa bulan

obesrvasi (Brashers, 2000: 85).

Penyakit paru obstruktif kronik (chronic obstructive pulmonary

diseases-COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk

sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh

peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran

patofisiologi utamanya (Somantri, 2007: 43).

Karakteristik PPOK adalah kecenderungan untuk eksarserbasi.

Gejala eksarsebasi akut yaitu bertambahnya sesak nafas, kadang-kadang

disertai mengi, bertambahnya batuk disertai peningkatan

Page 21: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

9

sputum dan sputum menjadi lebih purulen dan berubah warna. Ekserbasi

dapat disebabkan oleh infeksi mukosa trakheobronkial, terutama

Streptococcus Pneumonie, Haemophilus infulenzae, Moraxella

catarrhalis (Aziz dan Soegondo, 2006: 105).

Menurut Aziz dan Soegondo (2006: 106) klasifikasi PPOK dalam

National Heart, Lung and Blood Institute dan WHO, yaitu :

a. Stadium 0 (Derajat Berisiko PPOK)

Spirometri normal, kelainan kronik (batuk, sputum produktif)

b. Stadium I (PPOK Ringan)

VEP1/KVP < 70%, VEP1>80% , dengan atau tanpa keluhan kronik

(batuk, sputum produktif), dipsnea minimal, pemeriksaan fisik

normal.

c. Stadium II (PPOK Sedang)

VEP1/KVP < 70%, 30% < VEP1 < 80% prediksi, (II A : 50% < VEP1

< 80% prediksi), (II B : 30% < VEP1 < 50% prediksi), dengan atau

tanpa keluhan kronik (batuk, sputum produktif), sesak nafas saat

aktivitas yang tidak terlalu berat, mengi, hiperinflasi, dan penurunan

udara yang masuk.

d. Stadium III (PPOK Berat)

VEP1/KVP<70%, VEP1 < 30% prediksi atau VEP1 < 50% sesak

nafas saat aktivitas ringan, gagal nafas serta kor pulmonal.

Page 22: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

10

Gambar 2.1

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

2. Etiologi

Patrick (2006: 181) menyebutkan ada beberapa penyebab dari

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) , yaitu :

a. Faktor lingkungan, merokok, polutan udara, asma kronik

b. Genetik : defisiansi α1 antitripsin merupakan predisposisi untuk

berkembangnya PPOK dini

Merokok menyebabkan hipertrofi kelenjar mukus bronkial dan

meningkatkan produksi mukus, menyebabkan batuk produktif. Pada

bronkhitis kronis perubahan awal terjadi pada saluran udara yang kecil.

Selain itu, terjadi distruksi jaringan paru disertai dilatasi rongga udara

distal yang menyebabkan hilangnya elastic recoil, hiperinflasi,

terperangkapnya udara dan peningkatan usaha untuk bernafas, sehingga

terjadi sesak nafas. Dengan berkembangnya penyakit kadar CO2

meningkat dan dorongan respirasi bergeser dari CO2 ke hipoksemia. Jika

Page 23: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

11

oksigen tambahan menghilangkan hipoksemia, dorongan pernafasan juga

mungkin akan hilang, sehingga memicu terjadinya gagal nafas.

3. Manifestasi Klinis

Menurut Aziz dan Soegondo (2006: 105) manifestasi klinis

PPOK yaitu :

a. Keluhan : sesak nafas, batuk-batuk kronis, sputum yang produktif,

faktor resiko (+), PPOK ringan tanpa keluhan dan gejala

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi : Pernafasan Pursed Lips, takipnea, dada

emfisematous atau barrel chest, dengan tampilan fisik pink puffer

atau blue bloater, bunyi nafas vesikuler melemah, ekspirasi

memanjang, ronki kering atau wheezing, bunyi jantung jauh,

menggunakan otot bantu nafas.

c. Diagnose pasti dengan uji spirometri

1) FEV1 /FVC < 70%

2) Uji bronkodilator

FEV1 pasca bronkodilator < 80% prediksi.

4. Komplikasi

Komplikasi dari PPOK menurut Irman (2007: 56) , yaitu :

a. Hipoksemia

Hipoksemia didefinisikan sebagai penurunan nilai PO2 < 55 mmHg

dengan nilai saturasi O2 < 85 %. Pada awalnya pasien akan

Page 24: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

12

mengalami perubahan mood, penurunan konsentrasi, dan menjadi

pelupa. Pada tahap lanjut timbul sianosis.

b. Asidosis Respiratori

Asidosis respiratori timbul akibat dari peningkatan nilai PCO2

(hiperkapnia). Tanda yang muncul antara lain nyeri kepala, fatigue,

letargi, dizziness, dan takipnea.

c. Infeksi Saluran Pernafasan

Infeksi pernafasan akut disebabkan karena peningkatan produksi

mukus, peningkatan rangsang otot polos bronkhial, dan edema

mukosa. Terhambatnya aliran udara akan meningkatkan kerja nafas

dan menimbulkan dipsnea.

d. Gagal Jantung

Terutama cor pulmonal (gagal jantung kanan akibat penyakit paru-

paru) harus diobservasi, terutama pada pasien dipsnea berat.

Komplikasi ini sering kali berhubungan dengan bronchitis kronis,

namun beberapa pasien enfisema berat juga mengalami masalah ini.

e. Disritmia jantung

Disritmia jantung timbul akibat dari hipoksemia, penyakit jantung

lain, dan efek obat atau terjadinya asidosis respiratori.

5. Penatalaksanaan

Menurut Patrick (2006: 183) ada beberapa penatalaksanaan

dari PPOK :

a. Berhenti merokok harus menjadi prioritas

Page 25: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

13

b. Bronkodilator, bermanfaat pada 20-40% kasus. Pada kasus berat bisa

diberikan dosis tinggi dengan menggunakan nebulizer. Pada penyakit

sedang pemberian kortikostiroid oral percobaan selama 2 minggu

harus dipertimbangkan untuk menentukan reversibelitas obstruksi

saluran pernafasan.

c. Pemberian terapi oksigen jangka panjang selama > 16 jam

memperpanjang usia pasien dengan gagal nafas kronis.

d. Pada ekserbasi akut, pengobatan harus ditingkatkan, yaitu dengan

memberikan oksigen secukupnya untuk meredakan hipoksemia yang

bermakna (PaO2 ≥ 55 mmHg) dan juga dengan nebulizer tiap 20

menit

e. Rehabilitasi paru, khususnya latihan olahraga

6. Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan merupakan bentuk layanan keperawatan

profesional kepada klien dengan menggunakan metodologi proses

keperawatan, asuhan keperawatan diberikan untuk memenuhi kebutuhan

hidup dasar klien pada semua tingkatan usia dan tingkatan focus

(Asmadi, 2005: l 4).

a. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kebutuhan kesehatan

dan keperawatan klien, baik fisik, mental, social dan lingkungan

Page 26: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

14

(Darmawan, 2012: 36). Pengkajian Diagnosis PPOK menurut

Somantri, Irman (2007:55), yaitu :

1) Pemeriksaan Fisik

a) Pada paru-paru

Menggunakan otot bantu pernafasan, dada barrel chest,

gerakan diagfragma berkurang bilateral, perkusi

hipersonan, suara nafas berkurang di seluruh lapang paru,

ekspirasi memanjang dengan mengi ekspirasi dengan

ronkhi diseluruh lapang paru.

b) Pada jantung

Irama teratur dengan kadang-kadang denyut prematur,

terlihat dorongan precordial ringan.

2) Chest X-ray, dapat menunjukkan hiperinflasi paru-paru,

diagfragma mendatar, peningkatan ruang udara retrostenal,

penurunan tanda vaskular/ bullae (emfisema), peningkatan

bentuk bronkovaskular (bronchitis), dan normal ditemukan saat

periode remisi (asma)

3) Pemeriksaan fungsi paru, dilakukan untuk menentukan

penyebab dari dipsnea, menentukan abnormalitas fungsi apakah

akibat obstruksi atau retriksi, memperkirakan tingkat disfungsi,

dan untuk mengevaluasi efek dari terapi, misal : bronchodilator.

4) TLC, meningkat pada bronchitis berat dan biasanya pada asma,

menurun pada emfisema.

Page 27: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

15

5) Kapasitas inspirasi, menurun pada emfisema

6) FEV1/FVC, untuk mengetahu rasio tekanan volume ekspirasi

(FEV) terhadap tekanan kapasitas vital (FVC), rasio menjadi

menurun pada bronkhitis dan asma.

7) Darah komplit

8) Sputum kultur, untuk menentukan adanya infeksi,

mengidentifikasi patogen.

9) Kimia darah

b. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai

respon individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah

kesehatan/ proses kehidupan yang aktual/ potensial yang merupakan

dasar untuk memilih intervensi keperawatan untuk mencapai hasil

yang merupakan tanggung jawab perawat. (Dermawan, 2012: 58).

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan

masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang

akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang

melakukan dari semua tindakan keperawatan. (Dermawan, 2012:

84).

Page 28: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

16

Menurut Soemantri (2007: 78) rencana Asuhan

Keperawatan Pasien dengan PPOK, yaitu :

Table 2.1

Diagnosa keperawatan NANDA, NOC, NIC

No. Diagnosa Keperawatan

(NANDA)

Perencanaan

Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1. Bersihan jalan nafas tidak

efektif

Yang berhubungan dengan :

a. Bronkospasme

b. Peningkatan produksi

secret (secret yang

tertahan, kental)

c. Meurunnya

energi/fatigue

Data-data :

a. Pasien mengeluh sulit

untuk bernafas

b. Perubahan

kedalaman/jumlah

napas,dan penggunaan

otot bantu pernafasan

c. Suara nafas abnormal

seperti wheezing,

ronkhi, dan crackles

d. Batuk (persisten)

dengan atau tanpa

produksi sputum.

Satus Respirasi :

Kepatenan jalan nafas

dengan skala…

(1-5) setelah diberikan

perawatan selama…

a. Tidak ada demam

b. Tidak ada cemas

c. RR (respiratory rate)

dalam batas normal

d. Irama nafas dalam

batas normal

e. Pergerakan sputum

keluar dari jalan nafas

f. Bebas dari suara nafas

tambahan

a. Manajemen jalan

nafas

b. Penurunan

kecemasan

c. Pencegahan aspirasi

d. Fisioterapi dada

e. Latihan batuk

efektif

f. Terapi oksigen

g. Pemberian posisi

semi fowler

h. Memonitor respirasi

i. Memonitor keadaan

umum

j. Memonitor tanda-

tanda vital.

2. Kerusakan pertukaran gas

yang berhubungan dengan :

a. Kurangnya suplai O2

(obstruksi jalan nafas

oleh secret,

bronkospasme, dan

terperangkapnya udara)

b. Destruksi alveoli

Data-data :

a. Dipsnea

b. Bingung, lemah

c. Tidak mampu

mengeluarkan secret

d. Sianosis

e. Sakit kepala

f. Nilai ABGs abnormal

Satus Respirasi :

Pertukaran gas dengan

skala…(1-5) setelah

diberikan perawatan

selama…hari dengan

kriteria :

a. Status mental dalam

batas normal

b. Bernafas dengan

mudah

c. Tidak ada sianosis

d. PO2 dan PCO2 dalam

batas normal

e. Saturasi O2 dalam

rentang normal

a. Managemen asam

basa tubuh

b. Managemen jalan

nafas

c. Latihan batuk

d. Peningkatan

aktivitas

e. Terapi oksigen

f. Memonitor respirasi

g. Memonitor tanda

vital

Page 29: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

17

(hipoksia dan

hiperkapnia)

g. Perubahan TTV

h. Menurunnya toleransi

aktivitas

3. Ketidak seimbangan nutrisi :

nutrisi kurang ari kebutuhan

yang berhubungan dengan :

a. Dipsnea, fatigue

b. Efek samping

pengobatan

c. Produksi sputum

d. Anoreksia,

nausea/vomiting

Data :

a. Penurunan berat badan

b. Kehilangan masa otot,

tunos otot jelek

c. Dilaporkan adanya

perubahan senasi rasa

d. Tidak bernafsu untuk

makan dan tidak tertarik

makan

Status nutrisi :

Intake cairan dan makanan

gas dengan skala…(1-5)

setelah diberikan perawatan

selama…hari dengan

kriteria :

a. Intake makanan adekuat

b. Intake cairan adekuat

c. Intake cairan per oral

adekuat

Status Nutrisi :

Intake nutrient gas dengan

skala… setelah diberikan

perawatan selama… hari

dengan kriteria :

a. Intake kalori adekuat

b. Intake protein,

karbohidrat, dan lemak

Kontrol berat badan

Gas dengan skala…setelah

diberikan perawatan

selama… hari dengan

kriteria hasil :

a. Mampu menjaga intake

kalori secara optimal

b. Mampu menjaga

keseimbangan cairan

c. Mempu mengontrol

intake makanan secara

adekuat

a. Managemen

cairan

b. Monitor cairan

c. Status diet

d. Managemen

gangguan

makanan

e. Managemen

nutrisi

f. Konseling

nutrisi

g. Pengaturan

nutrisi

h. Monitor tanda

vital

i. Managemen

berat badan

C. Sesak Nafas

1. Definisi

Sesak nafas adalah suatu yang dirasakan oleh klien secara

patofisiologis dapat terjadi karena menurunnya oksigenasi jaringan,

meningkatknya kebutuhan oksigen, meningkatnya kerja pernafasan,

Page 30: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

18

adanya rangsang pada system syaraf pusat dan adanya penyakit

neuromuscular (Muttaqin, 2006: 40).

2. Klasifikasi

Menurut Muttaqin (2006: 41) ada 5 klasifikasi sesak nafas yaitu :

a. Sesak nafas tingkat I

Tidak ada batasan atau hambatan dalam melakukan kebiasaan

sehari-hari, sesak nafas terjadi bila klien melakukan aktivitas jasmani

yang lebih berat dari biasanya. Pada tahap ini klien dapat melakukan

pekerjaan sehari-hari dengan baik.

b. Sesak nafas tingkat II

Sesak nafas ini terjadi bila klien melakukan aktivitas penting atau

aktivitas yang biasa dilakukan pada kehidupan sehari-hari. Sesak

baru timbul bila melakukan aktivitas yang lebih berat.

c. Sesak nafas tingkat III

Sesak nafas sudah terjadi bila klien melakukan aktivitas sehari-hari

seperti mandi atau berpakaian, tetapi klien masih dapat melakukan

tanpa bantuan orang lain. Sesak nafas tidak timbul saat klien

beristirahat.

d. Sesak nafas tingkat IV

Klien sudah merasa sesak nafas saat melakukan aktivitas sehari-hari

seperti mandi, berpakaian, dan aktivitas lainnya, sehingga ia

bergantung pada orang lain ketika melakukan kegiatan sehari-hari.

Page 31: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

19

e. Sesak nafas tingkat V

Klien harus membatasi diri dalam segala tindakan atau aktivitas

sehari-hari yang pernah dilaukan secara rutin.

Menurut Angela dalam Refi Safitri dan Annisa Andriyani (2008),

saat terjadi sesak nafas biasanya klien tidak dapat tidur dalam posisi

berbaring, melainkan harus dalam posisi duduk atau setengah duduk

untuk meredakan penyempitan jalan nafas dan memenuhi O2 dalam

darah. Posisi yang paling efektif bagi klien dengan penyakit

kardiopulmonari adalah posisi semi fowler dimana kepala dan tubuh

dinaikan dengan derajat kemiringan 450

, yaitu dengan menggunakan

gaya grafitasi untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi

tekanan dari abdomen ke diagfragma (Perry dan Potter, 2005).

D. Posisi Semi Fowler

1. Definisi

Posisi semi fowler adalah posisi setengah duduk dimana bagian

kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini untuk

memepertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan

pasien (Aziz, 2008: 74).

Posisi semi fowler adalah posisi yang bertujuan untuk

meningkatkan curah jantung dan ventilasi serta mempermudah eliminasi

fekal dan berkemih, dalam posisi ini tempat tidur ditinggikan 45-600

dan

Page 32: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

20

lutut klien agak diangkat agar tidak ada hambatan sirkulasi pada

ekstermitas (Perry dan Grifin, 2005: 78)

Penelitian Supadi, Nurachmah dan Mamnuah (2008), menyatakan

bahwa posisi semi fowler membuat oksigen di dalam paru-paru semakin

meningkat sehingga memperingan kesukaran nafas. Posisi ini akan

mengurangi kerusakan membrane alveolus akibat tertimbunnya cairan.

Hal tersebut dipengaruhi oleh gaya grafitasi sehingga O2 delivery menjadi

optimal. Sesak nafas akan berkurang, dan akhirnya proses perbaikan

kondisi klien lebih cepat.

2. Prosedur

Menurut (Cozier, 2009: 222) prosedur pemberian posisi semi

fowler, yaitu :

a. Posisi klien telentang dengan kepalanya dekat dengan bagian kepala

tempat tidur

b. Elevasi bagian kepala tempat tidur 45-600

c. Letakkan kepala klien di atas Kasur atau di atas bantal yang sangat

kecil

d. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan klien jika klien

tidak dapat mengontrol secara sadar atau menggunakan lengan dan

tangannya

e. Posisikan bantal pada punggung bawah klien

f. Letakkan bantal kecil atau gulungan kain di bawah paha klien

g. Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah mata kaki

Page 33: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

21

h. Letakkan papan penyangga kaki di dasar kaki klien.

Gambar 2.3

Posisi Semi Fowler

Page 34: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

22

BAB III

LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang

dilakukan pada Tn. A dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK),

dilaksanakan pada tanggal 10-11 April 2014.

A. Pengkajian

Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi dan evaluasi. Pengkajian ini dilakukan dengan

metode Allo anamnese dan Auto anamnese, pengamatan, observasi langsung,

pemeriksaan fisik menelaah catatan medis, dan catatan perawat.

1. Identitas Klien

Klien bernama Tn. A, umur 80 tahun, berjenis kelamin laki-laki,

agama Islam, tidak sekolah, mantan pekerja pabrik gula, alamat

Karangrejo, Karanganyar. Klien dirawat di Bangsal Mawar 1 RSUD

Karanganyar. Penanggung jawab klien adalah Ny. S umur 60 tahun,

pekerjaan petani, alamat Karangrejo, Karanganyar, hubungan dengan

klien adalah istri klien.

2. Riwayat Kesehatan Klien

Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis, didapat riwayat

kesehatan klien, Ny. S mengatakan pada tanggal 8 April 2014 pagi klien

mengeluhkan sesak nafas, kemudian klien dibawa ke Puskesmas Kerjo,

Page 35: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

23

dari puskesmas Kerjo klien dirujuk ke RSUD Karanganyar. Sampai

RSUD Karanganyar diterima di IGD, saat dilakukan pemeriksaan fisik

didapat data TD= 140/80 mmHg, N= 88x/menit, RR= 38x/menit, dan

suhu=37,50 C, kemudian klien disarankan untuk opname, klien

dipindahkan ke bangsal Mawar 1. Pada saat dikaji oleh penulis pada

tanggal 10 April 2014 klien mengatakan masih megeluhkan sesak nafas

dan batuk dengan dahak yang sulit keluar, dan dari hasil pemeriksaan

tanda-tanda vital, TD= 120/80 mmHg, N=84x/menit, RR=38x/menit dan

Suhu=37,20 C.

Dari hasil pengkajian yang penulis lakukan didapatkan riwayat

kesehatan terdahulu, klien mengatakan sering dirawat di Rumah Sakit

atau opname karena penyakit yang sama. Klien memiliki riwayat

merokok tetapi sudah berhenti sejak 20 tahun yang lalu. Klien tidak

pernah dioperasi dan juga tidak memiliki riwayat alergi apapun.

Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit

yang menular atau pun menurun. Klien mempunyai satu kakak dan dua

adek, klien menikah dengan Ny.S dan memiliki satu orang anak dan

sudah memiliki 3 cucu. Klien hanya tinggal berdua dengan istrinya.

3. Pola Kesehatan Fungsional

Pola persepsi dan pemeliharaan diri, klien mengatakan kesehatan

itu penting, semisal jika sehat mau makan apa saja enak, tetapi saat sakit

makan rasanya tidak enak, dan klien mengatakan selalu memeriksakan

diri jika sudah merasa sakit.

Page 36: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

24

Pola nutrisi dan metabolisme, sebelum sakit klien mengatakan

makan 3x sehari dalam 1 porsi ada nasi, lauk, sayur mayor, minum teh 2x

sehari, dan air putih kurang lebih 5 gelas belimbing/hari. Selama sakit

klien mengatakan tidak mau makan, hanya makan 2-3 sendok disetiap

porsinya, dan minum hanya teh jatah dari rumah sakit itu juga tidak

habis. Klien mengatakan jika makan dan minum rasa sesak nafas

semakin terasa. Hasil pemeriksaan IMT= 19, 60 (BB masih normal).

Pola eliminasi urine, sebelum sakit klien mengatakan BAK

kurang lebih tujuh kali sehari dengan pancaran kuat, bau khas warna

kuning, tidak ada keluhan. Sedangkan selama sakit klien BAK kurang

lebih tiga kali sehari, dengan pancaran kuat , bau khas, warna kuning

jernih, dan juga tidak ada keluhan. Pada eliminasi alvie, sebelum sakit

klien BAB satu kali sehari, dengan konsistensi lembek, warna kuning

kecoklatan, dan tidak ada keluhan. Selama sakit klien mengatakan sejak

masuk rumah sakit belum BAB.

Pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit klien melakukan

kegiatan seperti makan/minum, toileting, berpakaian, mobilitas di tempat

tidur, berpindah, ambulasi,/ROM secara mandiri. Sedangkan selama sakit

klien makan/minum, toileting, berpakaian dan berpindah dibantu orang

lain, sedangkan mobilitas di tempat tidur dan ambulasi/ROM bisa

dilakukan secara mandiri.

Pola istirahat tidur klien, sebelum sakit klien mengatakan tidur di

malam hari kurang lebih 7-8 jam, dan kadang tidur siang kurang lebih 2

Page 37: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

25

jam, tidak ada keluhan saat tidur, dan saat bangun terasa nyaman. Selama

sakit, klien mengatakan tidak bisa tidur di malam hari, karena sesak nafas

yang dirasakannya, dan karena suasana yang ramai. Klien tidur hanya 2-3

jam setiap malam dan di siang hari tidur 2 jam dan sering terbangun.

Pola kognitif dan perseptual, sebelum sakit klien mengatakan

sudah mengalami penurunan penglihatan dan sudah memakai alat bantu

penglihatan. Namun pada pendengaran klien normal. Dan selama sakit

fungsi indera penglihatan dan pendengaran klien sama seperti waktu

sebelum sakit.

Pola persepsi konsep diri, pada body image/gambaran diri klien

mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya yang dimiliki, karena

semua harus disyukuri. Identitas diri, klien adalah seorang laki-laki dan

mantan pekerja pabrik gula. Peran klien saat ini adalah sebagai seorang

kepala keluarga. Ideal diri, klien mengatakan ingin cepat sembuh dan

supaya bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Harga diri, klien adalah

seorang suami, ayah, dan kakek yang disayangi oleh istri, anak dan

cucunya.

Pada pola hubungan dan peran, sebelum sakit klien mengatakan

memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga. Selama

sakit hubungan itu masih terjalin baik, dapat dilihat dari banyaknya

keluarga dan tetangga yang menjenguk.

Page 38: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

26

Pola seksualitas dan reproduksi, pasien adalah seorang laki-laki

dan sudah memiliki 1 orang anak laki-laki. Klien sudah tidak pernah

melakukan hubungan intim dengan istri.

Pola mekanisme koping, klien mengatakan sudah berusaha

bersabar dan berdoa, klien juga mengatakan menerima sakit yang

dideritanya

Pola nilai dan keyakinan, klien mengatakan beragama Islam,

klien sebelum sakit rajin melakukan ibadah sholat 5 waktu, tetapi saat

sakit klien tidak melakukan kegiatan ibadah.

4. Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan, keadaan umum pasien baik. Tingkat

kesadaran pasien sadar penuh (composmentis) dengan nilai GCS

(Glasgow Coma Scale) = 15 (E= 4, M=5, V=6), hasil pemeriksaan tanda-

tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, pernafasan

38x/menit irama tidak teratur, nadi 84x/menit dengan irama teratur teraba

kuat dan suhu 37, 20 C.

Bentuk kepala mecocepal tidak ada cidera, rambut beruban.

Bentuk telingan kanan dan kiri simetris, tidak ada serumen, pendengaran

baik. Bentuk mata simetris kanan dan kiri,palpebra terlihat sedikit hitam,

konjungtiva tidak enemis, sclera tidak ikterik dan pupil isokor, sudah

terdapat penurunan penglihatan. Lubang hidung simetris dan tidak

terdapat polip. Mulut simetris, mukosa kering dan tidak ada stomatitis.

Page 39: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

27

Leher tidak ada kaku kuduk, tidak ada jejas, tidak ada peningkatan vena

jugularis.

Pada pemeriksaan, paru-paru : inspeksi bentuk dada barel chest,

terdapat retraksi dada, pengembangan paru kanan dan kiri sama, palpasi:

vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, perkusi: sonor di seluruh

lapang paru, auskultasi: terdengar suara vesikuler menurun, suara ronkhi

kasar, dan wheezing di seluruh lapang paru. Jantung : Inspeksi bentuk

dada kanan dan kiri sama, palpasi ictus cordis tidak tampak, perkusi

suara pekak batas kanan atas SIC 2 linea paru dextra, batas kanan bawah

SIC 4 linea paru scernalis dextra, batas kiri SIC 4 linea media clavicula

sinistra, auskultasi, tidak ada suara tambahan regular. Abdomen :

inspeksi, perut datar, umbilicus bersih, auskultasi, suara peristaltik usus

15x/ menit, perkusi suara pekak pada quadran I (hati), suara tympani

pada quadran II (lambung), suara tympani pada quadran III (usus besar),

suara tympani pada quadra IV (usus buntu), palpasi tidak ada nyeri

tekan.

Genetalia dan rektum bersih tidak ada kelainan. Pada ektremitas

kekuatas otot kanan dan kiri 5, capillary refill < 3 detik, tidak ada

perubahan tulang.

5. Data Penunjang

Pada pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium

yang dilakukan pada tanggal 8 April 2014 didapatkan hasil sebagai

berikut : Hemoglobin sebesar 13, 6 g/dL (nilai normal 12,00-16,00),

Page 40: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

28

hematokrit 44,4 % (37,00-47,00), lekosit 7,8 x10^3 uL (5-10), trombosit

162 7,8 x10^3 uL (150-300), eritrosit 4,91 x10^6 uL (4,00-5,00), MPV

5,3 fL (6,5-12,00), PDW 19,2 % (9,0-17,00), MCV 90,4 fL (82,00-

92,00), MCH 28,1 pg (27,00-31,00), MCHC 31,1 g/dL (32,00-37,00),

Limfosit % 12,92 % (25,00-40,00), monosit % 8,12 % (3,0-9,0), limfosit#

1,0 x10^3 uL (1,25-4,00), monosit# 0,2 x10^3 uL (0.30-1,00), gran %

79,04 % (50,00-70,00), Gran# 6,2 x10^3 uL (2,50-7,00), RDW 13,6 %

(11,5-14,7), GDS 93 mg/dL (70-150).

6. Terapi

Pada tanggal 8 April 2014 terapi yang diberikan adalah infus

Ringer Lakta 20 tetes per menit fungsinya untuk mengembalikan

keseimbangan elektrolit, injeksi ranitidine 50mg/12 jam fungsinya untuk

pengobatan jangka pendek tukak lambung , Captropil 3x1 (12,5 mg)

fungsinya untuk menurunkan tekanan darah, OBH 3x1 fungsinya untuk

mengencerkan dahak/secret. Terapi pada tanggal 10-11 April 2014 yaitu

infus Ringer Laktat 20 tetes per menit, ceftriaxone 1mg/12 jam fungsinya

untuk mencegah infeksi pada saluran nafas, dexamethasone 10mg/8 jam

fungsinya untuk mencegah inflamasi, pragesol 1000mg/8 jam fungsinya

untuk mengurangi nyeri, aminophilin per drip 48 mg/ 8 jam fungsinya

untuk obat saluran nafas, dan ambraxol tab 3x1 (30 mg) fungsinya untuk

mengencerkan dahak (ISO, 2011).

Page 41: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

29

B. Perumusan Masalah Keperawatan

Dari hasil pengkajian dan observasi diatas penulis merumuskan

masalah utama yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan produksi mukus dan peningkatan sekresi lendir dengan alasan

karena merupakan keluhan utama yang dirasakan klien dan harus segera

ditangani. Prioritas diagnosa keperawatan pada Tn. A adalah bersihan jalan

nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mucus dan

peningkatan sekresi lendir. Data penunjang diagnosa keperawatan tersebut

meliputi data subyektif klien mengatakan sesak nafas dengan batuk berdahak

tetapi dahak sulit untuk dikeluarkan. Data obyektif yang didapat adalah Tn. A

tampak lemah, pada pemeriksaan paru-paru : inspeksi bentuk dada barel chest

(dada tong), terdapat retraksi dada, pengembangan paru kanan dan kiri sama,

palpasi: vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, perkusi: sonor di seluruh

lapang paru, auskultasi; terdengar suara vesikuler menurun, suara ronkhi

kasar, dan wheezing di seluruh lapang paru. Tekanan darah 120/80 mmHg,

suhu 37,20 C, Nadi 84x/menit dan RR 38x/menit.

Dan untuk diagnosa yang kedua penulis merumuskan masalah

gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik dan

lingkungan. Dengan data penunjang meliputi data subyektif klien mengatakan

tidak bisa tidur, tidur selalu terganggu karena suasana ramai dan sesak nafas

yang dirasakannya. Dan data obyektifnya, klien tampak tidak segar, palbebra

kehitaman.

Page 42: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

30

Diagnosa yang ketiga penulis merumuskan masalah resiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder terhadap peningkatan kerja

pernafasan. Dengan data penunjang meliputi data subyektif klien mengatakan

tidak nafsu makan, hanya makan 3 sendok karena saat menelan terasa

semakin sesak. Data obyektif makanan tampak masih utuh, konjungtiva tidak

enemis, IMT = 19,60 (Berat badan normal).

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Hasil analisa di atas, maka penulis membuat prioritas diagnosa

keperawatan yang pertama bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan peningkatan produksi mukus dan peningkatan sekresi lendir, yang

kedua gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik dan

lingkungan, yang ketiga resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi

sekunder terhadap peningkatan kerja pernafasan.

D. Tujuan dan Kriteria Hasil

Setelah ditemukan masalah keperawatan, kriteria hasil yang ingin

dicapai berdasarkan kriteria SMART, S (spesifik), M (Measureable), A

(Achieveable), R (Region), T (Time). Pada diagnosa pertama, tujuan kriteria

hasil yang ingin dicapai adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2x24 jam, diharapkan bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria

Page 43: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

31

hasil: klien mampu mendemonstrasikan batuk terkontrol, klien dapat

mengeluarkan sekret, RR (Respiratory Rate) dalam batas normal (16-

24x/menit), tidak ada bunyi nafas tambahan.

Pada diagnosa kedua, tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan pola

tidur klien terpenuhi dengan kriteria hasil : klien tidur 7-8 jam per hari, klien

tampak segar, klien melaporkan tidak ada gangguan tidur.

Pada diagosa ketiga, tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapakan klien

akan menunjukkan kemajuan status nutrisi dengan kriteria hasil : klien tidak

mengalami penurunan berat badan dan masukan makanan meningkat.

E. Perencanaan Keperawatan

Penulis melakukan intervensi keperawatan berdasarkan ONEC, O

(observation), N (Nursing), E (Education), C (Colaboration). Pada diagnosa

pertama, rencana keperawatan yaitu observasi status pernafasan, rasional

untuk memantau perkembangan pernafasan. Observasi tanda-tanda vital,

rasional untuk menentukan status pernafasan dan kesadaran. Kaji kemampuan

klien untuk mengeluarkan secret, ajarkan batuk efektif, fisioterapi dada, dan

suction, rasionalnya memantau tingkat kepatenan jalan nafas dan

meningkatkan kemampuan klien membebaskan jalan nafas. Berikan posisi

semi fowler, rasionalnya menurunkan kerja otot pernafasan dengan pengaruh

grafitasi. Berikan terapi oksigen, rasionalnya memenuhi kebutuhan oksigen.

Page 44: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

32

Kolaborasi dengan dokter pemberian obat mukolitik, rasionalnya, untuk

mengencerkan secret agar mudah keluar.

Pada diagnosa yang kedua, rencana keperawatannya yaitu, kaji pola

tidur dan istirahat klien rasionalnya mengetahui gangguan istirahat/ tidur

klien untuk menentukan intervensi selanjutnya. Ciptakan lingkungan yang

tenang rasionalnya lingkungan yang tenang dapat memberikan ketenangan

untuk tidur dan istirahat. Anjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang

cukup rasionalnya tidur yang cukup dapat memberi rasa segar pada klien dan

mempercepat proses penyembuhan. Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi oksigen di malam hari rasionalnya untuk melegakan jalan

nafas dan menyamankan saat tidur.

Pada diagnosa yang ketiga rencana keperawatan yaitu kaji masukan

makanan rasionalnya pasien distrees pernafasan sering anoreksia sehingga

cenderung berat badan menurun. Berikan perawatan oral rasionalnya

kebersihan oral meningkatkan nafsu makan. Anjurkan makan sedikit tapi

sering rasionalnya membantu mencegah distensi gaster dan ketidaknyamanan.

Hidangkan makanan dalam porsi hangat rasionalnya meningkatkan nafsu

makan. Kolaborasi dengan ahli gizi utuk menentukan diit rasionalnya

menentukan diit yang tepat.

F. Implementasi Keperawatan

Tanggal 10 April 2014, tindakan keperawatan yang dilakukan

berdasarkan diagnosa yang pertama yaitu, pada jam 08.30 mengobservasi

Page 45: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

33

tanda-tanda vital dengan respon subyetif klien mengatakan bersedia

dilakukan pemeriksaan TTV, dan respon obyektif keadaan umum

composmentis, tekanan darah 120/80mmHg, nada 84x/menit, suhu 37,20 C,

dan pernafasan 38x/menit. Jam 09.15 mengobservasi status pernafasan klien

dengan respon subyektif klien mengatakan masih sesak nafas dan sering

batuk-batuk dengan dahak sulit keluar, dan respon obyektif Tn. A tampak

lemah, Respiratory Rate 36x/menit, auskultasi terdengan suara ronkhi dan

wheezing di seluruh lapang paru. Jam 10.00 memberikan posisi semi fowler

dengan respon subyektif klien mengatakan posisi semi fowler membuatkan

lebih rileks, dan respon obyektif Tn. A tampak lebih nyaman. Jam 10.00

memberikan terapi oksigen kanul 2 liter per menit, dengan respon subyektif

klien mengatakan oksigen melegakan jalan nafasnya, dan respon obyektif

klien tampak nyaman. Jam 11.00 memberikan terapi obat sesuai advis dokter

yaitu injeki ceftriaxone 1mg/12 jam, injeksi pragesol 1000mg/8 jam, injeksi

dexamethasone 10mg/8 jam, dan OBH 3x1 sendok makan, dengan respon

subyektif klien bersedia diberikan obat, dan respon obyektif klien tampak

sedikit kesakitan saat obat dimasukkan via IV.

Tindakan keperawatan pada diagnosa yang kedua yaitu, jam 10.45

mengkaji pola tidur dan istirahat klien dengan respon subyektif istri klien

mengatakan klien sulit untuk tidur, jika tidur mudah tebangun karena ramai

dan karena sesak yang dirasakan dan respon obyektif klien tampak lemas dan

tidak segar. Jam 10.50 menganjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur

yang cukup dengan respon subyektif klien mengatakan akan berusaha untuk

Page 46: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

34

tidur. Jam 11.00 menciptakan lingkungan yang tenang dengan membatasi

pengunjung dengan respon subyektif istri klien mengatakan akan menciptakan

lingkungan yang tenang untuk suaminya dan respon obyektif klien tampak

tenang.

Tindakan keperawatan pada diagnosa yang ketiga yaitu jam 10.40

mengkaji msukan makanan, dengan respon subyektif klien mengatakan hanya

makan 3 sendok, karena jika makan semakin terasa sesak dan respon obyektif

jatah makanan dari rumah sakit masih utuh, klien tampak lemah. Jam 12.00

menganjurkan makan sedikit tapi sering dengan respon subyektif klien

mengatakan mau makan dan respon obyektif klien tampak makan. Jam 12.15

menghidangkan makanan dalam porsi hangat dengan respon subyektif klien

mengatakan suka makanan yang masih hangat dan respon obyektif klien

tampak memakan 3-4 sendok.

Tanggal 11 April 2014, jam 08.00 WIB, tindakan keperawatan yang

dilakukan untuk diagnosa pertama yaitu mengobservasi tanda-tanda vital

dengan respon subyektif klien mengatakan bersedia dilakukan pemeriksaan

tanda-tanda vital dan respon obyektif keadaan umum klien baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 150/90mmHg, nadi 88x/menit, suhu 37,50 C,

pernafasan 34x/menit. Jam 08.15 mengobservasi status pernafasan dengan

respon subyektif klien mengatakan masih merasakan sesak nafas dengan

batuk dahak sulit keluar, dan respon obyektif klien tampak lemah, RR

38x/menit, auskultasi terdengar wheezing memanjang diseluruh lapang paru.

Jam 09.00 mempertahankan posisi semi fowler dengan respon subyektif klien

Page 47: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

35

mengatakan bersedia diberi posisi semi fowler karena pernafasannya lebih

nyaman dan respon obyektif klien tampak lebih nyaman. Jam 09.15

memberikan terapi oksigen nasal kaul 2 liter per menit, dengan respon

subyektif klien bersedia, dan respon obyektif, klien tampak nyaman. Jam

11.00 memberikan obat sesuai advis dokter yaitu injeksi ceftriaxone 1mg/12

jam, Aminophilin per drip 48mg/8 jam, dan ambraxol tab 3x1 (30mg) dengan

respon subyektif klien bersedia diberikan obat dan respon obyektif klien

tampak tenang saat obat dimasukkan.

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa yang kedua

yaitu, 09.30 mengkaji pola tidur dan istirahat klien dengan respon subyektif

klien mengatakan semalam tidak bisa tidur karena sudah tidak betah, dan

karena sesak nafas yang dirasakanya dan respon obyektif klien tampak lemah,

palbebra hitam. Jam 10.00 menciptakan posisi/ lingkungan yang nyaman

dengan respon subyektif klien mengatakan akan berusaha untuk tidur dan

respon obyektif pasien tampak tidur saat menjelang siang. Jam 10.30

kolaborasi dengan dokter pemberian terapi oksigen dengan respon subyektif

klien mengatakan nyaman dengan dipasangi oksigen dan respon obyektif

klien tampak bisa tidur walaupun sering terbangun.

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa yang ketiga

yaitu jam 08.45 mengkaji masukan makanan dengan respon subyektif klien

mengatakan sudah mau makan lebih banyak dan respon obyektif jatah

makanan yang disediakan sudah muali dihabiskan oleh klien, klien masih

terlihat lemas. Jam 12.00 menghidangkan makanan dalam porsi hangat

Page 48: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

36

dengan respon subyektif klien mengatakan makanan hangat membuatnya

nafsu makan dan respon obyektif makanan klien berkurang. Jam 13.00

menganjurkan klien/keluarga klien memberikan perawatan oral dengan

respon subyektif klien mengatakan mulitnya lebih segar dan respon obyektif

mulut kelihatan bersih.

G. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi pada tanggal

10 April 2014 dengan metode SOAP , diagnosa pertama hasilnya adalah

subyektif klien mengatakan masih merasa sesak nafas dengan batuk dan

dahak sulit keluar. Obyektif, auskultasi terdengar suara ronkhi dan wheezing

di seluruh lapang paru, pasien tampak lemah, tekanan darah 120/80mmHg,

nada 84x/menit, suhu 37,20 C RR (Respiratory Rate) 34x/menit. Analisis

masalah keperawatan belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi dan

intervensi yang dilanjutkan meliputi observsi tanda-tanda vital, observasi

status pernafasan, berikan posisi semi fowler, kolaborasi pemberian obat

sesuai advis dokter.

Diagnosa kedua hasilnya, subyektif klien mengatakan tidak bisa tidur

karena suasana ramai dan sesak nafas yang dirasakannya. Obyektif klien

masih tampak lemah, palbebra kehitaman. Analisis masalah keperawatan

belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi dan intervensi yang dilanjutkan

meliputi kaji pola tidur dan istirahat tidur, ciptakan lingkungan yang tenang,

kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi oksigen di malam hari.

Page 49: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

37

Diagnosa ketiga hasilnya, subyektif klien mengatakan hanya makan

sedikit karena jika untuk makan semakin terasa sesak. Obyektif klien tampak

lemah, konjuntiva tidak enemis, makanan yang disediakan masih utuh.

Analisis masalah keperawatan belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi

dan intervensi yang dilanjutkan meliputi kaji masukan makanan, berikan

perawatan oral.

Hasil evaluasi pada tanggal 11 April 2014 untuk diagnosa pertama

yaitu subyektif klien mengatakan semalam tidak bisa tidur karena sesak nafas

yang dirasakannya, klien masih batuk dan belum mengeluarkan dahaknya.

Obyektif klien tampak lemah, tekanan darah 150/90mmHg, nadi 88x/menit,

suhu 37,50 CRR (Respiratory Rate) 34x/menit, auskultasi terdengar wheezing

memanjang di seluruh lapang paru. Analisa masalah keperawatan belum

teratasi. Planning lanjutkan intervensi dan intervensi yang dilanjutkan

meliputi observasi status pernafasan, observasi tanda-tanda vital, pertahankan

posisi semi fowler, kolaborasi pemberian obat sesuai advis dokter.

Diagnosa kedua hasilnya yaitu subyektif klien mengatakan tidak bisa

tidur saat malam karena sesak yang dirasakannya, tetapi klien bisa tidur saat

menjenga siang. Obyektif klien tampak lemah, palpebral kehitaman. Analisis

masalah keperawatan belum teratasi. Planning, lanjutkan intervensi dan

intervensi yang dilanjutkan meliputi kaji pola tidur dan istirahat, ciptakan

lingkungan yang tenang.

Diagnosa yang ketiga hasilnya yaitu subyektif klien mengatakan sudah

mau makan lebih banyak jika disajikan dalam keadaan hangat. Obyektif klien

Page 50: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

38

masih tampak lemah, konjungtiva tidak enemis, makanan yang disediakan

sudah mulai berkurang. Analisis masalah keperawatan belum teratasi.

Planning lanjutkan intervensi dan intervensi yang dilanjutkan meliputi kaji

msukan makanan, sajikan makanan dalam keadaan hangat, berikan perawatan

diri.

Page 51: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

39

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Pemberian Posisi Semi

Fowler terhadap penurunan sesak nafas pada asuhan keperawatan Tn. A

dengan penyakit paru obrtruktif kronik (PPOK) di Bangsal Mawar 1 RSUD

Karanganyar”. Disamping itu bab ini penulis juga akan membahas tentang

faktor pendukung dan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara teori dan

kenyataan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi, dan evaluasi. Prinsip dari pembahasan ini memfokuskan pada

kegawat daruratan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia di dalam

asuhan keperawatan. Penulis akan membahas semua diagnosa yang khususnya

diagnosa keperawatan utama, alasannya karena yang paling aktual dan harus

terlebih dahulu ditangani.

Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan penyakit yang ditandai

dengan adanya perlambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel,

perlambatan aliran darah umumnya bersifat progesif dan berkaitan dengan

respons inflamasi yang abnormal terhadap partikel atau gas iritan (Aziz dan ,

Soegondo, 2006: 105).

Page 52: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

40

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan

keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. Tujuan dari

pengkajian adalah untuk memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan

klien, menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien, menilai

keadaan kesehatan klien, membuat keputusan yang tepat dalam

menentukan langkah-langkah berikutnya (Dermawan, 2012: 36).

Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 10 April 2014 dengan

alloanamnesa dan autoanamnesa. Hasil yang didapat yaitu data subyektif

klien mengatakan masih megeluhkan sesak nafas dan batuk dengan dahak

yang sulit keluar, dan dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, TD=

120/80 mmHg, N=84x/menit, RR=36x/menit dan suhu=37,20 C.

Serangan PPOK ditandai dengan keluhan klien sesak nafas, batuk-

batuk kronis, sputum yang produktif, terdapat otot bantu pernafasan,

takipnea (Aziz dan Sidartawan, 2006: 105).

Ada beberapa penyebab dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK) , yaitu faktor lingkungan, merokok, polutan udara, asma kronik

(Patrick, 2007: 181). Pada Tn. A penyebab dari PPOK yang dialami yaitu

karena Tn. P memiliki riwayat sebagai perokok aktif dan sudah berhenti

20 tahun yang lalu. Tn. A juga mantan pekerja di pabrik gula dan sering

terpapar polutan udara.

Page 53: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

41

Asap rokok menyebabkan inflamasi epitel bronkus dan

penghancuran radikal oksigen toksin pada antielastase yang pada

gilirannya, mengakibatkan kerusakan alveolus dan bronkus. Kerusakan

pada dinding bronkus mengakibatkan obstruksi jalan nafas ekspirasi baik

karena kehilangan elastistas jalan nafas, peningkatan produksi mukus,

atau karena keduanya. Obstruksi ekspirasi dengan terperangkatnya udara,

meningkatkan beban kerja pernafasan, dan ventilasi yang tidak merata

mengakibatkan penurunan volume pernafasan per menit. Pasien dengan

obstruksi jalan nafas akan datang dengan keluhan dipsnea, pemanjangan

ekspirasi dan mengi/wheezing (Brasher, 2008: 91).

Dalam pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa

keadaan umum klien composmentis. Pemeriksaan sistem pernafasan

diperoleh Tn. A sesak nafas, batuk dengan dahak tidak bisa keluar,

pernafasan 36x/menit (rentan normal 16-24x/menit) dan suhu 37,20 C.

pada pemeriksaan paru-paru didapat inspeksi bentuk dada barel chest

terdapat retraksi dada, pengembangan paru kanan dan kiri sama, palpasi:

vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, perkusi: sonor di seluruh

lapang paru, auskultasi; terdengar suara vesikuler menurun, suara ronkhi

kasar, dan wheezing di seluruh lapang paru. Posisi tidur klien adalah

supinasi.

Pada penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan ditemukan

pemeriksaan fisik yaitu pernafasan Pursed Lips, takipnea, dada

emfisematous atau barrel chest, dengan tampilan fisik pink puffer atau

Page 54: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

42

blue bloater, bunyi nafas vesikuler melemah, ekspirasi memanjang, ronki

kering atau wheezing, bunyi jantung jauh, menggunakan otot bantu nafas

(Aziz dan Sidartawan, 2006: 105).

Menurut Allen (2008) dalam Melanie (2012), bahwa posisi tidur

mempengaruhi keadaan pasien kardiopulmonari. Posisi tidur dengan

posisi kepala dielevasikan dengan tempat tidur kurang lebih 45 derajat

akan mempertahankan curah jantung dan sesak nafas berkurang. Pada

posisi tidur berbarig (lying flat) akan menyebabkan sesak nafas semakin

berat. Menurut Angela dalam Refi Safitri dan Annisa Andriyani (2008),

saat terjadi sesak nafas biasanya klien tidak dapat tidur dalam posisi

berbaring, melainkan harus dalam posisi duduk atau setengah duduk

untuk meredakan penyempitan jalan nafas dan memenuhi O2 dalam

darah.

Tn. A termasuk pada PPOK stadium II (PPOK sedang) yaitu

dengan keluhan batuk dan sputum produktif, sesak nafas saat aktivitas

yang tidak terlalu berat, mengi, wheezing, dan penurunan udara yang

masuk (Aziz dan Soegondo, 2006: 106) .

Selama sakit Tn. A mengatakan tidak bisa tidur, tidur hanya 3-4

jam per hari dan sering terbangun karena sesak nafas yang dirasakan.

Data dasar pada pengkajian aktivitas/istirahat pasien dengan PPOK

menyatakan bahwa pasien PPOK akan mengalami gangguan intensitas

tidur karena mengalami distress pernafasan dan perlu tidur dalam posisi

duduk tinggi (Doengoes, 2000: 152).

Page 55: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

43

Tn. A juga mengatakan tidak mau makan, hanya makan 2-3

sendok disetiap porsinya, dan minum hanya teh jatah dari rumah sakit itu

juga tidak habis. Klien mengatakan jika makan dan minum rasa sesak

nafas semakin terasa. Data dasar pada pengkajian makanan/ cairan pasien

PPOK akan didapat hasil nafsu makan buruk/ anoreksia,

ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan, penurunan

berat badan , turgor kulit buruk (Dongoes, 2000: 153).

Selama sakit Tn. A melakukan aktivitas makan/ minum, toileting,

berpakaian dan berpindah dibantu orang lain. Itu disebabkan Tn. A sudah

merasa sesak jika melakukan banyak aktivitas. Tn. A termasuk dalam

klasifikasi sesak nafas tingkat IV yaitu klien sudah merasa sesak nafas

saat melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, dan

aktivitas lainnya, sehingga ia bergantung pada orang lain ketika

melakukan kegiatan sehari-hari (Muttaqin, 2006: 41).

Terapi yang diberikan pada Tn. A adalah infus Ringer Lakta 20

tetes per menit fungsinya untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit,

injeksi ranitidine 50mg/12 jam fungsinya untuk pengobatan jangka

pendek tukak lambung, Captropil 3x1 (12,5 mg) fungsinya untuk

menurunkan tekanan darah, OBH 3x1 fungsinya untuk mengencerkan

dahak/secret. Terapi pada tanggal 10-11 April 2014 yaitu infus Ringer

Laktat 20 tetes per menit, ceftriaxone 1mg/12 jam fungsinya untuk

mencegah infeksi pada saluran nafas, dexamethasone 10mg/8 jam

fungsinya untuk mencegah inflamasi, pragesol 1000mg/8 jam fungsinya

Page 56: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

44

untuk mengurangi nyeri, aminophilin per drip 48 mg/ 8 jam fungsinya

untuk obat saluran nafas, dan ambraxol tab 3x1 (30 mg) fungsinya untuk

mengencerkan dahak (ISO, 2011).

Pada saat masuk rumah sakit tekanan darah Tn. A 140/90 mmHg

kemudian klien diberi terapi captropil 12.5 mg, kemudian tekanan darah

klien menjadi 120/80 mmHg. Pemberian ambraxol untuk mengecerkan

dahak belum sepenuhnya berhasil karena dahak masih tertahan dan

belum bisa keluar.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon

individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan/ proses

kehidupan yang aktual/ potensial yang merupakan dasar untuk memilih

intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung

jawab perawat. Tujuannya adalah mengarahkan rencana asuhan

keperawatan untuk membantu klien dan keluarga beradaptasi terhadap

penyakit dan menghilangkan masalah keperawatan kesehatan (Dermawan,

2012: 58).

Dari data pengkajian yang sudah didapat penulis, tidak semua

diagnosa yang ada dalam teori muncul pada Tn. A. Diagnosa yang tidak

muncul adalah diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

kurangnya suplai oksigen dengan alasan karena pada pengkajian batasan

karakteristik gangguan pertukaran gas belum terjadi pada Tn. A tidak

Page 57: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

45

didapat data klien kebingungan, klien tidak mengalami sakit kepala, tidak

ada sianosis, klien juga masih dalam keadaan sadar. Sedangkan pengertian

dari gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan pada

oksigenasi dan atau eliminasi pada membran alveolar kapiler (Herdman,

2010: 128).

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 10 April 2014 didapat

hasil untuk diagnosa pertama, yaitu data subyektif klien mengatakan sesak

nafas dengan batuk berdahak tetapi dahak sulit untuk dikeluarkan. Dengan

data obyektif yang didapat adalah Tn. A tampak lemah, pada pemeriksaan

paru-paru : inspeksi bentuk dada barel chest (dada tong), terdapat retraksi

dada, pengembangan paru kanan dan kiri sama, palpasi: vocal fremitus

kanan dan kiri tidak sama, perkusi: sonor di seluruh lapang paru,

auskultasi; terdengar suara vesikuler menurun, suara ronkhi kasar, dan

wheezing di seluruh lapang paru. Tekanan darah 120/80 mmHg, suhu

37,20 C, Nadi 84x/menit dan RR 36x/menit. Maka muncul masalah

keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan produksi mucus dan peningkatan sekresi lendir (Soemantri

2007: 78). Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan ketidakmampuan

untuk membersihkan sekresi atau obtruksi dari saluran nafas untuk

mempertahankan bersihan jalan nafas. Batasan karakteristik dari bersihan

jalan nafas tidak efektif yaitu ada suara nafas tambahan, perubahan

frekuensi nafas, perubahan irama nafas, dipsnea, sputum dalam jumlah

yang berlebih, batuk yang tidak efektif, gelisah (Herdman, 2010: 356).

Page 58: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

46

Pada batasan karakteristik gelisah, sudah terkaji oleh penulis akan tetapi

belum didokumentasikan oleh penulis karena kekurang telitian penulis dan

keterbatasan waktu.

Pada diagnosa yang kedua penulis memunculkan masalah

gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik dan

lingkungan. Karena saat pengkajian didapat data subyektif klien

mengatakan tidur hanya 3-4 jam per hari sering terbangun karena suasana

yang ramai dan karena sesak nafas yang dialaminya. Dan data obyektif

klien tampak lemas dan tidak segar. Gangguan pola tidur merupakan

gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur. Batasan karakteristik

gangguan pola tidur yaitu perubahan pola tidur abnormal, keluhan verbal

kurang istirahat dan kurang puas saat tidur, penurunan kemampuan fungsi,

melaporkan sering terjaga, melaporkan tidak mengalami kesulitan jatuh

tidur (Herdman, 2009: 134). Pasien dengan sesak nafas juga akan

mengalami gangguan pola tidur karena mengalami distress pernafasan

(Doengoes, 2000: 152). Data klien melaporkan sering terjaga di malam

hari sudah terkaji oleh penulis namun karena kekurangtelitian maka tidak

terdokumentasi di asuhan keperawatan Tn. A.

Diagnosa ketiga penulis menegakkan masalah keperawatan resiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder terhadap peningkatan

kerja pernafasan. Penulis mengacu pada data subyektif klien mengatakan

hanya makan 3-4 sendok karena jika makan terasa lebih sesak. Dan data

Page 59: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

47

obyektif klien tampak lemah. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh merupakan kondisi dimana asupan nutrisi tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Batasan karakteristik dari

gangguan nutrisi yaitu penurunan berat badan, tidak bernafsu untuk

makan, kehilangan masa otot dan tonus otot jelek (Herdman, 2009: 86).

Penulis mengangkat masalah nutrisi dalam kategori resiko , hal ini karena

belum ada penurunan berat badan dan belum ada kehilangan masa otot.

Untuk mengkaji status nutrisi pasien, dapat dilakukan dengan

pengkajian nutrisi berdasarkan ABCD yaitu A (Anthropometric) yaitu

mengkaji status nutrisi dan ketersediaan energi otot, yang terdiri dari

tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, dan tebal lipatan tubuh. B

(Biochemical) yaitu mengkaji status nutrisi yang ditunjang dengan

pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari hemoglobin, hematokrit dan

albumin. C (Clinical sign of nutrional status) yaitu dengan memperhatikan

tanda-tanda abnormal secara fisiologisnya seperti melihat rambut, kulit,

otot, mata, aktivitas dan neourologi. D (Dietery history) yaitu mengkaji

riwayat pola makan/ diet dari pasien meliputi pengetahuan tentang nutrisi,

kebiasaan makan, masalah diet, dan riwayat kesehatan (Asmadi, 2008: 79).

Karena kekurangtelitian penulis dalam perumusan masalah keperawatan

pada Tn. A penulis belum melakukan pengkajian nutrisi ABCD.

Diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

umum seharusnya masuk dalam dokumentasi asuhan keperawatan Tn. A,

yaitu dengan data Tn. A melakukan aktivitas makan/minum, toileting,

Page 60: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

48

berpakaian dan berpindah dibantu orang lain. Itu disebabkan Tn. A sudah

merasa sesak jika melakukan banyak aktivitas. Intoleransi aktivitas adalah

ketidakcukupan energi psikologis dan fisiologis untuk melanjutkan atau

menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang

diinginkan. Batasan karakteristik intoleransi aktivitas yaitu respon tekanan

darah abnormal tehadap aktivitas, respon frekuensi jantung abnormal

terhadap aktivitas, perubahan EKG yang mencerminkan aritmia dan

iskemia, dan ketidaknyamanan setelah beraktivitas. (Herdman, 2010 :

157). Namun karena keterbatasan waktu dan kekurang telitian penulis

maka diagnosa ini tidak dapat terangkat.

Untuk menentukan prioritas masalah keperawatan penulis

menggunakan Teori Hierarki Maslow yaitu terdapat lima kebutuhan dasar

manusia yang harus terpenuhi, yakni kebutuhan fisiologis; kebutuhan rasa

aman dan keselamatan; kebutuhan mencintai, dicintai dan dimiliki;

kebutuhan akan harga diri, serta kebutuhan aktualisasi diri (Asmadi, 2008:

3). Masalah keperawatan gangguan oksigenasi menjadi prioritas utama

yang dipilih penulis dari beberapa masalah yang muncul pada pasien.

Alasan penulis karena kebutuhan oksigenasi diperlukan untuk proses

kehidupan. Oksigenasi berperan penting dalam proses metabolisme sel,

kebutuhan oksigen harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen

dalam tubuh berkurang maka akan menimbulkan dampak yang bermakna

bagi tubuh salah satunya kematian. Masalah kebutuhan oksigenasi

Page 61: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

49

merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia

(Mubarak, 2007: 129).

Hasil analisa di atas, maka penulis membuat prioritas diagnosa

keperawatan yang pertama bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan peningkatan produksi mukus dan peningkatan sekresi lendir, yang

kedua gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik

dan lingkungan, yang ketiga resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi

sekunder terhadap peningkatan kerja pernafasan.

3. Intervensi

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah

yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yan akan dilakukan,

bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua

tindakan keperawatan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi fokus

keperawatan kepada klien atau kelompok, untuk membedakan tanggung

jawab perawat dengan profesi kesehatan lain, untuk menyediakan suatu

kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan, untuk menyediakan

kriteria dan klasifikasi pasien (Dermawan, 2012 : 84).

Pedoman penulisan kriteria hasil berdasarkan SMART (Spesific,

Measurable, Achieveble, Reasonable, dan Time). Spesific adalah berfokus

pada klien, measurable dapat diukur, dilihat, diraba, dirasakan, dan dibau.

Achieveble adalah tujuan yang harus dicapai, sedangkan Reasonable

Page 62: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

50

merupakan tujuan yang harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Time adalah batasan pencapaian dalam rentang waktu tertentu, harus jelas

batasan waktunya (Dermawan, 2012: 99).

Pada diagnosa pertama, penulis mencantumkan tujuan dan kriteria

hasil setelah diakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan

bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil : klien mampu

mendemonstrasikan batuk terkontrol, klien dapat mengeluarkan sekret, RR

(Respiratory Rate) dalam batas normal (16-24x/menit), tidak ada bunyi

nafas tambahan. Kriteria waktu ini didasarkan pada unsur etiologi atau

tanda dan gejala dalam diagnosis keperawatan yang ada (NOC, 2011).

Rencana keperawatan yaitu observasi status pernafasan, rasional untuk

memantau perkembangan pernafasan. Observasi tanda-tanda vital, rasional

untuk menentukan status pernafasan dan kesadaran. Kaji kemampuan klien

untuk mengeluarkan secret, ajarkan batuk efektif, fisioterapi dada, dan

suction, rasionalnya memantau tingkat kepatenan jalan nafas dan

meningkatkan kemampuan klien membebaskan jalan nafas. Berikan posisi

semi fowler, rasionalnya menurunkan kerja otor pernafasan dengan

pengaruh grafitasi. Berikan terapi oksigen, rasionalnya memenuhi

kebutuhan oksigen. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat mukolitik,

rasionalnya, untuk mengencerkan secret agar mudah keluar (Doengoes,

2000: 156).

Pada diagnosa kedua, tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai

adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

Page 63: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

51

diahrapakan pola tidur klien terpenuhi dengan kriteria hasil : klien tidur 7-

8 jam per hari, klien tampak segar, klien melaporkan tidak ada gangguan

tidur (NOC, 2011). Rencana keperawatannya yaitu, kaji pola tidur dan

istirahat klien rasionalnya mengetahui gangguan istirahat/tidur klien untuk

menentukan intervensi selanjutnya. Ciptakan lingkungan yang tenang

rasionalnya lingkungan yang tenang dapat memberikan ketenangan untuk

tidur dan istirahat. Anjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang

cukup rasionalnya tidur yang cukup dapat memeberi rasa segar pada klien

dan mempercepat proses penyembuhan. Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi oksigen di malam hari rasionalnya untuk melegakan jalan

nafas dan menyamankan saa tidur (Doegoes, 2000: 930).

Pada diagosa ketiga, tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapakan

klien akan menunjukkan kemajuan status nutrisi dengan kriteria hasil :

klien tidak mengalami penurunan berat badan dan masukan makanan

meningkat (NOC, 2011). Rencana keperawatan yaitu kaji masukan

makanan rasionalnya psien distrees pernafasan serig anoreksia sehingga

cenderung berat badan menurun. Berikan perawatan oral rasionalnya

kebersihan oral meningkatkan nafsu makan. Anjurkan makan sedikit tapi

sering rasionalnya membantu mencegah distensi gaster dan

ketidaknyamanan. Hidangkan makanan dalam porsi hangat rasionalnya

meningkatkan nafsu makan. Kolaborasi dengan ahli gizi utuk menentukan

diit rasionalnya menentukan diit yang tepat (Doengoes, 2000: 159).

Page 64: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

52

Penulis tidak memasukan semua intervensi yang ada di teori pada

dokumentasi asuhan keperawatan pada Tn. A, dengan alasan penulis

merumuskan intervensi berdasarkan kebutuhan klien yang tercantum di

tujuan dan kriteria hasil.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang lebih

baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Darmawan,

2012 : 118). Penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan

diagnosa keperawatan yang muncul pada klien sesuai dengan tujuan,

kriteria hasil dan rencana yang ditetapkan.

Pada diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan peningkatan produksi mucus dan peningkatan sekeresi lendir,

tindakan keperawatan dilakukan selama dua hari. Pengidap PPOK

memiliki kadar oksigen yang sangat rendah dan tidak dapat diberi terapi

dengan oksigen tinggi, hal ini sangat mempengaruhi kualitas hidup

sehingga status pernafasan juga harus diobservasi setia saat (Corwin,

2002: 438). Tindakan keperawatan meliputi, mengkaji status pernafasan,

mengobservasi tanda-tanda vital, memberi terapi oksigen 2 liter per menit,

mengkaji kemampuan klien untuk mengeluarkan secret, mengajarkan

batuk efektif, fisioterapi dada, memberian obat mukolitik sesuai advis

dokter, memberi posisi semi fowler. Mengatur posisi berbaring pasien

Page 65: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

53

dengan semi fowler pada pasien sesak nafas dilakukan sebagai salah satu

cara untuk membantu mengurangi sesak nafas, dengan memberikan posisi

semi fowler diharapkan pasien merasa nyaman dan dapat mengurangi rasa

sesak nafas (Safitri, 2011: 3).

Pada asuhan keperawatan Tn. A dengan PPOK penulis sudah

mengaplikasikan pemberian posisi semi fowler. Menurut Angela dalam

Refi Safitri dan Annisa Andriyani (2008), saat terjadi sesak nafas biasanya

klien tidak dapat tidur dalam posisi berbaring, melainkan harus dalam

posisi duduk atau setengah duduk untuk meredakan penyempitan jalan

nafas dan memenuhi O2 dalam darah. Posisi yang paling efektif bagi klien

dengan penyakit kardiopulmonari adalah posisi semi fowler dimana kepala

dan tubuh dinaikan dengan derajat kemiringan 450

, yaitu dengan

menggunakan gaya grafitasi untuk membantu pengembangan paru dan

mengurangi tekanan dari abdomen ke diagfragma. Sesak nafas akan

berkurang, dan akhirnya proses perbaikan kondisi klien lebih cepat.

Dalam penelitian Refi Safitri dan Annisa Andriyani (2008),

pemberian posisi semi fowler pada pasien dengan keluhan sesak nafas

dilakukan selama 4 hari lalu dilakukan pengukuran tingkat sesak nafas,

dan pasien dengan sesak nafas berat sudah berubah menjadi sesak nafas

ringan. Akan tetapi karena keterbatasan waktu penulis hanya dapat

melakukan pemberian semi fowler selama 2 hari dan saat dikaji ulang

pasien dengan keluhan sesak nafas masih merasakan sesak nafasnya,

Page 66: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

54

respiratory rate 34x/jam, namun pasien mengatakan lebih nyaman dengan

posisi setengah duduk atau semi fowler.

Pada hari pertama pemberian posisi semi fowler didapatkan hasil

klien mengatakan masih merasakan sesak nafas namun dengan posisi semi

fowler Tn. P merasa lebih nyaman, respiratory rate 34x/menit. Dan pada

hari kedua diatur dengan posisi semi fowler hasil yang didapat klien

mengatakan masih merasa sesak, sesak belum berkurang namun klien

nyaman dengan posisi setengah duduk. Saat malam klien tetap tidak bisa

tidur karena ramai, ingin cepat pulang dan menyebabkan tekanan darah

naik dan respiratory rate tetap 34x/menit.

Kurang berhasilnya tindakan semi fowler pada Tn. A bisa

disebabkan karena beberapa hal diataranya karean pasien ingin cepat

pulang, klien menjadi stress dan tidak bisa tidur. Kondisi stress atau tidak

rileks yang dialami Tn. A mempengaruhi kerja saraf otonom. Saraf

otonom mempengaruhi kerja jantung, paru, lambung, ginjal, dst. Sehingga

pasien dengan kondisi yang tidak rileks akan sulit untuk mencapai

kesembuhan (Adib, 2011: 68). Faktor lain adalah karena secret pada Tn. A

masih sulit dikeluarkan sehingga menghambat jalan nafas.

Tidakan keperawatan pada gangguan pola tidur juga dilakukan

selama dua hari yang meliputi, mengkaji pola tidur dan istirahat klien,

menciptakan lingkungan yang tenang, menganjurkan klien untuk banyak

istirahat dan tidur.

Page 67: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

55

Tindakan keperawatan pada resiko gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh dilakukan selama dua hari yang meliputi mengkaji

masukan makanan, menghidangkan makanan dalam porsi hangat,

menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering, memberikan perawatan

oral, mengkolaborasikan diit yang tepat dengan ahli gizi.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan

keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan

dengan respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara lain

untuk menentukan perkembangan kesehatan klien, menilai efektifitas dan

efisiensi tindakan keperawatan, mendapatkan umpan balik dari respon

klien, dan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan (Dermawan, 2012:128).

Evaluasi hari pertama pada diagnosa pertama hasilnya adalah klien

mengatakan masih merasa sesak nafas dengan batuk dan dahak sulit

keluar, auskultasi terdengar suara ronkhi dan wheezing di seluruh lapang

paru, pasien tampak lemah, tekanan darah 120/80mmHg, nada 84x/menit,

suhu 37,20 C RR (Respiratory Rate) 36x/menit, masalah keperawatan

belum teratasi, lanjutkan intervensi observsi tanda-tanda vital, observasi

status pernafasan, berikan posisi semi fowler, kolaborasi pemberian obat

sesuai advis dokter. Hasil evaluasi pada hari kedua adalah klien

mengatakan semalam tidak bisa tidur karena sesak nafas yang

Page 68: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

56

dirasakannya, klien masih batuk dan belum mengeluarkan dahaknya. Klien

tampak lemah, tekanan darah 150/90mmHg, nadi 88x/menit, suhu 37,50

C, RR (Respiratory Rate) 38x/menit, auskultasi memanjang di seluruh

lapang paru. Masalah keperawatan belum teratasi, lanjutkan intervensi

observasi status pernafasan, observasi tanda-tanda vital, pertahankan posisi

semi fowler, kolaborasi pemberian obat sesuai advis dokter.

Kriteria evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan diagnosa

bersihan jalan nafas tidak efektif adalah klien dapat mempertahankan jalan

nafas paten dengan bunyi nafas bersih, klien menunjukkan perilaku untuk

memperbaiki bersihan jalan nafas, batuk efektif dan mengeluarkan secret

(Doengoes, 2000:156). Dari hasil analisa penulis kriteria evaluasi pada

teori diatas belum dicapai oleh Tn. A karena klien masih merasa sesak nfas

dan dahak masih sulit dikeluarkan.

Pada hari pertama, klien mengatakan tidak bisa tidur karena

suasana ramai dan sesak nafas yang dirasakannya. Klien masih tampak

lemah, palbebra kehitaman. Masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi

kaji pola tidur dan istirahat tidur, ciptakan lingkungan yang tenang,

kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi oksigen di malam hari.

Hari kedua hasilnya yaitu klien mengatakan tidak bisa tidur saat malam

karena sesak yang dirasakannya, tetapi klien bisa tidur saat menjelang

siang, klien tampak lemah, palpebra kehitaman. Masalah belum teratasi.

Lanjutkan intervensi. Kaji pola tidur dan istirahat, ciptakan lingkungan

yang tenang.

Page 69: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

57

Kriteria evaluasi yang diharapkan dari pasien dengan diagnosa

gangguan pola tidur adalah klien melaporkan perbaikan dalam pola tidur,

mengungkapkan rasa sejahtera dan segar (Doengoes, 2000; 930). Menurut

analisa penulis klien belum mencapai kriteria evaluasi, karena bersihan

jalan nafas yang belum efektif dan klien merasa cemas karena ingin segera

pulang.

Hari pertama hasilnya yaitu klien mengatakan hanya makan sedikit

karena jika untuk makan semakin terasa sesak. Klien tampak lemah,

konjuntiva tidak enemis, makanan yang disediakan masih utuh. Masalah

belum teratasi. Lanjutkan intervensi kaji masukan makanan, berikan

perawatan oral. Hari kedua hasilnya yaitu klien mengatakan sudah mau

makan lebih banyak jika disajikan dalam keadaan hangat. Klien masih

tampak lemah, konjungtiva tidak enemis, makanan yang disediakan sudah

mulai berkurang. Masalah belum teratasi. Lanjutkan intervensi kaji

masukan makanan, sajikan makanan dalam keadaan hangat, berikan

perawatan oral.

Kriteria evaluasi yang diharapkan dari pasien dengan diagnosa

resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu klien

menunjukkan perilaku pola hidup untuk meningkatkan atau

mempertahankan berat badan. Menurut analisa penulis klien sudah

mencapai kriteria evaluasi, karena klien sudah berusaha untuk makan

sedikit demi sedikit dan selalu ada tambahan masukan makanan setiap

harinya.

Page 70: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa,

perencanaan, implementasi, evaluasi serta mengaplikasikan pemberian posisi

semi fowler terhadap penurunan sesak nafas pada Asuhan keperawatan pada

Tn. A dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Bangsal Mawar 1

RSUD Karanganyar, maka dapat di tarik kesimpulan :

1. Pengkajian

Hasil pengkajian pada Tn. A didapat data subyektif klien mengatakan

sesak nafas disertai batuk dengan dahat tidak bisa dikeluarkan. Data

obyektif yang didapat adalah Tn. A tampak lemah, pada pemeriksaan

paru-paru : inspeksi bentuk dada barel chest (dada tong), terdapat retraksi

dada, palpasi: vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, auskultasi;

terdengar suara vesikuler menurun, suara ronkhi kasar, dan wheezing di

seluruh lapang paru. Tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 37,20 C, Nadi

84x/menit dan RR 36x/menit.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa utama yang muncul pada Tn. A adalah bersihan jalan nafas tidak

efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukus dan peningkatan

sekresi lendir.

Page 71: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

59

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan yang dibuat oleh penulis memiliki tujuan

kriteria hasil yaitu setelah diakukan tindakan keperawatan selama 2x24

jam, diharapkan bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil : klien

mampu mendemonstrasikan batuk terkontrol, klien dapat mengeluarkan

sekret, RR (Respiratory Rate) dalam batas normal (16-24x/menit), tidak

ada bunyi nafas tambahan. Dengan berdasarkan ONEC, O (observation),

N (Nursing), E (Education), C (Colaboration). Pada diagnosa pertama,

rencana keperawatan yaitu observasi status pernafasan, rasional untuk

memantau perkembangan pernafasan. Observasi tanda-tanda vital, rasional

untuk menentukan status pernafasan dan kesadaran. Kaji kemampuan klien

untuk mengeluarkan secret, ajarkan batuk efektif, fisioterapi dada, dan

suction, rasionalnya memantau tingkat kepatenan jalan nafas dan

meningkatkan kemampuan klien membebaskan jalan nafas. Berikan posisi

semi fowler, rasionalnya menurunkan kerja otor pernafasan dengan

pengaruh grafitasi. Berikan terapi oksigen, rasionalnya memenuhi

kebutuhan oksigen. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat mukolitik,

rasionalnya, untuk mengencerkan secret agar mudah keluar.

4. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Tn. A selama tanggal 10-11

April 2014 yaitu mengobservasi status pernafasan, mengobservasi tanda-

tanda vital, mengkaji kemampuan klien untuk mengeluarkan secret,

Page 72: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

60

memberikan posisi semi fowler, memberikan terapi oksigen dan

memberikan terapi obat mukolitik sesuai advis dokter.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan pada Tn. A selama 2 hari klien masih mengatakan

merasakan sesak nafas dan dahak belum bisa keluar, tetapi klien sudah

terlihat lebih segar, tampak lemah, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi

88x/menit, suhu 37,50 C, Respiratory Rate 34x/menit, auskultasi

memanjang di seluruh lapang paru. Masalah belum teratasi, dan intervensi

masih dilanjutkan.

6. Aplikasi Pemberian Posisi semi fowler

Pengaplikasian pemberian posisi semi fowler terhadap penurunan sesak

nafas pada Tn. A belum berhasil sepenuhnya, respiratory rate 38x/menit

setelah 2 hari diatur dengan posisi semi fowler menjadi 34x/menit. Klien

mengatakan saat diberi posisi semi fowler pernafasan berkurang meskipun

sesak nafas belum hilang. Hal ini disebabkan karena pasien stress atau

kurang rileks sehingga memperlambat kesembuhan dan juga banyaknya

secret yang belum bisa dikeluarkan.

7. Analisa Asuhan Keperawatan

Analisa asuhan keperawatan pada Tn. A dengan prioritas diagnosa

bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi mukus dan peningkatan sekresi lendir, yaitu belum berhasil

karena dahak belum bisa keluar dan klien masih merasakan sesak nafas,

Page 73: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

61

akan tetapi sudah dilaksanakan semua prosedur medis dan keperawatan

dalam menanganinya.

B. Saran

Setelah penulis melakukan aplikasi pemberian posisi semi fowler

terhadap penurunan sesak nafas pada asuhan keperawatan pada klien dengan

penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penulis akan memberi usulan dan

masukan positif khususnya di bidang kesehatan antara lain :

1. Bagi Istansi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan Rumah Sakit Umum khususnya RSUD Karanganyar dapat

memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerja

sama baik antara tim kesehatan maupun klien sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada

umumnya dan dapat mengaplikasikan pemberian posisi semi fowler

terhadap pasien sesak nafas, khususnya pasien dengan penyakit paru

obstruktif kronik (PPOK).

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya Perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam

memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal, khususnya pada

klien gangguan pemenuhan dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Perawat diharapkan

dapat mengaplikasikan pemberian posisi semi fowler terhadap pasien

dengan keluhan sesak nafas.

Page 74: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

62

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas

dan professional agar tercipta perawat yang professional, terampil,

inovatif, aktif, dan bermutu yang mampu memberikan asuhan

keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etika keperawatan.

Dan dapat mengaplikasikan pemberian posisi semi fowler terhadap

pasien sesak nafas.

Page 75: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. 2011. Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan yang Paling

Sering Menyerang Kita. Yogyakarta: Buku Biru

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.

Jakarta: Penerbit Salemba

Aziz, A. Rani, Sidartawan Soegondo. 2006. Panduan Pelayanan Medik:

Perhimpunan Dokter Spesialis Dalam Indonesia. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia

Brashers, L. Valentina. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi, Pemeriksaan Fisik &

Managemen. Jakarta: EGC

Corwin, J. E,. 2002. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Davey, P. 2005. At A Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Perencanaan Konsep dan Kerangka

Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Doengoes, M E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Herdman, H. 2009. Nanda International: Diagnosis Keperawatan: Definisi dan

Klasifikasi. Jakarta: EGC

Hidayat, A.A, dan Uliyah Musrifatul. 2004. Buku Saku Pratikum Kebutuhan

Dasar Manusia. Jakarta: EGC

ISO. 2011. Informasi Spesialite Obat. Jakarta: PT.ISFI

Kozier B., Erb G. 2009. Buku Ajar Praktek Klinik Keperawatan: konsep, Proses,

Praktik. Jakarta: EGC

Muttaqin, A. 2006. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Pernafasan.

Jakarta: Salemba Medika

Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar. Jakarta:

EGC

Potter, A.P, dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.

Page 76: PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN … · 2021. 4. 23. · Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka

Melanie, R. 2012. Analisis Pengaruh Sudut Tidur terhadap Kualitas Tidur dan

Tanda Vital pada Pasien Gagal jantung di Ruang Rawat Intensif

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Stikes Jenderal A. Yani

Cimahi

Safitri, Refi & Annisa A. 2011. Keefektifan Pemberian Posisi Semi Fowler

Terhadap Penurunan Sesak Nafas pada pasien Asma di Ruang

Rawat Inap Kelas III RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Gaster,

Vol.8. Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Aisyiyah Surakarta.

Soemantri, I. 2007. Gangguan Sistem Pernafasan, Edisi 2. Jakarta: Salemba

Medika

Supadi, E. Nurachmah, dan Mamnuah. 2008. Hubungan Analisa Posisi Tidur

Semi Fowler dengan Kualitas Tidur pada Klien Gagal Jantung di

RSU Banyumas Jawa Tengah.Jurnal Kebidanan dan Keperawatan

Volume IV no 2