pemberdayaan wanita dalam pendidikan inovasi di era … wanita...maskulin untuk laki-laki, dan peran...

26
http://fip.uny.ac.id TAKWA, MANDIRI, CENDEKIA PEMBERDAYAAN WANITA DALAM PENDIDIKAN INOVASI DI ERA MILENIUM 25 Juni 2019 Ruang Sidang Utama Rektorat UNY Yulia Ayriza [email protected] http://uny.ac.id TAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Upload: others

Post on 11-Sep-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

PEMBERDAYAAN WANITA DALAM PENDIDIKAN INOVASI DI ERA MILENIUM

25 Juni 2019Ruang Sidang Utama Rektorat UNY

Yulia [email protected]

http://uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

PENDAHULUAN Dengan adanya Revolusi Indutri 4.0, kemajuan

teknologi mengakibatkan banyak sekali perubahan-perubahan.

Ancaman yang timbul, banyak pekerjaan yang menuntut kerutinan tinggi digantikan oleh robot.

Artificial Intelligence (AI), automatisasi dan digitalisasi menggeser banyak pekerjaan yang dilakukan manusia.

Bisa jadi anak-anak yang sekarang masuk Sekolah Dasar, kelak ketika lulus belum memiliki kualifikasi yang dituntut untuk menduduki pekerjaan yang ada pada saat itu (Martin , 2017).

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Krisis terjadi apabila yang lama sudah mati, sementara yang baru belum lahir (Gramsci, dalam Martin 2017)

Mau tidak mau, manusia harus mengadakan transformasi ke arah kemajuan dalam segala bidang kehidupan, meliputi: ekonomi, industri, politik, bahkan yang paling menantang ialah pribadi manusianya sendiri.

Kemajuan teknologi robotik dan digital menggiring kecemasan yang tinggi akan tergesernya sejumlah pekerjaan yaang sudah ada, bahkan mesin-mesin robot itu mampu mengerjakan semua hal yang disyaratkan dengan lebih baik di masa depan.

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Menurut Martin (2017), meskipun robot-robot itu secara keseluruhan sangat baik dalam melaksanakan pekerjaan dan tugas-tugas, namun demikian, tetap saja masih banyak kategori dimana manusia dapat melaksanakan lebih baik.

Hal ini disebabkan robot tidak memiliki kecakapan sosial seperti yang dimiliki manusia, kata Jack Ma, seorang CEO yang sangat berhasil di Cina.

Oleh karena itu, tidak ada jalan lain kecuali mengubah cara pendidikan kepada generasi muda dengan mengajarkan hal-hal yang unik apabila peran manusia tidak ingin digeser oleh robot-robot (Melani, 2018).

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Wanita yang memiliki peran strategis sebagai pendidik dalam keluarga maupun di masyarakat dapat diberdayakan dalam menjalankan salah satu tanggung jawab pendidikan inovasi, terutama dalam program pendidikan informal untuk pengembangan pribadi anak-anak, agar mereka memiliki kualitas pribadi yang dibutuhkan manusia di masa depan.

Dalam bahasan ini, perubahan pendidikan ke arah inovasi yang diperankan oleh wanita akan difokuskan pada pengembangan pribadi manusianya, sementara pendidikan inovasi dalam pengetahuan dan teknologi akan lebih menjadi tanggung jawab dari lembaga pendidikan formal.

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

1• Pengembangan Peran Gender Anak

2• Pengembangan Potensi Anak

3• Menggunakan Pendekatan Positif

Ada 3 hal yang dapat dilakukan wanita dalam upaya pendidikan inovatif (ada pembaharuan)

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

1. Pengembangan Peran Gender Peran gender merupakan ekspektasi sosial

terhadap anak dalam merasa, berpikir, dan bertindak sesuai dengan jenis kelaminnya (Santrock, 2012).

Di masa lalu, peran gender anak berkembang dengan pengaruh pendidikan lingkungan berbasis budaya yang membedakan:

Peran Maskulin untuk laki-laki

Peran Feminin untuk perempuan

Pandangan stereotip ini menghasilkan karakteristik gender yang stereotip pula.

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Sifat-Sifat

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Peran

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Keterampilan

Adapted from “Gender stereotypes” by M. E. Kite, 2002 in J. Worell (Eds.), Encyclopedia of women and gender: Sex

similarities and differences and the impact of society on gender. Vol. 1, p. 563. Copyright 2002 by Academic Press.

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Androgyny Jaman sekarang, pandangan stereotip terhadap gender

dipandang merupakan hambatan yang dapat membatasi perkembangan anak

Oleh karena itu, sebagai pengganti pengembangan peran maskulin untuk laki-laki, dan peran feminin untuk perempuan, maka masyarakat termasuk wanita sebagai ibu dan pendidik dapat mengembangkan kedua peran sekaligus dalam satu kepribadian anak.

Peran ini dikenal dengan Androgyny (Bem, 1977), sehingga laki-laki androgynous dapat bersifat percaya diri tetapi tetap memperhatikan orang lain, sementara perempuan androgynous dapat berwibawa tetapi tetap lembut.

Meskipun pola pengembangan peran gender androgyny sudah lama dilaksanakan di negara-negara Barat, di negara-negara Timur masih banyak praktek-praktek pendidikan gender yang bersifat stereotip.

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

2. Pengembangan Potensi Anak

Jaman dulu pendidikan baik formal maupun informal lebih banyak fokus pada bagaimana membantu anak meningkatkan kelemahan yang dimiliki anak agar dapat mengejar ketertinggalan yang dialami.

Contoh, anak yang lemah kemampuan matematika, maka hal itulah yang terus menerus digarap, diberi pelajaran tambahan, ulangan diremidi, dileskan dan seterusnya hingga anak ybs stres, dan tetap saja kemampuan matematikanya tidak menjadi lebih baik secara signifikan.

Anak-anak dikategorikan dengan konsep kecerdasan akademik, sehingga terkotak-kotak dalam kategori pintar, normal, dan bodoh.

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Howard Gardner : Multiple Intelligences (MI) Theory

Menemukan adanya sejumlah potensiintelektual yg berbeda pada setiaporang yg melibatkan keterampilan ygberbeda pula.

Faktor biologis menyediakan kapasitasyg masih mentah (raw capacity), budaya menyediakan sistem utkmemanfaatkan dan mengoptimalkankapasitas tsb.

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Profil Kecerdasan Orang

Profil Kecerdasan Orang bisa berbeda-beda, setiap individu memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.

Tidak mengenal orang bodoh atau pintar.

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Jaman sekarang konsep yang digunakan untuk pengembangkan potensi anak tidak lagi berbasis kecerdasan intelektual saja, melainkan berbasis kecerdasan majemuk (multiple intelligences).

Tidak ada lagi anak pintar dan bodoh, yang ada setiap anak memiliki kelebihan masing-masing, dan kelebihan itulah yang menjadi fokus garapan pengembangan, sehingga tidak mustahil setiap anak berkembang menjadi juara pada bidangnya masing-masing (Amstrong, 2000)

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

3. Menggunakan Pendekatan Positif Tujuan penggunaan pendekatan positif ialah

untuk meningkatkan kesejahteraan (well-being) anak sebagai basis penting dalam pengembangan.

Anak yang memiliki kesejahteraan tinggi, lebih tinggi pula hasrat untuk belajar, sehingga capaian belajarnya juga tinggi (Moscato, 2015)

Kesejateraan dibedakan menjadi dua konsep

a. Konsep Hedonik

b. Konsep eudomonic (Diener, 2009)

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

a. Konsep Hedonik

Berkaitan dengan kesejahteraan subjektif (subjective well-being), sering juga disebut sebagai kebahagiaan.

Terdiri dari 3 aspek:

1) Perasaan positif

2) Tidak adanya perasaan negatif

3) Kepuasan hidup (Diener, Oishi, & Lucas, 2003)

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

b. Konsep Eudomonic Pendekatan untuk pengembangan potensi manusia

dengan tujuan akhir menciptakan manusia yang dapat berfungsi secara utuh (Keys, 2006).

Merupakan kesejahteraan psikologis (psychologycal well-being), terdiri dari 6 aspek:

1) Hubungan positif

2) Penerimaan diri

3) Tujuan hidup

4) Penguasaan lingkungan

5) Pertumbuhan pribadi

6) Kemandirian (Ryff, 1989, 2013)

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

Pada jaman sekarang, pendekatan pendidikan yang menggunakan kekerasan dan tekanan sudah ditinggalkan, karena meninggalkan efek psikologis negatif yang justru dapat menghambat perkembangan.

Pendekatan yang menggunakan power/kekuatan akan menghasilkan energi emosi yang lebih tinggi dibanding pendekatan yang menggunakan force/tekanan.

Semakin tinggi level energi emosi yang dihasilkan, semakin baik kualitas kehidupan seseorang, baik pada aspek pencapaian duniawi maupun spiritual. (Hawkins, dalam Sasmito, 2019)

Contoh: cinta-500, kedamaian-600, khawatir/takut-100 (satuan 10 pangkat X)

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

LOW AROUSAL

Modified Feldman Barrett and Russell (1988)

POSITIVE

tense

NEGATIVE

sad

Fear

Anger nervous

stressedst

Disguupset

Sadnessdepressed

lethargic

fatigued

Surprises

HIGH AROUSAL

alert

excited

elated

happy HappinessForce/TEKANAN ??

Power/KEKUATAN ??contented

serene

relaxed

calm

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

KESIMPULAN Kesimpulan secara keseluruhan yang dapat

ditarik ialah dalam menghadap era revolusi industri, pembaharuan pendidikan perlu dilakukan supaya peran manusia tidak tergeser oleh peran Artificial Intelliegence. Untuk itu salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui pemberdayaan wanita yaitu melaksanakan pendidikan informal dengan fokus utama mengembangkan pribadi manusia yang berbasis pada pendekatan positif, agar terujud manusia yang dapat berfungsi secara utuh.

http://fip.uny.ac.idTAKWA, MANDIRI, CENDEKIA

TERIMA KASIH