pemberdayaan perempuan sulsel dalam upaya inovasi pangan lokal 100% untuk kemandirian indonesia

6
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SULAWESI SELATAN DALAM UPAYA INOVASI PANGAN LOKAL 100% UNTUK KEMANDIRIAN INDONESIA Andi Annisa Eka Aprilda Pendidikan Dokter Gigi Universitas Hasanuddin [email protected]

Upload: andiannisaekaaprilda

Post on 09-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dokumen Lomba

TRANSCRIPT

  • PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SULAWESI SELATAN

    DALAM UPAYA INOVASI PANGAN LOKAL 100%

    UNTUK KEMANDIRIAN INDONESIA

    Andi Annisa Eka Aprilda

    Pendidikan Dokter Gigi

    Universitas Hasanuddin

    [email protected]

  • BAB I. PENDAHULUAN

    1.1.LATAR BELAKANG

    Permasalahan kekurangan pangan merupakan tantangan besar bagi negara-

    negara berkembang saat ini. Indonesia terkenal sebagai negara agraria dan

    maritim dengan area pertanian dan kelautan yang luas. Hal ini merupakan

    potensi yang sangat besar dalam menjaga ketahanan pangan bangsa. Namun

    dalam pengembangannya masih terdapat banyak kendala yang dihadapi. Di

    sisi lain, kebutuhan akan pangan adalah sesuatu yang paling mendasar untuk

    dipenuhi dari suatu bangsa.

    Adanya berbagai hambatan dalam peningkatan kapasitas produksi pangan

    nasional, dipengaruhi oleh penyediaan infrastruktur pangan yang kurang

    memadai, regulasi yang kurang mendukung, adanya pengalihan fungsi lahan,

    perubahan iklim yang tidak kondusif, serta keberpihakan terhadap pangan

    impor.

    Seiring bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, diharapkan

    agar terpenuhinya segala kebutuhan pangan masyarakat. Pemenuhan ini

    termasuk peningkatan sumber daya manusia, dan pemberdayaan segala

    stakeholder ketahanan pangan nasional.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, khususnya di provinsi Sulawesi

    Selatan pada tahun 2014 jumlah penduduknya mencapai 8 juta lebih. Dengan

    persentase jumlah perempuan sebanyak 52%. Jumlah tersebut mampu menjadi

    landasan bahwa perempuan-perempuan di Sulawesi Selatan memegang

    peranan penting dalam berbagai bidang.

    1.2.TUJUAN PENULISAN

    Tulisan ini bertujuan untuk menyalurkan aspirasi dan ide tentang upaya-

    upaya yang dapat dilakukan melalui pemberdayaan perempuan di Sulawesi

    Selatan demi tercapainya ketahanan pangan lokal dan nasional.

  • BAB II. PEMBAHASAN

    2.1. MENGAPA PEREMPUAN?

    Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai

    dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup,

    baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan

    terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya

    masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara

    berkelanjutan. Tujuan akhir dari ketahanan pangan adalah meningkatnya

    kesejahteraan manusia yang dapat dilihat dari terpenuhinya hak seseorang

    atas pangan (UU RI, No. 18/2012)

    Rita (2010, h. 39) berpendapat bahwa secara sederhana ketahanan pangan

    adalah suatu keadaan dimana semua rumah tangga baik secara fisik maupun

    ekonomi mempunyai kemampuan mencukupi kebutuhan pangan untuk

    seluruh anggota keluarganya. Ada 3 dimensi yang secara implisit terkandung

    di dalamnya, yaitu ketersediaan, stabilitas dan kemampuan untuk

    mendapatkan dan memproduksi (aksesibilitas) pangan.

    Menelisik era globalisasi saat ini, peran serta perempuan dalam mencapai

    kesejahteraan bangsa mutlak diperhitungkan. Terlebih lagi menyangkut

    persoalan pangan. Perempuan memiliki kunci penting dalam membuka

    keanekaragaman produk pangan skala lokal maupun nasional yang diakui

    dalam sebuah postingan Warsono (2013). Perempuan yang dimaksudkan

    memegang tanggung jawab penting tersebut termasuk di dalamnya adalah

    kelompok ibu rumah tangga, pelajar dan mahasiswa.

    Pengolahan pangan skala rumah tangga merupakan sebuah langkah awal

    dan utama dalam menjawab solusi permasalahan ketahanan pangan baik lokal

    maupun nasional. Rumah tangga merupakan ruang lingkup tanggung jawab

    perempuan dalam mengatur dan menyediakan kebutuhan pangan anggota

    keluarganya. St Maryamah (2013) menyatakan bahwa melalui peran sebagai

    penguasa dapur, ketahanan pangan keluarga ada di tangan kaum perempuan.

  • Oleh karena itu, tercapainya kebutuhan pangan bergantung dari

    kemampuan dan kecerdasan ibu dalam hal ini perempuan untuk

    mengolahnya.

    2.2. PEREMPUAN DALAM UPAYA KETAHANAN PANGAN LOKAL

    Seperti yang diposting oleh Diah Anggraeni (2014), diantara jutaan

    perempuan Indonesia terdapat tujuh contoh perempuan yang menjadi

    penggerak pemberdayaan perempuan dan lingkungan. Mereka di antaranya

    adalah Jumiati, seorang nelayan yang berasal dari Deli Serdang; Habibah,

    seorang nelayan yang berasal dari Marunda Kepu; Suparjiyem seorang

    petani dari Gunung Kidul, Yogyakarta; Marlina Rambu Meha, seorang

    petani dari Sumba; Siti Rofiah, seorang petani dari Lembata, NTT; Siti

    Rahmah seorang petani dari Pangkep, Sulawesi Selatan dan Rebecca

    Ruminatun, seorang petani dari Nabire, Papua.

    2.3. UPAYA-UPAYA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI SULAWESI

    SELATAN

    2.3.1. Kelompok Ibu Rumah Tangga

    1) Pemberian edukasi dan sosialisasi pengolahan pangan yang

    bermutu dan beragam, setiap pekan dan bekelanjutan di setiap desa.

    2) Pengadaan program lomba pekarangan Go Pangan Lokal agar

    ibu rumah tangga termotivasi memanfaatkan pekarangan rumahnya

    sebagai lahan penyedia pangan keluarga.

    3) Bagi ibu rumah tangga di kawasan perkotaan, melakukan program

    lomba cipta dan kreasi pangan lokal menjadi produk pangan yang

    baru dan bermutu.

    4) Penyelenggaraan komitmen sehari tanpa beras dalam sepekan, yang

    ditangguhkan kepada ibu rumah tangga untuk disosialisasikan

    kepada anggota keluarga.

    2.3.2. Kelompok Pelajar dan Mahasiswa

    1) Pemberian edukasi dan sosialisasi pentingnya ketahanan pangan

    lokal, melalui seminar, kampanye kreatif, dan workshop.

  • 2) Penyaluran aspirasi dan ide-ide melalui lomba kreatifitas pangan

    lokal dan penulisan karya ilmiah.

    3) Pemberian dukungan moril bahwa perempuan memiliki peranan

    penting dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.

    BAB III. PENUTUP

    3.1. KESIMPULAN

    Tercapainya tujuan bangsa dalam aspek ketahanan pangan nasional, sangat

    dipengaruhi oleh langkah awal pengolahan pangan di skala rumah tangga. Hal

    ini merupakan tanggung jawab seorang perempuan dalam kapasitasnya

    sebagai pengelola pangan keluarga. Perempuan adalah kunci utama yang

    akan membuka keanekaragaman pangan hayati dan nabati, sehingga

    terpenuhinya kebutuhan pangan yang bermutu, bergizi, dengan jumlah yang

    beragam.

    3.2. SARAN

    Permasalahan pangan adalah suatu hal yang kompleks. Oleh karena itu,

    diharapkan adanya kerjasama yang baik antara segala aspek dan stakeholder.

    Baik itu dari kebijakan pemerintah Sulawesi Selatan, masyarakat, dan

    lembaga yang bertanggung jawab mengurusi masalah pangan.

  • REFERENSI

    Diah Anggraeni, 2014, Diskusi tujuh perempuan pejuang pangan, Satu

    Harapan.com, dilihat 4 Oktober 2014, http://www.satuharapan.com/read-

    detail/read/diskusi-tujuh-perempuan-pejuang-pangan

    Rita, 2010, Penyediaan pangan yang aman dan berkelanjutan guna mendukung

    tercapainya ketahanan pangan, J-SEP, vol. 4, no. 3, hh. 39.

    Siti Maryamah, 2013, Perempuan dan ketahanan pangan, Suara Merdeka.com,

    dilihat 4 Oktober 2014,

    http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/09/17/237079/Pere

    mpuan-dan-Ketahanan-Pangan

    Undang-Undang Republik Indonesia, No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Hukum

    Online.com, dilihat 4 Oktober 2014,

    http://codexindonesia.bsn.go.id/uploads/download/UU_Pangan_No.18__.pdf

    Warsono, 2012, Selisik peran perempuan dalam ketahanan pangan, National

    Geographic Indonesia, dilihat 4 Oktober 2014,

    http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/12/selisik-peran-perempuan-dalam-

    ketahanan-pangan