pemberantasan tindak pidana penyalahgunaan jenis …
TRANSCRIPT
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN JENIS
TANAMAN NARKOTIKA OLEH KEPOLISIAN KOTA MALANG
(Studi di Polresta Malang)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Adimas Dwi Yanto
21601021137
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
ABSTRAK
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN JENIS
TANAMAN NARKOTIKA OLEH KEPOLISIAN KOTA MALANG
(Studi di Polresta Malang)
Adimas Dwi Yanto
Fakultas Hukum Universitas Islam Malang
Perlunya penegakan hukum di Indonesia dapat melindungi bangsa dari tindak
kriminal. Tindak kriminal telah melibatkan sebagian besar masyarakat Indonesia
sebagai pelaku peredaran narkotika di Indonesia setiap tahunnya semakin
meningkat. dalam rumusalan masalah terkait hal tersebut, Berapa jumlah kasus
Penyalahgunaan jenis Tanaman di Kota Malang, Apa upaya Kepolisian dalam
melakukan pemberantasan serta Apa hambatan yang terjadi dalam upaya
pemberantasan. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui golongan Narkotika,
mengetahui upaya yang dilakukan Kepolisian dalam pemberantasan Narkotika
serta mengetahui hambatan yang terjadi dalam upaya pemberantasan Narkotika.
Penelitian ini menggunakan yuridis empiris dan sosiologis. Hasil dari penelitian
menunjukan Kasus tersebut yang di tangani Polresta Malang menunjukkan
presentase bahwa angka Penyalahgunaan Narkotika sangat tinggi. Upaya
pemberantasan Tanaman jenis Narkotika Kepolisian Resort Malang Kota
menerapkan sistem PROMOTER, dalam pemberantasan Narkotika ada faktor
eksternal yang adanya unsur dari oknum serta masyarakat kurang kooperatif dan
faktor internal yang kekurangan personil dan alat kesehatan.
Kata Kunci: Narkotika
ABSTRACT
ERADICATION OF THE CRIMINAL ACT OF MISUSE OF NARCOTIC PLANTS BY
THE MALANG CITY POLICE
(Study in Polresta Malang)
Adimas Dwi Yanto
Faculty of Law University Islamic of Malang
The need for law enforcement in Indonesia can protect the nation from crime. Crime has
involved a large portion of the Indonesian people as the perpetrators of narcotics distribution
in Indonesia every year. in the formulation of the problem related to this matter, how many
cases of misuse of plant species in the city of Malang, what are the efforts of the police in
eradicating and what are the obstacles that occur in eradicating efforts. The purpose of this
study is to find out the Narcotics group, find out the efforts made by the Police in eradicating
Narcotics and to know the obstacles that occur in efforts to eradicate Narcotics. This research
uses empirical and sociological juridical. The results of the study showed that the case handled
by Malang Police showed the percentage that the Narcotics Abuse rate was very high. Efforts
to eradicate Narcotics Plants in Malang City Police Department apply the PROMOTER
system, in eradicating Narcotics there are external factors that have elements from elements
and people who are less cooperative and internal factors lacking personnel and medical
equipment.
Keywords: Narcotics
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 membuat aturan yang mengatur
kehidupan masyarakatnya bersumber dari hukum untuk menciptakan rasa aman
dan damai, sebagaimana konsekuensi tersebut adalah segala perbuatan, tingkah
laku komponen masyarakat harus berjalan sesuai nilai dan kaidah hukum yang
berlaku di Indonesia. Sebagai negara hukum dalam penyelenggaraan semua
aktivitas masyarakat mengenai kehidupan berkenegaraan dan lingkup sosial selalu
menjunjung tinggi harkat martabat di lingkup sosial bermasyarakat, dimana perlu
penegakan hukum untuk menciptakan suatu keamanan serta ketertiban
bermasyarakat.
Perlunya penegakan hukum di Indonesia yakni dapat melindungi segenap
bangsa dari tindak kriminal bersosial, sekarang Indonesia menjadi sorotan
masyarakat dunia lewat media sosial khususnya di Kota Malang karena penegakan
hukumnya yang sudah di anggap sebagai senjata untuk melawan semua jenis
kejahatan yang bersifat kecil maupun ber skala besar. Kejahatan tidak memandang
waktu, usia, dan kedudukan yang semakin hari berkembang sangat pesat sehingga
aparat penegak hukum yaitu dari Kepolisian dituntut harus memberantas dan
memberi sosisalisasi tentang dampak dan buruknya tindakan kriminal khususnya
bagi pengedar dan pemakai narkotika. Kata “Narkotika” sendiri berasal dari
Bahasa Yunani “Narkoum” yang berarti membuat lumpuh dan mati rasa. Perlu
diketahui bahwa sebenarnya narkotika memiliki manfaat yang positif kesehatan
2
di dunia kedokteran, serta berguna untuk penelitian ilmu pengetahuan farmasi dan
pengobatan. Sangat naas saat ini narkotika tersebut disalahgunakan oleh beberapa sebagian
masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
Perbuatan ini telah melibatkan sebagian besar masyarakat sebagai pelaku tindak pidana dan
yang paling mencengangkan yakni peredaran narkotika di Kota Malang tiap tahunnya
semakin meningkat bahkan saja hingga melampaui tingkat ke khawatiran bersosial. Diketahui
peredaran ini sudah semakin malang melintang di Kota Malang, yang mengkhawatirkan lagi
yakni pemakai dan pengedar sebagian kasusnya diungkap oleh Pihak Kepolisian, hasilnya
sebanyak 65 kasus penangkapan dalam kurun waktu tiga bulan. Peran penegak hukum sangat
di butuhkan dengan adanya penyuluhan memberikan arahan serta pengetahuan kepada
masyarakat agar tidak salah saat mengambil tindakan yang bertentangan melawan hukum.
World Drugs Reports 2018 dari The United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC)
menemukan 5,6 persen penduduk dunia atau 275 juta orang dalam rentang usia 15-64 tahun
pernah mengkonsumsi narkoba minimal sekali1.
Bahaya narkotika di Kota Malang pada saat ini menjadi masalah serius diberantas.
Pemerintah menerbitkan aturan yang mengatur tindak pidana penyalahgunaan narkotika
yakni Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Menurut data yang dicakup oleh Polri pada tahun 2019 sebanyak 37.000 lebih tersangka
narkotika dan sebanyak 3,7 ton sabu berhasil diamankan.2. Berdasarkan kasus yang sudah
1 survey BNN: 2,3 juta pelajar konsumsi narkoba, 2019
https:m.cnnindonesia.com/nasional/20190622182557-20-405549/survey-bnn-23-juta-pelajar-konsumsi-narkoba,
diakses pada 08 mei 2020 2 Renne R.A. Kawilarang. Bayu Nugraha. (2019), Selama 2019 Polri cokok 37 Ribu Lebih Tersangka
Kasus Narkoba, Diakses pada 19 Juli 2020.
https://www.google.com/amp/s/www.vivanews.com/amp/kriminal/26950-selama-2019-polri-cokok-37-ribu-
lebih-tersangka-kasus-narkoba
3
terjadi saat ini pihak Kepolisian semakin gencar memberantas semua tindakan yang berbau
narkotika. Jadi Narkotika sendiri pada zaman sekarang ada berbagai jenis, dari yang mulai
tanaman hingga yang berbentuk pil koplo, akan tetapi banyak dari masyarakat sekarang
menggunakan bahan-bahan herbal yang efek dari benda tersebut dapat menghilangkan
pikiran atau yang biasa dikenal dengan efek halusinasi. Adapun tanaman yang sering di
salahgunakan kalangan remaja saat ini yaitu daun kecubung, jamur kotoran sapi, tanaman
ganja, dll. Daun kecubung merupakan tanaman yang akar, batang, biji dan daunnya yang
mengandung alkolid. Tanaman kecubung sering sekali di jumpai di daerah dataran tinggi,
kecubung sendiri biasanya dijadikan sebagai tanaman hias oleh masyarakat dan makanan
hewan ternak, akan tetapi pada era globalisasi saat ini daun kecubung sering sekali di salah
gunakan oleh kalangan masyarakat sebagai bahan untuk menenangkan pikiran (ngefly). Jika
dibiarkan perbuatan tersebut sangat merugikan serta mengkhawatirkan yang berdampak pada
masa depan. Apabila tidak dilakukan tindakan tegas dari Kepolisian maka di pastikan akan
berdampak pada hal-hal yang negatif diantaranya kerusakan pada otak dan bertingkah
semena-mena.
Hingga kini penyebaran narkotika tidak dapat di bendung lagi, mengingat penyebaran
sudah menyebar di berbagai lokasi di Kota Malang kini sangatlah mudah di dapatkan dari
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, Contohnya seperti bandar narkoba yang
mencari mangsa di sekolah, diskotik, kampus, dan tempat-tempat lain. Narkotika juga mudah
di dapat dikalangan masyarakat dengan harga yang terjangkau sangat murah dan apabila
masyarakat merasakan efek ketagihan/kecanduan tidak mempunyai uang maka akan
melakukan suatu hal yang tidak diinginkan. Pemakaian zat-zat terlarang kepada masyarakat
dapat merusak syaraf dan organ tubuh sehingga menghambatnya untuk melakukan aktivitas
normal seperti biasanya. Penyalahgunaan narkotika menimbulkan berbagai kerugian baik
4
untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan bersosial di sekitar. Seseorang yang telah
kecanduan narkotika biasanya tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
yang menimbulkan tindakan semaunya sendiri dan mudah marah. Narkotika bahkan dapat
menyebabkan kematian apabila digunakan dalam dosis yang tinggi dalam pemakaian. Jadi
penyalahgunaan narkotika harus di tangani sesegera mungkin oleh Kepolisian dan perlu
diberantas.
Menurut tempat kejadian perkara yang telah di ungkap pihak Kepolisian khususnya di Kota
Malang dalam kurun waktu 3 bulan sudah sebanyak 51 kejadian perkara, tidak tanggung-
tanggung pengedar dan pemakai melakukan tindakan penyalahgunaan dengan cara frontal di
jalan raya, rumah/kos, SPBU, Apotek, dan Kampus. Ada juga faktor internal dan eksternal
yang dapat mempengaruhi penyalahgunaan tersebut, faktor internal yakni meliputi
kepribadian, keluarga, dan ekonomi. Faktor eksternal juga yang paling mudah untuk
menimbulkan kenakalan ini seperti pergaulan teman sebaya yang mempunyai faktor
memberikan contoh buruk berawal dari penasaran, mencoba-coba hingga sampai kecanduan.
Faktor sosial bermasyarakat yang apatis dan tidak mempedulikan lingkungan sekitar dapat
menyebabkan banyaknya masyarakat yang menyalahgunakan narkotika, dan dapat
menyebabkan gejala yang buruk. Adapun gejala pada pengguna yang sering dilakukan dalam
lingkungan bersosial yakni dengan cara mengeluh, berbohong, menyakiti teman, kurang
konsentrasi, mengalami phobia, gelisah, tidak mempunyai banyak teman, dan meninggalkan
tanggung jawab dirumah3. Gejala tersebut sangat mengganggu bagi berkembangnya masa
depan kelak, daya pikir lemah dan nekat melakukan tindakan yang bisa melampaui batas pada
biasanya. Dampak psikis yang di alami menggunakan narkotika yaitu seperti lamban bekerja,
sering tegang dan menjadi beban orang tua. Ketergantungan akan mengakibatkan rasa sakit
3 jogja.polri.go.id/polres_bantul/website/?p=6338, di akses pada 08 mei 2020
5
yang luar biasa (sakaw) apabila tidak menggunakan/mengkonsumsi barang tersebut pada
waktu yang diinginkan akan mengalami depresi bahkan bisa saja akan brutal dengan
menghalalkan semua cara untuk mendapatkan barang tersebut. Berdasarkan kasus diatas
menjadikan penulis tertarik untuk mengangkat kasus tersebut sebagai topik yang penulis teliti
mengingat penyalahgunaan narkotika khusus di Kota Malang saat ini semakin menunjukkan
kekhawatiran. Adapun judul yang penulis ambil adalah: PEMBERANTASAN TINDAK
PIDANA PENYALAHGUNAAN JENIS TANAMAN NARKOTIKA OLEH
KEPOLISIAN KOTA MALANG
B. Rumusan Masalah
1. Berapa jumlah kasus Penyalahgunaan jenis Tanaman Narkotika di Kota Malang?
2. Apa upaya Kepolisian dalam melakukan pemberantasan Penyalahgunaan jenis
Tanaman?
3. Apa hambatan-hambatan yang terjadi dalam upaya pemberantasan Penyalahgunaan
jenis Tanaman Narkotika?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jumlah kasus jenis tanaman Narkotika
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Kepolisian dalam pemberantasan
penyalahgunaan jenis tanaman Narkotika
3. Untuk mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang terjadi dalam upaya
pemberantasan penyalahgunaan jenis tanaman Narkotika
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi ilmiah mengenai pemberantasan
tindak pidana penyalahgunaan jenis tanaman narkotika oleh Kepolisian Kota
Malang
6
2. Dapat digunakan sebagai referensi pendukung untuk penelitian berikutnya.
Adapun secara praktis manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian
ini adalah:
sebagai bahan tambahan dan masukan serta manfaat bagi penulis untuk dapat
mengembangkan pengetahuan dan wawasan pemikiran yang penulis dapatkan
berdasarkan ilmu-ilmu dan juga sebagai bekal bagi penulis dalam melakukan
pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara.
E. Orisinalitas Penelitian
No. PROFIL JUDUL
. WAHYU DESNA NUGROHO
SKRIPSI
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA
NARKOTIKA YANG
DILAKUKAN POLISI
ISU HUKUM
1. Bagaimanakah penegakan hukum terhadap polisi yang
melakukan tindak pidana narkotika?
2. Apakah faktor-faktor penghambat penegakan hukum terhadap
polisi yang melakukan tindak pidana narkotika
HASIL PENELITIAN
.1. Penegakan hukum tindak pidana narkotika yang dilakukan Polisi
dilaksanakan dengan menggunakan upaya refresive yaitu menggunkan
upaya hukum yakni pelaku tindak pidana narkotika harus diproses
hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika. Penjatuhan sanksi pidana terhadap Polisi yang melakukan
tindak pidana narkotika akan diadili dalam lingkungan peradila umum
penjatuhan sanksi disiplin akan dilaksanakan dalam sidang kode etik.
Pemeriksaan disiplin polri akan di tanggani oleh Kabid Propam sub
bidang Provos, selajutnya penjatuhan sanksi dilaksanakan oleh Ankum
yang berwenang. Selama proses penyidikan anggota Polri tersebut
diberhentikan dari jabatan dinas untuk sementara. Anggota Polri
tersebut ditempatkan dalam ruang tahanan khusus bagi anggota Polri.
Penuntutan terdakwa anggota polri dilakukan oleh Penuntut umum.
Pembinaan narapidana anggota Polri dilakukan di lembaga
pemasyarakatan.Sedangkan upaya preventif yang bersifat pencegahan
7
adalah dengan melakukan pembinaan kepada anggota polisi dengan
cara sosialisasi, penyuluhan tentang bahaya narkotika dan dampak dari
penyalah gunaan narkotika.
2.Faktor-faktor penghambat penegakan hukum tindak pidana narkotika
yang dilakukan polisi :
Faktor penegak hukum/Ankum belum maksimal dalam memberikan
sanksi kepada anggota Polisi yang melakukan pelanggaran. Faktor
sarana atau fasilitas terkait masalah masalah sarana dan prasarana yang
kurang memadai dan keterbatasan dukungan anggaran.Faktor
masyarakatserta kurang perdulinya masyarakat untuk melapor kepihak
berwajib membuat penegak hukum sulit memberantas tindak pidana
narkotika. Dalam penegakan hukum tindak pidana narkotika
masyarakat harus berperan aktif, masyarakat harus bekerja sama dengan
aparat penegak hukum dan melaporkan tindak pidana
narkotika agar dapat segera dapat ditindak lanjuti oleh aparat penegak
hukum. Serta latar belakang dan karakteristik pribadi yang dimiliki
anggota Polisi membuatnya lebih cerdik dan pintar.
PERSAMAAN Persamaan yang pertama yaitu
sama-sama membahas tentang
narkotika
PERBEDAAN Perbedaaan yang pertama yaitu
skripsi yang saya tulis lebih
terfokus pada masyarakat sipil
biasa,sedangkan yang di tulis oleh
WAHYU DESNA NUGROHO
Terfokus pada anggota POLRI.
Yang kedua, Penyalahgunaan
narkotika yang disebabkan oleh
tanaman.
KONTRIBUSI Berguna untuk Pencegahan dengan
melakukan pembinaan kepada
masyarakat
PROFIL JUDUL
ASPAR AMIEN
SKRIPSI
TINJAUAN YURIDIS TINDAK
PIDANA PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA YANG
8
UNIVERSITAS HASANUDIN DILAKUKAN OLEH OKNUM
KEPOLISIAN
ISI HUKUM
1. Bagaimanakah penerapan hukum pidana materil terhadap
pelaku tindak pidana Penyalagunaan Narkotika yang di
Lakukan oleh Aparat Kepolisian di Kota Makassar dalam
putusan No. 1811/Pid.B/2013/Pn.Mks?
2. Bagaimanakah pertimbangan hukum hakim dalam
menjatuhkan pidana terhadap pelaku dalam Putusan No.
1811/Pid.B/ 2013/Pn.Mks?
HASIL PENELITIAN
1. Penerapan Hukum Pidana Materil oleh Hakim terhadap tindak
pidana penyalahgunaan Narkotika oleh Aparat Kepolisian di
Kota Makassar dalam putusan No.1811/Pid.B/2013/PN.MKS
telah tepat, karena tindak pidana yang dilakukan terdakwa telah
memenuhi unsur-unsur dari syarat pemidanaan atau telah
memenuhi ketentuan penerapan sanksi terhadap tindak pidana
penyalahgunaan Narkotika golongan I sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika.
2. Pertimbangan Hukum Hakim terhadap tindak Pidana
Penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan Aparat Kepolisian di
Kota Makassar dalam menjatuhkan pemidanaan telah tepat
karena Hakim dalam perkara No.1811/Pid.B/2013/PN.MKS
menjatuhkan pemidanaan berdasarkan pasal 184 KUHAP
merupakan alat bukti yang sah. Selanjutnya alat-alat bukti
tersebut bukti tersebut mendukung fakta-fakta yang terungkap
dalam persidangan yang meyakinkan hakim bahwa tindak
pidana penyalahgunaan Narkotika benar-benar terjadi dan
terdakwalah yang bersalah melakukannya
PERSAMAAN karena tindak pidana yang
dilakukan telah memenuhi unsur-
unsur dari syarat pemidanaan atau
telah memenuhi ketentuan
penerapan sanksi terhadap tindak
pidana penyalahgunaan
PERBEDAAN Perbedaaan yang pertama yaitu
skripsi yang saya tulis lebih
9
terfokus pada masyarakat sipil
biasa,sedangkan yang di tulis oleh
ASPAR AMIEN
Terfokus pada anggota POLRI dan
terbukti secara sah.
KONTRIBUSI berguna untuk memenuhi unsur-
unsur dari syarat pemidanaan dan
berguna untuk mengetahui
penerapan sanksi yang dilakukan
tentang penyalahgunaan narkotika
Sedangkan penelitian saya ini adalah:
PROFIL JUDUL
ADIMAS DWI YANTO
SKRIPSI
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN JENIS
TANAMAN NARKOTIKA
KOTA MALANG
ISU HUKUM
1. Berapa jumlah kasus Penyalahgunaan jenis Tanaman Narkotika di
Kota Malang?
2. Apa upaya Kepolisian dalam melakukan pemberantasan
Penyalahgunaan jenis Tanaman?
3. Apa hambatan-hambatan yang terjadi dalam upaya
pemberantasan Penyalahgunaan jenis Tanaman Narkotika?
HASIL PENELITIAN
10
1. Menjelaskan tentang jumlah kasus Penyalahgunaan jenis Tanaman
Narkotika di Kota Malang.
2. Menjelaskan tentang upaya Kepolisian dalam pemberantasan
Penyalahgunaan Jenis Tanaman.
3. Menjelaskan tentang hambatan-hambatan yang terjadi dalam upaya
pemberantasan Penyalahgunaan jenis Tanaman Narkotika.
F. Metode Penelitian
Dalam proses penyusunan skripsi ini, sebagai salah satu usaha atau upaya untuk
mendapatkan keberhasilan serta kesempurnaan penelitian juga untuk memperoleh
gambaran serta penyelesaian permasalahan secara jelas dan terperinci, maka dari itu
penulis menggunakan cara atau metode sebagai berikut :
1. Jenis penelitan
Jenis penelitian hukum empiris, yaitu dalam penelitian ini tidak hanya meneliti
pada peraturan perundang-undangan dan jurnal jurnal maupun literatur yang
berkaitan. Tetapi juga studi langsung di lapangan.
2. Jenis Pendekatan
Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan yuridis sosiologis
(sociologize approach), yaitu pendekatan penelitian yang menggunakan data
sekunder sebagai data awalnya, yang kemudian dilanjutkan dengan data primer atau
data lapangan, karena dalam penelitian ini hendak menganalisis dan mengkaji
tentang peran kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana penyalahgunaan jenis
tanaman narkotika.
Pendekatan perundang-undangan (statue approach) dilakukan dengan cara
menelaah peraturan perundang-undangan dan regulasi yang bersangkut paut dengan
masalah hukum yang akan diteliti, yaitu penelitian terhadap norma-norma hukum
11
yang terdapat pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), Undang-
Undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, Undang-undang
No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Pendekatan konseptual (conceptual approach) jenis pendekatan dalam
penelitian hukum dengan memberikan sudut pandang konsep-konsep hukum yang
menjadi latar belakang untuk peyelesain masalah, disini latar belakang yang
menjadikan seseorang melakukan perbuatan penyalahgunaan narkotika adalah
faktor ekonomi, faktor lingkungan dan faktor mendapatkan jenis-jenis tanaman.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah informasi yang berupa pemahaman, persepsi,
pengalaman, pendapat harapan dari subjek penelitian (narasumber, informan,
responden). Dalam penelitian ini, data primer yang didapat adalah suatu data yang
diperoleh langsung dari hasil penelitian.(field research)
b. Sumber Data Skunder
Data sekunder adalah bahan hukum yang bersumber dari buku teks karena buku
teks berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan
klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi. Data sekunder dalam
penelitian ini di peroleh dari studi kepustakaan yang merupakan metode
pengumpulan data yang diperoleh dari peraturan perundangundangan dan buku
sebagai literature dengan dipergunakan bersama-sama metode lain seperti
wawancara, pengamatan (observasi) dan kuesioner (library research).
c. Sumber Data Tersier
12
Data Tersier adalah bahan baku hukum yang bersumber dari bacaan berupa karya
ilmiah, hasil penelitian, literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang di
teliti dan di bahas di skripsi ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data primer
a) Wawancara
Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan
wawancara (interview). Wawancara dilakukan melaui metode survey dengan
proses tanya jawab secara lisan dengan dua orang atau lebih berhadapan dengan
secara fisik. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan terkait dengan
permasalahan. Jenis wawancara yang digunakan yaitu wawancara bebas terpimpin
dengan mempersiapkan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang digunakan
sebagai pedoman.
b) Observasi
Teknik Observasi adalah Teknik Pengumpulan Data dengan cara peneliti
melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamat disebut observer
yang diamati yang disebut observer.
c) Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa
laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data kemudian ditelaah.
5. Analisis Data
13
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis menggunakan metode
analisis data yang biasa disebut teknik analisis data Kualitatif yaitu menganalisa dan mengolah
data yang sudah terkumpul menjadi data secara terstruktur, sistematis dan memiliki makna,
dengan tahapan yang dilakukan dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi dan
kemudian menyimpulkan dan menyajikan data.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dikemukakan secara garis besar penyusun skripsi ini yang
terdiri dari empat bab, yaitu:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini yang pertama mengutarakan mengenai latar belakang pemilihan judul,
bagian kedua adalah perumusan masalah yang berisi masalah spesifik yang akan
diteliti, bagian ketiga adalah tujuan penelitian, yaitu pernyataan singkat tentang apa
yang akan dicapai dalam penelitian, bagian keempat adalah manfaat penelitian, yaitu
menguraikan dan menjelaskan kegunaan penelitian baik secara teoritis ataupun praktis,
dan bagian yang kelima adalah sistematika penulisan yang berisi tentang uraian singkat
dan bab-bab yang ada pada penulisan penelitian ini.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijabarkan atau dijelaskan mengenai definisi-definisi dan tinjauan
teoritis mengenai apa pengertian dari Tindak Pidana, Narkotika, dan Macam Tanaman
Narkotika. Menjelaskan apa itu Tindak Pidana jenis-jenis tindak pidana. Menerangkan
tentang Tanaman Narkotika beserta macam-macamnya dan Kepolisian.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
14
Pada bab ini akan menguraikan hasil dari jumlah kasus Penyalagunaan jenis tanaman
Narkotika, Upaya Kepolisian dalam melakukan Pemberantasan Penyalahgunaan Jenis
Tanaman Narkotika, Hambatan-hambatan yang terjadi dalam upaya pemberantasan
Penyalahgunaan Jenis Tanaman Narkotika.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab yang terakhir ini terdiri dari dua sub bab pokok yaitu kesimpulan dan saran.
Kesimpulan ini ditarik dari bab-bab sebelumnya dengan menemukan garis merah
pokok permasalahan yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Kemudian saran ini
dapat digunakan masukan yang berguna bagi semua pembaca.
1
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-urian yang terdapat pada bab-bab di atas maka dapat ditarik
kesimpulan yang sesuai dengn pokok permasalahan yaitu sebagai berikut :
1. Dalam rentan tahun 2020 ditemukan kasus Penyalahgunaan Tanaman Ganja dan Tembakau
Gorilla dalam Tindak Pidana Narkotika, setidaknya secara keseluruhan sudah total 65 kasus
yang telah ditangani oleh Unit Reserse Narkoba Polresta Malang. Polresta Malang sudah
melakukan upaya penanggulangan Tindak Pidana Narkotika tetapi tetap saja terdapat
beberapa orang yang masih melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Kasus tersebut yang
di tangani Polresta Malang menunjukkan presentase bahwa angka Penyalahgunaan
Narkotika sangat tinggi. Kasus yang ditemukan di ruang lingkup wilayah Hukum Polresta
Malang adalah kasus yang banyak dilakukan di Indonesia seperti para pengguna, pengedar,
dan penyalahguna.
2. Upaya pemberantasan Tanaman jenis Narkotika, Kepolisian Resort Malang Kota
menerapkan sistem PROMOTER yaitu Profesional mempunyai arti meningkatkan Sumber
Daya Manusia berdasarkan prosedur yang sudah dipahami, dilaksanakan, dan diukur.
Modern yang berarti tindakan modernisasi dalam layanan publik, dan Terpercaya yang
mempunyai makna melakukan gerakan reformasi internal Polri guna terwujudnya
penegakan hukum objektif yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan. Upaya lain yang
dilakukan yakni dengan melakukan pre-emtif, preventif, represif. Dalam upaya pre-emtif
melakukan cara menanamkan nilai-nilai norma yang baik ke pada masyarakat melalui
Binmas. Dalam upaya preventif Polresta Malang melakukan patrol di berbagai tempat yang 85
2
di sinyalir sebagai tempat yang rawan agar terciptanya kondisi aman dan tertib. Sedangkan
upaya represif pihak Kepolisian Kota Malang bekerja bersama-sama dengan pihak BNN,
TNI, dan istansi terkait untuk melakukan penyidikan, penyelidikan, serta penjatuhan sanksi
kepada pelaku tindak pidana penyalahguna tanaman yang merupakan jenis Narkotika.
3. Dalam pemberantasan Narkotika khsusunya jenis tumbuhan Kepolisian Negara Republik
Indonesia menemui beberapa faktor-faktor hambatan yaitu faktor internal yang meliputi
sarana seperti kurangnya alat tes urine dan alat pendeteksi, kurangnya personil, dan
kurangnya dana operasional. Selanjutnya faktor eksternal meliputi adanya unsur-unsur
backingan dari oknum-oknum, dan adanya masyarakat yang tidak kooperatif mau
melaporkan atau memberi informasi kepada Kepolisian.
B. Saran
1. Kepolisian seharusnya lebih giat lagi terkait kendala-kendala yang dialami, mengingat
kendala-kendala tersebut jika tidak segera di tangani akan menimbulkan dampak yang
negatif kepada pihak Kepolisian sendiri. Pihak Kepolisian beserta jajaran bersatu
menumpas bersih kejahatan supaya tercipta keamanan dan ketertiban dalam masyarakat
serta perekonomian akan mengalami kemajuan secara signifikan.
2. Kepolisian agar lebih memaksimalkan lagi sarana teknologi yang sekarang semakin
canggih, sehingga kejahatan-kejahatan yang menggunakan sarana teknologi dapat
diberantas. Dalam sarana dibuat merata, jadi dalam hal teknologi tidak hanya di pusat-
pusat saja yang memiliki teknologinya.
1
DAFTAR PUSTAKA
1.Buku
A. S Alam, Pengantar Kriminologi, Pustaka Refleksi Books, Makassar, 2010.
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2012.
Bandingkan terjemahan resmo KUHP oleh BPHN dan Bandingkan juga dengan Draft II
Naskah Rancangan Undang-Undang Hukum Pidana Nasional Indonesia Tahun 2005
yang mengatur Ruang Lingkup Berlakunya Peraturan Perundang-undangan Pidana dalam
Pasal 1 ayat (1 sampai 4).
Barda Nawawi Arief, Hukum Pidana I, Badan Penyedia Bahan Fakultas Hukum Universitas
Dipenogoro, (tanpa penerbit), Semarang, 1998.
Effendi, Hukum Pidana Indonesia – Suatu Pengantar, PT. Rafika Aditama, Bandung, 2011.
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta,2012,Erdianto
H.M Rasyid Ariman dan Fahmi Raghib, Hukum Pidana, Setara Press, Malang, 2016.
Ismu Gunadi, Jonaidi Efendi, dan Fifit Fitri Lutfianingsih, Cepat dan Mudah Memahami
Hukum Pidana, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2015.
Indriyanto Seno Adji, Korupsi dan Hukum Pidana, Kantor Pengancara Konsultan Hukum
Prof.
Ledeng Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2005.
Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2015
Molejatno, Asas-Asas Hukum Pidana, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Oemar Seno Adji & Rekan , Jakarta, 2001.
P.A.F. Lamintang dan Franciscus Theojunior Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Di
Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2014.
Dr. H. Siswanto S. S.H., M.H., M.Kn, POLITIK HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG
NARKOTIKA (UU NOMOR 35 TAHUN 2009)
SR. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana dan Penerapannya, Alumni AHAEM-PTHAEM,
Jakarta.
Sadjijono, Memahami Hukum Kepolisian, Laksbang, Surabaya, 2009.
Satjipto Rahardjo, Pengakan Hukum Sutau Tinjauan Sosiologis, Genta Publishing,
Yogyakarta, 2009.
Soebroto Brotodiredjo dalam R. Abdussalam, Penegak Hukum Di Lapangan Oleh Polri,
Dinas Hukum Polri, Jakarta, 1997.
Soebroto Brotodirejo, Polri Sebagai Penegak Hukum, Sespimpol, Bandung, 1989.
Sudarto, Hukum Pidana Jilid I-II, Fakultas Hukum, Purwekerto, 1990.
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni Bandung, Bandung, 1986.
2
Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia – Dalam Perspektif Pembaharuan, UMM
Press, Malang, 2009.
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indoensia, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1985.
2.Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen
Penyidikan Tindak Pidana
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
3. Internet
Fajar Ichwan Noor, https:fajarichwannoor.wordpress.com/2008/12/17magic-mushroom/,
diakses tanggal 19 Juli 2020
http://lab.bnn.go.id/nps_alert_system/9.%20Tembakau%20Gorillaz.php, diakses pada 28 Juni
2020
http://lab.bnn.go.id/nps_alert_system/11.Terbaru%20tentang%20NPS%20Sintetik%20Canna
binoid%20ditemukan%20lagi.php, diakses pada 28 Juni 2020
Irsan Gusrianto, Pengertian Tentang Delik Aduan dan Delik Biasa,
http://www.irsangusfrianto.com/p/pengertian-delik-aduan-dan-delik-biasa.html, di
akses 5 Juli 2020
(ken/sad/jpg), “Polisi Pastikan Jamur Magic Mushroom Tergolong Narkoba”,
https://metrojambi.com, diakses pada 19 Juli 2020
Penggunaan narkotika di kalangan remaja meningkat, 2019
https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/, di akses pada
08 mei 2020
Pembinaan dan penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba dan kenakalan remaja di dusun
karang desa poncosari, 2020 jogja.polri.go.id/polres_bantul/website/?p=6338, di
akses pada 08 mei 2020
Renne R.A. Kawilarang. Bayu Nugraha. (2019), Selama 2019 Polri cokok 37 Ribu Lebih
Tersangka Kasus Narkoba, Diakses pada 19 Juli 2020.
https://www.google.com/amp/s/www.vivanews.com/amp/kriminal/26950-selama-
2019-polri-cokok-37-ribu-lebih-tersangka-kasus-narkoba
survey BNN: 2,3 juta pelajar konsumsi narkoba, 2019
https:m.cnnindonesia.com/nasional/20190622182557-20-405549/survey-bnn-23-
juta-pelajar-konsumsi-narkoba, diakses pada 08 mei 2020
4. JURNAL
3
BNN & Puslitkes UI. Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada
Kelompok pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2006. Depok: Puslitkes UI,
2006.
e-journal.uajy.ac.id, Toksistas Ekstrak Biji Kecubung Terhadap Mencit, Yogyakarta. 2009.
Jurnal Data P4GN, Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika, (Jakarta Balai Penerbit Badan Narkotika Nasional, 2013), 3.
5. Skripsi
Kenny Farisan Badri, Skripsi, Pengaruh pemberian ekstrak jamur psilocybe cubensis dosis
bertingkat terhadap rasa ingin tahu mencit swiss Webster yang di ukur dengan
manual Hole Board, 2013.
MNV Putri, Skripsi “Tinjauan umum mengenai MAGIC MUSHROOM sebagai salah satu
jenis Narkotika dan Tinjauan umum mengenai Tindak Pidana di Indonesia, 2017
Putri Angela. Skripsi, Hubungan Lama Berhenti Menggunakan Ganja dengan Xerostomia di
Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan Tahun 2016.
Revita Syefti Palmi, Skripsi, Pengaruh Ekstrak Daun Kecubung Datura metel Sebagai Bahas
Anestesi Terhadap Kondisi Hematologi Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan
Nila.