pemberantasan korupsi di singapura mulyadi

5
PEMBERANTASAN KORUPSI DI SINGAPURA Mulyadi Kelas 8A Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan email: [email protected] Abstrak – Singapura telah dikutip oleh banyak orang sebagai negara yang paling sedikit korupsi. Ini adalah pernyataan langsung atas kredibilitas dari berbagai sektor yang beroperasi di Singapura yang membuatnya sebagai pusat komersial. Political will yang tinggi dari pemerintah Singapura untuk memberantas korupsi merupakan faktor fundamental dalam memberantas tindak korupsi di Singapura. Kata Kunci: pemberantasan, pencegahan, korupsi di Singapura 1. PENDAHULUAN Singapura adalah Negara pulau yang merupakan Negara terkecil di ASEAN, tetapi yang paling kaya dan paling makmur, aman, dan tertib. Komitmen politik pemerintah yang tinggi dalam memberantas korupsi adalah faktor utama dan terpenting dari keberhasilan Singapura. Selanjutnya, negara tersebut menyadari pentingnya membentuk lembaga anti-korupsi yang independen, memiliki kewenangan yang memadai, dan memiliki integritas tinggi. Keberadaan peraturan perundang- undangan yang tegas dan jelas, sangat menentukan efektivitas lembaga anti-korupsi. Kemudian administrasi pemerintahan yang efisien merupakan outcomes dari efektifnya lembaga anti-korupsi, undang- undang, dan sanksi korupsi. 2. PEMBAHASAN Walaupun Singapura tergolong Negara yang makmur, tertib, dan paling kecil korupsinya dengan indeks persepsi korupsi peringkat 5 besar dunia , tetap saja pemerintah Singapura menciptakan badan anti korupsi yang disebut CPIB (Corrupt Practices Investigation Bureau ). Undang- undang anti korupsinya pun sudah ada sejak tahun 1960 yang merupakan salah satu undang-undang tentang tindak korupsi tertua di dunia. Berikut ini akan dibahas mengenai langkah pemberantasan tindak korupsi di Singapura melalui kebijakan dan perundangan, lembaga pemberantas korupsi serta pencegahan dan penindakan korupsi. 2.1 Kebijakan dan Perundangan Pemberantasan Korupsi Instrumen utama perundangan di Singapura terkait dengan pemberantasan korupsi, yaitu : 1. Prevention of Corruption Act (PCA) 2. Corruption, Drug Trafficking and Other Serious Crimes (Confiscation of Benefits) Act. Salah satu pilar strategi pemberantasan korupsi di Singapura adalah perangkat perundangan anti korupsi yang selalu dikembangkan dan disesuaikan dengan dinamika lingkungan internal dan eksternal. Pengembangan perundangan anti korupsi di Singapura dilakukan dengan adanya beberapa amandemen atau perubahan yang dianggap perlu untuk mengantisipasi masalah secara kontekstual. Amandemen ini dilakukan bukan untuk merubah isi, namun justru untuk memperluas daya jangkau perundangan dalam rangka efektivitas pemberantasan korupsi.

Upload: mulyadi-yusuf

Post on 12-Jun-2015

397 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemberantasan korupsi di singapura  mulyadi

PEMBERANTASAN KORUPSI DI SINGAPURA

MulyadiKelas 8A Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan

email: [email protected]

Abstrak – Singapura telah dikutip oleh banyak orang sebagai negara yang paling sedikit korupsi. Ini adalah pernyataan langsung atas kredibilitas dari berbagai sektor yang beroperasi di Singapura yang membuatnya sebagai pusat komersial. Political will yang tinggi dari pemerintah Singapura untuk memberantas korupsi merupakan faktor fundamental dalam memberantas tindak korupsi di Singapura.

Kata Kunci: pemberantasan, pencegahan, korupsi di Singapura

1. PENDAHULUAN

Singapura adalah Negara pulau yang merupakan Negara terkecil di ASEAN, tetapi yang paling kaya dan paling makmur, aman, dan tertib. Komitmen politik pemerintah yang tinggi dalam memberantas korupsi adalah faktor utama dan terpenting dari keberhasilan Singapura. Selanjutnya, negara tersebut menyadari pentingnya membentuk lembaga anti-korupsi yang independen, memiliki kewenangan yang memadai, dan memiliki integritas tinggi.

Keberadaan peraturan perundang-undangan yang tegas dan jelas, sangat menentukan efektivitas lembaga anti-korupsi. Kemudian        administrasi pemerintahan yang efisien merupakan outcomes dari efektifnya lembaga anti-korupsi, undang-undang, dan sanksi korupsi.

2. PEMBAHASAN

Walaupun Singapura tergolong Negara yang makmur, tertib, dan paling kecil korupsinya dengan indeks persepsi korupsi peringkat 5 besar dunia, tetap saja pemerintah Singapura menciptakan badan anti korupsi yang disebut CPIB (Corrupt Practices Investigation Bureau). Undang-undang anti korupsinya pun sudah ada sejak tahun 1960 yang merupakan salah satu undang-undang tentang tindak korupsi tertua di dunia. Berikut ini akan dibahas mengenai langkah pemberantasan tindak korupsi di Singapura melalui kebijakan dan perundangan, lembaga pemberantas korupsi serta pencegahan dan penindakan korupsi.

2.1 Kebijakan dan Perundangan Pemberantasan Korupsi

Instrumen utama perundangan di Singapura terkait dengan pemberantasan korupsi, yaitu : 1. Prevention of Corruption Act (PCA) 2. Corruption, Drug Trafficking and Other Serious Crimes (Confiscation of Benefits) Act.

Salah satu pilar strategi pemberantasan korupsi di Singapura adalah perangkat perundangan anti korupsi yang selalu dikembangkan dan disesuaikan dengan dinamika lingkungan internal dan eksternal. Pengembangan perundangan anti korupsi di

Singapura dilakukan dengan adanya beberapa amandemen atau perubahan yang dianggap perlu untuk mengantisipasi masalah secara kontekstual. Amandemen ini dilakukan bukan untuk merubah isi, namun justru untuk memperluas daya jangkau perundangan dalam rangka efektivitas pemberantasan korupsi.

Kapasitas instrumen PCA ini terus dikembangkan oleh Singapura secara ekspansif, disesuaikan dengan dinamika lingkungan yang terjadi. PCA selain menangani dan mengatur korupsi aktif, juga mengatur korupsi dalam bentuk pasif. Seluruh pelaku potensial korupsi dapat dijerat oleh pasal-pasal criminal korupsi di PCA, yaitu dari sektor publik, swasta, individu di Singapura dan warga negara Singapura di mana pun, termasuk di luar negeri.

Corruption, Drug Trafficking and Other Serious Crimes (Confiscation of Benefits) Act yang disahkan pada tahun 1999, untuk menggantikan Corruption (Confiscation of Benefits) Act tahun 1989. UU ini kemudian diamandemen untuk terakhir kalinya pada tahun 2001. Hasil amandemen terakhir ini memberikan kewenangan kepada pengadilan untuk membekukan dan mengambil alih property dan aset hasil korupsi, dan perdagangan obat terlarang dan kejahatan berat lainnya yang berkaitan, termasuk kejahatan pencucian uang

2.2 Kelembagaan Dalam Pemberantasan Korupsi

Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) dibentuk pada tahun 1952 Pemerintah Singapura dibawah PM Lee Kuan Yew. CPIB dibentuk karena Singapore Police Force yang disebut dengan Anti-Corruption Branch yang tidak efektif dalam menyelidiki petugas-petugas kepolisian yang korup. Kelemahan yang utamadisebabkan karena terbatasnya kewenangan yang dimiliki unit tersebut dandiperparah dengan adanya konflik kepentingan yang terjadi karena para penyidikterlihat segan untuk memeriksa rekan-rekan mereka yang juga dari kepolisian.

Page 2: Pemberantasan korupsi di singapura  mulyadi

Dari sisi struktur kelembagaan, CPIB berada di bawah Kantor Perdana Menteri (Prime Minister’s Office). CPIB dipimpin oleh Direktur (Director). Meskipun dibentuk oleh pemerintah, CPIB adalah lembaga yang independendan bertanggung jawab atas seluruh penyelidikan dan pencegahan korupsi di Singapura. Direktur CPIB ditunjuk oleh Predisen. Walaupun Presiden memiliki kewenangan untuk menunjuk orang-orang yang nantinya akan menduduki jabatan penting di CPIB namun Presiden tidak mempunyai hak untuk ikut campur dalam hal pemberantasan korupsi. Dalam hal pemberantasan korupsi, tidak ada seorang atau satu badanpun yang berhak mengendalikan biro ini. Kendali Presiden hanya terbatas pada penunjukan orang-orang yang menempati jabatan di yang telah disebutkan di atas. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga CPIB agar tetap dapat berjalan searah dengan pemerintah.

CPIB memiliki fungsi untuk menyelidiki kasus korupsi/berindikasi korupsi, mencegah terjadinya korupsi dan kombinasi antara menyelidiki dan mencegah tindakan korupsi. Peran CPIB dalam menciptakan pelayanan publik yang bersih salah satunya adalah memberikan rekomendasi dalam hal perekrutan, promosi, dan pemberian penghargaan pegawai negeri.

Meskipun dalam sejarahnya, CPIB memprioritaskan korupsi di sektor publik, namun Prevention of Corruption Act juga memberikan kewenangan kepada CPIB untuk melakukan penyelidikan korupsi di sektor swasta. Praktik-praktik korupsi di sektor swasta pada umumnya melibatkan pembayaran atau penerimaan komisi secara ilegal atau sogokan yang untuk beberapa kasus jumlahnya cukup besar. Sebagian pengusaha di Singapura masih menganggap pembayaran dari komisi yang ilegal dapat diterima dalam praktik bisnis. Komisi ilegal yang dimaksud mengacu pada jumlah komisi yang diterima seorang pegawai melebihi dari jumlah yang dibolehkan/disetujui oleh perusahaan. Aturan yang ada di Singapura mewajibkan perusahaan memberikan petunjuk yang jelas bagi para pegawainya terkait dengan kebijakan menerima komisi sehingga transaksi bisnis yang adil dan jujur dapat terjaga dan pada akhirnya juga akan melindungi kepentingan perusahaan.

CPIB memiliki wewenang superpower yakni kewenangan penahanan, kewenangan penyidikan, kewenangan khusus penyidikan, kewenangan penggeledahan, penuntutan dan perlindungan atas informan, seluruh wewenang special ini membuat CPIB lebih mudah untuk menindak kasus korupsi yang terjadi.

2.3 Strategi Pencegahan dan Penindakan Korupsi

Strategi yang ditempuh Singapura dalam memberantaskorupsi disebut sebagai pilar strategi

anti korupsi, memiliki empat fokus utama yaitu: Effective Anti-Corruption Agency; Effective Acts (or Laws); Effective Adjudication; dan Efficient Administration. Dimana keempat pilar di atas dilandasi oleh “strong political will against corruption” dari pemerintah.

Komitmen politik pemerintah yang tinggi dalam memberantas korupsi adalah faktor utama dan terpenting dari keberhasilan Singapura dalam memberantas korupsi. Selanjutnya, negara tersebut menyadari pentingnya membentuk lembaga anti korupsi yang independen, memiliki kewenangan yang memadai, dan memiliki integritas tinggi. Keberadaan peraturan perundang-undangan yang tegas dan jelas mengenai korupsi juga sangat menentukan efektivitas lembaga anti korupsi dan hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku korupsi.

Terkait dengan fungsi pencegahan, CPIB menempuh beberapa cara yaitu:1. Review of Work Methods. CPIB melakukan evaluasi di seluruh instansi pemerintah dimana cara dan prosedur kerja ditingkatkan untuk menghindari penundaan pemberian ijin atau lisensi dan mencegah pegawai negeri menerima suap dari masyarakat untuk mempercepat proses perijinan;2. Declaration of Non-Indebtedness. Setiap pegawai negeri di Singapura diharuskan untuk membuat pernyataan bahwa ia bebas dari hutang budi yang terkait dengan uang (pecuniary embarrassment) setiap tahunnya. Hal ini didasari keyakinan bahwa pegawai negeri yang memiliki hutang budi dapat dengan mudah dieksploitasi oleh pihak lain dan memiliki kewajiban tertentu yang menjadikannya tidak obyektif dalam melayani masyarakat. Dengan demikian ia rentan untuk melakukan korupsi;

3. Declaration of Assets and Investments. Aturan ini mewajibkan setiap pegawai negeri menyatakan kekayaan dan investasinya pada saat ia diangkat menjadi pegawai negeri dan setiap tahunnya setelah menjadi pegawai negari, termasuk pasangan dan anak-anaknya. Apabila seorang pegawai negeri memiliki kekayaannya yang tidak sesuai dengan gajinya, ia harus menjelaskan dari mana ia dapat memperolehnya. Selanjutnya apabila ia memiliki sejumlah saham di perusahaan swasta, ia akan diminta untuk mendivestasikan kepemilikannya untuk menghindari konflik kepentingan;

4. Non-Acceptance of Gifts. Pegawai negeri di Singapura dilarang untuk menerima hadiah uang atau sejenisnya dari masyarakat yang dilayaninya. Mereka juga dilarang untuk menerima suguhan hiburan. Pada kondisi dimana mereka tidak mungkin menolaknya (seperti cinderamata dari kunjungan resmi), mereka boleh menerimanya dan menyerahkan kepada kepada departemen. Namun demikian, mereka dapat menyimpan bingkisan tersebut apabila mereka membayar sesuai dengan

Page 3: Pemberantasan korupsi di singapura  mulyadi

nilai yang ditaksir oleh official valuer yang ditunjuk oleh Departemen Keuangan;

5. Public Education. Sebagai bagian dari upaya mencegah korupsi, CPIB melakukan diseminasi mengenai buruknya dampak korupsi kepada pegawai negeri, khususnya mereka yang bekerja di instansi-instansi penegakan hukum dan mereka yang berpeluang untuk menerima suap dan tindak korupsi lainnya, seperti perpajakan, bea cukai dan imigrasi.

Reformasi administrasi pemerintahan yang tertuang dalam pernyataan motto yakni Integrity, Service, Excellence yang dipahami sebagai visi bersama oleh seluruh jajaran instansi pemerintah mulai dari pimpinan hingga staf. Lebih lanjut reformasi tersebut juga dilakukan melalui Public Services for the 21st Century (PS21) Movement, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan dan memangkas birokrasi.

Selanjutnya guna memperbaiki profesionalisme dan kinerja aparat pemerintah, Singapura mengeluarkan Government Instruction Manual. Aturan ini mengatur perilaku dan disiplin pegawai negeri yang mencakup larangan menerima hadiah, melakukan investasi di sektor swasta, dan membuat pernyataan bebas hutang budi dengan siapa pun. Kemudian aturan tersebut juga melarang keterlibatan kontraktor yang terbukti korupsi dalam proyek-proyek pemerintah, serta memutuskan kontrak dengan pihak ketiga apabila terbukti terjadi praktik-praktik korupsi.

Kemudian untuk meningkatkan kesadaran (awarness) terhadap korupsi, CPIB Singapura secara aktif melakukan kampanye dan pendidikan anti korupsi bekerja sama dengan Civil Service College (CSC) di seluruh instansi pemerintah. Peran serta masyarakat juga dilibatkan dalam mengawasi pelayanan publik, membuat pengaduan atas apabila ada indikasi tindak korupsi di instansi pemerintah, dan ikut mengawasi jalannya peradilan kasus-kasus korupsi.

Hal lain yang tidak kalah penting dalam langkah pencegahan korupsi adalah perbaikan kesejahteraan pegawai negeri (remunerasi). Pemerintah Singapura menyadari bahwa kesejahteraan birokrat mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku korupsi. Pegawai negeri seringkali tergoda untuk menerima suap apabila penghasilan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, Pemerintah Singapura mengeluarkan kebijakan bahwa saat ini gaji pegawai, khususnya pegawai baru (entry level) di sektor pemerintah sama besarnya dengan sektor swasta dan gaji PM Singapura merupakan gaji

Kepala Negara tertinggi di dunia . Kebijakan untuk memperbaiki remunerasi tersebut memang tidak dilakukan secara cepat namun dengan cara bertahap dan memiliki keterkaitan erat dengan angka korupsi yang berhasil dikendalikan pemerintah.

Dalam penindakan kasus korupsi yang tegas dan tidak pandang bulu yang dilaksanakan oleh CPIB sangat efektif memberikan efek jera dan menekan angka korupsi. Sanksi sosial dari masyarakat yang terkenal sangat tidak mentolerir perbuatan korupsi yang dijatuhkan masyarakat jauh lebih berat dibandingkan keputusan pengadilan.

3. PENUTUP

Adanya lembaga superpower yang independen, perbaikan administrasi pemerintah melalui reformasi birokrasi, serta upaya pencegahan yang didukung dengan pemberian sanksi hukuman yang tegas. Adanya political will yang tinggi dari pemerintah Singapura untuk memberantas korupsi merupakan faktor fundamental dalam memberantas tindak korupsi di Singapura.

Upaya pemberatasan korupsi di Singapuran dewasa ini tidak terlalu gencar atau sibuk karena masyarakat Singapura sudah tertib, kesadaran hukum rakyat Singapura sudah tinggi, serta pemerintahannya juga tertib (clean government) dan hukum benar-benar ditegakkan secara konsisten.

DAFTAR REFERENSI

[1]Korupsi di singapura, http://aseanmobile.mobi/ singapore/indonesian/korupsi.php , di unduh pada tanggal 11 Juli 2013

[2] Prioritaskan Pemberantasan Korupsi Aparat, http://merdekainfo.com/kajian-utama/item/779- prioritaskan-pemberantasan-korupsi-aparat , diunduh pada tanggal 11 Juli 2013

[3] Strategi Penangan Korupsi di Negara-Negara Asia Pasifik, http://www.pkailan.com/ pdf/Strategi%20Penanganan%20Korupsi%20di%20Negara-negara%20 Asia%20Pasifik.pdf , diunduh pada tanggal 11 Juli 2013

[4] Prioritaskan Pemberantasan Korupsi Aparat, http://merdekainfo.com/kajian-utama/item /779-prioritaskan-pemberantasan korupsi- aparat , diunduh pada tanggal 11 Juli 2013

[5] Komisi Pemberantasan Korupsi Singapura (CPIB/Corrupt Practices Investigation Bureau, http://hukum.kompasiana.com/2012/ 02/27/ komisi-pemberantasan-korupsi-singapura-cpibcorrupt-practices-investigation-bureau-4385 68.html , diunduh pada tanggal 11 Juli 2013.