pembelajaran menulis permulaan pada siswa kelas …/pembelaj… · pembelajaran menulis permulaan...

127
PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: DEWI PRAMESTUTI K 1206001 FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI

SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

DEWI PRAMESTUTI K 1206001

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 2: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI

SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

DEWI PRAMESTUTI

K 1206001

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 3: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I , Pembimbing II,

Drs. Edy Suryanto, M.Pd. Drs. Slamet Mulyono, M.Pd. NIP 19600810 198601 1 001 NIP 19620728 199003 1 002

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 4: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari:

Tanggal:

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Raheni Suhita, M.Pd. ....................

Sekretaris : Sri Hastuti, S. S., M. Pd. ...................

Anggota I : Drs. Edy Suryanto, M.Pd. …………….

Anggota II : Drs. Slamet Mulyono, M.Pd. ..................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 19600727 198702 1 001

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 5: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

ABSTRAK

Dewi Pramestuti. K1206001. Pembelajaran Menulis Permulaan Kelas IA RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Mei 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan, (2) hambatan pembelajaran menulis permulaan; dan (3) upaya pengatasan hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran menulis permulan pada siswa kelas IA RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi studi kasus tunggal terpancang. Sumber data dalam penelitian ini adalah: (1) tempat dan peristiwa; (2) informan; (3) dokumen. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Dalam penelitian ini, validitas data diperoleh melalui triangulasi sumber data, metode, teori, pengecekan anggota, serta ketekunan pengamatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif.

Berdasarkan data dan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: (1) pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan di kelas IA RSBI dilaksanakan dengan mengaktifkan faktor interen dan eksteren dalam komponen pembelajaran; (2) hambatan dalam pembelajaran menulis permulaan berasal dari: (a) dalam diri siswa meliputi: adanya siswa yang belum dapat beradaptasi dengan baik terhadap suasana formal sekolah, siswa kurang memiliki motivasi belajar, beberapa siswa masih lambat dalam menulis; (b) luar diri siswa, meliputi: keluarga kurang tepat mendidik anak, guru masih beradaptasi dengan siswa baru yang memiliki karakteristik berbeda, guru menggunakan alat pelajaran yang kurang tepat dalam latihan menulis, orang tua kurang perhatian terhadap perkembangan belajar anak, guru masih kurang dapat beradaptasi dengan adanya program RSBI, serta suasana dan alokasi waktu pembelajaran kurang kondusif dan efektif; dan (3) Upaya dalam mengatasi hambatan yang berasal dari: (a) dalam diri siswa (interen) dilaksanakan dengan guru senantiasa memberikan perhatian kepada siswa yang masih belum beradaptasi dengan baik, pemberian motivasi kepada siswa, serta melatih siswa menulis secara teratur; (b) luar diri siswa (eksteren) dilaksanakan dengan menanamkan sikap tanggungjawab, disiplin, siap belajar pada diri siswa dan menjalin komunikasi dua arah dengan orang tua, mengenal lebih dekat kepribadian masing-masing siswa, penggunaan alat pelajaran yang tepat, berkomunikasi dua arah dengan orang tua siswa, mengotimalkan KBM, berkolaborasi dengan guru pendamping/ TIK, serta pengelolaan kelas dan pemanfaatan waktu lebih diefektifkan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 6: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

MOTTO

Setelah memutuskan apa yang harus diputuskan, terus kerjakan sampai engkau berhasil.

Setelah menginginkan apa yang harus diinginkan, teruskan hingga terpenuhi.

Setelah memohon apa yang harus dimohon, jangan berhenti hingga dikabulkan.

Setelah memikirkan apa yang harus dipikirkan, teruskan sampai pikiran itu terwujud.

Dengan hati melunak, Tuhan harus menyerah dan mengabulkan keinginanmu. Atau dengan melupakan dirimu sendiri,

Engkau harus memohon kepada-Nya dengan sepenuh hati. Tekunlah dalam usahamu, ulet, pantang menyerah.

Karena sifat seorang siswa itu pantang mundur; Ia tidak akan pernah meninggalkan apa yang sudah ditekadkan. Selalu berterima kasih dalam segala hal.

(Anonim, Puisi Bahasa Telugu)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 7: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud

terima kasih, cinta kasih, dan sayang penulis kepada:

1. Shang Hyang Aji Saraswati, yang senantiasa memberi

cinta kasih dan pengetahuan tak terbatas;

2. Ibuke, Bapake, Sibu, si Pudel, Mba Tanti, dan

keluarga besarku yang menyayangiku dengan segenap

hati;

3. Guruji Vivekananda, yang senantiasa memberikan

cinta kasih, pengetahuan agung, dan kebijaksanaan

tak terbatas;

4. Kawan-kawan baikku KMHD UNS dan KMHD Solo

yang selalu mendukungku;

5. Kawan-kawan baikku FKIP Bahasa dan Sastra

Indonesia 2006, yang senantiasa menghibur,

menemani, dan membantuku dalam mengerjakan

skripsi;

6. Almamater.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 8: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa

karena atas asung kerta wara nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Banyak hambatan yang terjadi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak, hambatan tersebut dapat diatasi. Untuk

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi izin dalam penulisan skripsi ini;

2. Drs. Suparno, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP

yang telah memberi izin penulisan skripsi;

3. Drs. Slamet Mulyono, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah memberi izin penulisan skripsi;

4. Drs. Edy Suryanto, M.Pd., selaku pembimbing I dan Drs. Slamet Mulyono,

M.Pd. selaku pembimbing II, yang telah membimbing dengan segenap hati

penulisan skripsi ini;

5. Bapak dan Ibu Dosen FKIP, khususnya Program Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang menularkan ilmunya kepada penulis;

6. Drs. Mulyanto, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Cemara Dua No. 13

Surakarta yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian;

7. Sri Harni, S. Pd., selaku Wali Kelas IA RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13

Surakarta yang dengan sabar membantu penulis melaksanakan penelitian;

8. Keluarga besar SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta yang dengan tulus

membantu penulis dalam memeroleh data;

Semoga segala kebaikan datang dari segala penjuru pada semua pihak.

Surakarta, Mei 2010

Penulis

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 9: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

PENGAJUAN .................................................................................................. ii

PERSETUJUAN ............................................................................................. iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

MOTTO ........................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ................. 8

A. Landasan Teori .................................................................................... 8

1. Hakikat Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di SD ........ 8

a. Pengertian Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia .......... 8

b. Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Indonesia di SD .......... 11

c. Komponen dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia .......................... 13

d. Pentingnya Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia

di SD ................................................................................................... 15

2. Hakikat Pembelajaran Menulis Permulaan .......................................... 17

a. Pengertian Menulis ........................................................................... 17

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 10: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

b. Pembelajaran Menulis Permulaan di Kelas Rendah .......................... 21

c. Kesulitan Menulis .............................................................................. 29

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Menulis

di Kelas Rendah ................................................................................. 30

3. Hakikat Pembelajaran Keterampilan Menulis Permulaan di Kelas

I SD RSBI ............................................................................................ 38

a. Pengertian SD RSBI . ........................................................................ 38

b. Tujuan Program RSBI di SD ............................................................ 40

c. Standar Persyaratan SD RSBI ........................................................... 41

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Permulaan

di Kelas I SD RSBI ............................................................................ 44

B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 48

C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 50

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 51

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 51

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .............................................................. 52

C. Subjek Penelitian ................................................................................. 52

D. Sumber Data.......................................................................................... 53

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 54

F. Teknik Sampling ..... ........................................................................... 55

G. Teknik Uji Validitas Data .................................................................... 56

H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 57

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 59

A. Deskripsi Latar Penelitian .................................................................... 59

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 62

1. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Permulaan pada Siswa

Kelas I A RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta ................. 62

2. Hambatan dalam Pembelajaran Menulis Permulaan ........................... 77

3. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Pembelajaran Menulis

Permulaan ............................................................................................. 79

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 11: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 82

1. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Permulaan pada Siswa

Kelas I A RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta ................ 93

2. Hambatan dalam Pembelajaran Menulis Permulaan ......................... 94

3. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Pembelajaran Menulis

Permulaan ........................................................................................... 98

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 105

A. Simpulan .............................................................................................. 105

B. Implikasi .............................................................................................. 107

C. Saran ................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 109

LAMPIRAN

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 12: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Formulasi Kurikulum RSBI ......................................................................... 45

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Permulaan

di Kelas I SD Semester 1 ........ ..................................................................... 47

3. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .............................................. 51

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 13: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Keterampilan Berbahasa ........................................................................... 10

2. Alur Kerangka Berpikir ............................................................................ 50

3. Model Analisis Interaktif .......................................................................... 58

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 14: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Profil SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta ......................................... 114

2. Data Informasi SDM SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta ................. 117

3. Data Program Kerja RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010 .......................................................................... 120

4. Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Permulaan

di Kelas IA ................................................................................................... 124

5. Data Hasil Wawancara ................................................................................. 141

6. Data Hasil Analisis Dokumen ...................................................................... 165

7. Data Dokumentasi Proses Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Permulaan

di kelas IA RSBI ...................................................................................... 192

8. Surat Permohonan Izin/ Try Out (Rektor) .................................................. 194

9. Surat Permohonan Izin/ Try Out (Kepala Sekolah) .................................... 195

10. Surat Izin Menyusun Skripsi/ Makalah ..................................................... 196

11. Surat Izin Menyusun Skripsi/ Makalah (Dekan) ....................................... 197

12. Surat Keterangan dari Pihak Sekolah ........................................................ 198

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 15: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Bahasa

merupakan sesuatu yang khas milik manusia sehingga manusia dapat disebut

sebagai animal symbolicum, yakni makhluk yang menggunakan media berupa

simbol kebahasaan dalam memberi arti dan mengisi kehidupannya. Seperti

diungkapkan oleh Sabarti Akhadiah dkk. (1991/1992:1) bahwa tiada kemanusiaan

tanpa bahasa, tiada peradaban tanpa bahasa tulis. Hal tersebut berarti manusia

tidak akan mampu melangsungkan kegiatan berpikirnya di suatu lingkungan bila

tidak mempunyai simbol bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi.

Menurut Halliday (dalam Sarwiji Suwandi, 1990: 30), bahasa berfungsi

sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan material, mengatur dan mengontrol

perilaku individu yang satu dengan yang lain dalam suatu hubungan sosial,

menciptakan jalinan hubungan antara individu yang satu dengan yang lain, media

identifikasi dan ekspresi diri, menjelajahi, mempelajari, memahami dunia sekitar,

mengkreasikan dunia dalam kesadaran dunia batin seseorang, serta media

penyampai pesan dalam kegiatan komunikasi. Oleh karenanya, pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas dasar sangat penting diberikan kepada anak.

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (2001: 3) mengungkapkan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) akan memberikan

pengetahuan tentang bahasa lisan dan tulis, pemerolehan kosakata baru, serta

sangat penting khususnya pada kegiatan membaca dan menulis. Pembelajaran

bahasa Indonesia di SD adalah salah satu penanaman kesadaran dan sikap positif

berbahasa. Di jalur formal ini, guru SD harus mampu membentuk dasar yang kuat

berupa kesadaran, sikap, serta kemampuan bahasa yang mantap. Tanpa kesadaran

dan sikap positif pemakainya, sulitlah untuk memajukan bahasa. Di samping itu,

pembelajaran bahasa Indonesia dasar sangat diperlukan untuk menguasai mata

pelajaran lain. Jika siswa tidak berhasil menguasai kemampuan berbahasa

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 16: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Indonesia memadai, untuk mencapai prestasi belajar mata pelajaran lain akan

dirasa sulit.

Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa Indonesia selain

membaca, mendengarkan, dan berbicara. Keterampilan menulis merupakan salah

satu kompetensi berbahasa yang harus dimiliki setiap siswa. Keterampilan

tersebut merupakan keterampilan yang sangat mendasar dan penting bagi siswa

SD yang tidak hanya bermanfaat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi

pelajaran yang lain, bahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap sekolah masa kanak-kanak berlangsung dari umur 6 tahun sampai

dengan 12 tahun. Pada tahap ini, anak sedang mengembangkan dasar-dasar

keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (Nana Syaodih S. 2003: 123).

Menurut Warkitri, dkk. (2002: 39), kemampuan membaca, menulis, dan berhitung

akan mencapai kesempurnaan pada sekitar usia 12 tahun. Di usia anak yang masih

dini, seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ (kecerdasan otak), EQ

(kecerdasan emosi), dan SQ (kecerdasan spiritual), mulai tumbuh dan

berkembang sangat luar biasa. Anak memiliki rasa keingintahuan yang sangat

besar dalam segala hal, namun belum memiliki perkembangan kecerdasan yang

matang.

Menulis permulaan di SD diajarkan di kelas rendah, yakni kelas I dan II.

Walaupun, ada pula sebagian siswa telah mendapatkan pembelajaran menulis

permulaan di TK. Pelaksanaan pembelajaran menulis tingkat dasar biasanya

masih bersifat sederhana dan dilaksanakan secara bertahap. Pembelajaran menulis

di kelas rendah dapat dilakukan seperti sambil bermain. Kegiatan tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan kartu kata, yakni menyusun huruf menjadi kata,

kemudian menjadi sebuah kalimat sederhana. Hal itu dilakukan mengingat

pembelajaran menulis permulaan adalah kegiatan yang masih dikatakan baru

dalam dunia anak. Sebagai akibatnya, sebuah pembelajaran akan dapat diterima

dengan baik siswa karena dilakukan dengan senang dan tidak memaksa.

Keberhasilan siswa dalam belajar, khususnya menulis permulaan

dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam pembelajaran, yakni faktor interen dan

eksteren. Faktor interen adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, sedang

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 17: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

faktor eksteren adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Menurut Sagala

(2007: 57), faktor-faktor pengaruh tersebut meliputi: (1) kemampuan berpikir

yang tinggi, logis, sistematis, dan objektif; (2) bakat dan minat; (3) stabilitas

psikis; (4) kesehatan jasmani; (5) keluarga (kehidupan ekonomi yang memadai);

(6) sekolah dan masyarakat. Dengan memperhatikan faktor-faktor pengaruh

keberhasilan belajar siswa, maka tujuan optimal sebuah pembelajaran akan dapat

dicapai.

Dalam pelaksanaan pembelajaran SD RSBI di kota Surakarta, yakni SD

Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta pun dipengaruhi faktor-faktor penentu

keberhasilan belajar siswa seperti di atas. Pelaksanaan RSBI di Indonesia diatur

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dalam Pasal 50 termuat amanat mengenai penyelenggaraan sekurang-

kurangnya satu sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan

menjadi SBI (Depdiknas, 2003:33). Seperti ditulis dalam Kompas (9 April 2009),

sekolah bertaraf internasional (SBI) merupakan amanat Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Perundangan itu

mengamanatkan pemerintah dan/ atau pemerintah daerah menyelenggarakan

sekurang-kurangnya satu sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk

dikembangkan menjadi SBI.

Selain itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan

Nasional, Muhadjir (dalam Kompas 9 April 2009), dalam diskusi publik bertajuk

”Membedah Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)” menyatakan bahwa

pemerintah dipandang tidak percaya pada sistem pendidikan nasional mampu

bersaing di level global. Oleh karena ketidakpercayaan diri tersebut, pemerintah

giat mengembangkan SBI yang menerjemahkan bahasa ajar ke dalam Bahasa

Inggris dan menggunakan kurikulum internasional. Menurut Tri Suharno (2008),

era global tentunya menuntut sumberdaya manusia yang juga memiliki kualifikasi

global. Karena itu perlu dimulai satu sistem pendidikan yang dapat menjembatani

anak didik masuk ke dunia global.

Terpilihnya SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta menjadi SD RSBI

merupakan amanah dari Dinas Dikpora Kota Surakarta yang diberi wewenang

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 18: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Dirjen Mendikdasmen untuk menyelenggarakan SD RSBI. Oleh karenanya, sejak

tahun 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan SBI memonitoring dan

mengevaluasi SD tersebut berkaitan dengan standar persyaratan SD RSBI.

Pertimbangan terpilihnya SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta tentunya

disebabkan telah tercukupinya syarat sebagai SD RSBI. Margo Wibowo (2008)

mengungkapkan bahwa bukan hanya berbagai prestasi sekolah yang dijadikan

pertimbangan, melainkan juga kondisi dan kelengkapan fisik serta isi bangunan,

misal: keberadaan bangunan laboratorium bahasa dan komputer, ruang usaha

kesehatan sekolah (UKS), gapura sekolah, dan lain-lain. Lebih lanjut diungkapkan

bahwa bilingual atau penggunaan dua bahasa, yakni bahasa Inggris dan bahasa

Indonesia merupakan ciri khas kelas dengan program RSBI dalam menyampaikan

bahan ajar tertentu.

Beberapa hambatan dirasakan guru SD RSBI adalah adanya keharusan

dalam penguatan, pendalaman, pengayaan, perluasan/dan atau penambahan

terhadap kurikulum SNP. Penambahan/ pengembangan kurikulum SNP berkaitan

dengan penggunakan media berbasis ICT/ TIK, penggunaan bahasa Inggris, serta

penerapan standar kelulusan sekolah/madarasah yang lebih tinggi dari Standar

Kompetensi Lulusan. Adanya media ICT bertujuan agar guru selalu mengikuti

perkembangan teknologi dan memiliki wawasan luas. Dengan demikian, guru

dapat mengembangkan bahan ajar lebih kreatif dan inovatif. Sebagai akibatnya,

hal itu akan berpengaruh pada kemampuan berbahasa Inggris guru dalam

menggunakan teknologi, misal internet yang cara pengoperasian alatnya

(komputer) sebagian besar menggunakan bahasa Inggris. Terkait dengan hal

tersebut, adaptasi terhadap program RSBI memang sangat dibutuhkan guru dalam

proses belajar-mengajar.

Berdasar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tuntutan dan prasyarat

SD RSBI lebih tinggi dari SD berstandar nasional. Oleh karenanya, tidak sedikit

hal dan cara dilakukan pihak-pihak penyelenggara program RSBI untuk

melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya. Begitu pula dalam pelaksanaan

pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menulis permulaan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 19: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Dunia persekolahan merupakan dunia yang baru bagi anak. Sebagian

anak menunggunya dengan tidak sabar dan penuh kegairahan, namun sebagian

lagi merasa takut, ragu, dan cemas. Terdapat beberapa permasalahan yang tampak

dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran

keterampilan menulis.

Sabarti Akhadiah, dkk. (1991/1992, 3) mengungkapkan bahwa

permasalahan tersebut, meliputi: (1) memulai bersekolah bagi anak berarti

memasuki lingkungan sosial baru. Anak telah mampu berkomunikasi dengan

orang tua atau anggota keluarga sendiri, namun ia belum mempunyai pengalaman

dengan teman-teman barunya yang mungkin berasal dari lingkungan dengan taraf

ekonomi berbeda; (2) ada kalanya, anak-anak masih menggunakan bahasa kanak-

kanak yang hanya dipahami oleh orang tuanya. Kata-kata tersebut dalam ”bahasa

sekolah” berasosiasi dengan kata-kata yang dianggap tabu di rumah, sehingga

dapat menyulitkan anak dalam melakukan kegiatan menulis; (3) mungkin pula

anak belum dapat mengucapkan beberapa bunyi dengan benar dapat berakibat

pada kesalahan ejaan pada saat menulis; (4) beberapa anak tidak memahami

bahasa guru. Kata-kata yang digunakan guru banyak yang masih asing dan kerap

sulit diucapkan karena kata-kata tersebut tidak pernah digunakan di rumah; (5) di

rumah atau di tempat bermain, anak menggunakan bahasa yang tidak baku dalam

situasi bebas dan santai.

Sebagian besar siswa di SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta

tinggal di lingkungan yang menggunakan bahasa campuran, yakni bahasa daerah

(Jawa) dan bahasa Indonesia. Oleh karenanya, guru hendak memperhatikan

penggunaan bahasa Indonesia yang benar, sesuai dengan tingkat pemahaman

siswa dalam menyampaikan informasi/ penjelasan kepada siswa. Di lain pihak,

kegiatan belajar di sekolah lebih bersifat formal. Dalam hal ini, tidak terlalu

mudah mengalihkan anak dari situasi tidak formal/ rumah ke situasi formal belajar

di sekolah.

Hambatan-hambatan tersebut terjadi pula di kelas IA SD Negeri Cemara

Dua No. 13 Surakarta yang diketahui bahwa program RSBI dilaksanakan di kelas

tersebut. Telah diketahui pula dari uraian di atas bahwa tuntutan SD RSBI lebih

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 20: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

tinggi dari SD berstandar nasional. Oleh sebab itu, pihak-pihak penyelenggara dan

pendukung keberhasilan siswa dalam belajar di kelas IA RSBI memiliki

keharusan untuk memperhatikan faktor interen dan eksteren dalam pelaksanaan

pembelajaran di sekolah, utamanya pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan.

Bertolak dari uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan

pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan pada siswa kelas IA RSBI SD

Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam bentuk

studi kasus. Selain itu, tujuan lain dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

hambatan dalam pembelajaran menulis permulaan serta upaya pengatasannya.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan pada siswa kelas IA

RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta?

2. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan pada

siswa kelas IA RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta?

3. Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran

menulis permulaan pada siswa kelas IA RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13

Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan:

1. pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan pada siswa kelas IA RSBI SD

Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta,

2. hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan pada siswa

kelas IA RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta,

3. upaya untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran menulis

permulaan pada siswa kelas IA RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13

Surakarta.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 21: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi atau acuan oleh

peneliti lain dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

pembelajaran menulis permulaan di kelas I SD RSBI.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan berupa pengetahuan

tentang pembelajaran menulis permulaan di kelas I SD RSBI di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru SD kelas I RSBI

untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran menulis permulaan.

b. Bagi Lembaga Pendidikan Dasar

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai refleksi dan pedoman bagi

pengambil kebijakan/ penyelenggara SD RSBI, baik swasta maupun

negeri. Berkaitan dengan hal tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia, utamanya

menulis permulaan di kelas rendah akan dapat diperhatikan dengan

seksama.

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menindaklanjuti/ memperdalam/

mengembangkan hasil pembelajaran menulis permulaan di kelas I SD

RSBI.

d. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai pedoman orang tua dalam

membimbing, mendidik, dan melatih anak dalam melaksanakan kegiatan

menulis di rumah.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 22: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

1. Hakikat Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di SD

a. Pengertian Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia

Istilah pembelajaran sama dengan “instruction” atau “pengajaran”. Gino,

dkk. (2001: 31) menyatakan bahwa pengajaran memiliki arti cara (perbuatan)

mengajar atau mengajarkan. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan

dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau

nilai yang baru. Menurut Sagala (2007: 61), pembelajaran ialah membelajarkan

siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan. Mengajar adalah upaya memberikan stimulus,

bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar-

mengajar (Burton dalam Sagala, 2007: 61).

Stimulus diberikan kepada siswa dengan berbagai cara oleh guru untuk

membangkitkan keingintahuan siswa terhadap sebuah bahan ajar. Pembelajaran

merupakan proses interaksi dalam situasi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan

tujuan. Artinya, interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu

setidaknya adalah pencapaian tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran yang

telah dirumuskan pada satuan pelajaran (Sagala, 2007: 64).

Belajar diartikan sebagai adaptasi yang holistik dan bermakna yang

datang dari dalam diri seseorang terhadap situasi baru, sehingga mengalami

perubahan relatif permanen (Piaget dalam Gino, dkk., 2001: 30). Sama halnya

dengan pendapat Klien (dalam Conny R. Semiawan, 2008a: 4), belajar adalah

proses eksperiensial (pengalaman) yang menghasilkan perubahan perilaku yang

relatif permanen dan yang dapat dijelaskan dengan keadaan sementara

kedewasaan, atau tendensi alamiah.

Secara eksplisit, belajar dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan, dan bersifat tertulis. Secara implisit, belajar dilaksanakan untuk

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 23: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh masing-masing siswa, bersifat

tersembunyi dan tidak tertulis, terjadi karena ada motivasi tertentu dalam diri

siswa.

Belajar bahasa Indonesia di SD adalah salah satu proses pengajaran

keterampilan berbahasa bagi anak. Dinyatakan oleh Sarwiji, dkk. (1996: 66)

bahwa keterampilan berbahasa Indonesia dapat dibagi menjadi empat, yakni:

membaca, mengajarkan kemampuan pemahaman dengan tepat dan cepat berbagai

macam wacana; menulis, pengajaran terhadap kemampuan membuat kalimat yang

baik, benar, sesuai, dan merakitnya menjadi paragraf dan berbagai wacana;

berbicara, mengajarkan berbagai macam kemampuan menggunakan bahasa lisan

dalam berbagai peristiwa bahasa; dan menyimak, mengajarkan kemampuan

memilih bentuk bahasa secara lisan dan tulisan yang sesuai dengan keadaan

berbahasa.

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (2001: 47-49) menjelaskan tentang

pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia di kelas I dan II secara terpadu,

sebagai berikut:

1) menyimak dan berbicara. Guru menceritakan sebuah peristiwa, siswa

menyimak. Setelah selesai, guru meminta siswa untuk menceritakan

kembali isi cerita dengan bahasa sendiri;

2) menyimak dan menulis. Setelah menyimak sebuah cerita dari guru, siswa

menulis isi cerita ke dalam buku;

3) membaca dan menyimak. Saat guru membacakan sebuah cerita, guru

mengajarkan bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat, dengan

intonasi, tanda baca yang benar;

4) menulis dan membaca. Setelah menulis, siswa membaca hasil simakan

(isi cerita) di depan kelas.

Sama halnya dengan pendapat Sabarti Akhadiah, dkk. (1991/1992: 11)

bahwa keterampilan berbahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu

dalam semua kegiatan belajar. Keterampilan berbahasa merupakan wujud nyata

aktivitas motorik individu dalam mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaan

kepada orang lain. Berdasar sifat kinerjanya empat keterampilan berbahasa di atas

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 24: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

dibedakan menjadi dua, yakni berbicara dan menulis merupakan merupakan

keterampilan aktif-produktif; sedang membaca dan menyimak merupakan

keterampilan aktif-reseptif (Umar Wirasno dan Nur Fajar Arief, 2001:2). Berikut

pembagian keterampilan berbahasa Indonesia yang diajarkan di setiap lembaga

pendidikan dapat disimak pada Gambar 1.

Gambar 1. Keterampilan Berbahasa (Umar Wirasno & Nur Fajar Arief, 2001:3)

Menurut Umar Wirasno dan Nur Fajar Arief (2001:2), pembelajaran

keterampilan berbahasa mempunyai hubungan, antara lain: (1) hierarkhis, yaitu

berurutan secara sistematis dimulai dari proses belajar mendengarkan/ menyimak,

kemudian menirukan/ berbicara, setelah itu membaca, dan menulis; (2)

berkesinambungan, yaitu secara terus menerus diperoleh, diperlajari, baik secara

formal maupun nonformal; (3) terpadu, yaitu dalam aktivitasnya seringkali terjadi

seorang individu melakukan proses ekspresif (berbicara ataupun menulis) dan

Keterampilan berbahasa (Language Skills)

Aktif Produktif Aktif Reseptif

Membaca (Reading)

Berbicara (Speaking)

Menulis (Writing)

Menyimak (Listening)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 25: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

fungsional (menyimak/membaca) secara bersamaan; (4) holistik kontekstual,

yakni pemanfaatan keempat keterampilan tersebut secara utuh tidak dapat

dilepaskan dari latar/ konteks tempat peristiwa dan situasi bahasa berlangsung dan

bertahap. Pengetahuan dan penguasaan yang diperoleh dan dipelajari berlangsung

melalui pentahapan yang dapat diamati, mulai dari bahasa anak-bahasa antara

anak dan dewasa- bahasa orang dewasa.

Berdasar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

keterampilan berbahasa Indonesia di SD adalah sebuah proses untuk membantu

seseorang dalam mengembangkan keterampilan berbahasa Indonesia dasar,

meliputi: membaca, menulis, berbicara, dan menyimak yang dilakukan secara

terpadu.

b. Tujuan Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Negara memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan dan

pembelajaran (pengajaran) bagi warga negaranya, sesuai dengan dasar-dasar dan

tujuan negara. Dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran diatur dalam

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang

menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin

pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan

efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan

tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu

dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan (Depdiknas, 2003: 4).

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003: 8). Ki Hadjar

Dewantara (dalam Ngalim Purwanto, 2002: 25-26) mengungkapkan bahwa: (1)

tujuan pendidikan ialah menuju ke ”tertib damai”, dengan mengganti alat

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 26: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

”perintah dan paksaan” menjadi ”bertumbuh sendiri”; (2) pengajaran harus

memberikan pengetahuan yang perlu dan berguna untuk kemerdekaan hidup lahir

dan mempergunakannya untuk amal keperluan umum; (3) pendidikan bermaksud

memasakkan keadaan siswa dengan dasar kemanusiaan dan aliran kebangsaan; (4)

pendidikan membangun orang yang berpikir merdeka, bertenaga merdeka, yaitu

manusia yang merdeka lahir dan batin.

Pengajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan untuk membantu anak

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun

tulis. Seperti pendapat Nurhadi (1995: 119), tujuan pengajaran bahasa Indonesia

adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia, sebagai media

berkomunikasi lisan dan tulis. Siswa bukan sekedar belajar bahasa melainkan

belajar berkomunikasi, menangkap makna dan pesan, termasuk menafsirkan dan

menilai, serta kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan bahasa. Untuk

mencapai tujuan tersebut, bekal yang diberikan kepada siswa tidak hanya

kemampuan memahami dan menggunakan kalimat, melainkan memahami dan

menggunakan kalimat dalam berbagai konteks komunikasi.

Menurut Sabarti Akhadiah, dkk. (1991/1992: 10), pengajaran bahasa

Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa

Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu sebagai sarana komunikasi, sarana

berpikir/ bernalar, sarana persatuan, dan sarana kebudayaan. Selain itu,

penggunaan bahasa yang baik dapat dimiliki dan digunakan secara tepat sesuai

dengan konteks berbahasa, misal dalam situasi resmi, tentu berbeda dengan situasi

tak resmi.

Sehubungan dengan tujuan tersebut, di dalam Pedoman Pelaksanaan

Kurikulum Program Prajabatan Guru SD (D-II) melalui PTK terpadu (dalam

Sabarti Akhadiah, dkk. (1991/1992: 10), dinyatakan bahwa: (1) pendidikan bahasa

di SD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan/ keterampilan serta sikap

berbahasa yang menyangkut fungsinya sebagai alat komunikasi dan penalaran; (2)

pendidikan bahasa di SD tidak hanya sekedar memberikan kemampuan membaca

dan menulis, tetapi juga harus dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 27: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Adapun tujuan pembelajaran bahasa Indonesia berdasar BNSP (2006: 1),

adalah agar siswa mampu: (1) berkomunikasi secara efektif sesuai etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan

bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami

bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk mencapai

berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, serta kematangan sosial; (5) menikmati dan

memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi

pekerti, serta meningkatkan kemampuan pengetahuan dan kemampuan berbahasa;

(6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya

dan intelektual manusia Indonesia.

Bertolak uraian di atas, tujuan pendidikan dan pembelajaran bahasa

Indonesia di SD adalah untuk menanamkan sikap mencintai dan menghargai

bahasa Indonesia sejak dini, serta dapat menggunakannya sebagai sarana

komunikasi sesuai dengan etika di berbagai konteks komunikasi.

c. Komponen dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

membuat siswa belajar dengan mengaktifkan faktor interen dan eksteren dalam

belajar-mengajar (Gino, dkk., 2001: 31). Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa

sebuah pembelajaran memiliki 7 komponen dalam pelaksanaannya, yaitu siswa,

guru, tujuan, bahan ajar, metode, media, dan evaluasi.

1) Siswa sebagai pebelajar, penerima, pencari, penyimpan materi yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Setiap warga Indonesia yang berusia 6

(enam) tahun dapat mengikuti program wajib belajar (Depdiknas, 2003:

24).

2) Guru sebagai penyampai materi yang bertindak sebagai mediator antara

siswa dan materi, motivator bagi anak, serta pengelola kegiatan belajar-

mengajar, agar tercipta lingkungan kondusif yang memungkinkan

terjadinya proses belajar mengajar.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 28: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

3) Tujuan merupakan salah satu komponen terjadinya suatu pembelajaran.

Bloom (dalam Gino, dkk., 2001:19-21) membagi tujuan menjadi tiga,

sebagai berikut.

a) Kemampuan kognitif. Kemampuan tersebut berupa pengenalan dan

pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, serta

pemahaman mengerti isi pelajaran yang dipelajari tanpa

menghubungkan dengan isi pelajaran lain.

b) Kemampuan afektif. Kemampuan itu berupa respon/ perhatian

terhadap stimuli secara pasif yang meningkat, kesengajaan untuk

menanggapi stimuli, serta mencari jalan dengan mengambil bagian

atas apa yang terjadi.

c) Kemampuan psikomotorik. Kemampuan tersebut berupa

komunikasi tanpa kata, perilaku berbicara, serta berbicara secara

lisan.

Selain itu, pencapaian tujuan instruksional dengan memberikan kriteria

tentang: (1) kemajuan belajar warga belajar secara pasti; (2) gambaran

kemampuan/ keterampilan yang diharapkan; (3) mengembangkan alat

evaluasi untuk mengukur efektivitas pengajaran; (4) petunjuk penentuan

materi dan teknik pembelajaran; (5) petunjuk bagi warga belajar untuk

mempelajari bahan yang diujikan (Akhlan Husen dan Ramlan, 1989:

121).

4) Bahan ajar atau materi yang digunakan untuk mencapai tujuan berisi

tentang segala informasi yang diperlukan. Bahan ajar yang digunakan

dapat berasal dari berbagai sumber bahan ajar, misal: buku paket, materi

dari internet, dan sebagainya;

5) Metode dalam penyampaian materi, yakni cara yang digunakan untuk

memberi kesempatan pada siswa untuk mendapat informasi yang

dibutuhkan. Dalam pembelajaran penggunaan metode yang tepat tentu

akan mempengaruhi dapat tidaknya materi terserap oleh siswa;

6) Media sebagai pendukung proses pembelajaran berupa alat yang

digunakan untuk menyampaikan bahan ajar. Seperti diutarakan Soeparno

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 29: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

(1988: 5) bahwa penggunaan media dimaksudkan agar pesan atau

informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal

mungkin oleh para siswa sebagai penerima informasi. Media adalah

sarana pendukung, apabila penggunaannya tepat dan sesuai, maka materi

yang disampaikan akan dapat diserap siswa;

7) Evaluasi untuk menilai, mengevaluasi pembelajaran yang telah terjadi.

Evaluasi dilakukan oleh guru bukan hanya berupa produk yang menjadi

penilaian, melainkan segala aspek yang terjadi di dalam pembelajaran,

sebagai contoh penilaian dalam proses belajar yang menyangkut

keaktifan siswa, perhatian siswa.

Guru dan siswa harus memainkan peranan dalam hubungan sosial tertentu,

jenis kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar, serta sarana dan

prasarana penunjang dalam proses belajar-mengajar. Proses belajar mengajar

merupakan suatu sistem yang komponennya bekerja sama sejak kegiatan awal

sampai dengan kegiatan berakhir dalam kegiatan belajar-mengajar.

Pembelajaran dilaksanakan oleh seseorang yang sudah mengetahui dan

memiliki penguasaan terhadap bahan ajar, serta siswa yang siap dikembangkan

potensinya. Jadi, pendidik dengan siswa harus memiliki interaksi/komunikasi dua

arah. Artinya, guru harus dapat memahami dan mengerti segala sesuatu yang

disampaikan siswa; sebaliknya, siswa dapat memahami, mengerti, dan menerima

apa yang disampaikan guru.

d. Pentingnya Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di SD

Bahasa berperan sebagai sarana berkomunikasi, berpikir, dan bernalar.

Menurut Savignon, Hymes, serta Canale dan Swain (dalam Umar Wirasno dan

Nur Fajar Arief, 2001: 2), kemampuan komunikatif adalah sebagai berikut.

1) Aktivitas mempelajari bahasa yang bertujuan mencapai kemampuan

komunikasi. Kemampuan tersebut meliputi: kemampuan gramatikal,

kemampuan sosiolinguistik, kemampuan linguistik, dan kemampuan

penyiasatan;

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 30: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

2) Cakupan kemampuan komunikatif meliputi: tingkat pemahaman terhadap

bentuk formal yang mungkin dapat dibentuk, tingkat pemahaman bahasa

secara tepat, tingkat pemahaman berbahasa secara berrima, dan tingkat

pemahaman berbahasa sesuai dengan latar/konteks yang sebenarnya;

3) Kompetensi komunikatif terdiri dari tiga subkomponen, yaitu:

kemampuan gramatikal, kemampuan wacana, yakni kemampuan

memproduksi dan merekognisi kohesi (kepaduan) dan koherensi

(keutuhan) suatu teks, serta kompetensi sosiolinguistik, yakni

kemampuan memproduksi bahasa yang berterima dalam berbagai

konteks sesuai dengan norma penggunaannya.

Ditinjau dari dasar dan motif perkembangannya, menurut Gorys Keraf

(1980:3), bahasa berfungsi sebagai: (1) alat untuk menyatakan ekspresi diri, (2)

alat komunikasi, (3) alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, dan (4)

alat untuk mengadakan kontrol sosial. Berkaitan dengan hal tersebut, dapat

dikatakan bahwa pentingnya pembelajaran keterampilan berbahasa adalah agar

seseorang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan ide, gagasan,

serta dapat berkomunikasi, bersosialisasi dalam kehidupan sosial.

Sabarti Akhadiah, dkk. (1991/1992: 11) menyatakan bahwa pentingnya

pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa SD, ialah (1) agar siswa memiliki

kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, (2) dapat menghayati

bahasa dan sastra Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia mempunyai peranan

yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan dasar

yang diperlukan siswa untuk perkembangan selanjutnya.

Berdasar Silabus Tematik Kelas I SD Semester 1 (2009/2010: 2-3),

keterampilan berbahasa Indonesia sangat penting diajarkan di SD, di antaranya

sebagai berikut.

1) Menyimak. Pembelajaran menyimak berperan dalam memahami bunyi

bahasa. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara sederhana, sehingga

dengan siswa dapat memahami dan menerimanya.

2) Berbicara. Pentingnya pembelajaran ini adalah agar siswa dapat

mengungkapkan perasaan, informasi secara lisan. Hal ini akan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 31: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

berpengaruh pada rasa percaya diri seorang siswa. Pembelajaran

berbicara secara sederhana dapat dilaksanakan dengan memperkenalkan

diri.

3) Membaca. Membaca berperan dalam memahami sebuah teks. Dengan

kegiatan membaca, seorang siswa akan mendapat wawasan luas,

walaupun dalam konteks sederhana yang dikenal siswa. Misalnya

membaca sebuah ilustrasi lingkungan.

4) Menulis. Kegiatan menulis akan melatih siswa untuk mengenal lambang,

kemudian mengetahui makna dari apa yang ditulis. Secara sederhana

dapat dimulai dengan menyalin sebuah huruf, kata, dan kalimat.

Berdasar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya pembelajaran

keterampilan berbahasa Indonesia di SD, seorang siswa akan memiliki bekal

dalam mengembangkan kemampuan berbahasanya. Hal tersebut tidak hanya

digunakan sebagai sarana berkomunikasi, melainkan untuk menyerap berbagai

nilai serta pengetahuan yang dipelajarinya.

2. Hakikat Pembelajaran Menulis Permulaan

a. Pengertian Menulis

Menulis dalam arti mengarang ialah kegiatan mencurahkan pikiran

melalui tulisan untuk diketahui orang lain. Nurhadi (1995: 343) menyatakan

bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

paling tinggi tingkatannya. Berkaitan dengan fungsinya, Ki Sugeng Subagya

(2009) menyatakan bahwa hakikat menulis kegiatan komunikasi, menyampaikan

pesan kepada orang lain melalui media tulisan. Sebuah pesan akan dapat

dimengerti dan diterima orang lain apabila tulisan tersusun secara teratur dan

memenuhi kaidah-kaidah pengikat. Seperti pendapat Sabarti Akhadiah, dkk.

(1991/1992: 103) bahwa sebuah tulisan harus bersifat komunikatif.

Dalam komunikasi tulis tidak terdapat intonasi, mimik wajah, gerakan

fisik, serta situasi yang menyertai percakapan, melainkan dilengkapi “alat-alat”

aturan penjelas dan tanda baca agar jelas dalam pengungkapan gagasan yang

disampaikan. Tata cara penulisan mengikuti beberapa aturan disebut ejaan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 32: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Menurut Arifin dan Tasai (dalam Tarmizi Ramadhan, 2009) “… ejaan adalah

keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana

antarhubungan antara lambang-lambang itu …”. Ejaan yang benar dan tepat tentu

akan menghasilkan tulisan yang bermakna. Oleh karenanya, sebuah ejaan harus

benar-benar dipahami cara penulisannya agar bermakna dan dapat diterima orang

lain. Seseorang akan dapat menyampaikan sebuah pesan dengan jelas apabila

kalimat disampaikan tersusun dengan jelas, sesuai ejaan yang benar dilengkapi

dengan tanda baca sebagai penjelas tujuan suatu kalimat disampaikan.

Menulis merupakan sebuah proses pemikiran yang dimulai dengan

pemikiran tentang gagasan, kemudian disampaikan dalam bentuk komunikasi

tulis. Menurut Nurhadi (Nurhadi, 1995: 343), menulis adalah proses penuangan

gagasan dalam bentuk paparan bahasa tulis berupa rangkaian simbol-simbol

bahasa (huruf). Seseorang akan dapat menuangkan gagasan yang dimilikinya dan

menyampaikannya dengan menulis. Kegiatan menulis sebagai bentuk komunikasi

dapat dilakukan melalui media eletronik maupun noneletronik. Hasani (dalam

Agus Badrudin, 2005) mengungkapkan bahwa menulis merupakan keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

Komunikasi via e-mail adalah salah satu komunikasi tulis secara tidak langsung

melalui media eletronik, sebab dapat dilakukan di tempat berbeda, tanpa bertatap

muka secara langsung, bahkan dengan pembagian wilayah waktu berbeda pula.

Berdasar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan

kegiatan berkomunikasi secara tulis dengan ejaan yang benar agar dapat dipahami,

dimengerti, dan diterima orang lain, sehingga memungkinkan adanya komunikasi

dua arah. Menulis merupakan kegiatan berkomunikasi tanpa melibatkan situasi

dan kondisi yang dilaksanakan dengan menggunakan media tertentu (eletronik

maupun nonelektronik).

Keterampilan menulis merupakan kecerdasan linguis-verbal mengacu

pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan

kemampuan ini secara kompeten melalui kata–kata untuk mengungkapkan

pikiran–pikiran (Lwin, dkk., 2008: 11). Gagasan-gagasan ditulis untuk

mengungkapkan/ menyatakan pendapat, ide atau gagasan dalam memecahkan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 33: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

suatu persoalan. Lwin, dkk. (2008: 12) mengungkapkan bahwa pentingnya

memiliki kecerdasan linguis-verbal bukan hanya untuk berkomunikasi, melainkan

untuk mengungkapkan pikiran, keinginan dan pendapat seseorang pula. Seperti

yang diungkapkan oleh Wallace, Stariha, dan Walberg (2004: 9) bahwa:“Students

can benefit from practice at writing about the results of their own research, as

well as expressing their own feelings and experiences”.

Pada hakikatnya, menulis adalah kegiatan untuk melukiskan atau

menurunkan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang

grafis dari bahasa dan gambaran grafik tersebut (Tarigan, 1986: 21). Kegiatan

menulis atau berbahasa tulis merupakan kegiatan yang dicapai oleh manusia

setelah mengenal lambang bahasa, yaitu tulisan. Dengan keterampilan menulis,

seseorang dapat menghasilkan karya tulis atau membuat karya tulis dengan

ekspresi jiwa yang dimiliki.

Produktif dan ekspresif merupakan wujud dari kegiatan menulis. Dalam

menulis, seorang penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam

menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata. Menurut Sabarti Akhadiah,

dkk. (1991/1992: 103), sebuah tulisan yang baik memiliki beberapa ciri, di

antaranya bermakna, jelas/lugas, merupakan satu-kesatuan, singkat dan padat,

serta memenuhi kaidah kebahasaan.

Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kegiatan

atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil produk

menulis itu, menghasilkan pembagian produk menulis atas empat kategori, yaitu:

karangan atau wacana narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Karangan

narasi adalah karangan yang ditulis dengan menyajikan serangkaian peristiwa

yang disusun menurut urutan waktu terjadinya (Suparni, 1990: 147). Lebih lanjut

Suparni (1990: 290) menjelaskan tulisan eksposisi ialah tulisan atau karangan

yang memaparkan atau menjelaskan suatu masalah. Deskripsi berasal dari kata

Latin descrebere yang berarti menulis tentang. Suparni (1990:82) menyatakan

sebuah karangan deskripsi adalah karangan yang berisi penyampaian semua sifat

dan perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut. Argumentasi

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 34: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

memiliki kesamaan dengan wacana eksposisi, yakni informasi/ wacana yang

disampaikan bersifat fakta, tetapi memiliki perbedaan dalam hal fungsi dan tujuan

penyampaian dari masing-masing wacana tersebut (Suparni, 1990: 118).

Dalam mewujudkan keterampilan menulis, seseorang harus berlatih secara

teratur. Hal tersebut disebabkan karena keterampilan menulis mencakup

penggunaan sejumlah unsur yang kompleks secara serempak. Baradja (dalam

Nurhadi, 1995: 343) menyebutkan lima tahap latihan menulis, yakni: (1)

mencontoh, siswa menulis sesuai contoh, (2) reproduksi, yaitu siswa menulis

tanpa ada model, (3) rekombinasi atau transformasi, yaitu siswa mulai berlatih

menggabungkan kalimat-kalimat yang pada mulanya berdiri sendiri menjadi

gabungan beberapa kalimat, (4) menulis terpimpin, yaitu siswa mulai berkenalan

dengan penulisan sebuah paragraf, dan (5) menulis, yaitu siswa mulai menulis

bebas untuk mengungkapkan ide dalam bentuk tulisan sebenarnya.

Bahasa tulis memiliki sejumlah fungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Halliday (dalam Chaedar Alwasilah dan Furqanul Azies, 2000: 128)

mengungkapkan fungsi bahasa tulis dalam kehidupan sehari-hari, meliputi: (1)

fungsi dalam tindakan untuk kontak sosial, berupa: tanda-tanda di tempat umum,

seperti rambu lalulintas, label produk dan instruksi, seperti pada alat-alat rumah

tangga, manual komputer; (2) fungsi untuk informasi, berupa surat kabar dan

majalah, buku-buku nonfiksi, iklan, pamflet politis, laporan ilmiah, buku laporan,

dan buku petunjuk; (3) fungsi untuk hiburan, berupa majalah hiburan, buku fiksi,

puisi dan drama, feature surat kabar, keterangan film, dan permainan, termasuk

permainan komputer. Selain itu, terdapat fungsi menulis lain seperti yang

dikemukakan oleh Tarigan (1986: 22) bahwa menulis berfungsi untuk: (1)

memudahkan siswa untuk berpikir kreatif; (2) memperdalam daya tangkap; (3)

membantu menjelaskan pikiran. Siswa yang berpikir kreatif akan lebih cepat

menerima informasi yang disampaikan, kemudian dapat menganalisis dan

menghubungkannya dengan informasi yang didapat sebelumnya, sehingga siswa

dapat menyampaikan informasi lebih detail. Berkaitan dengan adanya sejumlah

fungsi bahasa tulis dalam kehidupan, maka keterampilan menulis sangat penting

diajarkan kepada siswa.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 35: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Di kelas rendah, menulis diajarkan di kelas I dan II (SD). Menulis di kelas

rendah disebut menulis permulaan. Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis,

siswa harus mulai dari tingkat awal, yakni mengenal lambang-lambang bunyi.

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (2001: 72) mengatakan bahwa apabila dasar

pengajaran itu baik, kuat, maka dapat diharapkan pengembangannya pun akan

baik pula; dan apabila dasarnya kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan

hasil pengembangannya akan kurang baik juga.

Kegiatan menulis di kelas rendah dilakukan secara sederhana, bertahap,

dan diajarkan secara terpimpin. Menulis diajarkan dengan mengenalkan kosakata

yang dekat dengan lingkungan siswa. Hal tersebut bertujuan agar siswa memiliki

pemahaman terhadap makna tulisan. Menulis permulaan dilakukan secara

bertahap, seperti mengajarkan sikap dan cara memegang pensil dengan benar,

kemudian melaksanakan berbagai latihan menulis. Di tahap awal sekolah, siswa

belum memiliki penalaran yang baik dalam mengikuti kegiatan belajar, sehingga

siswa harus selalu diberi arahan dan bimbingan. Oleh sebab itu, menulis

permulaan diajarkan secara terpimpin.

Bertolak dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis

adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan dengan simbol-simbol yang

berkaitan dengan ejaan, struktur bahasa, kosakata bermakna, dan kaidah

kebahasaan yang dapat dipahami secara umum, serta berfungsi sebagai sarana

komunikasi. Berkaitan dengan keterampilan menulis dasar siswa di kelas rendah,

menulis permulaan adalah kegiatan mengembangkan keterampilan menulis dasar

sebagai bekal menulis lanjutan yang dilakukan secara sederhana, bertahap, dan

terpimpin oleh pengajar kepada siswa di kelas I dan II SD.

b. Pembelajaran Menulis Permulaan di Kelas Rendah

Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang wajib dilaksanakan oleh

setiap warga negara baik melalui jalur formal maupun nonformal. Jenjang

pendidikan dasar merupakan jenjang yang melandasi jenjang pendidikan

menengah. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003 pasal 34, dinyatakan bahwa setiap warga negara yang berusia 6 (enam)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 36: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

tahun dapat mengikuti program wajib belajar (Depdiknas, 2003: 24). Warkitri,

dkk. (2002: 15) menyatakan bahwa umur 6 tahun sampai dengan 12 tahun

merupakan masa sekolah. Pada masa tersebut, anak telah memiliki tugas

perkembangan yang berupa pengembangan dasar keterampilan membaca,

menulis, dan berhitung. Dinyatakan pula oleh Darmiyati Zuchdi dan Budiasih

(2001: 5) bahwa selama periode usia SD anak dihadapkan tugas untuk

mempelajari bahasa tulis.

Nana Syaodih S. (2003:123) menyatakan bahwa pada usia dini, masa

anak yang berusia rentang 6-12 (concrete operational) adalah masa sekolah dan

masa berkembang pesatnya kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Pada tahap ini,

anak telah memiliki kemampuan yang lebih tinggi, tetapi masih terbatas kepada

hal-hal konkret. Jean Piaget (dalam Nana Syaodih S., 2003:118) menyatakan

bahwa pada rentang usia operasional konkret anak sudah menguasai operasi-

operasi hitungan seperti menambah, mengurangi, melipat, membagi, menyusun,

mengurutkan. Hal tersebut, berkaitan dengan fase perkembangan bahasa anak,

yakni fase semantik, anak dapat membedakan kata sebagai simbol dan konsep

yang terkandung dalam sebuah kata.

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

penting untuk dikuasai. Hal tersebut telah diatur dalam surat edaran Dirjen

Dikdasmen Nomor 1172/c/87 tanggal 23 November 1987 tentang pedoman

pelaksanaan penguasaan kemampuan menulis di SD. Untuk mewujudkan

kebijaksanaan tersebut ditempuh serangkaian kegiatan antara lain penyusunan

buku petunjuk operasional bagi para pengajar menulis. Dalam hal ini Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan dalam Rakernas tahun 1987 menetapkan kebijakan

antara lain menyempurnakan SD sebagai tempat untuk mengajukan kemampuan

dasar pada siswa, yaitu tulis.

Menurut Lwin, dkk. (2008: 14), dengan mengembangkan keterampilan

menulis, siswa akan lebih mudah menyusun pikiran dan gagasan, kemudian dapat

menuangkannya di atas kertas. Keterampilan menulis memerlukan pemahaman

yang kompleks dan proses yang tidak singkat. Untuk menguasainya, siswa harus

dilatih secara teratur. Lwin, dkk. (2008: 22) mengungkapkan bahwa

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 37: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

pengembangan keterampilan menulis permulaan berkaitan dengan peningkatan

kecerdasan verbal, dapat dilakukan dengan berusaha menulis abjad dasar,

mengenal abjad dengan baik.

Nurhadi (1995: 358) mengungkapkan bahwa bagi siswa tingkat dasar,

materi yang digunakan adalah materi yang sederhana, baik percakapan, kosakata,

tata bahasa, dan keterampilan berbahasanya. Seperti diungkapkan Karsidi (2007:

25) bahwa pembelajaran menulis permulaan dimulai pada hal sangat sederhana

salah satunya melengkapi cerita. Melengkapi cerita adalah cara yang

menyenangkan untuk memperkenalkan dunia imajinasi dan bercerita.

Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan, hal

yang tidak boleh dilakukan adalah memaksa anak untuk melakukan sesuatu yang

mungkin tidak mengenakkan umur ini karena akibatnya dapat negatif (Lwin, dkk.,

2008: 21). Oleh karenanya, sebuah pembelajaran harus dikelola, dilaksanakan

dengan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak merasa nyaman dalam

mengikuti proses belajar-mengajar.

Menulis permulaan di kelas I SD menggunakan huruf kecil, sedang

mulai kelas II SD, siswa diajari menulis dengan huruf kapital di awal kalimat.

Penggunaan huruf kecil di kelas I SD bertujuan agar siswa memahami cara

menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/ pesan

secara tertulis (Supriyadi, 1993: 217). Tujuan menulis bukan hanya memupuk

pengetahuan dan keterampilan menulis, tetapi juga harus memupuk jiwa estetis,

informatif, dan persuasif. Kegunaan kemampuan menulis bagi para siswa adalah

untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian tugas sekolah. Tanpa

memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan

dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut (Mulyono Abdurrahman, 2003:

223).

Beberapa contoh latihan dari pembelajaran menulis permulaan dalam

bahan ajar berjudul Tematik (Hilda Karli dan Margaretha Sri Yuliariatiningsih,

2009:11-23), seperti berikut.

1) Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf dengan

cara siswa hanya diminta menjiplak bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 38: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

huruf seperti contoh (pola). Contoh yang digunakan tentunya dapat

dipahami dan dimengerti siswa. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa

dapat menuangkan ide/pikiran secara runtut dan logis.

Contoh: a)

b ... ... ... ...

b)

/ ... ... ... ...

c)

... ... ... ...

2) Menebalkan berbagai bentuk gambar dengan cara siswa hanya diminta

menebalkan suatu gambar yang sudah membentuk pola secara samar,

misal: garis lurus, lengkung, miring, huruf. Kegiatan ini dimaksudkan

agar siswa dapat menulis dengan rapi, indah, dan jelas.

Contoh: a)

_________________________

b) __

c)

3) Menyalin/ mencontoh sebuah huruf, kata, kalimat dengan cara siswa

hanya diminta mencontoh sebuah huruf, kata, kalimat yang sudah ditulis

sebelumnya (dalam buku atau papan tulis). Kegiatan ini bertujuan agar

siswa dapat menulis sederhana seperti yang diajarkan dengan benar.

Contoh: i n i

ni ni

ini nini

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 39: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

4) Melengkapi kalimat yang belum selesai dengan cara siswa hanya

diminta mengisi titik dengan sebuah kata sederhana. Hal ini

dimaksudkan agar siswa dapat merangkai kata, dan menjadikannya

sebuah karangan sederhana sesuai dengan pengalaman anak.

Contoh: sebelum pergi ke sekolah aku ______

a) minta uang b) pamit c) pergi diam diam

5) Menyusun sebuah kata dari huruf per huruf. Latihan dari kegiatan

menulis permulaan ini bertujusn agar siswa lebih mengenal dan terbiasa

dengan huruf.

Contoh:

d n a i

disusun menjadi dani

u b a l

disusun menjadi labu

Adapun proses pemberian latihan menulis dasar lain dilaksanakan

dengan mengikuti prinsip dari hal mudah ke sukar, dari latihan sederhana menuju

kompleks. Beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat dilakukan

dalam pembelajaran, seperti diungkapkan Agus Badrudin (2005), adalah sebagai

berikut.

1) Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.

Tangan kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku

tulis agar tidak mudah bergeser. Posisi badan ketika duduk hendaknya

tegak, dada tidak menempel pada meja, jarak mata dengan buku kira-

kira 25-30 CM.

2) Latihan gerak tangan. Misalnya melatih membuat garis tegak lurus, guru

dapat bercerita yang ada kaitannya dengan pagar, bulatan, dengan telur,

dan sebagainya.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 40: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

3) Latihan mengeblat, yaitu menirukan atau menebalkan suatu lukisan

dengan menindas tulisan yang telah ada. Misalnya menebalkan tulisan

yang sudah ada, guru memberi contoh cara menulis dengan benar di

papan tulis, kemudian anak menirukan gerak tersebut

4) Latihan menghubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan.

5) Latihan menatap bentuk tulisan. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih

koordinasi antara mata, ingatan dan jemari anak ketika menulis sehingga

anak dapat mengingatkan bentuk kata/huruf dalam benaknya.

6) Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada

papan tulis latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa

semua anak telah mengenal huruf dengan baik.

7) Latihan menulis halus/indah. Latihan dapat dilakukan dengan

menggunakan buku bergaris atau buku kotak.

8) Latihan dikte/ imla. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam

mengkoordinasikan antara ucapan, ingatan dan jari-jarinya (ketika

menulis), sehingga ucapan sekarang itu dapat didengar, diingat dan

dipandahkan ke dalam wujud tulisan yang benar.

9) Latihan melengkapi tulisan (suku kata atau kata) yang secara sengaja

dihilangkan.

Pengajaran menulis dan membaca sangat erat hubungannya. Pada waktu

guru mengajarkan menulis kata atau kalimat, siswa tentu akan membaca kata atau

kalimat tersebut (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001: 71). Terdapat beberapa

metode yang dapat digunakan dalam kegiatan pengajaran baik membaca maupun

menulis permulaan. Supriyadi (1993: 299), mengungkapkan bahwa sebenarnya

tidak ada satu metode pengajaran yang paling sempurna. Setiap metode

pengajaran selalu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Adapun beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran

menulis permulaan menurut beberapa pendapat.

1) Metode Eja

Metode eja, metode ini disebut juga metode abjad. Menurut Sabarti

Akhadiah, dkk. (1991/1992: 32), metode ini didasarkan pada pendekatan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 41: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf

yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu, pengajaran

dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan

pengajaran menulis dimulai dari lepas, dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

a) menulis huruf lepas

b) merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata

c) merangkaikan suku kata menjadi kata

d) menyusun kata menjadi kalimat

2) Metode Kata Lembaga.

Menurut Sabarti Akhadiah, dkk. (1991/1992: 33), dalam metode ini

anak-anak harus menguasai kata lebih dulu. Penulisan sebuah kata,

menguraikannya menjadi suku kata, diurai lagi menjadi huruf-huruf.

Dari huruf-huruf dirangkai lagi menjadi suku kata, dan merangkainya

lagi menjadi sebuah kata.

3) Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik).

Supriyadi (1993: 299) menyatakan bahwa pengajaran keterampilan

menulis dengan pendekatan cerita yang disertai dengan gambar. Dengan

penggunaan metode ini, pembelajaran dapat menggunakan kartu huruf,

kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat. Sebagian siswa mencari

huruf, suku kata dan kata, dan siswa lain menempel kata-kata yang

tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti. Adapun langkah-

langkah metode SAS sebagai berikut:

a) Struktur, yaitu menampilkan keseluruhan,

b) Analitik, yaitu melakukan proses penguraian,

c) Sintetik, yaitu melakukan penggalan pada struktur semula, dan

Selain itu, metode SAS dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

a) mengenalkan kata,

b) merangkaikan kata antar suku kata,

c) menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya, dan

d) menggabungkan huruf menjadi kata

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 42: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

3) Metode Global.

Metode Global disebut juga metode kalimat. Metode ini dilaksanakan

dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar. Selain

itu, metode ini dilaksanakan dengan menguraikan kalimat menjadi kata,

suku kata, kemudian huruf (Sabarti Akhadiah, dkk., 1991/1992: 33).

4) Metode IKP (Imitasi, Komprehensi dan Produksi)

Menurut Djauzak (dalam Wiwin Puji Astutik, 2006), adalah tiga metode

yang dilaksanakan secara serentak. Adapun prosedur metode ini sebagai

berikut.

a) Imitasi : Anak disuruh menirukan sebuah kalimat;

b) Komprehensi : Anak harus dapat menunjukkan dengan jalan apapun

bahwa ia sebenarnya memahami maksud suatu kalimat; dan

c) Produksi : Proses produksi di sini bukan suatu kejadian yang spontan

seperti pada teknik alamiah, melainkan merupakan proses produksi

yang sangat terarah, misalnya anak harus menyelesaikan suatu

kalimat.

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis permulaan di kelas

rendah diajarkan dengan menggunakan huruf cetak terlebih dahulu. Menurut

Lovitt (dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 228), ada beberapa alasan perlunya

anak diajarkan menulis dengan huruf cetak, yakni: (1) huruf cetak lebih mudah

dipelajari karena bentuknya sederhana; (2) buku-buku menggunakan huruf cetak

sehingga anak-anak tidak perlu mengakomodasikan dua bentuk tulisan; (3) tulisan

huruf cetak lebih mudah dibaca daripada tulisan dengan huruf sambung; (4) huruf

cetak digunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti mengisi formulir atau

berbagai dokumen; dan (5) kata-kata yang ditulis dengan huruf cetak lebih mudah

dieja karena huruf-huruf tersebut berdiri sendiri-sendiri.

Salain itu, adapun media menulis permulaan yang dapat digunakan

dalam mengajar menulis permulaan (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001: 76),

antara lain: (1) papan tulis, papan tali, papan selip, dan papan flanel; (2) gambar,

kartu kalimat, kartu kata, kartu suku kata, dan huruf, dan (3) kartu nama, papan

nama, benda-benda berlabel yang ada di sekitar siswa, majalah anak-anak.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 43: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Bertolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

menulis permulaan diajarkan di SD kelas I dan II. Kegiatan tersebut dilaksanakan

secara bertahap dengan berbagai latihan, menggunakan metode pembelajaran

menulis permulaan tertentu, serta didukung media tertentu sebagai penunjang

pelaksanaan proses belajar-mengajar menulis permulaan.

c. Kesulitan Menulis

Dalam Kongres Perbukuan Nasional I yang diadakan tanggal 29-31 Mei

1993 (dalam Conny R. Semiawan, 2008a: 93-94), rendahnya minat baca dan tulis

masyarakat terhadap buku disebabkan oleh berbagai hal, yaitu: (1) masih kuatnya

budaya dengan dan budaya lisan; (2) kondisi sosial ekonomi masyarakat yang

belum menunjang minat baca dan daya beli buku; (3) kemajuan teknologi,

komunikasi tertentu media elektronik yang dapat memengaruhi minat masyarakat;

(4) rendahnya kemampuan masyarakat untuk mengekspresikan pikirannya dalam

bahasa Indonesia secara baik dan benar; (5) sistem belajar-mengajar dan

kurikulum di sekolah dan perguruan tinggi yang kurang menunjang kegemaran

membaca dan menulis; serta (6) belum merata dan kurang diminatinya

perpustakaan oleh sebagian besar masyarakat.

Melatih siswa menulis secara teratur akan membuat siswa menjadi lebih

terbiasa menulis. Siswa akan terlatih dan terbiasa dengan aktivitas menulis dalam

jangka waktu yang tidak terlalu lama. Pada awal belajar, yaitu ketika duduk di

kelas I SD, siswa mulai dikenalkan dengan lambang-lambang bunyi walaupun

sebagian besar siswa dari TK telah mengenalnya. Oleh karenanya, kegiatan

tersebut dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Apabila siswa telah

memahami dan mengenal huruf dengan baik, maka guru akan memperluas

pengetahuan siswa dalam menulis.

Di tahap menulis permulaan, seorang siswa tentu akan mengalami

berbagai kesalahan dalam menulis. Menurut Lerner (dalam Mulyono

Abdurrahman, 2003: 227), kesulitan tersebut meliputi: (1) penulisan yang tidak

jelas, terputus-putus, tidak mengikuti garis; (2) perhatian yang mudah teralihkan,

sehingga menyebabkan pekerjaannya terhambat; (3) sulit membedakan huruf yang

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 44: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

hampir sama; (4) ketidakmampaun mengingat huruf yang akan ditulis; (5)

gangguan koordinasi mata-tangan, sehingga tidak mengikuti garis lurus; (6) anak

yang kidal sering menulis dengan tulisan yang terbalik, dan (7) sering keliru

menulis kata-kata yang diperintahkan oleh guru.

Kesulitan belajar menulis sering terkait dengan cara anak memegang

pensil pula. Menurut Hornsby (dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 228), ada

empat macam cara anak memegang pensil yang dapat dijadikan sebagai petunjuk

bahwa anak berkesulitan belajar menulis, yaitu: (1) sudut pensil terlalu besar, (2)

sudut pensil terlalu kecil, (3) menggenggam pensil (seperti mau meninju), (4)

menyangkut pensil di tangan atau menyeret.

Berdasar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan menulis

dialami siswa kelas rendah karena tahap awal adalah tahap yang masih awam

terhadap kegiatan menulis. Artinya, siswa belumlah terbiasa dengan kegiatan

menulis, sehingga dibutuhkan latihan agar terbiasa dalam menulis.

d. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Menulis di Kelas

Rendah

Menurut Tarigan (1990: 38), pembelajaran adalah proses kegiatan dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pengevalusian program pengajaran yang

melibatkan peran serta guru, siswa, dan komponen lainnya. Keberhasilan belajar

sangat ditentukan oleh kemampuan kognitif dan faktor nonkognitif (yaitu nalar,

motivasi, emosi), bahkan mempengaruhi tingkat kinerja lingkungan, maupun

perkembangan dirinya sendiri (Cony R. Semiawan, 2008a: 12). Cara belajar yang

efisien dan efektif akan mampu mengatasi kesulitan dalam belajar. Dalam proses

belajar-mengajar tentu dipengaruhi faktor tertentu dalam mencapai tujuan optimal

pembelajaran.

Menurut Nana Syaodih S (2003:162), terdapat faktor–faktor yang

mempengaruhi siswa dalam belajar. Faktor-faktor tersebut berupa faktor interen

dan faktor eksteren. Faktor interen timbul dari dalam diri siswa, berupa: faktor

jasmani yang terdiri dari faktor kesehatan, cacat tubuh; faktor psikologis yang

terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, sikap; faktor

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 45: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

kelelahan yang bersifat jasmani dan rohani. Di lain pihak, faktor ekstern adalah

faktor yang timbul dari luar diri siswa, meliputi: faktor keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Wallace, Stariha, dan Walberg (2004: 15) berpendapat bahwa “Great

writers have often had not only their own writing ability but also strong

motivation, supportive parents, inspiring teachers, informative literature and

direct experiences, as well as exposure to skilful peers and fine writers”.

Kepribadian individu adalah satu kesatuan yang dapat dibedakan ke

dalam beberapa aspek, yaitu aspek: intelektual, fisik-motorik, sosial, dan

emosional. Keseimbangan kecerdasan (intelegensi) intelektual, emosional, serta

spiritual sangat diperlukan dalam proses belajar-mengajar. Menulis permulaan

merupakan kecerdasan linguistik-verbal yang dapat diukur dengan IQ sebagai

kecerdasan intelektual. IQ adalah suatu kecerdasan yang menunjukkan pada

tingkat intelegensi seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan pula sehingga

banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan faktor lingkungan guna

meningkatkan potensi perkembangan seorang anak (Munif Chatib, 2008: 73).

Kecerdasan emosi diukur dengan EQ. Kecerdasan ini mengukur kualitas

dalam memahami perasaannya sendiri dan ikut mengalami penghayatan perasaan

orang lain. Conny R. Semiawan (2008a: 13), mengungkapkan bahwa dengan

kecerdasan emosional, seseorang akan mampu mengendalikan emosi disertai

kematangan (maturity), tidak mudah putus asa, mampu menerima kenyataan,

dapat merasakan kesenangan meskipun dalam kesulitan.

Kecerdasan spiritual (SQ) yang berada pada bagian yang paling dalam

diri seseorang, terkait dengan kebijaksanaan. Zohar dan Marshall (dalam Nana

Syaodih S., 2003: 98) mengemukakan beberapa indikator dari kecerdasan spiritual

tertinggi, antara lain: kemampuan menjadi fleksibel; derajat kesadaran tinggi;

kecakapan untuk menghadapi dan menggunakan serangan; kecakapan untuk

menghadapi dan menyalurkan/ memindahkan rasa sakit; kualitas untuk terilhami

oleh visi dan nilai; enggan untuk berbuat hal yang merugikan; kecenderungan

melihat hubungan antarhal yang berbeda (keterpaduan), ditandai oleh

kecenderungan untuk bertanya mengapa, mencari jawaban mendasar, serta

mandiri, menentang tradisi.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 46: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Secara alamiah perkembangan anak itu berbeda-beda, baik dalam

intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi, kepribadian, keadaan

jasmani dan keadaan sosial (Conny R. Semiawan, 2008a: 12). Perbedaan itu dapat

dilihat dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa yang satu dapat

menyelesaikan tugas dengan baik, dan yang lain belum tentu baik.

Kesiapan belajar adalah hal yang amat penting karena pengetahuan akan

dapat diberikan kepada siswa yang sudah layak untuk menerimanya dan seorang

guru yang dapat memberikan motivasi (Swami Vivekananda, 2007: 160).

Kematangan dari dalam (naturity) penting sekali dalam proses pembelajaran.

Kematangan merupakan pengarahan diri secara internal dan pengaturan diri

(internal selfdirection and regulation). Seperti pendapat Cony R. Semiawan

(2008a: 11), bahwa kesiapan (readiness) dan kematangan (maturity) dari dalam

diri seseorang sebelum perubahan tersebut terjadi sangat diperlukan dalam

mengikuti pembelajaran. Menurut Sabarti Akhadiah, dkk. (1991/1992:3), saat

anak memasuki SD, ia harus sudah siap menerima informasi dalam bahasa yang

dikuasainya. Kemampuan membaca dan menulis anak SD-MI kelas I siswa yang

pernah masuk TK, kemampuan membaca dan menulisnya lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang tidak dari TK. Hal tersebut dikarenakan anak

telah mengenal secara sederhana tentang huruf dan kosakata yang terdapat di

lingkungan sekitar siswa. Mulyono Abddurahman (2003: 31) menyatakan tentang

hukum kesiapan, yakni apabila seorang anak telah memiliki kesiapan untuk

melakukan sesuatu dan diberi kesempatan untuk melakukannya, maka anak akan

melakukannya dengan sepenuh hati.

Mary Go Setiawan (1993: 104) menyatakan mengenai penyebab

kesulitan siswa dalam belajar, yakni kekurangan gizi. Kekurangan gizi dapat

mempengaruhi perkembangan saraf utamanya, dan tentunya membawa dampak

yang kurang baik dalam proses belajar. Hal tersebut berkaitan dengan keadaan

jasmani siswa. Apabila asupan gizi siswa kurang, maka belajarnya pun akan

terganggu. sebagai akibatnya, kondisi ruhani siswa terganggu.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 47: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Bakat (aptitude) dapat dirumuskan sebagai potensi kemampuan yang

dibawa sejak lahir (inherent inner component of ability). Banyak faktor yang

mempengaruhi perkembangan bakat dan ada pula yang dapat dilakukan oleh

lingkungan dalam rangka pengembangan intelektual dan kreativitas anak usia dini

(Conny R. Semiawan, 2008a: 12).

Motif adalah suatu keadaan ketegangan di dalam individu yang

membangkitkan, memilihar, dan mengarahkan tingkah laku menuju tujuan atau

sasaran (Sagala, 2007:100). Pada intinya, motivasi merupakan kondisi psikologis

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (M. Sobry Sutikno, 2007).

Parkay dan Standford (2008: 23) menyatakan bahwa dengan dukungan

keluarga, siswa akan dapat berkembang ke batas maksimal akademis, sosial,

emosional, dan fisikal. Berkaitan dengan hal tersebut, harus selalu diingat bahwa

tidak semua anak sedari kecil sudah menjadi tanggungan sekolah, sekolah hanya

berfungsi untuk membantu keluarga dalam mendidik anak-anak. Wallace, Stariha,

dan Walberg (2004: 15), terkait dukungan orang tua terhadap kegiatan belajar

menulis anak, berpendapat bahwa “Thus, parents who themselves write and who

encourage, guide and express interest in their children’s writing may be

exceptionally helpful”.

Keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya

(Ngalim Purwanto, 2002: 79). Pendidikan dalam keluarga memang sangatlah

penting bagi perkembangan anak. Oleh karenanya, penting bagi lingkungan

keluarga dalam membiasakan diri untuk: (1) tidak sering melemahkan semangat

anak dalam usahanya hendak berdiri sendiri; (2) tidak melakukan atau mengejek

anak di muka orang lain; (3) tidak membeda-bedakan dan berlaku ”pilih kasih”

terhadap anak dalam keluarga, baik antara anak yang besar dan kecil maupun

antara anak laki-laki dan perempuan. Rich (2008: 111) memberi contoh sebuah

daftar peralatan yang harus dinyalakan dan dimatikan oleh orang tua bersama

anak. Orang tua menerangkan alasan peralatan harus dimatikan, dan anak akan

lebih memperhatikan. Selain itu, pentingnya pendidikan anak usia dini dalam

keluarga memiliki alasan seperti yang diungkapkan oleh Janet Doman (dalam

Yuliani N.S. dan Bambang S., 2007: 353):

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 48: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

A baby is born into world in which, essentially he is blind, can’t hear very well and his sensation is far from perfect. And that’s very uncomfortable place for a baby to be. He is triying to figure out: where am I ?, what’s going on ?, what’s goona happen next? … because he can’t see, he can’t hear and he can’t feel very well. So I think the job of parent is clear: to give enough visual, auditory and tactile stimulation so that the baby get out of this dilemma of not being able to see, hear and feel.

Dalam kaitannya dengan perhatian keluarga terhadap anak, paguyuban

adalah forum komunikasi antara orang tua siswa dengan pihak sekolah yang

bertujuan untuk mengetahui perkembangan belajar anak di sekolah. Adanya

forum tersebut, sekolah dengan orang tua siswa dapat menjalin komunikasi dua

arah, dan saling mendukung. Di lain pihak, adanya komite sekolah, yakni

organisasi yang berfungsi sebagai mitra sekolah untuk berpartisipasi dalam

peningkatan mutu pendidikan. Komite sekolah adalah orang tua siswa, komunitas

guru, dan masyarakat peduli pendidikan. Adanya komite sekolah, diharap terjalin

komunikasi yang saling mendukung demi berlangsungnya dengan lancar sebuah

proses belajar-mengajar. Seperti yang diungkapkan oleh Jiyono, dkk. (dalam

Raihani, 2007: 8(1), 172-183):

The school committee, comprising the active participation of community leaders, professionals, principals, teacher representatives, the district education authority representatives, and parent representatives, is responsible to elect the principal, collect money, control school finance sourcing from the community, block grant, central government’s funds (except salary), and be involved in curriculum development.

Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa untuk belajar. Dulay (dalam

Nurhadi, (1995: 41), menyatakan bahwa lingkungan kelas adalah salah satu

lingkungan belajar bahasa yang memfokuskan pada penguasaan kaidah atau

aturan-aturan bahasa secara sadar pada bahasa yang dipelajari. Guru mempunyai

peran utama dalam membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Strategi yang paling penting yang akan mewujudkan kemitraan tersebut adalah

negosiasi. Negosiasi belajar antara guru dengan siswa cenderung menghasilkan

pengalaman belajar yang akan mengakomodasi kebutuhan, minat, dan

kemampuan tertentu siswa (Chaedar Alwasilah dan Furqanul Azies, 2000:72).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 49: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Negosiasi memiliki arti bahwa dalam sebuah penyampaian bahan ajar di

dalam kelas, haruslah terjadi suatu interaksi aktif antara guru dengan siswa.

Ngalim Purwanto (2002: 15), mengungkapkan bahwa menjadi pendidik harus

memiliki penetapan sendiri atas tanggungjawab sendiri, sehingga dapat

mengetahui dirinya, apa yang diperbuat, baikah atau burukkah itu,

mempertanggungjawabkan keadaannya dan segala perbuatannya, serta secara

moral telah menyesuaikan diri dengan norma yang ada (kesusilaan).

Bahan dan alat ajar, adalah sarana yang dipakai untuk menunjang

berlangsungnya proses belajar-mengajar. Alat pelajaran berfungsi sebagai media,

ketika alat tersebut telah berfungsi sebagaimana fungsinya dalam pembelajaran.

Bahan ajar hendaknya relevan atau berkaitan dengan pencapaian standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi

empat macam sesuai dengan dasar pembelajaran yang digunakan.

Bahan ajar hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa

menguasai kompetensi dasar yang diajarkan, dan selalu bersifat up-date terhadap

perkembangan modern. Menurut Kizilirmak (dalam Nurhadi, 1995: 401), terdapat

empat belas kriteria penggunaan bahan ajar bahasa, meliputi: (1) keberterimaan

dalam arus teori pengajaran bahasa dan metodologi pengajaran bahasa; (2)

keaslian materi; (3) integrasinya terhadap keempat keterampilan berbahasa; (4)

ketepatannya dalam menyiapkan siswa dalam menghadapi situasi berbahasa

nyata; (5) ketepatan antara materi dengan tujuan belajar berbahasa, (6)

kekomunikativannya (7) cakupan terhadap bahan yang mendorong motivasi; (8)

kesesuaian dengan kebutuhan siswa; (9) kecocokan dengan tingkat kemampuan

siswa; (10) daya cakup terhadap variasi kemampuan siswa; (11) daya dukung

terhadap perkembangan kepribadian siswa; (12) kebaruan bahannya (selalu baru

atau up to date); (13) kesesuaian antara isinya dengan judul dan tujuan penulisan

buku, dan (14) ketercukupan dalam dirinya.

Soeparno (1988:5) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu

alat yang dipakai sebagai saluran (channnel) untuk menyampaikan pesan

(mesagge) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 50: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

(receiver) dengan agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat

diserap semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima informasi.

Menurut Sudirdjo dan Evelin Siregar (2007: 8-12), fungsi umum media

untuk memberi pengetahuan tentang tujuan belajar, memotivasi siswa,

menyajikan informasi, merangsang diskusi, mengarahkan kegiatan siswa,

melaksanakan latihan dan ulangan, menguatkan belajar, memberikan pengalaman

simulasi. Simulasi adalah model dari kejadian yang kompleks, dan multidimensi

dalam dunia nyata yang direncanakan siswa SD dan dilakukan dengan jelas

(Parkay dan Standford, 2008: 530).

Adapun fungsi secara khusus sebuah media dalam pembelajaran

(Ardiani Mustikasari, 2009), yakni untuk penyampaian materi pembelajaran dapat

diseragamkan, penafsiran yang berbeda antarguru dapat dihindari dan mengurangi

terjadinya kesenjangan informasi di antara siswa di manapun berada; proses

pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik; proses pembelajaran menjadi lebih

interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga; meningkatkan kualitas hasil belajar

siswa; memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja;

dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar;

mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif, serta dapat

mengoptimalkan waktu pembelajaran seefektif mungkin.

Suasana belajar di lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif bagi

anak, tentu akan memberikan dampak positif dalam kegiatan belajar-mengajar.

Nana Syaodih S. (2003:157) mengungkapkan bahwa kelancaran dan hasil dari

belajar banyak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi, walaupun aspek lain

terkadang memiliki pengaruh dalam pembelajaran.

Masyarakat turut menjadi pendukung diselenggarakannya pembelajaran

di lembaga pendidikan. Kepercayaan masyarakat terhadap sebuah lembaga

pendidikan akan menghasilkan motivasi untuk memberikan pengajaran sebaik-

baiknya terhadap anak didiknya. Selain itu, diungkapkan pula oleh Parkay dan

Standforf (2008: 37) bahwa kepercayaan masyarakat akan memberikan kekuatan

yang cukup dalam mendidik anak-anak.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 51: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Organisasi masyarakat di bidang tertentu juga mengambil andil besar

bagi proses pengembangan potensi anak. Organisasi dalam bidang tertentu secara

tidak langsung akan membantu siswa menemukan pengalaman belajar sendiri

bagi siswa, apabila pihak sekolah dapat menjalin kerjasama dengan organisasi

tersebut. Misal, adanya kerja sama dengan psikolog dalam pembelajaran outing-

class, memberikan hasil mengenai perkembangan kemampuan anak dalam belajar

terkait dengan perkembangan IQ, EQ, dan SQ. Pengadaan pembelajaran outing-

class dapat dilaksanakan dengan lancar dengan adanya kerjasama yang baik

antara sekolah dengan masyarakat. Demikian, akan berpengaruh pula terhadap diri

siswa dalam memperoleh ilmu dan pengetahuan.

Piaget (dalam Parkay dan Standforf, 2008: 371) mengungkapkan bahwa

anak-anak belajar melalui interaksi aktif dengan lingkungan. Dalam kaitannya

dengan pembelajaran menulis permulaan, lingkungan sebagai tempat yang dekat

dengan anak dapat dijadikan sumber pembelajaran. Sebagai contoh yang

diutarakan oleh Rich (2008: 114), yakni mengajarkan anak pada tanda yang

terdapat di jalan-jalan, misal ”JALAN, HATI-HATI” adalah tanda yang perlu

diketahui oleh anak-anak. Demikian, anak akan hafal tanda-tanda sehingga tidak

terlalu sulit dalam belajar menulis.

Beracuan dari teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi siswa dalam mencapai keberhasilan belajar, khususnya

menulis permulaan berupa faktor interen dan eksteren. Faktor interen adalah

faktor yang berasal dari dalam diri siswa, sedang faktor eksteren berasal dari luar

diri siswa. Untuk mencapai keberhasilan belajar siswa, faktor-faktor yang

mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar dalam komponen

pembelajaran harus diaktifkan semaksimal mungkin. Demikian, tujuan optimal

pembelajaran akan dapat dicapai.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 52: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

3. Hakikat Pembelajaran Menulis Permulaan di Kelas I SD RSBI

a. Pengertian SD RSBI

Rintisan adalah fase awal dari program SBI. Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI) adalah sekolah nasional yang menyelenggarakan pendidikan

berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) dan mutu internasional sehingga

lulusannya memiliki mutu/kualitas bertaraf nasional dan internasional (Sugiyanto,

2010). Berdasar Depdiknas (2007: 22), fase rintisan terdiri atas dua tahap, yaitu:

(1) tahap pengembangan kemampuan/kapasitas sumber daya manusia,

modernisasi manajemen dan kelembagaan, dan (2) tahap konsolidasi.

Pengembangan kemampuan/kapasitas sumber daya manusia dilakukan

terhadap guru, kepala Sekolah/Madrasah, dan tenaga kependidikan lainnya, serta

pengembangan dan modernisasi manajemen dan kelembagaan Sekolah/Madrasah.

Pengembangan kemampuan/kapasitas dilakukan dengan penilaian terhadap

kondisi nyata sumber daya manusia saat ini yang ada di Sekolah/Madrasah.

Pengembangan dan modernisasi manajemen Sekolah/Madrasah dilakukan untuk

mengubah manajemen Sekolah/Madrasah yang tradisional menjadi manajemen

Sekolah/Madrasah yang modern dengan melibatkan dan/atau memerankan komite

Sekolah/Madrasah. Pengembangan dan modernisasi kelembagaan dilakukan

dengan melengkapi infrastruktur Sekolah/Madrasah yang mengacu pada

penggunaan teknologi komunikasi dan informasi (ICT).

Konsolidasi dilakukan untuk menemukan praktek-praktek yang baik (the

best practices) dan pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik (the lessons learned),

baik melalui diskusi fokus secara terbatas maupun diskusi fokus secara luas

melalui lokakarya atau seminar. Melalui fase rintisan, pengembangan

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional diharapkan bisa memberikan hasil yang

optimal, sistemik, dan sistematik.

RSBI adalah sekolah rintisan dengan program berbasis internasional

yang diselenggarakan oleh negara untuk meningkatkan mutu pendidikan di

Indonesia. Menurut Fatimah Yuliani (2009: 3), secara umum:

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) refers to a path of international standardized school. RSBI is an Indonesia government program in education which is implemented with developing quality of

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 53: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

school to be an international standardized school. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) is a national school which prepares the students with National Education Standard, in Indonesian is Standar Nasional Pendidikan (SNP) which has an international quality and the graduation from it has international competitive capacity.

Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum Internasional.

Program RSBI dimulai sejak tahun 2008 di beberapa kota di Indonesia,

salah satunya kota Surakarta. Program RSBI menggunakan program bilingual

untuk memenuhi kebutuhan siswa berbahasa pertama di luar bahasa Inggris

dengan menyediakan instruksi dua bahasa dalam bahan ajar tertentu. Hal tersebut

dilaksanakan dengan tujuan agar siswa mengenal dunia global melalui bahasa

internasional di jalur pendidikan. Parkay dan Standford (2008: 350) menyatakan

bahwa program bilingual hendaknya mendukung identitas kultural, konteks sosial,

dan harga diri siswa-siswa. Artinya, pelaksanaan program bilingual selaras

dengan sosiokultur suatu tempat diselenggarakannya program tersebut.

Adapun landasan RSBI di Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2003: 33),

sebagai berikut.

1) Undang-Undang pasal 50, ayat (1) Pengelolaan sistem pendidikan nasional

merupakan tanggung jawab Menteri; ayat (2) Pemerintah menentukan

kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin

pendidikan nasional; ayat (3) Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah

menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada semua jenjang

pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah yang bertaraf

internasional.

2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang rencana pembangunan

jangka panjang nasional tahun 2005-2025 mengatur prioritas

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 54: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap

untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional

pendidikan dalam pasal 61 ayat (1) menyatakan bahwa : Pemerintah

bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya

satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu

sekolah pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi

sekolah bertaraf internasional.

4) Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009

menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa, perlu

dikembangkan sekolah bertaraf internasional pada tingkat kabupaten/ kota

melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah dengan pemerintah

kabupaten/ kota yang bersangkutan, untuk mengembangkan SD, SMP,

SMA, dan SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit di seluruh

Indonesia.

Berdasar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa SD RSBI adalah

jenjang pendidikan dasar formal pengembang yang sudah memenuhi seluruh

Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan diperkaya dengan standar pendidikan

internasional. Adanya RSBI bertujuan untuk menghasilkan lulusan bertaraf

internasional, berwawasan global sebagai bekal pendidikan selanjutnya, serta

menjadi manusia Indonesia yang berbudaya.

b. Tujuan Program RSBI di SD

SD RSBI adalah SD nasional yang menyelenggarakan pendidikan

berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) dan mutu internasional sehingga

lulusannya memiliki mutu/kualitas bertaraf nasional, sekaligus internasional.

Berkaitan dengan hal tersebut, Gunarso (2010) mengungkapkan tujuan adanya

program RSBI secara filosofis dan teknis.

Tujuan secara filosofis RSBI adalah mengajak sekolah-sekolah untuk

mengadakan perubahan yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas atau

mutu sekolah. Lebih lanjut dinyatakan “Change to a better condition requires

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 55: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

comitment, dedication, creativity and innovation”. Perubahan tersebut diperlukan

untuk meningkatkan kualitas sekolah, paradigma, kultur, dan KBM. Tujuan secara

teknis RSBI adalah bekerja sama dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah

sehingga lulusannya setara dengan lulusan sekolah yang diakui oleh dunia

internasional. Kerjasama tersebut dilakukan antara Pemerintah Pusat dengan

Pemerintah Daerah Provinsi dan Kota/Kabupaten, Komite Sekolah, dunia usaha,

serta alumnus (Gunarso, 2010).

Padanan program RSBI adalah quality school, effective school, dan good

school. Sekolah efektif adalah sekolah yang dapat mencapai target yang sudah

ditetapkan pada perencanaan. Inti dari pencapaian target tersebut adalah

peningkatan dan pengendalian mutu. Menjadi sekolah yang bermutu artinya telah

memiliki penjaminan mutu dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,

memonitoring dan evaluasi untuk menjamin tercapainya target yang ada dalam

perencanaan.

Adapun tujuan adanya program RSBI yang selaras dengan visi-misi

RSBI diutarakan Sugiyanto (2010), bahwa visi SBI adalah terwujudnya insan

Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional. Di lain pihak

diinyatakan bahwa misi RSBI adalah mewujudkan manusia Indonesia cerdas dan

kompetitif secara internasional, yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara

global.

Berdasar uraian di atas, dapat dikatakan bahwa sesungguhnya tujuan

adanya program RSBI di Indonesia mengarah pada tujuan positif, yakni pada

peningkatan mutu pendidikan dalam negeri. Adanya program RSBI menjadi salah

satu sarana pencapaian negara Indonesia agar mampu bersaing dan berkolaborasi

secara global melalui dunia pendidikan.

c. Standar Persyaratan SD RSBI

SD RSBI adalah SD pengembang yang berbeda dengan model sekolah

internasional. Sekolah pengembang adalah sekolah yang mengembangkan standar

nasional pendidikan (SNP) mengacu standar pendidikan internasional. Sebagai

SD RSBI tentunya sudah memenuhi seluruh SNP meliputi standar isi, standar

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 56: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian.

Berdasarkan ketentuan Depdiknas (2007: 5-7), adapun penjaminan mutu

SBI sebagai berikut.

1) Sekolah/ Madrasah menerapkan KTSP, memenuhi Standar Isi dan

Kompetensi Lulusan. Sebagai pencapaian indikator kinerja kunci

tambahan, sekolah/ madrasah menggunakan sistem administrasi akademik

berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), memiliki muatan

mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama

pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/atau negara

maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang

pendidikan, serta menerapkan standar kelulusan sekolah/madarasah lebih

tinggi dari standar kompetensi lulusan;

2) Dalam proses pembelajarannya, sekolah/ madarsah telah memenuhi standar

proses berkaitan dengan akreditasi yang sangat baik. Sebagai pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan, proses pembelajaran pada semua mata

pelajaran menjadi teladan bagi sekolah/ madrasah lainnya. Muatan

pelajaran tersebut diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah

unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang

mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, misal

kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan menggunakan bahasa

Inggris. Selain itu, tambahan lain berupa penerapan pembelajaran berbasis

TIK pada semua mata pelajaran;

3) Standar pendidik dan kependidikan telah terpenuhi. Sebagai pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan, seorang pendidik harus mampu

menggunakan media berbasis TIK/ ICT, mengampu pembelajaran

berbahasa Inggris pada mata pelajaran kelompok sains dan matematika.

Selain itu, guru harus berpendidikan S2/S3 minimal 10%, sedang untuk

kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dan telah menempuh pelatihan

kepala sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 57: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

pemerintah. Seorang pendidik bervisi internasional, mampu membangun

jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, jiwa

kepemimpinan dan entrepreneural yang kuat, serta dapat berbahasa Inggris

secara aktif;

4) Memenuhi standar sarana prasarana minimal. Sebagai pencapaian indikator

kinerja kunci tambahan, sarana dan prasarana pembelajaran dilengkapi

dengan adanya sarana pembelajaran berbasis TIK di setiap ruang kelas,

perpustakaan digital yang memberikan akses sumber pembelajaran

berbasis TIK di seluruh dunia, ruang multi media, ruang unjuk seni

budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain sebagainya.

5) Memenuhi Standar Penilaian. Sebagai pencapaian indikator kinerja kunci

tambahan, standar penilaian diperkaya dengan model penilaian sekolah

unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang

mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

6) Memenuhi Standar Pengelolaan. Adapun kriteria tambahan berupa peraihan

sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya ISO 14000; bebas narkoba

dan kekerasan, serta menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam segala

aspek pengelolaan sekolah, meraih medali tingkat internasional pada

berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga.

7) Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional dijamin dengan pembiayaan

sekurang-kurangnya terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan

biaya personal. Selain itu, sebagai pencapaian indikator kinerja kunci

tambahan berupa adanya penerapan model pembiayaan yang efisien untuk

mencapai berbagai target kriteria tambahan.

Ramelan (2009: 1-5) menyatakan tentang standar persyaratan SD RSBI

secara umum berupa standar fisik dan nonfisik. Standar fisik tersebut berkaitan

dengan keadaan sekolah, meliputi: (1) tanah seluas ±5000 m2 ; (2) ruang kelas:

luas ≥ 56 m2, (3) rasio ruang: siswa = 1:28; (4) fasilitas ICT; perpustakaan;

laboratorium komputer; ruang keterampilan/ ruang workshop; (5) kantin; (6)

ruang serbaguna; (7) sarana olahraga; (8) ruang kesenian; (9) pusat sumber belajar

guru; (10) penunjang administrasi sekolah; (11) UKS; dan toilet. Proses

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 58: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

pembelajaran dan administrasi sekolah menerapkan komunikasi digital yang

canggih dan mutakhir untuk kelancaran pengambilan keputusan, kebijakan,

perencanaan, pengawasan publik. Oleh karena itu, sistem informasi manajemen

yang mutakhir sudah penting diupayakan.

Adapun syarat nonfisik berkaitan dengan komponen pembelajaran,

meliputi: (1) adanya tahap seleksi PSB, yakni umur (minimal 6 tahun), penjajagan

(baca, tulis, berhitung dasar), psikotes dan wawancara berkaitan dengan kesiapan

belajar, tes potensi akademik, pemeriksaan kesehatan, pernyataan kesanggupan

dari orang tua/wali; (2) sekolah yang menguatkan kultur secara terus menerus; (3)

sekolah yang menggunakan manajemen berbasis mutu; (4) guru menerapkan

PAIKEM dalam melaksanakan proses belajar-mengajar; (5) guru minimal

berpendidikan S-1 (6) adanya pengembangan kurikulum SNP terhadap kurikulum

internasional, baik adopsi maupun adaptasi.

Berdasar uraian di atas, SD RSBI adalah SD nasional yang sudah

memenuhi standar minimal dari penjaminan mutu SBI, dan telah mencukupi

beberapa kunci tambahan dari standar pendidikan internasional. Jadi, sebagai SD

RSBI masih harus mengembangkan standar nasional pendidikan (SNP) sebagai

penjaminan mutu minimal terhadap standar internasional lain sebagai penjaminan

mutu tambahan untuk menjadi SBI.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Permulaan di Kelas

I SD RSBI

SNP adalah standar nasional pendidikan (SNP) yang terdiri atas 8

komponen utama yaitu: kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, dana, pengelolaan, dan penilaian. Menurut

Gunarso (2010), SNP harus digunakan sebagai acuan bagi pengembangan seluruh

komponen pendidikan pada RSBI.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (Karsidi, 2007: 1). Tujuan tertentu tersebut berkaitan dengan kekhasan,

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 59: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan siswa. Berdasarkan ketentuan

Depdiknas (2007: 14), kurikulum menyangkut standar isi dan standar kompetensi

kelulusan.

Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I SD RSBI,

menggunakan KTSP standar isi 2006. Standar isi adalah ruang lingkup materi

dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang: (1) kompentensi

tamatan; (2) kompetensi bahan kajian; (3) kompetensi mata pelajaran; dan (4)

silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh siswa pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu (Mulyasa, 2006: 45). Di kelas I SD RSBI, SNP merupakan

standar minimal dan oleh karenanya tidak boleh dikurangi, namun boleh

ditambah, diperkuat, diperdalam, dikembangkan, diperluas dan diperkaya. Di lain

pihak, standar kompetensi kelulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang digunakan sebagai

pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan siswa dari satuan didik (Mulyasa,

91).

Berdasar materi seminar berjudul ”Perubahan SSN/ SKM ke SBI dan

Implikasinya bagi Kepemimpinan” yang disampaikan oleh Sugiyanto (2010),

kurikulm RSBI di SD dapat diformulasikan pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Formulasi Kurikulum RSBI

Satuan Pendidikan SNP

+

X

SBI – SD SNP 1, 2, 3

SBI – SMP SNP 1, 2, 3

SBI – SMA/ SMK SNP 1, 2, 3, 4

Keterangan (X) :

1 = Penguatan, pendalaman, pengayaan, perluasan/dan atau penambahan

terhadap kurikulum SNP

2 = ICT (information communication technology)

3 = Bahasa Asing (Inggris, Cina, Jepang, Arab, Perancis, Jerman, dsb.)

4 = Budaya lintas bangsa

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 60: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan di kelas

I SD RSBI, menurut Sugiyanto (2010), guru hendak membuat RPP sendiri,

menerapkan pembelajaran PAIKEM, menggunakan ICT dalam KBM, serta

menerapkan berbagai metode penilaian.

Penggunaan ICT dalam pembelajaran memiliki landasan dalam

pendayagunaannya, yakni Action Plan for the Development and Implementation

of Information and Communication Technologi (ICT) in Indonesia. Harina Y. dan

Harjidto (dalam Dewi Salma Prawiradilaga dan Evelin Siregar, 2007: 306)

menyatakan landasan tersebut menekankan pada; (1) pengembangan dan

pengimplementasian kurikulum; (2) pendayagunaan ICT sebagai bagian dari

kurikulum dan sebagai media pembelajaran di sekolah/ perguruan tinggi dan

diklat; (3) mewujudkan program pendidikan jarak jauh termasuk berpartisipasi

dan bekerja sama dengan lembaga penyelenggara pendidikan jarak jauh di dunia;

dan (4) memfasilitasi pendayagunaan internet untuk meningkatkan efisiensi

proses pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan pendayagunaan media ICT dalam

pembelajaran, sebuah lokakarya (dalam Dewi Salma Prawiradilaga dan Evelin

Siregar, 2008: 314) dibahas pengembangan pola-pola EdukasiNet pada bulan Mei

2004 meliputi: (1) Pola Pemanfaatan EdukasiNet, dapat dimanfaatkan dengan

cara-cara yang sangat bervariasi dan fleksibel, tergantung situasi dan kondisi

sekolah dan guru yang bersangkutan; (2) Pola Pemanfaatan Lab. Komputer,

sekolah yang telah memiliki fasilitas laboratorium komputer dengan koneksi

internet; serta (3) Pola Pemanfaatan di Kelas, LCD proyektor dan sebuah

komputer yang tersambung internet, dapat dimanfaatkan untuk presentasi di depan

kelas, sehingga bahan ajar akan tambah menarik, dan siswa akan lebih tertarik

dan memiliki motivasi dalam mengikuti proses belajar-mengajar. .

Bertolak dari hal tersebut, pemanfaatan ICT untuk pendidikan dalam

pembelajaran memiliki peran penting. Kombinasi teknologi dan pengajaran yang

efektif dapat menjadi motivasi yang kuat bagi pencapaian siswa (Hall, Quinn, dan

Gollnick, 2008: 417).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 61: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Pelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas empat keterampilan berbahasa,

yakni: menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. BNSP (2006: 1)

menjabarkan tujuan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia dalan KTSP, sebagai berikut: (1) siswa dapat mengembangkan

potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, minat, serta dapat

menumbuhkan penghargaan terhadap karya kesastraan dan hasil intelektual

bangsa sendiri; (2) guru dapat memusatkan perhatian pengembangan kompetensi

bahasa siswa dengan menyediakan sumber belajar; (3) guru lebih leluasa dalam

menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi

lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya; (4) orang tua dan masyarakat

dapat secara aktif dapat terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan

kesastraan di sekolah; (5) daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar

kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan

tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Berikut standar kompetensi dan kompetensi dasar menulis permulaan

dalam silabus pengajaran kelas 1 SD semester 1 berdasar KTSP Standar isi 2006

(BSNP, 2006: 3) dalam Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Permulaan

Kelas I SD Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menulis

1. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin

4.1 Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf

4.2 Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf

4.3 Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar

4.4 Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar

4.5 Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 62: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Berdasar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran menulis permulaan di kelas I SD RSBI mengacu pada KTSP standar

isi 2006. Dengan adanya penguatan, pendalaman, pengayaan, perluasan/dan atau

penambahan terhadap kurikulum SNP (KTSP standar isi 2006) berkaitan dengan

penggunaan media berbasis ICT (information communication technology), serta

bahasa Inggris, maka pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan di kelas I SD

RSBI memiliki perbedaan dengan kelas I SD nasional (tanpa adanya tambahan

X).

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian

penulis. Salah satu dari penelitian tersebut dilakukan oleh Agustin Indahwati

tahun 2009 dengan judul “Pembelajaran Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD

Laboratorium UM dengan Memanfaatkan Perpustakaan Kelas Jurusan Sastra

Indonesia FS Universitas Negeri Malang (UM)”. Dalam penelitian tersebut

bertujuan untuk memperoleh deskripsi objektif tentang pembelajaran menulis

permulaan siswa kelas II SD Laboratorium UM dengan memanfaatkan

perpustakaan kelas yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan penilaian

pembelajaran. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Data penelitian tersebut berupa tindakan, kata-kata, dan

dokumen yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Analisis data penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni reduksi data,

paparan data, dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian tersebut, yakni:

(1) rancangan skenario pembelajaran guru yang tersusun dalam RPP menulis

permulaan berdasarkan KTSP. Akan tetapi, RPP tersebut kurang aplikatif karena

kurang ada kesesuaian antara rencana yang dirancang dalam RPP dengan

pelaksanaan pembelajaran, (2) pembelajaran dilaksanakan dengan tiga tahap,

yaitu pendahuluan, inti, dan penutup, (3) penilaian dilakukan guru tiga kategori,

yakni bentuk, cara, dan alat penilaian.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 63: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Selain itu, penelitian Sofeyah pada tahun 2009 dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Media Kartu Huruf di

Kelas I SDN Karangsentul I Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruhan”.

Penelitian tersebut merupakan penelitian tindakan kelas dengan mendeskripsikan

terlebih dahulu pelaksanaan pembelajaran menulis, kemudian mengalisis

hambatan yang terjadi, dan menindaklanjutinya dengan melaksanakan upaya

pengatasannya. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dan mendeskripsikan media kartu huruf dalam meningkatkan

kemampuan menulis. Deskripsi dari penelitian tersebut adalah penggunaan kartu

huruf dalam pembelajaran menulis permulaan, hasil belajar dalam pembelajaran

menulis permulaan, hasil analisis, serta merefleksi. Adapun hambatan yang

ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran, meliputi: tidak adanya media dalam

proses belajar-mengajar, minat siswa yang rendah, daya ingat siswa yang berbeda-

beda, latar belakang sosial ekonomi orang tua yang berbeda, serta cara

penyampaian materi dari guru ke siswa hanya bersifat teori tidak menggunakan

media pembelajaran.

Relevansi penelitian di atas dengan penelitian peneliti adalah semuanya

menyoroti pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan di kelas rendah,

mengamati hambatan, serta upaya pengatasannya. Dengan demikian, ketiga

penelitian di atas ada relevansinya dengan penelitian yang dilaksanakan oleh

peneliti. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan peneliti dengan ketiga

penelitian di atas adalah subjek penelitian, yaitu siswa kelas I di SD RSBI.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran menulis permulaan di kelas IA SD RSBI adalah

pembelajaran yang melibatkan komponen pembelajaran seperti siswa, guru,

tujuan belajar, bahan ajar, metode, media, serta evaluasi. Pada dasarnya, berbagai

komponen tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi antarkomponen itu saling terkait

dalam proses belajar-mengajar.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis permulaan di kelas IA

SD RSBI terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 64: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

belajar (menulis permulaan). Faktor-faktor tersebut berupa faktor interen dan

eksteren. Faktor interen adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, berupa:

faktor jasmani yang terdiri dari faktor kesehatan, cacat tubuh; faktor psikologis

yang terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, sikap;

faktor kelelahan yang bersifat jasmani dan rohani. Di lain pihak, faktor eksteren

adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, berupa: faktor keluarga; faktor

sekolah; faktor masyarakat.

Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan pastilah tidak

selalu berjalan dengan baik. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh adanya

berbagai hambatan. Adanya hambatan itu tentu akan mempengaruhi siswa dalam

belajar. Dengan perhatian secara seksama oleh pihak-pihak yang terkait dalam

pembelajaran diharapkan hambatan dapat diketahui sedini mungkin sehingga

dapat diatasi dengan upaya yang sesuai dan tepat.

Lebih jelasnya, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir

Pembelajaran Menulis Permulaan pada Siswa Kelas IA RSBI

SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010

Upaya

Pelaksanaan Faktor interen

Faktor eksteren

Hambatan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 65: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta

yang beralamatkan di Jalan Monginsidi No. 36 Telepon (0271) 646294 Surakarta.

Khususnya di kelas IA RSBI. Adapun alasan peneliti memilih SD Negeri Cemara

Dua No. 13 Surakarta sebagai tempat penelitian, yakni karena: (1) SD Negeri

Cemara Dua No. 13 Surakarta satu-satunya SD RSBI di kota Surakarta. Kelas IA

telah melaksanakan program RSBI dalam pembelajaran.; (2) Belum pernah

dilaksanakan penelitian sejenis di sekolah tersebut; (3) Lokasi sekolah dapat

dijangkau oleh peneliti, sehingga memudahkan pelaksanaan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian studi kasus ini dilakukan selama kurang lebih 8

bulan, pada semester ganjil-genap tahun ajaran 2009/2010. Adapun rincian waktu

dan jenis kegiatan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

Waktu

Kegiatan

Bulan

Juli

2009

Ags

2009

Des

2009

Jan

2010

Feb

2010

Mar

2010

April

2010

Mei

2010

1. Pelaksanaan observasi V V

2. Pengumpulan, reduksi,

penyajian, dan analisis

data

V

V

V

V

V

V

3. Penyelesaian penelitian,

penyusunan laporan

V

V

V

V

V

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 66: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini

menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek penelitian berdasar fakta yang

tampak sebagaimana adanya. Pelaksanaan penelitian tidak terbatas pada penyajian

data semata, tetapi meliputi analisis dan penafsiran terhadap data yang ada.

Pendeskripsian secara terperinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang

apa yang sebenarnya terjadi di lapangan studinya (Sutopo, 2002:111). Di dalam

penelitian ini, peneliti mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis

permulaan pada siswa kelas IA RSBI SD Cemara Dua No. 13 Surakarta.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus tunggal terpancang. Penelitian hanya dilakukan pada sebagian dari

keseluruhan proses pembelajaran bahasa Indonesia, yakni pembelajaran menulis

permulaan di satu lokasi dari jumlah keseluruhan sekolah yang ada dengan subjek

penelitian yang hanya sebagian dari keseluruhan sistem penyelenggaraan sekolah.

Sutopo (2002: 4) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif ditemui bentuk

penelitian terpancang yang terarah pada satu karakterisitik. Peneliti memilih

strategi ini karena tujuan penelitian telah ditetapkan dan menjadi arah dalam

melaksanakan penelitian.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru kelas IA RSBI, siswa

kelas IA RSBI, sekretaris program RSBI, serta kepala SD Negeri Cemara Dua No.

13 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Siswa kelas IA RSBI ini berjumlah 28

siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 67: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tempat dan Peristiwa

Tempat yang menjadi sumber penelitian, yaitu kelas IA RSBI SD Negeri

Cemara Dua No. 13 Surakarta. Kelas IA RSBI digunakan karena terjadinya

peristiwa pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan dengan semua komponen

pembelajaran beserta faktor-faktor pengaruhnya di kelas tersebut.

Tempat dan peristiwa digunakan untuk memperoleh jawaban dari

rumusan masalah yang dirumuskan peneliti. Berdasar tempat dan peristiwa,

peneliti dapat mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan,

hambatan, dan upaya pengatasannya secara pasti dan detail.

2. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas IA SD Negeri Cemara

Dua No. 13 Surakarta. Peneliti memilih informan ini sebagai informan kunci,

sebab informan ini berhubungan langsung dengan siswa dalam pembelajaran

menulis permulaan di kelas. Dari informan kunci, peneliti memperoleh informasi

mengenai pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan, hambatan, serta upaya

untuk mengatasi hambatan tersebut.

Informan lain dalam penelitian ini adalah kepala SD Negeri Cemara Dua

No. 13 Surakarta. Peneliti memilih informan ini untuk memperoleh informasi

mengenai gambaran profil sekolah dan pelaksanaan pembelajaran program RSBI

di SD Cemara Dua No. 13 Surakarta. Sama halnya dengan pemilihan informan

sekretaris program RSBI, peneliti memilih informan ini guna memperoleh

gambaran pelaksanaan pembelajaran program RSBI di SD Negeri Cemara Dua

No. 13 Surakarta.

Lima siswa kelas IA RSBI sebagai informan. Dipilihnya lima siswa

tersebut oleh peneliti guna memperoleh informasi tentang pembelajaran menulis

permulaan di kelas RSBI. Infoman lain adalah dua orang tua siswa kelas IA RSBI.

Dipilihnya informan tersebut guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan

faktor pengaruh keberhasilan siswa dalam belajar.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 68: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

3. Dokumen

Sumber data atau dokumen dalam penelitian ini meliputi silabus menulis

permulaan dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Dokumen tersebut digunakan

untuk memperoleh informasi mengenai proses pelaksanaan pembelajaran menulis

permulaan di kelas. Dokumen lain berupa bahan ajar, hasil kerja siswa di buku

kerja tematik, latihan/ ulangan, serta daftar nilai ulangan siswa, guna melihat

pengembangan, penguatan, pendalaman, dan pengayaan terhadap kurikulum SNP.

Selain itu, adanya dokumen tersebut, peneliti akan memperoleh informasi

mengenai kemampuan menulis siswa, serta cara evaluasi guru terhadap hasil kerja

siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung pembelajaran

menulis permulaan yang terjadi di dalam kelas. Pada kegiatan observasi, peneliti

hadir di ruang kelas, berpartisipasi pasif, serta hanya mengamati pelaksanaan

kegiatan pembelajaran. Dengan mengamati langsung pelaksanaan pembelajaran di

dalam kelas, maka peneliti akan mengetahui hambatan dan cara pengatasannya.

Berkaitan dengan hal itu, peneliti akan mengetahui pula faktor-faktor pengaruh

keberhasilan siswa dalam belajar.

2. Wawancara secara Mendalam

Wawancara pertama kali dilaksanakan dengan kepala sekolah.

Wawancara ini dilaksanakan untuk memperoleh izin dan informasi tentang

program-program pembelajaran di SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta,

khususnya program RSBI. Wawancara selanjutnya dilakukan dengan sekretaris

program RSBI. Wawancara tersebut bertujuan untuk mendapat informasi

mengenai pelaksanaan program RSBI di SD Negeri Cemara Dua No. 13

Surakarta.

Adapun wawancara dilakukan dengan lima siswa kelas IA. Kegiatan

tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa dalam

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 69: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

mengikuti pembelajaran menulis permulaan di dalam kelas. Selain itu, wawancara

dilakukan dengan dua orang tua siswa kelas IA guna memperoleh informasi

berkaitan dengan faktor pengaruh keberhasilan siswa dalam belajar.

Wawancara terakhir dilakukan dengan guru kelas. Adapun tujuan

wawancara tersebut, yakni untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan

pembelajaran menulis permulaan di kelas IA RSBI berkaitan dengan komponen

pembelajaran beserta faktor-faktor pengaruh proses pembelajaran. Pelaksanaan

wawancara dilaksanakan secara tidak terstruktur, sering disebut wawancara

mendalam. Hal tersebut mengacu pendapat Sutopo (2002: 59) bahwa wawancara

dalam penelitian kualitatif umumnya dilakukan tidak dilakukan secara struktur

ketat.

3. Analisis Dokumen

Analisis dokumen dilakukan dengan mengamati dan mempelajari

perangkat kurikulum pembelajaran guru, bahan ajar, hasil kerja, serta nilai

ulangan siswa guna memperoleh data yang akurat. Tujuan analisis ini adalah

untuk melengkapi informasi yang telah diperoleh melalui pengamatan langsung

dan wawancara.

F. Teknik Sampling

Bentuk teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik purposive

sampling. Peneliti tidak melakukan generalisasi terhadap temuan melainkan

merinci temuan pada konteks tertentu. Teknik ini dipilih, sebab teknik ini

dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data dalam

menghadapi realitas yang tidak tunggal. Pemilihan sampel diarahkan pada sumber

data yang dipandang memiliki data yang paling erat berkaitan dengan

permasalahan yang sedang diteliti. Sampling diterapkan pada kepala sekolah,

sekretaris program RSBI, guru kelas IA RSBI, lima siswa kelas IA RSBI, serta

dua orang tua siswa kelas IA RSBI.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 70: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

G. Teknik Uji Validitas Data

Validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data

metode, teori, pengecekan anggota, dan ketekunan pengamatan. Triangulasi

sumber data adalah teknik uji validitas data dengan membandingkan dan

mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh

dengan waktu dan alat yang berbeda. Peneliti menggunakan teknik ini untuk

menguji kemantapan informasi yang diperoleh. Peneliti membandingkan data

hasil pengamatan dengan wawancara, wawancara infoman satu dengan lainnya,

serta hasil wawancara dengan isi dokumen yang ditemukan.

Triangulasi metode adalah teknik uji validitas data dengan mengecek

derajat kepercayaan hasil temuan dari beberapa teknik pengumpulan data dan

pengecekkan derajad kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang

sama. Peneliti menggunakan teknik ini agar penyimpangan data temuan dapat

dikurangi. Dalam penelitian ini, teknik metode yang dilakukan adalah

membandingkan teknik wawancara mendalam dan observasi. Dari data yang

diperoleh dari observasi dan wawancara, dilaksanakan analisis dokumen.

Triangulasi teori adalah teknik uji validitas data yang dilaksanakan

karena fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu teori.

Setelah peneliti menganalisis data temuan dengan penjelasan, peneliti mencari

penjelasan pembanding. Hal tersebut dilakukan guna membandingkan informasi

tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan

tentang tingkat kepercayaan data.

Pengecekan anggota digunakan untuk mengkonfirmasikan data temuan

kepada informan, yaitu subjek peneliti. Kegiatan ini dilakukan dengan meminta

informan meninjau kembali peryataan sajian yang dibuat peneliti agar diperoleh

kesepakatan antara peneliti dan informan. Konfirmasi dilakukan secara informal

melalui wawancara tidak terjadwal.

Ketekunan pengamatan dilaksanakan peneliti dengan memfokuskan

masalah yang relevan. Peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci

secara berkesinambungan. Dengan demikian, peneliti dapat menyelami masalah

tersebut dengan lebih teliti dan mendalam.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 71: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis interaktif. Analisis ini melibatkan hal–hal sebagai berikut.

1. Reduksi Data ( Data Reduction)

Reduksi data adalah bagian dari analisis, mempertegas, membuat fokus,

mengatur data dengan lebih sederhana dari catatan-catatan yang muncul di

lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara memilih data yang sesuai dengan

masalah penelitian. Setelah semua data terkumpul, data yang sesuai disesuaikan

dengan penelitian, sedang hal-hal yang tidak penting dibuang. Proses ini

berlangsung hingga laporan akhir penelitian ditulis.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dengan cara mendeskripsikan secara rinci hasil penelitian

baik yang diperoleh melalui analisis dokumen, observasi, maupun wawancara.

Dengan melihat sajian data, peneliti akan mengetahui apa yang terjadi, sehingga

dapat mengerjakan tindakan lain berdasar penelitian tersebut. Penyajian data yang

baik dan jelas sistematiknya akan membantu peneliti dalam mengklasifikasi data.

3. Penarikan simpulan/ Verifikasi (Conclusing Drawing)

Proses penarikan simpulan dimulai dari data yang diperoleh dari awal

penelitian yang masih bersifat sementara, dan tidak menutup kemungkinan adanya

simpulan berikutnya (diverifikasi). Sutopo (2002: 93) mengungkapkan simpulan

harus diverifikasi agar mantap dan dapat dipertanggungjawabkan. Simpulan akhir

terjadi ketika pengumpulan data berakhir dengan perolehan data yang

berlandaskan kuat, serta telah teruji validitasnya.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis data dengan model interaktif dapat

dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 72: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Gambar 3. Model Analisis Interaktif

(Sutopo, 2002: 96)

Bagan di atas memperlihatkan bahwa proses analisis data dimulai dari

pengumpulan data. Data yang terkumpul direduksi, kemudian disajikan. Saat

mereduksi data, peneliti menyajikan data sekaligus menarik simpulan. Proses

pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, wawancara, serta analisis

dokumen.

Proses reduksi dilaksanakan untuk membuat fokus, mengatur data

dengan lebih sederhana dari catatan-catatan yang muncul di lapangan. Proses

analisis data terlihat pada cara memilih data yang sesuai dengan masalah

penelitian, dan membuang hal-hal yang tidak sesuai. Pada saat mereduksi data,

dilakukan pula sajian data hasil observasi, wawancara, serta analisis dokumen

guna mengetahui kesesuaian data yang diperoleh, sehingga peneliti dapat

mengklasifikasi data. Penarikan simpulan dilaksanakan saat data direduksi dan

disajikan, kemudian diambil simpulan yang masih bersifat terbuka guna

memperkuat dan mempertanggungjawabkan temuan. Proses simpulan berakhir

ketika data yang bersifat khusus berkaitan dengan permasalahan telah ditemukan

dan memiliki landasan kuat, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasar uraian tersebut, kegiatan penelitian yang dilakukan peneliti

sejalan dengan sifat analisis interaktif, yakni bergerak di antara komponen analisis

(pengumpulan, reduksi, penyajian data, dan penarikan simpulan) selama proses

penelitian masih berlangsung.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan Simpulan/ verifikasi

Data

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 73: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Deskripsi Latar Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta

yang berlokasi di Jalan Monginsidi No. 66, Margorejo, Gilingan, Banjarsari,

Surakarta, 57134, nomor telepon (0271) 646294. Menurut salah satu nara sumber,

pemakaian nama cemara dua sebagai nama sekolah, disebabkan oleh adanya dua

pohon cemara yang tumbuh di halaman sekolah yang berdiri tahun 1938.

SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta terdiri dari tiga bangunan

terpisah dengan luas + 6.880 m2. Bangunan paling utara terdiri dari dua toilet,

kelas akeselerasi, kelas reguler (VA, VC, VB, III A, III B, III C), gudang, ruang

penjaga, kantin, serta ruang PSB. Bangunan tengah berlantai dua. Lantai dua

sebagai ruang laboratorium komputer 2. Lantai satu terdiri dari toilet, ruang

penjaga, UKS, koperasi, ruang guru 2, ruang kelas reguler (VIC IVC, ID, IE, IIC,

IID). Bangunan paling selatan berlantai dua, merupakan bagian depan SD. Lantai

dua, terdiri dari enam ruang kelas reguler (IVB, IVA, VIA, VIB), dua mushola.

Lantai satu terdiri dari ruang kesenian, agama, kelas RSBI (IA, IB, IC, IIA, IIB),

laboratorium komputer 1, ruang guru 1, kantor kepala sekolah, TU, ruang penjaga,

kantin, perpustakaan, dan toilet. Agar mendapat gambaran lebih jelas dapat dilihat

pada lampiran 1, halaman 116.

SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta dipimpin oleh Drs. Mulyanto,

M.Pd, berusia 50 tahun, dengan masa kerja 28 tahun. SD berdaya tampung

sebanyak + 847 siswa ini memiliki 27 guru PNS, 26 guru WB, dan 9 karyawan.

Berdasar data yang ditemukan, guru SD Negeri Cemara Dua No.13 Surakarta

berjumlah 53 orang dengan rincian sebagai berikut: S-2: 3 orang, S-1: 33 orang,

D-3: 6 orang, D-2: 5, dan D-1: 3 orang. Dilihat dari pendidikan minimal, sebagian

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 74: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

besar adalah lulusan S-1. Secara lengkap, data guru dapat dilihat dalam Lampiran

1, halaman 117.

SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta terakreditasi A berkaitan

dengan adanya penyelenggaraan tiga program pembelajaran, yakni reguler,

akselerasi, dan RSBI. Atas amanah dari Dinas Dikpora Kota Surakarta yang diberi

wewenang Dirjen Mendikdasmen, SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta

terpilih menjadi SD RSBI. Berkaitan dengan hal itu, Badan Penelitian dan

Pengembangan SBI memonitoring dan mengevaluasi menyangkut 8 standar

kriteria minimal SD BI. Berdasar hasil wawancara dengan kepala sekolah, SD

Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta telah memenuhi 8 kriteria standar minimal

penjaminan mutu SBI berkaitan dengan syarat fisik dan nonfisik, yakni keadaan

sekolah, prestasi, serta kualitas pendidik.

Penelitian dilaksanakan di kelas IA, sebab kelas IA adalah kelas RSBI

dengan jumlah 28 siswa, terdiri dari 10 laki-laki dan 18 perempuan. Dalam

pelaksanaan pembelajaran, guru kelas berkolaborasi dengan guru pendamping

yang mampu berbahasa Inggris dan dapat memanfaatkan teknologi berbasis ICT.

Guru kelas memiliki peran lebih banyak dalam menyampaikan materi dengan

kurikulum nasional, sedang guru pendamping berperan membantu guru kelas

dalam menyampaikan materi hasil adaptasi/ adopsi kurikulum internasional.

Kelas IA terletak paling ujung barat, menghadap arah selatan. Ruangan

berukuran 7 X 9 m2 memiliki kondisi nyaman dan berfasilitas AC. Kondisi dan

situasi kelas dikelola senyaman mungkin agar siswa lebih cepat beradaptasi.

Pemberian warna menarik pada meja dan kursi merupakan pembangkit motivasi

belajar siswa di dalam kelas. Di atas meja, siswa selalu menaruh papan nama. Hal

tersebut bertujuan agar guru dengan mudah memanggil dan memperhatikan siswa

dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan belajar setiap harinya, guru

mengatur tempat duduk siswa dengan berpindah-pindah agar bervariasi, tidak

bosan, membiasakan diri dengan situasi dan kondisi kelas, serta menjaga

kesehatan mata.

Pemberian motivasi siswa dalam pembelajaran, khususnya menulis

dilakukan dengan memajang hasil kerja siswa yang memiliki nilai sempurna di

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 75: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

papan pajang. Hal tersebut dilakukan sebab di kelas awal, terdapat beberapa siswa

kurang memiliki motivasi dalam melaksanakan kegiatan menulis. Setelah

dipajang, hasil kerja dikumpulkan ke dalam map masing-masing siswa, dan

disimpan di laci siswa. Adanya media berbasis ICT, seperti LCD, Laptop yang

terkoneksi dengan internet menjadi salah satu pembangkit motivasi siswa pula

dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas. Media berbasis ICT dapat

dimanfaatkan guru dalam mengembangkan bahan ajar. Berkaitan dengan media

sebagai alat bantu ajar, media tulis berupa blackboard (papan tulis kotak-kotak)

sangat membantu guru dalam mengajarkan siswa menulis. Selain itu, media tulis

berupa papan tulis whiteboard dapat dimanfaatkan guru dalam menyampaikan

bahan ajar.

Berdasar pengamatan yang dilaksanakan peneliti, SD Negeri Cemara

Dua No. 13 Surakarta, khususnya di kelas IA, diminati masyarakat menengah ke

atas. Berdasar data yang diperoleh, kondisi sosial ekonomi orang tua siswa PNS: 8

orang, dosen: 3 orang, swasta: 10 orang, dan wiraswasta: 7 orang. Kondisi sosial

ekonomi orang tua adalah salah satu faktor pengaruh keberhasilan siswa dalam

belajar. Adanya kesanggupan orang tua dalam hal sosial dan ekonomi berkaitan

dengan tunjangan standar fasilitas sarana dan prasarana di kelas RSBI. Selain itu,

kondisi sosial ekonomi orang tua siswa berpengaruh terhadap perhatian dan

perilaku siswa dalam belajar.

Uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa penerapan PAIKEM dapat

dilaksanakan dengan baik berdasar kondisi dan situasi ruang kelas. Berkaitan

dengan jabaran di atas, dapat dikatakan bahwa SD Negeri Cemara Dua No. 13

Surakarta telah memenuhi SNP sebagai standar minimal penjaminan mutu SBI.

Sebagai SD Rintisan, SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta masih berada

dalam tahap pengembangan mencapai standar tambahan penjaminan mutu SBI

agar menjadi SD BI. Demikian, adanya pencapaian jaminan mutu tambahan

terhadap 8 standar kriteria SBI tentunya akan mempengaruhi keberhasilan belajar

siswa dalam pembelajaran, khususnya menulis permulaan berkaitan dengan faktor

interen dan eksteren dalam komponen pembelajaran.

B. Hasil Penelitian

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 76: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

1. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Permulaan pada Siswa Kelas IA

RSBI SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta

a. Pelaksanaan 1

Kegiatan penelitian 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Juli 2009,

pukul: 08.10-08.45 – 09.00–09.35, di kelas IA RSBI. Pembelajaran bahasa

Indonesia dimulai pada jam ke 3-4 setelah pembelajaran bidang studi Matematika.

Di awal pembelajaran, guru memperkenalkan lingkungan sekitar siswa

yang berkaitan dengan diri sendiri, seperti: nama anggota keluarga, alamat rumah.

Komunikasi terjadi secara aktif antara guru dengan siswa dengan bertanya jawab.

Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia, guru mengajar siswa

menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Misalnya, guru menyebut ‘ayah dan

ibu’, bukan ‘papa dan mama’. Guru mengatakan: “Kalau di rumah boleh mama

dan papa, tetapi di sekolah harus ayah dan ibu.”

Para siswa diajak untuk mengapersepsi tentang hal–hal yang terdapat di

sekitar siswa berkaitan dengan diri sendiri dengan menyanyikan lagu ‘Oh Ibu dan

Ayah’. Para siswa tampak bersemangat mengikuti pelajaran. Selanjutnya, guru

dan siswa membaca contoh-contoh kalimat mengenai identitas keluarga.

Pembelajaran dilanjutkan dengan guru menulis soal di papan tulis. Guru

menulis nama ibu, ayah, adik, kakak, alamat rumah. Penulisan dilakukan secara

bertahap. Siswa menyalin soal/ tulisan di papan tulis dan menjawabnya. Soal

terdiri dari 8 pertanyaan. ” Beri keterangan waktu, hari dan tanggal latihan!”, kata

guru.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis permulaan, siswa di

kelas IA RSBI telah dkenalkan dengan tanda strip ( - ) sebagai tanda hubung

untuk penulisan tanggal. Selain itu, siswa diwajibkan untuk menggunakan buku

kotak–kotak sebagai alat belajar. Adapun aturan penulisannya, yakni dengan cara

memberi jarak tiga kotak untuk membuat garis tepi, tiga kotak dari atas dan

bawah, satu kotak antarhuruf, dan dua kotak antarkata. Hal tersebut adalah cara

guru agar siswa terlatih untuk menulis dengan rapi sehingga tulisan dapat terbaca

dengan jelas.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 77: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Dalam menulis, siswa di kelas I SD masih menggunakan huruf kecil,

sehingga tak ada satu pun huruf kapital yang digunakan sekali pun menulis nama

suatu tempat. Ketika guru menuliskan soal nomor dua tentang nama ayah, guru

memberi contoh jawaban dari iklan kartu seluler, guru mengatakan ”Agus!

Agus!” untuk menjawab pertanyaan siapa nama ayah. Seorang siswa masih

terlihat belum jelas dan bertanya ulang “Bu, kalau di rumah saya panggilnya

mama sama papa, jawabnya bagaimana Bu?”. Guru menjelaskan dengan tegas

kembali apa yang disampaikan dan memberi peringatan apabila siswa tidak

memperhatikan lagi maka akan diberi catatan sikap yang tidak baik (n = 0).

Pertanyaan nomor tiga mengenai ‘siapa nama adikmu’, beberapa siswa

tidak memiliki adik, dan banyak yang mengeluh harus menjawab apa. Guru

memberi tahu apabila tidak punya adik, maka jawaban diisi dengan tanda strip (-).

”tanda strip itu berarti tidak memiliki adik”, kata guru.

Waktu menunjukan pukul 08.45, waktu untuk istirahat. Pukul 09.00,

siswa masuk kelas dengan berbaris terlebih dulu. Siswa memasuki kelas satu per

satu. Hal itu merupakan perwujudan penanaman disiplin pada siswa agar

kebiasaan tersebut dimiliki siswa. Pembelajaran bahasa Indonesia dilanjutkan,

guru menulis soal di papan tulis kotak-kotak (blackboard). Sebelumnya, guru

memeriksa pekerjaan siswa sampai di mana dan membantu siswa yang belum

dapat menulis sebuah nama tempat. Beberapa siswa menulis indonesia

menggunakan ‘indonesya’ bukan ‘indonesia’. Guru kemudian menjelaskan cara

penulisan yang benar.

Kurang lebih pukul 09.21, guru memberi kesempatan kepada semua

siswa yang telah selesai menulis jawaban untuk ke depan kelas membaca jawaban

yang ditulis. Setelah itu, siswa mengumpulkan buku latihan di sudut baca. Guru

memberi PR kepada siswa berkaitan dengan identitas diri keluarga kepada siswa.

Kurang lebih Pukul 09.35, pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia selesai.

b. Pelaksanaan 2

Kegiatan penelitian 2 dilaksanakan pada Selasa, 28 Juli 2009, pukul:

07.00 – 07.35 – 07.35 – 08.10, di kelas IA RSBI. Di awal pembelajaran, guru

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 78: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

segera mempersiapkan para siswa untuk mengikuti pembelajaran. Guru memberi

perintah dalam bahasa Inggris “It’s time for pray!” kurang lebih tiga menit,

kemudian mengatakan “amin”, dan berdoa selesai. Guru menanyakan kepada

para siswa “who absent today?”, dan anak–anak menjawab “ada tiga anak Bu!”.

….memasuki pembelajaran bahasa Indonesia guru dan para siswa melakukan

apersepsi.

Kegiatan pembelajaran masih berkaitan dengan sebelumnya tentang

menirukan suara. Beberapa siswa masih berkonsentrasi dengan diri sendiri. Guru

memberi perhatian khusus terhadap siswa tersebut. “Tema hari adalah tentang

bunyi dan suara. Guru memberi contoh bunyi mengetuk pintu “Tok…tok…tok”.

Para siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan beberapa mengeluarkan

pendapat dengan memberi contoh tiruan bunyi benda.

“Sekarang, keluarkan buku latihan bahasa Indonesia kalian, beri garis

tepi terlebih dahulu, beri jarak tiga kotak sebelum digaris tepi, jangan lupa beri

jarak 1 kotak untuk memulai menulis huruf dari garis tepi, beri jarak dua kotak

antarhuruf, huruf kecil dulu”, perintah guru. Guru melanjutkan pembelajaran

dengan menulis di blackboard. Dalam penulisan, kalimat tidak dapat ditulis dalam

satu baris, sehingga sebuah kata harus dipenggal. Guru mengajarkan cara

memenggal kata yang benar, ”anak–anak bila terdapat penulisan yang tidak cukup

untuk satu baris dan harus dipenggal, maka penulisannya, misal: sekitar, cara

pemenggalan dalam bahasa Indonesia adalah se–kitar atau seki-tar, bukan sekita–

r.” Jangan lupa beri keterangan waktu, hari dan tanggal latihan selalu ditulis”, kata

guru.

Guru menuliskan macam–macam bunyi benda. Terdapat soal 1–10.

Setelah selesai menuliskan soal, guru membaca soal, dan mendikte jawaban yang

benar. Dalam hal ini, guru membimbing siswa agar siswa dapat mengikuti dan

menulis dan menjawab soal dengan benar. Beberapa siswa masih terlihat lambat

dalam menulis, dan masih sering bertanya. Hal tersebut menyebabkan waktu

pembelajaran kurang efektif. Guru mengatasi hambatan tersebut dengan

mendekati siswa lambat menulis, dan mengajarinya memegang pensil dengan

benar. Siswa yang masih sering bertanya karena tidak memperhatikan, guru

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 79: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

menjelaskan dan menegaskan bahwa bila masih tidak memperhatikan, maka

pekerjaan tidak akan selesai tepat waktu. Setelah kegiatan menyalin tulisan di

papan tulis (soal dan jawaban), siswa diberi kesempatan untuk membaca hasil

pekerjaannya di depan kelas.

c. Pelaksanaan 3

Pembelajaran dilaksanakan pada Kamis, 30 Juli 2009, pukul: 08.10–

08.45 – 09.00–09.35, di kelas IA RSBI. Pembelajaran dimulai dengan siswa

disuruh untuk mengeluarkan buku kerja ’Tematik’. “Buka halaman 2!”, perintah

guru. Judul di bab I ’diri sendiri’. ”Pembelajaran bahasa Indonesia hari ini adalah

memberi tanda antara sikap yang baik dan tidak baik. Untuk sikap baik diberi

tanda centang, untuk sikap buruk diberi tanda silang”, kata guru.

Beberapa siswa masih sering bertanya tentang hal yang sudah dijelaskan

guru. Guru pun mengulangi penjelasan yang disampaikan. Hal tersebut berimbas

pada pemanfaatan waktu yang kurang efektif. Dalam mengatasi hambatan tersebut

guru mengulang penjelasan, dan memberi peringatan bila ada yang masih

bertanya, maka akan tinggal kelas (peringatan hanya bersifat pemberian

tanggungjawab dan kesiapan belajar siswa).

Dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, guru menggunakan

menggunakan variasi medote dalam menyampaikan materi, seperti berceramah,

tanya jawab, demonstrasi, serta latihan. Guru selalu memberi motivasi dengan

mengatakan bahwa siswa RSBI di kelas IA adalah siswa yang rajin, bertanggung

jawab, dan bersikap baik. Guru melanjutkan pembelajaran dengan memberi

petunjuk terhadap latihan yang akan dikerjakan. ”Setelah memberi tanda centang

atau silang, lingkari tanda yang dicentang (sikap baik), kemudian beri warna”,

kata guru.

Guru memberi contoh kepada siswa dalam menulis tanggal di halaman

bawah lembar kerja (30-7-09). Dalam pelaksanaan kegiatan, terlihat beberapa

siswa beraktivitas di luar kegiatan belajar. Guru memberi perhatian kepada siswa

tersebut dengan mempersilakan siswa ke depan untuk mengganti menerangkan.

Kegiatan berlangsung dengan tenang kembali, namun di tengah berlangsungnya

pembelajaran, beberapa siswa terlihat tidak sungguh–sungguh mengikuti

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 80: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

pelajaran. Guru memanggil nama siswa tersebut, kemudian menyuruh siswa

berdiri di depan kelas, dan mengawasi siswa lain yang terlihat tidak sungguh–

sungguh mengerjakan latihan. Siswa boleh kembali duduk apabila telah

menemukan teman yang tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran. Hal

tersebut dilakukan guru dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi siswa.

Karena siswa berdiri agak lama, siswa menangis. Guru berkata kepada siswa:

“Capai kan berdiri di depan?”, siswa mengangguk. Guru menyuruh siswa duduk

dan mengatakan bahwa tidak suka siswa ramai, nangisan, dan bermain sendiri

ketika diterangkan. Pembelajaran berakhir, dan buku dikumpulkan untuk dinilai.

d. Pelaksanaan 4

Penelitian 4 dilaksanakan pada Jumat, 31 Juli 2009, pukul: 08.10 –

08.45, diawali dengan guru mempersiapkan diri, memeriksa kesiapan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran. ”Pembelajaran hari ini adalah kegiatan melatih

melemaskan tangan, buka halaman 3!”, kata guru. Kegiatan ini dilaksanakan agar

anak lebih terbiasa dalam menulis. ”Jangan lupa beri keterangan waktu, hari dan

tanggal latihan selalu ditulis”. Beberapa siswa bertanya ulang tentang latihan yang

akan dikerjakan, guru pun menjelaskan lagi. Setelah latihan selesai, hasil kerja

dikumpulkan di sudut baca.

Pembelajaran menulis permulaan dengan latihan melemaskan tangan

berupa kegiatan membuat garis-garis lengkung, lurus, dan miring. Beberapa siswa

ramai dan tidak sungguh-sungguh dalam mengerjakan latihan tersebut. Guru

memanggil siswa tersebut dan menyuruhnya berdiri di depan kelas. Siswa yang

berdiri memperhatikan teman lain yang tidak sungguh-sungguh mengikuti

pelajaran. Setelah ditemukan siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti

pelajaran, siswa baru boleh duduk. Latihan menulis selesai, guru menyuruh siswa

untuk mengumpulkan hasil kerja di sudut baca.

e. Pelaksanaan 5

Selasa, 4 Agustus 2009, pukul: 07.00-07.35 – 07.35-08.10. Bel berbunyi,

siswa mempersiapkan diri dengan berbaris, mencium tangan guru, masuk satu per

satu. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dengan berbahasa Inggris.

Guru : Good Morning student!

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 81: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Siswa: Good morning mam!

Guru : How are you today?

Siswa: I’m fine, thank you, and you?

Guru: I’m fine too. Who absent today?

Siswa: Nomor 7, nomor 9

”Hari ini pembelajaran tidak perlu mengeluarkan buku pelajaran. Hari ini kita

belajar kalimat sapaan”. Guru menjelaskan bagaimana harus menyapa orang lain

dengan sopan. Pembelajaran dilanjutkan dengan membentuk kelompok belajar

untuk berdiskusi. Guru memberi lembar kerja kepada siswa, menjodohkan kalimat

dengan menuliskan kalimat sapaan sopan dan tidak sopan di lembar kertas (work-

sheet) tersebut.

Beberapa siswa terlihat sering bertanya, sehingga guru harus mengulang

penjelasan. Selain itu, beberapa siswa hanya terlihat diam, tidak tahu harus

melakukan apa. Papan nama ditaruh di atas meja agar guru pun dapat

memperhatikan sikap siswa. Adanya hambatan tersebut, guru mengatasi dengan

memeriksa satu per satu tugas masing-masing kelompok. Guru menyuruh siswa

yang tidak aktif dalam berdiskusi ditulis namanya, sebab penilaian akan lain.

Dalam hal ini, penilaian yang dilakukan hanya bersifat pengamatan. Guru tidak

menilai dengan angka sikap siswa.

Diskusi berjalan kurang lancar, sebab siswa belum tahu harus melakukan

apa. Denagn demikian, terdapat anggota kelompok aktif dan tidak aktif. Sebagai

akibatnya, terjadi perbedaan waktu dalam menyelesaikan tugas kelompok. Pada

akhir pembelajaran, guru menunjukkan jawaban benar dengan media LCD, dan

siswa memperhatikan dan mencocokan jawaban. Setelah dicocokkan, hasil kerja

kelompok siswa dikumpulkan di sudut baca.

f. Pelaksanaan 6

Kamis, 7 Agustus 2009, pukul: 08.10-08.45 – 09.00-09.35. Kegiatan

pembelajaran menulis permulaan dengan melengkapi sebuah kalimat.

Kegiatan pembelajaran hari ini mengisi titik-titik, menyalin, dan

menjawab dengan sederhana sesuai dengan gambar. Soal dan jawaban bersifat

sederhana, hanya 2 nomor. Guru menulis soal di papan tulis sesuai dengan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 82: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

wacana. Guru menyuruh siswa meletakkan alat tulis dengan tujuan agar murid

memperhatikan cara penulisan sebuah huruf. Setelah beberapa saat, guru

memperbolehkan siswa untuk mulai mengikuti. Di papan tulis blackboard, guru

memberi contoh 2 kotak dari tepi kiri baru dimulai menulis, sedangkan siswa di

buku kotak-kotak, dimulai pada kotak ke tiga. Menulis pada buku kotak-kotak

diberi aturan agar anak terbiasa menulis dengan rapi, indah, dan jelas, sehingga

tidak ada kesalahan dalam menulis. Setelah guru menulis soal, di papan, siswa

menjawab sendiri dan wajib diberi garis bawah. Dalam pembelajaran, guru selalu

memberi pujian kepada para siswanya. ”Hari dan tanggal, selalu ditulis”, kata

guru.

Setelah pelaksanaan menyalin dan melengkapi tulisan selesai, siswa ke

depan dan membaca soal serta jawaban. Setelah selesai membaca, tugas

dikumpulkan untuk dinilai. Beberapa siswa terlihat lambat dalam menulis,

sehingga terjadi perbedaan waktu pengumpulan tugas. Hal tersebut terjadi karena

siswa memperhatikan hal lain, sehingga tidak konsentrasi pada tugas yang

dikerjakan. Guru menanyakan: ”Kenapa tugasmu belum selesai?, padahal, teman-

temanmu sudah selesai”. Untuk mengatasi hal itu, guru selalu memeriksa

latihannya.

Istirahat berlangsung 15 menit. Pembelajaran dilanjutkan dengan

membagikan buku pendamping Bahasa Indonesia. Guru menyuruh siswa

membuka halaman 13. Guru dan siswa membaca beberapa nomor saja. Dalam

wacana tersebut, diajarkan cara memenggal suku kata pada sebuah kata. Setelah

selesai, guru menyampaikam bahan ajar mengenai kalimat tentang kebiasaan baik

menggunakan media LCD. Setelah selesai, guru dan siswa melanjutkan membaca

sebuah wacana tentang kebiasaan baik. ”Buka halaman 16!”, kata guru. Dalam

kegiatan tersebut, guru dan siswa bertanya jawab mengenai kebiasaan baik.

Pembelajaran usai, guru memberi PR untuk menyebutkan kebiasaan hidup baik

lainnya.

g. Pelaksanaan 7

Pelaksanaan 8 pada hari Selasa, 11 Agustus 2009, pukul: 07.00-07.35 –

07.35-08.10. Seperti pembelajaran sebelumnya, di awal pembelajaran, siswa dan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 83: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

guru mengucapkan salam dan doa, presensi dalam bahasa Inggris. Pembelajaran

Bahasa Indonesia hari ini adalah ulangan dengan tema diri sendiri. Guru

menuliskan kata ”ul ke1/smt1” di papan tulis. Guru mengevaluasi beberapa KD

yang telah disampaikan di bab 1. Soal ulangan meliputi: nama saya, ayah, ibu,

adik alamat rumah, nama, ... . Guru membagikan buku ulangan kepada siswa.

Seperti biasa, guru memberi tahu tentang aturan penulisan di buku

kotak-kotak. Beberapa siswa terlihat bingung, dan menangis karena tidak

membawa alat tulis. Adapula yang menangis karena tidak nyaman, sakit, dan

bersikap manja. Guru segera mengondisikan keadaan tersebut, menyuruh anak

diam, dan meminjaminya alat tulis. Guru menyuruh siswa yang tidak nyaman

lekas diam, ke UKS atau pulang saja. Sikap tegas guru membuat siswa mengikuti

pembelajaran kembali.

Karena waktu masih tersisa selama beberapa menit, guru melanjutkan

latihan menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia sebelumnya. Guru

melanjutkan menulis soal berikutnya sampai nomor 10. Setelah selesai, buku

dikumpulkan di sudut baca, dan dinilai.

h. Pelaksanaan 8

Pelaksanakan penelitian pada Kamis, 13 Agustus 2009, pukul: 08.10-

08.45–09.00-09.35. Pembelajaran hari ini adalah pembelajaran yang dilaksanakan

dengan melemaskan tangan melaksanakan latihan halaman 4, 5, 6, 7 dengan

menjiplak, menebalkan berbagai bentuk gambar dan huruf, dan mewarnai.

Kegiatan tersebut dilaksanakan agar siswa dapat menulis huruf dengan benar.

”Bila sudah selesai dikumpulkan di sudut baca. Kerjakan sebaik-baiknya, untuk

hasil yang sempurna/ terbaik, nanti akan dipanjang di papan pajang!”. Beberapa

siswa tidak membawa buku kerja ’Tematik’, dan hal tersebut sering terjadi. Guru

memberi peringatan kepada siswa bahwa apabila siswa tidak membawa buku

besok tinggal kelas. Setelah pembelajaran akhir, siswa diberi hukuman untuk

menulis di buku pelanggaran. Guru menjelaskan bahwa bukan orang tua yang

menyusun jadwal pelajaran, tetapi harus siswa sendiri. Guru mengatakan bahwa

yang sekolah bukan ayah dan ibu, melainkan siswa.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 84: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Kegiatan pembelajaran latihan menulis dilaksanakan dengan mewarnai

sebuah gambar dan menebalkan garis putus-putus. Kegiatan dilaksanakan guru

dengan sambil bercerita, beberapa siswa terlihat bermain, tidak memperhatikan,

dan berbicara dengan teman sebangku. Oleh karenanya, siswa tersebut lambat

dalam mengerjakan tugas dan tidak dapat selesai tepat waktu. Dalam

pembelajaran mewarnai, terlihat beberapa siswa meminjam pensil warna teman

sebangku, dan hanya meniru pekerjaan temannya. Teman sebangku memilih

warna merah pada bagian tertentu, anak tersebut juga memilih warna yang sama,

sehingga beberapa hasil karya siswa terlihat memiliki banyak kesamaan.

Berdasar hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran

Bahasa Indonesia, khususnya menulis permulaan di kelas IA RSBI, dapat

disimpulkan bahwa faktor interen dan eksteren sangat mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam belajar. Hal tersebut berkaitan dengan berbagai

komponen dalam pembelajaran. Apabila satu komponen pembelajaran tidak

mendukung, maka akan berpengaruh pada komponen pembelajaran lainnya.

Sebagai akibatnya, kelangsungan proses belajar-mengajar akan berjalan kurang

lancar dan berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam belajar.

Kegiatan dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi

pendahuluan, inti, dan akhir. Sebelum memasuki ruang kelas di pagi hari, siswa

berbaris di luar kelas, kemudian satu per satu memasuki ruang kelas, terlebih

dahulu mencium tangan guru. Hal tersebut merupakan wujud penanaman

kedisiplinan pada siswa agar siap untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas, serta

agar siswa senantiasa memiliki rasa penghormatan kepada guru.

Pendahuluan, di awali dengan mengucapkan salam, doa, dan presensi

dalam bahasa Inggris. Penggunaan bahasa pengantar berbahasa Inggris, sebab

kelas IA adalah kelas RSBI. Dengan demikian, secara tidak langsung, guru

mengenalkan bahasa internasional kepada siswa secara sederhana. Sesuai dengan

pernyataan guru SH dalam wawancara tanggal 11 Desember 2009:

”Penggunaan bahasa Inggris di kelas I bersifat sederhana. Dalam pelaksanaan pembelajaran, kosakata dapat disisip-sisipkan, misalnya untuk memberi peringatan ”silent please!”, untuk pengantar di pendahuluan,

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 85: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

seperti mengucapkan salam, doa, dan presensi. Intinya, fleksibel, siswa dapat memahami dan menerima”.

Mengucapkan salam, doa, dan presensi dalam bahasa Inggris adalah cara

melatih kesiapan belajar siswa di dalam kelas, mengelola situasi dan kondisi awal

kelas agar kondusif, serta kesiapan untuk menerima pelajaran dari guru. Dalam

kegiatan ini, guru memeriksa cara duduk siswa, sikap tangan dan tubuh siswa

sudah baik atau belum.

Pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi, yakni pengamatan sadar.

Guru dan siswa melakukan pengamatan terhadap pemahaman baru bagi siswa.

Misal: apersepsi berkaitan dengan penggunaan kosakata yang dekat dengan

lingkungan siswa, tentu siswa akan lebih mengetahui, memahami, dan dapat

menerima informasi yang disampaikan guru. Jika sebelumnya, siswa hanya

mengerti kosakata dalam bahasa siswa sendiri, maka setelah mendapat informasi

dari guru, siswa akan mendapat pemahaman baru penggunaan kosakata tersebut

dengan benar dalam ’bahasa sekolah’. Kegiatan apersepsi dilaksanakan sebagai

pengenalan awal terhadap bahan ajar yang akan disampaikan guru. Dalam

kegiatan pembelajaran awal, terkadang guru mengulang materi yang disampaikan

sebelumnya dengan bertanya jawab.

Dalam kegiatan inti pembelajaran, guru menerapkan PAIKEM dalam

menjalankan proses belajar-mengajar. Hal tersebut terlihat pada kondisi dan

situasi kelas, serta cara guru mengajar yang bervariasi. Guru selalu menjelaskan

kepada siswa mengenai gambaran tema/ bahan ajar yang akan disampaikan.

Dengan menyampaikan tema/ bahan ajar yang akan diajarkan, maka siswa akan

memahami tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru menggunakan lebih dari satu bahan ajar. Adapun landasan bahan

ajar yang digunakan di kelas IA RSBI berdasar kurikulum SNP (KTSP Standar isi

2006). Bahan ajar di kelas RSBI diajarkan secara tematik, yakni satu tema ajar

terdiri dari beberapa mata pelajaran. Bahan ajar diajarkan secara tematik, agar

guru senantiasa melakukan penguatan, pengembangan, pengayaan tema/ bahan

ajar yang sedang diajarkan dari berbagai sumber bahan ajar. Bahan ajar yang

digunakan sebagai panduan guru berjudul ”Panduan Tematik SD untuk Kelas I

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 86: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Semester 1”. Bahan ajar pegangan untuk siswa berjudul ”Pembelajaran Terpadu

dengan Pendekatan Tematik”. Bahan ajar pengembang, pengayaan, dan penguat,

berjudul ”Pembelajaran Tematik Belajar Lebih Menyenangkan IA”. Selain itu,

guru melakukan penambahan sumber bahan ajar berdasar pengalaman guru baik

dari media elektronik maupun nonelektronik.

Adapun sumber bahan ajar yang menjadi buku kerja dalam melatih

keterampilan menulis siswa berjudul ”Buku Kerja Tematik Bahasa Indonesia”.

Buku tersebut sangat berfungsi dalam pengajaran menulis permulaan. Di

dalamnya berisi latihan-latihan/ tahapan menulis dari awal yang melatih siswa

agar terbiasa dengan kegiatan menulis. Siswa menggunakan buku kotak-kotak

(buku ulangan dan buku catatan) dalam melaksanakan latihan menulis sebagai

alat pelajaran. Penggunaan buku kotak-kotak dengan aturan tertentu membantu

siswa menulis dengan benar, jelas, tegak lurus, rajin, bersih, dan rapi. Aturan

tersebut berupa cara menulis dalam buku kotak-kotak, yakni dimulai membuat

garis tepi, dengan diberi jarak tiga kotak dari tepi, tulisan dimulai pada kotak

kelima, antarhuruf diberi jarak satu dan dua kotak antarkata, baris satu dan

seterusnya diberi jarak tiga kotak. Buku kotak-kotak akan menjadi media tulis

apabila telah digunakan sesuai dengan fungsinya.

Penulisan siswa di kelas I SD di semester 1 masih menggunakan huruf

kecil. Hal tersebut lebih membantu siswa mengenal huruf dengan baik, sebab

siswa di kelas I masih berada dalam tahap menulis permulaan dan proses

pembiasaan menulis. Menulis permulaan bersifat sederhana yang dilaksanakan

dengan bertahap, yakni menulis huruf dengan benar menjadi suku kata, kata, dan

kalimat sederhana.

Penggunaan tanda strip/hubung (-), diajarkan oleh guru secara tidak

langsung di setiap kegiatan menulis di buku dalam penulisan tanggal (30-7-2009).

Selain itu, tanda tersebut diajarkan secara langsung pada kegiatan latihan menulis

permulaan, yakni pada pemenggalan suku kata dalam sebuah kata (seki-tar)

apabila tidak dapat ditulis dalam satu baris. Penggunaan tanda baca (-), digunakan

pula bila sebuah soal tidak ada jawabannya.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 87: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Dalam pembelajaran menulis permulaan, guru memiliki peran utama.

Pembelajaran menulis permulaan dilaksanakan secara terpimpin. Siswa tidak akan

dapat mengikuti, apabila dalam mengajar guru langsung memberi ”contoh jadi”

kepada siswa dalam menulis huruf dengan benar. Pemberian contoh menulis

dengan benar dilakukan secara bertahap. Disampaikan guru SH dalam wawancara

tanggal 11 Desember 2009:

”Anak diajari secara bertahap dalam menulis huruf tidak bisa langsung dalam bentuk contoh jadi begitu, Mbak. Misal, cara membuat huruf M, pertama membuat garis lurus dari atas ke bawah, garis miring dari atas ke bawah, garis miring dari bawah ke atas, terakhir garis tegak dari atas ke bawah. Sementara, anak disuruh meletakkan alat tulisnya, dan harus memperhatikan terlebih dahulu”.

Kegiatan awal menulis permulaan dilaksanakan dengan mengajarkan

cara duduk yang baik; latihan memegang pensil; melemaskan tangan dengan

menebalkan huruf, garis putus-putus, membuat garis lurus, miring, lengkung;

mewarnai; menyelesaikan sebuah gambar; melengkapi cerita; serta merangkai

huruf, suku kata, kata menjadi kalimat sederhana. Guru SH mengatakan bahwa

latihan membuat garis lengkung, lurus, dan miring sangat bermanfaat bagi anak

dalam melemaskan tangan. Tujuan dari latihan tersebut agar anak menjadi lebih

terbiasa dalam menulis. Dengan demikian, pencapaian terhadap indikator dalam

kompetensi dasar dapat dicapai.

Pembelajaran keterampilan berbahasa satu dengan keterampilan

berbahasa lain dilaksanakan secara terpadu. Sebagai contoh, setelah kegiatan

menulis selesai, siswa membacanya di depan kelas. Diutarakan guru SH dalam

wawancara tanggal 11 Desember 2009:

”Ya memang, keterampilan berbahasa satu dengan yang lain diajarkan dalam satu pembelajaran secara terpadu. Selain lancar menulis, anak harus lancar pula membaca. Tujuan lain adalah agar anak merasa dihargai karyanya, melatih untuk mengungkapkan untuk mengungkapkan pendapat, demikian berkaitan pula dengan kegiatan berbicara”.

Penggunaan metode pembelajaran guru kelas bervariasi, di antaranya

diskusi, ceramah, tanya jawab, latihan, demonstrasi, dan kerja kelompok.

Digunakan metode yang bervariasi bertujuan agar pembelajaran menarik,

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 88: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

menyenangkan, dan siswa tidak bosan. Adapun tujuan penggunaan metode

pembelajaran diskusi dan kerja kelompok menurut guru SH dalam wawancara

tanggal 11 Desember 2009:

”Seperti dalam diskusi, siswa dilatih keaktifannya. Dengan bekerja kelompok diharap siswa akan menemukan pemahaman sendiri. Dalam hal ini, guru hanya bersifat menuntun”.

Metode ceramah masih dilaksanakan sebab belum ada pengganti dalam

menjelaskan tema ajar, serta memberikan petunjuk dalam belajar yang mengarah

pada tujuan pembelajaran. Metode tanya jawab bertujuan untuk melatih penalaran

siswa, serta merangsang keaktifan siswa dalam berpendapat. Metode ini lebih

sering dilakukan pada kegiatan apersepsi pada pengenalan awal tema ajar, serta

mengulang pembelajaran sebelumnya. Metode latihan adalah salah satu metode

yang digunakan guru dalam melatih siswa agar memiliki kemampuan sesuai

dengan indikator yang ditetapkan dalam SK-KD. Adapun metode demonstrasi

bertujuan agar siswa mengalami secara langsung dalam memperoleh

pengetahuan, sebagai contoh cara memperkenalkan diri di depan kelas sesuai

wacana perkenalan diri.

Guru menggunakan metode SAS dalam mengajarkan menulis

permulaan. Metode tersebut digunakan sebab sangat cocok bagi jiwa anak pada

diri siswa. Siswa belajar seperti sambil bermain. Guru SH mengungkapkan

metode SAS dapat dilaksanakan dengan menggunakan kartu kata dan gambar.

Metode ini dilaksanakan dengan mengenalkan kalimat, mengurainya menjadi

kata, suku kata, dan huruf.

Penggunaan media berbasis ICT mendukung pembelajaran menulis

permulaan. Pemaparan tulisan di media tersebut dapat menambah wawasan siswa

dalam mengenal kosakata, cara penulisan sesuai dengan ejaan yang benar dan

sesuai dengan penggunaannya. Secara khusus, pembelajaran menulis menggunaan

alat bantu ajar papan tulis kotak-kotak (blackboard). Alat tersebut sangat

membantu guru dalam mengajari siswa menulis lebih jelas dan rapi. Selain itu,

pembuatan papan nama melatih siswa untuk menulis pula. Dengan demikan,

papan nama dapat menjadi salah satu media latihan menulis siswa.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 89: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Untuk mengetahui perkembangan kemampuan dalam menyerap

informasi, serta keterampilan menulis siswa dalam satu pertemuan pembelajaran,

guru memberi evaluasi per KD. Evaluasi tersebut berupa penilaian tertulis pada

hasil kerja siswa, yakni N dengan skala 0-100 (N=BX10), sedang T dan K dengan

skala 60-80. Guru SH memberi nilai terhadap tulisan siswa berupa (T) untuk

tulisan, yakni tegak lurusnya/ proporsi, bentuk, kelengkapan, dan ketepatan huruf,

serta jarak huruf, jarak antarkata, jarak antarkalimat berkaitan dengan keindahan

dan kerapian/ kerajinan tulisan; (K) untuk kejelasan dan kebersihan lembar kerja

tulisan, dan (N) untuk kesesuaian/ kebenaran tulisan dengan ilmu. Dalam

mengoreksi hasil kerja siswa, guru mencoret kata yang salah, memperbaiki

dengan ejaan yang benar. Hal tersebut dilaksanakan agar siswa nantinya dapat

memahami cara penulisan sebuah kata dengan ejaan yang benar. Guru

melaksanakan dikte untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis kata-

kata. Kegiatan tersebut dilaksanakan ketika guru menulis soal di papan tulis,

kemudian mendikte jawabannya. Siswa menulis dan mencocokkan secara lisan.

Selama pengamatan yang dilaksanakan peneliti, dalam pembelajaran

bahasa Indonesia, guru jarang memberi PR. Hal tersebut terjadi, sebab dalam satu

hari pertemuan pembelajaran, siswa tidak hanya dihadapkan dengan satu mata

pelajaran. Walau demikian, guru selalu memberi latihan menulis kepada siswa.

Pemberian PR merupakan tindak lanjut guru dalam menyampaikan bahan ajar dan

bermanfaat melatih kebiasaan siswa menulis pula.

Ulangan beberapa KD dalam satu tema ajar merupakan bentuk penilaian

tes yang dilaksanakan guru. Ulangan dilaksanakan guna mengetahui hasil belajar

siswa dalam pencapaian kriteria tertentu (KKM). Ulangan dilaksanakan dengan

melengkapi jawaban yang benar sesuai soal yang ditanyakan. Guru memberi nilai

N, T, dan K untuk penilaian tertulis. Guru SH menyatakan bahwa penilaian T dan

K hanya bersifat memberi motivasi agar siswa dapat meningkatkan keterampilan

menulisnya.

Berkaitan dengan keterampilan berbahasa lain, yakni membaca dan

berbicara, guru melakukan penilaian unjuk kerja siswa tentang kemampuan

membaca dan berbicara siswa. Di setiap akhir pembelajaran, guru memberi

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 90: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

kesempatan siswa ke depan kelas membaca hasil kerjanya. Keterampilan

berbicara dinilai guru ketika siswa menyatakan pendapatnya dalam memberi

contoh lain pada materi ajar, serta dalam kegiatan tanya jawab. Penilaian tersebut

berkaitan dengan penilaian sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Penilaian

sikap tidak dinilai dalam bentuk angka, namun hanya pengamatan. Hal tersebut

dilakukan guru, sebab penilaian sikap dapat memberatkan siswa kelas I yang

masih berada di tahap permulaan.

Dalam kaitannya dengan penilaian sikap, apabila terdapat siswa yang

tidak mengikuti pembelajaran dengan baik, guru menyuruh siswa untuk berdiri di

depan mengamati siswa lain yang duduk. Dalam kegiatan tersebut, penilaian

bersifat fleksibel, artinya disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Berbeda

dengan berdiskusi, guru menyuruh kelompok belajar agar menulis nama anggota

kelompok yang tidak aktif dalam diskusi. Dalam diskusi, guru menerapkan

penilaian unjuk kerja. Penilaian unjuk kerja dalam diskusi hanya bersifat

pengamatan.

Adapun penilaian portofolio, yakni penilaian terhadap karya siswa.

Setelah hasil karya siswa dinilai, maka karya siswa dengan nilai sempurna akan

dipajang di papan pajang. Karya siswa berbentuk work-sheet, biasanya berupa

gambar, namun tulisan juga ada. Setelah dipajang, guru memasukkan hasil karya

siswa dalam map, dan menyimpannya di laci masing-masing siswa. Portofolio

berguna untuk menggambarkan perkembangan belajar siswa, serta merefleksi

tujuan pembelajaran.

Pemberian evaluasi dalam bentuk penilaian tidak hanya digunakan untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam menerima informasi, melainkan bertujuan

menghargai hasil kerja siswa. Dengan demikian, siswa akan selalu memiliki

motivasi, rasa percaya diri, disiplin, bertanggungjawab, serta melatih siswa

bersikap jujur.

Berdasar uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis

permulaan sangat dipengaruhi faktor interen dan eksteren dari komponen

pembelajaran. Faktor interen bersumber dari siswa, sedang faktor eksteren

bersumber dari komponen pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 91: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

pembelajaran, guru telah berusaha mengaktifkan komponen pembelajaran. Siswa

dilatih keaktifannya, guru melaksanakan berbagai penerapan metode penilaian

berbasis pada penilaian kelas, menggunakan variasi metode, sumber bahan ajar,

dan media (salah satunya media berbasis ICT) sebagai wujud penerapan

PAIKEM. Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa pencapaian indikator

kinerja kunci tambahan program RSBI telah diusahakan oleh guru dengan baik.

2. Hambatan dalam Pembelajaran Menulis Permulaan

Berdasar hasil observasi, wawancara, dan analisis dokumen, peneliti

menyimpulkan berbagai hambatan yang dihadapi siswa dan guru selama proses

pembelajaran menulis permulaan, yakni sebagai berikut.

a. Beberapa siswa belum dapat beradaptasi dengan baik terhadap suasana

formal di dalam kelas (sekolah). Hal tersebut tampak pada beberapa siswa

tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran, melakukan aktivitas di

luar kegiatan belajar.

b. Orang tua kurang tepat mendidik anak. Hal tersebut menyebabkan siswa

menjadi manja, kurang mandiri, kurang bertanggungjawab, serta kurang

percaya diri dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Beberapa orang tua

siswa masih menunggu di luar kelas, karena siswa tidak mau ditinggal, dan

menangis. Dalam beberapa pertemuan, beberapa siswa tidak membawa buku/

peralatan sekolah, sehingga terlihat sangat gelisah.

c. Guru masih beradaptasi dengan siswa baru dengan karakteristik berbeda.

Guru masih berusaha mengenali karakterisitik masing-masing siswanya,

sehingga dapat dikatakan guru belum mengenal karakter siswa dengan baik

secara menyeluruh.

d. Beberapa siswa terlihat kurang memiliki motivasi dalam mengikuti latihan

menulis. Hal tersebut terlihat di beberapa hasil kerja siswa dengan tulisan

tidak jelas (menulis asal dapat dibaca sendiri), serta hasil ulangan di bawah

KKM.

e. Beberapa siswa masih lambat dalam menulis. Hal tersebut disebabkan sikap

duduk tidak baik, cara memegang pensil belum benar, kurang mampu

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 92: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

mengingat huruf dengan baik, kurangnya huruf pada sebuah kata, kesalahan

menulis huruf, terbalik (huruf b terbalik dengan huruf d, q terbalik dengan p,

membuat angka 5 terbalik), serta kurangnya kebiasaan menulis. Hal itu masih

terjadi walaupun siswa telah dites ketika PSB. Kebiasaan tersebut disebabkan

pula pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan yang tidak dilaksanakan

secara bertahap dari awal, meliputi: menjiplak, menebalkan, kemudian

menyalin. Selain itu, masih terdapat kurang mengenalnya kata dengan

konsonan rangkap dan kosakata bahasa Indonesia (pengaruh bahasa Jawa).

Hal tersebut terlihat pada ejaan yang masih salah, misal: menulis indonesya

(indonesia); piyek-piyek-piyek ( ciap-ciap-ciap ).

f. Guru menggunakan alat pelajaran yang kurang sesuai dalam melaksanakan

kegiatan menulis. Dalam diskusi (kelompok belajar), tulisan sebagian siswa

tidak jelas, tidak rapi, tidak ada aturan penulisan, dan tidak bersih karena

dihapus berulang kali. Hal tersebut disebabkan penggunaan alat pelajaran

(work-sheet) bergaris, sehingga tulisan siswa tidak dapat dibaca dengan jelas.

g. Orang tua kurang perhatian terhadap perkembangan belajar anak di sekolah.

Hal tersebut menyebabkan beberapa siswa masih kurang berhasil mencapai

KKM.

h. Guru masih belum dapat beradaptasi dengan baik terhadap adanya program

RSBI. Guru kurang optimal menggunakan media berbasis ICT dalam

mengajarkan menulis permulaan. Penyiapan RPP tematik yang harus dibuat

setiap hari masih kurang lengkap pada evaluasi.

i. Suasana pembelajaran kurang kondusif dan pemanfaatan waktu kurang

efektif. Adanya hambatan di atas menyebabkan suasana pembelajaran kurang

kondusif untuk melanjutkan proses belajar-mengajar di dalam kelas.

Pemanfaatan waktu dirasa kurang efektif, sebab guru harus memberi

penjelasan ulang kepada siswa.

3. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Pembelajaran Menulis

Permulaan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan analisis dokumen, peneliti

menyimpulkan upaya guru dalam mengatasi hambatan, sebagai berikut:

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 93: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

a. Guru senantiasa memberi perhatian kepada siswa yang masih belum dapat

beradaptasi dengan baik dengan suasana formal di dalam kelas.

Siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan belajar, serta

melakukan beraktivitas di luar kegiatan belajar menyebabkan siswa lain

menjadi terganggu. Sebagai akibatnya, penjelasan yang disampaikan guru

tidak dapat diterima dengan baik. Dalam hal ini, guru mengatasi dengan

memberi beberapa peringatan berulang. Peringatan tersebut berupa pemberian

nasihat, pemberian catatan nilai sikap tidak baik (n=0). Selain itu, apabila

siswa telah melanggar peringatan beberapa kali, siswa harus berdiri di depan

kelas. Tentunya hal tersebut bersifat fleksibel, melihat situasi dan kondisi

siswa. Dalam kaitannya dengan proses adaptasi terhadap lingkungan baru,

guru memberi perhatian lebih pada siswa tersebut. Hal itu dilakukan dengan

mengenalkan dan menanamkan kebiasaan belajar dengan sikap dan rasa

sayang. Upaya tersebut bertujuan agar siswa segera dapat beradaptasi dengan

lingkungan belajar di sekolah. Sebagai akibatnya, siswa dapat menerima

informasi yang disampaikan guru dengan baik.

b. Penanaman sikap tanggungjawab, disiplin, siap belajar pada diri siswa, serta

menjalin komunikasi dua arah dengan orang tua.

Berkaitan dengan proses adaptasi, beberapa siswa masih kurang nyaman dan

percaya diri dengan lingkungan baru. Dalam hal ini guru melakukan

pendekatan secara khusus dengan siswa tersebut dengan menciptakan suasana

nyaman. Selain itu, guru menjalin komunikasi dengan orang tua siswa agar

orang tua tidak membiasakan diri terlalu memanjakan anak. Upaya tersebut

bertujuan agar orang tua memiliki pengetahuan bahwa terlalu memanjakan

anak, akan berdampak pada sikap anak dalam mengkuti proses belajar-

mengajar. Sebagai akibatnya, siswa akan membutuhkan proses adaptasi lebih

lama. Dengan demikian, siswa kurang berhasil dalam belajar. Kedisiplinan

ditanamkan pada diri siswa, ketika siswa lupa tidak membawa peralatan

sekolah. Guru memberi hukuman dengan menulis di buku pelanggaran setelah

pulang sekolah. Lebih lanjut guru memberi penjelasan bahwa siswa adalah

anak sekolah, sehingga harus bertanggungjawab untuk menyusun jadwal

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 94: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

pelajaran, bukan orang tua. Penanaman tanggung jawab pada diri siswa

bertujuan menyiapkan siswa dalam kegiatan belajar.

c. Mengenal lebih dekat kepribadian/ karakteristik masing-masing siswa.

Dalam proses mengenal siswa di kelas IA RSBI, guru merasa tidak terlalu

sulit. Hal tersebut disebabkan jumlah siswa di kelas IA RSBI tidak banyak.

Guru berusaha selalu mempelajari perilaku siswanya. Dalam hal ini, guru

menyadari bahwa masing-masing siswa memiliki perbedaan latar belakang.

Oleh karenanya, dibutuhkan waktu untuk mengenal dengan baik karakteristik

masing-masing siswa secara keseluruhan. Hal tersebut diupayakan agar guru

dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada siswa dengan cara yang

tepat.

d. Pemberian motivasi kepada siswa.

Motivasi diberikan baik secara lisan maupun tertulis. Secara lisan, guru

memberi pujian kepada para siswa dengan mengatakan bahwa siswa kelas IA

RSBI adalah siswa yang rajin. Selain itu, pengelolaan kelas senyaman

mungkin dilakukan guru misal pemberian cat yang berwarna-warni pada meja

kursi dan benda-benda di dalam kelas. Berkaitan dengan evaluasi hasil kerja

siswa, guru memajang hasil kerja siswa yang mendapat nilai sempurna. Secara

tertulis, motivasi yang diberikan oleh guru berupa penilaian terhadap tulisan

siswa (N, T, K). Untuk T dan K dapat dikategorikan dengan penilaian: Bagus

= 80, Cukup = 70-75, Kurang = 60-65, dan N dengan nilai optimal 100.

e. Guru melatih siswa menulis secara teratur.

Siswa yang masih lambat dalam menulis diupayakan dengan selalu memberi

latihan menulis, baik latihan di buku kerja maupun di buku catatan, dan

pemberian PR. Guru selalu memeriksa latihan menulis siswa dari meja per

meja. Kesalahan siswa dalam kegiatan menulis berkaitan dengan cara

memegang pensil dan cara duduk yang tidak baik, guru mengajarinya dengan

sikap yang seharusnya. Kesalahan menulis siswa berkaitan dengan kesalahan

tulisan pada hasil kerja meliputi kosakata, dan ejaan yang kurang benar

(kurangnya huruf, kesalahan huruf, pembalikkan huruf dalam kata), guru

mengupayakan dengan mencoret kata yang salah dan membetulkan dengan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 95: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

ejaan yang benar pada saat penilaian. Hal tersebut dilakukan guru agar siswa

dapat memahami dan menggunakan ejaan yang benar ketika menulis.

f. Penggunaan alat pelajaran yang tepat.

Ketidakjelasan tulisan siswa menyebabkan tulisan kurang dapat dibaca dengan

jelas. Oleh karenanya, guru menggunakan lembar kerja kotak-kotak dalam

melatih siswa menulis dengan benar, jelas, rapi, dan bersih. Selain itu, guru

memberi aturan dalam kegiatan menulis di lembar tersebut. Aturan tersebut

berupa pemberian jarak garis tepi tiga kotak dari tepi lembar kerja, tiga kotak

dari atas dan tiga kotak ke bawah. Tulisan dimulai di kotak kelima, pemberian

jarak satu kotak antar huruf, dan dua kotak antar kata. Sebagai akibatnya,

siswa dapat menghasilkan tulisan dari menyalin lebih jelas dan benar.

Berdasar pengalaman guru, penggunaan buku kotak-kotak dengan aturan,

akan membiasakan siswa untuk menulis dengan benar, tegak lurus, jelas, dan

rapi.

g. Guru menjalin komunikasi dengan orang tua.

Guru melaporkan hasil belajar siswa setelah evaluasi. Di setiap kesempatan

dapat bertemu dengan orang tua siswa, guru memberi saran pada orang tua

agar siswa diberi tambahan latihan menulis di rumah (les privat) untuk siswa

yang masih lambat dalam menulis dan belum berhasil dalam mencapai KKM.

h. Guru mengoptimalkan KBM, berkolaborasi dengan guru pendamping/TIK

Guru kelas IA RSBI masih kesulitan memanfaatkan secara optimal media ICT

dalam pembelajaran. Hal tersebut terjadi, walaupun sekolah telah memberikan

pelatihan setiap hari Senin dan Kamis. Guru merasa di usianya yang lanjut,

tidak dapat belajar dengan baik untuk mengingat. Berkaitan dengan

penggunaan media ICT, penggunaan bahasa Inggris sebagai pendukung

pemanfaatan media tersebut sangat dibutuhkan pula. Sebagian besar

pengoperasian media ICT menggunakan bahasa Inggris. Oleh karenanya, guru

berkolaborasi dengan guru pendamping yang dapat memanfaatkan media ICT

dan mampu berbahasa Inggris. Kuranglengkapan RPP berkaitan dengan tidak

dijabarkannya secara lengkap evaluasi dalam bentuk penilaian tertulis, guru

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 96: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

menggunakan penilaian sesuai dengan pengalaman yang diperoleh guru dalam

melaksanakan penilaian tertulis.

i. Pengelolan kelas dan pemanfaatan waktu lebih diefektifkan.

Hambatan yang terjadi sebelumnya berdampak pada terganggunya suasana

belajar siswa. Sebagai akibat, pemanfaatan waktu pun kurang efektif. Dalam

hal ini, guru segera mengelola kelas menjadi kondusif kembali, agar siswa

dapat belajar dengan nyaman kembali. Guru tidak berkutat pada suatu

hambatan yang terjadi, melainkan segera mencari cara untuk mengatasinya.

Dengan demikian, waktu pembelajaran akan berjalan efektif kembali.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Permulaan pada Siswa Kelas IA

RSBI SD Negeri Cemara Dua No.13 Surakarta

Berdasar hasil observasi, wawancara, serta analisis dokumen,

pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan di kelas IA akan berjalan dengan

baik, apabila komponen pembelajaran saling mendukung. Faktor interen dan

eksteren yang terdapat dalam pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Nana Syaodih S. (2003: 162), bahwa usaha keberhasilan belajar

siswa dapat bersumber dari dalam diri siswa maupun luar diri siswa.

a. Tujuan

Pencapaian tujuan dalam pembelajaran menulis permulaan menyangkut

ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Pencapaian tujuan tersebut berkaitan

dengan evaluasi. Ranah kognitif diukur dengan tes, portofolio, dan penugasan

untuk mengetahui kemampuan menulis siswa dengan benar sesuai ilmu; ranah

afektif, untuk mengetahui sikap siswa dalam kegiatan menulis; serta ranah

psikomotorik untuk mengetahui kemampuan siswa menyatakan pendapatnya dari

tulisan yang ditulis.

Pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan di kelas IA RSBI berdasar

silabus dan RPP yang dibuat guru telah sesuai dengan SK-KD KTSP Standar Isi

2006, yakni agar siswa kelas I SD dapat menjiplak, menebalkan, menyalin/

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 97: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

mencontoh bentuk gambar, lingkaran, huruf, kata, dan kalimat dengan benar, serta

melengkapi kalimat dengan benar. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran menulis

tidak dilaksanakan secara bertahap melainkan langsung pada kegiatan menyalin.

Hal tersebut dilaksanakan oleh guru, sebab muatan pelajaran di kelas I tidak

hanya terfokus pada kegiatan tahap menulis. Kegiatan menjiplak, menebalkan

dilaksanaakn secara beriringan dengan kegiatan menyalin. Hal tersebut didasarkan

pula situasi dan kondisi siswa yang telah dapat menulis secara sederhana.

Sebagai indikator pencapaian kinerja kunci tambahan penjaminan mutu

SBI pada standar isi, pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan menggunakan

sarana pendukung media berbasis ICT, serta menggunakan bahasa Inggris sebagai

pengantar pembelajaran. Dinyatakan oleh Rizky Kristianti (2010) bahwa di kelas

RSBI, bahasa pengantar di kegiatan awal pembelajaran menggunakan bahasa

Inggris.

Berkaitan dengan tujuan program RSBI di SD, yakni peningkatan mutu

pendidikan dalam negeri agar dapat bersaing di taraf internasional dengan budaya

yang dimiliki. Melalui pembelajaran menulis permulaan, siswa diharapkan dapat

memahami dan memiliki keterampilan dasar menulis dengan baik sesuai dengan

ejaan yang benar sebagai bekal selanjutnya. Selain itu, siswa diharap mampu

mengikuti muatan pelajaran tambahan hasil adaptasi/ adopsi kurikulum

internasional, yakni english for math, english for sains, dan english for general

melalui menulis. Seperti diungkapkan Sekretaris Program RSBI UM dalam

wawancara 11 Desember 2009:

“Di kelas RSBI terdapat muatan tambahan dari kurikulum internasional yang wajib diajarkan kepada siswa, yakni English for Science, English for Math, dan General English”.

Selain itu, tujuan pelaksanaan pembelajaran di kelas IA tidak hanya

terfokus pada pencapaian SK-KD saja, melainkan penanaman sikap dan kebiasaan

positif pada diri siswa. Belajar bertujuan untuk mengembangkan moral, nilai, dan

hati nurani (Nana Syaodih, 2003:124). Siswa dididik agar memiliki

tanggungjawab, siap belajar, disiplin, mandiri, jujur, serta dapat berkomunikasi

sesuai dengan etika.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 98: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

b. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah komponen yang berperan dalam mengembangkan

potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan karena adanya bahan ajar. Buku teks

adalah salah satu bahan ajar yang digunakan dalam situasi belajar-mengajar

(Kaswan Darmadi, Nuansa Indonesia, Volume X, Nomor 22 Agustus 2004).

Bahan ajar yang digunakan di kelas IA RSBI mengacu pada KTSP

Standar isi 2006. Bahan ajar telah tercantum di RPP yang dibuat tiap pertemuan

berdasar silabus tematik. Adapun bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia, yakni buku panduan guru berjudul ”Panduan Tematik SD untuk

Kelas I Semester 1”. Bahan ajar pegangan untuk siswa berjudul ”Pembelajaran

Terpadu dengan Pendekatan Tematik”. Bahan ajar pengembang, pengayaan, dan

penguat, berjudul ”Pembelajaran Tematik Belajar Lebih Menyenangkan IA”.

Selain itu, sumber bahan ajar dari guru, baik dari media elektronik maupun

nonelektronik. Adapun sumber bahan ajar yang menjadi buku kerja dalam melatih

keterampilan menulis siswa berjudul ”Buku Kerja Tematik Bahasa Indonesia”.

Menurut Gino, dkk. (2001: 37), bahan ajar diusahakan dapat merangsang

daya cipta agar menumbuhkan motivasi pada diri siswa untuk menemukan

pemecahannya. Selain itu, bahan ajar yang disampaikan memiliki relevansi

dengan kehidupan siswa, sehingga dapat membantu siswa dalam memecahkan

kesulitan. Seperti halnya dengan bahan ajar yang disampaikan guru di bab 1 dan 2

tentang diri sendiri dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran

menulis permulaan, kedua tema ajar tersebut mengajari siswa tentang sikap tubuh

yang baik ketika menulis dan melatih menulis dengan benar, mengarah pada

pembiasaan siswa dalam menulis.

SNP merupakan standar minimal dan oleh karenanya tidak boleh

dikurangi, namun boleh ditambah, diperkuat, diperdalam, dikembangkan,

diperluas dan diperkaya (Sugiyono, 2010). Berkaitan dengan penyampaian bahan

ajar dalam pelaksanaan menulis permulaan di kelas RSBI, guru kelas IA

menerapkan PAIKEM dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. PAIKEM

adalah Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efisien, dan Menyenangkan. Guru

memberikan bahan ajar yang merangsang keaktifan siswa seperti mewarnai,

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 99: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

menyalin, menebalkan, mencontoh huruf, gambar, kata, dan kalimat secara

langsung. Pengembangan bahan ajar menggunakan media berbasis ICT dalam

menciptakan inovasi terhadap bahan ajar. Penggunaan teknologi secara efisien

seperti internet (ICT), menyediakan informasi yang kaya/ berlimpah bagi guru

untuk menciptakan belajar yang unik bagi siswa, mengelola pekerjaan siswa,

mengembangkan presentasi untuk mengenalkan dan menyelidiki berbagai topik,

mencari bahan ajar dari negara lain untuk meningkatkan keterampilan, atau

bahkan menciptakan bahan ajar sendiri (Hall, Quinn, dan Gollnick, 2008: 410).

Dengan demikian, siswa akan merasa nyaman dan memiliki motivasi belajar di

dalam kelas. Sebagai akibatnya, siswa dapat segera beradaptasi dengan

lingkungan baru dan proses belajar-mengajar akan dapat berjalan dengan baik.

Dalam wawancara tanggal 11 Desember 2009, berkaitan dengan penggunaan

media berbasis ICT, guru SH menyatakan:

”Pengembangan, pengayaan bahan ajar, saya membuat sendiri referensinya (mencari di internet). Internet bisa digunakan untuk mencari contoh-contoh yang bervariasi dalam latihan menulis.”

Keterampilan berbahasa satu dengan yang lain saling berkaitan.

Diungkapkan Kaswan Darmadi (Nuansa Indonesia, Volume X, Nomor 22

Agustus 2004) bahwa pengembangan kemampuan menulis sangat terkait dengan

kemampuan yang lain, terutama kemampuan membaca sebagai bagian dari

budaya tulis-budaya tempat tumbuhnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia di kelas IA

dilaksanakan secara terpadu, misal setelah siswa selesai menulis, siswa membaca

di depan kelas.

c. Guru

Guru adalah faktor eksteren yang mempengaruhi siswa dalam belajar.

Sebagai SD rintisan, SD Negeri Cemara Dua No. 13 Surakarta memiliki

keharusan dalam meningkatan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan

ketentuan Depdiknas (2007: 17), mutu setiap SBI dijamin dengan guru yang

menunjukkan kinerja yang optimal sesuai dengan tugas profesionalnya. Pendidik

memiliki peranan yang strategis karena mempunyai tugas profesional untuk

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 100: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran serta melakukan pembimbingan dan pelatihan. Keberhasilan

tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu

memenuhi standar pendidik.

Sugiyanto (2010) menyatakan bahwa pengembangan guru di kelas

RSBI, meliputi: (1) mengembangkan kurikulum bertaraf internasional; (2)

mengembangkan silabus bertaraf internasional; (3) menyusun RPP; (4) mengajar

dengan bilingual minimal Inggris dan Indonesia; (5) menerapkan pembelajaran

PAIKEM; (6) menggunakan ICT dalam KBM; serta (7) menerapkan berbagai

metode penilaian.

Guru SH mengatakan dalam wawancara 11 Desember 2009:

” Selain itu, setiap kompetensi dasar, terdiri dari beberapa indikator. RPP dibuat setiap hari. Dalam melaksanaan pembelajaran menerapkan PAIKEM, salah satunya menggunakan media berbasis ICT.”

Penerapan PAIKEM berkaitan dengan komponen belajar, seperti

metode, media, bahan ajar, sehingga berpengaruh pada kompetensi lulusan yang

mencakup kemampuan, keterampilan, serta sikap siswa dengan pencapaian KKM

tertentu. Penerapan PAIKEM bertujuan untuk membangkitkan motivasi belajar

pada diri siswa.

d. Siswa

Siswa di kelas IA RSBI berjumlah 28 dengan sesuai dengan standar

jumlah siswa di kelas RSBI. Penerimaan calon siswa di kelas IA didasarkan tes

masuk dengan kualifikasi umur minimal enam tahun; dapat berhitung, membaca,

dan menulis secara sederhana/ tes potensi akademik; psikotes berkaitan dan

wawancara berkaitan dengan kesiapan belajar siswa; pemeriksaan kesehatan; serta

kesanggupan dari orang tua siswa. Berdasarkan ketentuan Depdiknas (2007: 23)

mengenai seleksi calon siswa SBI, didasarkan pada prinsip penerimaan siswa baru

sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan bisa ditambah dengan hal-hal khusus

yang ditentukan oleh sekolah/madrasah.

Adapun seleksi PSB bagi siswa, yakni untuk mengetahui kecerdasan

emosional siswa (EQ) berkaitan dengan kesiapan siswa dalam mengikuti

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 101: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

pembelajaran. Hall, Quinn, dan Gollnick (2008: 88), mengungkapkan bahwa

siswa yang emosinya terganggu akan berimbas pada kemampuan belajar yang

tidak dapat dijelaskan dengan faktor intelektual, sensoris, atau kesehatan lainnya.

Mulyono Abdurrahman (2003: 31) menjelaskan bahwa apabila anak telah

memiliki kesiapan untuk belajar, maka anak akan melakukannya dengan sepenuh

hati.

Dalam wawancara 11 Desember 2009, Sekretaris Program RSBI UM

menyatakan:

“PSB (Penerimaan Siswa Baru) di program RSBI, dilaksanakan lebih dulu sebelum program reguler, dikarenakan adanya tes yang bermacam-macam. Kelas RSBI tentu menuntut kesiapan dan kematangan anak dalam belajar, sehingga dalam pelaksanaan tes menggunakan jasa psikolog”.

Tes potensi akademik dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam membaca, menulis, berhitung secara sederhana. Pada umumnya, siswa

yang pernah masuk TK kemampuan membaca dan menulisnya lebih baik

dibanding siswa yang tidak dari TK. Berdasar data yang diperoleh, semua siswa

kelas IA telah mengalami pendidikan di TK. Tes potensi akademik berkaitan

dengan tingkat kecerdasan intelektual (IQ). Dengan kemampuan menulis secara

sederhana, siswa akan lebih mengetahui, memahami, dan melaksanakan tugas dari

guru. Conny R. Semiawan (2008b: 50) menyatakan bahwa anak pada usia 6 tahun

haus pengetahuan, meski berpikirnya masih bersifat holistik, dalam kognitif masih

berada pada taraf operasional konkret, namun dapat memahami sebab akibat.

Dinyatakan pula oleh Sabarti Akhadiah, dkk. (1991/ 1992: 53) bahwa kata

konkret yang dikenal anak adalah kata yang mempunyai referen terhadap berupa

objek yang dapat diamati atau diserap oleh panca indera.

Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kecerdasan yang penting bagi

perkembangan siswa. Kecerdasan spiritual dapat dilatih dalam proses pelaksanaan

pembelajaran ketika siswa sudah bersekolah, baik di rumah maupun di sekolah.

Penanaman sikap yang baik dan positif dari berbagai pihak pada siswa, akan

meningkatkan kecerdasan spiritual.

Kesehatan baik secara fisik/ nonfisik sangat berpengaruh dalam

mengikuti pembelajaran. Dengan mengetahui kesehatan siswa, maka akan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 102: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

diketahui apakah pembelajaran di sekolah sesuai dengan perkembangan siswa.

Mulyono Abdurrahman (2003: 13) mengungkapkan bahwa gizi yang tidak

memadai akan menyebabkan kesulitan belajar pada anak.

Keluarga dan masyarakat memiliki peran membuat sekolah sukses.

Sebagai akibat, keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi. Hall, Quinn,

dan Gollnick (2008: 125) menyatakan kunci hubungan sukses keluarga dengan

sekolah terjadi apabila terdapat komunikasi dua arah dan bermakna. Adanya

paguyuban kelas sebagai forum komunikasi antara guru (sekolah) dengan orang

tua siswa dalam membicarakan kepentingan belajar siswa akan sangat mendukung

keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Guru SH

mengungkapkan dalam wawancara 11 Desenber 2009:

”pertemuan dengan orang tua siswa dapat dilakukan sewaktu-waktu (bersifat fleksibel) sesuai dengan kepentingan siswa. Jadi, ada yang bertemu setelah pulang sekolah, ada yang seminggu sekali, ada pula yang hanya ketika diadakan pertemuan paguyuban”.

Adapun komite sekolah, terdiri dari tim menejemen, pengajar, serta

paguyuban orang tua siswa berpengaruh dalam menentukan keberhasilan belajar

siswa. Dari pertemuan yang dilaksanakan, diharap orang tua siswa dan

masyarakat akan mengetahui hal-hal yang terjadi dalam kegiatan belajar-

mengajar, sehingga apabila ditemukan sebuah hambatan, kerjasama antara pihak

sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat akan dapat mengatasinya.

e. Metode Pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dengan berbagai metode,

seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok/ penugasan, demonstrasi,

serta outing-class. Supriyadi (1995: 299) mengungkapkan bahwa sebenarnya

tidak ada satu metode pengajaran yang paling sempurna. Setiap metode

pengajaran selalu memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga antara metode

satu dengan lainnya sesungguhnya saling melengkapi. Penerapan variasi metode

dalam pembelajaran adalah salah satu penerapan PAIKEM. Outing-class adalah

salah satu variasi metode yang dilaksanakan guru sebanyak tiga kali dalam satu

semester. Pembelajaran di luar kelas atau outing-class dilaksanakan secara

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 103: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

fleksibel dan efektif. Dalam wawancara 11 Desember 2009, guru SH

mengungkapkan:

”Pelaksanaan outing-class lebih santai, anak merasa nyaman untuk belajar sambil bermain. Sekolah mencari tempat nyaman dan sesuai untuk digunakan sebagai tempat belajar, sekaligus bermain anak-anak. Pembelajaran menulis permulaan di luar kelas, dilakukan seefektiv mungkin menggunakan perlaratan yang tidak ribet”.

Salah satu tempat yang dapat digunakan dalam kegiatan outing-class

adalah perpustakaan. Di perpustakaan, siswa belajar secara visual, tertulis, dan

lisan. Secara visual, siswa diputarkan VCD pembelajaran ilmu pengetahuan,

pengetahuan umum, serta cerita rakyat; secara tertulis, siswa dibina untuk dapat

membuat kliping; dan secara lisan, siswa didongengkan guna melatih daya

tangkap siswa terhadap bahan ajar, serta pembelajaran bahasa dan kebuadayaan

Jepang.

Selain itu, outing-class dilaksanakan di luar sekolah. Sekolah memilih

tempat yang sesuai untuk belajar, serta memungkinkan siswa belajar dengan

nyaman. Berkaitan dengan hal tersebut, pihak sekolah bekerja sama dengan

psikolog. Guru SH mengatakan bahwa pihak sekolah bekerjasama dengan

organisasi masyarakat, salah satunya psikolog Nirmala. Adanya kerja sama

dengan psikolog bertujuan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa

berkaitan dengan aspek IQ, EQ, dan SQ. Dalam kegiatan outing-class, siswa

diberi tes. Hasil tes disampaikan guru, kemudian guru mengkomunikasikan hasil

tes tersebut dengan orang tua siswa.

Tes yang diberikan psikolog bersifat sederhana, belajar sambil bermain.

Berkaitan dengan pembelajaran menulis permulaan pada kegiatan outing-class,

guru SH mengatakan evaluasi kemampuan menulis siswa dilaksanakan dengan

menggunakan kartu acak. Menurut Supriyadi (1993: 299), penggunaan kartu acak

(huruf, suku kata, dan kata) adalah salah satu penerepan metode SAS.

Sama halnya dengan metode yang digunakan guru SH dalam

pembelajaran menulis permulaan, guru menggunaan metode SAS. Adapun alasan

guru menggunakan metode SAS, yakni metode yang dirasa paling cocok dengan

jiwa siswa yang masih anak-anak. Adapun alasan lain yang dikemukakan oleh

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 104: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (2001: 75) tentang penggunaan metode SAS

sesuai dengan pengalaman guru, yakni: (1) metode SAS menganut prinsip ilmu

bahasa umum; (2) metode SAS memperhitungkan pengalaman bahasa anak; (3)

metode SAS menganut prinsip menemukan sendiri.

f. Media/ Alat Bantu Pelajaran

Media pengajaran memegang peranan penting dalam menyampaikan

bahan ajar kepada siswa. Dengan bahasa guru saja, siswa belum tentu dapat

memahami apa yang disampaikan oleh guru. Dalam hal ini, media berperan

sebagai penyampai informasi yang memungkinkan siswa dapat memahami bahasa

guru. Supriyadi (1993: 269) mengungkapkan bahwa penggunaan media dapat

menunjang kelancaran proses belajar-mengajar.

Di kelas IA RSBI, guru mewajibkan siswa untuk menggunakan alat

bantu tulis berupa buku kotak-kotak. Penulisan di buku kotak-kotak dengan aturan

akan membantu siswa menulis dengan jelas. Adapun papan tulis kotak-kotak

(Blackboard) sangat membantu guru dalam mengajarkan menulis kepada siswa.

Selain itu, papan nama yang ditaruh siswa di atas meja sebagai identitas siswa

berfungsi pula sebagai media tulis bagi siswa. Guru SH dalam wawancara 11

Desember 2009 mengungkapkan:

”Digunakannya buku kotak-kotak akan lebih membantu siswa untuk menulis lebih rapi dan jelas, sehingga tulisan akan bisa terbaca. Menulis dengan buku bergaris, hasilnya tidak rapi dan jelas, dempet-dempet, tidak aturan, sehingga tidak bisa terbaca dengan jelas”.

Sebagai pencapaian indikator kinerja kunci tambahan di kelas RSBI,

penggunaan media berbasis ICT secara efisien, seperti laptop, komputer, LCD,

TV, VCD merupakan wujud keikutsertaan dunia pendidikan dalam mengikuti

perkembangan teknologi. Seperti pendapat dari sebuah pusat pendidikan statistik,

yakni National Center for Education Statistics (dalam O’Neill, E. J, 2007

:Volume 5 Issue 3, pp. 207-218), mendeskripsikan tentang penggunaan teknologi

dalam pengajaran, ”One of the most important factors affecting the effective use

of technology in classrooms. When understanding how technology can best

support instruction and assessment, principals tend to provide teachers with

sufficient supportive guidance” (Kincaid & Feldner).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 105: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Sekretaris Program RSBI UM dalam wawancara 11 Desember 2009

menyatakan pula:

“Pengajar di kelas RSBI kan tuntutannya tinggi harus dapat berbahasa Inggris dan menggunakan teknologi berbasis ICT, seperti komputer/ Laptop, LCD, dan internet sebagai penunjang dan pengembang bahan ajar”.

Penggunaan media yang terintegrasikan dalam proses belajar-mengajar

memerlukan perubahan pendekatan pembelajaran yang sering tidak mudah untuk

dilakukan. Adapun tujuan penggunaan program ICT sebagai pengganti papan tulis

adalah sebagai berikut: (1) pada waktu menulis, guru dapat menghadap ke arah

siswa terus. Hal ini akan menjamin adanya interaksi yang lebih sehat, sebab guru

jarang membelakangi murid; (2) gambar atau tulisan relatif lebih besar daripada

gambar atau tulisan yang dibuat pada papan tulis biasa; (3) guru tidak perlu repot-

repot menghapus tulisan di papan tulis, sebab bila sudah tidak digunakan slide

dapat langsung diganti; (4) guru tidak perlu mondar-mandir ke sana kemari,

sehingga waktu dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat; (5)

pengunaannya tidak menimbulkan debu, jadi kebersihan dapat lebih terjamin.

g. Evaluasi

Evaluasi adalah proses pembuatan keputusan tentang kedudukan dan

performance siswa (kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan suatu

sistem pendidikan secara keseluruhan) (Depdiknas, 2009),. Lebih lanjut

dinyatakan bahwa penilaian adalah bagian dari evaluasi. Sistem penilaian di kelas

1, 2, 3 SD mengacu pada tes kemampuan dasar, yakni membaca, menulis, dan

berhitung (Depdiknas, 2009). Sugiyanto (2010) menyatakan bahwa di kelas RSBI,

guru hendak menerapkan berbagai metode penilaian. Berkaitan dengan hal

tersebut, guru kelas IA menerapkan berbagai metode penilaian berbasis kelas,

meliputi penilaian unjuk kerja siswa, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian

tugas, serta penilaian portofolio. Supriyadi (1993: 227) menyatakan bahwa alat

evaluasi yang efektif akan memungkinkan hasil yang efekif pula. Guru SH dalam

wawancara tanggal 11 Desember 2009 berkaitan dengan penilaian tertulis,

menyatakan:

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 106: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

“Untuk N artinya tulisan/ jawaban siswa sesuai dengan ilmu dengan nilai optimal 100, T untuk tegak lurus, proporsi huruf dalam satu kotak, bentuk huruf dengan nilai optimal 80, serta K untuk kebersihan, kerapian, dan kerajinan tulisan dengan nilai optimal 80”.

Sarwiji Suwandi (2008: 21) menyatakan bahwa penilaian berbasis kelas

merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan,

penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang

menunjukkan hasil belajar siswa, pengolahan dan penggunaan informasi tentang

hasil belajar siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, berdasar UU Nomor 20 Tahun

2003, Pasal 58 ayat (1) (Depdiknas, 2009), evaluasi bertujuan untuk memantau

proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan.

Bertolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran menulis permulaan di kelas IA RSBI melibatkan semua komponen

pembelajaran secara keseluruhan. Komponen satu selalu berkaitan dengan

komponen lain. Berkaitan dengan penjaminan mutu kinerja kunci tambahan di

kelas RSBI, pengembangan terhadap SNP telah diusahakan oleh pihak yang

terkait secara optimal. Adanya pengembangan terhadap SNP, secara langsung

mempengaruhi proses belajar-mengajar menulis permulaan. Hal itu berkaitan

dengan faktor interen dan ekteren yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

belajar.

2. Hambatan dalam Pembelajaran Menulis Permulaan

Bertolak dari observasi, hasil wawancara, serta analisis dokumen peneliti

menyimpulkan berbagai hambatan yang dihadapi siswa dan guru selama proses

pembelajaran menulis permulaan disebabkan oleh faktor interen dan eksteren.

Hambatan yang berasal dari dalam diri siswa (interen), meliputi:

a. Siswa belum dapat beradaptasi dengan baik terhadap suasana formal sekolah.

Adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru

bagi seseorang. Masing-masing siswa memiliki karakteristik berbeda dalam

proses adaptasi terhadap lingkungan baru. Penyesuaian diri terhadap lingkungan

baru dapat dipengaruhi oleh karakter dasar siswa, lingkungan keluarga, serta

faktor-faktor yang terdapat dalam pembelajaran. Dinyatakan Nana Syaodih S.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 107: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

(2003: 4) bahwa lingkungan pendidikan dapat dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi siswa, kondisi dan iklim di lingkungan sekitar, serta lingkungan sekolah

yang bersifat formal. Berkaitan dengan hal tersebut, orang tua siswa S dalam

wawancara 14 Agustus 2009, menyatakan:

”Si Jasmine itu kalau ditinggal, dia pasti tahu. Trus nanti jadi rewel anaknya. Jasmine itu susah adapatasi dengan lingkungan baru, Mbak. Jadi maunya ditemeni terus. Pokoknya belum maju aja, udah takut ini itu. Anaknya ngga PD an, Mbak”.

Adaptasi yang kurang karena karakter dasar siswa, menyebabkan siswa

melakukan aktivitas lain di luar aktivitas belajar. Hal tersebut dapat disebabkan

pula rendahnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran.

b. Beberapa siswa terlihat kurang memiliki motivasi dalam mengikuti latihan

menulis.

Menurut Nana Syaodih S. (2003: 61), motivasi adalah kekuatan yang

mendorong kegiatan individu untuk melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan.

Guru SH dalam wawancara tanggal 11 Desember 2009 menyatakan bahwa siswa

hanya diam kalau tidak diarahkan, sehingga siswa harus selalu diberi motivasi

agar mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.

Adanya motivasi yang kurang menyebabkan siswa tidak mengerjakan

latihan dengan sebaik-sebaiknya. Sebagai akibat, tulisan siswa tidak jelas (asal

dapat dibaca sendiri), bahkan beberapa siswa tidak dapat mencapai nilai KKM

yang ditetapkan.

c. Beberapa siswa masih lambat dalam menulis.

Siswa lambat dalam menulis disebabkan belum mengenal huruf dan

kosakata bahasa Indonesia, mengingat huruf dengan baik sehingga terjadi

kesalahan/kekurangan/ pembalikan huruf pada sebuah kata, misal seharusnya

huruf d, namun ditulis huruf b. Adapun cara memegang pensil dan sikap duduk

yang tidak baik, kematangan siswa dalam belajar, lingkungan keluarga dan

sekolah yang mungkin kurang mendukung. Guru SH dalam wawancara tanggal 11

Desember 2009 mengungkapkan mengenai kesulitan menulis yang paling sering

dialami siswa:

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 108: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

”Walaupun, ketika memasuki kelas, masih ditemukan anak yang tidak bisa memegang pensil dengan benar, cara duduk yang tidak benar, menulis dengan tiduran, menulis bagus masih belum optimal, kesalahan menulis huruf, biasanya huruf b terbalik dengan huruf d, q terbalik dengan p, membuat angka 5 terbalik, tulisan yang belum betul, dan kesalahan terbanyak pada saat menulis berbahasa Inggris”.

Sebagai akibatnya, semua hambatan tersebut berdampak pada

keterampilan siswa dalam menulis. Hal tersebut masih terjadi, walaupun ketika

penerimaan siswa baru, siswa telah dites berkenaan dengan keterampilan menulis.

Penyebab siswa lambat dalam menulis yang berasal dari faktor sekolah

mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran

menulis, guru melaksanaan kegiatan menulis secara beriringan. Pelaksanaan

tahapan menulis, yakni menyalin dilaksanakan beriringan dengan menjiplak,

menebalkan, dan mencontoh. Salah satu penyebab siswa menjadi lambat dalam

menulis disebabkan oleh hal tersebut. Dalam hal ini, guru menyesuaikan

pelaksanaan kegiatan tersebut dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi

siswa. Karena siswa telah mengenal huruf (kegiatan menulis) secara sederhana,

guru dapat melaksanakan kegiatan menyalin, menjiplak, menebalkan, dan

mencontoh.

Nana Syaodih S. (2003: 51) mengungkapkan bahwa di samping

pembawaan dan lingkungan ada satu faktor yang penting lainnya yang turut

berpengaruh terhadap perkembangan individu, yakni faktor kematangan.

Bagaimana pun geniusnya seorang anak, kalau perkembangan psikologisnya

belum matang tidak mungkin akan dapat belajar membaca dan menulis.

Lingkungan sekitar menjadi pengaruh pemerolehan kosakata bahasa Indonesia.

Sebagian besar siswa tinggal di lingkungan yang dominan menggunakan bahasa

campuran, bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Hal tersebut, menyebabkan siswa

kurang mengenal kosakata bahasa Indonesia dengan baik. hal tersebut

berpengaruh pada penulisan kosakata bahasa Indonesia.

Selain itu, kesulitan lain berkaitan dengan huruf dan kosakata adalah

menulis sebuah kata dengan konsonan rangkap. Cara melafalkan konsonan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 109: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

rangkap dalam kata tidak memiliki perbedaan yang begitu jelas bagi siswa,

sehingga dalam pengejaan, siswa menulis huruf sesuai lafalnya.

Hambatan yang berasal dari luar diri siswa (eksteren), meliputi:

a. Orang tua kurang tepat mendidik anak.

Keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan siswa. Pengaruh

lingkungan keluarga akan membawa dampak perilaku siswa di sekolah. Nana

Syaodih S. (2003: 11) menyatakan ketidaksadaran dalam mendidik akan

menyebabkan ketidaktepatan atau kekeliruan dalam menetapkan dan

menggunakan tindakan-tindakan pendidikan. Berdasar observasi tanggal 13

Agustus 2009, siswa menjadi kurang bertanggung jawab karena orang tua kurang

mengajarkan tanggungjawab kepada diri siswa dalam hal menyusun jadwal

pelajaran. Hal tersebut akan berakibat terhadap kesiapan siswa dalam belajar.

Pengaruh pendidikan dalam lingkup keluarga yang terlalu memanjakan

anak, menyebabkan siswa menjadi kurang mandiri, percaya diri, dan

bertanggungjawab. Berdasar wawancara dengan orang tua siswa S tanggal 14

Agustus 2009, orang tua siswa S menyiratkan memanjakan anak di lingkungan

keluarga:

”Iya kemarin agak nggak enak badan, dasarnya juga anaknya manja begitu, Mbak”.

Selain itu, adanya latar belakang sosial masing-masing siswa, ikut serta

menjadi pengaruh sikap siswa dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas. Sebagai

akibatnya, proses belajar-mengajar terganggu.

b. Orang tua kurang perhatian terhadap perkembangan belajar anak di sekolah

Perhatian adalah salah satu kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh orang

tua. Amatlah penting pendidikan dan interaksi dalam keluarga bagi anak untuk

sampai pada penemuan bagaimana menempatkan dirinya ke dalam keseluruhan

kehidupan di mana anak berada. Keluarga hendaknya memiliki kepekaan terhadap

bebagai kebutuhan dan kekuatan yang sifatnya eksternal maupun internal yang

tidak membatasi dan berbagai kemungkinan anak untuk berkembang (Conny R.

Semiawan, 2008b: 85). Guru SH mengatakan dalam wawancara tanggal 11

Desember 2009:

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 110: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

”Hal tersebut dikarenakan orang tua siswa memiliki kesibukan dengan pekerjaannya. Jadi, ada yang bertemu setelah pulang sekolah, ada yang seminggu sekali, ada pula yang hanya ketika diadakan pertemuan paguyuban yang waktunya pun tidak tentu. Itu juga terkadang ada yang tidak hadir, disebabkan kesibukan pekerjaan”.

c. Guru masih beradaptasi dengan siswa baru yang memiliki karakteristik

berbeda.

Dalam situasi pendidikan atau pengajaran terjalin interaksi antara siswa

dengan guru (Nana Syaodih S., 2003: 251). Interaksi antara guru dengan siswa

yang terjalin adalah suatu proses pengenalan terhadap karakterisitik masing-

masing siswa guna mengetahui bagaimana memperlakukan siswa yang satu

dengan yang lain dalam pembelajaran. Berkaitan dengan hal itu, guru masih

membutuhkan waktu untuk lebih mengenal karakteristik siswa secara

keseluruhan.

Bahasa adalah sarana untuk berkomunikasi antarindividu untuk

menyampaikan sebuah informasi. Sri Utari S. dan Nababan (1992: 4) menyatakan

salah satu ciri bahasa adalah memiliki makna. Komunikasi dua arah akan dapat

dicapai bila bahasa memiliki makna dan dapat diterima oleh orang lain. Penyebab

siswa belum mengenal bahasa guru dengan baik adalah lingkungan terdekat

dengan siswa (keluarga) tidak pernah menggunakan kosakata yang diucapkan

guru. Hal tersebut menyebabkan siswa merasa asing dengan kosakata yang

diucapkan oleh guru. Berkaitan dengan hal itu, cacatan observasi tanggal 4

Agustus 2009 memberi gambaran bahwa beberapa siswa yang tidak tahu harus

mengerjakan apa, dan sering bertanya.

d. Guru menggunakan alat pelajaran yang kurang sesuai.

Hal tersebut menyebabkan tulisan siswa tidak jelas. Berbagai tahapan

menulis dasar memberi manfaat bagi siswa untuk melemaskan jari agar terbiasa

menulis. Penggunaan alat pelajaran sangat berperan dalam membantu siswa untuk

menghasilkan tulisan yang jelas. Gino, dkk (2001: 38) mengungkapkan apabila

siswa penggunaan alat bantu pelajaran yang dapat dilihat, dipegang, diraba oleh

tangan siswa sendiri, maka siswa akan lebih mudah mengikuti pelajaran, dan sulit

melupakannya. Penggunaan work-sheet pada catatan lapangan observasi 4

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 111: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Agustus 2009 menyebabkan tulisan siswa tidak jelas, sebab lembar kertas yang

digunakan bukan lembar kertas kotak-kotak.

e. Guru masih kurang beradaptasi dengan adanya program RSBI

Nana Syaodih S. (2003: 209) menganjurkan agar guru memadukan

kegiatan belajar dengan penggunaan teknologi. Teknologi tersebut berupa

teknologi berbasis ICT. Hal tersebut sesuai dengan syarat pendidik di kelas I SD

RSBI, bahwa seorang pendidik/guru harus mahir dalam menggunakan media

berbasis ICT. Dalam hal ini, diketahui bahwa guru kelas belum mahir

menggunakan media tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa guru masih kurang

dapat beradaptasi dengan adanya program RSBI yang menuntut bahwa guru harus

mahir dalam menggunakan teknologi berbasis ICT. Guru SH dalam wawancara

11 Desember 2009 menyatakan:

”Karena usia saya yang lanjut (±54 tahun), menyebabkan sulitnya menggunakan teknologi berbasis ICT, penggunaan bahasa Inggris yang tidak mudah pula, serta pengembangan bahan ajar di luar standar nasional”.

Selain itu, RPP tematik yang dibuat guru setiap harinya masih kurang

lengkap. Jabaran mengenai penilaian dalam evaluasi tidak dijabarkan secara

lengkap. Hal tersebut dapat dilihat dalam lampiran analisis dokumen RPP

(halaman 183-199). Walaupun begitu, guru dapat melaksanakan evaluasi sesuai

dengan pengalaman yang dimiliki guru.

f. Suasana pembelajaran kurang kondusif dan pemanfaatan waktu kurang

efektif.

Akibat dari hambatan yang terjadi sebelumnya, menyebabkan suasana

pembelajaran menjadi kurang kondusif. Berakibat pula pada pemanfaaran waktu

dirasa kurang efektif, sebab guru harus memberi penjelasan ulang kepada siswa

dan mengelola kembali suasana kelas menjadi kondusif. Gino, dkk. (2001: 27)

mengungkapkan bahwa suasana kondusif akan lebih memperoleh hasil belajar

yang lebih baik.

Bertolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hambatan satu

akan mempengaruhi hambatan lainnya. Hambatan disebabkan oleh beberapa

komponen pembelajaran menulis permulaan di kelas IA RSBI. Hambatan tersebut

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 112: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

berasal dari dalam diri (interen) dan luar diri siswa (eksteren). Hambatan yang

tidak segera dicari upaya pengatasannya menyebabkan terganggunya

berlangsungnya proses belajar-mengajar di dalam kelas. Oleh karenanya, adanya

hambatan harus dicari upayanya sedini mungkin agar tercapai tujuan optimal

sebuah pembelajaran.

3. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Pembelajaran Menulis

Permulaan

Simpulan berdasar hasil observasi, wawancara, dan analisis dokumen

dalam mengatasi hambatan dalam pembelajaran menulis permulaan di kelas IA

RSBI disesuaikan dengan adanya pengaruh faktor interen dan eksteren pada

komponen pembelajaran. Adapun upaya mengatasi hambatan yang berasal dari

dalam diri siswa (interen), sebagai berikut.

a. Guru senantiasa memberikan perhatian kepada siswa yang masih belum

beradaptasi dengan baik.

Perhatian dan kasih sayang yang tulus sangat dibutuhkan untuk

pembentukkan dan perubahan karakter anak (Munif Chatib, 2009: 19). Suasana

nyaman yang ditimbulkan oleh rasa perhatian dan kasih sayang akan membuat

siswa merasa senang mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Rasa perhatian juga

membuat siswa merasa nyaman dengan adanya pembelajaran di kelas. Munif

Chatib (2008: 47) mengungkapkan bahwa pembiasaan sikap pada diri siswa

dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas harus dilaksanakan dengan penuh

kesabaran dan perhatian kepada siswa. Selain itu, untuk siswa yang membuat

gaduh, guru memberi perhatian dalam bentuk peringatan dan hukuman. Hal

tersebut dapat dilihat dalam catatan lapangan observasi tanggal 23 Juli 2009-13

Agustus 2009. Hukuman yang diperlukan terhadap ketidaktaatan hanya akan

mempunyai efek yang baik, bila bersifat mendidik dan sasaran yang jelas (Conny

R. Semiawan, 2008b: 94).

b. Pemberian motivasi kepada siswa.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 113: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Conny R. Semiawan (2008b: 12) mengungkapkan bahwa prestasi belajar

dipengaruhi pula faktor nonkognitif berupa motivasi. Pemajangan hasil karya

siswa, pemberian kesempatan siswa untuk membaca hasil kerjanya, serta

pemberian nilai menulis (T/K) adalah motivasi yang berbentuk penghargaan.

Guru SH mengatakan dalam wawancara tanggal 11 Desember 2009:

”Penilaian untuk T dan K hanya sebagai pembangkit motivasi siswa dalam menulis. Untuk penilaian T dan K mencakup: Bagus = 80, Cukup = 70-75, dan Kurang = 60-65.”

Menurut Nana Syaodih S. (2003: 64), motivasi yang berbentuk

penghargaan disebut motivasi insentif. Motivasi insenstif lain yang diberikan oleh

guru SH adalah pujian. Adapun motivasi takut berupa peringatan, hukuman bagi

siswa yang tidak melaksanakan pembelajaran dengan sungguh-sungguh.

c. Guru melatih siswa menulis secara teratur.

Kelas I SD adalah lembaga formal dasar untuk melatih keterampilan

berbahasa Indonesia dasar dengan baik dan benar, termasuk kegiatan menulis.

Kesulitan yang dialami oleh siswa berkaitan dengan proses pembiasaan menulis,

diupayakan guru dengan rutin mengerjakan berbagai latihan menulis, seperti

menebalkan, menyalin, mencontoh, dan menjiplak berbagai huruf, gambar, kata,

dan kalimat. Guru SH menyatakan dalam wawancara 11 Desember 2009:

” Awalnya memang sulit, namun dengan melatih siswa sesering mungkin dan teratur, siswa dengan sendirinya akan bisa mengikuti.”

Pengupayaan terhadap kekurangmengenalnya kosakata bahasa Indonesia

dengan benar, dilaksanakan guru dengan memberi latihan membaca wacana yang

dekat dengan lingkungan siswa. Selain itu, untuk mengatasi ejaan yang kurang

benar berkaitan dengan kesalahan penulisan pada sebuah kata, upaya guru adalah

memperbaiki kata tersebut dengan ejaan yang benar. Dengan demikian, siswa

diharap dapat memahami dan menggunakan kata dengan ejaan yang benar secara

tertulis. Sama halnya dengan pendapat Supriyadi (1993: 270), pengembangan

keterampilan menulis dapat dilakukan dengan melatih keterampilan fisik

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 114: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

(memegang pensil, cara duduk, dan pelemasan jari), keterampilan menggunakan

ejaan dan kosakata.

Guru melaksanakan kegiatan menulis secara terpimpin. Hal tersebut

berarti ketika guru mengajarkan siswa untuk menulis huruf, kata, dan kalimat,

guru memimpinn, memberi arahan, dan membimbing mengenai penulisan yang

benar terlebih dahulu di papan tulis. Dengan demikian, siswa akan dapat

mengikuti cara guru menulis sebuah kata. Kesabaran sangat dibutuhkan dalam

mendidik dan mengatasi masalah anak (Munif Chatib, 2009: 19).

Adapun upaya mengatasi hambatan yang berasal dari luar diri siswa

(eksteren), meliputi:

a. Penanaman sikap tanggungjawab, disiplin, siap belajar pada diri siswa, serta

menjalin komunikasi dua arah dengan orang tua.

Pentingnya menanamkan tanggungjawab pada diri siswa dan percaya

kepada siswa adalah agar siswa menjadi diri yang mandiri dan percaya terhadap

diri sendiri. Dengan demikian, siswa akan mampu mengikuti pembelajaran

dengan sungguh-sungguh dan mampu menyelesaikan tugas dengan sebaik-

baiknya. Menurut Ngalim Purwanto (2002: 143), kepercayaan kepada siswa akan

mencegah perbuatan buruk.

Pengajaran disiplin adalah pengajaran yang mengarah pada sikap

penghargaan terhadap proses pembelajaran. Dalam hal ini, siswa diharapkan

memiliki kesiapan untuk belajar, menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, dan

menjadi pribadi yang disiplin. Berkaitan dengan hal itu, kedisiplinan dan

tanggung jawab yang ditanamkan kepada diri siswa dapat dilihat dalam catatan

lapangan observasi tanggal 31 Juli 2009. Dalam catatan lapangan tersebut, guru

SH melatih kedisiplinan dan tanggung jawab siswa ketika mengikuti

pembelajaran di dalam kelas.

Berkaitan dengan pendidikan di lingkungan keluarga, guru

membicarakan dengan orang tua siswa mengenai jalan keluar mengatasi hambatan

yang terjadi. Komunikasi dua arah dijalin dengan baik untuk perkembangan

belajar siswa. Komunikasi yang dijalin dengan baik dan saling mendukung di

antara kedua belah pihak pasti akan menghasilkan jalan keluar baik pula dalam

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 115: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

melaksanakan proses belajar-mengajar. Hall, Quinn, dan Gollnick (2009: 125)

mengungkapkan bahwa komunikasi dua arah antara keluarga dan sekolah terjalin

untuk membantu anak, anggota keluarga merupakan partner setara dalam

percakapan dengan guru dan petugas sekolah lainnya.

b. Mengenal lebih dekat kepribadian/ karakteristik masing-masing siswa.

Bukanlah hal yang sukar bagi guru yang telah memiliki banyak

pengalaman mengajar dalam mengenal kepribadian/ karakter masing-masing

siswanya. Sebuah pengenalan pasti memerlukan sebuah proses yang tidak singkat.

Dalam mengenal karakter siswa, guru harus benar-benar jeli dalam melihat

perbedaan pada siswanya. Tujuan guru mengenal siswa lebih dekat adalah agar

guru mengetahui cara memperlakukan dan menyampaikan informasi kepada

siswanya. Nana Syaodih S. (2003: 251) mengungkapkan bahwa guru adalah

seorang pengajar, pendidik, pembimbing, dan sebagai pribadi. Dalam situasi

hubungan yang akrab dan bersahabat yang diciptakan, siswa tentu akan lebih

terbuka dan berani mengemukakan segala persoalan dan hambatan yang

dihadapinya. Conny R. Semiawan (2008b: 85) menyatakan bahwa proses belajar

bukan proses membeo, menghafal respon secara efektif, namun merupakan suatu

proses perencanaan kebersamaan dengan guru.

Tahun pelajaran baru mewajibkan guru harus belajar dengan sabar

mengenali karakter masing-masing siswanya. Seperti yang diungkapkan oleh

Munif Chatib (2009: 24) bahwa dengan memahami karakter anak didik, maka

guru dapat memilih metode pengajaran yang sangat beragam bagi siswa-siswa

yang memiliki berbagai karakter dan potensi.

c. Penggunaan alat pelajaran yang tepat

Alat pelajaran yang sesuai untuk membantu siswa dalam mencapai

kriteria menulis (T) tegak lurus/ proporsi, bentuk, kelengkapan, dan ketepatan

huruf, serta jarak huruf, antarkata, jarak antarkalimat berkaitan dengan keindahan

dan kerapian/ kerajinan tulisan; dan (K) kejelasan dan kebersihan tulisan adalah

buku kotak-kotak. Berdasar pengalaman guru kelas I SD, pemberian aturan dalam

menulis di buku kotak-kotak bertujuan agar tulisan siswa menjadi lebih jelas,

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 116: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

indah, rapi, tegak lurus, dan bersih. Dalam wawancara dengan guru SH tanggal 11

Desember 2009,

”Adapun aturan dalam menulis di buku kotak-kotak, yakni tentang jarak. Sebelum menulis sebuah tulisan, membuat garis tepi tiga kotak dari tepi lembar kertas, 3 kotak dari tepi atas dan bawah. Huruf vokal ditulis di satu kotak, antarhuruf dipisahkan satu kotak, dan dua kotak antarkata. Huruf tertentu, seperti w, m, dan konsonan 2 lainnya, ditulis dalam dua kotak ke samping; l, p, b, d, dan semacamnya ditulis dalam dua kotak ke atas dan bawah.”

d. Guru berkomunikasi dengan orang tua.

Berkomunikasi dua arah antara orang tua dengan pihak sekolah (guru)

bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa dalam mengikuti proses belajar-

mengajar di sekolah. Berdasar catatan lapangan wawancara tanggal 11 Desember

2009, guru SH menyatakan:

”Selain itu, menjalin komunikasi dengan orang tua siswa. Guru menyarankan agar anak belajar menulis dengan teratur di rumah, bisa diberi jam tambahan atau les.”

Lingkungan rumah dan sekolah seyogyanya menghayati apa yang

dialami oleh anak dan dapat ”membaca” pikiran, perasaan, dan kebutuhannya

(Conny R. Semiawan, 2008b: 85). Menurut Hall, Quinn, dan Gollnick (2008:101),

sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang menyediakan lingkungan aman bagi

siswa, mempunyai guru berkualitas yang berkomitmen pada pembelajaran siswa,

mempunyai catatan baik untuk mempersiapkan lulusan, serta menghargai

masukan orang tua dan mendorong, mendukung keterlibatan keluarga di sekolah.

e. Guru mengopimalkan KBM, berkolaborasi dengan guru pendamping/ TIK.

Penyediaan guru pendamping bagi guru kelas adalah upaya mengatasi

hambatan yang disebabkan oleh ketidakmahiran guru kelas dalam memanfaatkan

media/teknologi berbasis ICT serta penggunaan bahasa Inggris.

Diungkapkan oleh Sekretaris Program RSBI UM dalam wawancara

tanggal 11 Desember 2009:

“Pihak sekolah telah mengupayakan hambatan tersebut dengan mengadakan pelatihan bagi guru-guru RSBI setiap hari Senin dan Kamis selama dua jam. Namun, sampai saat ini pelatihan tersebut masih dirasa kurang optimal. Beberapa guru masih merasa sulit untuk mempelajarinya, sehingga untuk

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 117: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

sementara waktu, guru kelas didampingi oleh guru pendamping yang memiliki kemapuan berbahasa Inggris dan dapat menggunakan teknologi berbasis ICT tersebut.”

Nana Syaodih S. (2003: 263) mengungkapkan bahwa pengajaran yang

baik perlu ditunjang oleh penggunaan media pengajaran. Dalam kaitannya dengan

pembelajaran menulis permulaan, kemampuan berbahasa Inggris digunakan pada

penggunaan media yang cara pengoperasiannya menggunakan bahasa Inggris.

Sebagai bahasa pengantar (doa, salam, presensi), guru telah dapat menggunakan

bahasa Inggris dengan baik

Penyusunan RPP yang masih kurang lengkap berkaitan dengan jabaran

evaluasi tidak menjadi hambatan yang berarti dalam melaksanakan KBM. Hal

tersebut disebabkan guru kelas telah memiliki banyak pengalaman berkaitan

dengan evaluasi sehingga dapat dikatakan guru kelas IA telah memiliki banyak

pengalaman dalam mengajar, termasuk dalam evaluasi. Berkaitan penilaian pada

evaluasi, guru menerapkan berbagai metode penerapan penilaian berbasis kelas.

g. Pengelolan kelas dan pemanfaatan waktu lebih diefektifkan.

Suasana kondusif adalah suasana yang menciptakan adanya komunikasi

dua arah (antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru). Komunikasi yang intim

dan hangat menunjukkan suasana yang gembira dan bebas, sehingga pembelajaran

dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar (Gino, dkk., 2001: 38). Adanya

suasana kondusif dalam belajar, siswa akan merasa nyaman dan lebih cepat

beradaptasi terhadap lingkungan formal. Guru mengupayakan untuk mencari

pemecahan masalah daripada berkutat pada permasalahan. Hal tersebut

dilaksanakan guna mengondusifkan kembali suasana kelas. Sebagai akibat, waktu

akan kembali berjalan efektif, sehingga proses belajar-mengajar akan dapat

berjalan dengan lancar. Upaya tersebut dapat dilihat dalam catatan lapangan

observasi tanggal 28 Juli 2009-13 Agustus 2009.

Bertolak dari uraian di atas, dapat diambil simpulan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar baik interen maupun

eksteren sangat diperhatikan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pembelajaran

menulis permulaan di dalam kelas. Sebagai akibatnya, hambatan-hambatan yang

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 118: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

ada dapat diatasi seoptimal mungkin dengan upaya yang tepat, guna pencapaian

tujuan optimal pembelajaran. Berkaitan dengan adanya pengembangan SDM

dalam penjaminan mutu kinerja kunci tambahan di kelas RSBI, pihak-pihak

terkait dalam melaksanakan KBM telah berusaha dengan maksimal mengaktifkan

faktor interen dan eksteren dalam pembelajaran.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 119: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini meliputi pelaksanaan pembelajaran menulis

permulaan, hambatan, dan upaya pengatasannya di kelas IA RSBI SD Negeri

Cemara Dua No. 13 Surakarta.

1. Pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan dilaksanakan dengan

mengaktifkan faktor interen dan eksteren komponen pembelajaran.

Pembelajaran menulis permulaan bertujuan agar siswa dapat memahami dan

memiliki keterampilan dasar menulis dengan baik. Pelaksanaannya telah

mengarah pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun

pengembangan terhadap pencapaian menulis pada SK-KD terkait sebagai

kelas RSBI adalah agar siswa mampu mengikuti muatan pelajaran hasil

adopsi/adaptasi kurikulum internasional, yakni english for math, english for

sains, dan english for general melalui menulis.

Pengembangan bahan ajar mengacu pada penerapan PAIKEM. Bahan

ajar dikembangkan sesuai tingkat pemahaman siswa untuk merangsang

keaktifan siswa. Pengembangannya berasal dari berbagai sumber (tidak

harus dari buku), disajikan dengan kreatif, efisien, dan menyenangkan.

Guru membuat RPP setiap hari dalam menyampaikan bahan ajar.

Berkaitan dengan siswa sebagai pebelajar, PSB di kelas RSBI disaring

dengan berbagai persyaratan, serta disesuaikan dengan standar jumlah siswa

di kelas RSBI sebanyak 28 siswa. Persyaratan tersebut terkait dengan

kualifikasi umur minimal enam tahun; dapat berhitung, membaca, menulis

secara sederhana/ tes potensi akademik; psikotes dan wawancara (kesiapan

belajar); pemeriksaan kesehatan; serta kesanggupan orang tua siswa.

Berkaitan dengan PAIKEM, sebagai kelas RSBI, guru menggunakan

berbagai metode pembelajaran, meliputi: ceramah, tanya jawab, diskusi,

kerja kelompok/ penugasan, demonstrasi, serta outing-class. Secara khusus,

guru menggunakan metode SAS dalam pembelajaran menulis permulaan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 120: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Media berbasis ICT adalah ciri khas media pendukung di kelas RSBI.

Berkaitan dengan penggunaannya, media tersebut dapat membantu guru

dalam mengembangkan dan menyampaikan bahan ajar. Secara khusus, alat

bantu dalam proses belajar-mengajar menulis berupa papan tulis

(blackboard) dan buku kotak-kotak.

Di kelas IA RSBI, evaluasi dalam bentuk penilaian tidak hanya

digunakan untuk mengetahui kemampuan belajar siswa, melainkan

bertujuan untuk menghargai hasil kerja siswa. Guru melaksanakan berbagai

metode penilaian berbasis penilaian kelas meliputi penilaian unjuk kerja

siswa, penilaian sikap, tertulis, tugas, serta portofolio.

2. Hambatan dalam pembelajaran menulis permulaan dipengaruhi faktor interen

dan eksteren. Hambatan berasal dari dalam diri siswa, meliputi: (a) adanya

siswa yang belum dapat beradaptasi dengan baik terhadap suasana formal

sekolah; (b) siswa kurang memiliki motivasi belajar; (c) beberapa siswa

masih lambat dalam menulis. Adapun hambatan berasal dari luar diri siswa,

meliput: (a) orang tua kurang tepat mendidik anak; (b) guru masih

beradaptasi dengan siswa baru yang memiliki karakteristik berbeda; (c) guru

menggunakan alat pelajaran kurang tepat dalam latihan menulis; (d); orang

tua kurang perhatian terhadap perkembangan belajar anak di sekolah; (e)

guru masih kurang dapat beradaptasi dengan adanya program RSBI; (f)

suasana dan alokasi waktu pembelajaran kurang kondusif dan efektif.

3. Upaya dilaksanakan sesuai dengan hambatan. Upaya mengatasi hambatan

berasal dari dalam diri siswa, meliputi:: (a) guru senantiasa memberikan

perhatian kepada siswa yang masih belum beradaptasi dengan baik; (b)

pemberian motivasi kepada siswa; (c) guru melatih siswa menulis secara

teratur. Adapun upaya mengatasi hambatan yang berasal dari luar diri siswa,

meliputi: (a) penanaman sikap tanggungjawab, disiplin, siap belajar pada

diri siswa, serta menjalin komunikasi dua arah dengan orang tua; (b)

mengenal lebih dekat kepribadian masing-masing siswa; (c) penggunaan alat

pelajaran yang tepat; (d) berkomunikasi dua arah dengan orang tua siswa;

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 121: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

(e) mengotimalkan KBM, berkolaborasi dengan guru pendamping/ TIK; (f)

pengelolaan kelas dan pemanfaatan waktu lebih diefektifkan.

B. Implikasi

Berhasil tidaknya siswa dalam melaksanakan pembelajaran dipengaruhi

faktor interen dan eksteren yang melekat pada komponen pembelajaran. Apabila

komponen pembelajaran saling mendukung, maka suatu pembelajaran berjalan

dengan lancar. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan menulis permulaan di kelas

I semester 1 ini akan berimbas pada keberhasilan siswa dalam menulis, yakni

dapat menulis dengan ejaan, struktur kalimat, serta penggunaan kosakata yang

benar dalam berkomunikasi secara sederhana. Sebagai akibatnya, siswa akan

dapat menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian tugas sekolah. Selain itu,

adanya pengembangan SNP sebagai penjaminan mutu minimal indikator kinerja

SBI menyebabkan guru akan selalu mengembangkan kurikulum SNP terhadap

penjaminan mutu indikator kinerja kunci tambahan SBI.

Hambatan pelaksanaan pembelajaran dipengaruhi faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri siswa (interen) dan berasal dari luar diri siswa (eksteren).

Adanya hambatan tersebut menyebabkan pihak-pihak terkait dalam pembelajaran

menulis permulaan, utamanya guru kelas akan memberikan pelayanan seoptimal

mungkin terhadap pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar menyangkut komponen

pembelajaran lain. Dengan demikian, tujuan optimal pembelajaran menulis

permulaan dapat dicapai.

Adapun upaya dilaksanakan guru bertujuan positif berkaitan dengan visi-

misi SD RSBI yakni mengembangkan jaminan mutu standar miniminal SBI.

Upaya dilaksanakan guru dengan mengetahui hambatan sedini mungkin. Dengan

demikian, pihak terkait dalam pembelajaran menulis permulaan diharap dapat

mengetahui dan mengatasi hambatan dengan tepat. Sebagai akibatnya, proses

pembelajaran dasar akan berperan penting dalam membentuk karakter siswa yang

berprestasi, beriman dan taqwa, berbudaya, cerdas, terampil, dan berbudi pekerti

luhur, sehingga memiliki keunggulan akademik di tingkat internasional dengan

wawasan kebangsaan dan budaya Indonesia nantinya.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 122: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti

mengajukan saran kepada beberapa pihak.

1. Guru Kelas

Hendaknya guru kelas selalu berusaha mengenal karakter pribadi masing-

masing siswanya sedini mungkin sehingga lebih mudah menyampaikan bahan

ajar sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Selain itu, guru harus selalu

berusaha mengoptimalkan kegiatan belajar-mengajar berkaitan dengan

penggunaan media berbasis ICT yang sebagian pengoperasian alatnya

menggunakan bahasa Inggris. Dengan demikian, proses adaptasi baik dari

siswa maupun guru dalam melaksanakan pembelajaran akan segera terwujud.

Adapun penjaminan mutu standar minimal SBI berkaitan dengan kurikulum

yang digunakan harus dapat diusahakan dengan baik guna mencapai tujuan

optimal pembelajaran sehingga selaras dengan visi-misi SD RSBI.

2. Orang Tua

Hendaknya orang tua di lingkungan terdekat siswa selalu memberikan

perhatian besar terhadap perkembangan belajar siswa. Orang tua harus selalu

berkomunikasi dua arah dengan pihak sekolah (guru kelas) sebagai

perwujudan dukungan positif terhadap kegiatan belajar siswa di sekolah.

Berkaitan dengan kegiatan menulis, orang tua hendaknya mengajari anak

menulis secara teratur agar anak lebih terbiasa dalam menulis.

3. Kepala Sekolah

Hendaknya kepala sekolah senantiasa memperhatikan faktor pengaruh

kegiatan belajar-mengajar siswa di sekolah. Dengan demikian, hambatan yang

mungkin terjadi atau akan terjadi dapat segera diatasi dan dicegah.

4. Kepala Dinas Dikpora Surakarta

Hendaknya senantiasa memberikan perhatian terhadap perkembangan

penyelenggaraan program RSBI dalam pembelajaran di SD RSBI. Dengan

demikian, SD RSBI akan dapat mencapai tujuannya menjadi SD BI.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 123: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

DAFTAR PUSTAKA Agus Badrudin. 2005. ”Metode Pembelajaran Menulis”, dalam www.beduat-

suko.blogspot.com, diakses pada 30 Agustus 2009. Agustina Indahwati. 2009. ”Pembelajaran Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD

Laboratorium UM dengan Memanfaatkan Perpustakaan Kelas Jurusan Sastra Indonesia FS Universitas Negeri Malang (UM). Skripsi tidak dipublikasikan.

Akhlan Husen dan Ramlan. 1989. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Jakarta:

Departemen P dan K, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Ardiani Mustikasari. “Mengenal Media Pembelajaran”, dalam http://74.125.155.

132/search?q=cache:u2kUiDDiJ2gJ:eduarticles.com/mengenalmediapembelajaran/+media+pembelajaran&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a, diiakses 25 Juli 2009.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Conny R. Semiawan. 2008a. Belajar Pembelajaran PraSekolah dan Sekolah

Dasar. Jakarta: PT Indeks. _________. 2008b. Penerapan Pembelajaran pada Anak. Jakarta: PT Indeks. Chaedar Alwasilah dan Furqanul Azies. 2000. Pengajaran Bahasa Komunikatif.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

_________. 2007. Pedoman Penjaminan Mutu SMBI. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Republik Indonesia. _________. 2009. Materi Pelatihan KTSP 2009. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional Republik Indonesia. Dewi Salma Prawiradilaga dan Evelin Siregar. 2007. Mozaik Teknologi

Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 124: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Dirjen Dikdasmen Nomor 1172/c/87 tanggal 23 November 1987. Pedoman

Pelaksanaan Penguasaan Kemampuan Menulis di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Fatimah Yuliani. 2009. ”The Implementation of debate in teaching speaking to the

first year student of RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) Class At SMP N 1 Boyolali”, dalam http:// edu_media.org/sbi.php, diakses pada 11 Januari 2010.

Gino, H. J., Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan. 2001. Belajar Pembelajaran

I. Surakarta: UNS Press. Gorys Keraf. 1980. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah. Gunarso Suslohadi. ”SBI dan Kualitas Guru dan Pembelajaran Bahasa Inggris”.

Makalah disajikan dalam Seminar SBI, 4 Maret 2010 di Universitas Negeri Sebelas Maret.

Hall, Gene E., Quinn, Linda F., dan Gollnick, Donna M. 2008. Mengajar Dengan

Senang. (Terjemahan Soraya Ramli). Jakarta: PT Indeks. Hilda Karli dan Margaretha Sri Yuliariatiningsih. 2009. Tematik SD untuk Kelas I

Semester 1. Jakarta: Erlangga. Karsidi. 2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan MI.

Surakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Kaswan Darmadi. 2004. “Seluk Beluk Penulisan Buku Ajar”, Nuansa Indonesia

Volume X, Nomor 22 Agustus 2004, 1-14. Ki Sugeng Subagya. 2009. “Membaca dan Menulis”, dalam http://www.taman-

siswa.org/magazine/pijar/membaca-dan-menulis.htm, diakses 30 Agustus 2009.

Kompas. 9 April 2009. ”SBI Amanat Undang-Undang”, dalam www.

Penapendidikan. com, diakses 25 Juli 2009. Lwin, May; Khoo, Adam; Lyen, Kenneth; Sim, Caroline. 2008. Cara

Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. (Terjemahan Cristine Sujana). Jakarta: PT Indeks.

Margo Wibowo. 2008. ”SDN 1 Metro Pusat Ikut Program RSBI”, dalam webmas-

[email protected], diakses 25 Juli 2009.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 125: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Mary Go Setiawan.1993. Menerobos Dunia Anak. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

M. Sobry Sutikno. 2007. ”Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar

Siswa”, dalam http://www.brudrefic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa-html, diakses 25 Juli 2009.

M. Umar Muslim. 2009. ”KTSP dan Pembelajaran Bahasa Indonesia”, dalam

http//johnherf.wordpress.com/2007/03/15/ktsp-dan-pembelajaran-baha- sa-Indonesia/, diakses 30 Agustus 2009.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Rineka Cipta. Munif Chatib. 2008. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa. Nana Syaodih S. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto.2002. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. O’Neill, E. J. 2007. “Implementing International Virtual Elementary Classroom

Activities for Public School Students in the U.S. and Korea”, The Electronic Journal of e-Learning Volume 5 Issue 3, pp. 207-218. www.ejel.org.

Parkay, Forrest W. dan Standford, Beverly Hardcastle. 2008. Menjadi Seorang

Guru. (Terjemahan Dani Dharyani). Jakarta: PT Indeks. Raihani. 2007. ”Education Reform in Indonesia in the twenty-first century”,

International Education Journal, 2007, 8(1), 172-183. http://iej.com.au 172.

Ramelan. 2009. Standar Sarana Prasarana SDBI. SD Negeri Cemara Dua

Surakarta. Tidak dipublikasikan. Rich, Dorothy. 2008. Pengajaran dan Bimbingan Kelas 1-3 SD: Pembelajar yang

Berkemauan Keras. (Terjemahan Tri Budhi Satrio). Jakarta: PT Indeks.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 126: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Rizky Kristianti.”Teaching RSBI Students”. Makalah disajikan dalam Seminar SBI, 4 Maret 2010 di Universitas Negeri Sebelas Maret.

Sabarti Akhadiah M.K, Maidar G. Arsjad, Sakura H Ridwan, Zulfahnur Z.F, dan

Mukti U.S. 1991/1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Sarwiji, Budhi Setiawan, dan Raheni Suhita. 1996. Pragmatik. Surakarta:

Departemen P dan K RI. Universitas Sebelas Maret. Sarwiji Suwandi. 1990. Semantik. Surakarta:Universitas Sebelas Maret. ________. 2008. Model Asesment Dalam Pembelajaran. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Republik Indonesia. SD Cemara Dua No. 13 Surakarta. 2009. Silabus Tematik I Kelas 1 Semester 1.

Tidak dipublikasikan. Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara. Sofeyah. 2009. ”Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Media

Kartu Huruf di Kelas I SDN Karangsentul I Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruhan”. Skripsi tidak dipublikasikan.

Sri Utari Subyakto dan Nababan. 1992. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama. Sudirdjo dan Evelin Siregar. 2007. ”Media Pembelajaran sebagai Pilihan dalam

Strategi Pembelajaran” dalam Dewi Salma Prawiradilaga dan Evelin Siregar (ed). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Sugiyanto. 2010. “Perubahan dari SSN/ SKM ke SBI dan Implikasinya bagi

Kepemimpinan”. Makalah disajikan dalam Seminar SBI, 4 Maret 2010 di Universitas Negeri Sebelas Maret.

Suparni. 1990. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Ganeca Exact. Supriyadi. 1993. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta:

Depdikbud. Sutopo, H.B. 2002. Metodolog Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Swami Vivekananda. 2007. Vedanta. (Terjemahan Gede Kamajaya dan Oka

Sanjaya). Surabaya: Paramitha.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 127: PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS …/Pembelaj… · PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA KELAS IA RSBI SD NEGERI CEMARA DUA NO. 13 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Tarigan, Djago. 1990. Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung:Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Keterampilan Bahasa. Bandung:

Angkasa Tarmizi Ramadhan. 2009. ”70% Siswa Keliru Menuliskan Huruf Kapital

dalam Karangan”, dalam http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/ 13/70-siswa-keliru-menuliskan-huruf-kapital-dalam-karangan/, diakses 25 Juli 2009.

Tri Suharno. 2008. “Tantangan RSBI adalah Mengubah Budaya Mengajar”,

dalam http://www.koranpendidikan.com/artikel/348/tantangan-rsbi-adalah-mengubah-budaya-mengajar.html, diakses 20 Okotber 2009.

Umar Wirasno dan Nur Fajar Arief. 2001. Berbicara. Malang: Universitas Islam

Malang. Warkitri, Chasiyah, Siti Mardiyati. 2002. Perkembangan Peserta Didik.

Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Sebelas Maret. Wiwin Puji Astutik. 2006. ”Bimbingan Belajar Menulis Permulaan Melalui

Metode SAS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I SD”, dalam http://digilib.unnes. ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/2112.pdf, diakses 30 Agustus 2009.

Wallace, Trudy; Stariha, Winifred E.; Walberg, Herbert J. 2004. “Educational

Practies Series-14”, dalam http://www.ibe.unesco.org/publications/ EducationalPracticesSeriesPdf/PRATICE14.pdf., diakses 11 Januari 2010.

Yuliani N.S. dan Bambang S. 2007. ”Aplikasi Tekonologi Pendidikan pada Anak

Usia Dini Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Sentra Untuk Mengembangkan Multikecerdasan” dalam Dewi Salma Prawiradilaga dan Evelin Siregar (ed). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.