pembelajaran matematika realistik · web viewpembelajaran matematika realistik (pmr) oleh : agus...

31
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : 1. AGUS SETYAWAN 2080720050 2. KUKUH RAHMAWATI 2080720040 3. SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS ISLAM MALANG

Upload: lephuc

Post on 12-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

(PMR)

OLEH :

1. AGUS SETYAWAN 2080720050

2. KUKUH RAHMAWATI 2080720040

3. SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033

UNINERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

APRIL 2010

Page 2: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah atas segala nikmat dan karunia yang telah Engkau

berikan kepada hambaMu hingga akhir penulisan laporan yang berjudul

“Pembelajaran Matematika Realistik (CTL)“. Tanpa bimbingan dan petunjukMu,

tiada mungkin karya ini dapat di selesaikan.

Karya ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen strategi

pembelajaran Matematika kami. Dalam mewujudkan karya yang teramat

sederhana ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak pada kesempatan ini,

penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih pada pihak – pihak

berikut ini :

1. Bpk. Drs. Mustangin, M.Pd selaku dosen strategi pembelajaran

Matematika kami yang dengan sabar dan bijak membimbing,

mengarahkan, dan memberi saran demi terwujudnya karya ini.

2. Teman – teman yang telah memberikan dukungan kepada kami se-

hingga kami bisa menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih sangat jauh dari sempurna. Hal

ini disebabkan keterbatasan dan dangkalnya pengetahuan serta keterampilan

penulis. Karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk menigkatkan

wawasan penulis. Akhirnya penulis berharap semoga ini bermanfaat bagi

masyarakat terutama bagi penulis.

Malang, 6 April 2010

Penulis

Page 3: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat

abstrak.  Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam

matematika.  Prestasi matematika siswa baik secara nasional maupun

internasional belum menggembirakan.  Third International Mathematics and

Science Study (TIMSS) melaporkan bahwa rata-rata skor matematika siswa

tingkat 8 (tingkat II SLTP) Indonesia jauh di bawah rata-rata skor matematika

siswa internasional dan berada pada ranking 34 dari 38 negara (TIMSS,1999). 

Rendahnya prestasi matematika siswa disebabkan oleh faktor siswa yaitu

mengalami masalah secara komprehensif atau secara parsial dalam matematika. 

Selain itu, belajar matematika siswa belum bermakna, sehingga pengertian

siswa tentang konsep sangat lemah, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam

mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real.  Hal lain yang

menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran

matematika kurang bermakna.  Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak

mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang

diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-

ide matematika.

Menurut Van de Henvel-Panhuizen (2000), bila anak belajar matematika

terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak

dapat mengaplikasikan matematika  Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran

matematika di kelas ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep

matematika dengan pengalaman anak sehari-hari.  Selain itu, perlu menerapkan

kembali konsep matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari

atau pada bidang lain sangat penting dilakukan. Salah satu metode pembelajaran

matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari

(mathematize of everyday experience) dan menerapkan matematika dalam

kehidupan sehari-hari adalah  pembelajaran Matematika Realistik (MR). 

Page 4: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

Dalam makalah ini kelompok akan membahas lebih lanjut tentang apa

yang dimaksud dengan Pembelajaran matematika realistik beserta dengan

penjabaran – penjabaran tentang hal yang terkait dengan Pembelajaran

matematika realistik.

B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui dan membahas lebih

lanjut apa itu metode Pembelajaran matematika realistik, apa prinsip dari

pembelajaran matematika realistik, karekteristik pembelajaran matematika

realistik, kelebihan kekurangan pembelajaran matematika realistik serta

pengimplementasiannya atau langkah – langkah penerapan terhadap pembelajaran

Matematika.

C. RUMUSAN MASALAH

Dalam laporan ini kelompok telah merumuskan berbagai masalah, yaitu :

1. Konsep dasar pembelajaran Matematika Realistik, apa itu

sesungguhnya?

2. Apa sajakah prinsip dalam pembelajaran matematika realistik?

3. Apa sajakah karekteristik pembelajaran matematika realistik itu?

4. Apa kelebihan dan kekurangan dari penerapan metode

pembelajaran matematika realistik?

5. Bagaimana cara mengimplementasikan metode pembelajaran

matematika realistik terhadap kehidupan sehari –hari.

Page 5: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Matematika Realistik

Pendidikan matematika realistik atau Realistic Mathematics Education

(RME) mulai berkembang karena adanya keinginan meninjau kembali pendidikan

matematika di Belanda yang dirasakan kurang bermakna bagi pebelajar. Gerakan

ini mula-mula diprakarsai oleh Wijdeveld dan Goffre (1968) melalui proyek

Wiskobas. Selanjutnya bentuk RME yang ada sampai sekarang sebagian besar

ditentukan oleh pandangan Freudenthal (1977) tentang matematika. Menurut

pandangannya matematika harus dikaitkan dengan kenyataan, dekat dengan

pengalaman anak dan relevan terhadap

masyarakat, dengan tujuan menjadi bagian dari nilai kemanusiaan. Selain

memandang matematika sebagai subyek yang ditransfer, Freudenthal menekankan

ide matematika sebagai suatu kegiatan kemanusiaan. Pelajaran matematika harus

memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk “dibimbing” dan “menemukan

kembali” matematika dengan melakukannya. Artinya dalam pendidikan

matematika dengan sasaran utama matematika sebagai kegiatan dan bukan sistem

tertutup. Jadi fokus pembelajaran matematika harus pada kegiatan bermatematika

atau “matematisasi” (Freudental,1968).

Kemudian Treffers (1978, 1987) secara eksplisit merumuskan ide tersebut

dalam 2 tipe matematisasi dalam konteks pendidikan, yaitu matematisasi

horisontal dan vertikal. Pada matematisasi horizontal siswa diberi perkakas

matematika yang dapat menolongnya menyusun dan memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari.Matematisasi vertikal di pihak lain merupakan proses

reorganisasi dalam sistem matematis, misalnya menemukan hubungan langsung

dari keterkaitan antar konsep-konsep dan strategi-strategi dan kemudian

menerapkan temuan tersebut. Jadi matematisasi horisontal bertolak dari ranah

nyata menuju ranah simbol, sedangkan matematisasi vertikal bergerak dalam

ranah simbol. Kedua bentuk matematisasi ini sesungguhnya tidak berbeda

maknanya dan sama nilainya (Freudenthal, 1991).

Page 6: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

Hal ini disebabkan oleh pemaknaan “realistik” yang berasal dari bahasa

Belanda “realiseren” yang artinya bukan berhubungan dengan kenyataan, tetapi

“membayangkan”. Kegiatan “membayangkan” ini ternyata akan lebih mudah

dilakukan apabila bertolak dari dunia nyata, tetapi tidak selamanya harus melalui

cara itu.

Berdasarkan matematisasi horizontal dan vertikal, pendekatan dalam

matematika dapat dibedakan menjadi empat yaitu, mekanistik, empiristik,

struturalistik, dan realistik.

Pendekatan mekanistik merupakan pendekatan tradisonal dan didasarkan

pada apa yang diketahui dari pengalamn sendiri (diawali dari yang lebih

sederhana sampai ke kompleks) dalam pendekatan ini siswa dianggap sebagai

mesin.

Pendekatan empiristik adalah suatu pendekatan dimana konsep – konsep

matematika tidak diajarkan dan diharapkan siswa mampu menemukan melalui

matematika horizontal. Pendekatan mekanis dan empiris tidak banyak diajarkan di

lingkungan sekolah.

Pendekatan strukturalistik merupakan pendekatan yang menggunakan

sistem formal, misalnya pengajaran penjumlahan cara panjang yang perlu

didahului dengan nilai tempat, sehingga suatu konsep dicapai melalui

matematisasi vertikal.

Pendekatan realistik merupan pendekatan dengan menggunakan metode

matematisasi horizontal dan vertikal dan mendekatan ini sebagai pangkal tolak

pembelajaran.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika realistik adalah metode pembelajaran matematika sekolah yang

dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik

awal pembelajaran. Selanjutnya siswa diberi kesempatan mengpalikasikan konsep

– konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari – hari atau dalam bidang

yang lainnya. Pembelajaran ini sengat berbeda dengan pembelajaran matematika

selama ini yang cenderung berorientasi kepada memberi informasi dan memakai

matematika yang siap pakai untuk memecahkan masalah.

Page 7: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

B. Prinsip Dalam Pembelajaran Matematika Realistik

Ada tiga unsur prinsip utama dalam pembelajaran Matematika realistik

yaitu : a) guided reinvention and progresive mathematizing , b) didactical

phenomenology dan c) self – developed models. Ketiga prinsip tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Guided reinvention and progresive mathematizing (penemuan kembali

terbimbing / pematematikaan progresif)

Prinsip ini menghendaki bahwa dalam Pembelajaran Matematika realistik,

dari masalah konstektual yang diberikan oleh guru diawal pembelajaran,

kemudian dalam menyelasaikan masalah siswa diarahkan dan diberi bimbingan

terbatas, sehingga siswa mengalami proses menemukan kembali konsep, prinsip,

sifat – sifat dan rumus – rumus matematika sebagaimana ketika konsep, prinsip,

sifat – sifat dan rumus – rumus itu ditemukan. Prinsip ini mengacu pada

pandangan konstruktivisme, yang menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat

ditransfer atau diajarkan melalui pemberitahuan dari guru, melainkan dari siswa

sendiri.

2. Didactical phennomenology (fenomena pembelajaran)

Prinsip ini terkait dengan suatu gagasan fenomena pembelajaran, yang

menghendaki bahwa di dalam menentukan masalah konstektual untuk digunakan

dalam pembelajaran dengan pendekatan metode pembelajaran matematika

realistik didasarkan atas dua alasan, yaitu : a) untuk mengungkap berbagai macam

aplikasi suatu topik yang harus diantisipasi dalam pembelajaran, b) untuk

dipertimbangkan pantas tidaknya masalah konstektual itu digunakan sebagai poin

– poin untuk suatu proses pematematikaan progresif. Dari penjabaran di atas

menunjukan bahwa prinsip ke 2 Pembelajaran matematika Realistik ini

menekankan pada pentingnya masalah konstektual untuk memperkenalkan topik –

topik matematika kepada siswa.

Page 8: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

3. Self development models ( model – model dibangun sendiri)

Menurut prinsip ketiga, model – model yang dibangun berfungsi sebagai

jembatan pengetahuan informal dan formal matematika. Dalam pemecahan

konstektual siswa diberi kebebasan untuk menemukan sendiri model matematika

terkait dengan masalah kontekstual yang dipecahkan. Sebagai konsekuensinya

sangat dimungkinkan mucul berbagai model matematika yang dibangun siswa.

Berbagai model tersebut pada mulanya mungkin masih mirip dengan masalah

kontekstualnya. Ini merupakan langkah lanjutan dari penemuan ulang dan

sekaligus menunjukan bahwa sifat bottom up( dari bawah ke atas) mulai terjadi.

Model – model tersebut diharapkan untuk mampu mengubah kepada bentuk

matematika yang formal.

C. Karakteristik Dalam Pembelajaran Matematika Realistik

Pembelajaran Matematika Realistis mencerminkan pandangan matematika

tertentu mengenai bagaimana anak belajar matematika dan bagiamana matematika

harus diajarkan. Pandangan ini tercermin dalam enam karakteristik yaitu :

kegiatan, nyata, bertahap, saling menjalin, interaksi, dan bimbingan.

1. Kegiatan

Peserta didik harus diperlakukan sebagai partisipan aktif dalam proses

pengembangan seluruh perangkat perkakas dan wawasan matematis

sendiri. Dalam hal ini peserta didik dihadapkan dalam situasi masalah

yang memungkinkan ia membentuk bagian – bagian masalah tersebut dan

dikembangkan secara bertahap

2. Nyata (kontekstual)

Matematika realistis harus memungkinkan peserta didik dapat menerapkan

pemahaman matematika dan perkakas /alat matematikannya untuk memec-

ahkan masalah. Hanya dalam pemecahan masalah peserta didik dapat

mengembangkan alat matematis dan pemahaman matematis.

Page 9: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

3. Bertahap

Belajar matematika artinya peserta didik harus melalui berbagai tahapan

pemahaman, yaitu dari kemampuan menemukan pemecahan informal yang

berhubungan dengan konteks, menuju penciptaan berbagai tahap hubun-

gan langsung dan pembuatan bagan.

4. Saling menjalin (keterkaitan)

Hal ini ditemukan pada setiap jalur matematika, misalnya antar topik –

topik seperti kesadaran akan bilangan, mental aritmetika, perkiraan (esti-

masi) dan algoritma.

5. Interaksi

Dalam matematika realistik belajar matematika dipandang sebagai

kegiatan sosial. Pendidikan harus dapat memberikan kesempatan bagi para

peserta didik untuk saling berbagi dan strategi dan penemuan mereka.

Dengan mendengarkan apa yang ditemukan orang lain dan mendiskusikan

temuan ini, peserta didik mendapat ide untuk memperbaiki strateginya.

6. Bimbingan

Pengajar maupun program pendidikan mempunyai peranan terpenting

dalam mengarahkan peserta didik untuk memperoleh pengetahuan.

Mereka mengendalikan proses pembelajaran yang lentur untuk

menunjukkan apa yang harus dipelajari untuk menghindarkan pemahaman

semu melalui proses hafalan.

Page 10: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Matematika realistis

Pembelajaran matematika realistis mempunyai beberapa kelebihan dan

kekurangan di antaranya adalah sebagai berikut :

KELEBIHAN :

1. Pembelajaran matematika realistis memberikan pengertian yang jelas dan

operasional kepada siswa tentang keterkaitan antara matematika dengan

kehidupan sehari – hari dan kegunaan matematika pada umumnya.

2. Pembelajaran matematika reaslistis memberikan pengertian yang jelas dan

operasional kepada siswa bahwa matematika adalah suatu kajian yang

dikonstruksi dan dikembangkan oleh siswa .

3. Pembelajaran matematika realistis memberikan pengertian yang jelas dan

operasional kepada siswa bahwa cara penyelesaian masalah tidak harus

tunggal dan tidak harus sama antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.

4. Pembelajaran matematika realistis memberikan pengertian yang jelas dan

operasional kepada siswa bahwa untuk menemukan suatu hasil dalam

matematika diperlukan suatu proses.

KEKURANGAN :

1. Upaya penerapan Pembelajaran matematika realistik membutuhkan

perubahan yang sangat mendasar mengenai berbagai hal yang tidak mudah

untuk dipraktekan dan juga diperlukan waktu yang lama.

2. Pencarian soal – soal kontekstual yang memenuhi syarat – syarat yang

dituntut pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap

topik yang akan dipelajari , terlebih lagi soal – soal tersebut harus

diselesaikan dengan berbagai macam cara.

3. Upaya mendorong siswa untuk menyelesaikan masalah juga merupakan

salah satu kerugian pembelajaran matematika realistik.

4. Metode Pembelajaran matematika realistik memperlukan partisipasi siswa

secara aktif baik fisik maupun mental.

Page 11: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

E. Langkah – langkah Dalam Pembelajaran Matematika realistis

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan metode Matematika realistik

tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat desain pembelajarannya, sebagai

pedoman umum sekaligus sebagai alat control dalam pelaksanannya. Pada intinya

komponen pembelajaran matematika realistik dapat dilakukan dengan langkah –

langkah berikut :

1. Langkah pertama :

Memahami masalah kontekstual, yaitu guru memberikan masalah

kontekstual dalam kehidupan sehari – hari dan meminta siswa untuk

memahami masalah tersebut.

2. Langkah kedua

Menjelaskan masalah kontekstual yaitu jika dalam memahami masalah

siswa mengalami kesulitan, maka guru akan menjelaskan situasi dan

kondisi sosial dengan cara meberikan petunjuk – petunjuk yang seperlunya

saja.

3. Langkah ketiga

Menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara individu atau

kelompok mampu menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka

masing – masing. Cara pemecahan masalah yang berbeda – beda lebih di

utamakan .

4. Langkah keempat

Membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan

waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawaban dari

permasalahan kontekstual secara berkelompok. Siswa dilatih untuk

mengeluarkan ide – ide yang dimiliki.

5. Langkah kelima

Menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.

Page 12: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat dismpulkan bahwa metode pembelajaran

matematika realistik adalah metode pembelajaran matematika sekolah yang

dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik

awal pembelajaran. Selanjutnya siswa diberi kesempatan mengpalikasikan konsep

– konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari – hari atau dalam bidang

yang lainnya. Jadi dengan kata lain guru hanya memfasilitasi saja sedangkan

siswa bekerja sendiri untuk menemukan sebuah penyelesaian dengan melalui

beberapa langkah – langkah .

B. Kritik dan Saran

Bagi para pembaca terutama kepada calon guru untuk melakukan sebuah

metode pembelajaran matematika realistik dibutuhkan segenap tenaga dan

persiapan yang matang untuk mengerjakannya karena apabila tidak, maka metode

tersebut tidak akan berjalan dan akan membuat siswa semakin kebingungan.

Page 13: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Semester 1

Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat operasi hitung bilangan dan

penggunaannya dalam pemecahan masalah .

Kompetensi Dasar : Menggunakan sifat – sifat operasi hitung bilangan bulat

dan pecahan dalam pemecahan masalah

Indikator : 1. Menggunakan sifat – sifat operasi tambah, hitung, kali

bagi dan pengurangan .

2. menggunakan sifat – sifat operasi matematika pecahan

Dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari – hari .

Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran.

Siswa dapat menemukan sifat-sifat operasi tambah, kurang, kali, bagi pada

bilangan bulat.

Siswa dapat menggunakan sifat-sifat operasi tambah, kurang, kali, bagi pada

bilangan bulat.

Siswa dapat menggunakan sifat-sifat operasi hitung tambah, kurang, kali,

bagi bilangan pecahan serta mengaitkannya dalam kejadian sehari-hari.

B. Materi Ajar.

- Operasi tambah, kurang, kali, bagi pada bilangan bulat.

- Operasi tambah, kurang, kali, bagi pada bilangan pecahan.

Page 14: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

C. Metode Pembelajaran

1) Pembelajaran matematika realistic

2) Diskusi Kelompok

3) Penugasan

4) Tanya Jawab

5) Ceramah variatif

D. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran

1. Pendahuluan (10 Menit)

a) Mengingat kembali tentang konsep bilangan pecahan dan operasi

b) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam aplikasi di

kehidupan sehari – hari .

c) Guru menjelaskan prosedur tentang Pembelajaran matematika realistic

Siswa di bagi menjadi 5 kelompok sama rata

Guru memberikan instruksi kepada siswa tentang materi pecahan yang

akan dipelajari.

Guru mulai merangsang siswa dengan memberikan pertanyaan yang

berhubungan dengan penggunaan pecahan dalam kehidupan sehari – hari.

Misalnya : Pak Redy menyumbangkan 2/15 dari gaji bulanannya kepada

panti asuhan. Tentukan gaji bulanan Pak Redy jika uang yang

disumbangkan ke panti asuhan adalah Rp. 200.000,00

Guru menjelaskan singkat tentang kasus tersebut di atas.

2. Kegiatan Inti (60 Menit)

Guru memberikan Lembar kerja siswa kepada masing – masing

kelompok yang berisi tentang penggunaan pecahan dalam kehidupan

sehari – hari.

Siswa diminta untuk menemukan dan mengembangkan sendiri model –

model simbolik secara informal terhadap persoalan yang telah diberikan.

Setelah selesai siswa diminta untuk saling membandingkan jawaban,

memahami jawaban temannya, menyatakan ketidak setujuan, mencari

alternative lain.

Page 15: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

3. Penutup (10 Menit)

Dengan bantuan guru siswa diminta untuk menyimpulkan hasil diskusi

dari materi yang telah dipelajari.

Guru bersama siswa melakukan refleksi .

E. Sumber Belajar

1) Marsigit (2008) . Matematika SMP Kelas VII. Jakarta : Yudhistira

2) LKS ( Lembar Kerja Siswa)

F. Uraian Materi

Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan

Dalam menyelesaikan operasi penjumlahan, kamu harus memerlukan

penyebut dari pecahan – pecahan yang akan dijumlahkan. Jika pecahan – pecahan

tersebut berpenyebut sama, kamu cukup menjumlahkan pembilangnya, akan tetapi

jika penyebutnya berbeda maka terlebih dahulu mencari KPK dari penyebut –

penyebutnya. Contoh : +

=

Hal ini berlaku pula bagi pengurangan. Sementara itu untuk menghitung

perkalian pecahan

Operasi pembagian pada pecahan adalah kebalikan dari operasi perkalian. Untuk

menghitung operasi pembagian pecahan a/b terhadap c/d adalah sebagai berikut

Page 16: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

Contoh :

Tono membeli 1 kg jeruk, dijual dengan harga Rp 10.500,00. Jika Ina ingin

membeli 2 ½ Kg jeruk tersebut berapakah uang yang harus dibayar Ina?

Jawab :

Diketahui : 1 Kg jeruk = Rp 10.500,00

2 ½ Kg =…………..?

Jawab : 2 ½ Kg x Rp 10.500,00

Rp 26.250,00

Jadi Uang yang harus dibayar Ina adalah Rp 26.250,00

G. Penilaian

Teknik : A. Tes tulis

Bentuk Instumen : Pertanyaan tertulis

1) Berat satu kantung beras kg. Adapun berat satu kantung terigu adalah

kg. Tentukan berat 3 kantung beras dan 6 kantung tepung terigu.

2) Ibu membeli sebuah Pizza berbentuk lingkaran, kemudian membagi pizza

tersebut menjadi 12 bagian sama besar. Pizza tersebut diberikan kepada

Helmi ¼ bagian, Sigit 1/3 bagian dan Agus sebanyak 1/6 bagian. Apakah

sisa Pizza lebih besar daripada sepertiga bagian semula?

3) Hani telah membaca buku 2/3 dari banyak halaman yang ada. Dua perlima

dari banyak halaman buku yang telah dibaca Hani adalah 84 halaman.

Tentukan banyak halaman buku yang belum dibaca oleh Hani.

Teknik : B. non tulis

Bentuk Instrumen :

Page 17: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

No Aspek yang dinilai Skor

1 Kerja sama 4

2 Berinisiatif mencari model – model penyelesaian

4

3 Berinistaitif mengungkapkan pendapat 4

Page 18: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

Rubrik Penilaian :

SkalaNilai Kerja Sama

Berinisiatif Mencari model – model penyelesaian

Berinisiatif mengungkapkan pendapat

4 Kerja sama antar anggota satu dengan yang lain sangat baik

Sangat aktif dan Kritis dalam mencari model – model penyelesaian

Sangat aktif dan kritis dalam mengungkapkan pendapat

3 Kerja sama antar anggota satu dengan yang lain baik

Aktif dan kritis dalam mencari model – model penyelesaian

Aktif dan kritis dalam mengungkapkan pendapat

2 Kerja sama antar anggota satu dengan yang lain cukup baik

Cukup aktif dalam mencari model – model penyelesaian

Cukup aktif dan kritis dalam mengungkapkan pendapat

1 Kerja sama antar anggota satu dengan yang lain kurang baik

Kurang aktif dalam mencari model – model penyelesaian

Kurang aktif dan kritis dalam mengungkapkan pendapat

Mengetahui, Malang , 1 Mei 2010Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Page 19: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

Lembar Kerja Siswa

Materi Ajar : Operasi dalam Pecahan

Tujuan : Siswa mampu menyelesaikan operasi pecahan dalam

kehidupan sehari – hari.

Waktu : 30 Menit

Petnjuk Umum :

1. Selesaikanlah soal berikut ini dengan cara diskusi pada kelompok

masing – masing

2. Setelah selesai, salah seorang wakil kelompok dipersilahkan untuk

mempresentasikannya.

Bahan Diskusi

1) Hotel nyaman memiliki 350 kamar. Adapun hotel sejuk memilik 450

kamar. Sebanyak 3/7 dari total kamar di Hotel Nyaman telah dipesan

untuk akhir pekan. Tentukan banyak kamar yang telah dipesan di Hotel

sejuk untuk akhir pekan jika total kamar yang telah dipesan dikedua hotel

tersebut 400 kamar.

2) Ibu Hesti membeli 5 kue. Kemudian kue – kue itu dibagikan kepada

semua anaknya. Setiap anak mendapat 1 ¼ kue. Tentukan banyaknya anak

Ibu Hesti!

3) Pada suatu kelas , terdapat 48 siswa. Sebanyak ¼ di antara siswa – siswa

tersebut pergi ke sekolah naik angkotan kota, 1/3 sisanya naik sepeda

motor, dan sisanya berjalan kaki. Banykanya siswa yang berjalan kaki ke

sekolah ada?

4) Ana sedang mengerjakan soal. Dia membutuhkan waktu 3 1/3 menit untuk

menyelesaikan soal pertama. Ana mengerjakan soal kedua dalam waktu

3/5 dari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal pertama. Total

waktu yang dibutuhkan Ana untuk menyelesaikan soal kedua adalah......

Page 20: PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK · Web viewPEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) OLEH : AGUS SETYAWAN 2080720050 KUKUH RAHMAWATI 2080720040 SITI KHATIMATUL KHUSNA 2080720033 UNINERSITAS

DAFTAR PUSTAKA

1) Tanpa nama (2007). Pemebelajaran Matematika realistic. Dari :

http://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/MRE.pdf diakses tang-

gal 1 Mei 2010.

2) Tanpa nama (2008). Realistic Mathematich Education (RME) / Pembe-

lajaran Matematika Realistik. Dari : http://www.edukasi-online.info.

Di akses tanggal 1 Mei 2010.

3) Marsigit (2008) . Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Yudis-

thira