pembelajaran ipa sd berorientasi outdoor learning

12
MAKALAH PENDAMPING Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning FITRIANI ULFATUS SA’ADAH, M.Pd. SEMINAR NASIONAL JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI IKIP PGRI SEMARANG 2011

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

MAKALAH PENDAMPING

Pembelajaran IPA SD

Berorientasi Outdoor Learning

FITRIANI ULFATUS SA’ADAH, M.Pd.

SEMINAR NASIONAL JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

IKIP PGRI SEMARANG

2011

Page 2: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 2

Pembelajaran IPA SD

Berorientasi Outdoor Learning

Fitriani Ulfatus Sa’adah

ABSTRAK

Pembelajaran dalam ranah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut

kreativitas guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Salah satu bentuk

kreativitas guru tersebut adalah dengan menyelenggarakan pembelajaran berorientasi

outdoor learning. Melalui penelitian ini, siswa diharapkan dapat memunculkan

keterampilan proses, aktivitas belajar, dan menciptakan suasana belajar yang kondusif

selama mengikuti pembelajaran berorientasi outdoor learning. Pelaksanaan

pembelajaran IPA SD Berorientasi outdoor learning diawali dengan pengembangan

perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,

bahan ajar, LKS, dan alat evaluasi yang kemudian seluruh perangkat tersebut

divalidasikan untuk selanjutnya direvisi dan diimplementasikan. Selama uji coba,

dilakukan pengamatan keterampilan proses, aktivitas belajar siswa dan pada akhir

pembelajaran dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pembelajaran IPA SD berorientasi outdoor learning dapat

membantu siswa lebih terampil dan aktif dalam pembelajaran serta mendapatkan hasil

belajar yang lebih baik.

Kata kunci: IPA SD, Outdoor Learning, Keterampilan Proses, Aktivitas, Hasil

Belajar.

PENDAHULUAN

Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) menuntut kreativitas guru dalam menyelenggarakan kegiatan

pembelajaran. Kreativitas tersebut diantaranya meliputi kreatif dalam memilih

pendekatan dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang

disajikan. Kegiatan pembelajaran yang diinginkan oleh kurikulum 2006 adalah

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning). Siswa dituntut

untuk aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas belajar. Guru dapat berfungsi

sebagai fasilitator dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa

selama belajar.

Tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam KTSP adalah meletakkan

dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan untuk

Page 3: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 3

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan

kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik tersebut maka diperlukan suatu

perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), bahan pembelajaran, dan alat evaluasi yang valid dan reliabel. Tersedianya

perangkat pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang proses

pembelajaran berjalan baik dan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Ibrahim (2002) bahwa perangkat pembelajaran memberikan

kemudahan dan dapat membantu guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di kelas.

Sardiman (2001) menyatakan bahwa ”hal yang paling mendasar dituntut dalam

proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa

ataupun antar siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar

dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya

semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan

prestasi. Aktivitas adalah keaktifan; kegiatan dan kesibukan.

Menurut Semiawan (1992), keterampilan proses adalah keterampilan yang

diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar

sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-

kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan

menjadi suatu keterampilan, khusus untuk keterampilan proses dasar, proses-prosesnya

meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengklasifikasikan, mengukur,

mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan

waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai

melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif dan psikomotor. Perinciannya

adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

Page 4: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 4

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan

yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan

suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular

(menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena

lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian

dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data

dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan

tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Pada hakikatnya belajar mata pelajaran IPA

secara formal bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan : (1) Mengembangkan

pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (2) Mengembangkan rasa

ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling

memengaruhi antara IPA dan lingkungan. (3) meningkatkan kesadaran untuk berperan

serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam

(Standar Isi IPA, 2006)

Mata pelajaran IPA yang diajarkan di sekolah tingkat dasar tidak semuanya dapat

dilakukan dengan berorientasi outdoor learning. Hal ini disebabkan karena

implementasi outdoor learning hanya dapat dilakukan pada materi-materi yang

berhubungan langsung dengan alam sekitar, seperti contoh pelapukan batuan, proses

pembentukan batuan,ciri morfologi tumbuhan, dan lain-lain.

Outdoor learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat

digunakan oleh guru di sekolah. Dengan konsep interaksi antar siswa dan alam melalui

kegiatan simulasi di alam terbuka. Hal tersebut diyakini dapat memberikan suasana

yang kondusif untuk membentuk sikap, cara berfikir serta persepsi yang kreatif dan

positif dari setiap siswa guna membentuk jiwa kepemimpinan, kebersamaan

(teamwork), keterbukaan, toleransi dan kepekaan yang mendalam, yang pada

Page 5: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 5

harapannya akan mampu memberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru

dalam suatu sekolah.

Berikut digambarkan skema kerangka berfikir secara sistematis pada gambar 1.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D / Research and

Development) yang dimodifikasi dari penelitian yang dikembangkan oleh Borg and

Gall. Pada penelitian ini akan dikembangkan produk yang berupa perangkat

pembelajaran IPA SD berorientasi outdoor learning yang diikuti dengan pengujian

mengenai keefektifan perangkat pembelajaran tersebut. Komponen perangkat

Analisis kebutuhan

Kebutuhan siswa Kurikulum KTSP

Pengamatan kegiatan pembelajaran

Pengamatan perangkat pembelajaran

Aktivitas, keterampilan proses, dan hasil

belajar belum maksimal, perangkat

pembelajaran belum memenuhi kebutuhan

siswa

Pengembangan perangkat IPA SD

berorientasi outdoor learning perlu

dilakukan

Perlu perbaikan perangkat dan

kegiatan pembelajaran

Perangkat pembelajaran

OL

Didapatkan/diketahui

Aktivitas Hasil Belajar Keterampilan Proses

Gambar 1. Kerangka berfikir penelitian

Page 6: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 6

pembelajaran yang dikembangkan adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat evaluasi.

Desain yang digunakan dalam penelitian pengembangan perangkat pembelajaran IPA

SD berorientasi outdoor learning ini mengacu pada penelitian pengembangan model

Borg and Gall dan dimodifikasi dengan melalui 3 tahap penelitian, yaitu tahap studi

pendahuluan, tahap studi pengembangan, dan tahap evaluasi (Sugiyono, 2008). Rincian

desain penelitian dapat dilihat pada gambar 2.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif yaitu kevalidan perangkat pembelajaran, sedangkan data kuantitatif

berupa data aktivitas belajar, keterampilan proses siswa, dan data hasil belajar.

1. Tes Awal

2. Implementasi

perangkat

3. Tes akhir

MODEL FINAL

3. TAHAP EVALUASI

Studi

Literatur

Deskripsi dan analisis temuan

hasil (model factual)

Studi lapangan tentang perangkat

pembelajara dan bentuk pembelajaran yang

ada

Penyusunan draf perangkat

pembelajaran outdoor

learning

Validasi perangkat

pembelajaran oleh pakar

Uji coba kelompok

terbatas

Evaluasi dan perbaikan

Uji coba kelompok

klasikal

Evaluasi dan

penyempurnaan

Perangkat Pembelajaran

2. TAHAP STUDI PENGEMBANGAN

1. TAHAP STUDI PENDAHULUAN

Revisi perangkat

pembelajaran

Draft perangkat

pembelajaran outdoor

learning

Gambar 2. Skema alur pengembangan perangkat pembelajaran

modifikasi model Borg and Gall

Page 7: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 7

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pengembangan dan tahap

implementasi. Oleh karena itu pula, maka hasil penelitian ini dituliskan dalam dua

tahapan. Tahap pertama adalah pengembangan pembelajaran beserta catatan

pengembangan yang bersumber dari masukan teman sejawat serta validator. Perangkat

pembelajaran yang dikembangkan pada tahap ini berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS,

dan alat evaluasi. Tahap kedua adalah implementasi dari perangkat pembelajaran yang

telah dikembangkan. Uraian tahap kedua adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas siswa

Dari proses pembelajaran IPA SD berorientasi outdoor learning, aktivitas siswa

pada pengukuran kesatu, dan pengukuran kedua, mengalami peningkatan. Keaktifan

siswa ini, dimungkinkan karena siswa mempunyai kebebasan dan keleluasaan untuk

melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil pengukuran aktivitas siswa tersebut

sebagaimana pada grafik di bawah ini.

Perbedaan intensitas keaktifan siswa pada ujicoba pertama dan kedua disajikan dalam

gambar 3.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

a b c d e f g h i

Jum

lah

sis

wa

Jenis aktivitas siswa

Ujicoba 1 Ujicoba 2

Gambar 3 Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA SD berorientasi outdoor learning.

a. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, b. Aktif mencari bahan

pengamatan, c. Memperhatikan penjelasan guru, d. Mengerjakan tugas

kelompok dengan sungguh-sungguh, e. Mengajukan pertanyaan yang relevan,

f. Mengumpulkan informasi, g. Aktif terlibat menyusun laporan, h.

Mengemukakan gagasan/ide pemecahan masalah, i. Menyampaikan hasil

pengamatan secara lisan

Page 8: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 8

2. Keterampilan proses

Hasil belajar pada pembelajaran IPA SD berorientasi outdoor learning dilakukan

pada awal pembelajaran saat siswa belum mendapat materi (pre-tes) dan akhir

pertemuan setelah siswa mendapat materi pembelajaran (post-tes). Hasil post-tes

tersebut dikomparasikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)dengan standart

7,50. Rekapitulasi hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA SD berorientasi outdoor

learning tercantum pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA SD berorientasi outdoor

learning

No Pre-tes Post-tes

Nilai Banyak siswa Nilai Banyak siswa

1 41 – 50 4 61 – 70 0

2 51 – 60 25 71 – 80 3

3 61 – 70 5 81 – 90 21

4 71 – 80 0 91 – 100 10

Rata-rata 56 86

0

5

10

15

20

25

30

35

40

a b c d e f g h i j

Jum

lah

sis

wa

Jenis keterampilan proses

ujicoba 1 ujicoba 2

Gambar 4 Keterampilan proses siswa dalam pembelajaran IPA SD berorientasi outdoor

learning. a. Melibatkan seluruh indera untuk mencari informasi, b. Mencari

persamaan dan perbedaan dari hasil pengamatan, c. Melakukan prosedur

kerja sesuai dengan petunjuk, d. Mencatat setiap hasil pengamatan, e.

Menampilkan data pengamatan dalam bentuk tabel, f. Mengemukakan

pendapat/dugaan sementara dari hasil pengamatan, g. Mengumpulkan data,

h. Membuat laporan tertulis, i. Menyampaikan hasil pengamatan secara

lisan, j. Mengumpulkan fakta-fakta yang ada dari hasil pengamatan

Page 9: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 9

PEMBAHASAN

Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan

yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori

pengembangan yang telah ada. Trianto (2007) menyatakan bahwa, suatu produk atau

program dikatakan valid apabila produk tersebut dapat merefleksikan jiwa pengetahuan

(state of the art knowledge). Hal ini yang disebut sebagai validitas isi, sementara itu

komponen-komponen produk tersebut harus konsisten satu sama lain (validitas

konstruk). Selanjutnya suatu produk dikatakan praktikal apabila produk tersebut dapat

digunakan (usable). Kemudian suatu produk dikatakan efektif apabila ia memberikan

hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengembang.

Hasil pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dilakukan pada

penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran tersebut dapat

diimplementasikan. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya ketuntasan belajar dan

terlaksananya seluruh variabel penelitian (keaktivan siswa dan keterampilan proses).

Aktivitas siswa saat melakukan pembelajaran outdoor learning diawali dari

aktivitasnya saat di dalam kelas, aktivitas yang berlangsung adalah perpaduan dari

petunjuk guru saat berada dalam kelas dan komunikasi siswa dengan lingkungan. Hal

ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Liu (2009) bahwa aktivitas pembelajaran

dalam outdoor learning merupakan aktivitas yang telah dikembangkan oleh guru yang

nantinya mengarahkan siswa untuk beraktivitas saat berada di luar ruangan.

Beberapa aktivitas yang tidak muncul pada ujicoba 1 tetapi muncul pada ujicoba 2

dimungkinkan karena siswa masih belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang

digunakan, sehingga siswa banyak yang menggunakan kesempatan di luar ruang kelas

untuk bermain hingga lupa pada tugas yang seharusnya dilakukan. Pada saat inilah guru

berperan aktif dalam mengarahkan siswa. Di samping itu, siswa telah terbiasa atau dapat

mengambil pelajaran dari pengalamannya saat ujicoba kesatu, sehingga pada ujicoba

kedua hasilnya lebih baik. Hal ini sesuai dengan teori Vygotsky mengenai zona

perkembangan proksimal, yaitu interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan

anak. Ketika siswa mengerjakan pekerjaanya di sekolah sendiri, perkembangan mereka

kemungkinan akan berjalan lambat. Untuk memaksimalkan perkembangan, siswa

seharusnya bekerja dengan teman yang lebih terampil yang dapat memimpin secara

sistematis dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks. Melalui perubahan yang

Page 10: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 10

berturut-turut dalam berbicara dan bersikap, siswa mendiskusikan pengertian barunya

dengan temannya kemudian mencocokkan dan mendalami kemudian menggunakannya.

Aktivitas siswa selama pembelajaran outdoor learning diiringi dengan

keterampilan proses siswa yang menunjukkan adanya peningkatan dari ujicoba 1

hingga ujicoba 2. Keterbatasan jenis keterampilan proses yang dapat dilakukan oleh

siswa setingkat SD dikarenakan pola pikir mereka yang memang belum meluas seperti

halnya orang dewasa. Sesuai pendapat Longfield bahwa secara sederhana keterampilan

proses IPA yang harus dimiliki oleh siswa setidaknya terdiri dari : 1) Keterampilan

mengamati, 2) Keterampilan menafsirkan hasil pengamatan, 3) Membuat hipotesis, 4)

Merancang eksperimen, 5) Melakukan eksperimen, 6) Menganalisis data, 7)

Mengkomunikasikan hasil. Tentunya ketujuh keterampilan proses tersebut

menggunakan bahasa dan tata cara sederhana sesuai pola pikir siswa SD.

Keterampilan proses yang meningkat dari ujicoba pertama sampai ujicoba kedua

menunjukkan bahwa siswa lebih menguasai materi sehingga muncul keberanian untuk

melakukan aktivitas belajar dan keterampilan proses. Tes hasil belajar diberikan kepada

siswa setelah pertemuan keempat (akhir pertemuan). Ini berarti tes hasil belajar

diberikan setelah siswa mengalami proses pembelajaran dan pengalaman belajar yang

mencakup keterampilan proses maupun aktivitas belajar siswa, dengan demikian

diharapkan tes hasil belajar dapat mencapai KKM yang telah ditentukan.

Belajar dalam kelompok mendorong siswa untuk dapat berpartisipasi dalam kerja

kelompok. Memberikan permasalahan dalam pembelajaran juga terbukti dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa, hal ini dapat dilihat dari keaktivan siswa

dalam mengkritisi dan menganalisis data untuk mendapatkan jawaban dari

permasalahan yang diberikan. Pemberian suatu permasalahan serta proses mencari

jawaban dalam pembelajaran dapat membantu siswa untuk dapat lebih mudah

mengingat materi yang dipelajari, sehingga siswa dapat lebih memahami materi (Phee,

2002). Siswa yang mampu mengingat dengan baik materi pelajaran tentunya juga dapat

dengan baik memahami dan mendalami materi tersebut sehingga hasil tes siswa dapat

meningkat.

Pembelajaran outdoor learning membuat siswa menjadi lebih peka terhadap

lingkungan dan lebih lebih menghargai lingkungan, hal ini akan lebih tercapai apabila

guru yang mendampingi saat pembelajaran juga mempunyai pengetahuan yang

Page 11: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 11

memadai dalam memberikan materi pembelajaran. Hal ini sesuai yang diungkapkan

Eric (1996) dalam sebuah artikel yaitu apabila guru outdoor memiliki keterampilan dan

pengetahuan yang dibutuhkan siswa saat melakukan outdoor learning, maka akan

terbangun sensitivitas terhadap lingkungan dan siswa akan lebih termotivasi dalam

upaya perlindungan lingkungan.

Menurut Gage (dalam Neill) menyatakan bahwa kedekatan guru terhadap siswa

juga mempengaruhi keseimbangan kognitif, karena diprediksikan bahwa kita akan

cenderung menyukai seseorang yang telah kita kenali dibandingkan dengan seseorang

yang belum pernah kita kenal. Pendidikan di luar kelas dapat menempatkan siswa pada

kondisi tanpa batas yang dapat menjalin kedekatan dengan guru, kedekatan inilah yang

dapat membantu siswa dalam menemukan pengalaman baru. Sering dalam

pembelajaran outdoor learning tidak diutamakan silabus ekstensi atau rencana

pembelajaran secara rinci karena meletakkan pengembangan pribadi sebagai prioritas

utama. Dengan memprioritaskan pengembangan pribadi dan kedekatan siswa pada guru

sangatlah penting untuk memperoleh proses inspirasi dalam membentuk kreativitas dan

meningkatkan prestasi siswa.

KESIMPULAN

Pengembangan perangkat pembelajaran IPA SD berorientasi outdoor learning

dimulai dengan mengembangkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

bahan ajar, LKS, dan alat evaluasi. Perangkat pembelajaran ini dapat memberikan

kontribusi positif terhadap hasil belajar, sehingga siswa dapat mencapai KKM.

Aktivitas belajar siswa dan keterampilan proses selama pembelajaran berlangsung

cukup tinggi dengan skor rata-rata 94,85% dan 90,34%. Keterampilan proses yang

sering muncul selama pembelajaran berorientasi outdoor learning adalah

mengumpulkan fakta-fakta hasil pengamatan, membuat laporan tertulis, dan

menyampaikan hasil pengamatan secara lisan.

REFERENSI

Eric. 1996. Recommended Competencies for Outdoor Educators. Artikel hal. 4.

www.eric.ed.gov. 12 Juli 2010

Page 12: Pembelajaran IPA SD Berorientasi Outdoor Learning

Pembelajaran IPA SD Berorientasi Oudoor Learning Page 12

Liu T.C., H. Peng, W.H. Wu and M.S. Lin. 2009. The Effect of Mobile Natural- Based

on the 5E Learning Cycle: A Case Study. Educational Technology Science and

Society. 12(4): 344 – 358.

Liu T.Y., T.H. Tan and Y.L. Chu. 2009. Outdoor Natural Science Learning with an

RFID-Supported Immersive Ubiquitous Learning Environment. Educational

Technology and Society. 12 (4): 161 – 175.

Longfield, J. (2003). Science Process Skills. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2009.

http://www.indiana.edu/~deanfac/portfolio/examples/jlongfield

/doc/sci_process_skills.doc.

Neill, J. 2004. Characteristic of Outdoor Education.

http://wilderdom.com/facilitation/CharacteristicsInstructors.htm. 2 Agustus 2010.

Phee, A D Mc. 2002. Problem Base Learning in Initial Teacher Education: Taking

Agenda Forward. Journal of Education Enquiry. 3(1): 60-74.

Sardiman, A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Rajagrasindo Persada.

Semiawan, C. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia

Widyasarana Indonesia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta

Trianto. 2007. Model Pembelajara n Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya:

Pustaka Ilmu

Zwick T and K. W. Miller. 1996. A Comparison Of Integrated Outdoor Education

Activities And Traditional Science Learning With American Indian Students.

Journal of American Indian Education. 35 (2): 1 – 9.