pembelajaran ipa denganmetode inkuiri terbimbing... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan...

184
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKANLABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL DITINJAUDARI KEMAMPUAN MEMORI DAN GAYA BELAJAR SISWA (Pembelajaran IPA Materi Pokok Cahaya Semester II SMP Negeri 1 MaospatiTahun Pelajaran 2011/2012) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Program Studi Pendidikan Sains Oleh: SUGENG NUGROHO NIM S831102050 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: vanthien

Post on 19-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING

MENGGUNAKANLABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL

DITINJAUDARI KEMAMPUAN MEMORI DAN

GAYA BELAJAR SISWA

(Pembelajaran IPA Materi Pokok Cahaya Semester II

SMP Negeri 1 MaospatiTahun Pelajaran 2011/2012)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Program Studi Pendidikan Sains

Oleh:

SUGENG NUGROHO

NIM S831102050

P R O G R A M P A S C A S A R J A N A

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“(1) Demi masa; (2) sesungguhnya manusia kerugian; (3) melainkan yang

beriman dan beramal sholeh” (QS. Ashr)

م ن م د م م م

(Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil)

م ن م م م م ف م

(Siapa yang bersabar, akan beruntung)

Page 6: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

Allah S.W.T yang memberi anugrahiman dalam hidupku

Ibu dan Ayah tercinta yang selalu memberikan hatinya untuk mendukungku

Istri tercinta Indun Mahmudah yang setia menjadi teman hidup terbaikku

Anakku Faiz Ramadhani G.N. dan Daffa Affasyahri N. yang kubanggakan

Adik-adikku Wahyu S. dan Setyo P. yang selalu memberi motivasi hidupku

Sahabat – sahabat Prodi Sains angkatan Pebruari 2011

Page 7: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada

waktu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal tesis ini.

Proposal ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

mendapatkan Gelar Magister Pendidikan Sains Minat Utama Fisika Universitas

Sebelas Maret Surakarta.Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, saran, dorongan

dan perhatian dari berbagai pihak, proposal ini tidak dapat diselesaikan dengan

baik. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati perkenankan penulis

menghaturkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan fasilitas

dalam menempuh pendidikan pada Program Pascasarjana

2. Dr. M. Masykuri, M.Si.selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dra. Suparmi, M.A., Ph.D.selaku pembimbing pertama yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan sehingga laporan penelitian

tesis dapat diselesaikan.

4. Dr. H. Sarwanto, M.Si.selaku pembimbing kedua yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini yang

senantiasa memberikan pengarahan dan motivasi.

Page 8: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Ibu Endang Irianti, S.Pd., Ibu Ina S., S.Pd., teman guru IPA fisika SMPN

1Maospati yang telah memberikan inspirasi, semangat, pengarahan dan

bimbingan yang luar biasa selamapenelitian.

6. Bapak dan Ibu tersayang yang senantiasa memberikan yang terbaik, kasih sayang,

dan semangat bagi penulis.

7. Istriku dan Anak-anakku tercinta yang senantiasa menjadi motivator.

8. Teman seperjuangan di Pendidikan Sains Minat Utama Fisika UNS.

Penulis menyadari sepenuhnya proposal tesis yang telah dikerjakan ini

masih jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 9: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii

MOTTO ............................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR....... .................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix

ABSTRAK ........................................................................................................... xxii

ABSTRACT .......................................................................................................... xxiii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 10

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 12

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 13

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 14

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 14

Halaman

Page 10: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 16

A. Kajian Teori ............................................................................................ 16

1. Belajar dan Teori Belajaran .............................................................. 16

2. Hakikat IPA .................................................................. ................... 22

3. InkuiriTerbimbing ............................................................................ 24

4. Media Pembelajaran ......................................................................... 28

5. Laboratorium Riil ............................................................................. 33

6. Laboratorium Virtuil ........................................................................ 34

7. Kemampuan Memori........................................................................ 36

8. Gaya Belajar ..................................................................................... 39

9. Prestasi Belajar ................................................................................. 43

10. Materi Pokok Bahasan Cahaya ........................................................ 46

B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 55

C. Kerangka Berfikir.................................................................................... 59

D. Hipotesis .................................................................................................. 65

BAB III METODEPENELITIAN ..................................................................... 67

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 67

1. Tempat Penelitian ............................................................................. 67

2. Waktu Penelitan ............................................................................... 67

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 68

1. Populasi ............................................................................................ 68

2. Sampel .............................................................................................. 68

3. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................ 69

Halaman

Page 11: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Rancangan dan Variabel Penelitian ........................................................ 70

1. Desain Faktorial ............................................................................... 70

2. Variabel Penelitian.... ....................................................................... 72

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 75

1. Teknik tes ......................................................................................... 75

2. Teknik Angkes ................................................................................. 75

E. Instrumen Penelitian................................................................................ 76

1. Instrumen Pelaksanaan Penelitian .................................................... 76

2. Instrumen Pengambilan Data ........................................................... 76

F. Uji Coba Instrumen ................................................................................. 76

1. Uji InstrumenPenilaian Kognitif ...................................................... 76

2. Pemilihan Soal Tes .......................................................................... 88

G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 91

1. Uji Prasyarat Analisis Data .............................................................. 91

2. Uji Hipotesis ..................................................................................... 94

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 99

A. Deskripsi Data ......................................................................................... 99

1. Data Kemampuan Memori ............................................................... 99

2. Data Gaya Belajar ............................................................................ 102

3. Data Prestasi Belajar ........................................................................ 108

B. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................... 136

1. Uji Normalitas .................................................................................. 136

2. Uji Homogenitas .............................................................................. 138

Halaman

Page 12: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Uji Hipotesis ........................................................................................... 139

Manova .................................................................................................... 139

D. Pembahasan ............................................................................................. 141

1. Hipotesis Pertama ............................................................................. 141

2. Hipotesis Kedua ............................................................................... 143

3. Hipotesis Ketiga ............................................................................... 145

4. Hipotesis Keempat ........................................................................... 146

5. Hipotesis Kelima .............................................................................. 148

6. Hipotesis Keenam ............................................................................ 149

7. Hipotesis Ketujuh ............................................................................. 150

E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 152

BAB VKESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 153

A. Kesimpulan ............................................................................................. 153

B. Implikasi Hasil Penelitian ....................................................................... 154

1. Implikasi Teoritik ............................................................................. 154

2. Implikasi Praktis ............................................................................... 155

C. Saran ........................................................................................................ 155

1. Bagi Guru ......................................................................................... 155

2. Bagi Peneliti Berikutnya .................................................................. 156

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 157

Halaman

Page 13: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1Sintak Pembelajaran Dengan MetodeInkuiri ..................................... 26

Tabel 3.1 TahapPelaksanaan Penelitian .............................................................. 67

Tabel 3.2.DesainFaktorial 2x2x2 ........................................................................ 71

Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal. ............................................................ 77

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Kognitif. ......................... 77

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Memori. ................. 78

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Gaya Belajar ................................ 79

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Angket Afektif ............................ 80

Tabel 3.8. Kategori Reliabilitas Butir Soal. ........................................................ 81

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes. ................................................. 81

Tabel 3.10. Indeks Kesukaran. ............................................................................ 83

Tabel 3.11. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Prestasi Kognitif ........ 84

Tabel 3.12 Nilai Daya Pembeda Soal. ................................................................ 85

Tabel 3.13. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Prestasi Kognitif. ............. 86

Tabel 3.14. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Memori. ...... 87

Tabel 3.15 Distribusi Validitas dan Daya Pembeda ........................................... 89

Tabel 3.16 Tata Letak Data Penelitian Prestasi Kognitif .................................... 95

Tabel 4.1 Distribusi Data Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah ................. 100

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Memori Tinggi..................... 100

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Memori Rendah ................... 101

Tabel 4.4 Distribusi Data Gaya Belajar Belajar Visual dan Kinestetik .............. 103

Halaman

Page 14: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Visual Dilihat Tes Visual

Kelas Riil ............................................................................................ 103

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kinestetik Dilihat Tes Visual

Kelas Riil ............................................................................................ 105

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Visual Dilihat Tes Kenestetik

Kelas Virtuil ....................................................................................... 106

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kinestetik Dilihat Tes Kenestetik

Kelas Virtuil ....................................................................................... 107

Tabel 4.9 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Laboratorium Riil dan

Virtuil ................................................................................................ 108

Tabel 4.10Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Kelas Dengan Media

Laboratorium Riil .............................................................................. 109

Tabel 4.11Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Kelas Pada Media

Laboratorium Virtuil .......................................................................... 110

Tabel 4.12Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kemampuan

Memori ............................................................................................... 111

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa yang Memiliki

Kemampuan Memori Tinggi .............................................................. 112

Tabel 4.14Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa yang Memiliki

Kemampuan Memori Rendah ............................................................ 113

Tabel 4.15Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari

Gaya Belajar ....................................................................................... 114

Tabel 4.16Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa yang Memiliki Gaya

Belajar Visual .................................................................................. 115

Halaman

Page 15: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.17Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa yang Memiliki Gaya

Belajar Kinestetik. ............................................................................. 116

Tabel 4.18Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Metode Belajar

dan Kemampuan Memori ................................................................... 118

Tabel 4.19Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Metode Belajar

dan Gaya Belajar ................................................................................ 119

Tabel 4.20Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kemampuan

Memori dan Gaya Belajar ................................................................. 120

Tabel 4.21Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Metode Belajar,

Kemampuan Memori, dan Gaya Belajar ........................................... 121

Tabel 4.22Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari

Metode Belajar ................................................................................... 123

Tabel 4.23Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Kelas Pada Media Laboratorium Riil

.......................................................................................................... 123

Tabel 4.24Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Kelas Pada Laboratorium

Virtuil ............................................................................................... 124

Tabel 4.25Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Kemampuan Memori

.......................................................................................................... 125

Tabel 4.26Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Siswa yang Memiliki Kemampuan

Memori Tinggi ................................................................................... 126

Tabel 4.27Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Siswa yang Memiliki Kemampuan

Memori Rendah ................................................................................. 127

Tabel 4.28Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Gaya Belajar .. 128

Halaman

Page 16: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.29Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Gaya Belajar Visual ................ 129

Tabel 4.30Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Gaya Belajar Kinestetik ......... 130

Tabel 4.31Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode Belajar dan

Kemampuan Memori .......................................................................... 132

Tabel 4.32Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode Belajar dan

Gaya Belajar ....................................................................................... 133

Tabel 4.33Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Kemampuan Memori

dan Gaya Belajar ................................................................................ 134

Tabel 4.34Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode Belajar,

Kemampuan Memori, dan Gaya Belajar ............................................ 135

Tabel 4.35 Ringkasan Data Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif dan Afektif

............................................................................................................ 137

Table 4.36 Tabulasi Data Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Kognitif dan Afektif

............................................................................................................ 138

Tabel 4.37 Ringkasan Data Hasil Uji Hipotesis.................................................. 139

Halaman

Page 17: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Kerucut Pengalamam Eggar Dale ............................................ 30

Gambar 2.2 Skema PerambatanCahaya ...................................................... 46

Gambar 2.3 Skema Hukum Snellius I ......................................................... 47

Gambar 2.4 Skema Terbentuknya Bayangan pada Cermin Datar .............. 48

Gambar 2.5 Skema Sinar Istemewa Cermin Cekung .................................. 49

Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung......... 50

Gambar 2.7 Skema Sinar Istimewa Cermin Cembung.. ............................. 50

Gambar 2.8 Skema Peristiwa Pembiasan Sinar dari Udara ke Kaca ......... 51

Gambar 2.9 Skema PembentukanBayangan atau Sinar Istimewa

pada LensaCembung .............................................................. 53

Gambar 2.10. Skema Pembentukan Bayangan atau Sinar Istimewa

pada LensaCekung ................................................................. 54

Gambar 4.1. Histogram Kemampuan Memori Tinggi. .............................. 101

Gambar 4.2. Histogram Kemampuan Memori Rendah ............................. 102

Gambar 4.3. Histogram Gaya Belajar Visual Dilihat dari Tes Visual Kelas

Riil ......................................................................................... 102

Gambar 4.4. Histogram Gaya Belajar Kinestetik Dilihat Tes Visual Kelas

Riil ......................................................................................... 105

Gambar 4.5. Histogram Gaya Belajar Visual Dilihat dari Tes Kinestetik Kelas

Virtuil .................................................................................... 106

Gambar 4.6. Histogram Gaya Belajar Kinestetik Dilihat Tes Kinestetik Kelas

Virtuil ..................................................................................... 107

Halaman

Page 18: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.7. Histogram Prestasi Belajar Kognitif pada Media Laboratorium Riil

............................................................................................... 110

Gambar 4.8. Histogram Prestasi Belajar Kognitif pada Laboratorium Virtuil

............................................................................................... 111

Gambar 4.9. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang Memiliki Kemampuan

Memori Tinggi ....................................................................... 113

Gambar 4.10. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang Memiliki Kemampuan

Memori Rendah. ................................................................... 114

Gambar 4.11. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang Memiliki Gaya Belajar

Visual. .................................................................................... 116

Gambar 4.12. Histogram Prestasi Belajar Kognitif siswa yang Memiliki Gaya Belajar

Kinestetik. .............................................................................. 117

Gambar 4.13. Histogram Prestasi Belajar Afektif Pada Media LaboratoriumRiil

............................................................................................... 124

Gambar 4.14. HistogramPrestasi Belajar Afektif pada Laboratorium Virtuil

............................................................................................... 125

Gambar 4.15. Histogram Prestasi Belajar Afektif Siswa yang Memiliki Kemampuan

Memori Tinggi. ..................................................................... 127

Gambar 4.16. Histogram Prestasi Belajar Afektif Siswa yang Memiliki Kemampuan

Memori Rendah. ................................................................... 128

Gambar 4.17. Histogram Prestasi Belajar Afektif Siswa yang Memiliki Gaya Belajar

Visual ..................................................................................... . 130

Gambar 4.18. Histogram Prestasi Belajar Afektif Siswa yang Memiliki Gaya Belajar

Rendah. .................................................................................. 131

Halaman

Page 19: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 Silabus Pembelajaran .................................................................. 161

Lampiran 02 RPP Lab Riil Pemantulan dan Pembiasan .................................. 165

Lampiran 03 RPP Lab Riil Pemantulan Cahaya pada Cermin ........................ 170

Lampiran 04 RPP Lab Riil Lensa Cembung .................................................... 176

Lampiran 05 RPP Lab Riil Lensa Cekung ....................................................... 181

Lampiran 06 RPP Lab Virtuil Pemantulan dan Pembiasan ............................. 186

Lampiran 07 RPP Lab Virtuil Pemantulan Cahaya pada Cermin .................... 192

Lampiran 08 RPP Lab Virtuil Lensa Cembung ............................................... 197

Lampiran 09 RPP Lab Virtuil Lensa Cekung .................................................. 202

Lampiran 10 LKSRiil Hukun Pemantulan Cahaya (Snellius I) ....................... 206

Lampiran 11 LKSRiil Hukun Pemantulan Cahaya (Snellius II) ...................... 209

Lampiran 12 LKSRiil Cermin Datar ............................................................... 212

Lampiran 13LKSRiil Sifat-sifat Bayangan pada Cermin Cekung ................... 215

Lampiran 14 LKSRiil Lensa Cembung............................................................ 216

Lampiran 15 LKSRiil Lensa Cekung ............................................................... 221

Lampiran 16 LKSVirtuil Hukum Pemantulan Cahaya (Snellius I) ................. 226

Lampiran 17 LKSVirtuil Hukum Pemantulan Cahaya (Snellius II) ................ 228

Lampiran 18 LKSVirtuil Cermin Datar ........................................................... 231

Lampiran 19 LKSVirtuil Sifat-sifat Bayangan pada Cermin Cekung ............. 233

Lampiran 20 LKSVirtuil Lensa Cembung ....................................................... 236

Lampiran 21LKSVirtuil Lensa Cekung ........................................................... 240

Lampiran 22Kunci Jawab LKS ........................................................................ 244

Halaman

Page 20: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 23 Kisi-kisi Uji Coba Tes Kemampuan Memori ............................. 256

Lampiran 24 Soal Uji Coba Tes Kemampuan Memori .................................. 162

Lampiran 25 Kunci Uji Coba Jawaban Kemampuan Memori ........................ 267

Kisi-kisi, Tes, Kunci Kemampuan Memori ............................ 269

Lampiran 26 Kisi-kisi Tes Gaya Belajar ......................................................... 274

Lampiran 27 Soal Tes Gaya Belajar ................................................................ 276

Lampiran 28 Kisi-kisi Tes afektif .................................................................... 281

Lampiran 29 Soal Tes Afektif .......................................................................... 283

Lampiran 30 Kisi-kisi Uji Coba Tes prestasi ................................................... 290

Lampiran 31 Soal Uji Coba Tes Prestasi ........................................................ 292

Lampiran 32 KunciUji Coba Tes Prestasi ........................................................ 297

Lampiran 33 Kisi-kisi Tes prestasi .................................................................. 298

Lampiran 34 Soal Tes Prestasi ........................................................................ 303

Lampiran 35 Kunci Tes Prestasi ...................................................................... 304

Lampiran 36Uji Validitas, Reliabilitas, Indek Kesukaran, Daya Pembeda dari Uji Coba

Tes Kemampuan Memori ........................................................... 305

Lampiran 37.Uji Validitas, Reliabilitas Gaya Belajar Visual ......................... 314

Lampiran 38.Uji Validitas, Reliabilitas Gaya Belajar Kinestetik ................... 317

Lampiran 39Uji Validitas, Reliabilitas dari Uji tes Afektif ............................. 318

Lampiran 40 Uji Validitas, Reliabilitas, Indek Kesukaran, Daya pembeda dari Uji Coba

Tes kemampuan Kognitif ............................................................ 322

Lampiran 41 Foto Penelitian ............................................................................ 326

Lampiran 42 Surat Validasi Silabus dan RPP .................................................. 327

Halaman

Page 21: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 43 Surat Validasi Instrumen LKS .................................................... 328

Lampiran 44 Surat Validasi Instrumen Tes ..................................................... 329

Lampiran 45 Lembar Penilaian LKS ............................................................... 330

Lampiran 45 Tabel Penilaian Kunci Jawaban LKS ........................................ 331

Lampiran 47 Tabel Penilaian Silabus dan RPP................................................ 332

Lampiran 48 Penilaian Butir Soal .................................................................... 333

Lampiran 49 Permohonan Ijin Penelitian ........................................................ 334

Lampiran 50 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 335

Halaman

Page 22: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sugeng Nugroho. 2012. Pembelajaran IPA dengan Metode Inkuiri

Terbimbing Menggunakan Laboratorium Riil dan Virtuil Ditinjau dari

Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa. (Studi Pada Pembelajaran IPA

untuk Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Maospati 2011-2012). TESIS.

Pembimbing 1: Dra. Suparmi, M.A., Ph.D, Pembimbing II:Dr. H. Sarwanto, M.Si.

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas

Maret, Surakarta.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan

pembelajaran inkuiri menggunakan laboratorium riil dan virtuil, kemampuan

memori, gaya belajar, dan interaksinya terhadap prestasi belajar.

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Populasinya adalah

semua siswa kelas VIII SMP Negeri Maospati tahun ajaran 2011/2012, terdiri

dari9 kelas. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling,terdiri 2

kelas. Teknik pengumpulan data prestasi belajar kognitif dan kemampuan memori

menggunakan metode tes, sedangkan gaya belajar, penilaian prestasi belajar

afektif menggunakan tes angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama.

Berdasarkan hasil pengolahan data, disimpulkan: 1) pembelajaran inkuiri

terbimbingmelaluilabolatorium virtuil dan labolatorium riil berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi belajar kognitif, tidak berpengaruh terhadap prestasi

belajar afektif. Siswa yang belajar kognitif laboratorium virtuillebih baik daripada

laboratorium riil; 2) kemampuan memori siswa berpengaruh secara signifikan

terhadap prestasi belajar dalam ranah kognitif akan tetapi tidak prestasi belajar

dalam ranah afektif; 3) gaya belajar berpengaruh secara signifikan terhadap

prestasi kognitif tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi

afektif belajar siswa; 4) tidak ada interaksi yang signifikan antara laboratorium riil

dan virtuil dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar kognitif dan

afektif siswa; 5) ada interaksi yang signifikan antara laboratorium riil dan virtuil

dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif tetapi tidak ada interaksi

yang signifikan terhadap afektif siswa; 6) tidak ada interaksi yang signifikan

antara kemampuan memori dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif

dan afektif siswa; 7) tidak ada interaksi yang signifikan antara laboratorium riil

dan virtuil, kemampuan memori, dan gaya belajar terhadap prestasi kognitif dan

afektif siswa.

Kata kunci: inkuiri terbimbing,laboratorium IPA, kemampuan memori, gaya

belajar, cahaya.

Page 23: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sugeng Nugroho. 2012. Science Learning using Guided Inquiry Method

Through Real and Viruil Labs Overviewed From memory and Student

Learning Style. (A Case Study On lightmaterial Grade VII SMP Negeri 1

Maospati, Academic Year 2011/2012).THESIS. 1st advisor: Dra. Suparmi, M.A.,

Ph.D Dr. Sarwanto, M.Si, 2nd advisor: Dr. Sarwanto, M.Si,. Science Education

Program, Post-graduate program, Sebelas Maret University, Surakarta.

ABSTRACT

The purposes of this study were to determine the effect of the use of

guided inquiry method through the real and virtual laboratories, memory ability of

student, learning styles of students and their interaction toward student

achievement.

This research used quasi experimental method. The population was all

studentsin grade VIII, SMP Negeri 1 Maospati in the Academic Year of 2011/

2012, consisted of 9 classes. The sample was taken using cluster random sampling

consisted of two classes. The data was collected using test for student cognitive

achievement and memory ability , and questionere for student learning style and

affective students achievement. The data was analyzed using three ways analysis

of variance with unequal cell.

Based on the result of the data analysis, conclusions were drawn as

follows: 1) there was significant effect of learning media toward the cognitive

achievement, students who learnt using Viruil Lab had higher cognitive than who

lerant using Real lab; 2) there was significant effect of students memory ability

toward the cognitive achievement, but there was no significant effect memory

ability toward the affective achievement; 3) there was significant effect of

students learning style toward the cognitive and but there was no significant effect

affective achievement; 4) there was not any significant effect between learning

media and students memory ability toward the cognitive and affective

achievement; 5) there was any significant effect between learning media and

students verbal ability toward the cognitive and there was not any significant

affective achievement; 6) there was not any significant effect between students

memory abilityand students learning style toward the cognitive and affective

achievement; 7) there was not any significant effect between learning media,

students memory ability and students learning style toward the cognitive and

affective achievement.

Key words: guided inqury, science laboratory, memory ability, learning style,

light.

Page 24: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007

tentang standar proses, mencakup: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses

pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah

hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan pembelajaran harus

dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Standar proses mengenai

kegiatan pembelajaran ini dapat dikembangkan melalui pelaksanaan kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Perubahan pendidikan harus dilakukan karena peningkatan mutu

pendidikan di negara Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan

negara-negara lain. Pembangunan dan pembenahan di bidang pendidikan pada

tahun-tahun mendatang harus mengutamakan pada peningkatan mutu dan

perluasan kesempatan belajar. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

khususnya untuk memacu penguasaan ilmu dan teknologi perlu peningkatan

pembelajaran di bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika, dan

Komputer atau teknologi informasi.

Page 25: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

KTSP ini disusun oleh satuan pendidikan dengan kebutuhan dan potensi

yang dimiliki di daerah. Penjabaran program pendidikan tersebut bertujuan untuk

mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat,

guna mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta untuk

memberikan garis acuan bagi penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di tingkat

satuan pendidikan (sekolah).

Fisika bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam dan tujuan pembelajaran IPA

menurutDepdikbud (1997: 2) adalah ”Tujuan utama pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara

sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran,

dan kekuasaan pencipta alam”. Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan

bahwa proses pembelajaran IPA Fisika memiliki orientasi untuk mewujudkan

karakter sikap ilmiah kepada peserta didik dan konsep atas keagungan Tuhan

Yang Maha Kuasa.

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia berdampak pada rendahnya

kualitas sumber daya manusianya. Sebagaimana data yang diperoleh oleh HDR

(Human Development Report) “hasil survey PBB tentang kualitas sumber daya

manusia di dunia pada tahun 2009, Indonesia menduduki peringkat 111 dari 182

negara” (http://hdr.undp.org/en/statistics/). Peringkat ini masih jauh tertinggal di

bawah negara-negara tetangga seperti: Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand,

dan sebagainya.

Page 26: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Hal ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk segera

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang salah satu caranya adalah

meningkatkan kualitas pendidikan. Sebenarnya di dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945 sudah jelas disebutkan tujuan pendidikan bangsa Indonesia

yaitu “...untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa...”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya

tujuan pendidikan bangsa Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya

manusia Indonesia.

Hasil survei pembelajaran IPA oleh TIMSS (trends in international

mathematics and science study) tahun 2007 menunjukkan “Indonesia menempati

peringkat 36 dari 48 negara yang terlibat, dengan rerata 397 dibawah rerata

semua peserta sebesar 452” (timss.bc.edu/timss2007/release.html) ini

menunjukkan rendahnya kualitas pembelajaran IPA di Indonesia, bahkan jauh

lebih rendah dibanding Malaysia.Rendahnya kualitas pembelajan IPA tidak hanya

ditinjau dari survei aspek kognitif saja, tetapi juga diindikasikan perilaku

masyarakat yang telah belajar IPA. Banyak tingkah laku yang ditandai dengan

kurangnya proses, produk dan sikap penguasaan pengetahuan, konsep yang

abstrak kurang dipahami oleh siswa dan kurangnya aplikasi materi pembelajaran

dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap

baru pada saat individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Berhasil

atau tidaknya pembelajaran sangat bergantung pada guru, siswa dan sarana yang

Page 27: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

tersedia. Faktor guru sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan proses

pembelajaran. Guru yang profesional dituntut untuk memiliki empat kompetensi

yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional. Supaya proses pembelajaran di sekolah berhasil, langkah

yang diambil guru yang profesional adalah menentukan tindakan dalam memilih

strategi pengajaran. Strategi pengajaran dapat menggunakan metode dan

pendekatan tertentu yang sesuai dengan keadaan kelas dan topik materi

pembelajaran.

Secara umum pembelajaran IPA Fisika di SMP Negeri 1

Maospatidilakukan dengan berorientasi pada target pencapaiaan KKM yaitu 75,

oleh sebab itu guru memilih pembelajaran dengan mempercepat materi yaitu

dengan metode ceramah dan membahas soal-soal ketika proses kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Keterlibatan siswa dalam belajar IPA Fisika, lebih pada

ranah konsep menghafal rumus-rumus kemudian diaplikasikan dengan penerapan

soal-soal latihan.

Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Materi Cahaya Siswa Kelas

VIII Semester II SMP N 1 Maospati Tahun Pelajaran 2010/2011

Kelas Semester Rata-rata nilai IPA KKM

VIII A

VIII B

VIII C

VIII D

VIII E

VIII F

VIII G

VIII H

VIII I

II

II

II

II

II

II

II

II

II

70,36

71,56

70,78

70,06

71,79

74,10

76,70

72,10

71,30

75

75

75

75

75

75

75

75

75

Page 28: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Menurut hasil analisis rendahnya mutu pendidikan salah satunya

disebabkan oleh banyaknya guru yang kurang atau tidak melibatkan siswa secara

aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Guru masih banyak memposisikan

dirinya sebagai subjek pembelajaran sementara siswa sebagai objek pembelajaran.

Dengan kata lain guru masih sebagai teaching centered learning.

Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi siswa yang

bersangkutan. Prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh

beberapa faktor,Baharuddin (2008: 19-28) menyatakan bahwa ”secara umum

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua kategori,

yaitu faktor internal dan eksternal”. Jadi dapat diartikan bahwa faktor internal dan

faktor eksternal tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu

sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain

intelegensi, kemampuan memori, kemampuan verbal, minat, bakat, motivasi,

kesehatan jasmani, kesehatan rohani, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain guru, bahan pelajaran,

metode mengajar, sarana dan prasarana, interaksi yang terjadi antar siswa

ataupun interaksi antara siswa dengan guru dan lain-lain.

Menurut Santosa (2002: 68) “meningkatkan kemampuan guru dalam

merancang media jauh lebih mudah daripada menyuruh seorang ahli media untuk

menjadi guru”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa guru memiliki

potensi untuk mengembangkan media pembelajaran secara mandiri karena materi

yang disampaikan dapat disesuaikan dengan kondisi siswa. Namun belum semua

Page 29: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

guru IPA dapat memanfaatkannya media yang terdapat pada laboratorium IPA

SMP Negeri 1 Maospati.

Konsep Cahaya dipaparkan oleh Serway (2010: 3) cahaya sebagai partikel,

menganggap partikel-partikel dipancarkan dari sumber cahaya, dan partikel-

partikel ini merangsang indra penglihatan saat memasuki mata, ia mampu

menjelaskan fenomena pemantulan dan pembiasan. Guru yang mengampu mata

pelajaran, hendaknya mengkondisikan siswa dalam proses belajar mengajar agar

secara aktif memahami konsep materi cahaya yaitu dengan melibatkannya baik

secara langsung dantidak langsung.

Menurut Zaini (2007: 57) dikatakan bahwa “pembelajaran aktif adalah

suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif”.

Ketika peserta didik belajar secara aktif, berarti mereka yang mendominasi

aktifitas pembelajaran. Siswamengoptimalkan berfikir dengan baik untuk

menemukan ide pokok, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan ke dalam

suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

Salah satu metode pembelajaran yang mengedepankan siswa aktif adalah

metode inkuiri. Metodeinkuiri adalah metodepembelajaran yang langkah supaya

siswa merumuskan masalah, mendesain eksperimen, mengumpulkan dan

menganalisis data sampai mengambil keputusan sendiri. Metodeinkuiri harus

memenuhi empat kriteria ialah kejelasan, kesesuaian, ketepatan dan kerumitannya.

Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam

pembelajaran dengan metode inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.

Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk

Page 30: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan

dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar

bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru

masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan

masalah harus dikurangi. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian

dengan menggunakan metode inkuiriterbimbing.

Untuk merancang pembelajaran hendaknya dipilih media yang benar-

benar efektif dan efisien. Media yang efektif adalah yang mampu untuk

mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan. Guru dapat merancang

sendiri media itu (media by design) atau atau dibantu oleh ahli media, mungkin

dapat juga membeli media karya orang lain (media by utilization). Sudah banyak

sekolah yang memiliki perangkat keras seperti berbagai kit pratikum, OHP, radio,

VCD player, proyektor, slide, film dan komputer.

Media yang digunakan di IPAFisika diantaranya adalah laboratorium.

Laboratorium membantu siswa untuk memahami konsep-konsep Fisika,

membuktikan berbagai konsep, dan melakukan penelitian sederhana. Proses

pembelajaran dapat dilakukan dengan melakukan percobaan langsung di

laboratorium riil dan dapat juga dilakukan dengan percobaan tidak langsung

dengan melihat simulasi di komputer virtuil.

PelajaranIPA Fisika khususnya materi cahaya membutuhkan praktikum di

laboratorium agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Akan tetapi, hal

ini masih belum sepenuhnya dilakukan di SMP Negeri 1 Maospati. Di Sekolah ini

pembelajaran pada materi cahaya masih dilakukan secara ceramah. Pembelajaran

Page 31: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

di laboratorium membutuhkan persiapan alat dan bahan serta kesulitan dalam

mengaitkan hasil percobaan dengan teori yang telah ada apabila hasil percobaan

tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Konsep ilmu pada pelajaran IPA Fisikakhususnya materi pelajaran

Cahaya akan sangat baik apabila diperoleh melalui pengamatan langsung, karena

sangat dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari. Untuk memperoleh data yang

akurat maka siswa perlu berlatih mengamati, menggolongkan, menafsirkan,

membuat kesimpulan dan akhirnya mampu mengkomunikasikan dengan orang

lain baik secara lisan maupun tertulis misalnya dengan membuat laporan

penelitian Fisika. Dengan menggunakan media komputer lebih memusatkan

perhatian siswa pada materi pelajaran. Selain itu dengan menggunakan

laboratorium virtuil diharapkan akan mengatasi keterbatasan alat-alat di

laboratorium. Untuk menunjang proses pembelajaran, metode yang sesuai adalah

metode yang dapat merangsang siswa untuk berpikir, menumbuhkan siswa aktif,

kreatif, inovatif dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Materi pokok dalam IPA adalah materi yang perlu disampaikan melalui

proses pembelajaran inkuiri dengan menggunakan laboratorium riil dan virtuil,

karena kenyataannya materi cahaya merupakan materi yang banyak dibutuhkan

dalam kehidupan nyata, yang penerapannya banyak menimbulkan masalah.

Masalah penggunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari dapat dikurangi dengan

pemecahan masalah secara kemampuan memori dan berdiskusi, dengan mengkaji

beberapa penyebab.

Page 32: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Uno (2009: 66) menyatakan bahwa “Memori pada otak manusia adalah

pola komunikasi antar neuron, jika informasi baru tidak digunakan maka pola

interaksi baru terbentuk itu akan pupus. Sebaliknya, jika berulang-ulang

mengingatnya lagi maka pola koneksi akan semakin kokoh”. Memori mengacu

pada proses mental yang berkenaan dengan pengambilan, penyimpanan, dan

pemanggilan kembali suatu informasi atau pengalaman ketika dibutuhkan.

Kemampuan memori berperan sebagai memperkuat daya ingat setelah

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan laboratorium virtuil dalam

pembelajaran terutama pada materi cahaya adalah sangat tepat karena dengan

menggunakan laboratorium virtuil mampu menunjukkan proses sains yang

bersifat abstrak karena tidak dapat dilihat secara nyata menjadi lebih kongkrit.

Kemampuan memori sangat berkaitan dengan kemampuan menerima

atau memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali

(remembering). Untuk mengetahui kemampuan lebih lanjut harus memahami

bagaimana daya ingat itu bekerja. Kenyataan di lapangan ada siswa yang

mempunyai kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori

rendah.Piaget dalam Ratna Wilis Dahar (1989: 152) menyatakan bahwa “setiap

individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual.

Faktor internal lain yang berkaitan dengan proses belajar di laboratorium

adalah gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Gaya setiap siswa dalam beraktivitas

mencerminkan gaya belajarnya. Oleh karena itu, jika guru dapat mendeteki siswa

dalam kecenderungan beraktivitas, hal ini akan membantu guru dalam memilih

metode yang digunakan. Akan tetapi kenyataannya guru kurang memperhatikan

Page 33: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

bahwa gaya belajar antara siswa yang satu dengan yang lainnya tidak sama.

Menurut Porter B.dan Hernacki M. (1999:113) disebutkan bahwa “gaya belajar

seseorang dibedakan menjadi tiga macam yaitu visual (belajar dengan cara

melihat), auditorial (belajar dengan cara mendengar) dan kinestetik (belajar

dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)”. Mengingat gaya belajar

merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang yang dapat

ditemu kenali (identifikasi) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat.

Dalam gaya belajar tersebut siswa dapat memahami simbol-simbol dari

materi Cahaya tersebut. Dengan memaksimalkan kedua keadaan tersebut

diharapkan siswa dapat memperoleh informasi pelajaran secara utuh, karena pada

dasarnya bab Cahaya mengutamakan hafalan dan pemahaman yang kuat.

Penilaian yang digunakan guru biasanya adalah penilaian kognitif tanpa

memperhatikan keadaan dasar dari siswa.

Seseorang selalu berinteraksi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

lingkungan tempat ia berada, dengan demikian baik perubahan didalam individu

maupun dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya

peningkatan prestasi belajar. Dengan demikian laboratorium riil maupun

laboratorium virtuil merupakan lingkungan belajar siswa akan merangsang siswa

dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat mencapai prestasi yang lebih baik.

Berdasarkan permasalahan yang diungkapkan, telah dilakukan penelitian

yaitu pebelajaran IPA melalui inkuiri terbimbing menggunakan laboratorium riil

dan virtuil ditinjau dari kemampuan memori dan gaya belajar.

Page 34: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Ada banyak metode yang perlu dipraktikkan oleh para guru di kelas,

diantaranya:metode eksperimen, demonstrasi diskusi, problem

composing/making, peer tutoring (tutor sebaya), Jigsaw, STAD, TGT, Mind

Map, Inkuiri, dll tetapi pembelajaran masih menggunakan metode ceramah.

2. Guru belum optimal memanfaatkan TIuntuk pembelajaran IPA, bahkan belum

pernuh menggunakan labvirtuil, padahal sarana untuk pembelajaran dengan

menggunakan TI dalam hal ini komputer.

3. Dalam proses pembelajaran IPA Fisika masih berpusat kepada guru belum

melibatkan siswa secara aktif.

4. Ada beberapa media pembelajaran IPA yang tepat di gunakan antara lain

:Teks, Media Audio, Media Visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram,

bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan Media Proyeksi Gerak.

Adapun media proyeksi gerak seperti film gerak, film gelang, program TV,

video kaset (CD, VCD, atau DVD), akan tetapi guru masih kurang

memperhatikan dan memanfaatkan penggunaan media pembelajaran berbasis

multimedia.

5. Guru belum memperhatikan faktor-faktor internal yang mempengaruhi

prestasi belajar Fisika siswa, antara lain: kemampuan menggunakan alat ukur,

sikap ilmiah, kemampuan verbal, aktivitas belajar, gaya belajar, tingkat

Page 35: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kecerdasan IQ, kemampuan memori, kreativitas, motivasi berprestasi siswa,

dll.

6. Tinggi dan rendahnyakemampuan memori yang dimiliki oleh siswa masih

kurang diperhatikan sebagai salah satu faktor penunjang dalam penguasaan

materi untuk mencapai prestasi belajar kognitif dan afektif yang lebih baik.

7. Gaya belajar siswa baik audio, visual, dan kinestetik kurang diperhatikan oleh

guru dalam pemilihan metode untuk memberikan materi pelajaran.

8. Siswa hanya menghafal teori-teori Fisika tanpa memahaminya.

9. Masih banyak siswa yang belum mampu memecahkan masalah materi cahaya

pada kontek kehidupan sehari-hari.

10. Guru hanya memperhatikan prestasi belajar siswa ke ranah kognitif saja

padahal ada ranah afektif, dan psikomotor yang perlu untuk dinilai.

11. Materi pembelajaran IPA Fisika kelas VIII antara lain Gaya, Energi, dan

Usaha, Tekanan, Getaran dan Gelombang, Bunyi, Cahaya, Alat Optik, Atom,

Ion dan Molekul. Pelajaran IPA Fisika merupakan salah satu pelajaran yang

berhubungan dengan praktikum misalnya Cahaya.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian dapat terarah maka penelitian dibatasi pada:

1. Metode yang digunakan adalah metode inkuiri terbimbing.

2. Media yang dipakai adalah laboratoriumvirtuil yang dibatasi pada

penggunaan teknologi komputer dengan memanfaatkan aplikasi animasi yang

Page 36: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mendukung proses pembelajaran dikelas dan laboratoriumriil yang

menggunakan alat-alat didalam KIT IPA SMP Cahaya.

3. Kemampuan memori yang diteliti menggunakan tes kemampuan memori

jangka pendek dengan kategori tinggi dan rendah.

4. Gaya belajar dibatasi pada visual dan kinestetik.

5. Prestasi belajar yang akan diukur pada ranah kognitif dan ranah afektif.

6. Materi pokok yang akan digunakan dalam penelitian adalah materi Cahaya.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka timbul

berbagai masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh metode inkuiri terbimbing dengan dilengkapi

media laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar?

2. Apakah terdapat pengaruh kemampuan memorijangka pendek terhadap

prestasi belajar?

3. Apakah terdapat pengaruh gaya belajar kinestetik dan visual terhadap prestasi

belajar?

4. Apakah terdapat interaksi antara metode inkuiri terbimbing dilengkapi media

laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan memori terhadap prestasi

belajar?

Page 37: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

5. Apakah terdapat interaksi antara metode inkuiri terbimbing dilengkapi media

laboratorium riil dan virtuil dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi

belajar?

6. Apakah terdapat interaksi antara kemampuan memori dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar?

7. Apakah terdapat interaksi antara metode inkuiri terbimbing dilengkapi media

laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan memori dan gaya belajar

terhadap prestasi belajar?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh antara metode inkuiri terbimbing dilengkapi media laboratorium riil

dan virtuil terhadap prestasi belajar.

2. Pengaruh antara kemampuan memori terhadap prestasi belajar.

3. Pengaruh antara gaya belajar terhadap prestasi belajar.

4. Interaksi antara metode inkuiri terbimbing dilengkapi media laboratorium riil

dan virtuil dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar.

5. Interaksi antara metode inkuiri terbimbing dilengkapi media laboratorium riil

dan virtuil dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar.

6. Interaksi antara kemampuan memori dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar.

Page 38: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

7. Interaksi antara metode inkuiri terbimbing dilengkapi media laboratorium riil

dan virtuil dengan kemampuan memori dan gaya belajar terhadap prestasi

belajar.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis:

a. Memberikan masukan pada guru bidang studi IPA Fisika tentang

penggunaan metode inkuiri dalam meningkatkan prestasi belajat siswa

pada materi pokokCahaya.

b. Memberikan masukan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang

diharapkan lebih memberikan efektifitas pembelajaran (terutama dalam

penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Manfaat Teoritis:

Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung

teori-teori yang telah ada berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Page 39: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Page 40: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Teori Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam hidup

manusia.Menurut psikologi hal ini dilakukan karena manusia itu dilahirkan

dengan membawa beberapa naluri/insting dan potensi potensi yang diperlukan

untuk kelangsungan hidupnya, tetapi jumlahnya terbatas. Dan potensi-potensi

bawaan tersebut tidak akan berkembang dengan sendirinya tanpa adanya faktor

dari luar. Faktor dari luar yang dimaksud adalah adanya pengajaran yang cukup

(proses belajar).

Purwanto cit.Hilgard dan Bower (1985: 81) mengemukakan, “Belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi

tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi

itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat

seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)”. Dari uraian di

atas yang dimaksudkan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi

tertentu yang disebabkan olehpengalamannya yakni melalui proses belajar.

Diperkuat oleh pernyataan dan menurut Syah (2010: 90) menyatakan

bahwa “secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

Page 41: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Dari kedua pendapat

tersebut dapar diringkas bahwa hasil belajar tidak cukup hanya dipengaruhi oleh

pengalaman saja akan tetapi semua interaksi dengan lingkungan dan berdampak

terhadap seluruh tingkah laku.

Berdasarkan teori tersebut terdapat beberapa pengertian belajar yang

ungkapkan oleh beberapa ahli psikologi pendidikan dapat dipahami bahwa

perubahan tingkah laku, sikap, suatu pengertian, dan lain sebagainya, hal ini

tentunya tidak akan dapat berjalan dengan sendirinya tanpa adanya suatu proses

yang disebut belajar. Sehingga dengan belajar akan dapat merubah suatu sikap

dan pola pemikiran seseorang terhadap suatu hal yang berhubungan dengan

pembelajaran.

b. Teori Belajar

Teori – teori belajar yang umum digunakan dalam pembelajaran Fisika dan

digunakan dalam penelitian ini adalah Piaget, Ausubel, dan Bruner.

1) Teori Belajar Piaget

Dimyati dan Mudjiono (2006: 41) mengemukakan bahwa pengetahuan

dibentuk oleh pengetahuan. Hal ini dilakukan karena individu melakukan interaksi

terus-menerus dengan lingkungan. Sehingga adanya interaksi antara individu

dengan lingkungan menyebabkan fungsi intelek semakin berkembang.

Perkembangan intelektual pada individu melalui tahap-tahap berikut:

a) Sensori Motor

Tahap ini terjadi pada saat individu berumur 0-2 tahun. Adapun ciri-ciri

pada tahap ini adalah sensori motor anak mengenal lingkungan dengan

Page 42: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

pengetahuan sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan bengan

penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan menggerak-gerakkannya.

b) Pra-operasional

Tahap ini terjadi pada saat individu berumur 2-7 tahun.Adapun ciri-ciri

tahap ini adalah anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realistis. Anak

mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat

gambar, dan mengklasifikasikannya.

c) Operasional konkret

Tahap ini terjadi pada saat individu berumur 7-11 tahun.Adapun ciri-ciri

tahap ini adalah anak dapat mengembangkan pikiran logis.

d) Operasi formal

Tahap ini terjadi pada saat individu berumur 11-ke atas. Adapun ciri-ciri

pada tahap ini adalah anak dapat berfikir abstrak seperti seorang dewasa. Belajar

pengetahuan meliputi tiga fase, yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan

aplikasi konsep. Pada fase eksplorasi, siswa mempelajari gejala dengan

bimbingan. Fase pengenalan konsep, siswa mengenal konsep yang ada

hubungannya dengan gejala. Fase aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep

untuk meneliti gejala lain lebih lanjut.

Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut: (1)

menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri; (2) memilih atau

mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut; (3) mengetahui adanya

kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses

Page 43: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pemecahan masalah; (4) menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan

keberhasilan, dan melakukan revisi.

Kaitan teori belajar Piaget dengan penelitian ini adalah berhubungan

dengan sampel yang digunakan dalam penelitian, rata-rata siswa berumur 15-16

tahun. Pada tahap ini anak mengalami tahapan perkembangan operasional formal,

dimana siswa sudah mampu bekerja secara sistematis dalam menganalis dan

menarik kesimpulan. Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah inkuiri

terbimbing dengan metode eksperimen dan demonstrasi, yang di dalamnya siswa

harus mampu merumuskan masalah hipotesis, menganalisis, dan menarik

kesimpulan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka inkuiri terbimbing sesuai dengan teori

belajar yang dikemukakan oleh Piaget. Metode inkuiri terbimbing dengan

menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi dapat membantu siswa dalam

menemukan konsep dan informasi yang sesuai dengan pola pikir siswa. Di dalam

pelaksanaannya maka siswa sudah mampu berfikir abstrak.

2) Teori Belajar Ausubel

Menurut Dahar(1989:101)menyatakanbahwa belajardapat diklasifikasikan

ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau

penyajian materi pelajaran pada siswa melalui penerimaan atau penemuan.

Dimensi kedua menyangkut kemampuan siswa dapat mengaitkan informasi itu

pada struktur kognitif yang telah ada.Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-

konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa.

Page 44: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Inti dari teori belajar Ausubel dalam buku Dahar “Belajar yang bermakna

merupakan proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang

terdapat dalam struktur kognitif seseorang”. Berdasarkan dengan dari pernyataan

teori belajar Ausubel tersebut, dari dimensi yang pertama informasi atau

penyajian materi pelajaran pada siswa melalui penerimaan atau penemuan.

Sehingga dalam konsep belajar ini siswa akan terlibat secara langsung dalam

kegiatan belajar mengajar dan mengharuskan siswa menemukan sendiri dari

sebagian atau seluruh materi yang diajarkan. Kemudian pada dimensi yang kedua

siswa pada teori belajar ini, siswa dapat mengaitkan dari informasi yang

didapatkan dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang

telah dipelajari dan diingat oleh siswa.

Berdasarkan teori Ausubel, maka belajar bermakna adalah menuntut siswa

untuk aktif dengan menghubungkan informasi yang baru dengan suatu konsep

yang relevan. Adapun cara menentukan konsep tersebut berdasarkan penemuan

sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna. Sehingga dalam hal ini

dalam teori ini lebih menonjolkan adanya sebuah inkuiri yang melibatkan siswa

untuk aktif dalam menentukan sebuah konsep (struktur kognitif). Pada penelitian

ini pendekatan yang dilakukan menggunakan inkuiri terbimbing dimana siswa

harus aktif dalam menemukan konsep materi Cahaya . Sedangkan karakteristik

dari materi Cahaya merupakan konsep materi yang disajikan dengan

mengembangkan abstraksi-abstraksi, sehingga di dalam materi pelajaran tentang

Cahaya siswa dituntut dapat menghubungkan informasi yang didapatkan dengan

konsep materi.

Page 45: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3) Teori Belajar Bruner

Menurut Dahar (1989:101) belajar merupakan proses kognitif yang

melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Kemudian Brunner

juga menyatakan bahwa “ketiga proses itu ialah: (1) memperoleh informasi baru;

(2) transformasi insformasi; (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan”.

Inti belajar menurut Bruner adalah cara-cara orang memilih, mempertahankan,

dan mentransformasikan informasi secara aktif. Belajar merupakan merupakan

proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar,

melebihi informasi yang diberikan padanya. Teori Bruner tentang kegiatan belajar

manusia tidak terkait dengan umur tahap perkembangan. Pendekatan Bruner

terhadap belajar berdasarkan dua asumsi yaitu bahwa orang memperoleh

pengetahuan merupakan proses interaktif dan orang mengkonstruksi

pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang termasuk dengan

informasi yang masuk sebelumnya.

Bruner mengembangkan model belajar penemuan. Belajar penemuan

menurut Bruner sesuai dengan pencarian pengetahuan secara relatif oleh manusia,

dan dengan pencarian pengetahuan dengan sendirinya akan memberikan hasil

yang terbaik. Dalam proses pembelajaran Bruner mementingkan partisipasi aktif

dari para siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Siswa

sebaiknya berusaha untuk berpartisipasi aktif dalam memperoleh pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman dan eksperimen yang dilakukan.

Menurut Brunner seseorang yang mempelajari suatu pengetahuan,

pengetahuan itu perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu, agar pengetahuan itu

Page 46: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dapat diinternalisasi dalam pikiran orang tersebut. Proses internalisasi akan terjadi

secara sungguh-sungguh jika pengetahuan yang dipelajari itu melalui tahap, yaitu:

(1) tahap enaktif, yaitu tahap pembelajaran pengetahuan yang dipelajari aktif,

dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan situasi yang nyata;

(2) tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran pengetahuan dimana

pengetahuan itu dipresentasikan dalam bentuk bayangan visual, gambar atau

diagram yang menggambarkan kegiatan kongkret; (3) tahap simbolik, yaitu suatu

tahap pembelajaran dimana pengetahuan itu dipresentasikan dalam bentuk simbol-

simbol abstrak, yaitu simbol-simbol arbiteryangdipakai berdasarkankesepakatan

orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol verbal maupun

abstrak yang lain.

Kaitan teori belajar Brunner dengan penelitian ini adalah terhadap

pendekatan belajar yang digunakan yaitu inkuiri terbimbing. Pada penelitian ini

siswa dibimbing oleh guru untuk dapat menemukan konsep materi Cahaya

dengan menggunakan tahapan-tahapan mulai dari melakukan eksperimen,

mengumpulkan hipotesis, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Dalam

hal ini siswa dituntut dapat berperan aktif untuk menemukan konsep-konsep

dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu juga harus dapat menghubungkan

konsep-konsep dengan informasi yang didapatkan.

2. Hakekat IPA

Menurut Trianto cit. Lasmi Prihantoro (2010: 136) “IPA adalah

pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-

gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pegamatan dan deduksi”. IPA

Page 47: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, didalam

perut bumi dan luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak

dapat diamati dengan indera. Dalam menjelaskan IPA atau ilmu kealaman adalah

adalah ilmu tentang dunia zat, baik makluk hidup maupun benda mati yang

diamati.

Dari pendapat di atas hakikat mengetahui cara pandang tentang IPA

merupakan faktor penting yang menentukan arah pembelajaran IPA. Pernyataan

ini bukan khayalan, tetapi hasil penelitian, yakni bahwa persepsi guru tentang IPA

akan mempengaruhi proses pembelajarannya. IPA dapat dideskripsikan sebagai

rangkaian konsep dan pola konseptual yang saling berkaitan yang dihasilkan dari

eksperimen dan observasi. Hasil-hasil eksperimen dan observasi yang diperoleh

sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan observasi selanjutnya, sehingga

memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus berkembang.

Menurut Trianto cit.Wahyana (2010: 136) mengatakan bahwa IPA suatu

kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya

secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya

ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah, dan sikap

ilmiah.

Sedangkan menurut Trianto cit.Prihantoro Laksmi (2010: 141-142) nilai-

nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain: a).

kecakapan bekerja dan berfikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-

langkah metode ilmiah; b). ketrampilan dan kecakapan dalam mengadakan

pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah,

Page 48: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c) memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam

kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam dalam kehidupan. Menggunakan

pemahaman akan aspek-aspek yang fundamental ini, seorang guru IPA (Fisika)

dapat terbantu ketika mereka menyampaikan pada para siswa gambaran yang

lebih lengkap dan menyeluruh tentang semesta IPA.

Sementara itu Trianto (2010: 137) secara umum IPA meliputi tiga bidang

ilmu dasar, yaitu Biologi, Fisika, dan Kimia. Fisika merupakan salah satu cabang

dari IPA, dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah

observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian melalui

eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Sebagai

guru IPA dalam pembelajaran menggunakan konsep penyelidikian untuk

penyapaian materi.

3. Inkuiri Terbimbing

Salah satu metode mengajar yang sangat konstruktivitas adalam

metodeinkuiri(penyelidikan). Dalam metode ini siswa sungguh dilibatkan untuk

aktif berfikir dan menemukan pengertian yang ingin diketahuinya.

Syah cit.Barlow (2011:189) menyatakan bahwa”inkuiri terbimbing

merupakan proses penggunaan intelek siswa dalam memperoleh pengetahuan

dengan cara menemukan dan mengorganisasikan konsep-konsep dan prinsip-

prinsip kedalam sebuah tatanan yang penting menurut siswa.”Maka dalam hal ini

dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa pengelolaan pembelajaran dengan inkuiri

terbimbing memberikan kesempatan membantu siswa dalam mengembangkan

Page 49: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

cara memahami dunianya. Peran guru dalam pembelajaran sangat aktif, dinamis

sebagai fasilitator, dan pembimbing.

Pembelajaran dengan inkuiri terbimbingsesuai dengan hakekat Fisika

yaitu produk, proses dan sikap ilmiah. Menurut Dahar cit.Trowbridge, Bybee dan

Sund (1989: 43), “inkuiri terbimbingadalah proses menemukan dan menyelidiki

masalah-masalah, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen,

mengumpulkan data dan menarik kesimpulan data dan menarik kesimpulan

tentang hasil masalah.”Ciri-ciri proses belajar dengan Inkuri menurut Amien

(1981: 42) adalah: “bertanya tidak hanya mendengar, menghafal, bertindak tidak

hanya melihat, dan mendengar, mencari penyelesaian atau solusi, menemukan

masalah, menganalisa, berpikir, ada output, merencanakan, tidak hanya

mengumpulkan, membuat sintesa, menciptakan, menggunakan atau menerapkan,

mengeksperimentasikan, tidak semata-mata membenarkan, mengkritik,

merancang, tidak semata-mata melaksanakan, mengevaluasi dan mengkaitkan”.

Maka dapat diartikan bahwa pembelajaran inkuiri tidak hanya mengamati,

mengumpulkan data, menganalisa, hingga membuat kesimpulan. Tapi lebih

kepada penerapan atas apa yang telah di lalukan atau evaluasi.

Adapun tahapan dan prosedur pelaksanaan inkuiri terbimbing menurut

Syah (2011: 243), adalah: 1) pemberian rangsangan (stimulation) yang dimaksud

adalah mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, saran

untuk membaca buku yang mengarah pada pemecahan masalah; 2) identifikasi

masalah (problem statement) yang dimaksud adalah memberikan kesempatan

pada siswa untuk mengidentifikasi masalah yang relevan dengan materi

Page 50: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pembelajaran, kemudian memilih satu untuk dirumuskan dalam bentuk hipotesis

jawapan sementara atas pertanyaan masalah; 3) pengumpulan data yang dimaksud

adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk membuktikan kebenaran

tentang hipotesanya; 4) pengolahan data, yang dimaksud adalah mengolah data

dan menginformasikan yang telah didapat siswa, baik melalui wawancara,

observasi, dan sebagainya yang kemudian ditafsirkan; 5) verifikasi, yang

dimaksud adalah memeriksa kebenaran hipotesa yang ditetapkan dan dikaitkan

dengan hasil data yang diperoleh; 6) generalisasi, yang dimaksud adalah menarik

kesimpulan yang dapat dijadikan pedoman umum dan berlaku untuk semua

kejadian yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Sintak atau tahap–

tahap inkuiri dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Sintak atau Tahap-Tahap Inkuiri Meliputi:

Tahapan Aktivitas Pembelajaran

Identifikasi dan

klasifikasi

persoalan

Guru membahas tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai

kebutuhan penting dan motivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan

untuk mengatasi masalah.

Membuat hipotesis

Guru membantu siswa untuk membuat hipotesis atau jawaban

sementara, namun jika terdapat kesalahan pada hipotesis tersebut.

Guru cukup memperjelas maksudnya saja.

Mengumpulkan

data

Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat,

melaksanakan eksperimen dan mencari penjelasan dan solusi.

Menganalisis data

Guru membantu siswa dalam meyelesaikan data yang sudah

terkumpul untuk menjawab dari hipotesa tadi selama proses

berlangsung benar atau tidak hipotesa.

Mengambil

kesimpulan

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap proses-

proses yang mereka gunakan. Selanjutnya membuat kesimpulan atas

semua kegiatan tersebut sesuai dengan permasalahannya.

Page 51: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Beberapa keunggulan dalam mengajar dengan menggunakan metode

inkuiri terbimbingyang dikemukakan oleh Bruner dalam Amien (1979:12) dapat

dijelaskan antara lain: 1) siswa mengetahui konsep-konsep dasar dan ide-ide yang

lebih baik; 2) membantu dalam mengingat pada proses belajar yang baru; 3)

memotivasi siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri; 4) mendorong

siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri; 5) memberikan

kepusan bersifat instrinsik; 6) proses pembelajaran yang lebih menarik.

Disamping itu metode inkuiri terbimbing juga mempunyai kelemahan

seperti yang dikemukakan oleh Sahromi (1986: 54-55), yaitu: (a) kesulitan untuk

mengerti tanpa suatu dasar pengetahuan faktual, pengetahuan itu secara efisien

diperoleh dengan pengajaran deduktif; (b) ada kemungkinan hanya siswa yang

pandai yang terlibat secara aktif dalam pengembangan prinsip umum dan siswa

yang pasif hanya diam menunggu; (c) memerlukan waktu yang banyak dan sering.

Inkuiri dapat dibedakan mejadi 3 yaitu pendekataninkuri terbimbing

(guided inquiry), inquiri bebas (open inquiri) dan inquiri bebas yang

dimodifikasi”

Sund dalam Sahromi (1986: 55) inkuiri terbimbing adalah inkuiri yang

banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan

petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan

pengarahan selama proses inkuiri terbimbing. Bahkan guru sudah punya jawaban

sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan

idenya. Guru memberikan perosalan dan siswa disuruh memecahkan persoalan itu

dengan prosedur yang diarahkan oleh guru. Metodeinkuiri terbimbingini cocok

Page 52: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

digunakan untuk siswa yang belum banyak pengalaman tentang inkuiri

terbimbing.

Dengan metode ini siswa tidak mudah bingung dan tidak akan gagal

karena guru terlibat penuh. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing melewati

berbagai tahapan yaitu, Pertama, guru mengajukan masalah dalam betuk

pertanyaan yang dapat diambil dari indikator pembelajaran; kedua, siswa

mengajukan opini atau berhipotesis; ketiga, membagikan alat dan bahan,

membagi LKS dan mendesain eksperimen; keempat, mengharuskan siswa untuk

melakukan percobaan, mengamati proses pengambilan data, membimbing siswa

mengolah data, berdiskusi dan menarik kesimpulan; kelima yaitu tahap pengutan

aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dengan bisa mengerjakan soal-soal tentang

materi pembelajaran Cahaya .

Senada dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa inkuiri

terbimbingmerupakan pembelajaran dimana siswa memperoleh konsep-konsep

dengan cara menemukan sendiri. Tujuan utama inkuiri terbimbingadalah

mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu

memecahkan masalah secara ilmiah. Langkah-langkah metode inkuiri

terbimbingagar menjadi jelas dan mudah dilakukan adalah identifikasi dan

klarifikasi persoalan, membuat hipotesa, mengumpulkan data, menganalisa data

dan mengambil kesimpulan.

4. Media Pembelajaran

Dalam metodelogi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni

metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Kedudukan

media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi,

Page 53: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sebagai satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru dan digunakan dalam proses

pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kurikulum. Menurut Soeparno

(1998: 2) “media merupakan suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk

menyampaikan pesan atau informasi”. artinya media sebagai alat bantu dalam

proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Hal

ini disebabkan materi yang sulit dipahami dan dicerna siswa, terutama pada mata

pelajaran IPA Fisika yang absrak dan kompleks, maka dengan dipilihnya media

pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa menurut Sujana

(2005: 2) antara lain: (1) lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

mnumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya

sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa mnguasai

tujuan pengajaran lebih baik; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak

semata-mata komunikasi verbal melalui kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak

bosan dan guru tidak kehabisan tenaga; (4) siswa lebih banyak melakukan

kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian gru, tetapi juga aktivitas

lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual merupakan

pembelajaran dengan menambahkan komponen audio kepada materi pembelajaran

visual, yang secara konseptual. Sebenarnya tidak banyak memberikan perbedaan

yang berarti. Belajar dengan menggunakan indera ganda pandang dan dengar akan

memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada

jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimuluspandang atau hanya dengan

stimulus dengar. Pada ahli memiliki pandangan yang searah mengenai pendapat

Page 54: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

belajar dengan menggunakan indera ganda. Perbandingan perolehan hasil belajar

melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya.

Menurut Baugh dalam Azhar Arsyad kurang lebih 90% hasil belajar seseorang

diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera

dengar, dan 5% lagi dengan indera lainnya. Menurut Dale memperkirakan bahwa

pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera

dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%. Salah satu gambaran

yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media

dalam belajar adalah Dale’s cone of experience (kerucut pengalaman dale).

Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

DalamArsyad, (2009: 10-11). Hasil belajar seseorang diperoleh mulai

dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan

seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal

(abstrak). Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampai

pesan itu

Pengalaman langsung

Pengalaman Buatan

Pameran, Karyawisata Radio, Rekaman,

Gambar diam

Lambang Visual

Lambang

verbal

Film

Demonstrasi

Sajian untuk siswa yang

bentuknya gerak, pada tahap

ini siswa dalam belajarnya,

memanipulasi materi secara

langsung

Sajian untuk siswa yang bentuknya

persepsi statik. Tahap ini siswa sudah

melibatkan mental yang merupakan

gambaran dari objek-objek,

Sajian untuk siswa yang bentuknya bahasa

dan simbol. Tahap ini siswa sudah mampu

memanipulasi simbol-simbol dan hanya

sedikit sekali mengandalkan gambaran

objek-objek konkret

Pengalaman piktorial (Ikonik):

Pengalaman Konkret

(Enaktif):

Pengalaman abstrak (simbolik):

Page 55: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Edgar Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale mengemukakan bahwa hasil

belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman konkret hingga abstrak. Proses

belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi

dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan kelompok siswa yang dihadapkan dengan mempertimbangkan situasi

belajar. Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang

terkandung dalam pengalaman tersebut karena melibatkan indera penglihatan,

pendengaran, perasam penciuman dan peraba. Berdasarkan perolehan

pengetahuan siswa seperti yang digambarkan oleh Kerucut Pengalaman Dale

dikatahui bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya

disampaikan melalui kata verbal. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan

persepsi pada siswa, oleh sebab itu sebaiknya siswa diberikan pengalaman yang

lebih konkret salah satunya dengan mengalaminya secara langsung agar pesan

yang akan disampaikan benar-benar mencapai tujuan dan sasaran yang hendak

dicapai.

Diterangkan dalam Sanjaya, (2009: 166-168)dibawah ini merupakan

uraian setiap pengalaman belajar dalam kerucut Edgar Dale, yaitu: (i) Pengalaman

langsung, merupakan pengalaman yang diperoleh siswa secara langsung dalam

aktivitas belajarnya. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang dipelajari

dan secara konkret siswa akan mendapatkannya dengan ketepatan yang tinggi; (ii)

pengalaman tiruan, merupakan pengalaman yang diperoleh siswa melalui benda

atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya.

Mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya untuk menghindari verbalisme

Page 56: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dalam pelajaran;(iii) pengalaman melalui drama (dramatisasi), merupakan

pengalaman belajar dengan meragakan pelajaran yang akan dibahas. Panduan

skenario yang sesuai akan membantu siswa untuk memahami dan menghayati

peran yang dimainkan; (iv) karyawisata, pengalaman ini diperoleh ketika siswa

mengunjungi suatu objek yang akan dipelajari. Melalui wisata siswa akan

mengetahui secara langsung, mencatat, dan akan lebih mudah bertanya untuk hal-

hal yang belum diketahuinya pada saat kunjungan; (v) televisi, pengalaman ini

merupakan media tidak langsung. Tetapi siswa dapat menyaksikan secara

langsung kronologis dari suatu peristiwa yang ditayangkan; (vi) gambar hidup

pameran, melalui pameran ini siswa dapat mengamati benda-benda bersejarah,

karya seni baik seni tulis atau seni pahat. Pameran ini bersifat lebih abstrak karena

siswa hanya bisa mengamati saja. (vii) gambar diam dan rekaman radio,

pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman

melalui benda hidup karena hanya menggunakan indera penglihatan dan indera

pendengaran saja. (viii) lambang visual, pengalaman ini melalui grafik, bagan,

lambang atau simbol. Siswa dapat memahami berbagai perkembangan atau

struktur melalui bagan dan lambang visual lainnya. (ix) lambang kata, siswa

hanya memperoleh pengalaman belajar lewat bahasa tulisan dan lisan saja

Dijelaskan oleh Edgar Dale cit. Soeparno (1988: 5) “Bahwa jenjang-

jenjang besar kecilnya kemungkinan terserapnya suatu informasi melewati

berbagai pengalaman”. Dengan kata lain, proses penyerapan pembelajaran

ditentukan oleh pengalaman-pengalaman atau lingkungan sekitar dan jenjang-

jenjang tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut. Pada gambar tersebut terlihat

Page 57: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

bahwa informasi yang diperoleh melalui berbagai pengalaman itu semakin ke atas

semakin abstrak, dan semakin ke bawah semakin kongkret. Informasi yang paling

abstrak adalah informasi yang diperoleh melalui lambang verbal, sedangkan

informasi kongkret adalah informasi yang diperoleh melalui pengalaman

langsung.

Media pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau

menyempurnakan isi pembelajaran. Termasuk di dalamnya, buku, video, tape,

slide, suara, suara guru, atau salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian

yang di dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada untuk komunikasi namun

faktor–faktor tertentu juga berpengaruh terhadap pola penyampaian informasi

agar dapat diterima dengan baik oleh siswa dan sesuai dengan yang diharapkan.

5. Laboratorium Riil

Laboratorium merupakan suatu tempat untuk melakukan percobaan untuk

melakukan pengamatan secara langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat:

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum

yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan

berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati

secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari jadi suatu

laboratorium sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya

meningkatkan mutu serta sistem pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA)”,(http://smileboys.blogspot.com/2008/05/ pengertian–laboratorium. html,

diakses tanggal 1 desember 2010).

Jadi, dalam pengertian yang khusus laboratorium adalah suatu ruangan

tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan agar siswa dapat

mendapatkan konsep berdasarkan pengalaman siswa selama proses pembelajaran

berlangsung sehingga laboratorium mempunyai peranan yang sangat penting

Page 58: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sementara pengertian laboratorium

riil adalah laboratorium khusus atau ruangan khusus yang dilengkapi dengan alat-

alat dan bahan-bahan nyata untuk melakukan percobaan, dalam laboratorium riil

ini siswa benar-benar dihadapkan dengan benda-benda yang nyata. Peranan

laboratorium sudah lama dikembangkan dan dipergunakan dalam pembelajaran

IPA untuk mendukung proses pembelajaran, karena dengan melakukan percobaan

dilaboratorium dapat melibatkan siswa dalam pengalaman yang konkret.

Kelebihan dari laboratorium nyata antara lain: (1) membuat siswa lebih

percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya; (2) dalam

membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari

hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia; (3) hasil-hasil

percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

(4) mereka lebih aktif berpikir dan berbuat yang sangat dikehendaki oleh kegiatan

mengajar belajar yang modern, dimana siswa lebih aktif belajar sendiri dengan

bimbingan guru. Sedangkan kekurangannya: (1) metode ini lebih sesuai untuk

bidang-bidang sains dan teknologi; (2) metode ini memerlukan berbagai fasilitas

peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal; (3)

metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan; (4) setiap percobaan tidak

selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor

tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian; (5) dapat

menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan waktu yang

lama; (6) kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada

kesalahan dalam menyimpulkan.Dengan memahami karakteristik berbagai media

Page 59: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam

kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Sedangkan apabila

kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada

kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.

6. Laboratorium Virtuil

Laboratorium virtuil merupakan fasilitas untuk melakauan kegiatan ilmiah

berupa penelitian, eksperimen, pengujian dan pengukuran yang terkontrol dalam

kondisi tidak nyata atau tidak sebenarnya. UNESCO memberikan definisi lebih

luas mengenai laboratorium virtuil “Virtui laboratory is an electronic workspace

for distance collaboration and experimentation in research or other creative

activity, to generate and deliver result using distributet information and

communication technologies”, jika diterjemahkan maka “laboratorium virtuil

adalah ruang kerja elektronik untuk berkolaborasi dan bereksperimentasi dalam

penellitian atau kegiatan kreatif lainnya, untuk menghasilkan dan memberikan

hasil melalui dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi”.

Peralatan yang tersedia dalam kegiatan praktikum menggunakan

laboratorium virtuil bukan beperangkat peralatan nyata, karena peralatan yang

disediakan hanya tampak dalam layar monitor saja. Sehingga proses pembelajran

menggunakan laboratorium virtuil hanya berupa simulasi. Pemakaian komputer

sebagai media pembelajaran dewasa ini bukan lagi hal baru karena banyaknya

berbabagi perusahaan software melakukan inovasi untuk menggaet pelanggannya

dari kalangan perguruan tinggi maupun sekolah. Komputer bisa berperan sebagai

manejer dalam proses pembelajaran yang dikenal computer managed instruction

Page 60: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

(CMI). Komputer juga bisa berperan sebagai pembantu tambahan dalam belajar

seperti penyajian informasi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. model

ini dikenal dengan computer assised instruction (CAI) dalam hal ini CAI bukanlah

penyampai utama materi pelajaran, namun format penyajian pesan dan informasi

dalam CAI terdiri atas tutorial terprogram, tutorial intelejen, drill and practice,

dan simulasi.

Pada laboratorium virtuil alat dan bahan yang digunakan untuk

melakukan kegiatan praktikum adalah seperangkat komputer lengkap dengan

software yang dirancang khusus untuk kegiatan eksperimen. Software ini berisi

animasi-animasi alat bahan dan desain untuk kegiatan eksperimen, dengan

menggunakan media komputer sebagai media pembelajaran, harus direncanakan

secara sistematik agar pembelajaran dan penggunaan komputer dapat berjalan

dengan efektif.

Dalam penelitian ini, laboratorium virtuil yang digunakan adalah

komputer yang berbasis Windows, penggunaan laboratorium virtuil mempunyai

kelebihan diantaranya: keselamatan siswa lebih terjamin, siswa bisa

mengeksplorasi konsep dengan melakukan percobaan sendiri, bisa dilakukan

berulang-ulang, kegiatan praktikum dilakukan dengan cepat karena waktu tidak

banyak tersita untuk menyiapkan peralatan dan bahan-bahan praktikum, dan

kegiatan lebih terkontrol. Sedangkan kelemahan adalah keterbatasan software

yang realitas serta tidak memberikan pengalaman langsung kepada siswa karena

siswa hanya berinteraksi dengan komputer.

7. Kemampuan Memori

Page 61: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

a. Pengertian Memori

Memori memiliki dua metoda dasar mengingat, yaitu “metode asosiasi

dasar dan metoda perantaian” (Yovan P. Putra, 2008: 183). Metode assosiasi dasar

merupakan suatu metode yang hanya menghubungkan antara satu informasi yang

telah diingat dengan informasi lain yang ingin diingat. Sedangkan metode

perantaian merupakan metode assosiasi yang dibentuk melibatkan seluruh

informasi yang ingin diingat. Seluruh informasi yang ingin diingat dihubungkan

satu sama lain dalam satu konteks yang memenuhi berbagai prinsip mekanisme

kerja pikiran, konteks keluarbiasaan (extra ordinary) memberikan kemampuan

yang lebih baik dalam mengingat. Dalam pembelajaran model quantum learning

menggunakan prinsip ini agar siswa mampu mengingat lebih baik dibandingkan

dengan menggunakan model pembelajaran yang biasa-biasa saja.

Dari uraian di atas kemampuan memori ini sangat berpengaruh pada

proses belajar dan mengajar khususnya materi-materi yang membutuhkan hafalan

seperti Cahaya dalam pembelajaran IPA SMP. Kemampuan memori juga

menggambarkan persepsi awal atau ingatan yang dipunyai oleh siswa sebelumnya

sebelum ada perlakuan pembelajaran tentang suatu materi pembelajaran.

Melton cit. Lie (2002: 47) menyatakan bahwa “memori sedikitnya ada

tiga tahap yang diperhatikan, penyandian, penyimpanan, dan pengingatan”. Dapat

diartikan bahwa kemampuan memori merupakan proses pengambilan informasi

untuk kemudian menstransformasikannya ke dalam kode-kode atau representasi

yang diterima oleh memori. Penyimpanan merupakan proses berkenaan dengan

mempertahankan informasi yang telah dikodekan selama jangka waktu tertentu.

Page 62: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tahap terakhir adalah pemanggilan, adalah proses memanggil kembali informasi

yang telah disimpan sebelumnya di memori. Memori memiliki tiga komponen

yaitu; memori sensorik, memori jangka pendek (working/short-term memory), dan

memori jangka panjang (long-term memory).

b. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Memori

Setiap individu memiliki kemampuan memori atau ingatan untuk

memasukkan apa yang dipersepsi berbeda-beda. Menurut Bimo Walgito (1988:

107) menyatakan bahwa “kemampuan memori merupakan anugrah Allah yang

diberikan kepada setiap makhluknya untuk mampu mengingat suatu hal”. Setiap

individu memiliki tingkatan yang berbeda-beda dalam memproses informasi yang

sudah didapat.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi memori, diantaranya sebagai

berikut: 1). daya (cepat tidaknya) memasukkan apa yang dipelajari; 2). ukuran

(banyak sedikitnya) materi yang dipelajari; 3). sifat informasi, yaitu informasi

yang berarti atau bermakna lebih mudah diingat dari pada yang tidak memiliki arti

dan tidak bermakna; 4). lama interval, yaitu lamanya waktu antara pemasukan

informasi sampai ditimbulkannya kembali informasi itu, semakin lama interval

akan semakin berkurang kemampuan memori seseorang; 5). isi interval, yaitu

aktivitas-aktivitas yang mengisi interval. Jika mempelajari suatu materi kemudian

mempelajari materi lain, maka materi-materi itu akan saling mengganggu dalam

proses memori; 6). situasi sesorang, istirahat akan memperkuat daya retensi; 7).

Perulangan, makin sering informasi diulang akan makin baik diingat; 8). emosi

dapat memberikan blocking dalam mengeluarkan kembali informasi yang telah

Page 63: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dimasukkan dalam memori; 9). amnesia, yaitu gangguan pada otak sebagai pusat

kesadaran.

c. Metode Pengukuran Kemampuan Memori

Menurut Bimo Walgito (1988: 116), metode pengukuran kemampuan

memori atau ingatan ada beberapa macam, yaitu:

“1). metode dengan melihat waktu atau usaha belajar; 2). metode

mempelajari kembali (the relearning method; 3).metode rekonstruksi;

4). metode mengenal kembali metode ini menggunakan cara

pengenalan kembali; 5). metode mengingat kembali metode ini

menggunakan cara pengingatan kembali; 6). Metode asosiasi

berpasangan, metode ini subyek disuruh mempelajari materi secara

berpasang-pasangan”.

Skala pengukuran menggunakan nilai interval yang diubah dalam skala

ordinal dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Kemampuan memori tinggi,

jika nilai kemampuan memori di atas atau sama dengan nilai rata-rata sampel, dan

kemampuan memori rendah, jika nilai kemampuan memori dibawah nilai rata-rata

sampel.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan kemampuan memori adalah

kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan

menimbulkan kembali (remembering) sesuatu yang pernah diperoleh. Pengukuran

kemampuan memori yang dimiliki siswa dapat digunakan angket, tes, dan

wawancara. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengukur kemampuan

memori adalah memori jangka pendeksiswa untuk mengingat beberapa istilah

Fisika.Dengan mengetahui taraf kemampuan memori yang dimiliki siswa, maka

guru berusaha memberikan metode dan alat bantu mengajar yang dapat

memperhatikan tingkat kecepatan belajar siswa untuk memahami materi

pelajaran.

Page 64: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

8. Gaya Belajar

Pengertian gaya belajar menurut DePorter (2008:112), “gaya belajar

adalah kombinasi dari bagaimana seseorang itu menyerap dan kemudian mengatur

serta mengolah informasi”. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-

beda. Terdapat tiga modalitas belajar seseorang yaitu: “modalitas visual,

auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing dari kita belajar

dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan

orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.

Ada dua kategori utama dalam seseorang belajar. Pertama, cara untuk

menyerap informasi dengan mudah (modalitas) dan kedua cara untuk mengatur

dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). Jika seseorang telah akrab

dengan gaya belajarnya maka dia dapat mengambil langkah-langkah penting

untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan mudah.

Adapun untuk faktor belajar modalitas dalam belajar salah satunya adalah

gaya dengan yang disampaikan oleh DePorter, (2008: 112-113) bahwa “Gaya

belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian

mengatur serta mengolah informasi”. Hal ini dapat dilihat dari keberagaman

individu dalam menyerap informasi, ada yang suka belajar dengan mendengar

musik, akan tetapi juga tidak bisa belajar kalau tidak kondisi tenang. Seorang

guru harus senantiasa memperhatikan modalitas yang dimiliki siswa agar

pembelajaran dapat berjalan secara efektif.

Terdapat tiga modalitas belajar seseorang yaitu modalitas visual,

auditori dan kinestetik (V-A-K). Orang visual belajar dari apa yang mereka

Page 65: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

lihat, pelajar auditorial melakukannya melalui apa yang mereka dengar, dan

pelajar kinestetik belajar melalui gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing

dari pelajar belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan

tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya.

Karakteristik modalitas gaya belajar visual, gaya belajar audiotorial, dan gaya

belajar kinestetik antara lain:

a. Gaya belajar visual (visual learners)

Karakteristik khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar visual

antara lain: 1) kebutuhan melihat sesuatu (informasi/ pelajaran) secara visual

untuk mengetahui atau memahaminya; 2) memiliki kepekaan yang kuat terhadap

warna; 3) memahami pemahaman yang cukup terhadap artistik; 4) memiliki

kesulitan berdialog secara langsung; 5) terlalu reaktif terhadap suara; 6) sulit

mengikuti anjuran secara lisan; 7) sering salah menginterpretasikan kata atau

ucapan.

Siswa yang mempunyai gaya belajar visual, yang memegang peranan

penting adalah mata / penglihatan (visual), metode pembelajaran yang digunakan

oleh guru sebaiknya lebih banyak dititik beratkan kepada peragaan / media, antara

lain menggunakan materi-materi visual seperti gambar, slide, diagram, coretan-

coretan, kartu bergambar, gunakan warna untuk mengingat hal-hal penting,

menggunakan multimedia (contoh: komputer dan video) yang kesemuanya dapat

digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.

b. Gaya belajar audiotorial (auditory learners)

Page 66: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Gayabelajar auditorial adalah gaya belajar yang mengandalkan pada

pendengaran untuk bisa memahami dan lebih cepat dalam menerima pelajaran

dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan.

Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar auditori antara lain: mudah terganggu

oleh keributan, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang

didiskusikan daripada yang dilihat. Strategi untuk mempermudah belajar siswa

auditori antara lain: ajak anak untuk ikut berpartisipasi baik dalam kelas maupun

dalam keluarga, dorong anak untuk mempelajari materi pelajaran dengan keras,

gunakan musik untuk mengajarkan anak, diskusikan ide dengan anak secara

verbal dan biarkan anak merekam materi pelajarannya kedalam kaset.

c. Gaya belajar kinestetik

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui

bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk

diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi

sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan

sentuhan. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik antara lain: berbicara perlahan,

penampilan rapi, tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan,

belajar melalui memanipulasi dan praktik, menghafal dengan cara berjalan

dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, merasa

kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita, menyukai buku-buku

dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, menyukai

permainan yang menyibukkan, tidak dapat mengingat Fisika, kecuali jika mereka

Page 67: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

memang pernah beradaditempat itu dan menyentuh orang untuk mendapatkan

perhatian mereka menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik adalah: jangan

paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam, ajak anak untuk belajar sambil

mengeksplorasi lingkungannya (contohnya:ajak dia baca sambil bersepeda,

gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru), izinkan anak untuk

mengunyah permen karet pada saat belajar dan gunakan warna terang untuk

melihat hal-hal penting dalam bacaan, izinkan anak untuk belajar sambil

mendengarkan musik.

Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan

strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan

lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar.

Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

9. Prestasi Belajar

Menurut kamus umum bahasa Indonesia (1999;787) prestasi belajar berarti

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru .

disebutkan pada rancangan hasil belajar (2008;3) “Penilaian dalam KTSP adalah

penilaian berbasis kompetensi, yaitu dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan

untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi

pengetahuan keterampilan, dan sikap”. Prestasi belajaran merupakan hasil yang

telah dicapai oleh individu atau kelompok setelah melaksanakan suatu kegiatan

belajar, yang menurut Taksonomi Bloom dkk, sebagaiman telah dikutip Winkel

Page 68: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

(1996;244-250) hasil belajar meliputi 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Dari uraian tersebut ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar / hasil

belajar adalah hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi

pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses pembelajaran. Pada

tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa standar kompetensi

(SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam kompetensi dasar (KD).

a. Ranah Kognitif (cognitif domain)

Ranah kognitif memiliki enam tingkatan yaitu: (1) pengetauan, berupa

pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah,

dan prinsip-prinsip dalam bentuk yang dipelajari; (2) pemahaman, mencakup

kemampuan untuk memahami, mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari

tanpa menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya; (3) penerapan, mencakup

pengetahuan untuk menerapkan suatu kaidah, rumus, dalil atau metode bekerja

pada suatu kasus atau problem yang kongkret dan baru; (4) analisis, mencakup

kemampuan untuk merinci/memecah suatu kesatuan kedalam bagian-bagian

sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik; (5)

sintesis, mencakup kemampuan untuk menbentuk/menyusun satu kesatuan atau

pola baru dari beberapa unsur; (6) evaluasi, mencakup kemampuan untuk

menbentuk/menyusun suatu pendapat/penilaian mengenai seseuatu atau beberapa

hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat yang berdasarkan kriteria

tertentu.

b. Ranah Afektif (affectif domain)

Page 69: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yag tidak

memiliki minat pada pelajaran sulit untu kemncapai keberhasilan belajar secara

optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan

mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Implikasinya dalam proses

pembelajaran diharapkan pendidik harus mampu membangkitkan minat semua

peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

Ranah afektif meliputi: (1) penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya

suatu perangsang dan ketersediaan untuk memperhatikan rangsangan itu. Pada

tingkat penerimaan, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu

fenomena khusus atau stimulus; (2) partisipasi, mencakup kerelaan untuk

memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Pada tingkat

ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus tetapi juga harus

bereaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada perolehan respon,

berkeinginan menberi respon, atau kepuasan dalam memberi respon; (3) penilaian

atau penentuan sikap. Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian

terhadap sesuatu yang membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Valuing atau

penilaian berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik. Hasil

belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil

agar nilai dikenal secara jelas; (4) organisasi, mencakup kemampuan untuk

membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

Pada tingkat organisasi, beberapa nilai dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan,

dan mulai membangun sistem internal yang konsisten. Hasil pembelajaran pada

tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai. (5)

Page 70: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai

kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan

nyata dalam mengatur kehidupannya sendiri. Pada tingkat ini peserta didik

memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu

hingga terbentuk gaya hidup.

10. MateriCahaya

a. Pengertian Cahaya

Serway (2004: 1095)Cahaya menurut Newton terdiri dari partikel-partikel

ringan berukuran sangat kecil, bahwa partikel-partikel dipancarkan dari suatu

sumber Cahaya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan partikel

itu merangsang indera penglihatan saat memasuki mata. Sementera menurut

Huygens Cahaya merupakan gelombang. Zat yang sangat ringan, tembus

pandang dan memenuhi seluruh alam semesta, gelombang merambat pasti

memerlukan medium.

Cahaya merupakanenergi berbentuk gelombang elekromagnetik yang

kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Eksperimen yang

dilakukan oleh ilmuwan Thomas Young dan Agustin membuktikan bahwa

Cahaya dapat melentur (difraksi) dan berinteraksi dan beranggapan gejala alam

khas merupakan sifar dasar gelombang. Cahaya sebagai bentuk gelombang

elektromagnitik dapat dibuktikan lewat gejala pemantulan, pembiasan, difraksi,

dan interferensi. Menurut Albert einstein Cahaya merupakan paket partikel yang

disebut foton. Cahaya perlu dianggap sebagai sesuatu yang bersifat

dualistik.Cahaya memperlihatkan karakteristik dari gelombang dari situasi-situasi

tertentu dan dalam kondisi lain menunjukkan karakteristik dari partikel-partikel.

Page 71: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

b. Sifat-sifat perambatan Cahaya

Gambar 2.2. Skema BerkasCahaya

Gambar 2.2. menunjukkan bahwa sinar adalah berkas Cahaya yang

merambat sebagai garis lurus dan tegak lurus terhadap muka gelombang atau

merupakan bentuk aliran energi dalam sebuah gelombang. Sebuah muka

gelombang berbentuk bidang dianggap menjalar dalam garis lurus disuatu mediun

dan searah dengan arah sinarnya. Muka gelombang bidang tegak lurus terhadap

arah rambat gelombang. Cahaya merambat melalui garis lurus yang tetap dan arah

rambat gelombang berubah jika melalui medium yang berbeda, atau jika sifat-sifat

optik dari mediumnya tidak homogen baik dalam ruang maupun waktu.Cahaya

dapat menembus benda bening, Cahaya dapat dibiaskan

c. Pemantulan

Dapat didefinisikan bahwa ketika Cahaya merambat dalam satu medium

kemudian menemui suatu bidang batas dengan medium lainya, sebagian Cahaya

yang datang akan mengalami pemantulan, pemantulan Cahaya dapat digolongkan

menjadi pemantulan terarah dan pemantulan baur.

Sinar

Muka Gelombang

Page 72: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 2.3. Skema Hukun Snellius 1

Gambar 2.3. menunjukkan bahwa hukum pemantulan Cahaya dapat diringkas: 1).

sinar datang, sinar pantul dan garis normal berpotongan pada titik dan terletak

pada satu bidang datar; 2). sudut datang sama dengan sudut pantul (i = r).

1) Pemantulan pada cermin datar

Gambar 2.4. Skema terbentuknya bayangan pada cermin datar

Gambar 2.4. menunjukkan bahwa sebuah benda berbentuk anak panah

terletak sejajar dengan cermin, dua sinar dari Q setelah dipantulkan seolah-olah

sinar berasal dari Q’. Titik PQ membentuk bayangan P’dan Q’. Panjang benda

dan panjang bayangan yaitu y dan y’, maka perbandingan y’/y disebut perbesaran

(M).

Garis Normal

Sinar Datang Sinar Pantul

Bidang Datar Rata

i r

s V s’

y’

y

P

V

Q’

Q

P’

Page 73: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

𝑀 =𝑦′

𝑦 (2.1)

Dari segitiga PQV dan P’Q’V’

𝑡𝑎𝑛𝜃 =𝑦

𝑠=

𝑦′

𝑠′ (2.2)

Dengan M adalah perbesaran bayangan, y adalah panjang benda, y’ adalah

panjang bayangan. Karena s = s’, maka y = y’ dan perbesaran oleh cermin datar

adalah satu kali, artinya penjelasan cermin datar merupakan cermin yang

mempunyai permukaan pantul berbentuk bidang datar. Cermin datar

menghasilkan sifat bayangan: sama besar dengan benda, tegak, jaraknya ke

cermin sama dengan jarak benda ke cermin, bayangan semu atau maya.

2) Pemantulan pada cermin cekung

Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar. Berkas sinar yang datang

sejajar sumbu utama akan dipantulkan mengumpul pada suatu titik yang disebut

titik fokus (F). Secara geometris dapat dibuktikan bahwa panjang fokus atau (f)

yaitu jarak cermin ketitik fokus besarnya sama dengan setengah panjang jari-jari

kelengkungan cermin.

Pembentukan bayangan pada cermin cekung:

Gambar 2.5 Skema sinar istimewa cermin cekung

Gambar 2.5. menunjukkan bahwa sinar-sinar istimewa pada cermin

cekung: 1). sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui

F

P

O

F

P

O

F

P

O

Page 74: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

titik fokus (F); 2). sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar

dengan sumbu utama; 3). sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan (P)

cermin dipantulkan melalui titik itu juga.

Gambar 2.6. Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung ketika benda O

diletakkan diluar pusat kelengkungan C.

Untuk menghitung jarak bayangan s’ jika diketahui jarak benda s dan jari-

jari kelengkungan R, dapat melihat Gambar 2.6. Gambar 2.6 menunjukkan dua

sinar yang meninggalkan ujung benda. Salah satu sinar melewati pusat

kelengkungan C dari cermin, mengenai cermin pada posisi tegak lurus permukaan

cermin dan memantulkan ke dirinya sendiri. Banyangan dari ujung benda terletak

pada titik potong kedua sinar. Dari segitiga warna gelap dapat diketahui bahwa

tan = -h’/s’. Terdapat tanda negatif, karena bayangan terbalik, sehingga h’

bertanda negatif. Sehingga perbesaran bayangannya dapat dinyatakan:

𝑀 =ℎ′

ℎ= −

𝑠′

𝑠 (2.3)

h

O

C h’

R

F

s

s’

Page 75: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Dari kedua segitiga pada gambar 2.5, nilai tan diperoleh

tan ∝ =ℎ

𝑠−𝑅 atau tan ∝ =

ℎ′

𝑅−𝑠′ (2.4)

Mengeliminasi persamaan 2.4 maka diperoleh persamaan

ℎ′

ℎ= −

𝑅−𝑠′

𝑠−𝑅 (2.5)

𝑅−𝑠′

𝑠−𝑅=

𝑠′

𝑠 (2.6)

𝑠𝑅 − 𝑠𝑠 ′ = 𝑠𝑠 ′ − 𝑅𝑠′

−𝑠𝑠′ − 𝑠𝑠′ = −𝑅𝑠′ − 𝑠𝑅

−2𝑠′𝑠 = −𝑅(𝑠′ + 𝑠)

2

𝑅=

𝑠′+𝑠

𝑠′𝑠

2

𝑅=

𝑠′

𝑠′𝑠+

𝑠

𝑠′𝑠

2

𝑅=

1

𝑠+

1

𝑠′ (2.7)

Persamaan 2.7 disebut persamaan cermin. Jika bendanya sangat jauh dari

cermin yaitu s jauh lebih besar dari R maka 1/s 0 sehingga s’ R/2, artinya

ketika benda sangat jauh dari cermin, titik bayangannya adalah setengah jarak

antara pusat kelengkungan dan titik tengah cermin.

Sehingga persamaan 2.7 dapat ditulis menjadi,

1

𝑓=

1

𝑠+

1

𝑠′ (2.8)

Dimana 2R = 1/f sehingga f = R/2. Persamaan 2.8, menunjukkan bahwa

panjang fokus cermin tidak pada bahan pembuat cermin, melainkan bergantung

pada kelengkungan cermin, jarak benda dan jarak banyangan. Dikarenakan pada

Page 76: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pembentukan bayangan, pemantulan sinar hanya sebatas pada permukaan bahan

cermin.

3) Pemantulan pada cermin cembung

Gambar 2.7. Pembentukan bayangan pada cermin cembung

Gambar 2.7. menunjukkan sebuah cermin cembung dan sebuah benda AB

yang tegak lurus dengan s dan tinggi h, sinar yang dipantulkan dari cermin

cembung divergen, membentuk bayangan maya suatubenda yang tegak dan lebih

kecil daripada benda aslinya. Bayangan yang dihasilkan adalah maya karena sinar

yang dipantulkan hanya terlihat seakan-akan berasal dari titik bayangan seperti

ditunjukan oleh garis putus-putus. Dapat dilihat ketika benda berada di depan

cermin cembung (AB) maka terbentuknya bayangan yang dihasilkan maya karena

berada di belakang cermin yaitu diantara titik fokus (F) dan pusat kelengkungan

cermin. Bayangan yang dibentuk pada cermin cembung tidak dapat diproyeksikan

ke layar. Hal ini dikarenakan sinar yang dipantulkan di sembarang tempat dari

cermin cembung adalah divergen, sehingga selalu membentuk bayangan maya.

Cermin cembung bersifat menyebarkan sinar. Sinar dari semua titik akan

menyebar setelah pemantulan sehingga seolah-olah titik itu datang dari belakang

cermin. Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan menyebar seolah-olah

berasal dari titik fokus. Jari-jari kelengkungan cermin cembung berharga negatif.

A’

s

F C A

s’

B’

B

O

h’

h

Page 77: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 2.8 Skema sinar istimewa cermin cembung

Gambar 2.8. menunjukkan penjelasan dari sinar-sinar istimewa pada

cermin cembung adalah: 1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama

dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus; 2). Sinar datang yang menuju titik

fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama; 3). Sinar datang yang menuju

pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui lintas yang sama.

Daerah disekitar cermin cembung dibagi menjadi 4 ruang, yaitu: 1). daerah

diantara O dan F disebut ruang 1; 2). daerah antara F dan R disebut ruang 2; 3).

Daerah disebelah kiri R disebut ruang 3; 4). daerah di belakang cermin disebut

ruang 4

d. Pembiasan

Gambar 2.9 Skema peristiwa pembiasan sinar dari udara ke kaca

Gambar 2.9. menunjukkan Cahaya merambat dari medium yang renggang

(udara)menemui suatu batas medium yang lebih rapat (kaca), maka energinya

sebagian dipantulkan dan lainnya memasuki medium. Cahaya tersebut akan

F O P O P F O P

Page 78: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

mengalami pembelokan atau disebut dengan pembiasan. Sinar datang, sinar

pantul, dan sinar yang dibiaskan semua terletak pada bidang yang sama. Pada

gambar tersebut Cahaya dari medium udara maka arah Cahaya nya memasuki

mediun kaca akan mendekati garis normal. Sudut bias 𝜃2 terlihat pada gambar

dipengaruhisifat kedua medium dan sudut datangnya. Secata matematis dapat

ditulis dalam persamaan:

𝑠𝑖𝑛𝜃2

𝑠𝑖𝑛𝜃1 =

𝑣2

𝑣1 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.9.)

Dimana v1 adalah kelajuan Cahaya pada medium pertama sedangkan v2 adalah

kecepatan Cahaya medium ke 2.

Refraksi (atau pembiasan) dalam optika geometris didefinisikan sebagai

perubahan arah rambat partikel Cahaya akibat terjadinya percepatan. Adapun

indek biasnya dapat dicari dengan persamaan:

𝑛 =𝑐

𝑣 (2.10.)

Indeks bias mutlak suatu medium (n) didefinisikan sebagi cepat rambat

Cahaya diruang hampa (c) terhadap cepat rambat Cahaya di medium tersebut (v).

Cahaya merambat pada medium yang berbeda frekuensi bersifat tetap

tidak ada perubahan, tetapi panjang gelombangnya akan berubah. Yang dapat

ditulis pada persamaan

𝑣1 = 𝑓.1 𝑑𝑎𝑛 𝑣2 = 𝑓.2 (2.11)

Sehingga menghasilkan persamaan

1 n1 = 2 n2 (2.12)

Page 79: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Depan Belakang

1

2

3

O F1

F2

s’

I

s

Dari kedua persamaan tersebut menghasilkan:

n1 𝑠𝑖𝑛θ1 = n2 𝑠𝑖𝑛θ2 (2.13)

Persamaan 2.13. sering disebut dengan hukum pembiasan Snellius dua

1) Lensa Cembung

Lensa cembung merupakan aplikasi dari hukum Snellius dua dengan memiliki

ciri-ciri sinar istimewasebagai berikut:

Gambar 2.10. Skema pembentukan bayangan atau sinar istimewa pada lensa

cembung

Pada gambar 2.10. Dapat dilihat bahwa jika benda berada didepan lensa

cembung (benda nyata) dan terletak di titik O (s > F1) maka bayangan yang

dihasilkan berada di belakang pada lensa konvergen, dapat menggunakan tiga

berkas sinar. Ketiga sinar istimewa tersebut antara lain: (1) Sinar 1 digambarkan

sejajar sumbu utama, setelah dibiaskan oleh lensa, sinar ini melewati titik fokus

pada sisi belakang siswa (F2); (2) sinar 2 digambarkan melalui tengah lensa dan

terus berlanjut berupa garis lurus; (3) sinar 3 digambarkan melalui titik fokus (F1)

pada sisi depan lensa dan keluar lensa sejajar sumbu utama.

Page 80: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2) Lensa Cekung

Lensa cekung memiliki ciri-ciri sinar istimewa dalam proses pembentukan

bayangannya.

Gambar 2.11. Skema pembentukan bayangan atau sinar istimewa pada lensa

cekung

Pada gambar 2.11. menunjukkan pembentukan bayangan dari sebuah lensa

divergen. Adapun tiga sinar istimewa yang digunakan dalam pembentukan

bayangan lensa divergen sebagai berikut: (1) sinar 1 digambarkan sejajar sumbu

utama setelah dibiaskan oleh lensa, sinar ini seakan-akan berasal dari titik fokus

(F1) dan arahnya menjahui dari titik fokus; (2) sinar 2 adalah digambarkan melalui

tengah lensa dan terus belanjut berupa garis lurus;(3) sinar 3 adalah sinar datang

yang menuju ke arah titik fokus (F2) dibiaskan dari lensa sejajar sumbu utama.

Banyangan yang terdapat dua lensa dengan masing-masing memiliki

panjang gelombang fokus f1 dan f2 yang sekaligus saling bersentuhan. Jika s1 = s

adalah jarak benda untuk kombinasi tesebut, maka penerapan persamaan lensa

pada lensa pertama menghasilkan persamaan.

1

𝑠+

1

s′ 1=

1

f1 (2.14)

O

1

3

2

F2

I F1

Depan Belakang

Page 81: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Dengan s’1 adalah jarak banyangan untuk lensa pertama, dengan

mengasumsikan bayangan ini sebagai benda bagi lensa kedua, maka jarak benda

untuk lensa ke dua harus s2 = -s’1. Dengan demikian untuk lensa kedua diperoleh

persamaan

1

𝑠2+

1

𝑠′2=

1

𝑓1

−1

𝑠′1+

1

𝑠′=

1

𝑓2 (2.15)

s’ = s’2 adalah jarak bayangan akhir dari lensa kedua, yang merupakan

jarak bayangan dari kombinasi tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai pembelajaran inkuiri terbimbing dengan

laboratorium riil dan laboratorium virtuil oleh Saputro (2010)menunjukkan

bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dengan laboratorium riil dan laboratorium

virtuil dapat menunjukkan perbedaan prestasi belajar. Dalam proses pembelajaran

konsep teoritis yang abstrak memerlukan media untuk memvisualisasikan materi

menjadi konkret.Aktivitas siswa dan sikap ilmiah siswa sangat mempengaruhi

prestasi belajar siswa. Penelitian ini akan melanjutkan penggunaan metode inkuiri

dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil, menambah pemberian tugas

tiap-tiap individu yang terbimbing agar meningkatkan prestasi belajar lebihmerata

dan baik.

Penelitian mengenai gaya belajar oleh Iswari (2009) menunjukkan

bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dengan laboratorium riil dan laboratorium

virtuil dapat menunjukkan perbedaan prestasi belajar. Dalam proses pembelajaran

Page 82: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

konsep teoritis yang abstrak memerlukan media untuk memvisualisasikan materi

menjadi konkret.Kemampuan memori dan gaya belajar siswa sangat

mempengaruhi prestasi belajar siswa.Penelitian ini akan melanjutkan penggunaan

metode inkuiri dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil, menambah

pemberian tugas tiap-tiap individu agar meningkatkan prestasi belajar lebih baik

dan merata.

Penelitianmengenai kemampuan memorioleh Winarti(2009)

menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan eksperimen

virtuil lebih baik jika dibandingkan prestasi belajar siswa dengan eksperimen

laboratorium, serta terdapat pebedaan prestasi belajar siswa yang memiliki

kemampuan memori tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan memori yang

rendah.Penelitian ini akan melanjutkan penggunaan kemampuan memoridengan

pembelajaran laboratorium riil dan laboratorium virtuil, menambah pemberian

tugas tiap-tiap individu untuk mengoptimalkan agar meningkatkan prestasi belajar

lebih baik.

Penelitian mengenai kemampuan memori oleh

Krisdiyanto(2010)menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh pembelajaran

berbasis masalah dengan menggunakan metode proyek dan inkuiriterhadap

prestasi belajar siswa; 2) terdapat pengaruh kreativitas tinggi dan kreativitas

rendah terhadap prestasi belajar siswa; 3) terdapat pengaruh kemampuan memori

tinggi dan kemampuan memori rendah terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian

ini akan melanjutkan penggunaan kemampuan memori akan tetapi

menggunakanpembelajaran laboratorium riil dan laboratorium virtuil, menambah

Page 83: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

pemberian tes da tugas tiap-tiap individu agar meningkatkan prestasi belajar lebih

merata.

Penelitian mengenai kemampuan memori oleh Susan E. et.all. (2004)

penelitian menunjukkan bahwa pada anak umur 14 tahun terdapat hubungan kuat

antara skor tes kerja memori dan tingkat pencapaian dalam matematika dan sains,

meskipun kemampuan dalam penilaian bahasa inggris tidak memperlihatkan

hubungan yang kuat dengan kemampuan memori. Hal ini dapat dikatakan bahwa

kemampuan memori turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Didasari hal

tersebut maka kemampuan memori akan digunakan sebagai variabel moderator

dan diukur sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Penelitian mengenai laboratorium virtuil oleh Tuyuz C. (2010) hasil

penelitian menunjukkan bahwa dengan mengembangkanekstensikolaboratifuntuk

laboratorium virtuilyangberbasis laboratorium eksperimen

dapatmendukungsiswadalammelakukaneksperimendanmendapatkan hasil yang

lebih baik atau memberikan efek yang positif terhadap prestasi belajar serta secara

efektif digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Dalam penelitian ini

akan melanjutkan penggunaan laboratorium virtuil dalam proses pembelajaran,

akan tetapi yang membedakan adalah cara efektifitas guru dalam proses belajar

berlangsung yaitu membuat LKS.

Penelitian mengenai inkuiri terbimbing oleh Springs C. (2009) hasil

penelitian peniliti memfokuskan kondisi belajar mengajar yang meyenangkan

dengan proses penyelidikan untuk menyelesaikan studi kasus yang diberikan.

Hasil dari penelitian tersebut sudah diterjemahakan antara lain (1). Aktivitas

Page 84: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

laboratorium sebagai kegiatan eksperimen sangat penting dilakukan pada materi

pembelajaran yang berkaitan dengan metabolisme seperti fotosintesis (2). Para

siswa menyampaikan bahwa Inkuiri Terbimbing berdasarkan aktivitas

laboratorium lebih permanen, menyenangkan, labih terfokus dibandingkan dengan

metode tradisional (3). Siswa dapat bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah

dan informasi-informasi yang diperoleh, mengidentifikasi hubungan-hubungan

sebab akibat, menganalisis data, memberikan penjelasan tentang hasil yang

diperoleh secar ailmiah dan mampu mengevaluasi pada penjelasan-penjelasan

pembelajaran dengan melakukan penyelidikan-penyelidikan ilmiah. Penelitian ini

akan melanjutkan penggunaan metode inkuiri dengan menambah pendampingan

dan pembuatan LKS siswa sehingga prestasi siswa lebih baik.

Penelitian mengenai laboratoriun oleh Ketpichainarong et.all.

(2009)hasil antara lain: (1)pembelajaran inkuiri terbimbing dan metode mengajar

mempengaruhi siswa, dapat digunakan sebagai contoh dalam pemecahan masalah,

hingga terlihat pada hasil kerja mereka, membuat kesimpulan, dan

mengembangkan prediksi; (2) studi kasus penggunaan inquiry-based laboratory

untuk membuat siswa mampu membuat pemahaman sendiri secara konseptual dan

bertujuan untuk membuat mereka mampu mengaplikasikan pengetahuannya

kedalam kehidupan nyata yang didukung dengan kemampuan mereka untuk

memformulasikan dan mengevaluasi hipotesis terhadap kasus yang

berbeda;(3)Inquiry-based laboratory ini dapat memenuhi kebutuhan siswa dan

fakultas, sehingga akan menjadi bagian pembelajaran yang permanen didalam

kurikulum. Atau mereka dapat mendesain yaitu pembelajaran mereka yang

Page 85: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

mencakup penelitian yang lebih terbuka.Penelitian ini akan melanjutkan

penggunaan metode inkuiri dengan menambah pendampingan dan pembuatan

LKS siswa.

Penelitian yang lainnya yang terkait memori pernah juga dilakukan oleh

Rajendran (2009) dari University of Strathclyde, Canada dalam Jurnal of learning

Disabilities menyimpulkan bahwa “the verbal shoth-term memory deficits

evidenced in the present study ould be the result of the computerized presentations

of verbal stimuli as this group was not able to benefit from phono-articulatory

features available in spoken presentation”. Berdasarkan penelitian tersebut

menunjukkan kemampuan memori kata-kata jangka pendek mempengaruhi dalam

hasil prsentasi secara lisan. Berdasarkan penelitian tersebut maka penelitian ini

mempertimbangan mengenai faktor kemampuan memori dan kemampuan verbal

dalam proses pembelajaran. Karena faktor memori dan verbal merupakan salah

satu penentu keberhasilan dalam pembelajaran dalam rencana pembelajaran

peneliti akan merangsang kemampuan memori melalui gaya belajar visual dan

kinestetik yang di padukan dengan langkah inkuiri sebagai pemicu semangat

pelajaran yang akan dimulai.

Penelitian yang lain terkait kemampuan memori pernah dilakukan oleh

Oberaurer et all. (2000) dari University of Manheim Schloss, Jerman dalam

Journal Elsevier menyimpulkan bahwa “the same picture now emerges for the

construct of working memory capasity”. Berdasarkan penelitian tersebut

Page 86: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

menunjukkan bahwa gambar yang sama mampu membangun kapasitas kerja dari

memori. Berdasarkan penelitian tersebut maka penelitian ini akan menggunakan

kemampuan memori yang dimiliki siswa dengan memperhatikan gambar dalam

proses pembelajaran.Perbedaan penelitian ini adalah terletak pada pengunaan

kapasitas kemampuan memori, jika dalam jurnal kemampuan memori sebagai

tujuan subjek yang diteliti sedangkan penelitian ini akan menjadikan kemampuan

memori sebagai faktor penentu keberhasilan pembelajaran

Penelitian mengenai inkuiri terbimbing oleh Umar (2007)Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, pengaplikasian pendekatan

pembelajaran dengan menggunakan guided inquiry yang terfokus pada

pemecahan masalah melaluieksplorasi, pengembangan konsep, dan aplikasi,

berpotensial untuk meningkatkan pembelajran siswa dalam web sehingga

perbedaan individual secara kognitif harus mengacu pada materi yang dapat

berpengaruh pada proses belajar siswa. Penelitian ini akan melanjutkan

penggunaan metode inkuiri dengan menambah pendampingan dan pembuatan

LKS siswa.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, dapatlah disusun suatu

kerangka pemikiran guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang

dikemukakan, adapun kerangka berfikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 87: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing dengan dilengkapi

media laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar

Cahaya merupakan bentuk partikel-partikel ringan berukuran sangat

kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang

sangat tinggi menurut Newton, akan tetapi juga berbentuk gelombang

elektromagnetik berfrekuensi tinggi (Serway, 2010: 3). Dari pernyatan tersebut

dalam mempelajari materi Cahaya yang bersifat abstrak tidak cukup hanya

mengamati untuk bisa memahami akan tetapi butuh konsep penalaran yang tinggi

sehingga perlu adanya media untuk menjelaskan konsep-konsep tersebut.

Kegiatan pembelajaran yang menggunakan bantuan media laboratorium

berarti memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk melakukan

percobaan dan meningkatkan kemampuannya sehingga dapat meningkatkan

prestasinya, karena dengan kegiatan laboratorium siswa dapat melakukan

peragaan,simulasi, pengukuran, dan pengamatan secara langsung untuk menggali

potensi sesuai dengan tuntutan dari standar kompetensi maupun kompetensi dasar

yang ditentukan dalam kurikulum. Guru dapat memfokuskan peranannya untuk

memfasilitasi, membimbing, mengarahkan, dan memotivasi siswanya untuk

menemukan jawaban dari permasalahan yang dituangkan pada lembar kerja

siswa.Dengan demikian proses pembelajara dapat berlangsung dengan efektif dan

efisien.

Page 88: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Penggunaan laboratorium riil dalam pembelajaran IPA Fisika memiliki

keunggulan obyek yang diamati merupakan obyek yang nyata berada dalam

lingkungan sehari-hari, dengan demikian siswa dapat lebih mengenal obyek dan

mendapatkan konsep yang bermakna. Kelemahan penggunaan laboratorium riil

dalam penelitian ini adalah ketersediaan peralatan laboratorium yang terbatas

jumlahnya dan perlu persiapan yang lama untuk melakukan pengamatan baik

persiapan alat dan bahan, selain itu siswa masih banyak mengalami kesulitan

dalam menggunakan alat dan bahan percobaan serta siswa hanya dapat

menggunakan alat-alat tersebut dilaboratorium sekolah dan tidak bisa diulang

sendiri di rumah.

Siswa yang pembelajarannyamelalui metode inkuiri terbimbing

menggunakan laboratorium virtuil lebih dapat menekuni materi yang disajikan,

karena siswa dapat dengan cepat mendapatkan materi yang diinginkan. Jumlah

komputer yang lebih banyak menjadikan siswa lebih berkonsentrasi dalam

melakukan proses pembelajaran di kelas.Media animasi yang dikemas secara

interaktif ini lebih mempercepat kerja laboratorium. Siswa dapat mengulang-

ulang sendiri dirumahnya khususnya siswa yang memiliki fasilitas personal

komputer (PC), dengan demikian diduga bahwa siswa yang pembelajarannya

melalui inkuiri terbimbing menggunakan laboratoriumvirtuilmemperoleh prestasi

belajar Fisika yang lebih baik daripada siswa yang menggunakan laboratoriumriil.

2. Pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi belajar

Page 89: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi

kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Proses belajar akan

bermakna jika siswa dapat menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki

dengan pengetahuan baru yang akan diperoleh. Untuk dapat menghubungkan

pengetahuan satu dengan lainnya diperlukan kemampuan memori untuk

mendukung hal tersebut.Kemampuan memori merupakan kemampuan jiwa untuk

memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali

(remembering) sesuatu yang pernah diperoleh. Oleh sebab itu kemampuan

memori merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar Dalam memahami konsep Cahaya yang membutuhkan analisa Cahaya

sebagai partikel dan gelombang membutuhkan pemikiran dan kemampuan ingatan

yang tajam agar dapat membangun pengetahuan yang didapat.

Untuk membangun pengetahuan membutuhkan mengkaitkan beberapa

pengetahuan untuk mendapat sebuah kesimpulan konsep mengenai Cahaya .

Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi mampu menyimpan informasi

lebih banyak ke memori jangka pendekdalam waktu singkat.Pada tahapan retensi

dalam pembelajaran menurut Gagne akan terjadi proses pemindahan informasi

dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang agar informasi tersebut

tidak hilang. Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi mampu menyimpan

lebih banyak informasi dalam memori jangka panjangnya dan akan menimbulkan

kembali bila dibutuhkan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diduga bahwa

Page 90: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi lebih baik

daripada siswa yang memiliki kemampuan memori rendah.

3. Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar

Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap

dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Hal ini dapat dilihat dari

keberagaman individu dalam menyerap informasi, ada yang suka belajar dengan

mendengar musik, akan tetapi juga tidak bisa belajar kalau tidak kondisi tenang.

Seorang guru harus senantiasa memperhatikan modalitas yang dimiliki siswa

agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif.

Siswa memiliki kecenderungan dalam menerima danmengolah informasi

selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan gaya belajar mereka

masing-masing. Ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual cenderung

melakukan proses belajar dengan penglihatan (visual), siswa yang seperti ini

biasanya lebih mengingat daripada yang didengardalam proses

pembelajarannya.Sementara ciri siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik

belajar melalui bergerak, menyentuh dan melakukan dalam proses

pembelajarannya. Biasanya siswa yang seperti ini cenderung lebih aktif pada saat

proses pembelajaran.

Materi Cahaya bersifat abstrak untuk memahami yang tidak cukup

diamati akan tetapi butuk konsep penjabaran analisa matematik dari sifat klasik

dan gelombang, jadi dalam mempelajari materi tersebut diperlukan penjelasan

Page 91: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

visualisasi yang menyeluruh. Siswa dengan gaya belajar visual lebih tanggap

terhadap fenomena-fenomena kejadian dan mampu menganalisanya lebih akurat

sedangkan siswa yang belajar secara kinestetik cenderung untuk munah dalam

melihat hal-hal yang riil saja, sehingga diduga bahwasiswa yang memiliki gaya

belajar yang visual akan memperoleh prestasi kognitif dan afektif yang lebih baik

dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar visual.

4. Interaksi antara media laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan

memori terhadap prestasi belajar

Kemampuan memori memiliki peran penting dalam proses pembelajaran.

Sehingga guru dalam membangun pengetahuan, perlu mengkondisikan agar

pengetahuan yang didapat diperkuat melalui penyampaian materi. Untuk siswa

yang memiliki kemampuan memori tinggi lebih cocok menggunakan laboratorium

virtuil daripada menggunakan riil karena mereka memiliki tingkan analisa yang

tajam sehingga ingin langsung mengimplementasikan pengetahuan yang dimiliki.

Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah membutuhkan media

atau cara untuk mengikat pengetahuannya yaitu lebih cocok menggunakan metode

riil. Sehingga siswa yang memiliki kemampuan memori rendah kemungkinan

hasil belajarnya lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan memori

tinggi ketika menggunakan laboratorium riil. Dengan demikian diduga ada

interaksi antara media laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan memori

terhadap prestasi belajar.

Page 92: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

5. Interaksi antara media laboratorium riil dan virtuil dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar

Siswa memiliki kecenderungan dalam melihat, menyerap, mengolah, dan

mentransfer informasi menjadi sebuah pengetahuan baru selama proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan gaya belajar berbeda-beda. Ciri siswa

yang memiliki gaya belajar visual cenderung melakukan proses belajar dengan

penglihatan (visual), siswa yang seperti ini biasanya lebih mengingat daripada

gerak dan menyentuh dalam pembelajaran sehingga akan lebih cocok

menggunakan laboratorium virtual dalam proses pembelajran.

Sementara ciri siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar

melalui bergerak, menyentuh dan melakukan dalam pembelajaran. Biasanya

siswa yang seperti ini cenderung lebih aktif pada saat proses pembelajaran

sehingga cocok untuk menggunakan metode laboratorium riil. Dengan demikian

diduga bahwa ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan

laboatorium riil dan laboratorium virtuil dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar IPA pada materi Cahaya .

6. Interaksi antara kemampuan memori dengan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar

Dalam pembelajaran guru perlu memperhatikan kemampuan memori

siswa untuk mendapatkan pengetahuan pada pembelajaran materi Cahaya . Siswa

yang memiliki kemampuan memori diharapkan mampu mengingat, memproses,

dan menyimpan pengetahuan setelah terjadi proses pembelajaran. Begitu halnya

dengan gaya belajar yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran dengan gaya

Page 93: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

visual maupun kinestetik untuk mendapatkan pengetahuan konsep materi Cahaya.

Gaya belajar akan membantu efektifitas dalam proses menemukan konsep materi

melalui praktikum yang dilaksanakan oleh siswa yang dibimbing guru.

Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi, diduga hasil belajarnya

lebih baik dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah.

Terutama ketika dilihat dengan gaya belajar visual. Sedangkan jika dilihat dari

kategori yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih baik dibandingkan dengan

gaya belajar visual. Terutama ketika dilihat dari kemampuan memori rendah.

Dengan demikian diduga bahwa ada interaksi antara kemampuan memori dengan

gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA Fisika pada materi Cahaya .

7. Interaksi Inkuiri terbimbing dengan menggunakan media laboratorium

riil dan virtuil dengan kemampuan memori dan gaya belajar terhadap

prestasi belajar

Cahaya merupakan bentuk partikel-partikel ringan berukuran sangat

kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang

sangat tinggi menurut Newton, akan tetapi juga berbentuk gelombang

elektromagnetik berfrekuensi tinggi. Dari pernyatan tersebut dalam mempelajari

Cahaya tidak cukup hanya mengamati untuk bisa memahami akan tetapi butuh

konsep penalaran yang tinggi sehingga perlu adanya media untuk menjelaskan

konsep-konsep tersebut.

Mempelajari materi Cahaya ini diperlukan metode pembelajaran yang

mampu membangun pengetahuan diantaranya melalui eksperimen baik

Page 94: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

menggunakan laboratorium riil maupun virtuil dengan memperhatikan

kemampuan memori dan gaya belajar.

Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dan gaya belajar visual,

diduga hasil belajarnya lebih baik menggunakan laboratorium virtuil, hal ini

dikarenakan laboratorium virtuil mampu memfasilitasi siswa dengan gambar-

gambar visual yang disukai siswa yang memiliki kemampuan memori dan gaya

belajar visual.

Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah dan gaya

belajar kinestetik lebih baik menggunakan laboratorim riil dalam kegiatan

pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan memori rendah mudah

menangkap hal-hal yang bersifat kongkrit seperti halnya gaya belajar kinestetik

Dari pemikiran tersebut diduga terdapat interaksi antara pendekatan inkuiri

terbimbing melalui media laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan

memori dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan dalam

penelitian ini, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh metode inkuiri terbimbing dengan menggunakan media

laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar.

2. Ada pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar.

3. Ada pengaruh gaya belajar kinestetik dan visual terhadap prestasi belajar.

Page 95: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

4. Ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dengan menggunakan media

laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan memori terhadap prestasi

belajar.

5. Ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dengan menggunakan media

laboratorium riil dan virtuil dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi

belajar.

6. Ada interaksi antara kemampuan memori dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar.

7. Ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dengan menggunakan media

laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan memori dan gaya belajar

terhadap prestasi belajar.

Page 96: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Maospati pada semester genap

kelas VIII tahun ajaran 2011/2012. Beralamatkan Desa Kraton Kecamatan

Maospati Kabupaten Magetan Propinsi Jawa Timur. Alasan pemilihan sekolah

tersebut karena belum sepenuhnya penerapan pembelajaran sesuai dengan

sisdiknas.

2. Waktu Penelitian

Tahapan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan

bulan Juni 2012semester dua tahun pelajaran 2011/2012 dengan waktu tahapan

peneltian ditunjukkan Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Bulan

10 11 12 1 2 3 4 5 6

Proposal penelitian

Permohonan ijin

Pembuatan dan Uji instrumen

Proses pembelajaran

Pengambilan data penelitian

Analisis data penelitian

Penyusunan laporan &

konsulatsi

Ujian

Page 97: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Berdasarkan Tabel 3.1. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap.

Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul tesis, permohonan pembimbing,

pembuatan proposal, perizinan penelitian, dan konsultasi instrumen penelitian.

b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat

penelitian, meliputi uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang

disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materiCahaya.

c. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan tesis.

B. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri

1 Maospati semester dua tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah total kelas VIII di

sekolah ini adalah berjumlah sembilan kelas dari kelas VIII A sampai dengan

kelas VIII I.

2. Sampel

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto,

2006: 131). Dari populasi di atas diambil dua kelas yang akan diberi perlakuan

metode yang berbeda dengan pendekatan pembelajaran yang sama. Kelas

pertama diberikan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing melalui

laboratorium rill dan kelompok kelas yang kedua diberikan pembelajarandengan

metode inkuiri terbimbing melalui laboratorium virtuil. Untuk masing-

Page 98: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

masingkelas yang digunakan sebagai sampel penelitian. Sampel penelitian ini

terdiri dari dua kelas, kelas pertama yaitu VIII F menggunakan metode inkuiri

terbimbing melalui laboratorium riil dan kelas VIII I menggunakan metode inkuiri

terbimbing melalui laboratorium virtuil.

3. Teknik Pengambilan Sampel

“Teknik pengambilan sampel merupakan cara untuk menentukan sampel

yang akan digunakan dalam penelitian” (Sugiyono, 2010:217). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random

sampling. Teknik ini menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam

pengambilan sampel berdasarkan atas kelompok-kelompok yang ada dalam

populasi. Jadi, populasi sengaja dipandang berkelompok-kelompok kemudian

kelompok tersebut tercermin dalam sampel. Masing-masing kelas dari

keseluruhan kelas VIII dipandang sebagai kelompok-kelompok yang akan dipilih

dua kelas secara random (acak) untuk dijadikan sebagai kelompok sampel.

Setelah diundi secara acak, terpilihlah kelas VIII F dan VIII I sebagai kelompok

sampel dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dengan menggunakan

teknikcluster random sampling. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu

kelas VIII F mendapat perlakuan dengan inkuiri terbimbing yang dilengkapi

dengan praktikumriil dan kelas VIII I mendapatkan perlakuan dengan inkuiri

terbimbing yang dilengkapi dengan praktikumvirtuil.

Page 99: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

C. Rancangan dan Variabel Penelitian

1. Desain Faktorial

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan inkuiri

terbimbing melalui laboratorium riildan laboratorium virtuil untuk meningkatkan

prestasi belajar IPA Fisika. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan pertimbangan bahwa penelitian ini berusaha untuk

mengetahui pengaruh antara suatu variabel terhadap variabel lain, (Sukmadinata,

2008: 57-58). Berkaitan dengan hal tersebut maka data penelitian ini dapat

disajikan dalam desain faktorial 2x2x2, faktor (A x B x C) dengan teknik analisis

varians (Anava).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuasi eksperimen yang melibatkan dua kelompok. Dua kelompok tersebut

diasumsikan sama dalam segala segi yang relevan dan hanya berbeda dalam

pemberian perlakuan mengajar. Kelompok eksperimen pertama diberi perlakuan

dengan pembelajaran menggunakan laboratorium riil(A1) (alat-alat praktikum)

yang sudah tersedia di laboratorium, kelompok eksperimen yang kedua diberikan

perlakuan melalui pembelajaran menggunakan media laboratoriumvirtuil (A2)

media pembelajaran animasi komputer.

Setiap kelas eksperimen diberi tes kemampuan memori (B) dan gaya

belajar (C), kemudian masing-masing dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu

kemampuan memori tinggi (B1) dan kemampuan memori rendah (B2) serta gaya

belajar visual (C1) dan kinestetik (C2). Kelas eksperimen yang telah diberi

Page 100: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

perlakuan, kemudian dilakukan tes pemahaman konsep untuk mendapatkan

prestasi hasil belajar siswa. Pada akhir pembelajaran kedua kelompok diukur

dengan alat ukur yang sama, apabila hasil analisis variansi menunjukkan bahwa

hipotesis nol ditolak, maka diadakan uji komparasi ganda. Adapun sketsa

rancangan penelitian / desain faktorial ini dinyatakan dalam Tabel3.2. Dari tabel

tersebut dikemukakan hubungan atau interaksi antara laboratorium riil,

laboratorium virtuil kemampuan memori dan gaya belajar terhadap prestasi

belajar IPA Fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1Maospati Magetan.

Tabel 3.2.DesainFaktorial 2x2x2

Kelompok Laboratorium Riil

(A1) Laboratorium Virtuil (A2)

Kemampuan

Memori

(B)

Tinggi

(B1)

Lab. Riil,

Kemampuan

Memori Tinggi

(A1 ; B1)

Lab. Virtuil, Kemampuan

Memori Tinggi

(A2 ; B1)

Rendah

(B2)

Lab. Riil,

Kemampuan

Memori Rendah

(A1 ; B2)

Lab. Virtuil, Kemampuan

Memori Rendah

(A2 ; B2)

Gaya Belajar

(C)

Visual

(C1)

Lab. Riil, Gaya

Belajar Visual

(A1 ; C1)

Lab. Virtuil, Gaya

Belajar Visual

(A2 ; C1)

Kinestetik

(C2)

Lab. Riil, Gaya

Belajar Kinestetik

(A1 ; C2)

Lab. Virtuil, Gaya

Belajar Kinestetik

(A2 ; C2)

2. Variabel Penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel bebas, veriabel

moderator, variabel terikat.Variabel bebas inkuiri terbimbing dengan

Page 101: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

menggunakan laboratorium riil dan laboratorium virtuil, variabel moderator

kemampuan memori yang dikategorikan dalam tinggi dan rendah serta gaya

belajar kinestetik dan visual. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar.

a. Variabel bebas.

Definisi Operasional Variabel bebas: Pendekatan Pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran adalah proses penyajian isi materi pembelajaran

kepada siswa untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan oleh guru

dengan menggunakan beberapa pilihan yaitu student centeratau teacher

centeruntuk menyampaikan materi Cahaya kepada siswa di dalam kelas, agar

pelajaran itu dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan

menggunakan laboratoriumriil dan laboratoriumvirtuil.

a) Pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan laboratorium riil

(A1).

Adalah proses penyajian pembelajaran kepada siswa agar dapatnya untuk

mencapai kompetensi pada materi Cahaya, siswa melakukan praktikum untuk

menemukan konsep secara baik dan benar dengan menggunakan alat-alat riil di

laboratorium.

b) Pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan

laboratoriumvirtuil (A2).

Page 102: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Adalah proses penyajian pembelajaran kepada siswa untuk mencapai

kompetensi pada materi Cahaya, siswa melakukan kegiatan praktikum untuk

menemukan konsep dengan menggunakan alat-alat virtuil dengan bantuan animasi

flash yang dilakukan di ruang komputer.

b. Variabel Moderator.

1) Kemampuan Memori.

Definisi Operasional.

Kemampuan memori adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning),

menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) sesuatu yang

pernah diperoleh

Kemampuan memori dapat didefinisikan sebagai sikap yang diberikan

oleh siswa diwujudkan dalam bentuk perilaku aktual yang bersifat keilmuan

terhadap materi Cahayadi dalam kelas.Skala interval yang ditransformasikan ke

dalam skala ordinal untuk kemampuan memoridua kategori yaitu kemampuan

memori tinggi (B1) dan kemampuan memori rendah (B2).

2) Gaya belajar.

Definisi Operasional.

Gaya belajar adalah tipe atau model siswa dalam melakukan aktivitas

untuk belajar menyerap informasi tertentu untuk diolah pada otak untuk menjadi

informasi yang utuh dan sesuai yang disampaikan.

a) Gaya belajar visual (C1).

Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan mengamati dan

menggambarkan. Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian

Page 103: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

orang sangat kuat karena di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk

memperoleh informasi visual daripada indra yang lain. Siswa dengan gaya belajar

visual lebih mudah jika dapat melihat apa saja yang sedang dibicarakan oleh

penceramah atau sebuah buku.

b) Gaya belajar kinestetik (C2).

Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan menggunakan indra

peraba, melibatkan fisik serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar dan paling

baik setiap menghafalkan informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan

setiap fakta.

3) Variabel terikat: Prestasi belajar.

Prestasi belajar adalah perolehan skor pada pengukuran dengan prestasi

belajar yang mencerminkan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep-konsep

pada materi pelajaran Cahaya setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar.

a. Skala Pengukuran dan Variabel Penelitian.

Variabel prestasi belajar diukur dengan menggunakan tes dan mempunyai

skala pengukuran nominal. Pada variabel kemampuan memoridibedakan menjadi

kategori tinggi dan kategori rendah. Pembuatan kategori ini berdasarkan pada

nilai rata-rata untuk keseluruhan skor yang dicapai siswa. Siswa dengan perolehan

di atas atau sama dengan nilai rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi,

sedangkan siswa dengan perolehan skor di bawah nilai rata-rata dimasukkan

dalam kategori rendah. Gaya belajaryang dibedakan menjadi gaya belajar visual

dan kinestetik. Pada gaya belajar visual siswa yang mempunyai cara belajar

dengan mengamati dan menggambarkan suatu materi pelajaran sedangkan gaya

Page 104: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

belajar kinestetik siswa lebih memilih melakukan praktikum di laboratorium.

Kemampuan memori dan gaya belajar mempunyai skala pengukuran ordinal.

D. Teknik Pengumpulan Data.

Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan cara teknik

angket, dan teknik tes.

1. Teknik tes.

Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa pada

materi pelajaran Cahaya siswa kelas VIII yang ditentukan secara random

samplingpada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Fisika SMP Negeri 1 Maospati

tahun pelajaran 2011/2012 dengan memberikan seperangkat tes berupa pertanyaan

untuk mengukur pengetahuan siswa (ranah kognitif).

2. Teknik angket.

Angket yang digunakan adalah angket kemampuan memori siswa untuk

mengetahui tinggi rendahnya kemampuan memori siswa dalam jangka pendek,

angket gaya belajar untuk mengetahui gaya belajar visual dan gaya belajar

kinestetikserta angket afektif.

E. Instrumen Penelitian.

Instrumen penelitian ini didapatkan terdiri dari instrumen pelaksanaan

penelitian dan instrumen pengambilan data.

1. Instrumen Pelaksanaan Penelitian.

Page 105: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), kartu soal, dan kartu jawaban.

2. Instrumen Pengambilan Data.

Pada penelitian ini menggunakan tes prestasi yang berupa soal-soal pilihan

ganda pada materi pelajaran Cahaya, instrumen kemampuan memori, gaya belajar

dan penilaian afektif siswa menggunakan angket yang berupa soal pilihan ganda

yang dijawab sesuai pribadi siswa.

F. Uji Coba Instrumen.

Untuk mengetahui seperangkat instrumen yang telah disusun layak

digunakan atau tidak, maka instrumen tersebut perlu diadakan pengujian terhadap

aspek kelayakan sebagai berikut:

1. Instrumen Penilaian Kognitif.

a. Uji Validitas Butir Soal.

Validitas adalah pengujian untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur

mampu melakukan fungsinya sesuai dengan ketentuan. Alat ukur yang dapat

digunakan dalam pengujian validitas soal adalah angka hasil kolerasi antara skor

pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi yang

didapat dalam soal. Jenis korelasi dalam uji coba instrumen penelitian yang

digunakan adalah korelasi product moment dari Pearson.

Adapun kriteria yang dijadikan penentu apakah item-item tersebut valid atau

tidak menurut Arikunto (2008: 75) adalah:

Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal.

Page 106: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Nilai Kategori

0,81< rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61< rxy≤ 0,80 Tinggi

0,41< rxy≤ 0,60 Cukup

0,21< rxy ≤ 0,40 Rendah

rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

𝑟𝑥𝑦 = N 𝑋𝑌− 𝑋 𝑌

𝑁 𝑋2− 𝑋 2 𝑁 𝑌2− 𝑌 2 (3.1)

Persamaan 3.1 merupakan persamaan yang digunakan untuk mencari indeks

koefisien relasi (rxy) yang besarnya bergantung pada jumlah nilai item ( X), jumlah

nilai total ( Y), dan banyaknya peserta yang mengikuti tes (N). adapun kriteria harga

rxy adalah sebagai berikut. Item tes dikatakan valid pada taraf signifikansi 5% jika

harga r perhitungan lebih besar dari harga r Tabel (rxy- obs> rxy- tabel).

Untuk menghitung validitas butir soal tes kemampuan memori, gaya belajar,

dan tes prestasi belajar kognitif dilakukan dengan menggunakan software Ms. excel

2007. Berikut ini hasil uji coba instrumen validitas butir soal tes kognitif, pemaparan

datanya disajikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Kognitif.

Instrumen Jumlah

Soal Kriteria Jumlah No Item Soal

Tes Prestasi

Kognitif 35

Valid 30

1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 11, 12,

13, 14, 16, 17, 18, 19, 21,

22, 23, 24, 25, 26, 27, 29,

30, 31, 32, 33, 34, 35.

Tidak

Valid 5 4, 6, 10, 20, 28.

Pada Tabel 3.4 memperlihatkan hasil uji validitas tes prestasi kognitif, dari

35 butir soal terdapat 30 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak valid

Page 107: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

(invalid). Kemudian dari 5 soal yang tidak valid dibuang, Sehingga 30 soal yang

valid dianggap dapat digunakan untuk mengukur prestasi kognitif siswa pada

materi Cahaya. Hasil uji validitas instrumen tes prestasi belajar kognitif dapat

dilihat pada lampiran 36.

Untuk mengetahui hasil dari validitas intrumen tes kemampuan memori

disajikan dalam Tabel 3.5. Hasil uji validitas instrumen tes kemampuan memori

lebih detail dapat dilihat pada lampiran 33.

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Memori.

Instrumen Jumlah

Soal Kriteria Jumlah No Item Soal

Tes

Kemampuan

Memori

80

Valid 65

1 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22,

23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,

41, 43, 44, 45, 46, 48, 49, 50,

51, 52, 53, 54, 55, 56, 58, 59, 60,

61, 62, 64, 65, 67, 72, 73, 74,

76, 77, 80.

Tidak

Valid 15

5, 21, 26, 42, 47, 57, 63, 66, 68, 69,

70, 71,75, 78, 79

Dalam Tabel 3.5 tersebut terlihat bahwa pada tes kemampuan memori,

dari soal yang berjumlah 80 butir soal terdapat 65 butir soal yang valid, dan 15

butir soal yang tidak valid (invalid). Kemudian dari 15 soal yang tidak valid

dibuang. Dari evaluai pengerjaan tes memori banyak keluhan terlalu banyak soal

kemudian diambil 50 soal untuk uji kemampuan berarti membuang 15 soal yang

valid dengan pertimbangan persebaran kisi-kisi memori merata. Adapun nomer

soal yang dibuang meliputi: 23, 27, 28, 30, 31, 32, 35, 36, 38, 39, 40 44, 45, 48.

Page 108: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Akan tetapi 50 soal tersebut dapat memenuhi salah satu syarat dalam pemilihan

tes kemampuan memori.

Untuk mengetahui hasil dari validitas intrumen tes kemampuan memori

disajikan dalam Tabel 3.6. Hasil uji validitas instrumen tes gaya belajar lebih

detail dapat dilihat pada lampiran 34.

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Gaya Belajar

Instrumen Jumlah

Soal Kriteria Jumlah

No item Soal

Tes Gaya

Belajar Visual 35

Valid 30

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21,

22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30,

33, 34, 35

Tidak

Valid 5

10, 18, 25, 31, 32

Tes Gaya

Belajar

Kinestetis

24 Valid 20

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11,

13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 23,

24.

Tidak

Valid 4

12, 14

Dalam Tabel 3.6 terlihat bahwa pada angket gaya belajar visual, ada 5

item soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 10, 18, 25, 31, dan 32. Untuk soal

yang valid dan dipakai penelitian ada 30 soal. Sedangkan untuk angket kinestetik

terdapat 2 butir soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 12, 14 dan tidak dipakai

dalam penelitian, sedangkan 22 soal yang valid yang dipakai untuk penelitian

dalam angket kinestetik. Hasil uji validitas angket gaya belajar secara lebih rinci

terdapat pada lampiran 34.

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Angket Afektif.

Instrumen Jumlah

Soal Kriteria Jumlah

No item Soal

Tes Afektif 50 Valid 45

1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32,

Page 109: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

33, 34, 35,36, 37, 38, 39, 40, 41,

42, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50

Tidak

Valid 5

7, 14, 20, 28, 43

Dalam Tabel 3.7 terlihat bahwa pada angket prestasi afektif terdapat 5 soal yang

tidak valid, dan soal-soal yang tidak valid tersebut drop, selebihnya soal 45 yang

valid dipakai pada saat penelitian. Hasil uji validitas prestasi afektif secara lebih

rinci terdapat pada lampiran 33.

b. Uji Reliabilitas.

Reliabilitas adalah uji yang dipergunakan untuk mengetahui

konsistensiatau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen

tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden.

Untuk menentukan reliabilitas instrumen penelitian digunakan rumus KR-

20. Persamaan KR-20 adalah sebagai berikut:

r𝑛 = 𝑘

𝑘−1 1 −

p 1-p

S𝑥2 (3.2)

Besarnya indeks reliabilitas instrumen (rn) pada persamaan 3.2

menunjukan bahwa koefisien reliabilitas ditentukan beberapa faktor sepertijumlah

item tes (k), variansi skor tes (Sx2), proporsi subyek yang mendapat angka 1 pada

satu item (p) dibandingkan oleh banyaknya seluruh subyek yang menjawab item

tersebut.

Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan alpha hitung bernilai positif

maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel. Tingkat reliabel instrumen

diperlihatkan dalam Tabel 3.8.

Adapun kriteria yang reliabilitas tersebut menurut Arikunto (2008: 101) adalah:

Page 110: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 3.8. Kategori Reliabilitas Butir Soal.

Batasan Tingkat Reliabelitas

0,00 s/d 0,20 Sangat Rendah

0,21 s/d 0,40 Rendah

0,41 s/d 0,60 Cukup

0,61 s/d 0,80 Tinggi

0.81 s/d 1,00 Sangat Tinggi

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kognitif kemampuan memori, gaya

belajar, dan prestasi afektif diperlihatkan pada Tabel 3.8. Untuk mengetahui hasil

dari reliabilitas tes kemampuan memori, verbal, dan prestasi kognitif disajikan

lebih detail dalam lampiran 30, 31 dan 32.

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes.

Instrumen Reliabilitas Kriteria

Tes Prestasi Kognitif 0,90 Sangat Tinggi

Tes Kemampuan Memori 0,94 Sangat Tinggi

Tes Gaya Belajar Visual 0,86 Sangat Tinggi

Tes Gaya Belajar Kinestetik 0,99 Sangat Tinggi

Tes Penilaian Afektif 0.92 Sangat Tinggi

Tabel 3.9memperlihatkan bahwa pada instrumen tes prestasi kognitif

memiliki reliabilitas kriteria sangat tinggi dengan nilai 0,90. Sedangkan pada tes

prestasi memori diperlihatkan bahwa instrumen memiliki kriteria yang sangat

tinggi dengan nilai 0,97. Untuk tes gaya belajar visual diperlihatkan bahwa

instrumen memiliki kriteria yang sangat tinggi juga dengan nilai 0,86. Untuk tes

gaya belajar kinestetik diperlihatkan bahwa instrumen memiliki kriteria yang

Page 111: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

sangat tinggi juga dengan nilai 0,99. Untuk tes prestasi afektif diperlihatkan

bahwa instrumen memiliki kriteria yang sangattinggi pula dengan nilai 0,92.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas disimpulkan bahwa kelima instrumen tes adalah

reliabel, sehingga kelima instrumen dapat digunakan untuk mengambil data pada

penelitian.

c. Uji Tingkat Kesukaran.

Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran, yaitu

bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Uji tingkat

kesukaran hanya untuk instrumen tes yang digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa. Soal yang baik untuk digunakan sebagai alat ukur adalah soal

yang mempunyai derajat kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu

sukar dan tidak terlalu mudah.

Menurut Crocker dan Algina (1986) cit. Surapranata (2004: 19) Tingkat

kesukaran (p) sebenarnya merupakan nilai rata-rata dari kelompok peserta tes.

Oleh karena itu tingkat kesukaran sebenarnya adalah rata-rata dari suatu distribusi

skor kelompok dari suatu soal. Sehingga dari pernyataan di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat kesukaran merupakan ukuran soal tapi tidak

menunjukkan karakteristik soal atau tingkat kesukaran merupakan

karakteristikdari soal itu sendiri maupun pengambil tes (peserta tes). Derajat

kesukaran soal tes dapat ditunjukkan dengan nilai indeks kesukarannya, yaitu

bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya soal. Indeks kesukaran dihitung

dengan persamaan:

Page 112: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

IK = 𝐵

JS (3.3)

Persamaan 3.3 bahwa tingkat kesukaran soal yang merupakan

perbandingan antara banyaknya peserta didik yang menjawab benar (B) dengan

jumlah seluruh peserta tes (JS).

Adapun kriteria Indek kesukaran menurut Arikunto (2008: 210) adalah:

Tabel 3.10. Indeks Kesukaran.

Indeks Interpretasi

0,00 s/d 0,30 Sukar

0,31 s/d 0,70 Sedang

071 s/d 1,00 Mudah

Hasil uji taraf kesukaran setiap butir soal instrumen tes kemampuan

berfikir abstrak dan tes prestasi belajar kognitif diperlihatkan dalam Tabel 3.11.

Hasil uji indeks kesukaran instrumen tes prestasi belajar kognitif dapat dilihat

pada lampiran 36.

Tabel 3.11. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Prestasi Kognitif.

Instrumen Tes Tingkat

Kesukaran Nomor Soal Jumlah

Tes Prestasi

Kognitif

Mudah 6, 20 2

Sedang

1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 16, 17, 18,

19, 21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35.

31

Sukar 2, 15 2

Pada Tabel 3.11 memperlihatkan hasil uji tingkat kesukaran instrumen

tes prestasi kognitif memiliki kriteria mudah, sedang, sukar. Soal yang memiliki

kriteria mudah ada 2 butir, yaitu 6, 20. Untuk soal yang memiliki kriteria sedang

Page 113: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

ada 31 butir yaitu 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35. Soal yang memiliki kriteria sukar ada

2 butir, yaitu no 2, 15.

d. Uji Daya Beda.

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks deskriminasi seperti halnya

indeks kesukaran. Bagi soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun

siswa bodoh soal itu tidak baik tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula

jika semua siswa baik pandai maupun bodoh tidak dapat menjawab benar, soal

tersebut tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang bisa

dijawab siswa yang pandai saja. Rumus untuk menentukan daya pembeda soal

menurut Arikunto (2008: 218) adalah:

ID = KA - KB

NKA atau NKB x skor maksimal (3.4)

Persamaan 3.4. menunjukan bahwa indek diskriminasi daya beda (ID)

merupakan selisih antara banyaknya jawaban yang diperoleh siswa dari kelompok

atas (KA) dengan banyaknya jawaban yang diperoleh siswa dari kelompok bawah

(KB) dibandingkan dengan jumlah siswa dari kelompok atas (KA) atau jumlah

diperoleh siswa dari kelompok bawah (KB) dikali skormaksimal.

Adapun kriteria daya pembeda soal menurut Arikunto (2008: 218) adalah:

Tabel 3.12. Nilai Daya Pembeda Soal.

Page 114: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Nilai Daya Pembeda Interpretasi

Negatif s/d 0,20 Jelek

0,21 s/d 0,40 Cukup

0,41 s/d 0,70 Baik

0,71 s/d 1,00 Sangat Baik

Hasil uji daya pembeda setiap butir soal instrumen tes kemampuan tes

prestasi belajar kognitif, kemampuan memori, diperlihatkan dalam Tabel 3.13,

3.14, dan 3.15 di bawah ini. Sedangkan untuk hasil uji daya pembeda instrumen

tes prestasi kognitif secara rinci dapat dilihat pada lampiran 23 dan tes prestasi

belajar kognitif dapat dilihat pada lampiran 36.

Tabel 3.13. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Prestasi Kognitif.

Instrumen Tes

Kategori

Indeks Daya

Beda

Nomor Soal Jumlah

Tes Prestasi

Kognitif

Jelek 2, 4, 6, 10, 15, 20, 28. 7

Cukup 3, 9, 12, 13, 14, 17, 18, 21,

22, 24, 31, 35. 12

Baik 1, 5, 7, 8, 16, 19, 25, 26, 27,

29, 30, 32, 33, 34. 14

Baik sekali 11, 23. 2

Hasil uji daya beda juga dapat diketahui bahwa soal padainstrumen

tes prestasi kognitif memiliki kategori jelek, cukup, baikdan sangat baik. Soal

yang menunjukkan daya pembeda dengan kategori jelek ada 7 butir, yaitu nomor

2, 4, 6, 10, 15, 20, 28. Soal yang menunjukkan daya pembeda dengan kategori

cukup ada 12 butir, yaitu nomor 3, 9,12, 13, 14, 17, 18, 21, 22, 24, 31, 35. Soal

yang menunjukkan daya pembeda dengan kategori baik ada 14 butir, yaitu nomor

Page 115: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

1, 5, 7, 8, 16, 19, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 33, 34. Sedangkan soal yang

menunjukkan daya pembeda dengan kategori baik sekali hanya ada 2 butir, yaitu

nomor 11, dan 23.

Berdasarkan hasil uji daya pembeda bahwa pada soal yang terdapat pada

kedua instrumen tes tersebut memiliki daya pembeda yang baik. Hal ini

dikarenakan oleh jumlah soal yang memiliki kategori cukup dan baik dalam

membedakan. Sehingga soal yang cukup dan baik dapat digunakan sebagai salah

satu alternatif dalam pemilihan soal.

Tabel 3.14. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Memori.

Instrumen Tes

Kategori

Indeks Daya

Beda

Nomor Soal Jumlah

Tes Kemampuan

Memori

Jelek

2, 5, 15, 21, 23, 26, 36, 42, 44,

47, 57, 63, 68, 69, 71, 74, 75,

78, 79

19

Cukup

3, 9, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 24,

30, 33, 34, 38, 40, 45, 51, 54,

55, 56, 59, 60, 61, 65, 66, 70,

72, 73, 76, 77, 80

31

Baik

1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 16, 20,

22, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32,

37, 41, 43, 46, 48, 49, 50, 52,

53, 58, 62, 64, 67

30

Baik sekali 0 0

Tabel 3.14. memperlihatkan hasil uji daya pembeda setiap butir soal pada

instrumen tes kemampuan memori. Pada instrumen tes kemampuan memori

dapat diketahui bahwa soal memiliki kategori jelek, cukup, baik, dan baik sekali.

19 soal yang menunjukkan daya pembeda dengan kategori jelek ada butir, yaitu

nomor 2, 5, 15, 21, 23, 26, 36, 42, 44, 47, 57, 63, 68, 69, 71, 74, 75, 78, dan 79.

Soal yang menunjukkan daya pembeda dengan kategori cukup ada 31 butir, yaitu

Page 116: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

3, 9, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 24, 30, 33, 34, 38, 40, 45, 51, 54, 55, 56, 59, 60, 61,

65, 66, 70, 72, 73, 76, 77, 80. Soal yang menunjukkan daya pembeda dengan

kategori baik ada 30 butir, yaitu nomor 1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 16, 20, 22, 25, 26,

27, 28, 29, 31, 32, 37, 41, 43, 46, 48, 49, 50, 52, 53, 58, 62, 64, 67.

Hasil data menunjukan bahwa tidak ada satu soalpun yang menunjukan

kriteria baik sekali. Berdasarkan hasil uji daya pembeda bahwa pada soal yang

terdapat pada kedua instrumen tes tersebut memiliki daya pembeda yang baik. Hal

ini dikarenakan oleh jumlah soal yang memiliki kategori cukup dan baik dalam

membedakan. Sehingga soal yang cukup dan baik dapat digunakan sebagai salah

satu alternatif dalam pemilihan soal. Secara detail uji daya pembeda instrumen tes

kemampuan memori diperlihatkan pada lampiran 34.

2. Pemilihan Soal Tes.

Menurut Surapranata (2004: 46) dalam pemilihan soal berdasarkanteori

klasik ini biasanya diperhitungkan tiga parameter soal yaitu tingkat kesukaran,

daya pembeda atau validitas soal, dan distribusi jawaban. Sebenarnya hingga saat

ini tidak ada ketentuan yang dapat dijadikan patokan yang pasti dalam penentuan

validitas dan tingkat kesukaran bagi soal yang baik. Sedangkan menurut Nitko

(1983) cit. Surapranata (2004: 46) kriteria soal bergantung pada tujuan

penggunaan tes yaitu untuk tujuan umum atau untuk tujuan khusus. Pada

pemilihan soal dalam penelitian ini dipilih berdasarkan validitas dan daya

pembeda. Hal ini dilakukan karena soal yang memiliki tingkat kesukaran 0

ataupun 1 hanya akan berpengaruh pada rerata (mean), tetapi tidak akan

berpengaruh pada reliabilitas, validitas, ataupun keputusan berdasarkan skor yang

diperoleh peserta tes. Untuk tingkat kesukaran soal pada instumen yang diujikan

Page 117: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

memilik distribusi yang baik karena di dalam instrumen soal yang memiliki

kriteria sedang memiliki jumlah yang besar.

Tabel 3.15. Distribusi Validitas Dan Daya Pembeda.

Instrumen Soal Yang Valid Soal Yang Tidak Valid Keputusan Juml

ah

Tes

Kognitif

1, 2, 3, 5, 7, 8, 9,

11, 12, 13, 14, 16,

17, 18, 19, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27,

29, 30, 31, 32, 33,

34, 35.

2, 15. 2

4, 6, 10, 20, 28. 3, 9, 12, 13, 14, 17,

18, 21, 22, 24, 31,

35.

12

1, 5, 7, 8, 16, 19, 25,

26, 27, 29, 30, 32,

33, 34.

14

11, 23. 2

Tes

Memori

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 22,

23, 24, 25, 27,

28, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35,

36, 37, 38, 39,

40, 41, 43, 44,

45, 46, 48, 49,

50, 51, 52, 53,

54, 55, 56, 58,

59, 60, 61, 62,

64, 65, 67, 72,

73, 74, 76, 77,

80.

5, 21, 26, 42, 47, 57, 63,

66, 68, 69, 70, 71,75,

78, 79

2, 44 2

3, 9, 12, 13, 14, 17, 18,

19, 24, 33, 34, 51, 54,

55, 56, 59, 60, 61, 65,

72, 73, 76, 77, 80

24

1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

16, 20, 22, 25, 26, 29,

37, 41, 43, 46, 48, 49,

50, 52, 53, 58, 62, 64,

67

24

0 0

Validitas soal merupakan indeks deskriminasi soal-soal yang ditetapkan

dari selisih proporsi yang menjawab dari masing-masing kelompok. Peserta tes

yang mampu (kelompok atas) diharapkan menjawab tes dengan benar dan peserta

yang tidak mampu (kelompok bawah) menjawab salah. Dengan demikian,

validitas soal sama dengan daya pembeda soal yaitu daya dalam membedakan

antara peserta tes yang kemampuan memori tinggi dengan peserta tes yang

Page 118: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

berkemampuan memori rendah. Jadi analasis uji validitas dan daya pembeda ini

dilakukan untuk mencari soal-soal yang dapat mengukur kemampuan secara tepat.

Pada keputusan pemilihan soal maka lebih cenderung melihat pada

validitas soal dan daya pembeda. Adapun distribusi pemilihan soal berdasarkan

validitas dan daya pembeda diperlihatkan dalam Tabel 3.15. Tabel 3.15

memperlihatkan berdasarkan distribusi validitas dan daya pembeda jumlah soal

yang dianggap dapat mengukur tes prestasi kognitif secara tepat. Soal yang

memiliki kriteria valid belum tentu daya pembedanya baik dan sebaliknya. Hasil

analisis dapat diketahui pada uji coba instrumen tes soal yang memiliki daya

pembeda yang jelek membedakan dan valid ada 2 butir soal, yaitu nomor 2, 15.

Tes soal yang memiliki daya pembeda yang cukup membedakan dan valid ada 12

butir soal, yaitu nomor 3, 9,12, 13, 14, 17, 18, 21, 22, 24, 31, 35.Soal yang memiliki

daya pembeda yang baik membedakan dan valid ada 14 butir soal, yaitu nomor 1,

5, 7, 8, 16, 19, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 33, dan 34. Sedangkan soal yang memiliki daya

pembeda yang baik sekali membedakan dan valid ada 2 butir soal, yaitu nomor 11

dan 23.

Kemudian dari 5 soal yang tidak valid dibuang, pada kriteria mudah

maka direvisi menjadi kriteria sedang seperti soal nomer 2 dan 15. Pemilihan soal

yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa yang diambil 30

butir soal, yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, dan 35.

Berdasarkan distribusi validitas dan daya pembeda jumlah soal yang

dianggap dapat mengukur tes kemampuan memori secara tepat adalah 50 butir

Page 119: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

soal. Hasil analisis dapat diketahui pada uji coba instrumen tes soal yang memiliki

daya pembeda yang jelek membedakan dan valid ada 2 butir soal, yaitu 2 dan 44.

Tes soal yang memiliki daya pembeda yang cukup membedakan dan valid ada 24

butir soal, yaitu nomor 3, 9, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 24, 33, 34, 51, 54, 55, 56, 59,

60, 61, 65, 72, 73, 76, 77, dan 80. Soal yang memiliki daya pembeda yang baik

membedakan dan valid ada 23 butir soal, yaitu nomor 1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 16,

20, 22, 25, 26, 29, 37, 41, 43, 46, 48, 49, 50, 52, 53, 58, 62, 64, dan 67.

Sedangkan soal yang memiliki daya pembeda yang baik sekali membedakan dan

tidak ada butir soal. Karena 50 soal sudah memenuhi maka tidak ada revisi justru

membuang soal yang valid sebanyak 15 yaitu meliputi: 23, 27, 28, 30, 31, 32, 35,

36, 38, 39, 40 44, 45, dan 48. Sehingga pemilihan soal untuk tes kemampuan

memori yang diambil yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19,

20, 21, 24, 25, 29, 33, 34, 37, 41, 42, 46, 47.

G. Teknik Analisis Data.

1. Uji Prasyarat Analisis Data.

Dalam penelitian ini untuk menganalisis data digunakan analisis

multivariate tests (manova) tiga jalan. Namun sebelum dilakukan, terlebih dahulu

dilakukan uji persyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik

analisis data menggunakan analisis varians (anava) tiga jalan 2 x 2 x 2 dengan

tiga variabel bebas, metode, kemampuan memori dan gaya belajar siswa.

Page 120: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sampel berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov–Smirnov

dengan lilliefors significance correction. Uji ini dikakukan dengan menggunakan

program PASW versi 18.

Digunakan metode Lilliefors, dengan ketentuan jika nilai Lhitung ≤ LTabel

maka data berasal dari populasi normal. Nilai LTabel diperoleh dari Tabel Uji

Lilliefors, misal untuk taraf nyata 5 % dan jumlah data lebih dari 30 responden

maka nilai LTabelmenurut (Sudjana, 2005: 467) adalah:

Ltabel0,866

n (3.5)

Dalam persamaan 3.5 menunjukan bahwa untuk mencari nilai normalital

Tabel (LTabel) didapat dari membandingkan 0,866 dengan akar dari jumlah data

( 𝑛).

Sedangkan Lhitung adalah harga terbesar dari |F(Zi) – S(Zi)|, dimana Zi

dihitung dengan rumus angka normal baku:

𝑍𝑖 = 𝑋𝑖−𝑥

𝑆 (3.6)

Persamaan 3.6 menunjukan bahwa distribusi normal baku (Zi) merupakan

selisih dari nilai item (Xi) dengan rata-rata (𝑥 ) dibagi dengan simpangan baku

sampel (s).

Nilai F(Zi) adalah luas daerah di bawah normal untuk Z yang lebih kecil

dari Zi. Sedangkan nilai S(Zi) adalah banyaknya angka Z yang lebih kecil atau

sama dengan Zi dibagi oleh banyaknya data (n).

Page 121: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Signifikansi uji, nilai F(Zi) - S(Zi) terbesar dibandingkan dengan nilai tabel

Lilliefors. Jika nilai F(Zi) - S(Zi) terbesar kurang dari nilai tabel Lilliefors, maka

Ho diterima sedangkan Ha ditolak. Jika nilai F(Zi) - S(Zi) terbesar lebih besar dari

nilai tabel Lilliefors, maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima.

Adapun pembacaan nilai normalitas dalam PASW 18 sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal;

Ha: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Taraf Signifikansi: α = 5%.

3) Keputusan Uji

Ho ditolak jika p value (sig.) < 0,05;

Ho diterima jika p value (sig.) 0,05;

b. Uji Homogenitas.

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan

metode Levene’test dan F-test. Dalam PASW istilah homogenitas menggunakan

test of homogeneity variances. Rumus uji levene (levene test) adalah sebagai

berikut:

𝐿 = 𝑁−𝑘 𝑛𝑖 (𝑣𝑖−𝑣𝑘) 2

(𝑘−1) (𝑉𝑖𝑗 −𝑣𝑖) 2 (3.7)

𝑉𝑖𝑗 = ∣ 𝑋𝑖𝑗 − 𝑋∣

Page 122: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Pada persamaan 3.7 dapat diketahui bahwa nilai levene hitung (L)

merupakan uji yang dipengaruhi beberap faktor sepertihalnya: nilai data residual

(X), rata-rata data residual (X ), jumlah sampel (N), dan jumlah kelompok (K).

Ada pun prosedur ujinya adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho : Sampel berasal dari populasi yang homogen;

Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang homogen;

2) Taraf Signifikansi: α = 5%.

3) Keputusan Uji

Ho ditolak jika p value (sig) < 0,05;

Ho diterima jika p value (sig)0,05.

2. Uji Hipotesis.

a. Analisis Variansi (ANAVA).

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

telah diajukan diterima atau ditolak menggunakan analisis variansi (anava) tiga

jalan. Rancangan uji hipotesis ini terdiri dari variabel bebas berupa metode

pembelajaran, dan variabel atribut/moderator berupa kemampuan memori dan

gaya belajar siswa. Laboratorium riil (A1) dan laboratorium virtuil (A2).

Kemampuan memori siswa dikelompokkan dalam dua kategori yaitu kategori

tinggi (B1) dan rendah (B2). Gaya belajar siswa dikelompokan dalam dua kategori

Page 123: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

kinestetik (C1) dan visual (C2). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu prestasi

belajar. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis variansi (Anava)

dengan general linier model (GLM). Statistik uji menggunakan GLM (general

linier model) yang terdapat dalam program PASW 18. Ketentuan pengambilan

kesimpulan yaitu; H0 ditolak ketika P-Value (Sig.) < 0,05 sehingga H1 akan

diterima dengan tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05. Tata letak data

penelitian terdistribusi seperti pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.16. Tata Letak Data Penelitian Prestasi Kognitif.

B1 B2

C1 C2 C1 C2

A1 A1 B1 C1 A1 B1 C2 A1 B2 C1 A1 B2 C2

A2 A2 B1 C1 A2 B1 C2 A2 B2 C1 A2 B2C2

Adapun Tabel 3.16 memberi deskripsi makna sebagai berikut:

1 A1 B1 C1: Pembelajaran IPA Fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing

melalui laboratorium riil, kemampuan memori tinggi dan gaya

belajar visual.

2 A1 B1 C2: Pembelajaran IPA Fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing

melalui laboratorium riil, kemampuan memori tinggi dan gaya

belajar kinestetik.

Page 124: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

3 A1 B2 C1: Pembelajaran IPA Fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing

melalui laboratorium riil, kemampuan memori rendah dan gaya

belajar visual.

4 A1 B2 C2: Pembelajaran IPA Fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing

melalui laboratorium riil, kemampuan memori rendah dan gaya

belajar kinestetik.

5 A2 B1 C1: Pembelajaran IPA Fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing

melalui laboratorium virtuil, kemampuan memori tinggi dan

gaya belajar visual.

6 A2 B1 C2: Pembelajaran IPA Fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing

melalui laboratorium virtuil, kemampuan memori tinggi dan

gaya belajar kinestetik

7 A2 B2 C1: Pembelajaran IPA Fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing

melalui laboratorium virtuil, kemampuan memori rendah dan

gaya belajar visual.

8 A2B2C2: Pembelajaran IPA Fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing

melalui laboratorium virtuil, kemampuan memori rendah dan

gaya belajar kinestetik.

Page 125: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Uji terhadap hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1 H0 : Tidak ada pengaruh pembelajaran IPA Fisika penggunaan

laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap prestasi belajar

IPA

H1 : Ada pengaruh pembelajaran IPA Fisika penggunaan laboratorium riil

dan laboratorium virtuil terhadap prestasi belajar IPA

2 H0 : Tidak ada pengaruh pembelajaran IPA Fisika kemampuan memori

siswa terhadap prestasi belajar IPA

H1 : Ada pengaruh pembelajaran IPA Fisika kemampuan memori siswa

terhadap prestasi belajar IPA.

3 H0 : Tidak ada pengaruh pembelajaran IPA Fisika gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar IPA

H1 : Ada pengaruh pembelajaran IPA Fisika gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar IPA

4 H0 : Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampun

memori siswa terhadap prestasi belajar IPA

H1 : Ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampun

memori siswa terhadap prestasi belajar IPA

5 H0 : Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar IPA

H1 : Ada interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar IPA

6 H0 : Tidak ada interaksi antara kemampuan memori siswa dengan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA

H1 : Ada interaksi antara kemampuan memori siswa dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar IPA

7 H0 : Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan

memori siswa dan gaya belajar siswa terhadap pretasi belajar IPA.

H1 : Ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan

memori siswa dan gaya belajar siswa terhadap pretasi belajar IPA

Page 126: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

b. Uji Lanjut ANAVA atau Uji Komparasi Ganda.

Apabila dari hasil uji hipotesis terdapat Ho yang ditolak maka dilanjutkan

dengan uji lanjut atau uji komparasi ganda denganmetode Scheffe’.

(Budiyono,2009:201), uji lanjut dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang

signifikan antara rerata populasi yang dilihat dari estimatornya, yaitu rerata pada

sampel yang berkaitan. Dengan uji komparasi ganda bertujuan untuk mengetahui

perbedaan rerata yang signifikan setiap pasangan baris dan kolom yang Ho nya

ditolak.

Page 127: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi: data kemampuan

memori, gaya belajar, prestasi belajar kognitif, dan prestasi belajar afektif. Data

tersebut diperoleh dari hasil tes dan angket pada siswa kelas VIII F dengan jumlah

34 siswa dan VIII I dengan jumlah 34 siswa. Pada penelitian ini kelas VIII F

sebagai eksperimen pertama yang diberikan perlakuan dengan menggunakan

pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan laboratorium virtuil. Kelas VIII I

sebagai kelas eksperimen kedua yang diberikan perlakuan dengan menggunakan

pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan laboratorium riil.

1. Data Kemampuan Memori

Data ini diperoleh melalui tes kemampuan memori siswa sebanyak 50

butir soal. Data kemampuan memori dikelompokkan dalam dua kategori yaitu

kemampuan memori tinggi dan rendah. Skor kemampuan memori merupakan

jumlah jawaban benar dari masing-masing siswa. Kemampuan memori tinggi bagi

siswa yang mempunyai skor di atas rata-rata (≥) skor kemampuan memori

seluruh kelas dan kemampuan memori rendah bagi siswa yang mempunyai skor

di bawah rata-rata () kemampuan memori seluruh kelas.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentase siswa yang

memiliki kemampuan memori tinggi dan rendah pada kelas yang

Page 128: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

menggunakan media laboratorium riil dan virtuil, maka diperlihatkan dalam Tabel

4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Data Kemampuan Memori Tinggi dan Rendah.

Kemampuan

memori

Kelas dengan

laboratorium riil

Kelas dengan

laboratorium virtuil Jumlah

Frekuensi % Frekuensi %

Tinggi 19 56 15 44 34

Rendah 15 44 19 56 34

Jumlah 34 100% 34 100% 68

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa terdapat 34 siswa yang memiliki

kemampuan memori tinggi yaitu: 19 siswa kelas media laboratorium riil dan 15

siswa kelas laboratorium virtuil. Untuk kemampuan memori rendah terdapat 34

siswa, yaitu 15 siswa kelas media laboratorium riil dan 19 siswa kelas

laboratorium virtuil. Dari keseluruhan sampel menunjukkan bahwa persebaran

frekuensi kemampuan memori baik tinggi maupun rendah adalah sama.

Distribusi frekuensi kemampuan memori tinggi pada keseluruhan sampel

disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Memori Tinggi.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek Relatif

70-74 1 1 2.94%

75-79 5 6 14.71%

80-84 9 15 26.47%

85-89 7 22 20.59%

90-94 9 31 26.47%

95-100 3 34 8.82%

Page 129: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Data kemampuan memori tinggi agar lebih jelas, maka disajikan

histogram pada Gambar 4.1:

Gambar 4.1. Histogram kemampuan memori tinggi.

Pada Tabel 4.2. dan Gambar 4.1. tampak bahwa data kemampuan

memori tinggi frekuensi terbanyak dengan jumlah 9 pada interval 80-84 dan 90-

94. Ini berartibahwa siswa mendapatkan skor lebih banyak pada interval 80-84

dan 90-94.

Selanjutnya untuk mengetahui distribusi frekuensi kemampuan memori

rendah diperlihatkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Memori Rendah.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

36-40 1 1 2.94%

41-45 1 2 2.94%

46-50 16 18 47.06%

51-55 2 20 5.88%

56-60 11 31 32.35%

61-65 3 34 8.82%

0123456789

10

70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-100

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 130: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Data kemampuan memori rendah agar lebih jelas, maka disajikan

histogram pada Gambar 4.2:

Gambar 4.2. Histogram kemampuan memori rendah.

Pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.2. tampak bahwa data kemampuan

memori rendah frekuensi terbanyak dengan jumlah 16 pada interval 46-50. Ini

berarti bahwa siswa mendapatkan skor lebih banyak pada interval 46 sampai

dengan 50.

2. Data Gaya Belajar

Data gaya belajar dikelompokan menjadi dua kategori yaitu gaya belajar

visual dan kinestetik. Kategori gaya belajar visual yaitu siswa yang memiliki nilai

angket gaya belajar visual ≥ nilai angket gaya kinestetik dan kategori gaya belajar

kinestetik yaitu siswa yang memiliki nilai angket gaya belajar visual ≤ nilai

angket gaya belajar kinestetik. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

presentase siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik pada kelas yang

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 131: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

menggunakan media laboratorium riil dan virtuil, maka diperlihatkan dalam Tabel

4.4:

Tabel 4.4. Distribusi Data Gaya Belajar Visual dan Kinestetik.

Gaya

belajar

Kelas dengan

laboratorium riil

Kelas dengan laboratorium

virtuil Jumlah

Frekuensi % Frekuensi %

Visual 15 44 12 35 41

Kinestetik 19 56 22 65 27

Jumlah 34 100 34 100 68

Berdasarkan Tabel 4.4. diperlihatkan bahwa terdapat 41 siswa yang

dikategorikan mempunyai gaya belajar visual dan 27 siswa yang mempunyai gaya

belajar kinestetik. Hal ini berarti bahwa dari semua sampel yang diuji menunjukan

bahwa frekuensi gaya belajar visual lebih baik dari gaya belajar kinestetik.

Distribusi frekuensi siswa berdasarkan gaya belajar visual dari hasil tes

visual kelas riil diperlihatkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Visual Dilihat dari

Hasil Tes Visual Kelas Riil.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

49-51 2 2 4.88%

52-54 6 8 14.63%

55-57 12 20 29.27%

58-60 8 28 19.51%

61-63 5 33 12.20%

64-68 8 41 19.51%

Page 132: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Data gaya belajar tinggi agar lebih jelas, maka disajikan histogram pada

Gambar 4.3:

Gambar 4.3. Histogram gaya belajar visual dilihat dari hasil tes

visual kelas riil.

Pada Tabel 4.5. dan Gambar 4.3. tampak bahwa data gaya belajar visual

dari tes visual kelas riil frekuensi terbanyak dengan jumlah 12 pada interval 55-

57. Ini berarti bahwa siswa mendapatkan skor lebih banyak pada interval 55

sampai dengan 57.

Berdasarkan Tabel 4.4. pada kelas yang menggunakan media

laboratorium riil terdapat 19 siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik dan

pada kelas yang menggunakan laboratorium virtuil terdapat 22 siswa yang

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

49-51 52-54 55-57 58-60 61-63 64-68

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 133: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

memiliki gaya belajar kinestetik. Distribusi frekuensi gaya belajar kinestetik dari

hasil tes visual kelas riil diperlihatkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kinestetik dari Hasil Tes

Visual Kelas Riil.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

47-49 5 5 18.52%

50-52 7 12 25.93%

53-55 4 16 14.81%

56-58 8 24 29.63%

59-61 3 27 11.11%

Data gaya belajar kinestetikdari hasil tes visual di kelas riil agar lebih

jelas, maka disajikan histogram pada Gambar 4.4:

Gambar 4.4. Histogram gaya belajar kinestetik dari hasil tes visual

kelas riil.

Pada Tabel 4.6. dan Gambar 4.4. tampak bahwa data gaya belajar

kinestetik dari hasil tes visual kelas riil frekuensi terbanyak dengan jumlah 8 pada

0

5

10

15

20

25

30

47-49 50-52 53-55 56-58 59-61

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 134: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

interval 56-58. Ini berarti bahwa siswa mendapatkan skor lebih banyak pada

interval 56 sampai 58.

Distribusi frekuensi siswa berdasarkan gaya belajar visual dari hasil tes

kinestetik kelas virtuil diperlihatkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Visual Dilihat dari

Hasil Tes Kinestetik Kelas Virtuil.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

46-48 5 5 12.20%

49-51 9 14 21.95%

52-54 8 22 19.51%

55-57 12 34 29.27%

58-60 6 40 14.63%

61-63 1 41 2.44%

Data gaya belajar visual dari kelas virtuil agar lebih jelas, maka disajikan

histogram pada Gambar 4.5:

Gambar 4.5. Histogram gaya belajar visual dilihat dari hasil tes

kinestetik kelas virtuil.

0

5

10

15

20

25

30

46-48 49-51 52-54 55-57 58-60 61-63

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 135: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Pada Tabel 4.7. dan Gambar 4.5. tampak bahwa data gaya belajar visual

dari hasil tes kinestetik kelas virtuil frekuensi terbanyak dengan jumlah 12 pada

interval 55-57. Ini berarti bahwa siswa mendapatkan skor lebih banyak pada

interval 55 sampai dengan 57.

Distribusi frekuensi gaya belajar kinestetik diperlihatkan dari hasil tes

tes kinestetik kelas virtuil pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kinestetik dari Hasil Tes

Kinestetik kelas Virtuil.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

50-53 5 5 18.52%

54-57 6 11 22.22%

58-61 9 20 33.33%

62-65 5 25 18.52%

66-69 1 26 3.70%

70-73 1 27 3.70%

Data gaya belajar kinestetikdari hasil tes kinestetik kelas virtuil agar

lebih jelas, maka disajikan histogram pada Gambar 4.6:

Gambar 4.6. Histogram gaya belajar kinestetik dari hasil tes

kinestetik kelas virtuil.

Pada Tabel 4.8. dan Gambar 4.6. tampak bahwa data gaya belajar

kinestetik dari hasil tes kinestetikkelas virtuil frekuensi terbanyak dengan jumlah

0

5

10

15

20

25

30

50-53 54-57 58-61 62-65 66-69 70-73

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 136: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

9 pada interval 58-61. Ini berarti bahwa siswa mendapatkan skor lebih banyak

pada interval 58 sampai dengan 61.Distribusi frekuensi cenderung mengikuti

kurva normal skewness positif yaitu ekor panjang ke arah kanan.

3. Data Prestasi Belajar

a. Data Prestasi Belajar Kognitif

Data prestasi belajar kognitif ini diperoleh dari hasil tes prestasi siswa

pada materi Cahaya dengan jumlah 30 soal. Sistem penilainnya adalah jumlah

soal benar dibagi jumlah keseluruhan soal yang diujikan. Pada penelitian ini peran

prestasi belajar kognitif adalah sebagai variabel terikat, sebagaimana telah

dijelaskan pada bab III. Pada bahasan berikut ini disajikan prestasi belajar

kognitif siswa akan dapat diketahui jika ditinjau dari metode belajar;

kemampuan memori, gaya belajar visual, dan kinestetik siswa.

1) Data prestasi kognitif ditinjau dari metode belajar.

Adapun deskripsi data prestasi belajar kognitif ditinjau dari metode

belajar disajikan dalam Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif ditinjau Laboratorium

Riil danVirtuil.

Kelompok N(Jumlah) Max Min Rata-rata Standart Deviasi

Lab. Riil 34 87 43 65.1 10.7

Lab. Virtuil 34 93 57 77.2 9.8

Page 137: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Pada Tabel 4.9. diperlihatkan nilai prestasi belajar kognitif kelas dengan

media laboratoriumriil dan virtuil. Pada kelas yang menggunakan media

laboratorium riil nilai tertinggi untuk prestasi kognitif adalah 87 nilai terendah

adalah 43 nilai rata-ratanya adalah 65,1dan standar deviasinya adalah 10,7.

Sedangkan pada kelas yang menggunakan laboratorium virtuil nilai tertinggi

untuk prestasi belajar kognitif adalah 93 nilai terendah adalah 57, nilai rata-

ratanya adalah 77,2, dan standar deviasinya adalah 9,8. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai rata-rata kognitif kelas laboratorium virtuil lebih baik dibandingkan

kelas laboratoriumriil.

Distribusi frekuensi prestasi kognitif pada media laboratorium riil

diperlihatkan dalam Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Kelas Dengan

MediaLaboratorium Riil.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

43-50 4 4 11.76%

51-59 4 8 11.76%

60-68 13 21 38.24%

69-77 8 29 23.53%

78-86 4 33 11.76%

87-95 1 34 2.94%

Distribusi frekuensi prestasi kognitif kelas dengan media laboratorium

riil agar lebih jelas, maka disajikan histogram pada Gambar 4.7:

Page 138: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Gambar 4.7. Histogram prestasi belajar kognitif pada media

laboratorium riil.

Berdasarkan Tabel 4.10. dan Gambar 4.7. di atas terlihat bahwa frekuensi

terbanyak untuk prestasi belajar kognitif pada media laboratorium riil yaitu

dengan nilai frekuensi 13 dengan interval 60-68. Hal ini berarti bahwa frekuensi

tertinggi memiliki interval nilai 60 sampai 68. Distribusi frekuensi cenderung

mengikuti kurva normal skewness positif yaitu ekor panjang ke arah kanan.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi prestasi kognitif kelas pada

laboratorium virtuil disajikan pada tebel 4.11.

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Kelas Pada

Laboratorium Virtuil

0

2

4

6

8

10

12

14

43-50 51-59 60-68 69-77 78-86 87-95

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 139: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

57-63 3 3 8.82%

64-70 8 11 23.53%

71-77 8 19 23.53%

78-84 5 24 14.71%

85-91 8 32 23.53%

92-98 2 34 5.88%

Hasil data kelas yang menggunakan media laboratorium virtuil prestasi

belajar kognitif agar lebih jelas, maka disajikan histogram pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8. Histogram prestasi belajar kognitif pada laboratorium

virtuil.

Berdasarkan Tabel 4.11. dan Gambar 4.8. di atas terlihat bahwa frekuensi

terbanyak untuk prestasi belajar kognitif pada laboratorium virtuil yaitu dengan

nilai frekuensi 8 dengan interval 64-70, 71-77, dan 85-91. Hal ini berarti bahwa

frekuensi tertinggi memiliki interval nilai 64-70, 71-77, dan 85 sampai 91.

2) Data prestasi belajar kognitif ditinjau dari kemampuan memori.

Deskripsi data prestasi belajar kognitif ditinjau dari kemampuan memori

disajikan dalam Tabel 4.12.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 140: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Tabel 4.12. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau Dari

Kemampuan Memori.

Kelompok N(Jumlah) Max Min Rata-rata Standart Deviasi

Kemampuan Memori

Tinggi 34 93 50 73.3 11.2

Kemampuan Memori

Rendah 34 93 43 69.0 12.4

Pada Tabel 4.12 diperlihatkan nilai rata-rata prestasi belajar kognitif

yang kemampuan memori tinggi dan rendah.Pada siswa yang memiliki

kemampuan memori tinggi, nilai tertingginya adalah 93 nilai terendah adalah 50

nilai rata-ratanya adalah 73,3, dan standar deviasinya adalah 11,2. Sedangkan

pada siswa yang memiliki kemampuan memori rendah nilai tertinggi untuk

prestasi belajar kognitif adalah 93 nilai terendah adalah 43 nilai rata-ratanya

adalah 69,0, dan standar deviasinya adalah 12,4. Hal ini menunjukan bahwa rata-

rata nilai kemampuan memori tinggi lebih baik daripada kemampuan memori

rendah.

Distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi secara rinci diperlihatkan oleh Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa yang

Memiliki Kemampuan Memori Tinggi.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

50-57 4 4 11.76%

58-65 3 7 8.82%

66-73 11 18 32.35%

74-81 5 23 14.71%

82-89 10 33 29.41%

90-97 1 34 2.94%

Page 141: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Untuk lebih jelas hasil prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki

kemampuan memori tinggi disajikan histogram pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9. Histogram prestasi belajar kognitif siswa yang

memiliki kemampuan memori tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.13. dan Gambar 4.9. di atas terlihat bahwa frekuensi

terbanyak untuk prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi yaitu dengan nilai frekuensi 11 dengan interval 66-73. Hal ini

menunjukan bahwa nilai tertinggi pada kemampuan memori tinggi terletak pada

interval 66 sampai 73.

Sedangkan distribusi frekuensi prestasi belajar kognitif siswa yang

memiliki kemampuan memori rendah disajikan pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa yang

Memiliki Kemampuan Memori Rendah.

0

2

4

6

8

10

12

50-57 58-65 66-73 74-81 82-89 90-97

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 142: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

43-51 3 3 8.82%

52-60 6 9 17.65%

61-69 9 18 26.47%

70-78 8 26 23.53%

79-87 5 31 14.71%

88-96 3 34 8.82%

Hasil prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki kemampuan memori

rendah agar lebih jelas disajikan dalam bentuk histogram Gambar 4.10.

Gambar 4.10. Histogram prestasi belajar kognitif siswa yang

memiliki kemampuan memori rendah.

Berdasarkan Tabel 4.14. dan Gambar 4.10. di atas terlihat bahwa

frekuensi terbanyak untuk prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki

kemampuan memori rendah yaitu dengan nilai frekuensi 9 dengan interval 61-69.

Data ini menunjukan bahwa nilai frekuensi tertinggi terletak antara 61 sampai

69.Distribusi frekuensi cenderung mengikuti kurva normal skewness positif yaitu

ekor panjang ke arah kanan.

3) Data prestasi belajar kognitif ditinjau dari gaya belajar.

Deskripsi data prestasi belajar kognitif ditinjau dari gaya belajar disajikan

dalam Tabel 4.15.

0123456789

10

43-51 52-60 61-69 70-78 79-87 88-96

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 143: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Tabel 4.15. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau

dari Gaya Belajar.

Kelompok N(Jumlah Max Min Rata-rata Standart

Deviasi

Gaya Belajar Visual 27 93 43 68.7 9.5

Gaya Belajar

Kinestetik 41 93 57 74.8 12.8

Pada Tabel 4.15 diperlihatkan nilai rata-rata prestasi belajar kognitif yang

gaya belajar visual dan kinestetik. Siswa yang memiliki gaya belajar visual, nilai

tertingginya adalah 93, nilai terendah adalah 43, nilai rata-ratanya adalah 68,7,

dan standar deviasinya adalah 9,5. Sedangkan pada siswa yang memiliki gaya

belajar kinestetik nilai tertinggi untuk prestasi belajar kognitif adalah 93, nilai

terendah adalah 57, nilai rata-ratanya adalah 74,8, dan standar deviasinya adalah

12,8. Dari data tersebut menunjukan bahwa rata-rata gaya belajar visual lebih baik

daripada gaya belajar kinestetik.

Distribusi frekuensi prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki gaya

belajar visual secara rinci diperlihatkan oleh Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa yang

Memiliki Gaya Belajar Visual.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

43-51 4 4 9.76%

52-60 8 12 19.51%

61-69 9 21 21.95%

70-78 11 32 26.83%

79-87 6 38 14.63%

88-96 3 41 7.32%

Page 144: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Agar lebih jelas hasil prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki

hubungan gaya belajar visual disajikan gambar 4.11. yaitu histogram prestasi

belajar kognitif siswa yang memiliki gaya belajar visual.

Gambar 4.11. Histogram prestasi belajar kognitif siswa yang

memiliki gaya belajar visual.

Berdasarkan Tabel 4.16. dan Gambar 4.11. diperlihatkan bahwa frekuensi

terbanyak untuk prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki gaya belajar

visualyaitu dengan nilai frekuensi 11 dengan interval 70-78. Hal ini menunjukan

bahwa nilai frekuensi gaya belajar visual nilai frekuensi tertinggi dengan interval

70 sampai 78.

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa yang

Memiliki Gaya Belajar Kinestetik.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

0

2

4

6

8

10

12

43-51 52-60 61-69 70-78 79-87 88-96

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 145: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

57-63 4 4 14.81%

64-70 9 13 33.33%

71-77 3 16 11.11%

78-84 7 23 25.93%

85-91 3 26 11.11%

92-98 1 27 3.70%

Hasil prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik secara jelas disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12. Histogram prestasi belajar kognitif siswa yang

memiliki gaya belajar rendah.

Berdasarkan Tabel 4.17. dan Gambar 4.12. di atas terlihat bahwa

frekuensi terbanyak untuk prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki gaya

belajar kinestetik yaitu dengan nilai frekuensi 9 dengan interval 64-70. Dari data

ini menunjukan bahwa nilai frekuensi tertinggi gaya belajar kinestetik terletak

pada interval 64 sampai 70.

4) Data prestasi belajar kognitif ditinjau dari metode dan kemampuan memori.

Deskripsi data prestasi belajar kognitif ditinjau dari metode belajar dan

kemampuan memori diperlihatkan dalam Tabel 4.18:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 146: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Tabel 4.18. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau Dari

Metode Belajar Dan Kemampuan Memori.

Kelompok

N Max Min

Rata-

rata

Standart

Deviasi

Lab. Riil

Kemampuan Memori

Tinggi 19 77 50 67.3 10.3

Kemampuan Memori

Rendah 15 70 47 62.1 10.9

Lab.

Virtuil

Kemampuan Memori

Tinggi 15 93 67 80.7 7.2

Kemampuan Memori

Rendah 19 90 57 74.4 10.9

Dari Tabel 4.18. menunjukan bahwa siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi dengan media laboratorium riil mendapat nilai rata rata 67,3.

Sedangkan dengan laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 80,7. Siswa yang

memiliki kemampuan memori rendah dengan media laboratorium riil mendapat

nilai rata-rata 62,1. Sedangkan siswakemampuan memori rendah dengan

laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 74,4. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa prestasi siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi

sama-sama lebih baik dari pada kemampuan memori rendah, baik yang

menggunakan media laboratorium riilmaupun virtuil. Sedangkan siswa yang

memiliki kemampuan memori rendah prestasi siswa sama-sama memiliki tingkat

penurunan nilai dibanding dengan kemampuan memori tinggi, baik yang

menggunakan media laboratorium riilmaupun virtuil.

5) Data prestasi belajar ditinjau dari metode belajar dan gaya belajar.

Deskripsi data prestasi belajar kognitif ditinjau dari metode belajar dan

gaya belajar diperlihatkan dalam Tabel 4.19:

Page 147: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Tabel 4.19. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Metode

Belajar dan Gaya Belajar.

Kelompok N Max Min Rata-

rata

Standart

Deviasi

Lab. Riil

Gaya Belajar

Visual 15 80 57 72.7 8.1

Gaya Belajar

Kinestetik 19 70 43 59.0 7.9

Lab.

Virtuil

Gaya Belajar

Visual 12 93 60 77.6 9.8

Gaya Belajar

Kinestetik 22 90 57 77.0 10.0

Dari Tabel 4.19. menunjukan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar

visual dengan media laboratorium riil mendapat nilai rata rata 72,7. Sedangkan

gaya belajar visual dengan laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 77,6.

Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dengan media laboratorium riil

mendapat nilai rata-rata 59,0. Sedangkan siswa gaya belajar kinestetik dengan

laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 77,0. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa prestasi siswa yang memiliki gaya belajar visual sama-sama

lebih baik dari pada gaya belajar kinestetik, baik yang menggunakan media

laboratoriumriil maupun virtuil. Sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik prestasi siswa sama-sama memiliki tingkat penurunan nilai dibanding

dengan gaya belajar visual, baik yang menggunakan media laboratoriumriil

maupun virtuil.

6) Data prestasi kognitif belajar ditinjau dari kemampuan memori dan gaya

belajar.

Deskripsi data prestasi belajar kognitif ditinjau dari kemampuan memori

dan gaya belajar diperlihatkan dalam Tabel 4.20.

Page 148: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Tabel 4.20. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari

Kemampuan Memori dan Gaya Belajar.

Kelompok N Max Min Rata-

rata

Standart

Deviasi

Kemampuan

Memori Tinggi

Gaya Belajar

Visual 17 88 57 76.8 8.7

Gaya Belajar

Kinestetik 17 93 50 69.8 12.6

Kemampuan

Memori Rendah

Gaya Belajar

Visual 10 93 60 71.6 10.4

Gaya Belajar

Kinestetik 24 90 43 67.9 13.1

Dari Tabel 4.20. menunjukan bahwa siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi dengan gaya belajar visual mendapat nilai rata rata 76,8.Sedangkan

kemampuan memori tinggi dengan kemampuan gaya belajar kinestetik mendapat

nilai rata-rata 69,8. Siswa yang memiliki kemampuan memori rendah dengan gaya

belajar visual mendapat nilai rata rata 71,6. Sedangkan kemampuan memori

rendah dengan kemampuan gaya belajar kinestetik mendapat nilai rata-rata 67,9.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi siswa yang memiliki

kemampuan memori tinggi dengan gaya belajar visual mendapat nilai terbaik.

Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dan gaya belajar

kinestetik nilai sedang. Begitu halnya siswa yang memiliki kemampuan memori

rendah dengan gaya belajar visual mendapat nilai terbaik dan kemampuan memori

rendah dengan gaya belajar kinestetik memiliki nilai kurang baik.

7) Data prestasi belajar ditinjau dari metode belajar, kemampuan memori, dan

gaya belajar.

Page 149: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Deskripsi data prestasi belajar kognitif ditinjau dari metode belajar,

kemampuan memori, dan gaya belajar diperlihatkan dalam Tabel 4.21:

Tabel 4.21. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Metode

Belajar, Kemampuan Memori, dan Gaya Belajar.

Kelompok N Max Min Rata-

rata

Standart

Deviasi

Lab.

Riil

Kemampuan

Memori Tinggi

GB. visual 10 83 57 73.1 9.2

GB.

Kinestetik 9 70 50 61.0 7.6

Kemampuan

Memori rendah

GB. visual 5 80 63 71.8 9.3

GB.

Kinestetik 10 70 43 57.3 8.2

Lab.

virtuil

Kemampuan

Memori Tinggi

GB. visual 7 88 78 82.0 4.2

GB.

Kinestetik 8 93 67 79,6 9.3

Kemampuan

Memori rendah

GB. visual 5 70 67 71.0 12.6

GB.

Kinestetik 14 90 57 75.5 10.5

Dari Tabel 4.21. menunjukan bahwa siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi dan gaya belajar visual dengan media laboratorium riilmendapat

nilai rata rata 73,1, sedangkan yang menggunakan laboratorium virtuil mendapat

nilai rata-rata 82,0. Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dan gaya

belajar kinestetik dengan media laboratoriumriil mendapat nilai rata-rata 61,0,

sedangkan yang menggunakan laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 79,6.

Siswa yang memiliki kemampuan memori rendah dan gaya belajar visual dengan

Page 150: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

media laboratorium riilmendapat nilai rata rata 71,8, sedangkan yang

menggunakan laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 71,0. Siswa yang

memiliki kemampuan memori rendah dan gaya belajar kinestetik dengan media

laboratorium riilmendapat nilai rata-rata 57,3, sedangkan yang menggunakan

laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 75,5. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa prestasi siswa yang yang mendapat perlakuan laboratorium

riil yang memiliki kemampuan memori tinggi dan gaya belajar visual memiliki

prestasi yang baik, siswa mendapat perlakuan laboratorium riil kemampuan

memori rendah dan gaya belajar kinestetik memiliki prestasi yang sedang.

Sedangkan siswa yang menggunakan laboratorium virtuil dengan memiliki

kemampuan memori tinggi dan gaya belajar visual memiliki prestasi lebih

baik.siswa yang menggunakan laboratorium virtuil dengan memiliki kemampuan

memori rendah dan gaya belajar kinestetik memiliki prestasi kurang baik baik.

b. Data Prestasi Belajar Afektif

Data prestasi belajar afektif diperoleh dari hasil pengamatan langsung

oleh guru dan beberapa penilaian penugasan. Pada penelitian ini peran prestasi

belajar afektif adalah sebagai variabel terikat, sebagaimana telah dijelaskan pada

bab III. Sehingga prestasi belajar afektif siswa akan dapat diketahui jika ditinjau

dari metode belajar (laboratorium riil dan laboratorium virtuil), kemampuan

memori (tinggi dan rendah), gaya belajar (visual dan kinestetik),afektif ditinjau

dari metode belajar dan kemampuan memori, afektif ditinjau dari metode belajar

Page 151: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

dan gaya belajar, afektif ditinjau dari kemampuan memori dan gaya belajar,

afektif ditinjau dari metode belajar, kemmpuan memori, gaya belajar.

1) Data prestasi belajar afektif ditinjau dari metode belajar.

Deskripsi data prestasi belajar afektif ditinjau dari metode belajar

disajikan dalam Tabel 4.22.

Tabel 4.22. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode

Belajar.

Kelompok N(Jumlah) Max Min Rata-rata Standart Deviasi

Lab. Riil 34 89 70 80,1 5,5

Lab. Virtuil 34 85 67 77,9 4,9

Pada Tabel 4.22. diperlihatkan nilai prestasi belajar afektif kelas pada

media laboratorium riil dan laboratorium virtuil. Pada kelas dengan media

laboratorium riil nilai tertinggi untuk prestasi afektif adalah 89, nilai terendah

adalah 70, nilai rata-ratanya adalah 80,1, dan standar deviasinya adalah 5,5.

Sedangkan pada kelas dengan laboratorium virtuil nilai tertinggi untuk prestasi

belajar afektif adalah 85, nilai terendah adalah 67, nilai rata-ratanya adalah 77,9,

dan standar deviasinya adalah 4,9. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata

afektif kelas laboratorium riil lebih baik dibandingkan kelas laboratorium virtuil.

Distribusi frekuensi prestasi afektif kelas pada media laboratorium riil

diperlihatkan oleh Tabel 4.23:

Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Kelas pada Media

laboratorium riil.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

67-70 3 3 8.82%

71-74 1 4 2.94%

75-78 10 14 29.41%

79-82 10 24 29.41%

Page 152: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

83-85 4 28 11.76%

86-90 6 34 17.65%

Hasil data kelas yang menggunakan media laboratorium riil prestasi

belajar afektif agar lebih jelas disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar

4.13.

Gambar 4.13. Histogram prestasi belajar afektif pada media

laboratoriumriil.

Berdasarkan Tabel 4.23. dan Gambar 4.13. di atas terlihat bahwa

frekuensi terbanyak untuk prestasi belajar afektif pada media laboratorium riil

yaitu dengan nilai frekuensi 10 dengan interval 75-78 dan 79-82. Hal ini berarti

bahwa frekuensi tertinggi memiliki interval nilai 75-78 dan 79-82.

Sedangkan distribusi frekuensi prestasi belajar afektif pada kelas yang

menggunakan laboratorium virtuil berdasarkan disajikan ke dalam Tabel 4.24.

Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Kelas pada Laboratorium

Virtuil.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

67-69 1 1 2.94%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

67-70 71-74 75-78 79-82 83-85 86-90

FR

EK

UE

NS

I

INTERVAL

Page 153: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

70-72 3 4 8.82%

73-76 12 16 35.29%

77-80 6 22 17.65%

81-83 6 28 17.65%

84-86 6 34 17.65%

Hasil data kelas yang menggunakan laboratorium virtuil prestasi belajar

afektif agar lebih jelas disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14. Histogram prestasi belajar afektif pada laboratorium

virtuil.

Berdasarkan Tabel 4.24. dan Gambar 4.14. di atas terlihat bahwa

frekuensi terbanyak untuk prestasi belajar afektif pada media laboratoriumvirtuil

yaitu dengan nilai frekuensi 12 dengan interval 73-76. Hal ini berarti bahwa

frekuensi tertinggi memiliki interval nilai 73 sampai 76.

2) Data prestasi belajar afektif ditinjau dari kemampuan memori.

Deskripsi data prestasi belajar afektif ditinjau dari kemampuan memori

disajikan dalam Tabel 4.25.

Tabel 4.25. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari

Kemampuan Memori.

Kelompok N(Jumlah) Max Min Rata- Standart

0

5

10

15

20

25

30

67-69 70-72 73-76 77-80 81-83 84-86

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 154: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

rata Deviasi

Kemampuan Memori

Tinggi 34 88 70 78,9 4,7

Kemampuan Memori

Rendah 34 86 68 79,1 5,9

Pada Tabel 4.25. diperlihatkan nilai rata-rata prestasi belajar afektif yang

kemampuan memori tinggi dan rendah. Pada siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi, nilai tertingginya untuk prestasi belajar afektif adalah 88, nilai

terendah adalah 70 nilai rata-ratanya adalah 78,9dan standar deviasinya adalah

4,7. Sedangkan pada siswa yang memiliki kemampuan memori rendah nilai

tertinggi untuk prestasi belajar afektif adalah 86, nilai terendah adalah 68, nilai

rata-ratanya adalah 79,1, dan standar deviasinya adalah 5,9. Hal ini menunjukan

bahwa rata-rata nilai kemampuan memori rendah lebih tinggi daripada

kemampuan memori tinggi.

Distribusi frekuensi prestasi afektif siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi secara rinci diperlihatkan oleh Tabel 4.26.

Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Siswa yang

Memiliki Kemampuan Memori Tinggi.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

70-73 3 3 8.82%

74-77 13 16 38.24%

78-81 11 27 32.35%

82-85 3 30 8.82%

86-88 3 33 8.82%

89-92 1 34 2.94%

Untuk lebih jelas hasil prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki

kemampuan memori tinggi disajikan histogram pada Gambar 4.15.

0

2

4

6

8

10

12

14

70-73 74-77 78-81 82-85 86-88 89-92

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 155: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Gambar 4.15. Histogram prestasi belajar afektif siswa yang

memiliki kemampuan memori tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.26. dan Gambar 4.15. di atas terlihat bahwa

frekuensi terbanyak untuk prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki

kemampuan memori tinggi yaitu dengan nilai frekuensi 13 dengan interval 74-77.

Hal ini menunjukan bahwa nilai tertinggi pada kemampuan memori tinggi terletak

pada interval 74 sampai 77. Distribusi frekuensi cenderung mengikuti kurva

normal skewnesspositif yaitu ekor panjang ke arah kanan.

Sedangkan distribusi frekuensi prestasi belajar afektif siswa yang

memiliki kemampuan memori rendah disajikan ke dalam Tabel 4.27.

Tabel 4.27. Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Siswa yang Memiliki

Kemampuan Memori Rendah.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

67-70 3 3 8.82%

71-74 4 7 11.76%

75-77 6 13 17.65%

78-81 7 20 20.59%

82-85 8 28 23.53%

86-89 6 34 17.65%

Hasil prestasi belajar afektif siswa yang memiliki kemampuan memori

rendah agar lebih jelas disajikan histogram gambar 4.16:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

67-70 71-74 75-77 78-81 82-85 86-89

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 156: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Gambar 4.16. Histogram prestasi belajar afektif siswa yang memiliki

kemampuan memori rendah.

Berdasarkan Tabel 4.27. dan gambar 4.16. di atas terlihat bahwa

frekuensi terbanyak untuk prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki

kemampuan memori rendah yaitu dengan nilai frekuensi 8 dengan interval 82-85.

Data ini menunjukan bahwa nilai frekuensi tertinggi terletak antara 82 sampai 85.

Distribusi frekuensi cenderung mengikuti tidak normal skewness negatif yaitu

ekor panjang ke arah kiri.

3) Data prestasi belajar afektif ditinjau dari gaya belajar.

Deskripsi data prestasi belajar afektif ditinjau dari gaya belajar disajikan

dalam Tabel 4.28.

Tabel 4.28. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Gaya

Belajar.

Kelompok N(Jumlah) Max Min Rata-

rata

Standart

Deviasi

Gaya Belajar Visual 41 86 68 78,2 5,5

Gaya Belajar

Kinestetik 27 89 70 80,3 4,7

Pada Tabel 4.28. diperlihatkan data prestasi belajar afektif yang memiliki

gaya belajar visual dan kinestetik. Pada siswa yang memiliki gaya belajar visual

nilai tertingginya adalah 86, nilai terendah adalah 68, nilai rata-rata adalah 78,2,

dan standar deviasi adalah 5,5. Sedangkan pada siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik nilai tertinggi untuk prestasi belajar afektif adalah 89, nilai terendah

Page 157: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

adalah 70, nilai rata-rata adalah 80,3, dan standar deviasi adalah 4,7. Dari data

tersebut menunjukan bahwa rata-rata gaya belajar kinestetik lebih baik daripada

gaya belajar visual.

Distribusi frekuensi prestasi afektif siswa yang memiliki gaya belajar

visual secara rinci diperlihatkan oleh Tabel 4.29.

Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Gaya Belajar Visual.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

67-70 3 3 7.32%

71-74 7 10 17.07%

75-78 15 25 36.59%

79-82 8 33 19.51%

83-86 5 38 12.20%

87-90 3 41 7.32%

Agar lebih jelas hasil prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki gaya

belajar visual disajikan Gambar 4.17. yaitu histogram prestasi belajar afektif

siswa yang memiliki gaya belajar visual.

Gambar 4.17. Histogram prestasi belajar afektif siswa yang memiliki gaya

belajar visual.

0

5

10

15

20

25

30

67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 158: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Berdasarkan Tabel 4.29. dan Gambar 4.17. di atas terlihat bahwa

frekuensi terbanyak untuk prestasi belajar afektif siswa yang memiliki gaya

belajar visual yaitu dengan nilai frekuensi 12 dengan interval 73-76. Hal ini

menunjukan bahwa nilai frekuensi gaya belajar visual tertinggi terletak pada

interval 73 sampai 76.Distribusi frekuensi cenderung mengikuti kurva normal

skewnesspositif yaitu ekor panjang ke arah ke kanan.

Sedangkan distribusi frekuensi prestasi afektif siswa yang memiliki gaya

belajar kinestetik secara rinci diperlihatkan pada Tabel 4.30.

Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Gaya Belajar Kinestetik.

Nilai Interval Frekuensi Frek. Kum Frek. Relatif

70-72 1 1 3.70%

73-75 3 4 11.11%

76-79 7 11 25.93%

80-83 9 20 33.33%

84-86 5 25 18.52%

87-89 2 27 7.41%

Hasil prestasi belajar afektif siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

agar lebih jelas disajikan ke dalam bentuk histogram pada Gambar 4.18.

0

5

10

15

20

25

30

70-72 73-75 76-79 80-83 84-86 87-89

FREK

UEN

SI

INTERVAL

Page 159: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Gambar 4.18. Histogram prestasi belajar afektif siswa yang memiliki gaya

belajar kinestetik.

Berdasarkan Tabel 4.30. dan Gambar 4.18. di atas terlihat bahwa

frekuensi terbanyak untuk prestasi belajar afektif siswa yang memiliki gaya

belajar kinestetik yaitu dengan nilai frekuensi 9 dengan interval 80-83. Dari data

ini menunjukan bahwa nilai frekuensi tertinggi gaya belajar kinestetik terletak

pada interval 80 sampai 83. Distribusi frekuensi cenderung mengikuti kurva

normal skewnessnegatif yaitu ekor panjang ke arah ke kiri.

4) Data prestasi belajar afektif ditinjau dari metode belajar dan kemampuan

memori.

Deskripsi data prestasi belajar afektif ditinjau dari metode belajar dan

kemampuan memori diperlihatkan dalam Tabel 4.31:

Tabel 4.31. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode

Belajar dan Kemampuan Memori.

Kelompok N Max Min Rata-

rata

Standart

Deviasi

Lab. Riil

Kemampuan Memori

Tinggi 19 80 74 79,6 4,5

Kemampuan Memori

Rendah 15 87 67 80,8 6,6

Lab.

Virtuil

Kemampuan Memori

Tinggi 15 86 71 78,0 4,8

Kemampuan Memori

Rendah 19 86 67 77,9 5,1

Dari Tabel 4.31. menunjukan bahwa siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi dengan media laboratorium riil mendapat nilai rata rata 79,6.

Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dengan laboratorium

Page 160: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

virtuil mendapat nilai rata-rata 78,0. Siswa yang memiliki kemampuan memori

rendah dengan media laboratorium riil mendapat nilai rata-rata 80,8. Sedangkan

siswa yang memiliki kemampuan memori rendah dengan laboratorium virtuil

mendapat nilai rata-rata 77,9. Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi

lebih bagus prestasinya menggunakan menggunakan laboratorium virtuil

sedangkan siswa yang kemampuan memorinya rendah lebih baik prestasinya

menggunakan media laboratorium riil.

5) Data prestasi belajar afektif ditinjau dari metode belajar dan gaya belajar.

Deskripsi data prestasi belajar afektif ditinjau dari metode belajar dan

gaya belajar diperlihatkan dalam Tabel 4.32:

Tabel 4.32. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau Dari Metode

Belajar dan Gaya Belajar.

Kelompok N Max Min Rata-

rata

Standart

Deviasi

Lab. Riil

Gaya Belajar

Visual 19 87 70 79,8 5,9

Gaya Belajar

Kinestetik 15 89 70 80,6 4,9

Lab.

Virtuil

Gaya Belajar

Visual 22 87 67 76,9 4,9

Gaya Belajar

Kinestetik 12 86 71 79,9 4,4

Dari Tabel 4.32 menunjukan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar

visual dengan media laboratorium riil mendapat nilai rata rata 79,8. Sedangkan

siswa yang memiliki gaya belajar visual dengan laboratorium virtuil mendapat

nilai rata-rata 76,9. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dengan media

laboratorium riil mendapat nilai rata-rata 80,6. Sedangkan siswayang memiliki

Page 161: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

gaya belajar kinestetik dengan laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 79,9.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi siswa memiliki rata-rata yang

hampir sama baik memiliki gaya belajar maupun kinestetik danvisual

menggunakan laboratorium virtuil maupun laboratorium riil.

6) Data prestasi belajar afektif ditinjau dari kemampuan memori dan gaya belajar.

Deskripsi data prestasi belajar afektif ditinjau dari kemampuan memori

dan gaya belajar diperlihatkan dalam Tabel 4.33:

Tabel 4.33. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari

Kemampuan Memori dan Gaya Belajar.

Kelompok N Max Min Rata-

rata

Standart

Deviasi

Kemampuan

Memori Tinggi

Gaya Belajar

Visual 17 86 71 77,9 3,9

Gaya Belajar

Kinestetik 17 86 70 79,9 5,2

Kemampuan

Memori Rendah

Gaya Belajar

Visual 24 87 68 78,5 6,5

Gaya Belajar

Kinestetik 10 86 75 80,9 3,7

Dari Tabel 4.33. menunjukan bahwa siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi dengan gaya belajar visual mendapat nilai rata rata 77,9.

Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dengan gaya belajar

kinestetik mendapat nilai rata-rata 79,9. Siswa yang memiliki kemampuan

memori rendah dengan gaya belajar visual mendapat nilai rata rata 78,5.

Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah dengan gaya belajar

kinestetik mendapat nilai rata-rata 80,9. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa prestasi siswa memiliki rata-rata yang hampir sama baik yang memiliki

kemampuan memori tinggi dan gaya belajar visual, kemampuan memori tinggi

Page 162: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

dan gaya belajar kinestetik atau sebaliknya, dan yang memiliki kemampuan

memori rendah dan gaya belajar kinestetik.

7) Data prestasi belajar afektif ditinjau dari metode belajar, kemampuan memori,

dan gaya belajar.

Deskripsi data prestasi belajar afektif ditinjau dari metode belajar,

kemampuan memori dan gaya belajar diperlihatkan dalam Tabel 4.34:

Tabel 4.34. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode

Belajar, Kemampuan Memori, dan Gaya Belajar.

Kelompok N Max Mi

n

Rata-

rata

Standar

t Deviasi

Lab.

Riil

Kemampuan

Memori Tinggi

GB.

visual 9 81 76 79,0 2,5

GB.

Kinesteti

k

10 87 70 80,2 5,9

Kemampuan

Memori rendah

GB.

visual 10 87 67 80,5 7,9

GB.

Kinesteti

k

5 84 81 81,4 2,7

Lab.

virtuil

Kemampuan

Memori Tinggi

GB.

visual 8 86 71 76,6 4,9

GB.

Kinesteti

k

7 86 74 79,6 4,6

Kemampuan

Memori rendah

GB.

visual 14 86 67 77,0 5,1

GB.

Kinesteti

k

5 86 70 80,4 4,7

Dari Tabel 4.34. menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi dan gaya belajar visual dengan media laboratoriumriil mendapat

nilai rata rata 79,0, sedangkan yang menggunakan laboratorium virtuil mendapat

nilai rata-rata 76,6. Siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dan gaya

Page 163: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

belajar kinestetik dengan media laboratoriumriil mendapat nilai rata-rata 80,2,

sedangkan yang menggunakan laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 79,6.

Siswa yang memiliki kemampuan memori rendah dan gaya belajar visual dengan

media laboratoriumriil mendapatnilai rata rata 80,5, sedangkan yang

menggunakan laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 77,0. Siswa yang

memiliki kemampuan memori rendah dan gaya belajar kinestetik dengan media

laboratoriumriil mendapat nilai rata-rata 81,4, sedangkan yang menggunakan

laboratorium virtuil mendapat nilai rata-rata 80,4. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa nilai prestasi memiliki persebaran yang merata baik

menggunakan metode berbeda, kemampuan memori berbeda, dan gaya belajar

yang berbeda.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas dan uji homogenitas. Berikut pengujian persyaratan tersebut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel berdistribusi normal

atau tidak. Uji normalitas dilakukan menggunakan PASW, data lengkap mengenai

uji terdapat pada Lampiran 37. Data hasil uji normalitas secara ringkas disajikan

dalam Tabel 4.35:

Tabel 4.35. Ringkasan Data Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif

dan Afektif.

Uji

Normalitas

Signifikansi

Terhadap Prestasi

Belajar Kognitif

(Shapiro-Wilk)

Alpha = 0,05

Signifikansi

Terhadap prestasi

Belajar Afektif

(Kolmogorov-

Smirnova)

Alpha = 0,05

Keputusan Kesimpulan

Page 164: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Media

laboratoriu

m riil

0,431>0,05 0,200>0,05

Kognitif =

Ho ditolak

Afektif =

Ho ditolak

Data Normal

Laboratoriu

m virtuil 0,161>0,05 0,079>0,05

Kognitif =

Ho ditolak

Afektif =

Ho ditolak

Data Normal

Kemampuan

memori

Tinggi

0,183>0,05 0,110>0,05

Kognitif =

Ho ditolak

Afektif =

Ho ditolak

Data Normal

Kemampuan

memori

Rendah

0,395>0,05 0,200>0,05

Kognitif =

Ho ditolak

Afektif =

Ho ditolak

Data Normal

Gaya belajar

Visual 0,270>0,05 0,103>0,05

Kognitif =

Ho ditolak

Afektif =

Ho ditolak

Data Normal

Gaya belajar

Kinestetik 0,316>0,05 0,200>0,05

Kognitif =

Ho ditolak

Afektif =

Ho ditolak

Data Normal

Tabel 4.35. memperlihatkan bahwa pengujian normalitas pada prestasi

belajar kognitif dan afektif. Pada prestasi belajar kognitif dan afektif P-value

(signifikansiterhadap variabel terikat) lebih dari (>) 0,05, sehingga disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan diasumsikan sampel berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Tabel 4.36. Tabulasi Data Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Kognitif

dan Afektif.

No

Signifikansi

Terhadap

Prestasi

Belajar

Kognitif

Signifikansi

Terhadap

prestasi

Belajar

Afektif

Keputusan Kesimpulan

1 Metode 0,973>0,05 0.7>0,05

Kognitif =

Ho ditolak

Afektif =

Ho ditolak

Homogen

Page 165: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

2 Kemampuan

memori 0,829>0,05 0,1>0,05

Kognitif =

Ho ditolak

Afektif =

Ho ditolak

Homogen

3 Gaya belajar 0,237>0,05 0.5>0,05

Kognitif =

Ho ditolak

Afektif =

Ho ditolak

Homogen

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sampel berdistribusi

homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 18. Tabel 4.36 memperlihatkan bahwa pengujian homogenitas pada prestasi

belajar kognitif dan afektif. Pada prestasi belajar kognitif dan afektif P-value

(signifikansiterhadap variabel terikat) lebih dari (>) 0,05, sehingga diputuskan

bahwa Ho ditolak dan disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi homogen. Secara detail hasil uji normalitas dari output pengolahan

data menggunakan PASW diperlihatkan pada lampiran 38.

C. Uji Hipotesis

1. Manova

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji multivariate analysis of

variance (Manova).Sedangkan untuk menganalisis data dilakukan dengan

menggunakan program PASW. Hasil data hipotesis secara ringkas diperlihatkan

ke dalam Tabel 4.37.

Tabel 4.37. Ringkasan Data Hasil Uji Hipotesis.

Hipotesis dengan

ANOVA

Signifikansi

Terhadap

Prestasi

Signifikansi

Terhadap

prestasi

Keputusan

Page 166: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Belajar

Kognitif

Belajar Afektif

Metode 0,000<0,05

0,172>0,05 Kognitif = Ho ditolak

Afektif =Ho diterima

Kemampuan memori 0,039<0,05 0,475>0,05 Kognitif = Ho ditolak

Afektif =Ho diterima

Gaya belajar 0,010<0,05 0,125>0,05 Kognitif = Ho ditolak

Afektif =Ho diterima

Metode *

Kemampuan memori 0,301>0,05 0,784>0,05

Kognitif=Ho diterima

Afektif = Ho diterima

Metode * Gaya

belajar 0,004<0,05 0,437 >0,05

Kognitif=Ho ditolak

Afektif = Ho diterima

Kemampuan memori

* Gaya belajar 0,664>0,05 0 978>0,05

Kognitif=Ho diterima

Afektif = Ho diterima

metode *

Kemampuan memori

* Gaya belajar

0,345>0,05 0,890>0,05 Kognitif=Ho diterima

Afektif = Ho diterima

Berdasarkan data pada Tabel 4.37. dapat disimpulkan hipotesis sebagai

berikut:

a. Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan

media laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap hasil prestasi belajar

kognitif akan tetapi tidak terdapat pengaruh signifikan pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan media laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap

hasil prestasi belajar afektif.

b. Terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan memori terhadap prestasi

belajar kognitif akan tetapi tidak terdapat pengaruh signifikan kemampuan

memori terhadap prestasi belajar afektif.

Page 167: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

c. Terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar terhadap prestasi belajar

kognitif akan tetapi tidak terdapat pengaruh signifikan gaya belajar terhadap

prestasi belajar afektif.

d. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara media laboratorium riildan

laboratorium virtuil dengankemampuan memori terhadap prestasi belajar

kognitif dan afektif.

e. Terdapat interaksi yang signifikan antara media laboratorium

riildanlaboratorium virtuil dengangaya belajar terhadap prestasi belajar

kognitif akan tetapitidak terdapat interaksi yang signifikan antara media

laboratorium riildanlaboratorium virtuil dengangaya belajar terhadap prestasi

belajar afektif.

f. Tidak terdapat interaksi yang signifikan kemampuan memori dengan gaya

belajar terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif.

g. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran,

kemampuan memori, dan gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif dan

afektif.

D. Pembahasan

1. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama mengenai pengaruh metode pembelajaran terhadap

prestasi kognitif dan afektif. Hasil uji statistik prestasi belajar kognitif

menunjukkan P-value bernilai 0,000 dan prestasi belajar afektif menunjukkan P-

value bernilai 0,172. Berdasarkan hasil keputusan uji maka Ho ditolak pada

prestasi kognitif Ho diterima pada prestasi afektif. Hal ini berarti dapat

Page 168: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran inkuiri

terbimbing menggunakan laboratorium riil dan laboratorium virtuil terhadap

prestasi belajar kognitif akan tetapi pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan laboratorium riil dan laboratorium virtuil tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar afektif.

Berdasarkan rata-rata prestasi kognitif siswa pada kelas yang

menggunakan media laboratorium riil adalah 65,1 dan kelas yang menggunakan

laboratorium virtuil adalah 77,2. Hal ini berarti bahwa rata-rata kelas dengan

menggunakan media laboratorium virtuil lebih baik dibandingkan rata-rata kelas

yang menggunakan laboratorium virtuil terhadap prestasi belajar kognitif.Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Cengiz Tuysuz pada tahun 2010 yang

berjudul “The Effect of the Virtual Laboratory on Students’ Achievement and

Attitude in Chemistry”, Kesimpulan dari hasil penelitiannya adalah bahwa pada

saat pelaksanaan praktikum dengan menggunakan laboratorium virtuil lebih

efektif, menarik dan lebih bermanfaat serta dapat memungkinkan siswa untuk

mengulang percobaan. Sementara pada laboratorium riil tidak semua siswa aktif

dalam proses eksperimen di laboratorium riil.

Terdapatnya pengaruh yang signifikan hasil prestasi kognitif dari uji

statistik hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil

penelitian. Hasil pengamatan faktor pertama yaitu perbedaan proses pembelajaran,

kelas yang menggunakan laboratorium virtuil mayoritas siswa berperan untuk

membangun pengetahuan yang didapat dengan sistem satu siswa satu komputer.

Siswa juga dilihatkan benda benda nyata dari contoh visualisasi benda yang ada di

Page 169: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

dalam animasi komputer, sehingga dengan metode ini dapat membuat pengajaran

menjadi lebih jelas dan konkret, hal ini bisa dilihat pada lampiran 37 Faktor yang

kedua, siswa yang menggunakan kelas riil proses asimilasi, akomodasi, dan

ekuilibrasi tidak dapat berjalan secara maksimal, hal ini disebabkan lamanya

kegiatan pratikkum sehingga berdampak terhadap terbatasnya waktu guru untuk

menyapaikan konsep dari materi yang diajarkan. Siswa kurang maksimal dalam

menerima konsep materi Cahaya karena hanya melihat dan melakukan praktikum

tanpa disertai penjelasan yang lebih detail dari guru. Dari beberapa faktor di atas

maka media laboratorium virtuil lebih memberikan pengaruh yang lebih baik

terhadap prestasi belajar kognitif dibanding laboratorium riil.

Tidak terdapatnya pengaruh yang signifikan hasil prestasi afektif dari uji

statistik hal ini dikarenakan pertama, hampir seluruh siswa menjalankan aturan-

aturan kedisiplinan sekolah dan aturan-aturan mekanisme aturan belajar, yang

pada dasarnya merupakan penilian afektif. Kedua, masih sulitnya menilai

kejujuran dalam menjawab dari angket afektif yang diberikan kesiswa, sehingga

penilaian afektif tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

belajar siswa.

2. Hipotesis Kedua

Pada hipotesis kedua mengenai pengaruh kemampuan memori terhadap

prestasi kognitif dan afektif. Hasil statistik prestasi belajar kognitif menunjukkan

P-value bernilai 0,039 dan prestasi belajar afektif menunjukkan P-value bernilai

0,475. Berdasarkan hasil keputusan uji maka Ho ditolak pada prestasi kognitif dan

Ho diterima afektif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

Page 170: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

signifikan kemampuan memori terhadap prestasi belajar kognitif akan tetapi tidak

terdapat pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi belajar afektif.

Berdasarkan rata-rata prestasi kognitif siswa pada siswa yang memiliki

kemampuan memori tinggi adalah 73,3 dan siswa yang memiliki kemampuan

memori rendah adalah 69,0. Hal ini berarti kemampuan memori tinggi

memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif lebih baik dibandingkan

kemampuan memori rendah.

Kemampuan memori berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi

belajar hal ini sesuai dengan Rajendran (2009) dari University of Strathclyde yang

menyatakan bahwa “kemampuan memori kata-kata jangka pendek mempengaruhi

dalam hasil prsentasi”.Kemampuan memori merupakan suatu konsep yang

abstrak. “Memori mengacu pada proses mental yang berkenaan dengan

pengambilan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali suatu informasi atau

pengalaman ketika dibutuhkan” (Novan P. Putra 2007: 92-96).

Aspek yang ditekankan dalam kemampuan berpikir abstrak adalah

penggunaan efektif dari konsep-konsep serta simbol-simbol dalam menghadapi

berbagai situasi khusus dalam menyelesaikan sebuah problem.Karakteristik materi

pembelajaran IPA merupakan proses sains yang meliputi sikap ilmiah yaitu mulai

dari pengamatan mengumpulkan data melakukan hipotesa sampai menarik

kesimpulan (Trianto, 2010: 152).

Terdapatnya pengaruh yang signifikan hal ini dikarenakan siswa yang

menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa diberi kesempatan berperan

aktif dalam melakukan proses sikap ilmiah. Siswa yang memiliki kemampuan

Page 171: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

memori tinggi dapat mengerjakan soal tes prestasi belajar lebih baik daripada

siswa yang memiliki kemampuan memori rendah karena mampu melakukan

proses hipotesa sampai menarik kesimpulan jauh lebih optimal. Selain itu siswa

yang memiliki kemampuan memori tinggi lebih aktif dalam proses pembelajaran,

hal ini bisa di lihat dalam lampiran 37.

Tidak terdapatnya kemempuan memori tinggi dan rendah terhadap hasil

prestasi afektif hal ini dikarenakan siswa yang memiliki kemampuan memori

baik tinggi atau rendah mereka sama-sama tiba di laboratorium tepat waktu.

Selain itu masih sulitnya menilai kejujuran dalam menjawab dari angket afektif

yang diberikan kesiswa sehingga pengaruh yang sama terhadap siswa pada

prestasi afektif siswa.

3. Hipotesis Ketiga

Pada hipotesis ketiga mengenai pengaruh gaya belajar terhadap prestasi

kognitif dan afektif. Hasil uji statistik prestasi belajar kognitif menunjukkanP-

value bernilai 0,010 dan prestasi belajar afektif menunjukkan P-value bernilai

0,125. Berdasarkan hasil keputusan uji maka Ho ditolak pada prestasi kognitif dan

Ho terima pada prestasi afektif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif dan tidak berpengaruh

terhadap prestasi belajar afektif.

Berdasarkan uji statistik, rata-rata prestasi kognitif siswa pada siswa yang

memiliki gaya belajar visual adalah 74,9 dan siswa yang memiliki gaya

Page 172: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

belajarkinestetik adalah 68,7. Hal ini berarti gaya belajar visual memberikan

pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif lebih baik dibandingkan gaya

belajarkinestetik.

Hipotesa tersebut sesuai dengan penelitiannya Murat Peker & Seref

Mirasyedioglu (2008) menyebutkan bahwa gaya belajar berpengaruh dalam

proses pembelajaran. Begitu halnya menurut DePorter, 2008: 112-113) bahwa

“Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi”. Sehingga siswa yang memiliki

gaya belajar tertentu akan mampu mengatur informasi secara maksimal yang

diproses dalam kognitif siswa.Dalam membangun konsep pengetahuan mengenai

cahayahal ini sangat membutuhkan siswa secara aktif untuk berani bertanya,

menjawab, dan berpendapat sehingga akan terjadi proses asimilasi dan akomodasi

pengetahuan yang diperoleh.

Terdapanya pengaruh yang signifikan hal ini dikarenakan pembelajaran

inkuiri memiliki karakter untuk siswa aktif dalam mencari pengetahuan secara

madiri sehingga siswa yang memiliki gaya belajar visualdan kinestetik akan sama-

sama belajar secara mandiri akan tetapi memiliki cara yang berbeda jika

menggunakan lab riil lebih cenderung kerja kelompok, sedangkan laboratorium

virtuil lebih mandiri. Keterangan tersebut dapat dijelaskan pada lampiran 37

Sehinggasiswa yang memiliki gaya belajar visual akan mendapatkan prestasi yang

lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.

4. Hipotesis Keempat

Page 173: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Pada hipotesis keempat mengenai interaksi pembelajaran inkuiri

terbimbing menggunakan media laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan

kemampuan memori terhadap prestasi kognitif dan afektif. Hasil uji statistik

prestasi belajar kognitif menunjukkan P-value bernilai 0,301 dan prestasi belajar

afektif menunjukkan P-value bernilai 0,784. Berdasarkan hasil keputusan uji

maka Ho diterima pada prestasi kognitif dan afektif. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat interaksi pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan

media laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan memori terhadap prestasi

kognitif dan afektif.

Tidak terdapatnya interaksi hal ini dikarenakan siswa yang mendapat

perlakuan menggunakan laboratorium virtuil dalam pelaksanaanya hampir seluruh

siswa aktif untuk belajar secara mandiri.Karena kemampuan memori berkaitan

dengan pengambilan, penyimpanan dan pengambilan kembali pengetahuan media

laboratorium riilmampu mengoptimalkan proses penyimpanan dan pengambilan

kembali pengetahuan diperoleh siswa. Siswa yang memiliki kemampuan memori

tinggi maupun rendah dalam pelaksanaan di laboratorium virtuil sama-sama

memberikan dampak yang signifikan sehingga memiliki rata-rata prestasi.

Siswa yang mendapat perlakuan laboratorium riil dan virtuil dengan

pembelajaran inkuiri terbimbing sama-sama mengedepankan pada aktivitas proses

belajar. Dikarena kemampuan memori berkaitan dengan pengambilan,

penyimpanan, dan pengambilan kembali pengetahuan, laboratorium riil kurang

mampu memfasilitasi siswa untuk melakukan proses pengambilan kembali

pengetahuan karena pada kenyataanya hanya sebagian siswa yang mampu

Page 174: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

mengungkapkan pengetahuan-pengetahuan yang sudah didapatkan sehingga

berdampak terhadap prestasi kognitif siswa. Pemaparan tersebut dapat diringkas

bahwa tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan

memori terhadap prestasi belajar dikarenakan media laboratorium virtuilmampu

memfasilitasi sebagian besar siswa dalam mengoptimalkan kemampuan memori

sedangkan laboratorium riil hanya mampu memfasilitasi sebagian siswa dalam

mengoptimalkan kemampuan memori.

Tidak terdapatnya pengaruh yang signifikanpenilain prestasi afektifhal

ini dikarenakan bahwa penilain prestasi afektif berdasarkan hasil angket.Selain itu

masih sulitnya menilai kejujuran dalam menjawab dari angket afektif yang

diberikan kesiswa sehingga pengaruh yang sama terhadap siswa pada prestasi

afektif siswa.

5. Hipotesis Kelima

Pada hipotesis kelima mengenai interaksi pembelajaran inkuiri

terbimbing menggunakan laboratorium riil danvirtuil dengan gaya belajar

terhadap prestasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar

kognitif dan tidak memberikanpengaruh yang signifikan terhadap prestasi

belajarafektif. Hasil uji statistik prestasi belajar kognitif menunjukkan P-value

bernilai 0,004 dan prestasi belajar afektif menunjukkan P-value bernilai 0,437.

Berdasarkan hasil keputusan uji maka Ho ditolak pada prestasi kognitif dan

diterima pada prestasi afektif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi

Page 175: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

pembelajaran metode inkuiri terbimbing menggunakan media laboratorium riil

danlaboratorium virtuil dengan gaya belajar terhadap prestasi kognitif dan tidak

terdapat interaksi pembelajaran metode inkuiri terbimbing menggunakan media

laboratorium riil danlaboratorium virtuil dengan gaya belajar terhadap

prestasiafektif.

Dari uji statistik rata-rata prestasi belajar kognitif pada kelas dengan

menggunakan media laboratorium riil yang memiliki gaya belajar visual adalah

72,7, pada kelas dengan menggunakan media laboratorium riil yang gaya belajar

kinestetik adalah 59,0, pada kelas dengan menggunakan laboratorium virtuil yang

memiliki gaya belajar visual adalah 77,6, dan pada kelas dengan menggunakan

laboratorium riil yang memiliki gaya belajarkinestetik adalah 77,0.

Terdapatnya interaksi dikarenakan siswa yang mendapat perlakuan

laboratorium virtuil dalam pelaksanaanya hampir seluruh siswa aktif untuk

belajar, karena setiap pembelajaran siswa dituntut untuk melakukan eksperimen

secara mandiri dalam bentuk visulisai gambar, hasil bisa dilihat pada lampiran 37

Sedangkan kalas dengan laboratorium riil proses asimilasi pembelajaran hanya

dengan teman sebaya karena keterbatasan waktu guru dalam menyampaikan

materi, selain itu siswa kurang mendapatkan pengetahuan yang lebih karena

hanya mendapatkan satu konsep dari praktikum, hasil penelitian bisa dilihat pada

lampiran 37.

Tidak terdapatnya interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan

gaya belajarkarenabahwa penilaian prestasi afektif berdasarkan hasil angket yang

Page 176: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

sulit menilai kejujuran siswa. Sehingga dalam penilaian prestasi afektif antara

metode dan gaya belajar dari seluruh sampel hampir memiliki rata-rata yang

sama.

6. Hipotesis Keenam

Hasil uji statistikkemampuan memori dengan gaya belajar terhadap

prestasi belajar kognitif menunjukkan P-value bernilai 0,664 dan prestasi belajar

afektif menunjukkan P-value bernilai 0,978. Berdasarkan hasil keputusan uji

maka Ho diterima pada prestasi kognitif dan afektif. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat interaksi kemampuan memori dengan gaya belajar terhadap

prestasi kognitif dan afektif.

Tidak terdapatnya interaksi karena gaya belajar dan kemampuan memori

sangat mempengaruhi kognitif dan afektif terhadap pemahaman pengetahuan.

Dari hasil pengamatan juga menunjukan siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi dan rendah dan gaya belajar visual maupun kinestetik sama-sama

dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini juga dikarenakan bahwa

penilain prestasi afektif berdasarkan hasil angket yang sulit menilai kejujuran

siswa. Sehingga dalam penilaian prestasi kognitif dan afektif antara metode dan

gaya belajar dari seluruh sampel hampir memiliki rata-rata yang sama.

7. Hipotesis Ketujuh

Pada hipotesis ketujuh mengenai interaksi metodeinkuiri terbimbing

menggunakan media laboratorium riil, laboratorium virtuil, kemampuan memori,

dan gaya belajar terhadap prestasi kognitif dan afektif. Hasil uji statistik prestasi

Page 177: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

belajar kognitif menunjukkan P-value bernilai 0,345 dan prestasi belajar afektif

menunjukkan P-value bernilai 0,890. Berdasarkan hasil keputusan uji maka Ho

diterima pada prestasi kognitif dan afektif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat interaksi pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan laboratorium riil,

dan virtuil, kemampuan memori gaya belajar terhadap prestasi kognitif dan

afektif.

Tidak terdapatnya interaksi dalam ranah kognitif dikarenakan memiliki

kemampuan memori dan gaya belajar menggunakan laboratorium virtuil rata-rata

prestasi lebih baik jika dibandingkan dengan laboratorium riil. Sehingga pengaruh

penggunaan laboratorium dominan dalam menentukan prestasi kognitif siswa. Hal

ini berdampak terhadap tidak adanya interaksi antara penggunaan laboratorium,

kemampuan memori, dan gaya belajar siswa. Siswa yang menggunakan

laboratorium virtuil mampu meningkatkan keaktifan siswa secara individual,

kemampuan memori berdampak terhadap proses penyimpanan dan pengambilan

informasi secara optimal sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar ide-ide

dapat disampaikan dalam bahasa tulisan sehingga berdampak postif terhadap

prestasi belajar secara merata.

Untuk siswa yang mendapat laboratorium riil kurang mampu mendorong

siswa untuk aktif secara menyeluruh atau hanya sebagian siwa yang benar-benar

aktif dalam proses pembeajaran karena terwakili oleh kelompok-kelompok.

Sehingga baik kemampuan memori ataupun gaya belajar siswa juga hanya

Page 178: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

sebagian yang dapat tergali secara optimal dampaknya kurang meratanya hasil

nilai prestasi kognitif dengan nilai yang baik.

Tidak terdapatnya interaksi dalam ranah afektif dikarenakanpendekatan

inkuiri terbimbing berdampak terhadap nilai afektif yang seragam. Di lapangan

siswa yang diberi baik media laboratorium riilataupun laboratorium virtuil dan

siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi dan rendah dan gaya

belajarvisual maupun kinestetik sama-sama dapat mengikuti pembelajaran dengan

baik. Semua laboratorium virtuil lebih mampu menyerap keaktivan individu

karena setiap siswa dituntut untuk mandiri sedangkan dalam pembelajaran

menggunakan laboratorium riil lebih bersifat kerja kelompok sehingga berdampak

terhadap kesamaan prespektif dalam mengisi angket.Selain haltersebut juga

dikarenakan bahwa penilain prestasi afektif berdasarkan hasil angket yang sulit

menilai kejujuran siswa. Sehingga dalam penilaian prestasi afektif antara

penggunaan laboratorium riil dan laboratorium virtuil, kemampuan memori, dan

gaya belajar dari seluruh sampel hampir memiliki rata-rata yang sama.

E. Keterbatasan Penelitian

Meskipun di dalam penelitian ini telah direncanakan dengan optimal dan

telah dilaksanakan evaluasi tetapi hal ini tidak luput dari keterbatasan peneliti.

1. Kurangnya guru dalam memperhatikan waktu dalam proses pembelajaran

dengan laboratorium rill.

Page 179: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

2. Kurang maksimalnya penilaian instrumen prestasi belajar afektif yaitu hanya

angket afektif saja. Penilaian angket akan berdampak pada pemilihan jawaban

yang bersifat baik untuk dirinya sehingga nilai kejujuran sulit diketahui.

3. Kurangnya guru dalam memperhatikan aktivitas belajar siswa.

4. Kurangnya guru dalam memberi kesempatan siswa dalam menyampaikan

gagasan.

5. Kemampuan memori hanya dikategorikan ke dalam dua kelompok saja yakni

tinggi dan rendah. Akan lebih baik jika melibatkan kategori sedang, sehingga

kemungkinan hal ini berpengaruh terhadap hasil penelitian.

6. Gaya belajar juga hanya dikategorikan ke dalam dua kelompok saja yakni

visual dan kinestetik. Akan lebih baik jika melibatkan kategori audio, sehingga

kemungkinan hal ini berpengaruh terhadap hasil penelitian.

F. Keterbatasan Penelitian

Meskipun di dalam penelitian ini telah direncanakan dengan optimal dan

telah dilaksanakan evaluasi tetapi hal ini tidak luput dari keterbatasan peneliti.

1. Penelitian ini hanya melibatkan sebagian faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar Fisika, meliputi pendekatan inkuiri, metode, kemampuan memori, dan

Gaya belajar.

Page 180: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

2. Instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar afektif hanya

angket saja. Pada penilaian angket untuk tingkat kejujuran tidak bisa dinilai

secara maksimal.

3. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan inkuiri terbimbing

dengan laboratorium riil siswa seharusnya lebih aktif untuk kerja dan guru juga

harus memperhatikan dan memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk

mengulang kembali.

4. Pada menggunaaan inkuiri terbimbing dengan laboratorium riil guru harus

memperhatikan jeda waktu yang dimiliki dan harus tegas dalam membagi

waktu, karena dalam inkuiri terbimbing dengan laboratorium riil terkadang

tidak mempertimbangkan waktu,sehingga untuk menyimpulkan materi

terkesan terburu-buru sehingga kurang maksimal. Dan bila waktu tidak cukup

siswa menginginkan mengulangi praktikum.

Page 181: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori, hasil analisis data dan pembahasan, serta

mengacu pada perumusan masalah, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran inkuiri terbimbingmelaluilabolatorium virtuil dan labolatorium

riil berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar kognitif. dengan

hasil rata-rata prestasi kognitif labolatorium virtuil yaitu 77,2 sedangkan

labolatorium riil dengan rata-rata 65,1.sehingga lebih baik dapat disimpulkan

bahwa laboratorium virtuil lebih baik daripada labolatorium riil sedangkan

pembelajaran inkuiri terbimbing melalui labolatorium virtuil dan labolatorium

riil tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar afektif.

2. Kemampuan memori siswa berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi

belajar dalam ranah kognitif dengan rata-rata memori tinggi 73,3 dan rata-rata

memori rendah 69,0akan tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

prestasi belajar dalam ranah afektif.

3. Gaya belajar berpengaruh secara sigifikan terhadap prestasi kognitif dan tidak

berpengaruh terhadap prestasi afektif belajar siswa. Gaya belajar visual

memiliki rata-rata 74,9 prestasi kognitif lebih baik dibanding dengan gaya

belajar kinestetik dengan rata-rata 68,7.

Page 182: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

4. Tidak ada interaksi yang signifikan antara penggunaan laboratoriun riil dan

virtuil dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar kognitif dan

afektif siswa.

5. Ada interaksi yang signifikan antara pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan laboratorium riil dan virtuil dengan gaya belajar terhadap

prestasi belajar kognitif dan tidak ada interaksi antara pembelajaran inkuiri

terbimbing menggunakan laboratorium riil dan virtuil gaya belajar terhadap

prestasi belajar afektif siswa.

6. Tidak ada interaksi yang signifikan antara kemampuan memori dengan gaya

belajar terhadap prestasi belajar kognitif tetapi tidak ada interaksi yang

signifikan terhadap prestasi belajar afektif siswa. Hubungan kemampuan

memori terhadap prestasi belajar kognitif maupun afektif merupakan pengaruh

yang independen dan tidak berhubungan dengan gaya belajar.

7. Tidak ada interaksi yang signifikan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan

menggunakan labolatorium riil dan virtuil, kemampuan memori, dan gaya

belajar terhadap prestasi kognitif dan afektif siswa. Metode pembelajaran

inkuiri terbimbing memberikan dampak yang sama terhadap dua variabel yang

bersamaan dimiliki siswa yaitu kemampuan memori dan gaya belajar.

B. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi Teoritik

a. Pembelajaran IPA Fisika materi Cahaya sebaiknya menggunakan metode

inkuiri terbimbing melalui labolatorium virtuil dan labolatorium riil.

Page 183: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

b. Pembelajaran IPA Fisika materi Cahaya sebaiknya menggunakan metode

inkuiri terbimbing melalui labolatorium virtuil karena lebih meningkatkan

keaktifan dan antusias siswa secara menyeluruh daripada dengan metode

labolatorium riil.

2. Implikasi Praktis.

Dengan diperolehnya kesimpulan dari penelitian ini sebagai implikasi

praktisnya terhadap prestasi kognitif dan afektif siswa adalah:

a. Pembelajaran IPA Fisika materi Cahaya sebaiknya menggunakan IT melalui

laboratorium virtuil.

b. Guru sebaiknya memperhatikan kemampuan memori dan gaya belajar siswa.

C. Saran.

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis

menganjurkan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru.

a. Guru sebaiknya mempersiapkan atau membuat LKS untuk pembelajaran

menggunakan labolatorium virtuil.

b. Guru sebaiknya menyiapkan komputer beserta software laboratorium

virtuil dan mengeceknya sebelum pembelajaran.

c. Guru sebaiknya mengelompokkan siswa secara heterogen.

d. Guru sebaiknya mengadakan tes kemampuan memori dan memberikan

angket gaya belajar

Page 184: PEMBELAJARAN IPA DENGANMETODE INKUIRI TERBIMBING... · bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian ini ... Gambar 2.6 Skema Pembentukan bayangan Pada Cermin Cembung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

e. Setelah diperoleh kemampuan memori, data siswa kemampuan memori

rendah dan gaya belajar kemuadian dilatih atau ditugasi untuk menaikkan

prestasi.

2. Bagi Peneliti Berikutnya.

a. Hendaknya memperhatikan efektifitas waktu dalam proses pembelajaran

di kelas riil. Karena waktu tidak cukup dan siswa ingin mengulangi

praktikum.

b. Hendaknya untuk prestasi afektif tidak hanya menggunakan angket, tetapi

sebaiknya peneliti melakukan penilaian observasi tingkat ketelitian yang

lebih akurat dalam penelitian.

c. Hendaknya guru memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran dikelas.

d. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang

sejenis dengan pokok bahasan yang lain gelombang dan kalor.

e. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah variabel yang lain

seperti kemampuan matematik, sikap ilmiah, motivasi berprestasi, dan lain

sebagainya.