pembelajaran fisika mode l pair share tps) dan … · pembelajaran fisika model think pair share...

133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMB ( (Studi Se Untuk BELAJAR (TPS) DAN DI TINJ DA i Kasus Pad emester 1 SM Memenuhi P S PR UNI RAN FISIK N MODEL JAU DAR N MOTIV da Materi H MAN 1 Pon Sebagian P Program St Minat Utam SAYYIDAH S ROGRAM VERSITA SU KA MODE L MAKE A RI KEMAM VASI BER Hukum Grav norogo Tahu TESIS Persyaratan tudi Pendid ma Pendidik Oleh : H QURROT S 831002058 M PASCAS AS SEBEL RAKART 2011 EL THINK A MATCH MPUAN A RPRESTA vitasi Newto un Pelajaran Mencapai D ikan Sains kan Fisika TA A’YUN 8 SARJANA LAS MAR TA K PAIR SH H (MAM) AWAL ASI on Kelas XI n 2010/2011 Derajat Ma A RET HARE I IPA 1) agister

Upload: nguyencong

Post on 03-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMB(

(Studi

Se

Untuk

BELAJAR(TPS) DAN

DI TINJDA

i Kasus Pad

emester 1 SM

Memenuhi

P

S

PR

UNI

RAN FISIKN MODELJAU DARN MOTIV

da Materi H

MAN 1 Pon

Sebagian P

Program St

Minat Utam

SAYYIDAH

S

ROGRAM

VERSITA

SU

KA MODEL MAKE A

RI KEMAMVASI BER

Hukum Grav

norogo Tahu

TESIS

Persyaratan

tudi Pendid

ma Pendidik

Oleh :

H QURROT

S 831002058

M PASCAS

AS SEBEL

RAKART

2011

EL THINKA MATCHMPUAN A

RPRESTA

vitasi Newto

un Pelajaran

Mencapai D

ikan Sains

kan Fisika

TA A’YUN

8

SARJANA

LAS MAR

TA

K PAIR SHH (MAM) AWAL

ASI

on Kelas XI

n 2010/2011

Derajat Ma

A

RET

HARE

I IPA

1)

agister

Page 2: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM)

DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

(Studi Kasus Pada Materi Hukum Gravitasi Newton Kelas XI Semester 1

SMA Negeri 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun Oleh :

SAYYIDAH QURROTA A’YUN

S831002058

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dosen Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tanggal

Tangan

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.

NIP. 19510102 197501 1 001 ……………. ……………

Pembimbing II : Dra. Soeparmi, MA, Ph.D

NIP. 19520915 197603 2 001 ……………. ..…………..

Mengetahui

Ketua Program Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 19520116 198003 1 001

Page 3: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM)

DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

(Studi Kasus Pada Materi Hukum Gravitasi Newton Kelas XI Semester 1

SMA Negeri 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun Oleh :

SAYYIDAH QURROTA A’YUN

S831002058

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Pada Tanggal : ……………….

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. H. Ashadi …...….…………….

Sekretaris : Dra. Soeparmi, MA, Ph.D …...….…………….

Anggota : 1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd …...….….................

Penguji

: 2. Drs. Cari, MA, M.Sc, Ph.D …...….…………….

Surakarta,……………………

Mengetahui,

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Dr. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof. Dr.H. Widha Sunarno,M.Pd NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19520116 198003 1 001

Page 4: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : SAYYIDAH QURROTA A’YUN

NIM : S 8301002058

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul

PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MAKE A

MATCH (MAM) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI

BERPRESTASI (Studi Kasus Pada Pokok Bahasan “Hukum Gravitasi Newton”

Kelas XI Semester 1 SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2010/2011) adalah

betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini

diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tesebut.

Surakarta, April 2011

Yang membuat pernyataan

SAYYIDAH QURROTA A’YUN

Page 5: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PERSEMBAHAN

Tulisan ini kupersembahkan untuk orang-orang yang begitu aku sayangi :

• Tita and Abi, I love you all

• Ibu, bapak dan semua keluarga yang senantiasa memberikan doa,

semangat dan kasih sayang

Page 6: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRACT

Sayyidah Qurrota A’yun, S 8301002058. 2011. “ Physics Learning Using Think Pair Share (TPS) and Make A Match (MAM) Models over viewed from Prior Knowledge and Achievement motivation (A case Study on Universal Gravitation, for Grade XI Semester 1, SMAN 1 of Ponorogo, Academic Year 2010/ 2011)”. Thesis: Science Education Program, Postgraduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta. Advisor I: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd. Advisor II: Dra. Suparmi, MA, Ph.D.

The purpose of this research were to find out 1) the effect of Think Pair Share (TPS) model and Make A match (MAM) model toward student’s achievement, 2) the effect of student’s prior knowledge toward student achievement, 3) the effect of student’s achievement motivation toward student achievement, 4) interaction between learning model and prior knowledge toward student achievement, 5) interaction between learning model and student’s achievement motivation toward student achievement, 6) interaction between prior knowledge and achievement motivation toward student achievement, 7) interaction among learning model, prior knowledge and achievement motivation toward student achievement.

This research was conducted in June 2010 – January 2011 and used experimental method. Population in this research was all of students in grade XI science class of SMAN 1 ponorogo year 2010/2011. Sample of this research consisted of two class which was taken using cluster random sampling. The XI-A3 class was treated using TPS model and the XI-A4 class was treated using MAM model. The data was collected using test method for student achievement and prior knowledge and questionaire for student’s achievement motivation. The research hypothesis were tested using Anova with 2x2x2, factorial design with unequal cell and calculated using MINITAB 15.

The data analysis showed that: 1) there was an effect of TPS and MAM to physics student achievement in wich TPS was better than MAM, 2) there was an effect of prior knowledge to physics student achievement in wich high prior knowledge was better than low prior knowledge, 3) there was an effect of achievement motivation to physics student achievement in wich high achievement motivation was better than low achievement motivation, 4) there was not any interaction between learning model and prior knowledge to physics student achievement, 5) there was not any interaction between learning model and achievement motivation toward student achievement, 6) there was not any interaction among prior knowledge and achievement motivation toward student achievement, 7) there was not interaction among learning model, prior knowledge and achievement toward student achievement. Key words: TPS, MAM, prior knowledge, achievement motivation, universal

gravitation, and student achievement.

ABSTRAK

Page 7: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

Sayyidah Qurrota A’yun, S 8301002058. 2011 “Pembelajaran Fisika Model Think Pair Share (TPS) dan Model Make A Match (MAM) Ditinjau dari Kemampuan Awal Dan Motivasi Berprestasi (Studi Kasus Pada SMAN 1 Ponorogo Pada Pokok Bahasan Gravitasi Umum Kelas XI Tahun Pelajaran 2010/2011)”. Tesis : Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dibimbing oleh Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd. dan Dra Suparmi, MA, Ph.D.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya: 1) Pengaruh penggunaan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dan Make A Match (MAM) terhadap prestasi belajar fisika, 2) Pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika, 3) Pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika, 4) Interaksi antara model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dan Make A Match (MAM) dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika, 5) Interaksi antara model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dan Make A Match (MAM) dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika, 6) Interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika, 7) Interaksi antara model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dan Make A Match (MAM), kemampuan awal dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 – Januari 2011 dengan menggunakan model TPS dan MAM. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang diambil secara acak (cluster random sampling). Kelas yang menggunakan model TPS terpilih kelas XI-A3 dan kelas yang menggunakan model MAM terpilih kelas XI-A4. Teknik pengumpulan data dengan metode tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar kognitif dan kemampuan awal, sedangkan motivasi berprestasi didapatkan dengan menggunakan metode angket. Uji hipotesis penelitian menggunakan ANAVA tiga jalan sel tidak sama dengan bantuan software Minitab 15.

Hasil analisis data penelitian adalah 1) ada pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap prestasi belajar fisika dimana TPS lebih baik dari MAM, 2) ada pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika dimana kemampuan awal tinggi lebih baik dari kemampuan awal rendah, 3) ada pengaruh motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar fisika dimana motivasi berprestasi tinggi lebih baik dari motivasi berprestasi rendah, 4) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika, 5) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika, 6) tidak ada interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika, 7) tidak ada interaksi antara model pembelajaran, kemampuan awal, dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika.

Kata kunci: Model TPS dan MAM, Kemampuan Awal, Motivasi Berprestasi, dan

Gravitasi Umum, dan Prestasi Belajar.

Page 8: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala inayah dan

hidayah-Nya, sehingga tesis dengan judul ”Pembelajaran Fisika Model Think Pair

Share (TPS) dan Model Make A Match (MAM) ditinjau dari Kemampuan Awal

dan Motivasi Berprestasi” ini dapat selesai. Tesis ini disusun untuk memenuhi

sebagian persyaratan mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tak lupa penulis haturkan terima kasih kepada berbagai pihak atas

bantuan dan bimbingan beliau dalam penyusunan tesis, yaitu kepada beliau :

1. Bapak Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

yang telah memberikan beragam fasilitas dan kemudahan dalam penyusunan

tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Sains dan Dosen Pengampu Mata Kuliah Seminar Proposal

Penelitian Pendidikan Sains yang telah memberikan ijin dalam penyusunan

tesis ini.

3. Ibu Dra. Suparmi, MA, Ph.D selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Sains dan Dosen Pengampu Mata Kuliah Seminar tesis Pendidikan Sains yang

telah memberikan banyak pengarahan dan bimbingan.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana

yang dengan kebesaran hati dan senantiasa membagi ilmu dalam penulisan

tesis ini.

Page 9: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

5. Bapak, Ibu, Abi dan Tita serta keluarga yang senantiasa mendoakan, memberi

dorongan, kasih sayang tiada henti dan doa restu.

6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret angkatan Pebruari 2010 yang

senantiasa saling memberi dorongan semangat selama penulisan tesis ini.

7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

mendukung demi selesainya tesis ini.

Saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapakan untuk

perbaikan kualitas penulisan dan pengembangan penelitian di Indonesia pada

umumnya.

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 10: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………...

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….

KATA PENGANTAR………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………...

DAFTAR TABEL……………………………………………………...

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………...

HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….

ABSTRACT..............................................................................................

ABSTRAK……………………………………………………………..

Halaman

i

ii

iii

iv

vi

ix

xi

xiii

xv

xvi

xvii

xviii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah…………………………………... 8

C. Pembatasan Masalah………………………………….. 9

D. Perumusan Masalah…………………………………... 10

E. Tujuan Penelitian……………………………………... 10

F. Manfaat Penelitian……………………………………. 11

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

Page 11: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

HIPOTESIS......................................................................... 13

A. Kajian Teori…………………………………………... 13

1. Belajar dan Pembelajaran………………………… 13

a. Pengertian Belajar…………………………….. 13

b. Teori Belajar Konstruktivisme……………….. 15

c. Pengertian Pembelajaran……………………… 19

2. Model Pembelajaran Kooperatif (TPS)…………… 20

3. Model Pembelajaran Kooperatif (MAM)………….. 23

4. Kemampuan Awal………………………………... 24

a. Pengertian Kemampuan Awal………………... 24

b. Cara Mengukur Kemampuan Awal…………... 26

5. Motivasi Berprestasi……………………………… 26

a. Motiv dan Motivasi…………………………… 26

b. Motivasi Berprestasi………………………….. 27

6. Prestasi Belajar…………………………………… 29

7. Hakikat Sains dan Fisika…………………………. 32

8. Materi Hukum Gravitasi Newton………………… 33

B. Penelitian yang Relevan……………………………… 54

C. Kerangka Berpikir……………………………………... 56

D. Hipotesis……………………………………………….. 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………… 64

A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………….. 64

B. Rancangan Penelitian………………………………….. 65

Page 12: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel….. 67

D. Instrument Penelitian…………………………………... 68

E. Teknik Pengambilan Data……………………………... 68

F. Uji Coba Instrumen……………………………………. 70

G. Teknik Analisis Data…………………………………... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………. 80

A. Deskripsi Data………………………………………… 80

B. Uji Prasyarat Analisis…………………………………. 95

C. Pengujian Hipotesis…………………………………… 97

D. Pembahasan Hasil Analisis Data……………………… 102

E. Keterbatasan Penelitian……………………………….. 109

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN…………… 110

A. Kesimpulan……………………………………………. 110

B. Implikasi………………………………………………. 113

C. Saran…………………………………………………… 114

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….

LAMPIRAN……………………………………………………………

116

118

Page 13: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1.

2.1.

3.1.

3.2.

3.3.

3.4.

3.5.

3.6.

3.7.

3.8.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8

Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Kelas XI..........................

Data-data Penting Planet…………………........................

Jadwal Penelitian.................................................................

Desain Faktorial..................................................................

Klasifikasi Validitas Soal...................................................

Klasifikasi Reliabilitas Angket..........................................

Klasifikasi Indeks Diskriminasi.........................................

Hasil Uji Taraf Beda.........................................................

Klasifikasi Indeks Kesukaran...........................................

Hasil Uji Taraf Kesukaran................................................

Deskripsi Data Kemampuan Awal...................................

Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal Tinggi........

Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal Rendah......

Deskripsi Data Motivasi Berprestasi.................................

Distribusi Frekuensi Data Motivasi Berprestasi Tinggi......

Distribusi Frekuensi Data Motivasi Berprestasi Rendah....

Deskripsi Data Prestasi Belajar Ranah Kognitif.................

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Eksperimen I

(Model TPS)………………………………………………

4

49

64

65

70

72

73

73

74

75

80

81

81

83

84

84

86

86

Page 14: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

4.9.

4.10.

4.11.

4.12.

4.13.

4.14.

4.15.

4.16.

4.17.

4.18

4.19

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Eksperimen II

(Model MAM).....................................................................

Deskripsi Distribusi Data keseluruhan................................

Rerata Prestasi Belajar Ranah Kognitif...............................

Deskripsi Data Prestasi Belajar Ranah Afektif...................

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Ranah Afektif Kelas

Eksperimen I (Model TPS).................................................

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Ranah Afektif kelas

Eksperimen II (Model MAM).............................................

Deskripsi Distribusi Data Keseluruhan...............................

Rerata prestasi Belajar Ranah Afektif.................................

Rangkuman Hasil Uji Normalitas.......................................

Rangkuman Hasil Uji Homogenitas....................................

Tabel result/ hasil anava………………………………......

88

89

89

90

91

92

93

94

95

96

97

Page 15: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1. Gaya Gravitasi antara KeduaPartikel……………….... 36

2.2.

2.3.

2.4.

2.5.

2.6.

2.7.

2.8

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

Percepatan Sentripetal Bulan Menuju Bumi.................

Peralatan Cavendish untuk Menghitung G…...............

Sebuah Ilustrasi Lintasan Elips Planet……..…………

Bentuk Orbit Planet Pluto dan Komet Halley………..

Gaya Gravitasi yang Bekerja pada Planet…………….

Gambaran Umum Orbit Planet……………………….

Vektor Medan Gravitasi di sekitar Benda……………

Histogram Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan

Awal Tinggi…………………………………………...

Histogram Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan

Awal Rendah................................................................

Histogram Prestasi Belajar Kelompok Motivasi

Berprestasi Tinggi.........................................................

Histogram Prestasi Belajar Kelompok Motivasi

Berprestasi Rendah........................................................

Histogram Prestasi Belajar Ranah Kognitif Kelas

Eksperimen I (Model TPS)............................................

Histogram Prestasi Belajar Ranah Kognitif Kelas

Eksperimen II (Model MAM).......................................

37

40

44

44

47

48

53

82

82

85

85

87

88

Page 16: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

4.7.

4.8.

4.9.

4.10.

4.11.

Histogram Prestasi Belajar Ranah Afektif Kelas

Eksperimen I (Model TPS)............................................

Histogram Prestasi Belajar Ranah afektif Kelas

Eksperimen II (Model MAM).......................................

Uji Lanjut Pembelajaran TPS dan MAM (A1 dan A2)

Uji lanjut Kemampuan Awal.........................................

Uji Lanjut Motivasi Berprestasi....................................

91

93

100

100

101

Page 17: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Silabus........................................................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS..................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran MAM...............

Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal..............................

Tes Kemampuan Awal..............................................

Kisi-kisi Angket Motivasi Berprestasi.......................

Angket Motivasi Berprestasi......................................

Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar....................................

Soal Tes Prestasi Belajar............................................

Kisi-kisi Penilaian Afektif.........................................

Angket Penilaian Afektif...........................................

Hasil Try Out Tes Kemampuan Awal.......................

Hasil Try Out Tes Prestasi.........................................

Hasil Try Out Angket Motivasi Berprestasi..............

Hasil Try Out Angket penilaian Afektif...................

Data Induk Kelas TPS..............................................

Data Induk Kelas MAM...........................................

Hasil Uji T…………..................................................

Hasil Uji Normalitas..................................................

118

120

132

142

143

150

152

156

157

162

164

167

170

173

176

179

180

181

183

Page 18: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

20

21

22

Foto Proses Belajar Mengajar Kelas TPS…………..

Foto Proses Belajar Mengajar Kelas MAM………...

Surat Keterangan Penelitian………………………..

190

191

192

Page 19: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap negara membutuhkan sumber daya yang berkualitas, sebab dengan

sumber daya yang berkualitas akan memberikan dampak positif terhadap

perkembangan pembangunan suatu negara dalam berbagai bidang. Tidak hanya

dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diharapkan, tetapi

juga sikap mental yang baik. Oleh karena itu, setiap negara selalu meningkatkan

kualitas sumber daya manusia yang di milikinya. Untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan

bangsanya karena dengan pendidikan yang berkualitas akan tercipta sumber daya

manusia yang berkualitas, yang pada akhirnya dapat mendukung pembangunan

nasional.

Sumber daya manusia yang berkualitas juga akan mengembangkan potensi

yang dimilikinya untuk kemajuan bangsa dan negara. Hal itu sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 disebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peseerta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

1

Page 20: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pada hal tersebut terkandung makna bahwa tujuan pendidikan nasional

adalah mengembangkan potensi potensi manusia Indonesia pada umumnya, serta

pada peserta didik pada khususnya. Diharapkan dengan pengembangan potensi

peserta didik, manusia Indonesia pada umumnya, serta bagi peserta didik pada

khususnya akan menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada prinsipnya tujuan

pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

pengembangan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa

berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

terprogram mengadakan pembenahan diri diberbagai bidang baik sarana dan

prasarana, pelayanan administrasi dan informasi, serta kualitas pembelajaran

secara utuh. Untuk mendukung proses belajar mengajar maka seorang guru harus

memiliki dan menerapkan strategi tertentu supaya siswa dapat belajar secara

efektif. Hal ini bisa saja dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya pengelolaan

pengajaran dan menguasai teknik-teknik dan metode mengajar.

Pada dasarnya tujuan guru mengajar adalah untuk mengadakan perubahan

yang dikehendaki dalam tingkah laku anak didik. Perubahan dilakukan seorang

guru dengan menggunakan suatu stategi mengajar untuk mencapai tujuan dengan

memilih metode dan pendekatan yang tepat. Upaya meningkatkan mutu

pendidikan tidak hanya bergantung pada faktor guru saja, tetapi berbagai faktor

lainnya juga berpengaruh. Namun pada hakikatnya guru tetap merupakan kunci

utama yang paling menetukan. Teachers should have the knowledge of how

Page 21: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

students learn science and mathematics and how best to teach. Changing the way

we teach and what we teach in science and mathematics is a continuing

professional concern. (P42-seth & Marlina.pdf, di akses 15 Mei 2010). Guru

seharusnya memiliki pengetahuan tentang bagaimana siswa belajar sains dan

matematika dan bagaimana mengajar terbaik. Dengan mengubah cara mengajar

dan apa yang diajarkan dalam sains dan matematika adalah sebuah cara/ bentuk

yang professional.

Kecenderungan sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas cenderung

terpusat pada guru (teacher centered), sehingga pengajaran terkesan hanya

berjalan satu arah. In the traditional teacher-centered education, the dominance of

the teacher take centre stage. The students rely on their teachers to decide what,

when, and how to learn (www.ejmste.com, di akses tanggal 15 Mei 2010). Siswa

tidak aktif dan hanya mendengar saja keterangan guru, sehingga siswa tidak

secara mandiri menggali informasi dan pengetahuannya sendiri. Hal ini kurang

bermakna bagi siswa.

Materi Hukum Gravitasi Newton merupakan materi fisika yang harus

dikuasai oleh siswa. Hal ini karena materi tersebut merupakan konsep dasar untuk

mempelajari konsep-konsep fisika lain, misalnya astronomi. Selain itu dengan

mempelajari materi tersebut siswa dilatih untuk berpikir urut dan teratur serta

berlatih menggunakan perhitungan matematis. Namun kebanyakan siswa masih

menganggap sulit dalam memahami dan menguasainya. Karakteristik materi

Hukum Gravitasi Newton bersifat abstrak.

Berdasarkan pengalaman bahwa penguasaan materi- materi fisika terutama

pada kompetensi Hukum Gravitasi Newton siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo

Page 22: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

masih jauh dari yang diharapkan. Rendahnya mutu hasil belajar fisika tersebut

dapat dilihat dari ulangan harian kompetensi Hukum Gravitasi Newton kelas XI.

Dari jumlah 6 kelas XI IPA yang mempunyai nilai rata-rata ulangan harian untuk

kompetensi Gravitasi Umum tahun pelajaran 2008/2009 dan 2009/2010 di atas

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 hanya 1 kelas saja sebagaimana

dapat di lihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Kelas XI

NO. KELAS NILAI ULANGAN KOMPETENSI HUKUM GRAVITASI

NEWTON

TP 2008/2009 TP 2009/2010

1 XI IPA 1 70,25 63,86

2 XI IPA 2 67,80 67,45

3 XI IPA 3 68,95 62,75

4 XI IPA 4 66,35 64,78

5 XI IPA 5 68,00 69,68

6 XI IPA 6 65,28 65,77

Analisis sementara rendahnya nilai fisika siswa karena siswa kurang aktif

dalam menggali informasi materi fisika, dominasi guru lebih besar dibanding

keaktifan siswa dalam pembelajaran, metode ceramah dan tugas yang diberikan

belum sepenuhnya mengatasi kesulitan siswa. Good quality techers, with up-to-

date knowledge and skill, are the foundation of any system of formal science

education (www.nuffield.com, di akses tanggal 15 Mei 2010). Kemampuan

pemahaman siswa dalam menerima materi fisika perlu ditingkatkan dan keaktifan

siswa dalam mengeluarkan pendapat perlu dilatih sesuai dengan kemampuan

kognitifnya.

Page 23: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model belajar yang melibatkan

pembentukan kelompok yang bertujuan pencapaian hasil belajar, penerimaan

keberagaman dan ketrampilan sosial yang tercipta dalam kerjasama dengan

maksud agar siswa dapat lebih terbiasa bekerjasama dan belajar berkelompok

dalam rangka memecahkan suatu masalah. Cooperative learning is grounded in

the belief that learning is most effective when students are actively involved in

sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks. Cooperative

learning has been used as both an instructional method and as a learning tool at

various levels of education and in various subject areas (www. Ejmste.com, di

akses tanggal 15 Mei 2010). Pembelajaran kooperatif didasarkan pada sebuah

kepercayaan bahwa belajar akan lebih efektif ketika siswa aktif terlibat dalam

berbagi ide dan bekerja kooperatif untuk melengkapi tugas akademik.

Pembelajaran kooperatif didasarkan pada teori belajar konstruktivisme, di

mana siswa secara aktif membangun pengetahuannya dan dapat menemukan

sendiri konsep-konsep pengetahuan yang sulit dan mentransformasi informasi

yang kompleks, mengecek informasi yang baru dengan aturan-aturan lama dan

merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak sesuai lagi. Pembelajaran

kooperatif model TPS dan MAM merupakan model pembelajaran yang

menekankan siswa bekarjasama dalam kelompok-kelompok belajar.

Tipe Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran

yang merupakan perpaduan antara belajar secara mandiri dan belajar secara

berkelompok. TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk

memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling

membantu sama lain (Muslimin Ibrahim, dkk, 2000 : 26). Misalkan seorang guru

Page 24: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

baru saja menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu

tugas dan guru meminta siswa memikirkan lebih mendalam tentang apa yang telah

dijelaskan atau dialami. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling bantu

dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada

penghargaan individual.

Tipe Make a Match (MAM) dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan

siswa dalam kelas. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Dalam proses belajar mengajar, siswa tampak lebih aktif mencari

jawaban kartu antara jawaban dan soal. Dengan metode ini siswa dapat

mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di dalam kartu yang ditemukannya

dengan sederhana dan jelas secara bersama-sama.

Prestasi belajar fisika dipengaruhi oleh faktor interen dan ekstern. Faktor

intern dalam diri siswa antara lain motivasi berprestasi, kemampuan awal, dan

laian-lain. Sedangkan faktor ekstern antara lain metode pembelajaran yang

digunakan guru, interaksi sosial siswa, sarana prasarana sekolah dan lain-lain.

Namun hal ini semua belum diperhatikan oleh guru.

Proses belajar tidak lepas dengan faktor lingkungan, antara individu dan

lingkungan atau sosial terjadi saling interaksi. Tingkah laku individu dapat

menimbulkan perubahan-perubahan pada lingkungan, sebaliknya lingkungan

dapat pula menimbulkan perubahan-perubahan pada diri individu. Di kalangan

anak-anak kondisi tersebut seperti : pendiam, pemberani, pemalu, ekspresif, sulit

bereaksi, peka, senang menggantungkan, mudah terpengaruh, dan lain-lain.

Perilaku ini dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu di dalam

Page 25: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kelas. Dalam interaksi antar siswa terjadi suatu aktivitas saling mempengaruhi dan

memberi sumbangan pemikiran. Perilaku ini sangat berpengaruh terhadap belajar

siswa, motivasi dan percaya diri. Sikap sosial siswa ditunjukkan dengan saling

membantu dalam menyelesaikan masalah dan saling menghormati pendapat orang

lain.

Faktor intern siswa yaitu kemampuan awal yang dimiliki siswa tentang

materi yang akan diajarkan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh guru.

Guru akan tahu seberapa jauh pengetahuan awal yang dimiliki siswa, dengan

menggali terlebih dahulu pengetahuan siswa sebelum mengajarkan materi baru.

Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dicirikan dengan ketekunan,

kesungguhan dan antusiasme dalam belajar yang tinggi. Namun kebanyakan guru

belum memperhatikan hal ini sehingga memberi perlakuan yang sama pada semua

siswa padahal tidak semua siswa memiliki kemampuan awal tinggi.

Faktor potensi siswa yang juga penting adalah motivasi berprestasi.

Motivasi berprestasi merupakan pilar yang ikut menentukan keberhasilan proses

belajar. Motivasi berprestasi merupakan sumber yang kuat untuk belajar. Anak

yang mempunyai motivasi berprestasi besar terhadap kegiatan belajar akan tekun

dan berusaha keras untuk belajar sedang anak yang kurang memiliki motivasi

berprestasi dalam belajar akan tidak antusias dalam belajar, sering membuat

kegaduhan dalam kelas, pesimis, dan bisa sering membolos. Hal ini akan

teraplikasikan pada pencapaian tujuan pembelajaran yang menurun atau prestasi

yang rendah.

Page 26: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Untuk itulah penulis ingin meneliti tentang pengaruh model pembelajaran

kooperatif TPS dan MAM, kemampuan awal, dan motivasi berprestasi siswa

terhadap hasil belajar fisika.

B. Identifikasi Masalah

Fenomena-fenomena yang berkaitan dengan masalah penelitian

berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Proses belajar mengajar di SMAN 1 Ponorogo masih berpusat pada guru

(teacher centered) sehingga proses belajar mengajar berjalan satu arah tanpa

ada feedback dari siswa.

2. Model pembelajaran yang digunakan guru belum memberikan kesempatan

pada siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif, padahal ada berbagai model

pembelajaran yang mendorong siswa berpikir kreatif seperti model

pembelajaran kooperatif dengan tipe TPS, MAM, NHT, TGT, dan lain-lain.

3. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seperti kondisi awal

siswa, kemampuan awal, motivasi berprestasi, kreativitas, sikap ilmiah, dan

lain-lain; namun faktor-faktor tersebut belum diperhatikan guru dalam proses

pembelajaran.

4. Kemampuan awal bervariasi merupakan faktor intern siswa yang belum

diperhatikan oleh guru.

5. Motivasi berprestasi sangat bervariasi di antara siswa merupakan faktor intern

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, namun belum diperhatikan

guru.

Page 27: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

6. Prestasi belajar fisika masih rendah dan dewasa ini guru cenderung

memberikan penilaian pada siswa hanya aspek kognitif saja, padahal

seharusnya penilaian mata pelajaran fisika mencakup aspek kognitif,

psikomotor dan afektif.

7. Mata pelajaran fisika masih dianggap membosankan dan sulit dipahami oleh

kebanyakan siswa, seperti Hukum gravitasi Newton, Kinematika partikel dan

Dinamika partikel, dan lain-lain.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, dalam

penelitian ini perlu dibatasi permasalahan sebagai berikut :

1. Pembelajaran kooperatif yang di pakai adalah tipe Think-Pair-Share (TPS) dan

Make A Match (MAM).

2. Kemampuan awal siswa yang dimaksud adalah konsep awal siswa yang

dimiliki yang menjadi dasar untuk mempelajari materi Hukum Gravitasi

Newton seperti konsep kinematika dan dinamika partikel, kategori tinggi dan

rendah.

3. Motivasi berprestasi dibatasi pada motivasi berprestasi siswa dalam belajar

dan mengikuti pembelajaran fisika di sekolah, kategori tinggi dan rendah.

4. Prestasi belajar mencakup ranah kognitif, sedangkan ranah afektif sebagai data

pendamping.

5. Materi fisika yang digunakan adalah Hukum Gravitasi Newton.

Page 28: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Think-Pair-Share

(TPS) dan Make A Match (MAM) ?

2. Apakah terdapat pengaruh kemampuan awal tinggi dan rendah ?

3. Apakah terdapat pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah ?

4. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran Think-Pair-

Share (TPS) dan Make A Match (MAM) dengan kemampuan awal siswa

tinggi dan rendah ?

5. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran Think-Pair-

Share (TPS) dan Make A Match (MAM) dengan motivasi berprestasi siswa

tinggi dan rendah ?

6. Apakah terdapat interaksi antara kemampuan awal siswa tinggi dan rendah

dengan motivasi perprestasi tinggi dan rendah ?

7. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran Think-Pair-

Share (TPS) dan Make A Match (MAM), kemampuan awal siswa tinggi dan

rendah dengan motivasi berprestasi ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dan

Make A Match (MAM) terhadap prestasi belajar fisika

2. Pengaruh kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika

Page 29: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3. Pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

fisika

4. Interaksi antara model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dan Make A

Match (MAM) dengan kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar fisika

5. Interaksi antara model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dan Make A

Match (MAM) dengan motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar fisika

6. Interaksi antara kemampuan awal tinggi dan rendah dengan motivasi

berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika

7. Interaksi antara model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dan Make A

Match (MAM), kemampuan awal tinggi dan rendah dengan motivasi

berprestasi terhadap prestasi belajar fisika

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan siswa dalam

proses belajar dan mengajar. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian

ini adalah :

1. Manfaat Praktis

a. Memperkaya khasanah pengetahuan guru tentang berbagai alternatif

penggunaan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa

Page 30: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b. Memberikan motivasi pada guru untuk lebih mengoptimalkan faktor intern

dan ekstern dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatan prestasi

belajar siswa.

c. Bagi siswa dengan model kooperatif diharapkan siswa memperoleh

pengalaman yang bermakna dan berprestasi.

2. Manfaat Teoritis

a. Memberikan tambahan wawasan kepada guru ataupun peneliti selanjutnya

untuk memperhatikan sekecil apapun kondisi dan potensi yang dimiliki

siswa.

b. Memberikan gambaran kepada guru ataupun peneliti selanjutnya bahwa

kemampuan awal dan motivasi berprestasi merupakan potensi siswa dalam

belajar.

Page 31: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Kata belajar sangat sering kita dengar, baik di lingkungan keluarga

maupun masyarakat. Menurut Gagne (1984) dalam Ratna Wilis D. (1989 : 11)

“belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana individu berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Jadi belajar menyangkut perubahan

dalam individu, berarti belajar membutuhkan waktu. Untuk mengukur belajar, kita

amati perilaku individu sebelum dan sesudah diberi suatu perlakuan atau

pengalaman tertentu. Jika ada perubahan perilaku, berarti individu itu telah

belajar.

Menurut Hilgard dan Bower (1975) dalam Ngalim Purwanto (1994 : 84),

bahwa “belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap

sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang

dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau

dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan

sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)”. Belajar

merupakan perubahan tingkah laku seseorang akibat pengalaman, dan perubahan

itu tidak dapat dijelaskan. Bisa jadi pengalaman yang sama atau hampir sama

13

Page 32: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dialami oleh beberapa orang tetapi perubahan tingkah laku pada masing-masing

orang berbeda.

Menurut Morgan (1978) dalam Ngalim Purwanto (1994: 84) “ Belajar

adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi

sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Jadi, seperti dua pendapat

sebelumnya bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari

latihan atau pengalaman, tetapi Morgan menegaskan bahwa perubahan itu relatif

menetap dan bukan sesaat saja.

Good & Boophy (1997) dalam Alex Sobur (2003 : 220) mengartikan

belajar sebagai “The development of new associations as a result of experience”.

Belajar adalah perkembangan asosiasi-asosiasi (kecenderungan-kecenderungan

dalam pikiran) sebagai hasil pengalaman. Jadi belajar adalah suatu proses yang

tidak bisa dilihat dengan nyata. Proses itu terjadi dalam diri seseorang yang

sedang mengalami belajar. Menurut mereka, belajar bukanlah suatu tingkah laku

yang tampak, tetapi terutama prosesnya yang terjadi secara internal pada individu

dalam usaha memperoleh berbagai hubungan baru.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikemukakan beberapa unsur

penting yang menjadi ciri atas pengertian belajar, yaitu (1) belajar merupakan

suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah ke

tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah ke tingkah

laku yang lebih buruk; (2) belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui

latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, (3) untuk bisa

Page 33: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir

daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Seberapa lama periode waktu

itu berlangsung, sulit ditentukan dengan pasti, namun perubahan itu hendaknya

merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari,

berbulan-bulan, ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan

perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi,

ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang hanya berlangsung sementara;

(4) tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut aspek-

aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti : perubahan dalam

pengertian, pemecahan suatu masalah / berpikir, keterampilan, kecakapan,

kebiasaan, ataupun sikap. Jadi belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah

laku, baik fisik maupun psikis, yang relatif mantap yang diperoleh melalui latihan

atau pengalaman.

b. Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut Driver dan Bell dalam Suparno (1997: 17), “ilmu pengetahuan

bukanlah hanya kumpulan hukum atau fakta” Fakta yang sama diamati orang

yang berbeda bisa menghasilkan konsep yang berbeda. “ Ilmu pengetahuan,

terutama sains, adalah ciptaan pikiran manusia dengan semua gagasan dan

konsepnya yang ditemukan secara bebas “(Einstein & Infeld dalam Bettencourt,

1989 dalam Suparno (1997: 17))”. Dalam mempelajari pengetahuan selalu

dijumpai dua hal yang berbeda, yaitu kenyataan atau fakta dan gagasan atau

pengertian. Untuk menjembatani keduanya, diperlukan proses konstruksi

imajinatif.

Page 34: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Menurut filsafat konstruktivisme, “pengetahuan itu adalah bentukan

(konstruksi) dari kita sendiri yang sedang menekuninya” (Von Glasersfeld dalam

Bettencourt, 1989; Matthews, 1994; Piaget, 1971 dalam Suparno (2007: 8)). Bila

yang sedang menekuni itu adalah siswa maka pengetahuan itu adalah bentukan

dari siswa sendiri. Siswalah yang memberi makna terhadap realitas yang ada

melalui kegiatan berpikir. Jadi pengetahuan bersifat non-objektif, temporer, dan

selalu berubah. Proses pembentukan pengetahuan ini berjalan terus-menerus

dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman

yang baru.

Menurut paham konstruktivisme, orang yang belajar diharapkan dapat

membangun pemahaman sendiri melalui proses asimilasi dan akomodasi. Kadang

persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru yang dialami seseorang dapat

diintegrasikan ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya.

Proses ini dikenal dengan asimilasi. Akan tetapi tidak semua pengalaman baru

dapat diasimilasikan dengan skema yang telah ia punyai. Pengalaman baru itu bisa

jadi tidak cocok dengan skema baru yang cocok dengan skema yang telah ada.

Dalam keadaan ini orang tersebut dapat membentuk skema baru yang cocok

dengan pengalaman yang baru atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok

dengan pengalaman itu. Proses terakhir ini disebut akomodasi. Sedangkan skema

diartikan sebagai struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual

beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Suparno, 1997 : 30). Jadi

siswa sudah mempunyai skema sebagai akibat dari latihan atau pengalaman

Page 35: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

sebelumnya. Dengan pengalaman baru yang didapatkan, siswa akan

mengkonstruksi sendiri dengan cara akomodasi atau asimilasi.

Apakah pengetahuan itu tidak dapat ditransfer atau dipindahkan begitu

saja? Ya, secara prinsip para konstruktivis menolak kemungkinan terjadi transfer

pengetahuan dari seseorang kepada yang lain. “Tidak ada kemungkinan

mentransfer pengetahuan karena setiap orang membangun pengetahuannya

sendiri. Demikian pendapat Von Glaserfeld dalam Bettencourt dalam Suparno

(2007: 9). Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari guru

ke siswa.

Menurut Matthews dalam Suparno (1997: 43) Piaget adalah psikolog

pertama yang meneliti tentang bagaimana anak-anak memperoleh pengetahuan.

Dia sampai pada kesimpulan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran

anak. Karena penelitiannya ini, maka Piaget dikenal sebagai konstruktivis pertama

(Ratna Wilis D. , 1989 : 159; Suparno 1997 : 30). Dalam penelitiannya Piaget

mengamati bagaimana seorang anak pelan-pelan membentuk pengetahuannya

sendiri. Anak itu pelan-pelan mulai membentuk skema, mengembangkan skema,

dan mengubah skema. Piaget lebih menekankan bagaimana anak secara sendiri

mengkonstruksi pengetahuan dari interaksinya dengan pengalaman dan objek

dihadapi.

Secara umum Piaget membedakan 4 tahap atau periode dalam

perkembangan kognitif seseorang. Tahapan–tahapan atau periode tersebut dapat

disimpulkan bahwa : periode I (masa setelah lahir- 2 tahun) memiliki kepandaian

sensori-motorik; periode II (2-7 tahun) memiliki pikiran pra operasional; periode

Page 36: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

III (7-11 tahun) memiliki operasi-operasi berpikir konkrit; dan periode IV

(11 tahun - dewasa) memiliki operasi-operasi berpikir formal/abstrak.

Menurut Piaget (Suparno, 2001 : 104), urutan tahap atau periode itu

mempunyai beberapa sifat. Sifat tersebut antara lain: (1) urutan perkembangan

tahap-tahap itu tetap, meskipun umur rata-rata terjadinya dapat bervariasi secara

individual menurut tingkat inteligensi atau lingkungan sosial seseorang; (2)

struktur keseluruhan itu tidak dapat saling ditukar; (3) setiap tahap yang lebih

maju mempunyai penalaran yang secara kualitatif berbeda dengan penalaran tahap

sebelumnya. Penalaran tahap berikutnya jauh lebuh tinggi daripada sebelumnya;

(4) setiap kemajuan dalam penalaran selalu dapat diterapkan secara lebih

menyeluruh; (5) setiap kemajuan tahap baru selalu mengandung perluasan dari

struktur sebelumnya. Struktur yang lama itu diubah melalui adaptasi, meskipun

formulasi yang sebelumnya tidak pernah dihancurkan atau dihilangkan. Oleh

karena itu, transformasi penalaran yang baru dari yang sebelumnya merupakan

perkembangan.

Unsur yang juga penting dalam memperkembangkan pemikiran sesesorang

adalah latihan dan pengalaman. Latihan berpikir, merumuskan masalah dan

memecahkannya, serta mengambil kesimpulan akan membantu seseorang untuk

mengembangkan pemikiran. Misalnya, seseorang anak perlu banyak latihan

menggunakan logikanya dalam memecahkan persoalan fisika, ia akan semakin

mengerti dan mengembangkan cara berpikirnya.

Pengetahuan dibentuk dalam proses asimilasi dan akomodasi terhadap

skema pengetahuan sesesorang sebelumnya. Agar proses pembentukan

Page 37: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pengetahuan itu berkembang, pengalaman sangat menentukan. Semakin orang

mempunyai banyak pengalaman mengenai persoalan, lingkungan atau objek yang

dihadapi, ia akan semakin mengembangkan pemikiran dan pengetahuannya.

Dengan semakin banyak pengalaman, skema seseorang akan banyak ditantang

dan mungkin dikembangkan.

c. Pengertian Pembelajaran

Menurut UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, dalam pasal 1 yang dimaksud dengan “Pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar” (UU Sistem Pendidikan Nasional, diakses tanggal 21 Juli 2008). Dalam

pasal yang sama juga dijelaskan bahwa “Peserta didik adalah anggota masyarakat

yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang

tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pedidikan tertentu” dan “Pendidik adalah

tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagi guru, dosen, konselor, pamong

belajar, widyaiswara, tutor, instuktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai

dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan”.

Menurut Zamroni (2007 :70) : “Proses belajar merupakan proses interaksi

antara guru dan siswa berkaitan dengan materi pembelajaran yang bersifat

kompleks dan penuh dengan ketidakpastian”. Dikatakan kompleks karena

interaksi antara guru dan siswa yang nampak sederhana pada hakekatnya bersifat

kompleks karena melibatkan pikiran, emosi, imajinasi, dan sikap yang

berinteraksi secara simultan. Dikatakan penuh dengan ketidakpastian karena

Page 38: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pikiran, emosi, dan imajinasi siswa tidaklah stabil dan tidak dapat ditebak.

Dengan demikian hasil dari pembelajran itu sendiri menjadi sangat subyektif.

Ada juga definisi yang lain, yaitu: “ Pembelajaran adalah usaha sistematis

yang memungkinkan terciptanya pendidikan” (Seifert Kelvin, 1983 edisi

terjemahan Yusuf Anas, 2007 : 5). Yang dimaksud dengan pendidikan menurut

UU Sisdiknas tahun 2003 pasal 1: “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara”.

Pembelajaran merupakan interaksi sistematis antara peserta didik dengan

pendidik yang berkaitan dengan materi pembelajaran pada suatu lingkungan

belajar. Kegiatan pembelajaran memberdayakan semua potensi peserta didik

untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran juga bermuatan

nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika (Nurhadi, 2004: 30). Dengan

demikian kegiatan pembelajaran perlu berpusat pada peserta didik dengan

menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang untuk mengembangkan

kreativitas mereka, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara besama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Isjoni (2007:15) juga

mengungkapkan bahwa : “Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran

Page 39: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang

berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih

bergairah dalam belajar”. Menurut Slavin, “pembelajaran kooperatif adalah

berkompromi, artinya menetapkan pokok permasalahan dengan tujuan bersama.

Kompromi dapat membangun rasa hormat kepada orang lain dan mengurangi

konflik antar anggota kelompok.

Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun

terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Beberapa variasi dalam model

cooperative learning tersebut antara lain TPS / Think Pair Share/ Berpikir

Berpasangan- Berbagi dan MAM / Make A Match / Mencari Pasangan.

Pendekatan struktural ini digunakan pembelajaran kooperatif dan dikembangkan

oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland. Pendekatan ini memberi penekanan

pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi pebelajar.

Strategi TPS tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif dan waktu

tunggu. “TPS singkatan dari Think Pair Share atau Berpikir- Berpasangan –

Berbagi, merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa” (Direktorat PLP modul SN-38 2004: 17).

TPS merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dari teori

kontrukivisme yang merupakan perpaduan antara belajar secara mandiri dan

belajar secara berkelompok. “TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara

eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan

saling membantu satu sama lain” (Muslimin Ibrahim, dkk, 2006: 26). Misalkan

Page 40: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

seorang guru baru saja menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah

membaca suatu tugas dan guru menginginkan siswa memikirkan lebih mendalam

tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Struktur ini menghendaki siswa

bekerja saling bantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan

kooperatif daripada penghargaan individual.

Langkah-langkah TPS dalam Richard I Arends (2001: 325) adalah sebagai

berikut: Pada tahap 1. Thinking (berpikir) : Guru memberikan pertanyaan atau issu

yang berhubungan dengan materi, dan siswa memikirkan jawaban secara mandiri

untuk beberapa saat. Pada tahap 2. Pairing (berpasangan) : Guru meminta siswa

berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang dipikirkan

pada tahap 1. Pada tahap ini diharapkan digunakan oleh siswa untuk berdiskusi

dan berbagi ide. Guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan. Pada tahap 3.

Sharing (berbagi). Pada tahap akhir ini guru meminta kepada pasangan untuk

berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Secara

bergiliran pasangan demi pasangan.

Salah satu ciri pembelajaran koperatif adalah kemampuan siswa untuk

bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota

dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran

kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai

ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya.

Dengan demikian, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan

ketermpilannnya, sedangkan siswa yang lemah terbantu dalam memahami

permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.

Page 41: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Keunggulan dari TPS ini adalah memberi kesempatan siswa untuk bekerja

sendiri serta bekerjasama dengan orang lain, mengoptimalkan partisipasi siswa,

memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan

menunjukkan partisipasinya kepada orang lain (Anita Lie, 2002 :57). Teknik ini

dapat digunakan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia siswa.

Sedangkan kelemahan TPS adalah siswa memerlukan waktu yang lama untuk

berpikir sehingga pembelajaran tidak sesuai seperti yang diharapkan.

3. Pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match / Mencari pasangan

Teknik model pembelajaran Make A Match (MAM) atau mencari

pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Dengan menggunakan metode

pembelajaran ini dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas.

Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Langkah-langkah penerapan model MAM sebagai berikut, yaitu guru

menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok

untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban, setiap

siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal / jawaban, tiap siswa

memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang, setiap siswa mencari

pasangan kartu yang cocok dengan kartunya, setiap siswa yang dapat

mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, jika siswa tidak dapat

mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu

soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati

bersama, setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar agar tiap siswa mendapat

Page 42: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya, siswa juga bisa

bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok, guru

bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

Pembelajaran kooperatif model MAM memiliki keunggulan di antaranya

adalah mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, materi

pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. Di samping

manfaat yang dirasakan oleh siswa, pembelajaran kooperatif metode Make A

Match mempunyai sedikit kelemahan yaitu diperlukan bimbingan dari guru untuk

melakukan kegiatan, waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa

terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran, guru perlu persiapan

bahan dan alat yang memadai.

4. Kemampuan awal

a. Pengertian kemampuan awal

Menurut Gagne (1988) yang dikutip Ratna Willis Dahar (1989 :134)

“Penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut

kemampuan-kemampuan (capabilities)”. Pengetahuan dan kemampuan baru

membutuhkan kemampuan yang lebih rendah dari kemampuan baru tersebut.

Dalam pengajaran fisika kemampuan awal merupakan pengetahuan konsep fisika

yang akan digunakan untuk menjelaskan konsep fisika yang lain.

Sedangkan menurut Abdul Ghafur (1982 : 57), “kemampuan awal dan

karakteristik siswa adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan, termasuk

didalamnya lain-lainnya latar belakang informasi karakteristik siswa yang telah ia

miliki pada saat akan mulai mengikuti suatu program pengajaran”. Latar belakang

Page 43: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pengetahuan atau kemampuan awal merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat penguasaan materi bahan pelajaran antara masing-masing

siswa. Pengetahuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti

pembelajaran sehingga memudahkan untuk dapat melaksanakan proses belajar

dengan baik. Guru perlu mengetahui kemampuan awal siswa supaya dapat

menentukan strategi pembelajaran sesuai tujuan instruksional, dalam arti dapat

menentukan alternatif langkah yang paling tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat

Winkel (1996 : 133), pada awal proses belajar mengajar, siswa belum mempunyai

kemampuan yang dijadikan tujuan dari interaksi guru dan siswa, bahkan terdapat

jurang antara tingkah laku siswa pada awal dan pada akhir proses maka proses

belajar mengajar harus menjembatani jurang itu. Jurang yang harus dijembatani

adalah perbedaan antara tingkah laku awal dan tingkah laku final. Keadaan siswa

pada awal proses belajar mengajar tertentu (tingkah laku awal) mempunyai

relevansi terhadap penentuan, perumusan dan pencapaian tujuan instruksional

(tingakh laku final).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

awal atau sering juga dikenal sebagai pengetahuan awal (prior knowledge) adalah

semua pengetahuan baru dan akan mempengaruhi proses belajar pengetahuan baru

tersebut. Apabila pengalaman baru dari belajar ini sesuai dengan konsep yang

telah dimilikinya akan terjadi proses penguatan dan jika tidak sesuai maka siswa

dapat memperbaiki konsep dalam memorinya. Hasil belajar dapat meningkatkan

kemampuan dan hasil belajar yang sekarang dapat menjadi dasar kemampuan

awal bagi pembelajaran berikutnya. Kemampuan awal merupakan prasyarat agar

Page 44: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar. Masing-masing siswa

belum tentu memiliki kemampuan awal yang sama.

b. Cara mengukur kemampuan awal

Menurut Abd. Gafur (1982:60) langkah-langkah untuk mengetahui

karakteristik siswa kemampuan awal ada dua cara. Cara pertama adalah dengan

menggunakan catatan yang tersedia. Dokumen yang dimaksud adalah Surat Tanda

Tamat Belajar (STTB), nilai tes intelegensi serta tes masuk. Cara kedua adalah

dengan menggunakan prasyarat dan tes awal atau pre-requisite test.

5. Motivasi Berprestasi

a. Motif dan Motivasi

Menurut Ngalim Purwanto (1994 : 60) “motif adalah segala sesuatu yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Jadi motif bukan sesuatu hal

yang dapat diamati, tetapi dapat disimpulkan adanya dari aktivitas seseorang.

Motif selalu berhubungan dengan dorongan atau kebutuhan (need) dan tujuan

(Handoko, 1992 dalam Alex Shobur, 2003 : 269). Menurut Woodworth dan

Marquis (1995) dalam Sumadi suryabrata (2005 : 71) motif dibedakan menjadi

tiga macam, yaitu motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan organik,

kebutuhan ini muncul akibat kebutuhan fisiologis, seperti : kebutuhan untuk

makan, minum, bernafas, seksual, berbuat dan beristirahat; motif-motif darurat,

motif ini muncul secara tiba-tiba karena adanya situasi yang menuntut untuk

bertindak cepat, misalnya : dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas,

berusaha dan memburu; dan motif-motif objektif, motif ini muncul karena

Page 45: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dorongan untuk menghadapi dunia luar, misalnya kebutuhan untuk melakukan

eksplorasi, manipulasi dan menaruh minat.

Motif menunjukan suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan

tindakan. Sedangkan motivasi adalah pendorongan, suatu usaha sadar untuk

mempengaruhi seseorang agar dia tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu

(Ngalim Purwanto, 1994 : 71). Menurut Duncan dalam Ngalim Purwanto (1994 :

72), “motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk

mencapaitujuan organisasi. Perilaku atau tingkah laku yang dilatarbelakangi oleh

motif disebut “tingkah laku bermotivasi”, yang dirumuskan sebagai “Tingkah laku

yang dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian

suatu tujuan, agar suatu kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan”

(Dirgagunarsa, 1996 dalam Alex Shobur, 2003 : 270). Berdasarkan uraian di atas,

maka yang dimaksud dengan motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk

menggerakkan dan mengarahkan seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu

sehingga mencapai tujuan tertentu.

b. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi atau kebutuhan untuk berprestasi (needs for

achievement), pertama kali diperkenalkan oleh David McClelland. Untuk

membuat sebuah pekerjaan berhasil, maka yang terpenting adalah sikap terhadap

pekerjaan tersebut. Dia melakukan penelitian yang sangat dalam mengenai motif

dalam hubungan dengan kebutuhan untuk berprestasi. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa jatuh bangunnya negara-negara beserta kebudayaannya

Page 46: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

berhubungan erat dengan perubahan pada kebutuhan untuk berprestasi warganya

(Alex Shobur, 2003 : 284). Negara akan maju jika kebutuhan berprestasi

warganya disemua aspek kehidupang tinggi, namun sebaliknya Negara akan

mengalami kemunduran jika setiap warga negaranya tidak memiliki kebutuhan

berprestasi.

Dari hasil penelitiannya McClelland menunjukkan karakteristik umum

dari orang yang memiliki motivasi berprestasi adalah mencapai keberhasilan lebih

penting daripada materi atau imbalan finansial, melaksanakan tugas dengan

sukses memberikan kepuasan diri yang lebih besar daripada menerima pujian atau

pengakuan, keamanan dan kedudukan bukan motivasi utama, menginginkan

umpan balik dari pekerjaanya, dan selalu mancari cara terbaik untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan (David McClelland’s motivational needs theory,

http://www.businessballs.com). McClelland juga menemukan bahwa siswa

dengan motivasi berprestasi rendah mempunyai kecenderungan berpikir lebih

banyak tentang ketidakpastian, rintangan, hambatan, dan kemungkinan

mendapatkan peristiwa yang tek terduga (kebetulan) ketika dibangkitkan

asosiasinya tentang keberhasilan daripada siswa dengan motivasi berprestasi

tinggi (McClelland et al., 1976 : 252). Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi

lebih sering berpikir antisipatif dan general. Mereka ingin menghubungkan

sekarang dan nanti, melihat kaitan antara apa yang sedang mereka pelajari dengan

apa yang ingin mereka kerjakan nanti. Di lain pihak, siswa dengan motivasi

berprestasi rendah kurang berpikir general dan lebih mencemaskan kesulitan-

kesulitan dalam mencapai keberhasilan. Keinginan untuk mencapai prestasi

Page 47: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

tampak ketika siswa berusaha keras mempelajari subjek tertentu atau ketika

mereka berjuang keras untuk meraih tujuan dari tugas tertentu (Arends Richard I,

terjemahan Helly prajitno 2008 :145). Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi

tidak mudah menyerah dan selalu optimis mereka akan berhasil.

McClelland dan Liberman (1949) menemukan bahwa kelompok siswa

dengan motivasi berprestasi sedang (atribute), berpikir tentang jaminan atau

keamanan dan terutama cara menghindari kegagalan, atau dengan keinginan

minimal untuk mencapai keberhasilan. Di lain pihak, kelompok dengan motivasi

berprestasi tinggi lebih berpikir tentang mencapai keberhasilan, atau dengan

keinginan kuat untuk mencapai keberhasilan. Perlu dicatat bahwa kebutuhan

untuk berprestasi tidak selalu berkaitan dengan keberhasilan untuk mencapai

tujuan. Sebagai contoh, sebagian orang yang memiliki kebutuhan berprestasi yang

tinggi memberi perhatian yang besar akan keberhasilan dan bekerja keras untuk

meperolehnya, tetapi untuk sebagian orang tidak selalu seperti itu.

Kesimpulannya, kebutuhan seseorang untuk mencapai prestasi merefleksikan

kerja keras yang dilakukannya untuk mencapai tujuan yang telah ia tetapkan

(Cohen Louis, 1978 : 10). Berdasarkan uraian di atas, maka motivasi berprestasi

adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan dan mengarahkan

seseorang dalam mencapai prestasi.

6. Prestasi Belajar

Dalam proses belajar tentu ada yang berhasil, sukses dan tidak mengalami

kesulitan untuk mencapai tujuan. Ukuran keberhasilan dalam proses belajar

diberikan istilah prestasi belajar. Belajar adalah proses seseorang untuk

Page 48: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap. Oemar Hamalik (2001 : 280)

menyatakan bahwa “belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya”. Kegiatan belajar

merupakan faktor penting dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah yang

menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan

sikap.

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa

dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi

yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun

prestasi dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang

telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan

belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus

mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah

perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan

terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar

harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli

mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang

mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Winkel (1996:162) mengatakan

Page 49: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan

seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang

dicapainya”. Sedangkan menurut S. Nasution (1996: 17) prestasi belajar adalah:

“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif,

afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika

seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi

belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat

memeperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi

belajar fisika yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu ukuran

keberhasilan yang menyatakan berapa besar nilai yang dicapai oleh siswa dalam

bidang studi fisika yang mencakup aspek kognitif setelah diadakan tes prestasi

belajar fisika. Suatu proses belajar dikatakan berhasil apabila dapat menghasilkan

prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari angka / nilai

yang diperoleh siswa dibandingkan dengan angka/ nilai yang diperoleh kelompok

atau siswa lain.

Page 50: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

7. Hakekat Sains dan Fisika

Sains merupakan suatu ilmu teoritis yang berdasar pada pengamatan,

percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Teori yang telah dirumuskan,

tidak dapat dipertahankan jika tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan atau

observasi. Cara untuk memperoleh ilmu demikian ini dikenal dengan nama

metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan cara yang logis untuk

memecahkan suatu masalah tertentu.

Fisika merupakan bagian dari sains, pada hakekatnya adalah kumpulan

pengetahuan, cara berfikir dan penyelidikan. Fisika memiliki karakteristik sama

dengan karakteristik sains pada umumnya. Fisika juga merupakan produk dan

proses yang tak terpisahkan, ini berarti bahwa dalam pembelajaran fisika, agar

diperoleh hasil belajar yang optimal, siswa seharusnya dilibatkan secara fisik dan

mental dalam pengamatan dan pemecahan masalah.

Dalam pembelajaran fisika, interaksi dengan obyek-obyek konkrit dan

diskusi yang baik akan mampu mendorong perkembangan kognitif dan

kemampuan berpikir operasional formal. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget

bahwa perkembangan kognitif individu sebagian besar bergantung kepada

seberapa jauh individu aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan

lingkungannya. Dengan demikian kemampuan berpikir siswa juga berkembang ke

arah yang lebih sempurna dan pada gilirannya akan mampu menampilkan hasil

belajar fisika yang lebih tinggi.

Fisika dalam hal ini Hukum gravitasi Newton mempelajari banyak hal

tentang tentang gaya gravitasi atau tarik-menarik antar benda, juga tentang

Page 51: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

mekanisme sistem tata surya. Hal ini akan menambah keyakinan siswa pada

pencipta alam semesta yaitu Tuhan yang Maha Esa.

Jadi fisika merupakan ilmu yang paling mendasar, yang merupakan produk

dan proses yang tak terpisahkan. Produk berupa fakta, konsep, prinsip atau hukum

dan proses berupa langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memperoleh

pengetahuan.

8. Materi Pembelajaran Fisika

Sebelum tahun 1687, banyak data mengenai pergerakan-pergerakan bulan

dan planet-planet telah berhasil dikumpulkan, namun pemahaman mengenai gaya-

gaya yang berhubungan dengan pergerakan-pergerakan tersebut masih belum

diketahui. Pada tahun yang sama, Isaac Newton menemukan kunci yang dapat

membuka rahasia-rahasia langit. Ia mnegetahui dari hukum pertamanya, bahwa

gaya netto pastilah bekerja pada bulan karena tanpa adanya gaya maka bulan akan

bergerak sepanjang garis lurusalih-alih bergerak dalam orbit yang nyaris

melingkar. Newton menyatakan pasti gaya tersebut adalah gaya tarik gravitasi

yang diberikan bumi kepada bulan. Ia menyadari bahwa gaya-gaya yang telibat

dalam peristiwa tarik-menarik antara bumi-bulan dan tarik-menarik antara

matahari-planet bukanlah sesuatu yang istimewa pada sistem-sistem tersebut,

tetapi merupakan kasus istimewa dari fenomena tarik-menarik yang sifatnya

umum dan universal antara benda. Dengan kata lain, Newton melihat gaya tarik-

menarik yang menyebabakan bulan berada dalam lintasannya mengelilingi bumi

merupakan gaya yang sama yang menyebabkan sebuah apel jatuh dari pohonnya.

Seperti yang ia katakana, “Saya menyimpulkan bahwa gaya yang membuat

Page 52: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

planet-planet tetap berada dalam orbitnya masing-masing haruslah sama dengan

kuadrat dari jaraknya ke pusat revolusinya kemudian membandingkan besar gaya

yang diperlukan untuk membuat bulan tetap pada orbitnya dnegan gaya gravitasi

pada permukaan bumi dan mendapatkan hasil keduanya cukup dekat.”

Pada bab ini, kita akan belajar mengenai hukum gravitasi umum.

Pembahasannya akan kita tekankan pada pergerakan planet karena data astronomi

menyediakan cara yang penting untuk menguji kebenaran hukum tersebut. Lalu,

kita akan melihat bahwa hukum-hukum pergerakan planet yang dikembangkan

oleh Johannes Kepler sesuai dengan hukum gravitasi umum dan konsep kekekalan

momentum sudut. Kita akan mengakhiri bab ini dengan menurunkan persamaan

umum untuk energy potensial gravitasi dan menelaah energetika dari gerak planet

dan satelit.

a. Hukum Gravitasi Umum Newton

Anda pasti pernah mendengar legenda mengenai Newton yang tertimpa

apel di kepalanya ketika sedang tidur di bawah sebuah pohon. Kecelakaan

tersebut seakan-akan memberitahu Newton bahwa semua benda di alam semesta

alam ini tarik-menarik seperti apel dan bumi. Newton menganalisis data astronomi

mengenai pergerakan bulan mengelilingi bumi. Dari anaalisis tersebut, ia

menyatakan bahwa hukum gaya yang menentukan pergerakan planet-planet sama

dengan hukum gaya tarik-menarik antara apel dan bumi. Inilah pertama kalinya

pergerakan “di bumi” dan “di langit” disatukan. Kita akan membahas rincian

matematis dari analisi Newton dalam bagian ini.

Page 53: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Pada tahun 1687, Newton memublikasikan hasil kerjanya mengenai

hukum gravitasi dengan judul Mathematical Principles of Natural Philosophy.

Hukum gravitasi umum Newton menyatakan bahwa

“Setiap partikel di alam semesta tarik-menarik dengan gaya yang

sebanding dengan massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat

jaraknya.”

Jika partikel dengan massa dan dipisahkan oleh jarak sebesar r, maka

besarnya gaya gravitasi adalah

(1)

Dimana G adalah sebuah konstanta yang disebut konstanta gravitasi universal,

yang telah diukur melalui eksperimen. Nilainya dalam satuan SI adalah

(2)

Bentuk dari hukum gaya yang diberikan pada persamaan 1 sering disebut

sebagai hukum invers kuadrat karena besarnya gaya berubah-ubah bergantung

pada insvers kuadrat dari jarak antara kedua partikel.1 Kita akan bahas contoh lain

dari hukum gaya tersebut pada bab selanjutnya. Kita dapat menuliskan gaya ini

dalam bentuk vector dnegan mendefinisikan vector satuan (Gambar 2.1).

1 Suatu kesebandingan terbalik antara dua besaran x dan y adalah dimana k adalah konstanta. Suatu kesebandingan langsung antara x dan y terbentuk ketika

rm2

F21

F12

m1

Page 54: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Gambar 2.1 Gaya gravitasi antara kedua partikel bersifat tarik-menarik. Vektor satuan berasal dari partikel 1 menuju partikel 2. Perhatikam bahwa

Oleh karena vektor satuan tersebut berasal dari partikel 1 menuju partikel 2, maka

gaya yang diberikan partikel 1 kepada partikel 2 adalah

(3)

Dimana tanda negatif menunjukkan partikel 2 tertarik menuju partikel 1. Selain

itu gaya pada partikel 2 pastilah menuju partikel 1. Berdasarkan hukum Newton

III, gaya yang diberikan partikel 2 kepada partikel 1 yang dilambangkan oleh F21

sama besarnya dengan F12 dan dalam arah yang berlawanan. Gaya-gaya tersebut

membentuk suatu pasangan aksi-reaksi, .

Beberapa fitur dalam persamaan 3 perlu untuk diperhatikan. Gaya

gravitasinya merupakan suatu medan gaya yang selalu ada diantara kedua partikel,

apapun medium yang memisahkan keduanya.

Ciri penting lain yang dapat kita lihat dari persamaan 3 bahwa gaya

gravitasi yang ditimbulkan oleh sebuah distribusi massa simetris berbentuk

bola dengan ukuran tertentu pada sebuah partikel di luar distribusi massa

tersebut, sama dengan jika seluruh distribusi massa tersebut terkonsentrasi

di pusatnya. Contohnya, besar gaya yang ditimbulkan bumi kepada sebuah

partikel bermassa m di dekat permukaan bumi adalah

(4)

Dimana ME adalah massa bumi dan RE adalah jari-jarinya. Gaya tersebut menuju

pusat bumi.

Page 55: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Pada umumnya, saat merumuskan hukum gravitasi, Newton menggunakan

alasan berikut yang mendukung asumsi bahwa gaya gravitasi sebanding dengan

invers kuadrat dari jarak antara kedua benda yang berinteraksi. Ia membandingkan

percepatan bulan pada orbitnya dengan percepatan sebuah benda yang jatuh di

dekat permukaan bumi, seperti buah apel legendaris tadi (Gambar 2.2).

Gambar 2.2 Ketika berevolusi mengelilingi bumi, bulan akan mengalami percepatan sentripetal menuju bumi. Sebuah benda di dekat permukaan bumi, seperti apel pada gambar di atas, mengalami percepatan g (dimensinya tidak dibuat berdasarkan skala)

Dengan mengambil asumsi bahwa kedua percepatan tersebut memiliki

penyebab yang sama –yaitu gaya tarik gravitasi bumi– Newton menggunakan

hukum invers kuadrat sebagai alasan bahwa percepatan bulan menuju bumi

(percepatan sentripetal) pastilah sebanding dengan 1/ dimana adalah jarak

antara pusat bumi dan pusat bulan. Kemudian, percepatan apel menuju bumi

pastilah sebanding dengan 1/ dimana adalah jarak antara pusat bumi dan

apel. Oleh karena apel terletak di permukaan bumi, maka , yaitu jari-jari

bumi. Dengan menggunakan nilai ,

Newton merumuskan bahwarasio antara percepatan bulan dengan percepatan

apel g pastilah

bulan

bumi

g v

apel

Page 56: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dengan demikian, percepatan sentripetal bulan adalah

Newton juga menghitung percepatan sentripetal bulan dengan

menggunakan jarak rata-ratanya dari bumi dan nilai periode orbitnya sebesar

. dalam selang waktu T, bulan menempuh jarak

yang sama dengan keliling orbitnya. Jadi, kelajuan orbitnya adalah

dan percepatan sentripetalnya adalah

Nilai yang hampir sama antara nilai di atas dengan nilai yang didapatkan Newton

menggunakan g merupakan bukti kuat dari sifat invers kuadrat dari hukum gaya

gravitasi.

Walaupun hasil-hasil tersebut sangatlah membuat Newton semakin

bersemangat, ia masih ragu dengan asumsi yang dibuatnya untuk analisis tersebut.

Untuk menghitung percepatan sebuah benda di dekat permukaan bumi, Newton

menganggap massa bumi terkonsentrasi pada pusatnya. Ia mengasumsikan bumi

sebagai sebuah partikel yang memengaruhi sebuah benda di luarnya. Beberapa

tahun kemudian, pada tahun 1687, dengan pekerjaan rintisannya dalam

pengembangan kalkulus, Newton membuktikan bahwa asumsi tersebut benar dan

merupakan konsekuensi alamiah dari hukum gravitasi umum.

Kita memiliki bukti bahwa gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda

sebanding dengan massanya dari pengamatan atas benda-benda yang jatuh. Semua

Page 57: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

banda berapapun massanya, jatuh tanpa mengalami gesekan udara pada

percepatan g yang sama di dekat permukaan bumi. Menurut Hukum Newton II,

percepatan tersebut sesuai dengan dimana m adalah massa benda yang

jatuh. Jika rasio tersebut sama untuk semua benda yang jatuh, maka pasti

sebanding dengan m sehingga massanya saling menghilangkan dalam rasio

tersebut. Jika kita melihat situasi yang lebih umum dari gaya gravitasi antara dua

benda sembarang yang memiliki massa, seperti dua buah planet, maka argument

yang samadapat digunakan untuk memperlihatkan bahwa gaya gravitasi

sebanding dengan salah satu massanya. Kita dapat memilih massa yang mana saja

dalam argument di atas. Bagaimanapun, gaya gravitasi haruslah sebanding dengan

kedua massanya.

b. Menghitung Konstanta Gravitasi

Konstanta gravitasi universal G, dihitung dalam suatu percobaan oleh Henry

Cavendish (1731-1810) pada tahun 1798.

Gambar 2.3 Peralatan Cavendish untuk menghitung G. garis putus-putus melambangkan posisi awal batang.

Sumber cahaya cermin

m r M

Page 58: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Peralatan Cavendish tersebut terdiri atas dua bola kecil, masing-masing bermassa

m yang ditempelkan pada ujung-ujung batang horizontal yang digantung

menggunakan sebuah serat yang kuat atau kawat tipisndari logam, seperti

diilustrasikan dalam gambar 2.3. Ketika dua bola besar masing-masing bermassa

M ditempatkan di dekat bola-bola kecil, gaya tarik menarik antara bola kecil dan

besar menyebabakan batang berotasi dan memilin kawat bergantung menuju

orientasi kesetimbangan yang baru. Sudut rotasinya dihitung menggunakan

pemantulan berkas cahaya pada sebuah cermin yang ditempelkan pada

penggantung vertikal. Pemantulan berkas cahaya merupakan teknik yang efektif

untuk menjelaskan pergerakan yang terjadi. Percobaan tersebut diulang berkali-

kali dengan massa yang berbeda-beda dan jarak pemisahan yang berubah-ubah.

Untuk mnedapatkan nilai G, hasil dari percobaan tersebut menunjukan bahwa

gaya yang terjadi bersifat tarik-menarik, sebanding dengan hasil kali mM, dan

berbanding terbalik dengan kuadrat jarak r.

c. Percepatan Jatuh Bebas dan Gaya Gravitasi

Ketika mendefinisikan mg sebagai berat sebuah benda bermassa m, kita menyebut

g sebagai besarnya percepatan jatuh bebas. Sekarang, kita akan mencari

penjelasan yang lebih mendasar lagi mengenai g. Oleh karena besar gaya yang

bekerja pada benda jatuh bebas bermassa m di dekat permukaan bumi dinyatakan

oleh persamaan 4, kita dapat menyetarakan mg dengan gaya tersebut untuk

memperoleh

Page 59: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

(5)

Sekarang, perhatikan sebuah benda bermassa m yang terletak pada jarak h di atas

permukaan bumi atau pada jarak r dari pusat bumi dimana . Besar

gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut adalah

Besar gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut pada posisi ini juga bernilai

dimana g adalah nilai percepatan jatuh bebas pada ketinggian h. Dengan

mensubstitusikan persamaan untuk ke dalam persamaan terakhir, kita dapatkan

(6)

Dengan demikian, g berkurang seiring bertambahnya ketinggian. Oleh karena

berat sebuah benda adalah mg ketika , maka beratnya mendekati nol.

d. Hukum Kepler dan Pergerakan Planet

Manusia telah mengamati pergerakan berbagai planet, bintang, dan benda

langit lainnya selama ribuan tahun. Pada awal sejarah, para ilmuwan menganggap

bumi sebagai pusat alam semesta. Anggapan yang disebut model geosentris

tersebut diteliti dan diformalisasikan oleh astronom Yunani, Claudius Ptolemy (

100-170), pada abad ke-2 Masehi dan diterima selama 1400 tahun selanjutnya.

Pada tahun 1534, astronom Polandia Nicolaus Copernicus (1473-1543)

menyatakan bahwa bumi dan planet-planet lainnya berevolusi dalam orbit

lingkaran mengelilingi matahari (model heliosentris).

Page 60: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Astronom Denmark Tycho Brahe (1546-1601) ingin menentukan

bagaimana langit dibangun kemudian ia mengembangkan suatu program untuk

menentukan posisi bintang-bintang dan planet-planet. Menarik untuk diketahui

bahwa pengamatan planet-planet dan 777 bintang yang dapat dilihat dengan mata

telanjang tersebut dilakukan hanya dengan sebuah sekstan besar dan sebuah

kompas. (teleskop belum diciptakan.)

Astronom Jerman Johannes Kepler adalah asisten Brahe selama beberapa

saat sebelum Brahe meninggal. Kepler mendapatkan data astronomi gurunya

tersebut dan menghabiskan 16 tahun hidupnya mencoba untuk menciptakan suatu

model matematika untuk menjelaskan pergerakan planet-planet. Data seperti itu

sulit untuk dipecahkan karena bumi juga bergerak mengelilingi matahari. Setelah

banyak perhitungan yang melelahkan, Kepler menemukan bahwa data revolusi

Mars mengelilingi matahari, yang merupakan milik Brahe, mengandung

jawabannya.

Analisis lengkap Kepler mengenai pergerakan planet dirangkum dalam

tiga pernyataan yang dikenal sebagai Hukum Kepler:

1. Semua planet bergerak dalam orbit elips dengan matahari pada salah satu

fokusnya.

2. Vektor radius dari matahari ke sebuah planet menyapu luas daerah yang sama

pada selang waktu yang sama.

3. Kuadrat periode orbit planet sebanding dengan pangkat tiga sumbu semi

mayor orbit elipsnya.

Page 61: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Hukum Kepler I

Telah kita ketahui dari pembahasan sebelumnya bahwa orbit lingkaran

benda-benda mengelilingi pusat-pusat gaya gravitasi. Hukum Kepler I

menyatakan bahwa orbit lingkaran merupakan suatu kasus yang sangat khusus

dan orbit elips merupakan situasi yang umum. Hal ini merupakan pernyataan yang

sulit diterima oleh para ilmuwan pada zaman tersebut karena mereka merasa

bahwa orbit lingkaran sempurna planet merupakan pertanda kesempurnaan langit.

Gambar 2.4 menunjukkan geometri sebuah ellips, yang menjadi model

orbit elips sebuah planet. Sebuah elips didefinisikan secara matematis dengan

memilih dua titik , masing-masing disebut sebagai focus kemudian

menggambar sebuah kurva melewati titik-titik dimana jumlah jarak

adalah konstan. Jarak terjauh melewati pusat antara titik-

titik pada elips ( dan melewati kedua fokusnya) disebut sebagai sumbu mayor,

dan jarak tersebut adalah . Dalam gambar 2.4, sumbu mayornya digambar

sepanjang arah x. Jarak disebut sumbu semimayor. Dengan cara yang sama,

jarak terpendek melewati pusat antara titik-titik pada elips disebut sebagai sumbu

minor dengan panjang , dimana jarak b adalah sumbu semiminor. Tiap focus

elips terletak pada jarak c dari pusat elips, dimana . Dalam orbit

elips sebuah planet mengelilingi matahari, matahari terletak pada salah satu fokus

elips, sedangkan pada fokus yang satunya lagi tidak terdapat apa-apa.

Page 62: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 2.4 Sebuah gambar elips. Sumbu semimayornya memiliki panjang , dan sumbu

semiminornya memiliki panjang b. Masing-masing fokus terletak pada jarak c dari pusatnya

pada tiap sisi pusatnya.

Eksentrisitas sebuah elips didefinisikan sebagai dan

menggambarkan bentuk umum elips tersebut. Untuk sebuah lingkaran, c = 0 dan

eksentrisitasnya pun menjadi nol. Semakin b lebih kecil dari maka semakin

pendek elips tersebut sepanjangarah y dibandingkan dengan jangkauannya pada

arah x pada gambar 2.4. krtika b berkurang maka c bertambah dan eksentrisitas e

bertambah. Dengan demikian, kesimpulannya adalah nilai eksentrisitas yang lebih

tinggi mengakibatkan elips semakin panjang dan tipis. Rentang nilai eksentrisitas

untuk sebuah elips adalah 0 < e < 1.

Gambar 2.5 (a) bentuk orbit Pluto memiliki eksentrisitas tertinggi (e = 0,25) diantar planet-planet lainnya dalam tata surya. Matahari terletak pada titik yang besar, yang merupakan

• •

c b

a

x

y

Orbit pluto

®

Pusat

matahari

(a)

• Pusat

®

matahari Orbit

komet halley

(b)

Page 63: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

fokus dari elips. Tidak ada benda apapun yang terletak di pusat (titik kecil) maupun pada fokus yang satunya. (b) Bentuk orbit komet Halley.

Eksentrisitas berbagai orbit planet dalam tata surya sangatlah beragam.

Eksentrisitas orbit bumi adalah 0,017 sehingga hampir berbentuk lingkaran.

Sebaliknya, eksentrisitas pluto adalah 0,25 yang merupakan eksentrisitas tertinggi

diantara yang lainnya.figur 2.5a menunjukkan sebuah elips dengan eksentrisitas

orbit pluto. Perhatikaan bahwa orbit dengan eksentrisitas tertinggi ini pun sulit

dibedakan dengan sebuah lingkaran. Inilah penyebab Hukum Kepler I merupakan

suatu pencapaian yang mengagumkan. Eksentrisitas orbit Komet Halley adalah

0,79 – sebuah orbit dengan sumbu mayor jauh lebih panjang daripada sumbu

minornya – seperti diperlihatkan dalam figur 2.5b. Sehingga, Komet Halley

menghabiskan periode 76 tahun jauh dari matahari dan tidak terlihat dari bumi.

Komet tersebut hanya dapat dilihat dengan mata telanjang selama selang waktu

yang pendek yaitu ketika dekat dengan matahari.

Sekarang, bayangkan sebuah planet dengan orbit elips seperti dalam

gambar 2.4, dengan matahari pada fokus . Ketika planet tersebut berada pada

ujung kiri diagram, jarak antara planet tersebut dan matahari adalah . Titik

itu disebut aphelion, dimana planet tersebut berada pada jarak terjauh dari

matahari dalam orbitnya. (Untuk sebuah benda yang dalam orbitnya mengelilingi

bumi, titik itu disebut apogee). Sebaliknya, ketika planet tersebut berada di ujung

kana elips, titik itu disebut perihelion (untuk orbit bumi disebut perigee ), dan

jarak antara planet tersebut dengan matahari adalah a – c.

Page 64: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Hukum Kepler I merupakan akibat langsung dari sifat invers kuadrat dari

gaya grafitasi. Kita telah membahas orbit lingkaran dan elips. Ini adalah bentuk-

bentuk orbit yang mungkin dari benda-benda yang terikat pada pusat gaya

gravitasi. Benda-benda tersebut termasuk planet, asteroid, dan komet yang

bergerak terus-menerus mengelilingi matahari, juga termasuk bulan-bulan yang

mengelilingi planet. Selain itu, juga terdapat benda-benda yang tidak terikat,

seperti meteoroid yang melewati matahari satu kali dan tidak pernah kembali lagi.

Gaya gravitasi antara matahari dan benda-benda tersebut juga berubah-ubah

tergantung pada invers kuadrat jaraknya, dan lintasan yang diperbolehkan untuk

benda-benda tersebut adalah parabola ( e = 1 ) dan hiperbola ( e > 1 ).

Hukum Kepler II

Hukum Kepler II dapat ditunjukkan sebagai konsekuensi dari kekekalan

momentum sudut. Perhatikan sebuah planet bermassa yang bergerak

mengelilingi matahari dalam orbit elips (Gambar 2.6a). kita anggap planet

tersebut sebagai suatu sistem. Kita modelkan matahari jauh lebih berat dari pada

planet tersebut dan matahari tidak bergerak. Gaya gravitasi yang bekerja pada

planet tersebut adalah gaya sentral, selalu sepanjang vektor radius, mengarah ke

matahari (Gambar 2.6a). Torsi pada planet akibat dari gaya sentral tersebut

pastilah nol karena F sejajar dengan r. Artinya,

Ingat bahwa torsi eksternal pada suatu sistem sama dengan laju perubahan

momentum sudut sistem tersebut, yaitu . Jadi, karena ,

momentum sudut L planet tersebut merupakan suatu konstanta gerakannya:

Page 65: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Kita dapat mengaitkan hasil tersebut dengan pertimbangan geometris berikut.

Dalam selang waktu dt, vector radius r dalam gambar 2.6b menyapu luas daerah

dA, yang sama dengan setengah luas daerah dari jajar genjang yang

dibentuk oleh vektor r dan dr. Oleh karena perpindahan planet tersebut dalam

selang waktu dt diberikan oleh , maka kita dapatkan

(7)

Dimana L dan konstan. Maka, kita dapat simpulkan bahwa vektor radius

dari matahari ke planet manapun menyapu luas daerah yang sama dalam

selang waktu yang sama.

Gambar 2.6 (a) Gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah planet mengarah ke matahari. (b) Ketika planet mengorbit matahari, luas daerah yang disapu oleh vektor radius dalam selang waktu dt sama dengan setengah luas jajar genjang yang dibentuk oleh vector r dan t Hukum Kepler III

Hukum Kepler III dapat diduga dari hukum invers kuadrat orbit lingkaran.2

Perhatikan sebuah planet bermassa yang diasumsikan bergerak mengelilingi

matahari (dengan massa ) dalam orbit lingkaran, seperti dalam gambar 2.7.

2 Orbit semua planet hampir berbentuk lingkaran kecuali merkurius dan Pluto; sehingga dengan asumsi tersebut kita tidak terlalu banyak melakukan kesalahan. Contohnya, rasio sumbu semiminor dengan sumbu semi mayor untuk orbit bumi adalah b/a = 0,99986.

matahari r v

(a)

matahari rdt

(b)

Page 66: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 2.7 Sebuah planet bermassa bergerak dalam orbit lingkaran mengelilingi matahari. Orbit semua planet hampir berbentuk lingkaran, kecuali merkurius dan Pluto.

Oleh karena gaya gravitasi menyebabkan percepatan sentripetal pada

planet ketika bergerak dalam suatu lingkaran, maka kita gunakan Hukum Kepler

II untuk sebuah partikel dalam gerak lingkaran seragam,

Kelajuan orbit Planet adalah , dimana T adalah periode. Maka persamaan di

atasmenjadi

Dimana adalah konstanta

Persamaan tersebut juga berlaku untuk orbit elips jika kita mengganti r dengan

panjang sumbu semimayor (gambar 2.4):

(8)

v

r

Page 67: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Persamaan 8 adalah Hukum Kepler III. Oleh karena sumbu semimayor dari suatu

orbit lingkaran adalah jari-jarinya, maka persamaan 8 dapat digunakan untuk orbit

lingkaran maupun elips. Perhatikan bahwa konstanta kesebandingan tidak

bergantung pada massa planet. Oleh karenanya, persamaan 8 dapat digunakan

untuk semua planet.3 Jika kita perhatikan orbit sebuah satelit seperti bulan

mengelilingi bumi, maka konstanta tersebut akan memiliki nilai yang berbeda,

dengan massa matahari digantikan oleh massa bumi yaitu .

Tabel 2.1 Data-data penting Planet

Data-data Penting Planet

Benda Massa (kg) Jari-jari

rata-rata (m)

Periode

revolusi (s)

Jarak rata-

rata dari

matahari (m)

Merkurius

Venus

Bumi

Mars

Jupiter

Saturnus

Uranus

Neptunus

Pluto

Bulan - - -

Matahari - - -

3 Persamaan 8 benar-benar merupakan suatu kesebandingan karena rasio kedua besaran merupakan sudut konstanta. Variable-variabel dalam suatu kesebandingan tidak perlu dibatasi hanya pada pangkat satu saja.

Page 68: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 2.1 merupakan sekumpulan data astronomi yang penting. Kolom

terakhir menunjukkan bahwa rasio adalah konstan. Sedikit variasi pada

nilai-nilai dalam kolom tersebut merupakan akibat dari ketidakpastian dalam

perhitungan data untuk periode dan sumbu semimayor planet.

Penelitian-penelitian paling mutakhir di bidang astronomi mengungkapkan

keberadaan sejumlah besar benda-benda tata surya dibalik orbit neptunus. Secara

umum, benda-benda tersebut terletak pada Sabuk Kuiper, suatu daerah yang

merentang dari jarak 30 AU (jari-jari orbit Neptunus) hingga 50 AU. (AU adalah

astronomical unit atau satuan astronomi – jari-jari orbit bumi). Sekarang, telah

diidentifikasi bahwa sekurang-kurangnya 70000 benda di daerah tersebut

memiliki diameter lebih besar dari 100 km. benda Sabuk Kuiper (Kuiper Belt

Object –KBO) pertama kali dicari pada tahun 1992. Sejak itu, banyak benda lain

yang telah dideteksi dan beberapa telah diberi nama, seperti Varuna (diameter

sekitar 900-1000 km, ditemukan pada tahun 2000), Ixion (diameter sekitar 900-

1000 km, ditemukan pada tahun 2001), dan Quaoar (diameter sekitar 800 km,

ditemukan pada tahun 2002).

Sekitar 1400 KBO disebut “Plutinos” karena, seperti Pluto, benda-benda

tersebut memiliki fenomena resonansi, yaitu mnegorbit matahari dua kali dalam

selang waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkan neptunus untuk

berevolusi tiga kali. Beberapa astronom bahkan menyatakan bahwa Pluto

seharusnya tidak dianggap sebagai planet, melainkan sebagai KBO. Aplikasi

Hukum-hukum Kepler, perubahan momentum sudut planet dan migrasi planet-

Page 69: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

planet4 menimbulkan minat yang tinggi untuk penelitian lebih lanjut pada bidang

tersebut.

Sebelum 24 Agustus 2006, Pluto masih dikategorikan sebagai planet.

Konferensi astronomi internasional pada tanggal tersebut menyatakan definisi

“planet” yang resmi dan mengategorikan Pluto sebagai planet kerdil, bukan lagi

sebagai planet seperti bumi.

e. Medan Gravitasi

Pada umumnya, ketika Newton menerbitkan teori gravitasi maka teorinya

tersebut sukses besar karena dapat menjelaskan pegerakan planet-planet dengan

sangat memuaskan. Sejak tahun 1687, teori yang sama telah digunakan untuk

menentukan pergerakan komet-komet, pembelokan timbangan Cavendish, orbit

bintang biner, dan rotasi galaksi. Namun, Newton dan para penerusnya sulit

menerima konsep mengenai sebuah gaya yang bekerja pada jarak tertentu. Mereka

bertanya bagaimana mungkin dua buah benda dapat berinteraksi jika tidak terjadi

kontak antara keduanya. Newton sendiri tidak dapat menjawab pertanyaan

tersebut.

Suatu pendekatan untuk menjelaskan interaksi antara benda yang tidak

saling kontak muncul setelah Newton wafat. Pendekatan tersebut membuat kita

dapat melihat interaksi gravitasi dengan cara yang berbeda, yaitu menggunakan

konsep medan gravitasi, yang hadir pada setitap titik dalam ruang angkasa.

Ketika sebuah partikel bermassa m ditempatkan pada suatu titik dimana medan

gravitasinya adalah g, partikel tersebut mengalami gaya . Dengan kata

4 Malhotra, R., “Migrating Planets,” Scientific American, September 1999, volume 281, nomor 3

Page 70: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

lain, medan tersebut memberikan sebuah gaya pada partikel tersebut. Medan

gravitasi g didefinisikan sebagai

(9)

Artinya, medan gravitasi pada sebuah titik di suatu ruang sama dengan gaya

gravitasi yang dialami oleh sebuah partikel uji yang ditempatkan pada titik

tersebut dibagi oleh massa partikel uji tersebut. Perhatikan bahwa keberadaan

partikel uji tersebut tidak menentukan keberadaan medannya – bumilah yang

menimbulkan medan gravitasi.

Gambar 2.8 (a) Vektor medan gravitasi di sekitar massa bola yang homogen seperti bumi bervariasi dalam arah dan besarnya. Vektor-vektor ini menunjukkan arah percepatan yang akan dialami partikel jika partikel ditempatkan dalam medan tersebut. Besar vektor medan pada lokasi mana pun sama dengan besar percepatan jatuh bebas pada lokasi tersebut. (b) Vektor medan gravitasi pada daerah kecil di dekat permukaan bumi bersifat homogen dalam arah dan besarnya.

Benda yang menimbulkan medan gravitasi disebut partikel sumber.

(Walaupun bumi jelas bukan sebuah partikel, masih mungkin bagi kita untuk

menganggap bumi sebagai sebuah partikel dengan tujuan untuk menemukan

(a)

(b)

Page 71: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

medan gravitasi yang ditimbulkannya). Kita dapat mendeteksi keberadaan medan

tersebut dan menghitung kekuatannya dengan menempatkan sebuah partikel uji di

dalam medan tersebut dan memperhatikan gaya yang bekerja pada partikel

tersebut.

Walaupun gaya gravitasi secara inheren merupakan interaksi antara dua

benda, konsep medan gravitasi memungkinkan kita untuk “mengabaikan” massa

salah satu benda tersebut. Intinya, kita mendeskripsikan “efek” yang ditimbulkan

sembarang benda (dalam kasus ini, bumi) pada ruang kosong di sekitarnya dalam

bentuk yang akan timbul jika benda kedua ditempatkan dalam ruang tersebut.

Sebagai contoh, bagaimana cara konsep medan tersebut bekerja,

perhatikan sebuah benda bermassa m di dekat permukaan bumi. Oleh karena gaya

gravitasi yang bekerja pada benda tersebut memiliki besar (lihat

persamaan 4), maka medan gravitasi g pada jarak r dari pusat bumi adalah

(10)

dimana r adalah vektor satuan yang mengarah keluar dari bumi secara

radialdan tanda negatif berarti bahwa medan tersebut menarah ke pusat bumi,

seperti diilustrasikan dalam gambar 2.8a. Perhatikan bahwa vektor medan tersebut

pada titik-titik yang berbeda di sekeliling bumi memiliki besar dan arah yang

bervariasi. Dalam suatu daerah kecil di dekat permukaan bumi, medan g yang

mengarah ke bawah bersifat hampir konstan dan seragam, seperti diperlihatkan

dalam gambar 2.8b. Persamaan 10 dapat digunakan untuk semua titik di luar

permukaan bumi, dengan asumsi bahwa bumi berbentuk bola. Di permukaan

Page 72: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

bumi, dimana r = , g memiliki besar 9,80 . ( Satuan sama dengan

).

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sthepanus Legiyo (2009) dengan judul

“Model Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together dan Think-Pair-Share

pada pembelajaran Fisika ditinjau dari sikap sosial siswa”. Kesimpulan

penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dengan menggunakan T-P-S lebih

baik daripada N-H-T dan siswa yang memiliki sikap sosial lebih tinggi

meraih prestasi lebih baik. Sedangkan pada tesis yang dilakukan peneliti

sekarang menggunakan model Think Pair Share (TPS) dan Make A Match

(MAM) dan ditinjau dari kemampuan awal dan motivasi berprestasi.

Perbedaan ini dikarenakan peneliti ingin menerapkan variasi model

pembelajaran kooperatif yang lain, sehingga diharapkan bisa lebih

meningkatkan prestasi belajar siswa dan sebagai acuan guru dalam memilih

model pembelajaran yang cocok dengan karakter materi dan kondisi siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Tarmidzi Ramadhan (2008) dengan judul

“Penerapan Make A Match dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia”, dipublikasikan melalui

http://www.tarmizi.wordpress.com. Kesimpulan penelitian ini adalah

pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Sedangkan pada tesis yang dilakukan peneliti sekarang menggunakan model

Think Pair Share (TPS) dan Make A Match (MAM) dan ditinjau dari

Page 73: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

kemampuan awal dan motivasi berprestasi. Perbedaan ini dikarenakan

peneliti ingin menerapkan variasi model pembelajaran kooperatif yang lain,

sehingga diharapkan bisa lebih meningkatkan prestasi belajar siswa dan

sebagai acuan guru dalam memilih model pembelajaran yang cocok dengan

karakter materi dan kondisi siswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Seran Daton G. (2009) dengan judul

“Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan JIGSAW II terhadap

prestasi belajar di tinjau dari motivasi berprestasi dan Sikap Sosial siswa”.

Sedangkan pada tesis yang dilakukan peneliti sekarang menggunakan model

Think Pair Share (TPS) dan Make A Match (MAM) dan ditinjau dari

kemampuan awal dan motivasi berprestasi. Perbedaan ini dikarenakan

peneliti ingin menerapkan variasi model pembelajaran kooperatif yang lain,

sehingga diharapkan bisa lebih meningkatkan prestasi belajar siswa dan

sebagai acuan guru dalam memilih model pembelajaran yang cocok dengan

karakter materi dan kondisi siswa.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Kurotu A’yun (2007) dengan judul “Pengaruh

Metode Pembelajaran Pemberian Tugas dengan Media Modul Interaktif dan

Audio visual terhadap Prestasi Belajar Siswa di tinjau dari kemampuan awal

siswa”. Sedangkan pada tesis yang dilakukan peneliti sekarang menggunakan

model Think Pair Share (TPS) dan Make A Match (MAM) dan ditinjau dari

kemampuan awal dan motivasi berprestasi. Perbedaan ini dikarenakan

peneliti ingin menerapkan variasi model pembelajaran kooperatif yang lain,

sehingga diharapkan bisa lebih meningkatkan prestasi belajar siswa dan

Page 74: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

sebagai acuan guru dalam memilih model pembelajaran yang cocok dengan

karakter materi dan kondisi siswa.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Tulus Junanto (2008) dengan judul “Pengaruh

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan T-P-S terhadap prestasi belajar

ditinjau dari Sikap Ilmiah. Kesimpulan penelitian ini adalah prestasi belajar

mahasiswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih

baik daripada T-P-S baik pada aspek kognitif maupun afektif. Sedangkan

pada tesis yang dilakukan peneliti sekarang menggunakan model Think Pair

Share (TPS) dan Make A Match (MAM) dan ditinjau dari kemampuan awal

dan motivasi berprestasi. Perbedaan ini dikarenakan peneliti ingin

menerapkan variasi model pembelajaran kooperatif yang lain, sehingga

diharapkan bisa lebih meningkatkan prestasi belajar siswa dan sebagai acuan

guru dalam memilih model pembelajaran yang cocok dengan karakter materi

dan kondisi siswa.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan dari kajian yang telah diuraikan, dapat dikemukakan

kerangka pemikiran pada penelitian ini bahwa keberhasilan sebuah proses belajar

mengajar ditentukan dari prestasi belajar siswa. Kerangka berpikir yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran T-P-S dan M-A-M terhadap

prestasi belajar

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Ponorogo yang karakter siswanya

rata-rata aktif, memiliki keinginan belajar yang baik serta memiliki input yang

Page 75: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

baik. Karakteristik materi Hukum Gravitasi Newton adalah abstrak. Efeknya dapat

dilihat siswa tetapi gaya atau medan gravitasi itu sendiri tidak teramati oleh siswa.

Karena siswa telah merasakan efeknya dengan didukung pengalaman yang ada,

siswa dapat belajar secara kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah

satu model pembelajaran yang didasarkan pada teori belajar konstruktivisme, di

mana siswa secara aktif membangun pengetahuannya dan dapat menemukan

sendiri konsep-konsep pengetahuan yang sulit dan mentransformasi informasi

yang kompleks, mengecek informasi yang baru dengan aturan-aturan lama dan

merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak sesuai lagi.

TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi

siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu sama

lain. Keunggulan dari TPS ini adalah memberi kesempatan siswa untuk bekerja

sendiri serta bekerjasama dengan orang lain, mengoptimalkan partisipasi siswa,

memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan

menunjukkan partisipasinya kepada orang lain (Anita Lie, 2002 :57). Teknik ini

dapat digunakan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia siswa.

MAM dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas.

Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Dalam

proses belajar mengajar, siswa tampak lebih aktif mencari jawaban kartu antara

jawaban dan soal.

Dari yang telah diuraikan, diduga ada perbedaan prestasi belajar siswa

pada materi Gravitasi Umum antara siswa yang diajar menggunakan model T-P-S

Page 76: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dan M-A-M yaitu di duga siswa yang diajar dengan model TPS memiliki prestasi

belajar lebih tinggi.

2. Pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi belajar

Kemampuan awal (prior knowledge) adalah semua pengetahuan dan

keterampilan yang relevan dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Siswa

yang memiliki kemampuan awal tinggi dicirikan dengan kecepatan dia memahami

konsep baru dalam hal ini Gravitasi Umum dan kemampuan siswa tersebut dalam

menghubungkan materi yang disampaikan dengan konsep sebelumnya yang

mendasari. Siswa dengan kemampuan awal tinggi akan mudah merespon dan

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan guru baik tentang konsep

awal yang berkaitan dengan Gravitasi Umum seperti konsep gerak melingkar dan

hukum-hukum Newton serta Gravitasi Umum itu sendiri.

Dari yang telah diuraikan, diduga ada perbedaan prestasi belajar siswa

pada materi Hukum Gravitasi Newton antara siswa yang memiliki kemampuan

awal tinggi dan rendah yaitu diduga siswa dengan kemampuan awal tinggi akan

memiliki prestasi belajar lebih tinggi.

3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar

Motivasi berprestasi adalah suatu usaha yang disadari untuk

menggerakkan dan mengarahkan seseorang dalam mencapai prestasi. Salah satu

keunggulan motivasi berprestasi tinggi adalah siswa berusaha keras mempelajari

subjek tertentu atau ketika mereka berjuang keras untuk meraih tujuan dari tugas

tertentu Bila siswa memiliki motivasi berprestasi terhadap suatu pelajaran, maka

siswa tersebut akan berbuat, bertindak dan memusatkan pikirannya terhadap mata

Page 77: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

pelajaran tersebut dengan sungguh-sungguh. Tetapi sebaliknya apabila seorang

siswa kurang termotivasi untuk berprestasi dalam suatu pelajaran, maka siswa

tersebut tidak akan menampakkan kesungguahannya terhadap pelajaran tersebut.

Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menghasilkan prestasi

belajar lebih tinggi pula dibandingkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi

rendah.

Sehingga diduga ada perbedaan prestasi belajar siswa pada materi

Gravitasi umum antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan

rendah, yaitu diduga siswa bermotivasi prestasi tinggi akan memiliki prestasi

belajar lebih tinggi.

4. Interaksi penggunaan model pembelajaran T-P-S dan M-A-M dengan

kemampuan awal siswa

Pembelajaran kooperatif model TPS dan MAM merupakan model

pembelajaran yang menekankan siswa bekarjasama dalam kelompok-kelompok

belajar. TPS merupakan salah satu model pembelajaran yang merupakan

perpaduan antara belajar secara mandiri dan belajar secara berkelompok. TPS

memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu

lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu sama lain (Muslimin

Ibrahim, dkk, 2000 : 26). Sedangkan MAM dapat meningkatkan partisipasi dan

keaktifan siswa dalam kelas. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa

mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana

yang menyenangkan. Dalam proses belajar mengajar, siswa tampak lebih aktif

mencari jawaban kartu antara jawaban dan soal.

Page 78: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Sedangkan Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dicirikan dengan

kecepatan dia memahami konsep baru dalam hal ini Gravitasi Umum dan

kemampuan siswa tersebut dalam menghubungkan materi yang disampaikan

dengan konsep sebelumnya yang mendasari. Siswa dengan kemampuan awal

tinggi akan mudah merespon dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

disampaikan guru baik tentang konsep awal yang berkaitan dengan Gravitasi

Umum seperti konsep gerak melingkar dan Hukum-hukum Newton serta

Gravitasi Umum itu sendiri.

Dari uraian di atas, diduga ada interaksi penggunaan model pembelajaran

T-P-S dan M-A-M dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar fisika

pada konsep Gravitasi Umum.

5. Interaksi penggunaan model pembelajaran T-P-S dan M-A-M dengan

motivasi berprestasi

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

didasarkan pada teori belajar konstruktivisme, di mana siswa secara aktif

membangun pengetahuannya dan dapat menemukan sendiri konsep-konsep

pengetahuan yang sulit dan mentransformasi informasi yang kompleks, mengecek

informasi yang baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-

aturan tersebut tidak sesuai lagi. Apabila seorang siswa memiliki motivasi belajar

dan berprestasi yang tinggi terhadap mata pelajaran tertentu maka siswa tersebut

akan lebih tekun dan bersemangat dalam belajar sehingga bila menyelesaikan

masalah dapat dilakukan dengan mudah. Sebaliknya bila motivasi berprestasi

Page 79: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

seseorang rendah terhadap suatu mata pelajaran maka akan menyulitkan dirinya

sendiri dalam mempelajari meta pelajaran tersebut.

Dari uraian di atas diduga ada interaksi penggunaan model pembelajaran

TPS dan MAM dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada

materi Gravitasi Umum.

6. Interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi berprestasi

Dalam proses belajar mengajar Gravitasi Umum perlu memperhatikan

kemampuan awal dan motivasi berprestasi siswa. Karena dalam proses belajar

Gravitasi Umum siswa akan lebih mudah dan cepat memahaminya jika siswa

memiliki dan menguasai konsep prasyarat seperti konsep gerak melingkar dan

Hukum-hukum Newton. Sehingga diperlukan kemampuan awal yang tinggi.

Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan lebih mudah memahami

konsep Gravitasi Umum.

Motivasi berprestasi dapat mempermudah belajar berarti bila seseorang

memiliki motivasi yang besar terhadap mata pelajaran tertentu akan lebih tekun

dan bersemangat dalam belajar sehingga bila menyelesaikan masalah dapat

dilakukan dengan mudah. Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi

cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-

nunda pekerjaanya. Sebaliknya bila motivasi berprestasi seseorang rendah

terhadap suatu mata pelajaran maka akan menyulitkan dirinya sendiri dalam

mempelajari meta pelajaran tersebut.

Page 80: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Dari uraian di atas, diduga ada interaksi antara kemampuan awal dengan

motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi

Newton.

7. Interaksi penggunaan model pembelajaran T-P-S dan M-A-M,

kemampuan awal dengan motivasi berprestasi

Pada pembelajaran kooperatif siswa akan bekerjasama dengan temannya

dalam satu kelompok dalam memahami materi fisika tentang Hukum Gravitasi

Newton. Siswa yang mempunyai kemampuan awal yang tinggi tentang konsep

prasyarat sebelum memahami Hukum Gravitasi Newton akan lebih mudah dalam

memahami dan menguasai materi tersebut. Selain itu motivasi berprestasi

memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi belajar. Motivasi

berprestasi dapat mempermudah belajar berarti bila seseorang memiliki motivasi

yang besar terhadap mata pelajaran tertentu akan lebih bersemangat dalam belajar

sehingga sehingga bila menyelesaikan masalah dapat dilakukan dengan mudah.

Sebaliknya bila motivasi berprestasi seseorang rendah terhadap suatu mata

pelajaran maka akan menyulitkan dirinya sendiri dalam mempelajari meta

pelajaran tersebut. Dari uraian di atas, muncul dugaan terdapat interaksi

penggunaan model pembelajaran T-P-S dan M-A-M, kemampuan awal dengan

motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi

Newton.

D. Hipotesis

Dari kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Page 81: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran T-P-S dan M-A-M

2. Terdapat pengaruh kemampuan awal tinggi dan rendah

3. Terdapat pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah

4. Terdapat interaksi penggunaan model pembelajaran T-P-S dan M-A-M

dengan kemampuan awal tinggi dan rendah

5. Terdapat interaksi penggunaan model pembelajaran T-P-S dan M-A-M

dengan motivasi berprestasi tinggi dan rendah

6. Terdapat interaksi kemampuan awal tinggi dan rendah dengan motivasi

berprestasi tinggi dan rendah

7. Terdapat interaksi penggunaan model pembelajaran T-P-S dan M-A-M,

kemampuan awal tinggi dan rendah dengan motivasi berprestasi tinggi dan

rendah

Page 82: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat yang dipakai penelitian adalah SMAN 1 Ponorogo yang beralamat

di jalan Budi Utomo No. 1 Ponorogo. Dengan pertimbangan memiliki 6 kelas IPA

dan sarana prasarana memadai untuk penelitian.

Pelaksanaan penelitian direncanakan dimulai pada bulan Juni 2010 sampai

bulan Januari 2011. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1. Jadwal penelitian

No Kegiatan Bulan

Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan 1 Pengajuan Judul √

2 Penyusunan Proposal √

3 Perijinan √ 4 Penyusunan instrument √ 5 Uji coba instrument √ 6 Analisis instrument √ 7 Pemberian tes

kemampuan awal dan angket motivasi berprestasi

8 Pelaksanaan perlakuan √ 9 Tes prestasi belajar √ 10 Analisis data √ 11 Penyusunan laporan √

64

Page 83: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan cara yang dipakai untuk mencari

penyelesaian masalah dari kajian teori, pengujian teori untuk mendapatkan suatu

tujuan. Kategori penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

Ada tiga variabel dalam penelitian ini yakni : Variabel bebas yakni tipe

pembelajaran TPS dan MAM, Variabel moderator yaitu kemampuan awal dan

motivasi berprestasi, Variabel terikat adalah prestasi belajar siswa. Sesuai dengan

judul “Pembelajaran Fisika Model Think Pairs Share (TPS) Dan Make A

match (MAM) Ditinjau dari kemampuan awal dan motivasi berprestasi”.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan anava

tiga jalan. Berikut ini desain penelitiannya :

Tabel 3.2 Desain Faktorial

Model Pembelajaran

TPS (A1) MAM (A2)

Kemampuan Awal

Tinggi (B1)

Motivasi berprestasi tinggi (C1) A1B1C1 A2B1C1

Motivasi berprestasi rendah (C2) A1B1C2 A2B1C2

Kemampuan Awal

Rendah (B2)

Motivasi berprestasi tinggi (C1) A1B2C1 A2B2C1

Motivasi berprestasi rendah (C2) A1B2C2 A2B2C2

Tabel 3.2 merupakan desain faktorial pada penelitian ini. Kolom 3 dan 4 baris 2

menunjukkan model pembelajaran yang digunakan peneliti yaitu TPS (A1) dan

MAM (A2). Kolom 1 baris 3 dan 4 menunjukkan variabel moderator kemampuan

awal tinggi (B1) dan kemampuan awal rendah (B2). Kolom 2 baris 3 dan 4

menunjukkan variabel moderator motivasi berprestasi tinggi (C1) dan motivasi

berprestasi rendah (C2). Kolom 3 dan 4 baris 3,4,5 dan 6 masing-masing

merupakan sebaran data dalam desain faktorial. Misalnya kolom 3 baris 3

Page 84: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

mewakili siswa yang diajar dengan TPS dan memiliki kemampuan awal tinggi

serta motivasi berprestasi tinggi. Dan demikian seterusnya untuk kolom dan baris

yang lain.

Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan variabel yang perlu

diberikan batasan, yaitu:

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Definisi Operasional: merupakan kegiatan pemberian pelajaran kepada siswa

secara terstruktur sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin dicapai serta terjadi

interaksi baik siswa dengan guru atau siswa dengan siswa. Model Pembelajaran

kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dan MAM.

2. Kemampuan awal

Definisi operasional : kemampuan (pengetahuan) yang telah dimiliki sebelum

memperoleh kemampuan (pengetahuan) baru yang lebih tinggi dalam kegiatan

pembelajaran sebagai hasil dari generalisasi pengalaman yang relevan.

Kemampuan awal merupakan prasyarat untuk memperoleh kemampuan baru yang

lebih tinggi, sehingga dalam melakukan segala aktivitas, kemampuan awal sangat

berpengaruh terhadap aktivitas berikutnya. Kemampuan yang diperoleh siswa dari

pengalaman belajar sebelumnya dapat menjadi bekal untuk mengikuti pengalaman

belajar yang berikutnya. Skala Pengukuran : skala interval nilai skor tes multiple

choise.

Page 85: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3. Motivasi berprestasi

Definisi Operasional : adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan

dan mengarahkan seseorang dalam mencapai prestasi. Skala Pengukuran : skala

ordinal skor angket motivasi berprestasi. 

4. Prestasi Belajar

Definisi operasional: Prestasi belajar merupakan hasil belajar dari proses

belajar yang dilakukan siswa selama kegiatan belajar mengajar dan dinyatakan

dengan angka. Skala pengukuran : skala interval nilai skor tes formatif.

C. Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini, populasi yang dipakai adalah seluruh siswa kelas XI

IPA SMAN 1 Ponorogo tahun pelajaran 2010 / 2011. Dengan pertimbangan

bahwa terdapat 6 kelas IPA dan sarana prasarana memadai.

2. Sampel

Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang diambil seluruh populasi

yangditeliti, jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 2 kelas yang terdiri dari 1

kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan 1 kelas

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe MAM.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini mengambil teknik sampel Cluster Random Sampling,

yaitu sampel yang diambil berdasarkan kelompok. Sampel yang dipilih bukan

sekelompok individu-individu yang berdiri sendiri-sendiri melainkan individu-

Page 86: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

individu yang bersama-sama berada dalam satu tempat dengan mempunyai

persamaan ciri yang ada hubungannya dengan variabel penelitian.

Populasi yang diambil yakni, seluruh siswa kelas XI IPA yang terdiri dari 6

kelas. Dengan teknik cluster random sampling diambil 2 kelas sebagai sampel

penelitian yang kemudian dibagi menjadi 1 kelas eksperimen model pembelajaran

kooperatif tipe TPS dan 1 kelas eksperimen yang lain dengan model pembelajaran

kooperatif tipe MAM.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini adalah :

1. Instrumen pelaksanaan

Instrumen ini digunakan dalam pembelajaran yang berupa silabus dan

rencana program pengajaran (RPP).

2. Instrumen Pengambilan Data

Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan awal berbentuk multiple

choise dengan 5 (a , b, c, d, e) pilihan jawaban dan motivasi berprestasi fisika

berbentuk angket. Sedangkan tes prestasi belajar siswa berbentuk multiple choice

dengan 5 (a, b, c, d, e) pilihan jawaban.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan kerangka berpikir penelitian di atas, data yang didapat pada

penelitian ini berupa hasil tes kemampuan awal dan hasil angket motivasi

Page 87: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

berprestasi fisika serta hasil tes prestasi belajar siswa yang didapat setelah terjadi

pembelajaran.

1. Tes kemampuan Awal

Tes kemampuan awal ini digunakan untuk mendapatkan data kemampuan

(pengetahuan) yang telah dimiliki sebelum memperoleh kemampuan

(pengetahuan) baru yang lebih tinggi. Tes ini dilakukan sebelum memperoleh

pembelajaran kooperatif tipe TPS dan MAM. Tes kemampuan awal siswa

berbentuk multiple choice dengan 5 (a, b, c, d, e) pilihan jawaban sebanyak 25

soal.

2. Angket Motivasi berprestasi

Angket merupakan daftar salah satu teknik pengambilan data. Angket

merupakan daftar pertanyaan maupun pernyataan yang diisi oleh koresponden

untuk mendapatkan data tentang motivasi berprestasi. Bentuk angket yang dipakai

adalah angket langsung dan tertutup. Angket ini diberikan sebelum memperoleh

pembelajaran kooperatif tipe TPS dan MAM. Angket motivasi berprestasi fisika

sebanyak 35 butir soal dengan 4 alternatif jawaban yaitu sangat sering (SS), sering

(S), kadang-kadang (KK), tidak pernah (TP).

3. Tes Prestasi Belajar

Tes prestasi belajar ini digunakan untuk mendapatkan data atau nilai hasil

belajar siswa pada pelajaran fisika tentang hukum gravitasi Newton, tes prestasi

belajar siswa berbentuk multiple choice dengan 5 (a, b, c, d, e) pilihan jawaban

sebanyak 30 soal.

Page 88: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian dilakukan uji coba

untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan derajat kesukaran dari

tes tersebut.

1. Uji validitas

Untuk mengetahui kesahihan atau kevalidan instrumen dalam penelitian ini

digunakan korelasi product moment dari Karl Pearson.

Σ Σ Σ

Σ Σ Σ Σ … … … … … … … 1

Persamaan 1 menunjukkan cara menentukan koefisien korelasi atau validitas

suatu item soal (rxy), dimana X skor item soal tertentu, Y skor item soal dan N

jumlah total subyek.

Hasil yang diperoleh dari perhitungan, dikonsultasikan dengan tabel harga

kritik r product moment, sehingga dapat diketahui kriteria item. Kriteria item

dinyatakan valid, apabila :

, item pernyataan disebut valid

, item pernyataan disebut tidak valid.

Validitas soal dapat diklasifisikan sebagai berikut (Masidjo, 1995 :

242-246) :

Tabel 3.3 Klasifikasi validitas soal

Nilai Kualifikasi

0,91 - 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

Page 89: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah

2. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsini Arikunto (1997), reliabilitas adalah sesuatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Sehingga reliabilitas berhubungan dengan

kepercayaan. Suatu tes mempunyai tingkat kepercayaan tinggi apabila tes tersebut

dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengukur indeks relialibilitas seluruh

pernyataan angket digunakan rumus alpha, yang dinyatakan dengan persamaan :

1 1Σ

… … … … … … … … 2

Persamaan 2 menunjukkan cara menentukan koefisien reabilitas suatu item soal

angket (r11), dimana n jumlah butir soal, Σ jumlah variansi skor dari tiap-tiap

butir soal, dan variansi total.

Sedangkan untuk menghitung reliabilitas tes prestasi belajar menggunakan

rumus KR-20, yang dinyatakan dengan persamaan :

1

Σ … … … … … … … … 3

Persamaan 3 menunjukkan cara menentukan koefisien reabilitas tes prestasi (r11),

dimana n jumlah butir soal, p indeks kesukaran, q = 1 – p, dan = variansi soal.

Hasil yang diperoleh dengan perhitungan, dikonsultasikan dengan tabel

product moment dengan taraf signifikansi 5% , maka diperoleh hasil dengan

kriteria sebagai berikut :

Page 90: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

1. Jika harga maka keputusannya butir soal dikatakan reliable.

2. Jika harga maka keputusannya butir soal dikatakan tidak reliable.

Hasil perhitungan nilai reliabilitas dengan persamaan alpha dapat

diklasifikasikan, sebagai berikut :

Tabel 3.4 Klasifikasi reliabilitas angket

Nilai Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah

3. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana butir soal mampu

membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan

kriteria tertentu. Seluruh peserta dibedakan menjadi dua kelompok yaitu atas dan

bawah. Siswa-siswa yang tergolong kelompok atas adalah siswa-siswa yang

memiliki skor tinggi, sedangkan siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah

adalah siswa-siswa yang memiliki skor rendah. Untuk mengetahui daya pembeda

dari masing-masing item soal digunakan rumus :

… … … … … 4

Persamaan 4 menunjukkan cara menentukan Indeks Diskriminasi soal atau daya

pembeda soal (ID), dimana KA jumlah kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar, KB jumlah kelompok bawah yang menjawab benar, NKA jumlah siswa

Page 91: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

yang tergolong kelompok atas, NKB jumlah siswa yang tergolong kelompok

bawah, dan Smax skor maksimal.

Indeks Diskriminasi soal dapat diklasifikasikan, sebagai berikut :

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Diskriminasi

Nilai ID Kualifikasi

0,81 – 1,00 Sangat membedakan

0,60 – 0,79 Lebih Membedakan

0,40 – 0,59 Cukup Membedakan

0,20 – 0,39 Kurang Membedakan

Negatif – 0,19 Sangat Kurang Membedakan

Berdasarkan hasil uji coba instrument tes prestasi belajar fisika aspek kognitif

dapat diketahui besarnya indeks diskriminasi masing-masing item soal. Indeks

Diskriminasi item soal tes prestasi belajar fisika terdiri dari lima tingkatan seperti

pada tabel 3.5. Dari uji taraf pembeda soal tes pestasi belajar fisika diperoleh hasil

yang disajikan pada tabel 3.6. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.

Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Pembeda Tes Prestasi Belajar

Jumlah

Item Soal Nomor Soal

Sangat Membedakan(SB) 0 -

Lebih Membedakan (LB) 4 3,4,5,25

Cukup Membedakan (CB) 16 6,8,9,11,12,13,15,19,21,22,23,2

4,27,28,29,30

Kurang Membedakan (KB) 9 1,2,7,10,14,16,17,20,26

Sangat Kurang Membedakan (SKB) 1 18

Page 92: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

4. Uji Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran memadai

dalam arti tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Tingkat kesukaran soal

dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu bilangan yang menunjukkan

sukar dan mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran adalah bilangan yang

merupakan hasil perbandingan jawaban benar. Untuk mengukur Indeks kesukaran

soal digunakan rumus sebagai berikut :

… … … … … … … … 5

Persamaan 5 menunjukkan cara menentukan indeks kesukaran soal (IK), dimana

B jumlah siswa yang menjawab benar, N jumlah total peserta tes, dan Smax skor

maksimal.

Menurut ketentuan indeks kesukaran dibuat klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Nilai Kualifikasi

0,91 - 1,00 Mudah Sekali

0,71 – 0,90 Mudah

0,41 – 0,70 Sedang

0,21 – 0,40 Sukar

0,00 – 0,20 Sukar Sekali

Berdasarkan hasil uji coba instrument tes prestasi belajar fisika aspek kognitif

dapat diketahui besarnya indeks kesukaran masing-masing item soal. Indeks

kesukaran item soal tes prestasi belajar fisika terdiri dari lima tingkatan, seperti

pada tabel 3.7. Dari uji taraf pembeda soal tes prestasi belajar fisika diperoleh

hasil yang disajikan pada tabel 3.8 data selengkapnya dapat dilihat pada lamp. 13.

Page 93: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Tes Prestasi Belajar

Kriteria Jumlah Item Soal Nomor Soal

Mudah Sekali (MS) 0 - Mudah (Md) 4 2,7,9,14 Sedang (Sd) 23 1,3,4,5,6,8,11,13,15,16,17,18,19,20,21,23,24,25,26,27,

28,29,30 Sukar (S) 3 10,12,22 Sukar Sekali (SS) 0 -

Pada penelitian ini terdapat 30 soal tes prestasi belajar yang diujicobakan.

Setelah diolah terdapat 29 soal yang valid dan 1 soal yang tidak valid yaitu nomor

18, namun diperbaiki dengan mengubah soal tersebut menjadi cukup

membedakan. Soal tes prestasi belajar diambil dari 30 butir soal dengan

pertimbangan sudah mewakili semua indikator bahan ajar. Untuk tes kemampuan

awal dari 30 butir item yang diujicobakan diperoleh 25 butir soal yang valid dan 6

soal yang tidak valid yaitu nomor 9, 11, 13, 21, 27, dan 28, namun no. 27 di

perbaiki. Soal tes kemampuan awal diambil dari 25 butir soal dengan

pertimbangan sudah mewakili semua indikator bahan ajar. Sedangkan untuk

angket motivasi berprestasi dari 40 butir item yang diujicobakan diperoleh 34

butir soal yang valid dan 6 soal yang tidak valid yaitu soal nomor1, 4, 12, 13, 23

dan 25, namun no. 12 di perbaiki. Angket motivasi berprestasi diambil 35 butir

soal dengan pertimbangan sudah mewakili semua indikator.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji normalitas

Page 94: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Digunakan untuk menguji apakah data dalam penelitian ini diperoleh dari

populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dihitung dengan menggunakan

software Minitab 15.

1) Menetapkan hipotesis

: sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.

: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

2) Statistik Uji

Statistik uji menggunakan normality test dengan pendekatan Ryan-Joiners.

Ketentuan pengambilan kesimpulan ditolak jika dan

diterima jika . Tingkat signifikasi yang digunakan 0,05.

b. Uji Homogenitas

Dalam teknik analisis varians, selain uji normalitas. Sampel dari populasi

yang terdiri dari dua varians dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui

apakah varians-varians tersebut sama atau tidak. Jika populasi memiliki varians-

varians yang sama dikatakan populasi-populasi yang homogen. Uji ini dihitung

dengan menggunakan ...

1) Menetapkan Hipotesis

: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi dari variansi yang

homogen

: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi dari variansi yang

homogen.

2) Statistik Uji

Page 95: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Statistik uji menggunakan tes for equal variances. Ketentuan pengambilan

kesimpulan ditolak jika dan diterima jika

. Tingkat signifikasi yang digunakan 0,05.

2. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan analisis varians tiga jalan dengan sel tidak sama.

Tujuan dari analisis ini untuk menguji signifikasi efek tiga variabel bebas

terhadap satu variabel terikat dan interaksi ketiga variabel bebas terhadap

variabel terikat.

a. Anava

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) : Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran TPS dan

MAM terhadap prestasi belajar fisika pada kompetensi hukum gravitasi

Newton.

2) : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran TPS dan MAM

terhadap prestasi belajar fisika tentang hukum gravitasi Newton.

3) : Tidak terdapat pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi

belajar fisika tentang hukum gravitasi Newton.

4) : Ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar fisika

tentang hukum gravitasi Newton.

5) : Tidak ada pengaruh motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar

fisika tentang hukum gravitasi Newton.

6) : Ada pengaruh motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar fisika

tentang hukum gravitasi Newton.

Page 96: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

7) : Tidak terdapat interaksi penggunaan model pembelajaran TPS dan

MAM dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika

8) : Terdapat interaksi penggunaan model pembelajaran TPS dan MAM

dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar fisika tentang hukum

gravitasi Newton.

9) : Tidak terdapat interaksi penggunaan model pembelajaran TPS dan

MAM dengan tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar

fisika tentang hukum gravitasi Newton.

10) : Terdapat interaksi penggunaan model pembelajaran TPS dan MAM

dengan tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar fisika

tentang hukum gravitasi Newton.

11) : Tidak terdapat interaksi hubungan antara pengaruh kemampuan awal

dan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar fisika tentang hukum

gravitasi Newton.

12) : Terdapat interaksi antara pengaruh kemampuan awal dan motivasi

berprestasi siswa terhadap prestasi belajar fisika tentang hukum gravitasi

Newton.

13) : Tidak terdapat interaksi antara pengaruh penggunaan model

pembelajaran TPS dan MAM, kemampuan awal dengan motivasi berprestasi

siswa terhadap prestasi belajar fisika tentang hukum gravitasi Newton.

14) : Terdapat interaksi antara pengaruh penggunaan model TPS dan MAM,

kemampuan awal dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar

fisika tentang hukum gravitasi Newton.

Page 97: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

b. Statistik Uji

Statistik uji menggunakan GLM (General Linier Model). Ketentuan

pengambilan kesimpulan ditolak jika dan diterima jika

. Tingkat signifikasi yang digunakan 0,05.

c. Uji Lanjut Pasca Anava Tiga Jalan

Uji lanjut anava atau uji komparasi ganda diperlukan untuk mengetahui

karakteristik pada variable bebas dan variable terikat. Dalam penelitian ini uji

komparasi ganda dilakukan pada hipotesis pertama, kedua dan ketiga.

Page 98: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian data yang diperoleh merupakan data prestasi belajar pada

ranah kognitif dan afektif, kemampuan awal, dan motivasi berprestasi. Data

tersebut diperoleh dari kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen I yang

menggunakan model Think Pair Share (TPS), dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas

eksperimen II yang menggunakan model Make a Macth (MAM). Adapun masing-

masing deskripsi data kami paparkan sebagai berikut :

1. Data Prestasi Belajar Fisika Aspek Kognitif

a. Data Kemampuan Awal Siswa

Dalam penelitian ini, data kemampuan awal siswa diukur menggunakan

tes kemampuan awal berupa soal-soal pilihan ganda yang diberikan kepada para

siswa. Pemberian tes dilaksanakan sebelum penelitian. Kemampuan awal dibagi

menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Kategori kemampuan awal tinggi

ditentukan jika skor kemampuan awal lebih besar atau sama dengan rata-rata

kemampuan awal seluruh siswa. Sedangkan kategori rendah ditentukan jika skor

kemampuan awal kurang dari rata-rata kemampuan awal seluruh siswa. Deskripsi

dari data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Deskripsi Data Kemampuan Awal

Kemampuan Awal

Jumlah Data Nilai Maksimum

Nilai Minimum Rerata SD

Tinggi 30 83 63 74,00 7,23

Page 99: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Rendah 34 77 57 69,18 5,48

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan bahwa jumlah

siswa dengan kemampuan awal tinggi sebanyak 30 siswa, sedangkan jumlah

siswa dengan kemampuan awal rendah sebanyak 34 siswa. Rerata prestasi belajar

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi sebesar 74,00, dan rerata prestasi

belajar siswa yang memiliki kemampuan awal rendah sebesar 69,18. Dengan kata

lain, siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh rerata hasil belajar

lebih tinggi dibanding dengan siswa dengan kemampuan awal rendah.

Secara lebih detail, distribusi frekuensi dari masing-masing kategori dapat

dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal Tinggi

No. Nilai Nilai Tengah Frek. Frek. Kum Frek. Persen

1 63-66 64,5 5 5 16,67% 2 67-70 68,5 6 11 20,00% 3 71-74 72,5 2 13 6,67% 4 75-78 76,5 7 20 23,33% 5 79-82 80,5 5 25 16,67% 6 83-86 84,5 5 30 16,67%

JUMLAH 30 100,0% Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal Rendah

No. Interval Tengah interval Frek. Frek. Kum %Frek. (%)

1 57-60 54,5 4 4 11,76 2 61-64 62,5 4 8 11,76 3 65-68 66,5 6 14 17,65 4 69-72 70,5 5 19 14,71 5 73-76 74,5 11 30 32,35

6 77-80 78,5 4 34 11,76

JUMLAH 34 100,0

Page 100: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Table 4.2 dan 4.3 menjelaskan distribusi data kemampuan awal tinggi dan

rendah. Pada table 4.2 terlihat bahwa jumlah siswa dengan rentang nilai terendah

(63-66) sebanyak 5 siswa atau 16,67 % dari total 30 siswa. Dan selanjutnya untuk

kolom yang lain. Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar pada

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah di

atas, disajikan histogram pada gambar 4.1 dan 4.2

84.580.576.572.568.564.5

7

6

5

4

3

2

1

0

Kog B1

Freq

uenc

y

M ean 74S tD ev 7.230N 30

Histogram of Kog B1Norm a l

Gambar 4.1. Histogram Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan awal Tinggi

78.574.570.566.562.558.5

12

10

8

6

4

2

0

Kog B2

Freq

uenc

y

Mean 69.18StDev 5.480N 34

Histogram of Kog B2Normal

Gambar 4.2. Histogram Prestasi Belajar Kelompok Kemampuan Awal Rendah

Page 101: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Gambar 4.2 dan 4.3 menunjukkan histogram prestasi belajar kelompok

kemampuan awal tinggi dan rendah. Seperti terlihat pada gambar 4.2 batang

histogram terendah pada nilai tengah 72,5 dengan jumlah 2 siswa. Dan batang

histogram tertinggi pada nilai tengah 76,5 dengan jumlah 7 siswa. Demikian

selanjutnya untuk masing-masing batang histogram yang lain.

b. Data Motivasi Berprestasi Siswa

Dalam penelitian ini, data motivasi berprestasi siswa diperoleh dari

pengisian angket motivasi berprestasi yang diberikan kepada siswa sebagai

responden. Pemberian angket dilaksananakan sebelum penelitian dilakukan.

Motivasi berprestasi siswa dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah.

Motivasi berprestasi siswa dikategorikan tinggi jika skor motivasi berprestasi

lebih tinggi atau sama dengan rata-rata skor motivasi berprestasi kelas (means),

dan dikategorikan motivasi berprestasi rendah jika skor motivasi berprestasi

kurang dari rata-rata skor motivasi berprestasi kelas (means). Adapun deskripsi

data motivasi berprestasi siswa dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4. Deskripsi Data Motivasi Berprestasi

Motivasi Berprestasi

Jumlah Data Nilai Maksimum

Nilai Minimum

Rerata SD

Tinggi 23 83 57 74,30 6,26

Rendah 41 83 60 69,83 6,56

Dari tabel 4.4 di atas bahwa secara keseluruhan jumlah siswa dengan

motivasi berprestasi tinggi sebanyak 23 siswa. Sedangkan jumlah siswa dengan

motivasi berprestasi rendah sebanyak 41 siswa. Rerata prestasi belajar siswa yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah 74,30, dan rerata prestasi belajar siswa

Page 102: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

yang memiliki motivasi berprestasi rendah adalah 69,83. Dengan demikian, siswa

yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh rerata prestasi belajar yang

lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

Secara lebih rinci, distribusi frekuensi dari masing-masing kategori dapat

dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Motivasi Berprestasi Tinggi

No. Interval Tengah Frek Frek. Kum % frekuensi Interval 0 (%)

1 57 - 62 59.5 1 1 4.35 2 63 - 68 65.5 3 4 13.04 3 69 - 74 71.5 9 13 39.13 4 75 - 80 77.5 6 19 26.09 5 81 - 86 83.5 4 23 17.39 6 Jumlah 23 100

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Motivasi Berprestasi Rendah

No. Interval Tengah Frek Frek. Kum % frekuensi Interval 0 (%)

1 60 - 63 61.5 12 12 29.27 2 64 - 67 65.5 8 20 19.51 3 68 - 71 69.5 5 25 12.20 4 72 - 75 73.5 5 30 12.20 5 76 - 79 77.5 6 36 14.63 6 80 - 83 81.5 5 41 12.20 Jumlah 41 100

 

Table 4.5 dan 4.6 menunjukkan distribusi frekuensi data motivasi

berprestasi tinggi dan rendah. Pada table 4.6 terlihat bahwa pada rentang nilai

terendah (60-63) terdapat 12 siswa atau 29,27 % dari 43 siswa. Untuk

memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi

berprestasi tinggi dan rendah di atas, disajikan histogram pada gambar 4.3 dan 4.4

Page 103: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

83.577.571.565.559.5

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

Kog C1

Freq

uenc

y

Mean 74.30StDev 6.263N 23

Histogram of Kog C1Normal

Gambar 4.3. Histogram Prestasi Belajar Kelompok Motivasi Berprestasi Tinggi

81.577.573.569.565.561.5

12

10

8

6

4

2

0

Kog C2

Freq

uenc

y

Mean 69.83StDev 6.557N 41

Histogram of Kog C2Normal

Gambar 4.4. Histogram Prestasi Belajar Kelompok Motivasi Berprestasi Rendah

Gambar 4.3 dan 4.4 menunjukkan histogram prestasi kelompok motivasi

tinggi dan rendah. Seperti pada gambar 4.3 batang histogram tertinggi berada pada

nilai tengah 71,5 dengan jumlah 9 siswa, dan batang histogram terendah pada nilai

tengah 59,5 dengan jumlah 1 siswa. Demikian selanjutnya untuk masing-masing

batang histogram yang lain.

Page 104: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

c. Data Prestasi Belajar Fisika

Dalam penelitian ini prestasi belajar fisika pada ranah kognitif

(kemampuan dalam mengerjakan soal-soal tes pada materi Hukum Gravitasi

Newton) disajikan dalam tabel 4.7

Tabel 4.7. Deskripsi Data Prestasi Belajar Ranah Kognitif

Model Jumlah Data Nilai Tertinggi

Nilai Terendah Rerata SD

TPS 32 83 60 73,09 6,22 MAM 32 83 57 69,78 6,96

Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa rerata prestasi belajar ranah

kognitif siswa pada kelas dengan model pembelajaran TPS adalah 73,09,

sedangkan pada kelas dengan model pembelajaran MAM adalah 69,78. Terlihat

bahwa ada selisih dari rerata kedua media tersebut, dimana rerata untuk kelas

dengan model pembelajaran TPS memiliki rerata yang lebih besar dibandingkan

dengan rerata untuk kelas dengan model pembelajaran MAM.

1) Data Prestasi Belajar Ranah Kognitif pada Kelas dengan Model

Pembelajaran TPS

Distribusi frekuensi prestasi belajar fisika siswa pada kelas yang

menggunakan model pembelajaran TPS (kelas Eksperimen I) disajikan pada tabel

4.8

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kelas Eksperimen I (Model TPS) No. Interval Tengah Frekuensi Frek. Kum % frekuensi

Interval 0 (%) 1 60 - 63 61.5 4 4 12.50 2 64 - 67 65.5 4 8 12.50 3 68 - 71 69.5 3 11 9.38 4 72 - 75 73.5 8 19 25.00 5 76 - 79 77.5 7 26 21.88 6 80 - 83 81.5 6 32 18.75 Jumlah 32 100

Page 105: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

 

Selain dalam bentuk tabel, untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi

belajar, disajikan pula histogram sebagai berikut :

81.577.573.569.565.561.5

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

Kog A1

Freq

uenc

y

Mean 73.09StDev 6.218N 32

Histogram of Kog A1Normal

Gambar 4.5. Histogram Prestasi Belajar Kelas Eksperimen I (Model TPS)

Tabel 4.8 dan gambar 4.5 memberikan informasi bahwa frekuensi terbesar

yaitu sebanyak 8 siswa, adalah siswa yang memperoleh nilai pada rentang antara

72 hingga 75. Dimana rerata prestasi belajar kelas Eksperimen I (model

pembelajaran TPS) sebesar 73,09 berada pada rentang tersebut. Sedangkan

frekuensi terendah berada pada rentang antara 68 hingga 71, yaitu sebanyak 3

siswa.

2) Data Prestasi Belajar Ranah Kognitif pada Kelas dengan Model

Pembelajaran MAM

Tabel 4.9 di bawah ini merupakan tabel yang menyajikan distribusi

frekuensi prestasi belajar siswa pada kelas dengan model pembelajaran MAM :

Page 106: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kelas Eksperimen II (Model MAM)

Interval Tengah Frek. Frek. Kum % frekuensi No. Interval 0 (%)

1 57 - 61 59.0 3 3 9.38 2 62 - 66 64.0 6 9 18.75 3 67 - 71 69.0 10 19 31.25 4 72 - 76 74.0 5 24 15.63 5 77 - 81 79.0 6 30 18.75 6 82 - 86 84.0 2 2 6.25 Jumlah 32 100

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar di atas disajikan

pula grafik histogram pada gambar 4.6

847974696459

10

8

6

4

2

0

Kog A2

Freq

uenc

y

Mean 69.78StDev 6.964N 32

Histogram of Kog A2Normal

Gambar 4.6. Histogram Prestasi Belajar Kelas Eksperimen II (Model MAM)

Tabel 4.9 dan gambar 4.6 memberikan informasi bahwa frekuensi tertinggi

berada pada rentang prestasi antara 67 hingga 71, yaitu sebanyak 10 siswa,

dimana pada rentang tersebut terletak rerata prestasi belajar fisika untuk kelas

Eksperimen II (model MAM) sebesar 69,78. Sedangkan frekuensi terendah berada

pada rentang prestasi antara 82 hingga 86 dan antara rentang prestasi 83 hingga 86

yaitu sebanyak 2 siswa.

Berikut ini disajikan deskripsi distribusi data secara keseluruhan sesuai

dengan desain pembelajaran dalam penelitian, yaitu pada tabel 4.4 di bawah ini :

Page 107: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 4.10. Deskripsi Distribusi Data Keseluruhan

Model Pembelajaran TPS MAM

Kemampuan Awal

Tinggi

Motivasi Berprestasi

Tinggi

N = 4 = 80.75

SD = 2.87

N = 6 =76.0

SD = 6.29 Motivasi Berprestasi

Rendah

N = 9 = 73.44

SD = 7.38

N = 11 = 70.91

SD = 7.37

Kemampuan Awal

Rendah

Motivasi Berprestasi

Tinggi

N = 8 = 73.38

SD = 3.62

N = 5 = 68.60

SD = 6.99 Motivasi Berprestasi

Rendah

N = 11 = 69.82

SD = 5.40

N = 10 = 65.40

SD = 3.69

Dari tabel 4.10 tersebut dapat diamati hubungan antara model

pembelajaran TPS dan MAM, kemampuan awal, dan motivasi berprestasi

terhadap nilai rerata siswa. Dapat dilihat bahwa model pembelajaran TPS

memiliki kemampuan awal tinggi dan motivasi berprestasi tinggi memperoleh

nilai rerata tertinggi yaitu 80,75. Sedangkan model pembelajaran MAM memiliki

kemampuan awal rendah dan motivasi berprestasi rendah memperoleh nilai rerata

terendah yaitu 65,40.

Untuk memperjelas data di atas, dapat dilihat secara keseluruhan rerata

prestasi belajar siswa yang cukup bervariasi, sebagaimana tercantum pada tabel

4.11

Tabel 4.11. Rerata Prestasi Belajar Ranah Kognitif

Model

Pembelajaran

Kemampuan Awal Tinggi Kemampuan Awal Rendah

Motivasi

Berprestasi

Tinggi

Motivasi

Berprestasi

Rendah

Motivasi

Berprestasi

Tinggi

Motivasi

Berprestasi

Rendah

TPS 80,75 73,44 73,38 69,82

MAM 76,00 70,91 68,60 65,40

Page 108: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa rerata prestasi belajar siswa

untuk model pembelajaran TPS diperoleh rerata tertinggi sebesar 80,75 pada

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan motivasi berprestasi tinggi.

Untuk model pembelajaran MAM diperoleh rerata tertinggi sebesar 76,00 pada

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan motivasi berprestasi tinggi.

Sedangkan untuk rerata prestasi belajar terendah pada model pembelajaran TPS

diperoleh rerata prestasi belajar sebesar 69,82 pada siswa yang memiliki

kemampuan awal belajar rendah dan motivasi berprestasi rendah. Untuk model

pembelajaran MAM rerata prestasi belajar terendah sebesar 65,40 pada siswa

yang memiliki kemampuan awal rendah dan motivasi berprestasi rendah.

2. Data Prestasi Belajar Fisika Ranah Afektif 

Dalam penelitian ini prestasi belajar fisika selain mencakup ranah kognitif

seperti tersebut di atas juga mencakup ranah afektif (sikap siswa selama proses

pembelajaran dengan menggunakan model TPS dan MAM). Untuk memudahkan

dalam pembacaan data hasil belajar fisika ranah afektif, berikut ringkasan dari

lampiran dan disajikan dalam tabel 4.12

Tabel 4.12. Deskripsi Data Prestasi Belajar Ranah Afektif

Model Jumlah Data Nilai

Tertinggi Nilai Terendah Rerata SD

TPS 32 110 87 96,38 5,52 MAM 32 108 85 94,59 5,31

Dari tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa rerata prestasi belajar ranah

afektif siswa pada kelas dengan model pembelajaran TPS adalah 96,38,

sedangkan pada kelas dengan model pembelajaran MAM adalah 94,59. Terlihat

bahwa ada selisih dari rerata kedua media tersebut, dimana rerata untuk kelas

Page 109: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

dengan model pembelajaran TPS memiliki rerata yang lebih besar dibandingkan

dengan rerata untuk kelas dengan model pembelajaran MAM.

a. Data Prestasi Belajar Ranah Afektif pada Kelas TPS

Distribusi frekuensi prestasi belajar fisika ranah afektif siswa pada kelas

yang menggunakan model pembelajaran TPS (kelas Eksperimen I) disajikan pada

tabel 4.13

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Ranah Afektif Kelas Eksperimen I (Model TPS)

No. Interval Tengah Frekuensi Frek. Kum % frekuensi Interval 0 (%)

1 87 - 90 88.5 6 6 18.75 2 91 - 94 92.5 4 10 12.50 3 95 - 98 96.5 12 22 37.50 4 99 - 102 100.5 6 28 18.75 5 103 - 106 104.5 2 30 6.25 6 107 - 110 108.5 2 32 6.25 Jumlah 32 100

Selain dalam bentuk tabel, untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi

belajar, disajikan pula histogram sebagai berikut :

108.5104.5100.596.592.588.5

12

10

8

6

4

2

0

Afk A1

Freq

uenc

y

Mean 96.38StDev 5.523N 32

Histogram of Afk A1Normal

Gambar 4.7. Histogram Prestasi Belajar Ranah afektif Kelas Eksperimen I (Model TPS)

Page 110: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 4.13 dan gambar 4.7 memberikan informasi bahwa frekuensi

terbesar yaitu sebanyak 12 siswa, adalah siswa yang memperoleh nilai pada

rentang antara 95 hingga 98. Dimana rerata prestasi belajar kelas Eksperimen I

(model pembelajaran TPS) sebesar 96,38 berada pada rentang tersebut. Sedangkan

frekuensi terendah berada pada rentang antara 103 hingga 106 dan rentang 107

hingga 110, yaitu sebanyak 2 siswa.

b. Data Prestasi Belajar Ranah Afektif pada Kelas dengan Model

Pembelajaran MAM

Tabel 4.14 di bawah ini merupakan tabel yang menyajikan distribusi

frekuensi prestasi belajar siswa pada kelas dengan model pembelajaran MAM :

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Ranah Afektif Kelas Eksperimen II (Model

MAM)

Interval Tengah Frek. Frek. Kum % frekuensi No. Interval 0 (%)

1 85 - 88 86.5 3 3 9.38 2 89 - 92 90.5 8 11 25.00 3 93 - 96 94.5 9 20 28.13 4 97 - 100 98.5 9 29 28.13 5 101 - 104 102.5 1 30 3.13 6 105 - 108 106.5 2 32 6.25 Jumlah 32 100

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar di atas disajikan

pula grafik histogram pada gambar 4.8

Page 111: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

106.5102.598.594.590.586.5

10

8

6

4

2

0

Afk A2

Freq

uenc

y

Mean 94.59StDev 5.309N 32

Histogram of Afk A2Normal

Gambar 4.8. Histogram Prestasi Belajar Ranah Afektif Kelas Eksperimen II (Model MAM)

Tabel 4.14 dan gambar 4.8 memberikan informasi bahwa frekuensi

tertinggi berada pada rentang prestasi antara 93 hingga 96 dan rentang 97 hingga

100, yaitu sebanyak 9 siswa, dimana pada rentang tersebut terletak rerata prestasi

belajar fisika untuk kelas Eksperimen II (model MAM) sebesar 94,59. Sedangkan

frekuensi terendah berada pada rentang prestasi antara 101 hingga 104 yaitu

sebanyak 1 siswa.

Berikut ini disajikan deskripsi distribusi data secara keseluruhan sesuai

dengan desain pembelajaran dalam penelitian, yaitu pada tabel 4.15

Tabel 4.15. Deskripsi Distribusi Data Keseluruhan

Model Pembelajaran TPS MAM

Kemampuan Awal

Tinggi

Motivasi Berprestasi

Tinggi

N = 4 = 99.50

SD = 6.14

N = 6 =96.33

SD = 6.65 Motivasi Berprestasi

Rendah

N = 9 = 94.67

SD = 4.67

N = 11 = 96.00

SD = 7.52

Kemampuan Awal

Rendah

Motivasi Berprestasi

Tinggi

N = 8 = 96.62

SD = 6,41

N = 5 = 68.60

SD = 6.99

Page 112: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Motivasi Berprestasi

Rendah

N = 11 = 96.45

SD = 5.56

N = 10 = 94.40

SD = 4.67

Dari tabel 4.15 tersebut dapat diamati hubungan antara model

pembelajaran TPS dan MAM, kemampuan awal, dan motivasi berprestasi

terhadap nilai rerata siswa. Dapat dilihat bahwa model pembelajaran TPS

memiliki kemampuan awal tinggi dan motivasi berprestasi tinggi memperoleh

nilai rerata tertinggi yaitu 99,50. Sedangkan model pembelajaran MAM memiliki

kemampuan awal rendah dan motivasi berprestasi rendah memperoleh nilai rerata

terendah yaitu 94,40.

Untuk memperjelas data di atas, dapat dilihat secara keseluruhan rerata

prestasi belajar siswa yang cukup bervariasi, sebagaimana tercantum pada tabel

4.16

Tabel 4.16. Rerata Prestasi Belajar Ranah Afektif

Model

Pembelajaran

Kemampuan Awal Tinggi Kemampuan Awal Rendah

Motivasi

Berprestasi

Tinggi

Motivasi

Berprestasi

Rendah

Motivasi

Berprestasi

Tinggi

Motivasi

Berprestasi

Rendah

TPS 99,50 94,67 96,62 96,45

MAM 96,33 93,18 96,00 94,40

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rerata prestasi belajar siswa

untuk model pembelajaran TPS diperoleh rerata tertinggi sebesar 99,50 pada

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan motivasi berprestasi tinggi.

Untuk model pembelajaran MAM diperoleh rerata tertinggi sebesar 96,33 pada

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan motivasi berprestasi tinggi.

Sedangkan untuk rerata prestasi belajar terendah pada model pembelajaran TPS

Page 113: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

diperoleh rerata prestasi belajar sebesar 96,45 pada siswa yang memiliki

kemampuan awal belajar rendah dan motivasi berprestasi rendah. Untuk model

pembelajaran MAM rerata prestasi belajar terendah sebesar 94,40 pada siswa

yang memiliki kemampuan awal rendah dan motivasi berprestasi rendah.

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji F dengan bantuan software MINITAB

15 memakai model probability plot dari Ryan-Joiner. Uji normalitas ini

menggunakan taraf signifikansi α = 0,05, dimana bila harga P-value data yang

diperoleh lebih besar atau sama dengan α = 0,05 maka H0 diterima atau dikatakan

bahwa data tersebut berasal dari populasi normal. Rangkuman hasil uji normalitas

prestasi belajar siswa pada signifikasi 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.17

Tabel 4.17. Rangkuman Hasil Uji Normalitas

Kelompok RJ P value Keterangan

Tipe Pembelaran TPS 0.996 > 0.100 Normal

Tipe Pembelaran MAM 0.994 > 0.100 Normal

K. Awal Tinggi 0.979 > 0.100 Normal

K. Awal Rendah 0.991 > 0.100 Normal

Motivasi Berprestasi Tinggi 0.985 > 0.100 Normal

Motivasi Berprestasi Rendah 0.988 > 0.100 Normal

TPS, K.Awal Tinggi, Motivasi Belajar Tiggi 0.999 > 0.100 Normal

TPS, K.Awal Tinggi, Motivasi Belajar Rendah 0.963 > 0.100 Normal

TPS, K.Awal Rendah, Motivasi Belajar Tiggi 0.998 > 0.100 Normal

TPS, K.Awal Rendah, Motivasi Belajar Rendah 0.964 > 0.100 Normal

Page 114: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

MAM, K.Awal Tinggi, Motivasi Belajar Tiggi 0.999 > 0.100 Normal

MAM, K.Awal Tinggi, Motivasi Belajar Rendah 0.976 > 0.100 Normal

MAM, K.Awal Rendah, Motivasi Belajar Tiggi 0.978 > 0.100 Normal

MAM, K.Awal Rendah, Motivasi Belajar Rendah 0.991 > 0.100 Normal

Dari tabel 4.17 di atas dapat di lihat bahwa semua P-value yang dihasilkan

> α (0,05) sehingga dapat disimpulkan semua data yang ada berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji F dengan bantuan software MINITAB 15 dengan tingkat

signifikan α = 0,05 dimana jika harga P-value data yang diperoleh lebih besar atau

sama dengan α = 0,05 maka Ho diterima atau dikatakan bahwa data tersebut

berasal dari populasi yang berdistribusi dari variansi yang homogen. Jika uji

homogenitas terpenuhi, maka dapat dilanjutkan dengan uji analisis variansi

(Anava). Rangkuman hasil uji homogenitas pada data prestasi belajar adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.18 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

Faktor N F – test /

Bartlett

P value Ket.

Pembel Kooperatif : Tipe TPS

: Tipe MAM

K. Awal : Tinggi

: Rendah

Motivasi Berprestasi : Tinggi

: Rendah

AntarSel:TPS*KA Tinggi*MB Tinggi

TPS*KA Tinggi*MB Rendah

TPS*KA Rendah*MB Tinggi

32

32

30

34

23

41

4

9

8

0.80

1.74

0.91

9.39

0.532

0.125

0.838

0.226

Homogen

Homogen

Homogen

Homogen

Page 115: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

TPS*KA Rendah*MB Rendah

MAM*KA Tinggi*MB Tinggi

MAM*KA Tinggi*MB Rendah

MAM*KA Rendah*MB Tinggi

MAM*KA Rendah*MB Rendah

11

6

11

5

10

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa semua P-value yang dihasilkan > α

(0,05) yang berarti sampel berasal dari populasi yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Anava Tiga Jalan Isi Sel Tidak Sama

Setelah pengujian prasyarat terpenuhi maka pengujian selanjutnya adalah

pengujian hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui

ada tidaknya perbedaan pengaruh model pembelajaran TPS dan MAM ditinjau

dari kemampuan awal dan motivasi berprestasi siswa.

Data-data yang diperoleh dari penelitian berupa data prestasi belajar,

kemampuan awal, motivasi berprestasi siswa dianalisis dengan Anava tiga jalan

(2x2x2) dengan isi sel tidak sama menggunakan bantuan software MINITAB 15

dengan taraf signifikan 0,05. Kriteria uji yang ditetapkan adalah jika nilai

signifikan P-value < α (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Berikut ini

disajikan hasil uji Anava :

Result 4.1 Hasil Uji Anava

Factor Type Levels Values Tipe Pembel(A) fixed 2 1, 2 K.Awal(B) fixed 2 1, 2 Motiv Berprest(C) fixed 2 1, 2 Analysis of Variance for Kognitif, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Tipe Pembel(A) 1 175.56 239.33 239.33 7.04 0.010

Page 116: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

K.Awal(B) 1 444.45 503.88 503.88 14.83 0.000 Motiv Berprest(C) 1 315.85 323.33 323.33 9.51 0.003 Tipe Pembel(A)*K.Awal(B) 1 6.12 3.21 3.21 0.09 0.760 Tipe Pembel(A)*Motiv Berprest(C)1 2.01 5.83 5.83 0.17 0.680 K.Awal(B)*Motiv Berprest(C) 1 27.73 28.03 28.03 0.82 0.368 Tipe Pembel(A)*K.Awal(B)* 1 3.04 3.04 3.04 0.09 0.766 Motiv Berprest(C) Error 56 1902.99 1902.99 33.98 Total 63 2877.75 S = 5.82941 R-Sq = 33.87% R-Sq(adj) = 25.61%

Berdasarkan analisis variansi tiga jalan di atas didapatkan hasil-hasil

sebagai berikut :

a. Hipotesis Pertama

P-value (0,010) < α (0,05) dengan demikian Ho1 ditolak dan H11 diterima.

Artinya ada pengaruh penggunaan model pembelajaran TPS dan MAM terhadap

prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton.

b. Hipotesis Kedua

P-value (0,000) < α (0,05) dengan demikian Ho2 ditolak dan H12 diterima.

Artinya ada pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pada

materi Hukum Gravitasi Newton.

c. Hipotesis Ketiga

P-value (0,003) < α (0,05) dengan demikian Ho3 ditolak dan H13 diterima.

Artinya ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada

materi Hukum Gravitasi Newton.

d. Hipotesis Keempat

P-value (0,760) > α (0,05) dengan demikian Ho12 diterima dan H112

ditolak. Artinya tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran TPS dan

Page 117: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

MAM dengan kemampuan awal tinggi rendah terhadap prestasi belajar fisika pada

materi Hukum Gravitasi Newton.

e. Hipotesis Kelima

P-value (0,680) > α (0,05) dengan demikian Ho13 diterima dan H113

ditolak. Artinya tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran TPS dan

MAM dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi

Hukum Gravitasi Newton.

f. Hipotesis Keenam

P-value (0,368) > α (0,05) dengan demikian Ho23 diterima dan H123

ditolak. Artinya tidak terdapat interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi

berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton.

g. Hipotesis Ketujuh

P-value (0,766) > α (0,05) dengan demikian Ho123 diterima dan H1123

ditolak. Artinya tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran TPS dan

MAM, kemampuan awal, dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika

pada materi Hukum Gravitasi Newton.

2. Uji Lanjut Anava

Setelah dilakukan uji analisis variansi, maka tahap selanjutnya adalah

dilakukan uji lanjut anava terhadap hasil pengujian dengan Ho ditolak. Uji lanjut

bertujuan untuk mengetahui perlakuan mana yang lebih berpengaruh. Berdasarkan

hasil uji anava, maka hipotesis yang perlu dilakukan adalah Hipotesis pertama,

hipotesis kedua, dan hipotesis ketiga.

Page 118: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

a. Model Pembelajaran TPS dan MAM

Gambar 4.9. Uji Lanjut Pembelajaran TPS dan MAM (A1 dengan A2)

21

74

73

72

71

70

69

Tipe Pembel(A)

Mea

n

69.788

73.087

71.437

Uji Lanjut Anava pada Tipe Pembelajaran Alpha = 0.05

Dari Grafik rata-rata (mean) pada gambar 4.9 di atas terlihat bahwa garis

biru pembelajaran tipe TPS (1) berada pada posisi atas dibanding tipe MAM (2).

Hal ini menunjukkan bahwa tipe pembelajaran TPS lebih baik dibanding dengan

tipe MAM, dimana kelas TPS memiliki nilai rata-rata 73,087 di atas nilai rata-rata

gabungan TPS dan MAM (garis warna hijau) sedangkan kelas MAM memiliki

nilai rata-rata 69,788 di bawah nilai rata-rata gabungan. Antara kelas TPS dan

MAM tidak bersinggungan sehingga disimpulkan terdapat perbedaan yang

signifikan antara keduanya.

b. Kemampuan Awal Siswa

Gambar 4.10. Uji Lanjut Kemampuan Awal Siswa (B1 dengan B2)

21

75

74

73

72

71

70

69

68

K.Awal(B)

Mea

n

69.726

73.149

71.437

Uji Lanjut Anava pada Kemampuan AwalAlpha = 0.05

Page 119: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Dari Grafik rata-rata (mean) pada gambar 4.10 di atas terlihat bahwa rata-

rata prestasi siswa pada kemampuan awal tinggi (1) berada pada posisi atas

dibanding kemampuan awal rendah (2). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi yang lebih baik

dibanding dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. (Garis hijau

menunjukkan rata-rata kemampuan awal)

c. Motivasi Berprestasi Siswa

Gambar 4.11. Uji Lanjut Motivasi Berprestasi Siswa (C1 dengan C2)

21

75

74

73

72

71

70

69

68

Motiv Berprest(C)

Mea

n

70.053

72.822

71.437

Uji Lanjut Anava pada Motivasi BerprestasiAlpha = 0.05

Dari Grafik rata-rata (mean) pada gambar 4.11 di atas terlihat bahwa

prestasi siswa pada motivasi berprestasi tinggi (1) berada pada posisi atas

dibanding motivasi berprestasi rendah (2). Hal ini menunjukkan bahwa siswa

yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi mempunyai prestasi yang lebih baik

dibanding dengan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. (Garis

hijau menunjukkan rata-rata kemampuan kognitif pada motivasi berpestasi tinggi

dan rendah)

Page 120: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil perhitungan uji anava tiga jalan diperoleh P-value (0,010) < α

(0,05) dengan demikian Ho1 ditolak dan H11 diterima. Artinya terdapat pengaruh

penggunaan model pembelajaran TPS dan MAM terhadap prestasi belajar fisika

pada materi Hukum Gravitasi Newton. Hal ini sesuai dengan teori yang telah

diungkapkan bahwa model pembelajaran merupakan faktor ekstern yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dua model pembelajaran yang

karakteristiknya berbeda akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula terhadap

prestasi belajar. Meskipun pembelajaran yang digunakan sama, yaitu

pembelajaran kooperatif, akan tetapi model yang digunakan berbeda. Hal ini akan

memberi pengaruh yang berbeda pula terhadap prestasi belajar siswa.

Rata-rata prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

TPS = 73,09 sedangkan rata-rata prestasi belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran MAM = 69,78 (lihat table 4.7). Melihat rerata prestasi belajar, siswa

yang menggunakan pembelajaran TPS mempunyai prestasi belajar lebih baik

daripada yang menggunakan MAM. Hal ini dikarenakan model TPS memiliki

proseduryang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak

berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain (Muslimin Ibrahim, dkk,

2000:26). Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam

kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada

penghargaan individual.

Page 121: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Berdasarkan kegiatan proses belajar mengajar, siswa yang di ajar

menggunakan model pembelajaran TPS mempunyai labih banyak waktu dan lebih

berkonsentrasi dalam mengerjakan soal-soal latihan. Sedangkan pada kelas yang

di ajar menggunakan model pembelajaran MAM lebih banyak menghabiskan

waktu untuk mencari pasangan sehingga konsentrasinya berkurang pada waktu

mengerjakan soal-soal latihan.

2. Hipotesis Kedua

P-value (0,000) < α (0,05) dengan demikian Ho2 ditolak dan H12 diterima.

Artinya ada pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pada

materi Hukum Gravitasi Newton. Dalam pembelajaran, kemampuan awal

merupakan prasyarat agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.

Kemampuan awal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

penguasaan materi bahan pelajaran antara masing-masing siswa. Pengetahuan

awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga

memudahkan untuk dapat melaksanakan proses belajar dengan baik. Guru perlu

mengetahui kemampuan awal siswa supaya dapat menentukan strategi

pembelajaran sesuai tujuan instruksional, dalam arti dapat menentukan alternatif

langkah yang paling tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel (1996 : 133),

pada awal proses belajar mengajar, siswa belum mempunyai kemampuan yang

dijadikan tujuan dari interaksi guru dan siswa, bahkan terdapat jurang antara

tingkah laku siswa pada awal dan pada akhir proses maka proses, sebagaimana

yang telah dibahas dalam kajian teori tentang kemampuan awal halaman 26-28.

Page 122: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh

kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi

Newton. Siswa dengan kemampuan awal tinggi memperoleh prestasi belajar yang

lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Rerata hasil

prestasi siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah masing-masing

adalah 74,00 dan 69,18 (tabel 4.6). Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa

kemampuan awal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

penguasaan materi bahan pelajaran antara masing-masing siswa. Pengetahuan

awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga

memudahkan untuk dapat melaksanakan proses belajar dengan baik. Seorang

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan lebih mudah menguasai dan

memahami materi selanjutnya. Sehingga sangat mungkin jika siswa yang

memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh prestasi yang lebih baik pula

dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.

Meskipun demikian, tidak semua siswa yang memperoleh prestasi belajar

tinggi juga memiliki kemampuan awal yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, ada

siswa sebagian siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi namun pretasi

belajar rendah. Hal ini dimungkinkan karena terdapat hal-hal lain yang

mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya ada atau tidaknya hasrat dan

keinginan berhasil, ada atau tidaknya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, ada

atau tidaknya harapan dan cita-cita masa depan, ada atau tidaknya penghargaan

dalam belajar, ada atau tidaknya kegiatan menarik dalam belajar, serta ada atau

tidaknya lingkungan belajar yang kondusif.

Page 123: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

3. Hipotesis Ketiga

P-value (0,003) < α (0,05) dengan demikian Ho3 ditolak dan H13 diterima.

Artinya ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada

materi Hukum Gravitasi Newton. Dalam pembelajaran, motivasi berprestasi

adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau

menguasai pelajaran yang diikutinya dan meraih prestasi setinggi-tingginya pada

materi tersebut. Tanpa motivasi berprestasi, siswa tidak akan tertarik dan serius

dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya, dengan adanya motivasi berprestasi

yang tinggi siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses

pembelajaran. Dengan motivasi berprestasi yang tinggi siswa akan berupaya

sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai strategi positif untuk mencapai

keberhasilan dalam belajar, sebagaimana yang telah dibahas dalam kajian teori

tentang motivasi berprestasi halaman 28-31.

Hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh

motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi

Newton. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi memperoleh prestasi belajar

yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Rerata

hasil prestasi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah masing-

masing adalah 74,30 dan 69,83 (tabel 4.9). Seperti yang telah disebutkan di atas

bahwa motivasi berprestasi dapat menentukan penguatan belajar, memperjelas

tujuan belajar, serta menentukan ketekunan belajar. Seorang siswa yang telah

termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan

tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik. Sehingga sangat

Page 124: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

mungkin jika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh

prestasi yang lebih baik pula dibandingkan siswa yang memiliki motivasi

berprestasi rendah.

Meskipun demikian, tidak semua siswa yang memperoleh prestasi belajar

tinggi juga memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, ada

siswa sebagian siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi namun pretasi

belajar rendah. Hal ini dimungkinkan karena terdapat hal-hal lain yang

mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya ada atau tidaknya hasrat dan

keinginan berhasil, ada atau tidaknya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, ada

atau tidaknya harapan dan cita-cita masa depan, ada atau tidaknya penghargaan

dalam belajar, ada atau tidaknya kegiatan menarik dalam belajar, serta ada atau

tidaknya lingkungan belajar yang kondusif.

4. Hipotesis Keempat

P-value (0,760) > α (0,05) dengan demikian Ho4 diterima dan H14 ditolak.

Artinya tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal

terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton. Tidak

adanya interaksi ini antara model pembelajaran dengan kemampuan awal dapat

dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hipotesis pertama, pembelajaran fisika

menggunakan model TPS lebih baik daripada menggunakan model MAM

terhadap prestasi belajar. Sedangkan pada hipotesis kedua kemampuan awal

dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Pada pembelajaran

fisika dengan menggunakan model TPS maupun MAM, semakin tinggi

kemampuan awal siswa, akan semakin tinggi pula prestasinya. Sehingga apapun

Page 125: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

model pembelajaran yang diterapkan, siswa yang memiliki kemampuan awal

tinggi akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang

memiliki kemampuan awal rendah. Karena pengaruh yang ditimbulkan saling

independen maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara model

pembelajaran dengan kemampuan awal siswa.

5. Hipotesis Kelima

P-value (0,680) > α (0,05) dengan demikian Ho5 diterima dan H15 ditolak.

Artinya tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi

berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton.

Tidak adanya interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi

dapat dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hipotesis pertama, pembelajaran

fisika menggunakan model TPS lebih baik daripada menggunakan model MAM

terhadap prestasi belajar. Sedangkan hipotesis ketiga motivasi berprestasi

dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Pada pembelajaran

fisika dengan menggunakan model TPS maupun MAM, semakin tinggi motivasi

berprestasi siswa, akan semakin tinggi pula prestasinya. Sehingga apapun model

pembelajaran yang diterapkan, siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki

motivasi berprestasi rendah. Karena pengaruh yang ditimbulkan saling

independen maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model

pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa.

6. Hipotesis Keenam

P-value (0,368) > α (0,05) dengan demikian Ho6 diterima dan H16 ditolak.

Page 126: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Artinya tidak ada interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi berprestasi

terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum gravitasi Newton. Tidak

adanya interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi berprestasi dapat

dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hipotesis kedua, kemampuan awal

dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan hipotesis

ketiga motivasi berprestasi dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi

belajar. Semakin tinggi kemampuan awal siswa, akan semakin tinggi pula

prestasinya, motivasi berprestasi juga menunjukkan efek yang sama, semakin

tinggi motivasi berprestasi, maka akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya,

sehingga keduanya mempengaruhi prestasi secara independen yang menyebabkan

tidak terjadinya interaksi.

7. Hipotesis Ketujuh

P-value (0,766) > α (0,05) dengan demikian Ho7 diterima dan H17 ditolak.

Artinya tidak ada interaksi antara model pembelajaran, kemampuan awal dan

motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi

Newton. Tidak adanya interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi

berprestasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hipotesis pertama,

pembelajaran fisika menggunakan model TPS lebih baik daripada menggunakan

model MAM terhadap prestasi belajar. Hipotesis kedua, kemampuan awal

dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan hipotesis

ketiga motivasi berprestasi dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi

belajar. Pada pembelajaran fisika dengan menggunakan model TPS maupun

MAM, semakin tinggi kemampuan awal dan motivasi berprestasi siswa, akan

Page 127: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

semakin tinggi pula prestasinya. Sehingga ketiganya mempengaruhi prestasi

secara independen yang menyebabkan tidak terjadinya interaksi.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah berusaha semaksimal

mungkin, akan tetapi peneliti menyadari sepenuhnya bahwa hasil yang diperoleh

mungkin belum memenuhi harapan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang

membatasi hasil penelitian ini, antara lain :

1) Tes prestasi belajar hanya pada aspek kognitif saja, sedangkan aspek

psikomotor dan afektif tidak diperlakukan sebagai variabel karena analisis

statistik yang semakin banyak.

2) Pembelajaran Think Pair Share dan Make A Match masih di anggap hal baru

baik oleh guru maupun siswa sehingga proses belajar mengajar yang terjadi

tidak dapat berjalan maksimal.

3) Efektivitas pembelajaran masih rendah sehingga ada beberapa siswa yang

tidak aktif bekerja.

4) Timbul kegaduhan-kegaduhan yang menyulitkan guru untuk mengatasi.

Page 128: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisi bab IV diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis diperoleh harga P-value =0,010, karena P-

value < 0,05 maka keputusan ujinya H01 di tolak dan H11 di terima

sehingga ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model TPS

dan MAM terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum

Gravitasi Newton di mana siswa yang di beri perlakuan menggunakan

model TPS memiliki rerata prestasi belajar yang lebih baik daripada

siswa yang di beri perlakuan menggunakan model MAM dengan rerata

masing-masing 73,09 untuk model TPS dan 69,78 untuk model MAM.

2. Hasil pengujian hipotesis diperoleh harga P-value = 0,000, karena P-

value < 0,05 maka keputusan ujinya H02 di tolak dan H12 di terima

sehingga ada pengaruh kemampuan awal (tinggi dan rendah) terhadap

prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton di mana

rerata prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi

lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah

dengan rerata masing-masing 74,00 untuk siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi dan 69,18 untuk siswa yang memiliki

kemampuan awal rendah.

110

Page 129: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111  

  

3. Hasil pengujian hipotesis di peroleh harga P-value = 0,003, karena P-

value < 0,05 maka keputusan ujinya H03 di tolak dan H13 di terima

sehingga ada pengaruh motivasi berprestasi (tinggi dan rendah)

terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton

di mana rerata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi

berprestasi baik daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi

rendah dengan rerata masing-masing 74,30 untuk siswa yang memiliki

motivasi berprestasi tinggi dan 69,83 untuk siswa yang memiliki

motivasi berprestasi rendah.

4. Hasil pengujian hipotesis diperoleh harga P-value = 0,760, karena P-

value > 0,05 maka keputusan ujinya H04 di terima dan H14 di tolak

sehingga tidak ada interaksi antara kemampuan awal (tinggi dan

rendah) terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi

Newton di mana rerata prestasi belajar siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi maupun rendah mempunyai rerata prestasi

belajar yang sama walaupun di beri perlakuan model pembelajaran

TPS dan MAM. Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan

menggunakan model pembelajaran TPS dan MAM memberikan rerata

prestasi belajar yang tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan awal

rendah memberikan rerata prestasi yang rendah.

5. Hasil pengujian hipotesis diperoleh harga P-value = 0,680, karena P-

value > 0,05 maka keputusan ujinya H05 di terima dan H15 di tolak

sehingga tidak ada interaksi antara motivasi berprestasi (tinggi dan

Page 130: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112  

  

rendah) terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi

Newton di mana rerata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi

berprestasi tinggi maupun rendah mempunyai rerata prestasi belajar

yang sama walaupun di beri perlakuan model pembelajaran TPS dan

MAM. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan

menggunakan model pembelajaran TPS dan MAM memberikan rerata

prestasi belajar yang tinggi dan siswa yang memiliki motivasi

berprestasi rendah memberikan rerata prestasi yang rendah.

6. Hasil pengujian hipotesis diperoleh harga P-value = 0,368, karena P-

value > 0,05 maka keputusan ujinya H06 di terima dan H16 di tolak

sehingga tidak ada interaksi antara kemampuan awal (tinggi dan

rendah) dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika

pada materi Hukum Gravitasi Newton di mana siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi dan motivasi berprestasi tinggi memberikan

rerata prestasi belajar yang tinggi dan siswa yang memiliki

kemampuan awal rendah dan motivasi berprestasi rendah memberikan

rerata prestasi yang rendah.

7. Hasil pengujian hipotesis diperoleh harga P-value = 0,766, karena P-

value > 0,05 maka keputusan ujinya H07 di terima dan H17 di tolak

sehingga tidak ada interaksi antara kemampuan awal (tinggi dan

rendah) terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi

Newton di mana rerata prestasi belajar siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi maupun rendah mempunyai rerata prestasi

Page 131: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113  

  

belajar yang sama walaupun di beri perlakuan model pembelajaran

TPS dan MAM. Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan

menggunakan model pembelajaran TPS dan MAM memberikan rerata

prestasi belajar yang tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan awal

rendah memberikan rerata prestasi yang rendah.

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang di peroleh,

penelitian ini memberikan implikasi sebagai berikut :

1. Implikasi teoritis

a. Memperluas pengetahuan mengenai faktor-faktor yang dapat

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

b. Metode pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan materi

pembelajaran yang akan disampaikan

2. Implikasi praktis

a. Untuk mendapat prestasi yang lebih baik pada materi Hukum

Gravitasi Newton, model pembelajaran yang tepat digunakan

adalah model Think Pair Share (TPS) karena dengan

menggunakan model TPS siswa di beri kesempatan bekerja secara

individu dan kelompok

b. Untuk pembelajaran pada materi Gravitasi Umum guru perlu

memperhatikan kemampuan awal siswa.

Page 132: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114  

  

c. Untuk pembelajaran pada materi Gravitasi Umum guru perlu

memperhatikan motivasi berprestasi siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang di peroleh, maka

peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada guru

a. Dalam penggunaan model pembelajaran TPS hendaknya

dilakukan dengan persiapan yang matang sehingga pembelajaran

dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Beberapa hal yang

perlu dipersiapkan antara lain guru mempersiapkan dan membagi

siswa dalam berpasangan secara heterogen, memberi masalah

dalam bentuk animasi yang menarik, tidak semua pasangan

kelompok mampu mengerjakan soal sehingga guru perlu

mengecek dan berkeliling untuk memberi bantuan.

b. Sebelum pembelajaran Hukum Gravitasi Newton dengan

menggunakan model pembelajaran TPS dilakukan hendaknya guru

melakukan tes untuk mengukur kemampuan awal. Apabila

kemampuan awal masih rendah, guru bisa mengulang dan

merefresh kembali materi sebelumnya. Dengan demikian akan

dapat meningkatkan kemampuan awal siswa.

Page 133: PEMBELAJARAN FISIKA MODE L PAIR SHARE TPS) DAN … · PEMBELAJARAN FISIKA MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MODEL MAKE A MATCH (MAM) DI TINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115  

  

c. Dalam pembelajaran Hukum Gravitasi Newton, untuk

membangkitkan motivasi berprestasi dapat dilakukan dengan cara

memberikan reward kepada siswa yang berprestasi.

2. Kepada peneliti

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk

penelitian yang sejenis dengan kompetensi dasar yang lain.

b. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah variabel

bebas yang lain.