pembelajaran bahasa inggris untuk tujuan...

147
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN PROFESI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 JAKARTA TESIS Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia OLEH Endang Sundari NPM 6705030134 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008 Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Upload: lykhanh

Post on 30-Jan-2018

239 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

1

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN

PROFESI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 JAKARTA

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia

OLEH

Endang Sundari NPM 6705030134

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2008

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

fib
Note
Silakan klik bookmarks untuk link ke halaman isi
Page 2: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

i

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis ini telah diujikan pada hari Kamis, tanggal 24 Juli 2008, pukul 09.00 WIB,

dengan susunan tim penguji sebagai berikut.

1. Umar Muslim, Ph. D (Ketua Penguji) …………….....................................................

2. Prof. Dr. Rahayu S. Hidayat (Pembimbing 1 /Anggota Penguji) …………………..

3. Diding Fachrudin, MA (Pembimbing 2/Anggota Penguji) ………………………….

4. Dr. Sisilia S. Halimi (Anggota penguji) ……………………………………………….

Depok, Juli 2008

Disahkan oleh:

Ketua Program Studi Linguistik Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Program Pascasarjana FIB UI Universitas Indonesia

M. Umar Muslim, Ph. D Dr. Bambang Wibawarta

NIP. 131965937 NIP. 131882265

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 3: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya naikkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah dan Pengasih.

Akhirnya saya dapat menyelesaikan penulisan tesis sebagai syarat untuk menyelesaikan

program S2 Program Studi Linguistik pada Program Pascasarjana Universitas

Indonesia.

Tesis ini merupakan usaha untuk menghasilkan suatu silabus yang dapat

mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan profesi. Saya

tertarik untuk memilih topik ini karena melihat peluang kerja yang tidak dapat diisi oleh

lulusan SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen karena bahasa Inggris mereka

dinilai kurang.

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sangat tulus

dan penghargaan setinggi-tingginya kepada ibu Prof. Dr. Rahayu Hidayat, selaku

pembimbing pertama dan bapak Diding Fachrudin, MA, selaku pembimbing kedua

saya. Meskipun beliau dalam keadaan yang sangat sibuk, namun masih memberikan

waktunya untuk bimbingan tesis. Terutama, di saat keputusasaan melanda, beliau

memompa semangat agar saya tetap bertahan sehingga mampu menyelesaikan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga ingin saya sampaikan kepada:

(1) Bapak Umar Muslim, Ph. D dan Dr. Sisilia S. Halimi yang telah memberikan

masukan serta saran untuk perbaikan tesis ini.

(2) Bapak Drs. H. Margani M. Mustar, M.Sc, kepala dinas Pendidikan Menengah

dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta yang telah memberikan beasiswa selama

empat semester untuk pendidikan di tingkat magister ini.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 4: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

iii

(3) Bapak Drs. Ratiyono, M.Si, kepala Subdistendik dinas Dikmenti DKI Jakarta

dan stafnya yang telah mengurus keperluan saya dalam mengikuti studi di

tingkat magister ini.

(4) Bapak Drs. Waluyo Hadi, kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N)

6 Jakarta yang telah memberikan ijin belajar selama dua tahun dan berbagai

kemudahan lainnya.

(5) Semua rekan guru bahasa Inggris SMK N 6 Jakarta yang dengan ikhlas telah

menanggung beban yang seharusnya saya pikul selama saya studi. Tak lupa

pula rekan-rekan guru komputer dan staf Tata Usaha (TU) yang telah banyak

saya ganggu untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam pengetikan

tesis ini serta rekan guru lainnya yang dengan penuh perhatian membesarkan

hati saya disaat keputusasaan datang.

Akhirnya, pernyataan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan penuh kasih

sayang saya tujukan kepada keluarga tercinta, papi Harun, suami saya, yang selama

saya studi menjadi terabaikan, terutama ketiga buah hati saya: Gesit, Bintang, dan si

bungsu Vesia yang lahir di awal studi saya, yang merasa kehilangan. Terima kasih

untuk doa, pengertian, dan semangat yang diberikan. Kepada orang tua dan sanak

saudara saya juga saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas doa yang

senantiasa mengalir untuk kelancaran studi saya.

Harapan saya kiranya semua pihak yang telah mendorong saya menyelesaikan tesis

ini mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Murah.

Cibinong, 24 Juli 2008

Endang Sundari

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 5: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv

ABSTRAK ...............................................................................................................viii

ABSTRACT .............................................................................................................. ix

DAFTAR DIAGRAM ................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ................................................................... 8

1.3 Cakupan Penelitian ................................................................................... 8

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

1.5 Kemaknawian Penelitian ........................................................................ 11

BAB 2 KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN

2.1 English for Specific Purposes (ESP) ....................................................... 12

2.1.1 Konsep Dasar English for Specific Purposes (ESP) ...................... 13

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 6: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

v

2.1.2 Klasifikasi English for Specific Purposes (ESP) ............................ 20

2.2 Prinsip dalam Perancangan Silabus English for Occupational Purposes

(EOP)

2.2.1 Pengertian Silabus .......................................................................... 25

2.2.2 Silabus Bahasa Inggris Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ........ 31

2.2.3 Materi Pembelajaran English for Occupational Purposes

(EOP) .............................................................................................. 34

2.2.4 Analisis Kebutuhan ........................................................................ 37

2.3 Metodologi Penelitian ............................................................................... 48

2.3.1 Metode Penelitian Survei ................................................................. 48

2.3.1.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 48

2.3.1.2 Teknik Analisis Data............................................................. 52

2.3.2 Metode Penelitian Kasus ................................................................... 52

2.3.2.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 52

2.3.2.2 Teknik Analisis Data ............................................................ 58

2.4 Rangkuman................................................................................................. 59

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 7: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

vi

BAB 3 SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMKN) 6 JAKARTA

3.1 Visi Sekolah ............................................................................................ 60

3.2 Misi Sekolah ............................................................................................ 62

3.3 Kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) 6

Jakarta ...................................................................................................... 63

3.4 Silabus Bahasa Inggris Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

(SMK N) 6 Jakarta ................................................................................... 70

3.5 Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) 6 Jakarta ............. 81

3.6 Guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

(SMK N) 6 Jakarta ................................................................................... 83

3.7 Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri (SMK N) 6 Jakarta ....................................................................... 86

BAB 4 ANALISIS KEBUTUHAN DAN SILABUS ENGLISH FOR

OCCUPATIONAL (EOP)

4.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................. 90

4.1.1 Kebutuhan Pemerintah Akan Bahasa Inggris ....................................... 90

4.1.2 Kebutuhan Institusi/Sekolah Akan Bahasa Inggris............................... 91

4.1.3 Kebutuhan Siswa Akan Bahasa Inggris ............................................... 91

4.1.3.1 Keadaan Pemelajar .................................................................. 92

4.1.3.2 Tingkat Kemampuan Bahasa Inggris Pemelajar ..................... 94

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 8: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

vii

4.1.3.3 Minat Pemelajar Terhadap Bahasa Inggris ............................. 95

4.1.3.4 Gaya Belajar Pemelajar ......................................................... 100

4.1.3.5 Sikap Pemelajar Terhadap Bahasa Inggris ............................ 106

4.1.3.6 Tujuan dan Harapan Pemelajar Terhadap Bahasa

Inggris .................................................................................... 109

4.1.4 Kebutuhan Dunia Kerja Akan Bahasa Inggris ................................... 111

4.2 Silabus EOP untuk siswa kelas X SMK N 6 Jakarta .................................... 114

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan................................................................................................. 123

5.2 Saran....................................................................................................... 125

DAFTAR ACUAN ..................................................................................................126

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 9: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

x

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 2.1 Klasifikasi ESP (Dudley-Evans dan St. John, 1998) ………………21

Diagram 2.2 Klasifikasi ESP (Hutchinson dan Waters, 1987) …………………..23

Diagram 2.3 Klasifikasi ESP (Robinson, 1991) …………………………………24

Diagram 2.4 Kerangka Konseptual ………………………………………………47

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 10: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Alumni SMK N 6 Jakarta Tahun 2000-2006.

2. Daftar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) 6 Jakarta

Tahun Pelajaran 2007/2008.

3. Kuesioner untuk Responden Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK N) 6 Jakarta.

4. Panduan Wawancara untuk Guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri (SMK N) 6 Jakarta.

5. Panduan Wawancara untuk Praktisi Dunia Kerja.

6. Soal TOEIC Regional 2007.

7. Daftar Konversi (Conversion Table).

8. Skor TOEIC dan interpretasinya.

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

12. Ujian Nasional Bahasa Inggris Tahun Pelajaran 2006/2007.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 11: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Materi Pembelajaran EOP …………………………………………. 36

Tabel 2.2 Responden Kelas X ………………………………………………… 51

Tabel 2.3 Panduan Analisis Dokumen ………………………………………... 53

Tabel 2.4 Pelaksanaan Wawancara dengan Informan Guru ………………….. 54

Tabel 2.5 Pelaksanaan Wawancara dengan Informan Praktisi Dunia Kerja ….. 57

Tabel 3.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris SMK … 66

Tabel 3.2 Siswa SMK N 6 Jakarta …………………………………………….. 82

Tabel 4.1 Usia Pemelajar Kelas X …………………………………………….. 92

Tabel 4.2 Lamanya Pemelajar Kelas X Belajar Bahasa Inggris ……………..... 93

Tabel 4.3 Bahasa Sehari-hari yang Digunakan Pemelajar Kelas X di Rumah … 94

Tabel 4.4 Perolehan Skor TOEIC Pemelajar Kelas X ………………………..... 95

Tabel 4.5 Mengerjakan Tugas atau Pekerjaan Rumah Bahasa Inggris Tepat

Waktu ……………………………………………………………....... 96

Tabel 4.6 Mengikuti Kursus, Kegiatan, dan Lomba Bahasa Inggris …………... 97

Tabel 4.7 Mendengarkan Lagu, Cerita, dan Film Berbahasa Inggris ………….. 98

Tabel 4.8 Membaca Buku, Koran, Majalah, dan Artikel Berbahasa Inggris …... 99

Tabel 4.9 Berbahasa Inggris dengan Teman, Guru, dan Orang Lain yang

Senang Berbahasa Inggris ………………………………………….. 100

Tabel 4.10 Materi Pembelajaran Bahasa Inggris Teoretis …………………….. 101

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 12: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

xiii

Tabel 4.11 Materi Pembelajaran Bahasa Inggris Praktis ………………………… 102

Tabel 4.12 Guru Lebih Banyak Ceramah ………………………………………... 103

Tabel 4.13 Pemelajar Lebih Banyak Beraktivitas ……………………………….. 104

Tabel 4.14 Tugas Dikerjakan Secara Perorangan ………………………………... 105

Tabel 4.15 Tugas dikerjakan Secara Kelompok ………………………………..... 106

Tabel 4.16 Bahasa Inggris Sangat Penting untuk Dipelajari …………………….. 106

Tabel 4.17 Kemampuan Berbahasa Inggris Merupakan Syarat Utama Bekerja

di Perusahaan ……………………………………………………….... 107

Tabel 4.18 Bahasa Inggris Perlu Diajarkan Sejak Taman Kanak-kanak ………..... 108

Tabel 4.19 Alasan Pemelajar Memilih Belajar di SMK ………………………...... 109

Tabel 4.20 Yang Ingin Dipelajari di SMK ……………………………………...... 110

Tabel 4.21 Yang Dilakukan Setelah Lulus ……………………………………...... 110

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 13: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

viii

ABSTRAK

Pembelajaran bahasa Inggris di SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang siap mengisi kesempatan bekerja. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Inggris berorientasi ke dunia kerja. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) 6 Jakarta, Jl. Prof Joko Sutono, SH nomor 2 A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan lima perusahaan di sekitar lokasi sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakanl silabus bahasa Inggris untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) bidang keahlian bisnis dan manajemen yang dapat mempersiapkan lulusannya siap bekerja, yang dinamakan silabus English for Occupational Purposes (EOP). Untuk menciptakan silabus EOP ini dilakukan penelitian survei dengan menyebarkan kuesioner dan pengetesan, serta penelitian kasus dengan mengadakan analisis dokumen yang terkait dan wawancara. Kuesioner dan pengetesan dilakukan terhadap responden siswa SMK N 6 Jakarta kelas X. Analisis dokumen dilakukan terhadap Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan silabus bahasa Inggris SMK N 6 Jakarta. Wawancara dilakukan dengan guru, wakil kepala sekolah, kepala sekolah, dan praktisi dunia kerja. Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan pengetesan dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data yang diperoleh dari analisis dokumen dan wawancara dianalisis secara kualitatif. Ada dua hasil utama dari tesis ini: (1) daftar kompetensi bahasa Inggris yang berguna di dunia kerja dan (2) silabus EOP. Daftar kompetensi ini dimaksudkan untuk kelas X. Namun, daftar itu juga dapat diberlakukan untuk kelas XI dan XII dengan kedalaman yang berbeda. Di samping dua hasil utama yang diperoleh, penelitian ini menghasilkan dua temuan, yakni (1) kelemahan dalam pembelajaran bahasa Inggris dan (2) kesamaan kebutuhan dari pihak yang terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris. Kelemahan pembelajaran itu terdapat dalam KTSP, silabus, guru, dan siswa. Untuk kebutuhan yang dipandang sama yaitu dalam hal orientasi pembelajaran bahasa Inggris yang mengarah pada tujuan kerja.Temuan ini mengindikasikan bahwa silabus EOP sesuai untuk SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen. Pembelajaran bahasa Inggris dengan silabus EOP dengan enam kompetensi dasar yang telah dirumuskan diharapkan dapat mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 14: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

ix

ABSTRACT The aim of English learning at Senior Vocational High School/SMK business and management program is to produce the SMK graduates to be ready to fill the job vacancies. So, orientation of the English learning program is occupational purposes. The research was conducted at Government Senior Vocational High School/SMK N 6 Jakarta, Jl. Prof. Joko Sutono, SH, No.2A, Kebayoran Baru, South Jakarta and five companies around SMK N 6 Jakarta. The aims of the research are to identify useful competencies in working places and to create English for occupational Purposes (EOP) syllabus for SMK of business and management program, especially SMK N 6 Jakarta. The EOP syllabus was designed for preparing the SMK N 6 Jakarta graduates to fill job vacancies. The writer held survey and case research by using research instruments such as questionnaires, English proficiency test, documents analysis, and interview. The questionnaires and English proficiency test were given to SMK N 6 Jakarta students of grade X. Documents analysis were for analyzing Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) number 20, 2003, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK N 6 Jakarta, and English syllabus of SMK N 6 Jakarta. The interview was conducted for teachers, vice headmaster, headmaster, and practitioners of working places. Data gained from questionnaires and English proficiency test were analyzed quantitatively, while data of documents analysis and interview were analyzed qualitatively. There were two main results of the research, they are (1) list of useful competencies in working places and (2) EOP syllabus. Besides the main results, the research had findings (1) weaknesses in learning English and (2) the same needs in learning English among stakeholders. Their same needs is English learning to prepare students in filling job vacancies. It means that EOP syllabus is suitable for SMK business and management program.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 15: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga pendidikan formal

kejuruan yang mempersiapkan lulusannya untuk bekerja (Undang-undang

Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 3 penjelasan pasal 15). Oleh

karena itu, setelah menyelesaikan pendidikan mereka segera bekerja walaupun

ada sebagian yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni ke

akademi ataupun perguruan tinggi. Kenyataan yang ditemui peneliti ini di

lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya lulusan SMK bekerja di berbagai

perusahaan lokal dan asing.

Di Jakarta, terdapat delapan jenis SMK: (1) sekolah menengah kejuruan

bidang keahlian bisnis dan manajemen, (2) sekolah menengah kejuruan bidang

keahlian teknologi dan informasi, (3) sekolah menengah kejuruan bidang keahlian

pariwisata, (4) sekolah menengah kejuruan bidang keahlian kerajinan dan seni, (5)

sekolah menengah kejuruan bidang keahlian pekerjaan sosial, (6) sekolah

menengah kejuruan bidang keahlian farmasi, (7) sekolah menengah kejuruan

bidang keahlian kelautan, dan (8) sekolah menengah kejuruan bidang keahlian

grafika. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian ini adalah SMK

bidang keahlian bisnis dan manajemen.

Untuk mempersiapkan lulusannya bekerja SMK bidang keahlian bisnis dan

manajemen memberikan pembekalan berupa berbagai mata pelajaran dan praktik

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 16: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

2

kerja lapangan (PKL) di industri selama kurang lebih tiga bulan. Mata pelajaran

yang diajarkan di SMK kelompok bisnis dan manajemen dikelompokkan ke

dalam tiga jenis, yakni kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Mata pelajaran

kelompok normatif mengajarkan mata pelajaran yang mengandung norma dalam

kehidupan bermasyarakat yang meliputi mata pelajaran Pendidikan Agama,

Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani, Olah Raga

dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Mata pelajaran kelompok adaptif mengajarkan

mata pelajaran yang dapat membantu siswa menyesuaikan diri terlibat dalam

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang meliputi Bahasa Inggris,

Matematika, Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi, Kewirausahaan,

Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran kelompok

produktif atau kejuruan mengajarkan berbagai keterampilan yang disesuaikan

dengan masing-masing program keahlian (administrasi perkantoran, akuntansi,

dan penjualan), misalnya surat-menyurat, perpajakan, dan pemasaran. Mata

pelajaran kelompok produktif merupakan yang paling erat kaitannya dengan dunia

kerja karena mata pelajaran ini mengajarkan berbagai macam keterampilan yang

terdapat di dunia kerja. Seperti pada kelompok mata pelajaran produktif, peneliti

ini berpendapat bahwa mata pelajaran bahasa Inggris untuk SMK walaupun

termasuk kelompok adaptif, kompetensi yang terkandung di dalamnya harus

bersifat produktif karena bahasa Inggris ini menjadi sarana penting dalam

melakukan berbagai aktivitas produktif di dunia kerja, seperti menangani tamu,

dan memberikan informasi.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 17: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

3

Seperti diuraikan di atas, sebagian besar lulusan SMK bekerja setelah

menyelesaikan pendidikannya. Peneliti ini tertarik meneliti pemakaian bahasa

Inggris yang ada di lingkungan kerja karyawan lulusan SMK bidang keahlian

bisnis dan manajemen. Berdasarkan pengamatan peneliti ini menarik kesimpulan

bahwa bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan lulusan SMK

bidang keahlian bisnis dan manajemen tidak banyak melibatkan pemakaian

bahasa Inggris baik secara lisan maupun tertulis. Dari penelusuran alumni SMK N

6 Jakarta yang berhasil didokumentasikan tahun 2001 hingga 2008 terungkap

sebagian besar alumni bekerja pada bagian yang tidak melibatkan pemakaian

bahasa Inggris, seperti pekerjaan di bagian administrasi, keuangan, dan

pemasaran. Selain itu, survei di beberapa perusahaan tempat alumni bekerja dan

tempat siswa melaksanakan PKL juga menunjukkan keadaan yang sama.

Kemungkinan, yang menjadi penyebabnya adalah (1) ruang lingkup pekerjaan

tidak membutuhkan pemakaian bahasa Inggris dan (2) kemampuan berbahasa

Inggris karyawan lulusan SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen tidak

memadai untuk menangani pekerjaan tersebut.

Berikut ini diuraikan penyebab pertama, yakni jenis pekerjaan yang tidak

membutuhkan pemakaian bahasa Inggris. Kondisi ini terjadi di perusahaan lokal

dan perusahaan asing. Di perusahaan lokal yang tidak memiliki hubungan dengan

luar negeri ataupun orang asing dapat dikatakan sangat sedikit bahkan tidak ada

pemakaian bahasa Inggris dalam pekerjaan sehari-hari. Untuk perusahaan asing

yang memiliki hubungan dengan luar negeri ataupun orang asing, bahasa Inggris

dipakai dengan efektif untuk menangani berbagai macam pekerjaan. Namun, jenis

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 18: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

4

pekerjaan ini biasanya diisi oleh karyawan minimal lulusan D3, bukan lulusan

SMK. Di perusahaan asing, karyawan lulusan SMK itu belum mendapatkan

jabatan tinggi, sehingga pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya tersebut tidak

melibatkan pemakaian bahasa Inggris.

Penyebab kedua, kemampuan berbahasa Inggris karyawan lulusan SMK

kelompok bisnis dan manajemen tidak memadai untuk menangani pekerjaan yang

ada. Di perusahaan yang memiliki hubungan dengan luar negeri atau orang asing,

bahasa Inggris menjadi sarana mutlak dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.

Karena ketidakmampuan berbahasa Inggris, karyawan lulusan SMK kelompok

bisnis dan manajemen tidak dapat menduduki jabatan yang ditawarkan. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk dapat merebut kesempatan bekerja, siswa SMK

kelompok bisnis dan manajemen harus mampu berbahasa Inggris. Keterbatasan

kemampuan tersebut akan menjadi hambatan dalam bersaing.

Selanjutnya, peneliti ini menduga ada kelemahan dalam pembelajaran bahasa

Inggris di SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen tersebut. Oleh karena itu,

perlu diadakan penelitian mengenai pembelajaran bahasa Inggris yang dapat

membekali siswa SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen agar dapat mengisi

kesempatan bekerja.

Dalam penulisan tesis, peneliti ini menggunakan istilah pembelajaran dan

pengajaran sesuai dengan maknanya. Makna keduanya diambil dari Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), 2005. Dalam kamus tersebut, pembelajaran diartikan

“proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”. Ini

mengandung pengertian bahwa ada dua pihak yang terlibat secara aktif, yakni

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 19: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

5

guru dan siswa. Aktivitas guru meliputi persiapan membuat program pengajaran

hingga upaya memperbaiki kelemahan siswa dalam belajar. Jadi aktivitas

berlangsung dua arah, yakni dari guru ke siswa dan sebaliknya dari siswa ke guru.

Untuk pengajaran diartikan “proses, cara, perbuatan mengajarkan”. Definisi ini

mengandung pengertian bahwa kegiatan berlangsung satu arah. Pihak yang aktif

adalah guru terkait dengan pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada

siswa. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan

padanan arti dari bahasa Inggris learning, sedangkan pengajaran padanan dari

teaching.

Penelitian ini dilakukan terhadap SMK Negeri (SMK N) 6 Jakarta yang

merupakan satu dari SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen. Di SMKN 6

Jakarta ada tiga kelas/tingkat, yakni kelas X (sepuluh), XI (sebelas), dan XII (dua

belas). Secara khusus, penelitian ini dilakukan terhadap kelas X (sepuluh). Peneliti

ini berpendapat bahwa mata pelajaran bahasa Inggris sejak kelas X harus sudah

berorientasi ke dunia kerja karena dua alasan: (1) waktu belajar di SMK

berlangsung hanya tiga tahun dan (2) siswa yang masuk ke SMK sudah memiliki

kemampuan bahasa Inggris dasar, sehingga pembelajaran bahasa Inggris di SMK

tidak lagi dimulai dari pengetahuan dasar, tetapi dilanjutkan ke keterampilan yang

lebih maju.

Peneliti ini menilai silabus bahasa Inggris SMK bidang keahlian bisnis dan

manajemen yang dikembangkan dari kurikulum SMK yang dikenal dengan

sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) belum berorientasi ke

dunia kerja. Oleh karena itu, peneliti ini ingin menghasilkan silabus yang

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 20: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

6

memiliki kaitan erat dengan persiapan memasuki dunia kerja yang didasarkan

pada hasil penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Sesuai dengan uraian

di atas, model silabus yang akan dihasilkan ini ditujukan untuk kelas X.

Istilah KTSP dalam penelitian ini diacu dari Bahan Bimbingan Teknis

Penyusunan KTSP dan Silabus Sekolah Menengah Kejuruan, 2006. Dalam

Bimbingan Teknis tersebut dinyatakan KTSP adalah “kurikulum operasional yang

disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan”. Dengan

demikian, setiap sekolah membuat kurikulumnya sendiri sesuai dengan petunjuk

yang diberikan.

Silabus yang dihasilkan dalam penelitian ini berorientasi ke dunia kerja. Oleh

karena itu, peneliti ini menyebutnya silabus bahasa Inggris untuk tujuan kerja

atau profesi. Untuk memahami istilah silabus peneliti ini mengacu pada definisi

yang dinyatakan dalam Bimbingan Teknis di atas yang berbunyi: “silabus adalah

rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu

yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi

untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar”. Untuk

memudahkan pemahaman, peneliti ini menyebut pembelajaran dan silabus yang

terkait dengan tujuan kerja dengan istilah pembelajaran EOP dan silabus EOP.

Istilah EOP (English for Occupational Purposes) ini diacu dari gagasan

Dudley-Evans dan St. John (1998). Menurut Dudley-Evans dan St John (1998),

EOP adalah bahasa Inggris yang diajarkan untuk tujuan pekerjaan. EOP

merupakan salah satu cabang dari ESP (English for Specific Purposes). Cabang

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 21: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

7

lainnya dari ESP adalah EAP (English for Academic Purposes), yakni bahasa

Inggris yang diajarkan untuk tujuan akademis.

Penelitian terdahulu mengenai silabus EOP telah dilakukan oleh Djuwari

(1997), dan Sudarto (1999). Untuk menyusun silabus EOP bagi mahasiswa

jurusan ekonomi, Djuwari (1997) mengadakan penelitian dengan melakukan

analisis kebutuhan. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner,

mengadakan wawancara, dan survei. Sumber data dalam penelitiannya itu ialah

mahasiswa, dosen, pembantu rektor, dan rektor di STIE Perbanas Surabaya. Hasil

penelitiannya adalah silabus EOP untuk semester dua dengan penekanan pada

fungsi bahasa (language function) yang terbagi atas keterampilan lisan dan

tertulis.

Berbeda dengan Djuwari (1997), Sudarto (1999) melakukan penelitian dalam

merancang silabus EOP untuk akademi sekretaris di Jakarta yang sudah memiliki

silabus tertentu. Menurut Sudarto (1999), walaupun sudah ada silabus bahasa

Inggris baku tetap perlu diadakan perbaikan karena bahasa Inggris mengalami

perkembangan. Hasil penelitian Sudarto (1999) adalah rancangan silabus EOP

untuk akademi sekretaris semester satu hingga semester enam.

Selain Djuwari (1997) dan Sudarto (1999), peneliti lain yang

mengembangkan analisis kebutuhan yaitu Kusni (2004). Ia melakukan analisis

kebutuhan untuk mengadakan reformulasi perancangan program ESP di

perguruan tinggi. Penelitian Kusni (2004) menghasilkan sebuah model

perancangan yang disebut sebagai Model Kolaborasi Kolektif (MKK), yakni

suatu proses perancangan program ESP yang dilakukan secara bersama oleh

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 22: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

8

semua pihak yang berkepentingan dalam suatu forum diskusi, seminar, lokakarya,

dan sebagainya di bawah koordinasi pimpinan Program Studi (PS) dan fakultas.

Pada intinya ketiga peneliti di atas melakukan analisis kebutuhan sebagai

dasar dalam merancang suatu program bahasa Inggris untuk tujuan khusus (ESP)

baik EAP maupun EOP. Peneliti ini akan melakukan hal yang sama dengan ketiga

peneliti di atas, tetapi untuk tingkat SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen.

Melalui model silabus EOP siswa diharapkan mendapatkan pembelajaran bahasa

Inggris yang benar-benar mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, masalah utama penelitian ini adalah bahasa

Inggris seperti apa yang dibutuhkan di dunia kerja.

Masalah utama di atas dapat dijabarkan menjadi dua pertanyaan penelitian

berikut ini.

(1) Kompetensi bahasa Inggris seperti apa yang dibutuhkan siswa kelas X

SMK N 6 Jakarta?

(2) Silabus EOP seperti apa yang sesuai untuk siswa kelas X SMK N 6

Jakarta?

1.3 Cakupan Penelitian

Penelitian ini berbentuk studi kasus yang akan dilaksanakan di SMK N 6 Jakarta,

Sekolah ini dipilih karena merupakan salah satu sekolah yang sedang merintis

sebagai sekolah bertaraf international (SBI). Sebagai SBI, seharusnya SMK N 6

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 23: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

9

Jakarta memiliki silabus bahasa Inggris yang mempersiapkan siswanya memasuki

dunia kerja, sehingga akan meningkatkan persentase keterserapan lulusan oleh

dunia kerja. Peningkatan persentasi ini berpengaruh terhadap meningkatnya

kepercayaan masyarakat terhadap SMK N 6 Jakarta.

Secara khusus, penelitian ini dilakukan terhadap kelas X. Peneliti ini

berpendapat bahwa silabus EOP diterapkan mulai kelas X. Pertimbangannya

adalah secara teori siswa SMK belajar selama tiga tahun. Pratiknya, mereka

belajar di SMK selama dua setengah tahun. Berkurangnya waktu belajar ini

disebabkan siswa harus melaksanakan PKL paling sedikit tiga bulan ketika

mereka kelas XI dan proses pembelajaran efektif berakhir pada bulan Februari,

untuk memberi kesempatan kepada siswa menyelesaikan karya tulisnya di saat

kelas XII dan aktifitas lainnya untuk menyongsong ujian nasional (UN).

Secara teoretis, seperti yang diungkapkan oleh Dudley-Evans dan St John

(1998), English for Specific Purposes (ESP) dibagi menjadi dua, yaitu English for

Academic Purposes (EAP) dan English for Occupational Purposes (EOP). EAP

adalah bahasa Inggris yang diajarkan untuk tujuan akademis, sedangkan EOP

adalah bahasa Inggris yang diajarkan untuk tujuan bekerja. Dalam penelitian ini,

materi penelitian dibatasi pada EOP yang disesuaikan dengan konteks SMK N 6

Jakarta. Pemilihan ini didasari oleh kenyataan bahwa lulusan SMK akan segera

bekerja setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.

Menurut Dudley-Evans dan St John (1998), ada lima tahap yang perlu

dilakukan dalam menyusun suatu program ESP (EAP dan EOP) , yaitu (1) analisis

kebutuhan, (2) tujuan yang ingin dicapai, (3) pemilihan dan penyusunan materi

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 24: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

10

pembelajaran, (4) pelaksanaan pembelajaran, dan (5) evaluasi. Kelima tahapan itu

tidak berdiri sendiri tetapi merupakan suatu jalinan yang saling terkait. Mengingat

keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti ini, maka peneliti ini hanya mengambil

tahapan yang pertama, yakni analisis kebutuhan. Hal ini berarti membuka

kesempatan peneliti lain yang memiliki minat yang sama untuk mengembangkan

penelitian selanjutnya.

Tahapan di atas oleh Graves (2000) dirangkum dalam satu kegiatan yang

disebut analisis kebutuhan. Graves (2000), membagi kebutuhan menjadi dua,

yakni informasi masa kini dan informasi masa depan. Informasi masa kini terdiri

dari (1) informasi tentang diri pemelajar, (2) tingkat kemampuan bahasa Inggris

pemelajar, (3) minat pemelajar, (4) gaya belajar pemelajar, dan (5) sikap

pemelajar tehadap bahasa Inggris. Informasi masa depan terdiri dari (1) tujuan dan

harapan pemelajar dalam mempelajari bahasa Inggris dan (2) keterampilan

komunikatif yang dibutuhkan. Graves (2000) menyatakan bahwa dalam

melaksanakan analisis kebutuhan bisa saja tidak semua aspek tersebut dianalisis

tetapi beberapa aspek yang memiliki keterkaitan erat dengan konteks yang

dimaksud.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan orientasi pendidikan kejuruan yakni menghasilkan lulusan yang

siap mengadapi dunia kerja diperlukan suatu silabus yang mendukung tujuan itu.

Untuk itu, peneliti ini mengadakan penelitian tentang silabus, khususnya silabus

bahasa Inggris yang dapat mempersiapkan lulusan SMK siap bekerja. Tujuan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 25: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

11

penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi kompetensi bahasa Inggris yang sesuai

dengan kebutuhan siswa SMK N 6 Jakarta dan (2) merancang silabus EOP untuk

siswa kelas X SMK N 6 Jakarta.

1.5 Kemaknawian Penelitian

Secara teoretis, hasil penelitian ini memberikan sumbangan kepada

pengembangan linguistik terapan pada pengajaran bahasa khususnya perancangan

silabus. Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan berbagai masukan bagi

guru bahasa Inggris SMK N 6 Jakarta dan lainnya dalam upaya mempersiapkan

program pengajaran bahasa Inggris yang berbasis dunia kerja. Selain itu, hasil

penelitian ini juga memberikan masukan kepada para stakeholders atau pemangku

kepentingan di SMK N 6 Jakarta dan para pengembang silabus.

Masalah silabus EOP penting diteliti karena silabus EOP merupakan silabus

yang efektif dalam mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja. Di dunia kerja

karyawan yang tidak mampu memahami dan menanggapi informasi dalam bahasa

Inggris akan kalah bersaing dengan yang mampu. Dengan demikian, melalui

pembelajaran bahasa Inggris yang menggunakan silabus EOP siswa akan

memiliki kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja sehingga meraih kesempatan

bekerja yang lebih luas dan memperoleh penghidupan yang lebih baik.

Silabus EOP ini dihasilkan melalui sejumlah teori. Penjelasan secara

terperinci mengenai teori itu dapat dilihat pada bab selanjutnya.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 26: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

12

BAB 2

KERANGKA TEORETIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tiga bahasan (1) bahasa Inggris untuk tujuan khusus

(English for Specific Purposes/ESP): konsep dasar dan klasifikasi (2) penyusunan

silabus EOP: analisis kebutuhan, materi pembelajaran EOP, dan silabus EOP, dan

(3) metodologi penelitian. Pada bagian metodologi penelitian diuraikan metode

yang digunakan dalam melaksanakan penelitian yang terdiri atas (1) metode

penelitian survei dan pengetesan dan (2) metode penelitian kasus.

2.1 English for Specific Purposes (ESP)

Menurut Dubin dan Olshtain (1986), status pengajaran bahasa Inggris

dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu bahasa Inggris yang diajarkan sebagai

bahasa pertama, bahasa kedua, dan bahasa asing. Bahasa Inggris sebagai bahasa

pertama diajarkan di negara yang penduduknya berbahasa Inggris, seperti Inggris,

Amerika, dan Australia. Bahasa Inggris ini digunakan sebagai bahasa sehari-hari

masyarakat itu.

Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, yakni bahasa Inggris bukan sebagai

bahasa nasional dan bahasa resmi; bahasa Inggris dipakai karena adanya faktor

sejarah: bekas negara jajahan, alasan sosial dan ekonomi, misalnya di Israel,

Kenya, Ethiopia, Malaysia, dan lain-lain. Di negara-negara tersebut bahasa Inggris

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 27: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

13

dipakai sebagai media pembelajaran di sekolah dan untuak berinteraksi dengan

lingkungan.

Bahasa Inggris sebagai bahasa asing, yakni pemakaian bahasa Inggris dalam

lingkup tertentu, misalnya untuk diajarkan di sekolah. Indonesia merupakan satu

dari negara yang menempatkan bahasa Inggris sebagai bahasa asing.

Sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, arah pembelajaran bahasa

Inggris untuk SMK berbeda dengan bahasa Inggris di sekolah menengah umum

(SMU). Arah pembelajaran bahasa Inggris di SMK disesuaikan dengan penjelasan

atas UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal

15 yang berbunyi, “pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Dengan demikian, bahasa Inggris untuk SMK mengandung tujuan khusus.

Selanjutnya, peneliti ini membahas bahasa Inggris untuk tujuan khusus itu yang

disebut English for Specific Purposes (ESP).

2.1.1 Konsep Dasar ESP

Hutchinson dan Waters (1987) sependapat dengan Dudley-Evans dan St. John

(1998) berpendapat bahwa terdapat dua periode yang melahirkan ESP. Pertama,

berakhirnya perang dunia kedua yang berdampak pada kemajuan pesat bidang

ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam skala internasional yang

didominasi oleh Amerika sehingga menjadikan bahasa Inggris menjadi bahasa

internasional. Kedua, krisis minyak pada tahun 1970-an yang berdampak pada

pemakaian bahasa Inggris yang semakin meluas ke negara-negara yang kaya

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 28: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

14

minyak. Sehubungan dengan hal ini muncul pemikiran untuk mengajarkan bahasa

Inggris sesuai dengan kebutuhan pemelajar.

Disamping itu, secara umum terjadi pergeseran fokus pengajaran bahasa

asing, dari fokus pendekatan dan metode ke fokus penggunaan bahasa untuk

komunikasi nyata, yang dipelopori oleh pencetus pendekatan komunikatif antara

lain Wilkins (1972, 1976) dan Munby (1978). Para ahli ini menyadari bahwa

pemelajar memiliki suatu kebutuhan khusus dalam mempelajari bahasa asing.

Maka dapat dikatakan bahwa ESP merupakan pengembangan dari pendekatan

komunikatif.

Hutchinson dan Waters (1987:21) menyatakan “ESP is an approach to

language teaching which is aimed to meet the needs of particular learners”.

Pernyataan ini mengandung makna bahwa isi materi pengajaran adalah yang

betul-betul dibutuhkan pemelajar. Jadi, fokus utama pengajaran ESP adalah

keterampilan bahasa yang berkaitan dengan kebutuhan atau disiplin ilmu tertentu.

Hutchinson dan Waters (1987) berpendapat munculnya ESP berawal dari

jawaban atas pertanyaan why does the learner need to learn a foreign language?

Jawaban atas pertanyaan itu akan berkisar pada siapa yang belajar, dan

keterampilan berbahasa apa yang diperlukan. Jawaban itulah yang berpengaruh

dalam merancang materi pembelajaran bahasa Inggris. Selanjutnya, gagasan

Hutchinson dan Waters (1987) ini dikembangkan oleh para ahli ESP lainnya. Oleh

karena itu gagasan Hutchinson dan Waters ini dapat dipandang sebagai tonggak

berdirinya ESP. Gagasan Hutchinson dan Waters (1987) ini dapat diterapkan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 29: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

15

untuk konteks SMK khususnya pernyataannya tentang materi atau pun

keterampilan bahasa yang diajarkan yang sesuai dengan kebutuhan.

Ahli ESP lain yang sejalan dengan Hutchinson dan Waters (1987) adalah

Strevens (1988). Strevens (1988) mendefinisikan ESP melalui dua

karakteristiknya, yakni karakteristik absolut dan karakteristik variabel. Berikut ini

penjelasannya.

Absolute characteristics:

(1) design to meet specified needs of the learners;

(2) related in content (that is in its themes and topics) to particular disciplines,

occupations and activities;

(3) centred on language appropriate to those activities in syntax, lexis, discourse,

semantics and so on, and analysis of the discourse;

(4) in contrast with ‘General English’

Variable characteristics:

(1) may be restricted as to the learning skills to be learned (for example reading

only);

(2) may not be taught according to any pre-ordained methodology.

Kedua karakteristik di atas dipahami sebagai berikut. Program ESP adalah

pengajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu pemelajar yang

berkaitan dengan disiplin ilmu dan pekerjaan tertentu sehingga program

pembelajarannya berbeda dari bahasa Inggris umum. Perbedaan dengan bahasa

Inggris umum ini nampak dalam disiplin ilmu dan pekerjaan tertentu pemelajar

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 30: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

16

yang berdampak pada penggunaan metodologi pengajaran. Selanjutnya, Strevens

(1988) menjelaskan bahwa program ESP dapat dipakai untuk mengembangkan

satu keterampilan bahasa tertentu saja, misalnya keterampilan membaca.

Pemahaman ESP menurut Strevens (1988) ini banyak dijumpai pada lembaga

kursus bahasa Inggris yang menawarkan kemahiran tertentu, misalnya bahasa

Inggris untuk bercakap-cakap.

Untuk SMK kedua karakteristik ini tidak dapat dilaksanakan dengan

sepenuhnya. Pembelajaran bahasa Inggris tidak dilaksanakan untuk disiplin ilmu

atau profesi tertentu. Yang ada pada SMK adalah kebutuhan tertentu. Namun,

kebutuhan tertentu siswa SMK berbeda dengan kebutuhan tertentu yang

dimaksud Strevens (1988). Kebutuhan tertentu siswa SMK adalah kebutuhan akan

kesiapan kerja. Oleh karena itu, teori ESP Strevens untuk konteks SMK adalah

program bahasa Inggris SMK untuk mempersiapkan siswa bekerja.

Berikutnya adalah gagasan Robinson (1991). Gagasannya masih sejalan

dengan Hutchinson dan Waters (1987) dan Strevens (1988). Ia juga menyatakan

bahwa ESP merupakan program yang dikembangkan dari analisis kebutuhan.

Pemahaman tentang ESP didasarkan pada dua kriteria dan tiga buah karakteristik.

Kedua buah kriteria itu ialah bahwa ESP merupakan normally goal directed, dan

bahwa pembelajaran ESP dikembangkan dari analisis kebutuhan.

Robinson (1991) juga melengkapi pemahaman ESP yang diketengahkan

Hutchinson dan Waters (1987) dan Strevens (1988) dengan menyebutkan ciri-ciri

ESP. Ciri-ciri tersebut ialah (1) limited time period, (2) adult, (3) homogeneous

classes. Maksud jangka waktu penyelenggaraan terbatas ialah waktu belajar yang

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 31: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

17

singkat tidak seperti pada konteks sekolah formal, misalnya waktu belajar untuk

SMK tiga tahun. Pengertian pemelajar dewasa mengacu kepada usia. Normalnya,

pemelajar ESP adalah pemelajar yang sudah bekerja. Bahasa Inggris yang

dipelajari diharapkan menunjang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Robinson (1991) beranggapan bahwa pembelajaran ESP akan lebih efektif

diajarkan dalam kelas yang pemelajarnya memiliki kebutuhan atau tujuan yang

sama. Dalam konteks SMK kebutuhan atau tujuan yang sama ini ialah

pembelajaran bahasa Inggris yang digunakan sebagai sarana melakukan aktifitas

di lingkungan kerja. Dengan kesamaan seperti ini proses pembelajaran bahasa

Inggris dapat berlangsung efektif.

Berikutnya diuraikan gagasan Dudley-Evans dan St John (1998). Mereka

mengembangkan gagasan Strevens (1988) mengenai karakteristik absolut dan

karakteristik variabel. Berbeda dari Srevens (1988), Dudley-Evans dan St John

(1998) mengurangi satu item pada karakteristik absolut, sehingga menjadi tiga

item dan menambahkan dua item untuk karakteristik variabel. Karakteristik

absolut Dudley-Evans dan St John (1998) adalah sebagai berikut.

Absolute characteristics:

(1) ESP is designed to meet specific needs of the learner;

(2) ESP makes use of the underlying methodology and activities of the disciplines

it serves;

(3) ESP is centred on the language (grammar, lexis, register), skills, discourse

and genres appropriate to these activities.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 32: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

18

Pengertian ESP yang dikemukakan Dudley-Evans dan St John (1998) di atas

mengandung makna bahwa ESP dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus

pemelajar yang berkaitan dengan disiplin ilmu dan pekerjaan tertentu. Materi yang

dipelajari dalam ESP dipusatkan pada unsur bahasa (tata bahasa, leksis, dan

wacana), keterampilan bahasa sesuai dengan disiplin ilmu atau profesi tertentu.

Jadi, karakteristik absolut yang diketengahkan Strevens (1988) oleh Dudley-Evans

dan St John (1998) dikurangi bagian yang menyatakan bahwa ESP berbeda dari

bahasa Inggris umum. Dudley-Evans dan St John (1998) berpendapat bahwa

terdapat materi ESP yang tidak berbeda dengan materi dalam bahasa Inggris untuk

umum, misalnya tata bahasa. Untuk penambahan dua item dalam karakteristik

variabel dapat dijelaskan sebagai berikut.

Variable characteristics:

(1) ESP may be to or designed for specific disciplines;

(2) ESP may use, in specific teaching situation, a different methodology from

that of general Englsih;

(3) ESP is likely to be designed for adult learners, either at tertiary level

institution or in a professional work situation. It could, however, be used

for learners at secondary level;

(4) ESP is generally designed for intermediate or advance students. Most ESP

courses assume basic knowledge of the language system, but it can be

used with beginners.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 33: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

19

Pemahaman karakteristik variabel yang diuraikan Dudley-Evans dan St. John

(1998) di atas yaitu ESP dirancang untuk pemelajar yang sudah maju.

Pembelajaran ESP dilaksanakan untuk pemelajar yang sudah menguasai tata

bahasa, tetapi dapat juga untuk pemelajar pemula.

Dalam karakteristik Variabel, Dudley-Evans dan St John (1998)

mempersoalkan keadaan pemelajar. Mereka membedakan antara pemelajar yang

belum dewasa dengan pemelajar dewasa dan pemelajar yang sudah maju dengan

pemelajar pemula. Hutchinson dan Waters (1987), Strevens (1988), dan Robinson

(1991) membatasi definisi ESP, yakni ditujukan kepada pemelajar dewasa, tetapi

Dudley-Evans dan St John (1998) menambahkan bahwa ESP dapat juga untuk

pemelajar yang belum dewasa. Selain masalah dewasa dalam pengertian usia,

Dudley-Evans dan St John menambahkan bahwa program ESP bukan untuk

pemelajar yang sudah maju atau sudah memiliki pengetahuan bahasa yang tinggi

saja tetapi juga untuk pemelajar pemula, yakni pemelajar yang belum memiliki

pengetahuan bahasa yang tinggi.

Peneliti ini memiliki pandangan bahwa ESP tidak saja dikhususkan untuk

pemelajar dewasa dan sudah memiliki pengetahuan kebahasaan yang maju tetapi

dapat diterapkan bagi pemelajar yang belum dewasa, misalnya siswa SMK. Sesuai

dengan orientasi pendidikan kejuruan, dapat dikatakan bahwa siswa SMK ini

memiliki kebutuhan khusus dalam mempelajari bahasa Inggris. Kebutuhan

khususnya ini adalah menggunakan bahasa Inggris di lingkungan kerja sebagai

tenaga kerja tingkat menengah. Maka bahasa Inggris yang diajarkan harus bersifat

khusus pula, yakni yang berhubungan dengan dunia kerja. Mengingat kebutuhan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 34: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

20

khusus ini maka pengajaran ESP dapat diberlakukan untuk pemelajar yang belum

dewasa seperti siswa SMK.

Menyimak uraian para ahli ESP di atas, peneliti ini menjadikan karakteristik

absolut butir kesatu dan karakteristik variabel butir ketiga dan keempat yang

dipaparkan Dudley-Evans dan St John (1998) sebagai landasan berpikir karena

dapat diterapkan dalam konteks SMK.

2.1.2 Klasifikasi ESP

Seperti dijelaskan di atas pemahaman ESP untuk landasan berpikir selanjutnya

diambil dari gagasan Dudley-Evans dan St John (1998). Mereka sependapat

dengan Hutchinson dan Waters (1987) menyatakan bahwa ESP diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu English for Academic Purposes (EAP) dan English for Specific

Purposes (EOP). EAP adalah bahasa Inggris yang diajarkan kepada mahasiswa

untuk tujuan akademik atau memahami bidang studi tertentu, seperti ilmu

pengetahuan dan teknologi, kedokteran, dan Ekonomi, sedangkan EOP adalah

bahasa Inggris yang diajarkan kepada mahasiswa untuk tujuan

pekerjaan/mendukung profesi dan kejuruan. Contoh yang lebih kongkrit adalah

bahasa Inggris yang diajarkan untuk memahami teks atau literatur tentang

kedokteran, digolongkan ke dalam EAP, sedangkan bahasa Inggris yang diajarkan

untuk dokter digolongkan EOP. Di dalam EOP itu sendiri dibagi menjadi dua,

yakni English for Professional Purposes (EPP ) dan English for Vocational

Purposes (EVP) yang masing-masing memiliki subbagian lagi. Bahasa Inggris

yang diajarkan untuk menjalankan profesi dokter, misalnya untuk berkomunikasi

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 35: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

21

dengan pasien digolongkan ke dalam EPP, sedangkan istilah-istilah kedokteran

digolongkan ke dalam EVP.

Dalam klasifikasi Dudley-Evans dan St. John (1998), bahasa Inggris yang

diajarkan di SMK tergolong ke dalam EPP khususnya EBP, sedangkan istilah-

istilah bahasa Inggris yang terkait dengan mata pelajaran produktif, misalnya mata

pelajaran akuntansi, kesekretarisan, dan lain-lain tergolong ke dalam EVP.

Dari klasifikasi ESP ini EOP dipakai oleh peneliti ini sebagai kerangka

berpikir karena sesuai dengan ciri pendidikan kejuruan yang mempersiapkan

lulusannya bekerja. Berikut ini diagram klasifikasi ESP yang dikemukakan

Dudley-Evans dan St. John (1998).

Diagram 2.1:

Klasifikasi ESP (Dudley-Evans dan St. John, 1998:6)

ESP

EAP

EOP

English for (Academic) Science and Technology

English for (Academic) Medical Purposes

English for (Academic) Legal Purposes English for Management, Finance, and Economics

English for Professional Purposes

English for Vocational Purposes

English for Medical Purposes English for Business Purposes Pre-Vocational English

Vocational English

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 36: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

22

Konsep EOP Dudley-Evans dan St John (1998) ini disesuaikan dengan

konteks SMK. Siswa SMK belum memiliki pekerjaan tertentu. Dengan demikian,

bahasa Inggris yang diajarkan bukan bahasa Inggris untuk profesi tertentu,

melainkan bahasa Inggris yang dipakai di lingkungan tempat kerja yang

bermacam-macam. Tempat kerja yang dimaksud di sini adalah tempat kerja yang

menerima lulusan SMK sebagai karyawannya, misalnya perusahaan yang

bergerak di bidang jasa: biro perjalanan, restoran, dan bidang perpajakan.

Hutchinson dan Waters (1987) membagi ESP menjadi tiga macam, yaitu (1)

English for Science and Technology (EST), yakni bahasa Inggris untuk ilmu

pengetahuan dan teknologi, (2) English for Business and Economics (EBE),

yakni bahasa Inggris untuk binis dan ilmu ekonomi, dan (3) English for Social

Sciences (ESS), yakni bahasa Inggris untuk ilmu pengetahuan dan sosial. Ketiga

bagian ESP tersebut masing-masing memiliki EAP dan EOP. Bahasa Inggris

untuk ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya, terdapat EAP dan EOP. Untuk

EAP, maksudnya ialah bahasa Inggris untuk memahami tentang disiplin ilmu

teknologinya, sedangkan EOP ialah bahasa Inggris untuk seorang teknisi. Untuk

konteks SMK, bahasa Inggris yang diajarkan tergolong ke dalam EBE bagian

EOP. Namun, tidak sepenuhnya dapat digolongkan ke dalam bagian EOP itu

sendiri, yakni bahasa Inggris untuk sekretaris. Di bawah ini klasifikasi ESP yang

diuraikan Hutchinson dan Waters (1987).

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 37: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

23

Diagram 2.2:

Klasifikasi ESP (Hutchinson dan Waters, 1987)

Selanjutnya, Robinson (1991) membagi ESP menjadi dua macam, yaitu (1)

English for Occupational Purposes (EOP), yang terdiri dari pre-experience,

simultaneous/in service, dan post experience dan (2) English for Educational

Purposes (EEP)/English for Academic Purposes (EAP), yang terdiri dari English

for study in a specific discipline, dan English as a school subject. Pembagian ESP

Robinson (1991) ini lebih dapat menampung pembelajaran bahasa Inggris di SMK

ESP

English for Academic Purposes (EAP)

English for Science and Technology (EST)

English for BusinessAnd Economics (EBE)

English for Social Sciences (ESS)

English for Occupational Purposes (EOP)

English for Academic Purposes (EAP)

English for Medical Studies

English for Technician

English for Economics

English for Occupational Purposes (EOP)

English for Academic Purposes (EAP)

English for Occupational Purposes (EOP)

English for Secretaries

English for Psychology

English for Teaching

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 38: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

24

daripada pembagian ESP Hutchinson dan Waters (1987). Bahasa Inggris untuk

SMK kelompok bisnis dan manajemen dapat digolongkan ke dalam kedua

klasifikasi yang dikemukakan Robinson ini. Bahasa Inggris untuk siswa SMK

yang belum bekerja (pre-experience) diajarkan untuk menghadapi dunia kerja

(EOP) sekaligus diajarkan sebagai mata pelajaran di sekolah (EAP).

Diagram 2.3:

Klasifikasi ESP (Robinson, 1991)

Dilihat dari klasifikasi Robinson (1991) ini bahasa Inggris di SMK N 6

digolongkan sebagai EOP khususnya pre-experience, yakni bahasa Inggris untuk

pemelajar yang belum memiliki pengalaman bekerja dan sekaligus EAP

khususnya English as a school subject, yakni bahasa Inggris sebagai salah satu

mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

ESP

EOP

EEP/EAP

Pre-experience

Simultaneous/In-service

Post-experience

For study in a specific discipline

As a school subject

Pre-study

In-study

Post-study

Integrated

Independent

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 39: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

25

2.2 Prinsip dalam Perancangan Silabus EOP

Sebelum mendapatkan pemahaman mengenai prinsip dalam perancangan silabus

EOP, lebih dulu peneliti ini membahas pengertian silabus yang diketengahkan

oleh pakar silabus. Berikut ini pembahasannya.

2.2.1 Pengertian Silabus

Hutchinson dan Waters (1997) menyatakan bahwa silabus berkenaan dengan

sederetan daftar materi ajar yang akan diajarkan. Pendapat ini senada dengan

Dubin dan Olshtain (1986:35) menyatakan silabus adalah ”a more detailed and

operational statement of teaching and learning elements which translates the

philosophy of the curriculum into a series of planned steps leading towards more

narrowly defined objectives at each level”. Silabus merupakan bagian dari

kurikulum yang memuat pemilihan dan pengurutan materi ajar berdasarkan pada

tingkat kesulitan dan kebutuhan. Dengan kata lain, silabus lebih sempit daripada

kurikulum. Sebaliknya, kurikulum lebih luas pengertiannya, yakni merupakan

suatu dokumen yang digunakan sebagai pedoman untuk program pendidikan

nasional. Pendapat Dubin Olshtain (1986) ini didukung oleh Nunan (1988) serta

Celce Murcia dan Ohlstain (2000).

Selanjutnya, Hutchinson dan Waters (1987) menambahkan bahwa

penyusunan silabus yang baik diawali dengan analisis kebutuhan untuk

menentukan tujuan dan materi ajar. Dalam hal ini, Nunan (1988) sependapat

dengan Hutchinson dan Waters (1987).

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 40: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

26

Nunan (1988) menyatakan bahwa kurikulum berkenaan dengan perencanaan,

implementasi, dan evaluasi, sedangkan silabus berkaitan dengan pemilihan dan

pengurutan isi. Selanjutnya, ia menyebutkan bahwa pada tahap perencanaan perlu

diadakan analisis kebutuhan pemelajar. Jadi, pelajar dilibatkan dalam proses

pembuatan keputusan mengenai isi kurikulum. Peneliti ini menilai bahwa

pendapat Nunan (1988) ini merupakan langkah maju dalam pembelajaran bahasa

Inggris. Dengan dilibatkannya pihak pemelajar ini salah satu manfaat yang akan

timbul adalah tumbuhnya motivasi.

Gagasan Nunan (1988) ini belum dapat dilaksanakan dalam penyusunan

kurikulum di SMK. Namun, adanya KTSP, yakni kurikulum yang dibuat oleh

pihak sekolah, menunjukkan telah adanya perkembangan kurikulum di Indonesia,

dari yang ditentukan pemerintah menjadi ditentukan oleh pihak sekolah sesuai

dengan kebutuhan sekolah itu.

Selanjutnya, Nunan (1988) menambahkan bahwa metodologi pengajaran

bukan merupakan bagian silabus. Metodologi berisi pemilihan tugas dan aktivitas

pembelajaran dapat dijabarkan secara panjang lebar pada bagian tersendiri

terpisah dari silabus yang berisi isi pembelajaran. Dalam praktiknya, yang disebut

Nunan (1988) dengan metodologi ini di SMK di istilahkan dengan RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu, dalam silabus EOP, peneliti ini tidak

mencantumkan kegiatan pembelajaran, karena kegiatan itu dibahas dalam RPP.

Celce-Murcia dan Ohlstain (2000) yang sependapat dengan Nunan (1988)

menyatakan bahwa kurikulum mengandung unsur budaya, sosial, dan politis dari

suatu masyarakat, dibuat oleh suatu lembaga pendidikan pusat dan berisi panduan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 41: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

27

umum pengajaran, sedangkan silabus dibuat oleh guru dan berisi urutan materi

pengajaran dan aktivitas pengajaran. Kondisi yang diuraikan Celce-Murcia ini

tidak sesuai lagi dengan kondisi kurikulum pendidikan Indonesia semenjak tahun

2007. Dengan diberlakukannya KTSP yang disusun oleh sekolah menandakan

bahwa kurikulum tidak dibuat lagi oleh lembaga pendidikan pusat.

Kegiatan analisis kebutuhan yang dinyatakan oleh Hutchinson dan Waters

(1987) dan Nunan (1988) di atas didukung oleh Robinson (1991) dengan

menambahkan keterangan bahwa untuk memperoleh silabus yang sesuai dengan

kebutuhan, perancang silabus dapat memadukan dua atau lebih jenis silabus.

Gagasan Robinson (1991) ini sejalan dengan Harmer (2001). Di bawah ini

pendapat Harmer (2001).

Harmer (2001) menyatakan bahwa kurikulum berhubungan dengan daftar apa

yang akan diajarkan, perencanaan, implementasi, evaluasi, pengelolaan, dan

administrasi program pengajaran, sedangkan silabus berkaitan dengan pemilihan

dan penyusunan materi yang akan dipelajari menurut tujuan yang ingin dicapai.

Ia menyebutkan tujuh jenis silabus. Berikut ini penjelasannya.

(1) Grammatical syllabus atau silabus gramatikal, yaitu silabus yang disusun

berdasarkan butir-butir gramatikal. Silabus ini digunakan sebagai dasar

merencanakan program umum untuk tingkat dasar. Inti dari silabus gramatikal

adalah (1) menyesuaikan antara pola yang tepat dengan waktu belajar yang

tersedia, (2) butir-butir gramatikal diajarkan untuk memudahkan pemelajar

belajar, dan (3) butir-butir gramatikal yang dipilih adalah butir-butir gramatikal

yang produktif dengan tujuan mengembangkan keterampilan komunikatif dasar.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 42: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

28

Peneliti ini beranggapan bahwa silabus seperti ini tidak tepat diterapkan untuk

konteks SMK yang berorientasi ke dunia kerja. Silabus gramatikal lebih sesuai

untuk siswa SMP yang masih memerlukan pengetahuan dasar kebahasaan seperti

yang ditawarkan dalam silabus gramatikal.

(2) Lexical syllabus atau silabus leksikal, yaitu silabus yang disusun

berdasarkan kosakata yang penting. Kosakata dipandang sebagai unsur yang

penting dalam pembelajaran bahasa. Kosakata yang dipelajari antara lain

- kosakata yang berhubungan dengan topik tertentu (misalnya seni, pakaian)

- pembentukan kata (misalnya sufiks dan perubahan morfologis)

- kata majemuk (misalnya walking-stick, multi-storey car park)

- kata penghubung (misalnya when, if, he/she)

- ungkapan tertentu yang sudah pasti (misalnya Would you like to ...?, If I

were you I’d ... )

- kata yang bermakna konotasi dan metafor.

Kelemahan silabus leksikal adalah bahwa kosakata yang diajarkan terlalu luas dan

kompleks. Selain itu, jenis silabus ini membuka peluang terjadinya tumpang

tindih antara penjelasan leksikal dalam pengertian multikata dan tata bahasa.

(3) Functional syllabus atau silabus fungsional, yaitu silabus yang disusun

berdasarkan fungsi-fungsinya dalam komunikasi (misalnya requesting, offering,

inviting, dan agreeing and disagreeing dan sebagainya). Silabus ini menekankan

fungsi bahasa sehingga dapat menghasilkan kemampuan berkomunikasi. Inti dari

silabus ini memberi penekanan pada penggunaan bahasa terutama pada listening

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 43: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

29

dan speaking. Contoh ungkapan untuk fungsi offering antara lain Would you like

me to ... I’ll dan I help you if you want.

Kelemahan dalam silabus fungsional yaitu perancang silabus menemui

kesulitan mengenai pentahapan materi untuk leksikal dan tata bahasa. Tingkat

kesulitan materi pembelajaran dalam silabus jenis ini sulit diidentifikasi.

(4) Situational syllabus atau silabus situasional, yaitu silabus yang disusun

berdasarkan bahasa yang dibutuhkan dalam situasi tertentu misalnya at the bank,

at the supermarket, at a factory dan sebagainya. Jadi perlu diidentifikasi

penggunaan bahasa untuk berkomunikasi pada situasi tersebut. Silabus jenis ini

memiliki kelemahan yang tidak jauh berbeda dengan silabus fungsional.

(5) Topic-based syllabus atau silabus berbasis topik, yaitu silabus yang

disusun berdasarkan topik atau tema yang berbeda, misalnya the weather, sport,

music, dan sebagainya. Silabus jenis ini sering digunakan di tingkat perguruan

tinggi. Pelajaran bahasa Inggris diintegrasikan dengan ilmu lain, misalnya

matematika dan ilmu pengetahuan sosial. Pembelajaran dengan silabus seperti ini

telah dicobakan di SMK N 6 Jakarta untuk kelas tertentu, yakni kelas SBI.

Namun, untuk kelas X belum dapat diterapkan sepenuhnya.

(6) Task-based syllabus atau silabus berbasis tugas, yaitu silabus yang

disusun berdasarkan daftar serangkaian tugas-tugas yang dilaksanakan oleh siswa

dalam bahasa yang dipelajari. Task ini merupakan tujuan yang hendak dicapai

melalui penggunaan bahasa yang sedang dipelajari. Misalnya, reading a map and

giving directions.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 44: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

30

Kelemahan silabus berbasis tugas adalah terjadinya kesulitan dalam

menentukan tahapan atau tingkat kesulitan tugas. Dengan kata lain, perancang

silabus menemui kesulitan dalam menentukan tugas seperti apa yang akan

diajarkan lebih dulu.

Untuk mengatasi berbagai kelemahan dalam tiap-tiap silabus di atas, Harmer

(2001) menghadirkan gagasannya mengenai multi-syllabus syllabus atau silabus

multisilabus. Silabus jenis ini tidak menonjolkan pada suatu karakteristik tertentu,

misalnya tata bahasa, leksis, fungsi, situasi. Silabus ini merupakan gabungan dari

keenam jenis silabus di atas yang melibatkan unsur-unsur seperti tata bahasa,

leksis, fungsi bahasa, situasi, topik, dan tugas-tugas. Jadi, silabus jenis ini tidak

didominasi oleh karakteristik silabus tertentu, misalnya didominasi oleh unsur tata

bahasa saja atau pun fungsi bahasa, tetapi merupakan gabungan berbagai jenis

silabus. Walaupun demikian, dalam praktiknya pada tahap awal silabus

multisilabus menggunakan karakteristik silabus gramatikal. Selanjutnya, silabus

multisilabus memadukan kosakata dan keterampilan (skill) serta tugas dan fungsi.

Pada akhirnya, tata bahasa dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi dan tugas.

Dalam hal ini tidak ada unsur yang kelihatan menonjol, karena semua

karakteristik dalam tiap jenis silabus saling melengkapi. Peneliti ini menganggap

silabus multi silabus merupakan jenis silabus yang dapat mengakomodasi

pembelajaran EOP di SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen.

Harmer (2001) menambahkan bahwa untuk memperoleh silabus yang baik,

perancang silabus sebaiknya mempertimbangkan empat kriteria, yaitu

kemampuan belajar (learnability), frekuensi (frequency), cakupan (coverage), dan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 45: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

31

kebermanfaatan (usefulness). Learnability mengacu kepada pertimbangan dalam

mendahulukan butir-butir struktur atau leksikal yang lebih mudah untuk dikuasai.

Misalnya, lebih mudah mengajarkan penggunaan some dan any lebih dulu

daripada mengajarkan seluruh penanda jumlah, seperti much, many, few, dan

sebagainya pada waktu yang bersamaan. Frequency berkaitan dengan kata atau

makna yang lebih sering dipakai, misalnya lebih dulu diajarkan see yang

bermakna understand daripada see yang bermakna melihat. Coverage berkenaan

dengan kata dan struktur yang mempunyai ruang lingkup yang lebih luas daripada

yang lain. Misalnya, lebih dulu diperkenalkan going to menunjukkan future

daripada going to yang menunjukkan present continuous. Usefulness berkaitan

dengan pemakaian kata yang lebih bermanfaat daripada kata yang lain. Misalnya,

dalam ruang kelas kata seperti book dan pen merupakan kata yang bermanfaat

pada situasi pembelajaran di kelas. Keempat kriteria ini menjadi rambu-rambu

dalam menentukan materi pembelajaran.

2.2.2 Silabus Bahasa Inggris Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Selain jenis silabus yang telah diuraikan di atas, ada model silabus yang

dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yakni suatu

lembaga yang mendapat kewenangan dari pemerintah dalam hal ini Departemen

Pendidikan untuk membuat model silabus bagi sekolah kejuruan. Model silabus

ini memuat tujuh unsur, yaitu kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Model

silabus ini dapat dikembangkan oleh tiap sekolah sesuai dengan kebutuhannya.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 46: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

32

Peneliti ini menggunakan format silabus dari BSNP ini, namun tidak

menghilangkan bagian kegiatan pembelajaran, karena kegiatan pembelajaran ini

akan diuraikan secara terperinci dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dalam satu dasawarsa lebih, pendidikan di Indonesia memberlakukan empat

macam kurikulum, yakni kurikulum 1994, kurikulum edisi 1999, kurikulum 2004,

dan kurikulum 2006, yang terkenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, setiap kurikulum di atas dijabarkan

ke dalam silabus. Kurikulum 1994 mendapat tanggapan, kritik, dan saran dari para

praktisi, pakar, ahli, serta masyarakat. Tanggapan dan kritik pada umumnya

berkenaan dengan padatnya isi kurikulum seperti banyaknya mata pelajaran dan

substansi dari setiap mata pelajaran, materi yang kurang sesuai, baik dengan tahap

perkembangan anak maupun dengan kebutuhan pembangunan nasional dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemerintah memandang perlu

melakukan penyempurnaan sesuai dengan berbagai perkembangan dan perubahan

yang terjadi. Penyempurnaan tersebut ditandai dengan munculnya kurikulum edisi

1999.

Seperti kurikulum 1994, kurikulum edisi 1999 berorientasi ke sederetan

bahan atau pokok bahasan yang akan diajarkan kepada siswa. Silabus yang

merupakan pengembangan dari kurikulum edisi 1999 secara otomatis berorientasi

kepada deretan materi ajar. Banyak para ahli pendidikan menemukan kenyataan

bahwa guru cenderung mengejar selesainya materi pembelajaran yang diwajibkan

bukan pada pencapaian suatu kemampuan tertentu. Dapat saja materi

pembelajaran telah selesai diajarkan, tetapi siswa tidak bisa berbahasa Inggris.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 47: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

33

Untuk mengatasi masalah ini, sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang

otonomi daerah, maka untuk mengganti kurikulum edisi 1999 diberlakukan

kurikulum 2004 yang dikenal dengan nama kurikulum berbasis kompetensi

(KBK). KBK dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan

pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi). Silabus yang

dikembangkan dari KBK disebut dengan Satuan Acara Pemelajaran (SAP).

Penekanan dalam silabus ini adalah kompetensi yang harus dikuasai siswa. Jadi,

silabus dalam KBK berorientasi pada kompetensi siswa daripada isi pelajaran.

Prinsip pembelajaran dalam KBK yaitu berpusat pada siswa. Perubahan yang

terjadi ini membawa implikasi terhadap perubahan kegiatan pembelajaran di

kelas, yakni sekolah tidak lagi hanya menjadi wahana mengajar (teaching) tetapi

lebih diarahkan sebagai wahana belajar (learning) (Depdiknas, 2003).

Pemahaman ini digunakan peneliti ini di dalam mengembangkan silabus EOP.

Dalam perkembangannya, kurikulum 2004 ini mendapat masukan-masukan

sehingga lahirlah yang dikenal sekarang dengan nama kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 24 Tahun 2006. Kurikulum ini mengacu kepada UU No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan,

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, dan Permendiknas nomor

23 tahun 2006 tentang Standar Kelulusan dan Standar Kompetensi Nasional.

Perbedaan KTSP dengan kurikulum sebelumnya ialah bahwa kurikulum tidak

lagi dibuat oleh pemerintah, tetapi oleh masing-masing tingkat pendidikan atau

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 48: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

34

sekolah dengan melibatkan dunia industri. Keterlibatan dunia kerja terutama

untuk memberikan pandangan mengenai kompetensi kejuruan yang dibutuhkan

dunia kerja. Bambang Suhendro, dalam Kumpulan Kabar Diknas Tahun 2006

(2006) menjelaskan ”sistem pendidikan harus merespon terhadap perubahan dan

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan yang terjadi, baik di

tingkat lokal, nasional maupun global”. Pembelajaran bahasa Inggris dalam KTSP

tidak berbeda jauh dengan pembelajaran dalam kurikulum 2004, karena pada

dasarnya KTSP mengacu pada kurikulum 2004. Jadi, silabus yang digunakan

sebagai penjabaran KTSP mengacu pada penguasaan kompetensi siswa.

2.2.3 Materi Pembelajaran English for Occupational Purposes (EOP)

Selain konsep dasar dan klasifikasi ESP, gagasan Dudley-Evans dan St. John yang

digunakan sebagai kerangka berpikir adalah materi pembelajaran. Dudley-Evans

dan St. John (1998) menyatakan materi yang digunakan dalam pembelajaran EAP

dan EOP pada dasarnya tidak berbeda. Yang membedakan di antara keduanya

ialah dalam hal sumber atau bahan ajar dan penggunaan kosakata.

(1) Sumber atau bahan belajar adalah materi otentik yang diambil dari

berbagai sumber, baik dalam bentuk buku teks, artikel majalah dan koran,

brosur, materi audio, audio-visual, transparansi, komputer, dan lain-lain.

(2) Unsur yang dikembangkan: keterampilan bahasa (menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis) dan pengetahuan bahasa (tata bahasa, kosakata,

dan pelafalan).

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 49: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

35

Dudley-Evans dan St John (1998) menjelaskan bahwa dalam proses

pembelajaran EOP, keterampilan bahasa dan pengetahuan kebahasaan yang

disebutkan di atas tidak diajarkan secara terpisah. Dua atau tiga keterampilan

bahasa, misalnya membaca, dan berbicara dapat diajarkan secara serentak.

Maksudnya, ketika guru mengajarkan keterampilan membaca pada saat yang

sama muncul kebutuhan akan mengajarkan keterampilan berbicara yang

menunjang keterampilan membaca tersebut.

Dalam pembelajaran EOP, keterampilan berbicara dalam suatu interaksi

mendapatkan perhatian utama. Kemahiran berbicara sekaligus menunjukkan

kemahiran menyimak. Untuk keterampilan membaca, fokusnya bukan pada teks

sebagai objek kebahasaan, melainkan teks sebagai alat informasi.

Mengenai tata bahasa, Dudley-Evans dan St John (1998) menjelaskan bahwa

tata bahasa tetap diperlukan untuk membantu pemahaman dalam keterampilan

makro. Seberapa dalam materi tata bahasa yang diberikan, disesuaikan dengan

tingkat penguasaan bahasa Inggris pemelajar dan prioritas pembelajaran.

Pembelajaran yang memprioritaskan ketepatan tata bahasa, akan memberikan

materi tata bahasa yang lebih lengkap dan dalam daripada pembelajaran yang

memprioritaskan kelancaran pemakaian bahasa. Terkait masalah tata bahasa

Parera menyatakan ”Tata bahasa diajarkan demi kepentingan pemahaman akan

teks bacaan. Gradasi tata bahasa hanya terjadi pada tahap awal untuk kaidah-

kaidah kata bahasa yang mendasar. Tata bahasa yang khusus dan spesifik

diajarkan secara serentak ketika dijumpai dalam teks bacaan karena diperlukan.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 50: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

36

Kaidah-kaidah tata bahasa yang spesifik tidak dilatihkan secara khusus jika

frekuensi penggunaannya dalam teks tidak tinggi”.

Kosakata yang lebih sesuai dengan EOP ialah (1) semi-technical vocabulary,

(2) kosakata umum yang memiliki frekuensi tinggi pada bidang khusus dan (3)

kosakata tertentu yang terkait dengan topik (library terkait dengan book, shelf,

borrow), semantik (sinonim dan antonim), metafor (wild horse bermakna

inflation). Berikut ini tabel yang berisi garis besar materi pembelajaran EOP.

Tabel 2.1

Materi Pembelajaran EOP

(Dudley-Evans dan St. John 1998)

Keterampilan

Makro

Subketerampilan/Keterampilan Mikro Bahan/Sumber

Menyimak 1. Mengidentifikasi maksud dan ruang

lingkup suatu pembicaraan/monolog.

2. Menentukan topik

pembicaraan/monolog.

3. Mengidentifikasi kosakata terkait

dengan suatu pembicaraan/monolog.

4. Menerka makna kata dari konteks.

- buku teks

- artikel dari koran dan

majalah

- brosur

- audio

- audio-visual

- transparansi

- komputer

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 51: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

37

Keterampilan Makro Subketerampilan/keterampilan

Mikro

Bahan/Sumber

Berbicara Menyampaikan suatu

pembicaraan/monolog

Membaca 1. Menentukan pikiran

utama dan pikiran

penjelas.

2. Menentukan informasi

yang relevan.

3. Membaca cepat.

- Teks otentik

yang sesuai

dengan

kebutuhan

pemelajar

Menulis Menerapkan kosakata dan tata

bahasa dalam kalimat.

2.2.4 Analisis Kebutuhan

Para pakar ESP sepakat bahwa sebelum melaksanakan aktivitas pengajaran ESP,

terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan, yakni suatu kegiatan menjaring

informasi terkait dengan pemelajar dan kebutuhannya dalam belajar bahasa

Inggris. Pada dasarnya, analisis kebutuhan berguna untuk menentukan arah

program secara lebih tepat sehingga efektivitas suatu program ESP meningkat.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 52: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

38

Para pakar ESP seperti Munby (1978), Hutchinson dan Waters (1987), dan

Dudley-Evans dan St. John (1998) menganggap bahwa analisis kebutuhan

merupakan langkah penting dalam penyusunan program ESP karena analisis

kebutuhan merupakan dasar dalam menentukan program ESP selanjutnya. Dengan

demikian, analisis kebutuhan merupakan langkah pertama yang perlu ditempuh

dalam menyusun program ESP. Hasil analisis kebutuhan itu dijadikan dasar dalam

perancangan silabus, pemilihan dan penyusunan materi, proses belajar-mengajar,

dan evaluasi.

Sebelum membicarakan pelaksanaan analisis kebutuhan, terlebih dulu peneliti

ini memaparkan pendapat berbagai pakar ESP mengenai pengertian kebutuhan.

Beberapa pendapat itu antara lain dari Munby (1978), Hutchinson dan Waters

(1987), Robinson (1991), Dudley-Evans dan St John (1998), dan Graves (2000).

Satu dari uraian tersebut dipilih untuk dijadikan kerangka berpikir.

Menurut Munby (1978) kebutuhan itu mengacu kepada kebutuhan belajar

bahasa. Munby (1978) dianggap sebagai ahli ESP yang pertama kali

memperkenalkan analisis kebutuhan secara ilmiah. Sarana untuk menggali

informasi mengenai kebutuhan belajar bahasa ialah Communication Needs

Processor (CNP). Instrumen ini berguna dalam menjaring data dari pemelajar

mengenai alasan belajar, waktu dan tempat penggunaan bahasa, mitra tutur dari

bahasa yang dipelajari, dan keterampilan yang dibutuhkan.

Melalui CNP diperoleh profil pemelajar, keterampilan dan fungsi bahasa yang

diperlukan pemelajar. Kelemahan CNP adalah tidak dilibatkannya pemelajar

dalam menentukan kebutuhan mereka sendiri. CNP tidak menjaring data

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 53: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

39

mengenai tingkat penguasaan bahasa Inggris pemelajar dan keinginan atau

harapannya dengan bahasa Inggris itu. Jadi, CNP hanya menjaring data kebutuhan

objektif, dan tidak menjaring data subjektif. Oleh karena itu, peneliti ini tidak

mengambil model analisis kebutuhan yang diketengahkan Munby (1978) ini.

Melengkapi kekurangan dari model analisis kebutuhan yang dipaparkan

Munby (1978), Hutchinson dan Waters (1987) menyatakan bahwa kebutuhan

ialah semua yang berhubungan dengan

(1) keperluan (necessities), yakni apa yang harus diketahui pemelajar agar dapat

berperan aktif dalam bahasa yang dipelajari itu;

(2) keinginan (wants), yakni hal yang mendorong pemelajar sehingga ingin

mempelajari bahasa;

(3) Kekurangan atau kelemahan (lacks), yakni hal yang perlu dikuasai pemelajar.

Peneliti ini berpendapat bahwa analisis kebutuhan yang diuraikan Hutchinson

dan Waters (1998) ini pun mengandung kelemahan, yakni tidak dilibatkannya

informasi tentang data personal atau latar belakang pemelajar. Mestinya,

informasi mengenai pribadi pemelajar mengawali informasi lainnya, yakni

informasi tentang keperluan, keinginan, dan kekurangan pemelajar.

Berikutnya adalah pendapat tentang analisis kebutuhan yang dipaparkan

Dudley-Evans dan St John (1998). Mereka mengetengahkan delapan informasi

sebagai unsur dalam analisis kebutuhan. Kedelapan informasi itu ialah

(1) informasi profesional pemelajar (tugas dan kegiatan pemelajar dalam belajar

bahasa Inggris);

(2) informasi personal pemelajar (faktor-faktor yang mempengaruhi cara belajar,

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 54: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

40

informasi budaya, alasan belajar dan harapan, sikap terhadap bahasa Inggris);

(3) informasi penguasaan bahasa Inggris pemelajar (keterampilan berbahasa saat

ini);

(4) kelemahan pemelajar;

(5) informasi tentang belajar bahasa (cara belajar bahasa yang efektif);

(6) informasi tentang komunikasi profesional (bagaimana bahasa dan

keterampilan digunakan dalam situasi tertentu);

(7) apa yang diinginkan dari pembelajaran bahasa Inggris, dan;

(8) informasi tentang lingkungan tempat pelajaran bahasa Inggris akan

diselenggarakan.

Peneliti ini menyimpulkan bahwa analisis kebutuhan yang dipaparkan

Dudley-Evans dan St John (1998) ini sebagai penyempurnaan analisis kebutuhan

paparan Munby (1978) dan Hutchinson dan Waters (1987). Analisis kebutuhan

paparan Dudley-Evans dan St John (1987) terdiri atas tiga hal utama, yakni

informasi tentang pemelajar, informasi tentang bahasa yang dipelajari dan cara

mempelajarinya, dan informasi tentang sarana pendukung belajar. Peneliti ini

berpendapat bahwa analisis kebutuhan belajar bahasa seperti ini belum lengkap

bila diterapkan dalam konteks SMK. Analisis ini lebih menekankan kepada cara

belajar bahasa dan keterampilan bahasa, sedangkan siswa SMK lebih

membutuhkan identifikasi yang jelas tentang keterampilan yang harus dikuasai

pemelajar.

Selain menyempurnakan pemahaman tentang analisis kebutuhan yang

diuraikan di atas, Dudley-Evans dan St. John (1998) juga melengkapi pemahaman

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 55: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

41

lainnya. Menurutnya, pengajar bukanlah satu-satunya orang yang menetapkan

kebutuhan pemelajar. Selain pengajar, pihak lain yang berperan dalam

menentukan kebijakan pembelajaran adalah pemelajar, institusi yang menaungi

terjadinya proses pembelajaran, orangtua pemelajar, dunia kerja, alumni, dan

dokumen. Analisis kebutuhan dapat dilakukan oleh pengamat luar karena lebih

objektif. Kelemahannya, mereka tidak mengerti situasi dalam yang sesungguhnya.

Dengan demikian dapat menyebabkan salah pengertian. Di sisi lain pengamat

dalam, memahami benar situasi yang terjadi, namun kurang ahli. Oleh karena itu,

perlu adanya kerja sama antara pengamat luar dan pengamat dalam (Alderson and

Scott, 1992 dalam Dudley-Evans dan St John, 1998). Menurutnya, kegiatan

analisis kebutuhan dapat dilakukan melalui penyebaran kuesioner, analisis teks

otentik lisan dan tulisan, diskusi, wawancara terstruktur, observasi, studi kasus,

dan pengetesan.

Sehubungan dengan analisis kebutuhan, Graves (2000) sependapat dengan

Dudley-Evans dan St John (1998) dalam tiga hal. Pertama, mengenai pentingnya

analisis kebutuhan dalam merancang program ESP. Kedua, pihak yang berperan

dalam menentukan kebutuhan pemelajar. Ketiga, pelaksanaan analisis kebutuhan.

Graves (2000) menambahkan pernyataan bahwa analisis kebutuhan merupakan

proses sistematis dalam pengumpulan informasi yang dilakukan terus menerus

untuk mengetahui kebutuhan pemelajar dan menginterpretasi informasi tersebut

untuk membantu menentukan materi yang harus diajarkan, bagaimana materi

tersebut diajarkan, dan bagaimana materi tersebut dievaluasi. Analisis kebutuhan

memberi andil dalam melaksanakan pembelajaran yang mendekati kebutuhan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 56: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

42

pemelajar dalam mempelajari bahasa Inggris. Di bawah ini disajikan bagan

analisis kebutuhan Graves (2000).

Tujuan pembelajaran

Keadaan pemelajar Keadaan pemelajar

pada masa kini/sebelum mengikuti pada masa depan/perubahan yang

proses pembelajaran diinginkan

1. Pemelajar. 1. Tujuan dan harapan pemelajar

2. Tingkat kemampuan bahasa belajar bahasa Inggris

Inggris pemelajar. 2. Konteks bahasa, situasi,

3. Tingkat kompetensi antarbudaya peran, topik, dan isi.

pemelajar. 3. Jenis keterampilan

4. Minat pemelajar. komunikatif yang mereka

5. Pilihan gaya belajar pemelajar. butuhkan dan tugas yang

6. Sikap pemelajar. akan mereka jalankan.

4. Modalitas bahasa yang

yang akan mereka gunakan.

Dari bagan analisis kebutuhan Graves (2000), tujuan pembelajaran

diperoleh sebagai hasil dari melaksanakan analisis kebutuhan. Untuk konteks

SMK, tujuan pembelajaran untuk tiap-tiap mata pelajaran telah ditetapkan dalam

KTSP dan berlaku untuk semua SMK. Oleh karena itu, guru tidak perlu menggali

kebutuhan siswa untuk mendapatkan tujuan pembelajaran.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 57: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

43

Untuk bahasa Inggris tujuan pembelajaran dikelompokkan ke dalam tiga

jenis, yakni (1) berkomunikasi dalam bahasa Inggris setara level novice, (2)

berkomunikasi dalam bahasa Inggris setara level elementary, dan (3)

berkomunikasi dalam bahasa Inggris setara level intermediate. Berkomunikasi

dalam bahasa Inggris setara level novice dimaksudkan kelas X, setara level

elementary untuk kelas XI, dan setara level intermediate untuk kelas XII. Menurut

peneliti ini pelevelan tidak dapat diidentikkan dengan kelas tertentu, tetapi

pelevelan identik dengan kemampuan. Pelevelan seharusnya ditentukan melalui

sebuah tes, yakni placement test.Dapat terjadi, kelas X yang digolongkan pada

level novice memperoleh nilai atau skor melebihi kelas XI bahkan XII sehingga

digolongkan level elementary atau intermediate. Jadi, pelevelan yang ditetapkan

dalam KTSP bukan melalui placement test, melainkan didasarkan pada

pengelompokan kelas.

Walaupun tujuan pembelajaran bahasa Inggris sudah ditetapkan secara formal

seperti diuraikan di atas, peneliti ini tetap menggali tujuan pembelajaran bahasa

Inggris menurut pendapat siswa. Selain untuk memenuhi prosedur yang

disyaratkan dalam merancang program ESP, langkah ini berguna sebagai sarana

untuk mengetahui apakah ada perbedaan tujuan pembelajaran yang dinyatakan

siswa dengan yang tercantum dalam KTSP. Uraian secara lengkap dapat disimak

dalam bab 4.

Kebutuhan pemelajar dalam mempelajari bahasa Inggris mengacu pada

keadaan masa depan/perubahan yang diinginkan. Dengan orientasi pendidikan

SMK, yakni bekerja, maka yang dimaksud dengan perubahan yang diinginkan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 58: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

44

adalah perubahan dari bahasa Inggris sebagai pengetahuan (diperoleh sebelum

masuk SMK) menjadi bahasa Inggris sebagai sarana untuk bekerja. Dalam hal ini

pembelajaran bahasa Inggris di SMK berfungsi sebagai jembatan penghubung

antara kemampuan awal siswa sebelum masuk SMK dengan kompetensi yang

harus dikuasai sebelum masuk dunia kerja. Graves (2000) tidak mengharuskan

semua unsur keadaan pemelajar pada masa kini dan masa depan digali dalam satu

waktu, tetapi dapat menentukan unsur yang dipandang erat terkait dengan tujuan

penelitian.

Peneliti ini berpendapat analisis kebutuhan yang diketengahkan Graves

(2000) memiliki beberapa kelebihan dibanding analisis kebutuhan yang telah

diuraikan di atas. Kelebihan itu ialah (1) analisis Graves (2000) melengkapi

kekurangan dalam analisis Munby (1978) dan Hutchinson dan Waters (1987)

yang tidak memasukkan unsur personal pemelajar dalam kegiatan analisis dan (2)

melengkapi kekurangan dalam analisis kebutuhan Dudley-Evans dan St John

(1998) yang tidak memasukkan gaya belajar pemelajar dalam mempelajari bahasa

Inggris. Oleh karena itu, peneliti ini menetapkan analisis kebutuhan Graves (2000)

sebagai landasan teoretis untuk menganalisis kebutuhan belajar bahasa Inggris

untuk siswa SMK N 6 Jakarta kelas X.

Dalam pelaksanaan penelitian, unsur keadaan pemelajar masa kini yang digali

secara intensif oleh peneliti ini adalah (1) pemelajar, (2) tingkat kemampuan

bahasa Inggris pemelajar, (3) minat pemelajar terhadap bahasa Inggris, (4) pilihan

gaya belajar bahasa Inggris pemelajar, dan (5) sikap pemelajar terhadap bahasa

Inggris. Untuk unsur keadaan pemelajar pada masa depan yang digali adalah (1)

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 59: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

45

tujuan dan harapan pemelajar dalam mempelajari bahasa Inggris dan (2) jenis

keterampilan komunikatif yang dibutuhkan pemelajar.

Orientasi pendidikan SMK, yakni bekerja, maka yang dimaksud dengan

perubahan yang diinginkan adalah perubahan dari bahasa Inggris sebagai

pengetahuan (diperoleh sebelum masuk SMK) menjadi bahasa Inggris sebagai

sarana untuk bekerja. Dalam hal ini pembelajaran bahasa Inggris di SMK

berfungsi sebagai jembatan penghubung antara kemampuan awal pemelajar

sebelum masuk SMK dengan kompetensi yang harus dikuasai sebelum masuk

dunia kerja. Graves (2000) tidak mengharuskan semua unsur keadaan pemelajar

pada masa kini dan masa depan digali dalam satu waktu, tetapi dapat menentukan

unsur yang dipandang erat terkait dengan tujuan analisis. Peneliti ini berpendapat

analisis kebutuhan yang diketengahkan Graves (2000) memiliki beberapa

kelebihan dibanding analisis kebutuhan yang telah diuraikan di atas. Kelebihan itu

ialah (1) analisis Graves (2000) melengkapi kekurangan dalam analisis Munby

(1978) dan Hutchinson dan Waters (1987) yang tidak memasukkan unsur personal

pemelajar dalam kegiatan analisis dan (2) melengkapi kekurangan dalam analisis

kebutuhan Dudley-Evans dan St John (1998) yang tidak memasukkan sikap

pemelajar terhadap bahasa yang dipelajari itu. Dengan demikian, peneliti ini

menetapkan analisis kebutuhan Graves (2000) sebagai landasan teoretis untuk

menganalisis kebutuhan belajar bahasa Inggris untuk siswa SMK N 6 Jakarta

kelas X.

Dalam pelaksanaan penelitian, unsur keadaan pemelajar masa kini yang digali

secara intensif oleh peneliti ini adalah (1) pemelajar, (2) tingkat kemampuan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 60: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

46

bahasa Inggris pemelajar, (3) minat pemelajar terhadap bahasa Inggris, (4) pilihan

gaya belajar bahasa Inggris pemelajar, dan (5) sikap pemelajar terhadap bahasa

Inggris. Untuk unsur keadaan pemelajar pada masa depan yang digali adalah (1)

tujuan dan harapan pemelajar dalam mempelajari bahasa Inggris dan (2) jenis

keterampilan komunikatif yang dibutuhkan pemelajar.

Kesimpulan dari uraian di atas ialah bahwa dalam merancang silabus EOP

digunakan prinsip sebagai berikut.

(1) Jenis silabus yang digunakan dikategorikan ke dalam silabus multisilabus.

(2) Materi ajar terdiri atas pengetahuan bahasa (tata bahasa, kosakata, pelafalan)

dan keterampilan bahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).

(3) Pemilihan materi ajar untuk pengetahuan kebahasaan dan keterampilan bahasa

disesuaikan dengan kebutuhan siswa, yang diperoleh melalui analisis

kebutuhan. Dengan mengacu pada KTSP yang mengutamakan pencapaian

kompetensi maka materi ajar yang sudah ditentukan dicari bentuk kompetensi

yang terkandung di dalamnya sebagai fokus dalam proses pembelajaran.

(4) Sumber bahan ajar yang digunakan adalah sumber bahan ajar otentik.

Uraian di atas dapat digambarkan dalam sebuah diagram 2.4 di bawah ini.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 61: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

47

Diagram 2.4

Prinsip dalam Perancangan Silabus EOP

Keterangan:

Silabus EOP dirancang untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan, antara lain

kebutuhan siswa, institusi, dan kebutuhan pemakai lulusan atau dunia kerja.

Untuk dapat mengetahui berbagai kebutuhan itu perlu dilakukan analisis

kebutuhan. Dalam penelitian ini analisis kebutuhan diterapkan untuk pemelajar

dengan menggunakan analisis kebutuhan Graves (2000). Pemilihan ini didasarkan

pada pertimbangan bahwa Graves (2000) menjadikan ESP sebagai dasar

pengembangan teori analisis kebutuhan itu, dan dapat diterapkan dalam

penggalian data di SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen. Analisis

kebutuhan tidak dilakukan untuk menggali kebutuhan pemerintah dan institusi

karena sudah tercantum dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 15 dan

KTSP SMK N 6 Jakarta, berupa standar kompetensi.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 62: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

48

2.3 Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua macam metode: (1) metode

penelitian survei dan (2) metode penelitian kasus. Berikut ini pembahasannya.

2.3.1 Metode Penelitian Survei

Metode penelitian survei banyak digunakan para peneliti bahasa kedua,

pendidikan dwibahasa, dan bahasa asing untuk meneliti berbagai permasalahan

dalam pembelajaran bahasa. Johnson (1992) menyatakan, “the purpose of a

survey is to learn about characteristics of an entire group (a sample)”.

Selanjutnya, Johnson (1992) menambahkan bahwa tidak mungkin sebuah

penelitian untuk meneliti semua populasi. Oleh karena itu, dilakukan pemilihan

sampel yang dimaksudkan sebagai perwakilan dari populasi secara keseluruhan.

Selanjutnya, hasil dari penelitian terhadap sampel digeneralisasi terhadap

keseluruhan populasi.

2.3.1.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan

pengetesan kemampuan bahasa Inggris. Penyusunan kuesioner ini mengacu

kepada rambu-rambu yang dikemukakan oleh Oppenheim (1992). Kuesioner

dipilih sebagai teknik pengumpulan data karena informasi yang dibutuhkan dapat

dikontrol melalui pertanyaan. Materi dalam kuesioner ini dikembangkan dari

pendapat Graves (2000) mengenai analisis kebutuhan.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 63: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

49

Sebelum menyebarkan kuesioner yang sesungguhnya, peneliti ini terlebih

dahulu melakukan uji coba terhadap sepuluh pemelajar SMK N 6 Jakarta dengan

tujuan mendapatkan saran perbaikan terhadap bentuk dan isi kuesioner. Setelah

perbaikan dilakukan, selanjutnya diteruskan dengan menyebarkan kuesioner itu

kepada responden yang dimaksud.

Setelah mengisi kuesioner, responden mengerjakan tes kemampuan bahasa

Inggris. Bahan yang digunakan untuk mengetes adalah Test of English for

International Communication (TOEIC) Regional 2007. Tes ini dibuat oleh

lembaga pembinaan guru kejuruan di Sawangan. Tes kemampuan ini digunakan

untuk mengetahui tingkat penguasaan bahasa Inggris responden.

Secara garis besar tes ini terdiri dari dua bagian, yakni menyimak dan

membaca. Menyimak terdiri atas 100 butir soal yang dibagi ke dalam empat

bagian, yaitu bagian I (gambar, 20 butir soal) mengukur kemahiran membedakan

pelafalan. Pada setiap pertanyaan dalam buku soal terdapat sebuah gambar. Pada

kaset diperdengarkan empat pilihan jawaban yang disesuaikan dengan gambar

yang tersedia. Bagian II (pertanyaan-respon, 30 butir soal) mengukur kemahiran

menyimak dengan cara memilih satu pilihan jawaban yang ditawarkan atas sebuah

pertanyaan. Pertanyaan dan pilihan jawaban tidak tercetak dalam buku soal, tetapi

hanya diperdengarkan melalui sebuah kaset. Tingkat kesulitan pada bagian II ini

lebih tinggi daripada bagian I. Bagian III (percakapan pendek, 30 butir soal)

mengukur kemahiran menyimak dengan cara memilih satu jawaban benar

berdasarkan percakapan pendek yang diperdengarkan melalui sebuah kaset.

Tingkat kesulitan pada bagian III ini lebih tinggi daripada bagian II. Bagian IV

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 64: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

50

(pembicaraan pendek, 20 butir soal). Bagian IV sama dengan bagian III bedanya

terletak dari jumlah soal. Pada bagian IV sebuah percakapan pendek dimaksudkan

untuk menjawab dua atau lebih pertanyaan. Bagian IV ini adalah tingkat yang

paling sulit dibanding bagian lainnya. Total waktu untuk tes menyimak adalah 45

menit.

Selanjutnya, membaca terdiri atas 100 butir soal yang dibagi ke dalam tiga

bagian, yaitu bagian V, VI, dan VII. Bagian V secara garis besar mengukur

kemahiran membaca yang dikaitkan dengan pengetahuan kebahasaan (tata bahasa

dan kosakata) dengan jumlah soal 40 butir. Bagian VI (mengenali kata atau frasa

yang harus diperbaiki, 20 butir soal), dan bagian VII mengukur kemahiran

membaca khususnya pemahaman terhadap isi suatu bacaan (40 butir soal). Waktu

untuk mengerjakan soal membaca adalah 75 menit. Dengan demikian, dari

keempat kemahiran bahasa yang diukur melalui TOEIC Regional February 2007

ini adalah kemahiran kemahiran menyimak dan membaca dengan total waktu 120

menit. Peneliti ini menganggap tes ini cukup dapat mengungkapkan kemampuan

bahasa Inggris dasar siswa kelas X.

Penghitungan nilai (skor) ditentukan dari jumlah jawaban yang benar yang

disesuaikan dengan conversion table (lihat Lampiran). Perolehan skor

menunjukkan tingkat kemampuan bahasa Inggris siswa.

Penyebaran kuesioner dan pengetesan yang diuraikan di atas dilakukan

terhadap responden yang diambil dari suatu populasi. Daftar pertanyaan kuesioner

dapat dilihat dalam Lampiran 1. Populasi yang dimaksud di sini adalah siswa

kelas X SMK N 6 Jakarta tahun pelajaran 2007/2008 yang berjumlah 300 orang,

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 65: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

51

yang dikelompokkan ke dalam empat program. Pemilihan siswa kelas X ini

didasarkan pada tujuan penelitian, yaitu bahwa model silabus EOP dimulai sejak

kelas X.

Untuk memperoleh sampel dari populasi yang memiliki ciri-ciri yang

berbeda, Soeratno dan Arsyad (1993) mengusulkan metode sampling acak secara

proporsional menurut stratifikasi. Menurut metode ini, populasi dibagi atas

beberapa bagian (subpopulasi) dari populasi tersebut untuk keperluan penelitian.

Berdasarkan kriteria ini, peneliti ini menetapkan sampel untuk tiap-tiap program

keahlian seperti terlihat dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2:

Responden Kelas X SMK N 6 Jakarta

Nomor Kelas Jumlah

Siswa

sampel

1. X Administrasi Perkantoran 1 40 4

2. X Administrasi Perkantoran 2 38 4

3. X Akuntansi 1 39 4

4. X Akuntansi 2 36 4

5. X Penjualan 1 39 4

6. X Penjualan 2 35 3

7. X Multimedia 1 37 4

8. X Multimedia 2 36 4

Total 300 31

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 66: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

52

2.3.1.2 Teknik Analisis Data

Johnson (1992) menggolongkan analisis data dalam penelitian survei ke dalam

tiga jenis, yaitu analisis deskriptif, analisis korelasional, dan analisis ketelitian

perkiraan. Peneliti ini menggunakan satu dari teknik analisis yang disebutkan di

atas, yakni analisis deskriptif. Analisis deskriptif ialah analisis yang berkaitan

dengan jumlah dan persentase. Jadi data yang ditampilkan merupakan statistik

deskriptif. Dengan demikian data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan

pengetesan dihitung jumlah dan persentasenya sehingga dapat dibuat menjadi

tabulasi.

2.3.2 Metode Penelitian Kasus

Johnson (1992) menjelaskan metode penelitian kasus sebagai “a case study is a

study of one case. A case-study researcher focuses attention on a single entity,

usually as it exists in its naturally occurring environment”. Maksud penelitian

kasus adalah menguraikan masalah dalam konteksnya.

Penelitian kasus ini difokuskan pada SMK N 6 Jakarta khususnya yang

menyangkut masalah pembelajaran bahasa Inggris. Dengan demikian, unsur yang

diteliti adalah dokumen dan pihak yang terkait dengan pembelajaran bahasa

Inggris.

2.3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian kasus diperoleh melalui pengamatan, analisis dokumen dan

laporan tertulis yang terkait, serta wawancara. Untuk memudahkan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 67: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

53

penganalisisan dokumen, peneliti ini menggunakan panduan analisis dokumen.

Berikut ini tabel 2.3 tentang panduan analisis dokumen.

Tabel 2.3:

Panduan Analisis Dokumen

Nomor Data yang dibutuhkan Dokumen yang dikaji

1 Visi dan misi SMK N 6 Jakarta Pedoman Mutu, 2005

2 Tujuan pendidikan bahasa Inggris di SMK

kelompok bisnis dan manajemen

KTSP

3 Kompetensi bahasa Inggris KTSP

4. Tujuan pendidikan kejuruan UU Sisdiknas nomor 20

Tahun 2003

5. Jenis dan tempat bekerja alumni Data alumni

6. Perbedaan kurikulum 2004 dan KTSP Kurikulum 2004 dan

KTSP

7. Materi pembelajaran bahasa Inggris

di SMK N 6 Jakarta

Silabus SMK N 6

Jakarta

Selain menggunakan panduan analisis dokumen, penelitian ini juga

menggunakan panduan wawancara. Johnson (1992) menyebutkan tiga macam

wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur ialah wawancara dengan pertanyaan yang telah ditentukan.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 68: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

54

Wawancara semi terstruktur ialah wawancara yang pertanyaannya berupa garis

besar atau pokok pertanyaan, dan wawancara tidak terstruktur adalah pertanyaan

dalam wawancara hanya berupa topik-topik. Peneliti ini menggunakan wawancara

semi terstruktur karena melalui dapat dihasilkan data tentang persepsi dan

penilaian yang bersifat subjektif dan kualitatif.

Wawancara dilakukan dengan empat orang informan guru dan lima informan

praktisi dunia kerja. Informan dari guru yaitu semua guru bahasa Inggris SMK N

6 Jakarta, yang berjumlah lima orang, di luar peneliti ini. Namun, ada satu orang

guru yang karena kesibukannya sangat padat tidak dapat dijadikan informan.

Sampai penulisan tesis ini beliau tetap belum mempunyai waktu luang, sehingga

peneliti ini memutuskan untuk meninggalkan informan yang satu ini. Dengan

demikian sumber data berjumlah empat orang. Data selengkapnya dapat dilihat

dalam tabel 2.4. Informan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di SMK N 6 Jakarta.

Tabel 2.4

Pelaksanaan Wawancara dengan Informan Guru

Nomor Nama Waktu Wawancara Tempat 1 Rosminje Adelina

Hutahaean 4 Oktober 2007 Ruang guru SMK

N 6 Jakarta 2 Nurvi Asiati 24 Oktober 2007 Ruang toko SMK

N 6 Jakarta 3 Sri Suharti 6 November 2007 Perpustakaan

SMK N 6 Jakarta 4 Charita Cherry 6 November 2007 Perpustakaan

SMK N 6 Jakarta

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 69: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

55

Sebelum merumuskan butir-butir pertanyaan yang akan dicantumkan dalam

panduan wawancara dengan informan guru, peneliti ini melakukan uji coba

wawancara dengan informan Rosminje AH, dengan tujuan memperoleh validitas

panduan wawancara. Informan Rosmintje dipilih untuk uji coba wawancara

karena ia pernah bekerja di dunia industri sebelum menjadi guru. Uji coba

wawancara dilakukan di ruang guru dan direkam. Setelah melaksanakan uji coba

wawancara dengan informan Rosminje, peneliti ini mengadakan perbaikan

panduan wawancara dengan cara membuang pertanyaan yang tidak terlalu

berhubungan dengan tujuan penelitian dan sebaliknya menambahkan pertanyaan

yang berhubungan erat dengan tujuan penelitian.

Setelah selesai mewawancarai informan guru, peneliti ini meneruskan

penggalian data dengan mewawancarai informan praktisi dunia kerja. Peneliti ini

tidak melakukan uji coba terhadap informan praktisi dunia kerja, mengingat

kesibukan para informan praktisi dunia kerja yang sangat padat. Untuk mengganti

uji coba dengan mereka peneliti ini mengadakan serangkaian tanya jawab dengan

wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat (humas) yang salah satu

tugasnya adalah mengurusi masalah PKL. Dari perbincangan tersebut peneliti ini

mendapat gambaran pertanyaan yang akan diajukan kepada informan praktisi

dunia kerja. Akhirnya, panduan wawancara untuk informan guru dan informan

praktisi dunia kerja tersusun seperti pada Lampiran 2 dan 3.

Praktisi dunia kerja yang dipilih untuk dijadikan informan adalah yang

bekerja di perusahaan di sekitar lokasi SMK N 6 Jakarta, khususnya yang

bergerak di bidang jasa. Pertimbangannya adalah lokasi perusahaan tersebut

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 70: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

56

sering dilewati oleh siswa SMK N 6 Jakarta, sehingga besar kemungkinan lulusan

SMK N 6 Jakarta tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang perusahaan itu.

Selain itu, perusahaan jasa lebih terbuka menerima lulusan SMK bidang keahlian

bisnis dan manajemen.

Informan praktisi dunia kerja yang dipilih berjumlah lima orang, dengan

asumsi bahwa jumlah itu cukup dapat memberi informasi atau data yang

dibutuhkan. Informan ini diharapkan dapat memberikan berbagai informasi

tentang pemakaian bahasa Inggris di lingkungan pekerjaan. Daftar informan

praktisi dunia kerja dan pelaksanaan wawancara terlihat dalam tabel 2.5 di bawah

ini.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 71: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

57

Tabel 2.5:

Pelaksanaan Wawancara dengan Informan Praktisi Dunia Kerja

Nomor Nama Waktu wawancara Tempat wawancara

1 Rahmaeni 12 November 2007 PT Nuansa Indotama,

Warung Buncit, Jakarta Selatan

2 Didik Sasmita 12 November 2007 PT Putratama Bakti Satria,

Warung Buncit, Jakarta Selatan

3 Mulyadi 16 November 2007 PT Smart Energy Indonesia,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

4 Dewi 16 November 2007 PT Tripakarta, Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan

5 Wuri Novanti 16 November 2007 Kentucky Fried Chicken,

Kemang, Jakarta Selatan

Seperti yang dilakukan terhadap informan guru peneliti ini juga memberikan

panduan wawancara kepada informan praktisi dunia kerja untuk dipelajari

beberapa saat sebelum wawancara dilaksanakan. Secara umum, para informan

praktisi dunia kerja ini dengan senang hati memberikan informasi yang

dibutuhkan. Namun, peneliti ini mengalami beberapa hambatan selama proses

wawancara. Hambatan ini terutama disebabkan kesibukan para informan praktisi

dunia kerja yang sangat padat, sehingga peneliti ini harus menyesuaikan diri

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 72: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

58

dengan waktu yang mereka miliki. Berikut ini adalah tabel pelaksanaan

wawancara dengan informan praktisi dunia kerja.

2.3.2.2 Teknik Analisis Data

Data hasil analisis dokumen dan wawancara berupa data kualitatif. Selanjutnya,

data ini dianalisis secara kualitatif untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Data dari dokumen dikelompokkan menurut variabel yang telah ditentukan

sebelumnya. Data yang dianggap penting diverifikasi ulang untuk ditafsirkan

sesuai dengan maksud pembahasan.

Data dari hasil wawancara diolah melalui empat tahap, yaitu

(1) tahap pembuatan transkrip verbatim

Tahap pembuatan transkrip verbatim adalah langkah pertama yang ditempuh

setelah wawancara selesai dilakukan. Tahap awal pembuatan transkrip verbatim

ini dilakukan sendiri oleh peneliti ini. Setelah selesai pembuatan transkrip

verbatim kemudian peneliti ini meminta seorang teman guru untuk mendengarkan

dan mengecek transkrip tersebut.

(2) Tahap pembuatan kategori dimksudkan untuk mengklasifikasikan data

berdasarkan panduan wawancara. Seperti pada data yang diperoleh melalui

analisis dokumen, data dari hasil wawancara ini dikelompokkan menurut variabel

yang telah ditentukan sebelumnya. Data yang dianggap penting diverifikasi ulang

untuk ditafsirkan sesuai dengan maksud pembahasan.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 73: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

59

2.4 Rangkuman

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua macam metode: (1) metode

penelitian survei dan pengetesan dan (2) metode penelitian kasus. Penelitian

survei dan pengetesan dimaksudkan untuk mendapatkan data terkait dengan

siswa. Data ini bersifat kuantitatif. Data ini masih bersifat sepihak sehingga belum

dapat dipakai untuk menarik kesimpulan. Oleh karena itu diperlukan metode

penelitian kasus yang melalui analisis dokumen dan wawancara. Metode

penelitian kasus ini menghasilkan data yang bersifat kualitatif yang dapat

melengkapi penafsiran data kuantitatif. Dengan demikian gabungan kedua metode

ini menghasilkan analisis kualitatif yang didukung data kuantitatif.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 74: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

60

BAB 3

SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 JAKARTA

SMK N 6 Jakarta berada pada jalur pendidikan formal jenis sekolah kejuruan.

Pengelolaan SMK itu ditangani oleh pemerintah sehingga dinamakan sekolah

negeri. Pada masa awalnya, yakni dari tahun 1959 hingga 2000 lembaga itu

bernama sekolah menengah ekonomi atas 3 (SMEA 3) Jakarta. Sejak tahun 2000,

semua sekolah kejuruan di Indonesia dinamakan sekolah menengah kejuruan

(SMK). Pengkhususan suatu sekolah kejuruan dapat dilihat dari kelompok bidang

keahliannya. Untuk SMEA diistilahkan dengan SMK kelompok bisnis dan

manajemen. Maka mulai tahun 2000 SMEA 3 Jakarta dinamakan Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 6 Kelompok Bisnis dan Manajemen yang disingkat

menjadi SMK N 6 Jakarta.

Kelangsungan SMK N 6 Jakarta didukung oleh unsur pemerintah, tenaga

kependidikan, tenaga pendidik, siswa, dan dunia kerja. Selanjutnya, diuraikan

mengenai situasi pembelajaran di SMK N 6 saat penelitian ini sedang

berlangsung, khususnya yang terkait dengan mata pelajaran bahasa Inggris.

Pembahasan ini melibatkan terutama unsur sekolah, guru dan siswa.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 75: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

61

3.1 Visi Sekolah

SMK N 6 Jakarta mempunyai visi tertentu tentang tamatannya, yakni “Menjadi

SMK bertaraf internasional untuk menghasilkan tamatan yang profesional,

mandiri, dan kompetitif” (Pedoman Mutu, 2005). Ditinjau dari analisis kebutuhan

Graves (2000) visi itu merupakan informasi mengenai pemelajar pada masa

depan, yakni perubahan pemelajar yang ingin dicapai setelah mengikuti proses

pembelajaran. Visi sekolah di atas mengandung pengertian bahwa lulusan SMK N

6 Jakarta diproyeksikan untuk memiliki daya saing tinggi dalam pengisian

lowongan di pasar kerja. Dengan demikian, visi sekolah ini dapat dipandang

sebagai kebutuhan sekolah. Dikaitkan dengan penelitian ini, kebutuhan sekolah ini

berarti menghasilkan tamatan yang mampu menggunakan bahasa Inggris sehingga

menjadi tamatan yang mampu bersaing di dunia kerja.

Menurut peneliti ini, untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan jalinan kerja

sama yang baik antara kepala sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan serta

sarana dan prasarana pendidikan. Tenaga pendidik di sini merujuk pada pelaksana

dari kegiatan pembelajaran atau guru, sedangkan tenaga kependidikan adalah

karyawan tata usaha (TU) yang membantu kelancaran pelaksanaan pembelajaran.

Bantuan yang diberikan itu berupa penyediaan berbagai fasilitas yang dibutuhkan

guru dalam kaitan dengan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Keempat

unsur tersebut saling mendukung dalam memproses siswa baru menjadi tamatan

yang sesuai dengan visi sekolah. Dengan sarana dan prasarana yang memadai

serta jalinan kerja sama yang baik antara kepala sekolah dan stafnya, tenaga

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 76: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

62

pendidik, dan tenaga kependidikan di SMK N 6 Jakarta, terciptalah suatu suasana

pembelajaran yang berlangsung nyaman.

3.2 Misi Sekolah

Selain visi, SMK N 6 Jakarta juga menyatakan misi atau tugasnya. Di bawah ini

adalah misi SMK N 6 Jakarta yang tertuang dalam Pedoman Mutu (2005).

(1) Meningkatkan kompetensi siswa yang siap memasuki dunia kerja di pasar

internasional.

(2) Menghasilkan tamatan yang memiliki kecakapan hidup untuk membuka

usaha mandiri.

(3) Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang bersertifikasi.

(4) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung proses

pembelajaran yang optimal.

(5) Meningkatkan pelayanan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Misi butir kesatu dan kedua sejalan dengan analisis kebutuhan Graves (2000),

khususnya bagian informasi mengenai pemelajar pada masa depan, yakni

menggambarkan perubahan pemelajar yang diinginkan setelah mengikuti proses

pembelajaran. Dikaitkan dengan topik penelitian ini, misi sekolah butir kesatu dan

kedua menunjukkan kebutuhan sekolah, yakni mengusahakan perubahan siswa

agar memiliki keterampilan bahasa Inggris yang dapat digunakan untuk bekerja

ataupun untuk berwiraswasta. Dengan demikian, proses pembelajaran bahasa

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 77: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

63

Inggris dengan model silabus EOP tepat digunakan untuk siswa SMK dengan visi

seperti tersebut di atas.

3.3 Kurikulum di SMK N 6 Jakarta

Selain yang disebutkan di atas, untuk mewujudkan visi SMK N 6 Jakarta ini

dibutuhkan suatu perangkat pembelajaran berupa kurikulum dan silabus yang

tepat guna. Maksudnya adalah kurikulum dan silabus yang mampu menjawab

kebutuhan siswa yang dipersiapkan untuk berdaya saing tinggi itu. Mulai tahun

2006, melalui Permendiknas nomor 24 tahun 2006 diberlakukan KTSP. Namun,

sekolah diizinkan untuk menerapkan KTSP secara bertahap. Maksudnya adalah

tidak semua kelas/tingkat harus sudah menggunakan KTSP. Hal ini dapat

dimaklumi karena tidak semua sekolah siap melaksanakan KTSP untuk semua

tingkat.

SMK N 6 Jakarta menerapkan KTSP untuk kelas X , sedangkan kelas XI dan

XII masih menggunakan Kurikulum 2004. Selanjutnya, peneliti ini ingin

mengetahui alasan kebijakan itu. Melalui hasil wawancara dengan wakil kepala

sekolah bidang kurikulum diperoleh penjelasan bahwa pemerintah/Departemen

Pendidikan memberi kelonggaran kepada sekolah boleh tetap melaksanakan

kurikulum 2004 sampai tahun ajaran 2008/2009. Selain itu, dalam KTSP terdapat

mata pelajaran baru yang tidak ada dalam kurikulum 2004, misalnya Ilmu

Pengetahuan Alam, Seni dan Budaya, dan pelajaran untuk muatan lokal yang

disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Dengan adanya mata pelajaran ini

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 78: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

64

diperlukan berbagai persiapan, terutama guru yang akan mengajarkan mata

pelajaran itu.

Terkait dengan bahasa Inggris, perbedaan yang mendasar antara kurikulum

2004 dengan KTSP ialah bahwa dalam kurikulum 2004 keempat keterampilan

bahasa diajarkan melalui tema yang telah ditentukan, sedangkan KTSP

mengajarkan keempat keterampilan bahasa melalui kompetensi dasar. Selain itu,

materi pembelajaran dalam kurikulum 2004 dipandang terlalu padat dibanding

dengan kompetensi bahasa yang telah ditetapkan dalam KTSP.

Dalam KTSP dinyatakan ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris

meliputi aspek komunikasi sehari-hari dalam lingkungan pekerjaan. Sebenarnya,

guru telah mengajarkan kemahiran itu kepada siswa, sehingga tamatan seharusnya

mampu berkomunikasi sehari-hari dalam lingkungan pekerjaan. Namun,

kenyataannya kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan masih kurang.

Secara garis besar, dalam KTSP yang diberlakukan untuk kelas X dan

Kurikulum 2004 untuk kelas XI dan XII disebutkan bahwa siswa SMK disiapkan

menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang mampu berkomunikasi secara lisan.

Dengan demikian, seharusnya baik materi pembelajaran maupun alat ukurnya

ditekankan pada keterampilan berbicara. Dalam observasi, peneliti ini

menemukan bahwa keterampilan berbicara belum mendapatkan penekanan yang

memadai. Hal ini bukan disebabkan oleh kesalahan guru semata, melainkan belum

ada pengarahan lebih lanjut dari pemerintah mengenai pengukuran kemampuan

berkomunikasi secara lisan yang tepat. Selama ini guru bahasa Inggris dalam

mengukur ketercapaian kompetensi siswa masih berada pada taraf mencoba.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 79: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

65

Sering terjadi guru tidak mengukur kemampuan komunikasi secara lisan tetapi

justru pengetahuan kebahasaan dan dilakukan secara tertulis. Peneliti ini

menghadirkan silabus EOP dilengkapi dengan penilaian yang mengukur

ketercapaian kompetensi dasar EOP itu.

Dalam pembelajaran di SMK pada umumnya, standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang ditetapkan dalam KTSP menjadi acuan guru dalam

mengembangkan silabus. Dengan demikian standar kompetensi dan kompetensi

dasar merupakan faktor penentu dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. Untuk

mata pelajaran bahasa Inggris ditetapkan tiga macam standar kompetensi yang

masing-masing dijabarkan ke dalam beberapa kompetensi dasar. Ketiga macam

standar kompetensi itu menunjukkan tingkat/kelas dalam SMK. Standar

kompetensi: berkomunikasi dalam bahasa Inggris setara level novice dimaksudkan

untuk kelas X, berkomunikasi dalam bahasa Inggris setara level elementary untuk

kelas XI, dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris setara level intermediate untuk

kelas XII (KTSP SMK N 6 Jakarta, 2006). Penjelasan selengkapnya dapat dilihat

dalam tabel 3.1 di bawah ini.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 80: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

66

Tabel 3.1:

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris

Untuk SMK

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.1 Memahami ungkapan-ungkapan dasar pada interaksi sosial

untuk kepentingan kehidupan.

1.2 Menyebutkan benda-benda, orang, ciri- ciri, waktu, hari,

bulan, dan tahun.

1.3 Mendeskripsikan benda-benda, orang,

ciri-ciri, waktu, hari, bulan, dan tahun.

1.4 Menghasilkan tuturan sederhana yang Cukup untuk fungsi-

fungsi dasar.

1.5 Menjelaskan secara sederhana kegiatan yang sedang terjadi.

1.6 Memahami memo dan menu sederhana, jadwal perjalanan

kendaraan umum, dan rambu-rambu lalu lintas.

1.7 Memahami kata-kata dan istilah asing serta kalimat sederhana

berdasarkan rumus.

1. Berkomunikasi

dalam bahasa

Inggris setara

Level Novice.

1.8 Menuliskan undangan sederhana.

2. Berkomunikasi

dengan bahasa

Inggris setara

Level Elementary.

2.1 Memahami percakapan sederhana

sehari-hari baik dalam konteks

profesional maupun pribadi dengan

orang bukan penutur asli.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 81: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

67

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2.2 Mencatat pesan-pesan sederhana baik

dalam interaksi langsung maupun

melalui alat.

2.3 Merinci tugas pekerjaan dan latar

belakang pendidikan yang dimilikinya

secara lisan dan tulisan.

2.4 Menceritakan pekerjaan di masa lalu

dan rencana kerja yang akan datang.

2.5 Mengungkapkan berbagai macam

maksud hati.

2.6 Memahami instruksi-instruksi

sederhana.

2.7 Membuat pesan-pesan pendek,

petunjuk, dan daftar dengan pilihan

kata, ejaan, dan tata tulis yang

berterima.

3.1 Memahami monolog yang muncul pada

Situasi kerja tertentu.

3.2 Memahami percakapan terbatas dengan

penutur asli.

3.3 Menyajikan laporan.

3. Berkomunikasi dengan

bahasa Inggris setara Level

Intermediate

3.4 Memahami manual penggunaan peralatan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 82: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

68

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3.5 Memahami surat-surat bisnis sederahana.

3.6 Memahami dokumen-dokumen teknis.

3.7 Menulis surat bisnis dan laporan

sederhana.

Peneliti ini menilai bahwa penetapan standar kompetensi di atas sudah

tepat. Namun, tidak untuk kompetensi dasar. beberapa kelemaham dalam rumusan

kompetensi dasar ini, yaitu (1) kompetensi dasar tidak dinyatakan dengan kata

kerja operasional, sehingga pencapaian kompetensi sulit diukur, (2) antara

kompetensi level novice sampai dengan level intermediate tidak menunjukkan

suatu kompetensi yang berkelanjutan, dan (3) pengulangan kompetensi. Berikut

ini penjelasannya.

Kompetensi dasar butir 1.1 diawali dengan kata memahami. Bagaimana guru

mengukur atau menilai siswa yang melakukan kegiatan memahami? Berbeda

dengan kompetensi dasar 1.2 yang diawali dengan kata menyebutkan. Dengan

mudah orang akan menilai apakah seseorang sudah mampu atau belum mampu

melakukan kegiatan menyebutkan benda-benda, orang, dan sebagainya ini. Tanda

bahwa orang sudah mampu menyebutkan benda-benda, orang, dan sebagainya ini

secara tertulis yakni berupa hasil tulisan tentang benda-benda, orang, dan

sebagainya, sedangkan secara lisan berupa pengucapan tentang benda-benda,

orang, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dengan mudah diamati sehingga dapat

ditentukan apakah orang itu sudah dapat dikatakan mampu/kompeten atau belum.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 83: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

69

Silabus EOP menggunakan kompetensi dasar yang menggunakan kata kerja

operasional, sehingga setiap rumusannya dapat diamati dan diukur dengan jelas.

Mengenai kompetensi yang tidak berkelanjutan dapat dijelaskan sebagai

berikut. Misalnya, kompetensi dasar pada akhir level novice, yakni 1.8

Menuliskan undangan sederhana mestinya dikategorikan sebagai kompetensi

dasar yang lebih sulit daripada kompetensi dasar pada akhir level elementary,

yakni 2.7 Membuat pesan-pesan pendek, petunjuk, dan daftar dengan pilihan

kata, ejaan, dan tata tulis yang berterima. Sebelum siswa mampu menuliskan

undangan sederhana lebih dulu orang harus sudah mampu membuat pesan-pesan

pendek, petunjuk, dan daftar dengan pilihan kata, ejaan, dan tata tulis yang

berterima. Jadi kompetensi pada butir 2.7 lebih tepat diletakkan sebelum

kompetensi dasar 1.8, yakni sebagai kompetensi dasar butir 1.7. Contoh lain,

kompetensi dasar 3.3 Menyajikan laporan diletakkan sebelum kompetensi dasar

3.8 Menulis surat bisnis dan laporan sederhana. Peneliti ini berpendapat bahwa

urutan kompetensi dasar ini terbalik. Bagaimana siswa mampu menyajikan

laporan kalau kompetensi untuk menulis laporan belum diajarkan? Mestinya,

kompetensi dasar 3.8 Menulis surat bisnis dan laporan sederhana diletakkan

sebelum kompetensi dasar 3.3 Menyajikan laporan. Kesimpulannya, terjadi

rumusan kompetensi yang melompat. Silabus EOP menyajikan rumusan

kompetensi yang berkelanjutan. Kompetensi yang diperoleh saat ini merupakan

titik tolak untuk memperoleh kompetensi selanjutnya.

Ketiga, yaitu pengulangan kompetensi. Menurut peneliti ini, kompetensi

dasar butir 1.2 Menyebutkan benda-benda, orang, ciri-ciri, waktu, hari, bulan,

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 84: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

70

dan tahun merupakan kompetensi dasar yang sudah dimiliki siswa ketika SMP. Di

SMK kompetensi dasar itu dapat saja diajarkan lagi kepada siswa karena suatu

alasan tertentu, namun bukan merupakan kompetensi sasaran. Sebagai gantinya

dihadirkan kompetensi dasar untuk kelas XI, misalnya 2.2 Mencatat pesan-pesan

sederhana baik dalam interaksi langsung maupun melalui alat dan 2.7 Membuat

pesan-pesan pendek, petunjuk, dan daftar dengan pilihan kata, ejaan, dan tata

tulis yang berterima. Jadi, kompetensi dasar dalam silabus EOP tidak membuang

sama sekali kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam KTSP, tetapi

menyusun ulang kompetensi dasar pada level elementary untuk ditempatkan pada

level novice, di samping menambah kompetensi dasar hasil dari analisis

kebutuhan.

3.4 Silabus

Silabus mata pelajaran bahasa Inggris SMK N 6 Jakarta, dikembangkan dari

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam KTSP. Berikut ini

contoh silabus mata pelajaran bahasa Inggris SMK N 6 Jakarta.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 85: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

71

SILAB

US B

AH

ASA

ING

GR

IS

NA

MA

SEKO

LAH

: SMK

N 6 Jakarta

MA

TA PELA

JAR

AN

: Bahasa Inggris

KELA

S/SEMESTER

: X/1-2

STAN

DA

R K

OM

PETENSI: B

erkomunikasi dengan bahasa Inggris setara level novice

KO

DE K

OM

PETENSI :

ALO

KA

SI WA

KTU

: 148 x 45 menit

Alokasi w

aktu K

ompetensi

Indikator M

ateri

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Penilaian

TM

PS PI

Sumber belajar

1.1 M

emaham

i

ungkapan-

ungkapan dasar

pada interaksi

sosial untuk

· U

capan salam

(greeting) pada

saat bertemu dan

berpisah

digunakan secara

٠Greeting and leave

taking

- Good m

orning.

- How

are you?

- I’m fine, thanks.

٠Listening

- About greetings,

introducing,

thanking, leave

takings, and

٠Tes lisan:

- Mem

peragakan

dialog secara

berpasangan.

٠ Tes tertulis:

9

٠

Global A

ccess

to the World

of Work.

٠ English for

Hotel Services.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 86: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

72

kepentingan

kehidupan

tepat.

· M

emperkenal-

kan

diri sendiri

dan orang

lain

diperagakan

dengan tepat.

· B

erbagai

ungkapan terima

kasih dan

responnya

digunakan secara

tepat.

- See you later.

٠Introducing

- May I introduce

myself.

I am

Budi.

- Ani, this is Ida.

- Nice

to m

eet

you.

٠Thanking

- Thank you very

much.

- You’re w

elcome.

٠Apologizing

- I am sorry for …

- Please forgive

me ..

apologizing

- Listening

for

information

- D

ictation

٠Speaking

- saying

greetings,

introducing,

thanking, leave

takings, and

apologizing

- role

playing,

dialogue,

introducing,

thanking, leave

takings, and

apologizing.

- telling oneself

- Melengkapi dialog.

٠Gram

mar in U

se.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 87: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

73

٠Gram

mar review

- Personal

pronoun

(subject &

possessive):I-

my, you-your

- Simple

Present

Tense: to be &

verb 1

٠ Reading for

information

- short passage

- dialogues

٠Writing

- completing

dialogues

- arranging jum

bled

dialogues

- composing

dialogues

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 88: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

74

Alokasi w

aktu K

ompetensi

Indikator M

ateri

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Penilaian

TM

PS PI

Sumber belajar

1.2 Menyebut-

kan benda-

benda,

orang, ciri-

ciri, waktu,

hari, bulan,

dan tahun.

· N

ama-nam

a

benda dan kata

yang

mendeskripsikan

benda yang

terkait dengan

warna, bentuk,

asal (origin),

ukuran, bahan,

jumlah, dan

kualitas

disebutkan

dengan tepat.

· K

ata-kata yang

mendeskripsikan

orang yang

٠ Adjectives

showing colours,

quality, size, shape,

age, origin,

material.

- green, good, big,

old, Indonesian,

wooden, dsb.

٠ Profession,

nationality.

٠ Adjectives

showing physical

(appearance), non-

physical

(characteristic).

- beautiful,

٠Listening

- Matching pictures

with w

ords

- Dictations

- Listening for

information

٠Speaking:

- Nam

ing objects,

quality of objects

and persons,

professions,

nationalities, and

time of the day.

٠Reading:

- Reading for

information

٠Tes lisan

- Mendeskripsikan

gambar secara lisan

٠Tes tertulis

- Melengkapi kalim

at

- Pilihan ganda

- Mem

beri label pada

gambar

- Menjaw

ab

pertanyaan cerita.

12

٠ B

reakthrough

٠ Global A

ccess to

the World of

Work

٠ Person to Person

٠ Gram

mar in U

se

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 89: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

75

terkait dengan

profesi,

kebangsaan, ciri-

ciri fisik,

kualitas, dan

aktifitasnya

disebutkan

dengan tepat.

· W

aktu (tim

e of

the day),

nama-

nama

hari/tanggal,

bulan, tahun

disebutkan

dengan tepat.

humorous dsb.

٠ Noun show

ing

time, day, date,

month, year.

- six o’clock,

Sunday, 1st of

May, July, 2006.

٠Gram

mar review

:

- Singular-plural

nouns. (book-

books, box-

boxes, child-

children, fish-

fish)

- Writing:

- Com

pleting

passages with

suitable words.

Keterangan:

TM : tatap m

uka

PS : praktik di sekolah

PI : praktik di industri (4 jam praktik di dunia industri setara dengan 1 jam

tatap muka)

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 90: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

76

Ada tujuh unsur dalam silabus bahasa Inggris SMK, yaitu kompetensi dasar,

indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar. Uraian secara terperinci dapat disimak di bawah ini.

Unsur pertama adalah kompetensi dasar. Kompetensi dasar merupakan sejumlah

kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai

rujukan untuk menyusun indikator kompetensi (Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan

KTSP dan Silabus Sekolah Menengah kejuruan, 2006). Kompetensi dasar ini

merupakan titik tolak guru bahasa Inggris dalam mengembangkan kegiatan selanjutnya,

yakni mengembangkan indikator. Peneliti ini menghadirkan rumusan kompetensi dasar

yang disimpulkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada siswa, wawancara dengan

praktisi dunia kerja, dan kerangka teori EOP yang dapat disimak pada bab 4.

Unsur kedua adalah indikator. Indikator merupakan penanda pencapaian

kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Bahan Bimbingan Teknis

Penyusunan KTSP dan Silabus Sekolah Menengah Kejuruan, 2006). Selanjutnya,

pernyataan dalam indikator ini merupakan titik tolak dalam mengembangkan materi

pembelajaran. Dalam silabus EOP, peneliti ini menyebut indikator dengan istilah

subkompetensi dasar, karena peryataan dalam indikator itu masih merupakan bagian

dari kompetensi dasar.

Unsur ketiga adalah materi pembelajaran. Secara garis besar, materi pembelajaran

meliputi pengetahuan kebahasaan (tata bahasa, kosakata, dan pelafalan), dan

keterampilan bahasa seperti menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Peneliti ini

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 91: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

77

mengamati ada kaitan erat antara unsur ketiga, yakni materi pembelajaran dengan unsur

keempat, yakni kegiatan pembelajaran. Menurut peneliti ini pernyataan yang tertuang

dalam unsur keempat (kegiatan pembelajaran) dapat disatukan dalam unsur ketiga

(materi pembelajaran).

Seperti diuraikan di atas bahwa secara garis besar, dalam KTSP yang diberlakukan

untuk kelas X dan Kurikulum 2004 untuk kelas XI dan XII disebutkan bahwa siswa

SMK disiapkan menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang mampu berkomunikasi

secara lisan. Dengan demikian, seharusnya materi pembelajaran maupun alat ukurnya

ditekankan pada keterampilan berbicara. Dalam praktiknya kegiatan seperti itu tidak

terlihat dominan. Pembelajaran bahasa Inggris dilaksanakan seperti ciri-ciri dalam

pendekatan audiolingual, yakni stimulus-respon, dan gramatikal. Pendekatan

komunikatif tidak secara efektif dilaksanakan. Hal ini terjadi karena dua sebab (1)

siswa enggan melakukan praktik dan (2) guru cenderung mengajarkan materi UN.

Prioritas guru ini dapat dimengerti karena guru takut siswa tidak lulus ujian.

Ketidaklulusan tersebut akan berdampak luas pada siswa itu sendiri, guru, dan institusi

sekolah. Oleh karena itu, pembekalan materi untuk UN lebih diutamakan. Keterangan

ini tercermin dalam wawancara dengan informan guru, yakni Sri dan Rosmintje seperti

di bawah ini.

Sri : “E gimana ya kalau memprioritas intinya anak itu kan lulus dulu kan baru bekerja,

kan? Ya jelas prioritaskan ke UN dulu baru ke kalau bisa dua-duanya, sih”

(wawancara tanggal 6 November 2007)

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 92: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

78

Pernyataan Rosmintje senada dengan Sri. Kutipan percakapan dengan Romintje

seperti di bawah ini.

Rosmintje : “Untuk diajarkan ke anak itu persentasenya mengarah ke UN lebih banyak

memang” (wawancara tanggal 4 Oktober 2007).

Peneliti ini menganggap bahwa pembelajaran bahasa Inggris yang berorientasi ke

UN kurang memberikan kontribusi kepada siswa dalam menghadapi dunia kerja. Hal

ini disebabkan bahwa materi UN baru mengukur keterampilan menyimak dan membaca

belum mengukur keterampilan berbicara dan menulis. Menurut peneliti ini,

pembelajaran bahasa Inggris untuk SMK seharusnya banyak bersifat praktik, agar siswa

siap ketika memasuki dunia kerja. Pengetahuan kebahasaan sudah diperoleh pemelajar

SMK ketika mereka belajar di SMP. Jadi, pengetahuan kebahasaan tidak perlu lagi

mendapat penekanan yang besar, tetapi diefektifkan dalam bentuk praktik. Supaya

pembelajaran efektif kehadiran silabus EOP dirasakan perlu segera diadakan.

Unsur kelima adalah penilaian. Penilaian dilakukan untuk mengetahui capaian

siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas dua macam, yaitu penilaian secara

lisan dan tertulis. Seperti dalam memilih materi untuk pembelajaran, penilaian pun

sering hanya terfokus pada penggunaan ragam tulis. Hal ini dapat dimengerti karena

dua alasan (1) jumlah siswa dalam satu kelas terlalu besar, yakni empat puluh orang

dan (2) guru merasa perlu melatihkan soal yang mengarah pada UN, yang dikerjakan

secara tertulis.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 93: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

79

Jumlah siswa yang besar dalam satu kelas mengandung dua kelemahan, yakni

dapat menyebabkan kegiatan praktik bahasa lisan menjadi terabaikan dan menuntut

waktu yang banyak dalam pengoreksian praktik bahasa tertulis. Jumlah siswa yang

terlalu besar dalam satu kelas ini tidak saja menyulitkan dalam penilaian tetapi juga

menimbulkan persoalan lain yang serius.

Peneliti ini berpendapat bahwa dengan adanya KTSP soal UN tidak lagi tepat

untuk mengukur capaian kompetensi dasar siswa. Soal UN yang terdiri dari dua bagian

utama, yakni menyimak dan membaca itu belum mengukur capaian kompetensi siswa

sepenuhnya. Alat ukur yang dapat menggambarkan capaian kompetensi siswa selain

menyimak dan membaca, adalah yang berbentuk praktik, baik lisan ataupun tulis.

Praktik bahasa lisan misalnya tes wawancara dan pidato, sedangkan praktik bahasa tulis

misalnya menyusun cerita dan membuat surat. Selain itu, fakta di lapangan

menunjukkan bahwa materi UN bukan merupakan kompetensi yang digunakan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan di dunia kerja.

Unsur kelima adalah alokasi waktu. Dalam KTSP hanya ditetapkan total jumlah

jam pembelajaran selama satu tahun. Pembagian waktu untuk setiap butir kompetensi

dasar diserahkan kepada tiap sekolah sesuai dengan kebutuhannya. Peneliti ini

menemukan ketidaksesuaian antara jumlah jam yang ditetapkan dengan praktik

pembelajaran yang sesungguhnya. Misalnya, dalam silabus disebutkan total waktu

pembelajaran bahasa Inggris untuk kelas X adalah 148 jam (1 jam = 45 menit atau

sering disebut dengan 1 jam pelajaran). Jadi 148 jam diartikan sebagai 148 tatap muka.

Namun, penggunaan jam belajar bahasa Inggris yang terjadi di lapangan tidak sebesar

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 94: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

80

itu. Perbedaan ini disebabkan adanya berbagai kegiatan sekolah sehingga pembelajaran

tidak dapat dilangsungkan. Uraian lengkap dapat disimak di bawah ini.

Mata pelajaran bahasa Inggris kelas X per minggu ditetapkan 4 kali tatap muka.

Jumlah keseluruhan minggu pada semester ganjil adalah 24 minggu. Kegiatan sekolah

selama semester ganjil sebagai berikut.

(1) Masa Orientasi Siswa (MOS) : 1 minggu

(2) Libur awal puasa : 1 minggu

(3) Libur Idul Fitri : 2 minggu

(4) Ujian akhir semester : 1 minggu

(5) Remedial dan persiapan rapor : 1 minggu

(6) Cadangan : 1 minggu

(7) Libur semester satu : 2 minggu

9 minggu

Jumlah minggu efektif selama semester ganjil adalah 24 - 9 = 15 minggu. Jadi jumlah

tatap muka belajar bahasa Inggris kelas X SMK pada semester ganjil adalah 4 x 15 = 60

kali tatap muka.

Untuk semester genap, jumlah minggu keseluruhan adalah 25 minggu. Kegiatan

sekolah selama semester genap adalah sebagai berikut.

(1) Try Out (TO) dan Tes Kendali

Mutu (TKM) untuk kelas XII : 1 minggu

(2) Ujian praktik sekolah : 1 minggu

(3) Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US) : 1 minggu

(4) Ulangan akhir semester : 1 minggu

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 95: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

81

(5) Remedial dan persiapan rapor : 1 minggu

(5) Cadangan : 1 minggu

(6) Libur semester 2 : 2 minggu

8 minggu

Jumlah minggu efektif pada semester genap adalah 25 – 8 = 17 minggu. Jadi, jumlah

tatap muka untuk belajar bahasa Inggris kelas X semester genap 4 x 17 minggu = 68

kali tatap muka. Keseluruhan jam belajar bahasa Inggris kelas X dalam satu tahun

adalah 60 + 68 = 128 tatap muka. Dengan demikian terjadi perbedaan yang cukup

tajam, yakni 20 jam atau tatap muka. Peneliti ini berpendapat, jumlah jam pembelajaran

bahasa Inggris yang ditetapkan dalam silabus sebaiknya mendekati jumlah jam

pembelajaran yang riil, sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan

pembelajaran. Silabus EOP menyajikan waktu belajar yang riil, sehingga

memungkinkan ketepatan waktu dalam mencapai kompetensi yang ditargetkan.

Unsur keenam atau terakhir adalah sumber belajar. Untuk menunjang lancarnya

pembelajaran digunakan macam-macam buku bahasa Inggris dan sumber lain yang

sesuai. Dalam silabus EOP sumber pembelajaran berupa buku ajar bahasa Inggris tetap

digunakan, namun lebih ditekankan pada penggunaan sumber otentik baik lisan,

misalnya pembicaraan penutur asli dalam kaset maupun tulis yang didapatkan dari

dunia kerja, misalnya memo, brosur, dan sebagainya.

3.5 Siswa

Pada umumnya siswa SMK N 6 Jakarta berasal dari lulusan SMP yang terletak di

sekitar lokasi sekolah itu. Jumlah keseluruhan siswa adalah 884 orang, di kelas X 300

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 96: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

82

orang, di kelas XI 254 orang, dan di kelas XII 250 orang. Daftar lengkap siswa SMK N

6 Jakarta dapat dilihat pada Lampiran. Secara garis besar tabel 3.2 di bawah ini

menggambarkan jumlah siswa dan program keahlian yang dipilih.

Tabel 3.2:

Siswa SMK N 6 Jakarta

Kls Program

Administrasi

Perkantoran

Akuntansi Penjualan Multimedia

Total

AP 1 AP

2

AK 1 AK

2

AK

3

PJ

1

PJ 2 MM 1 MM 2

X 40 38 39 36 - 39 35 37 36 300

XI 35 35 38 40 40 35 35 36 - 294

XII 36 35 37 40 40 34 32 36 - 250

Siswa yang memilih belajar di SMK mayoritas orientasinya adalah segera bekerja

setelah menyelesaikan pendidikan di SMK. Hal ini terungkap dari hasil survei yang

dapat dilihat pada bab 4. Namun, ada beberapa diantaranya yang ingin melanjutkan

pendidikan ke akademi ataupun universitas. Sejalan dengan orientasi mayoritas

pemelajar ini, dirasakan sangat mendesak kehadiran silabus EOP yang membantu

mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 97: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

83

3.6 Guru Bahasa Inggris SMK N 6 Jakarta

Secara umum, guru sebagai pelaksana dari kegiatan pembelajaran sehingga mendukung

tercapainya kompetensi dasar tiap-tiap mata pelajaran. Guru di SMK N 6 Jakarta dibagi

ke dalam tiga kelompok, sesuai dengan pengelompokan mata pelajaran: kelompok

normatif, adaptif, dan produktif. Bahasa Inggris termasuk ke dalam kelompok

matapelajaran adaptif (lihat Lampiran). Dilihat dari mata pelajaran yang diajarkan, guru

mata pelajaran kelompok normatif dan adaptif dapat mengajar di SMU dan SMK,

karena mata pelajaran yang diajarkan bersifat umum dalam arti tidak terkait langsung

dengan dunia kerja. Sebaliknya, guru mata pelajaran kelompok produktif tidak dapat

mengajar di SMU, karena mata pelajaran yang diajarkan tersebut khusus bagi SMK.

Kelompok mata pelajaran produktif dipandang sebagai mata pelajaran yang

memiliki kaitan langsung dengan dunia kerja. Oleh karena itu, di SMK N 6 Jakarta

memprogramkan adanya guru tamu dari dunia kerja untuk mengajarkan mata pelajaran

atau keterampilan tertentu. Hal ini sebagai upaya mendekatkan kompetensi yang

dibutuhkan dunia kerja dengan mata pelajaran kejuruan yang diajarkan di sekolah.

Berikut ini kutipan wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang hubungan

masyarakat (Humas) tanggal 16 Mei 2008.

Elina : “Iya..e… di SMK Negeri 6, ada guru tamu, tetapi hanya tertentu. Untuk

produktifnya saja, jadi masih ee.. belum banyak ya, dalam arti belum banyak…

hanya ada satu itu, semacam praktisi ya, di dunia industri untuk e….mata

kompetensi mengenai pabean”

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 98: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

84

Kondisi seperti itu tidak terjadi untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Berikut ini

petikan wawancara antara peneliti ini dengan wakil kepala sekolah bidang humas

tanggal 16 Mei 2008.

Elina : “Kalau bahasa Inggris disini memang kita belum ada dari industri, cuman

kita memang e…ada guru semacam guru kursus, tapi bukan dari dunia

industri Kenapa? kita merasa memang masih sifatnya umum, ya, artinya tuh

masih seragam semua, ya sama-samalah begitu. Sehingga kita tidak merasa

…. di sini ada praktisi dari khusus untuk bahasa Inggris. Juga mengapa kita

tidak mengadakan guru bantu di sini emm...satu memang kelemahan kita, tuh

e mungkin modal juga, ya bu,ya. Kemudian yang kedua itu, kalau di dunia

industri itu jarang sekali kalau orang masuk kerja di sana itu fokus bertanya

mengenai e spesial khusus untuk e industrinya, gitu. Maka kita menganggap

ya udah, kita samakan saja, umum saja, umum aja, sifatnya umum. Mungkin

ke depan kita berpikir ke situ, Bu. Kita kaitkan, kira-kira yang berlaku bahasa

Inggris di industri itu seperti apa.”

Selain sekolah tidak menyediakan guru tamu dari dunia kerja untuk mengajarkan

bahasa Inggris yang dipakai di lingkungan kerja, guru bahasa Inggris pun tidak

melakukan survei ke perusahaan atau tempat kerja lainnya. Dari hasil wawancara

dengan guru bahasa Inggris diperoleh informasi sebagai berikut.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 99: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

85

Nurvi : “Kalau ini belum pernah saya lakukan, Bu” (wawancara tanggal 24 Oktober

2007).

Sri: “Kalau yang dimaksud ini belum pernah, ya. Mungkin kalau secara e secara ini

saya mungkin pernah, Cuma nggak nggak … ya informal. Jadi nggak dibukukan

atau untuk apa dicatat ini nggak” (wawancara tanggal 6 November 2007).

Cherry: “Saya belum pernah melakukan. Cuma saya pikir sendiri gimana sih caranya

supaya anak itu mengerti? Jadi Cuma analisa saya sendiri kali, ya? Tapi saya

sendiri belum pernah melakukan kuesioner ke perusahaan atau kuesioner ke anak

apa yang mereka butuhkan” (wawancara tanggal 6 November 2007).

Sebagai gantinya, sebelum tahun ajaran baru dimulai, guru bahasa Inggris ini

menganalisis rumusan kompetensi dasar untuk memperbarui silabus yang sudah ada.

Dari silabus itu dikembangkan lagi menjadi program kerja tahunan dan rencana

pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, yang dilakukan guru adalah analisis

kurikulum dan silabus, bukan analisis kebutuhan seperti yang digambarkan Graves

(2000).

Dengan tidak adanya kegiatan analisis kebutuhan ini, guru tidak mengetahui tujuan

dan harapan siswa dalam mempelajari bahasa Inggris. Berdasarkan pengamatan peneliti

ini, yang terjadi pada guru bahasa Inggris di SMK N 6 Jakarta ini juga terjadi pada guru

bahasa Inggris di SMK lain. Guru tidak dituntut untuk merumuskan tujuan siswa dalam

mempelajari bahasa Inggris, karena tujuan itu telah ditetapkan pemerintah berupa

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 100: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

86

tujuan pembelajaran bahasa Inggris dan berlaku dalam skala nasional dalam arti berlaku

untuk SMK semua bidang keahlian. Tugas guru adalah menjalankan tujuan itu.

Tujuan pembelajaran yang ditetapkan pemerintah ini dikenal dengan istilah standar

kompetensi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah SMK semua bidang keahlian

memiliki kebutuhan yang sama? Apakah SMK kelompok bidang keahlian teknologi

memiliki kebutuhan yang sama dengan SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen?

Peneliti ini menangkap adanya kelemahan penetapan tujuan pembelajaran bahasa

Inggris berskala nasional untuk semua jenis SMK ini. Peneliti ini berpendapat bahwa

dapat saja siswa SMK bidang keahlian teknologi memiliki kebutuhan utama untuk

membaca, bukan pada berbicara, karena orientasi pekerjaan mereka adalah di bidang

teknik yang membutuhkan kemahiran memahami teks. Oleh karena itu, KTSP yang

mengizinkan pembuatan kurikulum menurut kebutuhan sekolah, mestinya membuka

kesempatan kepada sekolah untuk menggali kebutuhannya. Dengan kata lain, sekolah

memiliki kewenangan menetapkan tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang diperoleh

secara langsung dari siswa dan dipadukan dengan orientasi bidang keahlian SMK.

3.7 Pembelajaran Bahasa Inggris di SMK N 6 Jakarta

Proses pembelajaran adalah salah satu usaha untuk mewujudkan visi SMK N 6 Jakarta

yang telah disebutkan di atas. Proses pembelajaran bahasa Inggris dilaksanakan

semaksimal mungkin untuk mewujudkan visi SMK N 6 Jakarta. Masalah pokok yang

terkait dengan proses pembelajaran bahasa Inggris adalah kompetensi dasar dan materi

ajar. Dalam pelaksanaannya, sering terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi dasar

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 101: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

87

yang akan dicapai dan materi pembelajaran yang diajarkan untuk mencapai kompetensi

dasar itu. Berikut ini penjelasannya.

Dalam silabus bahasa Inggris SMK N 6 Jakarta untuk kelas X disebutkan

kompetensi dasar 1.4 Menghasilkan tuturan sederhana yang cukup untuk fungsi-fungsi

dasar. Waktu yang disediakan untuk mencapai kompetensi dasar itu adalah 22 jam

pelajaran (22 x 45 menit) dengan materi pembelajaran

- words and expressions used to show regrets and apologies: I’m sorry that…

- words and expressions used to express sympathy: I’m sorry to hear that …

- adjectives for expressing feelings: happy, terrible, sad, etcetera.

- adjectives ‘-ing’ vs ‘-ed’: boring x bored

- adjectives set expressions: get bored; turn bad; etcetera

- subject-verb agreement: John is very happy to see you

- words and expressions used in asking for and giving permissions: May I use the

phone; You can leave now

- grammar: modal + auxiliary

- expressions and verb form used in commands and requests: Can you lend me a

pen, please?; Come here; Stand up!

- responses to commands: Yes, I will; Certainly

- expressions used for offering things and services: Would you like to have some

tea; Would you like to taste this food?

Melalui pengamatan peneliti ini, materi pembelajaran bahasa Inggris seperti di atas

menggiring guru untuk menjelaskan secara lengkap tentang kaidah kebahasaan dan

mengecek apakah penjelasannya tersebut dimengerti siswa melalui sejumlah latihan.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 102: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

88

Akibatnya, penjelasan dan latihan ini menyita waktu cukup lama. Hasil kuesioner (bab

4) kegiatan seperti ini kurang disukai siswa. Dampak lainnya adalah siswa kurang

tertarik menyelesaikan PR tepat waktu (bab 4). Dengan tersitanya waktu untuk

menjelaskan kaidah kebahasaan ini, akhirnya, guru merasa perlu segera beralih ke

kompetensi dasar selanjutnya dengan meninggalkan latihan keterampilan berbicara

secara intensif, yang sebenarnya merupakan satu dari indikator orang yang profesional,

mandiri, dan kompetitif. Guru menganggap bahwa pemahaman terhadap kaidah

kebahasaan ini merupakan dasar untuk pemahaman kaidah kebahasaan selanjutnya

sebagai persiapan awal menyongsong materi UN yang kaidah kebahasaannya lebih

sulit. Dalam kondisi seperti ini, pembelajaran bahasa Inggris di SMK N 6 Jakarta lebih

berciri EAP daripada EOP.

Silabus EOP tidak menghilangkan materi pembelajaran mengenai kaidah

kebahasaan, namun diantara kaidah kebahasaan itu diseleksi yang benar-benar berguna

menunjang tercapainya kompetensi dasar. Dari contoh materi pembelajaran di atas yang

tidak perlu ditonjolkan sehubungan dengan kompetensi dasar 1.4 menghasilkan tuturan

sederhana yang cukup untuk fungsi-fungsi dasar adalah

- adjectives set expressions: get bored; turn bad; etcetera.

- Modals + auxilliary

- expressions and verb form used in commands and requests: Can you lend me a

pen, please?; Come here; Stand up!

- responses to commands: Yes, I will; Certainly

Materi pembelajaran tersebut di atas tidak perlu menjadi pembahasan tersendiri dalam

materi pembelajaran, namun ditampilkan dalam latihan-latihan, karena pada dasarnya

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 103: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

89

lulusan SMK tidak ditargetkan untuk jadi ahli bahasa. Selain itu, waktu tatap muka

lebih berguna untuk mengintensifkan keterampilan berbicara sehingga menunjang

pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan itu.

Analisis situasi pembelajaran di SMK ini akan dilengkapi dengan data hasil

analisis dokumen, hasil kuesioner dan hasil wawancara dengan praktisi dunia kerja

yang dapat disimak pada bab selanjutnya.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 104: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

90

BAB 4

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SILABUS EOP

Bab ini menyajikan dua bahasan pokok, yaitu hasil analisis kebutuhan dan silabus EOP.

Analisis kebutuhan dalam bab ini mengungkapkan kebutuhan institusi, siswa, dan dunia

kerja. Kebutuhan institusi terungkap melalui analisis berbagai dokumen terkait,

kebutuhan siswa terungkap melalui hasil kuesioner, dan kebutuhan dunia kerja

terungkap melalui hasil wawancara dengan praktisi dunia kerja.

Kesimpulan dari semua kebutuhan itu sebagai landasan dalam mengajukan silabus

EOP. Berikut ini pembahasannya.

4.1 Analisis kebutuhan

Kebutuhan di sini adalah kebutuhan terhadap pembelajaran bahasa Inggris dilihat dari

empat sudut pandang: pemerintah, institusi/sekolah, siswa, dan dunia kerja. Informasi

mengenai kebutuhan ini diperoleh melalui kegiatan analisis dokumen, kuesioner, dan

wawancara. Pembahasannya sebagai berikut.

4.1.1 Kebutuhan Pemerintah Akan Bahasa Inggris

Dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, pasal 3 penjelasan pasal 15 berbunyi

“pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Pasal ini dengan jelas

menginformasikan kepada institusi pendidikan dalam hal ini SMK bahwa pemerintah

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 105: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

91

membutuhkan lulusan SMK yang siap bekerja. Pernyataan ini mengandung pengertian

bahwa bahasa Inggris yang diajarkan di sekolah harus menunjang kebutuhan

pemerintah di atas, yakni bahasa Inggris untuk tujuan pekerjaan.

4.1.2 Kebutuhan Institusi/Sekolah Akan Bahasa Inggris

Kebutuhan institusi/sekolah akan bahasa Inggris dapat disimpulkan dari pernyataan visi

sekolah dan dalam KTSP. Dalam visi sekolah yang terkait dengan siswa, dinyatakan

bahwa menghasilkan tamatan yang profesional, mandiri, dan kompetitif. Untuk dapat

menjadi seperti ini, dibutuhkan bahasa Inggris yang berciri EOP, bukan lagi EAP.

Selain dalam visi sekolah kebutuhan akan bahasa Inggris institusi ini tercermin dalam

KTSP, yaitu (1) ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris meliputi aspek-aspek

komunikasi sehari-hari dan komunikasi dasar di lingkungan kerja, (2) standar

kompetensi terakhir bahasa Inggris adalah berkomunikasi dalam bahasa Inggris setara

level intermediate. Pernyataan ini menyiratkan bahwa institusi/sekolah membutuhkan

pembelajaran bahasa Inggris yang hasil akhirnya adalah menciptakan siswa mahir

berkomunikasi (lisan dan tertulis). Oleh karena itu dibutuhkan pembelajaran atau

silabus EOP.

4.1.3 Kebutuhan Siswa Akan Bahasa Inggris

Untuk dapat menganalisis kebutuhan siswa dalam mempelajari bahasa Inggris akan

lebih sempurna apabila diketahui profil siswa. Peneliti ini mengambil informasi masa

kini pada analisis Graves (2000) sebagai sarana menetapkan profil siswa. Dengan

demikian profil siswa ini menyangkut (1) keadaan siswa: usia, lamanya belajar bahasa

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 106: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

92

Inggris, (2) tingkat kemampuan bahasa Inggris pemelajar, (3) minat pemelajar terhadap

bahasa Inggris, (4) gaya belajar pemelajar, dan (5) sikap pemelajar terhadap bahasa

Inggris.

4.1.3.1 Keadaan Pemelajar

Untuk mengetahui keadaan pemelajar ditanyakan dalam kuesioner pertanyaan nomor 1-

3. Responden diminta memilih satu jawaban yang sesuai dengan keadaannya.

Berdasarkan kuesioner yang telah diisi responden dan dikembalikan kepada peneliti ini

diperoleh informasi sebagai berikut. Dari hasil kuesioner pertanyaan nomor 1 mengenai

usia pemelajar kelas X, diketahui bahwa paling banyak responden , yakni 24 orang

(77,4%) berusia 15 tahun. Tidak ada responden yang memilih jawaban 17 tahun (0%).

Lihat tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1:

Usia Pemelajar Kelas X

Dalam tahun Total

14 15 16 17

% % % % %

Pemelajar

5 16,1 24 77,4 2 6.5 0 0 31 100

Usia ini tergolong yang paling muda di antara kelas atau tingkatan yang ada di

SMK. Untuk dapat memperoleh kompetensi yang berguna di dunia kerja harus diawali

dengan pencapaian kompetensi setahap demi setahap sesuai dengan perkembangan usia

pemelajar. Oleh karena itu, rumusan kompetensi untuk pemelajar usia seperti ini

dipilihkan rumusan kompetensi yang paling ringan di antara daftar kompetensi yang

ada. Dengan kata lain rumusan kompetensi harus berjenjang, dari kompetensi yang

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 107: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

93

mudah dilanjutkan dengan kompetensi yang lebih sulit. Ada kesinambungan antara

kompetensi yang pertama dengan kompetensi selanjutnya. Dengan demikian, rumusan

kompetensi dalam silabus EOP yang diajukan untuk kelas X ini adalah rumusan

kompetensi yang paling mudah dicapai diantara rumusan kompetensi yang lain.

Selain masalah usia, data lain yang menggambarkan profil responden pemelajar

adalah lamanya pemelajar belajar bahasa Inggris. Data mengenai hal ini digali melalui

kuesioner pertanyaan nomor 2. Pemelajar SMK N 6 Jakarta rata-rata telah belajar

bahasa Inggris selama 7 tahun. Hal ini diketahui dari 21 orang (67,7%) yang memilih

jawaban 7 tahun. Dengan demikian, mereka mulai mempelajari bahasa Inggris sejak

pendidikan sekolah dasar (SD) kelas 4. Dengan lama belajar bahasa Inggris selama 7

tahun diasumsikan pemelajar sudah menguasai pengetahuan bahasa Inggris dasar.

Dengan demikian, silabus yang berguna di dunia kerja dapat dimulai ketika pemelajar

memasuki pendidikan di SMK. Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.2 di

bawah ini.

Tabel 4.2:

Lamanya Pemelajar Kelas X Belajar Bahasa Inggris

Dalam tahun Total

4 5 6 7

% % % % %

Pemelajar

1 3,2 3 9,7 6 19,4 21 67,7 31 100

.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 108: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

94

Dengan tujuh tahun belajar bahasa Inggris maka lulusan SMK diasumsikan telah

menguasai bahasa Inggris umum, sehingga segera dapat dikembangkan ke bahasa

Inggris khusus, yakni untuk tujuan pekerjaan atau EOP.

Untuk mengetahui latar belakang pemelajar selain mengetahui usia dan lamanya

belajar bahasa Inggris, perlu juga diketahui bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.

Dari jawaban tersebut diketahui 26 orang (83,9%) menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa dalam komunikasi sehari-hari di rumah. Di samping itu, 5 orang

(16,1%) menggunakan bahasa campuran (daerah, Indonesia, asing). Informasi

mengenai hal ini berguna bagi guru dalam menjalin komunikasi dengan siswa dalam

belajar-mengajar sehingga tidak ada hambatan ketika pembelajaran bahasa Inggris

diintensifkan pada dunia kerja. Tabel 4.3 memuat data secara lengkap.

Tabel 4.3:

Bahasa Sehari-hari yang Digunakan Pemelajar Kelas X di Rumah

Bahasa sehari-hari Total

Bahasa Daerah

Bahasa Indonesia

Bahasa Asing

Bahasa Campuran (Daerah, Indonesia, dan Asing)

% % % % %

Pemelajar

0 0 26 83,9 0 0 5 16,1 31 100

4.1.3.2 Tingkat Kemampuan Bahasa Inggris Pemelajar

Data dari tes kemampuan bahasa Inggris yang menyatakan sebanyak 16 orang (51,6%)

berada pada tingkat novice 51,6% dan 15 orang (48,4%) pada tingkat elementary.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 109: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

95

Namun tidak ada satu responden pun yang dapat mencapai tingkat intermediate. Data

ini memperkuat alasan yang telah diuraikan di atas bahwa begitu pemelajar memasuki

SMK mereka siap diberikan pembelajaran EOP. Lihat tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4:

Perolehan Skor TOEIC Pemelajar Kelas X

Tingkat Total

Novice (5-250)

Elementary (255-400)

Intermediate (405-600)

% % % %

Pemelajar

16 51,6 15 48,4 0 0 31 100

4.1.3.3 Minat Pemelajar terhadap Bahasa Inggris

Aspek ketiga dalam informasi masa kini adalah minat pemelajar terhadap bahasa

Inggris. Data ini diperoleh melalui jawaban responden pemelajar dalam kuesioner

pertanyaan nomor 4-8. Kategori pilihan jawaban adalah selalu, kadang-kadang, jarang,

dan tidak pernah. Untuk membedakan pemahaman kadang-kadang dengan jarang

digunakan kriteria sebagai berikut. Apabila aktifitas itu dilakukan kurang dari tiga kali

dikategorikan jarang, tetapi lebih dari tiga kali dikategorikan kadang-kadang.

Secara umum, minat yang tinggi terhadap bahasa Inggris berguna untuk

mempercepat pencapaian kompetensi. Pertanyaan nomor 4 mengenai ketepatan

pemelajar dalam mengumpulkan tugas yang berhubungan dengan bahasa Inggris. Hasil

jawaban mengungkapkan bahwa jumlah responden yang memilih jawaban selalu, yang

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 110: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

96

diasumsikan sebagai minat tinggi yaitu 9 orang (29,0%). Selanjutnya, tidak ada

responden yang memilih jawaban tidak pernah yang diasumsikan sebagai minat rendah.

Perolehan persentase 0% pada jawaban tidak pernah terjadi juga pada pilihan jawaban

jarang. Perolehan persentase terbanyak (71,0%) terdapat pada pilihan jawaban kadang-

kadang. Dengan demikian, minat responden dapat dikategorikan sedang. Data

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5:

Mengerjakan Tugas atau Pekerjaan Rumah Bahasa Inggris Tepat Waktu

Pilihan Jawaban\ Total

Selalu Kadang-kadang

Jarang Tidak Pernah

% % % % %

Pemelajar

9 29,0 22 71,0 0 0 0 0 31 100

Selain menggali data mengenai minat pemelajar dalam bahasa Inggris dengan cara

memberikan pertanyaan mengenai cara mereka menyelesaikan PR, selanjutnya, peneliti

ini memberikan pertanyaan mengenai keaktifan mereka dalam upaya mengembangkan

kemampuan bahasa Inggris mereka, yakni dalam hal mengikuti kursus, kegiatan dan

lomba bahasa Inggris. Dalam kuesioner masalah ini ditanyakan dalam pertanyaan

nomor 5. Dari jawaban kuesioner responden yang menyatakan selalu terdapat 1 orang

(3,2%). Perolehan tertinggi berada pada jawaban jarang, yakni 16 orang (51,6%).

Dengan demikian minat pemelajar terhadap kegiatan bahasa Inggris dapat dikatakan

sedang. Data secara lengkap dapat dilihat dalam tabel 4.6 di bawah ini.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 111: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

97

Tabel 4.6:

Mengikuti Kursus, Kegiatan, dan Lomba Bahasa Inggris

Pilihan Jawaban Total

Selalu Kadang-kadang

Jarang Tidak Pernah

% % % % %

Pemelajar

1 3,2 6 19,4 16 51,6 8 25,8 31 100

Untuk memperoleh informasi tambahan mengenai minat pemelajar dalam bahasa

Inggris ini, peneliti ini mengajukan pertanyaan yang lain yakni pertanyaan nomor 6

mengenai kegiatan yang berhubungan dengan listening, yakni mendengarkan lagu,

cerita, dan film berbahasa Inggris. Seperti pada pertanyaan nomor 5, peneliti ini

menyatukan 3 item kegiatan: mendengarkan lagu, cerita, dan film berbahasa Inggris

dengan maksud bahwa melakukan satu dari tiga kegiatan tersebut dianggap aktif.

Jawaban responden menunjukkan bahwa 6 orang (19,4%) yang memilih selalu.

Perolehan persentase tertinggi berada pada jawaban kadang-kadang, yaitu 20 orang

(64,5%). Dapat disimpulkan bahwa minat pemelajar terhadap listening dalam keadaan

sedang. Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.7 di bawah ini.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 112: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

98

Tabel 4.7:

Mendengarkan Lagu, Cerita, dan Film Berbahasa Inggris

Pilihan Jawaban total

Selalu Kadang-kadang

Jarang Tidak Pernah

% % % % %

Pemelajar

6 19,4 20 64,5 5 16,1 0 0 31 100

Setelah data yang terkait dengan minat pemelajar dalam listening, peneliti ini

menghadirkan pertanyaan kuesioner nomor 7 yang terkait dengan minat pemelajar

dalam reading, yakni membaca buku, koran, majalah, dan artikel berbahasa Inggris.

Seperti dalam kuesioner pertanyaan nomor 5 dan 6, peneliti ini menyatukan beberapa

item: buku, koran, majalah, dan artikel berbahasa Inggris. Perolehan data terlihat

sebagai berikut.

Dari data dalam tabel 4.8 terlihat kondisi minat pemelajar terhadap bahasa Inggris

yang tidak begitu menggembirakan. Hal ini nampak dari adanya 4 orang (12,9%) yang

memilih jawaban tidak pernah. Peneliti ini berpendapat bahwa selama masih berstatus

pemelajar, kegiatan utama yang dilakukan adalah membaca buku baik yang terkait

langsung dengan mata pelajaran maupun yang menunjang mata pelajaran itu. Data lain

yang memperkuat anggapan minat pemelajar yang belum menggembirakan ini terlihat

dari ketiadaan responden yang memilih selalu. Perolehan persentase tertinggi berada

pada jarang, yakni 58,1% disusul kadang-kadang, yakni 29,0%. Kesimpulan, minat

pemelajar terhadap reading dalam keadaan rendah.Tabel 4.8 berikut ini merangkum

keterangan di atas.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 113: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

99

Tabel 4.8:

Membaca Buku, Koran, Majalah, dan Artikel Berbahasa Inggris

Pilihan Jawaban total

Selalu Kadang-kadang

Jarang Tidak Pernah

% % % % %

Pemelajar

0 0 9 29,0 18 58,1 4 12,9 31 100

Data terakhir yang digali peneliti ini yang terkait dengan minat pemelajar dalam

mempelajari bahasa Inggris, yaitu data tentang speaking. Dalam kuesioner pertanyaan

nomor 8 meminta responden memilih jawaban mengenai aktivitas speaking. Sama

dengan nomor-nomor di atas, peneliti ini menyatukan 3 item dalam mitra tutur

speaking, yaitu teman, guru, dan orang lain yang senang berbahasa Inggris.

Diasumsikan bahwa apabila pemelajar melakukan satu dari tiga item tersebut sudah

dapat diartikan memiliki keaktifan dalam speaking.

Hasil kuesioner pertanyaan nomor 8 menunjukkan bahwa tidak ada responden yang

memiliki aktifitas tinggi dalam speaking. Hal ini diketahui dari tidak adanya responden

yang memilih jawaban selalu. Bahkan, terdapat 5 orang (16,1%) pemelajar yang tidak

pernah melakukan aktivitas speaking. Data ini dapat diartikan kegiatan speaking siswa

rendah. Perhatikan tabel 4.9 di bawah ini.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 114: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

100

Tabel 4.9:

Berbahasa Inggris dengan Teman, Guru, dan Orang Lain yang

Senang Berbahasa Inggris

Total

Selalu Kadang-kadang

Jarang Tidak Pernah

% % % % %

Pemelajar

0 0 11 35,5 15 48,4 5 16,1 31 100

Setelah menyimak data di atas dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap bahasa

Inggris dalam keadaan sedang cenderung rendah. Kenyataan ini dapat dipandang

sebagai kebutuhan guru, yakni kebutuhan untuk meningkatkan minat siswa. Sebagai

pendidik dan pengajar, guru mempunyai tugas mengusahakan tercapainya kompetensi

dasar yang telah ditetapkan. Dengan meningkatkan minat siswa kompetensi dasar akan

lebih cepat tercapai.

4.1.3.4 Gaya Belajar Pemelajar

Aspek keempat dalam informasi masa kini ialah pilihan gaya belajar pemelajar.

Pertanyaan kuesioner nomor 9 sampai dengan nomor 14 menggali informasi tentang

pilihan gaya belajar pemelajar. Dalam penelitian ini, peneliti ini menghadirkan tiga

unsur yang berkaitan dengan gaya belajar pemelajar untuk konteks SMK kelompok

bisnis dan manajemen, yaitu materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan tugas yang

harus dikerjakan.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 115: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

101

Materi pembelajaran ditanyakan dalam kuesioner pertanyaan nomor 9 dan 10 dan

hasilnya dapat dilihat dalam tabel 4.10 dan 4.11. Hasil kuesioner mengungkapkan

bahwa siswa menyukai materi pembelajaran bahasa Inggris yang bersifat teoretis.

Maksud peneliti ini dengan materi pembelajaran bahasa Inggris yang bersifat teoretis

adalah materi yang terkait dengan grammar/structure. Mayoritas responden: 61,3 %

menyatakan setuju dan 9,7 % sangat setuju. Data lengkap terlihat dalam tabel 4.10 di

bawah ini.

Tabel 4.10:

Materi Pembelajaran Bahasa Inggris Teoretis

Total

Sangat setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

% % % % %

Pemelajar

3 9,7 19 61,3 9 29,0 0 0 31 100

Dalam teori ESP disebutkan bahwa materi kosakata dan tata bahasa terintegrasi dengan

keempat keterampilan bahasa: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Pembahasan tata bahasa yang seringkali dipahami sebagai materi teoretis dapat

diajarkan terpisah dengan keempat keterampilan bahasa untuk kondisi tertentu, yakni

untuk menunjang kompetensi mengarang. Namun demikian, ada keengganan pemelajar

untuk menghafalkan pola kalimat. Keengganan ini disebabkan oleh banyaknya aturan

atau rumus kalimat. Gejala ini yang kemudian diartikan guru sebagai minat yang

rendah terhadap bahasa Inggris.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 116: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

102

Dengan data di atas peneliti ini tidak serta-merta beranggapan bahwa

pemelajar tidak menyukai materi pembelajaran bahasa Inggris yang bersifat praktis.

Oleh karena itu, peneliti ini menghadirkan pertanyaan kuesioner yang berikutnya, yaitu

nomor 10, mengenai materi pembelajaran bahasa Inggris yang bersifat praktis. Data

yang diperoleh mengungkapkan bahwa responden yang menyatakan setuju dan sangat

setuju total berjumlah 93,6%. Lihat tabel 4.11.

Tabel 4.11:

Materi Pembelajaran Bahasa Inggris Praktis

Total

Sangat setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

% % % % %

Pemelajar

5 16,1 24 77,4 2 6,5 0 0 31 100

Selanjutnya, peneliti ini tertarik untuk mengadakan wawancara dengan pemelajar

untuk memperoleh kejelasan sehubungan dengan kedua pilihannya tersebut (tabel 4.10

dan 4.11). Peneliti ini memperoleh keterangan bahwa materi pembelajaran teoretis

diinginkan siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional (UN),

sedangkan materi pembelajaran praktis diinginkan siswa untuk mempersiapkan diri

memasuki dunia kerja.

Setelah unsur pertama yaitu materi pembelajaran, unsur kedua yang terkait dengan

pilihan gaya belajar pemelajar adalah proses pembelajaran. Sehubungan dengan hal ini,

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 117: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

103

peneliti ini menghadirkan dua pertanyaan sebagai pertanyaan nomor 11 dan 12 terkait

dengan aktivitas guru dan siswa. Data tersebut terungkap dalam tabel 4.12 dan 4.13.

Data dalam tabel 4.12 memberikan informasi bahwa mayoritas siswa tidak

menginginkan guru lebih banyak ceramah dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.

Hal ini diketahui dari perolehan responden yang setuju guru lebih banyak ceramah

sebanyak 2 orang (6,5 %). Data lengkap lihat tabel 4.12 di bawah ini.

Tabel 4.12:

Guru Lebih Banyak Ceramah

Total

Sangat setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

% % % % %

Pemelajar

0 0 2 6.5 15 48,4 14 45,2 31 100

Dalam kesempatan berbincang-bincang dengan responden, peneliti ini menyatakan

bahwa untuk menjelaskan materi pembelajaran teoretis guru perlu lebih banyak

ceramah. Kemudian responden memberikan tanggapan, bahwa guru dapat saja ceramah

tetapi tidak perlu lama. Responden menginginkan materi pembelajaran teoretis yang

tidak disampaikan dengan banyak ceramah tetapi dengan latihan-latihan atau praktik.

Selanjutnya, peneliti ini mengajukan pertanyaan berikutnya, yakni nomor 12. Hasil

jawaban responden sebagai berikut. Responden yang memilih setuju dan sangat setuju

pemelajar lebih banyak beraktivitas total 77,4%. Keterangan selengkapnya lihat tabel

4.13 di bawah ini.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 118: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

104

Tabel 4.13:

Pemelajar Lebih Banyak Beraktivitas

Total

Sangat setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

% % % % %

Pemelajar

8 25,8 16 51,6 6 19,4 1 3,2 31 100

Walaupun pilihan responden responden menyatakan bahwa mereka menyukai banyak

aktifitas, namun kenyataan di lapangan mengungkapkan bahwa banyak siswa sulit

untuk disuruh melakukan praktik di depan kelas dengan alasan malu, takut, dan tidak

bisa. Kondisi ini merupakan tantangan bagi guru untuk menciptakan suasana belajar

bahasa Inggris yang dapat mendorong keberanian siswa untuk praktik.

Unsur ketiga yang termasuk dalam gaya belajar pemelajar adalah tugas yang harus

dikerjakan pemelajar. Tugas yang dimaksud di sini adalah tugas yang harus dikerjakan

responden untuk menunjang pemahaman terhadap bahasa Inggris. Tugas ini dapat

dikerjakan di sekolah atau pun di rumah sesuai petunjuk guru. Sehubungan dengan hal

itu, peneliti ini mengajukan dua macam pertanyaan seperti yang terdapat pada

kuesioner nomor 13 dan 14, dan hasilnya tertera dalam tabel 4.14 dan 4.15.

Hasil dari jawaban responden terkait nomor 13 sebagai berikut. Pada umumnya

pemelajar senang mengerjakan tugas bahasa Inggris secara perorangan, yang terungkap

dari perolehan persentase setuju dan sangat setuju total mencapai 58,1 %. Tetapi ada

juga siswa yang tidak menyukai hal ini terlihat dari pilihan responden yang tidak setuju

dan kurang setuju total 38,7%. Lihat tabel 4.14 di bawah ini.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 119: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

105

Tabel 4.14:

Tugas Dikerjakan Secara Perorangan

Total

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

% % % % %

Pemelajar

2 6,5 16 51,6 11 35,5 1 3,2 31 100

Peneliti ini ingin mengetahui apakah benar-benar pemelajar menginginkan cara

mengerjakan tugas yang menjadi kewajibannya itu secara perorangan. Sehubungan

dengan hal itu peneliti ini mengajukan pertanyaan kuesioner nomor 14. Setelah

dihitung perolehan jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner nomor 14

hasilnya terlihat sebagai berikut.

Responden yang memilih setuju dan sangat setuju untuk tugas yang dikerjakan

secara kelompok memperoleh total 87,1%. Untuk memperoleh kejelasan terhadap

pilihan pemelajar mengenai cara mengerjakan tugas ini, selanjutnya peneliti ini

mengadakan wawancara dengan beberapa responden dan guru bahasa Inggris. Dari situ

diketahui bahwa ada dua macam tugas yang diberikan guru, yaitu tugas yang sesuai

untuk dikerjakan secara perorangan dan tugas yang sesuai dikerjakan secara kelompok.

Lihat tabel 4.15.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 120: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

106

Tabel 4.15:

Tugas Dikerjakan Secara Kelompok

Pilihan Jawaban Total

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

% % % % %

Pemelajar

8 25,8 19 61,3 4 12,9 0 0 31 100

4.1.3.5 Sikap Pemelajar terhadap Bahasa Inggris

Aspek kelima dalam informasi masa kini ialah sikap pemelajar terhadap bahasa

Inggris. Untuk menjaring data mengenai sikap pemelajar terhadap bahasa Inggris,

peneliti ini menghadirkan 3 pertanyaan dalam kuesioner, yakni pertanyaan nomor 15,

16, dan 17, yang masing-masing tentang penting atau tidaknya mempelajari bahasa

Inggris, bahasa Inggris merupakan syarat utama bekerja, dan perlu atau tidaknya bahasa

Inggris dipelajari sejak dini. Data dari hasil jawaban kuesioner pertanyaan nomor 15

menunjukkan bahwa bahasa Inggris sangat penting untuk dipelajari. Hal ini diketahui

dari semua responden (100 %) menyatakan ya. Lihat tabel 4.16 di bawah ini.

Tabel 4.16:

Bahasa Inggris Sangat Penting untuk Dipelajari

Pilihan Jawaban Total

Ya Tidak

% % %

Pemelajar

31 100 0 0 31 100

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 121: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

107

Peneliti ini menemukan sesuatu yang berlawanan yakni di satu sisi responden pemelajar

mengakui bahwa bahasa Inggris sangat penting untuk dipelajari. Namun, disisi lain

minat mereka terhadap bahasa Inggris seperti diuraikan di atas hanya sedang. Bahkan,

guru menilai minat pemelajar ini yang mereka istilahkan dengan motivasi adalah

rendah. Selanjutnya, peneliti ini mewawancarai beberapa responden mengenai minat

mereka terhadap bahasa Inggris. Hasil wawancara mengungkapkan bahwa faktor yang

membuat mereka tidak berminat adalah materi pembelajaran bahasa Inggris yang

banyak menghafal rumus. Di sisi lain, guru merasa perlu memberikan materi itu. Oleh

karena itu, ketika mereka tidak mendapatkan yang diinginkannya mereka cenderung

tidak mengikuti pembelajaran secara maksimal.

Selain siswa menyadari bahwa bahasa Inggris sangat penting untuk dipelajari,

mereka juga menyatakan bahwa kemampuan bahasa Inggris merupakan syarat utama

untuk bekerja di perusahaan. Hal ini dapat diketahui dari perolehan jawaban responden

untuk kuesioner nomor 16, yakni persentase untuk ya sebesar 96,8% seperti tertera

dalam tabel 4.17 di bawah ini.

Tabel 4.17:

Kemampuan Berbahasa Inggris Merupakan Syarat Utama untuk

Bekerja di Perusahaan

Total

Ya Tidak Total

% % %

Pemelajar

30 96,8 1 3,2 31 100

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 122: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

108

Selanjutnya, siswa menyadari bahwa diperlukan waktu yang panjang untuk dapat

terampil berbahasa Inggris. Waktu tersebut dapat diawali sejak dini, yakni sejak Taman

Kanak-kanak (TK). Pernyataan ini terungkap dari perolehan jawaban ya sebanyak

90,3% untuk kuesioner pertanyaan nomor 17. Lihat table 4.18.

Tabel 4.18:

Bahasa Inggris Perlu Diajarkan Sejak Taman Kanak-kanak (TK)

Total Total

Ya Tidak

% % %

Pemelajar

28 90,3 3 9,7 31 100

Dari hasil kuesioner pertanyaan nomor 1-17 menghasilkan profil siswa SMK N 6

Jakarta sebagai berikut. Mayoritas siswa SMK N 6 Jakarta kelas X berusia 15 tahun.

Mereka telah belajar bahasa Inggris selama hampir 7 tahun. Penguasaan bahasa Inggris

mereka berada pada level novice, namun sebagian dari mereka mampu menempati level

elementary.

Minat siswa SMK N 6 Jakarta terhadap bahasa Inggris berada pada posisi sedang.

Mereka senang dengan materi pembelajaran teoretis dan praktis yang tidak

disampaikan dengan banyak ceramah. Pada dasarnya mereka memiliki sikap positif

terhadap bahasa Inggris, namun kurang berani mengekspresikan dalam bentuk latihan

praktik.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 123: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

109

4.1.3.6 Tujuan dan Harapan Pemelajar dalam Mempelajari Bahasa Inggris

Data mengenai tujuan dan harapan pemelajar dalam mempelajari bahasa Inggris

dijaring melalui kuesioner yang terdiri atas 3 item, yaitu alasan pemelajar memilih

belajar di SMK (kuesioner pertanyaan nomor 18), yang ingin dipelajari di SMK

(kuesioner pertanyaan nomor 19), dan aktivitas yang akan dilakukan setelah

menyelesaikan pendidikan (kuesioner pertanyaan nomor 20).

Berdasarkan hasil kuesioner kebanyakan responden memilih belajar di SMK

karena ingin mempersiapkan diri untuk bekerja. Data yang menunjang pernyataan ini

adalah pilihan responden terhadap pilihan jawaban siap bekerja yang memperoleh

persentase 83,9%, walaupun ada juga beberapa responden yang memilih alasan lain,

yakni biaya lebih murah dari SMU sebanyak 3,2% dan lebih banyak praktik daripada

teori sebanyak 12,9%. Lihat tabel 4.19 di bawah ini.

Tabel 4.19:

Alasan Pemelajar Memilih Belajar di SMK

Total

Banyak Hafalan

Biaya Lebih Murah Dari SMU

Siap Bekerja

Lebih Banyak Praktik Daripada Teori

% % % % %

Pemelajar

0 0 1 3.2 26 83.9 4 12.9 31 100

Dalam kuesioner pertanyaan nomor 19 menunjukkan bahwa di SMK responden ingin

mendapat pembekalan tentang cara bekerja, dengan perolehan persentase sebesar

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 124: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

110

83,9% di samping 16,1% untuk yang menginginkan mendapat pelajaran praktis. Lihat

tabel 4.20 di bawah ini.

Tabel 4.20:

Yang Ingin Dipelajari di SMK

Total

Pelajaran Teoretis

Pelajaran Praktis

Cara Bekerja

Informasi tentang Akademi/Universitas

% % % % %

Pemelajar

0 0 5 16.1 26 83.9 0 0 31 100

Data mengenai mayoritas keinginan responden di atas, diperkuat dengan hasil

jawaban dari kuesioner pertanyaan nomor 20, yakni tentang rencana siswa setelah lulus.

Sebanyak 24 orang (77,4%) ingin bekerja setelah menyelesaikan pendidikannya.

Sebagian lagi, yakni 7 orang (22,6%) berencana melanjutkan pendidikan ke akademi

atau universitas. Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.21 di bawah ini.

Tabel 4.21:

Yang Dilakukan Setelah Lulus

Total

Kursus Akademi/Universitas

Bekerja Membuka Usaha Kecil

% % % % %

pemelajar

0 0 7 22.6 24 77.4 0 0 31 100

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 125: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

111

Dengan data yang terungkap dalam tabel 4.19, 4.20, dan 4.21 maka kompetensi

bahasa Inggris yang perlu dimasukkan dalam silabus EOP adalah kompetensi bahasa

Inggris yang spesifik, yakni bahasa Inggris yang terdapat dalam lingkungan pekerjaan.

4.1.4 Kebutuhan Dunia Kerja Akan Bahasa Inggris

Dunia kerja membutuhkan bahasa Inggris sebagai sarana melakukan berbagai aktifitas

sesuai kebutuhan. Dunia kerja lebih mengutamakan karyawannya yang mampu

menggunakan bahasa Inggris untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada. Kebutuhan

dunia kerja akan bahasa Inggris ini dalam analisis Graves (2000) dapat digolongkan ke

dalam informasi masa depan, yakni keterampilan komunikatif yang dibutuhkan. Untuk

mengetahui bahasa Inggris sebagai sarana melakukan berbagai aktifitas di lingkungan

kerja peneliti ini mengadakan sejumlah wawancara dengan praktisi dunia kerja.

Rahmaeni, misalnya, seorang informan praktisi dunia kerja dari perusahaan yang

bergerak di bidang travel menyatakan bahwa speaking merupakan unsur yang paling

penting di antara keterampilan berbahasa (listening, reading dan writing) dan

pengetahuan kebahasaan (grammar). Berikut ini kutipan percakapan antara peneliti ini

dengan Rahmaeni.

Rahmaeni : “Penting sih, penting cuman dibandingkan aktif, e, conversation lebih

penting, gitu, kan? Sekretaris pun sama, kan? Dia walaupun surat-

menyurat dia tetep terima telfon, harus berani bicara, kan? Nah itu …”

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 126: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

112

Selanjutnya, Rahmaeni menjelaskan bahwa conversation yang dimaksud adalah

pembicaraan sehari-hari terkait dengan pariwisata dan perjalanan. Pokok pembicaraan

itu antara lain

(1) daerah wisata di Indonesia;

(2) lama perjalanan ke suatu daerah wisata;

(3) pemesanan tiket, restoran, dan hotel;

(4) fasilitas yang ditawarkan.

Senada dengan pernyataan Rahmaeni, Wuri dari perusahaan yang bergerak di

bidang fast food pun mengungkapkan bahwa speaking lebih dibutuhkan daripada

reading, writing, dan grammar. Perhatikan kutipan percakapan berikut ini.

Wuri: “Biasanya dengan sendirinya gitu, ya karena memang customernya juga banyak

yang dari luar. Ya mau nggak mau kita harus bisa gitu, kan?”

Secara umum, pembicaraan yang terkait dengan pelayanan di restoran fast food

adalah

(1) menu;

(2) pemesanan;

(3) harga.

Berbeda dengan Rahmaeni dan Wuri, Didik dari perusahaan yang bergerak di bidang

sekuriti mengungkapkan bahwa speaking dan writing merupakan hal yang sama

penting sesuai dengan bagiannya. Bagian administrasi lebih banyak membutuhkan

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 127: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

113

keterampilan writing, sedangkan bagian lapangan/sekuriti yang melibatkan interaksi

dengan orang asing lebih banyak dituntut keterampilan speaking.

Secara umum, kegiatan pokok yang terjadi di bagian administrasi adalah

(1) mengetik;

(2) mengidentifikasi dokumen.

Pembicaraan mengenai sekuriti adalah

(1) menanyakan informasi;

(2) memberikan informasi;

(3) menyuruh melakukan sesuatu,;

(4) melarang melakukan sesuatu.

Berbeda dengan informan lainnya, Mulyadi dari perusahaan yang bergerak di

bidang ekspor impor menyatakan bahwa writing dan reading lebih penting daripada

speaking. Namun, ia menambahkan bahwa keterampilan writing dan reading di tempat

kerjanya merupakan keterampilan yang menuntut ketelitian tinggi dan belum dapat

dipercayakan kepada karyawan lulusan SMK. Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa

masalah pokok yang terkait dengan bidang ekspor impor terutama yang melibatkan

pemakaian bahasa Inggris dipercayakan kepada karyawan minimal lulusan D3.

Pendapat tersebut senada dengan yang diungkapkan informan Dewi, dari perusahaan

asuransi.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 128: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

114

4.2 Silabus EOP untuk Siswa Kelas X SMK N 6 Jakarta

Silabus EOP untuk siswa kelas X SMK N 6 Jakarta disusun berdasarkan kesimpulan

berbagai data yang ada meliputi (1) data hasil penelitian survei, yang diperoleh dari

hasil kuesioner dan pengetesan dan (2) data hasil penelitian kasus yang diperoleh dari

analisis dokumen dan wawancara. Berikut ini penjelasan mengenai silabus EOP kelas

X.

Format silabus EOP mengikuti format yang dicontohkan oleh BSNP, namun ada

perubahan, yakni silabus EOP menggunakan istilah subkompetensi dasar sebagai

sebagai ganti dari indikator dan tidak mencantumkan kegiatan pembelajaran karena

kegiatan ini akan diuraikan lebih rinci dalam RPP. Secara lengkap format silabus EOP

terdiri atas kompetensi dasar, subkompetensi dasar, materi pembelajaran, total waktu

pembelajaran, perincian waktu pembelajaran, penilaian, dan sumber/bahan belajar.

Kompetensi dasar diperoleh melalui survei aktivitas dan wawancara dengan dunia

kerja. Kompetensi dasar untuk siswa kelas X selama satu tahun direncanakan enam

kompetensi. Kompetensi pertama sampai ketiga dimaksudkan untuk semester 1,

sedangkan kompetensi keempat sampai keenam untuk semester 2. Untuk mencapai

kompetensi dasar tersebut diperlukan tahapan atau pembagian kompetensi dasar, yang

disebut subkompetensi dasar.

Materi pembelajaran yang dicantumkan dalam silabus EOP adalah materi

pembelajaran yang bersifat pokok. Selanjutnya, pengembangan materi pembelajaran

tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Pada dasarnya materi ini terdiri

atas pengetahuan bahasa (tata bahasa, kosakata, dan pelafalan) dan keterampilan bahasa

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 129: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

115

(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Pengetahuan bahasa dan keterampilan

bahasa tidak diajarkan secara terpisah, tetapi secara terintegrasi.

Total waktu pembelajaran yang dimaksud dalam silabus EOP ini yaitu jumlah

waktu yang digunakan untuk menguasai satu kompetensi. Seperti yang diuraikan di atas

untuk dapat mencapai satu kompetensi diperlukan tahapan pencapaian berupa

subkompetensi. Penguasaan subkompetensi ini memerlukan waktu yang dalam silabus

EOP dinamakan perincian waktu pembelajaran.

Untuk mengukur capaian kompetensi diperlukan suatu penilaian, yang berupa tes

tertulis dan tes lisan. Waktu untuk melaksanakan tes ini diambil dari rincian waktu

dalam subkompetensi dasar.

Sumber/bahan ajar yang digunakan sebagai sarana pembelajaran berbentuk

sumber/bahan ajar otentik. Sumber/bahan ini misalnya, buku pelajaran, kaset, tape

recorder, VCD, artikel berbahasa Inggris.

Secara lengkap silabus EOP tersebut dapat dilihat pada halaman berikutnya.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 130: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

116

Silabus English for Occupational Purposes (E

OP)

Sekolah : SMK

N 6 Jakarta

Kelas : X

(sepuluh) Sem

ester : 1 (satu) dan 2 (dua) W

aktu : 128 jam pelajaran (1 jam

pelajaran = 45 menit)

Standar Kom

petensi: Berkom

unikasi dalam B

ahasa Inggris Setara Level Novice

Kom

petensi Dasar

Subkompetensi D

asar M

ateri Pem

belajaran Total W

aktu Pem

belajaran

Perincian W

aktu Pem

belajaran

Penilaian Sum

ber/Bahan

Belajar

1. Menangani

tamu.

1.1 Mem

berikan salam.

1.2 Mem

perkenalkan diri sendiri dan

Expression/phrases/key w

ords used to greet som

eone and leave taking. Expression/phrases/key w

ords used to introduce self and others.

8

2 2

Tes lisan : m

emperkenalkan

diri sendiri dan orang lain.

• English in Vocational C

ontext Level N

ovice (Kelas

X). Pengarang: Eri K

urniawan, dkk

Linguaphone Pengarang: M

andy Loader

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 131: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

117

Kom

petensi D

asar Subkom

petensi D

asar M

ateri Pembelajaran

Total Waktu

Pembelajaran

Perincian W

aktu Pem

belajaran

Penilaian Sum

ber/Bahan

Belajar

1.3 M

engucapkan terim

a kasih dan m

erespon ucapan terim

a kasih.

Expression/phrases/key w

ords used to thank and the responses.

2

1.4 M

enggunakan ungkapan untuk m

enyuruh.

Expression/phrases/key w

ords used to com

mand and request.

2

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 132: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

118

Kom

petensi Dasar

Subkompetensi D

asar M

ateri

Pembelajaran

Total W

aktu Pem

belajaran Perincian

Penilaian Sum

ber/Bahan

Belajar

2. Mencatat pesan

dalam bahasa

Inggris melalui

telepon.

2.1 M

enuliskan pesanan tiket pesaw

at terbang, hotel, dan restoran yang didiktekan seorang pelanggan m

elalui telepon. 2.2 M

enginformasikan

suatu kepastian pesanan tiket pesaw

at terbang, hotel, dan restoran kepada pelanggan m

elalui telepon.

Dictation

. Giving

information

about ticket, hotel, and restaurants reservations..

10

6 4

Tes tertulis: m

eringkas suatu percakapan tentang pem

esanan tiket pesaw

at terbang, hotel, dan restoran dari kaset bahasa Inggris.

• English in Vocational C

ontext Level N

ovice (Kelas

X). Pengarang: Eri K

urniawan, dkk

• Linguaphone: Pengarang: M

andy Loader

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 133: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

119

Kom

petensi Dasar

Subkompetensi D

asar M

ateri

Pembelajaran

Total W

aktu Pem

belajaran

Perincian W

aktu pem

belajaran

Penilaian Sum

ber/Bahan

Belajar

3. Menyam

paikan

gagasan.

3.1Menceriterakan

sesuatu pengalaman

3.2 Menceriterakan

Kegiatan sehari-

hari. 3.3 M

enyatakan suatu rencana atau cita-cita

Gram

mar: past

forms.

Gram

mar: sim

ple present tense, present continuous tense.

42

18

14

10

Tes tertulis: M

embuat

karangan yang m

enceriterakan suatu pengalam

an, kegiatan sehari-hari, dan rencana. Tes lisan: m

enceriterakan pengalam

an, kegiatan sehari-hari, dan rencana

• English in Vocational C

ontext Level N

ovice (Kelas

X). Pengarang: Eri K

urniawan, dkk

• Linguaphone: M

andy Loader

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 134: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

120

Kom

petensi D

asar Subkom

petensi D

asar M

ateri Pem

belajaran Total W

aktu Pem

belajaran Perincian W

aktu Pem

belajaran Penilaian

Sumber/B

ahan B

elajar 4. M

engidentifikasi suatu bacaan.

4.1 Menentukan

isi/topik suatu bacaan. 4.2 M

engartikan kalim

at.

Reading: Identifying topics of passages. Vocabulary: translation. G

ramm

ar: kinds

of tenses.

30 10

20

Tes tertulis: m

engartikan suatu bacaan.

• English in Vocational C

ontext Level N

ovice (K

elas X). Pengarang: Eri K

urniawan

, dkk Linguaphone

Pengarang: M

andy Loader

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 135: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

121

Kom

petensi Dasar

Subkompetensi D

asar M

ateri Pem

belajaran Total W

aktu Pem

belajaran

Perincian W

aktu pem

belajaran

Penilaian Sum

ber/Bahan

Belajar

5. Mem

buat suatu laporan secara tertulis.

5.1 Mem

buat laporan tentang suatu kegiatan atau kejadian diw

aktu lam

pau. 5.2 M

embuat suatu

rencana kegiatan.

Arranging reports: tenses of past form

s Arranging plans: tenses of future form

s

8 4 4

Tes tertulis: m

embuat

karangan tentang suatu kegiatan yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan.

• English in Vocational C

ontext Level N

ovice (Kelas

X). Pengarang: Eri K

urniawan, dkk

Linguaphone

Pengarang: Mandy Loader

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 136: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

122

Kom

petensi Dasar

Subkompetensi D

asar M

ateri Pem

belajaran Total W

aktu Pem

belajaran

Perincian W

aktu Pem

belajaran

Penilaian Sum

ber/Bahan

Belajar

6.Menyam

paikan suatu laporan secara lisan.

6.1 Melaporkan

suatu kejadian yang terjadi pada w

aktu lam

pau. 6.2 M

elaporkan suatu kejadian yang sedang terjadi. 6.3 M

enyampaikan

suatu rencana yang akan dikerjakan

Reporting som

ething happened in the past. G

ramm

ar: past form

s. Speaking: Reporting som

ething happens. G

ramm

ar: tenses of continuous form

s. G

ramm

ar: tenses of future form

s

30

10

10

10

Tes lisan : m

enceriterakan suatu kejadian yang terjadi di w

aktu lampau,

sedang terjadi, dan rencana yang akan datang.

• English in Vocational C

ontext Level N

ovice (Kelas

X). Pengarang: Eri K

urniawan, dkk

Linguaphone

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 137: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

123

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini bertujuan menghasilkan suatu silabus yang dapat menghasilkan siswa

SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen siap mengisi kesempatan bekerja. Secara

lebih khusus silabus tersebut ditujukan untuk kelas X semester 1 dan 2. Penelitian ini

telah mencapai tujuan itu. Dari hasil penelitian dapat ditarik simpulan penelitian dan

saran seperti di uraikan di bawah ini.

5.1 Simpulan

Situasi pembelajaran bahasa Inggris di SMK N 6 Jakarta mengandung beberapa

kelemahan, yakni pada kurikulum, silabus, guru, dan siswa. Kelemahan kurikulum

terletak pada penetapan standar kompetensi, yakni (1) kompetensi dasar tidak

dinyatakan dengan kata kerja operasional, sehingga pencapaian kompetensi sulit

diukur, (2) antara kompetensi level novice sampai dengan level intermediate tidak

menunjukkan suatu kompetensi yang berkelanjutan, dan (3) pengulangan kompetensi.

Kelemahan berikutnya ialah di bagian silabus. Kelemahan ini terdapat pada bagian

materi pelajaran yang mengulang materi yang telah dipelajari siswa di SMP seakan-

akan siswa belum diajarkan materi itu sebelumnya. Pengulangan ini mengakibatkan

berkurangnya waktu untuk mengajarkan materi lainnya yang lebih penting. Selain

dalam silabus, kelemahan berikutnya terjadi juga dalam diri guru. Kelemahan guru

yaitu cenderung mengajarkan materi UN. Prioritas guru ini dapat dimengerti karena

guru takut siswa tidak lulus ujian. Ketidaklulusan tersebut akan berdampak luas pada

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 138: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

124

siswa itu sendiri, guru, dan institusi sekolah. Terakhir, adalah kelemahan yang terdapat

dalam diri siswa, yakni minat terhadap bahasa Inggris yang tidak tinggi.

Peneliti ini menemukan adanya kesamaan kebutuhan diantara keempat pihak yang

berkepentingan terhadap bahasa Inggris, yakni pemerintah, institusi/sekolah, siswa, dan

dunia kerja. Kebutuhan pemerintah terhadap bahasa Inggris terkait dengan UU

Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 3 penjelasan pasal 15 yang menyatakan bahwa

pendidikan kejuruan mempersiapkan lulusannya bekerja. Oleh karena itu, pembelajaran

bahasa Inggris dituntut memberikan pembelajaran yang menunjang tujuan itu.

Kebutuhan institusi/sekolah terdapat pada KTSP, yakni menghasilkan siswa yang

mencapai tahap berkomunikasi dalam bahasa Inggris setara level intermediate. Untuk

itu, pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada keterampilan bahasa daripada

pengetahuan bahasa. Terakhir, yakni kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa terhadap

bahasa Inggris ialah menggunakan bahasa Inggris untuk persiapan menghadapi dunia

kerja. Untuk itu, keterampilan bahasa perlu mendapat perhatian utama daripada

pengetahuan kebahasaan. Dari pihak dunia kerja, menginginkan karyawannya mampu

menggunakan bahasa Inggris untuk mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung

jawabnya. Dengan kata lain, dunia kerja menginginkan tenaga kerja yang siap pakai.

Mengingat kelemahan dalam pembelajaran bahasa Inggris dan kebutuhan berbagai

pihak di atas, maka kehadiran silabus EOP dapat dijadikan jalan keluar terhadap

masalah ini. Keunggulan silabus EOP:

(1) Membebaskan guru dari kebiasaan mengajarkan tata bahasa secara terpisah

dengan konteks. Dalam silabus EOP tata bahasa menyatu dengan keterampilan

berbicara dan menulis, sehingga ketika guru melangsungkan kegiatan yang

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 139: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

125

mengarah pada keterampilan berbicara sekaligus masuk unsur tata bahasa,

begitupun ketika mengadakan kegiatan menulis. Kalaupun tata bahasa diajarkan

secara terpisah itu dimaksudkan untuk menunjang keterampilan bahasa.

(2) Kompetensi dasar yang dirumuskan merupakan kompetensi yang berguna di

dunia kerja dan dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional

sehingga guru dapat memantau perkembangan kompetensi siswa dengan tepat.

(3) Penilaian yang ditetapkan dapat mengukur capaian kompetensi dasar sesuai

dengan sasaran.

5.2 Saran

Temuan penelitian tentang beberapa kelemahan dalam pembelajaran bahasa Inggris

yang disebutkan di atas akhirnya berimplikasi pada penyadaran semua pihak yang

terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris untuk kembali kepada tujuan yang telah

ditetapkan, yakni bahasa Inggris yang diajarkan di SMK adalah untuk membekali

siswa menghadapi dunia kerja. Konsekuensinya, penilaian akhir capaian kompetensi

bahasa Inggris SMK (kelas XII) yang selama ini menggunakan UN sebaiknya ditinjau

kembali untuk dicarikan bentuk ujian yang dapat mengukur keempat keterampilan

berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 140: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

126

DAFTAR ACUAN

Brown, James Dean. 1995. The Elements of Language Curriculum. Boston: Heinle &

Heinle.

Celce-Murcia, M. dan E. Olshtain. 2000. Discourse and Context in Language

Teaching: A Guide for Language Teachers. Cambridge: Cambridge University

Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kurikulum 2004: Naskah Akademik.

Jakarta: Depdiknas.

____. 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): Garis-garis Besar

Program Pengajaran (GBPP) Buku II A, Kelompok Bisnis dan Manajemen.

Jakarta: Depdikbud.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2006. Bahan Bimbingan Teknis

Penyusunan KTSP Dan Silabus Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Djuwarie.1997. A Proposed Model Syllabus of English for Students of

Economics.Tesis. Unika Atma Jaya Jakarta.

Dubin, Fraida dan Elite Olshtain. 1986. Course Design: Developing Programs and

Materials for Language Learning. Cambridge: Cambridge University Press.

Dudley-Evans, Tony and Maggie Jo StJohn. 1998. Development in English for Specific

Purposes: A Multy-disciplinary Approach. Cambridge : Cambridge University

Press.

Graves. K. 2000. Designing Language Courses: A Guide for Teachers. Boston: Heinle

& Heinle.

Harmer, J. 1993. The Practice of English Language Teaching. London: Longman

Group Limited.

______. 2001. The Practice of English Language Teaching. London:: Pearson

Education Limited.

Hutchinson, Tom dan Alan Waters. 1987. English for Specific Purposes: A Learner-

Centered Approach. Cambridge : Cambridge University Press.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 141: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

127

Johnson, Donna M. 1992. Approaches to Research in Second Language Learning. New

York : Longman

Johnson, Robert Keith. 1990. The Second Language Curriculum.

Cambridge: Cambridge University Press

Kusni. 2004. Model Perancangan Program English For Specific

Purposes (ESP) Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Lougheed, Lin. 2000. How to Prepare for the TOEIC TEST (second

Edition). Jakarta: Binarupa Aksara.

Munby, John. 1978. Communicative Syllabus Design.

Cambridge: Cambridge University Press.

Nunan, David. 1988.Syllabus Design. New York: Oxford University Press.

_____1988. The Learner-Centered Curriculum. Cambridge: Cambridge

University Press.

Oppenheim, A.N. 1992. Questionnaire Design, Interviewing and Attitude

Measurement. (2nd edn.) London: Heinemann

Parera, Jos Daniel. 1987. Linguistik Edukasional. Jakarta: Erlangga.

Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006. Jakarta.

_____2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2006. Jakarta.

_____2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2006. Jakarta.

Richards, Jack C dan Willy A. Renandya. 2002. Methodology in Language

Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

Robinson, Pauline C. 1991. ESP Today : A Practitioner’s Guide. New

York: Prentice Hall.

_____1980. ESP: English for Specific Purposes. Oxford: Pergamon.

Strevens, P. 1988. ESP after twenty years: re-appraisal. Dalam M.L.

Tickoo. ESP: State of the Art. Anthology Series 21. Singapore:

RELC.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 142: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

128

Sudarto, AM.1999. The English Syllabus Design for a Secretarial

Academy. Tesis. Jakarta: Atmajaya.

Suratno dan Lincoln Arsyad. 1993. Metodologi Penelitian: untuk ekonomi dan

bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Widdowson, H.G. 1978. Teaching Language As Communication. Oxford:

Oxford University Press.

Wilkins, D.A. 1976. Notional Syllabus. London: Oxford University Press.

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 143: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

129

LAMPIRAN 1

KUESIONER UNTUK PEMELAJAR KELAS SEPULUH SMK N 6 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Kuesioner ini dimaksudkan untuk menjaring data mengenai latar belakang pemelajar dan harapannya dalam mempelajari bahasa Inggris. Identitas Pemelajar Nama : Kelas/semester : Program keahlian : KELOMPOK A I. Informasi Mengenai Diri Pemelajar Petunjuk Pengisian: berilah tanda silang (x) pada jawaban a, b, c, atau d sesuai dengan keadaan Anda 1. Berapa lama Anda telah belajar bahasa Inggris? a. Hampir 4 tahun. b. Hampir 5 tahun. c. Hampir 6 tahun. d. Hampir 7 tahun. 2. Apa bahasa sehari-hari yang Anda gunakan di rumah? a. Bahasa daerah. b. Bahasa Indonesia. c. Bahasa asing. d. Bahasa campuran (daerah, Indonesia, dan asing). 3. Berapa usia Anda? a. 14 tahun. b. 15 tahun. c. 16 tahun. d. 17 tahun. II. Informasi Mengenai Minat Pemelajar Petunjuk Pengisian: untuk nomor 4-8, berilah tanda silang (x)pada kolom sesuai dengan keadaan Anda No Pernyataan Selalu

Kadang-kadang

Jarang Tidak Pernah

4. Mengerjakan tugas atau PR (Pekerjaan Rumah) bahasa Inggris tepat waktu 5. Mengikuti kursus bahasa Inggris Mengikuti kegiatan atau lomba bahasa

Inggris

6. Mendengarkan lagu-lagu, cerita, dan film berbahasa Inggris

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 144: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

130

No Pernyataan Selalu

Kadang-kadang

Jarang Tidak Pernah

7. Membaca buku, koran, majalah, dan artikel-artikel berbahasa Inggris

8. Berbahasa Inggris dengan teman, guru, dan orang lain yang senang dengan bahasa Inggris

III. Informasi Mengenai Pilihan Gaya Belajar Pemelajar Petunjuk Pengisian: untuk nomor 9 - 14, berilah tanda silang (x)pada kolom sesuai dengan keadaan Anda No Pernyataan Sangat

setuju

Setuju Kurang setuju

Tidak Setuju

9. Materi pembelajaran bahasa Inggris yang bersifat teoretis, misalnya

grammar/structure

10.

Materi pembelajaran bahasa Inggris yang bersifat praktis, misalnya kegiatan yang berhubungan dengan listening, reading, speaking, dan writing

11. Guru lebih banyak ceramah 12. Pemelajar lebih banyak beraktifitas 13. Tugas-tugas dikerjakan secara

perorangan

14. Tugas-tugas dikerjakan secara kelompok V. Informasi Mengenai Sikap Pemelajar Petunjuk Pengisian: untuk nomor 15-17, berilah tanda silang (x)pada kolom yang sesuai dengan keadaan Anda No Pernyataan Ya

Tidak

15. Bahasa Inggris sangat penting untuk dipelajari

16. Kemampuan berbahasa Inggris merupakan syarat utama untuk bekerja di perusahaan

17. Bahasa Inggris perlu diajarkan kepada pemelajar sejak pendidikan TK (Taman Kanak-kanak)

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 145: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

131

KELOMPOK B Petunjuk Pengisian: untuk nomor 18 - 20, berilah tanda silang (x) pada jawaban a, b, c, atau d sesuai dengan keadaan Anda 18. Apa alasan Anda memilih belajar di SMK? a. Mata pelajaran di SMK tidak menuntut banyak hafalan. b. Biaya pendidikan di SMK lebih murah daripada SMU/SMA. c. Pendidikan di SMK mempersiapkan lulusannya siap bekerja. d. Pendidikan di SMK lebih banyak praktik daripada teori. 19. Apa yang ingin Anda pelajari di SMK? a. Mata pelajaran yang bersifat teoretis. b. Mata pelajaran yang bersifat praktis. c. Informasi mengenai cara bekerja di dunia kerja/industri. d. Informasi untuk melanjutkan pendidikan ke akademi/universitas. 20. Apakah yang akan Anda lakukan setelah lulus? a. Mengikuti suatu kursus. b. Melanjutkan pendidikan ke akademi/universitas. c. Bekerja. d. Membuka usaha kecil.

TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMA ANDA

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 146: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

132

Lampiran 2

PANDUAN WAWANCARA DENGAN GURU BAHASA INGGRIS SMK N 6 JAKARTA

No. Data Pertanyaan I. Identitas guru Nama, tahun mulai mengajar, kelas yang diajar sekarang. . II. Persiapan 1. Apakah Anda pernah membuat analisis kebutuhan? mengajar III. Materi pembelajaran 2. Menurut Anda, apakah silabus yang ada menjamin siswa untuk bekerja?

3. Apa kebutuhan pemelajar supaya mereka bisa bekerja? 4. Mana yang lebih penting, materi untuk persiapan ujian nasional atau materi untuk persiapan bekerja?

IV. Proses pembelajaran 5. Selama ini, bagaimana cara Anda mengajar bahasa Inggris? V. Saran 6. Apa saran Anda untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Inggris di sekolah Anda?

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008

Page 147: PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK TUJUAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20251275-RB00E284p-Pembelajaran... · mempersiapkan siswa SMK menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan

133

Lampiran 3

PANDUAN WAWANCARA DENGAN PRAKTISI DUNIA KERJA

No. Data Pertanyaan I. Identitas praktisi Nama, tahun mulai bekerja, dan jabatan sekarang. II. Karyawan 1. Apakah perusahaan yang Anda pimpin menerima karyawan/karyawati lulusan SMK kelompok bisnis dan manajemen? 2. Di bagian apa lulusan SMK kelompok bisnis dan manajemen itu ditempatkan? 3. Apa tuntutan perusahaan terhadap karyawan? III. Kebutuhan bahasa Inggris 4. Bahasa Inggris seperti apa yang dipakai untuk di dunia kerja a. berbicara: - dengan siapa karyawan itu berbicara bahasa Inggris? - apa topik pembicaraannya? b. membaca: - seperti apa teks yang ada? - untuk apa teks itu? c. menulis: - teks seperti apa yang mereka buat? IV. Saran 5. Apa harapan Anda terhadap bahasa Inggris karyawan Anda?

Pembelajaran bahasa..., Endang Sundari, FIB UI, 2008