pembedahan laparotomi

7
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Susetyowati et al., 2010). Pembedahan dilakukan karena beberapa alasan seperti diagnostik (biopsi, laparotomi eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor, pengangkatan apendiks yang mengalami inflamasi), reparatif (memperbaiki luka multiplek), rekonstruksi dan paliatif (Smeltzer & Bare, 2002). Pembedahan menurut jenisnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu bedah mayor dan bedah minor. Bedah mayor merupakan tindakan bedah yang menggunakan anestesi umum/general anesthesi yang merupakan salah satu bentuk dari pembedahan yang sering dilakukan. Indikasi yang dilakukan dengan tindakan bedah mayor antara lain kolesistektomi, nefrektomi, kolostomi, histerektomi, mastektomi, amputasi dan operasi akibat trauma (Nadeak & Jenita, 2011). Setiap tindakan yang termasuk bedah mayor selalu berhubungan dengan adanya insisi (sayatan) yang merupakan trauma atau kekerasan bagi penderita yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala seperti lelah, nyeri dan penurunan status gizi(Siahaan, 2009). Keadaan lelah yang ditimbulkan oleh pasien setelah mengalami pembedahan adalah keluhan utama yang sering

Upload: akroman-mattauch

Post on 01-Dec-2015

144 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakanteknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akanditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka(Susetyowati et al., 2010). Pembedahan dilakukan karena beberapa alasanseperti diagnostik (biopsi, laparotomi eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor,pengangkatan apendiks yang mengalami inflamasi), reparatif (memperbaikiluka multiplek), rekonstruksi dan paliatif (Smeltzer & Bare, 2002).Pembedahan menurut jenisnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu bedah mayordan bedah minor. Bedah mayor merupakan tindakan bedah yang menggunakananestesi umum/general anesthesi yang merupakan salah satu bentuk daripembedahan yang sering dilakukan. Indikasi yang dilakukan dengan tindakanbedah mayor antara lain kolesistektomi, nefrektomi, kolostomi, histerektomi,mastektomi, amputasi dan operasi akibat trauma (Nadeak & Jenita, 2011).Setiap tindakan yang termasuk bedah mayor selalu berhubungandengan adanya insisi (sayatan) yang merupakan trauma atau kekerasan bagipenderita yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala seperti lelah, nyeridan penurunan status gizi(Siahaan, 2009). Keadaan lelah yang ditimbulkanoleh pasien setelah mengalami pembedahan adalah keluhan utama yang sering2terjadi pada pasien post operasi. Lemasnya tubuh, hilangnya kekuatan ototpada pasien, mual muntah, status gizi yang turun dan lamanya rawat inap postoperasi juga merupakan dampak dari pembedahan abdomen (Jensen et al.,2011). Nyeri, depresi, kecemasan dan kelelahan merupakan faktor pentingyang dipertimbangkan dalam penyediaan perawatan pasien post operasi bedahmayor. Intervensi yang diberikan haruslah intervensi yang spesifik untukmengurangi rasa sakit, depresi, cemas dan kelelahan. Hal ini perlu untukdilakukan evaluasi untuk melihat dampaknya terhadap pemulihan pascaoperasi(Res, 2004)

TRANSCRIPT

Page 1: pembedahan laparotomi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan

teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

ditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka

(Susetyowati et al., 2010). Pembedahan dilakukan karena beberapa alasan

seperti diagnostik (biopsi, laparotomi eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor,

pengangkatan apendiks yang mengalami inflamasi), reparatif (memperbaiki

luka multiplek), rekonstruksi dan paliatif (Smeltzer & Bare, 2002).

Pembedahan menurut jenisnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu bedah mayor

dan bedah minor. Bedah mayor merupakan tindakan bedah yang menggunakan

anestesi umum/general anesthesi yang merupakan salah satu bentuk dari

pembedahan yang sering dilakukan. Indikasi yang dilakukan dengan tindakan

bedah mayor antara lain kolesistektomi, nefrektomi, kolostomi, histerektomi,

mastektomi, amputasi dan operasi akibat trauma (Nadeak & Jenita, 2011).

Setiap tindakan yang termasuk bedah mayor selalu berhubungan

dengan adanya insisi (sayatan) yang merupakan trauma atau kekerasan bagi

penderita yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala seperti lelah, nyeri

dan penurunan status gizi(Siahaan, 2009). Keadaan lelah yang ditimbulkan

oleh pasien setelah mengalami pembedahan adalah keluhan utama yang sering

Page 2: pembedahan laparotomi

2

terjadi pada pasien post operasi. Lemasnya tubuh, hilangnya kekuatan otot

pada pasien, mual muntah, status gizi yang turun dan lamanya rawat inap post

operasi juga merupakan dampak dari pembedahan abdomen (Jensen et al.,

2011). Nyeri, depresi, kecemasan dan kelelahan merupakan faktor penting

yang dipertimbangkan dalam penyediaan perawatan pasien post operasi bedah

mayor. Intervensi yang diberikan haruslah intervensi yang spesifik untuk

mengurangi rasa sakit, depresi, cemas dan kelelahan. Hal ini perlu untuk

dilakukan evaluasi untuk melihat dampaknya terhadap pemulihan pascaoperasi

(Res, 2004).

Kelelahan dalam istilah kesehatan disebut juga dengan fatigue.

Gambaran keadaan penderita yang mengalami fatigue diantaranya intoleransi

aktivitas, kehilangan energi atau kelemahan. Fatigue mewakili keluhan

komplek penderita karena melibatkan aspek biologis, psikologis dan perilaku.

Keluhan fatigue ini sulit dijelaskan dan banyak penderita yang

menggambarkannya dengan berbagai cara seperti mengeluh lelah, lemah,

kehabisan tenaga, lesu, tidak fresh, merasa berat dan lamban. Fatigue

didefinisikan sebagai suatu gejala subyektif yang tidak nyaman dan

dimanifestasikan sebagai keluhan fisik dalam rentang lemah sampai berat

sehingga menyebabkan ketidakmampuan berfungsi. Persepsi penderita

terhadap perasaan kelelahan dijadikan fokus pengukuran skala fatigue

(Friedberg, 2002).

Kelelahan post operasi adalah komplikasi umum dan pertama terjadi

setelah operasi. Kelelahan pasca operasi terjadi selama 90 hari setelah bedah

Page 3: pembedahan laparotomi

3

abdomen. Hal ini biasanya dikaitkan dengan respon fisiologis untuk operasi,

dengan asumsi bahwa semakin parah operasi, semakin parah dan lelah yang

berkepanjangan (George, 2002). Mengukur perubahan dalam tingkat kelelahan

pasien sangat penting untuk pengobatan yang tepat dan penelitian sindrom

kelelahan kronis (Friedberg, 2002). Kelelahan post operatif disebabkan karena

albuminemia. Albumin yang merupakan salah satu protein darah merupakan

bagian terbesar dari protein darah. Serum albumin merupakan salah satu tanda

penting yang dapat digunakan untuk mendeteksi status nutrisi penderita (Riani,

2001).

Suatu survey populasi pasien bedah di rumah sakit pendidikan

Auckland (New Zealand) menemukan bahwa 1 dari 5 pasien mengalami

kurang energi protein, pada pasien bedah umum dengan penyakit

gastrointestinal mayor dijumpai bahwa 1 dari 2 atau 3 pasien mengalami

kurang energi protein walaupun derajatnya ringan dan tidak bermakna. Ada 4

indeks yang berhubungan dengan hasil pembedahan. Indeks tersebut

digabungkan ke dalam indeks prognostik gizi yaitu serum albumin, serum

transferin, lipatan kulit trisep dan kelambatan hipersensitif kulit (Susetyowati et

al., 2010).

Konsentrasi albumin serum telah lama diketahui sebagai indikator kasar

keadaan kesehatan umum seorang individu. Konsentrasi albumin serum sedang

sampai sangat rendah berhubungan dengan morbiditas dan semua penyebab

mortalitas pada orang dewasa. Konsentrasi albumin dalam serum yang rendah

juga telah ditemukan berhubungan secara bermakna dengan penurunan masa

Page 4: pembedahan laparotomi

4

otot pada wanita dan pria dewasa yang relatif sehat. Peran albumin semakin

penting disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain keadaan hipoalbumin

yang sering dijumpai pada pasien dengan pra bedah, masa recovery atau

pemulihan setelah tindakan operasi ataupun dalam proses penyembuhan.

Serum albumin merupakan salah satu parameter penting dalam pengukuran

status gizi pada penderita dengan penyakit akut maupun kronik (Bangun,

2008).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas merupakan rumah

sakit tipe B yang membuka pelayanan keseluruhan. Daftar pelayanan Bedah di

RSUD Banyumas menunjukkan jumlah tindak pembedahan mayor. Hasil studi

pendahuluan menemukan bahwa 1 dari 4 pasien yang mengalami bedah mayor

mengalami kelelahan. Data menunujukkan 1 dari 4 pasien post operasi bedah

mayor mengalami penurunan albumin. Data terakhir yang diperoleh rata-rata

pasien yang menjalani operasi bedah mayor di RSUD Banyumas sekitar 318

pasien tiap bulannya selama tahun 2011.

B. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang dapat dirumuskan

sebagai berikut adakah hubungan antara kadar albumin pre operasi dengan

tingkat kelelahan pada pasien post operasi bedah mayor di RSUD Banyumas?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Page 5: pembedahan laparotomi

5

Untuk mengetahui hubungan antara kadar albumin pre operasi dengan tingkat

kelelahan pada pasien post operasi bedah mayor di RSUD Banyumas.

2. Tujuan khusus:

a. Mengetahui karakteristik responden (usia, jenis operasi dan jenis

kelamin) paien post operasi bedah mayor di RSUD Banyumas.

b. Mengetahui kadar albumin pada pasien pre operasi bedah mayor di

RSUD Banyumas.

c. Mengetahui tingkat kelelahanpasien post operasi bedah mayordi

RSUD Banyumas.

d. Menganalisis hubungan antara kadar albumin pre operasidengan

tingkat kelelahan pada pasien post operasi bedah mayor di RSUD

Banyumas.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan informasi untuk penelitian yang akan

datang untuk lebih bisa mengembangkan lagi hubungan albumin

dengan pasien post operasi bedah mayor.

2. Manfaat bagi pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan

pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan.

3. Manfaat bagi praktisi

Page 6: pembedahan laparotomi

6

Menjadi acuan untuk bisa memprediksikan kelelahan pada pasien post

operasi bedah mayor dan bisa digunakan untuk membuat

rencanaasuhan keperawatan lebih tepat pada pasien post operasi

bedah mayor.

4. Manfaat bagi peneliti

Dapat menerapkan dan melakukan proses penelitian sesuai dengan teori yang

ada

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berjudul “ Hubungan antara Kadar Albumin Pre

Operasi dengan Tingkat Kelelahan pada Pasien Post Operasi Bedah Mayor

di RSUD Banyumas” belum pernah ada yang meneliti. Penelitian ini

diajukan berdasarkan penelitian-penelitian yang hampir sama pernah

dilakukan yaitu:

1. Penelitian yang telah dilakukan oleh B, M, Jensen et al (2011) dengan

judul “Postoperative Changes in Fatigue, Physical Function and Body

Composition: an Analysis of the Amalgamated Data From Five

Randomized Trials on Patients Undergoing Colorectal Surgery”

dengan menggunakan study prospectif cohort. Hasil menyebutkan

bahwa bedah kolorektal terbuka dikaitkan dengan peningkatan yang

signifikan dalam kelelahan post operasi dan penurunan kinerja fisik,

berat dan massa tubuh. Komplikasi utama yaitu, skor yang tinggi

kelelahan peri operatif dan hilangnya massa tubuh meningkatkan

Page 7: pembedahan laparotomi

7

risiko jangka panjang kelelahan. Perbedaan dengan penelitian ini

adalah penelitian hubungan kadar albumin dengan tingkat kelelahan

pada pasien post operasi laparotomi di RSUD Banyumas pada

penentuan variabel bebas dan terikatnya, waktu penelitian, jumlah

populasi dan sampel, tempat penelitian dan instrumen penelitiannya.

2. Penelitian yang telah dilakukan McGuire., H. Price., N. Mortensen., J.

Evans., M.L. Castell pada tahun 2003 dengan judul “Biochemical

Markers For Post Operative Fatigue After Major Surgery” dengan

menggunakan desain studi cross sectional. Hasil menyatakan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara post operasi bedah mayor dan

nilai bebas plasma triptopan di dalam darah (P <0.000) dan rasio

konsentrasi dari plasma triptopan bebas post operasi. Keadaan

triptopan yang meningkat di dalam darah post operasi akan diimbangi

kenaikan 5-HT di dalam otak dimana 5-HT ikut terlibat dalam proses

tidur dan lelah. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel

independennya, peneliti menggunakan albumin sebagai faktor yang

menyebabkan kelelahan post operasi bedah mayor.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Soshtari et al., (2009) dengan judul

“Postoperative Fatigue: A Review” dengan desain studi presepective

cohort. Hasil kelelahan post operasi diukur dengan sejumlah

instrumen yang berbeda. Kelelahan post operasi memiliki etiologi

dengan sejumlah faktor biologis dan psikologis yang sangat rumit.

Intervensi harus dilakukan dengan fokus mengatasi berbagai faktor