pembahsan modul sistem peliput
DESCRIPTION
farmakoterapiTRANSCRIPT
Pembahasan
Setiap manusia dan hewan mempunyai sistem peliput atau kulit, yang
bertujuan untuk merasakan nyeri, pengaturan panas, proteksi, absorpsi dan yang
lainnya. Secara fisiologi kulit dapat merasakan panas, dingin, sentuh dan nyeri
dan itu adalah sensasi kulit. Yang dilakukan dengan menggunakan media sikat,
paku, sendok panas, dan sendok dingin pada lengan bawah, lutut dan mata kaki.
Pada percobaan sensasi kulit di daerah lengan bawah memiliki 20
sentuhan dari 20 sentuhan pada tempat yang berbeda – beda. Pada sensasi kulit di
daerah lengan memiliki 20 sentuhan yang berasa dingin dari 20 sentuhan dingin
pada tempat yang berbeda – beda. Pada sensasi di daerah lengan memiliki 18
sentuhan yang berasa panas dari 20 sentuhan panas pada tempat yang berbeda –
beda. Pada sensasi kulit di daerah lengan memiliki 20 sentuhan nyeri dari 20
sentuhan nyeri pada tempat yang berbeda – beda. Rasa sakit atau nyeri bisa
membuat sensasi kulit lebih banyak sehingga kulit lebih banyak terasa sensasinya.
Pada percobaan sensasi dilutut memiliki 20 sentuhan dari 20 sentuhan
pada tempat yang berbeda – beda. Pada sensasi kulit di daerah lutut memiliki20
sentuhan dingin dari 20 sentuhan pada tempat yang berbeda – beda. Pada sensasi
kulit di daerah lutut memiliki18 sentuhan panasdari 20 sentuhan pada tempat yang
berbeda – beda.Pada sensasi kulit di daerah lutut memiliki 20 sentuhan nyeri dari
20 sentuhan pada tempat yang berbeda – beda.
Pada percobaan sensasi dimata kaki memiliki 16 sentuhan dari 20
sentuhan pada tempat yang berbeda – beda. Pada sensasi kulit di daerah mata kaki
memiliki 17 sentuhan dingin dari 20 sentuhan pada tempat yang berbeda – beda.
Pada sensasi kulit di daerah mata kaki memiliki 17 sentuhan panas dari 20
sentuhan pada tempat yang berbeda – beda.Pada sensasi kulit di daerah mata kaki
20 sentuhan nyeri dari 20 sentuhan padatempat yang berbeda – beda.
Dalam percobaan sensasi kulit, seharusnya lebih peka pada daerah antara
lutut dan mata kaki dibandingkan dengan lengan bawah, Karena daerah tersebut
lebih peka terhadap rangsangan. Hal ini dimungkinkan karena membrane kulit
kaki cenderung lebih tipis dibandingkan dengan membran kulit pada
tangan.Namun berdasarkan percobaan di atas reseptor-reseptor untuk panas,
dingin, dan sentuhhanya sedikit dalam organ dalaman (visceral) karena factor
letak organ-organ tersebut di dalam, sedangkan kulit luar( organ luar tubuh )
memiliki kepekaan terhadap segala macam rangsangan dari luar. Untuk reseptor
nyeri terdistribusi secara menyeluruh dan sensasi ini diperoleh pada kebanyakan
organ. Dan juga pada permukaan kulit distribusi reseptor berbeda dan tidak
merata.Pada percobaan reseptor dingin lebih banyak dibandingkan reseptor
panas.Untuk reseptor nyeri lebih banyak dari reseptor sentuh dikarenakan untuk
reseptor rasa nyeri berupa ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh jaringan
baik di bagian luar maupun dalam bagian alat dalam sedangkan reseptor sentuhan
berupa korpus Meissner, dan ujung saraf yang melingkari akar rambut, yang
semuanya terdapat di dekat permukaan kulit namun masih berada di bawah
reseptor nyeri.Percobaan pada sensasi kulit ini dikarenakan adanya keberadaan
ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan
berbagai rangsangan dari luar.Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi
tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan,
panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-
hal yang dapat merugikan diri kita.Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau
sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut,akan
mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palityan
menempel dikandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan
kulit dan batang rambut.Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung
rambut.Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke
permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Percobaan yang selanjutnya adalah pengujian variasi kepekaan terhadap
tekanan. Percobaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kepekaan
seseorang ketika diberikan tekanan pada kulit, dengan demikian dapat
dibandingkan antara jarak tekanan dengan jarak rasa sakit yang ditunjuk oleh
seseorang tersebut. Percobaan variasi kepekaan terhadap tekanan ini dilakukan
oleh dua orang praktikan, yaitu satu orang sebagai pemberi rangsangan atau
tekanan dan orang yang kedua sebagai penerima rangsangan atau tekanan.
Pemberian tekanan dilakukan pada empat tempat yang berbeda, yaitu pada ujung
jari, punggung tangan, lengan bagian atas dan tengkuk. Masing-masing tempat
pengujian dilakukan sebanyak lima kali.
Pada saat percobaan variasi kepekaan terhadap tekanan di area ujung jari
dilakukan dengan cara menekankan ujung pensil cukup kuat pada suatu titik
dikulit sampai terdapat bekas tekanan pensil tersebut, setelah itu penerima tekanan
menunjukan lokasi daerah mana yang mengalami tekanan, kemudian catat jarak
antara lokasi tekanan dengan lokasi yang ditunjukan, sehingga dari jarak tersebut
kita dapat megetahui berapa besar jarak kesalahannya.
Pada tekanan yang pertama diperoleh jarak kesalahan sebanyak 5mm,
jarak yang kedua adalah 0 mm, 6mm untuk jarak yang ketiga, dan 3 mm pada
jarak yang keempat serta 0 mm pada jarak yang kelima. Dari hasil ini diperoleh
jarak kesalahan yang beragam ini disebabkan karena pada saat pemberiaan
tekanan tidak konstan, yaitu ada pemberian tekanan yang lama dan pemberian
tekanan yang sebentar sehingga untuk pemberian tekanan yang lama akan
menimbulkan rasa sakit yang cukup kuat sehingga pada saat penunjukan lokasi
tekananpun cenderung benar ( jarak kesalahan = 0 ).
Area yang kedua adalah punggung tangan, percobaan inipun sama
dilakukan sebanyak lima kali dengan prosedur yang sama seperti sebelumnya.
Hasil percobaan diperoleh untuk jarak kesalahan berturut-turut dari yang pertama
sampai yang kelima adalah 20mm,17 mm, 5mm, 0 mm dan 16 mm. Dari hasil
tersebut diperoleh jarak kesalahan yang beragam. Sama seperti percobaan
sebelumnya alasan mengapa diperoleh jarak kesalahan yang beragam adalah
karena pemberiaan tekanan tidak konstan. Namun pada area yang kedua ini
terdapat kesalahan jarak yang cukup besar dari jarak keslahan pada area yang
pertama (ujung jari) yaitu 20mm, 17 mm dan 16 mm. Ini disebabkan karena area
tangan telah mengalami penyesuaian dengan tekanan,sehingga rasa sakitpun
berkurang dan jarak kesalahanpun semakin besar.
Pada pengujian yang ketiga dilakukan pada daerah lengan bagian atas.
Diperoleh hasil yaitu 23 mm, 11mm, 9 mm, 12 mm, dan 20 mm. Hasil jarak
kesalah area ketiga ini lebih besar dibandingkan dengan jarak kesalahan pada area
pertama dan kedua. Karena telah mengalami banyak tekanan didaerah tangan,
tanganpun mengalami penyesuaian dengan tekanan tesebut sehingga rasa sakit
akibat tekanan berkurang dan jarak kesalahanpun semakin besar, selain itu
pemberian tekanan yang tidak konstanpun akan mempengaruhi besarnya jarak
kesalahan tekanan.
Area keempat adalah pada tekuk. Diperoleh hasil yaitu 10 mm, 0 mm, 7
mm, 20 mm, 3 mm. Dari hasil tesebut jika dibandingkan dengan area punggung
tangan dan lengan bagian atas, diperoleh jarak kesalahan yang lebih kecil. Ini
disebabkan karena daerah tekuk belum mengalami tekanan dan belum mengalami
penyesuaian, sehingga rasa sakit yang dirasakanpun akan besar.
Sehingga dari percobaan variasi kepekaan terhadap tekanan dapat kita
ketahui bahwa dalam kepekaan tergantung pada lamanya tekanan, dan
penyesuaian area yang diberikan tekanan. Semakin lama pemberiaan tekanan
maka jarak kesalahan akan semakin kecil, dan semakin banyak tekanan diberikan
dalam area yang sama atau berdekatan maka jarak kesalahan akan semakin besar.
Adaptasi reseptor dalam percobaan kali ini meliputi stimulasi sentuhan,
stimulasi suhu serta after image. Pada stimulasi sentuhan, reseptor yang berperan
adalah reseptor Meissner (reseptor sentuh/peraba) karena pada stimulasi sentuhan
ini dilakukan sentuhan dengan menempatkan uang koin pada kulit permukaan
ventral lengan. Mekanisme terjadi sentuhan pada kulit ini yaitu dimulai dari
reseptor Meissner yang kemudian disusul oleh reseptor Paccini (reseptor tekanan).
Korpuskula Meissner merupakan reseptor peraba pada kulit yang terletak pada
papilla dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, putting dan genetalia. Sedangkan
reseptor Paccini terletak pada jaringan subkutan kulit. Ini sebabnya stimulus
sentuhan lebih cepat terasa dibandingkan dengan stimulus tekanan karena letak
korpuskula Meissner lebih atas dibandingkan korpuskula Paccini. Koin yang
diletakkan berjumlah tiga dengan cara diletakkan satu persatu sampai sensasi
sentuhan koin sebelumnya hilang. Dari data pengamatan didapat pada sentuhan
koin pertama terasa sensasi sentuhan selama 1,95 detik; sensasi sentuhan kedua
1,72 detik; dan sensai sentuhan ketiga 1,40 detik. Hal ini dilakukan dua kali pada
daerah yang berbeda dengan data yang kedua yaitu 2,08 detik; 1,80 detik; dan
1,20 detik. Terlihat bahwa dari data tersebut waktu untuk merasakan sensasi
sentuhan menurun (lebih singkat). Ini menunjukkan bahwa adanya adaptasi
sensori, yaitu bentuk penyesuaian reseptor terhadap adanya stimulus yang
diberikan secara berulang, sehingga stimulus yang diberikan untuk kedua kali atau
kesekian kalinya sensasinya akan terasa lebih singkat disbanding stimulus yang
diberikan pertama kali ketika kulit dalam keadaan tidak diberi stimulus. Adaptasi
sensori ini berfungsi untuk membantu kulit melakukan penyesuaian terhadap
suatu stimulus yang terjadi ketika adanya perubahan pada lingkungan sehingga
kulit tidak akan merasakan sensasi yang berlanjut yang pada akhirnya
memberikan rasa biasa / nyaman terhadap perubahan yang terjadi.
Pada stimulasi suhu, dilakukan pencelupan salah satu jari pada air hangat
selama dua menit yang kemudian disusul dengan jari yang lain dimasukkan ke
dalam air yang sama. Ujung jari merupakan salah satu bagian kulit yang sangat
sensitive sehingga akan menghasilkan respon yang relative cepat. Terasa
perbedaan sensasi antara kedua jari tersebut dimana jari yang pertama dicelupkan
sensasi panasnya sudah hampir tidak terasa ketika jari kedua dimasukkan. Hal ini
terjadi karena jari yang pertama dimasukkan telah mengalami adaptasi terlebih
dahulu dengan suhu sekitar. Selanjutnya dilakukan pencelupan satu jari ke dalam
air hangat dan jari lain ke dalam air es. Sensasi yang dirasakan terlebih dahulu
yaitu stimulus panas dibandingkan stimulus dingin dikarenakan letak reseptor
Ruffini (panas) lebih dekat dengan permukaan kulit sehingga stimulus panas
ditangkap oleh reseptor lebih cepat dibandingan stimulus dingin. Sensasi yang
dirasakan oleh jari yang dicelupkan pada air hangat yaitu terasa ada tekanan serta
ada denyutan sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam air es terasa kebas (mati
rasa). Setelah dua menit, selanjutnya kedua jari tersebut dimasukkan ke dalam air
ledeng secara bersamaan. Sensasi yang dirasakan tidak terlalu terasa pada awal-
awal karena masih adanya sensasi dari tindakan sebelumnya. Lama-kelamaan
kedua jari menyesuaikan dengan perubahan suhu yang terjadi yaitu jari yang
berasal dari air hangat mengeluarkan sensasi panasnya yang kemudian berubah
menjadi lebih dingin (mengikuti suhu air ledeng). Begitu juga dengan jari yang
dicelupkan pada air es, jari terasa menjadi lebih hangat dari sebelumnya yang
pada akhirnya sensasi akibat air es tadi menjadi hilang dan jaripun mengikuti
kondisi yang baru (normal). Hal ini juga menunjukkan bahwa telah terjadi
penyesuaian dari kulit terhadap perubahan kondisi sekitar yang menyebabkan
kulit kembali ke keadaan yang biasa (tidak terlalu merasakan keanehan dari
perubahan yang terjadi).
Percobaan yang terakhir pada bagian adaptasi sensori ini yaitu praktek
after image (perasaan seiringan). After image merupakan suatu percobaan yang
dilakukan untuk membuktikan penempatan suatu benda yang konstan pada lokasi
kulit tertentu dengan durasi tertentu akan menyebabkan terjadinya adaptasi
sensori. Dari percobaan didapatkan bahwa ketika pensil yang disimpan diantara
daun telinga dan kepala diambil secara diam-diam (tidak diketahui), maka akan
terasa ada sesuatu yang hilang pada lokasi tersebut. Hal ini dikarenakan daun
telinga tersebut telah beradaptasi dengan adanya pensil diatasnya sehingga ketika
pensil tersebut diambil, terasa ada sesuatu yang berubah dari sebelumnya. Sensasi
yang berlangsung secara berkelanjutan seperti ini disebut sensai beriringan (after
image).
Pada saat melakukan percobaan daya membedakan dengan menggunakan
ampelas halus, agak kasar dan kasar. Pada saat menggunakan ampelas halus yang
dirasakan adalah ampelas terasa halus, dan lama – kelamaan terasa kasar, pada
saat melakukan dengan menggunakan ampelas agak kasar yang dirasakan adalah
ampelas terasa kasar dan lama – kelamaan terasa sakit di kulit, pada saat
melakukan percobaan dengan menggunakan ampelas kasar yang dirasakan adalah
ampelas terasa sangat kasar dan lama – kelamaan sangat sakit di kulit.Seorang
dapat membedakan ampelas yang berbeda, hal ini terjadi karena sensasi sentuhan
terhadap ampelas yang pertama telah diingat oleh otak. Begitupun ketika
membedakan benda dengan berbagai bentuk yaitu mata uang dan kunci, hal ini
terjadi karena sensasi sentuhan terhadap benda tersebut masing-masing telah
diingat oleh otak Dalam hal ini kulit berfungsi sebagai reseptor atau penerima
stimulus. Sentuhan diterima stimulus yang diteruskan menuju sistem syaraf pusat,
kemudian stimulus yang lain diterima lalu diteruskan untuk dicocokan dengan
sensasi yang telah diterima sebelumnya, yang telah tersimpan dalam otak. Oleh
karena itu, pengamat dapat membedakan tekstur ampelas yang berbeda. Pada
bagian dermis, terdapat Corpus Meissener yang berfungsi sebagai reseptor
sentuhan.
Percobaan yang berikutnya adalah percobaan nyeri acuan. Nyeri acuan
merupakan fenomena asing penerimaan nyeri dalam satu area tubuh jika area lain
menerima stimulus nyeri. Nyeri acuan ini dapat menjadi petunjuk adanya kelainan
pada organ dalam.
Percobaan nyeri acuan ini dilakukan dengan cara menempatkan siku pada
wadah yang berisi air es kemudian tunggu sampai beberapa saat, setelah itu catat
perubahan dalam lokasi sensasi, apakah lokasi sensasi tersebut berubah, dan jika
iya maka diamanakan nyeri acuan tersebut dirasakan.
Pada saat percobaan diperoleh hasil yaitu mula-mula siku terasa dingin
lama kelamaan lokasi sensasi berubah menuju telapak tangan lalu ada sedikit
sensasi pada jari-jari. Dari hasil tersebut dapat kita simpulkan pada saat siku terasa
dingin itu menandakan bahwa saraf yang terdapat pada siku memberikan respon
sehingga siku dapat merasakan sensasi dingin, dan ketika telapak tangan dan jari-
jari mengalami sensasi pula,itu disebabkan karena saraf dari siku yang merespon
merambat dengan cepat kebagian jari-jari tangan dan telapak tangan. Sehingga
dapat diartikan bahwa saraf dari praktikan yang melakukan percobaan ini masih
berfungsi dengan baik, karena dapat merasakan rangsangan dan meresponnya
dengan timbulnya rasa dingin pada daerah yang diberikan ransangan berupa suhu
dingin.
Pada saat melakukan percobaan pengaturan suhu tubuh melalui kulit
percobaan dilakukan dengan menggunakan eter dan etanol. Pada saat eter di
gosokan pada kulit terasa dingin dan lama – kelamaan menghilang lalu menyerap
dingin pada kulit, kemudian pada saat etanol di gosokan pada kulit terasa dingin
dan menyerap kulit agak lama di bandingkan dengan eter penyerapan dinginnya
lebih cepat.Yang dirasakan, Eter lebih dingin dirasakan daripada Etanol. Hal ini
terjadi karena eter lebih menyerap panas tubuh untuk menguap. Eter mudah
menguap karena titik didih eter yang relatif rendah. Proses penguapan eter ini
sejalan dengan proses pengaturan suhu tubuh melalui pengaturan pengeluaran
keringat yang terjadi. Eter memiliki titik didih yang sebanding dengan
hidrokarbon dengan berat molekul yang sama.Titik didih dietil eter (MW = 74)
adalah 34,6ºC, dan pentana (MW = 72) adalah 36ºC.Alhohol memiliki titik didih
yang lebih tinggi dibandingkan dengan eter atau hidrokarbon yang sebanding.
Titik didih butil alkohol (MW = 74) adalah 117,7ºC. Molekul-molekul alkohol
dapat berikatan satu sama lain melalui ikatan hidrogen, sementara eter dan
hidrokarbon tidak dapat. Meskipun demikian, eter juga dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan senyawa-senyawa seperti air.
Simpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
- Stuktur dan fungsi sistem peliput dipahami melalui percobaan anatomi dan
fisiologi berkaitan dengan stuktur lapisan kulit serta macam macam sensasi yang
dihasilkan dari suatu rangsangan.
- (1) Pada percobaan Fisiologi sensasi kulit, sensasi lebih banyak dirasakan pada
lengan daripada antara matakaki dan lutut. (2)Pada percobaan Fisiologi variasi
kepekaan terhadap tekanan dapat kita ketahui bahwa dalam kepekaan tergantung
pada lamanya tekanan, dan penyesuaian area yang diberikan tekanan. (3) Pada
percobaan Fisiologi Adaptasi reseptor, adanya adaptasi sensori, yaitu bentuk
penyesuaian reseptor terhadap adanya stimulus yang diberikan secara berulang,
sehingga stimulus yang diberikan untuk kedua kali atau kesekian kalinya
sensasinya akan terasa lebih singkat dibanding stimulus yang diberikan pertama
kali ketika kulit dalam keadaan tidak diberi stimulus. (4) Pada percobaan Daya
membedakan, praktikan dapat membedakan ketiga ampelas yang berbeda
permukaannya serta dapat membedakan bentuk yang berbeda pada mata uang dan
kunci. (5) Pada percobaan Nyeri acuan, pada saat siku terasa dingin itu
menandakan bahwa saraf yang terdapat pada siku memberikan respon sehingga
siku dapat merasakan sensasi dingin, dan ketika telapak tangan dan jari-jari
mengalami sensasi pula,itu disebabkan karena saraf dari siku yang merespon
merambat dengan cepat kebagian jari-jari tangan dan telapak tangan. (6) Pada
percobaan Pengaturan suhu tubuh melalui kulit, yang lebih terasa dingin adalah
eter dibanding dengan etanol.