pembahsan buat laporan kualitatif

3
Praktikum yang dilakukan adalah analisis kualitatif senyawa organik. Percobaan kali ini bertujuam untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang terdapat dalam suatu zat atau campuran berdasarkan analisa kualitatif. Analisis kualitatif senyawa organik ini dilakukan berdasarkan sifat fisika (titik leleh dan bentuk kristal, indeks bias, titik didih), tes kelarutan zat, tes unsur, dan tes identifikasi gugus fungsional. Tes kualitatif ini harus dilakukan secara berurutan karena hasil yang didapat pada setiap tes akan mengrahkan pada tes selanjutnya. Sampel yang dianalisis adalah sampel yang berupa padatan berwarna putih. Oleh karena itu dilakukan uji fisika penentuan titik leleh dan penentuan bentuk kristal. penentuan titik leleh dilakukan dengan menggunakan melting point apparatus. Percobaan ini dilakukan berulang kali samapi memperoleh titik leleh yang rentangnya kecil (+_ 2 C). Pada percobaan samapai ke 2 rentang yang didapatkan trelalu besar sehingga tidak dapat digunakan. Rentang yang terlalau besar ini dikarenakan sampel yang diuji terlalu banyak. Data 7yang digunakan adalah data percobaan ke 3 karena memeiliki rantang yang kecil (selisih 3 derajat), sehingga titik leleh bisa dirata-ratakan dari trentang terseut (suhu muali melelh:117 suhu melelh seluruhnya: 120) titik lelehnya 118,5 derajat Rentang suhu mulai melelh dan melelh seluruhnya seharusnya tidak terjadi perubahan (rentannya 0 derajat) karen aklor yang digunakan adalah untuk merubah fasa dari fasa padatan menjadi cairan kalor tidak dgunakan untuk menaikan suhu. Penentuan bentuk kristal dilakukan dengan melihat kristal dibawsah mikroskop dengan perbesaran 100x, dapat terlihat bentuk krista; sample adalh jarum monoklin. Sampel terlebih dahulu ditetesi dengan kloroform untuk medmperjelas pengamatan selain itu klororform juga mudah menguap sehingga larutan kloroform tdak mengganggu pengamatn bentuk kristal. Uji selnjutnya yang dilakukan adalah tes kelarutan zat. tes kelarutan zat dilakukan untuk mengetahui golongan sampel yang dianalisis. Suatu zat akan larut dalam pelarut tertentu karena kelarutan bergantung pada kemiripan sifatnya contohnya struktur molekulnya yang mirip. Sampel dikatakan larut dalam pelarut jika terbentuk larutan yang homogen (1 fasa). Berdasarkan hasil percobaan sampel yang dianalisis ttidak memebmtuk 1 fasa ketika dilarutkan

Upload: fariza-fauzia-purnama-purnama

Post on 25-Jul-2015

171 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahsan Buat Laporan Kualitatif

Praktikum yang dilakukan adalah analisis kualitatif senyawa organik. Percobaan kali ini bertujuam untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang terdapat dalam suatu zat atau campuran berdasarkan analisa kualitatif. Analisis kualitatif senyawa organik ini dilakukan berdasarkan sifat fisika (titik leleh dan bentuk kristal, indeks bias, titik didih), tes kelarutan zat, tes unsur, dan tes identifikasi gugus fungsional. Tes kualitatif ini harus dilakukan secara berurutan karena hasil yang didapat pada setiap tes akan mengrahkan pada tes selanjutnya.

Sampel yang dianalisis adalah sampel yang berupa padatan berwarna putih. Oleh karena itu dilakukan uji fisika penentuan titik leleh dan penentuan bentuk kristal. penentuan titik leleh dilakukan dengan menggunakan melting point apparatus. Percobaan ini dilakukan berulang kali samapi memperoleh titik leleh yang rentangnya kecil (+_ 2 C). Pada percobaan samapai ke 2 rentang yang didapatkan trelalu besar sehingga tidak dapat digunakan. Rentang yang terlalau besar ini dikarenakan sampel yang diuji terlalu banyak. Data 7yang digunakan adalah data percobaan ke 3 karena memeiliki rantang yang kecil (selisih 3 derajat), sehingga titik leleh bisa dirata-ratakan dari trentang terseut (suhu muali melelh:117 suhu melelh seluruhnya: 120) titik lelehnya 118,5 derajat Rentang suhu mulai melelh dan melelh seluruhnya seharusnya tidak terjadi perubahan (rentannya 0 derajat) karen aklor yang digunakan adalah untuk merubah fasa dari fasa padatan menjadi cairan kalor tidak dgunakan untuk menaikan suhu.

Penentuan bentuk kristal dilakukan dengan melihat kristal dibawsah mikroskop dengan perbesaran 100x, dapat terlihat bentuk krista; sample adalh jarum monoklin. Sampel terlebih dahulu ditetesi dengan kloroform untuk medmperjelas pengamatan selain itu klororform juga mudah menguap sehingga larutan kloroform tdak mengganggu pengamatn bentuk kristal.

Uji selnjutnya yang dilakukan adalah tes kelarutan zat. tes kelarutan zat dilakukan untuk mengetahui golongan sampel yang dianalisis. Suatu zat akan larut dalam pelarut tertentu karena kelarutan bergantung pada kemiripan sifatnya contohnya struktur molekulnya yang mirip. Sampel dikatakan larut dalam pelarut jika terbentuk larutan yang homogen (1 fasa). Berdasarkan hasil percobaan sampel yang dianalisis ttidak memebmtuk 1 fasa ketika dilarutkan dalam air artinya sampel toidak larut dlam air dsehingga sampel bukan termasuk ekdalam golongan 1 atau pun 2. menurut bagan kalsifikasi kelarutanjika sampel tidak larut dalam air bisa trus dilarutkan dengan naoh 5% dan ternyata larut. Kemudia dilarutkan dalam nahco3 juga larut. Dari data yang didapat dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel yang dianalisis adalah golongan III. Diantara kemungkinan-kemungkuinananya adalah : asam, fenol, imida, nito primer skeunder, merkapatan, asam sulfat, sulfonik dan bebrapa keton.

Stelah mengetahu goongan sampel, dilakukan tes unsur untuk mengethaui keberadaan unsur apa saja yang terdapat didalam sampel tersebut. Unsur yang diuji adalah unsur C dan H, dan unsur N,S serta halogen (X). Unsur c dan h dilakukan dengan mengoksidasi sampel dengan CuO dan pemanasan dalam tabung reaksi yang disambungkan dengan pipa bengok ke dalam tabung lain berisis larutan ca(oh/2. Stetlah pemanasan, larutan ca (oh)2 yang tidak berwarna berubah menjadi putih keruh karena terbentuk endpan caco3 yang mennadakan unsur c positif dan terbentuk titik air pad adinding tabgung yang mnandakan unsur h positif. Dapat dilihat berdasarkan persamaan rekasi berikut:

Jssssssssssssssssssssssssssssssss

Page 2: Pembahsan Buat Laporan Kualitatif

Untuk menguji unsur n, s dan halogen (x) senyaw aorganik yang berikatan kovalen ini harus diubah terlebih dahulu dengan senywa ionik karena dalam uji unsur n s dan halogen digunakan pereaksi ion( anorganik) sehingga sulit mengidentifikasinya bila sampel masih dalam bntuk snyawa kovalen. Carnya dengan melebur sampel dengan logam na sehingga terbentuk alrutan garam na yang dapt bereaksi dengan pereaksi anorganik. Logam na yang digunakan harus dalam keadaan kering untuk mencegah terjadinya eksplosif akibat logam na yang reaktif dengan air. Pemanasan sampai pijar dilakukan agar sampel melebur sempurna menjadi garam anorganik. Penggunaan pelarut tidak boleh trnllu bnyk agar konsntrasi garam na tidak trllu encer yang akan mnyulitkan pengamatan pada saat uji unsur. Pemanasan sebelum penyaringan berfungsi agar seluruh garam na yang terbentuk larut sempurna dalam air.

Pada ssat uji usnur N hanya terbentuk larutan tidak berwarna tidak terbentuk endapan biru prusisa, maka dapat disimpulkan sampel tidak mengandung usnur N. Uji unsur s dilakukan denganpenambaha timbal asetat dan akan menimbuolkan endapan hitam pbs jika mengandung usnur s, ternyata saat dilakukan pengujian hanya terentuk larta tidak berwarna. Maka dapat dismpulka sampel tidka mengandung unsur s. Persamaan reaksi.

Untuk tes halogen digunakan preaksi agno3 dan hno3. Fungsi hno3 ini sebgai suasan aasam dan untuk menghilangkan sianida dan belerang yang mnganggu proses analisa. Jika sampel mengandung unsur halogen akan menghasilkan endapan putih agx. Ternyata sampel yang dianalisis hnya terbentuk larutan tidak berwarna maka dapt disimpylkan sampel tidak mengandung unsur halogen. Persamaan reaksi.

Kesimpulan smentara ini adalah sampel mengandung unsur C dan H tapi tidak mengandung unsur s dan halogen. Dari kemungkinan senyawa pada golongan III ada kemungkinan snywa tersebut adlaah asam, fenol, tiofenol, aldehid dan keton. Amida merkaptan asam sulfonik nito primer skunder teerlelminasi karena mengndung unsur n dan syang tidak terdapat dalam sampel yang dianalisi.

Tes tearkhir yang dilakukan adalah identifikasigugus fungsional. Uji yang pertma dilakuakan ada;lah tes ikatan jenuh (c=c). Sampel dilarutkan (kyk diurnal) Berikut adlah tabel eleminasi identifikasi gugus fungsi pad agolongan III setlah dilakukan uji analisa kualitatif

Tabel