pembahasan.pdf
TRANSCRIPT
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerukunan umat beragama adalah salah satu point yang sangat peting dalam
kehidupan social. Dimana harus adanya sinergi antar umat beragama dalam
menjaga keutuhan kerukunan umat beragama. Menjaga terus saling menghargai,
toleransi dalam menjalankan ibadah tiap masing masing agama. Tidak ada
namanya diskriminasi, intimidasi, provokasi untuk menghancurkan keutuhan
kerukunan umat beragama.
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna baik dan damai.
Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan kesatuan hati dan bersepakat
untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850)
Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka kerukunan adalah sesuatu
yang ideal dan didambakan oleh manusia.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Mewujudkan kesadaran dan menjalin hubungan pribadi yang akrab dalam
Menghadapi masalah bersama.
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pentingnya kerukunan antar
umat beragama.
3. Memotivasi dan mendinamisasikan umat beragama khususnya umat islam
agar dapat ikut serta dalam upaya menjalin tali silaturahmi.
-
BAB II
PERMASALAHAN
Pemahaman islam yang masih sempit menjadi salah satu bibit munculnya
permusuhan terhadap sesamanya. Apakah permusuhan sesama manusia merupakan
sikap yang dibenarkan oleh islam? Ada perbedaan yang mendasar antara umat yang
berbeda agama didunia (pluralitas agama), namun apakah antara keduanya tidak
saling memerlukan?
-
BAB III
PEMBAHASAN
A. Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam
Agama Islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama
diciptakan , yaitu Nabi Adam AS. Kemudian Allah turunkan secara
berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul berikutnya hingga akhirnya
penurunan agama islam itu terjadi pada masa kerasulan Muhammad SAW.
Ketika Islam mulai disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada
masyarakat Arab, beliau mengajak masyarakat untuk menerima dan mentaati
ajaran Islam, tanggapan yang mereka sampaikan kepada Rasulullah adalah
sikap heran , aneh dan ganjil. Islam dianggap ajaran yang menyimpang dari
tradisi leluhur yang telah mendarah daging bagi masyarakat Arab, yang telah
mereka taati secara turun tenurun, dan mereka tidak mau tahu apakah tradisi itu
benar atau salah.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa yang telah diturunkan
Allah, mereka menjawab: (Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang
telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. (Apakah mereka
akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui
suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?. (QS. Al-Baqarah : 170)
Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan
bersih. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama
yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, kerukunan,
keselamatan dan kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia pada khususnya
dan semua makhluk ciptaan Allah pada umumnya, bukan untuk membuat
bencana atau kerusakan di muka bumi. Inilah yang disebut fungsi Islam sebagai
rahmat bagi seluruh alam (rahmatal lilalamin).
Islam adalah agama rahmatal lilalamin, yaitu suatu agama yang
memberikan kesejukan, kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan tidak
hanya kepada pemeluknya, tetapi juga kepada umat lain, bahkan kepada seluruh
makhluk dan alam semesta.
Fungsi Islam sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa bencana,
dijelaskan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Anbiya : 170, Dan tidaklah
Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam. Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam
itu seperti berikut ini:
1. Islam menunjukkan manusia jalan hidup yang benar
2. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan
potensi yang diberikan oleh Allah secara bertanggungjawab.
3. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba
Allah, baik mereka muslim maupun yang beragama lain.
-
4. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional.
5. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan
perlakuan yang spesifik pula.
6. Islam menjadi anugerah bagi terwujudnya kemaslahatan manusia dan
alam semesta.
B. Ukhuwah
i. Makna Ukhuwah
Kata Ukhuwah berarti persaudaraan. Maksudnya adalah adanya perasaan
simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memilik satu
kondisi atau perasaan yang sama, baik sama suka maupun duka, baik senang
maupun sedih.
Persaudaraan yang tulus ini akan melahirkan rasa kasih sayang yang
mendalam pada jiwa setiap muslim dan mendatangkan dampak positif, seperti
saling menolong, mengutamakan orang lain, ramah, dan mudah untuk saling
memaafkan.
Dan sebaliknya dengan ukhuwah juga akan terhindari hal-hal yang merugikan
dengan menjauhi setiap hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi orang lain,
baik yang berkaitan dengan jiwa, harta, kehormatan, atau hal-hal yang merusak
harkat dan martabat mereka.
Sesungguhnya Islam telah menghimbau kepada umatnya untuk senantiasa
menjaga ukhuwah ini, karena pada hakekatnya kaum mukminin itu bersaudara.
Mereka bagaikan susunan bangunan yang kokoh yang saling menguatkan satu
dengan yang lain. Allah berfirman (artinya):
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara. (Al
Hujurat: 10)
Rasulullah bersabda:
Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah laksana bangunan yang
saling menguatkan bagian satu dengan bagian yang lainnya.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kaum mukminin itu seperti satu anggota tubuh, jika salah satu anggota tubuh
tersebut merasakan sakit, maka bagian tubuh yang lain juga akan merasakan
sakitnya. Nabi bersabda:
Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta
adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan
merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.
(HR. Bukhari dan Muslim)
-
ii. Macam-macam Ukhuwah
a. Ukhuwah Islamiyah
Yaitu persaudaraan yang berlaku antar sesama umat Islam atau persaudaraan
yang diikat oleh aqidah/keimanan, tanpa membedakan golongan selama aqidahnya
sama maka itu adalah saudara kita dan harus kita jalin dengan sebaik-baiknya.
Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Alquran surat Al Hujarat : 10, yang
artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah saudara, oleh
karena itu peralatlah simpul persaudaraan diantara kamu, dan bertaqwalah
kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapatkan rahmatnya .
Dari ayat di atas jelas bahwa kita sesama umat islam ini adalah saudara, dan
wajib menjalin terus persaudaraan di antara sesama umat Islam dan marilah yang
mana saudara kita jadikan saudara dan janganlah saudara kita anggap sebagai
musuh,hanya karna masalah masalah-masalah sepele yang tidak berarti.yang pada
akhirnya mengancam ukhuwah Islamiyah yang pada akhirnya dapat melumpuhkan
kerukunan dan keutuhan bangsa.
b. Ukhuwah Insaniyah/Basyariyah
Yaitu persaudaraan yang berlaku pada semua manusia secara universal tanpa
membedakan ras, agama, suku dan aspek-aspek kekhususan lainnya. Persaudaraan
yang di ikat oleh jiwa kemanusiaan, maksudnya kita sebagai manusia harus dapat
memposisikan atau memandang orang lain dengan penuh rasa kasih sayang, selalu
melihat kebaikannya bukan kejelekannya.
Ukhuwah Insaniyah ini harus dilandasi oleh ajaran bahwa semua orang umat
manusia adalah makhluk Allah, sekalipun Allah memberikan kebebasan kepada
setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan atas pertimbangan rasionya.
Jika ukhuwah insyaniyah tidak dilandasi dengan ajaran agama keimanan dan
ketaqwaan, maka yang akan muncul adalah jiwa kebinatangan yang penuh
keserakahan dan tak kenal halal dan haram bahkan dapat bersikap kanibal terhadap
sesama.
-
c. Ukhuwah Wathoniyah
Yaitu persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme tanpa membedakan
agama, suku, warna kulit, adat istiadat dan budaya dan aspek-aspek yang lainnya.
Semua itu perlu untuk dijalin karena kita sama-sama satu bangsa yaitu Indonesia.
Mengingat pentingnya menjalin hubungan kebangsaan ini Rosulullah bersabda
Hubbui wathon minal iman, artinya: Cinta sesama saudara setanah air termasuk
sebagian dari iman.
Sebagai seorang muslim, harus berupaya semaksimal mungkin untuk
mengaktualisasikan ketiga macam ukhuwah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila ketiganya terjadi secara bersama, maka ukhuwah yang harus kita
prioritaskan adalah ukhwah Islamiyah, karena ukhuwah ini menyangkut kehidupan
dunia dan akherat.
1.1 Urgensi Ukhuwah
Di tengah-tengah kehidupan Zaman modern, yang cenderung individulis dan
materilis ini, persaudaraan atau ukhuwah menjadi hal yang sangat urgen untuk dibangun
demi terciptanya tatanan masyarakat yang rukun dan damai. Urgensi ukhuwah itu
diantaranya:
1. Ukhuwah menjadi pilar kekuatan islam.
Rosulullah SAW bersabda: Al Islamu yalu wala yula alaih, artinya Islam itu
agama yang tinggi tidak ada yang lebih tinggi dari Agama Islam. Ketinggian dan kehebatan
Islam itu akan menjadi realita manakala umat Islam mampu menegakkan ukhuwah
terhadap sesamanya, memperbanyak persmaan dan memperkecil perbedaan. Jika umat
Isam sering bermusuhan maka Islam akan lemah dan tidak mempunyai kekuatan.
2. Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari iman.
Iman tidak akan sempurna tanpa disertai dengan ukhuwah dan ukhuwah tidak akan
bermakna tanpa dilandasi keimanan. Manakala ukhuwah lepas kendali iman, maka yang
menjadi perekatnya adalah kepentingan pribadi, kelompok kesukuan, maupun hal-hal lain
yang bersifat materi yang semuanya itu bersifat semu dan sementara.
3. Ukhuwah merupakan benteng dalam menghadapi musuh Islam.
Orang-orang non Islam mempunyai misi yang sama yaitu memusuhi dan
menghancurkan Islam,dan mereka selalu bersama-sama antara yang satu dengan yang lain.
Realitanya seperti sekarang ini Islam selalu diobok obok dan selalu di kambing hitamkan
-
oleh mereka. Oleh karena itu umat Islam jangan mudah terpengaruh dan jangan mudah
terprofokasi dengan mereka kita harus menghadapi dengan barisan ukhuwah yang rapi dan
teratur, jika kita bermusuhan maka mereka akan mudah memecah belah dan
menghancurkan Islam.
4. Ukhuwah yang solid,dapat memudahkan membangun masyarakat madani.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang ideal yang memiliki karakteristik dan
mejujung tinggi kedamaian, kerukunan, dan saling tolong menolong. Nilai-nilai tersebut
akan mudah terwujud manakala manusia memiliki ketulusan dan kemauan yang tinggi
untuk merajut dan membangun simpul ukhuwah yang sudah terpoyak.
1.2 Hal-hal yang Dapat Menghancurkan Ukhuwah Islam
Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, menjalin ukuwah memang tidaklah
semudah membalikkan kedua telapak tangan, mengingat banyak masalah yang dapat
menghancurkan ukhuwah Islam tentunya membutuhkan perjuangan dan proses yang
panjang di bawah ini adalah contoh masalah yang dapat menghacurkan ukhuwah Islam
diantaranya:
1. Pemahaman Islam yang tidak komperehensif dan kaffah.
Berbagai pertentangan atau permusuhan diantara sesama yang sering terjadi adalah
dikarenakan oleh pemahaman umat Islam sendiri yang masih dangkal. Umat Islam masih
parsial dalam mengkaji Islam belum integral, belum kaffah, sehingga mereka cenderung
untuk mencari perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip dari kesamaannya. Karena
pemahaman Islam yang masih sempit inilah yang menjadi salah satu embrio atau bibit
munculnya permusuhan terhadap sesama umat beragama.
2. Taasub atau fanatisme yang berlebihan.
Sikap fanatik yang berlebihan dengan mengagung-agungkan kelompokya,
menganggap kelompoknya paling benar, paling baik dan meremehkan kelompok lain,
padahal masih satu agama itu pun merupakan perbuatan tidak terpuji dan tidak dibenarkan
dalam islam, karena dapat merusak tali ukhuwah.
3. Suka bermusuhan antar umat beragama.
Ini adalah merupakan masalah yang dapat menghancurkan ukhuwah Islam yang
sangat berbahaya, jika dala hati manusia sudah dirasuki sifat hasut, dengki, iri hati maka
yang ada dalam hatinya hanyalah dendam dan permusuhan. Jika hal ini kita akhiri maka
ukhuwah akan damai dan tentram.
-
4. Kurangnya toleransi atau tasamuh.
Kurangnya sikap toleransi atau sikap saling menghargai dan menghormati terhadap
peredaan-perbedaan pendapat yang terjadi, sehingga menutup pintu dialog secara terbuka
dan kreatif, juga dapat penghalang dalam merajut kembali ukhuwah. Oleh karena itu perlu
kita optimalkan secara terus menerus untuk mengembangkan sikap toleransi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
1.3 Upaya dalam Mewujudkan Ukhuwah
Ukhuwah sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT, harus terus menerus di
upayakan penerapannya dalam kehidupan umat maanusia dalam rangka mewujudkan
kerukunan dan perdamaian di muka bumi. Hal ini akan dapat tercipta manakala ukhuwah
atau persaudaraan dapat di wujudkan.
Adapun langkah-langkah konkret yang harus kita lakukan dalam mewujudkan
ukhuwah atau persaudaraan adalah sebagai berikut:
1. Secara terus-menerus melakukan kegiatan dakwah Islamiah terhadap umat Islam,
tentang pentingnya menjalin ukhuwah terhadap sesamanya dan menjelaskan pada
mereka tentang bahayanya jika kita saling bermusuhan. Tentunya dengan metode
yang teratur dan sistematis, baik melalui dakwal bil lisan, dakwal bil hal dan dakwal
bil qolam.
2. Berusaha meningkatkan frekuensi silaturrahmi, saling mengunjungi, saling
bertegur sapa baik dalam forum formal maupun informal terutama kepada mereka
yang memutuskan hubungan baik dengan kita. Silaturrahmi ini di samping dapat
merajut ukhuwah, juga banyak segi manfaatnya bagi pelaku silaturahm,
sebagaimana di sabdakan oleh rosulullah SAW yang artinya: Barang siapa yang
ingi dilapangkan rizqinya dan di panjangkan umumnya maka yang senang
silaturahmi.
3. Memperbanyak dialog internal maupun antar umat beragama untuk menyamakan
persepsi terhadap setiap permasalahan yang fundamental dalam arti mencari
persamaan bukan perbedaa, untuk mengantisipasi terhadap perbedaan pendapat
yang mengarah pada konflik kontroversial, menahan diri dari komentar-komentar
yang belum jelas, tidak mudah emosional dan senantiasa mengedepankan rasional
dan pertimbangan akal sehat dan pada akhirnya tercipta budaya dialog yang sehat
yang mengarah mempererat tali ukhuwah dan terciptanya kerukunan.
-
4. Meningkatkan lembaga-lembaga lintas organisasi dan lembaga-lembaga
pemerintahan untuk terus menerus melakukan berbagai macam kegiatan yang
berorientasi pada upaya merajut simpul ukhuwah agar tercapai tatanan masyarakat
penuh kerukunan dan kedamaian sebagaimana yang kita cita-citakan bersama.
5. Menghimbau kepada semua umat manusia terutama umat Islam untuk berupaya
semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan takwanya, karena iman dan
takwanya berkulitas dan sempurna, maka mereka mempunyai kecenderungan untuk
melakukan kebaikan dan kebenaran termasuk dalam hal mengaktualisasi ukhuwah
dalam kehidupan sehari-hari.
-
KERUKUNAN DAN KEBERSAMAAN DALAM PLURALITAS AGAMA
4.1 Pengertian Kerukunan Menurut Islam
Kerukunan dalam Islam diberi istilah tasamuh atau toleransi. Sehingga yang
dimaksud toleransi adalah kerukunan social kemasyarakatan, bukan dalam hal akidah
Islamiyah (keimanan), karena akidah telah digariskan secara jelas dan tegas dalam
Alquran dan Hadits. Dalam hal akidah atau keimanan seorang muslim hendaknya
meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama dan keyakinan yang dianutnya sesuai
dengan firman Allah SWT dalam surat Al Kafirun ayat 1-6.
Pada era globalisasi sekarang ini, umat beragama dihadapkan kepada serangkaian
tantangan baru yang tidak terlalu berbeda dengan yang pernah dialami sebelumnya.
Pluralitas merupakan hukum alam (sunnatulah) yang mesti terjadi dan tidak mungkin
terelakkan. Hal itu sudah merupakan kodrati dalam kehidupan dalam QS. Al Hujarat: 13,
Allah menggambarkan adanya indikasi yang cukup kuat tentang pluralitas tersebut.
Namun, pluralitas tidak semata menunjukkan pada kenyataan adanya kemajemukan,
tetapi lebih dari itu adanya ketrlibatan akti terhadap kenyataan adanya pluralitas tersebut.
Pluralitas agama dapat kita jumpai dimana-mana, seprti di dalam masyarakat tertentu, di
kantor tempat bekerja dan di perguruan tinggi tempat belajar dll. Seseorang baru dikatakan
memiliki sikap keterlibatan aktif dalam pluralitas apabila dia dapat berinteraksi secara
positif dalam lingkungan kemajemukan. Pemahaman pluralitas agama menuntut sikap
pemeluk agama untuk tidak hanya mengakui keberadaan dan hak agama lain,tetapi juga
harus terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan guna mencapai
kerukunaan dan kebersamaan.
Bila dilihat, eksistensi manusia dalam kerukunaan dan kebersamaan ini, diperoleh
pengertian bahwa arti sesungguhnya dari manusia bukan terletak pada akunya, tetapi pada
kitanya atau pada kebersamaannya. Kerukunan dan kebersamaan ini bukan hanya harus
tercipta intern seagama tetapi yang lebih penting adalah antar umat beragama didunia
(pluralitas Agama).
Kerukunan dan kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah yang bersifat
semu, tetapi yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap manusia. Oleh karena itu
langkah pertama yang harus dilakukan adalah mewujudkannya dalam setiap diri individu,
setelah itu melangkah pada keluarga, kemudian masyarakat luas pada seluruh bangsa di
dunia ini dengan demikian pada akhirnya dapat tercipta kerukunan, kebersamaan dan
perdamaian dunia.
Itulah konsep ajaran Islam tetang Kerukunaan Antar Umat Beragama, kalaupun
kenyataannya berbeda dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya yang salah, akan
tetapi pelaku atau manusianya yang perlu dipersalahkan dan selanjutnya diingatkan dengan
cara-cara yang hasanah dan hikmah.
-
4.2 Pandangan Islam Tehadap Pemeluk Agama Lain
1. Darul Harbi (daerah yang wajib diperangi)
Islam merupakan agama rahmatan lil-alamin yang memberikan makna bahwa
perilaku Islam terhadap nonmuslim dituntut untuk kasih sayang dengan memberikan hak
dan kewajiban yang sama seperti halnya penganut islam sendiri dan tidak saling
mengganggu dalam hal kepercayaan. Islam membagi daerah (wilayah) berdasarkan
agamanya atas Darul Muslim dan Darul Harbi. Darul Muslim adalah suatu daerah yang
didiami oleh masyarakat muslim dan diberlakukan hokum Islam. Sedangkan Darul Harbi
adalah suatu wilayah yang penduduknya memusuhi Islam.
Penduduk Darul Harbi selalu mengganggu penduduk Darul Muslim, menghalangi
dakwah Islam, bahkan melakukan penyerangan terhadap Darul Muslim. Menghadapi
penduduk Darul Harbi yang demikian, umat Islam wajib melakukan jihad melawannya,
seperti difirmankan dalam Alquran surat Al Mumtahanah: 90 yang artinya:
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang
yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negarimu, dan membantu
(orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
2. Kufur Zimmy
Dalam suatu perintah Islam, tidaklah akan memaksa masyarakat untuk memeluk
Islam dan Islam hanya dismpaikan melalui dakwah (seruan) yang merupakan kewajiban
bagi setiap muslim berdasarkan pemikiran wahyu yang menyatakan : Tidak ada paksaan
untuk memasuki agama Islam.
Kufur Zimmy adalah sekelompok individu bukan Islam, akan tetapi mereka tidak
membenci Islam, t\idak membuat kerusakan, dan tidak menghalangi dakwah Islam. Mereka
harus dihormati oleh pemerintah Islam dan diperlakukan seperti umat Islam dalam
pemerintahan serta berhak diangkat sebagai tentara dalam melindungi daerah Darul
Muslim. Adapun agama dan keyakinan Kufur Zimmy adalah diserahkan kepada mereka
sendiri dan umat Islam tidak diperbolehkan mengganggu keyakinan mereka. Adapaun
pemikiran Alquran mengenai Kufur Zimmy seperti dalam surat Al Muntahanah: 8 yang
artinya: Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
3. Kufur Mustaman
Kufur Mustaman adalah pemeluk agama lain yang meminta perlindungan
keselamatan dan keamanan terhadap diri dan hartanya. Kepada mereka pemerintah Islam
tidak memberlakukan hak dan hukum negara. Diri dan harta kaum mustaman harus
dilindungi dari segala kerusakan dan kebinasaan serta bahaya laiinya, selama mereka di
bawah perlindungan pemerintah Islam.
-
3. Kufur Muahadah
Kufur Muahadah adalah negara bukan Negara Islam yang membuat perjanjian
damai dengan pemerintah Islam, baik disertai perjanjian tolong-menolong dan bela-
membela atau tidak.
4.3 Kerukunan Intern Umat Islam
Kerukunan intern umat Islam di Indonesia harus berdasarkan atas semangat
ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) sesuai dengan firman-Nya dalam surat
Al-Hujurat: 10. Kesatuan dan persatuan intern umat Islam diikat oleh kesamaan akidah
(keimanan), akhlak, dan sikap beragamanya didasarkan atas Alquran dan Al-Hadits.
Adanya perbedaan di antara umat Islam adalah rahmat asalkan perbedaan pendapat
itu tidak membawa perpecahan dan permusuhan.
4.4 Kerukunan Antar Umat Beragama Menurut Islam
Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas disebutkan dalam
Alquran dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah dalam masalah akidah dan
ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak dibenarkan adanya toleransi, sesuai
dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6, yang artinya: Bagimu agamamu, bagiku
agamaku.
Bekal memahami agama orang lain:
1. Perlengkapan yang sifatnya intelektual, yaitu yang diwujudkan dalam pencarian
informasi sebanyak mungkin mengenai agama dan keyakinaan orang
lain,sehingga umat dari masing-masing agama menyadari betul adanya pluralitas.
2. Adanya kondisi emosional yang cukup.Apa yang diperlukan bukan sikap masa
3. Adanya kemauan. Kemauan disini harus ditunjukkan dan diarahkan kepada
tujuan-tujuan yang konstruktif.
(Joachim Wach,1984:15-18)
Pluralisme agama merupakan kemajemukan agama dalam kehidupan social ,kenyataan
tidak bisa dipungkiri . Konsekuensinya setiap umat beragama memiliki kewajiban untuk
mengakui sekaligus menghormati agama lain, tanpa perlu meninggikan atau
merendahkan suatu agama (Tarmizi Taher,1998:5).
Sikap lapang dada dalam kehidupan beragama akan mempunyai makna bagi kehidupan
dan kemajuan masyarakat plural.
-
Perwujudan sikap lapang dada:
1. Sikap saling menahan diri terhadap ajaran, keyakinan dan kebiasaan golongan
agama lainya ngberbedaa taumungkin berlawanan dengan ajaran, keyakinan
dan kebiasaan sendiri.
2. Sikap saling menghormati hak orang lain untuk menganut dengan sungguh-
sungguh ajaran agamanya.
3. Sikap saling mempercayai atas itikad baik pihak agama lain.
Perbuatan yang diwujudkan dalam usaha untuk:
1. Memahami ajaran dan keyakinan agama orang lain
2. Mengemukakan keyakinan agama sendiri dengan bijaksana
3. Saling membantu dalam kegiatan-kegiatan social untuk mengatasi
keterbelakangan
4. Saling belajar dari kekurangan dan kelebiahan pihak lain sehingga terjadi saling
tukar pengalaman untuk mencapai kemajuan bersama
(Tarmizi Taher,1997:9)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembinaan kehidupan beragama,yaitu:
1. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
rangka menumbuhkan kesadaran beragama bagi pemeluknya.
2. Negara menjamin kebebasan beragama dan berusaha membantu pengembagan
kehidupan beragama dalam rangka pembangunan.
3. Pembinaan kerukunan hidup umat beragama yang semakin mendapat perhatian
dari pemerintah.
4. Pemerintah menjamin, membina, mengembangkan serta memberikan bimbingan
dan pengarahan agar kehidupan beragama lebih berkembang ,semarak dan serasi
dengan tujuan pembangunan.
-
BAB IV
PENUTUP
Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat kami simpulkan berbagai macam
bahasan mengenai kerukunan antar umat beragama, yaitu : Kendala-kendala yang
dihadapi dalam mencapai kerukunan umat antar beragama ada beberapa sebab,
antara lain;
1. Rendahnya Sikap Toleransi
2. Kepentingan Politik dan
3. Sikap Fanatisme
Adapun solusi untuk menghadapinya, adalah dengan melakukan Dialog Antar
Pemeluk Agama dan menanamkan Sikap Optimis terhadap tujuan untuk mencapai
kerukunan antar umat beragama.