bab vi analisis dan pembahasan.pdf
TRANSCRIPT
-
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1 ANALISIS LOKASI
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka nomor
11 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Majalengka tahun 2011-2031 Kecamatan Kadipaten berada di KSP
koridor Bandung-Cirebon dan dijadikan sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW).
Kecamatan Kadipaten merupakan zona Kawasan Strategis
dengan fungsi sebagai kawasan perdagangan (pasar, pertokoan). Bagi
Majalengka Kadipaten telah menjadi pusat perdagangan lintas
wilayah, jalan-jalan besar di kecamatan ini merupakan arus komuter
maupun arus transito jual beli barang dan jasa. Semua itu begitu
mengesankan, terlebih jika didalamnya ditambahkan rencana
pembangunan bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan
Kertajati yang hanya berjarak beberapa menit dari Kecamatan
Kadipaten.
Agar lebih mempermudah dalam pemilihan lokasi yang tepat
dan sesuai maka digunakan analisis SWOT, analisi SWOT itu sendiri
adalah analisis yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenght), dan
peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) yang
ada di lokasi.
-
Tabel 6.1 Matriks SWOT lokasi penelitian
Kekuatan (Strengths)
Termasuk kawasan
strategis provinsi
(KSP)
Sebagai pusat
kegiatan wilayah
(PKW)
Dekat dengan lokasi
bandara internasional
Jawa Barat (BIJB)
Kertajati
Termasuk kawasan
perdagangan
Kelemahan (weaknesses)
Kualitas SDM yang belum
memadai
Pendapatan penduduk
yang cenderung
menengah kebawah
Peluang (Opertunities)
Meningkatkan PAD
Meningkatkan peluang
bagi pelaku bisnis
Mendorong minat
investor
Memberikan peluang
lapangan kerja bagi
masyarakat setempat
Strategi SO
Mengoptimalkan
wilayah perdagangan
Meningkatkan nilai
ekonomi masyarakat
Meningkatkan daya
tarik investor untuk
menanamkan modal
Strategi WO
Menawarkan investasi
sektor ekonomi yang
berkelanjutan
Menjual produk yang dapat
dijangkau oleh masyarakat
menengah kebawah
Ancaman (Threats)
Terdapat ruko-ruko
disekitar lokasi
Dekat dengan pasar
tradisional
Ancaman bencana
banjir karena
berkurangnya daerah
resapan air
Strategi ST
Meningkatkan inovasi
disetiap ruang dalam
pusat bisnis terpadu
Mendesain pusat
bisnis terpadu yang
berwawasan
lingkungan
Strategi WT
Menjalin kerjasama yang
baik dengan pihak terkait
untuk membangun sebuah
pusat bisnis terpadu
INTERNAL
EKSTERNAL
-
Setelah mengkaji lokasi penelitian dengan tabel matrik SWOT
dari segi internal maupun eksternal, penulis menyimpulkan bahwa
kecamatan kadipaten sangat berpotensi untuk di jadikan pusat bisnis
terpadu. Beberapa kelebihan lokasi pengembangan kawasan bisnis
terpadu di Kecamatan Kadipaten apabila dilihat dari analisis SWOT
yaitu sebagai berikut :
1. Strategi SO (Strength and Opportunities), yaitu strategi yang
mengoptimalkan kekuatan (strength) untuk memanfaatkan peluang
(opportunities), ialah:
a. Kecamatan Kadipaten merupakan kawasan strategis Provinsi
(KSP), dimana kecamatan ini berada di kawasan strategis
Provinsi (KSP) koridor Bandung-Cirebon.
b. Sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW), karena bagi
Majalengka Kadipaten telah menjadi pusat perdagangan lintas
wilayah jalan besar di Kecamatan Kadipaten merupakan arus
komuter dan arus transito jual beli barang dan jasa yang terus
memenuhi jalan sehingga dengan membangun pusat bisnis
terpadu bisa lebih mengoptimalkan wilayah perdagangan.
c. Kecamatan Kadipaten Dekat dengan lokasi rencana
pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
Kertajati, sehingga menjadi magnet yang akan menarik minat
investor.
2. Strategi WO (Weaknesses and Opprotunities), yaitu strategi yang
meminimalkan kelemahan (weaknesses) untuk memanfaatkan
peluang (opportunities), ialah:
a. Menawarkan investasi dalam sektor ekonomi yang
berkelanjutan agar terus meningkat nilai investasi di wilayah
tersebut.
-
b. Dengan dibangunnya pusat bisnis terpadu ini diharapkan
dapat mengarahkan SDM di Kecamatan Kadipaten kearah
yang lebih kreatif.
3. Strategi ST (Strength and Threats), yaitu strategi yang
menggunakan kekuatan (strength) untuk mengatasi ancaman
(threats), ialah:
a. Meningkatkan inovasi di setiap ruang dalam pusat bisnis
terpadu.
b. Sebagai upaya dalam meminimalisir bencana alam (banjir)
pusat bisnis terpadu direncanakan dengan konsep
berwawasan lingkungan, dimana akan di desain lebih banyak
kawasan hijau sebagai tempat resapan air dan sistem drainase
yang akan lebih diperhatikan.
4. Strategi WT (Weaknesses and Threats), yaitu strategi yang
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan menghindari
ancaman (threats), adalah menjalin kerjasama yang baik dengan
pihak terkait untuk membangun pusat bisnis terpadu yang
berwawasan lingkungan.
6.2 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
Analisis ekonomi adalah gambaran atas efisiensi penggunaan
sumber daya (input) dengan manfaat (outcome) yang diperoleh dalam
pelaksanaan kegiatan. Analisis ini mencakup aspek sosial,
lingkungan, dan/atau ekonomi dengan memperhitungkan biaya yang
dikeluarkan karena adanya kesempatan yang hilang (opportunity cost)
dari penggunaan sumber daya maupun manfaat yang diperoleh dari
pelaksanaan kegiatan. Analisis kelayakan ekonomi berisi analisis
secara kuantitatif perkiraan hasil dari kegiatan yang memperhitungkan
-
faktor pengembalian investasi dari aspek lingkungan, sosial, dan
ekonomi serta memperbandingkan tingkat keefektifitasan dari
kegiatan tersebut selama waktu yang disiapkan (service time) dengan
beberapa alternatif skenario penggunaan sumber daya yang ada dan
tingkat kebutuhan pelayanan oleh masyarakat.
Karena perencanaan pengembangan pusat bisnis terpadu ini
direncanakan sebagai pusat penggerak perekonomian Kabupaten
Majalengka, sehingga dalam identifikasi penduduk, ekonomi maupun
lingkungan akan dibahas secara global pula yaitu kawasan
Kabupaten Majalengka secara utuh.
6.2.1. Analisis Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2013
berdasarkan hasil estimasi penduduk 2013 adalah 1.180.774 jiwa
terdiri dari 350.479 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah
tangga 3,4.
Tahun Jumlah
Penduduk (Orang)
Jumlah Rumah Tangga
Rata-rata Anggota Rumah Tangga
(1) (2) (3) (4)
1989 993 057 256 105 3,7
1990 1 032 023 273 463 3,8
1991 1 035 221 277 829 3,7
1992 1 037 800 278 541 3,7
Tabel 6.2.
Jumlah Penduduk, Rumahtangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga di Kabupaten Majalengka dari tahun 1989 S/D Tahun 2013
-
1993 1 043 426 278 525 3,7
1994 1 057 566 282 716 3,7
1995 1 065 562 283 837 3,8
1996 1 070 008 290 736 3,7
1997 1 075 664 293 359 3,7
1998 1 083 837 295 030 3,7
1999 1 100 682 298 349 3,7
2000 1 114 838 324 634 3,4
2001 1 123 920 328 581 3,4
2002 1 134 202 336 608 3,4
2003 1 153 442 313 078 3,7
2004 1 160 583 339 072 3,4
2005 1 169 337 392 544 3,0
2006 1 179 605 395 834 3,0
2007 1 188 189 365 390 3,3
2008 1 196 811 371 716 3,2
2009 1 206 702 378 159 3,2
2010 1 165 795 346 032 3,4
2011 1 171 478 347 717 3,4
2012 1 176 117 349 097 3,4
2013 1 180 774 350 479 3,4
Berdasarkan hasil estimasi jumlah penduduk Kabupaten
Majalengka pada tahun 2013 adalah 1.180.744 jiwa, terdiri dari
590.038 jiwa laki-laki dan 590 .736 jiwa perempuan. Dari data tersebut
terlihat bahwa jumah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan
jumlah penduduk laki-laki dengan sex ratio 99,9.
Sumber: BPS Kab. Majalengka, estimasi penduduk 2013
-
Rata-rata kepadatan penduduk kabupaten majalengka pada
tahun 2013 adalah 981 jiwa/km2, kepadatan penduduk tertinggi
berada di kecamtan jatiwangi dengan kepadatan 2.087, jiwa/km2
disusul oleh Kecamatan Kadipaten dengan kepadatan 2.007 jiwa/km2.
Kecamatan
Luas Penduduk Kepadatan
Penduduk
(Orang/Km) Km % Laki-laki Peremp
uan
Total %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
010 Lemahsugih 78,64 6,53 28 959 28 969 57 928 4,91 737
020 Bantarujeg 66,52 5,52 21 530 21 660 43 190 3,66 649
021 Malausma 45,04 3,74 20 295 21 068 41 363 3,50 918
030 Cikijing 43,54 3,62 31 252 29 329 60 581 5,13 1 391
031 Cingambul 37,03 3,07 18 249 17 991 36 240 3,07 979
040 Talaga 43,50 3,61 22 203 21 584 43 787 3,71 1 007
041 Banjaran 41,98 3,49 12 021 12 141 24 162 2,05 576
050 Argapura 60,56 5,03 16 730 17 096 33 826 2,86 559
060 Maja 65,21 5,42 24 646 24 461 49 107 4,16 753
070 Majalengka 57,00 4,73 34 534 35 412 69 946 5,92 1 227
080 Cigasong 24,17 2,01 17 589 17 024 34 613 2,93 1 432
090 Sukahaji 32,52 2,70 20 028 20 100 40 128 3,40 1 234
091 Sindang 23,97 1,99 7 209 7 299 14 508 1,23 605
100 Rajagaluh 34,37 2,85 20 847 20 951 41 798 3,54 1 216
110 Sindangwangi 31,76 2,64 15 234 15 394 30 628 2,59 964
120 Leuwimunding 32,46 2,70 27 047 28 851 55 898 4,73 1 722
130 Palasah 38,69 3,21 22 449 23 644 46 093 3,90 1 191
140 Jatiwangi 40,03 3,32 41 840 41 700 83 540 7,08 2 087
150 Dawuan 23,80 1,98 22 305 22 910 45 215 3,83 1 900
151 Kasokandel 31,61 2,62 23 150 23 492 46 642 3,95 1 476
Tabel 6.3. Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk
-
160 Panyingkiran 22,98 1,91 14 847 15 121 29 968 2,54 1 304
170 Kadipaten 21,86 1,82 22 112 21 765 43 877 3,72 2 007
180 Kertajati 138,36 11,49 21 596 20 935 42 531 3,60 307
190 Jatitujuh 73,66 6,12 25 807 25 413 51 220 4,34 695
200 Ligung 62,25 5,17 28 420 28 212 56 632 4,80 910
210 Sumberjaya 32,73 2,72 29 139 28 214 57 353 4,86 1 752
1 204,24 100,00 590 038 590 736 1 180 774 100,00 981
Jumlah penduduk di Kecamatan Kadipaten pada tahun 2013
berdasarkan hasil estimasi penduduk tahun2013 adalah 43.877 jiwa
terdiri dari 22.122 jiwa laki-laki dan 21.765 jiwa perempuan atau
meningkat 0,40 % bila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun
sebelumnya.
Sumber : BPS. Kabupaten Majalengka, estimasi penduduk 2013
Grafik 6.1. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
-
6.2.2. Analisis Kelas Ekonomi Masyarakat
Analisis Kelas Ekonomi masyarakat adalah salah satu cara
untuk mengidentifikasi daya beli dari masyarakat di Kabupaten
Majalengka guna menyeimbangkan nilai jual yang akan direncanakan
di area Pengembangan Pusat Bisnis Terpadu ini. Adapun indikator
dalam penentuan kelas ekonomi masyarakat di Kabupaten Majalengka
adalah dengan menggunakan data klasifikasi keluarga di Kabupaten
Majalengka.
Pra Keluarga Sejahtera Jumlah
Sejahtera I II III III+
(3) (4) (5) (6) (7) (8)
010 Lemahsugih 4,377 4,746 6,238 2,171 837 18,369
020 Bantarujeg 3,525 4,386 4,032 2,281 171 14,395
021 Malausma 3,899 4,739 3,551 1,564 927 14,680
030 Cikijing 4,071 5,329 6,531 3,391 673 19,995
031 Cingambul 4,795 3,412 2,204 1,430 578 12,419
040 Talaga 3,192 4,380 4,732 2,490 325 15,119
041 Banjaran 972 2,261 4,107 1,385 252 8,977
050 Argapura 2,139 2,822 4,054 2,793 271 12,079
060 Maja 2,433 4,556 5,966 2,505 504 15,964
070 Majalengka 2,567 4,816 8,749 4,507 1,058 21,697
080 Cigasong 1,132 3,029 3,565 2,904 131 10,761
090 Sukahaji 1,453 4,106 3,923 3,518 385 13,385
091 Sindang 1,473 1,580 2,052 492 118 5,715
100 Rajagaluh 2,287 2,301 7,183 2,103 257 14,131
110 Sindangwangi 2,013 1,624 3,320 2,924 23 9,904
Tabel 6.4. Banyaknya Keluarga menurut Kecamatan dan
Klasifikasi keluarga di Kabupaten Majalengka tahun 2013
-
120 Leuwimunding 2,917 4,072 6,133 3,592 1,536 18,250
130 Palasah 2,261 1,909 6,873 4,912 133 16,088
140 Jatiwangi 4,245 6,951 9,441 4,146 1,233 26,016
150 Dawuan 3,246 3,712 4,402 2,889 574 14,823
151 Kasokandel 2,893 5,309 4,869 3,174 332 16,577
160 Panyingkiran 1,049 2,695 3,431 2,785 278 10,238
170 Kadipaten 4,033 4,645 3,189 1,302 478 13,647
180 Kertajati 3,587 3,571 4,897 2,195 1,844 16,094
190 Jatitujuh 3,904 3,351 9,848 2,383 344 19,830
200 Ligung 5,345 4,632 7,067 4,403 539 21,986
210 Sumberjaya 4,058 5,466 4,381 2,233 767 17,905
Kab. Majaelngka 2013 77,866 100,400 134,738 71,472 14,568 399,044
Berdasarkan kelas ekonomi yang didapat dari Badan KB dan
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Majalengka, Kecamatan
Kadipaten bila dibandingkan antara penduduk dengan kelas ekonomi
menengah ke atas adalah 97% sementara itu kelas ekonomi
menengah ke bawah 3%, sehingga karena daya beli masyarakat
Kabuaten Kuningan termasuk golongan menengah ke atas. Jadi pusat
bisnis terpadu ini akan direncanakan dengan kelas ekonomi
menengah ke atas.
6.2.3. Analisis Perekonomian Masyarakat
Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui
dari tingkat pendapatan masyarakatnya. Namun data pendapatan
yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam survey sosial ekonomi
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan KB
-
nasional (Susenas), tingkat kesejahteraan masyarakat diperoleh
dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga.
Secara umum selama periode 2009-2011 tingkat
kesejahteraan penduduk Kabupaten Majalengka mengalami
peningkatan seperti yang di tunjukan pengeluaran untuk sub golongan
makanan tahun 2009 yaitu 239 464 dan pada tahun 2011 yaitu 275
578.
Kelompokbarangmakanan 2009 2011
(1) (2) (3)
Padi-padian 47 456 46 923
Umbi-umbian 1 926 1 858
Ikan 8 921 10 709
Daging 9 070 13 739
TelurdanSusu 12 688 14 825
Sayur-sayuran 13 208 15 230
Kacang-kacangan 11 217 8 434
Buah-buahan 7 352 14 055
MinyakdanLemak 6 323 7 043
BahanMinuman 8 156 8 805
Bumbu-bumbuan 4 039 4 566
KonsumsiLainnya 10 260 7 457
Makanan&MinumanJadi 67 210 89 229
TembakaudanSirih 31 631 32 704
Jumlah 239 464 275 578
Tabel 6.5. Pengeluaran Rata-rata Per Kapita sebulan menurut
kelompok barang makanan di Kabupaten Majalengka 2009-2011 (Rupiah)
-
Di Kabupaten Majalengka komoditi yang menyumbang
pengeluaran terbesar untuk sub golongan makanan adalah kelompok
makanan dan minuman yang sudah jadi sebesar 32,38%, padi-padian
17,03%, dan tembakau sirih sebesar 11,87%.
Selain sub golongan makanan mengalami peningkatan, sub
golongan bukan makanan juga mengalami peningkatan seperti yang di
tunjukan pengeluaran untuk sub golongan makanan tahun 2009 yaitu
152 762 dan pada tahun 2011 yaitu 208 315.
17%1%
4%
5%
5%
5%
3%
5%
3%
3%
2%3%
32%
12%
Padi-padian
Umbi-umbian
ikan
daging
telur dan susu
sayur-sayuran
kacang-kacangan
buah-buahan
Minyak dan lemak
Bahan Minuman
Bumbu-bumbuan
Konsumsi Lainnya
Makanan dan Minuman
Tembakau dan Sirih
Diagram 6.1. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut
kelompok barang dikabupaten majalengka
-
Kelompok Barang Bukan Makanan 2009 2011
(1) (2) (3)
Perumahan, Bahan Bakar, Penerangan, Air 66 684 80 965 Aneka Barang dan Jasa 56 984 77 327 Pakaian, Alas Kaki, Tutup Kepala 14 580 17 175 Barang Yang Tahan Lama 8 910 23 293 Pajak dan Asuransi 3 349 4 940 Keperluan Pesta 5 614
Jumlah 152 762 208 315
Sedangkan untuk sub golongan bukan makanan besar
dipengaruhi oleh pengeluaran kelompok perumahan dan fasilitas
rumah tangga sebesar 38,87%, aneka barang dan jasa 37,12%, dan
barang tahan lama sebesar 11,18%.
39%
37%
8%
11%
2% 3%PERUMAHAN, BAHAN BAKAR, PENERANGAN, AIR
ANEKA BARANG DAN JASA
PAKAIAN, ALAS KAKI, TUTUP KEPALA
BARANG YANG TAHAN LAMA
PAJAK DAN ASURANSI
KEPERLUAN PESTA
Tabel 6.6. Pengeluaran Rata-rata Per Kapita sebulan menurut kelompok barang
bukan makanan di Kabupaten Majalengka 2009-2011 (Rupiah)
Diagram 6.2. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut kelompok barang non
Makanan dikabupaten majalengka
-
Secara keseluruhan, terlihat bahwa pengeluaran rata-rata
perkapita sebulan pada tahun 2011sebesar Rp. 483.893,- sedangkan
pada tahun sebelumnya sebesar Rp.392.226,-.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator
ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. PDRB Kabupaten
Majalengka pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku sebesar
13.344.027,88 juta rupiah, dan tanpa migas sebesar 13.174.274,74
juta rupiah. Sedangkan atas dasar harga konstan sebesar
5.091.671,99 juta rupiah, dan tanpa migas sebesar 4.998.340,43 juta
rupiah.
Diagram 6.3. PDRB Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2010-2013
-
Struktur perekonomian Kabupaten Majalengka yang digambar
oleh distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menunjukan bahwa
kontribusi nilai tertinggi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun
2013 dicapai oleh sektor pertanian disusul oleh sektor perdagangan,
hotel dan restoran serta sektor industry pengolahan masing-masing
sebesar 33,02%, 19,12%, dan 15,10%. Sedangkan kontribusi terkecil
diberikan oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,55%
PERTANIAN; 33,02
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN;
3,02
INDUSTRI PENGOLAHAN;
15,1
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH; 0,55
BANGUNAN; 4,55
PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN; 19,12
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI;
5,68
KEUANGAN, PERSEWAAN BIASA
PERUSAHAAN; 4,03 JASA-JASA; 14,92
Diagram 6.4. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut
kelompok barang dikabupaten majalengka
-
LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012*) 2013**)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. PERTANIAN 3.405.263,87 3.609.687,29 3.893.767,65 4.406.461,12 a. TanamanBahanmakanan 2.973.819,21 3.135.941,63 3.361.116,90 3.799.473,01 b. Tanaman Perkebunan 106.533,71 114.701,55 130.436,57 138.804,25 c. PeternakandanHasil-hasilnya 263.331,78 291.188,59 329.030,68 389.155,03 d. Kehutanan 13.476,51 14.830,00 16.262,61 15.548,56 e. Perikanan 48.102,66 53.025,52 56.920,89 63.480,28
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 322.287,54 353.380,76 373.921,31 402.749,10 a. Minyakdan gas bumi 130.955,72 145.336,15 158.473,39 169.753,13 b. Pertambangantanpamigas c. Penggalian 191.331,82 208.044,60 215.447,93 232.995,97
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.582.942,66 1.712.658,00 1.858.312,20 2.014.843,41 a. Industry migas b. Industry non migas 1.582.942,66 1.712.658,00 1.858.312,20 2.014.843,41
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 51.084,33 56.478,23 61.850,86 74.002,38 a. Listrik 47.429,27 52.419,15 57.299,05 68.787,98 b. Gas kota c. Air bersih 3.655,11 4.059,08 4.551,81 5.214,40
5. BANGUNAN 418.316,05 477.145,18 532.139,10 607.694,51 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.831.657,26 2.038.213,23 2.259.241,86 2.550.820,82
a. Perdaganganbesardaneceran 1.375.499,42 1.528.304,27 1.685.998,71 906.635,76 b. Hotel 2.698,13 3.121,25 3.580,93 3.975,29 c. Restoran 453.459,71 506.787,71 569.662,22 640.209,77
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 607.717,43 644.646,98 669.960,49 757.936,87 a. Angkutan 529.719,03 556.532,56 575.968,22 656.052,69
1. Angkutanrel 2. Angkutanjalanraya 498.834,23 524.718,32 542.633,27 620.786,29 3. Angkutanlaut 4. Angk. Sungai, danau, &penyebr 5. Angkutanudara 6. Jasapenunjangangkutan 30.884,81 31.814,24 33.334,94 35.266,40
b. Komunikasi 77.998,40 88.114,42 93.992,27 101.884,18 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
PERUSH 419.893,94 450.896,01 483.355,27 538.038,77
a. Bank 168.036,00 178.456,18 189.557,04 214.016,02 b. Lembagakeuanganbukan bank 44.265,75 48.678,78 51.240,81 56.620,29 c. Sewabangunan 169.620,80 181.510,29 195.917,70 214.921,72 d. Jasaperusahaan 37.971,39 42.250,77 46.639,70 52.480,74
Tabel 6.7. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Dalam Jutaan Rupiah
-
9. JASA-JASA 1.518.255,93 1.650.960,46 1.837.221,53 1.991.480,89 a. Pemerintahanumum 1.252.249,43 1.346.582,59 1.501.360,30 1.612.651,30 b. swasta 266.006,49 304.377,87 335.861,23 378.829,59
1) sosialkemasyarakatan 57.071,46 67.469,34 78.794,96 85.840,64 2) hiburandanrekreasi 14.401,02 17.539,77 20.020,37 22.009,41 3) perorangandanrumahtangga 194.532,01 219.368,77 237.045,90 270.979,54
PDRB DENGAN MINYAK DAN GAS BUMI 10.157.419,00 10.994.066,14 11.969.770,27 13.344.027,88 PDRB TANPA MINYAK DAN GAS BUMI 10.126.463,28 10.848.729,99 11.811.296,88 13.174.274,74
6.2.4. Analisis Identifikasi dan Inventarisasi Kegiatan Bisnis
A. Kabupaten Majalengka
Dalam kaitan pelaksanaan pengembangan pusat bisnis
terpadu, tidaklah terlepas dari perlunya dukungan dari kondisi
kegiatan bisnis yang mendukung, hal ini tentunya sangat
berpengaruh pada jenis dari pusat bisnis terpadu yang akan
direncanakan nanti. Oleh karena itu akan dilakukan analisis yang
akan mengidentifikasi dan kemudian akan di klasifikasikan
kegiatan bisnis yang ada di Kabupaten Majalengka sesuai dengan
jenis kegiatan bisnis yang ada.
1. Perdagangan
Sektor perdagangan di Kabupaten Majalengka secara
umum adalah perdagangan tradisional, jumlah pasar tradisional
di Kabupaten Majalengka ada sebanyak 38 pasar kecamatan
dengan jumlah pasar tradisional terbanyak adalah Kecamatan
Lemahsugih yaitu sebanyak 7 pasar dan Kecamatan Jatiwangi
sebanyak 4 pasar. Sedangkan pasar pemda di Kabupaten
Majalengka sebanyak 4 pasar yang terletak di kecamatan
Talaga, Cigasong, Kadipaten, dan Sumberjaya.
-
Jika dilihat dari jumlah perusahaan/usaha perdagangan
yang mendaftarkan SIUP menurut besarnya investasi pada tahun
2013 tercatat perusahaan besar (investasi > 10M) sebanyak 5
perusahaan, menengah (investasi 500juta 10M) sebanyak 21
perusahaan, kecil (investasi 50juta 500juta) sebanyak 1.146
perusahaan, sedangkan usaha mikro (investasi < 50juta) tidak
ada.
PASAR PEMDA:
4
PASAR DESA: 34 PERTOKOAN: 70
SUPER MARKET/PASAR
SWALAYAN/TOSERBA: 7
RESTORAN/RUMAH MAKAN/KEDAI
MAKANAN: 77
Sumber: Majalengka Dalam
Angka Gambar 6.1
Jumlah Perdagangan di Kabupaten Majalengka
Sumber: BPPTPM
Pelaku usaha : 5
Investasi : Rp. 129,6
Juta
Pelaku usaha : 21
Investasi : Rp. 40,8 Juta
Pelaku usaha : 1.146
Investasi : Rp. 280,6
Juta
Pelaku usaha : 0
Investasi : Rp. - MIKRO
MENENGAH
BESAR
KECIL
Gambar 6.2
Jumlah Pelaku usaha dan investasi
-
Pertumbuhan realisasi investasi di Kabupaten Majalengka cukup
tinggi, pada tahun 2010 sebesar Rp. 194,7 milyar kemudian
meningkat menjadi Rp. 451 milyar pada tahun 2013 atau
meningkat sebesar 132 persen dalam kurun waktu 4 tahun.
2010
Rp. 194,7 Milyar
2011
Rp. 316,8 Milyar
2012
Rp. 424,9
Milyar
2013
Rp. 451,0 Milyar
Gambar 6.3
Jumlah realisasi investasi
-
2. Hotel
Hotel adalah sebuah bangunan yang disediakan kepada
publik secara komersial untuk menginap, bermalam, atau tinggal
dalam jangka waktu sementara.
Jumlah Hotel yang tersedia di kabupaten Majalengka berdasarkan
klasifikasi hotel rata-rata hotel kelas melati.
No Nama Hotel Jumlah Kamar
Alamat Klasifikasi
1 HOTEL LIBRA 17 Jl. Brawiaya No.40 Dawuan Kec.Dawuan Kab.Majalengka
Melati
2 Hotel Sederhana Baru
12 Jl. K.H. Abdul Halim No.261 Kec. Majalengka Kab. Majalengka
Melati
3 Penginapan Sindang Mulya
15 Jl. Raya Barat Cihaliwung No.155 Kec. Kadipaten Kab.Majalengka
Melati
4 Hotel Nusa Indah
40 Jl. Raya Barat No.24 Kec. Kadipaten Kab. Majalengka
Melati
5 Hotel Tidar Jaya
20 Jl. Kartini No.21 Kec. Majalengka Kab. Majalengka
Melati
6 Hotel Saputra 17 Jl. Raya Pasar Balong No.741 Kadipaten
Melati
7 Hotel Family 30 Jl. Raya Barat No.24 Kadipaten Majalengka
Melati
8 Putera Jaya 33 Jl. K.H Abul Halim No.94
Melati
Tabel 6.8. Jumlah Hotel yang tersedia di Kabupaten Majalengka
-
B. Kecamatan Kadipaten
Kecamatan Kadipaten bisa dibilang merupakan daerah yang
cukup ramai bahkan bisa mengalahkan keramaian dari ibu kota
Kabupaten Majalengka itu sendiri. Hal ini disebabkan letak kota
Kecamatan Kadipaten yang berada dijalur jalan Negara yaitu jalan
raya Bandung-Cirebon.
Di Kecamatan Kadipaten terdapat 1 perusahaan industri
dengan kategori industry sedang yaitu pabrik bola di Desa Liangjulang,
sedangkan mini market ada 10 buah dan super market ada 3 buah.
Untuk menunjang kegiatan ekonomi, di Kecamatan Kadipaten terdapat
9 Bank dan 3 BPR.
Sektor perdagangan dan jasa cukup berkembang dengan pesat
di Kecamatan Kadipaten. Hal ini ditunjang oleh sarana transportasi
yang tersedia selama 24 jam sehingga memudahkan masyarakat
untuk melakukan kegiatan ekonomi di Kecamatan Kadipaten.
KATEGORI JUMLAH
Industri
Besar/sedang
1
Pasar Permanen 1
Pasar Tidak
Permanen
4
Supermarket 3
Minimarket 10
Toko/warung 997
Tabel 6.10. Jumlah sarana ekonomi di Kec. Kadipaten
-
Kelontong
Warung/Kedai
Makan
194
Restoran/Rumah
Makan
21
Hotel &
Penginapan
3
Bank 9
BPR 3
6.2.4. Analisis Kondisi Prasarana
1. Prasarana Jalan
Jalan sebagai sarana penunjang transportasi memiliki
peran penting khusunya untuk transportasi darat. Untuk
mendukung transportasi darat terdapat jalan sepanjang 702.800
km jalan kabupaten, 135.729 km jalan provinsi, dan 25.895 km
jalan nasional.
Jalan
Provinsi
135.729 Km
Jalan
Negara
25.985 Km
Jalan
Kabupaten
702.800 Km
Panjang
Jalan
864.514
Km
Gambar 6.4
Panjang jalan di Kab. Majalengka
-
Dari jalan sepanjang 864.514 km tersebut semuanya
sudah diaspal. Dilihat dari kondisi untuk jalan kabupaten, 80
persen jalan kabupaten pada tahun 2013 keadannya baik, 4
persen keadaannya sedang, 10 persen dengan kondisi rusak dan
6 persen kondisinya rusak berat.
Sementara panjang jalan tidak mengalami perubahan, jumlah
kendaraan bermotor di Kabupaten Majalengka mengalami kenaikan
dalam jumlah yang cukup besar khususnya mobil peumpang dan
barang dari sekitar 16,6 ribu pada tahun 2011 menjadi 21 ribu pada
tahun 2013 atau meningkat 28,6 persen selama kurun waktu 2 tahun.
Peningkatan juga terjadi pada jenis kendaraan sepeda motor dari
sekitar196,9 ribu pada tahun 2011 menjadi 253,5 ribu pada tahun
2013 atau meningkat sekitar 28,7 persen dalam kurun waktu 2 tahun.
BAIK80%
RUSAK BERAT6%
RUSAK10%
SEDANG4%
Diagram. 6.5
Kondisi jalan Kab. Majalengka
Sumber: Majalengka Dalam Angka
-
2. Listrik
Sebagai sumber penerangan dan energi di sektor rumah tangga,
bisnis dan industry, listrik memegang peranan yang sangat vital.
Jumlah pelanggan da jumlah energi yang terjual setiap tahunnya
selalu mengalami kenaikan, pada tahun 2013 mencapai 365,54 GWH.
Sepeda Motor Mobil Penumpang dan Barang
196,932
16,624
228,404
18,835
253,535
21,38
2011 2012 2013
2012
280.224
Jumlah
Pelanggan Energe Yang
Terjual
2012 334,12
Gwh
2013
293.535
2013
365,54 Gwh
Sumber : Majalengka Dalam Angka
Gambar 6.7 Jumlah pelanggan dan energy listrik terjual
Diagram 6.6
Kenaikan Jumlah Kendaraan Bermotor
-
Jika dilihat berdasarkan jumlah pelanggan pengguna energi listrik
terbesar adalah rumah tangga yaitu 78 persen, industri 9 persen,
bisnis 7 persen, sedangkan sosial, pemerintah dan multiguna masing-
masing di kisaran 2 persen.
78%
9%
7%
2% 2%2%
RUMAH TANGGA
INDUSTRI
BISNIS
SOSIAL
PEMERINTAH
MULTIGUNA
Diagram 6.7
Jumlah pelanggan dan energy listrik terjual