pembahasan tf modul 2

18
PEMBAHASAN Pada kesempatan praktikum kali ini, akan dibuat tablet berisi zat aktif Asetosal 100 mg / tablet dengan menggunakan metode kempa langsung. Suatu sediaan dibuat dalam bentuk tablet dengan tujuan untuk memberikan obat melalui mulut dalam bentuk yang memadai, dalam jumlah yang tepat atau melalui waktu yang tepat. Sementara pemilihan metode kempa langsung dikarenakan serbuk Asetosal merupakan zat yang bisa dicetak menggunakan metode kempa langsung daripada granulasi basah maupun granulasi kering. Asetosal mempunyai daya alir yang baik, kompresibilitas yang tinggi dan mempunyai sifat di dalam udara lembab yang secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat maka pada proses pembuatan tablet dibuat dengan metode cetak langsung sehingga diperoleh bobot tablet yang seragam dan kompak. Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi memerlukan eksipien yang memungkinkan campuran zat aktif dan eksipien kering dapat dikempa langsung tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu seperti granulasi. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik khusus yang mempunyai sifat aliran dan kempa yang diinginkan. Sedikit perubahan pada sifat fisik dapat mengubah sifat alir dan sifat kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya. Namun, hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya dan zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan lembab. Selain itu juga untuk bahan-bahan yang memiliki

Upload: nufus-dwianita

Post on 26-Sep-2015

10 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Pembahasan TF

TRANSCRIPT

PEMBAHASAN Pada kesempatan praktikum kali ini, akan dibuat tablet berisi zat aktif Asetosal 100 mg / tablet dengan menggunakan metode kempa langsung. Suatu sediaan dibuat dalam bentuk tablet dengan tujuan untuk memberikan obat melalui mulut dalam bentuk yang memadai, dalam jumlah yang tepat atau melalui waktu yang tepat. Sementara pemilihan metode kempa langsung dikarenakan serbuk Asetosal merupakan zat yang bisa dicetak menggunakan metode kempa langsung daripada granulasi basah maupun granulasi kering. Asetosal mempunyai daya alir yang baik, kompresibilitas yang tinggi dan mempunyai sifat di dalam udara lembab yang secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat maka pada proses pembuatan tablet dibuat dengan metode cetak langsung sehingga diperoleh bobot tablet yang seragam dan kompak. Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi memerlukan eksipien yang memungkinkan campuran zat aktif dan eksipien kering dapat dikempa langsung tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu seperti granulasi. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik khusus yang mempunyai sifat aliran dan kempa yang diinginkan. Sedikit perubahan pada sifat fisik dapat mengubah sifat alir dan sifat kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya. Namun, hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya dan zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan lembab. Selain itu juga untuk bahan-bahan yang memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.Asetosal juga berbentuk kristal dan dapat mengalami peristiwa defomasi plastis pasa saat pencetakan sehingga tablet Asetosal bisa dibuat dengan metode kempa langsung. Metode kempa langsung juga tidak menggunakan bahan cairan dalam proses pembuatan sehingga dapat digunakan untuk membuat tablet asetosal yang bersifat sensitif terhadap kelembaban dan mudah rusak saat basah. Biasanya tablet yang dicetak dengan metode kempa langsung akan mempunyai waktu hancur tablet yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan metode lainnya.Asetosal atau dikenal juga dengan nama aspirin, digunakan sebagai zat analgesik dan zat antipiretik. Maka dari itu penggunaan asetosal biasanya untuk pengobatan sakit kepala, sakit gigi, dan demam. Massa tablet yang dibuat dalam praktikum ini adalah 250 mg (dalam 500 tablet) dengan mempertimbangkan alat pencetak tablet yang tersedia dengan komposisi zat aktif (Asetosal) 100 mg, zat pengisi-pengikat (Avicel PH 102) 140 mg, desintegrator (Na-starch Glycolat) 5 mg, lubrikan (Mg Stearat) 2.5 mg dan glidant (Talkum) 2.5 mg sehingga memenuhi massa 250 mg.Beberapa bahan pembantu (eksipien) digunakan dalam formulasi tablet Asetosal memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, diantaranya: Avicel PH 102 berfungsi sebagai bahan pengisi-pengikat. Dalam penggunaan sebagai pengisi-pengikat konsentrasi yang biasa digunakan sebanyak 20-90%. Penggunaan Avicel PH 102 dalam bentuk kering sebagai pengisi cetak langsung memberikan hasil yang baik karena partikel mikrokristalnya yang berasal dari alam disatukan oleh ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen antara hidrogen pada molekul selulosa yang berdekatan membuat padatan partikelnya lebih kuat dan lebih kohesif. Ketika dicetak Avicel akan membentuk lapisan seperti plastik sehingga menghasilkan tablet yang kompak. Kerapatan curah Avicel PH 102 rendah sehingga kemampuannya sebagai zat pengisi sangat baik. Luas permukaannya besar sehingga kemampuan untuk menutupi bahan lain atau sebagai pengikat dalam sediaan tinggi. Avicel PH 102 menghasilkan kerapatan mampat yang optimal sehingga pencetakan dapat menghasilkan tablet yang memenuhi standar yang diharapkan. Penggunaan Avicel PH 102 memberikan banyak keuntungan karena selain fungsinya sebagai pengisi pada cetak langsung, juga dapat berfungsi sebagai self-lubrikan, adsorben, antiadheren dan mampu memberikan daya integrasi yang lebih tinggi sehingga memungkinkan produksi skala besar dengan metode kempa langsung dalam industri farmasi. Bahan ini memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dalam pembuatan tablet secara komersial. Pada praktikum dipakai Avicel PH 102 sebanyak 72 % (sebanyak 140 mg/tablet dalam bobot total 50 g/500 tablet), sehingga memenuhi syarat sebagai pengisi. Pemilihan Avicel PH 102 mampu memberikan daya adhesi pada massa serbuk pada tablet kempa serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Bila bahan pengikat yang ditambahkan terlalu sedikit, dapat menyebabkan tablet terlalu rapuh. Namun bila bahan pengikat terlalu banyak akan membentuk tablet yang keras dan sulit untuk hancur. Selanjutnya Na-Starch Glycolat atau biasa dikenal juga dengan Amprotab berfungsi sebagai desintegrator. Dalam penggunaan sebagai disintegrator konsentrasi yang biasa digunakan sebanyak 2-8%, dengan konsentrasi optimum 4%. Na-Starch Glycolat merupakan turunan Amylum Solani, digunakan sebagai disintegrator tablet terutama dalam pembuatan tablet dengan metode kempa langsung. Pada praktikum dipakai Na-Starch Glycolat sebanyak 7,54 % (sebanyak 40 mg/tablet dalam bobot total 2.5 g/500 tablet), sehingga memenuhi syarat sebagai disintegrator. Bila bahan desintegran yang ditambahkan terlalu sedikit, dapat menyebabkan tablet sulit untuk hancur. Namun bila bahan desintegran terlalu banyak akan menyebabkan tablet terlalu cepat untuk hancurSelanjutnya, Mg Stearat berfungsi sebagai bahan lubrikan. Dalam penggunaan sebagai pengisi-pengikat konsentrasi yang biasa digunakan sebanyak 0.25-5%, lubrikan ditambahkan guna mempercepat aliran bahan dalam corong ke dalam rongga cetakan sehingga mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet, selain itu juga berguna untuk mencegah melekatnya massa tablet pada punch dan cetakan. Pada praktikum dipakai Mg Stearat sebanyak 7,54 % (sebanyak 40 mg/tablet dalam bobot total 2.5 g/500 tablet). Namun, penambahan lubrikan tidak diperbolehkan terlalu banyak karena dapat menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Selanjutnya, Talk berfungsi sebagai bahan glidant guna meningkatkan aliran serbuk. Dalam penggunaan sebagai glidant konsentrasi yang biasa digunakan sebanyak 1-10%. Namun Talk juga berfungsi sebagai adsorben, disintegran, dan zat untuk meningkatkan viskositas. Talk memiliki ukuran partikel yang kecil dengan luas permukaan spesifik yang besar sehingga memberikan karakteristik sifat alir yang baik dari serbuk kering untuk dicetak langsung. Pada praktikum dipakai Talk sebanyak 0.7 % (sebanyak 2.5 mg/tablet dalam bobot total 1.25 g/500 tablet), sehingga memenuhi syarat sebagai glidant.

Sebelum ditimbang bahan-bahan diayak terlebih dahulu untuk menyeragamkan ukuran partikel karena selama penyimpanan ada kemungkinan terjadinya penggumpalan. Distribusi ukuran partikel berpengaruh pada sifat fisika dan kimia serbuk, sehingga mempengaruhi homogenitas tablet akhir dan kestabilan produk. Avicel PH 102, Amprotab, Talkum, dan Mg Stearat diayak dengan mesh 40, sedangkan Asetosal diayak dengan mesh 60. Mesh 40 dapat mengayak bahan yang ukuran partikelnya lebih kecil dari 425 m sedangkan mesh 60 dapat mengayak bahan yang ukuran partikelnya lebih kecil dari 250 m. Fungsi dilakukannya pengayakan juga untuk memisahkan setiap partikel bahan sehingga bahan-bahan yang akan dicampurkan terpisah sempurna dan tidak menggumpal. Bahan yang partikelnya terpisah sempurna juga bisa membantu pencampuran agar lebih homogen. Setelah diayak, bahan-bahan yang akan digunakan selanjutnya dilakukan penimbangan dan pencampuran. Asetosal yang digunakan untuk membuat tablet Asetosal sebanyak 50,4 gram, Avicel PH 102 sebanyak 70,2 gram, Amprotab sebanyak 2,52 gram, Talkum sebanyak 1,25 gram, dan Mg Stearat sebanyak 1,25 gram. Pencampuran harus berlangsung secara diffusive mixing, yaitu perpindahan yang terjadi bukan perpindahan secara kelompok tetapi perpindahan masing-masing partikel secara difusi. Jika yang terjadi perpindahan secara berkelompok, campuran akan sulit menjadi homogen. Sifat fisik masing-masing bahan dalam obat tersebut merupakan hal yang sangat kritis, adanya perubahan sedikit atau kesalahan perbandingan komposisi dapat mengubah sifat alir dan kegagalan proses pengempaan.

Asetosal dan Avicel PH 102 dimasukkan ke dalam baskom yang bersih dan kering kemudian dihomogenkan. Kemudian setelah homogen, ditambahkan dengan Amprotab dan dihomogenkan kembali. Campuran yang homogen tersebut kemudian ditambahkan dengan Talkum dan Mg Stearat yang telah kemudian dihomogenkan kembali. Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam baskom dan telah homogen, bahan dipindahkan ke dalam plastik dan dibawa ke dalam ruang pencetakan untuk dicetak menjadi tablet asetosal.Sebelum bahan yang telah tercampur homogen dicetak, dilakukan persiapan mesin cetak tablet terlebih dahulu. Mesin cetak tablet yang akan digunakan diganti terlebih dahulu punch and die-nya sesuai dengan masa tablet dan bentuk tablet yang diingikan. Tablet yang diinginkan berbentuk cembung dan bermasa tablet 250 mg sehingga digunakan punch and die berukuran 8. Untuk mendapatkan tablet yang sesuai mulai dari massa dan tingkat kekerasan, dilakukan uji coba pencetakan tablet terlebih dahulu. Bahan yang telah tercampur merata dimasukkan ke dalam mesin cetak tablet dan pencetakan dilakukan untuk beberapa tablet saja. Tablet dihasilkan dari pencetakan awal kemudian ditimbang, hasil penimbangan menunjukkan bahwa masa tablet hanya 221,45 mg yang menandakan tablet masih kurang massanya sehingga punch and die diatur kembali. Setelah punch and die diatur, tablet dicetak kembali dan kemudian ditimbang, hasil penimbangan yang kedua menunjukkan bahwa masa tablet 248,5 mg yang berarti tablet sudah masuk dalam range bobot tablet yang diinginkan. Setelah itu, tablet yang dicetak kedua dihitung kekerasannya dengan hardness tester, dari hasil pengujian didapat kekerasan tablet hanya 15 N. Kekerasan tablet yang hanya 15 N tidak masuk kedalam kriteria tablet yang baik sehingga tekanan punch and die diatur kembali sehingga pada saat pencetakan tekanan yang diberikan lebih besar. Setelah tekanan punch and die diatur, tablet kemudian dicetak kembali. Tablet hasil cetakan yang ketiga kemudian diuji kekerasannya dengan menggunakan hardness tester. Tablet hasil cetakan yang ketiga memiliki kekerasan 47 N yang sudah sesuai dengan kriteria yang menyebutkan kekerasan tablet yang baik sekitar 40 N- 70 N. Pencetakan kemudian dilanjutkan hingga bahan habis dengan menggunakan settingan punch and die dengan cetakan yang ketiga. Tablet hasil pencetakan yang pertama dan kedua dipisahkan dan dianggap sebagai tablet reject karena tidak memenuhi syarat bobot dan kekerasan tablet sehingga tablet tersebut tidak digunakan untuk pengujian tablet. Pengujian serbukSerbuk yang telah homogen dan siap untuk dicetak, dilakukan pengujian terlebih dahulu, diantaranya; LOD, namun serbuk ini tidak perlu dilakukan uji LOD karena pada metode kempa langsung, pemilihan bahan sudah disesuaikan dengan bahan baku yang memiliki kadar air yang rendah. Jika bahan baku yang ada memiliki kadar air yang tinggi, maka bahan tersebut tidak bisa digunakan untuk metode kempa langsung karena serbuk akan menempel pada alat pencetak dan menghasilkan laju alir yang buruk. Selanjutnya dilakukan pengujian kompresibilitas untuk mengetahui daya kompresibilitas dari serbuk tablet yang dihasilkan. Pengujian kompresibilitas dilakukan sebelum dilakukan pencetakan tablet, sehingga dapat diketahui apakah serbuk tersebut mungkin untuk dilakukan pencetakan atau tidak. Pengujian kompresibilitas dilakukan dengan menggunakan alat Tap Density Tester. Sebanyak 25 gram massa cetak tablet dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml, kemudian volume awal dicatat. Selanjutnya, gelas ukur diletakkan pada alat tapping, kemudian diketuk-ketukan hingga volume konstan, kemudian volume akhir dicatat. Volume awal sebelum dilakukan pengetukkan adalah 48 ml dan volume akhir setelah dilakukan pengetukkan adalah 39 ml. Setelah mendapatkan data, dilakukan perhitungan kompresibilitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

= Menurut Aulton, hubungan indeks Carr dengan sifat aliran serbuk diklasifikasikan dalam tabel berikut ini :

Maka, kompresibilitas dari massa cetak tablet yang diuji, yaitu 18,75 %, termasuk dalam kategori cukup.Selanjutnya dilakukan pengujian laju alir serbuk atau sifat alir sebuk dihitung dengan mengukur secara langsung kecepatan alir sejumlah serbuk yang mengalir dari hopper. Serbuk yang siap untuk dicetak ditimbang sebanyak 25 g lalu dimasukkan ke dalam hopper, katup bagian bawah hopper telah dipastikan tertutup. hopper digoyang-goyangkan perlahan untuk mengisi ruang kosong dan meratakan permukaan serbuk. Kemudian hopper ditutup untuk menghindari adanya pengaruh dari tekanan udara. Katup bagain bawah hopper dibuka sambil dimulai penghitungan waktu menggunakan stopwatch. Serbuk akan turun atau jatuh ke kertas perkamen yang telah disiapkan di bawah hopper. Setelah serbuk tidak ada yang jatuh lagi, hentikan stopwatch dan buka tutup hopper untuk memastikan semua serbuk telah jatuh.Waktu (t) yang diperoleh selama serbuk mengalir ialah 3,1 detik. Serbuk akan menumpuk di atas atas kertas perkamen, tinggi (h) dan diameter (d) nya diperoleh masing-masing 2 cm dan 10 cm. Pengukuran diameter dilakukan mula-mula dengan menggambar lingkaran batas luar timbunan serbuk. Jari-jari(r) timbunan sebesar 5 cm. Dari data-data tersebut dapat diperoleh sudaut istirahat dan laju alir.Perhitungan sudut istirahat ()

Perhitungan laju alir

Syarat sudut istirahat :Besar sudut istirahatKeterangan

40Sangat sukar

Sifat aliran :Besar laju alirKeterangan

>10Sangat baik

4-10Baik

1,6-4Cukup