pembahasan tangki berpengaduk
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Stirred Tank (Mixing)TRANSCRIPT
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengolahan Data
Dari data yang diperoleh dalam praktikum didapatkan hubungan beberapa
parameter yang mempengaruhi proses pengadukan. Hasil pengolahan data dapat
dilihat di lampiran B.
3.2 Pola aliran Impeler
3.2.1. Impeler 1
a. Impeler 1 tanpa buffle
Impeler jenis pertama yang digunakan berbentuk persegi memiliki
panjang sisi 7,5 cm. Pengamatan pola aliran dilakukan dengan mengamati
pergerakan dari kertas berwarna yang ditambahkan kedalam fluida dengan
memvariasikan kecepatan putar impeler. Tinggi fluida yang digunakan adalah 30
cm. Pengamatan dimulai dengan kecepatan awal 25 rpm dan dilanjutkan dengan
memvariasikan kecepatatan sebesar ∆V= 25 rpm. Pada saat kecepatan 25 rpm
pergerakan aliran didalam tangki berbentu radial dengan arah penyebaran dari
kertas berwarna tegak lurus terhadapa sumbu impeler. Vorteks mulai terjadi pada
saat kecepatan kurang lebih 45 rpm. Dimana, vorteks membuat penambahan
tinggi fluida didalam tangki sebesar 0,5 cm dari tinggi sebelumnya. Dengan
terjadinya vorteks yang membentuk pusaran air disekeliling sumbu impeler
menyebabkan lengkungan di daerah tersebut. Hal itu menyebabkan daerah
disekitar sumbu impeler mengalami penurunan volume sedangkan daerah dinding
reaktor mengalami penambahan volume. Perubahan ini disebabkan karena pola
aliran yang terjadi berbentuk radial.
Berdasarkan data yang diperoleh, hubungan yang terjadi antara
penambahan kecepatan dengan perubahan tinggi volume di daerah dinding tabung
berbanding lurus. Sehingga pada kecepatan 225 rpm air didalam tabung tumpah.
b. Impeler 1 menggunakan buffle
Percobaan dilakukan dengan perlakuan yang sama dengan percobaan 1.
Dengan penambahan buffle pola aliran yang terjadi menjadi aksial dan radial.
Dengan penambahan buffle, vorteks yang semula terjadi pada percobaan 1 tidak
terjadi sehingga tidak ada perubahan tinggi air didalam tangki. Hal tersebut
dikarenakan dengan adanya buffle arah penyebaran fluida menuju kesegala arah
sehingga menyebabkan proses pengadukan lebih merata. Hal ini dapat diamati
dari pergerakan kertas berwarna. Pada kecepatan 35 rpm, kertas mulai menyebar
dengan pola aksial.
3.2.2. Impeler 2
a. Impeler 2 tanpa buffle
Impeler jenis II yang digunakan adalah impeler jenis turbin dengan
diameter impeler 14 cm. Pola aliran yang terjadi dengan impeler jenis ini
membentuk pola aliran radial. Pergerakan kertas didalam tangki lebih merata hal
ini dikarenakan dengan impeler jenis ini proses pengadukan lebih merata. Dari
percobaan vorteks terjadi pada kecepatan 135 rpm. Perubahan volume didaerah
dinding vorteks setiap penambahan kecepatan ± 1 cm. Pada saat kecepatan 315
rpm air didalam tangki mulai tumpah keluar.
b. Impeler 2 dengan buffle
Penambahan buffle pada tangki dengan menggunakan impeler jenis 2 ini
memberikan pengaruh tidak terjadinya vorteks dan perubahan tinggi fluida di
sekitar dinding tangki. Hal ini dikarenakan dengan ditambahkannya buffle pola
aliran yang terbentuk menjadi aksial, yaiitu gerakan kertas menjadi sejajar dengan
sumbu impeler sehingga pusaran vorteks tidak timbul.
3.2.3. Impeler 3
a. Impeler 3 tanpa buffle
Impeler ke 3 yang digunakan adalah impler dengan panjang 6,2 cm dan
lebar 2 cm. Dengan perlakuan awal dan kenaikan keepatan yang sama dengan
impeler 1 dan 2 diatas, pada impeler ini pembentukan buffle terjadi pada
kecepatan 55 rpm. Timbulnya vorteks diakibatkan pola aliran yang terjadi tegak
lurus terhadap sumbu impeler dan menyebabkan perubahan tinggi fluida didaerah
dinding tangki sebesar 0,5 cm.
b. Impeler 3 dengan buffle
Dengan ditambahkanya buflle vorteks yang timbul pada kecepatan 55 rpm
tidak muncul pada kondisi ini. dengan adanya buffle pola aliran menjadi aksial
dan pergerakan kertas lebih merata memenuhi tangki.
3.3 Pembahasan Berdasarkan Video
Dalam operasi tangki berpengaduk terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi proses pengadukan antara lain posisi pengduk, jenis pengaduk dan
pola aliran. Pola aliran adalah pola yang terbentuk pada fluida akibat adanya
putaran pengaduk, posisi pengaduk, dan jenis tangki yang digunakan. Arus putar
(Swirling) akan terbentuk jika posisi pengaduk diletakkan pada posisi center dan
pada tangki unbuffle. Pola aliran yang terbentuk pada tangki Unbuffel adalah
aliran tangensial yang dapat menyebabkan terbentuknya vorteks (pusaran) dan
Swirling. Aliran tangensial akan menyebabkan kurang efektifnya waktu
pencampuran dan putaran pengaduk. Cara untuk mengatasi permasalahan
ini,adalah dengan pemasangan sekat. Pemasangan sekat sangat efisien untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Pemakaian tangki buffle dapat mangacaukan
aliran tangensial, sehingga terbentuk aliran acak yang dapat mempercepat
distribusi antara kedua bahan.
Berdasarkan video yang diamati, terdapat 2 tabung yang berisi minyak
dengan 2 jenis impller berbeda yang digunakan. Impeller jenis I dioperasikan
tanpa menggunakan buffle. sedangkan Impeller jenis II di operasikan
menggunakan buffle. Dari video dapat terlihat bahwa pada tabung 1 terjadi
vorteks didaerah sumbu impeler. Hal ini dikarenakan terjadi pola aliran radial
sehingga jika dilihat dari butiran bola yang terdapat didalam tabung, pergerakan
bola berada dibawah sumbu impeller. Sedangkan pada tabung dua, dapat terlihat
bahwa dengan penambahan buffle pusaran vorteks yang terjadi jauh lebih kecil.
Hal ini dikarenakan pola aliran yang terjadi lebih cenderung aksial. Hal ini dapat
dilihat dengan gerakan bola dalam tabung yang cenderung menyebar kesegala
arah.