pthb (pemanas tangki horizontal berpengaduk)

Upload: agus-sumantri

Post on 30-Oct-2015

1.864 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

PDTK D-12

TRANSCRIPT

  • MAKALAH SEMINAR

    PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

    DINAMIKA SUHU PADA PTHB

    DISUSUN OLEH:

    NAMA : DUSTINI DEWI PUSPITA 121100049

    RAKKY ARMAN 121100053

    NURUL FRESTA PRATIWI 121100072

    ASISTEN PEMBIMBING : RADEN BAGUS ANGGY

    LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA

    PRODI TEKNIK KIMIA / FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

    YOGYAKARTA

  • HALAMAN PENGESAHAN

    MAKALAH SEMINAR PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

    DINAMIKA SUHU PTHB

    Disusun Oleh:

    Nama : Dustini Dewi Puspita 121100049

    Rakky Arman 121100053

    Nurul Fresta Pratiwi 121100072

    Plug : A

    Kelompok : 5

    Hari/Jam : Selasa / 13.00 WIB

    Asisten Pembimbing : Raden Bagus Anggy

    Yogyakarta, 18 Desember 2012

    Disetujui oleh

    Asisten Pembimbing

    Raden Bagus Anggy

    Nilai:

  • KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

    berkah-Nya kepada praktikan, sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan

    praktikum ini dengan lancar.

    Laporan praktikum Dasar Teknik Kimia ini dibuat sebagai salah satu tugas

    mata kuliah yang harus diselesaikan dan berkaitan dengan kegiatan praktikum

    yang sedang dilaksanakan, serta disusun berdasarkan hasil praktikum dan

    referensi yang telah didapat.

    Ucapan terima kasih tidak lupa praktikan ucapkan kepada semua pihak

    yang telah membantu dalam kegiatan praktikum, khususnya kepada asisten

    pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan selama kegiatan

    praktikum berlangsung. Tidak lupa pula praktikan ucapkan terima kasih pada

    rekan-rekan yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyusunan laporan

    ini.

    Dalam penyusunan laporan ini, praktikan sangat menyadari sepenuhnya

    bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak

    kekurangannya. Oleh karena itu, praktikan tetap menerima saran serta kritik yang

  • pembaca berikan, guna menyempurnakan dan memperbaiki dalam penyusunan

    laporan praktikum selanjutnya.

    Demikian kata pengantar ini praktikan sampaikan, praktikan sangat

    berharap bahwa laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi praktikan dan semua

    pihak pembaca.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Yogyakarta, 18 Desember 2012

    Praktikan

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Hubungan waktu dan suhu pada percobaan kondisi

    tunak 15

    Tabel 2 Hubungan waktu dan suhu pada percobaan kondisi

    dinamik 16

    Tabel 3 Hubungan waktu dan suhu pada data kondisi tunak 18

    Tabel 4 Hubungan waktu dan suhu pada data kondisi

    dinamik 20

    Tabel 5 Densitas air pada setiap suhu 30

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Fungsi Unit Step 5

    Gambar 2 Fungsi Step 7

    Gambar 3 Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk (PTHB) 9

    Gambar 4 Rangkaian Alat PTHB 10

    Gambar 5 Diagram alir percobaan pendahuluan 13

    Gambar 6 Diagram alir percobaan kondisi tunak 13

    Gambar 7 Diagram alir percobaan kondisi dinamik 14

    Gambar 8 Grafik hubungan antara waktu dan suhu pada

    kondisi tunak 19&22

    Gambar 9 Grafik hubungan antara waktu dan suhu pada

    kondisi dinamik 21&23

    Gambar 10 Diagram blok fungsi transfer 26

  • DAFTAR ISI

    Halaman Pengesahan i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Tabel iv

    Daftar Gambar v

    Intisari 1

    Bab I Pendahuluan 3

    1. Latar Belakang 3

    2. Tujuan 5

    3. Tinjauan Pustaka 5

    Bab II Pelaksanaan Percobaan 10

    1. Rangkaian Alat dan Bahan 10

    2. Cara Kerja 11

    3. Diagram Alir 13

    Bab III Hasil Percobaan dan Perhitungan 15

    1. Hasil Percobaan 15

    2. Perhitungan 17

    Bab IV Pembahasan dan Kesimpulan 22

    1. Pembahasan 22

    2. Kesimpulan 24

  • Daftar Pustaka 29

    Lampiran 30

  • INTISARI

    Dalam pengoperasian suatu pabrik akan selalu mengalami gangguan

    (disturbance) dari lingkungan eksternal. Selama beroperasi, pabrik harus terus

    mempertimbangkan aspek keteknikan, keekonomisan, dan kondisi sosial agar

    tidak terlalu signifikan terpengaruh oleh perubahan-perubahan eksternal tersebut.

    Maka dari itu, perubahan atau fluktuasi Process Variables (PV) di dalam suatu

    pabrik mempengaruhi kinerja prosesnya.

    Tujuan percobaan ini adalah mengetahui perubahan dinamika respon suhu

    (T) pada sistem tangki pemanas berpengaduk berbentuk silinder horizontal yang

    terjadi akibat perubahan eksternal yang diberikan. Dari perubahan tersebut dapat

    disusun model matematisnya dan didapat nilai-nilai konstanta yang ikut

    mempengaruhi dinamika suhu yang terjadi.

    Percobaan ini menggunakan PTHB sebagai sistem yang akan diukur

    dinamika suhu keluarnya. Dimana PTHB akan diberikan aliran gangguan dari

    tangki gangguan dengan air yang suhunya lebih tinggi daripada suhu air di dalam

    PTHB. Suhu yang keluar dari PTHB dihitung setiap tiga menit untuk mengetahui

    perubahan suhu dinamiknya hingga konstan.

    Dari hasil percobaan tersebut diperoleh persamaan matematis yang dapat

    mewakili perubahan dinamik suhu keluar dari PTHB dan konstanta-konstanta

    yang mempengaruhinya, yaitu:

    1. Persamaan yang diperoleh dari percobaan:

  • 2. Konstanta-konstanta yang mempengaruhi :

    p = 650 s

    Kp = 0.0563

    = 615.3477 s

    K1 = 0.9467

    K2 = 0.053

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1. LATAR BELAKANG

    Pabrik kimia merupakan susunan/rangkaian berbagai unit pengolahan yang

    terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian

    pabrik secara keseluruhan adalah mengubah (mengonversi) bahan baku menjadi

    produk yang lebih bernilai guna. Dalam pengoperasiannya pabrik akan selalu

    mengalami gangguan (disturbance) dari lingkungan eksternal. Selama beroperasi,

    pabrik harus terus memepertimbangkan aspek keteknikan, keekonomisan, dan

    kondisi sosial agar tidak terlalu signifikan terpengaruh oleh perubahan-perubahan

    eksternal tersebut.

    Di dalam pabrik kimia itu sendiri prosesnya menggunakan gabungan dari

    beberapa unit proses seperti reaktor, heat exchanger, pompa, tangki, separator dan

    lain-lain yang tersusun secara sistematis dan proporsional untuk mengubah bahan

    baku menjadi produk (yang mempunyai nilai lebih) dengan cara seekonomis

    mungkin (Stephanopoulus,1990)

    Perubahan atau fluktuasi Process Variables (PV) di dalam suatu pabrik

    mempengaruhi kinerja proses. Kelakuan dinamik dari Process Variables (PV)

    sangat penting untuk diketahui guna mendukung tercapainya tujuan proses. Selain

    itu, kelakuan dinamik proses juga bermanfaat dalam perancangan sistem

  • pengendalian proses. Dalam percobaan ini, diambil kasus dinamika suhu pada

    Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk.

    Dalam penelitian dan praktik industri, pemahaman mengenai dinamika

    suatu proses kimia telah berkembang dan terbentuk karena faktor-faktor berikut:

    1. Struktur proses kimiawi menjadi sangat kompleks, yang menuntut

    perhatian profesi keteknikan untuk mengkaji/ merancang pengendalian

    proses keseluruhan pabrik dari pada per satu unit operasi. Perancangan

    sistem instrumentasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

    perancangan proses kimia itu sendiri

    2. Perancangan instrumentasi sistem proses yang dituntut untuk memenuhi:

    a. Tujuan dan sasaran sistem kontrol

    b. Pemilihan cara pengukuran, manipulasi serta rangkaian yang tepat

    c. Identifikasi sistem komputerisasi dan instrumentasi yang tepat

    3. Pertumbuhan komputer digital yang sangat cepat sehingga dapat

    merombak praktik instrumentasi proses kimia dan telah menerapkan

    sistem instrumentasi yang modern

    Sistem kontrol dalam perancangan instrumentasi merupakan Suatu sistem

    yang digunakan untuk menjaga/mengendalikan PV pada nilai yang diinginkan

    (set-point), walaupun terjadi gangguan proses.

    Ada beberapa fungsi gangguan pada sistem, salah satunya adalah fungsi

    step. Di mana fungsi tersebut akan berubah secara cepat dengan satu tahap dari

    satu tingkat ke tingkat lainnya dan setelah itu mencapai nilai steady baru atau

    konstan.

  • Gambar 1: Fungsi Unit Step

    2. TUJUAN

    Tujuan dilaksanakannya praktikum ini, antara lain:

    1. Menyusun permodelan matematis untuk mempelajari dinamika suhu pada

    sistem tangki pemanas berpengaduk berbentuk silinder horizontal

    2. Mempelajari dinamika respon suhu (T) terhadap perubahan input

    ( gangguan )

    3. Menghitung harga K1, K2, Kp, p, dan .

    3. TINJAUAN PUSTAKA

    Variabel-variabel yang terlibat dalam proses operasi pabrik adalah F (laju

    alir), T (temperatur), P (tekanan) dan C (konsentrasi). Variabel-variabel tersebut

    dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu variabel input dan variabel output.

  • 1. Variabel Input

    Variabel input adalah variabel yang menandai efek lingkungan pada

    proses kimia yang dituju. Variabel ini juga diklasifikasikan dalam 2

    kategori, yaitu:

    1. Manipulated (adjustable) variable, jika harga variabel tersebut dapat

    diatur dengan bebas oleh operator atau mekanisme pengendalian.

    2. Disturbance variable, jika harga tidak dapat diatur oleh operator atau

    sistem pengendali, tetapi merupakan gangguan.

    2. Variabel Output

    Variabel oiutput adalah variabel yang menandakan efek proses kimia

    terhadap lingkungan yang diklasifikasikan dalam 2 kelompok:

    1. Measured output variables, jika variabel dapat diketahui dengan

    pengukuran langsung

    2. Unmeasured output variables, jika variabel tidak dapat diketahui

    dengan pengukuran langsung

    Dalam analisis dinamika proses, variable proses dan sinyal control

    merupakan fungsi waktu. Ada beberapa fungsi yang dapat mewakili perubahan

    atau dinamika yang terjadi pada input dalam respon sistem order satu.

    1. Fungsi Step

    Fungsi step adalah fungsi yang bernilai nol pada saat t < c dan

    bernilai 1 pada saat t c

  • Gambar 2: Fungsi Step

    Fungsi ini dinotasikan dengan f(t) = u(t c), dimana c merupakan nilai t

    yang menandai perubahan nilai fungsi dari 0 ke 1. Adapun transformasi Laplace

    pada fungsi ini, sebagai berikut:

    00|ste

    s

    A.dtstA.eF(s)

    = 1)(0s

    A

    = s

    A

    2. Fungsi Ramp

    Fungsi ramp adalah fungsi dimana input mengalami kenaikan

    secara linier dengan waktu mulai dari nol. Fungsi input pada fungsi ramp

    adalah:

    Dimana r merupakan slope dari fungsi ramp tersebut. Adapun

    transformasi Laplace dari persamaan tersebut:

  • 3. Fungsi Sinusoidal

    Fungsi sinusoidal ini adalah fungsi yang menyatakan respon

    mengalami osilasi akibat perubahan dinamiknya sebelum mencapai nilai

    steady barunya. Fungsi ini dinotasikan dengan;

    Dimana A merupakan amplitudo dan adalah frekuensi (radian/waktu).

    Transformasi Laplace pada fungsi ini adalah:

    Penyelesaian persamaan diferensial dengan menggunakan transformasi

    Laplace beranggapan bahwa kondisi awal merupakan keadaan tunak (steady state)

    dan semua variabel dinyatakan dalam prosedur penyelesaian term deviasi.

    Sistematika transformasi Laplace:

    1. Menyusun persamaan diferensial neraca massa atau neraca panas yang

    terjadi pada sistem dalam keadaan steady dan unsteady.

    2. Membuat term deviasi dari setiap variabel steady dan unsteady.

    3. Mengubah persamaan diferensial menjadi bentuk Laplace dengan variabel

    s.

    4. Membuat hubungan antara variabel output dan variable input.

    5. Meng-invers persamaan yang telah terbentuk menjadi bentuk waktu (t)

    untuk memperoleh respon output.

  • Dalam percobaan ini fungsi dan transformasi Laplace tersebut digunakan

    untuk menghitung dan mengetahui perubahan dinamik pada suhu air di dalam

    sistem PTHB. PTHB atau Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk sendiri

    merupakan CPI atau Chemical Process Industries dimana sistem ini terdiri dari

    beberapa unit proses, antara lain; tangki, pompa pengangkut, dan pemanas. PTHB

    biasanya digunakan pada perusahaan bioethanol yang fungsinya untuk mengontrol

    suhu atau mereaksikan suatu zat.

    Gambar 3: Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk (PTHB)

  • BAB II

    PELAKSANAAN PERCOBAAN

    1. RANGKAIAN ALAT DAN BAHAN

    Gambar 4: Rangkaian Alat PTHB

    Keterangan Alat:

    1. PTHB

    2. Tangki Umpan

    3. Tangki Umpan Cadangan

    4. Tangki Gangguan

    5. Tangki Gangguan Cadangan

    6. Pengaduk Elektrik

    7. Termometer

    8. Pompa

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    8

    9

    9

    10 11

    12

  • 9. Pemanas

    10. Kran Umpan

    11. Kran Gangguan

    12. Kran Buangan PTHB

    Bahan yang digunakan adalah air dengan spesifikasi sebagai berikut:

    1. Suhu (T) = 28oC

    2. Kapasitas panas air (Cp) = 1 kal/goC

    2. CARA KERJA

    Percobaan dilakukan dengan satu percobaan pendahuluan untuk

    mengetahui volume pada PTHB dan dua percobaan utama dalam kondisi yang

    berbeda yaitu, tunak dan dinamik.

    1. Percobaan Pendahuluan

    Percobaan pendahuluan dilakukan untuk mengetahui volume air

    pada PTHB dengan cara mengisi PTHB dengan air hingga penuh, ditandai

    dengan mengalirnya air menuju tangki umpan cadangan. Setelah itu,

    dilanjutkan dengan membuka kran buangan PTHB sambil menampung

    dan mengukur air yang keluar dari PTHB. Lalu, mencatat volume yang

    terukur.

    2. Percobaan Kondisi Tunak

    Percobaan kondisi tunak bertujuan untuk mengetahui suhu steady

    pada sistem.

    Percobaan ini diawali dengan mengisi tangki umpan hingga penuh

    yang ditandai dengan mengalirnya air dari tangki umpan ke tangkin umpan

  • cadangan. Lalu melakukan pengecekan aliran dengan menghidupkan

    pompa pada tangki umpan cadangan dan membuka kran tangki umpan

    sampai aliran menjadi overflow. Apabila alirannya sudah overflow,

    kemudian melakukan pengukuran suhu awal pada tangki umpan. Lalu,

    menghidupkan pemanas pada PTHB dan mengukur suhu air keluar dari

    PTHB setiap selang waktu 3 menit hingga suhu mencapai nilai konstan.

    3. Percobaan Kondisi Dinamik

    Percobaan kondisi dinamik dilakukan untuk mengetahui perubahan

    dinamik suhu pada PTHB apabila diberi aliran gangguan hingga suhu

    mencapai nilai konstannya.

    Pertama-tama, mengisi tangki gangguan dengan air hingga penuh

    dan menghidupkan pemanas pada tangki gangguan hingga air pada tangki

    gangguan mencapai suhu 50oC dan menyalakan pompa pada tangki

    gangguan cadangan. Lalu, mengalirkan air dari tangki gangguan menuju

    PTHB dan memulai split untuk mengetahui perubahan dinamik suhu pada

    selang waktu 3 menit.

  • 3. DIAGRAM ALIR

    Diagram alir percobaan dibagi atas 3 diagram, yaitu:

    1. Diagram alir percobaan pendahuluan

    Gambar 5: Diagram alir percobaan pendahuluan

    2. Diagram alir percobaan kondisi tunak

    Gambar 6: Diagram alir percobaan kondisi tunak

    Mengisi PTHB dengan air hingga penuh

    Membuka kran buangan PTHB dan menampung air

    yang keluar dari PTHB

    Mengukur volume air yang telah ditampung

    Mengisi tangki umpan dengan air hingga penuh

    Menghidupkan pompa pada tangki umpan cadangan dan membuka kran pada tangki umpan

    Mengatur bukaan kran tangki umpan hingga aliran menjadi overflow1

    Melakukan pengukuran suhu awal pada tangki umpan

    Menghidupkan pemanas pada PTHB dan mengukur suhu keluar PTHB setiap selang waktu 3 menit sampai suhu konstan

  • 3. Diagram alir percobaan kondisi dinamik

    Gambar 7: Diagram alir percobaan kondisi dinamik

    Mengisi tangki gangguan dengan air hingga penuh

    Menghidupkan pemanas pada tangki gangguan hingga air pada tangki gangguan mencapai suhu 50oC

    Menyalakan pompa pada tangki gangguan cadangan dan mengatur kran pada tangki gangguan dan tangki umpan

    hingga aliran overflow

    Mengukur suhu air keluar pada PTHB setiap selang waktu 3 menit sampai memperoleh data konstan

  • BAB III

    HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

    1. HASIL PERCOBAAN

    Volume Tangki (V) = 13 l

    Kapasitas Panas Cairan (Cp) = 42 J/goC

    Densitas Air ( ) = 0.996233 g/cm3

    Laju Alir Volumetrik (Fi) = 20 cm3/s

    Luas Permukaan Koil Pemanas (Ae) = 188.5 cm2

    Koefisien Konveksi (he) = 2500 W/m2o

    C

    Panas yang Diberikan Koil (Qe) = 420 W

    1. Kondisi Tunak

    Tabel 1: Hubungan waktu dan suhu pada percobaan kondisi tunak

    No Waktu Suhu

    1 0 28

    2 3 28.5

    3 6 29

    4 9 29.5

    5 12 30

    6 15 31

    7 18 31.5

    8 21 32

    9 24 33

    10 27 33.5

    11 30 34

    12 33 35

    13 36 35.5

    14 39 36

    15 42 37

  • 16 45 37

    17 48 37

    18 51 37.5

    19 54 38

    20 57 38.5

    21 60 39

    22 63 39

    23 66 40

    24 69 40

    25 72 41

    26 75 41

    27 78 41.5

    28 81 41.5

    29 84 41.5

    30 87 41.5

    31 90 41.5

    2. Kondisi Dinamik

    Tabel 2: Hubungan waktu dan suhu pada percobaan kondisi dinamik

    No. Waktu Suhu

    1 0 41.5

    2 180 45

    3 360 48

    4 540 50

    5 720 53

    6 900 55

    7 1080 57

    8 1260 60

    9 1440 61.5

    10 1620 62

    11 1800 63

    12 1980 63

    13 2160 63

    14 2340 63

    15 2520 63

  • 2. PERHITUNGAN

    1. Mencari nilai p dan Kp

    Diketahui:

    V = 13 l = 13000 cm3

    Fi = 20 cm3/s

    he = 2500 W/m2o

    C

    Ae = 188.5 cm2

    = 0.996233 g/cm3

    Cp = 42 J/goC

    2. Mencari nilai , K1, dan K2

    Diketahui:

    p = 650 s

    Kp = 0.0563

  • 3. Kondisi Tunak

    Suhu Umpan Masuk (Tis) = 28oC

    Tabel 3: Hubungan waktu dan suhu pada data kondisi tunak

    No

    Waktu

    (menit)

    Suhu

    (oC)

    1 0 28

    2 3 28.5

    3 6 29

    4 9 29.5

    5 12 30

    6 15 31

    7 18 31.5

    8 21 32

    9 24 33

    10 27 33.5

    11 30 34

    12 33 35

    13 36 35.5

    14 39 36

    15 42 37

    16 45 37

    17 48 37

    18 51 37.5

    19 54 38

    20 57 38.5

    21 60 39

    22 63 39

    23 66 40

    24 69 40

    25 72 41

    26 75 41

  • 27 78 41.5

    28 81 41.5

    29 84 41.5

    30 87 41.5

    31 90 41.5

    Dari data percobaan di atas diperoleh nilai suhu steady pada 41.5oC. Maka,

    dari data tersebut dapat dibuat grafik hubungan antara waktu dan suhu, sebagai

    berikut:

    Gambar 8: Grafik hubungan antara waktu dan suhu pada kondisi tunak

    4. Kondisi Dinamik

    Suhu Umpan Masuk (Tis) = 28oC

    Suhu Steady (Ts) = 41.5oC

    Suhu Gangguan (Tisnew) = 50oC

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    0 20 40 60 80 100

    Suh

    u

    Waktu

  • Untuk menghitung kondisi dinamik suhu yang keluar pada PTHB

    digunakan transformasi Laplace dari persamaan diferensial yang diperoleh dari

    kerja sistem, yaitu:

    Invers dari transformasi Laplace di atas digunakan untuk menghitung suhu

    hitung yang keluar dari PTHB. Untuk mendapatkan perbedaan antara suhu yang

    didapat dari data dan suhu hitung dicari dengan menggunakan rumus persen

    kesalahan.

    Maka, diperoleh tabel sebagai berikut:

    Tabel 4: Hubungan waktu dan suhu pada data kondisi dinamik

    No. Waktu Suhu Suhu Hitung %kesalahan

    1 0 41.5 41.50 0.00

    2 180 45 46.78 3.96

    3 360 48 50.72 5.68

    4 540 50 53.67 7.33

    5 720 53 55.86 5.40

    6 900 55 57.50 4.55

    7 1080 57 58.73 3.03

  • 8 1260 60 59.64 0.60

    9 1440 61.5 60.32 1.92

    10 1620 62 60.83 1.89

    11 1800 63 61.21 2.84

    12 1980 63 61.49 2.39

    13 2160 63 61.70 2.06

    14 2340 63 61.86 1.81

    15 2520 63 61.98 1.62

    Diperoleh persen kesalahan rata-rata = 3.00%

    Dari data yang diperoleh dari tabel di atas dapat dibuat grafik hubungan

    waktu dan suhu pada kondisi dinamik, sebagai berikut:

    Gambar 9: Grafik hubungan waktu dan suhu pada kondisi dinamik

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    0 1000 2000 3000

    Suh

    u

    Waktu

    Waktu vs. Suhu Data

    Waktu vs. Suhu Hitung

  • BAB IV

    PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

    1. PEMBAHASAN

    Dari percobaan pada kondisi tunak didapatkan nilai steady umpan masuk

    untuk perhitungan pada kondisi dinamik.

    Gambar 8: Grafik hubungan waktu dan suhu pada kondisi tunak

    Dari grafik di atas diketahui bahwa waktu yang lama mengakibatkan suhu

    meningkat hingga pada akhirnya mencapai titik konstan pada 41.5oC. Hal ini

    disebabkan air yang mengalir dari tangki umpan ke PTHB dan keluar dari PTHB

    mendapatkan panas yang diberikan oleh koil pemanas di dalam PTHB.

    Pada percobaan ini seharusnya mengikuti teori gangguan sistem

    berdasarkan fungsi step. Namun, karena suhu umpan masuk tiba-tiba diganggu

    dengan aliran gangguan bersuhu konstan, maka dapat digunakan rumus berikut:

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    0 20 40 60 80 100

    Suh

    u

    Waktu

  • Perbedaan hasil antara suhu data dan suhu hitung menghasilkan persen

    kesalahan. Persen kesalahan diperoleh karena disebabkan kesalahan pembacaan

    suhu gangguan awal dan suhu keluar dari PTHB. Selain itu, pada saat percobaan,

    aliran tidak terjaga overflow, sehingga air pada tangki gangguan sering

    ditambahkan air dengan suhu tinggi yang mengakibatkan suhu keluar PTHB

    menjadi meningkat.

    Gambar 9: Grafik hubungan waktu dan suhu pada kondisi dinamik

    Grafik tersebut menunjukkan bahwa kondisi steady state belum dapat

    terlihat dikarenakan data yang diambil untuk menentukan kondisi steady state

    belum sempurna. Namun pada percobaan kondisi dinamik didapat suhu steady

    state 63oC.

    Semakin tinggi suhu gangguan (Tis new) maka semakin tinggi suhu

    steady-nya (Tis new), hal ini disebabkan oleh perbedaan antara suhu umpan (Tis)

    dan suhu gangguan (Tis new) yaitu magnitude (M) yang besar.

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    0 1000 2000 3000

    Suh

    u

    Waktu

    Waktu vs. Suhu Data

    Waktu vs. Suhu Hitung

  • 2. KESIMPULAN

    3. Dari data percobaan dan perhitungan diperoleh :

    p = 650 s

    Kp = 0.0563

    = 615.3477 s

    K1 = 0.9467

    K2 = 0.053

    4. Persamaan yang diperoleh dari percobaan kondisi dinamik:

    5. Susunan neraca panas pada PTHB:

    Neraca panas pada keadaan unsteady:

  • Neraca panas pada keadaan steady:

    Term Deviasi:

    Transformasi Laplace:

    Fungsi Transfer:

    Gambar 10: Diagram blok fungsi transfer

    Ti(s)

    Te(s) T(s)

    +

    +

  • Jika Te(s) = 0, maka fungsi transfernya menjadi;

  • DAFTAR PUSTAKA

    Perry, R.H., Green, D.W. 1997. Perrys Chemical Engineers Handbook 7th ed.

    McGraw-Hill: New York

    Smith, C.A., Corripio, A.B. 1997. Principles & Practice of Automatic Process

    Control 2nd

    ed. John Wiley & Sons, Inc: New York

    Stephanopoulus, G. 1984. Chemical Process Control : An Introduction to Theory

    and Practice. Prentice-Hall, Inc: New Jersey

  • LAMPIRAN

    Tabel 5: Densitas air pada setiap suhu

    t, oC Densitas (gr/ml)

    0 0.999839

    1 0.999898

    2 0.999940

    3 0.999964

    4 0.999972

    5 0.999964

    6 0.999940

    7 0.999901

    8 0.999848

    9 0.999781

    10 0.999699

    11 0.999605

    12 0.999497

    13 0.999377

    14 0.999244

    15 0.999099

    16 0.998943

    17 0.998775

    18 0.998595

    19 0.998405

    t, oC Densitas (gr/ml)

    21 0.997992

    22 0.997770

    23 0.997538

    24 0.997296

    25 0.997045

    26 0.996783

    27 0.996513

    20 0.998204

    28 0.996233

    29 0.995945

    30 0.995647

    31 0.995341

    32 0.995026

    33 0.994703

    34 0.994371

    35 0.994032

    36 0.993684

    37 0.993328

  • 38 0.992965

    39 0.992594

    40 0.992215

    41 0.991830

    42 0.991436

    43 0.991036

    44 0.990628

    45 0.990213

    46 0.989792

    47 0.989363

    48 0.988928

    49 0.988485

    50 0.988037

    51 0.987581

    52 0.987120

    53 0.986652

    54 0.986177

    55 0.985696

  • PERTANYAAN DAN JAWABAN

    1. Nadia Benita (121100127)

    Sebutkan variabel input dan variabel output pada percobaan!

    Jawaban:

    Variabel input pada percobaan meliputi; laju alir cairan masuk, suhu cairan

    masuk, dan panas steam.

    Variabel output pada percobaan meliputi: level cairan pada tangki, suhu

    cairan keluar, dan laju alir cairan keluar

    2. Diah Asih Ekawati (121100067)

    Apa saja kegunaan PTHB pada industri?

    Jawaban:

    Pada industri PTHB digunakan dalam sistem, salah satunya untuk mengontrol

    suhu dan mereaksikan suatu zat. Contohnya, pada industry ethanol.

    3. Monica Gretta Pawung (121100076)

    Apa hubungan percobaan kondisi tunak dan percobaan kondisi dinamik?

    Jawaban:

    Pada percobaan kondisi tunak, kita hanya mencari data pada sistem tanpa

    adanya gangguan hingga air mencapai suhu steady-nya. Sedangkan pada

    percobaan kondisi tunak kita menambahkan aliran gangguan di mana suhu

    gangguan lebih besar dari pada suhu steady air. Sehingga terjadi perubahan

    yang dinamik pada suhu air yang awalnya telah mencapai steady, hingga suhu

    air mencapai nilai konstan kembali.

  • 4. Desi Kurniyati (121100056)

    Apa contoh gangguan yang terjadi pada industri riil dan bagaimana

    menanggulanginya?

    Jawaban:

    Gangguan pada sistem proses pabrik tentu saja sangat beragam. Contohnya;

    sistem Heat Exchanger, pada aliran masuk dan aliran keluar harus dipasang

    alat sensor yang nantinya akan mengirimkan sinyal apabila terjadi gangguan

    pada input maupun outputnya, sehingga secara otomatis alat akan melakukan

    antisipasi agar tidak terjadi konflik pada sistem. Secara matematis, kita

    mengubah fungsi transfer di saat terjadi perubahan input maupun outputnya.

    Gangguannya sendiri dapat merupakan macam-macam variabel yang dapat

    berubah maupun diubah. Contohnya; suhu, tekanan, laju alir, level, dll.