pembahasan suhu tubuh.docx

4
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pengukuran suhu tubuh. Pengukuran suhu tubuh dilakukan pada dua tempat yang berbeda, yaitu pada bagian aksila dan oral. Pengukuran pada setiap bagian diberikan perlakuan yang berbeda-beda. Perlakuan yang diberikan bertujuan untuk mengetahui faktor yang memperngaruhi suhu tubuh. Percobaan pertama dilakukan dengan membandingkan pengukuran suhu tubuh OP pada bagian aksila saat istirahat dan setelah aktivitas olahraga. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa suhu tubuh dua belas OP pada bagian aksila saat istirahat berkisar antara 35,8-37,4 0 C, sedangkan menurut teori suhu normal pada bagian aksila (36-37 0 C). (Tri Murtiati, 2012). Hasil pengukuran yang didapat tidak sesuai dengan teori yang ada. Terdapat satu OP yang suhu aksilanya dibawah normal dan terdapat empat OP yang suhunya di atas normal. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal seperti ini, misalnya kondisi kesehatan seseorang, hidrasi, pakaian, emosi, dll (Scanlon & Sanders, 2007). Setelah itu OP melakukan aktivitas olahraga selama 10 menit. Kemudian dilakukan pengukuran suhu tubuh kembali, maka didapatkan hasil bahwa suhu tubuh delapan OP pada aksila setelah aktivitas olahraga mengalami peningkatan suhu. Hal ini terjadi karena aktivitas OP meningkat sehingga metabolisme dalam tubuh OP juga meningkat (Scanlon & Sanders, 2007; Ganong, 2012). Sedangkan empat orang OP lain mengalami penurunan suhu. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, disebabkan oleh faktor lain, yaitu suhu lingkungan, kondisi kesehatan, pakaian, hidrasi, dll serta faktor kesalahan relatif meliputi kesalahan dalam

Upload: putriemiliayuriza

Post on 25-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat :D

TRANSCRIPT

Page 1: pembahasan suhu tubuh.docx

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pengukuran suhu tubuh. Pengukuran

suhu tubuh dilakukan pada dua tempat yang berbeda, yaitu pada bagian aksila dan oral.

Pengukuran pada setiap bagian diberikan perlakuan yang berbeda-beda. Perlakuan yang

diberikan bertujuan untuk mengetahui faktor yang memperngaruhi suhu tubuh.

Percobaan pertama dilakukan dengan membandingkan pengukuran suhu tubuh OP

pada bagian aksila saat istirahat dan setelah aktivitas olahraga. Berdasarkan hasil pengamatan

didapatkan hasil bahwa suhu tubuh dua belas OP pada bagian aksila saat istirahat berkisar

antara 35,8-37,40C, sedangkan menurut teori suhu normal pada bagian aksila (36-370C). (Tri

Murtiati, 2012). Hasil pengukuran yang didapat tidak sesuai dengan teori yang ada. Terdapat

satu OP yang suhu aksilanya dibawah normal dan terdapat empat OP yang suhunya di atas

normal. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal seperti ini, misalnya kondisi kesehatan

seseorang, hidrasi, pakaian, emosi, dll (Scanlon & Sanders, 2007). Setelah itu OP melakukan

aktivitas olahraga selama 10 menit. Kemudian dilakukan pengukuran suhu tubuh kembali,

maka didapatkan hasil bahwa suhu tubuh delapan OP pada aksila setelah aktivitas olahraga

mengalami peningkatan suhu. Hal ini terjadi karena aktivitas OP meningkat sehingga

metabolisme dalam tubuh OP juga meningkat (Scanlon & Sanders, 2007; Ganong, 2012).

Sedangkan empat orang OP lain mengalami penurunan suhu. Hal ini tidak sesuai dengan teori

yang ada, disebabkan oleh faktor lain, yaitu suhu lingkungan, kondisi kesehatan, pakaian,

hidrasi, dll serta faktor kesalahan relatif meliputi kesalahan dalam pengukuran, membaca alat,

dsb (Scanlon & Sanders, 2007; Ganong, 2012).

Percobaan kedua dilakukan dengan membandingkan pengukuran suhu tubuh OP pada

bagian oral setelah bernapas seperti biasa (mulut tertutup), bernapas dengan mulut terbuka,

dan berkumur dengan air es. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa suhu

tubuh dua belas OP pada bagian oral saat bernapas biasa (mulut tertutup) berkisar antara

36,6-37,40C, sedangkan menurut teori suhu normal pada bagian oral (36,5-37,50C). (Tri

Murtiati, dkk, 2012). Hal ini telah sesuai dengan teori. Kemudian OP bernapas dengan mulut

terbuka. Dilakukan dua kali pengukuran setiap lima menit. Pada lima menit pertama, terdapat

enam OP yang suhunya tetap, dua OP suhunya turun, dan empat OP suhunya naik. Hal ini

tidak sesuai dengan teori yang ada. Seharusnya saat bernapas dengan mulut terbuka, suhu

menjadi turun karena suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh, kehilangan panas tidak

dapat dihindari sehingga suhu tubuh menurun (Scanlon & Sanders, 2007). Pada lima menit

kedua, terdapat sebelas OP yang suhunya naik, satu OP suhunya tetap. Hal ini telah sesuai

dengan teori karena setelah tubuh kehilangan panas, maka mekanisme produksi panas

Page 2: pembahasan suhu tubuh.docx

diaktifkan sehingga tingkat metabolisme meningkat dan suhu tubuh dapat meningkat

(Ganong,2012).

Kemudian OP berkumur dengan air es. Dilakukan dua kali pengukuran setiap lima

menit. Pada lima menit pertama, terdapat satu OP yang suhunya tetap dan sebelas OP

suhunya turun. Hal ini sesuai dengan teori yang ada karena jika berkumur dengan air es maka

suhu lingkungan mulut semakin rendah sehingga tubuh kehilangan dan suhu tubuh menurun

(Scanlon & Sanders, 2007). Pada lima menit kedua, terdapat duabelas OP yang suhunya naik.

Hal ini telah sesuai dengan teori karena setelah tubuh kehilangan panas, maka mekanisme

produksi panas diaktifkan sehingga tingkat metabolisme meningkat dan suhu tubuh dapat

meningkat (Ganong,2012). Perubahan suhu tubuh disebabkan karena adanya faktor-faktor

yang mempengaruhi suhu tubuh, seperti keadaan emosi, usia, jenis kelamin, kesehatan

seseorang, hidrasi, pakaian, dll (Scanlon & Sanders, 2007; Ganong, 2012).

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pengukuran suhu tubuh,

antara lain, suhu termometer harus dalam keadaan nol ; cara menurunkan suhu harus

dilakukan hati-hati jangan sampai termometer jatuh dan pecah ; sebelum melakukan

pengukuran harus dijelaskan dengan benar tentang tempat dan tujuan pengukuran suhu ;

pembacaan termometer harus ditempat yang cukup cahaya agar dapat dengan mudah dibaca

hasilnya .

Page 3: pembahasan suhu tubuh.docx

KESIMPULAN

Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh antara lain pada

aksila dan oral.

Suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan suhu lingkungan.

Untuk pengukuran suhu pada bagian tubuh yang berbeda digunakan jenis termometer

yang berbeda.