pembahasan pertumbuhan

6
1 2 3 4 0 2 4 6 8 Rata-rata Jumlah Daun L1 L2 L3 L4 Pengamatan ke- Jumlah Daun (Helai) 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 Rata-rata Tinggi Tanaman L1 L2 L3 L4 Pengamatan ke- Tinggi Tanaman (cm)

Upload: jauhar-arifin

Post on 15-Apr-2016

221 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pembahasan pertumbuhan pada percobaan di fp ub laporan besar mata kuliah manajemen kesuburan tanah

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Pertumbuhan

1 2 3 40123456789

Rata-rata Jumlah Daun

L1L2L3L4

Pengamatan ke-

Jum

lah

Daun

(Hel

ai)

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

Rata-rata Tinggi Tanaman

L1L2L3L4

Pengamatan ke-

Ting

gi T

anam

an (c

m)

Page 2: Pembahasan Pertumbuhan

01122334455

Rata-rata Jumlah Tanaman

L1L2L3L4

Pengamatan ke-

Jum

lah

Tana

man

(bua

h)

4.3.1. Pengaruh jenis pupuk terhadap terhadap pertumbuhan tanaman

a. Jumlah Daun

Berdasarkan perlakuan yang dilakukan pada tiap tiap sawi yang ditanam menunjukkan perbedaan pada tiap-tiap perlakuan. Pada perlakuan pertama yakni penambahan urea pada sawi menunujukkan hasil rata rata tertinggi pada tiap minggu kecuali minggu ke-2 dimana rata-rata jumlah daun perlakuan urea sama dengan perlakuan kompos dan lebih rendah dibanding perlakuan pupuk kandang. Hasil terendah didapat pada perlakuan kontrol yang peningkatannya tidak terlalu tinggi tiap minggunya. Dari perhitungan anova yang dilakukan didapat hasil bahwa Fhitung (3,140) < Ftab 5% (4,76). Hasil ini menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan tidak memberi pengaruh nyata pada jumlah daun sawi.

Hasil tertinggi yang didapat perlakuan dengan urea yang merupakan pupuk padatan kristalin putih sangat larut dalam air dengan kandungan 46 % N dan bersifat fast release (Engelstad, 1985). Karena kandungannya maka jumlah daun sawi yang paling banyak. Hal ini selaras dengan pendapat dari Buckman dan Brady (1992) menambahkan bahwa unsur nitrogen bermanfaat untuk pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pembentukan sel_sel baru seperti daun, cabang dan mengganti sel-sel yang rusak. Begitu juga dengan pendapat Novizan (2002) bahwa unsur N dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas dan perkembangan batang dan daun. Jika terjadi kekurangan (defisiensi) nitrogen, tanaman tumbuh lambat dan kerdil.

b. Tinggi tanaman

Pengukuran tinggi yang dilakukan tiap minggu memberi hasil bervariasi pada tiap minggu. Pada minggu pertama, perlakuan kontrol mencapai tinggi tanaman 1,83cm diikuti perlakuan kompos yakni 1,67 cm, kemudian perlakuan pupuk kandang 1,50 cm dan terakhir perlakuan urea yakni 1,33 cm. Pada pengamatan ke 2 hasil tertinggi tetap pada perlakuan kontrol

Page 3: Pembahasan Pertumbuhan

namun hasil terendah didapat oleh perlakuan kompos. Pada pengamatan ke 3 hasil tertinggi masih pada perlakuan kontrol dan terendah adalah perlakuan pupuk kandang. Pada pengamatan terakhir hasil tertinggi didapat pada perlakuan urea setinggi 15,10 cm dan hasil terendah pada perlakuan kontrol yakni 12,47 cm.

Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati, baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Ini didasarkan kenyataan bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (Hakim, 2009). Nilai f hitung (0,89) < F table 5% (4,76) dan 1% (9,78) untuk tinggi tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan tidak memberi perbedaan pertumbuhan yang berarti pada tiap minggu meskipun di akhir pengamatan tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan urea yang mempunyai kandungan nitrogen tertinggi yakni 46%. Perlakuan dengan kompos serta pupuk kandang juga tidak memberikan perbedaan yang nyata pada tinggi sawi sehingga tidak sesuai dengan pernyataan Aria Bara et al., (2009), pupuk kandang merupakan sumber nitrogen yang memberikan pengaruh paling cepat dan menyolok pada pertumbuhan tanaman dibandingkan unsur lainnya. Begitu juga pernyataan oleh Hanolo (1997) bahwa, unsur hara nitrogen pada pupuk organik memacu pertumbuhan tanaman, karena nitrogen membentuk asam-asam amino menjadi protein. Protein yang terbentuk digunakan untuk membentuk hormon pertumbuhan.

c. Jumlah tanaman

Jumlah tanaman berkaitan dengan kemampuan tiap benih untuk tumbuh, juga kemampuan tiap benih untuk bertahan hidup. Perlakuan kontrol paling banyak jumlah tanamannya pada minggu pertama, namun turun pada minggu ke2 dan seterusnya. Berbeda dengan perlakuan yang menggunakan pupuk seperti perlakuan kompos dan pupuk kandang serta urea yang jumlah tanamannya paling banyak pada minggu ke 2 dan ke 3. Pada pengamatan minggu ke 4, dilakukan seleksi pada tiap polybag untuk memilih sawi yang paling baik pertumbuhannya. Seleksi itu digunakan untuk memilih sawi yang akan digunakan untuk pengujian lab yakni berat basah dan kering serta menghitung N yang terserap oleh tiap sawi pada masing-masing perlakuan.

Pada parameter jumlah tanaman nilai F hitung (0,01) < F tabel 5% (4,76) dan F table 1% (9,78). Hasil ini menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan yang dilakukan tidak memberikan hasil yang nyata pada jumlah tanaman sawi di tiap polybag. Namun, jumlah tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh perlakuan pupuk namun juga dipengaruhi oleh masing-masing benih sawi itu sendiri seperti pernyataan Surtinah (2010), yakni kemampuan embrio untuk tumbuh selama perkecambahan bergantung pada persiapan bahan makanan yang berada di dalam endosperm. Untuk keperluan kelangsungan hidup embrio maka terjadilah penguraian secara enzimatik yaitu terjadi perubahan pati menjadi gula yang selanjutnya ditranslokasikan ke embrio sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya.

Page 4: Pembahasan Pertumbuhan

Daftar Pustaka

Bara A., M. A. Chozin. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea Mays L) Di Lahan Kering. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut PertanianBogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/35459/aria%20bara. pdf

Buckman H.O and Brady N'C" 1982.' Ilmu tanah. (Edisi saduran dari The Nature and ProPerties of Soils terjemahan Soegiman)' Bharata Karya Aksara: Iakarta

Engelstad, 1985. Teknologi dan Penggunaan Pupuk (Edisi terjemahan G.H. Goenadi). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hakim M. A. 2009. Asupan Nitrogen Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Hasil Dan Kadar Vitamin C Kelopak Bunga Rosela (Hisbiscus sabdariffa L.). http://eprints.uns.ac.id/279/1/160392508201009481.pdf.

Hanolo, W. 1997. Tanggapan Tanaman Selada dan Sawi Terhadap Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Cair Stimulan. Jurnal Agrotropika

Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif, Agro Medika Pustaka

Surtinah, 2010. PENGUJIAN PUPUK HANTU TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH SELADA (Lactuca sativa, L). Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning