pembahasan pengembangan regulasi mutu …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di...

35
PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU PELAYANAN KIA DI RS: ANTARA DAERAH TERPENCIL DENGAN DAERAH KOMPETENSI TINGGI dih dj dih dj Dr. Budihar dja, DTMH, MPH Dr. Budihar dja, DTMH, MPH 13 April 2011 13 April 2011 1

Upload: others

Post on 17-Feb-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

PEMBAHASANPENGEMBANGAN REGULASI MUTU PELAYANAN KIA DI RS:

ANTARA DAERAH TERPENCIL DENGAN DAERAH KOMPETENSI TINGGI

dih djdih djDr. Budihardja, DTMH, MPHDr. Budihardja, DTMH, MPH13 April 201113 April 2011

1

Page 2: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

MDG 5 - Target 5A : Mengurangi 3/4 angka kematian ibu (AKI) dalam kurun waktu 1990 dankematian ibu (AKI) dalam kurun waktu 1990 dan 2015 Perlu Upaya Keras

INDIKATOR AcuanDasar

Saatini

Target(2015) Progress

5.1. Angka Kematian Ibu(AKI) per 100,000 kelahiran hidup :

390 (1991)

228 (2007)

102 Perluupayakeraskelahiran hidup : keras

5.2. Pertolongan Persalinanoleh Tenaga Kesehatan

40.70% (1992)

82.2% (2010)

90.00% Sesuaitargetoleh Tenaga Kesehatan

Terlatih :(1992) (2010) target

Sumber: SDKI 1991 Susenas 1992Sumber: SDKI 1991, Susenas 1992, SDKI 2007, Riskesdas 2010

Page 3: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Target 5B : Akses semesta terhadap kesehatan reproduksi tahun 2015kesehatan reproduksi tahun 2015

INDIKATOR AcuanDasar

Saatini

Target(2015) Progress

5.3. Contraceptive prevalence rate (CPR) metode modern:

47.10% (1991)

57.4%(2007) 65%

5.4. Tingkat kelahiran pada remaja 67 per 35 per 30 per

Sesuaitarget

(per 1000 perempuan usia 15-19 tahun :

1000 (1991)

1000 (2007)

30 per 1000

5.5. Cakupan pelayanan Antenatal:K j t

75.00%56 00%

92.7%61 4% 95%• Kunjungan pertama

• Kunjungan minimal 4 kali56.00%(1991)

61.4%(2010)

95%90%

5.6. Unmet need KB : 12.70%(1991)

9.1%(2007) 5%(1991) (2007)

Page 4: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Cakupan K1Cakupan K1

%

100.0%

120.0%

71.3%

76.8%

77.2%

78.1%

78.3%

78.6%

79.9%

81.4%

82.1%

85.3%

85.9%

87.9%

88.0%

88.4%

89.8%

90.1%

91.1%

91.9%

92.1%

92.7%

93.0%

93.1%

94.1%

94.1%

94.2%

94.6%

95.0%

95.5%

96.4%

96.7%

97.9%

98.1%

98.4%

100.0%

60.0%

80.0%

95%

20.0%

40.0%

0.0%

Papu

abar

Papu

aKalte

ngoron

talo

Kalbar

Jambi

Sulte

ngMalut

Sultra

Maluku

NTT

Sulbar

Sumut

Riau

Banten

Sumsel

Sulut

Kaltim

Bengkulu

ndon

esia

NTB

Sulsel

Aceh

Sumbar

Lampu

ngBa

bel

Kalsel

Jabar

Bali

Jatim

Jakarta

Jateng

Kepri

DIY

P Go B In L

Menurut Riskesdas 2010, baru 8 provinsi mencapai target MDGs

Sumber: Riskesdas 2010

Page 5: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Cakupan K4 (1‐1‐2)Cakupan K4 (1 1 2)

% 0%80 0%

90.0%

100.0%

90%

% % % % 5% 7% 8% 8.4%

59.7%

61.4%

62.1%

67.2%

67.4% 74.4%

74.6%

77.1%

77.8% 84.3%

89.0

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

% 3% 4.6% 30.1%

32.5%

34.7%

35.1%

35.5%

40.1%

40.5%

44.4%

44.5%

46.7%

48.4%

49.4%

51.5%

52.2%

53.0%

53.4

54.5

54.7

55. 58 5

20.0%

30.0%

40.0%

19.7%

21.3 24

0.0%

10.0%

ontalo

Sultra

Sulbar

ulteng

Malut

uabar

aluku

alteng

Papu

aJambi

NTT

Sulsel

Kalbar

Kalsel

umsel

Sumut

Riau

Sulut

NTB

anten

mbar

gkulu

Kaltim

mpu

ngon

esia

Aceh

Jabar

Babe

laten

gJatim

Kepri

Bali

akarta DIY

Goro S S SuM

Papu M K a P J S K K Su S Ba Su

Ben K

Lam

Indo Ja Ja

Menurut Riskesdas 2010, belum ada provinsi yang mencapai target MDGs

Sumber: Riskesdas 2010

, p y g p g

Page 6: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Cakupan Pn120.0%

Cakupan Pn

8% 6% 6.7%

78.3%

78.8%

79.0%

80.0%

81.2%

81.9%

82.2%

83.6%

86.2%

86.5%

87.3%

87.4%

91.7%

93.8%

94.7%

95.8%

95.8%

97.2%

97.3%

98.6%

80.0%

100.0%

90%

%

48.7%

50.3%

54.3%

56.4%

57.0%

62.5%

62.9%

63.0%

64.1%

64.2% 70. 8

72.6 7 7 7 7

40.0%

60.0%

26.6%

0.0%

20.0%

alut

uku

eng

bar

eng

pua

ltra

talo

mbi

bar

NTT ten

bar

lsel

bar

lsel

NTB tim ung

kulu

esia

ulut bar

msel

Riau

mut

ceh

eng

tim abel

arta

epri

Bali

DIY

Ma

Malu

Sulte

Papu

aKalte Pap

SuGoron

tJam

Sul N

Ban

Kal

Su Ja KaN

Kal

Lampu

Bengk

Indo

ne SuSum

Sum R

Sum Ac

Jate Ja Ba

Jaka KeB

Menurut Riskesdas 2010, baru 8 provinsi mencapai target MDGs

Sumber: Riskesdas 2010

, p p g

Page 7: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Cakupan K4 vs PnCakupan K4 vs Pn120.0%

60 0%

80.0%

100.0%

20.0%

40.0%

60.0%

K4

Pn

0.0%

ontalo

Sultra

Sulbar

ulteng

Malut

uabar

Maluku

alteng

Papu

aJambi

NTT

Sulsel

Kalbar

Kalsel

umsel

Sumut

Riau

Sulut

NTB

anten

umbar

ngkulu

Kaltim

mpu

ngNESIA

Aceh

Jabar

Babe

laten

gJatim

Kepri

Bali

akarta DIY

Goro S S SuM

Pap M Ka P J K Su S B S u

Ben K

Lam

INDON J J a

Sumber: Riskesdas 2010

Page 8: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

AnalisisAnalisis KematianKematian IbuIbuT hT h 20102010TahunTahun 20102010

8

Page 9: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Prediksi Angka Kematian Ibu Tahun 2015 d kBerdasarkan SDKI

Berdasarkan prediksi regresi 

118Target RPJM 2014

Target MDG 2015

linier, AKI th 2015: 161  MDG 2015 sulit tercapai

GAP

102Target MDG 2015

Sumber: SDKI 1994, 1997, 2004, 2007

Page 10: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Proporsi Kematian Ibu Menurut Provinsi, 2010

Kematian ibu di Indonesia (2010):– Total 11.534 kematian

– 50% terjadi di 5 propinsi

– 75% terjadi di 14 propinsi

Sumber: laporan rutin KIA, 2010 & koreksi jumlah kematian ibu dg AKI menurut SDKI 2007

Page 11: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Estimasi Jumlah Kematian Ibu i i di d iMenurut Provinsi di Indonesia, 2010

50% kematian (5.767)25% kematian (2.884)25% kematian (2 883)25% kematian (2.883)

Page 12: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Hubungan Cakupan Persalinan Nakes, Kematian Ibu/100.000 Kelahiran Hidup, 

dan Proporsi Kematian Ibu, 2010 Sulteng

NTT

Malut Maluku

Papuabar

Jateng50% kematian ibu di Indonesia bukan terjadi

Banten

Jatim

Indonesia bukan terjadi di propinsi dg linakes terendah atau angka kematian ibu tertinggi 

JabarJatim

Sumber: Riskesdas 2010, laporan rutin KIA 2010

Page 13: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Hubungan Cakupan Linakes dengani b di d iKematian Ibu di Indonesia, 2010

Variasi cakupan linakes antar d t j l k 45%prop. dpt menjelaskan 45% 

variasi AKI antar prop.Hubungan  ini lebih lemah dibandingkan di internasional g(R2=0,45 vs R2=0,74) 

Analisis data SDK internasional

Sumber: SDKI 2007, Riskesdas 2010, Laporan rutin KIA 2010

Page 14: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Hubungan Antara Rasio Bidan/1.000 Kelahiran d K i Ib Di I d i 2010dengan Kematian Ibu Di Indonesia, 2010

Tidak ada hubungan antara rasio bidan/1.000 kelahiran dg AKI jumlah bidan ygdg AKI jumlah bidan yg banyak tdk menjamin AKI akan turun

Sumber: SDKI 2007, Riskesdas 2010, Laporan rutin KIA 2010

Page 15: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Hubungan Rasio Bidan di Desa yang Tinggal di D d K i Ib di I d i 2010Desa dengan Kematian Ibu di Indonesia, 2010 

Terdapat hub. linier sedang antara rasio bidan di desa yg tinggal di desa terhadap jumlah desa dg kematian ibu

Page 16: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Hubungan Tempat Persalinan dengani b di d iKematian Ibu di Indonesia, 2010

T d t h b k d tikTerdapat hubungan kuadratik yg sedang antara cakupan persalinan di fasilitas kesehatan dengan kematian ibukematian ibu

Sumber: SDKI 2007, Riskesdas 2010, Laporan rutin KIA 2010

Page 17: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Cakupan Persalinan Nakes dan Persalinan di k i idi Faskes Menurut Provinsi, 2010

Sumber: Riskesdas 2010

Page 18: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Hubungan Cakupan Persalinan Nakes dan P li di F k M P i i 2010Persalinan di Faskes Menurut Provinsi, 2010 

Sumber: Riskesdas 2010

Page 19: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Prediksi AKI 2015 Menurut Skenario Cakupan Li k d K di i Li k S i S kLinakes dengan Kondisi Linakes Seperti Sekarang

173

197

173173 173

102

Kombinasi: linakes 99% pd prop. yg linakes 2010 >= 90% & linakes 90% pd prop yg linakes 2010 <  90%Sumber: skenario penurunan AKI berdasarkan peningkatan linakes menurut data SDKI 2010, Riskesdas & laporan rutin KIA 20101

Page 20: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Jumlah Kematian Ibu yang Harus Dicegah k i d iUntuk Mencapai MDG‐5 Indonesia 2015

•Untuk capai MDG 7 187 kematian

11534

MDG, 7.187 kematian ibu harus dicegah

•Linakes 95% hanya dapat mencegah 3.138 k ti

8396

kematian

4347

Jumlah kematian ibu diestimasi berdasarkan proyeksi AKI menurut model linier AKI SDKI 1997-2007, model linier AKI-linakes & proyeksi jumlah kelahiran 2015

Page 21: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Penyebab Kematian Ibudi d idi Indonesia

50% kematian50% kematian maternal disebakan oleh perdarahan & eklampsia

Sumber: SKRT 2001

Page 22: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Perkiraan Jumlah Kematian Ibu b b di d iMenurut Penyebabnya di Indonesia, 2010

Penyebab Jumlah

Perdarahan 3.114

Eklampsia 2.653

Infeksi 1.268

Komplikasi puerpurium 923

Trauma obstetrik 577Trauma obstetrik 577

Emboli obstetrik 577

Partus lama 577

Abortus 577

Lain‐lain 1.268

TOTAL 11 534TOTAL 11.534

Sumber: SDKI 2007, SKRT 2001, Penduduk Indonesia 2010

Page 23: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Jumlah Kasus dan Kematian Akibat Perdarahan, Ekl i d I f k i di I d i 2010Eklampsia dan Infeksi di Indonesia, 2010

Agar MDG dpt tercapai:Agar MDG dpt tercapai:• Menurunkan prevalensi• Menurunkan CFR

Prev: 4.8%CFR: 1.3%

Prev: 3.9%CFR: 0.7%

Prev: 1.5%CFR: 3.7%

Sumber: pengolahan dari laporan rutin KIA 2010, SDKI 2007, SKRT 2001

Page 24: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Case Fatality Rate di Masyarakat dan h ki di d iRumah Sakit di Indonesia, 2010

Tidak ada data RS

Sumber: pengolahan dari laporan rutin KIA 2010, SDKI 2007, SKRT 2001

Tidak ada data RS

Page 25: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Hubungan Antara Cakupan Tata Laksana Komplikasi Obstetrik dengan Kematian IbuKomplikasi Obstetrik dengan Kematian Ibu 

di Indonesia, 2010Tidak ada hubungan antaraTidak ada hubungan antara cakupan penatalaksanaan komplikasi obstetrik dg kematian ibu

l h k lit ?masalah kualitas?

Sumber: SDKI 2007, Riskesdas 2010, Laporan rutin KIA 2010

Page 26: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Hubungan Antara Pertolongan Persalinan Sectio Caesarea dengan Kematian IbuSectio Caesarea dengan Kematian Ibu 

di Indonesia, 2010

Ada hubungan eksponensial lemah antara proporsi persalinan dg SC dg kematian ibuibu

Sumber: SDKI 2007, Riskesdas 2010, Laporan rutin KIA 2010

Page 27: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Hubungan Antara Rasio PONED Per 10.000 Kelahiran dengan Kematian Ibu di Indonesia,Kelahiran dengan Kematian Ibu di Indonesia, 

2010

•Ada hub. kuadratik antara rasio PONED dg AKI, tetapi semakin banyak PONED semakin tinggi AKI. Al k i b t PONED i b b•Alokasi pembuatan PONED sesuai beban AKI, namum dampak thd AKI belum terlihat

Sumber: SDKI 2007, Riskesdas 2010, Laporan rutin KIA 2010

Page 28: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Kontribusi Cakupan Linakes, Faskes, Tata Laksana Komplikasi & SC Terhadap PenurunanLaksana Komplikasi & SC Terhadap Penurunan 

AKI Di Indonesia, 2010Faktor Kontribusi thd  Hasil uji statistik & Nilai p

penurunan AKI(R2)

Persalinan dg nakes 45% Ada kontribusi (p=0,001)

Persalinan di faskes 39% Ada kontribusi (p=0,037)

Tatalaksana komplikasi 1% Tidak ada (p=0,101)

Sectio Caesarea 25% Ada kontribusi (p=0,001)

Gabungan 48% Ada kontribsui (p=0,001)

Sumber: analisis regresi data rutin KIA 2010 & estimasi kematian ibu menurut SDKI 2007

• Persalinan oleh nakes merupakan faktor penting untuk menurunkan AKI, meskipun kontribusinya di Indonesia tidak sebesar di data SDKI internasional (45% vs 79%)

Sumber: analisis regresi data rutin KIA 2010 & estimasi kematian ibu menurut SDKI 2007

(45% vs 79%)• Tatalaksana komplikasi secara umum belum menunjukkan kontribusi yg

berarti u/ penurunan AKI, tetapi cakupan SC menujukkan peran yg cukup penting

Page 29: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Menuju Tercapainya MDG‐5 Tahun 2015 di d idi Indonesia

• Untuk mencapai MDG‐5 th 2015 7 187Untuk mencapai MDG 5 th 2015, 7.187 kematian ibu harus dicegah, melalui:– Persalinan ditolong oleh nakes di faskes– Persalinan ditolong oleh nakes di faskes

– Tata laksana komplikasi yang memadai:• Penurunan prevalensi komplikasi terutama• Penurunan prevalensi komplikasi, terutama perdarahan, eklampsia & infeksi  minimal 50%

• Penurunan CFR  minimal 50% 

Page 30: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Bagaimana Menurunkan Prevalensi & CFR lik i bid di d i ?Komplikasi Kebidanan di Indonesia? (1)

• Peningkatan kualitas persalinan untukPeningkatan kualitas persalinan untuk mencegah komplikasi maternal– Manajemen aktif kala III sesuai standar– Manajemen aktif kala III sesuai standar mencegah 60% perdarahan

– Pencegahan infeksi persalinan di faskesPencegahan infeksi  persalinan di faskes

– Tatalaksana pre‐eklampsia dg MgSO4 mencegah eklampsiamencegah eklampsia

Page 31: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Bagaimana Menurunkan Prevalensi & CFR lik i bid di d i ?

• Mengatasi 3 terlambat:

Komplikasi Kebidanan di Indonesia? (2)

Mengatasi 3 terlambat:– Terlambat mengenal tanda bahaya & mengambil keputusan P4Kkeputusan  P4K

– Terlambat merujuk  DESA SIAGA (ambulans desa, suami siaga, bidan siaga, warga siaga)desa, suami siaga, bidan siaga, warga siaga)

– Terlambat mendapat penanganan mempercepat response time di fasilitas rujukan, p p p j ,kesiapan UGD, dll

Page 32: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Bagaimana Menurunkan Prevalensi & CFR lik i bid di d i ?

• Mengatasi 4 terlalu:

Komplikasi Kebidanan di Indonesia? (3)

Mengatasi 4 terlalu:– Terlalu muda  penundaan usia melahirkan

Terlalu tua perencanaan kehamilan pd usia 20– Terlalu tua  perencanaan kehamilan pd usia 20‐35 th

– Terlalu dekat penundaan kehamilan minimal 2– Terlalu dekat  penundaan kehamilan minimal 2 tahun  dg KB

– Terlalu banyak stop kehamilan KB mantapTerlalu banyak  stop kehamilan  KB mantap

Page 33: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Kesimpulan (1)Kesimpulan (1)

• Memperkuat sistem pencatatan & pelaporan:p p p p

– Kesamaan pemahaman Definisi Operasional dan cara penghitungan indikator

– Pelaporan tepat waktu setiap awal bulan secara berjenjang

– Validasi & analisis data di tingkat kabupaten/kota

• Mapping kabupaten/puskesmas yg memiliki daya ungkit tinggi• Mapping kabupaten/puskesmas yg memiliki daya ungkit tinggi untuk peningkatan persalian faskes, pencegahan & maajemen komplikasi

• Peningkatan kualitas SDM sesuai dengan kebutuhan program

Page 34: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Kesimpulan (2)Kesimpulan (2)

• Penyediaan sarana prasarana sesuaiPenyediaan sarana prasarana sesuai kebutuhan dan kompetensi SDM

• Selain peningkatan linakes persalinan• Selain peningkatan linakes  persalinan faskes harus ditingkatkan

P i k k li li k k• Peningkatan kualitas linakes untuk menurunkan prevalensi & CFR komplikasi

Page 35: PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU …...pembahasan pengembangan regulasi mutu pelayanan kia di rs: antara daerah terpencil dengan daerah kompetensi tinggi dr. budih djdihardja,

Terima Kasih