pembahasan lo3--penanganan nonfarmakologi--skenario 4--stoma 2.docx
TRANSCRIPT
III.3.1. Penatalaksanaan Nyeri Non-Farmakologi
Banyak pasien dan anggota tim kesehatan cenderung untuk memandang
obat sebagai salah satunya metode untuk menghilangkan nyeri. Namun begitu
banyak aktifitas keperawatan non-farmakologi yang membantu dalam
menghilangkan nyeri. Brikut adalah beberapa bentuk-bentuk penatalaksanaan
non-farmakologi:
a. Stimulasi dan Massage
Massage adalah stimulasi tubuh secara umum, sering dipusatkan pada
pinggang dan bahu, massage menstimulasi reseptor tidak nyeri,
massage juga membantu pasien lebih nyaman karena membuat
relaksasi otot.
b. Terapi Es dan Panas
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat
sensitifitas reseptor nyeri. Agar efektif es harus diletakkan di area
sekitar pembedahan. Penggunaan panas dapat meningkatkan aliran
darah yang dapat mempercepat penyembuhan dan penurunan nyeri.
c. Stimulasi Syaraf Elektris Transkutan (TENS)
TENS merupakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektrode
yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan atau
menggetar pada area nyeri. Mekanisme ini sesuai dengan teori Gate
Control dimana mekanisme ini akan menutup transmisi sinyal nyeri ke
otak pada jaras asenden sistem syaraf pusat untuk menurunkan
intensitas nyeri.
d. Teknik Distraksi
Dilakukan dengan memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain
nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan
menstimulasi sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih
sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak. Keefektifan
transmisi tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan
membangkitkan input sensori selain nyeri.
e. Teknik Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress yang mampu memberikan individu kontrol ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri fisik dan emosi pada nyeri.
f. Hipnosis
Efektif menurunkan nyeri akut dan kronis. Teknik ini mungkin
membantu pereda nyeri terutama dalam periode sulit.
Berdasarkan skenario, teknik distraksi dan teknik relaksasi lebih
dianjurkan pada pasien. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang kedua teknik
tersebut.
A. TEKNIK DISTRAKSI
Pengertian
Distraksi adalah teknik pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulasi yang lain. Distraksi diduga dapat menurunkan nyeri, menurunkan
persepsi nyeri dengan stimulasi sistem kontrol desendens, yang mengakibatkan
lebih sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak. Keefektifan distraksi
tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan membangkitkan input
sensori selain nyeri.
Distraksi dapat berkisar dari hanya pencegahan menonton sampai
menggunakan aktifitas fisik dan mental yang sangat kompleks. Kunjungan dari
keluarga dan teman-teman sangat efektif dalam meredakan nyeri. Orang lain
mungkin akan mendapatkan peredaan nyeri melalui permainan dan aktifitas yang
membutuhkan konsentrasi. Tidak semua pasien mencapai peredaan nyeri melalui
distraksi, terutama mereka yang mengalami nyeri hebat. Dengan nyeri hebat
pasien mungkin tidak dapat berkonsentraksi cukup baik untuk ikut serta dalam
aktivitas mental atau fisik yang kompleks.
Jenis Teknik Distraksi
a. Distraksi Visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat
pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.
b. Distraksi Pendengaran
Diantaranya mendengarkan musik yang disukai, individu dianjurkan untuk
memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik dan
diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Pasien juga
diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti
bergoyang, mengetukkan jari atau kaki.
c. Distraksi Bernafas Ritmik
Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau
memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan
hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui
mulut secara perlahan dengan menghitungan satu sampai empat (dalam hati).
Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap
gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola
pernafasan ritmik. Bernafas ritmik dan massase, instruksikan klien untuk
melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase
pada bagian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau
gerakan memutar di area nyeri.
d. Distraksi Intelektual
Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan
kegemaran (ditempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.
e. Distraksi Imajinasi Terbimbing
Adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan
mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur
membebaskan diri dari perhatian terhadap nyeri.
Teknik Distraksi Pendengaran
Pengertian Terapi Musik
Musik merupakan sebuah bagian integral dalam peribadatan lintas budaya
dan agama, mampu menenangkan jiwa, menjadi sarana untuk zemusatkan diri
pada kesadaran spiritual; dan mengangkat seseorang pada sebuah situasi damai,
hening, dan sadar akan diri sendiri. Lagi pula, musik mengurangi nyeri, depresi,
pergolakan dan agresi serta meningkatkan relaksasi dan suasana hati yang positif.
Di sebuah studi lainnya, Ralph Spintge, M.D., direktur pelaksana dari
Internasional Sosial for Musik in Medicine yang berdomilisi di jerman,
mengadakan efek musik pada kurang lebih 97.000 orang pasien sebelum, selama
dan sesudah operasi. Ia menemukan bahwa 97 persen pasien mengatakan bahwa
musik membantu mereka rileks. Musik yang seluruhnya lembut terutama
membantu sekali.
Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik.
Seseorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan
kesehatan mental, fisik, emosional dan spritual. Dalam kedokteran, terapi musik
disebut sebagai terapi pelengkap (Complementary Medicine), potter juga
mendefinisikan terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan
suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang
digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik
klasik, instrumentalia, dan slow musik.
Di zaman dimana semakin banyak orang berpaling pada metode
penyembuhan holistik, terapi musik merupakan media yang ampuh dan tidak
berbahaya. Terapi musik berhasil diterapkan pada individu dari berbagai usia dan
berbagai permasalahan. Sebagai contoh, terapi musik seringkali melengkapi
perawatan yang diberikan untuk pasien kondisi neurologis parah, seperti: cedera
otak, stroke dll.
Manfaat Terapi Musik
Terapi musik dapat digunakan diberbagai jenis perawatan kesehatan, mulai
dari kelahiran hingga sekarat maut. Musik digunakan untuk beberapa alasan
antara lain:
a. Untuk meredakan rasa sakit yang berkaitan dengan anasthesia atau
pengurangan sakit.
b. Untuk menenangkan pasien.
c. Untuk mengurangi kegelisahan selama melahirkan.
d. Efek mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan
sebuah musik yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang.
e. Refresing, pada saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenuh, dengan
mendengarkan musik walaupun sejenak, terbukti dapat menenangkan dan
menyegarkan pikiran kembali.
f. Motivasi, hal yang hanya bisa dilahirkan dengan “feeling” tertentu.
Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul.
g. Berbagai penelitian dan literatur menerangkan tentang mamfaat musik
untuk kesehatan, baik untuk kesehatan fisik maupun mental, beberapa
penyakit yang dapat ditangani dengan musik antara lain: kanker, stroke,
dimensi, nyeri, gangguan kemampuan belajar, dan bayi prematur.
Karakteristik Terapi Musik
Musik mempengaruhi persepsi dengan cara: (a) distraksi, yaitu pengalihan
pikiran dari nyeri, musik dapat mengalihkan konsentrasi klien pada hal-hal yang
menyenangkan, (b) relaksasi, musik menyebabkan pernafasan menjadi lebih rileks
dan menurunkan denyut jantung, karena orang yang mengalami nyeri denyut
jantung meningkat, (c) menciptakan rasa nyaman, pasien yang berada pada ruang
perawatan dapat merasa cemas dengan lingkungan yang asing baginya dan akan
merasa lebih nyaman jika mereka mendengarkan musik yang mempunyai arti bagi
mereka.
Terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat
penyembuhan, meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera.
Musik dapat mempengaruhi fungsi-fungsi fisiologis, seperti respirasi, denyut
jantung dan tekanan darah. Musik juga dapat menurunkan kadar hormon kortisol
yang meningkat pada saat stres. Musik juga merangsang pelepasan hormon
endorfin, hormon tubuh yang memberikan perasaan senang yang berperan dalam
penurunan nyeri. Keunggulan terapi musik yaitu: (a) lebih murah dari pada
analgesia, (b) prosedur non-invasif, tidak melukai pasien, (c) tidak ada efek
samping, (d) penerapannya luas, bisa diterapkan pada pasien yang tidak bisa
diterapkan terapi secara fisik untuk menurunkan nyeri.
Musik dapat digunakan untuk penyembuhan, musik yang dipilih pada
umumnya musik lembut dan teratur seperti instrumentalia/musik klasik mozart.
Terapi Musik Klasik Mozart
Musik klasik mozart adalah musik klasik yang muncul 250 tahun yang
lalu. Diciptakan oleh Wolgang Amadeus Mozart. Selain kemampuannya untuk
menyembuhkan penyakit, memberikan efek positif pada ibu hamil dan janin,
disamping itu beberapa penelitian oleh Alfred dan Campbell sudah membuktikan
bahwa musik klasik mozart bisa mengurangi nyeri pasien. Dibandingkan musik
klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada musik klasik mozart
mamapu merangsang dan memberdayakan kreatifitas dan motivatif diotak.
Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tida dapat digunakan.
Proses Penurunan Nyeri dengan Terapi Musik Klasik Mozart
Terapi musik klasik mozart dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori Gate
Control, bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahawa impuls
nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah
pertahanan ditutup. Salah satu cara menutup mekanisme pertahanan ini adalah
dengan merangsang sekresi endorfin yang akan menghambat pelepasan substansi
P. Musik klasik mozart sendiri juga dapat merangsang peningkatan hormon
endorfin yang merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh.
Sehingga pada saat neuron nyeri perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, terjadi
sinapsis antara neuron perifer dan neuron yang menuju otak tempat seharusnya
substansi p akan menghasilkan impuls. Pada saat tersebut, endorfin akan
memblokir lepasnya substansi P dari neuron sensorik, sehingga sensasi nyeri
menjadi berkurang.
Menggunakan Musik Klasik Untuk Mengontrol Nyeri
Dalam pelaksanaan penggunaan musik untuk mengontrol nyeri dalam
meningkatkan kenyamanan, maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini.
a. Pilih musik klasik yang sesuai dengan selera klien. Pertimbangkan usia
dan latar belakang.
b. Gunakan earphone supaya tidak menganggu klien atau staf yang lain dan
membantu klien berkonsentrasi pada musik.
c. Pastikan tombol-tombol kontrol di radio atau pesawat tape mudah ditekan,
dimanipulasi dan dibedakan.
d. Apabila nyeri klien rasakan akut, kuatkan volume musik. Apabila nyeri
berkurang, kurangi volume.
e. Minta klien berkonsentrasi pada musik dan mengikuti irama dengan
mengetuk-ngetukkan jari atau menepuk-nepuk paha.
f. Instruksikan klien untuk tidak menganalisa musik: ”Nikmati musik
kemana pun musik membawa anda”.
g. Musik harus didengarkan minimal 15 menit supaya dapat memberikan
efek terapeutik.
B. TERAPI RELAKSASI
Pengertian
Relaksasi adalah satu bentuk aktivitas yang dapat membantu mengatasi
nyeri dan stres. Teknik relaksasi ini melibatkan pergerakan badan secara mudah
dan dapat dilakukan dimana saja. Menurut beberapa penelitian, orang yang rajin
mempratekkan relaksasi secara cenderung lebih tenang, lebih mampu
mengendalikan emosi dan lebih sehat. Salah satu cara yang umum digunakan
adalah kontrol pernafasan.
Relaksasi merupakan membebaskan pikiran dan beban dari ketegangan
yang dengan sengaja diupayakan dan dipraktekkan. Kemampuan untuk relaksasi
secara disengaja dan sadar dapat dimamfaatkan sebagai pedoman mengurangi
ketidaknyamanan atau nyeri. Relaksasi pernafasan biasanya dilakukan selama 15-
20 menit.
Jenis-jenis Relaksasi
Jenis-jenis relaksasi antara lain:
a. Relaksasi pernafasan
b. Gambaran dalam fikiran (Imagery)
c. Regangan
d. Senaman
e. Progressive muscular relaxation
f. Bertafakur
g. Yoga
Relaksasi Pernafasan
Pengertian
Teknik relaksasi pernafasan merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah.
Teknik relaksasi pernafasan dapat menghilangkan nyeri post operasi,
karena aktivitas-aktivitas di serat besar dirangsang oleh tindakan ini, sehingga
gerbang untuk aktifitas serat berdiameter kecil (nyeri) tertutup.
Tujuan Teknik Relaksasi Pernafasan
Tujuan relaksasi pernafasan adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli,
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi
batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan
intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
Penatalaksanaan Teknik Relaksasi Pernafasan
Ada banyak cara untuk mengatasi rasa nyeri dan stres. Keterampilan
mengatasi nyeri dan langkah-langkah kenyamanan ini dapat ibu gunakan selama
perawatan luka post sectio caesaria, sehingga ibu mampu rileks dan menangani
rasa nyeri.
Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan antara lain:
a. Posisi relaksasi dengan terlentang
Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit,
kedua tangan rileks di samping dibawah lutut dan kepala diberi bantal.
b. Posisi relaksasi dengan berbaring miring
Berbaring miring, kedua lutut ditekuk, dibawah kepala diberi bantal
dan dibawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak
menggantung.
c. Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang
Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua
lengan disamping telinga.
d. Posisi relaksasi dengan duduk
Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas
tempat tidur, kedua kaki tidak boleh mengantung.
Prosedur Teknik Relaksasi Pernafasan
Tahap pertama untuk belajar rileks adalah menyadari bagaimana rasanya
tubuh dan pikiran ibu post operasi ketika istirahat atau tidur karena tubuh dan
pikiran saling mempengaruhi satu sama lain. Keadaaan pikiran ibu mempunyai
pengaruh yang besar terhadap seberapa rileks atau tegangnya tubuh ibu. Jika ibu
cemas atau takut, tubuh akan merefleksikan perasaan ini dengan cara menegang,
jika ibu merasa percaya diri dan positif, tubuh akan tetap rileks. Saat ibu mulai
berlatih relaksasi, cobalah berbaring menyamping dengan tumpukan bantal, atau
duduk membuat ibu merasa nyaman. Setelah belajar rileks dalam posisi ini,
praktikkan relaksasi nafas dalam.
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi pernafasan adalah sebagai
berikut :
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3,4
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Ketika menghembuskan nafas, hitung sampai tiga atau empat lagi,
usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil dipejam
f. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
g. Cobalah bernafas melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut,
embuskan nafas dari mulut dengan lembut. Banyak ibu merasa lebih
enak mengeluarkan suara saat menghembuskan nafas, misalnya
“fuuuuuuuuh”
h. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Tamsuri. 2006. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
Harris, Jeffrey P. dan M. H. Weisman. 2007. Head and Neck Manifestations of
System Disease. USA: Informa Heathcare USA Inc.
Potter, P A & Perry, A G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Priharji, R. 2003. Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien.
Jakarta: EGC.