pembahasan katebalan kulit

2

Click here to load reader

Upload: ninuk-gilang-wiranti

Post on 24-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pembahasan katebalan kulit

Tabel 1. Nilai Ketebalan Rata-Rata Kulit Sebelum dan Setelah Penyamakan

Bahan Penyamak

Ketebalan Kulit Rata-Rata (mm)*Sebelum Disamak Setelah Disamak Selisih

Quebracho 0,68 1,06 0,38Gambir 0,83 0,61 -0,22Mimosa 0,64 0,88 0,24

*) Data diolah dari empat golongan praktikum dengan tiga jenis bahan penyamak (nilai rata-rata)

Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran ketebalan kulit sebelum dan setelah penyamakan. Ketebalan diukur pada lima titik yang berbeda dengan menggunakan thickeness gauge. Adapun perlakuan penyamakan yaitu dengan penggunaan bahan penyamak nabati barupa quebracho, gambir, dan mimosa. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa penggunaan bahan penyamak nabati dapat mempengaruhi perubahan ketebalan kulit setelah disamak. Berdasarkan nilai rata-rata, kulit yang disamak dengan quebracho memiliki ketebalan awal sebesar 0,68 mm dan meningkat menjadi 1,06 mm setelah disamak. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketebalan kulit samak sebesar 0,38 mm. Ketebalan awal kulit ketika disamak dengan penggunaan gambir memiliki nilai rata-rata (data dari golongan P2 dan P3) sebesar 0,83 mm dan menurun manjadi 0,61 mm. Dengan demikian, penggunaan gambir sebagai penyamak nabati menyebabkan penurunan ketebalan kulit debesar 0,22 mm. Sementara itu, kulit yang disamak menggunakan mimosa memiliki ketebalan rata-rata awal sebesar 0,64 mm dan meningkat menjadi 0,88 mm setelah disamak. Dengan demikian, kulit tersebut mengalami peningkatan ketebalan sebesar 0,24 mm.

Bergdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan penyamak nabati yaitu quebracho memiliki efek pengisian yang paling tinggi pada proses penyamakan kulit, dan diikuti bahan penyamak mimosa. Adapun bahan penyamak berupa gambir diketahui tidak memberikan efek pengisian yang baik pada kulit samak. Faktor yang mempengaruhi perbedaan perubahan ketebalan kulit tersebut dapat berasal dari perbedaan jenis tanin pada bahan penyamak. Seperti yang dijabarkan sebelumnya, perbedaan jenis tanin tersebut dapat mempengaruhi perbedaan sifat kulit samak. Jenis tanin tertentu dapat menjadi egen pengisi yang baik dan dapat meningkatkan suhu kerut, sedangkan jenis lainnya dapat memberikan efek ketahanan putus pada ikatan hidrogen.

DapusSuparno, Ono et al. 2009. Penyamakan Kulit Samoa Menggunakan Minyak Biji

Karet. Bogor: Institut Pertanian Bogor