pembahasan fiswan.docx

4
Pembahasan: Berdasarkan atas hasil diatas, maka dapat diketahui bahwa Cyprinus carpio L. (Ikan mas) memiliki sifat stenohaline yaitu ikan yang memiliki toleransi yang sempit terhadap perubahan kadar garam. Hal ini terlihat saat pemberian garam kedalam air dimana menyebabkan terjadinya perubahan pada pergerakan ikan didalam air serta pergerakan membuka dan menutupnya operculum.Iikan mas yang digunakan dalam praktikum kelompok kami memiliki panjang yaitu 9 cm dan lebar 3 cm. Pada kondisi awal salinitas air sebesar 0,01 ppt, pH 5,81, suhu 30 0 C, dan volume air 500 ml. Pada kondisi salinitas air ini ikan masih tampak normal karena pergerakannya masih lincah seperti biasa serta membuka dan menutupnya operculum masih normal yaitu sebanyak 110/ menit. Namun setelah adanya penambahan konsentrasi garam sebanyak empat kali, ikan mas mengalami perubahan yang tampak dari pergerakan serta membuka dan menutupnya operculum ikan mas. Penambahan konsentrasi garam dilakukan sebanyak empat kali yaitu dimana setiap penambahannya sebesar 12,5 gram sehingga total penambahan konsentrasi garam dalam air menjadi 50 gram. Penambahan konsentrasi garam dalam air menyebabkan salinitas air berubah. Perubahan salinitas akan berdampak pada proses osmoregulasi ikan mas tersebut. Ikan mas memilki kisaran salinitas, dan apabila kisaran tersebut terlampaui maka ikan akan mati Pada penambahan konsentrasi garam 12,5 gram pertama, ikan mas menjadi agak agresif serta membuka dan menutupnya operculum menjadi agak cepat dari keadaan normal yaitu sebanyak 135/menit. Kemudian setelah penambahan konsentrasi garam 12, 5 gram kedua ikan mas menjadi agresif serta membuka dan menutupnya operculum sangat cepat yaitu sebanyak 147/ menit. Lalu setelah penambahan konsentrasi garam 12, 5 gram ketiga, ikan mas mulai menunjukkan pergerakan yang tidak lincah serta membuka dan menutupnya

Upload: ratiih-purnamawatii

Post on 31-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan fiswan.docx

Pembahasan:

Berdasarkan atas hasil diatas, maka dapat diketahui bahwa Cyprinus carpio L. (Ikan mas) memiliki sifat stenohaline yaitu ikan yang memiliki toleransi yang sempit terhadap perubahan kadar garam.  Hal ini terlihat saat pemberian garam kedalam air dimana menyebabkan terjadinya perubahan pada pergerakan ikan didalam air serta pergerakan membuka dan menutupnya operculum.Iikan mas yang digunakan dalam praktikum kelompok kami memiliki panjang yaitu 9

cm dan lebar 3 cm. Pada kondisi awal salinitas air sebesar 0,01 ppt, pH 5,81, suhu 300C, dan volume air 500 ml. Pada kondisi salinitas air ini ikan masih tampak normal karena pergerakannya masih lincah seperti biasa serta membuka dan menutupnya operculum masih normal yaitu sebanyak 110/ menit. Namun setelah adanya penambahan konsentrasi garam sebanyak empat kali, ikan mas mengalami perubahan yang tampak dari pergerakan serta membuka dan menutupnya operculum ikan mas. Penambahan konsentrasi garam dilakukan sebanyak empat kali yaitu dimana setiap penambahannya sebesar 12,5 gram sehingga total penambahan konsentrasi garam dalam air menjadi 50 gram. Penambahan konsentrasi garam dalam air menyebabkan salinitas air berubah. Perubahan salinitas akan berdampak pada proses osmoregulasi ikan mas tersebut.  Ikan mas memilki kisaran salinitas, dan apabila kisaran tersebut terlampaui maka ikan akan mati

Pada penambahan konsentrasi garam 12,5 gram pertama, ikan mas menjadi agak agresif serta membuka dan menutupnya operculum menjadi agak cepat dari keadaan normal yaitu sebanyak 135/menit. Kemudian setelah penambahan konsentrasi garam 12, 5 gram kedua ikan mas menjadi agresif serta membuka dan menutupnya operculum sangat cepat yaitu sebanyak 147/ menit. Lalu setelah penambahan konsentrasi garam 12, 5 gram ketiga, ikan mas mulai menunjukkan pergerakan yang tidak lincah serta membuka dan menutupnya operculum semakin melambat yaitu sebanyak 97/menit. Terakhir, penambahan konsentrasi garam 12,5 gram keempat menyebabkan pergerakan ikan mas melemah atau sangat tidak lincah serta membuka dan menutupnya operculum menjadi sangat lambat yaitu hanya sebanyak 86 /menit.

 Ikan mas yang tergolong kedalam ikan air tawar memiliki kadar garam lebih tinggi dalam tubuhnya daripada lingkungannya. Hal ini menyebabkan ikan mas cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis agar dapat mempertahankan keseimbangan tekanan osmotik didalam dan diluar tubuhnya. Osmoregulasi pada ikan mas melibatkan pengambilan ion dari lingkungan untuk membatasi kehilangan ion. Air akan masuk ke tubuh ikan karena kondisi tubuhnya hipertonik, sehingga ikan banyak mengeksresikan air dan menahan ion.

Dari hal tersebut maka dapat diketahui bahwa apabila salinitas meningkat maka laju proses osmoregulasi ikan mas akan menurun sehingga berakibat pada berubahnya per gerakan ikan serta membuka dan menutup operkulum ikan. Hal ini disebabkankarena ikan masih

Page 2: Pembahasan fiswan.docx

berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya dan ikan membutuhkan energi untuk menstabilkan tubuhnya. Salinitas mempengaruhi kondisi internal ikan mas. Ikan mas memilki kisaran salinitas tertentu. Penambahan konsentrasi garam yang semakin meningkat tersebut menyebabkan terjadinya perubahan pada salinitas air sehingga melampaui kisaran normal dari salinitas air yang sesuai untuk hidup ikan mas tersebut. Karena ikan mas cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya maka penambahan konsentrasi garam tersebut menyebabkan insang ikan air tawar secara aktif akan memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuhnya. Membuka dan menutupnya operculum (tutup insang) tersebut menunjukkan bahwa insang secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh ikan mas untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik didalam dan diluar tubuh ikan.

Penambahan konsentrasi garam dari 12,5 gram pertama sampai kedua menyebabkan pergerakan serta membuka dan menutupnya operculum menjadi semakin cepat karena terjadi perubahan yang signifikan pada kisaran salinitas normal yang dapat ditolelir olehtubuh ikan tersebut. Penambaha garam ini menyebabkan ikan mas secara aktif akan memasukkan garam dari lingkungannya agar bisa mempertahankan keseimbangan tekanan osmotik didalam dan diluar tubuh ikan. Karena konsentrasi garam terlalu berlebih di lingkungan, maka operculum menutup dan membuka semakin cepat untuk memasukkan ion garam yang terkandung dalam air kedalam tubuh ikan mas. Pergerakan ikan mas yang agresif disebabkan karena ikan baru beradaptasi dengan lingkungannya karena adanya perubahan pada salinitas air di lingkungannya. Penambahan konsentrasi garam 12,5 gram ketiga dan keempat menyebakan pergerakan serta membuka dan menutupnya insang kian melemah akibat dari hasil adaptasi yang gagal dari lingkungan baru dengan salinitas air yang melebihi kisaran normal yang sesuai untuk ikan mas tersebut dapat hidup. Pergerakan ikan semakin tidak lincah serta membuka dan menutupnya operculum semakin melemah karena ikan mas tersebut kehabisan energi untuk dapat menstabilkan konsentrasi osmotik didalam dan diluar tubuhnya.

Dalam pengukuran salinitas air setelah penambahan garam, didapat data yaitu salinitas air

menjadi 4 ppt, pH 7,19, suhu 29,70C, dan volume air menjadi 900 ml. Pada praktikum kelompok kami, terjadinya perubahan pada salinitas air tidak menyebabkan ikan mas yang digunakan dalam praktikum tersebut mati. Menurut kelompok kami hal ini disebabkan karena ikan mas yang kami gunakan ukuran tubuhnya besar, sehingga memiliki kemampuan yang tinggi untuk bertahan terhadap perubahan dilingkungannya. Ukuran tubuh hewan yang lebih besar biasanya memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi. Jadi penyebab ikan mas kami tidak mati yaitu karena ikan mas yang digunakan memiliki energi yang cukup besar walaupun energinya tersebut sebelumnya sudah banyak digunakan untuk memasukkan ion garam yang terlarut dalam air sehingga ikan mas tersebut masih mampu untuk hidup atau beradatasi dengan lingkungannya yang baru.

Page 3: Pembahasan fiswan.docx