pembahasan 4.1 perhitungan pajak pada cv abc ...repository.unika.ac.id/20192/5/16.h1.0056 lidwina...
TRANSCRIPT
31
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Pajak pada CV ABC sebelum melakukan Tax Planning
CV ABC merupakan salah satu klien dari Kantor konsultan pajak
Supriyanto (KKP) yang bergerak dibidang Perdagangan Besar dan Eceran
Plastik, dalam memenuhi kewajiban perpajakannya CV ABC menyetor PPh pasal
25, PPN serta PPh Pasal 21 setiap bulannya. Sedangkan kewajiban perpajakan
Tahunan CV ABC adalah melaporkan SPT Tahunan PPh Badan. Berikut ini
adalah Laporan Laba/Rugi CV ABC pada tahun 2017 :
Tabel 4. 1 Laporan Laba Rugi CV ABC Tahun 2017
Penjualan 20.115.978.352Rp
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Awal 6.778.522.051Rp
Pembelian 19.526.563.300Rp
Bea Masuk 1.982.133.000Rp
Persediaan Siap Jual 28.287.218.351Rp
Persediaan Akhir 11.940.625.254Rp
Harga Pokok Penjualan 16.346.593.097Rp
Laba Kotor 3.769.385.255Rp
Biaya Operasional:
Biaya Gaji 1.185.654.349Rp
Biaya Parcel dan Sumbangan 125.400.000Rp
Biaya PPh Pasal 21 60.866.700Rp
32
Biaya Kantor 264.231.000Rp
Biaya Penysutan 163.140.000Rp
Biaya Transportasi 42.705.976Rp
Jumlah Biaya Operasional 1.841.998.025Rp
Laba Operasional 1.927.387.230Rp
Pendapatan & Biaya Usaha Lainnya
Pendapatan Bunga 369.017Rp
Biaya Adm.Bank (313.804)Rp
Jumlah Pendapatan & Biaya Usaha 55.214Rp
Laba Usaha 1.927.442.444Rp
Sumber : KKP Supriyanto, 2018
Berikut ini keterangan dari Tabel 4.1 diatas, yang merupakan komponen
dari Laporan Laba/Rugi adalah sebagai berikut :
1. Penjualan merupakan seluruh peredaran bruto atau omset dari hasil
perdagangan besar maupun eceran plastik selama tahun 2017 sebesar Rp
20.115.978.352
2. Persediaan awal merupakan total persediaan akhir barang dagangan berupa
plastik pada 31 desember 2016 sebesar Rp 6.778.522.051
3. Pembelian merupakan total pembelian barang dagang kepada suplier baik
pembelian lokal dan juga pembelian impor selama tahun 2017 sebesar Rp
19.526.563.300
4. Bea masuk didapat dari surat setoran pajak bea cukai dimana CV ABC
mengimpor barang dagang dari China dan dikenakan bea masuk, PPh Pasal
22 serta PPN sebesar Rp 1.982.133.000
5. Persediaan Akhir merupakan Total persediaan akhir barang dagangan
berupa plastik pada tanggal 31 desember 2017 sebesar Rp 11.940.625.254
33
6. Biaya gaji merupakakan total biaya yang dikeluarkan untuk menggaji
karyawan CV ABC selama tahun 2017sebesar Rp 1.185.654.349
7. Biaya parcel dan sumbangan adalah Natura yang diberikan oleh CV ABC
kepada karyawannya dalam hal Hari Raya Idul Fitri CV ABC memberikan
Parcel lebaran dalam bentuk barang, dan pada saat Natal CV ABC
memberikan Bingkisan dalam bentuk barang, serta apabila ada karyawan
yang sakit atau berduka cita akan diberikan sumbangan berupa uang yang
tidak dimasukkan dalam komponen gaji sebesar Rp 125.400.000
8. Biaya PPh Pasal 21 merupakan PPh Pasal 21 karyawan yang ditanggung
oleh CV ABC selama tahun 2017 sebesar Rp 60.866.700
9. Biaya Kantor merupakan biaya yang dikeluarkan oleh CV ABC untuk
keperluan kantor seperti biaya alat tulis kantor, biaya perlengkapan kantor,
biaya listrik, air, telpon, dan internet yang dipakai untuk keperluan kantor
sebesar Rp 264.231.000
10. Biaya penyusutan merupakan hasil dari perhitungan penyusutan secara
komersial menggunakan metode garis lurus selama tahun 2017 sebesar Rp
163.140.000
11. Biaya transportasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh CV ABC untuk
keperluan transportasi seperti biaya BBM untuk mengirim barang kepada
costumer atau mengambil barang dari suplier dan perjalanan dinas bagi
direktur dan staff untuk keperluan kantor CV ABC sebesar Rp 42.705.976
12. Pendapatan Bunga merupakan pendapatan Bunga dari tabungan atas nama
CV ABC dan bersifat final karena telah dipotong PPh pasal 4 ayat (2)
34
sebesar 20% oleh Bank yang memberikan pendapatan Bunga sebasar Rp
369.017
13. Biaya Adm. Bank merupakakan biaya administrasi Bank yang secara
langsung dipotong oleh bank karena menggunakan jasanya sebsar Rp
313.804
Tabel 4.1 merupakan perhitungan Pajak CV ABC sebelum melakukan tax
planning. Laporan Laba/Rugi CV ABC Tahun 2017, dimana CV ABC memiliki
omset sebesar Rp 20.115.978.352, Harga Pokok Penjualan sebesar Rp
15.346.593.097, Laba Kotor sebesar Rp 3.769.385.255, dan biaya Operasional
sebesar Rp 1.512.043.676, CV ABC juga memiliki pendapatan diluar usaha
sebesar Rp 55.214, dan Laba Komersial sebesar Rp 2.257.396.793. Laba
Komersial didapatkan dari perhitungan Laporan Laba/Rugi CV ABC tahun 2017
pada Tabel 4.1
Setelah didapatkan laba komersial untuk mendapatkan perhitungan Pajak
yang terhutang maka harus dikoreksi Fiskal karena ada biaya ataupun pendapatan
yang diperbolehkan dalam komersial tetapi tidak diperbolehkan dalam fiskal.
Berikut ini adalah koreksi fiskal yang dilakukan oleh CV ABC Tahun 2017 :
35
Tabel 4. 2 Perhitungan Koreksi Fiskal yang dilakukan Oleh CV ABC
Tahun 2017
Laba Menurut Komersial 1.927.442.444Rp
Koreksi Fiskal :
Pendapatan Bunga (369.017)Rp
Biaya Parcel & Sumbangan 125.400.000Rp
Biaya PPh Pasal 21 60.866.700Rp
Biaya Penyusutan (143.575.625)Rp
Laba Kena Pajak 1.969.764.502Rp
Laba kena Pajak dibulatkan 1.969.764.000Rp
Pajak Dapat Fasilitas = Batas Fasilitas x Laba Kena Pajak
Pendapatan bruto
= 4.800.000.000Rp x Rp 1.969.764.000
20.115.978.352Rp
= 470.017.766Rp
Tidak Dapat Fasilitas = PKP- Dapat Fasilitas
= 1.969.764.000Rp 1.499.746.234Rp
= 470.017.766Rp
Tarif PPh Badan 12,5% x 470.017.766Rp 58.752.221Rp
25% 1.499.746.234Rp 374.936.559Rp
PPh Terutang 433.688.779Rp
PPh Pasal 22 322.543.000Rp
PPh Pasal 25 108.654.000Rp
PPh Kurang Bayar 2.491.779Rp
Angsuran PPh Pasal 25 thn 2018 9.262.148Rp
Sumber : KKP Supriyanto, 2018
Biaya yang dikoreksi Fiskal Oleh CV ABC adalah biaya parcel dan
sumbangan, biaya pph pasal 21, dan biaya penyusutan, serta pendapatan yang
dikoreksi fiskal adalah pendapatan yang bersifat final yaitu pendapatan bunga
bank. Berdasarkan UU PPh Pasal 9 ayat (1) huruf e dan pasal (4) huruf d,
tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (non deductible expense) dan
bukan merupakan objek PPh pasal 21 adalah : penggantian atau imbalan
pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura kenikmatan, termasuk pemberiain
36
beras, gula, PPh pasal 21 ditanggung perusahaan dan harus dikoreksi positif.
Kecuali, penyediaan makan dan minum untuk seluruh pegawai termasuk
dewan direksi dan komisaris ditempat kerja termasuk pegawai yang makan
diluar karena tugas, pakaian dan peralatan bagi pegawai pemadam kebakaran,
proyek, pakaian seragam pabrik, seragam hansip/satpam, antar jemput
pegawai, dll. Biaya PPh pasal 21 karyawan yang ditanggung oleh CV ABC
dikoreksi fiskal karena biaya PPh Pasal 21 tersebut ditanggung sendiri oleh
CV ABC.
Berdasarkan UU PPh No 36 tahun 2008 Pasal 9 ayat (2)
pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun tidak boleh dibebankan
sekaligus, melainkan harus melalui penyusutan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 atau Pasal 11A. Sedangkan penyusutan dikoreksi Fiskal karena
terdapat Perbedaan waktu antara penyusutan komersial dengan penyusutan
fiskal, koreksi fiskal yang dilakukan adalah koreksi negatif karena biaya
penyusutan komersial lebih rendah daripada biaya penyusutan Fiskal.
Untuk biaya Transportasi Berdasarkan UU PPh No 36 tahun 2008
Pasal 9 ayat (1) huruf e. Biaya ini boleh dijadikan sebagai pengurang
Penghasilan Bruto karena biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
perusahaan yang diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
37
4.2 Tax Planning yang dilakukan Tanpa melanggar Peraturan Perpajakan
Laporan keuangan yang disusun oleh CV ABC merupakan
gambaran proses usaha, baik mengenai perkembangan kemajuan perusahaan
serta hambatan-hambatan saat beroperasinya perusahaan. Data dan laporan
tersebut yang akan digunakan sebagai pertimbangan dan evaluasi dalam
mengambil langkah-langkah usaha selanjutnya yang mengarah pada
perkembangan serta kemajuan perusahaan tersebut. Adapun data dan
laporan yang berhubungan dengan laporan praktek kerja lapangan ini adalah
laporan laba rugi tahun 2017. Terdapat perbedaan antara aturan metode
menurut standar akuntansi dengan perpajakan yang menjadi landasan bagi
penulis untuk melakukan Tax Planning ini dengan proses Rekonsiliasi
Fiskal. Dengan dilakukannya penelusuran terhadap laporan laba rugi
menemukan bahwa metode akuntansi dapat dilakukan Tax Planningnya
seperti biaya PPh Pasal 21, biaya parcel dan sumbangan, serta biaya
penyusutan.
Berikut adalah penerapan tax planning CV ABC terhadap jumlah
penghasilan terutang yang dibandingkan sebelum melakukan tax planning
dan sesudah melakukan tax planning
4.2.1 Tax Planning PPh Pasal 21
Tax planning yang dilakukan oleh CV ABC salah satunya adalah PPh
pasal 21 yang tidak ditanggung oleh perusahaan tetapi dipotongkan dari gaji
masing-masing karyawan. Perencanaan atas PPh Pasal 21 ini berupa
38
pemilihan metode pemotongan PPh Pasal 21, yaitu : yang pertama PPh 21
ditanggung karyawan atau disebut juga dengan (metode gross), yang kedua
PPh Pasal 21 ditanggung sendiri oleh pemberi kerja atau perusahaan (metode
net), dan yang ketiga PPh Pasal 21 diberikan dalam bentuk tunjangan
(Metode Gross Up). Dalam Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21)
CV ABC menggunakan metode net yang dimana belum menggunakan Tax
Planning sama sekali dan pajak terutang ditanggung oleh perusahaan itu
sendiri. Dengan menggunakan metode net, CV ABC akan terkena koreksi
fiskal positif sebesar Rp 60.866.700 (tabel 4.3) untuk pembayaran PPh Pasal
21 karyawannya, karena beban PPh tersebut bukan merupakan biaya yang
boleh dikurangkan untuk penghasilan bruto perusahaan.
Tabel 4. 3 Rincian Gaji Pegawai Tetap dan PPh Pasal 21 CV ABC yang
Ditanggung Oleh Perusahaan
Sumber : Data diolah, 2019
39
Pada tabel 4.3 diatas, Perusahaan harus menanggung biaya PPh Pasal 21
atas karyawan sebesar Rp 1.185.654.349. Dilihat dari sisi perusahaan, perusahaan
akan rugi jika menanggung sendiri Pajak Penghasilan karyawannya, namun jika
dilihat dari karyawan, karyawannya akan membawa penghasilan sebesar Rp
1.124.787.649 untuk seluruh karyawan. Masing masing karyawan menerima gaji
atau membawa pulang penghasilan dari CV ABC setelah dipotong PPh pasal 21
misalnya Bapak Sulaiman mendapatkan penghasilan Bruto
Rp 311.424.667 - Rp 30.688.700 = Rp 280.735.967.
Tabel 4. 4 Rincian Gaji Pegawai Tetap dan PPh Pasal 21 CV ABC yang
Ditanggung Oleh karyawan
Sumber : Data diolah, 2019
Kebijakan yang diambil oleh perusahaan dalam hal menghemat pajak
terutangnya yaitu dengan cara menggunakan metode Gross-up. Metode Gross-up
itu sendiri merupakan metode dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak
yang besarnya sama dengan PPh Pasal 21 yang dipotong atas gaji karyawan.
Metode ini menimbulkan beban bagi perusahaan yang tidak menimbulkan koreksi
NAMA NPWP STATUS GAJI PERBULAN THR
TUNJANGAN
PPH 21
PENGHASILAN
BRUTO
SETAHUN BIAYA JABATAN
PENGHASILAN
NETTO PTKP PKP PPH 21
TAKE HOME
PAY
SULAIMAN Y K/2 23.955.744 23.989.246 30.688.700 342.146.869 6.000.000 336.146.869 67.500.000 268.646.869 30.688.700 342.146.869
ANDI Y K/1 17.480.513 23.989.246 18.737.000 252.492.400 6.000.000 246.492.400 63.000.000 183.492.400 18.737.000 252.492.400
NITA Y TK/0 10.536.410 23.989.246 6.546.000 156.972.169 6.000.000 150.972.169 54.000.000 96.972.169 6.546.000 156.972.169
PETRA Y K/0 10.035.897 23.989.246 4.895.000 149.315.015 6.000.000 143.315.015 58.500.000 84.815.015 4.895.000 149.315.015
META Y TK/0 3.250.000 3.283.502 42.283.502 2.114.175 40.169.327 54.000.000 42.283.502
ADI T TK/0 3.000.000 3.165.651 39.165.651 1.958.283 37.207.368 54.000.001 - 39.165.651
INDRA T TK/0 3.500.000 3.500.033 45.500.033 2.275.002 43.225.031 54.000.002 - 45.500.033
LOLA T TK/0 3.100.000 3.100.033 40.300.033 2.015.002 38.285.031 54.000.003 - 40.300.033
INDRIYANI T TK/0 4.000.000 4.068.698 52.068.698 2.603.435 49.465.263 54.000.004 - 52.068.698
GRACE T TK/0 4.100.000 4.100.033 53.300.033 2.665.002 50.635.031 54.000.005 - 53.300.033
ZERA T TK/0 4.125.000 4.125.033 53.625.033 2.681.252 50.943.781 54.000.006 - 53.625.033
NUGRAHA Y K/3 4.100.000 4.100.033 53.300.033 2.665.002 50.635.031 72.000.000 - 53.300.033
91.183.564 125.400.000 60.866.700 1.280.469.469 42.977.151 1.237.492.318 60.866.700 1.280.469.469 TOTAL
40
positif dalam rekonsiliasi fiskal (deductable expense) sehingga pajak terutang
perusahaan lebih efisien. Bagi karyawan menambah penghasilan bruto,dan
kewajiban pajaknya terpenuhi. Berdasarkan tabel 4.4 dari sudut pandang
karyawan, metode Gross-up menjadikan besarnya penghasilan bruto bertambah
atas tunjangan pajak (bersifat taxable) sedangkan take home pay sama dengan
metode net Rp 1.280.469.469 karena kewajiban PPh pasal 21 karyawan yang
dipotong sama besarnya dengan tunjangan pajak yang diterima. Untuk masing-
masing karyawan misalkan Bapak sulaiman akan membawa atau menerima take
home pay sebesar Rp 311.424.667
4.2.2 Tax Planning atas Natura
Tax planning yang dilakukan oleh CV. ABC yang kedua adalah
memberikan sumbangan kepada masing-masing karyawan CV. ABC yang apabila
sebelum melakukan tax planning CV ABC memberikan dalam bentuk barang
yaitu parcel. UU PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 9, untuk menentukan besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak dalam bentuk usaha tetap penggantian
atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan jasa yang diberikan dalam bentuk
natura dan kenikmatan tidak boleh dijadikan sebagai pengurang penghasilan
bruto, namun ada pengecualian yaitu kenikmatan yang merupakan tunjangan
dalam bentuk uang hal ini diatur dalam UU PPh Pasal 6 ayat (1). Setelah
dilakukannya Tax Planning CV ABC memberikan kenikmatan tersebut dalam
bentuk tunjangan uang sebesar Rp 125.400.000 sehingga dapat dijadikan sebagai
pengurang penghasilan bruto. Biaya sumbangan dalam bentuk uang tersebut
41
dimasukkan dalam laporan laba/rugi dengan nama biaya tunjangan dalam bentuk
uang. Dan biaya tunjangan tersebut harus masuk dalam perhitungan PPh Pasal 21.
Berikut ini adalah rincian natura yang dikeluarkan oleh cv abc :
Tabel 4. 5 Rincian Natura yang ditanggung Oleh CV ABC
NAMA JUNI DESEMBER JUMLAH NATURA
Sulaiman Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Andi Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Nita Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Petra Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Meta Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Adi Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Indra Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Lola Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Indriyani Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Grace Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Zera Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
Nugraha Rp 6.400.000 Rp 4.050.000 Rp 10.450.000
TOTAL Rp 76.800.000 Rp 48.600.000 Rp 125.400.000
Sumber : KKP Supriyanto, 2018
Tabel diatas adalah rincian natura yang dikeluarkan oleh CV ABC kepada
karyawan pada tahun 2017 yaitu pada bulan juni atas parcel lebaran dan desember
atas paket natal. Total natura yang dikeluarkan CV ABC kepada karyawannya
sebesar Rp 125.400.000. Biaya yang dikeluarkan oleh CV ABC sebesar Rp
125.400.000 akan menjadi beban bagi perusahaan. Bagi karyawan akan menerima
biaya natura sebesar Rp 125.400.000 untuk masing-masing karyawan misalnya
untuk Bapak Nugraha akan menerima Parcerl pada bulan juni sebesar Rp
6.400.000
42
Tabel 4. 6 Rincian Natura yang diterima Oleh karyawan
Sumber : KKP Supriyanto, 2018
Setelah dilakukannya Tax Planning CV ABC memberikan kenikmatan
dalam bentuk tunjangan uang sebesar Rp 125.400.000, masing-masing karyawan
akan menerima Tunjangan sebesar Rp 10.450.000. Kenikmatan dalam bentuk
tunjangan tersebut dapat dijadikan sebagai Biaya dalam laporan laba/rugi oleh CV
ABC. Biaya sumbangan dalam bentuk uang tersebut dimasukkan dalam laporan
laba/rugi dengan nama biaya tunjangan dalam bentuk uang. Dan biaya tunjangan
tersebut harus masuk dalam perhitungan PPh Pasal 21.
43
4.2.3 Tax Planning atas Biaya Penyusutan
Tax Planning yang dilakukan oleh CV ABC yang ketiga adalah atas biaya
Penyusutan. Biaya penyusutan sebelum dilakukannya Tax Planning dikoreksi
Fiskal karena ada perbedaan pembebanan suatu biaya yaitu jangka waktu
pembebanan yang berbeda. Perbedaan pembebanan biaya tersebut ialah beda
waktu antara pengakuan biaya menurut Standar Akutansi Keuangan dengan
ketentuan Perpajakan yang berlaku. Pada Tabel 4.4 biaya penyusutan komersial
CV ABC Tahun 2017 sebesar Rp 163.140.000, sedangkan Tabel 4.5 biaya
penyusutan Fiskal CV ABC Tahun 2017 sebesar Rp 306.715.625. Sehingga
terjadi selisih antara biaya penyusutan komersial dengan biaya penyusutan fiskal
sebesar Rp 143.575.625. Selisih biaya penyusutan tersebut harus dikoreksi fiskal
negatif karena biaya penyusutan komersial lebih rendah dibandingkan dengan
biaya penyusutan fiskal.
44
Tabel 4. 7 Rincian Daftar Penyusutan Komersial CV ABC Tahun 2017
Sumber : Data diolah, Tahun 2019
CV ABC menggunakan metode penyusutan garis lurus dalam menghitung
biaya penyusutannya. Dikarenakan kebijakan perusahaan CV ABC telah
menentukan seperti itu serta perhitungan yang mudah untuk dilakukan. Biaya
penyusutan didapat dari harga perolehan dibagi dengan umur ekonomis
berdasarkan komersial.
Misalnya biaya penyusutan aktiva tetap tanah dan bangunan :
Rp 750.000.000 : 20th = Rp 37.500.000
Namun saat menghitung penyusutan fiskal, umur ekonomis telah
ditentukan oleh Undang-Undang, maka umur ekonomis pada penyusutan
komersial tidak dipakai dalam penyusutan fiskal. Sehinggalah munculah koreksi
HARGA PENYUSUTAN AKUM.PENY NILAI BUKU
PEROLEHAN TAHUN 2017 S/D 2017 31/12/2017
1 Tanah dan Bangunan Jl. Mataram Semarang 2015 20 750.000.000 37.500.000 - 750.000.000
2 Tanah dan Bangunan Gatot Subroto 2015 20 532.000.000 26.600.000 - 532.000.000
1.282.000.000 64.100.000 - 1.282.000.000
1 Komputer 2015 - 5 1.750.000 350.000 1.050.000 700.000
2 AC 2015 - 5 2.250.000 450.000 1.350.000 900.000
3 Printer 2015 - 5 550.000 110.000 330.000 220.000
4 Meja Kerja 2015 - 5 1.000.000 200.000 600.000 400.000
5 Kursi Kerja 2015 - 5 900.000 180.000 540.000 360.000
6 Kursi Plastik 2015 - 5 400.000 80.000 240.000 160.000
7 Almari 2015 - 5 2.950.000 590.000 1.770.000 1.180.000
8 Etalase 2015 - 5 4.650.000 930.000 2.790.000 1.860.000
9 Telepon 2015 - 5 375.000 75.000 225.000 150.000
14.825.000 2.965.000 8.895.000 5.930.000
1 Mobil Engkel 2015 - 10 65.750.000 6.575.000 19.725.000 46.025.000
2 Mobil Box 2015 - 10 45.000.000 4.500.000 13.500.000 31.500.000
3 Mobil Engkel H 1442 MF 2015 10 100.000.000 10.000.000 30.000.000 70.000.000
4 Mobil Engkel H 1210 KG 2015 10 100.000.000 10.000.000 30.000.000 70.000.000
5 Mobil Box H 1088 RF 2015 10 150.000.000 15.000.000 45.000.000 105.000.000
8 FUSO H 1781 TA 2015 10 250.000.000 25.000.000 75.000.000 175.000.000
9 FUSO H 1095 TF 2015 10 250.000.000 25.000.000 75.000.000 175.000.000
960.750.000 96.075.000 288.225.000 672.525.000
2.257.575.000 163.140.000 297.120.000 1.960.455.000 Total Aktiva Tetap
Tanah & Bangunan
Jumlah
Inventaris
Jumlah
Kendaraan
Jumlah
URAIANTAHUN
PEROLEHAN
NILAI
RESIDUUE
45
fiskal dimana ada selisih penyusutan komersial lebih rendah dari penyusutan
fiskal.
Tabel 4. 8 Rincian Biaya Penyusutan Fiskal CV ABC Tahun 2017
Sumber : Data diolah, tahun 2019
Metode yang digunakan oleh perusahaan CV ABC untuk menghitung
biaya penyusutan aktiva diatas adalah metode garis lurus. Biaya penyusutan untuk
setiap tahunnya dihitung dengan cara membagi jumlah biaya perolehan aset
dengan masa manfaat yang sudah ditentukan oleh 11 UU PPh. Misalnya
inventaris perusahaan seperti komputer, komputer menurut PMK 96/PMK
03/2009 tergolong sebagai aset kelomppok 1 dengan masa manfaat 4 Tahun dan
HARGA PENYUSUTAN AKUM.PENY NILAI BUKU
PEROLEHAN TAHUN 2017 S/D 2017 31/12/2017
1 Tanah dan Bangunan Jl. Mataram Semarang 2015 5% 750.000.000 37.500.000 112.500.000 637.500.000
2 Tanah dan Bangunan Gatot Subroto 2015 5% 532.000.000 26.600.000 79.800.000 452.200.000
1.282.000.000 64.100.000 192.300.000 1.089.700.000
1 Komputer 2015 25,0% 1.750.000 437.500 1.312.500 437.500
2 AC 2015 12,5% 2.250.000 281.250 843.750 1.406.250
3 Printer 2015 25,0% 550.000 137.500 412.500 137.500
4 Meja Kerja 2015 25,0% 1.000.000 250.000 750.000 250.000
5 Kursi Kerja 2015 25,0% 900.000 225.000 675.000 225.000
6 Kursi Plastik 2015 25,0% 400.000 100.000 300.000 100.000
7 Almari 2015 12,5% 2.950.000 368.750 1.106.250 1.843.750
8 Etalase 2015 12,5% 4.650.000 581.250 1.743.750 2.906.250
9 Telepon 2015 12,5% 375.000 46.875 140.625 234.375
14.825.000 2.428.125 7.284.375 7.540.625
1 Mobil Engkel 2015 12,5% 65.750.000 8.218.750 24.656.250 41.093.750
2 Mobil Box 2015 12,5% 45.000.000 5.625.000 16.875.000 28.125.000
3 Mobil Engkel H 1442 MF 2015 12,5% 100.000.000 12.500.000 37.500.000 62.500.000
4 Mobil Engkel H 1210 KG 2015 12,5% 100.000.000 12.500.000 37.500.000 62.500.000
5 Mobil Box H 1088 RF 2015 12,5% 150.000.000 18.750.000 56.250.000 93.750.000
8 FUSO H 1781 TA 2015 12,5% 250.000.000 31.250.000 93.750.000 156.250.000
9 FUSO H 1095 TF 2015 12,5% 250.000.000 31.250.000 93.750.000 156.250.000
960.750.000 120.093.750 360.281.250 600.468.750
2.257.575.000 186.621.875 559.865.625 1.697.709.375 Total Aktiva Tetap
Tanah & Bangunan
Jumlah
Inventaris
Jumlah
Kendaraan
Jumlah
URAIANTAHUN
PEROLEHANTARIF
46
dengan tarif Penyusutan Garis Lurus sebesar 25,0%, untuk perhitungannya harga
perolehan dikali dengan tarif yang sudah ditetapkan
Rp 1.750.000 x 25,0% = Rp 437.500
Dari kasus yang dialami oleh CV ABC dapay diambil kesimpulan bahwa
seharusnya CV ABC dari awal menggunakan penyusutan fiskal dan umur
ekonomis pada aset tetap komersial disesuaikan dengan umur ekonomis pada aset
tetap fiskal sehingga tidak perlu untuk dikoreksi fiskal lagi.
Apabila penyusutan Komersial CV ABC tahun 2017 menggunakan umur
Ekonomis yang sama dengan penyusutan Fiskal maka perhitungannya sebagai
berikut :
47
Tabel 4. 9 Umur Ekonomis Penyusutan Komersial sesuai dengan Umur
Ekonomis Penyusutan Fiskal
Sumber : Data diolah, Tahun 2019
Tabel diatas adalah daftar aktiva tetap dan penyusutan komersial apabila
umur ekonomis setiap aset tetap sama dengan penyusutan fiskal. Sehingga biaya
penyusutan komersial hasilnya sama dengan penyusutan fiskal, oleh karena itu
adanya biaya penyusutan yang dikoreksi fiskal karena biaya penyusutan komersial
telah sama dengan penyusutan fiskal sehingga boleh menjadi biaya dalam
menghitung laba fiskal. Dilihat dari sisi perusahaan, perusahaan dapat menghemat
pajak terutangnya sebesar Rp 186.621.875
HARGA PENYUSUTAN AKUM.PENY NILAI BUKU
PEROLEHAN TAHUN 2017 S/D 2017 31/12/2017
1 Tanah dan Bangunan Jl. Mataram Semarang 2015 20 750.000.000 37.500.000 112.500.000 637.500.000
2 Tanah dan Bangunan Gatot Subroto 2015 20 532.000.000 26.600.000 79.800.000 452.200.000
1.282.000.000 64.100.000 192.300.000 1.089.700.000
1 Komputer 2015 - 4 1.750.000 437.500 1.312.500 437.500
2 AC 2015 - 8 2.250.000 281.250 843.750 1.406.250
3 Printer 2015 - 4 550.000 137.500 412.500 137.500
4 Meja Kerja 2015 - 4 1.000.000 250.000 750.000 250.000
5 Kursi Kerja 2015 - 4 900.000 225.000 675.000 225.000
6 Kursi Plastik 2015 - 4 400.000 100.000 300.000 100.000
7 Almari 2015 - 8 2.950.000 368.750 1.106.250 1.843.750
8 Etalase 2015 - 8 4.650.000 581.250 1.743.750 2.906.250
9 Telepon 2015 - 8 375.000 46.875 140.625 234.375
14.825.000 2.428.125 7.284.375 7.540.625
1 Mobil Engkel 2015 - 8 65.750.000 8.218.750 24.656.250 41.093.750
2 Mobil Box 2015 - 8 45.000.000 5.625.000 16.875.000 28.125.000
3 Mobil Engkel H 1442 MF 2015 8 100.000.000 12.500.000 37.500.000 62.500.000
4 Mobil Engkel H 1210 KG 2015 8 100.000.000 12.500.000 37.500.000 62.500.000
5 Mobil Box H 1088 RF 2015 8 150.000.000 18.750.000 56.250.000 93.750.000
8 FUSO H 1781 TA 2015 8 250.000.000 31.250.000 93.750.000 156.250.000
9 FUSO H 1095 TF 2015 8 250.000.000 31.250.000 93.750.000 156.250.000
960.750.000 120.093.750 360.281.250 600.468.750
2.257.575.000 186.621.875 559.865.625 1.697.709.375 Total Aktiva Tetap
Tanah & Bangunan
Jumlah
Inventaris
Jumlah
Kendaraan
Jumlah
URAIANTAHUN
PEROLEHAN
NILAI
RESIDUUE
48
4.3 Perhitungan Pajak Setelah Tax Planning
Sebelum melakukan Tax Planning total Pajak Penghasilan yang harus
dibayar oleh CV ABC apabila tidak melakukan Tax Planning PPh Pasal 21, Tax
Planning atas Natura, dan Tax Planning atas Biaya Penyusutan sebesar Rp
506.335.730. Dengan melakukan Tax Planning Perusahaan CV ABC dapat
mengeluarkan biaya PPh Pasal 21 sebesar Rp 60.866700, biaya atas tunjangan
dalam bentuk uang Rp 125.400.000, biaya atas penyusutan sebesar Rp
306.715.625
Tabel 4. 10 Laporan Laba/rugi Sebelum dan Sesudah Tax Planning
CV ABC tahun 2017
Uraian Sebelum Sesudah
Penjualan 20.115.978.352Rp 20.115.978.352Rp
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Awal 6.778.522.051Rp 6.778.522.051Rp
Pembelian 19.526.563.300Rp 19.526.563.300Rp
Bea Masuk 1.982.133.000Rp 1.982.133.000Rp
Persediaan Siap Dijual 28.287.218.351Rp 28.287.218.351Rp
Persediaan Akhir 11.940.625.254Rp 11.940.625.254Rp
Harga Pokok Penjualan 16.346.593.097Rp 16.346.593.097Rp
Laba Kotor 3.769.385.255Rp 3.769.385.255Rp
Biaya Operasional :
Biaya Gaji 1.185.654.349Rp 1.185.654.349Rp
Biaya Parcel/Biaya Tunjangan Uang 125.400.000Rp 125.400.000Rp
Biaya PPh Psl 21/Tunjangan PPh 21 60.866.700Rp 60.866.700Rp
Biaya Kantor 264.231.000Rp 264.231.000Rp
Biaya Penyusutan 163.140.000Rp 186.621.875Rp
Biaya Transportasi 42.705.976Rp 42.705.976Rp
Jumlah Biaya Operasional 1.841.998.025Rp 1.865.479.900Rp
Laba Operasional 1.927.387.230Rp 1.903.905.355Rp
49
Pendapatan & Biaya Usaha Lainnya :
Pendapatan Bunga 369.017Rp 369.017Rp
Biaya Adm. Bank (313.804)Rp (313.804)Rp
Jumlah Pendapatan & Usaha Lainnya 55.214Rp 55.214Rp
Laba Usaha 1.927.442.444Rp 1.903.960.569Rp
Koreksi Fiskal :
Pendapatan Bunga (369.017)Rp (369.017)Rp
Biaya Parcel & Sumbangan 125.400.000Rp -
Biaya PPh Pasal 21 60.866.700Rp -
Biaya Penyusutan (143.575.625)Rp -
Laba Kena Pajak 1.969.764.502Rp 1.903.591.552Rp
Laba Kena Pajak dibulatkan 1.969.764.000Rp 1.903.591.000Rp
Tarif PPh Badan 12,5% 470.017.766Rp 454.227.810Rp
58.752.221Rp 56.778.476Rp
25% 1.499.746.234Rp 1.449.363.190Rp
374.936.559Rp 362.340.797Rp
PPh Terutang 433.688.779Rp 419.119.274Rp
PPh Pasal 22 322.543.000Rp 322.543.000Rp
PPh Pasal 25 108.654.000Rp 108.654.000Rp
PPh Kurang Bayar 2.491.779Rp (12.077.726)Rp
Angsuran PPh Pasal 25 9.262.148Rp 8.048.023Rp
Sumber : Data, Diolah 2019
Untuk Perhitungan PPh Badan CV ABC sebelum Tax Planning :
Pajak Dapat Fasilitas =
x Laba Kena Pajak
=
x Rp 1.969.764.000
= Rp 470.017.766
Pajak Tidak Mendapat Fasilitas = PKP - Penghasilan dapat Fasilitas
= Rp 1.969.764.000– Rp 470.017.766
= Rp 1.499.746.234
TARIF PPH BADAN 12,5% x Rp 470.017.766 Rp 58.752.221
25% x Rp 1.499.746.234 Rp 374.936.559
PPH TERUTANG Rp 433.688.779
50
Untuk Perhitungan PPh Badan CV ABC setelah Tax Planning :
Pajak Dapat Fasilitas =
x Laba Kena Pajak
=
x Rp 1.903.591.552
= Rp 454.227.810
Pajak Tidak Mendapat Fasilitas = PKP- Penghasilan dapat Fasilitas
= Rp 1.903.591.552– Rp 454.227.810
= Rp 1.449.363.190
TARIF PPH BADAN 12,5% x Rp 454.227.810 = Rp 56.778.476
25% x Rp 1.449.363.190 = Rp 362.340.797
PPH TERUTANG = Rp 419.119.274
Total Pajak Penghasilan yang harus dibayar oleh CV ABC dapat dilihat
pada Tabel 4.6 penyajian perhitungan pajak penghasilan terutang setelah
penerapan kebijakan Tax Planning sehingga CV ABC dapat melakukan
penghematan pajak sebesar Rp 433.688.779 – Rp 419.119.274 = Rp 14.569.505
Dari perhitungan diatas dapat jelas terlihat bahwa jumlah pajak
penghasilan terutang berbeda dari sebelum Tax Planning sebesar Rp 433.688.779
dan setelah dilakukan Tax Planning sebesar Rp 419.119.274 efisiensi yang
didapat dari perencanaan tersebut dengan memanfaatkan peraturan perundang-
undangan Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 adalah sebesar Rp 14.569.505.
51
Dimana hal ini sangat bermanfaat untuk penganggaran dana yang digunakan
untuk kemajuan Perusahaan kedepannya.