pemasangan infus

10
PEMASANGAN INFUS A. Pengertian Pemasangan Infus Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah : 1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah) 2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah) 3. Fraktur tulang, khususnya di pelvis (panggul) dan paha 4. Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi 5. Diare dan demam 6. Luka bakar luas 7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung B. Tujuan Pemasangan Infus 1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral 2. Memperbaiki keseimbangan asam basa 3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah

Upload: lilahgreeny

Post on 29-Jun-2015

6.777 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemasangan Infus

PEMASANGAN INFUSA. Pengertian Pemasangan Infus

Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah

jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat

makanan dari tubuh.

Keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah :

1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)

2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)

3. Fraktur tulang, khususnya di pelvis (panggul) dan paha

4. Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi

5. Diare dan demam

6. Luka bakar luas

7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung

B. Tujuan Pemasangan Infus

1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit,

vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat

melalui oral

2. Memperbaiki keseimbangan asam basa

3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah

4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh

5. Memonitor tekan Vena Central (CVP)

6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan

C. Indikasi Pembetrian Obat melalui jalur intravena

Page 2: Pemasangan Infus

1. Pada Keadaan emergency resusitasi jantung paru memungkinkan pemberian obat

secara langsung kedalam intravena.

2. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat

3. Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah obat dalam jumlah besar secara terus-

menerus melalui infuse (lidokain, xilokain)

4. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan

injeksi intramuskuler.

5. Untuk mencegah masalah yang mungkin timbul apabila beberapa obat di campur

dalam satu botol.

6. Untuk memasukkan obat yang tidak dapat diberikan secara oral (missal :pada pasien

koma) atau intra muskuler (missal : pasien dengan gangguan koagulasi)

D. Komplikasi Pemasangan Infus

1. Hematoma : darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh

darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat

memasukkan jarum, atau tusukan berulang pada pembuluh darah.

2. Infiltrasi : masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah),

terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.

3. Tromboflebitis/ bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus yang

dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.

4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat

masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.

5. Perdarahan

6. Rasa perih/sakit

7. Reaksi alergi

E. Jenis Cairan Infus

Page 3: Pemasangan Infus

1. Cairan hipotonik:

Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah

dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum.

Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip

cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi

sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada

pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula

darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah

perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps

kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang.

Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.

2. Cairan Isotonik:

Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari

komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada

pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus

menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit

gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan

normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

3. Cairan hipertonik:

Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan

elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan

darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya

kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose

5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.

Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:

Page 4: Pemasangan Infus

1. Kristaloid

Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume

expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien

yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.

2. Koloid

Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari

membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan

dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.

Contoh :

Natrium Klorida 0,9 %

Komposisi : NaCl : 4,5 gr

Air untuk injeksi : 500 ml

Osmolaritas : 308 mOsm/l

Na+¿¿ : 154 mEq/l

Cl−¿¿ : 154 mEq/l

Ringer Laktat

Komposisi : Natrium Laktat, C3H5NaO3 : 1,55 gr

Natrium Klorida, NaCl : 3,0 gr

Kalium Klorida, KCl : 0,15 gr

Kalsium Klorida, CaCl2.2H2O : 0,1 gr

Air untuk injeksi : 500 ml

Osmolaritas : 274 mOsm/l

Na+¿¿ : 130 mEq/l

K+¿ ¿ : 4 mEq/l

Cl−¿¿ : 109,5 mEq/l

Ca2+¿ ¿ : 2,7 mEq/l

Laktat (HCO3¯) : 27,5 mEq/l

Glukosa 5%

Page 5: Pemasangan Infus

Komposisi : Glukosa, C6H12O6.H2O : 25,0 gr

Air untuk injeksi : 500 ml

Osmolaritas : 280 mOsm/l

Setara dengan : 800 KJ/l (190 kkal/l)

F. Pembuluh Vena

1. Pada Lengan

- Vena mediana cubiti/ vena sefalika

- Vena basilika

2. Pada Tungkai

- Vena saphenous

3. Pada Leher

- Vena jugularis

4. Pada Kepala

- Vena frontalis

- Vena temporalis

Page 6: Pemasangan Infus
Page 7: Pemasangan Infus

G. Praktik Pemasangan Infus

Persiapan Alat

Tersedia baki berisi :

1. Infus set

2. Abocath

3. Cairan yang diperlukan

4. Kapas alcohol dalam tempatnya

5. Plester

6. Gunting perban

7. Nierbekken

8. Torniquet/ karet pembendung

9. Perlak kecil dan alasnya

10. Hansaplast

11. Spalk k/p

12. Tiang infus

Bak instrument berisi :

1. Handsoon steril 1 pasang

Persiapan Pasien

1. Memperkenalkan diri

2. Menjelaskan tujuan

3. Menyiapkan pasien

Pelaksanaan

1. Alat-alat dibawa ke dekat pasien

2. Petugas mencuci tangan

3. Melapor

4. Perlak dan alasnya dipasang di bawah daerah yang akan diinfus

5. Botol cairan digantungkan pada tiang infuse

6. Tutup botol cairan dibuka, lalu selang infus ditusukkan

7. Cairan dialirkan untuk mengeluarkan udara

8. Selang ditutup kembali, siapkan plester

9. Tourniquet dipasang pada lengan yang akan diinfus

Page 8: Pemasangan Infus

10. Pasang handscoon

11. Lengan yang akan diinfus didesinfeksi

12. Jarum abocath ditusukkan pada vena dengan lubang jarum menghadap ke

atas

13. Bila berhasil darah akan keluar, tourniquet dilepas dan selang infuse dipasang

14. Perhatikan kelancaran cairan, bila tetesan lancer, jarum dalam tempat

tusukan ditutup dengan plester, buka handscoon

15. Pangkal jarum direkatkan dengan plester

16. Tetesan infus diatur sesuai terapi yang ditentukan

17. Posisi lengan yang diinfus diatur senyaman mungkin

18. Alat-alat dibereskan

19. Petugas cuci tangan

20. Melapor