pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam ekosistem perkotaan

12
1. Latar Belakang Ruang terbuka hijau merupakan salah satu komponen penting lingkungan. Ruang terbuka hijau sebagai unsur utama tata ruang kota mempunyai fungsi yang sangat berpengaruh besar yang berguna bagi kemaslahatan hidup warga. Masyarakat juga dinilai kurang mampu dan peduli terhadap keberadaan RTH yang sesungguhnya mempunyai peran penting. Pemanfaatan lahan sebagai Ruang Terbuka Hijau masih kurang maksimal dewasa ini. Dalam hal ini ruang terbuka hijau mempunyai fungsi yaitu sebagai pendukung utama keberlanjutan perikehidupan warga kota selain itu juga hutan kota dapat dijadikan sebagai pelunak dan penyejuk lingkungan. Ruang Terbuka Hijau menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah: Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang atau jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka sebagai tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah ataupun sengaja ditanam. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk lingkungan kota yang nyaman dan sehat . (Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 pasal 1). Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Rerbuka Hijau Kawasan Perkotaan pasal 1 menyebutkan bahwa :

Upload: luhur-septiadi

Post on 10-Jul-2016

8 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam ekosistem perkotaan

1. Latar Belakang

Ruang terbuka hijau merupakan salah satu komponen penting lingkungan. Ruang terbuka

hijau sebagai unsur utama tata ruang kota mempunyai fungsi yang sangat berpengaruh besar

yang berguna bagi kemaslahatan hidup warga.

Masyarakat juga dinilai kurang mampu dan peduli terhadap keberadaan RTH yang

sesungguhnya mempunyai peran penting. Pemanfaatan lahan sebagai Ruang Terbuka Hijau

masih kurang maksimal dewasa ini. Dalam hal ini ruang terbuka hijau mempunyai fungsi

yaitu sebagai pendukung utama keberlanjutan perikehidupan warga kota selain itu juga hutan

kota dapat dijadikan sebagai pelunak dan penyejuk lingkungan.

Ruang Terbuka Hijau menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang adalah:

Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang atau jalur dan atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka sebagai tempat

tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah ataupun sengaja

ditanam. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau merupakan salah satu unsur

penting dalam membentuk lingkungan kota yang nyaman dan sehat .

(Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 pasal 1).

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan

Ruang Rerbuka Hijau Kawasan Perkotaan pasal 1 menyebutkan bahwa :

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya

disingkat RTHKP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana

tata ruang wilayah propinsi dan kabupaten/kota. RTHKP adalah bagian

dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan

tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan

esterika. Luas ideal RTHKP minimal 20% dari luas kawasan perkotaan.

Page 2: pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam ekosistem perkotaan

Dari Pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Ruang Terbuka Hijau adalah ruang

yang disediakan oleh pemerintah kota ataupun swasta untuk tumbuhnya tanaman dan pohon

dengan tujuan menampung segala aktivitas masyarakat kota, mengurangi polusi udara, dan

sehat. Ruang Terbuka Hijau membutuhkan perencanaan yang lebih baik lagi untuk menjaga

keseimbangan kualitas perkotaan melalui pembangunan berkelanjutan dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan hidup

Menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa pada hakikatnya ruang

terbagi kedalam kawasan lindung (alami,konservasi) dan kawasan budi daya atau terbangun.

Walau telah ada peraturannya, pada kenyataanya telah terjadi degradasi kualitas lingkungan

air, udara, dan tanah di hampir seluruh wilayah kota karena lemahnya penegakan hukum.

Ruang terbuka hijau merupakan salah satu elemen penting dalam suatu kota. Ruang terbuka

hijau berfungsi untuk menyeimbangkan keadaan ekologi pada suatu kawasan agar terjadi

keseimbangan antara ekosistem dan perkembangan pembangunan di era modern. Kota

mempunyai luas lahan terbatas, permintaan akan pemanfaatan lahan kota yang terus

berkembang untuk pembangunan berbagai fasilitas perkotaan baik permukiman, industri dan

pertambahan jalur transportasi yang perlahan akan menyita lahan – lahan atau ruang terbuka

lainnya diwilayah perkotaan.

Masalah perkotaan pada saat ini telah menjadi masalah yang cukup sulit untuk diatasi.

Perkembangan pembangunan perkotaan selain mempunyai dampak positif bagi kesejahteraan

warga kota juga menimbulkan dampak negatif pada beberapa aspek termasuk aspek

lingkungan. Pada mulanya, sebagian besar lahan kota merupakan ruang terbuka hijau. Namun

adanya peningkatan kebutuhan ruang untuk menampung penduduk dan aktivitasnya, ruang

terbuka hijau tersebut cenderung mengalami alih fungsi lahan menjadi ruang terbangun

Pertumbuhan penduduk dengan aktivitas yang tinggi di kawasan perkotaan berdampak pada

perubahan ciri khas sebuah kota, baik berupa fisik, sosial, dan budaya. Perubahan tersebut

terlihat jelas dengan timbulnya permasalahan yang sering terjadi dikawasan perkotaan, antara

lain, kemacetan, banjir, kawasan kumuh, dan polusi. Identifikasi kelestarian lingkungan dan

daya dukung lingkungan di daerah perkotaan dapat diestimasi dengan keberadaan ruang

terbuka hijau. Ruang terbuka hijau terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka

hijau privat.

Page 3: pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam ekosistem perkotaan

Proporsi ruang terbuka hijau pada ruang wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah

kota (Pasal 29 UU Nomor 26 tahun 2007). Sedangkan luas kebutuhan ruang terbuka hijau per

penduduk ditetapkan berdasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

05/PRT/M/2008 yaitu 20 m2/penduduk. Penyediaan dan pemanfaatan ruang tebuka hijau

dalam RTRW Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan

dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi kawasan konservasi untuk

kelestarian hidrologis, area pengembangan keanekaragaman hayati, area penciptaan iklim

mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan.

Perkembangan fisik ini menyebabkan terjadinya pergeseran struktur dan pola pemanfaatan

ruang sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan kecenderungan perubahan kondisi yang

terjadi.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa sebagian ruang terbuka hijau yang tidak tertata secara

baik belum ada secara umum keseriusan dalam penataan ruang terbuka hijau. Disisi lain

ruang terbuka hijau sangat diperlukan. Selain itu juga keberadaan ruang terbuka hijau

berfungsi untuk menambah nilai estetika dan keasrian kota, menciptakan iklim mikro yang

lebih sejuk, menjaga keseimbangan oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2), mengurangi

polutan, serta membantu mempertahankan ketersediaan air tanah.

Oleh karena itu dalam hal ini dengan cara mengambil salah satu sample RTH di Kota Malang

yaitu Hutan Malabar, kami akan mencoba menganalisis dan mengidentifikasi apakah sample

yang kami pilih tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Rumusan Masalaha. Bagaimana Pembangunan Ruang Terbuka Hijau dalam Ekosistem Perkotaan?

b. Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau dalam Ekosistem Perkotaan?

c. Faktor-faktor apa saja yang ada pada Pembangunan Ruang Terbuka Hijau dalam

Ekosistem Perkotaan?

Page 4: pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam ekosistem perkotaan

3. Pembahasan3.1 Pembangunan Ruang Terbuka Hijau dalam Ekosistem Perkotaan

3.1.1 Prosedur Perencanaan

Tujuan penyelenggaraan RTH adalah:

a. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;

b. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan

alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;

c. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan

perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

Ketentuan prosedur perencanaan RTH adalah sebagai berikut:

a. Penyediaan RTH harus disesuaikan dengan peruntukan yang telah ditentukan dalam

rencana tata ruang (RTRW Kota/RTR Kawasan Perkotaan/RDTR Kota/RTR

Kawasan Strategis Kota/Rencana Induk RTH) yang ditetapkan oleh pemerintah

daerah setempat;

b. Penyediaan dan pemanfaatan RTH publik yang dilaksanakan oleh pemerintah

disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku;

c. Tahapan penyediaan dan pemanfaatan RTH publik meliputi:

1. Perencanaan;

2. Pengadaan lahan;

3. Perancangan teknik;

4. Pelaksanaan pembangunan RTH;

5. Pemanfaatan dan pemeliharaan.

d. Penyediaan dan pemanfaatan RTH privat yang dilaksanakan oleh masyarakat

termasuk pengembang disesuaikan dengan ketentuan perijinan pembangunan;

e. Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti pemasangan reklame ( billboard )

atau reklame 3 dimensi, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku pada masing-masing daerah;

2. Tidak menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan tanaman misalnya

menghalangi penyinaran matahari atau pemangkasan tanaman yang dapat merusak

keutuhan bentuk tajuknya;

3. Tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH;

Page 5: pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam ekosistem perkotaan

4. Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH;

5. Tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis.

3.1.2 Peran Masyarakat

Peran masyarakat dalam penyediaan dan pemanfaatan RTH merupakan upaya

melibatkan masyarakat, swasta, lembaga badan hukum dan atau perseorangan baik

pada tahap perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian. Upaya ini dimaksudkan

untuk menjamin hak masyarakat dan swasta, untuk memberikan kesempatan akses

dan mencegah terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang dari rencana tata ruang

yang telah ditetapkan melalui pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang oleh

masyarakat dan swasta dalam pengelolaan RTH, dengan prinsip:

a. menempatkan masyarakat sebagai pelaku yang sangat menentukan dalam proses

pembangunan ruang ruang terbuka hijau;

b. memposisikan pemerintah sebagai fasilitator dalam proses pembangunan ruang

terbuka hijau;

c. menghormati hak yang dimiliki masyarakat serta menghargai kearifan lokal dan

keberagaman sosial budayanya;

d. menjunjung tinggi keterbukaan dengan semangat tetap menegakkan etika;

e. memperhatikan perkembangan teknologi dan bersikap profesional. Hal-hal yang

dapat dilakukan oleh pemerintah kota dalam mewujudkan penghijauan antara lain:

dalam lingkup kegiatan pembangunan ruang terbuka hijau (yang meliputi

perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian), pedoman ini ditujukan pada tahap

pemanfaatan ruang terbuka hijau, dimana rencana pembangunannya akan disusun

dan ditetapkan.

Peran masyarakat, swasta dan badan hukum dalam penyediaan RTH publik meliputi

penyediaan lahan, pembangunan dan pemeliharaan RTH. Peran dalam penyediaan

RTH ini dapat berupa:

a. Pengalihan hak kepemilikan lahan dari lahan privat menjadi RTH publik (hibah);

b. Menyerahkan penggunaan lahan privat untuk digunakan sebagai RTH publik;

c. Membiayai pembangunan RTH publik;

d. Membiayai pemeliharaan RTH publik;

e. Mengawasi pemanfaatan RTH publik;

Page 6: pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam ekosistem perkotaan

f. Memberikan penyuluhan tentang peranan RTH publik dalam peningkatan kualitas dan

keamanan lingkungan, sarana interaksi sosial serta mitigasi bencana.

Peran masyarakat pada RTH privat meliputi:

a. Memberikan penyuluhan tentang peranan RTH dalam peningkatan kualitas

lingkungan;

b. Turut serta dalam meningkatkan kualitas lingkungan di perumahan dalam hal

penanaman tanaman, pembuatan sumur resapan (bagi daerah yang memungkinkan)

dan pengelolaan sampah;

c. Mengisi seoptimal mungkin lahan pekarangan, berm dan lahan kosong lainnya

dengan berbagai jenis tanaman, baik ditanam langsung maupun ditanam dalam pot;

d. Turut serta secara aktif dalam komunitas masyarakat pecinta RTH.

Tabel.1 Pelibatan masyarakat pada Pemanfaatan dan Pengendalian

Rencana Pem anfaatan

Pelaksanaan Pem anfaatan

Pasca Pelaksanaan

Pelibatan Masyarakat

Pengambilan Keputusan

RTH

Page 7: pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam ekosistem perkotaan

Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan

a. Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah

Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut:

ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat;

proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari

20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat;

apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah

memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, maka

proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota,

baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem

ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan

masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota. Target luas sebesar

30% dari luas wilayah kota dapat dicapai secara bertahap melalui pengalokasian lahan

perkotaan secara tipikal sebagaimana ditunjukkan pada lampiran A.

b. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk, dilakukan dengan

mengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas RTH per kapita

sesuai peraturan yang berlaku. Penyediaan RTH Berdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu

Fungsi RTH pada kategori ini adalah untuk perlindungan atau pengamanan, sarana dan

prasarana misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, pengaman pejalan kaki

atau membatasi perkembangan penggunaan lahan agar fungsi utamanya tidak teganggu.

RTH kategori ini meliputi: jalur hijau sempadan rel kereta api, jalur hijau jaringan listrik

tegangan tinggi, RTH kawasan perlindungan setempat berupa RTH sempadan sungai,

RTH sempadan pantai, dan RTH pengamanan sumber air baku/mata air.

Kriteria Vegetasi untuk RTH dalam ekosistem Kota

Kriteria pemilihan vegetasi untuk taman lingkungan dan taman kota adalah

sebagai berikut:

Page 8: pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam ekosistem perkotaan

a. tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak

mengganggu pondasi;

b. tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;

c. ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain

seimbang;

d. perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;

e. kecepatan tumbuh sedang;

f. berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya;

g. jenis tanaman tahunan atau musiman;

h. jarak tanam setengah rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal;

i. tahan terhadap hama penyakit tanaman;

j. mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;

k. sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.