pemanfaatan limbah pabrik
DESCRIPTION
limbah tahuTRANSCRIPT
PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK TAHUPengelolaan limbah dalam industri pembuatan tahu merupakan salah satu dari contoh
teknik pengelolaan limbah secara Waste to Product yaitu menggunakan kembali limbah
hasil pabrik tahu sebagai bahan baku produk baru yang memiliki nilai tambah.
Limbah merupakan zat sisa atau bahan yang dihasilkan dari proses pembuatan produk dari
suatu industri yang kurang memiliki nilai guna. Limbah biasanya dibuang begitu saja, tanpa
dipikir lagi bahwa limbah tersebut mencemari lingkungan atau tidak bahkan sebagian besar
dari mereka tidak berpikiran bahwa limbah tersebut berguna jika diolah lagi untuk dijadikan
sebuah produk baru. Contoh limbah yang sering kita jumpai adalah limbah industri tahu.
Limbah industri tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun
pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah
padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk
makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang
langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Untuk memproduksi 1 ton tahu
atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3000 – 5000 Liter. Sumber limbah cair pabrik tahu
berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu.
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan
mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau
menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman
penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh
manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman
dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini
dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan
menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.
Dalam proses pembuatan tahu menghasilkan dua jenis limbah, yaitu limbah padat dan
limbah cair. Limbah padat atau yang sering kita sebut ampas tahu dapat diolah kembali
menjadi tempe gembus, oncom atau dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti
ayam, bebek, sapi, kambing dan sebagainya.
Pengolahan limbah yang berwujud zat cair biasanya melalui berbagai proses di antaranya,
limbah cair yang dihasilkan akan ditampung didalam dua septictank, septictank yang
berukuran lebih besar daripada septictank yang satunya. Kemudian disalurkan ke sebuah
drum besar yang ditanam di dalam tanah, setelah air terkumpul akan keluar dengan
sendirinya dan limbah yang lain akan mengendap yang kemudian akan dibuang langsung ke
lingkungan dengan meninggalkan bau busuk. Sedangkan air yang keluar dari drum akan
ditampung lagi di penampungan seperti kolam kecil yang nantinya akan menghasilkan
endapan yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan berupa air yang dibuang langsung ke
sungai tanpa dengan bahaya yang cukup besar.
Limbah industri tahu yang berupa cair dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan bio-gas. Bio-
gas sendiri adalah gas pembusukan bahan organik oleh bakteri dalam kondisi anaerob. Gas
bio tersebut campuran dari berbagai gas antara lain: CH4 (54-70%), CO2(27-45%), O2(1-4%),
N2(0,5-3%), CO(1%) dan H2S. Campuran gas ini mudah terbakar bila kandungan
CH4 (Methana) melebihi 50%. Air limbah industri tahu ini mempunyai kandungan Methana
(CH4) lebih dari 50% sehingga sangat memungkinkan untuk bahan sumber energi gas Bio-
gas. Untuk daerah tropis seperti Indonesia, Kontruksi fixed Domed Digester (Digester
Permanen). Digester permanen bahannya dari pasangan batu bata, pasangan batu kali, atau
beton dengan ruangan penyimpanan gas di atasnya. Digester ruangan gasnya sudah tetap
sehingga bila produksi gasnya lebih akan terbuang keluar melalui lubang pengeluaran. Saat
tekanan gas tinggi maka slurry akan terdorong ke bak pelimpahan selanjutnya akan meluap
keluar melalui lubang pengeluaran secara otomatis dan mengalir ke bak an aerobic sistem.
Bila gas digunakan maka tekanan akan berkurang dan slurry masuk kembali ke digester.
Digester permanen ini pembangunannya harus teliti karena bila terjadi salah
membangunnya atau tidak hati-hati misalnya sampai terjadi lubang sebesar jarum berarti
digester tersebut bocor. Berikut ini adalah proses terjadinya gas bio, setelah pembangunan
selesai, air limbah tahu dimasukkan ke dalam digester. Pengisian ini hingga penuh
melimpah ke dasar bak pelimpahan. Kemudian tutup digester dipasang dengan tanah liat
sebagai sealnya dan diatasnya diisi dengan air hingga penuh. Air limbah terus dimasukkan.
Pada kondisi anaerob, maka bakteri akan menguraikan bahan organik yang mengandung
protein, lemak suhu antara 150C-350C, suhu optimal antara 320C-350C,dan setelah ± 30 hari
akan dihasilkan bio gas.
Bio gas sangat bermanfaat bagi alat kebutuhan rumah tangga/kebutuhan sehari-hari,
misalnya sebagai bahan bakar kompor (untuk memasak), lampu, penghangat
ruangan/gasolec, suplai bahan bakar mesin diesel, untuk pengelasan (memotong besi), dan
lain-lain. Sedangkan manfaat bagi lingkungan adalah dengan proses fermentasi oleh bakteri
anaerob (Bakteri Methan) tingkat pengurangan pencemaran lingkungan dengan parameter
BOD dan COD akan berkurang sampai dengan 98% dan air limbah telah memenuhi standard
baku mutu pemerintah sehingga layak di buang ke sungai. Bio gas secara tidak langsung
juga bermanfaat dalam penghematan energi yang berasal dari alam, khususnya sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui (minyak bumi) sehingga sumber daya alam
tersebut akan lebih hemat dalam penggunaannya dalam jangka waktu yang lebih lama lagi
(Rudi Prasetyo, 2008).
Penanganan limbah tahu dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat
menghasilkan tahu yang lebih baik dan sedikit menghasilkan limbah, dengan penerapan
produksi bersih (cleaner production). Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan upaya
penanganan pencemar secara preventif. Produksi Bersih didefinisikan sebagai: Strategi
pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara terus-
menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses produksi,
produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya
sehingga dapat meminimisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta
kerusakan lingkungan (Kebijakan Nasional Produksi Bersih, KLH 2003).
Kegiatan Produksi Bersih dimulai dari strategi 5R yaitu berpikir ulang (re-think) untuk
pencegahan (elimination) pengurangan (reduce), pakai ulang (reuse), daur ulang (recycle)
dan pungut ulang (recovery) limbah. Dengan demikian maka pendekatan Produksi Bersih
akan meningkatkan efisiensi produksi dan jasa, mengurangi timbulan limbah, mengurangi
biaya produksi atau biaya operasi, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menjadi sebuah tatanan yang memiliki keterkaitan
antara proses satu dengan lainnya. Pengelohan Limbah terpadu saat ini cenderung
mengarah pada sebuah pengolahan yang bisa menghasilkan sebuah benefit finansial yang
menguntungkan untuk semua pihak. Prinsip terpadu dalam pengolahan limbah diterapkan
dalam sebuah siklus ekologi industri. Konsep ini berawal dari sistem biologi yang dikenal
dengan sebuah ekosistem yang didalamnya terdapat sebuah rantai makanan bagi spesies
yang ada di dalamnya.
Upaya penerapan produksi bersih (cleaner production) dengan cara penataan proses
produksi yang baik dari mulai tempat proses pencucian, penempatan peralatan yang tepat,
penggunaan air yang bersih sehingga limbah padat maupun limbah cair berkurang
merupakan salah satu dari upaya pengelolaan limbah yang mengacu pada prinsip 3R
yaitu Reduce (upaya pengurangan). Selain itu, upaya Reduceyang lainnya dapat dilakukan
dengan memanfaatkan mikroalga dapat mengatasi limbah pabrik tahu. Teknologi
pembiakan Chlorella sp. dapat dikembangkan sehingga secara terus-menerus dapat
mengubah limbah cair tahu menjadi biomassa. Dengan memanfaatkan mikroalga Chlorella
sp. Ini dapat juga menurunkan nilai kandungan BOD dan COD dari limbah cair pabrik tahu
yang dihasilkan.
Upaya Reuse (penggunaan kembali) dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah padat
ampas tahu sebagai pakan ternak. Keberadaan ampas tahu di tanah air cukup melimpah,
murah dan mudah didapat. Produk sampingan pabrik tahu ini apabila telah mengalami
fermentasi dapat meningkatkan kualitas pakan dan memacu pertumbuhan ayam pedaging.
Produk sampingan pabrik ampas tahu ini telah digunakan sebagai pakan babi, sapi bahkan
ayam pedaging. Namun karena kandungan air dan serat kasarnya yang tinggi, maka
penggunaannya menjadi terbatas dan belum memberikan hasil yang baik. Guna mengatasi
tingginya kadar air dan serat kasar pada ampas tahu maka dilakukan fermentasi. Fakta
menunjukkan bahwa penggunaan ampas tahu sebagai pakan ternak ini menunjukkan
pertumbuhan yang positif pada ternak.
Reclye (mendaur ulang kembali) adalah upaya yang ketiga yang dapat dilakukan dalam
pengelolaan limbah yang mengacu pada prinsip 3R. Upaya- upaya yang dapat dilakukan
adalah mendaur ulang ampas tahu ini menjadi kecap ampas tahu, oncom, pupuk cair, dan
bahan bakar biogas. Limbah cair pembuatan tahu bisa disulap menjadi pupuk organik cair
yang kaya manfaat. Selain harganya murah hasil pertaniannya juga bisa lebih baik. Sebagai
pengganti pupuk urea, pupuk cair dari limbah tahu sangat dibutuhkan tanaman.
Jika ditinjau dari segi ekonomi dan penggunaan energi, pemanfaatan limbah pabrik
pembuatan tahu ini dapat memberikan keuntungan yang cukup banyak. Bio gas sangat
bermanfaat dalam berbagai hal seperti sebagai bahan bakar kompor (untuk memasak),
lampu, penghangat ruangan/gasolec, suplai bahan bakar mesin diesel, untuk pengelasan
(memotong besi), dan lain-lain. Dan secara tidak langsung bio gas berperan dalam
penghematan sumber energi yang ada di bumi ini. Walaupun harga pembuatan IPAL biogas
cukup mahal tetapi dengan keutungan yang diperoleh secara terus – menerus dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemanfaatan biogas ini karena harga bahan
bakar minyak sekarang ini semakin meningkat. Pemanfaatan limbah cair tahu sebagai
pupuk juga dapat memberikan keutungan bagi para penggunanya karena selain
mengurangi penggunaan pupuk kimia (urea), hal ini juga dapat memberikan tambahan
pendapatan bagi para produsen pupuk cair dari limbah tahu tersebut. Harga pupuk cair dari
limbah tahu ini biasanya dijual Rp 4.000 per liter.
Pemanfaatan ampas tahu sebagai kecap ampas tahu, pakan ternak, dan oncom juga dapat
menghasilkan pendapatan bagi para produsennya. Karena dengan teknologi yang
sederhana, hal tersebut dapat dilakukan oleh semua orang. Dari segi biaya yang diperlukan
untuk pengelolaan limbah tahu ini tidak memerlukan biaya yang besar, karena biaya
langsung seperti bahan baku dan tenaga kerja sudah tersedia dan tidak perlu mengeluarkan
biaya lagi. Sedangkan biaya tak langsung seperti biaya overhead tidak terlalu besar.
Produksi bersih merangkum semua konsep pencegahan. Konsep pencegahan yang paling
awal yaitu minimisasi limbah (waste minimization), pencegahan pencemaran (pollution
prevention) dan pengurangan pemakaian bahan beracun yang dihasilkan oleh industri tahu
yang kesemuanya terfokus pada kata kunci dampak lingkungan, limbah berbahaya, bahan-
bahan beracun dan pencemaran. Konsep pencegahan yang baru yaitu berdasarkan sasaran
pada pengurangan dampak lingkungan melalui siklus daur hidup produk (life cycle analysis),
dengan fokus pada desain produk ramah lingkungan (design for environment) atau pada
pendekatan baru berdasarkan nilai tambah yaitu eco-efficiency. Eco-efficiency dan
Produksi Bersih merupakan konsep yang saling melengkapi. Eco-efficiency lebih ditujukan
pada strategi bisnis efisien yang memberikan dampak positif bagi lingkungan sedangkan
Produksi Bersih pada sisi operasional atau produksi dengan pencegahan dan pengurangan
timbulan limbah yang berdampak positif pada peningkatan efisiensi dan produktivitas.