pemanfaatan limbah pabrik

5
PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK TAHU Pengelolaan limbah dalam industri pembuatan tahu merupakan salah satu dari contoh teknik pengelolaan limbah secara Waste to Product yaitu menggunakan kembali limbah hasil pabrik tahu sebagai bahan baku produk baru yang memiliki nilai tambah. Limbah merupakan zat sisa atau bahan yang dihasilkan dari proses pembuatan produk dari suatu industri yang kurang memiliki nilai guna. Limbah biasanya dibuang begitu saja, tanpa dipikir lagi bahwa limbah tersebut mencemari lingkungan atau tidak bahkan sebagian besar dari mereka tidak berpikiran bahwa limbah tersebut berguna jika diolah lagi untuk dijadikan sebuah produk baru. Contoh limbah yang sering kita jumpai adalah limbah industri tahu. Limbah industri tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3000 – 5000 Liter. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu. Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya. Dalam proses pembuatan tahu menghasilkan dua jenis limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat atau yang sering kita sebut ampas tahu dapat diolah kembali menjadi tempe gembus, oncom atau dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti ayam, bebek, sapi, kambing dan sebagainya. Pengolahan limbah yang berwujud zat cair biasanya melalui berbagai proses di antaranya, limbah cair yang dihasilkan akan ditampung didalam dua septictank, septictank yang berukuran lebih besar daripada septictank yang satunya. Kemudian disalurkan ke sebuah drum besar yang ditanam di dalam tanah, setelah air terkumpul akan keluar dengan sendirinya dan limbah yang lain akan mengendap yang kemudian akan dibuang langsung ke lingkungan dengan

Upload: diah-syafaaty

Post on 19-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

limbah tahu

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK TAHUPengelolaan limbah dalam industri pembuatan tahu merupakan salah satu dari contoh

teknik pengelolaan limbah secara Waste to Product yaitu menggunakan kembali limbah

hasil pabrik tahu sebagai bahan baku produk baru yang memiliki nilai tambah.

Limbah merupakan zat sisa atau bahan yang dihasilkan dari proses pembuatan produk dari

suatu industri yang kurang memiliki nilai guna. Limbah biasanya dibuang begitu saja, tanpa

dipikir lagi bahwa limbah tersebut mencemari lingkungan atau tidak bahkan sebagian besar

dari mereka tidak berpikiran bahwa limbah tersebut berguna jika diolah lagi untuk dijadikan

sebuah produk baru. Contoh limbah yang sering kita jumpai adalah limbah industri tahu.

Limbah industri tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun

pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah

padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk

makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang

langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Untuk memproduksi 1 ton tahu

atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3000 – 5000 Liter. Sumber limbah cair pabrik tahu

berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu.

Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan

mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau

menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman

penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh

manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman

dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini

dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan

menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.

Dalam proses pembuatan tahu menghasilkan dua jenis limbah, yaitu limbah padat dan

limbah cair. Limbah padat atau yang sering kita sebut ampas tahu dapat diolah kembali

menjadi tempe gembus, oncom atau dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti

ayam, bebek, sapi, kambing dan sebagainya.

Pengolahan limbah yang berwujud zat cair biasanya melalui berbagai proses di antaranya,

limbah cair yang dihasilkan akan ditampung didalam dua septictank, septictank yang

berukuran lebih besar daripada septictank yang satunya. Kemudian disalurkan ke sebuah

drum besar yang ditanam di dalam tanah, setelah air terkumpul akan keluar dengan

sendirinya dan limbah yang lain akan mengendap yang kemudian akan dibuang langsung ke

lingkungan dengan meninggalkan bau busuk. Sedangkan air yang keluar dari drum akan

ditampung lagi di penampungan seperti kolam kecil yang nantinya akan menghasilkan

endapan yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan berupa air yang dibuang langsung ke

sungai tanpa dengan bahaya yang cukup besar.

Page 2: PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK

Limbah industri tahu yang berupa cair dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan bio-gas. Bio-

gas sendiri adalah gas pembusukan bahan organik oleh bakteri dalam kondisi anaerob. Gas

bio tersebut campuran dari berbagai gas antara lain: CH4 (54-70%), CO2(27-45%), O2(1-4%),

N2(0,5-3%), CO(1%) dan H2S. Campuran gas ini mudah terbakar bila kandungan

CH4 (Methana) melebihi 50%. Air limbah industri tahu ini mempunyai kandungan Methana

(CH4) lebih dari 50% sehingga sangat memungkinkan untuk bahan sumber energi gas Bio-

gas. Untuk daerah tropis seperti Indonesia, Kontruksi fixed Domed Digester (Digester

Permanen). Digester permanen bahannya dari pasangan batu bata, pasangan batu kali, atau

beton dengan ruangan penyimpanan gas di atasnya. Digester ruangan gasnya sudah tetap

sehingga bila produksi gasnya lebih akan terbuang keluar melalui lubang pengeluaran. Saat

tekanan gas tinggi maka slurry akan terdorong ke bak pelimpahan selanjutnya akan meluap

keluar melalui lubang pengeluaran secara otomatis dan mengalir ke bak an aerobic sistem.

Bila gas digunakan maka tekanan akan berkurang dan slurry masuk kembali ke digester.

Digester permanen ini pembangunannya harus teliti karena bila terjadi salah

membangunnya atau tidak hati-hati misalnya sampai terjadi lubang sebesar jarum berarti

digester tersebut bocor. Berikut ini adalah proses terjadinya gas bio, setelah pembangunan

selesai, air limbah tahu dimasukkan ke dalam digester. Pengisian ini hingga penuh

melimpah ke dasar bak pelimpahan. Kemudian tutup digester dipasang dengan tanah liat

sebagai sealnya dan diatasnya diisi dengan air hingga penuh. Air limbah terus dimasukkan.

Pada kondisi anaerob, maka bakteri akan menguraikan bahan organik yang mengandung

protein, lemak suhu antara 150C-350C, suhu optimal antara 320C-350C,dan setelah ± 30 hari

akan dihasilkan bio gas.

Bio gas sangat bermanfaat bagi alat kebutuhan rumah tangga/kebutuhan sehari-hari,

misalnya sebagai bahan bakar kompor (untuk memasak), lampu, penghangat

ruangan/gasolec, suplai bahan bakar mesin diesel, untuk pengelasan (memotong besi), dan

lain-lain. Sedangkan manfaat bagi lingkungan adalah dengan proses fermentasi oleh bakteri

anaerob (Bakteri Methan) tingkat pengurangan pencemaran lingkungan dengan parameter

BOD dan COD akan berkurang sampai dengan 98% dan air limbah telah memenuhi standard

baku mutu pemerintah sehingga layak di buang ke sungai. Bio gas secara tidak langsung

juga bermanfaat dalam penghematan energi yang berasal dari alam, khususnya sumber

daya alam yang tidak dapat diperbaharui (minyak bumi) sehingga sumber daya alam

tersebut akan  lebih hemat dalam penggunaannya dalam jangka waktu yang lebih lama lagi

(Rudi Prasetyo, 2008).

Penanganan limbah tahu dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat

menghasilkan tahu yang lebih baik dan sedikit menghasilkan limbah, dengan penerapan

produksi bersih (cleaner production). Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan upaya

penanganan pencemar secara preventif. Produksi Bersih didefinisikan sebagai:  Strategi

pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara terus-

menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses produksi,

produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah

terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya

sehingga dapat meminimisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta

kerusakan lingkungan (Kebijakan Nasional Produksi Bersih, KLH 2003).

Page 3: PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK

Kegiatan Produksi Bersih dimulai dari strategi 5R yaitu berpikir ulang (re-think) untuk

pencegahan (elimination) pengurangan (reduce), pakai ulang (reuse), daur ulang (recycle)

dan pungut ulang (recovery) limbah. Dengan demikian maka pendekatan Produksi Bersih

akan meningkatkan efisiensi produksi dan jasa, mengurangi timbulan limbah, mengurangi

biaya produksi atau biaya operasi, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja

Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menjadi sebuah tatanan yang memiliki keterkaitan

antara proses satu dengan lainnya. Pengelohan Limbah terpadu saat ini cenderung

mengarah pada sebuah pengolahan yang bisa menghasilkan sebuah benefit finansial yang

menguntungkan untuk semua pihak. Prinsip terpadu dalam pengolahan limbah diterapkan

dalam sebuah siklus ekologi industri. Konsep ini berawal dari sistem biologi yang dikenal

dengan sebuah ekosistem yang didalamnya terdapat sebuah rantai makanan bagi spesies

yang ada di dalamnya.

Upaya penerapan produksi bersih (cleaner production) dengan cara penataan proses

produksi yang baik dari mulai tempat proses pencucian, penempatan peralatan yang tepat,

penggunaan air yang bersih sehingga limbah padat maupun limbah cair berkurang

merupakan salah satu dari upaya pengelolaan limbah yang mengacu pada prinsip 3R

yaitu Reduce (upaya pengurangan). Selain itu, upaya Reduceyang lainnya dapat dilakukan

dengan memanfaatkan mikroalga dapat mengatasi limbah pabrik tahu. Teknologi

pembiakan Chlorella sp. dapat dikembangkan sehingga secara terus-menerus dapat

mengubah limbah cair tahu menjadi biomassa. Dengan memanfaatkan mikroalga Chlorella

sp. Ini dapat juga menurunkan nilai kandungan BOD dan COD dari limbah cair pabrik tahu

yang dihasilkan.

Upaya Reuse (penggunaan kembali) dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah padat

ampas tahu sebagai pakan ternak. Keberadaan ampas tahu di tanah air cukup melimpah,

murah dan mudah didapat. Produk sampingan pabrik tahu ini apabila telah mengalami

fermentasi dapat meningkatkan kualitas pakan dan memacu pertumbuhan ayam pedaging.

Produk sampingan pabrik ampas tahu ini telah digunakan sebagai pakan babi, sapi bahkan

ayam pedaging. Namun karena kandungan air dan serat kasarnya yang tinggi, maka

penggunaannya menjadi terbatas dan belum memberikan hasil yang baik. Guna mengatasi

tingginya kadar air dan serat kasar pada ampas tahu maka dilakukan fermentasi. Fakta

menunjukkan bahwa penggunaan ampas tahu sebagai pakan ternak ini menunjukkan

pertumbuhan yang positif pada ternak.

Reclye (mendaur ulang kembali) adalah upaya yang ketiga yang dapat dilakukan dalam

pengelolaan limbah yang mengacu pada prinsip 3R. Upaya- upaya yang dapat dilakukan

adalah mendaur ulang ampas tahu ini menjadi kecap ampas tahu, oncom, pupuk cair, dan

bahan bakar biogas. Limbah cair pembuatan tahu bisa disulap menjadi pupuk organik cair

yang kaya manfaat. Selain harganya murah hasil pertaniannya juga bisa lebih baik. Sebagai

pengganti pupuk urea, pupuk cair dari limbah tahu sangat dibutuhkan tanaman.

Jika ditinjau dari segi ekonomi dan penggunaan energi, pemanfaatan limbah pabrik

pembuatan tahu ini dapat memberikan keuntungan yang cukup banyak. Bio gas sangat

bermanfaat dalam berbagai hal seperti sebagai bahan bakar kompor (untuk memasak),

lampu, penghangat ruangan/gasolec, suplai bahan bakar mesin diesel, untuk pengelasan

(memotong besi), dan lain-lain. Dan secara tidak langsung bio gas berperan dalam

Page 4: PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK

penghematan sumber energi yang ada di bumi ini. Walaupun harga pembuatan IPAL biogas

cukup mahal tetapi dengan keutungan yang diperoleh secara terus – menerus dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemanfaatan biogas ini karena harga bahan

bakar minyak sekarang ini semakin meningkat. Pemanfaatan limbah cair tahu sebagai

pupuk juga dapat memberikan keutungan bagi para penggunanya karena selain

mengurangi penggunaan pupuk kimia (urea), hal ini juga dapat memberikan tambahan

pendapatan bagi para produsen pupuk cair dari limbah tahu tersebut. Harga pupuk cair dari

limbah tahu ini biasanya dijual Rp 4.000 per liter.

Pemanfaatan ampas tahu sebagai kecap ampas tahu, pakan ternak, dan oncom juga dapat

menghasilkan pendapatan bagi para produsennya. Karena dengan teknologi yang

sederhana, hal tersebut dapat dilakukan oleh semua orang. Dari segi biaya yang diperlukan

untuk pengelolaan limbah tahu ini tidak memerlukan biaya yang besar, karena biaya

langsung seperti bahan baku dan tenaga kerja sudah tersedia dan tidak perlu mengeluarkan

biaya lagi. Sedangkan biaya tak langsung seperti biaya overhead tidak terlalu besar.

Produksi bersih merangkum semua konsep pencegahan. Konsep pencegahan yang paling

awal yaitu minimisasi limbah (waste minimization), pencegahan pencemaran (pollution

prevention) dan pengurangan pemakaian bahan beracun yang dihasilkan oleh industri tahu

yang kesemuanya terfokus pada kata kunci dampak lingkungan, limbah berbahaya, bahan-

bahan beracun dan pencemaran. Konsep pencegahan yang baru yaitu berdasarkan sasaran

pada pengurangan dampak lingkungan melalui siklus daur hidup produk (life cycle analysis),

dengan fokus pada desain produk ramah lingkungan (design for environment) atau pada

pendekatan baru berdasarkan nilai tambah yaitu eco-efficiency.  Eco-efficiency dan

Produksi Bersih merupakan konsep yang saling melengkapi. Eco-efficiency lebih ditujukan

pada strategi bisnis efisien yang memberikan dampak positif bagi lingkungan sedangkan

Produksi Bersih pada sisi operasional atau produksi dengan pencegahan dan pengurangan

timbulan limbah yang berdampak positif pada peningkatan efisiensi dan produktivitas.