pemanfaatan limbah minyak jarak pagar sebagai pupuk organik

Upload: famila-anindia-putri

Post on 01-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Pemanfaatan Limbah Minyak Jarak Pagar Sebagai Pupuk Organik

    1/4

    PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

    SEBAGAI PUPUK ORGANIK

    Use of Jatropha (Jatropha curcas L.) Oil Waste as Organic Fertilizer

    Master Theses from JBPTITBBI / 2008-09-24 10:57:21Oleh : DENNY RACHDYANA NUGRAHA, SITH - ITB

    Dibuat : 2007, dengan 1 file

    Keyword : jatropha, bungkil, limbah, pupuk organik

    Nomor Panggil (DDC) : T658.567 NUG p

    Minyak nabati (biofuel) dapat digunakan sebagai alternatif pengganti minyak bumi.

    Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi

    sebagai sumber penghasil minyak nabati. Dalam proses pembuatan minyak nabati dari jarak pagar akan dihasilkan limbah berupa bungkil dan tempurung biji dalam jumlah yang besar.

    Bungkil biji khususnya berpotensi sebagai pupuk organik karena memiliki kandungan

    nitrogen (N) yang tinggi, yaitu setara dengan pupuk kandang dari kotoran ayam. Saat initelah tersedia teknologi untuk membuat pupuk organik secara mudah dan cepat, yaitu

    dengan metode bokashi.

    Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengkaji kualitas pupuk organik (kompos) yang dibuat

    dari limbah minyak jarak pagar (2) mengkaji pengaruh penggunaan pupuk organik(bokashi) dari limbah pengolahan biodisel jarak pagar terhadap pertumbuhan dan produksi

    tanaman sawi (Brassica juncea L.), (3) mengkaji sejauhmana pengaruh substitusi pupukkimia oleh pupuk organik dari limbah pengolahan biodisel jarak pagar pada tanaman sawi,

    dan (4) menyusun rencana dan strategi pengelolaan limbah minyak jarak pagar agar

    menjadi suatu usaha yang menguntungkan.

    Penelitian ini dimulai dengan menganalisis kandungan nutrisi bahan pupuk berupa bungkil

    dan tempurung biji jarak pagar, meliputi kandungan C, N, P, K, pH, kadar air dan rasio

    C/N. Hasil dari analisis ini merupakan acuan dalam menentukan perlu tidaknya bungkildicampur dengan bahan lain dalam proses pengkomposan. Tahap selanjutnya adalah proses

     pembuatan pupuk organik menggunakan metode bokashi, yaitu proses fermentasi dengan bantuan aktivator EM4 (kultur mikroorganisme yang bermanfaat) secara anaerob. Setelah

     bokashi matang, selanjutnya dianalisis kembali kandungan C, N, P, K, pH, rasio C/N, kadarair, KTK, dan kandungan bahan organiknya untuk mengetahui apakah bokashi ini

    memenuhi standar kelayakan sebagai pupuk organik.

    Pupuk organik yang telah dibuat diaplikasikan terhadap tanaman sawi (Brassica juncea)

  • 8/9/2019 Pemanfaatan Limbah Minyak Jarak Pagar Sebagai Pupuk Organik

    2/4

    dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial. Terdapat dua faktor yang

    diuji, faktor pertama adalah penambahan penggunaan dosis pupuk kimia dengan tiga taraf

     perlakuan, yaitu : dosis standar atau 100% (K1), 50% (K2), dan 25% (K3). Faktor keduaadalah penambahan pupuk organik dengan empat taraf perlakuan yang dicobakan yaitu :tanpa pupuk organik (P0), bokashi campuran I (P1), yaitu campuran bungkil dengan

    tempurung biji, bokashi campuran II (P2), yaitu bungkil dengan serbuk gergaji, dan bungkil

    (P3). Tanaman sawi ditumbuhkan selama 25 hari. Setelah pemanenan, dilakukan analisiskandungan nitrogen tanaman, klorofil total, dan biomassa.

    Hasil pengujian kualitas bokashi menunjukkan bahwa bokashi campuran I dan II memiliki

    kandungan unsur hara yang memenuhi SNI kompos. Bokashi campuran I memilikikeunggulan kandungan unsur hara dibandingkan bokashi campuran II. Hasil statistik

    terhadap pengujian pemakaian bokashi untuk budidaya sawi menunjukkan bahwa faktor

     penggunaan dosis pupuk kimia dan penambahan pupuk organik memberikan pengaruhyang signifikan pada biomassa, kandungan nitrogen, dan kandungan klorofil total serta

    terdapat interaksi diantara kedua faktor tersebut.

    Penambahan bokashi campuran I dan II pada perlakuan penggunaan pupuk kimia dosis

    100% (K1P1 dan K1P2), telah meningkatkan biomassa, kandungan nitrogen dan

    kandungan klorofil total tanaman dibandingkan dengan kontrol (K1P0), tetapi peningkatannya lebih besar pada perlakuan dengan bokashi campuran I. Penurunan dosis

     penggunaan pupuk kimia sebesar 50% dan penambahan bokashi campuran I dan II (K2P1

    dan K2P2), masih memberikan peningkatan biomassa, kandungan nitrogen dan kandungan

    klorofil total tanaman terhadap kontrol (K1P0), tetapi peningkatannya lebih besar pada perlakuan dengan bokashi campuran I. Namun, pada penggunaan pupuk kimia dengan

    dosis 25% dari standar, terjadi penurunan pada biomassa, kandungan nitrogen dan

    kandungan klorofil total tanaman pada setiap penambahan bokashi dan bungkil (P1, P2 danP3) terhadap kontrol (K1P0). Begitu pula pada setiap perlakuan dosis pupuk kimia (K1P3,

    K2P3 dan K3P3), terjadi penurunan biomassa, kandungan nitrogen dan kandungan klorofil

    total tanaman dibandingkan dengan kontrol (K1P0). Secara umum, penelitian inimenunjukkan bahwa penambahan bokashi campuran I dan II dapat mengurangi

     penggunaan dosis pupuk kimia sampai dengan 50%.

    Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa pembuatan bokashi campuran I dan campuran

    II merupakan usaha yang layak dilakukan bila dilihat dari nilai BEP produksi, Gross B/C

    ratio dan NPV-nya. Akan tetapi usaha pembuatan bokashi campuran I lebih

    menguntungkan dibandingkan bokashi campuran II. Pengembangan usaha limbah minyak jarak pagar menjadi pupuk organik pada suatu wilayah harus melibatkan kerjasama yang

    sinergis dari empat elemen, yaitu : petani, kelompok tani, stakeholder, dan pemerintah.

  • 8/9/2019 Pemanfaatan Limbah Minyak Jarak Pagar Sebagai Pupuk Organik

    3/4

    Deskripsi Alternatif : 

     Biofuel can be used as alternative substitute of petroleum. Jatropha plant (Jatropha curcas L.) is one of plants potentially used for biofuel. The process of producing jatropha oilresults in large quantity of waste in the form of cake and shell. The cake has potency to be

    used for organic fertilizer because it has high concentration of nitrogen, i.e. almost equal

    to the level of nitrogen in chicken manure. At the moment, one of effective technologies forconverting cake waste into organic fertiziler, which is readily available, is composting

    using bokashi method.

    The objective of this research was (1) to investigate quality of organic fertilizer from

     jatropha oli waste, (2) to investigate the effect of organic fertilizer (bokahsi) from jatropha

    oil waste on the growth and production of mustard (Brassica juncea L.), (3) to investigateto what extent the use of this organic fertiziler can reduce the use of chemical (synthetic)

     fertilizer, and (4) to build a strategic plan for making profitable business based on jatropha

    oil waste.

    This research was started with analyzing nutrition content of the raw materials (jatropha

    cake and shell) including C, N, P, K, pH, water content and C/N ratio. The result of thisanalysis was used as a reference in determining whether it is necessary to mix the jatropha

    cake/shell with other materials during the composting process. The next step was the

    making of organic fertilizer using bokashi method, which is a fermentation using activator

     EM4 containing useful microorganism, in anaerob condition. After the bokashi is matured,the content of C, N, P, K, pH, C/N ratio, water, total organic material as well as CEC was

    analyzed in order to test whether the quality of the bokashi conforms SNI standard for

    organic fertilizer.

    The resulting organic fertilizer was then applied for growing mustard plant (Brassica juncea) using factorial experiment with complete random design. There were two factors

    examined, the first factor was use of chemical fertilizer dose in three levels, i.e. 100 % (K1-

     standard dose), 50 % (K2) and 25 %(K3). The second factor was use of organic fertilizer in

     four levels, i.e. without organic fertilizer (P0), bokashi formulation I (PI) (made from cakeand shell), bokashi formulation II (P2) (made from cake and sawdust), and un-composted

    cake (P3). The plants were grown for 25 days. After harvested, an analysis on its nitrogen,

    total chlorophyll content and biomass was conducted.

    The result demonstrates that both bokashi formulation I and II have nutrition content

    conforming to the SNI standard for organic fertilizer. In general, the quality of bokashi formulation I was better than bokashi formulation II judged by its nutrition content. The

  • 8/9/2019 Pemanfaatan Limbah Minyak Jarak Pagar Sebagai Pupuk Organik

    4/4

     statistical analysis shows that use of chemical fertilizer dose and use of organic fertilizer factors results in significant effect on biomass, nitrogen and total chlorophyll content.

    There was interaction between both factors.

    The result demonstrates that adding the bokashi formulation I and II on the treatment with

    100 % chemical fertilizer dose (K1P1 dan K1P2) brings about an increase in the biomass,nitrogen and total chlorophyll content compared to control (K1P0), however the increment

    was higher in the treatment with bokashi formulation I. The use of 50 % chemical fertilizer

    dose combined with adding bokashi formulation I and II (K2P1 dan K2P2) still yields an

    increase in the biomass, nitrogen and total chlorophyll content compared to control(K1P0). Similar to the previous set, the increment was higher in the treatment with bokashi

     formulation I. However, on the treatment with 50 % chemical fertilizer dose, adding

    bokashi formulation I, II and cake (P1,P2, and P3) yields a decrease in the biomass,nitrogen and total chlorophyll content compared to control (K1P0). Likewise, adding cake

    in all chemical fertilizer dose treatments (K1P3, K2P3 and K3P3) brings about a decrease

    in nitrogen, total chlorophyll content and the biomass. In general, the research

    demonstrates that the use of bokashi formulation I and II can reduce the use of chemical fertilizer up to 50 %.

    The economic analysis shows that business on producing bokashi formulation I and II is

    economically feasible judged by the values of production BEP, Gros B/C ratio and NPV.

     However, producing bokashi formulation I is more profitable than producing bokashi

     formulation II. The development of business based on jatropha oil waste has to involve synergic coorperation among four key elements, i.e. farmers, farmer groups, stakeholder

    and government.