pemanfaatan energi terbarukan dalam peningkatan nilai web viewjika kolom ini tidak dibuat dengan...

51
Community Development Competition ITB FAIR 2010 PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN DALAM PENINGKATAN NILAI JUAL PRODUK OLAHAN HASIL LAUT Local Action Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Pantai Gesing, Gunungkidul, Yogyakarta Oleh : Genisa Azmi Ghafery Teknik Mesin 13106086 Wisnugraha Adikaputra S Teknik Tenaga Listrik 13206168

Upload: trinhdan

Post on 29-Jan-2018

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Community Development Competition ITB FAIR 2010

PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN DALAM PENINGKATAN

NILAI JUAL PRODUK OLAHAN HASIL LAUTLocal Action Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Pantai Gesing, Gunungkidul,

Yogyakarta

Oleh :

Genisa Azmi Ghafery Teknik Mesin 13106086

Wisnugraha Adikaputra S Teknik Tenaga Listrik 13206168

Faisal Dwiyana Purnawarman Teknik Kelautan 15508045

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2010

Page 2: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Abstrak

Masyarakat nelayan pesisir pantai Gunungkidul, Yogyakarta, selama ini banyak yang masih belum tersentuh listrik. Khusus di Pantai Gesing, pantai dengan unit Tempat Pelelangan Ikan (TPI), sangat ironis apabila kondisinya tanpa listrik mengingat potensi TPI sebagai pusat perdagangan ikan sebelum dijual ke pasar. Apabila hanya mengandalkan listrik dari PLN yang belum ada, akan sangat sulit terealisasi, dan apabila sudah terealisasi, hanya akan menambah beban biaya bagi nelayan, karena sudah terbebani oleh biaya bahan bakar untuk melaut. Sedangkan penghasilan dari hasil melaut sangat minim, karena harga ditentukan oleh tengkulak dan ikan tidak dapat diolah agar menjadi lebih awet karena tidak adanya listrik yang menunjang proses tersebut. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, dibuatlah pembangkit listrik mikro berbasis teknologi renewable energy memanfaatkan ombak besar dan potensial di pantai tersebut. Pembangkit listrik tersebut memanfaatkan tenaga ombak yang besar di Pantai Gesing dengan metode Oscillating Water Column yang pernah diujikan di pantai Baron, Gunungkidul, Yogyakarta. Dengan pembangkit listrik tersebut, didapat listrik rata-rata 10 kiloWatt, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik kampung nelayan yang terdiri dari 50 rumah tersebut. Selain untuk penerangan, listrik tersebut dapat digunakan masyarakat untuk memompa air bersih dan mengolah hasil laut ikan, membuat produk-produk jadi yang dapat meningkatkan nilai jual ikan hasil tangkapan, sehingga dapat menyejahterakan kahidupan masyarakat pesisir pantai Gunungkidul, terutama masyarakat Pantai Gesing.

Institut Teknologi Bandung Page 1

Page 3: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Latar Belakang

Pantai selatan Pulau Jawa, terkenal dengan ombak yang besar dan tinggi. Selama ini,

ombak yang besar dan tinggi tersebut dianggap merugikan dan kurang bermanfaat bagi

kehidupan manusia. Pikiran seperti itu muncul, dikarenakan pantai dengan ombak tinggi

dan besar kurang bisa dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan perikanan. Anggapan

tersebut wajar, karena saat ombak tinggi dan besar, berarti nelayan tidak dapat melaut

dan memperoleh ikan dan hasil laut. Setelah penelitian dan pengembangan mendalam

selama berpuluh - puluh tahun di bidang energi alternatif, ternyata ditemukan bahwa

ombak dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan dan berpotensi sangat besar

di Indonesia karena garis pantai di Indonesia sangat panjang. Dari penelitian tersebut

juga ditemukan bahwa semakin besar ombak, maka semakin besar pula energi listrik

yang didapat karena memanfaatkan energi dari ombak tersebut. Penelitian yang

dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ( BPPT ) Daerah Istimewa

Yogyakarta juga telah mengujicobakan pembangkit listrik tenaga ombak ( PLTO ) di

Pantai Parangracuk, Baron di Gunungkidul, Yogyakarta. Pembangkit listrik tersebut

menghasilkan daya sebesar 500 kW yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan rumah

tangga, kebutuhan air, penerangan rumah dan jalan, bahkan industri kecil menengah di

perkampungan nelayan pesisir pantai.

Pantai di Gunungkidul, Yogyakarta, pantai dengan pemandangan yang masih alami,

indah, dan bersih selama ini terkenal dengan hasil lautnya yang melimpah. Ikan yang

dipasok dari kawasan pantai daerah ini yang selama ini menjadi sumber hasil laut utama

dari makanan laut di Yogyakarta, selain dari pantai di Bantul dan Kulonprogo. Pantai -

pantai di daerah ini, selain dikenal sebagai penghasil hasil laut yang melimpah, juga

dikenal sebagai tempat wisata pantai dan bahari yang  terkenal karena masih alami,

walaupun beberapa pantai terletak jauh dari pusat keramaian, akses sulit, dan bahkan

beberapa masih minim aliran listrik. Karena daya tariknya tersebut, banyak masyarakat,

terutama warga transmigran lokal, menjadikan pantai - pantai tersebut sebagai sumber

mata pencaharian walaupun masih banyak hambatan, kekurangan, dan kurang perhatian

pemerintah setempat. Mereka tetap bertahan walaupun dengan kondisi seperti itu, karena

Institut Teknologi Bandung Page 2

Page 4: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

mereka yakin kebutuhan hidup mereka terpenuhi dengan mengandalkan hasil laut dengan

menjadi nelayan walaupun hasilnya hanya cukup untuk kehidupan sehari - hari.

Beban hidup nelayan yang tinggi tersebut yang membuat hidup para nelayan kurang

sejahtera. Biaya bahan bakar yang semakin lama semakin naik membuat keuntungan

yang didapat dari hasil melaut semakin menipis. Padahal harga penjualan kadang tidak

menentu tergantung hasil melaut yang kadang-kadang pun tidak banyak karena musim

paceklik. Sementara saat masa panen, harga pun cenderung turun karena banyaknya ikan

di pasaran. Harga - harga tersebut terkadang juga ditentukan oleh para tengkulak,

sehingga para nelayan tidak bisa berbuat banyak karena ikan tetap harus dijual hari itu

juga agar ikan tidak membusuk. Para nelayan tidak mempunyai mesin pendingin yang

membuat ikan awet. Nelayan juga tidak terbiasa mengolah hasil laut lebih lanjut untuk

meningkatkan nilai jual. Mereka kurang mempunyai modal dan pengetahuan yang cukup

untuk mengolah hasil laut. Padahal apabila nelayan mengolah hasil laut lebih lanjut,

tentunya pendapatan nelayan akan meningkat, dan kesejahteraan masyarakat nelayan

akan meningkat.

Pantai Gesing, Gunungkidul, Yogyakarta, adalah salah satu contoh pantai potensial di

Gunungkidul dengan masyarakat nelayan cukup besar. Kondisi alamnya yang meliputi

pantai landai berpasir yang lebar dengan ombak kecil cocok untuk pandaratan perahu

nelayan. Di kiri kanannya terdapat tebing - tebing rendah dengan ombak besar yang

belum pecah berpotensi untuk dijadikan pembangkit listrik tenaga ombak. Di pantai

tersebut TPI cukup besar yang menampung ikan lebih dari 2 ton perhari dari para nelayan

di pantai tersebut. Sayangnya, daerah pantai tersebut belum teraliri listrik yang cukup,

hanya mengandalkan unit pembangkit listrik tenaga surya ( solar cell ) yang kecil dan

hanya mampu menerangi beberapa lampu saja. Karena itulah tidak semua masyarakat

nelayan di Pantai Gesing dapat menikmati listrik. Dengan potensi tebing rendah

berombak besar dan kondisi kekurangan listrik, merupakan kesempatan besar untuk

memanfaatkan jenis energi terbarukan yaitu pembangkit listrik tenaga ombak untuk

mengatasi kekurangan listrik. Dengan adanya pembangkit listrik tersebut, warga dapat

menggunakan listrik gratis tersebut untuk penerangan dan memompa air. Bahkan di siang

hari, energi listrik tersebut nantinya dapat digunakan untuk usaha kecil dan rumahan,

Institut Teknologi Bandung Page 3

Page 5: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

mengolah hasil laut untuk meningkatkan nilai jual yang dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Pantai Gesing,

Gunungkidul, Yogyakarta ini.

            

Institut Teknologi Bandung Page 4

Page 6: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Perumusan Masalah

Bagaimana memanfaatkan potensi ombak Pantai Gesing Kabupaten Gunungkidul

untuk masyarakat pesisir?

Bagaimana cara mengatasi masalah kurangnya listrik Pantai Gesing Kabupaten

Gunungkidul?

Bagaimana meningkatkan nilai jual ikan dengan cara membuat produk olahan hasil

laut?

Bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir Pantai Gesing di

Kabupaten Gunungkidul?

Institut Teknologi Bandung Page 5

Page 7: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Tujuan

Memanfaatkan potensi ombak di Pantai Gesing, Gunungkidul, Yogyakarta.

Memberikan jaringan listrik yang mencukupi untuk masyarakat nelayan Pantai

Gesing, Gunungkidul, Yogyakarta.

Menggerakkan nelayan untuk meningkatkan nilai jual produk olahan ikan dan hasil

laut lainnya.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pantai Gesing, Gunungkidul,

Yogyakarta.

Institut Teknologi Bandung Page 6

Page 8: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Harapan

Potensi ombak di Pantai Gesing, Gunungkidul, Yogyakarta dapat dimanfaatkan.

Jaringan listrik untuk masyarakat nelayan Pantai Gesing, Gunungkidul, Yogyakarta dapat

tercukupi .

Nelayan dapat meningkatkan nilai jual produk olahan ikan dan hasil laut lainnya.

Kesejahteraan masyarakat di Pantai Gesing, Gunungkidul, Yogyakarta dapat meningkat.

Institut Teknologi Bandung Page 7

Page 9: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Manfaat

Mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Pantai Gesing, serta

karakteristik Pantai Gesing, Yogyakarta yang dapat digunakan dalam

pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan di Pantai

Gesing, Gunungkidul, Yogyakarta melalui kontribusi hasil tangkapan ikan.

Menyajikan informasi dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dari kuliah, yaitu

tentang bidang kelautan, energi, dan mesin produksi, serta mencari solusi akan

permasalahan atau faktor penghambat kemajuan masyarakat nelayan dan daerah

Pantai Gesing, Gunungkidul, Yogyakarta.

  

Institut Teknologi Bandung Page 8

Page 10: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Gambaran Umum Masyarakat / Analisis Daerah dan Kondisi

Masyarakat

Kondisi Geografis Pantai Gesing

Pantai Gesing terletak di Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta secara geografis terletak antara 80 5’53” BS dan 1100 27’23” BT. Untuk

mencapai lokasi Pantai Gesing pengunjung akan melewati jalan aspal yang banyak lubang di

sela-sela perbukitan karang. Konon dahulu wilayah Gunungkidul merupakan dasar laut yang

terangkat oleh pergerakan kulit bumi. Selama beratus-ratus tahun dasar laut yang terangkat ini

mengalami proses pelapukan akhirnya terbentuk tanah sehingga tumbuh-tumbuhan kecil dapat

hidup, kemudian proses itu berlanjut sehingga menjadi suatu evolusi dari perbukitan karang 

menjadi  hutan seperti sekarang ini. Lokasi Pantai Gesing cukup jauh dari kota yaitu sekitar

empat jam menggunakan bus angkutan perkotaan, sehari-hari kendaraan yang digunakan sebagai

sarana transportasi yaitu motor dan truk atau kendaraan pengangkut hasil tangkapan ikan.

Sepeti jenis pantai lain yang terletak di kabupaten Gunungkidul Pantai Gesing memiliki pesona

alam yang sangat indah dengan banyak perbukitan karang dan pasir putih. Pantai Gesing

merupakan pantai tetutup, berbentuk teluk  dengan pasang surut yang terjadi type diurnal satu

kali pasang dan satu kali surut, luas pantai yang berbentuk teluk ini hanya sekitar 200 meter.

(Anonim, 2009b)

Pantai Gesing merupakan daerah tujuan transmigran lokal maupun nelayan dari daerah lain

yang bergabung dengan nelayan di pantai ini. Keadaan Pantai Gesing saat ini masih sangat alami

hal ini karena letak pantai yang jauh dari akses umum, sarana dan prasarana yang tersedia pun

masih belum memadai seperti listrik yang belum mencukupi untuk kebutuhan selama 24 jam

sehari. Sehari-hari penduduk Pantai Gesing menggunakan listrik dari tenaga angin dan tenaga

surya (solar cell).

Institut Teknologi Bandung Page 9

Page 11: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Gambar 1. TPI Pantai Gesing, Gunungkidul

Sumber Daya Alam

Sebagai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Gesing, Kecamatan Panggang, Kabupaten

Gunungkidul, memang cukup ideal dan strategis karena dekat dengan Yogyakarta. Apalagi

pantai tersebut cukup banyak menghasilkan udang jenis lobster dan keong (siput) serta kerang

berkualitas tinggi, hanya sayangnya jalan menuju tempat tersebut masih sulit karena belum

beraspal. Namun sebagai tempat pelelangan ikan pantai itu memang menghasilkan berbagai jenis

ikan berkualitas tinggi. Terbukti, hasil penangkapan ikan mulai dari jenis ikan laut sampai udang

dan siput sangat diminati di berbagai negara maju baik Eropa maupun negara-negara di Asia

seperti Taiwan, Jepang, Hongkong dan Korea. Tetapi karena sarana dan prasarana di daerah itu

kurang mencukupi, sehingga nelayan di tempat itu kurang bisa menangkap ikan di pantai selatan

tersebut secara maksimal. Kalau pun berhasil menangkap ikan yang jumlahnya cukup banyak,

mereka kesulitan untuk mengirim hasil tangkapannya.(Anonim, 2006).

Disamping itu, tidak adanya media penyimpanan (mesin pendingin) menyebabkan ikan harus

segera dijual pada tengkulak (karena ikan akan tampak pucat jika tidak disimpan pada mesin

pendingin). Kondisi ini menyebabkan ikan harus segera dijual oleh nelayan dan dibeli oleh

tengkulak dengan harga yang murah. Oleh karenanya keuntungan yang dihasilkan oleh para

nelayan tidak maksimum.

Institut Teknologi Bandung Page 10

Page 12: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Jenis-jenis ikan hasil tangkapan yang ditemui di Pantai Gesing ini antara lain: lobster, bawal, hiu,

kepiting, layur, pari, kakap, tengiri, gatho, gerok, jahan, kembung, jerbun, lendra, keong, dan

ikan campur.

Berdasarkan data produksi perikanan tangkap TPI Arghamina yang terletak Pantai Gesing dalam

kurun waktu tiga bulan terakhir terhitung dari Januari hingga Maret 2009 mengalami fluktuasi,

hal ini karena produksi penangkapan sangat dipengaruhi oleh musim. Bulan Januari jumlah hasil

tangkapan yang tertinggi  yaitu bawal (12.744,70), bawal merupakan ikan yang sangat diminati

oleh konsumen terutama sebagai komoditas ekspor. Selain itu, komoditas ekspor lain yang

diperoleh adalah kepiting, keong, dan lobster. Namun, pada bulan Januari hasil tangkapan untuk

kedua jenis ini sedikit sekali(kepiting/1,00, lobster/2,70). Untuk ikan layur pada bulan Januari

hasil tangkapan masih cukup  banyak(1.839,80).

Pada bulan Februari asil tangkapan sedikit menurun dari bulan sebelumnya (bawal/845,45,

loster/13,25) namun untuk komoditas keong mulai banyak tertangkap pada bulan ini(233,00).

Untuk bulan Maret lobster mengalami  peningkatan jumlahnya yang tertangkap diikuti oleh

keong yang merupakan ciri khas Pantai Gesing (397,00).

Ketimbang menangkap ikan, para nelayan di Pantai Gesing, Desa Girikarto, Kecamatan

Panggang, Kabupaten Gunungkidul, saat ini lebih tertarik menangkap keong yang diekspor ke

Taiwan. Harga jual keong kembali naik 20 persen pascagempa lalu sehingga dianggap lebih

menguntungkan.

Nelayan setempat bekerja sama dengan eksportir keong yang setiap hari datang membeli seluruh

hasil tangkapan mereka, berapa pun jumlahnya. Dalam sehari, sekitar dua hingga tiga kuintal

keong terjual habis. Harga keong kini menjadi Rp 12.000 per kilogram, atau naik dari dua bulan

lalu yang masih Rp 10.000 per kilogram, dan dari tahun lalu Rp 6.000 per kilogram.

Selain kenaikan harga keong yang selalu menyesuaikan dengan kondisi ekonomi, pihak eksportir

juga telah menyediakan jaring khusus keong, bintur, secara gratis untuk memudahkan

operasional nelayan. Sejak naiknya kembali harga keong, nelayan cenderung lebih tertarik

menangkap keong di dekat kawasan suwangan atau muara Pantai Samas, Bantul. 

Institut Teknologi Bandung Page 11

Page 13: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Proses Produksi

Warga Pantai Gesing mulai menjadi nelayan sejak tahun 2003. Selain dari warga asli banyak

juga nelayan dari daerah lain yang ikut menangkap ikan di kawasan Pantai Gesing. Sarana dan

prasarana yang diperlukan untuk berangkat melaut adalah kapal/perahu jangkung, alat tangkap,

perbekalan dan bahan bakar solar. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan

tergantung dari musim ikan, misalnya pada musim bawal nelayan akan membawa jarring bawal,

pada musim keong akan membawa plintur dan pada musim udang akan membawa krendet, dll.

Pada bulan April, ombak pantai sedang tinggi sehingga nelayan jarang melaut akibatnya

penghasilan mereka di minggu terakhir bulan april menjadi menurun. Banyak kendala yang

dihadapi oleh nelayan untuk melaut yaitu kendala alam, manusia dan modal. Kendala alam

berupa ombak yang besar dan cuaca yang tidak mendukung. Kendala manusia adalah rasa malas

yang sering menjangkiti nelayan Pantai Gesing. Kendala modal berupa terbatasnya biaya yang

dimiliki untuk melaut, seperti mahalnya harga kapal dan mesin, bahan bakar yang mahal.

Pada umumnya, nelayan pantai mulai persiapan berangkat melaut pukul 03.00 WIB dan sekitar

pukul 04.00 WIB mulai berangkat. Para nelayan mengarungi birunya lautan, menantang ombak

rata-rata selama 8-10 jam. Mereka melaut sejauh ± 2 mil, dan akan mulai kembali ke darat pada

sekitar pukul 13.00 WIB. Pada saat nelayan kembali, sudah ada pagug yaitu orang yang

membantu mengangkat kapal. Setibanya di darat, hasil tangkapan dibongkar, mesin diturunkan

dan kapal diangkat ke darat. Hasil tangkapan yang diperoleh kemudian ditimbang di TPI dan

ikan hasil tangkapan langsung diangkut oleh para bakul ikan

Penerimaan-Biaya-Pendapatan

Penerimaan dari hasil tangkapan dipotong 5% untuk masuk ke TPI. Kemudian sisanya dibagi

adil dengan juragan. Nelayan membagi rata lagi penghasilannya untuk tekong dan ABK. Jadi,

sistem bagi hasil antara nelayan dan juragan adalah sama rata.

Penarikan uang retribusi tempat pelelangan ikan diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2007. Retribusi sebesar 5% yang masuk ke TPI “UPT Arghamina”

akan diserahkan ke daerah sebagai PAD (Pendapatan Asli Daerah). Selain nelayan yang

Institut Teknologi Bandung Page 12

Page 14: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

menyetor uang retribusi, para bakul ikan juga harus membayar retribusi sebesar 3%. Uang

retribusi 3% akan kembali ke nelayan melalui koperasi.

Organisasi ekonomi yang ada di Pantai Gesing adalah Koperasi Nelayan Gesing Mandiri, dusun

Panjolomulyo. Koperasi ini berdiri pada 17 Oktober 2003. Koperasi nelayan tersebut bersifat

simpan-pinjam. Awal mula berdirinya koperasi adalah adanya LSM pembinaan koperasi,

anggota yang menghendaki adanya koperasi. Koperasi Nelayan Gesing Mandiri telah berbadan

hukum dan diberi modal dari pemerintah sebesar Rp 110.750.000,00. Koperasi ini didirikan juga

untuk menjembatani bantuan dari pemerintah yang diberikan kepada nelayan, agar bantuan

tersebut dapat tersalurkan dengan baik. Anggota koperasi harus membayar simpanan pokok

sebesar Rp 25.000,00 dan simpanan wajib sebesar Rp 5.000,00 per bulan.

Adapun pengurus Koperasi Nelayan Gesing Mandiri adalah sebagai berikut :

1. Ketua   : Sumardiutomo   

2. Sekretaris  : Budi Santoso  

3. Bendahara  : Waladi

4. Badan Pemeriksa 

           Ketua  : Aris Sargiyono

Anggota : Tardi Utomo

     5. Karyawan : 1. Sutarto

        2. Taryadi

                    3. Sartini

            4. Sukamto

Anggota tetap ada 77 orang.

Peranan dari koperasi nelayan ini adalah membantu nelayan pada musim paceklik, karena pada

musim inilah mereka tidak dapat melaut sehingga tidak mempunyai penghasilan. Untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka meminjam ke koperasi. Sebelum ada koperasi,

jika mengalami kesulitan di musim paceklik nelayan akan lari ke juragan. Modal koperasi

berasal dari pemerintah dan juga uang retribusi sebesar 3% dari TPI. Retribusi 3% tersebut

kemudian dikonversiakan menjadi 100% dan digunakan dimanfaatkan sebagai modal koperasi.

Institut Teknologi Bandung Page 13

Page 15: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Sebanyak 20% dana bencana, 20% untuk nelayan, 20% untuk umum, 30% tabungan wajib dan

10% untuk keperluan adat. Koperasi ini hanya diperuntukkan bagi nelayan tetap saja, sedangkan

nelayan andon tidak mempunyai hak menjadi anggota koperasi. Menurut para pengurus, koperasi

nelayan ini masih kurang dalam mensejahterakan nelayan karena keterbatasan modal.

 Nelayan yang ingin meminjam uang ke koperasi dapat dilayani setiap hari Senin dan Kamis.

Peminjaman di bawah Rp 500.000,00 tidak perlu menggunakan agunan tetapi di atas Rp

500.000,00 perlu adanya agunan misalnya BPKB. Bunga yang diberikan kepada peminjam

adalah sebesar 1,5% sedangkan untukn anggota dari luar sebesar 2%. Syarat pengajuan

peminjaman yaitu mengisi surat pengajuan peminjaman, KTP, jaminan/agunan dan biaya

adsministrasi sebesar Rp 20.000,00 per juta.

Profesi sebagai nelayan adalah musiman, di mana musim ikan mereka akan mendapatkan

tangkapan yang berlimpah dan tentunya juga uang yang cukup. Tetapi sebaliknya pada musim

paceklik, mereka tidak akan melaut karena tidak ada ikan yang ditangkap sehingga penghasilan

pun menjadi berkurang bahkan tidak ada pemasukan. Rata-rata penghasilan nelayan sebesar Rp

2,4-2,5 juta per bulan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendapatan nelayan itu tidak tentu

tergantung dari musim ikan.

Tingkat Kesejahteraan

Berdasarkan kondisi ekonomi, kesejahteraan masyarakat nelayan Pantai Gesing tergolong cukup.

Hal itu terlihat dari kemampuan dari tiap nelayan untuk memiliki kapal beserta mesin dan alat

tangkap yang bermacam-macam. Saat ini harga satu kapal jakung sudah mencapai Rp 8 juta

untuk ukuran 95-105 cm dan mesin kapal motor temple merk Yamaha seharga Rp 19 juta. Jadi,

untuk menjadi nelayan dibutuhkan banyak modal, dan modal inilah yang sering menghambat

perkembangan nelayan.

Kesejahteraan yang cukup namun belum didukung dengan listrik dan air bersih. Listrik belum

berhasil masuk di kawasan Pantai Gesing. Para nelayan hanya memanfaatkan tenaga surya yang

ditangkap oleh panel-panel yang ada di setiap rumah dan juga kincir angin yang hanya cukup

untuk menghidupkan lampu. Guna mengatasi hal tersebut, pemerintah sedang mengupayakan

bersama PLN agar paga tahun 2009 listrik dapat masuk Pantai Gesing dan mengupayakan

Institut Teknologi Bandung Page 14

Page 16: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

program penyulingan air laut menjadi air tawar. Pemerintah juga sedang memjalankan program-

program pengembangan Pantai Gesing diantaranya, penyulingan air laut, pembenahan kapal

masuk-kapal keluar agar kapal 10 GT dapat masuk untuk mengirim bahan bakar, dan adanya

peningkatan SDM dengan pendidikan dan pelatihan-pelatihan bagi nelayan.

Semakin berkembangnya Pantai Gesing, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang dibutuhkan

prasarana yang bisa mendukung kawasan tersebut menjadi pusat pendaratan perahu nelayan juga

tempat wisata. Kawasan yang baru berkembang sejak 7 tahun silam sangat membutuhkan listrik

PLN lantaran listrik dengan tenaga surya belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat

khususnya para nelayan. Para nelayan lokal dan pendatang masih mengeluhkan minimnya sarana

listrik yang ada. Listrik tenaga surya yang ada hanya bisa untuk menghidupkan 1 lampu dengan

kapasitas 10 watt dan hanya mampu sampai pukul 01.00. Itu pun jika siang hari sebelumnya

cuaca terang dan panas matahari maksimal. Namun jika cuaca mendung, tidak bisa menyimpan

strum sehingga listrik hanya bisa hidup paling lama sampai pukul 23.00.

Aktivitas Wanita Nelayan

Wanita nelayan yang ada di kawasan Pantai Gesing, tidak terlalu banyak. Setiap harinya mereka

hanya sebagai ibu rumah tangga, karena tidak ada kegiatan sampingan, misalnya mengolah ikan

rucah hasil tangkapan. Hanya sebagian kecil saja yang membuka warung makan di dekat pantai.

Tidak adanya produksi pengolahan hasil perikanan, karena ketrampilan yang belum memadai.

Institut Teknologi Bandung Page 15

Page 17: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Tinjauan Pustaka

Energi Laut

Energi Laut, sering juga disebut sebagai energi laut terbarukan mengacu pada energi yang

dibawa oleh gelombang laut dan pasang surut. Gerakan air di lautan di dunia menghasilkan

sumber energi kinetik yang besar.

Istilah energi kelautan mencakup baik energi gelombang dan energi pasang surut yang diperoleh

dari samudera, laut, dan energi dari air lainnya. Energi angin lepas pantai juga kadang-kadang

dimasukkan kedalam kategori energi laut. Energi laut mirip dengan listrik tenaga air, meskipun

istilah itu biasanya mengacu pada energi yang dihasilkan oleh bendungan pada sungai atau air

terjun.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa energi laut memiliki potensi untuk memberikan

sejumlah besar energi terbarukan baru di seluruh dunia. Energi ini bisa dimanfaatkan untuk

menciptakan listrik untuk rumah, transportasi dan industri.

Laut memiliki sumber energi yang sangat potensial dalam bentuk aliran fluida (arus, gelombang,

dan pasang-surut yang disebut hydrokinetics) serta dari perbedaan temperatur dan salinitas

kandungan garam. Ada beberapa pendekatan teknologi untuk memberdayakan energi dari laut,

meskipun sebagian besar masih dalam tahap penelitian dan demonstrasi. Ada tiga teknologi

pemanfaatan energi laut sebagai pembangkit listrik yang sudah dikembangkan, yaitu :

Wave Energy

Sistem yang digunakan dengan cara memanfaatkan ombak besar yang ada di tepi pantai sebagai

sumber energy untuk menghasilkan listrik. Sistem Pembangkit yang paling banyak digunakan

adalah OWC (Oscilating Water Column). Teknologi yang diterapkan pada system in tidak

serumit teknologi pada sistem pembangkitan dengan kedua sumber energi sebelumnya.

Institut Teknologi Bandung Page 16

Page 18: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Gambar 2. Oscillating Water Colomn

Oscillating Water Column (OWC) Wave Energy Converter

OWC beroperasi seperti turbin angin dengan memanfaatkan aliran udara. Ruangan tertutup

(kolom) yang berisi udara ditempatkan di atas air laut, naik turunnya gelombang air laut juga

menyebabakan air yang berada dalam ruangan ini naik turun. Jika ruangan ini tertutup dengan

baik maka naik dan turunnya permukaan air akan meningkatkan dan mengurangi tekanan udara

di dalam kolom. Akibat dari meningkatnya tekanan udara maka udara akan mengalir menuju

ruangan lainnya, aliran udara inilah ysng digunakan untuk memutar turbin yang disambungkan

dengan generator sehingga dapat menghasilkan listrik. Aliran udara mengalir dalam arah yang

sebaliknya ketika tekanan dalam kolom berkurang akibat turunnya gelombang air laut. Karena

dua arah aliran udara, turbin harus didesain untuk berputar dalam satu arah tidak peduli pada

arah aliran udara. Wells Turbin ini dirancang untuk jenis aplikasi ini dan digunakan di sebagian

besar perangkat OWC sekarang

Gambar 3. Sistem OWC

Institut Teknologi Bandung Page 17

Page 19: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Desain OWC

Ruang udara atau kolom di dalam perumahan OWC harus didesain dengan periode gelombang,

tinggi gelombang signifikan, dan karakteristik panjang gelombang laut setempat. Jika kolom ini

tidak dibuat dengan ukuran yang benar, gelombang dapat beresonansi dalam ruang udara.

Resonansi ini menyebabkan udara tidak mengalir melalui turbin. Idealnya, dimensi ruang udara

akan didesain untuk memaksimalkan energi yang bisa ditangkap dari gelombang di daerah

setempat. Penelitian menunjukkan bahwa desain generator (ukuran dan efisiensi generator)

hampir sepenuhnya independen dari kondisi gelombang setempat (A. Sarmento, A. Melo, and M.

Pontes, “The Influence of the Wave Climate on the Design and Annual Production of Electricity

by OWC Wave Power Plants,” Journal of Offshore Mechanics and Arctic Engineering, ASME,

vol. 125, May 2003, pp. 139-144). Selain ukurannya, ruang udara juga harus kondusif untuk

mengalirkan udara melalui turbin. Desain saluran udara dibuat menyempit dari kolom menuju

turbin sehingga kecepatan udara yang melelui turbin semakin besar.

Perangkat OWC ditempatkan pada garis pantai atau dekat pantai. Perangkat tersebut

ditempatkan di mana gelombang tepat menghantam pantai. Pemasangannya dapat dilakukan

dengan dua cara, yang pertama adalah dipasang secara fix sampai kedasar laut menggunakan

struktur yang kuat. Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

melalui kawat baja yang kuat.

Biaya Pembangkit Listrik Tenaga Ombak

Menurut pengalaman negara pengguna ombak terbanyak, yaitu Skotlandia, biaya maksimum

yang dibutuhkan adalah 5 Poundsterling tiap Watt atau Rp 75.000 per Watt atau Rp 350 juta

untuk 5kW. Biaya tersebut terdiri dari biaya struktur, biaya turbin, biaya generator set, dan biaya

pengaman sekaligus transmisi.

Daya Mekanik

Persamaan yang digunakan untuk menghitung daya yang bisa didapatkan dari gelombang air

tersebut adalah sebagai berikut :

PM = (pu + ρuvu2/2) vuA

Institut Teknologi Bandung Page 18

Page 20: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Dimana:

PM ≡ Daya Mekanik  [W]

Vu ≡ kecepatan udara melewati turbin [m/s]

A ≡ luas area saluran turbin [m2]

pu ≡ tekanan udara pada saluran turbin [Pa = N/m2]

ρu ≡ massa jenis udara [kg/m3]

Daya mekanik yang dihasilkan akan diubah menjadi daya listrik menggunakan generator.

Generator yang dipakai disesuaikan dengan daya mekanik yang yang mampu dihasilkan oleh

gelombang air laut yang dihasilkan agar generator dapat bekerja secara optimal. Karena

perputaran dari turbin tidak konstan, maka tegangan yang dihasilkan akan berfluktuasi juga. Oleh

karena hal itu perlu dilakukan konversi menjadi listrik searah, kemudian diubah lagi menjadi

listrik bolak balik yang terkendali. Rangkaian ini dapat dipesan sekaligus dengan pemesanan

generator sehingga tegangan keluaran sudah siap digunakan untuk kebutuhan mesin-mesin dan

peralatan listrik lainnya.

Daya listrik ini kemudian akan digunakan untuk menggerakkan pompa air untuk mengangkat air

dari sumur, mesin pendingin untuk menyimpan ikan, menghidupkan lampu pada malam hari,

kompor listrik, mesin perekat plastik, mesin pengasapan ikan, mesin pemisah tulang dan

pengepres ikan.

Institut Teknologi Bandung Page 19

Page 21: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Kebutuhan daya

No Jenis Alat Jumlah Daya/Alat (Watt) Daya (W)

1 Lampu rumah tangga. (3 lampu/kk) 99 14 1386

2 Lampu jalan, masjid, dan TPI 35 15 525

3 Mesin Pendingin 7 300 2100

4 Mesin pengasapan ikan 1 2025 2025

5 Mesin pemisah tulang dan pengepress ikan 1 2014 2014

6 Mesin perekat plastik 10 10 100

7 Pompa sumur 2 525 1050

8 Lain-lain 800

TOTAL 10000

Total daya adalah 10.000 Watt

Jadi, OWC didesain agar menghasilkan daya listrik sebesar 10 kW.

Dengan adanya pengaturan beban, maka kebutuhan daya listrik dapat diatur agar menghasilkan

performa maksimal. Selain itu, dengan pengaturan beban, maka kebutuhan daya akan tercukupi.

Hal ini dapat dilakukan dengan sistem penjadwalan pembebanan. Pada siang hari, daya listrik

hanya digunakan untuk tujuan produksi. Pada malam hari, daya listrik dapat digunakan sebagai

konsumsi rumah tangga dan penerangan jalan. Pompa sumur dapat dihidupkan pada waktu

malam dimana mesin-mesin produksi tidak bekerja. Kemudian air yang telah dipompa disimpan

dalam suatu penampung air yang cukup besar yang diperkirakan cukup untuk dipakai pada siang

hari. Lampu juga hanya dipakai hanya pada malam hari. Sehingga pada siang hari akan dapat

menghemat daya dari penggunaan lampu dan pompa air. Sedangkan pada malam hari, tentunya

proses produksi telah berhenti, sehingga daya dapat dialihkan untuk keperluan rumah tangga,

lampu dan pompa air. Dengan pengaturan beban tersebut, maka perkiraan daya yang dipakai

pada siang hari adalah 6,8 kW. Sisa daya 3,2 kW digunakan sebagai cadangan jika diperlukan

Institut Teknologi Bandung Page 20

Page 22: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

daya untuk menyuplai peralatan tambahan dan menjaga dari pembebanan berlebih. Sedangkan

daya pada malam hari adalah 2,5 kW.  Surplus daya sebesar 7,5 kW pada malam hari dapat

dipergunakan sebagai dasar penetapan daya yang mampu disalurkan ke tiap kepala keluarga

untuk dipergunakan pada malam hari (setelah dikurangi untuk lampu jalan dan untuk menjaga

dari pembebanan berlebih).

Untuk merealisasikan hal tersebut, diperlukan aturan yang keras dalam penggunaan listrik karena

pembebanan yang berlebih akan menyebabkan sistem collaps. Oleh karena itu diperlukan

pengaturan dalam sistem kelistrikan agar aturan ini dapat diberlakukan secara tegas, sehingga

mau tidak mau masyarakat harus mematuhinya.

Jenis-Jenis Teknik Pengolahan Dan Pengawetan Makanan

1. Pendinginan

Pendiginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2

sampai +10 0 C. Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan. Pembekuan

adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku yaitu pada suhu 12 sampai -24 0 C.

Pembekuan cepat (quick freezing) di lakukan pada suhu -24 sampai -40 0 C. Pendinginan

biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu tergantung

pada macam bahan panganya, sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan

untuk beberapa bulan atau kadang beberapa tahun. Perbedaan lain antara pendinginan dan

pembekuan adalah dalam hal pengaruhnya terhadap keaktifan mikroorganisme di dalam

bahan pangan. Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan pangan tidak dapat membunuh

bakteri, sehingga jika bahan pangan beku misalnya di keluarkan dari penyimpanan dan di

biarkan mencair kembali (thawing), pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat

kembali. Pendinginan dan pembekuan masing-masing juga berbeda pengaruhnya terhadap

rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat lainya. Beberapa bahan pangan menjadi rusak pada

suhu penyimpangan yang terlalu rendah.

Institut Teknologi Bandung Page 21

Page 23: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

2. Pengeringan

Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari

suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan

energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas sehingga

mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya. Keuntungan pengeringan adalah bahan

menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan

menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang

sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih

murah. Kecuali itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah di

keringkan, misalnya tembakau, kopi, the, dan biji-bijian. Di samping keuntungan-

keuntunganya, pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan

yang di keringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik

dan kimianya, penurunan mutu dan sebagainya. Kerugian yang lainya juga disebabkan

beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya harus di

basahkan kembali (rehidratasi) sebelum di gunakan. Agar pengeringan dapat berlangsung,

harus di berikan energi panas pada bahan yang di keringkan, dan di perlukan aliran udara

untuk mengalirkan uap air yang terbentuk keluar dari daerah pengeringan. Penyedotan uap

air ini daoat juga di lakukan secara vakum. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika

pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal

dari semua permukaan bahan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan

terutama adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara,

dan waktu pengeringan.

3. Pengemasan

Pengemasan merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang berfungsi untuk

pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air. Teknologi

pengemasan perkembangan sangat pesat khususnya pengemas plastik secara drastis

mendesak peranan kayu, karton, gelas dan metal sebagai bahan pembungkus primer.

Institut Teknologi Bandung Page 22

Page 24: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Berbagai jenis bahan pengepak seperti tetrapak, tetrabrik, tetraking merupakan jenis

teknologi baru bagi berbagai jus serta produk cair yang dapat dikemas dalam keadaan

qaseptiis steril. Sterilisasi bahan kemasan biasanya dilakukan dengan pemberian cairan atau

uap hidrogen peroksida dan sinar UV atau radiasi gama.

Jenis generasi baru bahan makanan pengemas ialah lembaran plastik berpori yang disebut

Spore 2226, sejenis plastik yang memilki lubang – lubang . Plastik ini sangat penting

penngunaanya bila dibandingkan dengan plastik yang lama yang harus dibuat lubang dahulu.

Jenis plastik tersebut dapat menggeser pengguanaan daun pisang dan kulit ketupat dalam

proses pembuatan ketupat dan sejenisnya.

4. Pengalengan

Namun, karena dalam pengalengan makanan digunakan sterilisasi komersial (bukan

sterilisasi mutlak), mungkin saja masih terdapat spora atau mikroba lain (terutama yang

bersifat tahan terhadap panas) yang dapat merusak isi apabila kondisinya memungkinkan.

Itulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan pada kondisi yang sesuai, segera

setelah proses pengalengan selesai.

Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak secara

hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah,

yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen

(penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan

dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau

perubahan cita rasa.

5. Penggunaan bahan kimia

Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan

dari serangan makroba pembusuk dan memberikan tambahan rasa sedap, manis, dan

pewarna.

Institut Teknologi Bandung Page 23

Page 25: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

6. Pemanasan

Penggunaan panas dan waktu dalam proses pemanasan bahan pangan sangat berpengaruh

pada bahan pangan. Beberapa jenis bahan pangan seperti halnya susu dan kapri serta daging,

sangat peka terhadap susu tinggi karena dapat merusak warna maupun rasanya. Sebaliknya,

komoditi lain misalnya jagung dan kedelai dapat menerima panas yang hebat karena tanpa

banyak mengalami perubahan. Pada umumnya semakin tinggi jumlah panas yang di berikan

semakin banyak mikroba yang mati. Pada proses pengalengan, pemanasan di tujukan untuk

membunuh seluruh mikroba yang mungkin dapat menyebabkan pembusukan makanan dalam

kaleng tersebut, selama penanganan dan penyimpanan. Pada proses pasteurisasi, pemanasan

di tujukan untuk memusnahkan sebagian besar mikroba pembusuk, sedangkan sebagian besar

mikroba yang tertinggal dan masih hidup terus di hambat pertumbuhanya dengan

penyimpanan pada suhu rendah atau dengan cara lain misalnya dengan bahan pengawet.

Proses pengawetan dapat di kelompokan menjadi 3 yaitu: pasteurisasi, pemanasan pada 1000

C dan pemanasan di atas 1000 C.

7. Pemindangan

Pemindang adalah pengolahan ikan yang dilakukan dengan cara merebus ikan dalam susana

bergaram selama waktu tertentu. Setelah selesai pemasakan, biasanya wadah di mana ikan

disusun langsung digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pengangkutan untuk

dipasarkan.

Berdasarkan cara perebusan ikan dalam suasana bergaram maka teknik penggaraman dapat

dibedakan atas 2 kategori yaitu pemindangan garam dan pemindangan air garam.

  7.1 Pemindangan Garam

Pada teknik ini, lapisan ikan yang digarami dengan garam kering, disusun berlapis-

lapis di dalam wadah yang terbuat dari plat logam, pendil atau paso tanah (belanja

tanah) atau lainnya. Kemudian direbus dalam jangka waktu yang cukup lama (sekitar

4 – 6 jam), cairan perebus kemudian dibuang melalui lubang kecil bagian bawah

Institut Teknologi Bandung Page 24

Page 26: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

wadah atau ditiriskan. Pada lapisan atas ditutup dengan selembar kertas dan di atas

permukaan kertas ini disebarkan merata selapis garam.

7.2 Pemindangan Air Garam (brine boiling)

Ada teknik ini ikan ditaburi garam disusun diatas keranjang atau rak bambu disebut

“naya”. Beberapa naya diisi ikan dan disusun vertikal pada suatu kerangka lalu

dicelupkan kedalam air garam mendidih di dalam wadah yang terbuka dan lama

pembuatan relatif jauh lebih singkat daripada teknik pemindangan garam. Setelah

proses perebusan selesai, wadah di mana ikan tersusun diangkat, kemudian direndam

atau disiram dan didinginkan untuk siap didistribusikan dan dipisahkan.

Produk – produk olahan ikan :

-          Bakso ikan

-          Dendeng ikan

-          Sosis ikan

-          Kerupuk ikan

-          Siomay ikan

-          Pempek ikan

-          Nugget ikan

-          Ikan presto

-          Ikan pindang

Institut Teknologi Bandung Page 25

Page 27: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Metode Pelaksanaan

1. Survey Lapangan

Survey dilakukan oleh tenaga ahli di daerah sekitar Pantai Gesing tersebut. Survey yang

dilakukan meliputi :

            - Menghitung kekuatan ombak.

            - Mencari letak untuk menempatkan bangunan OWC.                        

2. Sosialisasi

Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan info kepada penduduk setempat bahwa akan

dibangun pembangkit OWC untuk mengatasi masalah listrk di daerah tersebut. Selain itu

juga akan dilakukan sosialisasi pemberdayaan masyarakat melalui industri kecil dan

menengah pengolahan hasil laut untuk meningkatkan peningkatan nilai jual hasil laut.

3. Perancangan OWC

Berdasarkan hasil survey tentang krakteristik ombak serta kondisi pantainya,maka proses

perancangan OWC dapat segera dilakukan. Proses perancangan meliputi struktur bangunan

OWC, pemilihan jenis turbin dan pemilihan generator. 

4. Perancangan Transmisi Listrik

Perancangan meliputi penentuan pembagian listrik untuk rumah, pompa air, dan mesin –

mesin produksi pengolahan hasil laut.

5. Pengurusan izin ke pemerintah setempat

Untuk kemudahan dan kelegalan pembangunan pembangkit ini maka diperlukan izin dari

pemerintah daerah setempat.

6. Pencarian Investor

Tanpa adanya investor, maka pembangunan OWC ini akan sangat sulit terealisasi karena

biaya yang dibutuhkan cukup mahal. Investor disini dapat berasal dari pemerintah maupun

pihak swasta.

Institut Teknologi Bandung Page 26

Page 28: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

7. Pembangunan Pembangkit Listrik OWC

Proses pembangunan Pembangkit ini diperkirakan memerlukan waktu yang cukup lama

karena pembangunan struktur bangunan OWC cukup rumit. Selain itu juga dikarenakan

sistem pembangkit jenis ini masih belum banyak dibuat di Indonesia. Selain itu

dimungkinkan adanya proses trial and testing sebelum akhirnya pembangkit dapat

menghasilkan daya listrik yang diinginkan.

8. Pembangunan Transmisi Listrik

Listrik yang dihasilkan dari pembangkit tersebut tentunya harus ditransmisikan dengan baik

untuk menghidupkan mesin-mesin pengolah hasil laut, mesin pompa air, penerangan

maupun alat kebutuhan rumah tangga lainnya.

9. Penyuluhan Kepada Warga Setempat

Penyuluhan tersebut meliputi:

Perawatan Pembangkit Listrik OWC

Diharapkan nantinya pembangkit ini akan diserahkan perawatannya kepada

penduduk sehingga mengurangi biaya penyewaan tenaga ahli dari luar. Selain itu

diharapkan akan timbul rasa memiliki penduduk terhadap pembangkit tersebut.

Pengolahan Hasil Laut Lebih Lanjut

Listrik yang dihasilkan tersebut tentunya dapat dimanfaatkan untuk pengolahan

hasil laut selanjutnya, penyuluhan dilakukan agar penduduk memiliki

keterampilan dalam pengolahan tersebut sehingga dapat meningkatkan nilai jual

hasil laut tersebut.

10. Pendampingan usaha

Sebelum masyarakat melaksanakan perawatan OWC dan mengelola usaha pengolahan hasil

laut, dilakukan pendampingan dan pengawasan sebelum masyarakat bisa mandiri. Dengan

waktu sebulan pendampingan, diharapkan masyarakat sudah mengerti dan mandiri dalam

mengelola setiap usahanya.

Institut Teknologi Bandung Page 27

Page 29: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Rancangan Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan1 Bulan2 Bulan3 Bulan4 Bulan5 Bulan6 Bulan7 Bulan8 Bulan9 Bulan101 Survey lapangan2 Sosialisasi ke penduduk3 Perancangan OWC4 Perancangan transmisi listrik5 Pengurusan izin ke pemerintah setempat6 Penarikan investor.7 Pembangunan Pembangkit Listrik OWC8 Pembangunan Transmisi9 Penyuluhan kepada warga setempat

10 Pendampingan usaha

        

Institut Teknologi Bandung Page 28

Page 30: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Rancangan Biaya

No Jenis Pembiayaan

Jumlah Harga Satuan

Harga Total

1 Pembangunan struktur OWC 1 20000000020000000

0

2 Turbin dan generator set 1 15000000015000000

0

3 Transmisi, distribusi, dan pengaman 1 75000000 75000000

4 Lampu umum dan rumah 134 23000 3082000

5 Mesin pendingin 7 2300000 16100000

6 Mesin pengepres ikan 1 23000000 23000000

7 Mesin pengasapan 1 22500000 22500000

8 Pompa 1 2500000 2500000

9 Alat perekat plastik 10 40000 400000

10 Lain-lain 57418000

Total55000000

0

Total biaya Rp 550.000.000,00 (Lima ratus lima puluh juta rupiah).

Biaya tersebut termasuk murah apabila dibandingkan dengan biaya listrik melalui jaringan PLN

yang belum dibangun sebesar :

         Biaya pembangunan transmisi listrik sejauh 20 km dari jaringan listrik terdekat.

         Biaya maintenance transmisi listrik sejauh 20 km.

         Biaya bulanan listrik 33 kk untuk penerangan, air, dan mesin produksi sebesar

5000kW tiap hari

Apalagi biaya diatas hanya membutuhkan biaya rutin untuk maintenance pembangkit listrik,

tanpa harus ada biaya listrik yang dipungut kepada warga. Dengan kata lain, dengan pembangkit

Institut Teknologi Bandung Page 29

Page 31: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

ini, pengeluaran masyarakat untuk mengolah hasil lautnya akan sangat sedikit sehingga

pendapatan akan meningkat, begitu pula dengan kesejahteraannya.

Institut Teknologi Bandung Page 30

Page 32: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Daftar Pustaka[1]. Anonim. 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir.

(http://simonboyke.com). [8 Juli 2009]

[2]. Annonim. 2009b. Musim Udang Lobster, Pantai Gesing Diserbu Nelayan.  

            http//suaramerdeka.com. [ 10 Juni 2009]

[3]. Kedaulatan Rakyat. 2008. Nelayan Gesing Dambakan Listrik.

http://kedaulatanrakyat.com [21/10/2008]

[4]. Kedaulatan Rakyat. 2009a. Segarnya Pemandian Alami Umbul Manten.

http://kedaulatanrakyat.com

[5]. Kedaulatan rakyat. 2009b. Hasil tangkapan ikan bawal di gesing meningkat.              

http://kedaulatanrakyat.com [01/05/2009]

[7]. Kompas. 2006. Daerah Transmigrasi Lokal di Gunungkidul Kebanjiran Pendatang.

http://kompas.com [26/06/2006]

[8]. Najmu. 2009. Kemiskinan Struktural Masyarakat Nelayan.

http://mhs.blog.ui.ac.id/najmu.laila/archives/16 [9 juni 2009]

[9]. Panayatou, T. 1992. Management Concepts For Small-Scale Fisheries: Economic  and

Social Aspects. Fao fish. Tech. Paper, page 228: 53.

[10]. Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Cetakan ketujuh. PT. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

[11]. Subade, R.F and N.M.R. Abdullah. 1993. Are Fishers Profit Maximizers? The Case of

Gillnetters in Negros Occidental and Iloilo. Philippines, Asian Fisheries Science, 6:39-

49.

[12]. Subekti, Ahmad. 2008. Nelayan Gesing Berkembang Pesat.

http://www.wonosari.com/berita-hangat-gunung-kidul-f26/nelayan-gesing- berkembang-

pesat-t489.htm [7 juni 2009]

[13]. http://bisnisukm.com/teknologii-pengawetan-ikan-dengan-cara-pengasapan.html

[14]. http://cuek.wordpress.com/2009/01/06/pembuatan-ikan-asap/

[15]. http://www.mesinpertanian.com/Mesin_Press_Ikan_Mesin_Untuk_Mengepres_Ikan.html

Institut Teknologi Bandung Page 31

Page 33: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

[16]. http://www.perkakasku.com/detailprod.php?prodid=PO025

[17]. Laporan Praktikum, Pengkajian Sosial Ekonomi Perikanan Pantai Gesing, Dusun

Panjolomulyo, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.

Mahasiswa Perikanan UGM

[18]. http://www.tokomesin.com

Institut Teknologi Bandung Page 32

Page 34: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Lampiran

Institut Teknologi Bandung Page 33

Page 35: Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Web viewJika kolom ini tidak dibuat dengan ukuran yang benar, ... Yang kedua adalah dipasang secara terapung dengan menambatkannya

Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Peningkatan Nilai Jual Produk Olahan Hasil Laut

Biodata Penulis

Genisa Azmi Ghafery

Asal Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung

Fakultas : Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara

Jurusan : Teknik Mesin

NIM : 13106086

Tempat Tanggal Lahir : Bantul, 2 February 1988

Alamat : Gg. Intan III No.27 RT 4, RW 14, Sadangsari,Sekeloa,Coblong, Bandung 40134

Email : [email protected]

No.Handphone : 085222670644

Faisal Dwiyana Purnawarman

Asal Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung

Fakultas : FakultasTeknik Sipil dan Lingkungan

Jurusan : Teknik Kelautan

NIM : 15508045

Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 22 Juni 1988

Alamat : Sangkuriang 38 / 154 E Dago Bandung 40132

Email : [email protected]

Nomor Handphone : 08562858413

Wisnugraha Adikaputra Sukandar

Asal Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung

Fakultas : Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Jursan : Teknik Tenaga Listrik

Nim : 13206168

Tempat Tanggal Lahir : Sleman, 15 April 1988

Alamat : Gg. Intan III No.27 RT 4, RW 14, Sadangsari, Sekeloa, Coblong, Bandung 40134

Email : [email protected]

Nomer Handphone : 085643041644

Institut Teknologi Bandung Page 34