pemanfaatan alat permainan edukatif (ape) …pgpaud.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/modul praktikum...

Download PEMANFAATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) …pgpaud.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/MODUL PRAKTIKUM APE.pdf · prasekolah atau pendidikan anak usia dini. ... Satuan Kegiatan Tahunan,

If you can't read please download the document

Upload: buithu

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • PEMANFAATAN ALAT PERMAINAN

    EDUKATIF (APE) TRADISIONAL UNTUK

    MENSTIMULASI KECERDASAN ANAK

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2016

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 1

    BUKU PANDUAN

    PANDUAN PRAKTIKUM

    PEMANFAATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) TRADISIONAL

    UNTUK MENSTIMULASI KECERDASAN ANAK

    PENYUSUN:

    TIM

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2016

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 2

    BIODATA MAHASISWA

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2016

    NAMA : ..............................................................

    NIM : ..............................................................

    ALAMAT : ..............................................................

    NO TELP/HP : ..............................................................

    3 x 4

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 3

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT

    yang telah melimpahkan karunia_Nya kepada kami sehingga buku panduan

    Praktikum Pemanfaatan Alat Permainan Tradisional Untuk Menstimulasi

    Kecerdasab Anak untuk calon guru Pendidikan Anak Usia Dini ini dapat

    diterbitkan sebagai alat untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan

    keterampilan prakteknya guna pemenuhan kebutuhan dalam penerapan

    pembelajarannya.

    Kami menyadari bahwa buku panduan praktikum ini masih banyak

    kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami mengharapkan

    pembaca/pengguna buku ini selalu menyesuaikan dengna perkembangan ilmu

    yang ada dengan selalu membaca berbagai buku lainnya dan tidak selalu terpaku

    pada buku petunjuk praktikum ini.

    Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukkan untuk

    penyempurnaan buku panduan praktikum ini sangat kami harapkan, semoga

    buku panduan praktikum ini dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam

    proses pembelajaran.

    Jazakumullahahi khoiro jaza

    Indralaya, Juni 2015

    Penulis

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 4

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL..................................................................................................... 1

    BIODATA MAHASISWA ........................................................................................... 2

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. 3

    DAFTAR ISI ................................................................................................................. 4

    BBA I PENDAHULUAN ............................................................................................. 5

    BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 6

    A. Pengertian Alat Permainan Edukatif ................................................................ 6

    B. Konsep Dasar tentang APE Tradisional............................................................ 7

    C. Manfaat APE Tradisional ................................................................................ 7

    D. Cara Pemanfaatan APE Tradisional .................................................................. 9

    E. Merancang APE Tradisional untuk AUD ....................................................... 10

    BAB III KEGIATAN FUN COOKING ...................................................................... 11

    A. Materi 1 ......................................................................................................... 11

    B. Materi 2 ......................................................................................................... 13

    C. Materi 3 ......................................................................................................... 15

    D. Materi 4 ......................................................................................................... 18

    E. Materi 5 ......................................................................................................... 22

    F. Materi 6 ......................................................................................................... 25

    G. Materi 7 ......................................................................................................... 28

    DAFTAR REFERENSI ............................................................................................... 31

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 5

    Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dewasa ini

    pemerintah telah mulai menangani pendidikan sejak anak dini usia. Tujuan dari

    pendidikan ini tidak lain adalah agar anak-anak lebih siap mengikuti pendidikan

    dijenjang pendidikan dasar (SD). Bentuk pendidikan tersebut berupa: Taman Kanak-

    kanak (TK) pada jalur pendidikan formal dan Kelompok Bermain (KB) serta Taman

    Penitipan Anak (TPA) pada jalur pendidikan nonformal.

    Banyak penelitian membuktikan bahwa pendidikan sejak dini berpengaruh

    terhadap prestasi belajar pada pendidikan selanjutnya. Selain itu juga telah ditemukan

    bahwa faktor kesehatan, nutrisi dan stimulasi intelektual dan emosi anak

    berkonstribusi terhadap tingkat perkembangan anak, seperti yang dijelaskan Aswarni

    Sudjud (1997) seperti dikutip Soedijarto (1995) tentang study dari Carnagic Task

    Force on Meeting the Needs of Young Childrens bahwa:

    Brain development before age one is more rapid and extensive than was

    previously realized. Although cell formation is virtually complete before birth,

    brain maturation continues after birth;

    Brain development is much vulnerable to enviromental infuence than was

    suspected. Inadequate nutrition before birth and in the first year of life can

    seriosly interfere with brain development and lead do such neurological and

    behavioral disordes as learning distabitlities and mental retardation;

    The influence of early environment on brain development is longlasting. There is

    considerable evidence showing that infants expose to good nutrition, toys, and

    playmates had measurably better brain function at twelwe years of age than

    those raised in a less stimulating environment.

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 6

    Sejalan dengan hal tersebut, Mochtar (1995) juga berpendapat bahwa pada usia

    dini (balita) anak sedang mengalami masa perkembangan baik fisik maupun psikis,

    sehingga anak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan peka untuk menerima

    rangsangan dan mengembangkan imajinasi serta kreativitas.

    A. Pengertian Alat Permainan Edukatif

    Alat permainan edukatif (APE) merupakan salah satu komponen penting

    dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan program pendidikan pada

    satuan PAUD. Sudono (1995) berpendapat bahwa alat permainan edukatif

    merupakan semuai alat bermain yang digunakan anak untuk memenuhi naluri

    bermainnya. Peralatan tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Selanjutnya

    Solehuddin (1997) juga berpendapat bahwa APE pada pendidikan prasekolah

    hendaknya bersifat sederhana, konkrit, sesuai dunia kehidupan anak, terkait

    dengan situasi pengalaman langsung, atraktif, mengundang rasa ingin tahu,

    bermanfaat, dan terkait dengan aktivitas-aktivitas bermain anak. Banyak ragam

    bentuk APE, baik yang berbentuk luar ruangan maupun dalam ruangan. Contoh

    APE, antara lain papan jungkit, ayunan, papan peluncuran, ban modil bekas,

    pasir, air, APE balok, APE manipulatif, sudut rumah tangga, APE frobel dan

    lain sebagainya.

    APE Tradisional sebagai warisan nenek moyang merupakan alternatif

    untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran pada satuan PAUD. Alasan

    yang menyebabkan perlunya pemanfaatan APE tradisional ini, adalah selain

    dapat menjadi alat untuk menstimulasi tumbuh kembang anak, diharapkan juga

    dapat menjadi media untuk mengenalkan budaya yang pernah ada dimasyarakat

    kepada anak. Faktor lain, adalah APE tradisional, dapat diperoleh dengan

    mudah, murah, dan bahkan dapat dibuat oleh pendidik sendiri.

    Permainan Anak Tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau

    olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada

    perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis

    permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi

    budaya setempat. Kegiatannya dilakukan baik secara rutin maupun sekali-kali

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 7

    dengan maksud untuk mencari hiburan dan mengisi waktu luang setelah terlepas

    dari aktivitas rutin seperti, sekolah, dsb.

    B. Konsep Dasar tentang Alat Permainan Edukatif (APE) Tradisional

    Alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang dirancang

    khusus untuk menstimulasi tumbuh kembang anak pada jenjang pendidikan

    prasekolah atau pendidikan anak usia dini. Adapun ciri-ciri APE tersebut, antara

    lain:

    1. Dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai potensi anak, seperti

    motorik dan kecerdasan anak usia dini;

    2. Praktis dan mudah digunakan anak;

    3. Sifatnya konstruktif bagi perkembangan anak;

    4. Aman bagi anak

    Untuk lebih memahami tentang konsep APE, berikut contoh APE yang

    sering dimanfaatkan pada kelompok bermain ini antara lain: papan peluncuran,

    bola dunia, balok, miniatur binatang, mobil-mobilan dan lain sebagainya.

    Sedangkan APE tradisional adalah alat permainan edukatif warisan

    nenek moyang yang pernah ada dan telah dimanfaatkan pada masa lampau untuk

    menstimulasi tumbuh kembang anak. Adapun contoh alat permainan edukatif

    tradisional yang ada di masyarakat, antaral lain: dakon, egrang, kitiran, kuluk

    atau mahkota, bekelan dan lain-lain.

    C. Manfaat Pemanfaatan APE Tradisional untuk Stimulasi Kecerdasan Anak

    Anak didik kelompok bermain merupakan anak yang berusia antara 3 6

    tahun, yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini sesuai

    dengan hasil penelitian bahwa pada anak usia dini (0 8 tahun) merupakan masa

    emas (golden age) dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak

    dan berbagai aspek pada anak yang mencapai 80%. Oleh karena itu pada masa

    ini, perlu usaha untuk menstimulasi agar anak dapat berkembang secara optimal.

    Banyak upaya dapat dilakukan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak, salah

    satu diantaranya melalui pemanfaatan APE tradisional. Alasan-alasan yang

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 8

    mendorong pemanataatan alat permainan edukatif tradisional pada pelaksanaan

    pembelajaran pada kelompok bermain, antara lain:

    1) Dapat dijadikan sebagai subtitusi APE guna merangsang tumbuh

    kembang anak;

    2) Dapat menjadi media guna menanamkan nilai-nilai budaya warisan

    nenek moyang yang telah punah, sehingga diharapkan akan terjadi

    transfer budaya kepada generasi penerus yang memiliki jadi diri

    bangsanya;

    3) APE tradisional mudah dibuat oleh pendidik kelompok bermain. Hal ini

    dikarenakan APE tradisional memiliki berbentuk yang simple

    (sederhana);

    4) APE tradisional dapat dimanfaatkan/diterapkan pada saat pembelajaran

    dengan mudah dan praktis.

    Adapun dampak dari pemanfaatan APE Tradisional ini terhadap perkembangan

    aspek-aspek anak, antara lain:

    1) Perkembangan Aspek Fisik

    Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok bermain pada prinsipnya

    merupakan aktivitas belajar sambil bermain. Pembelajaran dengan

    memanfaatkan APE termasuk APE tradisional berusaha memberikan

    kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang banyak

    melibatkan gerakan-gerakan tubuh yang diharapkan akan membuat anak

    menjadi sehat. Otot-otot tubuh akan tumbuh dan menjadi kuat.

    2) Perkembangan aspek social

    Dengan bertambahnya usia, seorang anak perlu belajar mandiri sehingga

    dalam aktivitas sehari-hari tidak harus didampingi dengan pengasuh atau

    ibunya. Anak perlu diyakinkan bahwa perpisahan itu hanya berlangsung

    sesaat saja. Bentuk-bentuk permainan untuk melatih aspek ini, antara lain

    permainan ciluk-ba dan petak umpet. Wujud dari perkembangan

    kemampuan sosial ini dapat dilihat pada saat anak bermain dengan teman

    sebayanya, antara lain: adanya kerelaan anak untuk berbagi

    menggunakan APE dengan teman sebaya yang lain, menaati aturan atau

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 9

    tata tertib belajar, saling tolong menolong dalam melakukan sesuatu dan

    lain-lain.

    3) Perkembangan aspek emosi dan kepribadian

    Bagi anak, bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dengan

    sendirinya (inherent), dan sudah terberi secara alamiah dan dapat

    dikatakan tidak ada anak yang tidak suka bermain. Melalui bermain,

    seorang anak akan dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya,

    sekaligus memenuhi dorongan dari dalam diri yang belum terpuaskan.

    4) Perkembangan aspek kognisi (kecerdasan)

    Perkembangan aspek kognisi pada anak dapat dikatakan sebagai suatu

    pengetahuan, daya nalar, kreativitas, kemampuan berbahasa serta daya

    ingat. Adapun wujud dari pada kemampuan aspek kognisi ini, antara lain

    ditunjukkan melalui pengetahuan anak tentang konsep warna, ukuran,

    bentuk, arah, besaran dan lain-lain. Pengetahuan akan konsep-konsep ini

    jauh mudah diterima anak melalui kegiatan bermain, karena melalui

    kegiatan sambil bermain anak akan merasa senang dan tanpa ia sadari

    ternyata ia sudah banyak belajar

    D. Cara Pemanfaatan APE Tradisional untuk Stimulasi Kecerdasan Anak

    Sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh Departemen

    Pendidikan Nasional tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan pada

    Kelompok Bermain bahwa pada prinsipnya kelompok bermain dapat

    melaksanakan pembelajaran yang diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional

    dan juga program pembelajaran yang dibuat sendiri oleh lembaga sesuai dengan

    kebutuhan setempat.

    Selanjutnya program-program pembelajaran tersebut dituangkan dalam

    bentuk rencana kegiatan. Adapun bentuk-bentuk rencana kegiatan tersebut

    berupa:

    1) Satuan Kegiatan Tahunan, yakni rencana kegiatan yang akan

    dilaksanakan selama 1 tahun;

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 10

    2) Satuan Kegiatan Bulanan, yakni rencana kegiatan yang akan

    dilaksanakan selama 1 bulan;

    3) Satuan Kegiatan Mingguan, yakni rencana kegiatan yang akan

    dilaksanakan selama 1 minggu. Satuan kegiatan mingguan disusun oleh

    pendidik dengan mengacu pada program pembelajaran. Satuan ini

    dituangkan dalam tema atau pokok bahasan yang dapat dipilih atau

    dikembangkan oleh pendidik sesuai kebutuhan dan kondisi setempat.

    4) Satuan Kegiatan Harian (SKH), yakni rencana kegiatan yang akan

    dilaksanakan selama 1 hari.

    E. Merancang Pemanfaatan Alat Permainan Edukatif tradisional

    Dalam menyusun rancangan pemanfaatan APE tradisional ada beberapa langkah

    yang harus diperhatikan, yaitu:

    1) Identifikasi tema pembelajaran

    2) Identifikasi sub-sub tema pembelajaran dari masing-masing tema

    pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

    3) Identifikasi keseluruhan tema atau pokok bahasan pembelajaran pada

    satuan pendidikan (kelompok bermain) seperti yang tertuang dalam

    satuan kegiatan tahunan, satuan kegiatan bulanan dan satuan kegiatan

    mingguan;

    4) Memilik tema pembelajaran

    5) Memilih tema-tema pembelajaran pada kelompok bermain yang

    dipandang dapat memanfaatkan alat permainan edukatif tradisional yang

    ada;

    6) Menetapkan sub-sub tema pembelajaran yang dipilih dan diikuti dengan

    menetapkan alat-alat permainan yang akan digunakan selama proses

    pembelajaran.

    7) Menyusun rancangan kegiatan pemanfaatan kedalam bentuk garis-garis

    besar isi media pembelajaran/APE

    8) Berdasarkan hasil identifikasi alat permainan edukatif tradisional yang

    telah dilakukan pada sub-sub tema pembelajaran, maka dapat

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 11

    dirumuskan kebutuhan APE tradisional secara menyeluruh pada

    lembaga;

    9) Uraikan satu persatu cara memanfaatkan APE tradisional guna

    menunjang aktivitas pembelajaran pada kelompok bermain agar anak

    didik dapat memahami makna pembelajaran secara komprehensif.

    Materi 1

    Maze Pre Writing

    Maze pre writing, merupakan permainan yang dilakukan dengan

    cara menggerakkan tabung berdasarkan pola yang ada. Permainan maze

    pre writing ditujukan untuk anak usia 1- 3 tahun.

    Maze pre writing, merupakan permainan yang bermanfaat untuk

    melatih motorik halus anak, mengenalkan konsep warna, mengenalkan

    pola garis, melatih ketrampilan persiapan menulis.

    MATERI KEGIATAN

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 12

    PENILAIAN PROSES PRAKTIKUM

    Nama Mahasiswa : ..

    NIM : ..

    Hari/Tanggal : ..

    No.

    Aspek yang dinilai

    Bobot Nilai

    Skor Total 1 2 3 4 5

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    Total

    Saran Dosen Pembimbing :

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 13

    Materi 2

    Menara Pelangi

    Menyusun menara merupakan permainan yang dilakukan dengan cara

    menyusun balok-balok atau benda bentuk lain pada tempat yang disediakan

    berupa tongkat kecil. Permainan ini ditujukan untuk anak usia 2 4 tahun.

    Permainan ini bermanfaat untuk melatih motorik halus anak dan mengenalkan

    konsep warna pada anak.

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 14

    PENILAIAN PROSES PRAKTIKUM

    Nama Mahasiswa : ..

    NIM : ..

    Hari/Tanggal : ..

    No.

    Aspek yang dinilai

    Bobot Nilai

    Skor

    Total

    1 2 3 4 5

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    Total

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 15

    Saran Dosen Pembimbing :

    Materi 3

    Main Pejam Mata

    Permainan ini dinamakan main "Pejam Mata", karena pada waktu

    bermain salah seorang anak harus memejamkan matanya (dengan ditutup

    kain/sapu tangan) untuk mencari teman-temannya yang lain. Para pelaku

    permainan ini jumlahnya tidak terbatas, minimal 2 (dua) orang. Biasanya

    dimainkan oleh l0 sampai dengan 15 orang anak, yang terdiri dari anak-anak

    laki-laki atau anak-anak perempuan saja dan dapat pula dimainkan oleh anak-

    anak laki-laki dan perempuan. Usia para pemain ini adalah antara 5 sampai

    dengan 15 tahun. Tidak diperlukan alat khusus dalam permainan ini, hanya

    diperlukan kain atau sapu tangan sebagai alat bantu, yang dipakai untuk

    menutup mata.

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 16

    Diluar itu, hal lain yangdibutuhkan adalah lapangan permainan yang

    berbentuk lingkaran atau segi empat yang dibatasi dengan kapur. Jalannya

    Permainan

    a) Persiapan Sebelum permainan dimulai, terlebih dahulu diadakan

    undian dengan cara hum pim pa atau suten. Yang kalah harus

    menjadi "jadi" yaitu harus ditutup matanya dan kemudian

    mencari salah satu teman dengan jalan menjamah temannya.

    b) Aturan permainan Para pemain tidak dibolehkan melewati garis

    batas permainan yang telah dibuat. Apabila melewati garis batas

    yang telah ditentukan, maka ia harus menggantikan temannya

    yang "jadi" tadi. Setiap pemain berperan sebagai juri, artinya

    setiap pemain berhak mengawasi jalannya permainan dan apabila

    ada yang tidak jujur atau melanggar peraturan, maka yang

    melihat hal tersebut berhak menegur. Apabila yang "jadi"

    berhasil memegang atau menjamah salah seorang temannya,

    maka yang berhasil dijamah tadi harus menggantikan yang "jadi".

    Mata harus ditutup rapat dengan saputangan atau alat penutup

    lain sampai tidak dapat melihat. Setiap pemain harus bermain

    dengan jujur.

    c) Tahap-tahap permainan Setelah diadakan undian dengan hum-

    pim-pa dan suten, yang kalah harus menjadi "jadi" dan harus

    ditutup matanya dengan sapu tangan. Kemudian semua peserta

    permainan baik yang ditutup matanya atau yang lain (yang tidak

    ditutup matanya), berkumpul di dalam batas garis permainan.

    d) Konsekuensi kalah menamg Yang dinyatakan "kalah" adalah

    yang sering menjadi "jadi". Bagi yang kalah tidak ada sanksi

    hukuman hanya kalau sering "jadi" ia akan merasa malu karena

    akan diolok-olok temannya.

    Permainan ini bertujuan untuk melatih kejujuran pada anak, melatih fisik-motorik,

    melatih ketelitian dan melatih daya berfikir pada anak yang dapat bermanfaat

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 17

    sehingga anak dapat melatih mengembangkan aspek-aspek perkembangannya

    dengan baik.

    PENILAIAN PROSES PRAKTIKUM

    Nama Mahasiswa : ..

    NIM : ..

    Hari/Tanggal : ..

    No.

    Aspek yang dinilai Bobot Nilai

    Skor

    Total

    1 2 3 4 5

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 18

    Total

    Saran Dosen Pembimbing :

    Materi 4

    Bintang Beralih

    Permainan bintang beralih merupakan permainan anak-anak yang dapat

    dimainkan oleh golongan masyarakat mana pun juga. Di samping itu,

    permainan ini pun dapat mengajarkan kehati-hatian, kecepatan dan kerapihan.

    Jumlah peserta/pelaku dalam permainan ini paling sedikit 3 orang anak, dan

    paling banyak tidak terbatas. Namun jumlahnya tidak boleh genap, tapi harus

    ganjil. Usia para peserta/pelaku paling sedikit 6 tahun dan paling tua biasanya

    berumur 15 tahun. Permainan ini dapat dimainkan oleh kedua jenis kelamin,

    namun bisa juga dimainkan sesama anak perempuan ataupun sesama anak

    lelaki, jadi tidak mengenal perbedaan jenis kelamin. Permainan ini tidak

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 19

    memerlukan peralatan khusus, kecuali tempat bermain yang agak luas.

    Permainan ini juga tidak perlu diiringi musik maupun alat lainnya.

    a) Biasanya permainan ini diramaikan oleh bunyi sorak dan

    hitungan dari anak-anak yang main, maupun sorak dan tawa

    anak-anak yang menonton. Persiapan Setelah menentukan

    lapangan tempat bermain, pertama-tama anak-anak diminta untuk

    membuat lingkaran di tanah dengan kapur sebanyak anak yang

    main dikurangi satu lingkaran. Misalnya anak yang main

    sebanyak 7 orang, maka lingkaran yang dibuat sebanyak 6

    lingkaran. Lingkaran ini dibuat dengan jarak yang sama antara

    satu dengan yang lainnya. Lingkaran yang dibuat diusahakan

    agak berbentuk bintang. Kemudian dibuat garis batas dari

    lingkaran kurang lebih bergaris tengah 10 m.

    b) Aturan permainan Mula-mula para pemain berdiri di garis batas

    menunggu komando atau aba-aba permainan dimulai. Ketika aba

    aba mulai diperdengarkan, para pemain segera berlomba masuk

    ke dalam lingkaran yang telah ditentukan secepat-cepatnya. Yang

    tidak kebagian jatah lingkaran disebut "jadi". Jadi kemudian

    diminta memberi komando, bahwa bintang harus beralih.

    Serentak anak-anak yang dalam lingkaran harus berpindah ke

    lingkaran yang berbeda. Pada saat yang sama, Jadi harus

    berusaha merebut salah satu lingkaran yang sedang ditinggalkan.

    Bila setelah 15 kali peralihan si jadi belum mampu merebut

    sekalipun lingkaran, maka ia akan dinyatakan kalah. Tetapi bila si

    jadi berhasil merebut lingkaran, maka yang tempatnya direbut

    harus menggantikan dirinya menjadi jadi. Yang kalah diarak

    (digiring) sampai garis batas dan didorong oleh salah satu

    temannya. Kemudian kembali mereka membalik badan untuk

    mengambil tempat lingkaran kembali.

    c) Tahap-tahap permainan Setelah ditentukan siapa-siapa yang akan

    bermain, maka anak-anak yang akan bermain berdiri pada garis

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 20

    batas yang telah ditentukan. Kemudian dipilihlah seorang kepala

    regu, baik oleh yang main maupun oleh penonton. Setelah kepala

    regu memberi aba-aba dengan hitungan 1, 2 sampai 3, mulailah

    anak-anak berlari dari garis batas untuk memasuki lingkaran yang

    telah ditentukan. Enam (6) orang anak pasti akan dapat masuk

    lingkaran, dan pasti menyisakan satu orang anak yang tidak

    mendapat tempat (yang berada di luar lingkaran). dialah yang

    disebut "jadi".

    Kemudian apabila dari ke 6 orang yang telah masuk lingkaran tersebut

    membuat regu menjadi 3 kelompok, misalnya A berpegangan tangan dengan

    B, C dengan D, dan E dengan F; sedangkan G yang menjadi "jadi". Sambil

    berpegangan tangan A dan B serta C dan D kemudian E dengan F bergantian

    masuk lingkaran, begitu seterusnya saling berpindah tempat. Sedangkan G

    selalu mengintai untuk menerobos salah satu lingkaran baik lingkaran A, B,

    C, D, E dan F, bila G dapat memasuki lingkaran D, misalnya waktu berpindah

    tempat D kalah cepat pindah ke tempat C hingga lingkaran tersebut dapat

    direbut G, maka D yang menjadi' 'jadi", begitu seterusnya sampai masing-

    masing berpindah tempat sebanyak 15 kali, bila G tetap tidak dapat merebut

    lingkaran maka G menjadi yang kalah.

    Kemudian G diarak (digiring) ramai-ramai sampai batas garis sambil

    riuh bunyi sorak anak-anak baik yang main maupun sebagai penonton. Tepat

    pada garis batas G didorong salah satu pemain sambil bersama-sama

    membalik kembali merebut lingkaran. Begitulah main Bintang Beralih ini,

    sampai anak-anak merasa lelah dan berhenti sendiri.

    Permainan bintang beralih merupakan permainan anak-anak yang dapat

    dimainkan oleh golongan masyarakat mana pun juga. Selain bersifat

    menghibur, permainan ini pun mengandung unsur kependidikan, dan

    bertujuan untuk menuntut ketelitian, kecekatan, keterampilan dan kejelian

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 21

    mata untuk memenangkan permainan ini. Di samping itu, permainan ini pun

    dapat mengajarkan kehati-hatian, kecepatan dan kerapihan.

    PENILAIAN PROSES PRAKTIKUM

    Nama Mahasiswa : ..

    NIM : ..

    Hari/Tanggal : ..

    No.

    Aspek yang dinilai

    Bobot Nilai

    Skor Total 1 2 3 4 5

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 22

    Total

    Saran Dosen Pembimbing :

    Materi 5

    Galasin

    Permainan Galasin atau Galah Asin banyak dimainkan oleh anak-anak

    daerah Sunda. Permainan ini memerlukan kecepatan lari dan kelincahan

    bergerak serta mengelak agar mudah bebas dari kejaran lawan. Proses

    bermainnya cukup mudah, yaitu masing-masing regu membuat skor dengan cara

    menyentuh atau masuk ke daerah lawan tanpa dicegah oleh lawan. Lapangan

    yang diperlukan untuk jalannya permainan ini adalah ruang terbuka ukuran

    sedang, yang memungkinkan terjadinya saling kejar antara kedua regu yang

    berhadapan. Jalannya permainan:

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 23

    a) Persiapan Pertama-tama buatlah masing-masing sarang (bulat

    hitam) atau tempat berkumpul di kedua ujung lapangan, boleh

    berupa tonggak, berupa sebuah batu yang cukup besar atau dua

    buah batu yang ukurannya sedang yang ditempatkan agak

    berjauhan seperti yang diperlukan untuk gawang pada permainan

    sepak bola. Masing-masing regu memiliki sarang atau tempat

    berkumpul ini di masingmasing ujung lapangan yang

    berseberangan. Di samping itu, di kedua sisi dari masing-masing

    sarang, ada juga tempat untuk menyimpan tawanan (garis di

    kedua sisi bulatan hitam). Itulah tempat untuk para tawanan yang

    berhasil ditangkap oleh yang bersangkutan berdiri menunggu

    dibebaskan.

    b) Tahap-tahap permainan Bagilah anak-anak dalam dua kelompok

    yang sama banyak jumlah anggotanya, katakan saja ada regu A

    dan regu B. Masing-masing anggota kemudian menempati

    masing-masing sarangnya di kedua ujung lapangan. Setelah

    masing-masing mempersiapkan diri, salah satu pemain dari regu

    A mulai keluar dari sarang mendekati sarang lawan untuk

    memancing pemain lawan untuk mengejarnya. Pihak lawan (regu

    B) biasanya akan menugaskan salah seorang pemainnya untuk

    mencoba mengejar pemain yang keluar sarang tersebut.

    c) Pembuatan skor dan menyelesaikan permainan Ketika peraturan

    dasar sudah diketahui, selanjutnya peraturan lain harus diketahui.

    Dalam permainan ini berlaku peraturan lain, bahwa pemain yang

    berhasil dikejar dan disentuh oleh pemain yang lebih besar

    powernya, otomatis harus menjadi tawanan dari regu yang

    menangkapnya. Tawanan itu ditempatkan pada tempat yang

    sudah di sediakan, yaitu di samping dari sarang lawan yang

    menawannya. Peraturan lain dalam kaitannya dengan tawanan ini

    adalah, tawanan dapat dibebaskan oleh kawan seregunya dengan

    cara menyentuhnya (dijemput), selama pembebas ini tidak

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 24

    berhasil dicegah oleh regu lawan (yang tentunya tidak akan

    merelakan tawanannya di bebaskan).

    Tujuan permainan ini iyalah untuk melatih fisik-motorik anak, melatih

    kecekatan, melatih kekompakan dan daya berfikir anak sehingga akan

    bermanfaat untuk melatih pertumbuhan dan perkembangan anak.

    PENILAIAN PROSES PRAKTIKUM

    Nama Mahasiswa : ..

    NIM : ..

    Hari/Tanggal : ..

    No.

    Aspek yang dinilai

    Bobot Nilai

    Skor

    Total

    1 2 3 4 5

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 25

    9.

    10.

    Total

    Saran Dosen Pembimbing :

    Materi 6

    Gamang

    Permainan Gamang berasal dari Pagar Alam Sumatera Selatan.

    Permainan ini berasal dari sebuah kebiasaan yang merupakan warisan

    leluhurnya, yakni berburu dengan cara menyeret binatang buruannya, di mana

    hal tersebut dianggap kegiatan untuk mengisi waktu luang atau mencoba

    menguji mental dan keberanian di tengah hutan belantara. Kegiatan ini sudah

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 26

    diwariskan dari generasi sebelumnya. Lama-kelamaan kegiatan tersebut

    berkembang menjadi suatu kebiasaan yang diwujudkan dalam suatu permainan.

    Hal ini kemungkinan besar karena mereka merasa bahwa objek yang dijadikan

    sasaran sudah berkurang atau mereka sudah bosan/jenuh. Adanya kebiasaan

    tersebut mengilhami mereka menciptakan tata cara kegiatan berburu di hutan.

    Permainan tersebut dinamakan Gamang . Permainan ini biasanya

    dilakukan oleh anak-anak dewasa baik laki-laki maupun perempuan atau secara

    campuran, tetapi kemudian hanya digemari oleh anak-anak saja. Jumlah pelaku

    biasanya sampai 10 orang. Para pemain diusahakan sedapat mungkin mereka

    yang lincah baik dalam berlari maupun mengatur taktik permainan. Sebab pada

    permainan gamang ini dibutuhkan konsentrasi agar bisa bermain dengan baik,

    dan dapat memasuki daerah yang dituju. Permainan dapat dilakukan di lapangan

    yang datar dan punya ruang gerak yang leluasa. Pada tempat tersebut dibuat

    batas atau garis tertentu secara vertikal. Jalannya Permainan:

    a) Persiapan Setelah dipersiapkan tempat untuk bermain, para

    peserta dibagi dalam dua kelompok Dari setiap kelompok ada

    wakil untuk melakukan undian, siapa yang akan bermain terlebih

    dahulu. Kepada mereka yang menang dalam undian akan main

    terlebih dahulu dan yang kalah giliran untuk menjaganya.

    Sebelum permainan dimulai mereka mengadakan persetujuan

    untuk disepakati berapa games permainan tersebut akan

    berlangsung. Pada permainan ini terdiri dari dua grup yaitu grup I

    terdiri dari A, B, C dan D; sedangkan grup II terdiri dari E, F, G

    dan H.

    b) Pelaksanaan Pada permulaan permainan pihak grup II akan

    bermain terlebih dahulu, sedangkan grup I bertugas sebagai

    penjaga. Tugas A adalah menyergap siapa saja yang melewati

    garis horisontal dan A tidak boleh melewati garis tersebut,

    apabila keluar dari batas tadi maka sergapannya tidak sah.

    Sedangkan tugas B, C dan D menyergap siapa-siapa yang

    melewati garis vertikal, begitu pula mereka tidak boleh keluar

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 27

    dari garis yang telah ditentukan dalam setiap sergapannya. Dalam

    hal tersebut pihak grup II harus berusaha melewati garis-garis

    tersebut apabila ingin mencapai rumah. Apabila berhasil

    melewati keempat pemain grup II, maka nilai menjadi l(satu)

    lawan 0 (kosong) untuk kemenangan grup II.

    Tujuan Permainan ini iyalah untuk melatih nilai sosial pada anak, melatih

    kekompakan, melatih kreatifitas dan melatih fisik-motorik pada anak sehingga

    dapat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

    PENILAIAN PROSES PRAKTIKUM

    Nama Mahasiswa : ..

    NIM : ..

    Hari/Tanggal : ..

    No.

    Aspek yang dinilai

    Bobot Nilai

    Skor Total 1 2 3 4 5

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 28

    8.

    9.

    10.

    Total

    Saran Dosen Pembimbing :

    Materi 7

    Main Ilu Apui

    Nama permainan ini adalah "Ilu Apui" (bahasa Lampung yang artinya

    sebagai berikut Ilu = minta, Apui = api. Jadi dapat diartikan ke dalam bahasa

    Indonesia = "Minta Api"). Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki dan anak

    perempuan, tetapi lebih sering dilakukan oleh anak-anak perempuan. Usia para

    peserta permainan ini adalah berkisar antara 7 sampai dengan 12 tahun dan

    dimainkan oleh paling sedikit 4 (empat) orang anak. Tidak dipergunakan alat,

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 29

    tetapi dapat pula digunakan alat bantu berupa sepotong kayu atau sepotong

    tongkat pendek. Kadang kala tanpa memerlukan sama sekali alat bantu tersebut

    di atas.

    Jalannya Permainan Mula-mula peserta permainan ini berkumpul dan

    mengadakan undian atau suit. Mereka yang terakhir kalah dalam suit maka

    dialah yang menjadi "tukang rampas" dalam permainan ini. Kalau misalnya

    terdapat 5 orang anak yang mengikuti permainan ini, berarti ada 4 orang anak

    yang menang dan yang terakhir 1 (satu) orang anak. Pada mulanya dibuat suatu

    lingkaran di tanah atau lantai dengan kapur yang mempunyai diameter lebih

    kurang 225 cm, kemudian di dalam lingkaran tersebut dibuat pula sebuah

    lingkaran lain yang berjarak lebih kurang 75 cm dari lingkaran yang pertama

    tadi; yang berarti bahwa lingkaran yang kedua ini berdiameter 150 cm.

    Kegunaan lingkaran yang kedua ini adalah sebagai rumah/tempat

    berkumpul anakanak yang menang dalam undian, sedangkan jarak antara kedua

    lingkaran tadi (+ 75 cm) sebagai tempat lalu lintasnya si anak yang menjadi

    tukang rampas. Di luar lingkaran pertama dibuat pula gambar sebuah tangga

    yang bertingkat 4 (empat). Semua anak-anak yang menang berkumpul di dalam

    lingkaran yang kedua yang disebut sebagai rumah.

    Anak yang kalah undian tadi memegang sebatang kayu/tongkat

    sepanjang lebih kurang 1 meter, dan berdiri di dekat tangga. Jikalau pesertanya

    banyak (lebih dari 5 orang) maka tidak usah memegang kayu/tongkat. Kemudian

    ia bergerak ke tangga no. 1 dan berkata: "Sedang apa kamu?". Dijawab oleh

    anak-anak yang berada di dalam rumah: "Tidak apa-apa". Anak yang kalah tadi

    lalu naik lagi ke tongkat/tangga no. 2, dan berkata: "Bolehkah saya masuk", dan

    dijawab oleh anak-anak yang berada di dalam rumah:"Boleh" kemudian, ia

    melanjutkan ketangga no. 3, dan berkata"Bukakan pintu", dijawab oleh mereka:

    "Pintu tidak dikunci". Anak yang kalah tadi terus berjalan menuju tangga no.4

    dan berkata: "Betulkah", dijawab mereka: "Betul". Anak yang kalah tadi terus

    masuk ke dalam lingkaran yaitu daerah lintasan, sambil berkata: "mana

    pemimpinnya". Dijawab lagi oleh orang dalam rumah: "tidak ada". Anak yang

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 30

    kalah tadi berkata lagi: "Saya akan mengambil anak buah, satu orang". Dijawab

    oleh mereka "Silakan!".

    PENILAIAN PROSES PRAKTIKUM

    Nama Mahasiswa : ..

    NIM : ..

    Hari/Tanggal : ..

    No Aspek yang dinilai Bobot Nilai TOTAL

    SKOR 1 2 3 4 5

    1

    2

    3

    4

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 31

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    TOTAL

    Saran Dosen Pembimbing

    DAFTAR REFERENSI

    Conny R. Setiawan. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar.

    Jakarta: PT Indeks.

    Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

    Lara Fridani dan APE Lestari. (2009). Inspiring Education PAUD. Jakarta: PT Eles

    Media Komputindo.

    Mayke Sugianto Tedjasaputra. (1995). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta:

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  • Modul Praktikum Penerapan APE Tradisional untuk Anak Usia Dini

    APE Tradisional | 32

    Suratno. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta:Departemen

    Pendidikan Nasional.

    Yeni Rachmawati & Euis Kurniati. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada

    Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.