profil kecamatan illi ape
DESCRIPTION
supervisiTRANSCRIPT
1
Profil Kecamatan Illi Ape
Kecamatan Illi Ape
Kecamatan illi Ape terletak di Kabupaten Lembata terbagi menjadi desa dengan luas
96,86 Ha, dengan jumlah penduduk sebesar 11.933 jiwa dengan jarak 17 Km dari Ibu Kota
Lewoleba. Dengan temperature udara rata-rata 15 – 400C Keadaan iklim Kecamatan Illi Ape
dengan musim bulan basah 3-5 bulan dan 7-9 bulan kering. Curah hujan tidak merata pada
semua desa. Secara geografis merupakan daerah perbukitan dan gunung dengan sedikit
dataran rendah yang tidak merata penyebarannya. Kecamatan Illi Ape memiliki batas-batas,
Antara lain:
Sebelah timur : Kecamatan Illi Ape Timur
Sebelah barat : Selat Boleng, Tl. Lewoleba
Sebelah utara : Laut Flores
Sebelah selatan : Kecamatan Nubatukan
Gambar 1.Peta Wilayah Kecamatan Illi Ape
2
Profil Sebaran Penduduk
No Klasifikasi jumlah penduduk Jumlah Prosentase
(%)
1
Berdasarkan Jenis Kelamin
a. Laki-laki 5340 44,74
b. Perempuan 6593 55,26
Jumlah 11.933 100
2
Berdasarkan Agama
a. Katolik 8720 73,07
b. Islam 3192 26,74
c. Protestan 19 0,15
d. Hindu 2 0,07
Jumlah 11.933 100
Tabel. 1. Data Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama Kecamatan Illi Ape
Kepadatan penduduk per Km2 : 123 jiwa
Jumlah Rumah Tangga : 3250 Kepala Keluarga (KK)
Kecamatan Illi Ape terdiri dari 17 Desa, dengan jumlah keseluruhan penduduk sebanyak 11.933
jiwa, yang terbagi dalam 3250 kepala keluarga (KK) sehingga didapatkan kepatan penduduk
per Km2 sebanyak 123 jiwa. Pada table diatas dapat dilihat bawah dari sex ratio jumlah
penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki hal ini
menunjukan bahwa harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sedangkan
dari segi agama dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk illi ape beragama katolik.
3
No Tingkat Pendidikan Jumlah(Jiwa)
1.
MI (Madrasah Ibtidaiyah) -
2 SD Negeri 1804
3 SD Swasta 612
4 SLTP Negeri 357
5 SLTP Swasta 192
6 SLTA Negeri/Swasta -
7 SMK 77
8 Perguruan Tinggi 1123
Tabel 2. Data Penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan Kecamatan Illi Ape
Dari table diatas dapat dilihat bahwa tingakat pendidikan penduduk kecamatan Illi Ape
sangat bervariasi. Mulai dari SD, SM, SMA dan Perguruan Tinggi. Dari data diatas dapat dilihat
bahwa penduduk ili ape masih memiliki semangat yang cukup untuk menempuh pendidikan.hal
ini merupakan suatu nilai yangt positif mengingat bahwa sumber daya manusia sangat
menentukan keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan dalam bidang kesehatan.
Untuk itu perlu dilakukan peningkatkan kesadaran dan pengetahuan seputar kesehatan
pada setiap lapisan masyarakat di kecamatan ini melalui penyuluhan secara intensif dan
berkelanjutan, kunjungan dan bimbingan rumah oleh tenaga kesehatan maupun non kesehatan
yang telah dilatih sebelumnya, sehingga terjadi perubahan perilaku sehat sakit masyarakat ke
arah yang lebih baik.
Profil tenaga Kesehatan
No Tenaga Kesehatan Jumlah
1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat 19
4 Bidan 25
4
5 Paramedis non perawat 4
6 Paramedis lainnya 0
Tabel 3. Data Tenaga Kesehatan Kecamatan Illi Ape
Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa di kecamatan Illi Ape sebenarnya telah memiliki tenaga
kesehatan yang cukup memadai untuk mendukung peningkatan kesehatan di wilayah tersebut.
Dengan jumlah bidan yang cukup banyak dan terbagi secara merata di kecematan seharusnya
dapat memberikan pelayanan dibidang maternal dengan baik.
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit -
2 Puskesmas 1
3 Puskesmas Pembantu 2
4 Polindes 7
5 Poskesdes 1
6 BP PMI -
7 Dokter umum praktek swasta -
8 Bidan Praktek Swasta -
9 Apotek -
Tabel 4. Data Fasilitas Kesehatan Kecamatan Illi Ape
Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah fasilitas kesehatan sebenarnya sudah mencukupi
bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dimana menurut data tahun 2012 Rasio
Puskesmas per 100.000 penduduk di lembata sebesar 7,34. Dengan jumlah penduduk lembata
sebesar 122.624, maka setiap 1 puskesmas menangani ± 16.000 penduduk. Sedangkan pada
kecamatan Illi Ape didapatkan data jumlah penduduk adalah sebanyak 11.933 dengan 1
puskesmas yaitu Puskesmas Waipukang.
5
Gambar 2. Peta jangkauan pelayanan Puskesmas Waipukang, Kecamatan Illi Ape
Namun jauhnya akses dan jarak yang harus ditempuh ke satu puskesmas tersebut bisa menjadi
salah satu faktor pertimbangan untuk membangun fasilitas kesehatan bantuan lainnya.
Sehingga cangkupan pelayanan kesehatan bisa lebih merata ke setiap desa di kecamatan Illi
Ape tersebut.
Gambar 3. Peta rancangan penambahan fasilitas kesehatan
6
Supervisi fasilitatif Assesment Maternal
Sarana, Prasarana dan Ketenagaan
I. Ruang Gawat DaruratI.1 Struktur Fisik Ruangan
Pada Struktur fisik bangunan di Puskesmas Waipukang rata2 sudah
sesuai dengan yang seharusnya diterapkan namun beberapa hal seperti besar
ruangan, jumlah ventilasi yang mencangkup 1/3 luas lantai, wastafel dengan air
bersih mengalir yang dilengkapi sabun serta toilet khusus petugas dan pasien
masih perlu pembenahan kembali. Hal ini dikarenakan kurangnya atau
terbatasnya luas bangunan, air mengalir tidak setiap hari, serta susahnya
pengadaan sabun cuci cair didaerah ini. Namun beberapa kekurangan ini tidak
mengganggu pelayanan kesehatan yang setiap hari diberikan pihak puskesmas.
Ada dan sesuai Ada tidak sesuai tidak ada0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
struktur fisik ruangan
Diagram 1. Struktur Fisik Ruangan
I.2 Perabotan
Pada perabotan di Puskesmas Waipukang rata-rata mengalami kesulitan
untuk mengadakan perabotan yang sesuai. Hanya terdapat meja perlengkapan
serta telepon yang berfungsi dua arah saja yang sesuai. Meja periksa pasien
yang digunakan tidak bebas karat serta tidak ditutup dengan kasur busa berlapis
plastik hanya ditutup dengan kain saja.
Untuk wadah tempat sampah masih belum ditutup oleh plastik dan belum
dipisahkan mana sampah yang medis dan non medis. Untuk lemari pendingin
obat-obatan khusus di puskesmas Waipukang belum tersedia.
7
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
perabotan
Diagram 2. Perabotan PuskesmasI.3 Linen
Pada penyediaan Linen di Puskesmas Waipukang persediaan selimut
bersih untuk menutup ibu jumlahnya belum sesuai dengan jumlah pasien yang
ada, begitupula dengan selimut cadangan dan seprai cadangan
I.4 Perlengkapan
Untuk perlengkapan baik di bagian peralatan seperti stetoskop
tensimeter, thermometer,dll masih banyak kekurangan. Di puskesmas tidak
didapatkan alat-alat yang diperlukan untuk kasus emergency seperti laringoskop
dewasa, baterai AA (cadangan) untuk bilah laringoskop, NGT, Radiant warmer,
Pipa endotrakeal serta Masker ukuran bayi. Untuk balon resusitasi (ambu bag)
balon resusitasi tidak menggembang dengan sempurna. Sementara peralatan
lain seperti Oksigen baik yang digunakan maupun cadangan, suction, lampu
darurat, senter, gunting, selang resevoar oksigen masih berfungsi dengan baik.
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
5
10
15
20
25
perlengkapan
Diagram 3. Perlengkapan UGD
8
Untuk bahan habis pakai rata-rata sudah sesuai dengan apa yang
seharusnya hanya beberapa alat seperti nasal kanum, kateter urin dan kantong
urin yang tidak ada. Untuk obat-obat yang ada di puskesmas sudah sesuai
hanya sodium bikarbonat yang belum sesuai.
I.5 Ketenagaan
Ketenagaan di puskesmas Waipukang bisa dibilang kurang, karena di
puskesmas tersebut tidak didapatkan adanya teknisi listrik dan teknisi alat-alat
medis. Sehingga bila ditemukan keruskan atau masalah pada listrik memerlukan
waktu yang lebih untuk mengoptimalkan kembali
ada dan sesuai50%
tidak ada50%
Ketenagaan
Diagram 4. Ketenagaan UGD
II. Kamar BersalinII.1 Struktur fisik dan Ruangan
Pada struktur fisik dan ruangan kamar bersalin puskesmas waipukang secara
keseluruhan kondisinya cukup baik. Menurut hasil survey didapatkan 72% sudah
sesuai dengan apa yang dicantumkan. Namun beberapa hal seperti ukuran
minimal ruangan 12 m2 memang masih belum bisa dipenuhi, pengadaan
ruangan terpisah untuk isolasi dan adanya sumber cadangan listrik (generator)
juga belum bisa dipenuhi. Hal ini menggangau pelayanan yang ada di
puskesmas bila didapatkan kasus melahirkan pada malam hari.akibat tidak
adanya sumber cadangan listrik.
9
Ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
1
2
3
4
5
6
7
8
Kamar Bersalin
Struktur fisik ruangan
Diagram 5 struktur Kamar Bersalin puskesmas waipukang
II.2 Perabotan
Utnuk peralatan di kamar bersalin rata-rata sudah terpenuhi, hanya beberapa
alat seperti kursi penolong yang naik turun, penyekat untuk melindungi privasi
pasien, belum bisa terpenuhi.
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
1
2
3
4
5
6
7
8
perabotan
perabotan
Diagram 6. Perabotan Kamar Bersalin
II.3 Perlengkapan Kamar Bersalin
Utnuk perelengkapan kamar bersalin ditinjau dari segi peralatan seperti
oksimeter, USG, CTG, kursi roda, forsep neagel, pompa vakum listrik, tabung
pemeriksa DPL beserta spuit dan tabung penampung urin serta set tampon
kondom tidak didapatkan di puskesmas. Namun untuk alat alat lainnya tertata
rapi di puskesmas. Untuk bahan habis pakai spuit kurang lengkap beberapa
ukuran tdiak didapatkan. Untuk Obat-obatan seperti misoprostol dan steroid
(dexametason atau betametason, gentamisin dan metronidazole tidak
10
didapatkan di puskesmas. Dari formulir dan standart prosedur hanya standart
prosedur proses persiapan hingga pemberian transfuse serta standart prosedur
rujukan untuk section sesarea yang masih belum ada.
tidak ada ada tidak sesuai ada dan sesuai0
10
20
30
40
50
60
70
perlengkapan kamar bersalin
perlengkapan kamar bersalin
Diagram 7 Perlengkapan Kamar Bersalin
II.4 Ketenagaan
Ketenagaan di puskesmas Waipukang bisa dibilang kurang, karena di
puskesmas tersebut tidak didapatkan adanya teknisi listrik dan teknisi alat-alat
medis. Sehingga bila ditemukan keruskan atau masalah pada listrik memerlukan
waktu yang lebih untuk mengoptimalkan kembali
ada dan sesuai50%
tidak ada50%
Ketenagaan
Diagram 8 Ketenagaan kamar bersalin
11
III. Ruang Perawatan Ibu dan BayiIII.1 Struktur Fisik Ruang Perawatan Ibu dan Bayi
Secara keseluruhan struktur fisik ruang rawat ibu sudah cukup memenuhi
standart pelayanan hanya sebagian saja seperti tidak terdapatnya ruang metode
kangguru,tidak terdapatnya temapt pasien dengan penyakit paling berat
ditempatkan dekat ruang perawat, belum sesuainya area tatalaksana
kegawatdaruratan di dalam atau dekat ruang rawat, tidak terdapatnya ruang
khusus untuk ibu dengan penyakit infeksius.
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
1
2
3
4
5
6
7
struktur fisik ruang
Diagram 9. Struktur Fisik Ruang Rawat ibu
III.2 Perabotan
Untuk perabotan di ruang ibu masih banyak mengalami kekurangan seperti tidak
adanya tempat tidur bayi disamping tempat tidur ibu yang bersih, tidak adanya
penyekat ruangan, tidak dibedakannya tempat sampah yang infeksius dan yang
non ifeksius sehingga masih perlu dilakukan banyak pembenahan.
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
perabotan
Diagram 10. Perabotan Ruang Rawat Ibu
12
III.3 Linen
Untuk linen masih diperlukan banyak pembenahan seperti tidak adanya selimut
kain berbahan lembut yang bersih dan kering, kurangnya kelambu yang dapat
digunakan oleh pasien.
III.4 Perlengkapan Area Ruang Rawat Ibu
Untuk perlengkapan ruang rawat ibu sebagian besar sudah terdapat persediaan
hanya lemari pendingin untuk menyimpan obat dan vaksin, masker oksigen anak
atau bayi, spuit kurang lengkap, yang perlu dibenahi.
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
5
10
15
20
25
30
Perlengkapan
perlengkapan area
Diagram 11. Perlengkapan Ruang rawat Ibu
III.5 Ketenagaan
Untuk ketenagaan puskesmas sebaiknya menambah pekerja dikarenakan tidak
adanya teknisi peralatan dan teknisi listrik serta petugas kebersihan yang hanya
1 orang cukup mempengaruhi kinerja pelayanan puskesmas.
13
Ketenagaan
ada dan sesuaiada tidak sesuaitidak ada
Diagram 12. Ketenagaan Ruang Rawat Ibu
IV. Ruang Pemrosesan AlatIV.1 Struktur Fisik Ruangan
Secara keseluruhan struktur fisik ruangan ruang pemrosesan alat sudah cukup baik
hanya tidak berfungsinya wastafel dengan kran siku panjang dan air bersih yang
mengalir.
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Struktur fisik ruangan
strutur fisik ruangan
Diagram 13. Struktur fisik ruangan pemrosesan alat
IV.2 Perabotan
Untuk perabotan sudah cukup lengkap dan sesuai hanya saja tidak terdapatnya
lemari yang terkunci untuk barang pribadi juga bisa menjadi bahan
pertimbangan.
14
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Perabotan
perabotan
Diagram 14. Perabotan Ruang Pemrosesan Alat
IV.3 Perlengkapan
Untuk ruang perlengkapan hanya sikat halus, ember/wadah instrument, sarung
tangan rumah tangga saja yang tidak ada. Untuk perlengkapan lainnya sudah
tersedia
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Perlengkapan
perlengkapan
Diagram 15. Perlengkapan Ruang Pemrosesan Alat
IV.4 Ketenangan
Pada puskesmas Waipukang tidak didapatkannya staf yang ditugaskan untuk
menjaga kebersihan alat dan ruangan sehingga perlu mendapat perhatian lebih
lanjut.
V. LaboratoriumV.1Struktur Fisik Ruang
Untuk struktur fisik dan ruang laboratorium puskesmas waipukang sudah cukup
baik hanya disana belum terdapat gudang dan toilet yang terpisah antara
15
petugas kesehatan dan pasien. Di puskesmas tersebut juga tidak memiliki
sumber cadangan listrik (generator) dan Alat pemadam api ringan (APAR)
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
1
2
3
4
5
6
Struktur fisik ruang
Struktur fisikruang
Diagram 16. Struktur fisik ruang
V.2Ketersediaan Pemeriksaan
Ketersediaan pemeriksaan di laboratorium puskesmas banyak kekurangannya,
namun hal ini dapat diatasi dengan jalan memberikan rujukan ke RS dimana
pemeriksaan laboratoriumnya lebih memadai
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ketersediaan pemeriksaan
Ketersediaan pemeriksaan
Diagram 17. Ketersediaan Pemeriksaan
V.3Perabotan
Untuk perabotan sudah cukup memadai hanya sampah pada laboratorium belum
dibedakan antara yang infeksius dan yang non infeksius namun sudah tertutup
oleh plastik
16
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Perabotan
perabotan
Diagram 19. Perabotan Laboratorium
V.4Ketenagaan
Untuk ketenagaan bisa dibilang sangat kurang hal ini dikarenakan tidak adanya
dokter penanggung jawab laboratorium, petugas administrasi khusus, pembantu
laboratorium, serta tidak adanya petugas kebersihan khusus lab. Semua
karyawan merangkap dengan posisi lain
VI. Ruang Asuhan AtenatalVI.1 Struktur Fisik Ruang
Struktur fisik ruang sudah baik. Ruangan bisa dilihat cukup bersih dan tertertata
rapi Hanya toilet belum dibedakan antara pasien dan petugas kesehatan.
Sumber cadangan listrik (generator) sedang rusak
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
1
2
3
4
5
6
struktur fisik ruang
struktur fisik ruang
Diagram 20. Struktur fisik ruang
17
VI.2 Perabotan
Untuk perabotan hanya masalah sampah saja yang belum bisa ditangani dengan
baik. Sampah masih belum dibedakan antara sampah medis dan non medis
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
perabotan
perabotan
Diagram 21. Perabotan ruang antenatal
VI.3 Perlengkapan Ruang Asuhan Antenatal
Untuk perlengkapan peralatan sudah maksimal hanya USG yang belum tersedia.
Untuk bahan medis habis pakai semuanya tersedia, hanya jumlah handscoon
bisa dibilang sedikit, untuk bahan dan alat non-medis jumlah selimut yang tidak
sesuai dengan jumlah pasien
ada dan sesuai ada tidak sesuai tidak ada0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Perlengkapan Ruang
perlengkapan ruang
Diagram 22. Perlengkapan ruang antenatal
18
VI.4 Buku dan Formulir
Buku dan formulir di puskesmas waipukang sudah lengkap dan sesuai dengan
yang seharusnya ada
VI.5 Meteri konseling dan Edukasi
Untuk materi konseling puskesmas memiliki jadwal untuk memberikan konseling,
semua materi rata-rata telah disampaikan dengan merata dan sesuai jadwal
yang ada
VI.6 Ketenagaan
Untuk ketenagaan dokter hanya 1 orang dan berkeliling seluruh puskesmas,
teknisi peralatan medis belum ada di puskesmas. Sehingga perlu
dipertimbangkan adanya tenaga tambahan.
Observasi Kasus
I. Pelayanan AntenatalDalam memberikan pelayan antenatal rata-rata pelayanan yang diberikan sudah
cukup baik. Dalam hal melengkapi riwayat medis semua pertanyaan mengenai
Identitas, memiliki buku KIA, mengenai riwayat pembedahan, perdarahan, penyakit
kronik, alergi obat, minum-minuman beralkohol, mencatat HPHT, mencatat
kemungkinan resiko tinggi sampai menyanyakan kesiapan persalinan seperti siapa
yang akan menolong persalinan dan dimana akan melahirkan telah ditanyakan
dengan baik. Hanya kekurangannya tidak semua yang ditanyakan tercatatat di
dalam rekam medis yang ada.
Dalam hal melakukan pemeriksaan fisik kebanyakan bidan lupa memeriksa kondisi
jantung dan paru mereka hanya terfokus pada pemeriksaan obstetric saja. Dalam
memberikan konseling dan edukasi AKDR, IMD, kesehatan ibu dalam kehamilan
termasuk perawatan payudara telah dilakukan dengan baik dan terencana sesuai
jadwal. Untuk pemeriksaan penunjnag tidak semua dilakukan test HIV dan tes sifilis
hal ini dikarenakan tidak adanya alat tersedia di puskesmas Namun untuk test
malaria akibat berada di daerah endemis telah dilakukan dengan baik. Pmberian
suplemen untuk ibu hamil telah diberikan juga. Dalam hal melakukan rujukan, semua
19
kasus telah dicatat dengan baik. Dalam 2014 ini kasus paling banyak dirujuk adalah
kasus cerotinus.
II. Asuhan Persalinan NormalDalam penanganan persalinan secara normal bidan telah melakukan dengan
dengan baik. Hal ini dikarenakan hampir semua bidan telah mengikuti pelatihan APN
secara bergantian. Penangan dari kala I hingga Kala IV baik.pengisisan patograf
juga baik Hanya saja di puskesmas tidak didapat kan CTG, serta tidak adanya
gelang tangan pengenal bayi ayng berisikan informasi nama ayah, ibu, waktu lahir
dan jenis kelamin.
III. Asuhan Pascasalin dan Rawat GabungUntuk rawat gabung di puskesmas dilakukan dengan baik seperti mengupayakan
adanya kontak fisik yang erat antara ibu dan bayinya yang dirawat, sehingga ibu ikut
berpartisipasi dalam perawatan bayi sepanjang waktu. Pihak puskesmas juga
melakukan pemeriksaan rutin kepada ibu dan bayi seperti menanyakan ada nyeri
atau tidak, memeriksa suhu tubuh bayi, adanya icterus,produksi urin serta
mencatatnya dalam rekam medis. Mendorong adanya ASI eksklusif, memberikan
edukasi dan konseling tentang kontrasepsi, ASI eksklusif, dll. Syarat-syarat yang
digunakan untuk memulangkan pasien pun telah dilakukan dengan baik namun di
puskesmas tidak didapatkan adanya imunisasi polio hanya diberikan imunisasi
hepatitis 0.
IV. Pengenalan Rujukan Kasus KomplikasiUntuk pengenalan kasus rujukan di puskesmas waipukang rata-rata cukup baik, baik
dalam menegakan diagnosis kasus komplikasi dan penanganan awal jika terdapat
pasien syok. Namun untuk penanganan kasus hipotonia atau pun atonia uteri masih
didapatkan kekurangan. Pihak puskesmas biasanya langsung merujuk bila
didapatkan kecurigaan kea rah tersebut utnuk penangan kasus PEB sudah cukup
baik, untuk penanganan eklampsi masih mengalami kekurangan seperti tidak
adanya OPA (Oropharyngeal airway) untuk membebaskan jalan nafas kurangnya
pengetahuan fiksasi pasien ke tempat tidur. Bila didapatkan kasus yang perlu
rujukan segera pihak puskesmas sudah baik menerapkannya hanya kurang dalam
meminta formulir balasan dari tenaga kesehatan di tujuan rujukan.