pemanenan air hujan
TRANSCRIPT
5/17/2018 Pemanenan Air Hujan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pemanenan-air-hujan-55b0785761c1b 1/5
PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DAN PEMANENAN AIR
HUJAN SEBAGAI WUJUD PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM PENGENDALIAN BANJIR
Ahmad Tusi 4)
ABSTRAKSI Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung
Permasalahan lingkungan yang sering dijumpai di negara kita pada saat iniadalah terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musimkemarau. Selain itu, terjadi pula penurunan permukaan airtanah di beberapa
tempat. Hal ini disebabkan adanya penurunan kemampuan tanah untuk meresapkan air sebagai akibat adanya peruhahan lingkungan yang m erupakan
dampak dari proses pembangunan.Salah satu upaya untuk r:neningkatkan kemampuan tanah meresapkan air hujan ialah pembuatan sumur resapan dan pemanenan air hujan. Dengansumur resapan air hujan akan ditampung dan diresapkan ke dalam tanah
sehingga dapat mengurangi aliran permukaan (run off) dan memperbaiki permukaan tanah. Pembuatan instalasi pemanenan air hujan akan membantumasyarakat perkotaan untuk menggumakan alternatif air yang lebih bersih dari
pada menggunakan airtanah dan air permukaan yang telah tercemar olehlimbah domestik dan industri, serta bakteri coli. Manfaat yang dapat diharapkan akan diperoleh melalui pembuatan sumur resapan dam pemanenanair hujan ini, yaitu pemenuhan kebutuhan air sekunder dan memperkecil bebandrainase mikro maupun makro.
Kala Kunci: banjir, kekeringan, aliran permukaan, sumur resapan,pemanenan
air hujan.
I. PENDAHULUANAir adalah unsur kehidupan utama bagi umat manusia. Tetapi air juga dapat mcnjadimusuh dahsyat bagi manusia bila tidak ditata dengan baik sebagaimana dialami oleh
banyak negara di dunia ini, termasuk Indonesia. Permasalahan lingkungan yangsering dijumpai di negara kita pada saat ini adalah terjadinya banjir pada musim
hujan dan kekeringan pada musim kemarau.
Air hujan tidak dapat mengalir oleh karena tidak beri cukup peluang, misalnya olehurugan dan pembangunan pada alur-alur air (sungai), urugan pada cekungan tanah
dalam dimana air dapat terkumpul (rawa, situ), dan pembuatan sudctan-sudetansebagai langkah darurat. Dan berbagai macam penyebab lain, ditambah lagi dengangenangan yang diakibatkan oleh hujan di kota itu sendiri yang tidak diberi alur-alurpembuangan (drainase) atau prasarana pembuangannya tidak memadai atau tidak terpelihara dengan baik. Maka sebagai akibat dari semua faktor ini, maka elevasi airmeningkat dan air banjir melewati tanggul-tanggul saluran drainase. Peningkatanelevasi muka air ini bahkan dapat merambat ke arah hulu dan melimpah ke wilayahyang lebih tinggi dari hilir akibat efek back water.
Besar banjir yang terjadi tergantung dari besarnya curah hujan di suatu daerah,topografi, dan wujud dari wilayah, yang dilalui banjir sebelum air sampai dan meluapdi daerah hilir yang merupakan daerah yang relatif landai, seperti DKI Jakarta.
Seringkali kelandaian suatu wilayah disebut sebagai salah satu penyebab terjadinya
5/17/2018 Pemanenan Air Hujan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pemanenan-air-hujan-55b0785761c1b 2/5
banjir dimana-mana. Ini memang benar, akan tetapi justru karena kelandaian itulahkita harus lebih cermat dalam membuat sarana-sarana pengaturan dan pengendalianair serta dalam pembangunan pada umumnya.
Wujud upaya untuk membantu pengendalian banjir dan sekaligus mencakupmemperbaiki (konservasi) airtanah, serta menekan laju erosi. Upaya yang dapat
dilakukan adalah pembuatan sumur resapan yang belum maksimal pembauatannya didaerah perkotaan dan pedesaan dan pemanfaatan langsung air hujan, yang sebenarnyamerupakan sumber air yang relatif lebih baik dibandingkan dengan sumber airpermukaan maupun airtanah dan tersedia dalam jumlah yang cukup.
Upaya konservasi yang dilakukan tersebut diharapkan secara tidak langsung akan
membantu Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dalam mengatasi permasalahanyang diakibatkan oleh banjir dan kekeringan.
II. SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
Munculnya konsepsi untuk menadah air hujan dan meresapkannya ke dalam lapisantanah, segera mendapat sambutan positif dari segenap praktisi lingkungan, danmendapat sebutan Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan. Saat ini drainase, tidak hanya berfungsi untuk membebaskan daerah perkotaan dari serangan banjir, tetapi
juga bertugas mengatasi pencemaran air tanah.
Salah satu sistem drainase berwawasan lingkungan untuk pengendalian air, baik mengatasi banjir dan kekeringan adalah melalui sumur resapan. Sumur resapanmerupakan upaya memperbesar resapan air hujan ke dalam tanah dan memperkecilaliran permukaan sebagai penyebab banjir.
Upaya ini akan berfungsi bila semua warga masyarakat sadar dan maumenerapkannya. Peran sumur resapan akan tidak berarti bila hanya beberapa
pcnduduk saja yang menerapkan. Dapat dibayangkan bila setiap penduduk suatukawasan yang memiliki sejuta bangunan mampu menerapkan sumur resapan.Masing-masing mampu meresapkan air satu kubik. Dengan demikian sejuta kubik airakan masuk ke dalam tanah. Kawasan terse but dapat terhindar dari bahaya banjir
dan mampu mengurangi masalah kekeringan pada musim kemarau.
Beberapa manfaat sumur resapan, antara lain:1) Pengendali banjir, banyak aliran permukaan yang dapat dikurangi melalui sumur
resapan tergantung volume dan jumlah sumur resapan. Misalnya, sebuah kawasan
yang jumlah rumahnya 1.000 buah, kalau masing-masing rumah membuat sumur
resapan dengan volume 2 m3 berarti dapat mengurangi aliran permukaan sebesar
2.000 m3 air.
2) Konservasi airtanah, peresapan air mclalui sumur resapan sangat penting
mcngingat adanya perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai konsekuensi
dari perkembangan pcnduduk dan perekonomian masyarakat. Perubahan tata guna
tanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah untuk meresapkan air. Hal ini
mengingat semakin banyak tanah yang tertutupi oleh tembok, beton, aspal, dan
bangunan lainnya yang tentunya berdampak meningkatnya laju aliran permukaan.Penutupan permukaan tanah oleh permukiman dan fasilitas umum besar dampaknya
5/17/2018 Pemanenan Air Hujan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pemanenan-air-hujan-55b0785761c1b 3/5
bagiannya, berarti setiap kali turun hujan 30 mm akan ada 225.000 m3 air hujan yangtidak dapal meresap ke dalam tanah. Jumlah ini akan berkumpul dcngan aliranpermukaan dari kawasan lain pada lahan yang rendah sehingga dapatmengakibatkan banjir.
3) Menekan laju erosi, dengan adanya penurunan aliran pcrmukaan maka laju erosipun akan menurun. Apabila aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang
tergerus dan terhanyut pun akan berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air
hujan kecil dan erosi pun akan kecil.
Dalam rencana pembuatan sumur resapan perlu dipertimbangkan faktor iklim,kondisi airtanah, kondisi tanah, tata guna tanah, dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Faktor Iklim yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya curah hujan,semakin besar curah hujan di suatu wilayah berarti semakin besar sumur resapanyang diperlukan. Kondisi permukaan airtanah yang dalam, sumur resapan perludibuat secara besar-besaran karena tanah benar-benar memerlukan suplai air melalui
sumur resapan. . Sebaliknya pada lahan yang muka airnya dangkal, sumur resapan inikurang efektif dan tidak akan berfungsi dengan baik. Terlebih pada daerah rawa danpasang surut, karena daerah ini memerlukan saluran drainase.
Kondisi tanah sangat berpengaruh pada besar kecilnya daya resap tanah terhadap airhujan. Tanah berpasir dan porus lebih mampu merembeskan air hujan dengan cepat.Tabel 1 menyajikan hubungan antara beberapa tipe tekstur tanah dengan kecepataninfiltrasi.
Tabel 1. Hubungan Kecepatan Intiltrasi dan Tekstur Tanah.
Tekstur Tanah Kecepatan Infiltrasi (mm/jam) KriteriaPasir berlempung 25 - 50 Sangat cepat
Lempung 12,5 - 25 Cepat
Lempung berdebu 7,5 - 15 Sedang
Lempung berliat 0,5- 2,5 Lambat
Liat < 0,5 Sangat lambatSumber : Sitanala Arsyad, 1976.
Tataguna tanah akan berpengaruh terhadap porsentase air yang meresap ke dalamtanah dengan aliran permukaan. Lahan yang penduduknya padat dan banyak
bangunan, sumur resapan harus dibuat lebih banyak dan lebih besar volumenya. Baik dengan sumur resapan individual atau dengan sumur resapan secara kolektif untuk beberapa rumah. Program pelestarian air melalui sumur resapan harus ditempuhmelalui pendekatan sosial ekonomi kemasyarakatan dan sosial budaya. Misalnya,dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnyapelestarian lingkungan, khususnya penerapan sumur resapan, dengan penyuluhan-penyuluhan intensif melalui metoda yang sesuai dengan kehidupan masyarakattersebut.
III. UPAYA PEMANENAN AIR HUJAN
Upaya pemanenan air hujan di Indonesia selama ini hanya dikenal di kawasan-kawasan di mana pemanfaatan air permukaan maupun airtanah kurangmemungkinkan. atau memerlukan upaya pemompaan airtanah dalam.
5/17/2018 Pemanenan Air Hujan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pemanenan-air-hujan-55b0785761c1b 4/5
Semestinya. sebagai sumber air yang relatif kualitasnya masih jauh lebih baik dari air
permukaan dan airtanah untuk kawasan di jabodetabek. yang mcnurut beberapa
penelitian terkini dinyatakan sudah mulai tercemar bakteri coli. dapat dimanfaatkan
dengan sistmm pemanenan air hujan yang sudah banyak diterapkan di negara-negara
lain.
Kontribusi yang mampu diberikan oleh sebuah sistem pemanenan air hujan bagimasyarakat, dengan asumsi sebagai berikut :
1) Setiap kepala keluarga (KK) rata-rata terdiri dari 4 jiwa
2) Menggunakan data hujan daerah Dramaga, Bogor untuk curah hujan jam-jamandari tahun 1985 - 2002. Intensitas hujan jam-jaman tersebut dipresentasikandalam bentuk rumus intensitas hujan dengan perioda ulang 5 tahunan, yaitu : I =9.497,072 / ( 43,101 + t ); dimana I = intensitas hujan (mm/jam) dan t : waktukonsentrasi (mcnit) ( Ahmad Tusi, 2003).
3) Jumlah rumah permanen di Dramaga 10.194 unit dcngan total luas daerah 24,06 ha.
(Sumber: Kantor Pemberdayaan Masyarakat, 2001).Maka kepadatan rumah per ha adalah 423 rumah/ha. Rata-rata tipe rumah dalam 1ha lahan adalah Tipe 21.
4) Kebutuhan air untuk Tipe rumah 21 adalah 60 l/hari/orang.
5) Atap rumah dengan sudut kemiringan 45 derajat dan panjang_kemiringan 5,648 m.
Waktu limpas permukaan (to) dari atap sebesar 1 menit dengan koefisien pengaliran0,90 dan koefisien retensi (Cs) 0,8 (Hindarko,2000). Bila kecepatan di dalam talangair adalah 0,05 m/detik, maka:
waktu limpas saluran (tu) = panjang talang / kecepatan = 6 /0,05 = 120 detik = 2 menitWaktu konsentrasi (tc) = to + td = 1 + 2 = 3 menit. .Intensitashujan =9.497,072/(43,101 +t) = 9.497,101 /(43,101 +3)
= 206 mm/jam.
Luas atap = A = 5,648 x 6 =; 33,89 m2 = 0,003389 haMaka Q = 0,00278 x Cs x C x I x A = 0,00278 x 0,8 x 0,9 x 206 x 0,003389
= 0,001397 m3/det.
Rata-rata hujan di daerah Dramaga minimal berlangsung selama 10 menit atau 600
detik dalam sehari, jika peluang kejadian hujan dalam sebulan 60 % dan perhitungan
kinerja pemanenan hujan selama musim hujan saja (6 bulan), maka limpasan hujan
yang mampu ditampung adalah:Volume = 0,001397 m3/det x 600 det x (6 bln x 60 % x 30 hari/bln)
= 90,5 m3 .= 90.500 liter (selama musim hujan)
Kebutuhan air dalam 1 rumah ( 1 KK) dengan 4 orang jiwa adalah kebutuhan air
selama musim hujan = 1 rumah x 4 orang/rumah x 60 l/hari/orang x (6 bln x 30hari/bln) = 43.200 liter selama musim hujan). Jadi ada kelebihan air hasil pemanenanair hujan selama musim hujan sebesar 47.300 liter. Kelebihan ini bisa dipergunakanuntuk mengahadapi musim kemarau dan kebutuhan sekunder lainnya, scperti :
pertanian, berternak, dll.
Dari deskripsi mengenai pemanenan air hujan di atas, bahwa ada potensi yang cukupbesar dari upaya pemanenan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat
5/17/2018 Pemanenan Air Hujan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pemanenan-air-hujan-55b0785761c1b 5/5
dan diharapkan dapat mengurangi laju air limpasan yang terjadi di permukaan lahan,
erosi, dan bahkan untuk mengendalikan banjir pada musim penghujan.
IV. SIMPULAN DAN SARAN
1. Pengembangan sumur resapan dapat membantu meredam puncak banjir daridaerah tangkapannya, apabila semua warga masyarakat sadar dan maumenerapkannya. Peran sumur resapan akan tidak berarti bila hanya beberapapenduduk saja yang menerapkan. Oleh karena perlu adanya program pelestarianair dengan Sumur resapan dengan pendekatan sosial kcmasyarakatan dan budayamasyarakat setempat.
2. Upaya pemanenan air hujan perlu ditindak-lanjuti dengan kajian yang 1ebih
mendalam, mengingat berdasarkan perhitungan yang sudah di1akukan. hal ini
cukup memberikan harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1976. Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu Tanah. IPB. Bogor.Hindarko, S. 2000. Drainase Perkotaan. Penerbit ES-HA. Jakarta.Kusnadi. 2000. Sumur Resapan Untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan. Penebar
Swadaya. Jakarta.Soehoed, A.R. 2002. Banjir Ibukota : Tinjauan Historis & Pandangan ke Depan.
Penerbit Djambatan. Jakarta.Tusi, A. 2003. Rancangan Sistem Drainase Di Areal Parkir Graha Widya WisudaKampus IPB Dramaga, Bogor. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian-Fateta IPB. Bogor.