makalah panen air hujan

27

Upload: iswal-fajar

Post on 26-Sep-2015

554 views

Category:

Documents


96 download

DESCRIPTION

Panen Air Hujan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangAir merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dan tidak tergantikan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Satu orang setidaknya membutuhkan minimum 2 liter air bersih dan sehat sebagai pemenuhan fungsi metabolisme tubuhnya. Di samping itu, air juga digunakan untuk pemenuhan kebutuhan mendasar yang lainnya. Karena begitu penting dan berharganya, setiap orang mempunyai hak untuk dapat memperoleh air. NamunPermasalahan yang sering terjadi dan dialami disluruh dunia dan indonesia adalahkelangkaan air bila kemarau panjang terjadi.Dan disisi lain ketika musim hujan terjadi kelebihan air yang tidak dapat tertampung dalam badan air yang ada pada sungai, danau, situ, waduk buatan, sehingga meluap menjadi banjir. Dua kondisiiniyang sering bertentangantetapidapatdirmanfaat bila ditangani secara terpadu dan bersinergi (mengingat begitu besarnya potensi sumberdaya air yang terbuang percuma menuju ke laut lepas).Permasalahan ini meningkatkan kesadaran dan kepedulian akan perlunya upaya bersama dari seluruh komponen bangsa dan bahkan dunia untuk memanfaatkan dan melestarikan sumberdaya air secara berkelanjutan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah di atas yaitu dengan melakukan upaya konservasi air dengan cara menampung atau menyimpan air pada saat berlebih untuk digunakan pada saat dibutuhkan (kemarau) terutama untuk pemenuhan kebutuhan domestik. Teknik panen air hujan (rainwater harvesting) dianggap merupakan salah satu upaya yang cukup efisien dalam menyediakan air bagi masyarakat di daerah yang mengalami kekeringan. Panen air merupakan cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau air aliran permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk digunakan pada waktu curah hujan rendah. Panen air harus diikuti dengan konservasi air, yaitu menggunakan air yang sudah dipanen secara hemat sesuai kebutuhan.BAB IIPEMBAHASANJumlah air di bumi sangat banyak; namun jumlah air bersih yang tersedia belum dapat memenuhi permintaan sehingga banyak orang menderita kekurangan air. Chiras (2009) menyebutkan bahwa kekurangan air dipicu naiknya permintaan seiring peningkatan populasi, tidak meratanya distribusi air, meningkatnya polusi air dan pemakaian air yang tidak efisien. Beberapa penelitian mengindetifikasi bahwa pada aras rumah tangga kekurangan air diperburuk kebocoran air akibat kerusakanhome appliancesyang tidak segera diperbaiki, pemakaianhome appliancesyang boros air, perilaku buruk dalam pemakaian air, dan minimnya pemanfaatan air hujan sebagai sumber air alternatif. Pemakaian air yang tidak terkontrol akan mengancam keberlanjutan air, sehingga perlu dilakukan konservasi air. Salah satu metode konservasi air dalam rumah tangga adalah memanen air hujan, yaitu mengumpulkan, menampung dan menyimpan air hujan.Memanen air hujan merupakan alternative sumber air yang sudah dipraktekkan selama berabad-abad di berbagai negara yang sering mengalami kekurangan air (Chao-Hsien Liaw & Yao-Lung Tsai, 2004). Air hujan yang dipanen dapat digunakan untuk multi tujuan seperti menyiram tanaman, mencuci, mandi dan bahkan dapat digunakan untuk memasak jika kualitas air tersebut memenuhi standar kesehatan (Sharpe, William E., & Swistock, Bryan, 2008; Worm, Janette & van Hattum, Tim, 2006).Secara ekologis ada empat alasan mengapa memanen air hujan penting untuk konservasi air (Worm, Janette & Hattum, Tim van, 2006), yaitu:1. Peningkatan kebutuhan terhadap air berakibat meningkatnya pengambilan air bawah tanah sehingga mengurangi cadangan air bawah tanah. Sistem pemanenan air hujan merupakan alternatif yang bermanfaat.2. Keberadaan air dari sumber air seperti danau, sungai, dan air bawah tanah sangat fluktuatif. Mengumpulkan dan menyimpan air hujan dapat menjadisolusisaat kualitas air permukaan, seperti air danau atau sungai, menjadi rendah selama musim hujan, sebagaimana sering terjadi di Bangladesh.3. Sumberairlainbiasanya terletak jauh dari rumah atau komunitas pemakai. Mengumpulkan dan menyimpan air di dekat rumah akan meningkatkan akses terhadap persediaan air dan berdampak positif pada kesehatan serta memperkuat rasa kepemilikan pemakai terhadap sumber air alternatif ini.4. Persediaan air dapat tercemar oleh kegiatan industri mupun limbah kegiatan manusia misalnya masuknya mineral seperti arsenic, garam atau fluoride. Sedangkan kualitas air hujan secara umum relatif baik.Menurut Janette Worm dan Tim van Hattum (2006) dalam karya mereka yang berjudul Rainwater Harvesting for Domestic Use, sebagian besar mayoritas penduduk di dunia banyak yang sulit untuk mendapatkan akses terhadap air bersih untuk kebutuhan domestik rumah tangga. Bahkan adapula yang sama sekali tidak terdapat distribusi air bersih di negaranya. Berdasarkan alasan tersebut, muncullah gagasan dimana air hujan dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan akan air bersih di beberapa kawasan tertentu. Hingga kini gagasan tersebut masih tetap menjadi pilihan alternatif bernilai dalam melengkapi kebutuhan sehari-hari.Gambar Ilustrasi Rainwater Harvesting

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Pada mulanya masyarakat memulai sistem rainwater harvesting dengan mengumpulkannya di ember, tangki air, kolam, dan juga sumur. Mereka telah menerapkan metode sederhana tersebut selama bertahun-tahun lamanya. Kegunaan dari air hujan yang mereka panen pun beragam. Mulai dari mencuci, mengairi ladang, mandi, memasak, bahkan untuk diminum.Dikarenakan beberapa alasan-alasan mendesak di masa kini seperti:1. Meningkatnya jumlah kebutuhan akan air bersih membuat sistem pemanfaatan air sumur kadangkala tidak membantu dan sistem pasokan air dari pemerintah tidak terorganisir dengan baik, pemanfaatan air menjadi alternatif yang sangat berguna.2. Keberadaan air yang simpang siur pada air sumur, danau, atau sungai bisa menjadi malapetaka. Tidak selalu tersedia air yang bersih disana untuk beberapa jangka waktu.3. Kualitas air sumur atau suplai dari PDAM kadangkala kerap tercemar karena kecerobohan dan ulah manusia. maka semakin banyak komunitas di penjuru dunia yang kembali ke metode alternatif rainwater harvesting.Keuntungan dan Kerugian Rainwater HarvestingDalam memikirkan gagasan untuk merancang sebuah sistem rainwater harvesting sangat penting untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari sistem tersebut. Keuntungan mendasar pertama dari sistem rainwater harvesting adalah minimnya penggunaan energi dalam proses penangkapan air hujan. Keuntungan ini sesuai dengan prinsip sustainable design yang sudah dibahas pada pembahasan sebelumnya.Namun adapula kerugian paling mendasar dari sistem rainwater harvesting. Kerugiannya adalah sebuah kenyataan bahwa kita tidak bisa mengetahui secara pasti seberapa banyak dan kapan hujan akan turun.

Prinsip DasarMenurut buku Rainwater Harveting for Domestic Use (2006), pada dasarnya rainwater harvesting dapat didefinisikan sebagai kumpulan aliran air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan domestik rumah tangga, kebutuhan agrikultural, dan manajemen lingkungan.Sistem rainwater harvesting terdiri dari 3 komponen dasar yang penting. Antara lain:1. Penangkap atau permukaan atap yang berfungsi untuk menangkap air hujan.2. Sistem pengiriman untuk memindahkan air hujan yang sudah ditangkap dari penangkap atau permukaan atap ke bak penyimpanan.3. Bak penyimpanan atau tangki air untuk menyimpan air hingga air itu dipergunakan.Gambar Komponen-Komponen Rainwater Harvesting

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Penangkap air hujan pada sistem rainwater harvesting adalah sebuah permukaan yang secara langsung menerima tetesan air hujan dan mengalirkan air hujan tersebut masuk kedalam sistem. Patut diingat, air yang ditangkap oleh permukaan penangkap sama sekali tidak layak untuk diminum. Untuk mencapai tahap tersebut diperlukan berbagai tahap filtrasi dan penyaringan.

Berikutnya adalah sistem pengiriman air. Pada hunian rumah pada umumnya contoh sistem pengiriman air yang paling sederhana adalah pipa paralon atau talang air. Sistem pengiriman ini berfungsi untuk mengrimkan air yang sebelumnya sudah ditangkap oleh permukaan penangkap untuk menuju ke bak penyimpanan. Sistem pengiriman air disarankan untuk diaplikasikan dengan baik dan teliti karena sistem pengiriman air kerap menjadi titik yang paling rawan dari rangkaian sistem rainwater harvesting.Yang terakhir adalah bak penyimpanan. Pada mulanya air hujan yang sudah dipanen dikumpulkan oleh masyarakat suatu komunitas didalam sebuah ember atau tong. Namun semakin berkembangnya teknologi dan semakin meningkatnya kebutuhan akan air bersih per individu, maka bak penyimpanan yang digunakan menggunakan bak dengan konstruksi baja atau beton bertulang.Pertimbangan Sebelum PerancanganSudah banyak komunitas-komunitas ataupun pihak perorangan di seluruh dunia yang memanfaatkan sistem rainwater harvesting sebagai sumber pemenuhan kebutuhan akan air bersih. Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum merancang sistem rainwater harvesting pada sebuah hunian untuk keperluan domestik. Faktor-faktor tersebut antara lain:a) Faktor lingkungan (khususnya iklim)b) Faktor teknisc) Faktor kebutuhan aird) Faktor sosiale) Faktor finansial (relatif)f) Faktor Lingkungan

Layak atau tidaknya suatu kawasan untuk diaplikasikan sistem rainwater harvesting sangat bergantung kepada curah hujan pada kawasan tersebut. Menurut buku Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006), curah hujan merupakan kunci utama dalam mengetahui apakah penggunaan sistem rainwater harvesting mampu bersaing dengan penggunaan sistem sumber air dari PDAM.Daerah yang berada di iklim tropis dengan musim kemarau pendek sekitar 1 hingga 4 bulan disertai dengan beberapa hujan badai berintensitas tinggi merupakan daerah yang memiliki kondisi yang paling cocok untuk pengaplikasian sistem rainwater harvesting. Sebagai tambahan menurut literatur yang sama, pengaplikasian sistem rainwater harvesting pada daerah yang berada di iklim tropis basah juga dapat cukup bermanfaat dikarenakan umumnya kualitas air permukaan di daerah beriklim tropis kurang terjamin dan sangat beragam sepanjang tahunnya.Tabel Curah Hujan Rata-Rata per-Tahun Berdasarkan Iklim Kawasan

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Faktor TeknisSelain faktor esensial seperti lingkungan, faktor lain yang mempengaruhi konstruksi dari sistem rainwater harvesting adalah tentu saja faktor teknis seperti:a) Penggunaan material penangkap air hujan yang tentu saja kedap air seperti metal, keramik, asbestos, atau semen.b) Ketersediaan area untuk penyimpanan air hasil tangkapan.c) Jumlah pengguna air dan peruntukan penggunaan air.d) Ketersediaan sumber air lain seperti air permukaan atau air dari PDAM sebagai alternatif ketika air hasil rainwater harvesting habis.e) Tersedianya pekerja dan material lokal yang cocok untuk perancangan dan manajemen sistem rainwater harvesting.Di beberapa bagian di dunia seperti di Thailand, sistem rainwater harvesting hanya digunakan sesekali ketika turun hujan badai. Hasil tangkapan air hujan tersebut disaring, diproses dan digunakan secara eksklusif hanya untuk minum. Berbeda dengan kawasan yang berada di iklim tropis, kawasan yang berada di iklim kering menangkap air hujan sebanyak mungkin untuk memenuhi semua keperluan yang dibutuhkan oleh semua orang yang membutuhkan di suatu komunitas atau hunian tertentu.Menurut Janette Worm dan Tim van Hattum (2006), terdapat 4 jenis pengguna sistem Rainwater Harvesting. Antara lain:1. Pengguna Tidak BerkalaPengguna yang menyimpan persedian air hujan dalam penyimpanan yang relatif kecil. Air yang ditangkap hanya digunakan untuk beberapa hari. Pengguna ini umumnya berada di wilayah yang pola hujannya teratur dan memiliki sumber air lain yang lebih terpercaya.2. Pengguna BerselangPengguna yang menggunakan sistem rainwater harvesting ketika musim hujan panjang. Namun ketika musim kemarau tiba, kebutuhan air dipenuhi oleh sumber air lain selain rainwater harvesting sehingga air yang diperoleh dari rainwater harvesting dapat digunakan sebagai sumber air alternatif ketika sumber air lain kering atau mengalami kelangkaan.3. Pengguna SebagianPengguna yang menggunakan air dari sistem rainwater harvesting secara terus menerus sepanjang waktu namun tidak mencukupi seluruh kebutuhan air yang diperlukan sehingga peruntukan kebutuhan airnya dibagi. Sebagai contoh, air hasil rainwater harvesting digunakan untuk minum dan menyiram toilet sedangkan untuk keperluan mandi dan mencuci tetap menggunakan air dari PDAM.4. Pengguna PenuhHanya menggunakan air yang berasal dari sistem rainwater harvesting sepenuhnya untuk semua keperluan rumah tangga sepanjang waktu. Pengguna seperti ini umumnya terpaksa karena tidak tersedianya sumber air lain kecuali air hujan. Penggunaan sistem rainwater harvesting secara terus menerus membutuhkan manajemen dan perawatan yang sangat baik serta tempat penyimpanan yang cukup besar agar persediaan air ketika musim kemarau cukup.Faktor Kebutuhan AirJumlah angka kebutuhan air per orang sangat beragam. Keragaman ini dimulai dari perbedaan negara, komunitas tertentu, atau bahkan rumah tangga. Perlu diingat pula jumlah penggunaan air juga bisa berubah secara drastis pada musim yang berbeda. Didalam Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006) dinyatakan bahwa dalam keadaan terdesak dan krisis air, sedikitnya manusia dapat menggunakan sebanyak 15 Liter air untuk mandi dan kebutuhan higienis lainnya dalam sehari.Sedikit berbeda dengan data berdasarkan hasil survey yang dilakukan Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya pada 2006 setiap orang Indonesia mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 144 Liter/Hari. Dari jumlah tersebut, pemakaian terbesar digunakan untuk keperluan mandi yakni sebanyak 65 Liter per Orang per Hari atau 45% dari total pemakaian air.

Faktor SosialPertimbangan berikutnya adalah faktor sosial. Beberapa faktor tersebut antara lain:a) Diharapkan ada alasan kuat yang melatar belakangi butuhnya pengaplikasian sistem rainwater harvesting pada komunitas atau hunian tertentu.b) Sebisa mungkin biaya desain harus terjangkau dan efektif.c) Semua anggota komunitas atau penghuni harus sepenuhnya mengerti, terlibat dan turut ikut serta dalam mengoptimalisasi sistem rainwater harvesting.Faktor FinansialFaktor terakhir yang cukup penting adalah faktor finansial. Tidak dipungkiri, perancangan sistem rainwater harvesting membutuhkan biaya. Semua itu kembali kepada metode desain, material yang dipilih, serta besarnya skala dan kapasitas sistem rainwater harvesting tersebut.Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa hal penting yang harus diketahui sebelum merancang sistem rainwater harvesting. Antara lain:1. Jumlah pengguna dan rata-rata konsumsi per harinya.2. Data curah hujan lokal dan data pola curah hujan lokal.3. Jenis pengguna pada sistem (Tidak berkala, berselang, sebagian, penuh).4. Area penangkap air hujan (dalam m).Menurut Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006), poin-poin krusial tersebut dapat dijabarkan menjadi sebuah skema dasar menyerupai kerangka berpikir yang menjadi acuan dalam perancangan awal sebuah sistem rainwater harvesting.

Gambar Skema Perencanaan Rainwater Harvesting

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Perancangan Sistem Rainwater HarvestingBerdasarkan Rainwater Harvesting for Domestic Use (2006), terdapat 4 langkah sistematis dalam merancang sebuah sistem rainwater harvesting.Tahap 1. Merancang area penangkap air hujan.Tahap 2. Merancang sistem pengiriman air hujan.Tahap 3. Menentukan ukuran penyimpanan air yang diperlukan.Tahap 4. Memilih desain penyimpanan air yang cocok untuk proyek yang bersangkutan.Walaupun pada kenyataannya konsumsi air tiap orang pasti berbeda, namun dengan asumsi rata-rata konsumsi harian orang, persamaan ini dapat dijadikan acuan yang valid.

Selain kebutuhan air, perlu juga diketahui mengenai perkiraan jumlah air yang akan diterima. Dengan menggunakan data curah hujan yang tersedia, dan koefisien run-off, maka dapat diketahui persamaan jumlah air yang akan diterima.Tabel Koefisien Run-off

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic Use

Tahap 1. Merancang Area Penangkap Air HujanDesain area penangkap air hujan diharapkan efisien dan memenuhi luas rata-rata yang dibutuhkan agar meningkatkan jumlah air yang dapat dipanen.Selain menurut aspek teknis tersebut, desain area penangkap hujan juga diharapkan dapat menjadi komponen vocal point pada bangunan sehingga komponen tersebut terlihat menarik dan tidak mengganggu nilai estetika pada bangunan.Tahap 2. Merancang Sistem Pengiriman Air HujanDesain sistem pengiriman air hujan juga diharapkan berfungsi seefisien mungkin dengan mempertimbangkan jarak antara area penangkap dengan bak penyimpanan. Tidak lupa untuk tetap mempertimbangkan aspek-aspek utilitas arsitektural.Pada umumnya, rainwater harvesting pada hunian menggunakan sistem pengiriman dengan pengaplikasian talang air di ujung genteng. Material yang digunakan sebagai talang pada umumnya adalah Aluminium dikarenakan material Aluminium memiliki sifat anti karat. Bentuk yang dapat digunakan beragam antara lain kotak, setengah lingkaran, atau bentuk huruf v.Gambar Contoh Jenis Talang

Sumber: Rainwater Harvesting for Domestic UseNamun, pengaplikasian talang tersebut dibatasi hanya pada bangunan yang menggunakan atap miring. Lain halnya dengan bangunan yang memiliki area penangkap air hujan dengan desain khusus, sistem pengiriman tidak memerlukan talang air sebagai komponen penyambung area penangkap dengan pipa pengirim.Sedangkan untuk pipa pengirim cukup menggunakan pipa PVC berdiameter 4 Inchi yang juga digunakan pada landed house pada umumnya.Tahap 3. Menentukan Ukuran Penyimpanan AirUkuran penyimpanan air dapat ditentukan berdasarkan persamaan pertama pada tahap 1. Berdasarkan kebutuhan air dan prakiraan jumlah air yang akan diperoleh, dapat diketahui pula ukuran penyimpanan air yang dibutuhkan.Tahap 4. Memilih Desain Penyimpanan AirDesain penyimpanan yang cocok untuk proyek amat sangat bergantung kepada kondisi tapak setempat dan zoning pada tapak sekaligus bangunan.Kendala yang dihadapi dalam memanen air hujan antara lainfrekuensi dan kuantitas hujan yang fluktuatif serta kualitas air hujan belum memenuhi pedoman standar air bersih WHO.Ada dua isuterkait kualitas air hujan, yaitu isu bacteriological water qualitydan isuinsect vector.Pertama, isubacteriological water quality. Air hujan dapat terkontaminasi oleh kotoran yang ada dicatchment area(atap) sehingga disarankan untuk menjaga kebersihan atap. Penampung air hujan juga harus memiliki tutup agar terhindar dari kotoran. Bacteria tidak dapat hidup di air yang bersih. Lumut dapat hidup jika ada sinar matahari menembus tong penampung air, oleh sebab itu tong penampung air hujan sebaiknya dibiarkan gelap dan diletakkan di tempat teduh agar lumut tidak dapat tumbuh.Kedua, isuinsect vector. Serangga dapat berkembang biak dengan meletakkan telurnya dalam air. Oleh karena itu sebaiknya tong penampung air ditutup rapat untuk menghindari masuknya serangga seperti nyamuk. Ada beberapa metode perlakuan sederhana dalam pemakaian air hujan, antara lain: merebus air akan mematikan bakteri, menambahkanchlorine(35mlsodium hypochloriteper 1000 liter air) akan mendisinfeksi air, filtrasi pasir (biosand) akan menghilangkan organism berbahaya (Thomas, tanpa tahun). Worm & van Hattum (2006) menyebutkan sekarang dikembangkan teknik SODIS (Solar Water Disinfection) yaitu botol plastic yang sudah dicat hitam diisi air dan dijemur beberapa jam dengan tujuan untuk mematikan bacteria dan mikroorganisme dalam air hujan.Di Taiwan secara tradisional praktek memanen air hujan banyak dilakukan di daerah yang memiliki persediaan sumber air permukaan atau air bawah tanah yang terbatas (Chao-Hsien Liaw & Yao-Lung Tsai 2004). Hasil pengamatan penulis menunjukkan meskipun memanen air hujan merupakan teknik yang sederhana, murah dan tidak membutuhkan keahlian atau pengetahuan khusus namun belum banyak dilakukan di Indonesia. Padahal praktek memanen air hujan penting sebagai alternative sumber air. Diperkirakan sebagian besar masyarakat belum menyadari pentingnya memanen air hujan sebagai salah satu upaya menghemat air akibat kurangnya pengetahuan dan informasi. Selain itu kemungkinan masyarakat juga merasa yakin tidak akan mengalami kekurangan air karena secara umum air melimpah di Indonesia. Untuk mengetahui lebih detail mengenai hal itu tentu perlu dilakukan penelitian secara lebih lanjut. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa diperlukan peran pemerintah agar praktek memanen air hujan dapat dilakukan secara luas. Pemerintah perlu melakukan komunikasi, informasi dan edukasi public agar masyarakat dapat tertarik perhatiannya, memahami, menyadari dan bersedia melakukannya di rumah masing-masing. Jika memanen air hujan dipraktekkan secara luas, maka masalah kekurangan air pada aras rumah tangga dapat dihindari. Berikut ini contoh desain sistem memanen air hujan yang sederhana yang dapat diterapkan masyarakat pada aras rumah tangga.

Berikut ini contoh praktek memanen air hujan di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Cambodia, Bangladesh, Sri Lanka, dsb.

BAB IIIKESIMPULAN

Untuk memenuhi permintaan air yang persediaannya semakin terbatas, diperlukan upaya konservasi air. Memanen air hujan merupakan salah satu metode konservasi air yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam rumah tangga. Upaya konservasi air memerlukan komitmen dari semua pihak terhadap isu keberlanjutan air. Apabila memanen air hujan dipraktekkan secara berkesinambungan akan dapat membantu memelihara keberlanjutan air dan keberlanjutan lingkungan sebagai pendukung perikehidupan generasi sekarang dan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKAChiras, Daniel D., 2009,Environmental Science, 8thEdition, Sudbury, Massachusetts: Jones and Bartlett Publisher.Chao-Hsien Liaw and Yao-Lung Tsai, 2004,Optimum Storage Volume of Rooftop Rain Water Harvesting System for Domestic Use, Journal of the American Water Resources Association; Aug 2004; 40, 4; Proquest Agriculture Journals pg. 901.Ondyx,2014. Pengertian Rainwater Harvesting. Diakses pada http://ondyx.blogspot.com/2014/02/pengertian-rainwater-harvesting-menurut.html Tanggal 12-4-2015 Pukul 21.30 WITASharpe, William E. and Swistock, Bryan., 2008,Household Water Conservation, College of Agricultural Sciences, Agricultural Research and Cooperative Extension College of Agricultural Sciences, The Pennsylvania State University.Thomas, Terry, tanpa tahun,Rainwater Harvesting: Practical Action, School of Engineering, University of Warwick, Coventry CV4 7AL, UK.WHO (2004),www.who.int.Worm, Janette & Hattum, Tim van., 2006,Rainwater Harvesting For Domestic Use, Agrodok 43,Agromisa Foundation and CTA, Wageningen.