pemahaman konselor tentang konseling perorangan dan aplikasinya terhadap teknik dasar komunikasi...
TRANSCRIPT
PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG KONSELING PERORANGAN DAN APLIKASINYA TERHADAP TEKNIK DASAR KOMUNIKASI TAHAP PEMBUKAAN PADA SMU NEGERI SEKOTA JAMBI
PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG KONSELING PERORANGAN DAN APLIKASINYA TERHADAP TEKNIK DASAR KOMUNIKASI TAHAP PEMBUKAAN PADA SMU NEGERI SEKOTA JAMBIOlehTUMEWA PANGARIBUAN((ABSTRAK
Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui (1) pemahaman konselor tentang konseling perorangan (2) aplikasi teknik dasar komunikasi tahap pembukaan oleh konselor. Subjek penelitian adalah konselor berlatar belakang pendidikan S1 Bimbingan Konseling. Dengan jumlah sample penelitian 23 orang. Jenis penelitian deskriptif adalah teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Data tentang variabel penelitian diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang memiliki tingkat keandalan yang memadai. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan teknik prosentase. Hasil penelitian menunjukkan pemahaman konselor tentang perorangan berada pada tingkatan tinggi sedangkan aplikasi teknik dasar komunikasi tahap pembukaan oleh konselor berada pada tingkatan sedang. Saran yang diajukan oleh peneliti untuk aplikasi teknik dasar komunikasi tahap pembukaan oleh konselor yaitu perlu dilakukan latihan-latihan yang memadai.Kata Kunci : Konseling Perorangan, Teknik Dasar Komunikasi Tahap Pembukaan.I. PENDAHULUANDalam suatu hubungan konseling, konselor yang terlatih dengan baik mempunyai sejumlah metode yang dapat dipandang sebagai usaha konseling bilaman konselor memiliki persyaratan yang harus dipenuhinya yaitu (1) kerahasiaan, (2) kesukarelaan, (3) pengambilan keputusan oleh klien sendiri (Munro dkk, 1979). Dengan demikian tanggapan konselor terhadap klien bisa berbeda-beda, tergantung pada karakteristik pribadi klien dan masalah yang dibahas dalam konseling (hubungan konselor-klien) yang merupakan kompetensi antar pribadi. Kompetensi komunikasi merupakan unsur pokok dalam melakukan konseling untuk mengembangkan hubungan yang diharapkan yaitu melalui komunikasi yang efektif.Dalam praktek penyelenggaraan layanan bimbingan konseling di sekolah kinerja para konselor sekolah masih jauh dari yang diharapkan (Joni, 1970). Pemberian pengalaman praktikum yang merupakan komponen penting dari pendidikan konselor (Myrick dan Kelly, 1970), misalnya para LPTK-LPTK kita masih mengalami banyak kendala. Kendala itu antara lain proses pembimbingannya yang kurang efisien dan efektif. Situasi dan keadaan demikian menimbulkan peneliti untuk mengetahui pemahaman konselor tentang konseling perorangan dan aplikasinya terhadap teknik dasar komunikasi tahap pembukaan untuk lebih jelasnya dapat dipahami dalam bagan kinerja berikut :NoVariabelIndikatorDeskriptor
1.Pemahaman konselor tentang konseling perorangan Menerjemahkan
Menafsirkan
Mengeksplorasikan
Penerimaan dan penyambutan
Sikap dan posisi duduk
Kontak mata
Pengstrukturan
Memulai interview
2.Aplikasi Keterampilan melaksanakan Penyambutan
Sikap
Memotivasi klien untuk bicara
II. METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman konselor tentang konseling perorangan dan aplikasinya. Penelitian dilakukan pada SMU Negeri se-Kotamadya Jambi dengan jumlah sampel penelitian 23 orang. Data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang diperoleh melalui angket. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik prosentase dengan rumus :S =
S = Nilai yang diharapkan/dicari R = Jumlah skor yang diperoleh responden
N = Skor maksimumUntuk menentukan tingkat pemahaman konselor tentang konseling perorangan dan aplikasi terhadap teknik dasar komunikasi tahap pembukaan digunakan kriteria penafsiri prosentase.Kriteria Penafsiran
Prosentase (%)Tingkatan
89-100%Sangat tinggi
60-88%Tinggi
40-59%Sedang
12-40%Rendah
0-12%Sangat Rendah
III. HASIL DAN PEMBAHASANA. HASILTabel 1. Skor yang diperoleh berdasarkan no item pada variabel pemahaman
PEMAHAMAN
Kon-selorMenerjemahkanMenafsirkanMengeksplorasikan
12345678910111213141516
14131114122124218144217
24131114124124223144225
34132121225124217143318
444222212272242232443
54122241224134323134224
64323242323234327244125
74313242327124222143127
84144411319114117143124
93144411218213125223123
104314424227114118123127
114111124118314122324419
124111134123314124332418
133122231117443125132422
144122221123344227123124
154122322223344124113225
164443312227244223232127
173443112222343127131124
183412122317243119231234
193412121325343218131144
203421211318143122141322
214321211122134330241423
224331222130124334144427
234332122226114443314322
527252246
Tabel 1 di atas menunjukkan skor yang diperoleh konselor pada masing-masing item pada skor indikator pemahaman. Skor yang diperoleh konselor pada kemampuan. Skor yang diperoleh konselor pada kemampuan menerjemahkan 527, kemampuan menafsirkan 252 dan kemampuan mengeksplorasikan 246.Tabel 2. Persentase yang diperoleh konselor pada variabel pemahamanIndikator
MenerjemahkanMenafsirkanMengeksplorasikan
R%R%R%
12268.82422.22512.2
22452.22314.22712.5
32557.52712.52441.2
42752.31941.22313.4
52454.21813.42715.2
62354.32515.21915.2
72778.24515.21854.3
81951.41254.32578.6
91823.24578.24563.5
102514.22178.21274.2
114512.52551.44552.2
121241.22423.22113.4
134513.42414.22515.2
142115.22112.52415.2
152515.22441.22454.3
162454.32513.42178.2
172478.22715.24178.2
182151.42415.22445.3
194123.22354.32454.3
207514.22778.62178.2
216514.22563.54151.4
222112.52774.27545.2
234514.27454.26536.3
R52571.6025268.4824666.85
%
Tabel 2 di atas menunjukkan kemampuan pemahaman konselor pada masing-masing indikator. Kemampuan menerjemahkan 71,60% kemampuan menafsirkan 68,48% dan kemampuan mengeksplorasikan 66,85%.Tabel 3. Sebaran Nilai Rata-rata pada Variabel Pemahaman
NoIndikatorSkor MaksimumSkor Yang Diperoleh
R%
1Menerjemahkan73652771.60
2Menafsirkan36825268.48
3Mengeksplorasikan36824666.85
Jumlah1472102569.3
Pada tabel 3 di atas menunjukkan jumlah rata-rata kemampuan konselor terhadap pemahaman aplikasi teknik dasar komunikasi tahap pembukaan. Sekor secara keseluruhan 1025 dengan persentase 69,63%,.
B. PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian difokuskan pada hasil analisis dari penelitian sebagai berikut :1. Pemahaman Konselor tentang konseling perorangan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 pemahaman konselor tentang konseling perorangan dalam menerjemahkan 71,60%, menafsirkan 64,48% dan mengeksplorasikan 66,85%. Dari hasil penelitian ini terlihat tingkat pemahaman konselor dalam menerjemahkan lebih tinggi dan menafsirkan dan mengeksplorasikan pada indikator menerjemahkan ada beberapa lebih tinggi dan menafsirkan dan mengeksplorasikan pada indikator menerjemahkan ada beberapa orang konselor yang mendapatkan prosentase tingkatan sedang yaitu berkisar antara 53,13%56,25%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konselor tentang konseling perorangan belum sepenuhnya dapat menerjemahkan teknik dasar komunikasi tahap pembukaan dalam hal penerimaan dan penyambutan serta sikap posisi duduk dalam konseling perorangan.
2. Aplikasi teknik dasar komunikasi tahap pembukaan.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 aplikasi teknik dasar komunikasi tahap pembukaan dalam konseling perorangan berada pada skor 207 dengan prosentase 56,25%. Hal ini membuktikan bahwa dalam melaksanakan konseling perorangan penyambutan pada klien kurang diperhatikan oleh konselor.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan1. Pemahaman konselor tentang konseling perseorangan. Berdasarkan hasil penelitian dari 23 responden hasil analisis menunjukkan bahwa pemahaman konselor tentang konseling perseorangan berada pada tingkatan tinggi.
2. Aplikasi teknik dasar komunikasi tahap pembukaan. Berdasarkan hasil penelitian dari 23 reseponden hasil analisis menunjukkan aplikasi teknik dasar komunikasi tahap pembukaan bahwa berada pada tingkatan tinggi.B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian ini disampaikan saran sebagai berikut:1. Pemahaman konselor tentang konseling perorangan perlu dikaji lagi dari berbagai literatur sehingga dapat memperkaya wawasan tentang konsep konseling perorangan.2. Aplikasi teknik dasar komunikasi tahap pembukaan oleh konselor perlu ditingkatkan dengan cara belajar menkonseling dan bukan belajar konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin, (1987), Pedoman Studi Psikologi Pendidikan, Bandung, IKIP.
Buchari Alma, (1986), Pedoman Latihan Keterampilan Mengajar, Bandung, Dunia Usaha, FPIPS, IKIP.
Cronbach, Lee, (1960). Education Phsycology 3rd Edition, New York Harcount Brave Jovanovich.
Dana, RE, dan Maman B. Achadiat, (1986), Anatomi Mengajar, Bandung, BPI.
Djadja dan Didi Supriadie, (1986), Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, FIP, IKIP Bandung.
Maman B. Achadiat, (1986), Keterampilan Dasar Mengajar, Bandung, BPI.
Moh. Surya, (1997), Psikologi Pendidikan, Bandung, PPB FIP IKIP.
Nana Sudjana, (1992), Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah Bandung, Nusantara Press.UPT PPL, (2004), Panduan Praktek Kependidikan (PPK), Bandung, UPI.
Siegel, Sidney, (1997), Statistika Non Parametik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Gramedia.Sugiyono, (2003), Metode Penelitian Bisnis, Bandung, ALFABETA.
Wrag, E.C., (1996), Alih Bahasa Anwar Jasin, Pengelolaan Kelas, Jakarta, Grasindo.
___________, (1996), Alih Bahasa anwar Jasin, Keterampilan Mengajar di Sekolah Dasar, Jakarta, Grasindo.
(( Dosen FKIP Universitas Jambi
_1451583729.unknown