pemahaman kode etik guru dan pengaruhnya …

86
PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN DI SMPN SATAP 4 BULUKUMBA KECAMATAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI Diajukan Untuk Memunuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar DARMIATI 105 190 1300 11 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR 1436 H/2015 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA TERHADAPPROSES PEMBELAJARAN DI SMPN SATAP 4 BULUKUMBA

KECAMATAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memunuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I) pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

DARMIATI

105 190 1300 11

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

1436 H/2015 M

Page 2: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …
Page 3: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …
Page 4: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …
Page 5: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Rabbil ’alamin atas segala

limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, serta shalawat dan salam atas junjungan

kita Nabiyullah Muhammad SAW.

Gagasan pokok yang membuat penulis merasa sangat tertarik untuk mengkaji

masalah Pemahaman Kode Etik Guru dan Pengaruhnya Terhadap Proses

Pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kec. Kajang Kab. Bulukumba ini

berawal dari pengamatan penulis melihat kondisi sosial yang terjadi di daerah

tersebut.

Banyak yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini, tetapi

berkat bantuan berbagai pihak maka skripsi ini dapat penulis selesaikan pada waktu

yang telah ditetapkan. Dalam hal ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus

dan ikhlas kepada yang terhormat :

1. Kedua orang tua penulis yaitu ibunda Samsina Dan ayahanda Yudin yang telah

membimbing dan memberikan dukungan baik moril maupun materil sejak kecil

sampai sekarang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga

Allah senantiasa mengasihi dan melindungi mereka sebagaimana mereka

mengasihi penulis sejak masih dalam kandungan hingga sekarang ini.

2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M. Pd Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah menyediakan fasilitas kampus yang memadai seperti: ruang kuliah,

Page 6: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

perpustakaan, laboratorium, ruang mikro teaching dan sebagainya, meskipun

masih membutuhkan perbaikan untuk pengembangan pendidikan.

3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam berserta

seluruh staf yang telah mengembangkan Fakultas dan memberikan bantuan

dalam pengembangan kemampuan dan keterampilan kepemimpinan kepada

penulis.

4. Ibu Amirah Mawardi S. Ag, M.Si, Ketua Jurusan dan ibu H. Maryam M.Thi

sebagai sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam yang senantiasa membantu

penulis dalam persoalan Akademik.

5. Bapak Dr. Abd. Azis Muslimin, M.Pd.I dan Dra. Mustahidang Usman M.Si,

pembimbing yang senantiasa sabar dalam mendampingi dan membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu para dosen yang telah melakukan tranformasi ilmu dan nilai kepada

penulis yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal jariahnya selalu mengalir.

7. Saudara-saudariku tercinta, Marniati S.Pd dan Alexa Indira Putri yang telah

banyak memberikan bantuan kepada penulis baik moril maupun materil.

8. Buat teman-teman di pondok Ainun, Sulfi, Anis, wiah, kak uni, Nurmi, anti, ulfa,

kurni dan teman yang selalu menemani irfan terkhusus sahabatku Riska, Asriani,

Megawati, Ramlah, dan Mutmainna makasih semua sudah membantu saya dalam

menyusun skripsi ini telah memberikan banyak sumbangan tenaga, materi, dan

pikirannya.

Page 7: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

9. Dan yang terakhir ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-

teman mahasiswa yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi

telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, kepada Allah swt. kami memohon semoga semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan bimbingannya semoga senantiasa memperoleh balasan

disisi-Nya dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca umumnya dan

lebih lagi bagi pribadi penulis, amin ya Rabbal ’alamin.

Makassar, 23 Syawal 1436 H10 Agustus 2015 MDarmiati

Page 8: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

ABSTRAK

Darmiati 105 190 1300 11 “ Pemahaman Kode Etik Guru dan PengaruhnyaTerhadap Proses Pembelajaran” ( Dibimbing oleh Abd Azis Muslimin danMustahidang Usman ).

Adapun tujuan penelitian ini mengetahui tingkat kualitas pemahaman kodeetik guru dalam proses pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba, kemudianuntuk mengetahui kualitas pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba dan untukmengetahui pengaruh pemahaman kode etik guru terhadap proses pembelajaran diSMPN SATAP 4 Bulukumba Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Jenis Penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif Kualitatif, yangdilakukan di SMPN SATAP 4 Bulukumba sebagai lokasi penelitian. Penelitian inimembahas tentang tingkat pemahaman terhadap kode etik guru di SMPN SATAP 4Bulukumba Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, kualitas pembelajaran diSMPN SATAP 4 Bulukumba Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba sertapengaruh pemahaman kode etik guru terhadap proses pembelajaran di SMPN SATAP4 Bulukumba Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Sebagai variabel dalampenelitian ini adalah Kode Etik sebagai variabel bebas atau indevenden dan prosespembelajaran sebagai variabel terikat atau devenden. Populasi dalam penelitian iniyaitu guru-guru berjumlah 20 orang, dan adapun yang dijadikan sampel dalampenelitian ini adalah keseluruhan populasi yang merupakan sampel “ jenuh”. Agarpenelitian ini berjalan secara sistematis dan terstruktur, maka digunakan instrumentberupa pedoman wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian penulis yang dilaksanakan pada bulan junisampai agustus menyatakan bahwa pemahaman kode etik guru dan pengaruhnyaterhadap proses pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba. Sebagai hasil dalampenelitian ini adalah tingkat kualitas pemahaman terhadap kode etik guru di SMPNSATAP 4 Bulukumba sudah dikatakan berhasil. Hal ini dibuktikan tingkatpemahaman guru dengan jumlah persentase berada pada kategori tinggi yaitu 80%.Dengan besarnya angka persentase tersebut dapat membuktikan bahwa tingkatpemahaman guru terhadap kode etik dapat dikategorikan sangat baik. Disisi lain,Kualitas pelaksanaan pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba, diketahuimelalui hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, dimana dalamwawancara tersebut kebanyakan responden mengatakan bahwa proses pelaksanaanpembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah cukup baik namun masih perluditingkatkan sehingga siswa dapat memahaminya dengan baik pula. Sekolah yangditunjang oleh penerapan kode etik, tentunya dapat berpengaruh terhadap prosespembelajaran.

Page 9: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PRAKATA

HALAMAN ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ................................................................................ 1

A. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian....................................................................... 4

C. Manfaat Penelitian..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 6

A. Konsep Kode Etik...................................................................... 6

B. Konsep Pembelajaran ................................................................ 29

BAB III PROSEDUR PENELITIAN .............................................................. 39

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 39

B. Lokasi dan Obyek Penelitian.................................................... 39

C. Variabel Penelitian .................................................................... 40

D. Defenisi Operasional Variabel................................................... 40

E. Populasi dan Sampel.................................................................. 41

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 42

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 43

H. Teknik Analisis Data ................................................................. 44

Page 10: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

.

BAB 1V HASIL PENELITIAN……………………………………………... 45

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 45

B. Tingkat Kualitas Pemahaman Kode Etik Guru Dalam Proses

Pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kec. Kajang Kab.

Bulukumba ................................................................................ 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 65

A. Kesimpulan.................................................................................... 65

B. Saran.............................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67

LAMPIRAN..................................................................................................... 68

Page 11: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel. 1 Populasi dan Penelitian ................................................................... 39

Tabel. 2 Data Kepala Sekolah di SMPN SATAP 4 Bulukumba .................. 45

Tabel. 3 Keadaan Guru di SMPN SATAP 4 Bulukumba ............................. 41

Tabel. 4 Keadaan Siswa di SMPN SATAP 4 Bulukumba............................ 48

Tabel. 5 Keadaan Sarana dan Prasarana ....................................................... 49

Tabel. 6 Data Frekuensi Pemahaman Kode Etik Guru ................................. 58

Page 12: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

1

.

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam

melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata

cara sebagai pedoman berperilaku. Kode etik juga merupakan landasan nilai bagi

norma-norma kerja, peranannya begitu dominan dalam menentukan kualitas kerja

guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendidik dan pengajar. Jika

tugas mengajar tdak disertai fundasi kode etik yang berkualitas maka sendi-sendi

mengajar akan goyang sekaligus mengancam kesuksesan dan keberhasilan proses

belajar mengajar.

Kode etik dijadikan standart aktivitas anggota profesi, kode etik tersebut

sekaligus sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun menjadikan sebagai

pedoman dengan tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi antara anggota

profesi. Bias interaksi merupakan monopoli profesi., yaitu memanfaatkan kekuasan

dan hak-hak istimewa yang melindungi kepentingan pribadi yang betentangan dengan

masyarakat..

Pekerjaan guru merupakan sebuah profesi dan guru yang profesional harus

memenuhi standar kompetensi guru yaitu kompetensi kognitif diantaranya adalah

menguasai materi pembelajaran.Selain itu peranan guru semakin penting dalam era

global. Hanya melalui bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi

sumber daya manusia yang berkualitas, kompetetif dan produktif sebagai aset

11

Page 13: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

2

.

nasional dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan

dimasa datang.

Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem

pendidikan secara keseluruhan. Mereka harus mendapat perhatian pertama dan utama.

Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan ketika berbicara masalah

pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat

menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dalam proses

pembelajaran. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap

terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya

perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan

memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional

dan berkualitas. Perbaikan kualitas pendidkan harus berpangkal dari guru dan

berujung pada guru. Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya

mewujudkan tujuan pembangunan nasional khusunya di bidang pendidikan. Mereka

perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional.

Kunci keberhasilan seorang guru adalah memiliki kode etik yang baik. Kode

etik berupa dedikasi dan loyalitas guru. Faktor ini harus ditegakkan dalam dunia

pendidikan pada setiap lembaga pendidikan, khusunya di SMPN SATAP 4

BULUKUMBA Kec. Kajang Kab. Bulukumba. Kode etik di SMPN SATAP 4

BULUKUMBA kec. Kajang Kab. Bulukumba dalam pengaplikasiannya masih

Page 14: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

3

.

menghadapi beberapa kendala yang perlu dipenuhi. Dalam kewajibannya seorang

guru dapat dituntut untuk :

1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,

serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara

berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknology.

3. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, kode etik guru serta nilai-nilai

agama dan etika.

Selanjutnya dalam penjelasannya dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

pendidik sebagai agen pembelajaran dimana peran pendidik antara lain sebagai

fasilitator, serta motivator.

a. Guru sebagai fasilitator

Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi

harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada

seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan,

serta penuh semangat.

b. Guru sebagai motivator

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila

memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran, guru harus mampu mmembangkitkan motivasi belajar peserta didik

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Page 15: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

4

.

B. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang masalah diatas, penulis mengemukakan beberapa

permasalahan :

1. Bagaimana tingkat kualitas pemahaman terhadap kode etik guru di SMPN

SATAP 4 Bulukumba Kec. Kajang Kab. Bulukumba ?

2. Bagaimana kualitas pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kec. Kajang

Kab. Bulukumba ?

3. Bagaimana pengaruh pemahaman kode etik guru terhadap proses pembelajaran

di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kec. Kajang Kab. Bulukumba ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam pembahasan judul skripsi ini, penulis mengemukakan beberapa hal

yang menjadi pokok penelitian sebagai berikut:

1. Untuk megetahui tingkat kualitas pemahaman kode etik guru dalam proses

pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kec. Kajang Kab. Bulukumba.

2. Untuk mengetahui kualitas pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kec.

Kajang Kab. Bulukumba.

3. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman kode etik guru terhadap proses

pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kec. Kajang Kab. Bulukumba.

Page 16: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

5

.

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat pada penelitian ini, penulis menguraikan

sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi setiap guru untuk mengetahui tentang kode etik

yang berlaku.

2. Diharapkan menjadi sumber informasi bagi semua pihak yang akan

memperdalam penelitian kode etik guru dan pengaruhnya terhadap proses

pembelajaran.

3. Sebagai bahan masukan bagi siswa dan guru-guru yang mengkaji lebih jauh

tentang pemahaman kode etik guru dan pengaruhnya terhadap proses

pembelajaran.

Page 17: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

6

.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kode Etik

1. Dasar Kode EtikIsnanto (2009 : 05) Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa

Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek,

etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok

untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau

benar, buruk atau baik. Sehingga Sutisna dalam Galih (2009 : 07) mendefisikan

bahwa kode etik sebagai pedoman yang memaksa perilaku etis anggota profesi,

dalam hal ini sebagai pendidik dan pengajar yang profesional

Martin dalam Isnanto (2009 : 05), etika didefinisikan sebagai “the discpline

which can act as the performance index or reference for our control system”. Dengan

demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan

mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya

yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian

dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat

berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa

difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara

logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan

demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena

6

Page 18: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

7

.

segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial

(profesi) itu sendiri.

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan

buruknya perilaku manusia :

a. Etika deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional

sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini

sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar

untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.

b. Etika normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola

prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai

sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma

sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Berdasarkan point tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa etika itu sangat

menentukan baik dan buruknya perilaku manusia sehingga seorang pendidik harus

mampu memiliki etika tersebut dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik dimana

ia memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu menyelesaikan

berbagai persoalan yang dihadapinya. Misalnya memperlihatkan perilaku yang baik

kepada anak didiknya.

6

Page 19: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

8

.

2. Tujuan Kode Etik

Mariyana (2005 : 16) menjelaskan bahwa tujuan kode etik dibagi menjadibeberapa poin, yaitu :

a. Menjunjung tinggi martabat profesi.

Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau masyarakat,

agar mereka tidak memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh

karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-

tanduk atau kelakuan anggotanya yang dapat mencemarkan nama baik profesi.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.

Kesejahteraan mencakup lahir (atau material) maupun batin (spiritual,

emosional, dan mental). Kode etik umumnya memuat larangan-larangan untuk

melakukanperbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan para anggotanya.

Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorarium anggota profesi

dalammelaksanakan tugasnya, sehingga siapa saja yang mengadakan tarif di bawah

minimum akan dianggap tercela dan merugikan rekan seprofesi. Dalam hal

kesejahteraan batin, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk kepada

anggotanya untuk melaksanakan profesinya.

c. Pedoman berperilaku.

Kode etik mengandung peraturan yang membatasi tingkah laku yang tidak

pantas dan tidak jujur bagi para anggota prof'esi dalam berinteraksi dengan sesama

rekan anggota profesi. Sebagaimana dalam hadist rasulullah SAW bersabda :

Page 20: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

9

.

عة تقولو وطنوا ن إن احسن الناس أحسنا وان ظلموا ظلمنا ولكن عن خذیفة قال قال رسول الله ص م لا تكونوا ام

انفسكم إن احسن الناس أن تحسنوا وان اساءوا فلا تظلموا (روه الترمدى)

Artinya :Hudzaifah berkata, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda: “Janganlahkalian menjadi tidak berpendirian, kalian berkata, “Jika manusia berbuat baik,kamipun berbuat baik, dan jika manusia berbuat dholim, kamipun berbuatdholim; akan tetapi tetaplah pada pendirian kalian. Jika orang-orang berbuatkebaikan, berbuat baiklah kalian, dan jika orang-orang berbuat kejahatan,janganlah kalian berbuat kejahatan”. (H.R. Turmidzi)

d. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

Kode etik berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi,

sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan

tanggungjawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode

etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi

dalam menjalankan tugasnya.

e. Untuk meningkatkan mutu profesi.

Kode etik memuat norma-norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu

berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.

f. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

Kode etik mewajibkan setiap anggotanya untuk aktif berpartisipasi dalam

membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi

menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan

memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian anggota

profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu organisasi profesi.

Page 21: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

10

.

3. Pengertian Etika dan Kode Etik Profesi

Abdullah Dalam Getteng (2011 : 55) etika merupakan ilmu yang mempelajari

tentang baik dan buruk ( etis atau ‘ilm al- akhlak al- karimah ), praktiknya dapat

dilakukan dalam disiplin filsafat. Selanjutnya dikemukakan oleh O.P. Simorangkir

(2008 : 02) etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut

ukuran dan nilai yang baik. kemudian Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat (2008)

etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik

dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Dan H . Burhanudin Salam

(2008) etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral

yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup

tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya

manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati

dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing

yang terlibat agar mereka senang, tenang, tenteram, terlindung tanpa merugikan

kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai

dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi

umumnya.

Page 22: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

11

.

Dengan demikian, aturan etik adalah aturan mengenai moral atau atau

berkaitan dengan sikap moral. Filsafat etika adalah filsafat tentang moral. Moral

menyangkut nilai mengenai baik dan buruk, layak dan tidak layak, pantas dan tidak

pantas. Sehubungan teori tentang etika, Darji Darmodiharjo dan Sidharta dalam

Qohar (2010 : 03) mengatakan: “Etika berurusan dengan orthopraxis, yakni tindakan

yang benar (right action). Kapan suatu tindakan itu dipandang benar ditafsirkan

secara berbeda oleh berbagai teori (aliran) etika yang secara global bias dibagi

menjadi dua, yaitu aliran deontologist (etika kewajiban) dan aliran telelogis (etika

tujuan atau manfaat).” Sedang pengertian Kode : yaitu tanda-tanda atau simbol-

simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-

maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu keputusan atau suatu kesepakatan

suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.

Dengan demikian Kode etik : yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu

kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di

tempat kerja. Menurut Undang-undang tentang pokok-pokok kepegawaian, Kode etik

profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas

dan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya Qohar (2010 : 06) menyatakan bahwa etika profesi pada

hakikatnya adalah kesanggupan untuk secara seksama berupaya memenuhi kebutuhan

pelayanan profesional dengan kesungguhan, kecermatan dan keseksamaan

mengupayakan pengarahan keahlian dan kemahiran berkeilmuan dalam rangka

Page 23: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

12

.

pelaksanaan kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para warga

masyarakat yang membutuhkannya, yang bermuatan empat kaidah pokok.

Pertama : Profesi harus dipandang dan dihayati sebagai suatu pelayanan dengan

tidak mengacu pamrih.

Kedua : Selalu mengacu kepada kepentingan atau nilai-nilai luhur sebagai

norma kritik yang memotivasi sikap dan tindakan.

Ketiga : Berorientasi pada masyarakat sebagai keseluruhan.

Keempat : Semangat solidaritas antar sesama rekan seprofesi demi menjaga

kualitas dan martabat profesi.

Jadi, paling tidak ada tiga maksud yang terkandung dalam pembentukan kode

etik, yakni (i) menjaga dan meningkatkan kualitas moral; (ii) menjaga dan

meningkatkan kualitas keterampilan teknis; dan (iii) melindungi kesejahteraan materil

para pengemban profesi. Kesemua maksud tersebut tergantung pada prasyarat utama,

yaitu menimbulkan kepatuhan bagi yang terikat oleh kode etik tersebut.

4. Pengertian Kode Etik Guru

Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau

aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik

menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam

standart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk

memberikan pengabdian kepada masyarakat.

Page 24: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

13

.

Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan

guru dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta

dengan misi tugasnya. Menurut Sutisna dalam Galih (2009 : 15) bahwa pentingnya

kode etik guru dengan teman kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling

mendukung dalam bidang mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.

Anton (1990 : 636) mengemukakan bahwa kode etik guru adalah suatu proses

yang merupakan norma yang dilakukan oleh guru sangat dituntut untuk menerapkan

dalam suatu proses pembelajaran.Sedangkan menurut Soejono (2000 : 15) etika

adalah suatu filosofis mengenai moral. Jadi persoalan pokoknya adalah tentang

hakikat moral. Moral adalah tingkah laku dalam hubungannya dengan nilai kebaikan.

Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa

helping relationship (Brammer dalam Galih, 2009), yaitu hubungan yang bersifat

membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi

perkembangan peserta didik. Dengan ditandai adanya perilaku empati,penerimaan

dan penghargaan, kehangatan dan perhatian, keterbukaan dan ketulusan serta

kejelasan ekspresi seorang guru.

Zahri dan Syahmiar Syahrun dalam Galih (2009) mengemukakan empat

fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri, antara lain :

a. Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan

pemerintah.

Page 25: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

14

.

c. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab

pada profesinya.

d. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan

profesinya dalam melaksanakan tugas.

Ada tiga hal yang membentuk kode etik (watak, karakter, dan tingkah laku)

yaitu sistem budaya dan agama, sistem sosial, dan lingkungan alam dimana manusia

hidup. Sistem budaya menyangkut tentang nilai budaya adat istiadat, sistem agama

menyangkut keyakinan yang diyakini, norma hukum juga punya peranan dalam

membentuk watak dan karakter, demikian juga peranan system sosial tidak bisa

dikecualikan seperti kekeluargaan dan kekerabatan. Allah SWT Berfirman : (QS. As-

Saff (61) : 3)

Terjemahnya :Sangatlah dibenci disisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidakkerjakan .

Maksud ayat diatas mengatakan bahwa mereka berpaling dari kebenaran,

maka Allah membiarkan sesat hati mereka sehingga mereka bertambah jauh dari

kebenaran.

Page 26: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

15

.

5. Etika Kerja Guru

Oemar (2004 : 15) mengemukakan Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas

atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai

mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu

golongan atau masyarakat. Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan

dalam pembuatan keputusan tentang moral manusia dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Secara umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat

diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola

pola perilaku yang sebaik-baiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang

berlaku. Dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan memutuskan perilaku

yang paling baik sesuai dengan norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian

akan terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia yang baik dan harmonis,

seperti saling menghormati, saling menghargai, tolong menolong, dan sebagainya.

Sebagai acuan pilihan perilaku, etika bersumber pada norma-norma moral

yang berlaku. Sumber yang paling mendasar adalah agama sebagai sumber keyakinan

yang paling asasi, filsafat hidup (di negara kita adalah Pancasila), budaya masyarakat,

disiplin keilmuan dan profesi. Dalam dunia pekerjaan, etika sangat diperlukan

sebagai landasan perilaku kerja para guru dan tenaga kependidikan lainnya.

Dengan etika kerja itu, maka suasana dan kualitas kerja dapat diwujudkan

sehingga menghasilkan kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan

produktif. Etika kerja lazimnya dirumuskan atas kesepakatan para pendukung

Page 27: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

16

.

pekerjaan itu dengan mengacu pada sumber-sumber dasar nilai dan moral tersebut di

atas. Rumusan etika kerja yang disepakati bersama itu disebut kode etik. Kode etik

akan menjadi rujukan untuk mewujudkan perilaku etika dalam melakukan tugas-tugas

pekerjaan.

Dengan kode etik itu pula perilaku etika para pekerja akan dikontrol, dinilai,

diperbaiki, dan dikembangkan. Semua anggota harus menghormati, menghayati, dan

mengamalkan isi dari semua kode etik yang telah disepakati bersama. Dengan

demikian akan terciptanya suasana yang harmonis dan semua anggota akan

merasakan adanya perlindungan dan rasa aman dalam melakukan tugas-tugasnya.

Secara umum, kode etik ini diperlukan dengan beberapa alasan, antara lain : Untuk

melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan

berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mengontrol terjadinya

ketidakpuasan dan persengketaan dari para pelaksana, sehingga dapat menjaga dan

meningkatkan stabilitas internal dan eksternal pekerjaan.Melindungi para praktisi di

masyarakat, terutama dalam hal adanya kasus kasus penyimpangan tindakan.

Melindungi anggota masyarakat dari praktek-praktek yang menyimpang dari

ketentuan yang berlaku. Karena kode etik itu merupakan suatu kesepakatan bersama

dari para anggota suatu profesi, maka kode etik ini ditetapkan oleh organisasi yang

mendapat persetujuan dan kesepakatan dari para anggotanya. Khusus mengenai kode

etik guru di Indonesia, PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) telah menetapkan

kode etik guru sebagai salah satu kelengkapan organisasi sebagaimana tertuang dalam

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI.

Page 28: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

17

.

6. Ruang Lingkup Kode Etik Guru

Dardiri (2004 : 06) Kode etik adalah aturan atau ketentuan moral yang

mengikat sekelompok orang yang menyandang profesi tertentu, misalnya dokter,

wartawan, dan guru. Kode etik bagi guru dapat dijabarkan dari hakekat tugas guru

sebagai pendidik. Pendidikan adalah proses komunikasi yang mengandung transfer

pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai. Perwujudan kode etik pada guru dapat

dipandang dari tiga segi, yaitu

a. Guru sebagai pribadi.

b. Guru di sekolah.

c. Guru di dalam keluarga dan masyarakat.

Kemudian Dardiri (2004 : 06) kembali lagi menambahkan bahwa Ruang

lingkup kode etik guru itu meliputi keseluruhan peranan guru yaitu :

a. Guru sebagai pengejawantah nilai-nilai.

b. Guru sebagai pengelola hubungan antara guru dan bahan ajar dan siswa atau

mahasiswa.

c. Guru sebagai psychological architect seperti : merencanakan pembelajaran,

mendiagnostik kesulitan belajar peserta didik, mengorganisasi kurikulum dan

mengevaluasi kemajuan peserta didik.

Dalam mewujudkan kode etik dalam praktek, perlu dibedakan antara

kewajiban dalam jabatan dan tingkah laku dalam jabatan. Kewajiban dalam jabatan

ini dapat dipandang dalam tiga dimensi hubungan, yaitu hubungan antara :

Page 29: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

18

.

a. Guru dengan peserta didik.

b. Guru dengan guru sejawatnya.

c. Guru dengan masyarakat dan pemerintah.

Sedangkan tingkah laku dalam jabatan dapat dibedakan menjadi:

a. Tingkah laku guru yang terpuji yakni yang sesuai dengan kode etik guru.

b. Tingkah laku yang tercela, yakni tingkah laku yang menyimpang dari kode etik

guru.

Dalam praktek dapat saja terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap kode

etik guru. Bentuk-bentuk penyimpangan terhadap kode etik guru dapat digolongkan

ke dalam tiga golongan, yaitu:

a. Tingkah laku guru yang mengurangi/merusak kepercayaan umum/masyarakat

terhadap profesi guru.

b. Tingkah laku guru yang bersifat mengabaikan pelayanan, sehingga merugikan

peserta didik.

c. Tingkah laku guru yang memperlihatkan kurangnya pengetahuan atau

keterampilan profesional bidangnya.

7. Rumusan Kode Etik Guru

Mengenai kode etik guru para ahli pendidikan bahwa tugas guru adalah

mendidik. Maka dalam bentuk pengabdian terbagi atas tiga kelompok, yakni tugas

dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik

Page 30: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

19

.

berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti,

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan melatih berarti,

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa.

Dengan demikian kedudukan yang sangat penting dan tanggung jawab yang

sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program pendidikan.

Sehubungan dengan itu maka guru sebagai tenaga profesional memerlukan pedoman

atau kode etik guru agar terhindar dari segala bentuk penyimpanan. Kode etik

menjadi pedoman baginya untuk tetap profesional (sesuai dengan tuntunan dan

persyaratan profesi). Setiap guru yang memegang ke profesionalnya sebagai pendidik

akan selalu berpegang pada kode etik guru. Sebagai kode etik guru merupakan salah

satu ciri yang harus ada pada profesi guru itu sendiri.

Kode etik yang merupakan setiap tingkah laku guru senantiasa sangat

diperlukan. Karena dengan itu, penampilan guru akan terarah dengan baik, bahkan

akan terus bertambah baik. Apabila kode etik yang merupakan pedoman atau

pegangan tidak dihiraukan berarti akan kehilangan pola umum sebagai guru. Dalam

hubungan ini jabatan guru yang betul-betul profesional selalu dituntut adanya

kejujuran profesional. Sebab kalau tidak, ia akan kehilangan pamornya sebagai guru

atau dikatakan hidup di luar lingkup keguruan.

Sardiman (1990 : 151) menjelaskan bahwa guru di indonesia menyadari

pendidikan adalah bidang pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan

Negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru sangat berjiwa pancasila dan setia

pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita

Page 31: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

20

.

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Adapun manfaat kode etik guru

sebagai berikut :

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia

seutuhnya yang berjiwa pancasila.

b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan dan pembinaan.

d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya

proses pembelajaran.

e. Guru memelihara hubungan yang baik dengan orang tua murid, dan masyarakat

sekitarnya.

f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu

martabat profesinya.

Rumusan hasil kongres PGRI tahun 1989. Adapun rumusannya sebagai

berikut : Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian

kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Negara. Guru Indonesia harus memiliki

jiwa pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 karena tanpa memiliki jiwa tersebut

Guru Indonesia tidak akan bisa bertanggung jawab, Guru Indonesia memiliki

pedoman kepada dasar-dasar sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia yang

seutuhnya.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

Page 32: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

21

.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan.

4. Guru harus dapat menciptakan suasana yang dapat diterima peserta didik untuk

berhasilnya proses belajar mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitar

supaya terjalin hubungan dan kerjasama yang baik dalam pendidikan.

6. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaandan kesetiakawanan

sosial.

7. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan

sosial.

8. Guru bersama-sama meningkatkan mutu dari organisasi PGRI, sebagai sarana

perjuangan.

9. Guru melaksanakan segala kebijaksanan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Berdasarkan poin tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa guru memiliki

pengaruh yang sangat besar dalam dunia pendidikan. Sebagai contoh realnya dapat

dillihat bahwa guru sebagai fasilitator dalam mengintaernalisasikan pengetahuan

terhadap peserta didik serta membangun peserta didik menjadi manusia yang

memiliki karakter serta pengetahuan yang luas.

Page 33: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

22

.

8. Etika Kepribadian (Kode Etik Guru)

Getteng (2009 : 56) menyatakan bahwa dilihat dari segi tugas dan tanggung

jawab yang diembannya adalah perwujudan dari amanah Allah, amanah orang tua,

bahkan amanah dari masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian, amanah yang

diamanatkan kepadanya mutlak harus dipertanggungjawabkan.

Allah SWT. Berfirman: (QS. An-Nisa’ (4) : 58)

Terjemahnya :Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yangberhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allahmemberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allahadalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Adapun hadist dalam rasulullah SAW yang bersabda :

ثنا المغیرة بن زیاد الثقفي سمع أنس بن مالك یقول اد حد ثنا حم ثنا عفان حد علیھ حد صلى الله إن رسول الله

وسلم قال لا إیمان لمن لا أمانة لھ ولا دین لمن لا عھد لھ

Artinya:Rasulullah saw bersabda: Tidak beriman orang yang tidak bisa menjaga amanahyang dibebankan padanya. Dan tidak beragama orang yang tidak bisa menepatijanjinya. (Hr. Ahmad Bin Hambal).

Page 34: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

23

.

Etika kepribadian guru secara professional yang harus dimiliki oleh seorang

guru diantaranya :

a. Seorang guru sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berkewajiban untuk

meningkatkan iman dan ketakwaanya kepada Tuhan, sejalan dengan agama dan

kepercayaan yang dianutnya.

b. Guru harus memiliki kelebihan dibandingkan yang lain.

c. Guru harus mampu mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan tanggung

jawab bahwa ia memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu

untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinnya.

d. Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam

keunikan dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk

mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam menyikapi perbedaan

yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta didik maupun masyarakat.

e. Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuhkembangkan budaya

berpikir kritis di masyarakat, saling menerima dalam perbedaan.

f. Guru harus bersikap demokratis dalam menyampaikan dan menerima gagasan-

gagasan mengenai permasalahan yang ada disekitarnya sehingga guru menjadi

terbuka dan tidak menutup diri dari hal-hal yang berbeda di luar dirinya agar dapat

menyikapinya demi mencapai tujuan bersama.

g. Guru diharapkan dapat sabar dalam arti tekun dan ulet melaksanakan proses

pendidikan karena hasil pendidikan tidak langsung dapat dirasakan saat itu tetapi

membutuhkan proses yang panjang.

Page 35: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

24

.

Berdasarkan poin diatas, maka dapat disimpulkan bahwa etika kepribadian

guru memiliki pengaruh yang sangat besar dalam dunia pendidikan dan mencakup

perilaku manusia secara individu yang dibatasi oleh norma-norma dan agama atau

akhlaknya yang berlaku dan bersumber kepada filsafah hidupnya, Serta nilai-nilai

yang berkembang di tempat guru berada. Sehubugan dengan etika atau akhlak

seorang pendidik Rasulullah SAW mengemukakan hadist diantaranya :

عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنھما : قال :لم یكن رسول الله صلى الله علیھ وسلم فاحشا ، ولا شا ، وكان یقول : والترمذي .)(رواه البخاري ، ومسلم ،.إن من خیاركم أحسنكم أخلاقامتفح

Artinya:Abdullah bin Amr RA, berkata, “Nabi SAW bukan seorang yang keji danbukan pula bersikap keji. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya yang terbaik diantara kamu adalah yang paling baik akhlaknya”,( H.R. Bukhari, Muslim,Tirmidzi.)

Karena pentingnya tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan kepada guru

dalam mengantarkan peserta didiknya agar berhasil sebagaimana yang diharapkan,

maka guru perlu memiliki etika kepribadian guru secara professional atau kode etik

antara lain :

a. Memiliki kompetensi keilmuan

Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar. Kecuali

dalam keadaan darurat, misalnya jumlah anak didik meningkat, sedang jumlah guru

jauh dari mencukupi, maka terpaksa menopang untuk sementara, yakni menerima

guru yang belum berijazah. Tetapi dalam keaadan normal ada patokan bahwa makin

tinggi pendidikan guru makin baik pendidikan dan pada gilirannya maka tinggi pula

derajat manusia sebagaimana firman Allah dalam (QS Al-Mujaddalah (58) : 11)

Page 36: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

25

.

Terjemahnya :Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu berilahkelapangan didalam majelis-majelis maka lapangkanlah niscaya Allah akanmemberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu makaberdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang berimandiantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Oleh karena itu, islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang

berilmu pengetahuan dan berprofesi sebagai guru atau pendidik. Islam mengangkat

derajat mereka dan memuliakan mereka melebihi dari seorang islam lainnya yang

tidak berilmu pengetahuan dan bukan pendidik. Sebagaimana Allah berfirman dalam

( Q.S. Al. Mujadilah (58) : 11)

Terjemahnya :Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu danorang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Page 37: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

26

.

b. Sehat jasmani

Guru yang berpenyakit menular, misalnya, sangat membahayakan anak-anak.

Kesehatan fisik (jasmani) sangat penting bagi seorang pemimpin termasuk guru

mengingat Allah bahwa tugasnya yang memerlukan kerja fisik. Alquran menyebut

unsur fisik ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah (2) : 247)

Terjemahnya :Sesungguhnya Allah telah mengangkat talut menjadi rajamu. Mereka menjawab,bagaimana talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhakatas kerajaan itu daripadanya dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak? (Nabi)menjawab, Allah telah memilihnya (menjadi). Kamu dan memberikan kelebihanilmu dan fisik. Allah memberikan kerajaannya kepada siapa yang dia kehendekidan Allah maha luas maha mengetahui.

Pentingnya kesehatan jasmani bagi seorang guru karena sangat mempengaruhi

semangat kerja. Guru yang sakit-sakitan kerapkali terpaksa absen dan tentunya

merugikan anak didik.

c. Berkelakuan Baik

Budi pekerti sangat penting dalam watak pendidikan anak didik. Guru harus

menjadi model teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Diantara tujuan

pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan ini

Page 38: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

27

.

hanya bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula. Guru yang tidak

berakhlak mulia tidak mungkin dipercaya untuk mendidik. Yang dimaksud dengan

akhlak mulia dalam ilmu pendidikan islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran

islam, seperti dicontohkan oleh pendidik utama, Nabi Muhammad saw. Di antara

akhlak mulia guru tersebut adalah mencintai jabatannya sebagai guru, bersikap adil

terhadap semua anak didiknya, berlaku sabar dan tenang, berwibawa, gembira,

bersifat manusiawi, bekerjasama dengan guru-guru lain, masyarakat, utamanya para

orang tua anak didik.

Agar para sahabat dan umatnya memiliki akhlak yang mulia, beliau

memberikan motivasi yang sangat menarik. Di antaranya seperti yang disebutkan

dalam hadis berikut:

ص وحسن « فقال لى الله علیھ وسلم عن أكثر ما یدخل الناس الجنة عن أبى ھریرة قال سئل رسول الله تقوى اللهرواه الترمذى)»(الفم والفرج« وسئل عن أكثر ما یدخل الناس النار فقال ». الخلق

Artinya :

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.ditanya tentang faktor yangpaling banyak memasukkan (orang) ke dalam sorga. Beliau menjawab:bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia. Beliau ditanya pula tentang faktoryang paling banyak membawa orang ke neraka. Beliau menjawab: Mulut dankemaluan. (H.R Tirmidzi).

d. Bersifat Adil

Yang dimaksud adil dalam kaitan ini adalah sikap tidak pilih kasih terhadap

peserta didik atau tidak melebihkan sebagian mereka atas yang lain kecuali bila

sesuai dengan haknya. Adapun ayat yang menunjukkan perlunya guru sebagai

Page 39: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

28

.

pendidik berlaku adil diantaranya sebagaimana firman Allah dalam (QS.Ash-Shuraa

(42) : 15).

.

Terjemahnya :Maka karena itu, serulah (mereka kepada agama Allah) dan tetaplah sebagaimanadiperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu dan mereka dankatakanlah. Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah supayaberlaku adil diantara kamu.

e. Bersifat Sabar

Sabar yakni bisa dan mampu mengendalikan diri, tidak emosi dan tidak putus

asa. Perbedadan intelegensi, sikap dan karakter peserta didik menuntut kesabaran dan

kreativitas pendidik untuk mengatasinya. Sebagaiman firman Allah ( Q.S. Al. Insan

(76) : 24)

Terjemahnya :Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, danjanganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antaramereka.

Page 40: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

29

.

f. Konsisten

Konsisten diartikan dengan kesesuaian antara ucapan dengan perbuatan.

Ketidaksesuaian ucapan dengan perbuatan seorang guru sebagai pendidik

memberikan kesan negatif kepada peserta didik. Ayat yang mengecam sikap tidak

konsisten ini sebagaimana firman Allah dalam (Q.S. As. Saff (61) : 2-3)

Terjemahnya :

Wahai orang-orang yang beriman ! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yangtidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah dibenci disisi Allah jika kamu mengatakanapa-apa yng kamu tidak kerjakan.

B. Konsep Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan ,

penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta

didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat

seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran

Page 41: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

30

.

mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai

konotasi yang berbeda.

Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi kompetensi.

Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang

menekankan pada penyediaan sumber belajar. Menurut Abdurrahman (1993 : 59)

proses pembelajaran adalah suatu proses yang merupakan sebagai komponen sumber

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional dilingkungan yang

dapat merangsang siswa atau guru untuk proses pembelajaran.

Sedangkan menurut Gagne dalam Sihes (1970 : 02) Pembelajaran adalah

perubahan atau kemampuan seseorang yang dapat dikekalkan tetapi tidak disebabkan

oleh pertumbuhan. Perubahan yang dipanggil pembelajaran diperlihatkan melalui

perubahan tingkah laku; dengan membandingkan tingkah laku seseorang individu

sebelum didedahkan kepada situasi pembelajaran dengan tingkah lakunya selepas

didedahkan dengan situasi pembelajaran.

2. Dasar dan Tujuan Pembelajaran (Undang-Undang SISDIKNAS)

Adapun Dasar pembelajaran yaitu perkembangan dari istilah pengajaran.

Pembelajaran yang dimaksud adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru

atau pendidik untuk membimbing siswa belajar agar tercipta suasana belajar yang

kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Page 42: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

31

.

Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa :

“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak, mulia, serta keterampilan

yang dibutuhkan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara”.

Berdasarkan tujuan pendidikan diatas, diharapkan peserta didik secara aktif

mengembangkan segala potensi yang dimiliki melalui proses pembelajaran. Salah

satu unsur dalam pendidikan adalah guru, dimana guru memegang peran utama

dalam proses pembelajaran atau inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.

3. Prinsip Pembelajaran

Menurut Sihes (2010) Situasi pembelajaran meliputi semua aspek persekitaran

seseorang pelajar dan semua faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan

pemerhatian daripada kajian terhadap proses pembelajaran, beberapa kesimpulan

umum boleh dibuat. ini dirujuk sebagai prinsip pembelajaran yang memberi garis

panduan tentang cara pembelajaran berlaku dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

a. Pertalian. Pembelajaran mudah berlaku bagi perkara-perkara yang mempunyai

pertalian antara satu sama lain. Misalnya, perkara-perkara yang seiras, berpadanan

dan yang berlaku dalam jarak masa yang singkat.

Page 43: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

32

.

b. Pengulangan. Perkara yang kerap diulang-ulang dapat membantu proses

pembelajaran.

c. Kepuasan. Tindakan belajar yang menghasilkan ganjaran dan kepuasan akan

mendorong pembelajaran dan perkara yang dipelajari juga akan kekal dalam

ingatan.

d. Pengalaman. Pembelajaran dan kefahaman akan lebih mudah berlaku apabila

pelajar pernah mengalami sendiri sesuatu aktiviti.

e. Pelaziman. Kebiasaan membuat sesuatu berulang kali dapat menghasilkan

pembelajaran secara pelaziman.

f. Kesediaan. Pembelajaran hanya boleh berlaku jika seseorang itu mempunyai

kesediaan untuk belajar. Paksaan tidak dapat menghasilkan pembelajaran yang

berkesan.

g. Penyertaan. Pelajar yang melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran

akan menghasilkan pemahaman yang berkesan dan apa yang dipelajari dapat

diingati denganlebih lama.

h. Peniruan. Pembelajaran boleh berlaku dengan meniru perbuatan orang lain

i. Minat. Pembelajaran lebih mudah berlaku jika seseorang itu berminat atau

sanggup mempelajari sesuatu.

j. Motivasi. Seseorang yang digerakkan (bermotivasi) untuk belajar akan

menghasilkan pembelajaran yang lebih berkesan. Motivasi boleh wujud dalam

bentuk ekstrinsik (ganjaran luar) atau intrinsik (keinginan dalam).

Page 44: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

33

.

k. Peneguhan. Peneguhan yang sesuai dapat menambahkan pembelajaran dan

menjamin pengekalannya. Peneguhan positif seperti pujian lebih berkesan untuk

menggalakkan pembelajaran. Sebaliknya peneguhan negatif seperti denda boleh

digunakan untuk menghapuskan tingkah laku yang tidak diingini.

l. Pemeringkatan pembelajaran. Isi pembelajaran hendaklah disusun secara

sistematik daripada yang mudah kepada yang lebih kompleks, daripada konkrit

(maujud) kepadayang abstrak (mujarad), daripada umum kepada khusus.

Sehubungan dengan beberapa poin tentang prinsip pembelajaran diatas, dapat

dikatakan bahwa dalam proses belajar mengajar, ada beberapa prinsip yang perlu

diketahui. Misalnya prinsip pertalian, pembangunan minat (interest) belajar, motivasi

dan lain sebagainya. Prinsip pertalian antara peserta didik dan guru dalam proses

belajar pengajar sangatlah penting guna membangun keakrapan antara kedua belah

pihak serta mempermudah proses internalisasi oleh siswa. Selain itu, pembangunan

minat belajar juga diperlukan agar peserta didik mudah mengkonstruksi

pengetahuannya serta perlunya dorongan motivasi belajar yang dilakukan oleh guru

kepada peserta didik.

4. Ciri-Ciri Pembelajaran

Menurut Asra (2009 : 51), pembelajaran terdapat beberapa ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan materi belajar.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tujuan tertentu.

Page 45: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

34

.

c. Tinggi, sedang, rendah.

d. Anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, yang berbeda-beda.

e. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

Adapun ciri-ciri pembelajaran menurut Willian Burton menyimpulkan

uraiannya yang cukup panjang sebagai berikut:

a. Proses belajar adalah pengalaman, berbuat, dan melampaui.

b. Proses belajar yang baik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.

c. Proses belajar berlangsung di bawah bimbingan yang merangsang dan

membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

d. Proses belajar dan hasil belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid

sendiri mendorong motivasi yang kontinu.

Berdasarkan beberapa pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri

pembelajaran dapat ditandai dengan adanya bimbingan yang merangsang tanpa

tekanan dari pihak guru, adanya dorongan motivasi yang kontinu serta adanya

orentasi siswa dalam menginternalisasi materi pelajaran yang disajikan selama proses

pembelajaran.

5. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran

Menurut Juwariah (2007 : 07) ada dua faktor utama yang mempengaruhi

proses pembelajaran, yakni:

Page 46: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

35

.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan

dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal termasuk :

1) Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

individu.

2) Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

mempengaruhi proses belajar. Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi

proses belajar mengajar:

a) Kecerdasan/inteligensi siswa

b) Motivasi

c) Minat

d) Sikap

e) Bakat

b. Faktor-faktor eksogen /eksternal

1. Lingkungan sosial :

a. Lingkungan sosial sekolah

b. Lingkungan sosial masyarakat

c. Lingkungan sosial keluarga.

2. Lingkungan non sosial :

a. Lingkungan alamiah

b. Faktor instrumental

c. Faktor materi pelajaran

Page 47: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

36

.

Selanjutnya, Muhibbin (2003 : 132) menambahkan bahwa secara garis besar

terdapat dua faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yakni:

a. Faktor internal adalah keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik,

faktor in meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis.

b. Faktor eksternal terdiri dari

1. Faktor sekolah

2. Faktor masyarakat

Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu peserta didik,

guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi pelajaran metode mengajar media dan

evaluasi. Tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik adalah perubahan

prilaku dan tingkah laku yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik

tutur katanya, motorik, dan gaya hidupnya.

Penjelasan tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Noor

(2013:12). Beliau juga membagi faktor yang mempengaruhi pembelajaran menjadi

dua bagian yaitu:

a. Faktor internal (Jasmani dan Psikologis)

b. Faktor Eksternal (Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat.

Page 48: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

37

.

6. Pengelolaan proses pembelajaran

Mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur

lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi

proses belajar mengajar. Tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah mengelola

proses belajar mengajar yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas belajar.

Rohani (2004 : 19) menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan

tingkah laku berkat pengalaman dan latihan sangat sedikit proses pembelajaran.

Menurut Sumiati dan Asra (2009: 4) peran guru dalam pembelajaran yang dapat

membangkitkan aktivitas siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama, berikut

ini: 1). Perencanaan pembelajaran, yang terinci dalam empat sub kemampuan yaitu

perumusan tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran, penetapan kegiatan

pembelajaran, penetapan metode dan media pembelajaran, penetapan alat evaluasi:

2). Pelaksanaan pengajaran yang termasuk di dalamnya adalah penilaian pencapaian

tujuan pembelajaran: 3). Mengevaluasi pembelajaran dimana evaluasi ini merupakan

salah satu komponen pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan, dan

keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan: 4). Memberikan umpan balik

menurut Stone dan Nielson (Sumiati dan Asra, 2009: 7) umpan balik mempunyai

fungsi untuk membantu siswa memelihara minat dan antusias siswa dalam

melaksanakan tugas belajar.

Page 49: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

38

.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta

pemberian sikap dan kepercayaan kepada peserta didik.

Page 50: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

39

.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif di

gunakan agar mampu memahami dan memberikan gambaran yang jelas mengenai

permasalahan yang terkait dengan isi skripsi ini. Analisis kualitatif di pakai agar

penulis dapat menyusun skripsi ini dalam bentuk yang sistematis sehingga mengenai

pada inti permasalahan dan memperoleh hasil penelitian yang benar.

Menurut Strauss dan Corbin dalam Rahmat (2009:02) yang dimaksud dengan

penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan

yang tidak dapat dicapai atau diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur

statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).

B. Lokasi dan Obyek Penelitian

Peneitian ini dilaksanakan di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba.

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Guru di SMPN SATAP 4

Bulukumba Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

39

Page 51: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

40

.

C. Variabel Penelitian

Sugiyono (2013 : 39) Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam

penelitan ini adalah menggunakan variabel Independen (bebas) dan dependen

(terikat) dimana variabel independen dinyatakan variabel X, Kode etik guru dan

variabel Y proses pembelajaran.

D. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional untuk memberikan pemahaman lebih jauh pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kode Etik yang merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan

anggota suatu profesi. Dan dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas atau

independen . Variabel bebas yang dimkasud adalah variabel yang memberikan

perubahan serta pengaruh terhadap variabel lainnya.

2. Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dan dalam penelitian

ini menggunakan variabel terikat atau dependen. Variabel yang dimaksud adalah

variabel yang memperoleh pengaruh dan perubahan dari variabel bebas.

Page 52: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

41

.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiono, (2013 : 90) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan

oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Arikunto, (1998 : 115) Populasi adalah keseluruhan yang menjadi objek

penelitian, apabila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya penelitian populasi. Kemudian menurut Sutrisno

(1989 : 220) populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diteliti.

Dari beberapa defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

sejumlah elemen atau unsur yang menjadi objek penelitian. Yang menjadi objek

penelitian ini guru yang mengacu tentang pelaksanaan proses pembelajaran, di SMPN

SATAP 4 Bulukumba Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba yang berjumlah 20

orang.

Tabel 1

Populasi Penelitian

Kategori PopulasiJenis Kelamin

PopulasiL P

Guru 7 13 20

Siswa 23 42 65

Total 85

Page 53: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

42

.

2. Sampel

Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan sampel berdasarkan purposive

sampling yaitu dengan sengaja memilih lokasi atau orang- orang yang di anggap

mengetahui permasalahan diteliti.

Suharsimi Arikunto (2013 : 20) mengatakan bahwa sampel adalah sebagai

atau wakil dari populasi yang diteliti, akan tetapi sampel dalam penelitian ini adalah

sampel“ jenuh” artinya semua populasi penelitian dijadikan sebagai sampel

penelitian. Karena populasinya berjumlah 20 orang. Dilihat dari populasinya maka,

yang menjadi sampelnya dari keseluruhan populasi yang akan diteliti.

F. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2013 : 150) Instrument penelitian adalah segala peralatan yang

digunakan untuk memperoleh, mengelolah, dan menginteprasikan informasi dari para

responden yang di lakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrument penelitian

dirancang untuk satu tujuan dan tidak biasa digunakan pada penelitian yang lain

Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam pengumpulan data di lapangan

adalah catatan, pedoman wawancara, disamping itu juga penulis menggunakan

instrumen dokumentasi. Instrumen ini bertujuan untuk mendapatkan data atau

informasi yang dapat dipertanggungjawabkan identifikasi lokasi penelitian tersebut,

digunakan karena pertimbangan praktis bahwa kemungkinan hasilnya adalah lebih

valid dan reabilitas.

Page 54: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

43

.

1. Pedoman Wawancara

Sugiyono (2013 : 157) Wawancara merupakan panduan pertanyaan dalam

interview yang dilakukan oleh pewawancara atau interview untuk memperoleh

informasi dari terwawancara atau interviewed. Serta melakukan tanya jawab langsung

untuk mengetahui pemahaman kode etik guru dan pengaruhnya terhadap proses

pembelajaran dengan membuat sejumlah daftar pertanyaan untuk menjawab

responden.

2. Dokumentasi

Sugiyono (2013 : 168) Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh

data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relavan, peraturan-

peraturan laporan kegiatan data yang relavan dengan peneliti.

3. Observasi

Sugiyono (2013 : 166) Observasi adalah tekhnik pengumpulan data yang

digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan melalui teknik sebagai berikut :

1. Wawancara, adalah melakukan tanya jawab terhadap guru-guru sebagai subjek

penelitian yang terpilih sampel yang dianggap mampu memberikan informasi yang

berkaitan dengan kode etik guru serta proses pembelajaran sebagai tambahan dalam

kelengkapan data.

Page 55: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

44

.

2. Dokumentasi, yakni penulis mengumpulkan data dengan jalan mencatat langsung

dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian pada SMPN SATAP 4

Bulukumba.

Setelah menyiapkan pedoman wawancara, dokumentasi, dan tes, maka

selanjutnya adalah menemui informan-informan yang telah ditentukan. Data yang

diperoleh dikumpulkan kemudian diklasifikasikan sesuai dengan fokus penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Untuk mengolah data menjadi susunan pembahasan, penulis menganalisis

dengan teknik sebagai berikut:

Teknik analisi deskriptif kuantitatif, digunakan untuk menganalisis dalam

bentuk angka-angka. Teknik analisis deskriptif kuantitatif berupa tabel frekuensi dan

persentase. Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang ada. Adapun

rumus yang akan digunakan adalah :

P = x 100%

Keterangan :

P = Presentase

f = Jumlah Frekuensi

n = Jumlah Presentasi

Page 56: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

45

.

BAB 1V

HASIL PENELITIAN

A. Sekilas Tentang SMPN SATAP 4 Bulukumba

1. Gambaran Umum Lokasi SMPN SATAP 4 Bulukumba

SMP Negeri SATAP 4 Bulukumba berdiri pada tanggal 05 Maret 2007

sebagai wadah dalam meningkatkan sumber daya manusia di kabupaten Bulukumba.

Sejak bedirinya SMP Negeri SATAP 4 Bulukumba ini sampai sekarang masih tetap

mampu bertahan, berkembang dalam bidang pendidikan demi tercapainya kualitas

sumber daya manusia (SDM) yang berilmu pengetahuan dengan dasar keimanan dan

ketakwaan kepada Allah SWT.

Adapun Visi dan Misi di SMPN SATAP 4 Bulukumba adalah sebagai berikut :

a. Visi sekolah

“ Berdaya saing dalam berprestasi dan terdidik berdasarkan IPTEK dan

IMTAQ ”

b. Misi Sekolah

1. Terwujudnya pelaksanaan PSB yang transparan, akuntabilitas, objektif, sehingga

tercipta kepercayaan masyarakat yag tinggi kepada sekolah.

2. Terwujudnya pelaksanaan sebagai lomba yang dapat memacu aktivitas dan

kreatifitas serta prestasi peserta didik.

3. Terwujudnya pelaksanaan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga

setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai potensinya.

45

Page 57: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

46

.

4. Terwujudnya pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan lainnya, sehingga

menjadi guru/ pegawai professional dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

5. Terwujudnya pemanfaatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya

bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

6. Terwujudnya pemanfaatan saran/prasrana, sehingga tercipta suasana pembelajaran

yang cerdas dan menyenangkan.

7. Terwujudnya peningkatan Pembina dan kegiatan ekstrakulikuler guna

mengembangkan bakat dan potensi yang ada.

8. Terwujudnya pelaksaanaan manajement pratisipatif dengan warga sekolah dan

komponen yang terkait.

c. Tujuan

Adapun tujuannya antara lain :

1. Dapat Mengkaji mutu pendidikan.

2. Dapat menganalisis dan pelaporan mutu pendidikan.

3. Peningkatan mutu merujuk pada standar nasional pendidikan.

4. Penumbuhan budaya setempat untuk peningkatan mutu berkelanjutan.

5. Terlaksananya pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dengan

berbagai inovasi pembelajaran.

6. Memiliki lingkungan sekolah yang sehat sebagai tempat aktifitas pembelajaran

yang kondusif.

Page 58: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

47

.

7. Meningkatkan kualitas pelaksanaan ajaran agama kepada warga sekolah.

8. Terciptanya peserta didik yang memiliki keterampilan.

9. Memiliki tenaga edukatif dana administratif yang professional.

2. Data Kepala Sekolah di SMP Negeri SATAP 4 Bulukumba

Tabel 2

No Nama Jabatan Periode

1 Muh. Tahir Kepala Sekolah 2007-2008

2 Muh Rasul S.Pd.I Kepala Sekolah 2008-2009

3 Ansar S.Pd Kepala Sekolah 2009-2010

4 Drs. Abdul Karim Kepala Sekolah 2010- 2014

5 Arfah S.Pd Kepala Sekolah 2014- sekarang

Sumber data tata usaha SMPN SATAP 4 Bulukumba

3. Keadaan Guru

Salah satu unsur dalam pendidikan adalah guru, karena guru merupakan satu

komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Guru

tidak hanya bertugas untuk mentransferkan ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi

juga diberikan beban tanggung jawab moral untuk memberikan teladan yang baik

kepada siswa, serta guru juga sebagai pembimbing, pendidik, pelatih, pengayom

untuk siswanya agar mampu menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif.

Page 59: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

48

.

Guru juga merupakan peran utama dalam pembangunan pendidikan,

khususnya yang diselenggarakan secara formal karena guru disini senantiasa berfikir,

bersikap dan bertindak sebagaimana layaknya seorang pendidik dalam berbagai hal

terutama yang ada disekolah SMPN SATAP 4 Bulukumba ini, karena gurulah yang

dapat menentukan keberhasilan siswa terutama dalam proses pembelajaran.

Tabel 3

Keadaan Guru di SMPN SATAP 4 Bulukumba

No Nama Guru/NIPTempat

Tanggal LahirPendidikan

TerakhirJabatan Status

1Arfah, S.Pd196904041994121004

Bulukumba,04 April 1969

S1Bahasa Indonesia,

1988

KepalaSekolah

PNS

2Muh. Husain, S.Pd/197208122010011007

Tanuntung,12 Agustus

1972

S1P K N, 1997

WakilKepsek

PNS

3Muh. Ruslan Patar/195812141981011001

Laikang,14 Desember

1958

D1Ilmu Keolahragaan,

1980Guru PNS

4 Hamzah, S.PdLuraya,

11 Mei 1971S1

Biologi, 2011Guru GTT

5 Jurhani, S.PdGunturu,

22 April 1983S1

Matematika, 2004Guru GTT

6 Nurleni, S.PdBontobeang,

28 Maret 1990S1 Bahasa

Inggris2012Guru GTT

7 Nurcaya Rajin, S.PdKajang,

31 Mei 1977S1 Bahasa

Indonesia 2012Guru GTT

8 Drs. Muhiddin, S.Pd.iPattongko,

09 April 1970

S1 PAI di UIN1995 STAI di AL-Gazali Bulukumba

2004

Guru GTT

9 Hawati M. S.PdBulukumba,15 juli 1970

S1P K N 1992

Guru GTT

Page 60: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

49

.

10 Dra. St. SuhaebahSinjai,

19 April 1977S1

Seni Budaya 1992Guru GTT

11 Evi Erlina, S.PdLaikang,

21 Juni 1986S1

PenjaskesGuru GTT

12 Asmaria, S.PdTanuntung,

05 september1990

S1Biologi

Guru GTT

13Rapiuddin Ruslan,S.Pd

Laikang,14 April 1985

S1fisika 2012

Guru GTT

14 Marniati S.PdLaikang, 13

Agustus 1990S1

KimiaGuru GTT

15 Hartatiah, S.PdKajang, 03Juni 1981

S1TIK 2012

Guru GTT

16 Hasmar, S.PdBulukumba, 05

April 1971SI

MulokGuru

PNS

17Nursaitung, S.Pd195808061982032011

Bulukumba, 08Juni 1958

SIEkonomi

Guru PNS

18Nurdayanti, S.Pd/198511092009005

Malino, 09November

1985

S1Bahasa Inggris

Guru PNS

19 Huspawati, S.PdLaikang,01

Januari 1985SI

GeografiGuru GTT

20 Hasmawati, S.PdKajang, 20April 1980

S1Sejarah

Guru GTT

Sumber Data Guru SMPN SATAP 4 Bulukumba

4. Keadaan Siswa

Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen pendidikan disekolah.

Siswa merupakan objek yang akan di bekali dan ditransformasikan ilmu pengetahuan,

sikap dan ketrampilan sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan Islam sehingga

dapat bertingkah laku dengan baik dan berakhlak mulia serta melaksanakan ajaran-

ajaran Islam dalam kehidupan.

Page 61: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

50

.

Tabel 4Keadan Siswa SMPN SATAP 4 Bulukumba

No Kelas Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 VII 10 7 17

2 VIII 8 15 23

3 IX 5 20 25

Jumlah 23 42 65

Sumber Data Kantor SMPN SATAP 4 Bulukumba

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana merupakan segala sesuatu atau upaya yang dapat digunakan sebagai

alat untuk mencapai maksud dan tujuan pendidikan yang telah ditentukan. sedangkan

prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya

suatu proses usaha, pembangunan, dan proyek yang berupa fasilitas yang tidak

bergerak, seperti bangunan fisik, sekolah yang turut menunjang terciptanya suasana

yang baik atau kondusif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Untuk mengetahui keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri SATAP 4

Bulukumba ini dapat di lihat pada tabel berikut :

Page 62: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

51

.

Tabel 5

Data sarana dan prasarana SMPN SATAP 4 Bulukumba

No Sarana dan prasarana Jumlah Keterangan

1 Ruang kepala sekolah 1 Baik

2 Ruang guru kantor 1 Baik

3 Ruang TU 1 Baik

4 Ruang perpustakaan 1 Baik

5 Ruang Kelas 3 Baik

6 Toilet Guru 1 Baik

7 Toilet Siswa 2 Baik

8 Komputer 1 Baik

9 Laboratorium 1 Baik

10 Lapangan 1 Baik

Sumber Data SMPN SATAP 4 Bulukumba 2015

Setelah melihat data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, sarana dan

prasarana di SMPN SATAP 4 Bulukumba belum sepenuhnya memadai, karena itu

perlu diadakan penambahan yang belum ada seperti mushollah, UKS, dan lain-

lainnya. Namun itu bukan satu-satunya jalan sebagai penghambat proses perwujudan

suasana religius dalam mewujudkan suasana belajar yang kondusif.

Page 63: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

52

.

6. Struktur Pengelola SMPN SATAP 4 Bulukumba

Adapun struktur pengelola kelas di SMPN SATAP 4 Bulukumba dapat

dilihat pada bagan berikut :

Struktur SMPN SATAP 4 Bulukumba

KomiteAbdul Talib

Kepala SekolahArfah

Kepala TURawati

Wakil KepsekMuh. Husain Sp.d

KurikulumHusain

KesiswaanDrs. H.Muhiddin

HumasHamzah

SaranaNurcaya Rajin

BP/BKDrs. Abdul Karim

Wali

Wali kelas VIIDrs. H. Muhiddin

Wali KelasVIII

Nurcaya Rajin

Wali Kelas IXHamzah

GuruSiswa

Page 64: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

53

.

B. Tingkat Kualitas Pemahaman Kode Etik Guru Dalam Proses Pembelajaran

Di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kec. Kajang Kab. Bulukumba

Untuk melengkapi data dalam mengetahui tingkat kualitas pemahaman kode

etik guru dalam proses pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kec. Kajang

Kab. Bulukumba, peneliti menggunakan instrumen wawancara, dimana dalam hal ini

responden yang diteliti terdiri dari 20 guru, 7 laki-laki dan 13 perempuan.

Mengenai tingkat pemahaman kualitas pemahaman kode etik guru, ada

beberapa pendapat responden SMPN SATAP 4 Bulukumba yang memberikan

komentar yang hampir sama. Beberapa dari mereka menyimpulkan bahwa kode etik

guru merupakan suatu norma, aturan-aturan, pedoman sikap atau pegangan, tata

susila dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru dalam melaksanakan

tugas atau pekerjaannya sebagai pendidik.

Pedoman sikap atau tingkah laku yang dimaksud dalam hal ini adalah

pengamalan nilai-nilai moral yang membedakan antara guru yang baik dan buruk,

yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas untuk mendidik,

membimbing, serta mengevaluasi peserta didiknya baik dalam proses belajar

mengajar maupun diluar proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan beberapa Wawancara yang dilakukan dilapangan maka dapat

dipaparkan pengolahan hasil wawancara 5 dari 20 sampel yang ada sebagai berikut :

Page 65: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

54

.

1. Pemahaman Tentang Kode Etik

Hawati M S.Pd mengutarakan bahwa kode etik adalah “Aturan yangmengikat suatu lembaga maupun anggotanya yang terhimpun didalamnyadalam bertingkah laku dan melaksanakan tugasnya secara professional”.( Wawancara 31 juli 2015 )

Selanjutnya Hasmawati S.Pd menambahkan bahwa Kode Etik adalah“Pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugasdalam hidup sehari-hari, disamping itu kode etik juga mengikat seseoranguntuk konsisten dan disiplin dalam menjalankan tugas keprofesionalannya”. (Wawancara 31 juli 2015 )

Senada dengan pendapat responden sebelumnya, Hamzah S.Pd berpendapatbahwa “Kode Etik merupakan suatu pegangan atau peraturan yang harusdijunjung tinggi oleh seorang guru, dimana kode etik ini yang menjadipatokan mereka dalam bertingkah laku dan menjalankan hak dankewajibannya”. ( Wawancara 31 juli 2015 )

Nurdayanti S.Pd juga berpendapat bahwa “Kode Etik adalah aturan-aturanyang harus dipahami dan dilaksanakan oleh pegawai atau guru dalammenjalankan tugasnya sebagai pendidik dan sebagai fasilitator dalam prosespembelajaran”. (Wawancara 31 juli 2015 )

Kemudian Jurhani S.Pd juga menambahkan bahwa “Kode Etik adalah sebuahaturan tata tertib yang harus dipatuhi oleh seorang guru sehingga iya mampubertingkah laku sesuai dengan kode etik yang telah ditetapkan, agar iyamampu melaksanakan tugas dengan baik”. ( Wawancara 31 juli 2015 )

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa responden

diatas maka dapat disimpulkan bahwa setiap lembaga khususnya sekolah haruslah

memiliki kode etik yang harus dipatuhi dan dijadikan pegangan dalam menjalankan

tugas, dalam hal ini tugas guru sebagai pendidik.

Page 66: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

55

.

Lebih lanjut, peneliti melanjutkan wawancara dengan pertanyaan yang

berbeda, kepada setiap responden. Hal ini mengenai apa yang dapat dilakukan oleh

seorang guru untuk memenuhi kualitas terhadap kode etik yang telah ditetapkan.

Salah seorang responden SMPN SATAP 4 Bulukumba.

2. Hal- hal Yang Perlu Dilakukan Untuk Memenuhi Kualitas Terhadap Kode

Etik Seorang Guru

Huspawati S.Pd memaparkan hal- hal yang perlu dilakukan untuk memenuhikualitas terhadap kode etik seorang guru.“ Yang saya lakukan untuk memenuhi kualitas terhadap kode etik guruadalah:a. Segala bentuk kekakuan dan ketakutan harus dihilangkan dari perasaananak didik, tetapi sebaliknya harus dirangsang sedemikian rupa sehingga sikapterbuka, berani mengemukakan pendapat dapat dimiliki peserta didik.b. Semua tindakan guru terhadap peserta didik harus selalu mengundangunsur kasih sayang, guru harus bersabar, ramah dan terbuka.c. Guru dan peserta didik harus dalam suatu kebersamaan orientasi agar tidakmenimbulkan konflik.” ( Wawancara 01 Agustus 2015 )

Kemudian Jurhani S.Pd menambahkan :“ Yang harus saya lakukan sebagai seorang guru dalam memenuhi kualitas

kode etik adalaha. Tetap memenuhi kewajiban/tanggung jawab sebagai guru atau pengajar.b. Berusaha memberi contoh ataupun saran yang positif sehingga dapat

membantu siswa menjalankan peraannya sebagai pelajar.c. Selalu menjadi guru yang tegas tapi juga member rasa senang kepada siswa

itu sendiri.” ( Wawancara 01 Agustus 2015 )

Selain itu Muh. Husain S.Pd juga memberikan penjelasan“ Bahwa yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam memenuhi kualitas

terhadap kode etik adalah memiliki wawasan yang luas, pemahaman ilmuyang luas dan latar belakang ilmu yang sesuai dengan disiplin ilmunyamasing-masing”.

Page 67: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

56

.

Marniati S.Pd menyebutkan bahwa :

“ Untuk memenuhi kualitas terhadap kode etik seorang guru adalah:a. Guru harus membimbing atau menanamkan sikap disiplin terhadap

peserta didiknya.b. Guru harus memelihara hubungan yang baik terhadap orangtua siswa

maupun masyarakat supaya terjalin hubungan kerjasama dalampendidikan”. ( Wawancara 01 Agustus 2015 )

Selanjutnya Hasmawati S.Pd menambahkan :

“Bahwa Untuk memenuhi kualitas terhadap kode etik maka seorang guruharus memeiliki sikap yang disiplin terhadap tugasnya sebagai seorang guru,selain itu ia juga harus memiliki wawasan yang luas agar tercipta guru yanglebih baik”.(Wawancara 01 Agustus 2015 )

Berdasarkan beberapa pendapat responden diatas maka dapat disimpulkan

bahwa betapa pentingnya dalam memenuhi kualitas kode etik seorang guru karena

apabila seorang guru atau pendidik tidak memenuhi kualitasnya maka dia akan gagal

dalam mendidik atau membimbing anak didiknya. Oleh karena itu, pada setiap

kalangan guru-guru sangatlah penting untuk menerapkan yang namanya kode etik

guru disekolah, agar guru dapat menunjang anak didiknya serta membangun kualitas

yang lebih baik dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru

yang profesional.

Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan pertanyaan yang sedikit

berbeda, yaitu mengenai apakah seorang guru sudah memenuhi standar dalam

pengajaran. Dari 20 orang responden yang diteliti terdapat 18 responden mengatakan

telah memenuhi standar. Disisi lain terdapat dua orang responden yang menyatakan

hal yang sedikit berbeda.

Page 68: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

57

.

3. Pemenuhan standar-standar dalam pengajaran

Nurcaya Rajin S.Pd mengatakan bahwa dirinya telah memenuhi standar dalam

pengajaran. ( Wawancara 01 Agustus 2015 ) Sementara itu Hartatiah S.Pd

mengatakan bahwa dirinya cukup memenuhi standar-standar dalam pengajaran.

(Wawancara 01 Agustus 2015 )

Dari beberapa hal yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa semua guru-guru dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

masing-masing. Agar dapat berjalan lancar dan memenuhi standar, sangatlah penting

untuk setiap saat memperbaharui metode dan model pengajaran oleh setiap guru

sebagai pendidik yang profesional.

Kemudian peneliti melanjutkan wawancara mengenai hal yang mendukung

guru dalam memenuhi standar kode etik.

4. Faktor pendukung guru dalam memenuhi standar kode etik guru

Jurhani S.Pd menjelaskan bahwa :“Yang mendukung untuk memenuhi standar kode etik guru yaitu adanyarancangan pelaksanaan pembelajaran, media yang digunakan, penguasaanmateri yang diajarkan serta sarana dan prasarana”. (Wawancara 01 Agustus2015 )

Selain itu Hartatiah S.Pd juga memaparkan bahwa :“Yang dilakukan untuk mendukung kegiatan sebagai seorang guru yaitusebelum pelajaran dimulai terlebih dahulu kita membimbing peserta didikuntuk membaca doa dan duduk dengan tenang karena dari dasar kesopanandan kedisiplinan sehingga kita mudah mengatur peserta didik tersebut dalamproses belajar mengajar dan juga mempunyai alat peraga yang dapatmembantu siswa untuk mengetahui nilai-nilai keagamaan dan kedisiplinan”.( Wawancara 02 Agustus )

Page 69: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

58

.

Rapiuddin Ruslan S.Pd memaparkan :“ Yang mendukung saya menumbuhkan kesadaran bahwa seorang guru harusmemiliki rasa disiplin yang tinggi serta menjalankan aturan-aturan yangditetapkan serta sarana dan prasarana cukup memadai”.( Wawancara 02Agustus 2015 )

Jurhani S.Pd kembali menambahkan bahwa :“ Yang mendukung saya untuk memenuhi standar kode etik guru yaitu adanyaRPP, media yang digunakan serta sarana dan prasarana dan pemahamanmateri”. (Wawancara 02 Agustus 2015)

Selanjutnya Huspawati S.Pd juga menambahkan bahwa yang mendukungnya

sebagai guru dalam memenuhi standar kode etik guru adalah sarana dan prasarana.

(Wawancara 02 Agustus 2015 )

Dari penjelasan tersebut diatas, penerapan kode etik merupakan hal yang

sangat penting menurut pandangan guru-guru SMPN SATAP 4 Bulukumba dimana

pengejawantahannya dalam proses pembelajaran menuntut adanya orientasi

pembelajaran yang konfensional, dimana reorientasinya tidak hanya sebatas istilah

Teaching menjadi Learning namun harus sampai pada operasional pembelajaran.

Terakhir peneliti mengajukan pertanyaan dalam wawancara mengenai kendala

dalam pengajaran.

5. kendala dalam pengajaran

Hamzah S.Pd memberikan pemaparan bahwa :

“Yang menjadi kendala dalam mengajar diantaranya adalah kurangnyaperhatian siswa terhadap pelajaran, kurangnya alat peraga pembelajaran,kondisi ruangan yang tidak kondusif, kurangnya motivasi orang tua terhadapanaknya”. ( Wawancara 02 Agustus 2015 )

Page 70: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

59

.

Menurut Muh.Husain S.Pd salah satu hal yang menjadi kendala dalam proses

pengajaran adalan tingkat kemampuan siswa yang kurang mendukung. (Wawancara

02 Agustus 2015 )

Lebih lanjut Marniati S.Pd mengemukakan

“Yang menjadi kendala saya dalam pengajaran adalah :

a. Alat peraga yang kurang memadaib. Siswa sulit diatur dalam proses belajar mengajar. ( Wawancara 02 Agustus

2015 )

Kemudian Hawati M S.Pd.i juga memberikan penjelasan bahwa “Yangmenjadi kendala dalam pengajaran adalah kurangnya fasilitas yang menunjangketerlaksanaan pengajaran disekolah seperti computer, buku ajar”. ( Wawancara 02Agustus 2015 )

Dan disisi lain pula diemukakan oleh Hamzah S.Pd bahwa :

“ Yang menjadi kendala dalam mengajar adalah :

a. Kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaranb. Kurangnya alat peraga pembelajaranc. Kondisi ruangan yang tidak memadaid. Kurangnya perhatian orangtua terhadap anaknya

Sehubungan dengan hal yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan

bahwa sikap siswa dalam proses pembelajaran haruslah dapat dikontrol dengan baik

sehingga guru dapat melaksanakan proses pembelajaran, dimana siswa telah

mencapai ketuntasan belajar dalam memahami kode etik, sehingga berhasil

menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif.

Page 71: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

60

.

Tabel 6

Data frekuensi pemahaman kode etik guru dapat diihat pada tabel berikut

No Kategori Pemahaman Nila/ Interval Frekuensi %

1 Baik 23-27 16 80 %

2 Kurang baik 19-22 4 20%

3 Tidak baik 15-18 - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Sugiyono (2013:59)

Dari tabel diatas maka dapat dikemukakan bahwa terdapat tiga jenis jumlah

persentase yang terdiri dari tiga kategori yaitu kategori baik, yang jumlahnya 80%,

kategori kurang baik 20%, dan kategori tidak baik. Dari ketiga kategori tersebut,

kategori baik yang jumlah persentasenya yang paling tinggi.

Guru merupakan tenaga professional dibidang pendidikan yang memiliki

tugas tidak hanya mengajar tapi juga mendidik, membimbing, menilai, dan

mengarahkan anak didiknya, agar mempunyai kepribadian sebagai tugas professional

guru yang mempunyai kode etik di Indonesia, dikenal juga dengan kode etik

Indonesia, yang merupakan hasil kongres PGRI X111 pada tanggal 21-25 November

1973 di Jakarta.

Page 72: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

61

.

Mulyasa dalam Hasibuan ( 2006 : 47 ), dalam Undang-undang RI No Tahun

2005 tentang guru dikemukakan bahwa organisasi profesi guru adalah perkumpulan

yang berbeda hukum yang diberikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan

profesionalitas guru.

C. Kualitas Pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba

Setelah penulis membahas tentang tingkat kualitas pemahaman terhadap kode

etik guru di SMPN SATAP 4 Bulukumba Kec. Kajang Kab. Bulukumba. Selanjutnya

penulis ingin membahas tentang kualitas pembelajaran Dimana penulis mengadakan

wawancara, pada setiap responden atau informan yang ingin memberikan penjelasan

apa komentarnya.

Kualitas pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba cukup baik. Dimana

didalam proses pembelajaran, pendidik memberikan keteladanan terhadap setiap

aspek pendidikan, diantaranya dengan melakukan proses pembelajaran yang

terencana, serta pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien. Selanjutnya

penulis menganggap bahwa guru yang menjadi objek penelitian yang terdiri dari 20

orang yang juga merupakan sampel penelitian, rata-rata memberikan jawaban yang

hampir senada dalam setiap wawancara.

Page 73: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

62

.

Tentang kualitas pembelajaran, salah satu responden memberikan komentar

Muh. Husein S.Pd :

“ Tingkat kemampuan siswa terhadap materi yang disampaikan dalam prosespembelajaran, sangat merespon, dimana siswa- siswi tersebut setelahmengikuti proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat berjalanlancar”. ( Wawancara 31 juli 2015)

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba,

siswa sebagai terdidik dan guru sebagai pendidik perlu aktif dalam setiap proses

pembelajaran. Selanjutnya responden yang lain memberikan komentar yang senada

dengan yang dikemukakan oleh Muh. Husein S.Pd. Selanjutnya responden ibu

Nurdayanti S.Pd memberikan komentar bahwa :

“ Pemahaman guru dalam menjalankan atau melaksanakan kode etik yangtelah ditentukan dapat menjadi salah satu hal yang menunjang meningkatnyakualitas pengajaran di sekolah. Selain itu, sikap siswa yang terbuka selamaproses pembelajaran dapat menjadi hal yang positif dalam menunjangpeningkatan kualitas pembelajaran itu sendiri”. ( Wawancara 31 Agustus2015)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran di SMPN

SATAP 4 Bulukumba tergolong cukup baik hal ini dibuktikan dengan hasil

wawancara yang telah dilakukan kepada responden dalam hal ini guru yang

mengatakan bahwa dengan adanya pemahaman terhadap kode etik serta kemampuan

siswa dalam memahami pembelajaran merupakan hal yang dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran disekolah.

Page 74: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

63

.

D. Pengaruh Pemahaman Kode Etik Guru Terhadap Proses Pembelajaran di

SMPN SATAP 4 Bulukumba

Dengan adanya kode etik guru berpengaruh terhadap proses pembelajaran,

dimana kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku

dan mengikat para anggotanya, lazimnya dilakukan pada suatu kongres organisasi

profesi. Dengan demikian penetapan kode etik tidak boleh dilakukan secara

perorangan, tetapi harus dilakukan oleh organisasi, sehingga orang-orang yang bukan

atau tidak menjadi anggota tidak dapat dikenakan aturan yang ada dalam kode etik

tersebut.

Salah satu responden, Marniati S.Pd memberikan komentar bahwa :“ Setelah adanya kode etik guru dan proses pembelajaran sekarang kode etiksangatlah berpengaruh terhadap proses pembelajaran.Oleh sebab itu kode etikguru selalu didasarkan pada proses pembelajaran”. ( Wawancara 01 Agustus2015)

Setelah kita ketahui bahwa kode etik itu sanagat berpengaruh terhadap proses

pembelajaran, oleh sebab itu kode etik tidak dapat terpisahkan dari yang namanya

proses belajar mengajar. Setelah responden memberikan komentar tentang kode etik

berpengaruh terhadap proses pembelajaran maka penulis mengadakan wawancara

kepada responden Huspawati S.Pd memberikan komentar bahwa :

“ Peningkatan kualitas proses pembelajaran dapat diterapkan dengan adanyakode etik, oleh karena itu proses pembelajaran selalu mengacu pada kode etik,sehingga siswa mendapatkan peningkata didalam melaksanakan prosepembelajaran”. ( Wawancara 01 Agustus 2015)

Page 75: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

64

.

Dari hasil wawancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kode

etik guru berpengaruh terhadap proses pembelajaran serta dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran.

Page 76: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

65

.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dapat penulis

simpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas pemahaman terhadap kode etik guru di SMPN SATAP 4

Bulukumba sudah dikatakan berhasil. Karena tingkat pemahaman guru dengan

jumlah persentase berada pada kategori tinggi yaitu 80%. Dengan besarnya

angka persentase tersebut dapat membuktikan bahwa tingkat pemahaman guru

terhadap kode etik dapat dikategorikan sangat baik. Dari hasil wawancara yang

telah dilakukan, kebanyakan guru mengemukakan hal yang sama dan tepat

mengenai defenisi kode etik itu sendiri.

2. Kualitas pelaksanaan pembelajaran di SMPN SATAP 4 Bulukumba, diketahui

melalui hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, dimana dalam

wawancara tersebut kebanyakan responden mengatakan bahwa proses

pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah cukup baik namun

masih perlu ditingkatkan sehingga siswa dapat memahaminya dengan baik pula.

3. Pemahaman kode etik guru berpengaruh terhadap proses pembelajaran di SMPN

SATAP 4 Bulukumba, sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, hal ini

diperoleh dari data hasil wawancara yang telah dikumpulkan dimana para guru

65

Page 77: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

66

.

mengatakan bahwa pemahaman kode etik yang tepat dapat memenuhi kualitas serta

standar pengajaran. Sekolah yang ditunjang oleh penerapan kode etik, tentunya dapat

berpengaruh terhadap proses pembelajran.

B. SARAN

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, bahwa kode

etik merupakan bagian dari guru untuk meningkatkan suatu proses pembelajaran.

Dengan adanya kode etik maka guru dan murid dapat bersikap dengan baik, agar bisa

beradaptasi baik dimasyarakat maupun dilingkungan masyarakat terutama

dilingkungan sekolah di SMPN SATAP 4 Bulukumba.

1. Diharapkan kepada guru sebagai tenaga pendidik, untuk meningkatkan minat

siswa dalam belajar dengan menerapkan model-model pembelajaran yang

menarik.

2. Diharapkan kepada guru sebagai pelaksana pendidikan agar hendaknya

meminimalizir kebosanan siswa dalam belajar dengan menyampaikan informasi

materi pembelajaran yang menarik sehingga dapat menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan.

3. Diharapkan kepada pemerintah agar lebih meningkatkan professionalisme guru

untusk menngembangkan kualitas pembelajarans baik secara moril maupun

materil.

Page 78: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

DAFTAR PUSTAKA

Al-quran Al karim.

Abdur Rahman. 1993. Pengelolaan pengajaran. Ujung Pandang. Cet IV : PT.Bintang Selatan.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Asra, Sumiati. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Anton. M. Moeliono, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Cet 111:Balai Pustaka.

Dardiri, Ahmad. 2014.Tata Krama Akademik dan Kode Etik Guru. UniversitasNegeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Galih.2009. Pengertian dan Fungsi Kode Etik. Yogyakarta. Rineka cipta.

Getteng, Rahman. 2009. Menuju Guru Profesional dan Ber-Etika. Yogyakarta :Penerbit Grha Guru.

Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta : Bumi Aksara.

Hadi Sutrisno . 1989. Statistik, jilid II Yogyakarta : Andi Offset.

Isnanto, Rizal. R. 2009. Etika Profesi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Juwariah.2007. Efektifitas Pembelajaran Tuntas. Medan : Balai diklat KeagamaanMedan.

Mariyana, Rita. 2005. Etika Profesi Guru (diakses 08 November 2014)

Mudjiono, dan Dimyati. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. BalaiPustaka.

Noor, Ferdian Adi. 2013. Pengertian, Hakikat, dan Teori Belajar danPembelajaran, Palan gkaraya : Universitas MuhammadiyahPalangkaraya.

Page 79: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

Qohar, Adnan, H. 2010, Eika dan Profesi Hukum. (diakses 08 november 2014).-8

Rahmat, Pupu Saeful. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta: vol 5. No 9 Januari-Juni 2009: 1-8.

Rohani Ahmad. 2004. Pengelola Pengajaran. Jakarata : PT. Rineka Cipta. Cat. II

Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali

Sihes, Johari Ahmad. 2010. Konsep Pembelajaran. Jakarta. Balai pustaka.

Simorangkir. 2008. Kode Etik Professional. Yogyakarta : Penerbit Grha Guru.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Soejono Soekanto. 2000. Kamus Sesiologi. Cet. I : Jakarta : CV. Rajawali.

Syah Muhibbin . 2003. Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :Rosda Karya.

Page 80: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …
Page 81: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

Proses Wawancara di SMPN SATAP 4 Bulukumba

Page 82: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

Pada Saat Proses Pembelajaran Berlangsung di SMPN SATAP 4 Bulukumba

Page 83: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI

Nama Responden :

Tempat Tanggal Lahir :

Alamat :

A. PETUNJUK1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih

dahulu isi identitas yang telah tersedia.2. Jawablah tes wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena

jawaban dari Bapak/Ibu Guru akan membantu kelengkapan data yang penulisbutuhkan.

B. DAFTAR PERTANYAAN1. Apa yang Bapak/Ibu guru pahami tentang kode etik ?

Jawaban : …………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk memenuhi kualitas terhadap kode etikseorang guru ?Jawaban : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………...

3. Apakah anda memenuhi standar-standar dalam pengajaran ?Jawaban : ……………………………………………………………………………

4. Apa yang mendukung anda sebagai guru dalam memenuhi standar kode etikguru ?Jawaban :…………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. Apa yang menjadi kendala dalam pengajaran ?Jawaban : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 84: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : DarmiatiNim : 105 190 1300 11Jurusan : Pendidikan Agama IslamJudul : Pemahaman Kode Etik Guru dan Pengaruhnya Terhadap Proses

Pembelajaran di SMPN SATAP 4 BulukumbaPembimbing : 1. Dr. Abdul Aziz Muslimin, M.Pd.IKonsultasi Pembimbing

NO Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Parafpembimbing

*Catatan :Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika sudah konsultasi kemasing-masing dosen pembimbing minimal 3 kali.Makassar , 10 Agustus 2015

Mengetahui,Ketua jurusan PAI,

Amirah Mawardi , S.Ag, M.SiNMB : 774 234

Page 85: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : DarmiatiNim : 105 190 1300 11Jurusan : Pendidikan Agama IslamJudul : Pemahaman Kode Etik Guru dan Pengaruhnya Terhadap Proses

Pembelajaran di SMPN SATAP 4 BulukumbaPembimbing : 2. Dra. Mustahidang Usman,M.SiKonsultasi PembimbingNO Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Paraf

pembimbing

*Catatan :Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika sudah konsultasi kemasing-masing dosen pembimbing minimal 3 kali. Makassar , 10 Agustus 2015

Mengetahui,Ketua jurusan PAI,

Amirah Mawardi , S.Ag, M.SiNMB : 774 234

Page 86: PEMAHAMAN KODE ETIK GURU DAN PENGARUHNYA …

RIWAYAT HIDUP

DARMIATI, lahir di Bulukumba Kelurahan Laikang

Kecamatan Kajang pada tanggal 15 Januari 1992. Anak

ke- tiga dari empat orang bersaudara, buah cinta dari

pasangan Yudin dan Hamsina. Mulai menempuh

pendidikan tahun 1997 di SDN 248 Laikang dan tamat

pada tahun 2003. Pada tahun yang sama melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 1 Herlang dan tamat pada tahun 2006. Selanjutnya

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Kajang dan tamat pada tahun 2009.

Kemudian pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Agama Islam.

Pada akhir studi, penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“Pemahaman Kode Etik Guru dan Pengaruhnya Terhadap Proses Pembelajaran di

SMPN SATAP 4 Bulukumba Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba”.