peledakan

Upload: adhitya-achmad

Post on 15-Jul-2015

185 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Pendahuluan Tujuan pekerjaan pemboran dan peledakan: Memecah atau membongkar batuan padat menjadi material yang cocok untuk dikerjakan dalam proses produksi berikutnya. Tujuan perencanaan pemboran dan peledakan pada batuan: menghasilkan batuan lepas, yang dinyatakan dalam derajat fragmentasi sesuai dengan tujuan yang akan capai. Hasil peledakan ini sangat mempengaruhi produktivitas dan biaya operasi berikutnya. Fragmentasi batuan dapat dikontrol dengan merubah pola pemboran atau mengatur powder faktor atau menggunakan kombinasi kedua faktor tersebut. Batuan dan Bahan Peledak Sifat-sifat batuan yang penting: Kekerasan: Tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi. Kekerasan dipakai untuk mengukur sifatsifat teknis dari material batuan. Abrasiveness: Parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor. Abrasiveness tergantung pada komposisi batuan. Keausan mata bor sebanding dengan komposisi batuan tersebut. Kandungan kuarsa dalam batuan biasanya dianggap sebagai petunjuk yang dapat dipercaya untuk mengukur keausan mata bor (drill bit). Tekstur: Struktur butiran dari batuan dan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat porositas, looseness density dan ukuran butir. Tekstur juga mempengaruhi kecepatan pemboran. Struktur: Rekahan, patahan, bidang perlapisan schistosity dan jenis batuan, dip, strike. Semuanya mempengaruhi kekuatan struktur dari batuan. Stuktur batuan mempengaruhi kelurusan lubang bor dan kecepatan pemboran. Breaking characteristic: menggambarkan sifat batuan apabila dipukul dengan palu. Setiap jenis batuan mempunyai sifat khusus dan derajat kerusakan yang

berhubungan dengan dengan tekstur, komposisi mineral dan strukturnya. Rock Drillability: Kecepatan penetrasi dari mata bor ke dalam batuan. Rock drillability adalah fungsi dari beberapa sifat batuan, seperti: komposisi mineral, tekstur, ukuran butiran, derajat pelapukan dan lain sebagainya. Rock Blastability: Tahanan batuan terhadap peledakan dan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan batuan. Dalam batuan yang keras dan padat peledakan dapat dikontrol dengan baik. Sedangkan dalam batuan yang banyak celahnya sebagian energi dari bahan peledak hilang ke dalam rekahan dan peledakan susah untuk dikontrol. Salah satu aspek pendukung keberhasilan operasi peledakan adalah pengetahuan tentang metode peledakan, dan berbicara tentang metode peledakan, maka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai perlengkapan dan peralatan peledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan. Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan, perlu hendaknya lebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Perlengkapan peledakan (blasting supplies / blasting accessories) adalah semua bahan atau kelengkapan yang dapat digunakan hanya untuk satu kali peledakan saja. Contohnya adalah sumbu api, detonator, sumbu ledak, dan sebagainya. Peralatan peledakan (blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali dalam proses peledakan. Contohnya adalah blasting machine, dan sebagainya. Pada awal digunakannya, bahan peledak dibuat hanya berdasarkan naluri manusia. Kemudian mengalami perkembangan secara bertahap. Hingga sampai saat ini, industri bahan peledak komersil telah menghasilkan bahan-bahan peledak berbagai jenis dan untuk bermacam-macam keperluan. Dalam 15 tahun terakhir, terjadi perkembangan yang mantap dengan

ditemukannya bahan peledak jenis water gel dan ammonium nitrat. Perkembangan ini mengakibatkan perubahan secara tajam dalam industri bahan peledak, yang semula hanya mengandalkan pada bahan peledak jenis dinamit (bahkan lebih awal lagi adalah black powder). Bahan peledak (handak) adalah suatu bahan kimia yang berupa senyawa tunggal atau campurannya yang berbentuk padat atau cair, yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal dapat bereaksi dengan kecepatan tinggi dan akan berubah menjadi bahan-bahan yang lebih stabil yang sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai dengan panas dan tekanan yang sangat tinggi. Pada pekerjaan tambang, tujuan penggunaan bahan peledak adalah untuk membongkar batuan / bahan galian dari batuan induknya. Sedangkan dalam tahap konstruksi seperti pembuatan lubang bukaan pada tambang bawah tanah, umumnya selalu menggunakan bahan peledak pula. Secara garis besarnya, jenis bahan peledak diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Bahan peledak mekanis (mechanical explosives). 2. Bahan peledak kimia (chemical explosives). 3. Bahan peledak nuklir (nuclear explosives). Berdasarkan lapangan penggunaannya, bahan peledak dibagi atas : 1. Bahan peledak militer (untuk kepentingan militer). 2. Bahan peledak komersil / industri (untuk keperluan pekerjaan sipil, tambang, dll), umumnya dari bahan peledak kimia. Berdasarkan kecepatan reaksinya, bahan peledak dibagi 2 jenis, yaitu: 1. Bahan peledak kuat (high explosives). 2. Bahan peledak lemah (low explosives). Bahan peledak mekanis Senyawa dalam bahan peledak mekanis akan segera bereaksi dan berubah menjadi gas akibat suatu elemen panas yang dimasukkan ke dalam bahan peledak tersebut. Contohnya adalah cardox, yaitu bahan

peledak yang terdiri dari suatu tabung dengan penutup yang mudah retak yang berisi CO2 cair. Bahan peledak kimia Berdasarkan kecepatan reaksinya bahan peledak ini dibagi dua, yaitu: a. Bahan peledak kuat. Bahan peledak ini memiliki kecepatan reaksi sangat tinggi, yaitu 5.000 24.000 fps (1-6 mil perdetik). Tekanan yang dihasilkan juga sangat tinggi 50.000 4.000.000 psi. Sifat reaksinya adalah detonasi, yaitu penyebaran gelombang kejut (shock wave). Bahan peledak kuat ini dibagi 2 macam lagi, yaitu: - primary explosives , yaitu bahan peledak yang mudah meledak bila terkena api, benturan, atau gesekan, misalnya PbN6, Hg(ONC)2, yaitu untuk bahan isi detonator. - secondary explosives , yaitu bahan peledak yang hanya akan meledak apabila ada ledakan yang mendahuluinya, misalnya ledakan dari sebuah detonator atau primer. Contohnya adalah TNT (Tri Nitro Toluene) dan PETN. b. Bahan peledak lemah. Bahan peledak ini (low explosives) memiliki kecepatan reaksi rendah (