pelatihan pramusaji di rumah makan soto ojolali …
TRANSCRIPT
14
PELATIHAN PRAMUSAJI DI
RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Dalam menempuh Ujian Akhir
Program Diploma III
Oleh :
Rangga Andita Pratama
Nomor Induk : 201218752
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN TATA HIDANGAN
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA
BANDUNG
2016
15
Bandung, ……………..….2016 Bandung, …..........……….2016
Pembimbing I Pembimbing II
ER Ummi Kalsum, S.Sos, MM.Par Dra. Retno Budi Wahyuni, MM CHE
NIP. 19730723 199503 2 001 NIP. 19620730 198803 2 001
Bandung, ……...…………... 2016
Menyetujui :
Kepala Bagian Administrasi Akademik
Dan Kemahasiswaan
Drs. Alexander M. Reyaan, S.Sos, MM
NIP. 19630915 198603 1 001
16
Bandung, ……...…………... 2016
Mengesahkan :
KETUA SEKOLAH TINGGI PARWISATA BANDUNG
Drs. Anang Sutono, MM.Par, CHE
NIP. 19650911 1992031 1 001
SURAT PERNYATAAN MAHASISWA
17
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Rangga Andita Pratama
Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya / 21 Mei 1993
NIM : 20118752
Jurusan : Hospitaliti
Program Studi : Manajemen Tata Hidangan
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Tugas Akhir yang saya buat ini merupakan hasil karya dan hasil
penelitian saya sendiri.
2. Tugas Akhir ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan dari tim pembimbing.
3. Dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka
4. Surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, dan sanksi
lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini serta
peraturan-peraturan terkait lainnya.
5. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, 30 November 2015
Rangga Andita Pratama
NIM. 201218752
18
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan karunia-Nya yang sangat besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “PELATIHAN
PRAMUSAJI DI RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK
BANDUNG”. Sebagai syarat dalam menyelesaikan program Diploma III Jurusan
Hospitaliti, Program Studi Manajemen Tata Hidangan di Sekolah Tinggi
Pariwiwata Bandung.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini,maka penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih, antara lain
kepada:
1. Bapak Drs. Anang Sutono, MM.Par.,CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
2. Bapak Drs. Alexander Reyaan, MM selaku Kepala Bagian Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan.
3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, BA, MM.Par.,CHE selaku Ketua Jurusan
Manajemen Hospitaliti.
4. Bapak Budi Wibowo, SE, MM.Par.,CHE selaku Ketua Program Studi
Manajemen Tata Hidangan.
5. Ibu ER Ummi Kalsum, S.Sos, MM.Par selaku dosen pembimbing I, yang telah
membimbing dan membantu penulis selama mengerjakan tugas akhir ini.
19
6. Ibu Dra. Retno Budi Wahyuni MM, CHE selaku dosen pembimbing II, yang
telah membimbing dan membantu penulis selama mengerjakan tugas akhir ini.
7. Kedua Orang Tua dan Adik-adikku atas doa serta dukungan moril maupun
materil yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
8. Seluruh staff pengajar dan karyawan Program Studi Manajemen Tata
Hidangan dan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
9. Ibu Rika Setiani, SE selaku Restaurant Manager yang telah banyak membantu
penulis dalam pengumpulan data Tugas Akhir ini.
10. Seluruh teman-teman manajemen Tata Hidangan 6A 2012 Program B yang
selalu bekerjasama, membantu, dan memberi dukungan penuh selama kurang
lebih 3 tahun ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dan menolong penulis dalam menyelesaikan penulisan
Tugas Akhir ini.
Akan menjadi suatu kebanggaan bagi penulis apabila Tugas Akhir ini dapat
memberi banyak manfaat dan keuntungan bagi semua pihak yang membutuhkan,
penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih memerlukan
banyak saran serta kritik yang membangun dari pembaca dan semua pihak yang
berkepentingan.
Bandung, 25 November 2015
Penulis
20
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 9
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 9
D. Metode Penelitiandan Teknik Pengumpulan Data ................... 10
E. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 13
BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI
BANDUNG
A. Sejarah Rumah Makan Soto Ojolali Bandung........................... 14
B. Fasilitas Dan Jam Oprasional Pramusaji Di Rumah Makan
Soto Ojolali Rancaekek Bandung .............................................. 15
C. Struktur Organisasi Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek
Bandung ..................................................................................... 17
21
D. Tinjauan Mengenai Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
Pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek
Bandung
................................................................................................... 21
E. Tinjauan Mengenai Perencanaan dan Pelaksanaan
Pelatihan Pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung
.................................................................................................. 25
F. Tinjauan Mengenai Evaluasi Pelatihan Pramusaji di
Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung .................... 36
BAB III ANALISIS PERMASALAHAN
A. Analisis Identifikai Kebutuhan Pelatihan Pramusaji di
Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ..................... 44
B. Analisis Perencanaan dan Pelaksanaan Pelatihan Pramusaji
di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ................. 53
C. Analisis Evaluasi Pelatihan Pramusaji di Rumah Makan
Soto Ojolali Rancaekek Bandung .............................................. 55
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 68
B. Saran ........................................................................................ 70
22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. ... 72
LAMPIRAN .................................................................................................... 74
BIODATA ....................................................................................................... 87
23
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Struktur Organisasi di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung
........................................................................................................... 18
2. Langkah-langkah evaluasi pelatihan di Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung .......................................................................... 38
24
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Keluhan Konsumen Mengenai Pramuaji Di Rumah Makan Soto
Ojolali Rancaekek Bandung ............................................................... 8
2. Jumlah Karyawan Di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek
Bandung .............................................................................................. 18
3. Latar Belakang Pendidikan Pramusaji di Rumah Makan Soto
Ojolali Rancaekek Bandung ............................................................... 21
4. Lama Kerja Pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek
Bandung .............................................................................................. 19
5. Usia Pramusaji Di Rumah Makan Soto Ojolai Rancaekek Bandung . 20
6. Bobot Nilai ......................................................................................... 21
7. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan Pramusaji di Rumah Makan
Soto Ojolali Rancaekek Bandung ....................................................... 24
8. Tanggapan Mengenai Perencanaan Program Pelatihan Pramuaji
di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung .......................... 28
9. Perencanaan Program Materi Pelatihan Pramusaji di Rumah
Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ........................................... 29
10. Pelaksanaan Metode Pelatihan Pramusaji di Rumah Makan Soto
Ojolali Rancaekek Bandung ............................................................... 33
25
11. Pelaksanaan Pelatihan Pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung ........................................................................... 34
12. Evaluasi Pelatihan Pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung ........................................................................... 39
13. Manfaat Evaluasi Pelatihan Pramusaji Di Rumah Makan Soto
Ojolali Rancaekek Bandung ............................................................... 40
14. Tanggapan Pramusaji Mengenai Program Pelatihan Pramusaji
Di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ......................... 41
26
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Pedoman Wawancara ........................................................................ 74
2. Surat Keterangan Kuesioner Untuk Pramusaji .................................. 76
3. Karakteristik Pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung ........................................................................... 78
4. Kuesioner Identifikasi Kebutuhan Pelatihan Pramuaji di Rumah
Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ........................................... 79
5. Kuesioner Perencanaan Program Pelatihan Pramusaji di Rumah
Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ........................................... 80
6. Kuesioner Perencanaan Materi Pelatihan Pramusaji di Rumah
Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ........................................... 81
7. Kuesioner Metode Pelatihan Yang Digunakan Pada Perencanaan
Pelatihan Pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek
Bandung .............................................................................................. 82
8. Kuesioner Pelaksanaan Pelatihan Pramusaji di Rumah Makan
Soto Ojolali Rancaekek Bandung ....................................................... 83
9. Kuesioner Evaluasi Pelatihan Pramusaji di Rumah Makan Soto
Ojolali Rancaekek Bandung ............................................................... 84
10. Kuesioner Manfaat Evaluasi Pelatihan Pramusaji di Rumah
Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ........................................... 85
27
11. Kuesioner Tanggapan Pramusaji Mengenai Pelaksanaan
Pelatihan di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung .......... 86
28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Restoran atau rumah makan merupakan usaha bisnis yang harus di
kelola secara professional dan memiliki kompentesi sesuai dibidangnya
sehingga dapat memberikan pelayanan dan menyediakan produk yang
berkualitas kepada konsumen. Hal ini di perjelas oleh Mertayasa (2012:2),
“Restoran adalah suatu ruangan atau tempat dimana tamu dapat membeli dan
menikmati makanan dan minuman bagi tamu yang memerlukannya. Pada
hotel besar biasanya terdapat lebih dari satu restoran”.
Dengan demikian bisnis restoran atau rumah makan sangat di tunjang
oleh sumber daya manusia yang merupakan unsur utama dalam hal mengelola
restoran atau rumah makan dikarenakan sumber daya manusia itu sendiri yang
mengendalikan usaha tersebut.
Adapun macam–macam restoran menurut Mertayasa (2012:7)
-A’la Carte Restaurant
-Table D’hote Restaurant
-Coffee Shop atau Brasserie
-Cafetaria atau Cafe
-Canteen
-Continental Restaurant
29
-Carvery
-Inn Tavern
-Discotheque
-Family Type Restaurant
Jika dikategorikan Rumah Makan Soto Ojolali Bandung termasuk ke
Family Type Restaurant karena dari segi makanan dan minuman yang
dihidangkan harganya relatif terjangkau, dan dari segi tamu kebanyakan tamu
keluarga dan rombongan.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam suatu perusahaan di samping faktor yang lain seperti modal. Oleh
karena itu, Sumber Daya Manusia harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi
dalam perusahaan yang dikenal dengan Manajemen Sumber Manusia
(MSDM).
Manajemen sumber daya manusia yang sering juga disebut dengan
manajemen personalia oleh para penulis didefinisikan secara berbeda.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasibuan (2007:10) : “MSDM adalah
ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien yang membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat”.
30
Salah satu ciri sumber daya manusia yang berkualitas adalah memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai. Latihan dan
pengembangan secara konseptual dapat juga mengubah pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan pegawai terhadap pekerjaannya.
Pelatih atau instruktur yaitu seorang atau tim yang memberikan
latihan/pendidikan kepada para karyawan. Pelatih (trainer) memberikan
peranan penting terhadap kemajuan kemampuan para karyawan yang akan
dikembangkan. Pelatih yang akan melaksanakan pengembangan (development
= training education) adalah pelatih internal, eksternal, serta gabungan
internal dan eksternal.
Adanya pelatihan dan pengembangan kemampuan dan pengetahuan
akan sangat berpengaruh pada kualitas kerja pramusaji di suatu restoran
karena, semakin bagus pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kerja yang
dimiliki karyawan, pastinya akan berdampak pada kebaikan produktifitas
karyawan. Kemampuan kerja inilah yang dapat menciptakan suatu pelayanan
yang mampu memberikan kepuasan terhadap tamu yang juga berdampak baik
pada peningkatan pendapatan restoran tersebut.
Adapun pengertian pelatihan itu sendiri menurut Dessler (2006 :
280) : “Pelatihan merupakan proses mengajar keterampilan yang dibutuhkan
karyawan untuk melakukan pekerjaannya”.
Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan
dankeahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan
31
mampumelaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik sesuai dengan
standar.
Adapun tahapan perencanaan pelatihan menurut Tanjung (2012:1) :
1. Identifikasi Kebutuhan
2. Perencanaan Pelatihan
3. Pelaksanaan Pelatihan
4. Evaluasi Pelatihan
Ada beberapa faktor yang akan meningkatkan seseorang untuk memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan diantaranya dilakukan pelatihan.
Menurut Hasibuan (2007:72), terdapat 2 jenis pelatihan yaitu pelatihan secara
informal dan formal.
Pelatihan secara informal yaitu karyawan atas keinginan dan usaha
sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku
literature yang ada hubugannya dengan pekerjaan atau jabatannya.
Pengembangan secara informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut
berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan
kerjanya. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan karena prestasi kerja karyawan
semakin besar, disamping efisiensi dan produktivitasnya juga semakin baik.
Pelatihan secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk
mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun
yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan.
Pengembangan secara formal dilakukan perusahaan karena tuntutan pekerjaan
32
saat ini ataupun masa depan, yang sifatnya nonkarier atau peningkatan karier
seseorang karyawan.
Di makalah penelitian ini, penulis mendefinisikan pelatihan sebagai
suatu proses atau kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan seseorang atau pegawai yang salah satunya
berfungsi untuk merealisasikan tujuan organisasi. Pelatihan biasanya
dilakukan sesuaikan dengan kebutuhan organisasi, diberikan dalam waktu
yang relatif pendek dan untuk membekali seseorang dengan keterampilan
kerja.
Tujuan umum dari pelatihan adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif
b. Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara rasional
c. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan
kerjasama dengan teman-teman pegawai dan dengan manajemen
(pimpinan).
Tepatnya di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung saat ini
membutuhkan pramusaji yang memiliki keterampilan yang sangat baik dan
berkualitas agar bisa menciptakan suatu bentuk pelayanan yang produktifitas
dan berkualitas tinggi yang bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi tamu
dan keuntungan bagi perusahaan.
33
Namun selama ini belum dilakukan dalam program pelatihan terencana.
Dalam setiap program pelatihan, seringkali topik pelatihan tidak sesuai dengan
apa yang dibutuhkan. Dalam pemilihan calon peserta manajemen dirasakan
kurang selektif memilih dan mengikut sertakan peserta pelatihan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan pun pelaksanaannya tidak sesuai
dengan yang dirancakan. Misalnya materi pelatihan Handling Complain,
Suggestive Selling, English Training dan Hygiene & Sanitation yang
direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal dan hari yang telah ditetapkan
namun pelaksanaannya tidak terlaksana dan hanya materi Hygiene &
Sanitation dan Suggestive Selling yang terlaksana. Selama ini belum
dilakukannya evaluasi oleh pihak manajemen terhadap program pelatihan,
sehingga kurang diketahui dampak ketercapaian pelatihan sesuai dengan
tujuan atau tidak, juga pegawai yang sudah mengikuti pelatihan merasa
kurang puas dengan kegiatan pelatihan yang telah mereka ikuti.
Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung merupakan perusahaan
dalam bidang produksi makanan dan minuman yang berlokasi di Jalan Raya
Cipasir Km. 22 No. 192 Rancaekek Bandung. Penulis melakukan penelitian
dengan wawancara langsung kepada manajer Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek. Penulis melihat permasalahan yang ada di Rumah Makan Soto
Ojolali Rancaekek khususnya para pramusaji yang diduga diakibatkan oleh
pramusaji yang tidak bisa melakukan pekerjaan secara efektif sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini yang berdampak kepada
34
konsumen menjadi tidak puas dan sebagian mengeluh dengan pelayanan
pramusaji.
Bila hal seperti ini dibiarkan terjadi, maka kinerja yang dimiliki
pramusaji tidak dapat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak
manajemen. Maka hal yang menjadi salah satu indikator adalah banyaknya
keluhan dari segi pelayanan terhadap tamu juga menurunnya produktifitas
kerja pramusaji secara keseluruhan di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek
Bandung.
Menurut hasil data keluhan konsumen, konsumen yang berkunjung
mengeluh dikarenakan pelayanan pramusaji yang lama dan minimnya
pengetahuan mengenai menu makanan atau Product Knowledge yang
mengakibatkan kekurang nyamanan yang dirasakan oleh konsumen.
Berikut adalah tabel keluhan konsumen dari manajemen di Rumah
Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung mengenai dengan pramusaji periode
(Juni – Agustus) :
35
TABEL 1.1
KELUHAN KONSUMEN MENGENAI PRAMUSAJI
No Jenis Keluhan Bulan
Juni
Bulan
Juli
Bulan
Agustus
Total
Responden
1. Hygiene & Sanitation 7 13 5 25
2. English 6 5 6 17
3. Product Knowledge 4 5 4 18
4. Grooming 8 5 5 13
5. Kecepatan Melayani 9 8 10 27
Total 100
Sumber: Manajemen Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung 2015
Maka dari itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di
Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung, penulis mendapati bahwa
kinerja para pramusaji belum maksimal dalam memberikan pelayanan kepada
tamu sehingga muncul adanya keluhan dari tamu yang disebabkan kurangnya
pelatihan kepada pramusaji. Manajemen di Rumah Makan Soto Ojolali juga
telah mengiedntifikasi permasalahan yang terdapat pada pelatihan yang telah
direncanakan namun pelaksanannya tidak sesuai dengan apa yang
direncanakan. Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, penulis
merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pelatihan
pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung dan berusaha
mengevaluasi hal-hal yang mempengaruhinya. Maka berdasarkan pada latar
belakang masalah diatas, penulis menyusun tugas akhir dengan mengambil
36
judul : PELATIHAN PRAMUSAJI DI RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI
RANCAEKEK BANDUNG.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada permasalahan tersebut diatas, maka penulis
mengidentifikasi masalah yang akan diteliti di Rumah Makan Soto Ojolali
Bandung adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Identifikasi Kebutuhan Pelatihan Pramusaji di Rumah Makan
Soto Ojolali Rancaekek Bandung?
2. Bagaimana Perancanaan dan Pelaksanaan Pelatihan Pramusaji di Rumah
Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung?
3. Bagaimana Evaluasi Pelatihan Di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek
Bandung?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Formal
Tujuan formal dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat akademik dalam kelulusan pendidikan
Diploma III jurusan Manajemen Perhotelan Program Studi Manajemen
Tata Hidangan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
2. Tujuan Operasional
Adapun tujuan operasional dari penulisan tugas akhir ini antara lain yaitu :
37
a. Untuk mengetahui sejauh mana analisa kebutuhan pelatihan pramusaji
Rumah Makan Soto Ojolali Bandung Rancaekek.
b. Untuk dapat menjadi salah satu masukan dalam dunia pariwisata,
khususnya bidang perhotelan.
c. Untuk memperluas wawasan berfikir dan penerapan studi yang didapat
selama menjalani masa perkuliahan dalam menganalisa suatu masalah
dan mengupayakan pemecahannya.
D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode Deskriptif, yaitu metode
penelitian terhadap masalah yang aktual, dimana penulis melakukan
pencarian, pengumpulan dan pencatatan data atau fakta relevan dan sesuai
dengan permasalahan yang ada serta mengupayakan jalan
penyelesaiannya.
Pengertian dari metode deskriptif analitis sebagaimana yang
dikemukakan Sugiyono (2014:207) : “Metode Deskriptif adalah metode
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi”.
38
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan, penulis
menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Penulis melakukan tehnik peninjauan langsung untuk
mengidentifikasi masalah yang ada di lokasi penelitian. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014:203) : “Observasi sebagai
teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisoner.
Kalau wawancara dan kuisoner selalu berkomunikasi dengan orang,
maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek obyek
alam yang lain”.
b. Wawancara
Penulis melakukan pembicaraan langsung dengan HR Manager
Rumah Makan Soto Ojolali Bandung Rancaekek yang bersangkutan
sesuai dengan masalah yang sedang dibahas sehingga data yang
diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan relevan. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014:194) : “Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau
39
kecil, terdapat dua jenis wawancara yakni wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur”.
c. Kuesioner
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan instrument
pengumpulan data. Instrument tersebut berupa kuesioner yang akan
diberikan kepada tamu, waiter/waitress yang bersangkutan untuk
mendapatkan data yang kemudian akan diukur menggunakan skala
yang bertujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat mengenai
apa yang akan diteliti. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2014:134) : “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian”.
40
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis melakukan penelitian di
Rumah Makan Soto Ojolali yang berlokasi di Jalan Raya Cipasir Km.22
No.192 Rancaekek Bandung, Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan penulis dimulai dari bulan Agustus
sampai dengan bulan November, 2015.
41
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Singkat Rumah Makan Soto Ojolali Bandung
Soto Ojolali Bandung adalah soto asli dari Bandung walaupun namanya
terdengar seperti bahasa Jawa, soto ini bukanlah berasal dari jawa, soto ini tidak
berkuah santan dan tidak disertai dengan suwiran ayam seperti khas nya soto lainnya,
soto ini berkuah bening dengan irisan lobak tipis, kacang kedelai dan potongan
daging sapi berbentuk kubus Soto Ojolali ini mulai berdiri pada tahun 1939.
Pada awalnya Soto Ojolali ini bernama Soto Karta Endi diambil dari nama
pendiri nya yang bernama Karta dan Endi, karena pelafalan nya yang terkesan rumit
pelanggan menciptakan nama sendiri untuk Soto Karta Endi, maka dari itu pelanggan
mengganti nama nya menjadi Soto Ojolali yang berarti “Jangan Lupa”, Soto Ojolali
Awalnya dijual secara berkeliling dikawasan Cibadak, Pasar Baru, Stasiun Kereta
Api Bandung, PasirKaliki, dan Alun – Alun Bandung, Pada Tahun 1939 Karta dan
Endi tidak menjual soto mereka secara berkeliling lagi tetapi mereka mulai
membangun tenda yang terletak di kawasan cibadak, dan seiring berjalan nya waktu
soto mereka mulai terdengar luas dan akhirnya Pendiri mulai meperbesar rumah
makan mereka, dan sampai sekarang mereka sudah mempunyai beberapa cabang di
beberapa tempat seperti di Yogya Kepatihan, Jalan Raya Rancaekek, BTC ( Bandung
Trade Center), Jalan Laswi, MTC (Metro Trade Centre), Yogya Sunda, Yogya Riau
Junction, Jalan KH.Ahmad Dahlan, dan sampai sekarang yang menjalankan bisnis
adalah generasi keempatnya.
42
B. Fasilitas dan Jam Operasional Pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung
Selain lokasi yang strategis, fasilitas dalam suatu bidang usaha makanan dan
minuman sangatlah penting dan juga menentukan kelangsungan serta menunjang
perkembangan perusahan. Adapun fasilitas yang dimiliki oleh Rumah Makan Soto
Ojolali Bandung ini sebagai berikut :
1. Kapasitas Tempat Duduk
a. Delapan belas buah meja dengan kapasitas tempat duduk sebanyak lima puluh
buah kursi yang berada di dalam bangunan rumah makan.
b. Enam buah lesehan dengan kapasitas sebanyak seratus orang yang berada di
dalam lesehan rumah makan.
2. Kitchen
Tempat pengolahan makanan yang menyediakan menu Soto Ojolali,
Khas Sunda dan Fresh Seafood, Yang akan dijual kepada tamu.
3. Pantry
Tempat pengolahan minuman yang menyediakan berbagai macam juice
dan juga minuman lainnya, Yang akan dijual kepada tamu.
4. Kasir
Tempat dimana pembeli atau tamu membayar apa yang mereka beli dan
makan baik secara cash maupun menggunakan credit card.
5. Mushola
Tempat dimana untuk melakukan ibadah bagi umat islam.
6. Toilet
Toilet berada di rumah makan disediakan untuk para tamu.
7. Parkir Area
43
Rumah Makan Soto Ojolali memiliki lapangan parkir yang luas dapat
memuat kurang lebih 30 Mobil dan 20 Motor. Jam operasional rumah makan Soto
Ojolali Bandung di mulai dari pukul 08.00 WIB-22.00 WIB sedangkan pembagian
shiftnya yaitu :
Morning Shift : 07.00 WIB – 15.00 WIB
Afternoon Shift : 14.00 WIB – 22.00 WIB
Dibawah ini merupakan Job Description pramusaji Di Rumah Makan
Soto Ojolali Bandung :
Opening Restaurant :
1. Opening restaurant, seperti menyiapkan table number, tissue, toothpick, dan
condimant di setiap meja.
2. Merapihkan meja dan kursi.
3. Merapihkan laci yang berisi kumpulan cutleries, dan membersihkan laci apabila
terlihat kotor.
4. Membersihkan ruangan restaurant.
5. Menyiapkan menu list dan board slip order.
Closing Restaurant :
1. Mengangkat table number, tissue, toothpick, dan condiment di setiap meja.
2. Membersihkan meja dan merapihkan kursi.
3. Membersihkan ruangan restaurant.
4. Menutup cashier.
5. Mematikan lampu restaurant.
44
C. Struktur Organisasi Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung
Pada umumnya struktur organisasi di dalam suatu perusahaan adalah suatu
susunan dan hubungan antara setiap bagian serta posisi yang ada pada suatu
organisasi atau dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.Dalam sebuah perusahaan sistem organisasi kekuasaan berjalan
secara langsung dari atasan kepada bawahan, langsung dari pihak manajemen atau
manajer kepada orang-orang atau pegawai yang mana setiap orang memiliki
tanggung jawab pekerjaan masing-masing berdasarkan bidangnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Hasibuan (2007:5), yaitu : “Organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu”. Berikut ini adalah stuktur organisasi di Rumah Makan Soto Ojolali
Bandung :
GAMBAR 2.1
STRUKTUR ORAGANISASI
RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
Sumber : Manager Operasional Rumah Makan Soto Ojolali Bandung, 2015
Owner
Manager Oprasional
Service Kitchen Dishwasher
HRD
Security
45
TABEL 2.1
JUMLAH KARYAWAN
RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
Sumber : Manager Operasional Rumah Makan Soto Ojolali
Bandung,2015
TABEL 2.2
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PRAMUSAJI DI
RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI BANDUNG
PENDIDIKAN TERAKHIR JUMLAH
SD -
SMP 2
SMA/SEDERAJAT 4
DIPLOMA I,II,III -
SARJANA -
Sumber : Hasil olahan data kuisioner pramusaji di Rumah Makan Soto
Ojolali Bandung, 2015
Berdasarkan dari tabel diatas, hasil data yang diperoleh, maka latar
belakang tingkat pendidikan pramusaji paling banyak adalah lulusan SMA
dengan jumlah 4 orang pramusaji, lulusan SMP 2 orang pramusaji.
NO JABATAN JUMLAH
1 HRD 1
2 Manager Oprasional 1
3 Kitchen 4
4 Service 6
5 Dishwasher 2
6 Security 2
TOTAL 14
46
TABEL 2.3
LAMA KERJA PRAMUSAJI DI
RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI BANDUNG
Sumber : Hasil olahan data, 2015
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa masa lama kerja
Pramusaji kurang dari 1 tahun sebanyak 3 orang pramusaji, 2 tahun sebanyak
2 orang pramusaji sedangkan 5 tahun ke atas sebanyak 1 orang pramusaji.
TABEL 2.4
USIA PRAMUSAJI DI RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI
BANDUNG
Sumber : Hasil olahan data, 2015
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa usia pramusaji di
Rumah Makan Soto Ojolali Bandung. Bila dilihat kurang dari 20 tahun
sebanyak 3 orang, 20-25 tahun sebanyak 2 orang, 25-30 tahun sebanyak 1
orang.
LAMA KERJA JUMLAH
KURANG DARI 1 TAHUN 3
1 - 3 TAHUN 2
LEBIH DARI 3 TAHUN 1
USIA KARYAWAN JUMLAH
KURANG DARI 20 TAHUN 3
20 - 25 TAHUN 2
LEBIH DARI 25 TAHUN 1
47
Untuk mengetahui sejauh mana persepsi pramusaji di Rumah Makan
Soto Ojolali Rancaekek Bandung setelah ditinjau dari penilaian, pelaksanaan
dan evaluasi pelatihan yang telah diberikan, maka penulis mencoba
melakukan analisis dengan menggunakan skala likert seperti yang
diungkapkan oleh Sugiyono (2014:73) bahwa “Skala Likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi orang atau kelompok
orang tentang fenomena sosial.”
TABEL 2.5
BOBOT NILAI
No. Kriteria Jawaban Nilai
1. Baik (B) 3
2. Cukup (C) 2
3. Kurang (K) 1
Sumber: Sugiyono, 2014
D. Tinjauan Mengenai Identifikai Kebutuhan Pramusaji di Rumah Makan Soto
Ojolali Rancaekek Bandung
Pelatihan merupakan aspek yang sangat dibutuhkan dalam upaya
menilai kinerja pramusaji. Pemberian pelatihan yang tepat pada pramusaji
akan memudahkan sebuah restoran mencapai target yang ditentukan. Untuk
mengetahui dapat diterapkan atau tidak suatu pelatihan, maka langkah awal
yang perlu dilakukan yaitu menentukan kebutuhan pelatihan bagi pramusaji.
Penentuan kebutuhan semata-mata harus sejalan dengan kebutuhan
48
organisasi. Menurut Bernandin dan Rusell (2008:298) “A Needs Assesment is
a systematic, objective determination of training needs, which involves
conducting three primary types of analysis. The three analysis consist of an
organizational analysis, a job analysis and a person analysis”. Dari
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa penelitian kebutuhan adalah
sistematika, penentuan pendidikan dan pelatihan yang diperoleh dari tiga
jenis analisis. Ketiga analisis tersebut adalah analisis organisasi, analisis
pekerjaan, dan analisis individu.
Untuk mengetahui diperlukannya suatu pelatihan atau tidak maka
identifikasi merupakan cara yang dapat digunakan untuk menentukan
pelatihan tersebut.
Ada banyak cara untuk melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan. Ada 5
analisis kebutuhan pelatihan menurut Goldstein dan Bukton (2010:46-47)
yaitu:
a. Analisis Organisasi
Menganalisis tujuan dari organisasi, sumber daya yang ada dan juga
lingkungan dari organisasi yang sesuai dengan realita. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengadakan survey mengenai sikap pegawai terhadap kepuasan
kerja, persepsi pegawai, dan sikap pegawai dalam administrasi.
b. Analisis job dan tugas
49
Analisis job dan tugas merupakan dasar untuk mengembangkan program
job-training. Sebagai program training dimaksudkan untuk membantu pegawai
meningkatkan pengetahuan, skill, dan sikap terhadap suatu pekerjaan.
c. Analisis pegawai
Kebutuhan training pegawai dapat dianalisis secara individu maupun
kelompok.
d. Kebutuhan individu dari pelatihan
Analisis kebutuhan individu dari pelatihan dapat dilakukan dengan cara
observasi oleh supervisor, evaluasi pelatihan, kartu kontrol kualitas, dan tes
keterampilan pegawai.
e. Kebutuhan kelompok dari pelatihan
Kebutuhan kelompok dari pelatihan dapat diprediksi dengan pertimbangan
dari observasi oleh supervisor maupun manager.
Di bawah ini adalah tabel identifikasi kebutuhan pelatihan di Rumah Makan
Soto Ojolali Rancaekek Bandung:
50
TABEL 2.6
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN DI RUMAH MAKAN
SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
N=2
NO URAIAN
BAIK CUKUP KURANG
JUMLAH f % f % f %
1
Bagaimana analisis
organisasi yang dilakukan
di Rumah Makan Soto
Ojolali Bandung?
0 0 0 0 2 100 2 100
2
Bagaimana cara yang
dilakukan dalam
menganalisis job dan tugas
pramusaji oleh pihak
Rumah Makan Soto
Ojolali Bandung?
0 0 1 50 1 50 2 100
3
Bagaimana analisis
mengenai kebutuhan
pelatihan pramusaji di
Rumah Makan Soto
Ojolali Bandung?
1 50 0 0 1 50 2 100
4
Bagaimana analisis yang
dilakukan terhadap
kebutuhan individu dari
pelatihan bagi pramusaji di
Rumah Makan Soto
Ojolali Bandung?
0 0 0 0 2 100 2 100
5
Bagaimana analisis yang
dilakukan terhadap
kebutuhan kelompok dari
pelatihan bagi pramusaji di
Rumah Makan Soto
Ojolali Bandung?
0 0 1 50 1 50 2 100
TOTAL 1 2 7 10
Sumber : Manajemen Soto Ojolali Bandung, 2015
51
E. Tinjauan Mengenai Perencanaan dan Pelaksanaan Pelatihan Pramusaji di
Rumah Makan Soto Ojolali Bandung
1. Tinjauan Perencanaan Pelatihan
Perencanaan pelatihan merupakan rancangan program pelatihan yang
mencakup jenis pelatihan, tujuan pelatihan yang akan dicapai, materi,
metode yang digunakan, kualifikasi peserta, kualifikasi pelatih, dan waktu
(banyaknya sesi) yang diperlukan.
Dapat diartikan bahwa tujuan pelatihan disusun berdasarkan hasil
identifikasi dan analisis kebutuhan. Pada dasarnya, bilamana identifikasi
dan analisis kebutuhan pelatihan dilakukan dengan perumusan tujuan
pelatihan, tingkat kedalamannya disusun dan dirumuskan dengan baik
maka akan menghasilkan perancanaan program yang baik. Tujuan ini
berpengaruh terhadap bahan belajar atau materi pelatihan serta proses
penilaian pelatihan.
Pengertian perencanaan menurut George Milkovich dan Paul C. Nystrom
(2007:175) mendefinisikan bahwa:
“Manpower planning is the process (including forecasting,
developing, implementing , and controlling) by which of firm ensures that is
has the right number of people and the right places, at the economically
most useful”
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa perencanaan tenaga
kerja adalah proses peramalan, pengembangan pengimplementasan, dan
pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah
52
pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat, yang sangat
bermanfaat secara ekonomis.
Dalam suatu program pelatihan yang baik kita memerlukan suatu
perencanaan yang baik agar segala sesuatunya berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Tujuh prosedur perencanaan program pelatihan yang dikatakan
oleh George Milkovich (2002:18), sebagai berikut
There are seven procedures in training program planning:
a. Analyze the job
b. Set board training goals
c. Select the trainees
d. Set the specific learning objective
e. Select the training methods
f. Plan for evaluations
g. Prepare training budgets
Dapat diartikan dari tujuh prosedur program perancanaan pelatihan diatas, yaitu
sebagai berikut:
a. Analisis kemampuan karyawan dalam pekerjaan untuk efektifitas dalam pelatihan
b. Menentukan tujuan pelatihan untuk mendapatkan hasil yang meningkatkan
kualitas kerja
c. Memilih peserta pelatihan dengan men-seleksi pegawai dengan kualifikasi yang
baik untuk memastikan para pegawai mencapai kompetensi dengan pelatihan
d. Menyusun rincian spesifikasi pelatihan agar dalam setiap tugas atau pekerjaan
memiliki tujuan dalam pelaksanaannya. Materi atau tujuan pelatihan harus
merinci atau spesifik agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai.
53
e. Memilih metode pelatihan untuk pelaksanaannya agar materi yang diberikan
sesuai apakah dilaksanakan secara individu atau kelompok.
f. Merencanakan evaluasi pelatihan untuk pengefektifan rencana evaluasi yang
meliputi apa yang akan dievaluasi, kapan, untuk apa dan bagaimana evaluasinya.
g. Mempersiapkan biaya pelatihan karena rincian biaya bisa mempengaruhi metode
pelatihan yang akan dilaksanakan
Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Operasional Manager
terhadap perencanaan program pelatihan dan selaku yang bertanggung jawab
mengenai perencanaan dan pelaksanaan program pelatihan bagi pramusaji
TABEL 2.7
TANGGAPAN MENGENAI PERENCANAAN PROGRAM PELATIHAN
PRAMUSAJI DI RUMAH MAKAN SOTO OJOLAI RANCAEKEK BANDUNG
N=1
No Pertanyaan Jawaban
1 Adakah analisis tentang kemampuan pramusaji ? Ada
2 Adakah perumusan tujuan utama pelatihan ? Ada
3 Adakah seleksi dalam penentuan calon peserta pelatihan ? Tidak ada
4 Adakah rincian spesifikasi pelatihan ? Tidak ada
5 Adakah pemilihan metode yang sesuai dengan materi
pelatihan?
Ada
6 Adakah perencanaan evaluasi pelatihan? Ada
7 Adakah biaya untuk pelatihan? Ada
Sumber: Hasil wawancara dengan operasional manager 2015
Tabel diatas menyatakan bahwa hanya sebagian dari prosedur perencanaan
yang dilaksanakan oleh pihak manajemen.
54
Berikut adalah tabel mengenai perencanaan program materi pelatihan yang
telah dibuat oleh pihak manajemen Soto Ojolali:
TABEL 2.8
PERENCANAAN PROGRAN MATERI PELATIHAN PRAMUSAJI DI
RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
AGUSTUS-NOVEMBER 2015
TANGGAL MATERI METODE PESERTA PELATIH TEMPAT
07/08/2015 Hygiene &
Sanitation
On the job 6 orang Rika M. Lantai II
10/09/2015 English
Training
Metode
ruang kelas
6 orang Ruddy Lantai II
15/10/2015 Handling
Complaint
Simulasi 6 orang Rika M. Lantai II
17/11/2015 Suggestive
Selling
Simulasi 6 orang Rika M. Lantai II
Sumber: Hasil wawancara dengan operational manager 2015
Berdasarkan tabel 2.8 diatas dapat dilihat bahwa perencanaan program materi
pelatihan yang dibuat oleh pihak manajemen tersusun dengan baik dari mulai tanggal,
materi, metode, peserta pelatihan, pelatih, dan juga tempat. Program pelatihan ini
wajib diikuti oleh seluruh pramusaji Soto Ojolai, materi yang diberikan ini sangat
55
diharapkan dapat menjadikan pramusaji Soto Ojolali lebih mengerti dan memiliki
pengetahuan lebih dalam oeparasional restoran agar terciptanya kepuasan tamu dalam
segi pelayanan.
Selanjutnya perencanaan pelatihan dapat berjalan maksimal apabila dalam
pelaksanaannya terdapat metode pelatihan yang cocok untuk sebuah program
pelatihan yang sudah direncanakan. Adapun metode pelatihan menurut
Mangkunegara (2003:62) adalah :
1. On the job training
On the job training adalah para peserta pelatihan langsung bekerja di
tempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan di bawah bimbingan
seorang pengawas.
2. Vestibule
Vestibule adalah metode pelatihan yang dilakukan di dalam kelas dan
biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industry untuk
memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru serta melatih mereka
mengerjakan pekerjaan tersebut.
3. Demonstrasi dan contoh
Demonstrasi dan contoh adalah metode pelatihan yang dengan cara
peragaan dan penjelasan tentang cara-cara mengerjakan suatu pekerjaan
melalui contoh-contoh.
4. Simulasi
Simulation merupakan situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip
mungkin dengan situasi sebenarnya tetapi hanya merupakan tiruan.
5. Metode ruang kelas
56
Metode ruang kelas merupakan metode training yang dilakukana di
dalam kelas walaupun dapat dilakukan di area pekerjaan.terdiri atas lecture
(ceramah atau kuliah), conference (rapat), programmed instruction (program
instruksi), studi kasus, diskusi, seminar.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pihak operasioan manager
bahwa penggunaan metode pelatihan yang dilakukan adalah metode on the
job, metode ruang kelas dan simulasi.
2. Tinjauan Pelaksanaan Pelatihan
Tahap berikutnya untuk membentuk sebuah kegiatan pelatihan yang efektif
adalah implementasi/pelaksanaan dari program pelatihan. Keberhasilan
pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan tergantung pada pemilihan
(selecting) program untuk memperoleh the right people under the right conditions.
Analisis Kebutuhan Pelatihan dapat mengidentifikasi the right people dan the
right program, sedangkan beberapa pertimbangan (training development) dan
concideration program dapat membantu dalam menciptakan the right condition.
Pelatihan nmemiliki tujuan yang sangat penting untuk pegawai atau
anggota organisasi di suatu perusahaan/industry seperti yang dikemukakan
oleh Wexley dan Yulk (2003:28): “Development focuses more on
improving the decision making and human relations skills of middle and
upper level management, while training involves lower level employees and
the presentation of more factual and narrow subject matter”
57
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pelatihan dan
pengembangan merupakan istilah istilah yang berhubungan dengan usaha-
usaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan
kemampuan, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi.
Pelaksanaan program pelatihan memiliki tujuan yang mendukung agar
program pelatihan dapat bermanfaat dan mendatangkan keuntungan. Menurut
Gaffar (2008:14), tujuan pelaksanaan pelatihan bagi karyawan yaitu sebagai
berikut:
a. Mengembangkan wawasan, sikap dan perilaku baru dari setiap peserta pelatihan.
b. Menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan baru yang diperlukan untuk
memenuhi tuntutan persyaratan kualitatif pekerjaan.
c. Mengembangkan sikap agar setiap peserta pelatihan cepat menyesuaikan diri,
tanggap, kreatif dan mandiri dalam setiap perubahan persyaratan kerja terus
menerus berubah.
Untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan pelatihan yang
dilakukan, maka penulis mencoba untuk mengumpulkan data yang
berhubungan dengan pelaksanaan pelatihan. Berikut tabel yang berhubungan
dengan pelaksanaan pelatihan bagi pramusaji di Soto Ojolali Bandung seperti
terlihat pada tabel 8:
58
TABEL 2.9
PELAKSANAAN METODE PELATIHAN
BAGI PRAMUSAJI DI RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI BANDUNG
No. Metode Pelatihan Digunakan Tidak Digunakan
1. On the job √ -
2. Vestibule - √
3. Demonstrasi dan contoh - √
4. Simulasi √ -
5. Metode ruang kelas - √ Sumber : Hasil wawancara dengan Operation Manager Soto Ojolali Bandung, 2015
Pada tabel diatas terlihat bahwa metode pelatihan yang dilaksanakan oleh
operasional manager hanya dua metode yaitu on the job dan simulasi.
Berikut adalah data mengenai pelaksanaan pelatihan yang berhubungan
dengan materi yang diberikan:
59
TABEL 2.30
PELAKSANAAN PELATIHAN PRAMUSAJI
DI RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI BANDUNG
PERIODE AGUSTUS – NOVEMBER 2015
TANGGAL MATERI METODE PESERTA PELATIH PELAKSANAAN
07/08/2015 Hygiene
Sanitation
On the job 6 orang Rika M. Terlaksana
10/09/2015 English
Training
Metode
ruang kelas
6 orang Ruddy Tidak Terlaksana
15/10/2015 Handling
Complaint
Simulasi 6 orang Rika M. Tidak Terlaksana
17/11/2015 Suggestiv-
e Selling
Simulasi 6 orang Rika M. Terlaksana
Sumber : Operational Manager Soto Ojolai Bandung 2015
Dari data yang diperoleh tersebut, diketahui bahwa pelatihan yang
direncanakan dengan baik ternyata belum bisa dilaksanakan dengan efektif.
Pramusaji merasa bahwa pelatihan tersebut dibutuhkan oleh mereka agar dapat
mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi didalam operasional.
Sedangkan materi yang tidak terlaksana tersebut dapat membahas
permasalahan yang sedang dihadapi. dapat mengikuti kegiatan pelatihan
dengan baik.
Berdasarkan wawancara penulis dengan operasional manager pelatihan
yang dilaksanakan tidak dapat diketahui secara pasti kapan dan lamanya
pelatihan tersebut dilaksanakan, karena tidak adanya data, catatan khusus atau
dokumen tentang kegiatan-kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan selama
ini. Sedangkan untuk materi Suggestive Selling yang terakhir diberikan hanya
60
berupa dasarnya saja sehingga para pramusaji yang mengikuti pelatihan merasa
kurang puas akan materi yang telah diberikan.
14
1
F. Tinjauan Mengenai Evaluasi Pelatihan Pramusaji di Soto Ojolali Rancaekek
Bandung
Evaluasi pelatihan merupakan kelanjutan tahapan setelah dilakukannya
penentuan kebutuhan dan pelaksanaan pelatihan. Evaluasi merupakan bagian
dari program pelatihan, evaluasi pada intinya bertujuan untuk mengukur
keberhasilan program dari segi hasil belajar peserta pelatihan yang berupa
perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Menurut Alvarez, Salas dan Garofano (2010:17) bahwa “Evaluasi adalah
teknik pengukuran untuk mengetahui sejauh mana program pelatihan
memenuhi tujuan-tujuan yang diinginkan”.
Jadi, evaluasi pelatihan berfokus pada hasil-hasil pembelajaran yang
kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan tujuan awal diselenggarkannya
program pelatihan. Selain untuk mengetahui apakah pelatihan yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana atau tidak, evaluasi juga dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam mengninjau sudah sejauh mana dampak
peljatihan yang ada, selama dan sampai berakhirnya pelatihan agar
perkembangannya dapat dilihat dengan terperinci.
Dalam mengadakan evaluasi pelatihan secara sistematis ada beberapa
langkah pengevaluasian. Diungkapkan oleh Kirkpatrick (2006:246) evaluasi
memiliki 4 (empat) tahapan, yaitu:
1. Evaluasi Reaction
2. Evaluasi Learning
3. Evaluasi Behavior
4. Evaluasi Result
Adapun penjelasan dari pernyataan di atas adalah sebagai berikut:
63
1. Evaluasi Reaction
Merupakan jenis evaluasi tahap awal yang dilakukkan oleh pihak
penyelenggara pelatihan dengan tujuan melihat penilaian peserta terhadap
penyelenggaraan pelatihan. Dapat dikatakan bahwa evaluasi ini hampir sama
dengan mengukur kepuasan konsumen. Evaluasi ini membantu pihak
penyelenggara untuk mengukur sejauh mana efektivitas dari program pelatihan
yang diberikannya dan dapat melakukan upaya perbaikan program selanjutnya.
2. Evaluasi Learning
Learning evaluation merupakan tahapan evaluation yang sengaja disusun
untuk dapat melihat sejauh mana penguasaan peserta terhadap materi pelatihan
yang diberikan . Lebih khususnya untuk melihat ilmu (knowledge) apa saja yang
sudah dipelajari oleh peserta, keterampilan (skill) apa saja yang sudah
ditingkatkan serta perubahan apa yang terjadi pada sikap (attitude) peserta.
3. Evaluasi Behavior
Evaluasi ini merupakan tahapan berikutnya yang merupakan kelanjutan
dari tahapan sebelumnya. Evaluasi ini sengaja dirancang untuk dapat melihat
seberapa maksimal proses aplikasi dari knowledge, skill dan attitude terjadi di
tempat kerja atau dengan kata lain untuk mengukur perubahan apa saja yang
terjadi pada perilaku kerja seseorang sebagai akibat dari keikutsertaannya dalam
sebuah pelatihan.
4. Evaluasi Result
Evaluasi ini merupakan tahapan terakhir untuk mengetahui dampak
atau hasil apa yang didapatkan oleh perusahaan berkaitan dengan
keikutsertaan peserta dalam pelatihan.
64
GAMBAR 2.2
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PELATIHAN
Sumber: Manajemen Soto Ojolali Bandung, 2015
Untuk mengetahui seberapa jauh langkah-langkah evaluasi yang dilakukan
oleh pihak manajemen, maka penulis melakukan wawancara kepada
Operational Manager.
TABEL 2.31
EVALUASI PELATIHAN PRAMUSAJI
DI SOTO OJOLALI BANDUNG
N = 1
No. Uraian Ada Tidak Ada
1. Evaluasi Reaction √ -
2. Evaluasi Learning - √
3. Evaluasi Behavio - √
4. Evaluasi Result √ -
Sumber : Hasil wawancara dengan Operational Manager Soto Ojolali Bandung, 2015
Evaluasi Reaction
Evaluasi Learning
Evaluasi Behavior
Evaluasi Result
65
Sebagai suatu kegiatan yang berperan dalam meningkatkan potensi
pramusaji, sudah tentu pelatihan pasti memiliki yang dibutuhkan oleh restoran.
Terlebih untuk membantu pramusaji meningkatkan mutu kerja yang dimiliki.
Menurut Moekijat (2008:14), ada beberapa manfaat dari evaluasi pelatihan itu
sendiri, yaitu:
1. Untuk mengetahui kelemahan program pelatihan
2. Untuk menentukan apakah kegiatan pelatihan perlu dilanjutkan
3. Untuk mengetahui apakah hasil pelatihan sesuai dengan yang diinginkan
4. Untuk mengetahui apakah pelatihan dapat dijadikan investasi uang dan tenaga
kerja
Untuk mengetahui manfaat evaluasi pelatihan pramusaji, penulis
melakukan wawancara dengan
TABEL 2.32
MANFAAT EVALUASI PELATIHAN DI RUMAH MAKAN SOTO
OJOLALI BANDUNG
N = 1
No. Uraian Ya Tidak
1. Adakah kelemahan dari
program pelatihan
√ -
2. Apakah kegiatan pelatihan
perlu dilanjutkan √ -
3. Apakah hasil pelatihan sesuai
dengan yang diinginkan
- √
4. Apakah pelatihan memberi
keuntungan bagi pramusaji
- √
Sumber: Hasil wawancara dengan operational manager 2015
66
TABEL 2.33
TANGGAPAN PRAMUSAJI TERHADAP PROGRAM PELATIHAN
DI RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI BANDUNG
N=6
NO URAIAN
BAIK CUKUP KURANG
JUMLAH f % f % f %
1 Materi sesuai dengan
kebutuhan pelatihan 1 20 1 20 4 60 6 100
2 Metode Pelatihan yang
digunakan 1 20 3 50 2 30 6 100
3 Kemampuan pelatih dalam
menjelaskan materi 1 20 2 30 3 50 6 100
4 Fasilitas ruangan & tempat
pelatihan 1 20 2 30 3 50 6 100
5 Kegiatan evaluasi
0 0 2 30 4 60 6 100
TOTAL 4 10 16 18 100 Sumber: Hasil olahan data penulis 2015
Dari tabel diatas secara garis besar dapat dilihat bahwa pelatihan yang
diberikan kepada pramusaji di Soto Ojolali dinilai masih belum optimal.
Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan pramusaji terhadap program
pelatihan di Rumah Makan Soto Ojolali, maka penulis menggunakan skala
Likert sesuai dengan pernyataan Sugiyono dalam buku Metodologi
Penelitian (2008:73), bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok seseorang tentang
fenomena seseorang”. Adapun hasil penghitungannya
Baik (B) diberi skor 3
Cukup (C) diberi skor 2
Kurang (K) diberi skor 1
67
Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai = Nilai jawaban x jumlah responden
Untuk mencari batas interval (range) tersebut dapt dicari dengan rumus
sebagai berikut :
Range = Nilai Maksimal – Nilai Minimal
Jumlah Butir
Berdasarkan poin diatas, untuk memperoleh nilai tertinggi dan terendah
dari tiap-tiap pertanyaan adalah sebagai berikut :
- Nilai tertinggi = Bobot tertinggi x Responden
- Nilai terendah = Bobot terendah x Responden
Sedangkan untuk mendapatkan jumlah poin dan total dari masing-masing butir
pertanyaan, dengan menggunakan skala likert adalah sebagai berikut :
a. Untuk yang menjawab baik
Jumlah responden yang menjawab baik x bobot nilai = poin butir
b. Untuk yang menjawab cukup
Jumlah responden yang menjawab cukup x bobot nilai = poin butir
c. Untuk yang menjawab kurang
Jumlah responden yang menjawab kurang x bobot nilai = poin butir
Untuk menghitung nilai rata-rata dapat dilakukan dengan formula sebagai
berikut :
Nilai rata-rata = Total Nilai
Jumlah Katagori
68
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
A. Analisis Identifikasi Kebutuhan Pelatihan Di Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung
Pada analisis mengenai tanggapan manajemen mengenai identifikasi
kebutuhan pelatihan ini, hal hal yang akan di bahas adalah penilaian karyawan
terhadap indikator-indikator penelitian yang didapat dari penyebaran kuesioner
pada pemberian pelatihan pramusaji langsung di Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung. Berikut adalah tanggapan manajemen mengenai
identifikasi kebutuhan pelatihan:
a. Tanggapan Manajemen Mengenai Analisis Organisasi Yang Dilakukan
di Rumah Makan Soto Ojolali Bandung
Organisasi di suatu industri/perusahaan disadari sangat penting peranannya
dalam meningkatkan efektivitas kerja dan mempunyai sifat umum yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan dalam kepemimpinan organisasi. Tanggapan
pramusaji mengenai analisis organisasi yang telah dilaksanakan dapat dilihat
pada tabel 2.6 di halaman 24. Berikut adalah penjelasan tentang skor
berdasarkan bobot nilai dengan menggunkan skala likert:
Yang menjawab baik : 0 responden x 3 = 0
Yang menjawab cukup : 0 responden x 2 = 0
Yang menjawab kurang : 2 responden x 1 = 2
Jumlah = 2
69
Berikut ini adalah uraian dalam mencari skor tertinggi, rata-rata dan
terendah
Jumlah skor tertinggi adalah : 3 x 1 x 2 = 6
Jumlah skor rata-rata adalah : 2 x 1 x 2 = 4
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 1 x 2 = 2
Untuk menen tuka skala dari olahan data kuesioner ini, maka digunakan
rentang skala dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skala = Nilai tertinggi ─ Nilai terendah
Jumlah pilihan jawaban
Maka rentang skala menurut rumus tersebut adalah :
Rentang skala = (6 – 2)
3
Setelah rentang skala dibuat maka batasan-batasan kriteria yang dapat
dibuat sebagai berikut :
Batasan kriteria baik : 6 ~ 4,7
Batasan kriteria cukup : 4 ~ 2,7
Batasan kriteria kurang : 2 ~ 1,3
Dari perhitungan data tersebut dapat dilihat posisi tanggapan manajemen
terhadap analisis organisasi yang telah dilaksanakan yaitu :
K C B
1,3 2 4 6
70
Berdasarkan garis kontinum diatas dari hasil analisis terhadap analisis
organisasi yang telah dilaksanan ada pada kriteria kurang dengan nilai 2
b. Tanggapan Manajemen Mengenai Cara Yang Dilakukan Dalam
Menganalisis Job dan Tugas Pramusaji Oleh Pihak Rumah Makan Soto
Ojolali Bandung
Pekerjaan yang baik harus lenih dari sekedar sekumpulan tugas yang
harus dilakukan sebagaimana yang dihasilkan oleh informasi analisis jabatan.
Dan berikut ini adalah skor mengenai cara yang dilakukan dalam menganalisis
job dan tugas pramusaji dalam tabel 2.6 halaman 24 menggunakan skala
likert:
Yang menjawab baik : 0 responden x 3 = 0
Yang menjawab cukup : 1 responden x 2 = 2
Yang menjawab kurang : 1 responden x 1 = 1
Jumlah = 3
Berikut ini adalah uraian dalam mencari skor tertinggi, rata-rata dan
terendah
Jumlah skor tertinggi adalah : 3 x 1 x 2 = 6
Jumlah skor rata-rata adalah : 2 x 1 x 2 = 4
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 1 x 2 = 2
Untuk menentukan skala dari olahan data kuesioner ini, maka digunakan
rentang skala dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skala = Nilai tertinggi ─ Nilai terendah
Jumlah pilihan jawaban
71
Maka rentang skala menurut rumus tersebut adalah :
Rentang skala = (6 – 2)
3
Setelah rentang skala dibuat maka batasan-batasan kriteria yang dapat
dibuat sebagai berikut :
Batasan kriteria baik : 6 ~ 4,7
Batasan kriteria cukup : 4 ~ 2,7
Batasan kriteria kurang : 2 ~ 1,3
Dari perhitungan data tersebut dapat dilihat posisi tanggapan manajemen
terhadap analisis organisasi yang telah dilaksanakan yaitu :
K C B
1,3 2, 3 4 6
Berdasarkan garis kontinum diatas dari hasil analisis terhadap cara yang
dilakukan dalam menganalisis job dan tugas kepada pramusaji ada pada
kriteria cukup dengan nilai 3
c. Tanggapan Manajemen Mengenai Analisis Kebutuhan Pelatihan
Pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali Bandung
Analisis kebutuhan adalah penentuan kebutuhan pelatihan dan
pengembangan yang akan dilakukan. Tanggapan manajemen mengenai
analisis kebutuhan pelatihan pramusaji langsung dapat dilihat pada tabel 2.6
halaman 24, berikut ini adalah penjelasan tentang skor berdasarkan bobot nilai
skala likert :
72
Yang menjawab baik : 1 responden x 3 = 3
Yang menjawab cukup : 0 responden x 2 = 0
Yang menjawab kurang : 1 responden x 1 = 1
Jumlah = 4
Berikut ini adalah uraian dlam mencari skor tertinggi, rata-rata dan
terendah :
Jumlah skor tertinggi adalah : 3 x 1 x 2 = 6
Jumlah skor rata-rata adalah : 2 x 1 x 2 = 4
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 1 x 2 = 2
Untuk menentukan skala dari olahan data kuesioner ini, maka digunakan
rentang skala dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skala = Nilai tertinggi ─ Nilai terendah
Jumlah pilihan jawaban
Maka rentang skala menurut rumus tersebut adalah :
Rentang skala = (6 – 2)
3
Setelah rentang skala dibuat maka batasan-batasan kriteria yang dapat
dibuat sebagai berikut :
Batasan kriteria baik : 6 ~ 4,7
Batasan kriteria cukup : 4 ~ 2,7
Batasan kriteria kurang : 2 ~ 1,3
73
Dari perhitungan data tersebut dapat dilihat posisi tanggapan manajemen
terhadap analisis organisasi yang telah dilaksanakan yaitu :
K C B
1,3 2, 4 6
Berdasarkan garis kontinum diatas dari hasil analisis terhadap analisis
kebutuhan pelatihan kepada pramusaji ada pada kriteria cukup dengan nilai 4
d. Tanggapan Pramusaji Mengenai Analisis Yang Dilakukan Terhadap
Kebutuhan Individu Dari Pelatihan Bagi Pramusaji di Rumah Makan Soto
Ojolali Bandung
Analisis kebutuhan individu adalah analisis terhadap pegawai disuatu
perusahaan/industri, yaitu analisis mengenai apakah ada pegawai yang kurang
dalam kesiapan melakukan tugas-tugas. Tanggapan manajemen mengenai
analisis yang dilakukan terhadap kebutuhan dari pelatihan bagi pramusaji dapat
dilihat pada tabel 2.6 hal 24, berikut ini adalah penjelasan skor pada kebutuhan
individu dari pelatihan yang berdasarkan bobot nilai yang menggunakan skala
likert :
Yang menjawab baik : 0 responden x 3 = 0
Yang menjawab cukup : 0 responden x 2 = 0
Yang menjawab kurang : 2 responden x 1 = 2
Jumlah = 2
74
Berikut ini adalah uraian dlam mencari skor tertinggi, rata-rata dan
terendah :
Jumlah skor tertinggi adalah : 3 x 1 x 2 = 6
Jumlah skor rata-rata adalah : 2 x 1 x 2 = 4
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 1 x 2 = 2
Untuk menentukan skala dari olahan data kuesioner ini, maka digunakan
rentang skala dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skala = Nilai tertinggi ─ Nilai terendah
Jumlah pilihan jawaban
Maka rentang skala menurut rumus tersebut adalah :
Rentang skala = (6 – 2)
3
Setelah rentang skala dibuat maka batasan-batasan kriteria yang dapat
dibuat sebagai berikut :
Batasan kriteria baik : 6 ~ 4,7
Batasan kriteria cukup : 4 ~ 2,7
Batasan kriteria kurang : 2 ~ 1,3
Dari perhitungan data tersebut dapat dilihat posisi tanggapan manajemen
terhadap analisis organisasi yang telah dilaksanakan yaitu :
75
K C B
1,3 2 3 4 6
Berdasarkan garis kontinum diatas dari hasil analisis terhadap kebutuhan
individu dari pelatihan kepada pramusaji ada pada kriteria kurang dengan nilai 2
e. Tanggapan Manajemen Mengenai Analisis Yang Dilakukan Terhadap
Kebutuhan Kelompok Dari Pelatihan Bagi Pramusaji di Rumah Makan
Soto Ojolali Bandung
Pendekatab yang pertama dilakukan dengan mengidentifikasi strategi
organisasi, lingkungan organisasi pada saat ini dan masa yang akan datang, dan
strategi organisasi atau departemen. Tanggapan manajemen mengenai analisis
kebutuhan kelompok dari pelatihan bagi pramusaji dapat dilihat pada tabel 2.6
di halaman 24, berikut ini adalah penjelasan kebutuhan kelompok dari pelatihan
bagi pramusaji tentang skor pada yang berdasarkan bobot nilai yang
menggunakan skala likert :
Yang menjawab baik : 0 responden x 3 = 0
Yang menjawab cukup : 1 responden x 2 = 2
Yang menjawab kurang : 1 responden x 1 = 1
Jumlah = 3
Berikut ini adalah uraian dlam mencari skor tertinggi, rata-rata dan
terendah :
76
Jumlah skor tertinggi adalah : 3 x 1 x 2 = 6
Jumlah skor rata-rata adalah : 2 x 1 x 2 = 4
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 1 x 2 = 2
Untuk menentukan skala dari olahan data kuesioner ini, maka digunakan
rentang skala dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skala = Nilai tertinggi ─ Nilai terendah
Jumlah pilihan jawaban
Maka rentang skala menurut rumus tersebut adalah :
Rentang skala = (6 – 2)
3
Setelah rentang skala dibuat maka batasan-batasan kriteria yang dapat
dibuat sebagai berikut :
Batasan kriteria baik : 6 ~ 4,7
Batasan kriteria cukup : 4 ~ 2,7
Batasan kriteria kurang : 2 ~ 1,3
Dari perhitungan data tersebut dapat dilihat posisi tanggapan manajemen
terhadap analisis organisasi yang telah dilaksanakan yaitu :
77
K C B
1,3 2 3 4 6
Berdasarkan garis kontinum diatas dari hasil analisis terhadap kebutuhan
kelompok dari pelatihan bagi pramusaji ada pada kriteria cukup dengan nilai
3
B. Analisis Mengenai Perencanaan dan Pelaksanaan Pelatihan Pramusaji di
Rumah Makan Soto Ojolali Bandung
Dengan diadakannya sautu kegiatan pelatihan didalam suatu organisasi
atau perusahaan sangatlah penting. Dengan adanya pelatihan produktifitas
peagawai dapat meningkat. Dengan pelatihan itu pula pegawai dapat bekerja
lebih efektif dan efisien, oleh sebab itu pelatihan yang terencana, sistematis,
dan sesuai dengan kebutuhan sangatlah penting.
Dalam merencanakan suatu proses pelatihan, ada tujuh prosedur
penting yang harus dilakukan seperti pada halaman 26. Pada kenyataannya
pihak manajemen Soto Ojolali hanya melakukan sebagian dari prosedur
yaitu sejauh mana kemampuan pramusaji sebelum melaksanakan pelatihan,
tujuan dari pelatihan, metode dari pelatihan, evaluasi serta biaya dari
pelatihan. Seperti yang terlihat pada tabel 2.8 halaman 29 yang merupakan
gambaran hasil dari wawancara penulis dengan pihak manajemen.
Materi pelatihan dari program yang direncanakan harus ditentukan
secara rinci, spesifik dan tidak luas cakupannya agar tujuan dari pelatihan itu
78
sendiri dapat tercapai dengan baik. Hal ini diperlikan agar para peserta
pelatihan dapat menerima dan mengerti materi dari pelatihan itu sendiri.
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pihak manajemen
tepatnya Operasional Manager bahwa seleksi dari calon peserta pelatihan
dan spesifikasi dari perincian pelatihan dari materi program pelatihan tidak
dibuat manajemen Soto Ojolai. Metode yang dilgunakan dalam pelaksanaan
pelatihan adalah on the job dan simulasi.
Dalam pelaksanaan pelatihan sebaiknya seorang operational manager
mampu memperhatikan frekuanesi dari pelaksanaan pelatihan itu sendiri.
Dapat dilihat pada tabel 2.30 halaman 34 perancanaan materi pelatihan yang
direncanakan 4 kali dalam 4 bulan, kenyataannya hanya 2 materi yang
terlaksana yaitu bulan agustus dan november. Adapun penyebab tidak
terlaksananya kegiatan pelatihan tersebut setelah penulis melakukan
wawancara kepada manajemen, diantaranya:
Pada tanggal 10 bulan September pelatihan tidak terlaksana
dikarenakan kesibukan operasional dari frekuensi tamu yang berkunjung
pada itu sedang tinggi sehingga pelatihan tidak terlaksana, kemudian
kegiatan pelatihan yang dijadwalkan pada tanggal 15 bulan Oktober juga
tidak terlaksana, alasan karena pelatih pada saat itu berhalangan untuk
datang. Maka dari itu kegiatan pelatihan yang telah dilaksankan di Rumah
Makan Soto Ojolali Rancaekek bisa dikatakan pelaksanaanya tidak optimal.
79
Dari materi pelatihan yang diberikan kepada peserta berdasarkan data
yang penulis dapat hanya sebatas teori yanpa ada bentuk contoh, hanya
sebatas dan penerangannya saja sehingga para pramusaji yang mengikuti
pelatihan merasa kurang puas akan materi yang telah diberikan. Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan pelaksanaan pelatihan belum optimal
dan dirasakan oleh pramusaji sangat kurang. Padahal suatu pelaksanaan
pelatihan harus dapat membuat peserta pelatihan mengerti dan bisa diterima
dengan baik materi yang diberikan dan juga dilakukan secara
berkesinamnungan.
C. Analisis Mengenai Evaluasi Pelatihan di Rumah Makan Soto Ojolali
Bandung
Evaluasi pelatihan merupakan salah satu tahap yang penting dalam
pelaksanaan pelatihan itu sendiri. Evaluasi menyeluruh terhadap peserta
pelatihan sangat penting agar dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki
para peserta tersebut setelah mengikuti program pelatihan. Seperti yang
terlihat pada table 2.31 halaman 39 yang merupakan gambaran dari hasil
wawancara penulis dengan pihak manajemen Soto Ojolali. Pihak manajemen
Soto Ojolali hanya melakukan tahap evaluation reaction dan evaluation result.
Adapun manfaat dari evaluasi itu sendiri seperti yang terlihat di tabel 2.32
halaman 40 yang merupakan gambaran dari hasil wawancara penulis dengan
operational manager. Pihak manajemen Soto Ojolali merasakan akan hasil
pelatihan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, juga masih adanya
80
kelemahan dari program pelatihan dan mengganggap bahwa kegiatan
pelatihan harus dilanjutkan.
Berikut adalah tanggapan pramusaji mengenai program pelatihan yang
telah dilaksanakan:
a. Tanggapan Pramusaji Mengenai Materi Yang Sesuai Dengan
Kebutuhan Pelatihan
Mengingat pentingnya materi pelatihan, maka seorang manajer
sumber daya manusia harus dapat menentukan materi apa yang cocok
sesuai dengan kebutuhan pada saat itu, sehingga dapat menciptakan
program pelatihan dan pengembangan yang efektif. Berikut ini adalah
tanggapan pramusaji mengenai materi yang dilaksanakan terhadap
pelatihan yang telah dilaksanakan dapat di lihat pada tabel 2.33 halaman
41. Berikut ini adalah penjelasan tentang skor tanggapan pramusaji
tentang materi yang dipakai saat dilaksanakan pelatihan berdasarkan
bobot nilai yang menggunakan skala likert :
Yang menjawab baik : 1 responden x 3 = 3
Yang menjawab cukup : 1 responden x 2 = 2
Yang menjawab kurang : 4 responden x 1 = 4
Jumlah = 9
Berikut ini adalah uraian dalam mencari skor tertinggi, rata-rata
dan terendah:
81
Jumlah skor tertinggi adalah : 3 x 1 x 6 = 18
Jumlah skor rata-rata adalah : 2 x 1 x 6 = 12
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 1 x 6 = 6
Untuk menentukan skala dari olahan data kuesioner ini, maka
digunakan rentang skala dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skala = Nilai tertinggi ─ Nilai terendah
Jumlah pilihan jawaban
Maka rentang skala menurut rumus tersebut adalah :
Rentang skala = (18 – 6)
3
Setelah rentang skala dibuat maka batasan-batasan kriteria yang dapat
dibuat sebagai berikut :
Batasan kriteria baik : 18 ~ 14
Batasan kriteria cukup : 14 ~ 10
Batasan kriteria kurang : 10 ~ 6
Dari perhitungan data tersebut dapat dilihat posisi tanggapan pramusaji
apakah wawasan, sikap dan perilaku meningkat setelah dilakukannya
pelatihan yang telah dilaksanakan yaitu :
82
K C B
6 9 10 14 18
Berdasarkan garis kontinum diatas dari hasil analisis terhadap materi
yang dipakai sesuai dengan kebutuhan pelatihan ada pada kriteria kurang
dengan nili 9
b. Tanggapan Pramusaji Mengenai Metode Pelatihan Yang Digunakan
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan harus sesuai dan
dapat dipahami oleh para peserta pelatihan, pelatih harus memiliki
analisis tentang kemampuan dari pada para peserta pelatihan. Berikut ini
adalah tanggapan pramusaji mengenai metode pelatihan yang digunakan
dapat di lihat pada tabel 2.33 halaman 41. Berikut ini adalah penjelasan
tentang skor pada pemberian metode pelatihan berdasarkan bobot nilai
yang menggunakan skala likert :
Yang menjawab baik : 1 responden x 3 = 3
Yang menjawab cukup : 3 responden x 2 = 6
Yang menjawab kurang : 2 responden x 1 = 2
Jumlah = 11
Berikut ini adalah uraian dlam mencari skor tertinggi, rata-rata dan
terendah :
Jumlah skor tertinggi adalah : 3 x 1 x 6 = 18
Jumlah skor rata-rata adalah : 2 x 1 x 6 = 12
83
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 1 x 6 = 6
Untuk menentukan skala dari olahan data kuesioner ini, maka
digunakan rentang skala dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skala = Nilai tertinggi ─ Nilai terendah
Jumlah pilihan jawaban
Maka rentang skala menurut rumus tersebut adalah :
Rentang skala = (18 – 6)
3
Setelah rentang skala dibuat maka batasan-batasan kriteria yang dapat
dibuat sebagai berikut :
Batasan kriteria baik : 18 ~ 14
Batasan kriteria cukup : 14 ~ 10
Batasan kriteria kurang : 10 ~ 6
Dari perhitungan data tersebut dapat dilihat posisi tanggapan pramusaji
terhadap materi pelatihan yang telah dilaksanakan yaitu :
K C B
6 10 11 14 18
Berdasarkan garis kontinum diatas ari hasil analisis terhadap metode
yang digunakan sewaktu pelatihan ada pada kriteria cukup dengan nilai 11
84
c. Tanggapan Pramusaji Mengenai Kemampuan Pelatih Dalam
Menjelaskan Materi
Kemampuan pelatih untuk melaksanakan pelatihan dirasa sangat
penting karena dampaknya terhadap para peserta pelatihan itu sendiri,
apakah peserta paham akan apa yang disampaikan atau sebaliknya. Maka
dari itu pelatih harus dapat mengetahui analisis kemampuan peserta
pelatihan agar materi pelatihan yang disampaikan dapat mudah dipahami
oleh para peserta pelatihan.
Berikut ini adalah tanggapan pramusaji mengenai kemampuan
pelatih dalam menjelaskan materi yang dapat di lihat pada tabel 2.33
halaman 41. Berikut ini adalah penjelasan tentang skor pada kemampuan
pelatih dalam menjelaskan materi yang berdasarkan bobot nilai yang
menggunakan skala likert :
Yang menjawab baik : 1 responden x 3 = 3
Yang menjawab cukup : 2 responden x 2 = 4
Yang menjawab kurang : 3 responden x 1 = 3
Jumlah = 10
Berikut ini adalah uraian dlam mencari skor tertinggi, rata-rata dan
terendah :
Jumlah skor tertinggi adalah : 3 x 1 x 6 = 18
Jumlah skor rata-rata adalah : 2 x 1 x 6 = 12
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 1 x 6 = 6
85
Untuk menentukan skala dari olahan data kuesioner ini, maka
digunakan rentang skala dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skala = Nilai tertinggi ─ Nilai terendah
Jumlah pilihan jawaban
Maka rentang skala menurut rumus tersebut adalah :
Rentang skala = (18 – 6)
3
Setelah rentang skala dibuat maka batasan-batasan kriteria yang dapat
dibuat sebagai berikut :
Batasan kriteria baik : 18 ~ 14
Batasan kriteria cukup : 14 ~ 10
Batasan kriteria kurang : 10 ~ 6
Dari perhitungan data tersebut dapat dilihat posisi tanggapan pramusaji
terhadap pemberian fasilitas penunjang yang telah dilaksanakan yaitu :
K C B
6 10 14 18
Berdasarkan garis kontinum diatas dari hasil analisis terhadap kemampuan
pelatih dalam menjelaskan materi ada pada kriteria kurang dengan nilai 10
86
d. Tanggapan Pramusaji Mengenai Fasilitas Ruangan dan Tempat
Pelatihan
Fasilitas merupakan sarana pendukung yang penting untuk kelancaran
berjalannya suatu pelaksanaan pelatihan, misalnya jika tempat pelatihan yang
dilaksanakan diruang yang sempit atau panas dapat menggangu pelaksanaan
pelatihan itu sendiri. Pada penyampaian materi oleh pelatih bila suatu materi
yang tidak dapat dijelaskan secara detail ataupun rinci, pelatih dapat
menggunakan alat in-focus untuk melihatkan suatu gambar ataupun video
yang dapat dilihat oleh para peserta perlatihan.
Berikut ini adalah tanggapan pramusaji mengenai fasilitas ruangan dan
tempat pelatihan yang dapat di lihat pada tabel 2.33 halaman 41. Berikut ini
adalah penjelasan tentang skor pada fasilitas ruangan dan tempat pelatihan
yang berdasarkan bobot nilai yang menggunakan skala likert :
Yang menjawab baik : 1 responden x 3 = 3
Yang menjawab cukup : 2 responden x 2 = 4
Yang menjawab kurang : 3 responden x 1 = 3
Jumlah = 10
Berikut ini adalah uraian dlam mencari skor tertinggi, rata-rata dan terendah
:
Jumlah skor tertinggi adalah : 3 x 1 x 6 = 18
Jumlah skor rata-rata adalah : 2 x 1 x 6 = 12
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 1 x 6 = 6
87
Untuk menentukan skala dari olahan data kuesioner ini, maka
digunakan rentang skala dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skala = Nilai tertinggi ─ Nilai terendah
Jumlah pilihan jawaban
Maka rentang skala menurut rumus tersebut adalah :
Rentang skala = (18 – 6)
3
Setelah rentang skala dibuat maka batasan-batasan kriteria yang dapat
dibuat sebagai berikut :
Batasan kriteria baik : 18 ~ 14
Batasan kriteria cukup : 14 ~ 10
Batasan kriteria kurang : 10 ~ 6
Dari perhitungan data tersebut dapat dilihat posisi tanggapan pramusaji
terhadap pemberian fasilitas penunjang yang telah dilaksanakan yaitu :
K C B
6 10 14 18
Berdasarkan garis kontinum diatas dari hasil analisis terhadap fasilitas ruangan
dan tempat pelatihan ada pada kriteria kurang dengan nilai 10
88
e. Tanggapan Pramusaji Terhadap Kegiatan Evaluasi
Kegiatan evaluasi dari pelaksanaan pelatihan harus dapat diketahui
oleh para peserta pelatihan, apakah pelaksanaan pelatihan tersebut sesuai
dengan target dan perencanaan program atau tidak, maka dari itu
manajemen harus melakukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan
dan juga kegiatan evaluasi yang juga harus diketahui oleh pramusaji.
Berikut ini adalah tanggapan pramusaji mengenai kegiatan evaluasi
yang dapat di lihat pada tabel 2.33 halaman 41. Berikut ini adalah
penjelasan tentang skor pada kegiatan evaluasi yang berdasarkan bobot
nilai yang menggunakan skala likert :
Yang menjawab baik : 0 responden x 3 = 0
Yang menjawab cukup : 2 responden x 2 = 4
Yang menjawab kurang : 4 responden x 1 = 4
Jumlah = 8
Berikut ini adalah uraian dlam mencari skor tertinggi, rata-rata dan
terendah :
Jumlah skor tertinggi adalah : 3 x 1 x 6 = 18
Jumlah skor rata-rata adalah : 2 x 1 x 6 = 12
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 1 x 6 = 6
89
Untuk menentukan skala dari olahan data kuesioner ini, maka
digunakan rentang skala dengan rumus sebagai berikut :
Rentang skala = Nilai tertinggi ─ Nilai terendah
Jumlah pilihan jawaban
Maka rentang skala menurut rumus tersebut adalah :
Rentang skala = (18 – 6)
3
Setelah rentang skala dibuat maka batasan-batasan kriteria yang dapat
dibuat sebagai berikut :
Batasan kriteria baik : 18 ~ 14
Batasan kriteria cukup : 14 ~ 10
Batasan kriteria kurang : 10 ~ 6
Dari perhitungan data tersebut dapat dilihat posisi tanggapan pramusaji
terhadap pemberian fasilitas penunjang yang telah dilaksanakan yaitu :
K C B
6 8 14 18
Berdasarkan garis kontinum diatas dari hasil analisis terhadap kegiatan
evaluasi ada pada kriteria kurang dengan nilai 8
90
Setelah penulis melakukan penelitian mengenai pelatihan pramusaji
yang telah dilaksanakan di Rumah Makan Soto Ojolali, sesuai dengan data
yang diperoleh dari skala likert, penulis menyimpulkan bahwa terhadap
analisis organisasi yang telah dilaksanan tergolong KURANG, dan tanggapan
manajemen terhadap cara yang dilakukan dalam menganalisis job dan tugas
kepada pramusaji hasil olahan data skala likert di nyatakan CUKUP, untuk
analisis kebutuhan pelatihan kepada pramusaji dengan penyebaran kuesioner
dinyatakan CUKUP, dan tanggapan kebutuhan individu dari pelatihan kepada
pramusaji, sesuai dengan olahan kuesioner yang disebarkan itu KURANG,
dan tanggapan manajemen mengenai kebutuhan kelompok dari pelatihan bagi
pramusaji itu dinyatakan CUKUP.
Berikut adalah tanggapan pramusaji terhadap program pelatihan, sesuai
dengan data yang diperoleh dari skala likert, penulis menyimpulkan bahwa
tanggapan mengenai materi apakah sesuai dengan kebutuhan pelatihan
tergolong KURANG, tanggapan pramusaji mengenai metode pelatihan yang
digunakan hasil olahan data skala likert dinyatakan CUKUP, untuk tanggapan
mengenai kemampuan pelatih dalam menjelaskan materi sesuai olahan
kuesioner yang disebarkan itu tergolong KURANG, untuk tanggapan
mengenai fasilitas ruangan dan tempat dinyatakan KURANG, dan tanggapan
pramusaji mengenai kegiatan evaluasi tergolong KURANG.
Meskipun nilai rata-rata belum bisa dibilang cukup pihak manajemen
pula belum melakukan sepenunya prosedur-prosedur dalam menganalisis
organisasi. Pihak manajemen sampai saat ini baru melaksanakan prosedur
91
yang dinilai dari analisis kebutuhan kelompok dan pegawai juga melakukan
perbandingan antara nilai pekerjaan yang berlaku di pasaran kerja. Oleh
karena belum sepenuhnya menganalisis job dan tugas yang di jalankan sesuai
dengan teori, maka sebagian pramusaji belum terpuaskan akan kegiatan
pelatihan yang di berikan oleh pihak manajemen.
92
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas dan menganalisis pada bab sebelumnya,
penulis memberikan kesimpulan yang berkaitan dengan “Pelatihan
Pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung” sebagai
berikut :
1. Dalam identifikasi kebutuhan pelatihan pramusaji Rumah Makan Soto
Ojolali Rancaekek Bandung hanya menggunakan analisis kebutuhan
pelatihan dan analisis kebutuhan kelompok, sedangkan tingkat
kebutuhan individu atau kebutuhan pegawai tidak digunakan sehingga
menyebabkan pihak manajemen Soto Ojolali Rancaekek Bandung
tidak mengetahui individu mana yang membutuhkan pelatihan.
2. Perencanaan dan Pelaksanaan pelatihan di Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung belum optimal dan belum sesuai dengan harapan
manajemen. Perencanaan pelatihan pramusaji di Rumah Makan Soto
Ojolali Rancaekek Bandung menggunakan tujuh prosedur
perencanaan yaitu anlisis pekerjaan, tujuan pelatihan, penentuan calon
peserta pelatihan, rincian spesifikasi pelatihan, metode pelatihan, rencana
evaluasi pelatihan dan biaya pelatihan, sedangkan hanya sebagian dari
prosedur perencanaan yang dilaksanakan oleh pihak manajemen,
yaitu tidak dilakukannya pemilihan calon peserta pelatihan yang
dikarenakan menurut pihak manajemen menganggap bahwa semua
93
pramusaji wajib mengikuti kegiatan pelatihan namun disisi lain
manajemen tidak paham akan analisis kebutuhan pegawai, yang
menyebabkan tidak tepatnya sasaran peserta pelatihan yang paham
ataupun tidak. Tidak adanya rincian spesifikasi pelatihan juga
terkadang menyebabkan materi pelatihan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan pelatihan sehingga pramusaji merasa kurang puas dengan
materi yang diberikan. Pada pelaksanaan pelatihan, pelatihan yang
tadi direncanakan akan dilaksanakan 4 materi namun hanya 2 materi
yang dilaksanakan yaitu hygiene & sanitation dan suggestive selling
sedangkan english taining dan handling complaint tidak terlaksana,
padahal 2 materi tersebut sangat diperlukan oleh pramusaji untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi.
3. Evaluasi pelatihan pramusaji di Rumah Makan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung hanya dilakukan setelah proses pelaksanaan
pelatihan pramusaji selesai, akan tetapi hasil yang didapat dari
pelaksanaan berada pada kriteria cukup berdasarkan penilaian
Operational Manager.
94
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mencoba memberikan saran
serta masukan yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan pelatihan sebaiknya dilakukan secara
menyeluruh dengan dua aspek lain yang dirasa sangat kurang yaitu
analisis organisasi dan analisis kebutuhan kelompok. Aspek analisis
organisasi penting agar manajemen dapat mengetahui sikap pegawai
terhadap kepuasan kerja, persepsi pegawai, dan sikap pegawai dalam
operasional , aspek kebutuhan kelompok pun penting untuk kebutuhan
kelompok dari pelatihan agar dapat diprediksi dengan pertimbangan
dari pengamatan oleh manajemen maupun operational manager.
2. Dalam perancanaan pelatihan sebaiknya manajemen tidak hanya
memperhatikan mengenai program pelatihan secara umum saja, tetapi
dibutuhkan perencanaan yang spesifik agar pelatihan dapat terarah.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan harus dilaksanakan sesuai dengan
rencana. Sebaiknya semakin diperbaiki lagi dalam hal pemilihan
peserta. Pelatih juga dapat mempelajari terlebih dahuliu mengenai
penyampaian materi yang akan diberikan agar peserta dapat mudah
memahami dan juga dalam berkomunikasi agar pramusaji dapat
menyerap dengan baik materi pelatihan
Manajemen sebaiknya juga harus mempunyai catatan khusus atau
dokumen yang melampirkan data tentang kegiatan-kegiatan pelatihan
95
yang telah dilaksanakan, supaya dapat diketahui kapan lamanya
pelatihan tersebut dilaksanakan, sehingga dapat diketahui apakah
pelatihan terlaksana atau tidak.
3. Evaluasi pelatihan sebaiknya dilakukan lebih optimal oleh pihak
manajemen Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek. Evaluasi sebelum
pelatihan ada baiknya dilakukan supaya dapat diketahui betul kendala
apa aja yang dihadapi pada saat operasional. Sebaiknya dilaklukan pre
test dan post test untik mengetahui sejauh mana pramusaji menyerap
materi yang telah diberikan, hasil tersebut dapat dibagikan agar
pramusaji mengetahui kekurangan yang masih ada dan kelebihan
yang ada pada dirinya.
Tahapan evaluation learning harusnya dilakukan agar dapat melihat
sejauh mana penguasaan peserta terhadap materi pelatihan yang
diberikan untuk penentuan calon peserta pelatihan. Pihak manajemen
sebaiknya juga melakuan tahapan behavior evaluation agar dapat
melihat perubahan apa saja yang terjadi pada perilaku kerja pramusaji
setelah ke ikut sertaannya dalam sebuah pelatihan.
96
DAFTAR PUSTAKA
A. Fauzi, Ikka Kartika . 2011, Mengelola Pelatihan Partisipatif, Bandung.
Atmowdiwiro, Subagio, 2005, Manajemen Pelatihan, Jakarta.
Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2002, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2003, Perencanaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Bandung.
Matulessy, Andik. 2007, Pelatihan Pembekalanapaegawai Pra
Purnabakti. Jakarta.
Meyers, Koen 2009 Ekoswisata: Panduan Dasar Pelaksanaan.
Mertayasa, I Gede Agus. 2012, Food & Beverage Operational Job
Preparation, Jakarta.
Nugroho, Indrawan. 2011, Best Practices in HR Training & Development,
Jakarta.
Palan, R. 2010, The Magic of Making Training FUN, Jakarta.
Priansa, Donni Juni. 2014, Perencanaan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia, Jakarta.
Suarthana. 2006, Manajemen Perhotelan, Edisi Kantor Depan, Bali.
Sugiyono. 2012, Memahami Penilitian Kualitatif , Bandung.
97
Sujana, D. 2007, Sistem & Manajemen Pelatihan, Teori dan Aplikasi,
Bandung.
Stone, Raymond J. 2005, Human Resource Management, Fifth Edition,
Australia.
98
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN RESTAURANT MANAGER
Pewawancara : Rangga Andita Pratama
Narasumber : Rika Setiani, selaku Restaurant Manager
Tempat Wawancara : Rumah Makan Soto Ojolali Bandung
Waktu Wawancara : Agustus 2015 - November 2015
Tujuan Wawancara : Untuk mendapatkan informasi tentang Rumah
Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung
PERTANAYAAN :
1. Bagaimana sejarah Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ?
2. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek
Bandung ?
3. Bagaimana struktur organisasi di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek
Bandung ?
4. Berapa jumlah karyawan di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ?
5. Bagaimana uraian tugas dan tanggung jawab pramusaji setiap melakukan
opening dan closing di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek Bandung ?
6. Bagaimana identifikasi kebutuhan pelatihan di RumahMakan Soto Ojolali
Rancaekek Bandung ?
99
7. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan pelatihan di Rumah Makan Soto
Ojolali Rancaekek Bandung?
8. Bagaimana evaluasi pelatihan di Rumah Makan Soto Ojolali Rancaekek
Bandung?
100
LAMPIRAN 2
KUISIONER UNTUK PRAMUSAJI DI RUAMAH MAKAN SOTO
OJOLALI BANDUNG
KepadaYth,
Pramusaji
Rumah Makan Soto Ojolai Bandung
Dengan Hormat.
Sehubungan dengan Tugas Akhir yang akan saya laksanakan, saya selaku
Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, makasaya :
Nama : Rangga Andita Pratama
NIM : 201218752
Jurusan : Hospitaliti
Program Studi : Manajemen Tata Hidangan
Sedangkan melaksanakan penelitian terhadap pelatihan pramusaji di Rumah
Makan Soto Ojolali Bandung, mohon kesediaan anda sedikit meluangkan waktu
untuk mengisi kuisioner yang terlampir pada halaman berikut ini. Yang bertujuan
untuk memperoleh data atau keterangan yang akurat dari tanggapan yang ada
berikan, adapun hasil dari pengisian ini akan bermanfaat bagi pelatihan pramusaji
101
di Rumah Makan Soto Ojolai Bandung. Segala pendapat dan jawaban yang anda
berikan akan sangat membantu saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Atas perhatian dan kesediaan anda untuk sedikit meluangkan waktu dalam
pengisian kuisioner ini, saya ucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya.
Hormatsaya,
Rangga Andita Pratama
102
KARAKTERISTIK PRAMUSAJI DI RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI
BANDUNG
1. Usia : < 20 Tahun 20 – 25 Tahun > 25 Tahun
2. Pendidikanterakhir : SD SMP SMA DIPLOMA I,II,III
SARJANA
3. MasaKerja : < 1 Tahun 1 – 3 Tahun > 3 Tahun
103
LAMPIRAN 3
KUISIONER IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN DI RUMAH
MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
NO
BUTIR KUISIONER
TANGGAPAN MANAJEMEN
Baik Cukup Kurang
1 Bagaimana analisis
organisasi yang
dilakukan di Rumah
Makan Soto Ojolali
Bandung?
2 Bagaimana cara yang
dilakukan dalam
menganalisis job dan
tugas pramusaji oleh
pihak Rumah Makan
Soto Ojolali
Bandung?
3 Bagaimana analisis
mengenai kebutuhan
pelatihan pramusaji di
Rumah Makan Soto
Ojolali Bandung?
4 Bagaimana analisis
yang dilakukan
terhadap kebutuhan
individu dari
pelatihan bagi
pramusaji di Rumah
Makan Soto Ojolali
Bandung?
5 Bagaimana analisis
yang dilakukan
terhadap kebutuhan
kelompok dari
pelatihan bagi
pramusaji di Rumah
Makan Soto Ojolali
Bandung?
104
LAMPIRAN 4
KUISIONER MENGENAI PERENCANAAN PROGRAM PELATIHAN DI
RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
Pertanyaan Jawaban
Adakah analisis tentang kemampuan pramusaji ?
Adakah perumusan tujuan utama pelatihan ?
Adakah seleksi dalam penentuan calon peserta pelatihan ?
Adakah rincian spesifikasi pelatihan ?
Adakah pemilihan metode yang sesuai dengan materi pelatihan?
Adakah perencanaan evaluasi pelatihan?
Adakah biaya untuk pelatihan?
105
LAMPIRAN 5
KUISIONER MENGENAI PERENCANAAN MATERI PELATIHAN DI
RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
TANGGAL MATERI METODE PESERTA PELATIH TEMPAT
106
LAMPIRAN 6
KUISIONER MENGENAI METODE PELATIHAN YANG DIGUNAKAN
DI RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
Berilah tanda (√) untuk setiap metode pelatihan yang digunakan saat pelaksanaan
pelatihan.
No. Metode Pelatihan Digunakan Tidak Digunakan
1. On the job
2. Vestibule
3. Demonstrasi dan contoh
4. Simulasi
5. Metode ruang kelas
107
LAMPIRAN 7
KUISIONER MENGENAI PELAKSANAAN PELATIHAN DI RUMAH
MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
TANGGAL MATERI METODE PESERTA PELATIH PELAKSANAAN
108
LAMPIRAN 8
KUISIONER MENGENAI EVALUASI DI RUMAH MAKAN SOTO
OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
Berilah tanda (√) untuk setiap metode pelatihan yang digunakan saat pelaksanaan
pelatihan.
No. Uraian Evaluasi Ada Tidak Ada
1. Evaluating Reaction
2. Evaluating Learning
3. Behavior Evalution
4. Result Evaluation
109
LAMPIRAN 9
KUISIONER MENGENAI MANFAAT EVALUASI PELATIHAN DI
RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK BANDUNG
No. Uraian Ya Tidak
1. Adakah kelemahan dari
program pelatihan
2. Apakah kegiatan pelatihan
perlu dilanjutkan
3. Apakah hasil pelatihan
sesuai dengan yang
diinginkan
4. Apakah pelatihan memberi
keuntungan bagi pramusaji
110
LAMPIRAN 10
KUISIONER TANGGAPAN PRAMUSAJI MENGENAI PELAKSANAAN
PELATIHAN DI RUMAH MAKAN SOTO OJOLALI RANCAEKEK
BANDUNG
NO
BUTIR KUISIONER
TANGGAPAN PRAMUSAJI
Baik Cukup Kurang
1 Materi sesuai dengan
kebutuhan pelatihan
2 Metode pelatihan
yang digunakan
3 Kemampuan pelatih
dalam menjelaskan
materi
4 Fasilitas ruangan dan
tempat pelatihan
5 Kegiatan evaluasi
111
BIODATA
A. Data Pribadi
Nama : Rangga Andita Pratama
NomorInduk : 201218752
Tempat&TanggalLahir : Tasikmalaya, 21 Mei 1993
Agama : Islam
Alamat Rumah : Perum Arrasy Mangkubumi, Blok A12,
Kota Tasikmalaya
B. Data Orang Tua
Nama Ayah : Uwon Rosliawan
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Kokom Komalasari
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat Rumah : Perum Arrasy Mangkubumi, Blok A12,
Kota Tasikmalaya
112
C. Riwayat Pendidikan
D. Pengalaman Kerja
Nama Perusahaan Tempat Jabatan Tahun Keterangan
Novotel Gajahmada Jakarta Trainee Juli 2013 - Januari 2014 Sertifikat
Conrad Bali Bali Trainee Agustus 2014 - Februari 2015 Sertifikat
Nama Sekolah Tahun Keterangan
TK Sodonghilir, Kab. Tasikmalaya 1997-1999 Lulus
SDN 2 Cukangkawung, Kab.
Tasikmalaya
2000-2006 Lulus
SMP Negeri 1 Sodonghilir, Kab.
Tasikmalaya
2006-2009 Lulus
SMA Negeri 1 Singaparna, Kab.
Tasikmalaya
2009-2012 Lulus
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung - -