pelatihan bahasa inggris esp untuk pemandu...

40
1 LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN BAHASA INGGRIS ESP UNTUK PEMANDU WISATA DI DESA WANAGIRI KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG Oleh: Rima Andriani Sari, S.Pd., M.Hum. (Ketua) NIP. 197605292005012003 I Made Suta Paramarta, S.Pd, M.Hum. (Anggota) NIP. 197807102002121002 Made Aryawan Adijaya, S.Pd. (Anggota) NIP. 197712162002121002 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor 93/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016 PROGRAM STUDI DIII BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2016

Upload: hoangtram

Post on 06-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN BAHASA INGGRIS ESP UNTUK PEMANDU WISATA DI DESA WANAGIRI KECAMATAN SUKASADA

KABUPATEN BULELENG

Oleh:

Rima Andriani Sari, S.Pd., M.Hum. (Ketua)

NIP. 197605292005012003

I Made Suta Paramarta, S.Pd, M.Hum. (Anggota)

NIP. 197807102002121002

Made Aryawan Adijaya, S.Pd. (Anggota)

NIP. 197712162002121002

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor 93/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016

PROGRAM STUDI DIII BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2016

2

3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil a’laamiin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya seluruh kegiatan pengabdian kepada masyarakat

yang dilaksanakan di desa Wanagiri ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Universitas Pendidikan Ganesha dan Program Studi Diploma III Bahasa Inggris selalu

berupaya untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang

dilaksanakan pada tahun 2016 ini adalah pelatihan Bahasa Inggris ESP (English for specific

Purposes) untuk pemandu wisata di desa Wanagiri. Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini

melibatkan sejumlah pihak antara lain tim pelaksana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat Undiksha, Perbekel desa beserta staff kantor desa Wanagiri, dan para pemandu

wisata yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa Wanagiri. Untuk itu

kami mengucapkan terima kasih dan sangat mengapresiasi partisipasi mereka terhadap

rampungnya kegiatan pelatihan dan tersusunnya laporan ini.

Demikianlah laporan pengabdian kepada masyarakat ini. Semoga kegiatan-kegiatan serupa

dapat dilaksanakan secara merata dan berkesinambungan di daerah-daerah yang

membutuhkan. Kami juga mengharapkan agar akan selalu ada dukungan terhadap kegiatan-

kegiatan serupa dari jurusan dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.

Singaraja, 31 Oktober 2016

Ketua Pelaksana

4

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

BAB I. PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 2

C. Tujuan Kegiatan 3

D. Manfaat Kegiatan 3

BAB II. METODE PELAKSANAAN 4

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 8

BAB IV. PENUTUP

A. Simpulan 14

B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 15

LAMPIRAN

A. Absensi Peserta kegiatan

B. Foto-foto Kegiatan

C. Peta Lokasi

D. Skoring Rubrik Evaluasi Peserta

E. Hasil Evaluasi I (Pretest) Peserta Pemandu Wisata

F. Hasil Evaluasi II (Posttest) Peserta Pemandu Wisata

G. Form Evaluasi Program

5

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Nama Peserta 5

Tabel 3.2. Rancangan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan 7

Tabel 4.1. Rincian Kegiatan Pelatihan 8

6

DAFTAR GAMBAR

Sambutan dan pembukaan oleh ketua pelaksana dan perbekel desa (hari pertama) 24

Pemberian materi pertama tentang pariwisata berbasis Tri Hita Karana (hari pertama) 24

Pemberian materi kedua tentang teknik-teknik memandu (hari kedua) 25

Pemberian materi ketiga tentang bahasa Inggris ESP untuk pemandu wisata (hari kedua) 25

Peserta berjalan menuju lokasi Air Terjun Banyumale (hari ketiga) 26

Pemantapan materi berupa simulasi dan pendampingan oleh instruktur dan pelaksana 1 26

(hari ketiga)

Pemantapan materi berupa simulasi dan pendampingan oleh instruktur dan pelaksana 2 27

(hari ketiga)

Pemantapan materi berupa simulasi dan pendampingan oleh instruktur dan pelaksana 3 28

(hari ketiga)

Suasana pelatihan sebelum post test dan evaluasi (hari keempat) 28

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Desa Wanagiri merupakan daerah pegunungan kawasan hutan belantara, sehingga

nama Wanagiri berasal dari wana artinya hutan atau alas (Bahasa Bali), dan giri artinya

gunung (bukit). Desa Wanagiri adalah sentra konservasi hutan di kabupaten Buleleng.

Berdasarkan data monografi desa, luas wilayah desa ini alah 1575 ha, dengan rincian

perkebunan 1122 ha, tegalan 11,5 ha, pemukiman/perumahan 28,25 ha. Jumlah penduduk

3111 orang.

Desa Wanagiri bisa disebut sebagai kawasan paling puncak yang menjadi pembatas

antara wilayah Bali Selatan dan Bali Utara (lihat lampiran 1 untuk peta lokasi). Sebagai

wilayah tertinggi, Wanagiri yang dikelilingi lembah, jurang dan gugusan perbukitan,

memiliki nilai wisata yang juga tinggi. Dari sebuah tempat di Wanagiri bisa dilihat dua danau

kembar, Buyan dan Tamblingan, dengan air yang tenang di sebelah selatan. Jika memandang

ke sekeliling yang lain, dari situ bisa disaksikan aktivitas agrowisata dari petani-petani sayur

yang sederhana. Jika memandang lebih jauh lagi ke utara, bentangan Laut Bali akan

memperlihatkan pemandangan yang menakjubkan. Walaupun kawasan yang biasa dijadikan

persinggahan wisatawan itu tak tergarap secara maksimal, desa ini berpotensi menjadi salah

satu kawasan wisata primadona di Buleleng.

Sesuai PERDA 16 tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Bali,

desa Pancasari dan desa sekitarnya termasuk desa Wanagiri merupakan KDTWK (Kawasan

Daerah Tujuan Wisata Khusus). Desa Wanagiri baru terbentuk pada tahun 1973 yang

merupakan penggabungan dari tiga dusun/banjar yang sebelumnya merupakan desa lain

yaitu: Banjar Dinas Asah Panji termasuk wilayah desa Panji, Banjar Alas Ambengan

termasuk wilayah Desa Ambengan yang sekarang namanya Banjar Dinas Bhuanasari sesuai

SKP Bupati Nomor 10 tahun 1989 dan Banjar Yeh Ketupat termasuk wilayah Desa Gitgit.

Salah satu mata pencaharian masyarakat di sana adalah di bidang pariwisata. Para

penggerak utama pariwisata di desa ini tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata

(Pokdarwis) yang baru berdiri pada tahun 2014 dengan jumlah anggota sebanyak 60 orang.

Pokdarwis ini baru merintis jalur trekking dan wisata air terjun. Sebagian anggota menjadi

pemandu wisata, penjaga tiket, dan anggota koperasi. Para pemandu wisata, yang menjadi

target pelatihan ini, bertugas memandu wisatawan di seputar desa sampai ke danau

8

Tamblingan. Mereka biasanya mengantar wisatawan melewati jalur trekking melewati kebun

cengkeh, kopi dan sawah yang terhampar luas di seputar desa. Beberapa tujuan wisata di desa

ini adalah wisata air terjun yang berjumlah tujuh air terjun, diantaranya Pucak Manik, dan

Banyumale. Juga ada wisata Trekking Wanagiri – Sambangan.

Sayangnya, kebanyakan pemandu wisata di desa ini belum memiliki kemampuan

yang memadai untuk menjelaskan tentang objek dan atraksi wisata yang ada di desa dalam

bahasa Inggris yang baik. Banyak dari mereka tidak menguasai tata bahasa dan penguasaan

kosa kata juga masih minim. Kebanyakan dari mereka hanya tamatan sekolah dasar atau

sekolah menengah pertama dan tidak mendapatkan pelajaran bahasa Inggris secara formal.

Padahal para pemandu wisata ini perlu menjawab pertanyaan dalam bahasa Inggris tentang

desa wisata mereka, tempat menarik yang bisa dikunjungi, berkomunikasi sehari-hari dengan

wisatawan dan lainnya. Kebanyakan dari mereka juga belum pernah mendapat pelatihan

tentang teknik-teknik guiding dan juga kepariwisataan.

Minimnya kemampuan berbahasa Inggris dan juga pengetahuan akan kepariwisataan

ini tidak hanya berdampak pada ketidaksampaian informasi saja, namun juga berakibat pada

keberlangsungan pariwisata desa. Selama ini promosi desa yang paling berhasil adalah

promosi dari mulut ke mulut. Wisatawan asing yang merasa nyaman dengan pelayanan dari

satu orang penggerak wisata pastinya mempromosikan kepada wisatawan lain. Dengan

adanya kemampuan berbahasa yang lebih baik, dapat dipastikan akan lebih banyak promosi

dari mulut ke mulut untuk meningkatkan kegiatan pariwisata desa dan pastinya meningkatkan

sektor ekonomi desa.Hal inilah yang menjadi latar belakang perlu diadakannya pelatihan

bahasa Inggris dengan tujuan khusus (ESP) yang disertai dengan teknik guiding dan

kepariwisataan bagi para masyarakat di desa tersebut.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi dan fakta di lapangan, maka dalam pengabdian kepada

masyarakat ini dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: para pemandu wisata di

desa Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng belum memiliki kemampuan

berbahasa Inggris yang memadai. Dengan demikian perumusan masalah yang bisa

dirumuskan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: Apakah pelatihan

Bahasa Inggris ESP ini dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris pemandu wisata

di desa Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng?

9

C. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk memberi pelatihan Bahasa

Inggris ESP atau Bahasa Inggris untuk Tujuan Khusus kepada para pemandu wisata desa

Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Peningkatan keterampilan ini dilihat

dari angka pretest dan posstest yang diberikan sebelum dan sesudah pelatihan. Anggota

khalayak sasaran yang strategis yang dilibatkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat

ini adalah para pemandu wisata yang tergabung dalam pokdarwis desa Wanagiri yang

berjumlah 30 orang.

D. Manfaat Kegiatan

Dari kegiatan pelatihan ini, para pemandu wisata desa Wanagiri dapat

meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan para wisatawan dalam bahasa Inggris.

Pelatihan ini perlu dilakukan mengingat kenyataan bahwa kemampuan berbahasa Inggris

yang digunakan dalam berkomunikasi dengan wisatawan masih menjadi masalah. Dalam

pelatihan ini, keterampilan berbicara akan menjadi fokus yang meliputi penggunaan language

expression (useful phrases), kosa kata, tata bahasa, pronunciation dan fluency (kelancaran).

Dengan adanya kemampuan berbahasa Inggris yang baik, diharapkan pemandu wisata dapat

lebih percaya diri dan mempengaruhi kesan wisatawan yang datang ke desa Wanagiri.

10

BAB II

METODE PELAKSANAAN

Kerangka dasar dari pemecahan masalah dalam pengabdian pada masyarakat ini

adalah memberikan pelatihan bahasa Inggris ESP bagi masyarakat desa Wanagiri Kecamatan

Sukasada Kabupaten Buleleng. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaannya.

a. Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi: 1) penjajagan kepada kepala desa terkait ijin

pelaksanaan kegiatan pelatihan, 2) pendataan peserta dan penyiapan instruktur yang

benar-benar ahli dalam bidangnya. Peserta adalah anggota pokdarwis yang meliputi

pemandu wisata di desa Wanagiri yang berjumlah 30 orang, sementara instruktur

berasal dari SMK 1 Sukasada dan Universitas Pendidikan Ganesha, 3) penyiapan tempat

kegiatan. Kegiatan dilaksanakan di ruang rapat kantor perbeekel desa Wanagiri dan

lokasi objek wisata, dan 4) penjadwalan kegiatan.

b. Pelaksanaan

Pelatihan dilaksanakan dalam empat hari. Pada hari pertama, pelatihan dimulai

dengan Pretest. Pretest diadakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal para

pemandu wisata dalam melakukan interaksi dengan wisatawan di obyek wisata. Selain

itu, pretest juga dilakukan untuk mengidentifikasi language expressions dan kosa kata

yang telah dikuasai atau belum dikuasai oleh mereka. Kemudian tim pengusul akan

menggandakan materi pelatihan. Dari language expressions, fluency, grammar dan kosa

kata yang teridentifikasi selama observasi, tim pelaksana menyusun materi tambahan

yang diperlukan. Setelah pretest, kemudian diberikan materi pertama kepada peserta.

Materi pertama diberikan oleh guru SMK 1 Sukasada yang sering mendapatkan bimtek

pariwisata berbasis Tri Hita Karana

Hari kedua, masih di ruang rapat kantor perbekel, diberikan materi tentang

bahasa Inggris untuk Tujuan Khusus (ESP) oleh instruktur dan teknik-teknik memandu.

Pada hari ketiga, para peserta diberikan pemantapan materi langsung di lokasi objek

wisata yaitu Air Terjun Banyumale. Peserta diberikan simulasi peran di mana peserta

bermain peran sebagai turis dan pemandu wisata. Pada hari ke empat diberikan posttest

dan evaluasi terhadap program dan hasil pelatihan. Evaluasi program pelatihan

dilaksanakan dengan memberikan peserta angket pendapat tentang pelatihan.

11

c. Evaluasi

Pada kegiatan akhir, dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan

kegiatan pelatihan. Tahapan ini menyangkut penilaian dan refleksi dari peserta terhadap

kegiatan pelatihan dengan memberikan peserta angket pendapat tentang pelatihan.

Angket dapat dilihat pada lampiran 2.

Anggota khalayak sasaran yang strategis yang dilibatkan dalam kegiatan pengabdian

pada masyarakat ini adalah pemandu wisata di desa Wanagiri Kecamatan Sukasada

Kabupaten Buleleng yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (pokdarwis) berjumlah 30

orang. Nama para peserta dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1. Nama Peserta

No Nama Peserta

1 Gede Merta Sastra Dhinata

2 Gede Suartawan

3 I Ketut Ranji

4 I Ketut Srimuka

5 I Made Suparanton

6 I Nyoman Suki Adnyana Putra

7 I Wayan Gumiasa

8 I Wayan Pada

9 Kadek Agus Dwik Atmaja

10 Kadek Budiarta Paramita

11 Kadek Kusuma Wardana

12 Ketut Martini

13 Ketut Putra

14 Ketut Putra Yasa

15 Ketut Sumertana

16 Ketut Suwenten

17 Luh Manik Sugiasih

12

18 Made Putriani

19 Made Suartama Giri

20 Made Sukarta

21 Made Sulendri

22 Made Sunarti

23 Made Wargata

24 Mangku Made Ngilis

25 Ni Nyoman Budiani

26 Nyoman Mertana Yasa

27 Putu Adi Putra Wirawan

28 Putu Sukadana

29 Putu Swarmika

30 Wayan Linggih Ariana

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Universitas Pendidikan Ganesha bekerja sama

dengan desa Wanagiri. Kegiatan pelatihan ini penting karena kebutuhan akan berkomunikasi

dalam bahasa Inggris yang memadai sangat dibutuhkan oleh para pemandu wisata di sana

agar wisatawan semakin banyak yang datang berkunjung. Selama ini belum ada pelatihan

seperti ini di desa mereka. Jurusan DIII Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha yang

merupakan jurusan yang menghasilkan lulusan praktisi pariwisata, sudah seyogyanya bisa

turut serta dalam membantu desa di Bali dalam upaya bersama-sama memajukan dunia

pariwisata, salah satunya dengan pemberian kegiatan pelatihan ini.

Metode yang dipilih dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode

ceramah dan pelatihan. Pada kegiatan ini, peserta pelatihan mendapat ceramah berupa materi

tentang pariwisata berbasis TRI Hita Karana, bahasa Inggris ESP untuk pemandu wisata, dan

teknik-teknik memandu. Para peserta kemudian dilatih untuk mengaplikasikan materi yang

diberikan yang dilaksanakan pada hari ketiga di lokasi obyek wisata. Kepada peserta

diberikan simulasi peran di mana peserta bermain peran sebagai turis dan pemandu wisata.

Simulasi peran dilakukan lewat diskusi kelompok dan pendampingan.

Ada tiga aspek evaluasi yang dilakukan yaitu aspek program, aspek proses, dan aspek

hasil (lihat tabel di bawah). Ketiga aspek evaluasi ini dilakukan ketika kegiatan berlangsung

dan pada akhir kegiatan. Evaluasi program dilakukan pada pertemuan terakhir pelatihan.

13

Secara spesifik aspek, teknik, instrumen, serta kriteria evaluasi yang dilakukan dapat

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.2. Rancangan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

No Aspek

Evaluasi

Teknik Instrumen Kriteria

1 Program Kuesioner Angket/Kuesioner Kesesuaian dengan

tujuan

2 Proses Observasi -Daftar presensi

-Lembar observasi

Kehadiran lebih dari

85%

3 Hasil Penugasan

kepada

peserta

untuk

berperan

sebagai

pemandu

wisata dan

turis.

Rubrik nilai

keterampilan berbicara

Peserta mampu

menggunakan

language expressions

dan kosa kata yang

benar dalam bermain

peran.

14

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pelatihan ini ditujukan kepada pemandu wisata yang tergabung dalam

pokdarwis di desa Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Pelatihan ini

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 sampai Kamis tanggal 11 Agustus 2016 di ruang rapat

kantor perbekel desa Wanagiri dan lokasi obyek wisata Air Terjun Banyumale. Pelatihan ini

diikuti oleh 30 peserta, yang terdiri dari pemandu wisata. Pemberi materi tentang pariwisata

berbasis Tri Hita Karana adalah Nyoman Dodi Irianto, S.Pd., guru SMK 1 Sukasada yang

sering mendapatkan bimtek pariwisata berbasis Tri Hita Karana. Pemberi materi bahasa

Inggris ESP adalah dosen DIII Bahasa Inggris Undiksha yang sering memberikan pelatihan

bahasa Inggris khusus untuk pariwisata yaitu I Made Suta Paramarta, S.Pd., M.Hum dan

Made Aryawan Adijaya, S.Pd, M.Pd

Adapun dalam pelaksanaannya, kegiatan pelatihan ini terbagi dalam empat hari

seperti dalam tabel berikut.

Tabel 4.1. Rincian Kegiatan Pelatihan

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Senin/8 Agustus

2016

Peserta melakukan registrasi di ruang rapat kantor

perbekel desa.

Ketua pelaksana memberikan sambutan dan pelatihan

dibuka oleh perbekel desa Wanagiri, I Wayan

Gumiasa, S.E.

Semua peserta diberikan pretest. Pretest dilakukan

dengan memberikan serangkaian pertanyaan kepada

pemandu wisata tentang apa yang mereka ucapkan saat

memandu wisatawan di obyek wisata. Tujuannya

adalah untuk mengetahui kemampuan awal para

pemandu wisata dan juga mengidentifikasi language

expressions dan kosa kata yang telah digunakan dan

juga dibutuhkan oleh mereka. Dari language

expressions dan kosa kata yang teridentifikasi selama

pretest, tim pelaksana menyusun materi tambahan

15

yang diperlukan.

Materi pertama diberikan oleh guru SMK 1 Sukasada

yang sering mendapatkan bimtek pariwisata berbasis

Tri Hita Karana, Nyoman Dodi Irianto, S.Pd.

Tanya jawab dan diskusi.

2 Selasa/9 Agustus

2016

Peserta melakukan registrasi di ruang rapat kantor

perbekel desa.

Materi kedua tentang teknik-teknik memandu

diberikan oleh Made Aryawan Adijaya, S.Pd., M.Pd.

Materi ketiga tentang bahasa Inggris ESP untuk

pemandu wisata diberikan oleh narasumber I Made

Suta Paramarta, S.Pd., M.Hum.

Tanya jawab dan diskusi.

3 Rabu/10 Agustus

2016

Peserta melakukan registrasi di ruang rapat kantor

perbekel

Peserta dan instruktur bergerak menuju lokasi wisata

Air Terjun Banyumale yang berjarak 5 km dari kantor

perbekel dengan kendaraan masing-masing.

Di lokasi, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok

kecil dengan 4 atau 5 orang. Kelompok pemandu

wisata ini terbentuk sebanyak 6 kelompok.

Para peserta diberikan situasi di mana mereka diminta

membuat simulasi tentang memandu wisatawan di

lokasi tersebut. Mereka kemudian berlatih

mengaplikasikan materi yang diperoleh pada hari

pertama dan kedua.

Praktek simulasi oleh masing-masing kelompok.

Pemberian feedback dari narasumber.

4 Kamis/11 Agustus

2016

Posttest diberikan kepada peserta. Seperti halnya

pretest, posttest dilakukan dengan memberikan

serangkaian pertanyaan kepada pemandu wisata

tentang apa yang mereka ucapkan saat memandu

wisatawan di obyek wisata. Tujuannya adalah untuk

16

mengetahui kemampuan akhir para pemandu wisata

setelah pelatihan.

Pemberian angket evaluasi program kepada peserta.

Penutupan oleh ketua pelaksana.

Kegiatan pelatihan bahasa Inggris untuk pemandu wisata ini dirasakan sangat berguna

bagi peserta dalam menjalankan tugas mereka dalam melayani wisatawan di desa wisata

Munduk. Motivasi mereka untuk mengikuti pelatihan termasuk tinggi, yang dapat dilihat dari

kehadiran peserta yang mencapai 30 orang dan kehadiran mereka hampir penuh pada hari

pertama sampai terakhir.

Materi pelatihan yang berupa print out diberikan kepada semua peserta pelatihan

sehingga dapat mereka gunakan lagi sewaktu-waktu setelah pelatihan berakhir. Materi ini

terbagi atas tiga bagian. Yang pertama adalah materi pariwisata berbasis Tri Hita Karana

yang disajikan pada hari pertama. Materi kedua adalah materi Bahasa Inggris ESP untuk

pemandu wisata yang diberikan pada hari kedua. Materi ketiga adalah materi tentang teknik-

teknik memandu yang juga dipaparkan pada hari kedua.

Berikut adalah uraian lebih rinci tentang kegiatan pelatihan yang dilaksanakan.

a. Pertemuan I (Senin, 8 Agustus 2016)

Pada hari pertama, setelah registrasi peserta, kegiatan dibuka oleh perbekel desa

yaitu Bapak I Wayan Gumiasa SE. Pada pembukaan ini, ketua pelaksana menjelaskan

tentang deskripsi dan tujuan kegiatan pelatihan. Kemudian panitia pelaksana melakukan

pretest. Setiap peserta diminta mengucapkan kalimat yang mereka ketahui untuk beberapa

fungsi bahasa yang biasanya digunakan saat memandu. Misalnya, panitia pelaksana

menanyakan apakah yang mereka ucapkan saat menjelaskan larangan saat memandu.

Jawaban bisa beragam sesuai dengan tingkat kemahiran mereka dalam berbahasa. Respon

yang ada antara lain: “Please don’t touch this” atau “Don’t swim”. Beberapa pemandu

wisata yang sudah terbiasa memandu dapat menjawab pertanyaan dengan language

expressions yang cukup baik, walaupun masih ada beberapa pengucapan dan struktur

bahasa yang perlu dikoreksi. Namun banyak pemandu wisata yang belum terbiasa

memandu sehingga ada yang tidak dapat menjawab pertanyaan sama sekali. Dari hasil

pretest ini, para pemandu wisata ini dapat dikategorikan dalam level pemula dan madya

(lihat lampiran 2 untuk hasil pretest).

17

Setelah pretest, materi pertama tentang kepariwisataan diberikan oleh guru SMK 1

Sukasada yang sering mendapatkan bimtek pariwisata berbasis Tri Hita Karana, Nyoman

Dodi Irianto, S.Pd selama dua jam. Adapun judul materi adalah “Penerapan Konsep Ideologi

Tri Hita Karana dalam Sadar Wisatadalam Konteks Meningkatkan Kompetensi Pemandu

Wisata Lokal”. Materi yang dipaparkan antara lain:

1. Landasan hukum pengembangan kepariwisataan yaitu UU no 10 tahun 2009 tentang

kepariwisataan

2. Hal-hal yang menjadi daya tarik wisata

3. Manfaat dan keuntungan mengembangkan kepariwisataan

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kepariwisataan

5. Community based tourism: konsep, manfaat, peranan masyarakat dan bagaimana

memulai community based tourism.

Pemberian materi kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi.

b. Pertemuan II (Selasa, 9 Agustus 2016)

Pada hari kedua, para pemandu wisata mendapat pelatihan tentang bahasa Inggris

khusus untuk pemandu wisata dan juga teknik memandu wisata. Pemaparan materi

dimulai dengan pemberian definisi tentang pemandu wisata menurut SK Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata no 10 year 2009 (PP no 10 tahun 2009) dan World Federation

of Tourist Guide Associations tahun 2003. Pemberian definisi ini penting untuk

mengidentifikasi tugas-tugas pokok seorang pemandu wisata. Kemudian pemberian materi

dilanjutkan dengan language expressions, kosa kata, tata bahasa dan etika dalam

berkomunikasi dengan wisatawan. Para peserta berlatih mengucapkan language

expressions yang diberikan dengan pengucapan dan intonasi yang tepat. Language

expressions ini diurutkan sesuai dengan fungsi bahasa dari mengawali dan mengakhiri

kegiatan memandu wisata. Misal dalam mengawali pemanduan, para pemandu berlatih

tentang bagaimana menyapa dan memberi salam kepada wisatawan. Dalam mengakhiri,

para pemandu berlatih bagaimana mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam

perpisahan.

Berikut adalah materi yang diberikan dalam pemberian materi kedua:

1. Definition of tourist guides

2. Fungsi bahasa dan ekspresi bahasa untuk greetings, addressing, introducing yourself,

welcoming the guests, telling objects in Wanagiri, explaining about Waterfalls,

explaining about coffee plantation, explaining about Wanagiri Waterfall, explaining

18

about Trekking and Tamblingan lake, telling about a prohibition, telling about a

process or procedure, dealing with questions, apologizing, thanking dan saying

farewell

Pemberian materi pada hari kedua ini kemudian dilanjutkan dengan materi ketiga

yaitu guiding technique. Materi yang diberikan antara lain:

1. Penggolongan pemandu wisata berdasarkan ruang lingkup kegiatan, berdasarkan

status, dan berdasarkan karakteristik wisatawan yang dipandu.

2. Kode etik pramuwisata

3. Teknik berbicara dan bahasa lisan

4. Teknik memandu wisatawan

5. Hal penting untuk menjadi pemandu wisatawan yang berhasil

Setelah pemebrian materi kedua dan ketiga ini, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab

dan diskusi.

c. Pertemuan III (Rabu, 11 Agustus 2016)

Setelah peserta melakukan registrasi di ruang rapat kantor perbekel, peserta dan

instruktur bergerak menuju lokasi wisata Air Terjun Banyumale yang berjarak 5 km dari

kantor perbekel dengan kendaraan masing-masing. Di lokasi, peserta dibagi menjadi

beberapa kelompok kecil dengan 4 atau 5 orang. Kelompok pemandu wisata ini terbentuk

sebanyak 6 kelompok. Para peserta diberikan situasi di mana mereka diminta membuat

simulasi tentang memandu wisatawan di lokasi tersebut. Para pemandu wisata melakukan

simulasi tentang bagaimana cara memandu tamu dari awal sampai akhir, dari menyapa dan

memperkenalkan diri, sampai mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam

perpisahan. Mereka kemudian diberikan waktu selama sejam untuk berlatih mengaplikasikan

materi yang diperoleh pada hari pertama dan kedua. Praktek simulasi kemudian dilakukan

oleh masing-masing kelompok. Penampilan setiap kelompok kemudian diberikan feedback

secara lisan oleh ketiga narasumber tentang tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam

kepariwisataan desa, bahasa Inggris secara umum, dan teknik meandu.

d. Pertemuan IV (Kamis, 12 Agustus 2016)

Pada hari teakhir ini, dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan berdasarkan rancangan

evaluasi sebelumnya. Evaluasi ini mencakup evaluasi program, proses dan hasil.

19

1. Evaluasi program. Sesuai rancangan evaluasi kegiatan pelaksanaan kegiatan,

panitia pelaksana memberikan angket evaluasi program kepada peserta. Ada

13 poin yang ditanggapi peserta dengan memberikan tanggapan Sangat Tidak

Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).

Tanggapan peserta berada pada kisaran Setuju dan Sangat Setuju. (lihat

lampiran H)

2. Evaluasi proses. Untuk kehadiran peserta pelatihan, dari daftar absen dapat

dilihat kalau kehadiran 85 persen terpenuhi. (lihat lampiran A)

3. Evaluasi hasil. Pada hari keempat ini kembali diberikan test kepada peserta.

Seperti halnya pretest, posttest ini dilakukan dengan memberikan serangkaian

pertanyaan kepada pemandu wisata tentang apa yang mereka ucapkan saat

memandu wisatawan di obyek wisata. Tujuannya adalah untuk mengetahui

kemampuan akhir para pemandu wisata setelah pelatihan. Dari hasil evaluasi

roleplay atau simulasi pada kelompok pemandu wisata, terlihat bahwa

kemampuan berbahasa para pemandu wisata dapat dikategorikan cukup dan

baik dan terdapat peningkatan kemampuan berbahasa Inggris untuk beberapa

peserta. Namun tidak semua peserta bisa mencapai nilai maksimal. Lihat

lampiran G untuk hasil posttest.

Kemudian seluruh pelaksanaan kegiatan pelatihan ditutup oleh ketua pelaksana dan

dilanjutkan dengan pemberian sertifikat kepada para peserta.

20

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka disimpulkan

bahwa kegiatan pelatihan bahasa Inggris untuk tujuan khusus (ESP) bagi pemandu wisata dan

di desa Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng sudah terlaksana dengan baik.

Kegiatan pelatihan berlangsung selama empat hari yaitu tanggal 8 – 11 Agustus 2016 dan

berjalan tepat waktu dan lancer. Hasil kegiatan pelatihan ini dievaluasi berdasarkan tiga

aspek, yaitu aspek program, aspek proses, dan aspek hasil. Pada aspek program, kegiatan

sudah berjalan sesuai dengan tujuan. Hal ini dilihat dari isian angket yang berkisar pada

Setuju dan Sangat Setuju untuk 13 item yang dikemukakan tentang pelaksanaan kegiatan

pelatihan. Pada aspek proses juga terkategori baik. Hal ini terbukti dari daftar kehadiran

peserta yang lebih dari 85% dan keantusiasan mereka dalam mengikuti pelatihan. Pada aspek

hasil juga terkategori baik, dimana terlihat bahwa kemampuan berbahasa para pemandu

wisata dapat dikategorikan cukup dan baik dan terdapat peningkatan kemampuan berbahasa

Inggris untuk beberapa peserta. Namun tidak semua peserta bisa mencapai nilai

maksimal.terdapat angket pendapat menunjukkan hasil yang menggembirakan.

4.2 Saran

Ada baiknya jika kegiatan pelatihan serupa bisa dilaksanakan secara kontinyu karena

jumlah para pemandu wisata di desa Wanagiri bertambah setiap tahun. Kegiatan pelatihan

bisa juga dilanjutkan dengan pelatihan dalam hal lain seperti pembuatan web atau blog bagi

para pemandu wisata atau pembuatan kamus kecil. Dengan adanya web atau blog, maka

potensi wisata desa Wanagiri akan lebih terekspos ke dunia sehingga menambah jumlah

wisatawan yang datang dan dengan demikian meningkatkan pariwisata desa.

21

DAFTAR PUSTAKA

Buleleng Kabupaten. “Profil Desa Wanagiri” Tersedia di http://sukasada.bulelengkab.

go.id/?sik=kantor&bid=c2f2b14369d058141a6754edafb41a88. Diakses pada 25

Oktober 2015.

BusyTeacher. “How to Teach ESP for Tour Guides”. Tersedia di

http://busyteacher.org/16306-how-to-teach-esp-for-tour-guides.html. diakses pada 20

Oktober 2015.

EnglishClub. “English for Work”. Tersedia di https://www.englishclub.com/english-for-

work/tour-guide.html) diakses pada 12 September 2015.

HPI Jakarta. “Peraturan Menparpostel Nomor: KM. 82/ PW 102/ MPPT-88”. Tersedia di

http://hpijakarta.wordpress.com/kode-etik-hpi/. Diakses pada 25 Oktober 2015.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Tersedia di http://kbbi.web.id/. Diakses pada

25Oktober 2015.

Robinson, P.C. 1991. ESP Today: A Practitioner's Guide. Hemel Hempstead :Phoenix.

Yaumi, M. Pengembangan Bahan Ajar English For Specific Purpose Berbasis Tik. Lentera

Pendidikan, Vol. 15 No. 2 Desember 2012. Tersedia di

https://www.academia.edu/7653602/44_PENGEMBANGAN_BAHAN_AJAR_ENGLISH_F

OR_SPECIFIC_PURPOSE_BERBASIS_TIK. diakses pada 24 Oktober 2015.

22

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran A. Absensi Peserta Kegiatan

23

24

25

26

27

28

29

30

Lampiran B. Foto-foto kegiatan pelatihan

Sambutan dan pembukaan oleh ketua pelaksana dan perbekel desa (hari pertama)

Pemberian materi pertama tentang pariwisata berbasis Tri Hita Karana (hari pertama)

31

Pemberian materi kedua tentang teknik-teknik memandu (hari kedua)

Pemberian materi ketiga tentang bahasa Inggris ESP untuk pemandu wisata (hari kedua)

32

Peserta berjalan menuju lokasi Air Terjun Banyumale (hari ketiga)

33

Pemantapan materi berupa simulasi dan pendampingan oleh instruktur dan pelaksana 1 (hari

ketiga)

Pemantapan materi berupa simulasi dan pendampingan oleh instruktur dan pelaksana 2 (hari

ketiga)

34

Pemantapan materi berupa simulasi dan pendampingan oleh instruktur dan pelaksana 3 (hari

ketiga)

Suasana pelatihan sebelum post test dan evaluasi (hari keempat)

35

Lampiran C. Lokasi Desa

36

Lampiran D. Skoring Rubrik untuk Evaluasi Peserta

No Components Score 1 Score 2 Score 3 Score 4

1 Language

Expressions

Presentation is

off topic and no

language

expressions

used.

Information

and language

expressions

are somewhat

accurate

Information and

language

Expressions are

mostly accurate

Information and

language

expressions are

all accurate

2 Pronunciation Hard to

understand

because of bad

pronunciation

Some words

are incorrectly

pronounced

and make the

dialog hard to

understand

A few

pronunciation

errors but none

that prevent

understanding

Pronunciation is

clear with

almost no errors

3 Fluency Speech does not

flow easily. It is

difficult to

remain

interested.

Some speech

flows well but

often stops to

think about

ideas.

Speech flows

smoothly with

only a few

pauses and

restarts

Speech flows

smoothly

without

interruptions

4 Vocabulary Makes many

errors in

vocabulary

Makes some

errors in

vocabulary

Makes a few

errors in

vocabulary

Uses

appropriate

vocabulary with

almost no errors

5 Grammar Makes many

errors in

grammar

Makes some

errors in

grammar

Makes a few

errors in

grammar

Uses correct

grammar with

almost no errors

1

Lampiran E. Hasil Evaluasi Peserta Pemandu Wisata (Pretest)

NO NAMA Language

Expressions

Pronunciation Fluency Vocabulary Grammar

1 Gede Merta Sastra Dhinata

2 2 2 2 2

2 Gede Suartawan

2 2 2 2 2

3 I Ketut Ranji 2 2 2 2 2

4 I Ketut Srimuka

2 2 2 2 2

5 I Made Suparanton

3 3 3 3 3

6 I Nyoman Suki Adnyana Putra

3 2 2 3 2

7 I Wayan Gumiasa

3 3 2 2 2

8 I Wayan Pada

2 2 2 2 2

9 Kadek Agus Dwik Atmaja

3 3 3 3 2

10 Kadek Budiarta Paramita

2 2 2 2 2

11 Kadek Kusuma Wardana

2 2 2 2 2

12 Ketut Martini

2 2 2 2 2

13 Ketut Putra 2 3 2 2 2

14 Ketut Putra Yasa

2 3 2 3 2

15 Ketut Sumertana

2 2 2 2 2

16 Ketut Suwenten

2 2 2 2 2

17 Luh Manik Sugiasih

3 3 3 3 2

18 Made Putriani

2 2 2 2 2

19 Made Suartama Giri

2 2 2 2 2

20 Made Sukarta

2 2 2 2 2

2

21 Made Sulendri

2 1 2 2 2

22 Made Sunarti

2 1 2 2 2

23 Made Wargata

2 2 2 2 2

24 Mangku Made Ngilis

1 1 1 1 1

25 Ni Nyoman Budiani

3 2 2 2 2

26 Nyoman Mertana Yasa

3 2 2 2 2

27 Putu Adi Putra Wirawan

2 2 2 2 2

28 Putu Sukadana

3 2 3 2 2

29 Putu Swarmika

2 2 2 2 2

30 Wayan Linggih Ariana

3 2 2 3 2

3

Lampiran E. Hasil Evaluasi Peserta Pemandu Wisata (Posttest)

NO NAMA Language

Expressions

Pronunciation Fluency Vocabulary Grammar

1 Gede Merta Sastra Dhinata

3 3 2 3 2

2 Gede Suartawan

3 2 2 3 2

3 I Ketut Ranji 3 2 2 2 2

4 I Ketut Srimuka

3 2 2 2 2

5 I Made Suparanton

3 4 3 3 3

6 I Nyoman Suki Adnyana Putra

3 3 2 3 2

7 I Wayan Gumiasa

3 3 2 3 2

8 I Wayan Pada

2 2 2 2 2

9 Kadek Agus Dwik Atmaja

3 4 3 3 2

10 Kadek Budiarta Paramita

3 2 2 3 2

11 Kadek Kusuma Wardana

3 2 2 3 2

12 Ketut Martini

2 2 2 2 2

13 Ketut Putra 3 3 2 2 2

14 Ketut Putra Yasa

3 3 2 3 2

15 Ketut Sumertana

3 2 2 2 2

16 Ketut Suwenten

2 2 2 2 2

17 Luh Manik Sugiasih

3 3 3 3 3

18 Made Putriani

3 2 2 3 2

19 Made Suartama Giri

3 2 2 3 2

20 Made Sukarta

3 2 2 2 2

4

21 Made Sulendri

2 1 2 3 2

22 Made Sunarti

2 2 3 2 2

23 Made Wargata

2 2 2 2 2

24 Mangku Made Ngilis

2 2 2 2 2

25 Ni Nyoman Budiani

3 2 2 3 2

26 Nyoman Mertana Yasa

3 2 2 3 2

27 Putu Adi Putra Wirawan

3 3 2 2 2

28 Putu Sukadana

3 3 3 2 2

29 Putu Swarmika

2 3 3 2 2

30 Wayan Linggih Ariana

3 2 2 3 2