pelaksanaan penyaluran pembiayaan oleh...

8
Jurnal Ilmu Hukum ISSN 2302-0180 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp. 98-105 Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 98 PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBIAYAAN OLEH BANK SYARIAH DI BANDA ACEH Badri 1 , Dahlan 2 , Mahfud 2 1) Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Abstract: Bank Syariah is a financial institution which be based on syariah principle. In Chapter (II) article (4) clause (1) mentioned the bank syariah has function to collect and distribute public fund, and in article (2) mentioned too bank syariah has social functions in form of baitul mal institution, in managing funds from zakat, infak, sedekah, hibah, or others social funds. However, in implementation in field, it was not yet indicate role optimally and it still dominated by particular business type that in commercial. Based on the case, this study promoted two problems: 1) what factors caused not all kind of production sharing business is implemented; 2) what factors caused not all kind of non-production sharing business is implemented. The research is aim to: 1) to find out and explains the causal factors of not all kind of production sharing business is implemented; and 2) to find out and explains the causal factors of not all kind of non-production sharing is implemented. This study is juridical empiric by using sociological research approach. The data collection technique is obtained by field research by interview with respondent and informants. The data analysis technique was conducted by descriptive analytic that is; first, not all kind of production share and non-production share business were implemented optimally by bank syariah in Banda Aceh. Second, implementation of kind of funding business by bank syariah should be based by syariah principles and agree with rule of law concerning to syariah banking. Based on this study, suggested to syariah banking party further should be looking at ability to give benefit and added value to public, be able to empower the common mankind economic and accord with syariah principle through a qualified financing. Keywords : Implementation, Distribution, Financing Abstrak: Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang berasaskan prinsip syariah.Dalam Bab. (II) pasal. (4) ayat (1) disebutkan bank syariah berfungsi untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, serta dalam pasal (2) di jelaskan juga bank syariah mempunyai fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, dalam mengelola dana dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya.Namun dalam pelaksanaan di lapangan, belum menunjukkan peran secara optimal serta masih didominasi oleh jenis usaha tertentu yang bersifat komersial. Berdasarkan hal tersebut, kajian ini mengangkat dua permasalahan: 1). Apakah faktor-faktor yang menyebabkan tidak semua jenis usaha bagi hasil dilaksanakan; 2). Apakah faktor-faktor yang menyebabkan tidak semua jenis usaha non bagi hasil dilaksanakan.Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor penyebab tidak semua jenis usaha bagi hasil dilaksanakan; dan 2) mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor penyebab tidak semua jenis usaha non bagi hasil dilaksanakan. Penelitian ini bersifat yuridis empiris dengan menggunakan pendekatan penelitian sosiologis.Teknik pengumpulan data diperoleh melalui penelitian lapangan dengan melakukan wawancara dengan responden dan informan.Teknis analisis data dilakukan secara deskriptis analitis yaitu; sistematisasi data, analisis data secara kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pertama, tidak semua jenis usaha bagi hasil dan non bagi hasil dilaksanakan secara optimal oleh bank syariah di Banda Aceh. Kedua,pelaksanaan jenis usaha pembiayaan oleh bank syariah harus dilandasi oleh prinsip-prinsip syariahserta sesuai dengan ketentuan undang- undang tentang perbankan syariah.Berdasarkan hasil kajian ini, disarankan kepada pihak perbankan syariah ke depan harus dilihat pada kemampuannya untuk memberikan manfaat dan nilai tambah kepada masyarakat, mampu memberdayakan perekonomian umat secara umum serta sesuai dengan prinsip syariah melalui pembiayaan yang berkualitas. Kata kunci : Pelaksanaan, Penyaluran, Pembiayaan

Upload: buique

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBIAYAAN OLEH …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmih/images/Jurnal/2.2013/2.1.8.2013/... · undang tentang perbankan syariah.Berdasarkan hasil kajian ini,

Jurnal Ilmu Hukum ISSN 2302-0180

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp. 98-105

Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 98

PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBIAYAAN OLEH

BANK SYARIAH DI BANDA ACEH

Badri

1, Dahlan

2, Mahfud

2

1) Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2) Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala

Abstract: Bank Syariah is a financial institution which be based on syariah principle. In Chapter

(II) article (4) clause (1) mentioned the bank syariah has function to collect and distribute public

fund, and in article (2) mentioned too bank syariah has social functions in form of baitul mal

institution, in managing funds from zakat, infak, sedekah, hibah, or others social funds. However,

in implementation in field, it was not yet indicate role optimally and it still dominated by

particular business type that in commercial. Based on the case, this study promoted two problems:

1) what factors caused not all kind of production sharing business is implemented; 2) what factors

caused not all kind of non-production sharing business is implemented. The research is aim to: 1)

to find out and explains the causal factors of not all kind of production sharing business is

implemented; and 2) to find out and explains the causal factors of not all kind of non-production

sharing is implemented. This study is juridical empiric by using sociological research approach.

The data collection technique is obtained by field research by interview with respondent and

informants. The data analysis technique was conducted by descriptive analytic that is; first, not all

kind of production share and non-production share business were implemented optimally by bank

syariah in Banda Aceh. Second, implementation of kind of funding business by bank syariah

should be based by syariah principles and agree with rule of law concerning to syariah banking.

Based on this study, suggested to syariah banking party further should be looking at ability to give

benefit and added value to public, be able to empower the common mankind economic and accord

with syariah principle through a qualified financing.

Keywords : Implementation, Distribution, Financing

Abstrak: Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang berasaskan prinsip syariah.Dalam

Bab. (II) pasal. (4) ayat (1) disebutkan bank syariah berfungsi untuk menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat, serta dalam pasal (2) di jelaskan juga bank syariah mempunyai

fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, dalam mengelola dana dari zakat, infak, sedekah,

hibah, atau dana sosial lainnya.Namun dalam pelaksanaan di lapangan, belum menunjukkan peran

secara optimal serta masih didominasi oleh jenis usaha tertentu yang bersifat komersial.

Berdasarkan hal tersebut, kajian ini mengangkat dua permasalahan: 1). Apakah faktor-faktor yang

menyebabkan tidak semua jenis usaha bagi hasil dilaksanakan; 2). Apakah faktor-faktor yang

menyebabkan tidak semua jenis usaha non bagi hasil dilaksanakan.Penelitian ini bertujuan untuk:

1) mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor penyebab tidak semua jenis usaha bagi hasil

dilaksanakan; dan 2) mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor penyebab tidak semua jenis usaha

non bagi hasil dilaksanakan. Penelitian ini bersifat yuridis empiris dengan menggunakan

pendekatan penelitian sosiologis.Teknik pengumpulan data diperoleh melalui penelitian lapangan

dengan melakukan wawancara dengan responden dan informan.Teknis analisis data dilakukan

secara deskriptis analitis yaitu; sistematisasi data, analisis data secara kualitatif.Hasil penelitian

menunjukkan bahwa; pertama, tidak semua jenis usaha bagi hasil dan non bagi hasil dilaksanakan

secara optimal oleh bank syariah di Banda Aceh.Kedua,pelaksanaan jenis usaha pembiayaan oleh

bank syariah harus dilandasi oleh prinsip-prinsip syariahserta sesuai dengan ketentuan undang-

undang tentang perbankan syariah.Berdasarkan hasil kajian ini, disarankan kepada pihak

perbankan syariah ke depan harus dilihat pada kemampuannya untuk memberikan manfaat dan

nilai tambah kepada masyarakat, mampu memberdayakan perekonomian umat secara umum serta

sesuai dengan prinsip syariah melalui pembiayaan yang berkualitas.

Kata kunci : Pelaksanaan, Penyaluran, Pembiayaan

Page 2: PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBIAYAAN OLEH …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmih/images/Jurnal/2.2013/2.1.8.2013/... · undang tentang perbankan syariah.Berdasarkan hasil kajian ini,

Jurnal Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

99 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013

PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan lembaga

keuangan yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah dan berfungsi

menghimpun dan menyalurkan dana serta

mempunyai fungsi sosial dalam bentuk lembaga

baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal

dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana

sosial lainnya dan menyalurkannya kepada

organisasi pengelola zakat.

Dasar hukum perbankan syari’ah di

Indonesia adalah mengacu pada Undang-

Undang Nomor 07 Tahun 1992 tentang

perbankan JO.Undang-Undang Nomor.10 tahun

1999, dan Undang–Undang Nomor 23 Tahun

1999 tentang Bank Indonesia yang berada satu

atap dengan perbankan konvensional. Serta

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 yang

khusus mengatur tentang perbankan syari’ah.

Bank syariah sebagai alternatif lembaga

intermediasi dalam transaksi keuangan, yang

tata cara pengoperasiaannya mengacu pada

ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Penerapan

konsep perbankan Syari’ah dengan kata lain

merupakan bentuk realisasi dari nilai-nilai

ilahiyah yang bersifat transendental dan sebagai

pengendali terhadap terealisasinya nilai-nilai

keadilan, persaudaraan, kesederajatan,

transparansi, universal dan kepedulian sosial

yang berlandasakan pada Syariat Islam.

Berdasarkan konsepsi tersebut, penulis

melakukan penelitian kelapangan melalui tehnis

wawancara dengan responden dan informan,

dari hasil penelitian menunjukkan Bank Syariah

saat ini adalah bank yang tumbuh paling besar

dan pesat di Banda Aceh, hal ini di karena

prosfek industri syariah yang semakin agresif

memperluas jaringan dalam berbagai bentuk

pelaksanaan penyaluran pembiayaan pada jenis

usaha bagi hasil dan non bagi hasil tertentu.

Pelaksanaan penyaluran pembiayaan

pada jenis usaha non bagi hasil di Banda Aceh

paling banyak di luncurkan saat ini adalah di

dominasi oleh jenis akad jual beli murabahah

yang bersifat komersil, adapun objek

penyaluran pembiayaannya banyak terdapat

dari kalangan PNS yang berhubungan dengan

Bank Aceh Syariah dan perbankan syariah

lainnya di Banda Aceh. Sedangkan penyaluran

pembiayaan pada jenis usaha bagi hasil yang

banyak juga di luncurkan di dominasi oleh jenis

akad musyarakah. Nasabah yang berhubungan

melui jenis produk ini banyak dari kalangan

kontraktor-kontraktor yang membutuhkan

bantuan modal untuk menyelesaian proyek

kontruksi bangunan serta pengusaha-pengusaha

lainnya yang butuh permodalan besar untuk

memperluas jaringan usaha bisnisnya. Adapun

jenis bagi hasil lainnya seperti akad

mudharabah, muzaraah, dan musakkah, minim

diluncurkan saat ini.

Selain jenis usaha bagi hasil dan

nonbagi hasil tersebut di atas terdapat juga jenis

usaha lainnya dalam bentuk sektor layanan

multi jasa perbankan, seperti jenisRahn

(pegadaian), umumnya jenis ini diluncurkan

juga oleh beberapa bank syariah di Banda Aceh

dalam bentuk jenis usaha gadai emas, kecuali

oleh Bank Muamalat dan jenis produk Qard

(pinjaman kebajikan), yaitu berupa perjanjian

Page 3: PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBIAYAAN OLEH …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmih/images/Jurnal/2.2013/2.1.8.2013/... · undang tentang perbankan syariah.Berdasarkan hasil kajian ini,

Jurnal Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 100

lunak, dengan mengembalikan pokok modal

pinjaman saja. Jenis ini juga sangat terbatas

disalurkan, hanya di batasi pada jenis program

produk talangan haji.Sedangkan dalam bentuk

program khusus qardh melalui al-qardul hasan,

masih belum menunjukkan peran dan kinerja

positif untuk membantu fakir miskin dan kaum

duafa memberikan modal usaha dan pembinaan

usahanya.

Dalam bentuk sektor layanan sosial

lainnya melalui program khusus untuk

mengelola sumber dana masyarakat yang

berasal dari zakat, infak, sedekah, (ZIS), hibah,

atau dana sosial lainnya,masih belum nampak

peran dan fungsi perbankan dalam hal ini,

masih bersifat pasif/sektoral dalam ukuran yang

bersifat personal, serta belum di jalankan secara

professional yang bersifat khusus oleh bank

syariah di Banda Aceh, kecuali pada bank

muamalah yang telah membentuk lembaga

khusus baitul mal muamalah dalam mengelola

dana ZIS dan dana Wakaf, walaupun masih

terbatas anggaran yang di kelolanya, karena

masih minimnya kesadaran pihak donatur untuk

menyumbang dan kesadaran pihak perbankan

untuk mengelola, mengumpulkan dan

menyalurkan pembiayaan yang mempunyai

misi social

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pelaksanaan penyaluran pembiayaan oleh

bank syariah

Karnaen Perwaajmadja dan Syafi’i

Antonio menyebutkan Bank Islam adalah bank

yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

syari’at islam. Sedangkan fungsi bank syariah

dalam penjelasan umum Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syari’ah, disebutkan bank syariah berfungsi

untuk mengerahkan dana dari masyarakat dan

menyalurkan kembali dana dalam bentuk

pembiayaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

islam. Sedangkan konsep penyaluran

pembiayaan oleh bank syariah, berbeda dengan

sistem kredit pada perbankan konvensional. Di

sisi hubungan antara debitur dan kreditur

pada bank konvensional adalah bersifat

antagonis (debitor to creditor relationship),

seorang debitur wajib mengembalikan pokok

pinjaman dan bunganya, walaupun

mendapatkan untung atau rugi. Sedangkan pada

bank syari’ah hubungan yang terbina antar

investor bersifat harmonis (mutual investor

relationship), dengan adanya saling kerjasama

dan kepercayaan, Jumlah pembayaran bunga

tidak meningkat meskipun jumlah keuntungan

berlipat. Dan jika terjadi kerugian (resiko) di

kemudian hari dari hasil usaha bersama,

menjadi tanggung jawab bersama, sedangkan

pada bank konvensional tidak demikian, adapun

resiko tetap menjadi tanggung jawab kreditur.

berarti penyaluran pembiayaan oleh lembaga

perbankan syariah selaku shahibul maal adalah

memberikan kepercayaan kepada seseorang

untuk melaksanakan amanah yang diberikan

sesuai dengan garis-garis syariat.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah

yuridis empiris, yaitu penelitian yang

Page 4: PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBIAYAAN OLEH …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmih/images/Jurnal/2.2013/2.1.8.2013/... · undang tentang perbankan syariah.Berdasarkan hasil kajian ini,

Jurnal Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

101 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013

bersumber pada kajian empiris dengan

melakukan penelitian sosiologis yang

membandingkan antara norma dengan

penerapannya di lapangan. Sifat dari penelitian

ini deskriptif analitis. Deskriptis yaitu

Penelitian yang bermaksud untuk

menggambarkan dan menganalisis data yang

diperoleh berhubungan dengan permasalahan

yang dikemukakan. Berarti bahwa penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan penerapan

suatu aturan hukum dalam kontek teori-teori

hukum dan pelaksanaan pelaksanaan dalam

masyarakat menurut apa adanya. Analisis

merupakan penguraian dan penjelasan secara

cermat, menyeluruh dan sistematis terhadap

suatu objek. Aspek yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah aspek-aspek perdata,

khususnya mengenai pelaksanaan jenis usaha

penyaluran pembiayaan oleh bank syari’ah di

Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan

cara mengumpulkan data dan mempelajari data

hukum primer, sekunder dan tersier. Data

hukum primer diperoleh melalui penelitian

lapangan dengan melakukan wawancara dengan

responden dan informan, dengan menemukan

fakta-fakta hukum dilapangan serta

membandingkan dengan norma hukum yang

berlaku serta menjelaskan asas-asas yang

terdapat dalam hukum perbankan khususnya

perbankan syari’ah. Data hukum sekunder,

yaitu data yang menjelaskan tentang data

hukum primer seperti ; buku-buku, artikel,

pendapat pakar hukum maupun makalah yang

berhubungan dengan topic penulisan ini. Bahan

hukum tersier yaitu bahan hokum penunjang

yang memberikan petunjuk terhadap bahan

hukum primer dan bahan hokum sekunder

seperti kamus hukum, dan kamus bahasa.

Selanjutnya Analisis Data, melalui

deskriptis analitis yaitu; Sistematisasi data,

analisis data secara kualitatif. Tahap pertama

adalah editing (memilih data), dimaksudkan

untuk menghindari kemungkinan terjadinya

data yang kurang lengkap juga untuk

menentukan data yang benar-benar diperlukan

dan yang tidak diperlukan agar mudah di

analisis. Tahap kedua tabulasi, yaitu setelah

data tersebut diedit dan selanjutnya dibuat Tabel

agar lebih praktis, mudah dibaca dan dipahami

selanjutnya dilakukan analisis data. Setelah

data tersebut diolah, maka selanjudnya

dilakukan analisis dengan pendekatan kualitatis

maupun kuantitatif secara simultan, dan

akhirnya diperoleh suatu kesimpulan dengan

menggunakan metode berfikir induktif dan

deduktif. Kesimpulan tersebut merupakan

jawaban terhadap permasalahan yang akan

diteliti.

HASIL PEMBAHASAN

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Tidak

Semua Jenis Usaha Bagi Hasil Tidak Di

laksanakan Oleh Bank Syariah Pertama, kurangnya pemahaman bankir

syariah terhadap penyaluran jenis usaha

perbankan syariah.

Banyak studi yang menyimpulkan bahwa

faktor internal yang paling memicu rendahnya

bagi hasil yang pernah dilakukan di antaranya

adalah terdapat tentang pemahaman bankir

syariah terhadap esensi bank syariah kurang.

Page 5: PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBIAYAAN OLEH …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmih/images/Jurnal/2.2013/2.1.8.2013/... · undang tentang perbankan syariah.Berdasarkan hasil kajian ini,

Jurnal Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 102

Rendahnya pemahaman bankir syariah terhadap

pembiayaan bagi hasil akan menyebabkan

bankir syariah kurang memberi informasi

tentang pembiayaan. Bankir syariah juga

kebanyakan dari bank konvensional. Seorang

bankir syariah seperti halnya bankir-bankir di

bank lain juga cenderung mencari jalan yang

mudah dan cepat menggolkan target

pembiayaan. Sehingga mereka akan

mendahulukan pembiayaan murabahah yang

mudah dipahami debitur dan simpel dalam

analisa pembiayaan. Rendahnya pemahaman

bagi hasil membuat bankir syariah lebih

dominan melihat sisi resiko dari pada economic

benefit. Padahal pelaksanaan penyaluran oleh

bank syariah pada jenis-jenis usaha pada produk

mudharabah akan menunjukkan keadilan dalam

distribusi pendapatan.

Kedua, kecendruang pihak bank syariah

yang terlalu menghindari resiko dalam

menyalurkan pembiayaan pada jenis-jenis usaha

tertentu (aversion to risk).

Dalam operasional Lembaga Keuangan

Syariah (LKS), terdapat kegiatan penyaluran

pembiayaan modal investasi atau modal kerja

secara penuh (trusty financing) yang merupakan

produk yang bercirikhas kepercayaan yang

dibangun atas dasar hubungan prinsip

kemitraan. Hasil keuntungan dan kerugian yang

dialami nasabah pun di bagikan atau di

tanggung bersama antara bank dan nasabah

dengan ketentuan sesuai kesepakatan

bersama.Namun pihak bank syariah cendrung

menghindari penyaluran pembiayaan pada jenis

produk mudharabah yang bersifat produktif ini,

karena produk ini memiliki resiko, sehingga

semakin lama pembiayaan yang diberikan akan

semakin tinggi pula tuntutan risiko yang akan

muncul, maka masih selalu unsur

ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan

menjadi pertimbangan pihak bank untuk

menyalurakan pembiayaan pada jenis usaha ini,

inilah yang menyebabkan timbulnya unsur

risiko. Prinsip bagi hasil sebenarnya memiliki

konsep dalam meminimalisir risikodengan

menyediakan beberapa tindakan alternatif untuk

menghadapi ketidakpastian. Agar resiko tidak

menghalangi kegiatakan perusahaan, maka

seharusnya resiko itu dimanajemen dengan

sebaik-baiknya.

Ketiga, prinsip penyaluran pembiayaan

yang cenderung berorientasi pada mengejar

keuntungan jangka pendek dan pasti saja.

Jangka waktu lama suatu kontrak prestasi

yang akan diterima pada masa yang akan

datang, dalam hal waktu ini terkandung

pengertian bahwa nilai uang pada saat sekarang

akan lebih tinggi nilainya dari pada uang yang

diterimanya pada masa yang akan dating,

menjadi suatu pertimbangan bank untuk

menyalurakan bantuan pada jenis-jenis usaha

yang bersifat jangka pendek. Adanya

mekanisme investasi jangka pendek yang lebih

menguntungkan pihak bank serta terhindar dari

tingginya resiko, contohnya penyaluran

pembiayaan pada produk murabahah adalah

produk yang sangat memudahkan pihak

perbankan untuk menjalankan usaha bisnisnya

dan sudah bisa dipastikan berapa keuntungan

yang akan didapatkannya, cukup memudahkan.

Page 6: PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBIAYAAN OLEH …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmih/images/Jurnal/2.2013/2.1.8.2013/... · undang tentang perbankan syariah.Berdasarkan hasil kajian ini,

Jurnal Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

103 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013

dibandingkan dengan sistem bagi hasil lainnya

seperti produk mudharabah dan musyarkah.

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Tidak

Semua Jenis Usaha Non Bagi Hasildi

laksanakan oleh Bank Syariah

Pertama, kebijakan pihak bank syariah

yang belum sepenuhnya mengakomodir

operasional pada semua jenis-jenis usaha non

bagi hasil.

Pelaksanaan penyaluran pembiayaan oleh

bank syariah masih terbilang lamban dan masih

terpaku pada produk-produk tertentu yang

bersifat komersial, contohnya, didominasi oleh

jenis akad jual beli murabahah oleh perbankan

syariah yang menjadi perioritasa utama,

sehingga mempengarui terhambatnya fungsi

layanan perbankan syariah di bidang yang lain

untuk membantu perekonomian masyarakat

dengan tujuan untuk saling tolong menolong

berdasarkan prinsip-prinsip keadilan,

kesederajatan, keseimbangan dan

persaudaraan dalam islam.

Kedua, minimnya prioritas penyaluran

pembiayaan pada jenis usaha jasa layanan

perbankan tertentu yang mempunyai misi sosial.

Salah satu jenis pembiayaan yang

mempunyai misi sosial adalah jenis produk

qard (pinjaman kebajikan).Dalam prakteknya di

lapangan masih terbatas di laksanakan pada

jenis talangan haji saja. Sedangkan melalui

program khusus al-qardhul hasan juga masih

kurang mendapat perioritas dalam membantu

fakir dan miskin serta kaum zuafa, padahal

program ini sangat cocok untuk di galakkan

dalam mengelola dana yang bersumber dari

penerimaan dana zakat, infak, dan sadaqah

(ZIS) serta sumber dana lainnya yang berasal

dari pihak donator yang tidak terikat.

Penyaluran pembiayaan melalui misi sosial ini

dapat dikatagorikan masih minus di luncurkan

di Banda Aceh secara persentase.kondisi ini

menunjukkan masih kurangnya peran bank

syariah dalam melaksanakan fungsi sosial

perbankan syariah untuk mengembankan misi

pemberdayaan ekonomi masyarakat.

sebagaimana amanat undang-undang No. 21

Tahun 2001 tentang perbankan syariah.

Selain jenis layanan sosial usaha non bagi

hasil di atas, terdapat juga jenis akad jual beli

salam, jual beli istisna dll. Kedua mekanisme

akad tersebut di laksanakan melalui pesanan

barang secara khusus, akan tetapi dalam

prakteknya oleh bank syariah di Banda Aceh,

khususnya pada bank muamalah tidak

meluncurkan jenis produk ini.

Keempat, faktor lainnya, antara

lain:Infrastruktur dan tata kelola bank syariah

yang belum memadai. Pengelolaan dan

penggunaan dana dari dan oleh pihak perbankan

tidak dapat dimamafaatkan secara baik dan

benar tanpa adanya fasilitas serta tata kelola

yang baik pula secara proporsional dan

professional, Pemahaman masyarakat yang

belum tepat terhadap kegiatan operasional bank

syariah, peraturan perbankan yang berlaku

belum sepenuhnya mengakomodasi operasional

bank syariah, jaringan kantor bank syariah yang

belum luas, sumber daya manusia yang

memiliki keahlian dalam bank syariah masih

sedikit.

Page 7: PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBIAYAAN OLEH …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmih/images/Jurnal/2.2013/2.1.8.2013/... · undang tentang perbankan syariah.Berdasarkan hasil kajian ini,

Jurnal Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 1, Agustus 2013 - 104

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkanuraian di atas, maka dapat

disimpulkan dan disampaikan saran-saran

sebagai berikut:

Pertama, pelaksanaan penyaluran

pembiayaan oleh bank syariah di Banda Aceh

belum sepenuhnya dilaksanakan pada semua

jenis usaha bagi hasil pada sektor riil yang

bertujuan untuk menumbuh kembangkan

semangat berwirausaha masyarakat melalui

penyediaan akses permodalan dan perlindungan

terhadap para pelaku usaha.Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain: kurangnya

pemahaman bankir syariah terhadap penyaluran

jenis usaha perbankan syariah, kecenderungan

pihak bank untuk menghindari resiko dalam

meluncurkan produk-produk tertentu (aversion

to risk), serta peluncuran produk hanya

berorientasi pada jenis-jenis usaha tertentu

untuk mengejar keuntungan jangka pendek.

Kedua, pelaksanaan penyaluran pembiayaan

pada jenis usaha non bagi hasil oleh Bank

Syariah di Banda Aceh melalui sektor keuangan

masih didominasi oleh jenis usaha dan produk

tetentu (produk murabahah) saja, sedangkan

pada sektor social belum menunjukkan peran

dan kinerja positif dalam menjalankan fungsi

sosial untuk menerima dan menyalurkan dana

yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah,

atau dana sosial lainnya. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

Kebijakan pihak perbankan yang belum

sepenuhnya mengakomodir operasional pada

jenis-jenis usaha non bagi hasil, masih

kurangnya modal dan diprioritaskan untuk

jenis-jenis usaha non bagi hasil tertentu.

Infrastruktur dan tata kelola bank syariah yang

belum memadai, dan faktor lainnya yang

meyebabkan tidak semua jenis usaha non bagi

hasil tidak dilaksanakan oleh bank syariah.

Saran

Pertama, sebaiknya pelaksanaan

penyaluran pembiayaan yang dilaksanakan oleh

bank syariah di Banda Aceh harus berimbang

pada semua jenis usaha, baik pada jenis -jenis

usaha bagi hasil maupun pada jenis-jenis usaha

non bagi hasil yang bersifat komersil maupun

sosial. pelaksanaanya harus dilandasai oleh

prinsip-prinsip kemitraan, kesetaraan,

kemanusian, tolong menolong serta sesuai

dengan ketentuan ketentuan undang-undang

dan prinsip keadilan menurut hukum islam.

Kedua, pengembangan industri

perbankan syariah kedepan harus dilihat pada

kemampuannya untuk memberikan manfaat dan

nilai tambah kepada nasabah, mampu

memberdayakan perekonomian ummat secara

umum dan sesuai prinsip syariah melalui

pembiayaan yang berkualitas.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdul, A.Z., 2001. Ensiklopedi Hukum Islam.

Jakarta: PT. Ictiar Baru Van Hoeve.

Bank Indonesia, 2012. Statistik Perbankan Syari’ah

Jakarta: Direktorat PerbankanSyari’ah.

Bismar, N., 2004. Mengkaji Ulang Sebagai landasan

Pembangunan Ekonomi. Pidato pada

Pengukuhan Guru Besar, USU- Medan.

Himpunan Fatwa DSN., MUI., Ed. Rev., Fatwa No.7

& 8 /DSN/-MUI/1V/2008 tentang

Pembiayaan Mudgarabah-Musyarakah.

Karnaen, P., dan Muhammad, 1997. Apa dan

Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: PT.

Dana Bhakta Waqaf.

Page 8: PELAKSANAAN PENYALURAN PEMBIAYAAN OLEH …prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmih/images/Jurnal/2.2013/2.1.8.2013/... · undang tentang perbankan syariah.Berdasarkan hasil kajian ini,

Jurnal Ilmu Hukum

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

105 - Volume 2, No. 1, Agustus 2013

Karnaen, P., dan Muhammad, 1992. Prinsip

Operasional Bank Syariah. Jakarta: Risalah

Masa.

Muhammad, N.A.S., 1991. Kegiatan Ekonomi

Dalam Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Muhammad, M., 2004. Sistem Perbankan Dalam

Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahmat, F., dan Maya Arianti. 2008. Manajemen

Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah

Kebijakan dan Aplikasinya. Bandung:

ALFABETA.

Soerjono, S., dan Sri Mamudji, 2010. Penelitian

Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat.

Jakarta: Rajawali Pers.

Soerjono, S., 1996. Pengantar Penelitian Hukum.

Jakarta: UI-Press.

Sunarto, Z., 2003. Panduan Transaksi Perbankan

Syari’ah. Jakarta: Zikrul Hakim.

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang

Perbankan Syari’ah.

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tentang

Perbankan. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Veitzal,R.H., dan Arfian Arifin, 2010. Islamic

Banking: Sebuah Teori Konsep dan

Aplikasi, Islamic Financial Management.

Jakarta: Bumi Aksara.