3 penyaluran dana

38
1 MODUL PENYALURAN DANA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh koperasi menunjukan bahwa koperasi merupakan suatu badan usaha. Peraturan Pemerintah tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan KSP/USP Koperasi adalah pelayanan jasa keuangan berupa: (1) penghimpunan dana dan (2) penyaluran dana dalam bentuk pinjaman kepada anggota, calon anggota dan koperasi lain dan anggotanya. Koperasi PMK dapat beroperasi dengan pendekatan syariah dengan mengacu KepMenkop No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004 bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola syariah. Kegiatan usaha Koperasi PMK meliputi kegiatan penghimpunan/penarikan dana dan penyaluran kembali dana tersebut dalam bentuk pembiayaan/piutang. Kegiatan tersebut harus memberikan dampak bagi anggotanya baik dari sisi pendapatan maupun keberlangsungan usaha anggota, untuk itu Koperasi PMK harus menghasilkan produktifitas yang tinggi dengan biaya yang efisien atau melalui penyaluran dana yang berkualitas sehingga dapat berkelanjutan (sustainable). Penyaluran dana yang berkualitas kepada anggota dan calon anggota pada umumnya menggunakan prinsip 5C namun sesungguhnya yang paling penting pada koperasi adalah character dan capasitas usaha anggota/pemanaat sehingga bagi koperasi bukan sekedar menyalurkan dana tetapi bagaimana memberikan pembiayaan. Secara etimologi pembiayaan berasal dari kata biaya, yaitu membiayai kebutuhan usaha dimana pemilik modal dalam hal ini koperasi harus tahu persis penggunaan dana dan usaha yang dijalankan pemanfaat. Pembiayaan merupakan aktivitas penting dalam lembaga keuangan karena aktiva paling besar dalam sebuah lembaga keuangan adalah outstanding portofolio pembiayaan yang juga merupakan sumber pendapatan utama penunjang keberlanjutan lembaga keuangan. Semakin tinggi outstanding pembiayaan maka semakin besar peluang pendapatan yang akan diperoleh, tetapi semakin besar pula lkmkopdki.com

Upload: moer76

Post on 15-Jun-2015

1.361 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3 penyaluran dana

1

MODUL PENYALURAN DANA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan

Usaha Simpan Pinjam oleh koperasi menunjukan bahwa koperasi merupakan suatu

badan usaha. Peraturan Pemerintah tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan pelayanan KSP/USP Koperasi adalah pelayanan jasa keuangan berupa: (1)

penghimpunan dana dan (2) penyaluran dana dalam bentuk pinjaman kepada

anggota, calon anggota dan koperasi lain dan anggotanya. Koperasi PMK dapat

beroperasi dengan pendekatan syariah dengan mengacu KepMenkop

No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004 bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan

simpanan sesuai pola syariah. Kegiatan usaha Koperasi PMK meliputi kegiatan

penghimpunan/penarikan dana dan penyaluran kembali dana tersebut dalam bentuk

pembiayaan/piutang. Kegiatan tersebut harus memberikan dampak bagi anggotanya

baik dari sisi pendapatan maupun keberlangsungan usaha anggota, untuk itu

Koperasi PMK harus menghasilkan produktifitas yang tinggi dengan biaya yang

efisien atau melalui penyaluran dana yang berkualitas sehingga dapat berkelanjutan

(sustainable).

Penyaluran dana yang berkualitas kepada anggota dan calon anggota pada

umumnya menggunakan prinsip 5C namun sesungguhnya yang paling penting pada

koperasi adalah character dan capasitas usaha anggota/pemanaat sehingga bagi

koperasi bukan sekedar menyalurkan dana tetapi bagaimana memberikan

pembiayaan. Secara etimologi pembiayaan berasal dari kata biaya, yaitu membiayai

kebutuhan usaha dimana pemilik modal dalam hal ini koperasi harus tahu persis

penggunaan dana dan usaha yang dijalankan pemanfaat.

Pembiayaan merupakan aktivitas penting dalam lembaga keuangan karena

aktiva paling besar dalam sebuah lembaga keuangan adalah outstanding portofolio

pembiayaan yang juga merupakan sumber pendapatan utama penunjang

keberlanjutan lembaga keuangan. Semakin tinggi outstanding pembiayaan maka

semakin besar peluang pendapatan yang akan diperoleh, tetapi semakin besar pula

lkmko

pdki.

com

Page 2: 3 penyaluran dana

2

resiko yang dihadapi. Untuk itu dalam buku ini titik beratnya bukan pada penanganan

pembiayaan bermasalah namun bagaimana memberikan pembiayaan berkualitas dan

menghindari resiko pembiayaan sekecil mungkin sehinga perlu adanya manajemen

pembiayaan yang baik (nugraha, 3 : 2006).

Dalam ilmu manajemen bahwa manajemen pembiayaan merupakan suatu cara

usaha mengatur dan melakukan proses pembiayaan untuk mencapai tujuan

pembiayaan yaitu keamanan, kelancaran dan menghasilkan. Usaha mengatur dan

melakukan proses pembiayaan ini adalah dengan melakukan analisa kelayakan

usaha dan analisa pembiayaan. Analisa kelayakan berdasarkan usaha meliputi aspek

manajemen, aspek pemasaran, aspek produksi, aspek hukum, aspek keuangan dan

aspek sosial ekonomi. Layak berdasarkan hasil analisa kelayakan usaha belum tentu

layak dibiayai karena tidak cukup hanya layak usaha namun perlu adanya analisa

kelayakan pembiayaan dengan memperhatikan faktor carakter, capital, capacity,

condition dan colateral atau dikenal dengan istilah 5C. Penerapan 5C bukan sekedar

syarat diatas kertas, tetapi masuk dalam ruang bisbis anggota.

Salahsatu yang membedakan analisa pembiayaan dengan pinjaman secara

konvensional adalah bagaimana pihak LKM KOPERASI PMK terjun langsung melihat

dan terlibat dalam proses bisnis calon anggota sehingga memahami betul kejadian-

kejadian bisnis. Ini dilakukan karena LKM KOPERASI PMK bukan memberikan

pinjaman uang tetapi LKM KOPERASI PMK terlibat dalam bisnisnya anggota. Untuk

itu disusun modul penyaluran dana ini bukan untuk analisa pinjaman tetapi analisa

untuk pembiayaan sebagai acuan bagi KOPERASI PMK agar tidak memberikan

perlakuan berbeda kepada calon anggota siapapun sehinggga bila

anggota/pemanfaat melakukan pengajuan dapat memahami dengan jelas tahapan

dan proses yang berlaku.

B. Tujuan Pembelajaran Umum

Tujuan pembelajaran umum dari panduan penyaluran dana ini adalah :

Peserta dapat memahami, menjelaskan dan melaksanakan kegiatan penyaluran

dana agar menghasilkan penyaluran dana yang berkualitas

lkmko

pdki.

com

Page 3: 3 penyaluran dana

3

C. Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Peserta dapat menjelaskan pengertian, tujuan, dan proses penyaluran dana

2. Peserta memahami dan mampu melaksanakan produk-produk dan akad

penyaluran dana

3. Peserta memahami dan mampu melakukan analisa penyaluran dana

4. Peserta mampu menghitung dan menetapkan harga (pricing)

5. Peserta dapat memahami dan mengkalisifikasikan penyaluran dana sesuai

standar kolektibilitas yang berlaku

D. Kerangka Pembelajaran

Materi pembelajaran yang diberikan pada diklat ini terdidi atas:

a. Tujuan, Konsep Dasar dan Kebijakan Penyaluran Dana

b. Jenis Produk, dan Kontrak Usaha atau Akad Penyaluran Dana

c. Proses dan Analisa Penyaluran Dana yang berkwalitas

d. Konsep dan Penetapan Pricing

e. Penanganan Penyaluran Dana Bermasalah

E. Metode

Metode pembelajaran melalui Experiential Learning Cycle yaitu belajar dari

pengalaman dengan ceramah, diskusi (sharing pendapat), Diskusi kelompok,

studi kasus, role play, games

F. Media dan Alat bantu

Plano, meta plan, solatif kertas, flipchart, infocus, kertas HVS,

G. Waktu

lkmko

pdki.

com

Page 4: 3 penyaluran dana

4

II. KEBIJAKAN PENYALURAN DANA

A. Kegiatan penyaluran dana pada LKM Koperasi PMK diutamakan dalam bentuk

penyaluran dana usaha produktif kepada anggotanya, karena kegiatan ini

merupakan sumber utama pendapatan LKM Koperasi PMK untuk menutupi

biaya pengeluaran lembaga.

B. Penyaluran dana adalah penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak LKM

Koperasi PMK dengan pihak pemanfaat dalam hal ini anggota koperasi yang

mewajibkan pihak pemanfaat untuk mengembalikan uang setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan jasa atau bagi hasil.

C. Penyaluran dana kepada anggota dan calon anggota sesuai dengan

kemampuan LKM Koperasi PMK, sedangkan penyaluran dana kepada koperasi

lain dimungkinkan jika LKM Koperasi PMK memiliki kapasitas lebih atas dasar

pertimbangan skala ekonomi dan efisiensi setelah mengutamakan pelayanan

kepada anggotanya dan mendapat persetujuan rapat anggota

D. Penyaluran dana harus didasarkan kepada prinsip kehati-hatian dan selalu

mempertimbangkan bahwa:

1. Penyaluran dana akan memberi nilai tambah bagi pemanfaat.

2. Penyaluran dana dapat dibayar kembali oleh pemanfaat sesuai dengan

akad / perjanjian.

E. Penyaluran dana yang dapat diberikan oleh LKM Koperasi PMK kepada

anggota harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. Penyaluran dana sesuai dengan nilai kebutuhan dan kemampuan

pemanfaat.

2. Kemampuan pemanfaat untuk membayar kewajibannya.

3. Likuiditas koperasi dengan mempertimbangkan cadangan kas primer dan

sekunder.

4. Distribusi risiko penyaluran dana melalui asuransi mikro atau lembaga

penjamin.

lkmko

pdki.

com

Page 5: 3 penyaluran dana

5

F. Ketentuan penyaluran atas kelebihan dana pada LKM Koperasi PMK:

1. Apabila anggota sudah mendapat pelayanan penyaluran dana sesuai

kebutuhan, maka pengelola LKM Koperasi PMK dapat melayani calon

anggota.

2. Apabila anggota dan calon anggota sudah mendapat penyaluran dana,

pengelola LKM Koperasi PMK dapat melayani Koperasi lain dan

anggotanya (sindikasi) berdasarkan perjanjian kerjasama antar Koperasi

yang bersangkutan.

3. Apabila terdapat kelebihan dana yang telah dihimpun, setelah

melaksanakan kegiatan pemberian penyaluran dana (butir a dan b) atas

persetujuan rapat anggota, pengelola LKM Koperasi PMK dapat:

a. Menempatkan dana dalam bentuk giro, simpanan, deposito berjangka,

dan sertifikat deposito pada bank dan lembaga keuangan lainnya.

b. Menempatkan dana pada sarana investasi lainnya.

G. Pemanfaatan kelebihan dana memperhatikan hal berikut:

1. Dalam penempatan kelebihan dana untuk pembelian saham dan sarana

investasi lainnya, pengelola harus mendapat persetujuan rapat anggota

terlebih dahulu.

2. Penyaluran dana kepada anggota Koperasi lain harus diberikan melalui

Koperasinya.

3. Rapat Anggota menetapkan batas maksimum pemberian penyaluran dana

baik kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya;

4. Pemanfaatan kelebihan dana harus dapat meningkatkan hasil usaha LKM

Koperasi PMK.

lkmko

pdki.

com

Page 6: 3 penyaluran dana

6

III. PRODUK PENYALURAN DANA

A. Berdasarkan Jangka Waktu

1) Penyaluran dana jangka pendek, yaitu penyaluran dana yang jangka

waktu pengembaliannya kurang dari 6 bulan.

2) Penyaluran dana jangka menengah, yaitu penyaluran dana yang jangka

waktu pengembaliannya 7 sampai 12 bulan.

3) Penyaluran dana jangka panjang, yaitu penyaluran dana yang jangka

waktu pengembaliannya atau jatuh temponya melebihi 1 tahun.

B. Berdasarkan Sektor Usaha yang Dibiayai

1) Perdagangan, yaitu penyaluran dana yang diberikan kepada anggota

untuk membiayai usaha dagang baik dalam bentuk warungan maupun

grosiran

2) Industri, yaitu penyaluran dana yang diberikan kepada anggota untuk

membiayai usaha pada bidang industri.

3) Pertanian, yaitu penyaluran dana yang diberikan kepada anggota untuk

membiayai usaha pada bidang pertanian.

4) Peternakan, yaitu penyaluran dana yang diberikan kepada anggota

untuk membiayai usaha pada bidang peternakan.

5) Jasa, yaitu penyaluran dana yang diberikan kepada anggota untuk

membiayai usaha pada bidang jasa.

C. Berdasarkan Tujuan

Berdasarkan tujuan penggunaannya, jenis penyaluran dana dibagi menjadi

dua yaitu tujuan komersial atau bisnis dan non komersial

1) Penyaluran dana produktif, yaitu penyaluran dana yang diberikan

kepada anggota dan calon anggota untuk membiayai kebutuhan modal

kerja dan investasi sehingga dapat memberikan nilai tambah dan

memperlancar kegiatan usahanya.

2) Penyaluran dana non produktif, yaitu penyaluran dana yang diberikan

kepada anggota dan calon anggota untuk membiayai kebutuhan diluar

lkmko

pdki.

com

Page 7: 3 penyaluran dana

7

usaha

D. Berdasarkan Penggunaan

a) Usaha

1) Penyaluran dana dalam bentuk modal kerja, yaitu penyaluran dana.

yang diberikan kepada anggota dan calon anggota untuk menambah

modal kerjanya

2) Penyaluran dana dalam bentuk investasi, yaitu penyaluran dana

yang diberikan kepada anggota dan calon anggota untuk pengadaan

sarana/alat produksi.

b) Multiguna

Penyaluran dana dalam bentuk multiguna, yaitu penyaluran dana yang

diberikan kepada anggota dan calon anggota untuk kebutuhan non

produktif seperti alat rumah tangga, matrial dan lain-lain

c) Sosial

Penyaluran dana untuk pemulihan kondisi sosial ekonomi antara lain

membebaskan dari jerat hutang rentenir, Penganggulangan musibah,

Kondisi tanggap darurat dll

Matrik Jenis Penyaluran Dana

KriteriaPengelompokan

Modal Kerja Investasi Multiguna Sosial

TujuanProduktif Produktif Non

Produktif

Non Produktif

AkadKomersial Komersial Komersial Non Komersial

Penggunaan Jual Beli Kerjasama

usaha Kerjasama

modal Sewa

Jual Beli Kerjasama

usaha Kerjasama

modal Sewa

Perbaikanrumah

Pembelianalatrumahtangga

dll

Kesehatan Pendidikan Pengalihan

hutang darirenternir

lkmko

pdki.

com

Page 8: 3 penyaluran dana

8

IV. TINGKAT IMBALAN JASA (PRICING)

A. Biaya Keberlanjutan

Penetapan tingkat imbalan jasa, baik dengan perhitungan bagi hasil, margin

dan jasa lainnya harus melakukan rasionalisasi dari segala kegiatannya agar

dapat beroperasi secara efisien dan berdampak pada keberlangsungan

lembaga, memilki nilai tambah yang dihasilkan dari dana bergulir oleh

pemanfaat yang pada akhirnya akan mendorong tercipyanya produk-produk

baru sehingga dapat menjangkau daya beli masyarkat. Sebelum menetapkan

strategi penetapan tingkat jasa dan bagi hasil penyaluran dana manajemen

LKM Koperasi PMK harus memperhatikan faktor-faktor berikut:

a Prinsip koperasi tentang pembatasan jasa dan bagi hasil atas modal,

meskipun manajemen LKM Koperasi PMK dapat membandingkannya

dengan biaya transaksi dengan pesaingnya.

b Biaya produk dalam hal ini adalah biaya dana dan biaya operasional

lainnya;

c Tingkat jasa dan bagi hasil harus mempertimbangkan harga pasar sehingga

pemanfaat akan memilih harga (tingkat jasa) yang lebih menguntungkan;

d Mutu pelayanan;

e Permintaan dan penawaran dana;

f Laba yang diinginkan;

g Tingkat risiko penyaluran dana meliputi jenis usaha anggota, jangka waktu

penyaluran dana, besarnya penyaluran dana dan faktor-faktor

ketidakpastian lainnya.

B. Memahami Biaya LKM Koperasi

Alhi akuntansi sudah bertahun tahun mencari tehnik untuk pengalokasian

biaya untuk produk dengan tujuan menghitung harga, tantangannya adalah

untuk menemukan selisih yang benar antara ketepatan dan kerumitan. Untuk

mencapai akurasi menurut Craigh C and Cheryl F, system penetapan biaya

lkmko

pdki.

com

Page 9: 3 penyaluran dana

9

harus menemukenali factor-faktor yang menghubungkan keluaran (produk)

dengan masukan (biaya). Namun demikian factor ini dapat menjadi rumit

dan dinamis sehingga pengembangan model penetapan biaya yang dapat

dilaksanakan untuk sebuat LKM membutuhkan beberapa derajat kompromi

antara akurasi yang sempurna dan penerapan yang praktis.

Biaya dapat dibagi dua yaitu biaya langsung dan tidak langsung. Biaya

langsung misalnya gaji petugas lapangan yang diakibatkan oleh produk

penyaluran dana, sedangkan biaya tidak langsung berhubungan dengan biaya

lembaga secara keseluruhan misalnya biaya diakibatkan oleh cara

pengelolaan. Persolannya bagi akuntan biaya adalah bagaimana menentukan

biaya tidak langsung dibagi secara adil.

Pengalokasian biaya secara adil akan sangat sulit ketika LKM masih berfikir

bahwa harga produk bagi pemanfaat lebih dahulu menghitung biaya dana atau

bunga untuk deposan/penyimpan, untuk itu perlu melakukan penentuan harga

bagi pemanfaat dengan menggunakan nisbah bagi hasil dan margin. Nisbah

bagi hasil dan margin digunakan agar terjadinya keadilan dalam memperoleh

keuntungan baik pada pihak mitra maupun lembaga karena bagi hasil diperoleh

dari hasil usaha bukan dari pokok sehingga tidak mendahului takdir. Besarnya

proporsi bagi hasil ditentukan berdasarkan kesepakatan awal antara lembaga

dengan mitra dengan mempertimbangkan gugus tugas dan kontribusi dalam

kerjasama usaha misalnya 20 : 80, 30 : 70, 40 : 60, 50 : 50, sedangkan margin

merupakan penyeimbang dari modal kerja atau investasi yang dimanfaatkan

oleh mitra. Sehingga anggota yang menginvestasikan dananya akan

mendapatkan bagi hasil tergantung dari pendapatan yang diterima KOPERASI

pada bulan bersangkutan.

Sebelum melakukan penentuan harga maka hal prinsip yang harus dipahami

adalah perbedaan dan membedakan bisnis lembaga keuangan konvensional

dengan bagi hasil dalam arti luas. Pada keuangan konvensional hanya

berbicara pada persoalan nilai uang kertas, sedangkan dalam konsep bagi

hasil berbicara persoalan sektor riil. Oleh sebab itu lembaga keuangan mikro

lkmko

pdki.

com

Page 10: 3 penyaluran dana

10

kopersai PMK harus terjun langsung dalam bisnis mitra kerjanya dan paham

betul berapa rupiah yang digulirkan, sehingga dalam menentukan margin dan

nisbah bagi hasil dapat mendekatkan kepada keadilan. Pengalaman

Ibaadurrahman group untuk menerapkan beberapa kebijakkan dalam

menentukan margin dan bagi hasil dipengaruhi oleh beberapa factor.

1. Jenis barang. Selisih harga jual atau margin terhadap barang yang kompetitif

dipasaran relatif lebih rendah dibanding investasi, sehingga KOPERASI

memperhatikan factor tersebut sebagai ajang kompetitif.

2. Ada pembanding, yaitu penentuan harga dibandingkan dengan aktifitas

transakasi yang dilakukan mitra usaha atau anggota terhadap suplayer.

Contoh, apabila mitra usaha membeli sesuatu produk pada suplayer dengan

jual putus (tempo) terjadi selisih Rp 100 dibanding membeli kontan (cash),

maka KOPERASI mengambil margin lebih kecil dari harga selesih Rp 100. bila

perlu jauh lebih kecil sehingga utnuk menutupi biaya bukan sekedar

memperbesar margin tetapi meningkatkan produktifitas (memperbesar omzet).

Sebagaimana kasus Pak Didi pedagang ayam potong pada produk murabahah.

Contoh lain adalah

3. Reputasi mitra pada pembiayaan sebelumnya. Reputasi pembiayaan mitra

dilihat dari kelancaran angsuran, perkembangan dan prospek usaha, loyalitas

serta tujuan usaha.

4. Alat Ukur. Pada bagian ini LKM Koperasi melakukan perhitungan berdasarkan

kondisi usaha anggotanya, oleh sebab itu kompetisi harga dipasaran menjadi

hal penting bagi LKM Koperasi sehingga membutuhkan strategi khusus.lkmko

pdki.

com

Page 11: 3 penyaluran dana

11

VI. Analisis Penyaluran Dana

A. Pengertian

Analisis penyaluran dana adalah proses melihat, mengkaji dan menilai usaha

anggota agar mampu menghasilkan penyaluran dana yang berkwalitas sehingga

lembaga berkelanjutan (sustainable). Penyaluran dana yang berkualitas kepada

anggota dan calon anggota pada umumnya menggunakan prinsip 5C namun

sesungguhnya yang paling penting pada koperasi adalah character dan capasitas

usaha anggota/pemanfaat sehingga bagi koperasi bukan sekedar menyalurkan

dana tetapi bagaimana memberikan pembiayaan. Secara etimologi pembiayaan

berasal dari kata biaya, yaitu membiayai kebutuhan usaha dimana pemilik modal

dalam hal ini koperasi harus tahu persis penggunaan dana dan usaha yang

dijalankan pemanfaat.

B. Tujuan

Tujuan analisis penyaluran dana/pembiayaan adalah sebagai alat untuk

memberikan jawaban pengambilan keputusan dalam penyaluran dana. Hal yang

dilakukan adalah menilai usaha calon anggota, menekan resiko akibat tidak

terbayarnya pembiayaan dan menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak

C. Prinsip-Prinsip Analisis Penyaluran dana/Pembiayaan

Di dunia perbankan dalam melakukan penilaian analisis pembiayaan

menggunakan unsur 5C. Begitu juga koperasi PMK sebagai lembaga keuangan

mikro menggunakan unsur 5C ini, namun penilaian lebih mengutamakan substansi

dari 5C tersebut :

lkmko

pdki.

com

Page 12: 3 penyaluran dana

12

1. Character

Penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon anggota pada bank

biasanya dengan menggunakan data bank, jika pada bank lain nama anggota

yang bersangkutan pernah tidak bayar maka otomatis dianggap tidak baik

karakternya (terjadi pembunuhan karakter). Koperasi PMK dirancang untuk

penguatan anggota di wilayah kelurahan sehingga disaring melalui pendidikan

anggota dan kebersamaan. Jadi karakter tidak hanya dilihat dari satu faktor

saja, namun melalui proses, kecuali anggota kelompok tidak menghendaki.

2. Capacity

Penilaian capacity kemampuan anggota untuk melakukan pembayaran.

Kemampuan ini diukur dari hasil wawancara dan melihat langsung kondisi

usaha anggota

3. Capital

Penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon anggota, yana

diukur dengan posisi usahanya secara keseluruhan melalui rasio finansialnya

dan penekanan pada komposisi modalnya.

4. Conditions

Penilaian conditions adalah melihat kondisi perekonomian secara umum

khususnya yang terkait dengan jenis usaha anggota, hal tersebut dilakukan

karena keadaan eksternal usaha yang dibiayai. Misalnya jika tukang ojek

memiliki satu motor kreditian, sementara akan ada program pemerintah masuk

angkutan kota dan dilarang beroperasi ojek, maka kondisi ekonominya agak

bermasalah.

5. Colateral

Colateral adalah jaminan milik anggota. Penilaian untuk lebih meyakinkan jikasuatu resiko kegagalan pembayaran terJadi, maka Jaminan dipakai sebagaipengganti dari kewajibannya. Tetapi, colateral dalam Koperasi lebihditekankan pada faktor : kepercayaan, kedekatan hubungan denganpengusaha dan kegiatan usahanya; saling mengenal karena daerah usahanyatidak luas melalui tanggung renteng dan/atau bersama tokoh setempat yangdiringi dengan pengajian bersama.

lkmko

pdki.

com

Page 13: 3 penyaluran dana

13

D. Kegiatan Persiapan Analisis Pembiayaan

Analisis merupakan kegiatan yang sangat kompleks, karena keharusan menilai

suatu kondisi eksternal dengan keterbatasan data yang tersedia. Penilaian

bersifat prediksi karenanya perlu formula dan pendekatan ilmiah dalam

melakukannya. Sebelum kegiatan analisis dilakukan, maka diperlukan beberapa

persiapan yaitu :

1. Pemilihan Pendekatan (approach) Analisis

a. Pendekatan Karakter

Pada pendekatan ini proses pemberian dana pembiayaan didasarkan ataskepercayaan terhadap reputasi karakter usaha dan perilaku anggota.Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling murni karena acuandasarnya adalah kepercayaan pada karakter usaha dan personalnya.Pendekatan ini merupakan pendekatan paling komplek karena karakterseseorang sangat sulit diketahui dengan baik. Jika pendekatan ini dipakaimaka secara teoritis memberikan jaminan kelayakan usaha, sebabpenilaian ini sangat tergantung kejelian dan kepekaan seorang analis.Penilaian karakter memerlukan waktu dan metodologi yana lebih komplekdibandingkan pendekatan yang lain, oleh sebab itu pendekatan yangdilakukan koperasi PKM sebagaimana disebutkan diatas adalah melaluipendekatan kelompok (yang dibahas pada meteri kelompok)

b. Pendekatan Kemampuan Pelunasan

Pendekatan ini menekankan pada kemampuan anggota mengembalikan

pokok pembiayaan, apakah berdasarkan pada proyek yang dibiayai atau

sumber dana lainnya yang mungkin menutup pengembalian dana

pembiayaan. Penilaian kemampuan pengembalian dana pembiayaan

dapat dilakukan dengan melihat penilaian Cash Flow (secara sederhana)

serta mengembalikan pula dengan estimasi dari Source dan use of funds

anggota

lkmko

pdki.

com

Page 14: 3 penyaluran dana

14

E. Proses Pengumpulan Informasi

Beberapa informasi yang diperlukan dalam rangka persiapan analisis pembiayaan

adalah informasi yang bersifat umum dan yang bersifat khusus. Informasi umum -

yang dapat diperoleh dari pihak luar - meliputi beberapa informasi usaha anggota,

antara lain :

1. Reputasi anggota.

2. Data ekonomi menyangkut usaha yang akan dibiayai.

3. Data perkembangan rekening simpanan.

Informasi khusus tentang anggota meliputi :

1. Data keuangan anggota.

2. Data teknik usaha (manajemen sederhana) anggota.

3. Data ekonomis dan yuridis jaminan (apabila sangat diperlukan untuk

pembiayaan skala besar).

4. Data lain yang berkaitan secara langsung dengan usaha/proyek.

F. Penetapan Titik Kritis Proyek

Aspek pasar merupakan aspek terpenting dari keseluruhan aspek yang harus

dianalisis. Tanpa adanya pemasaran maka keseluruhan produksi akan macet.

Peryataan ini sepintas mengandung kebenaran, namun jika dianalisis secara detail

akan dijumpai beberapa kelemahan utama pendekatan ini. Aspek pasar, aspek

teknis, aspek manajemen dan aspek lainnya merupakan hubungan yang saling

berkait satu sama lain. Karena itu keseluruhan aspek harus dinilai dengan

seksama. Namun setiap proyek harus mempunyai karakteristik dan keunikan yang

tidak ada persamaan dengan proyek lainnya.

Analisis pembiayaan harus dapat menemukan titik kritis dari suatu proyek yang

akan dibiayai, yaitu penentuan aspek mana yang paling kritis untuk dianalisis yang

lkmko

pdki.

com

Page 15: 3 penyaluran dana

15

merupakan faktor dominan akan keberhasilan proyek. Jika titik kritis dapat dilalui

maka aspek lain akan dilakukan analisis kemudian.

G. Analisis Aspek Pembiayaan

Setelah mengetahui secara jelas titik kritis dan suatu usaha anggota, makalangkah berikutnya adalah melakukan analisis setiap aspek yang berkaitan denganusaha anggota tersebut.

H. Analisis Aspek Yuridis

Sasaran dari analisis aspek ini adalah :

1. Apakah anggota mempunyai kecakapan (capacity) untuk mengadakan

perjanjian; anggota Koperasi minimal memahami tentang "akad pembiayaan"

yang sedang dibuat;

2. Apakah status badan usaha yang digunakan untuk menampung usahanya

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (liar atau bukan): anggota

KOPERASI minimal melaksanakan ketentuan-ketentuan atau peraturan

dimana ia berusaha, misalnya membayar iuran keamanan, retribusi sampah,

dll.

I. Analisis Aspek Pemasaran

Kemampuan untuk memproduksi suatu barang atau jasa tidak akan ada artinya

jika tidak ada kemampuan memasarkan, apalagi dalam situasi perekonomian yang

kompetitif, dimana customer oriented lebih menonjol dibandingkan production

oriented.

Faktor-faktor yang dinilai adalah :

1. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)

Pada era teknologi yang begitu cepat berkembang suatu produk atau jasa

akan cepat ketinggalan zaman, baik karena modalnya, teknologi maupun

keadaan ekonomis lainnya. Dan suatu ketika produk lama yang telah lewat

masanya akan kembali laku karena adanya sentuhan promosi dan konsep

lkmko

pdki.

com

Page 16: 3 penyaluran dana

16

iklan lainnya. Dalam menganalisis pembiayaan, maka yang harus diperhatikan

adalah :

a. Apakah produk tersebut masih dalam masa pengenal; pertumbuhan,

pematangan atau penuaan.

b. Apakah pembiayaan yang diajukan telah akan berakhir pada masa produk

tersebut paling lambat pada akhir masa ketiga (pematangan).

Dalam KOPERASI, analisis siklus hidup produk tidaklah begitu rumit karena

hanya membiayai usaha kecil, narnun tetap harus diperhatikan untuk melatih

analisis petugas pembiayaan.

2. Produk Subsitusi

Titik sentral analisis harus ditekankan pada asumsi yang diajukan oleh

pemohon pembiayaan terhadap jumlah penawaran barang didalam

memperhitungkan titik keseimbangan antara penawaran dan permintaan

barang tersebut. Seorang analis harus mampu mengidentifikasikan sejauh

mana produk yang diajukan pembiayaannya dapat mengatasi produk

pengganti.

3. Perusahaan Pesaing

Dalam menganalisis faktor pesaing ini, harus mampu memprediksi market

share dari produk/jasa yang akan dipasarkan oleh anggota.

4. Tingkat Kemampuan Daya Beli Masyarakat

Walaupun suatu produk bersifat unik dan tidak ada barang penggantinya,

namun hal tersebut tidak menjamin produk tersebut akan laku di pasaran.

Sebab hal itu dipengaruhi pula oleh kemampuan atau daya beli masyarakat

yang menjadi target pasarnya.

5. Program Promosi

Tujuan analisis ini adalah mengetahui sejauh mana rencana anggota untuk

mempromosikan barangnya. dan apakah program tersebut cukup realistis

untuk meningkatkan omset penjualannya.

6. Daerah Pemasaran

Untuk menaksir kuantitas produk yang akan dijual, dihubungkan dengan target

market dalam suatu wilayah.

lkmko

pdki.

com

Page 17: 3 penyaluran dana

17

7. Faktor Musim

Analisis harus dapat mengungkapkan hubungan antara produk dengan

musim serta hubungannya dengan pola konsumsi atas produk tersebut.

Sehingga akan lebih tepat dalam memprediksi volume penawaran.

8. Manajemen Pemasaran

Ini sangat penting dianalisis karena faktor ini merupakan motor dari

keseluruhan program penjualan. Yang harus diperhatikan dalam analisis ini

adalah organisasi, strategi sarana pemasaran, jalur distribusi, anggaran

biaya yang disediakan, pengalaman para salesman dan tingkat harga.

9. Kontrak Penjualan

Jika ini ada, maka hal tersebut menunjukkan target pasar yang sudah jadi.

J. Analisis Aspek Teknis

1. Lokasi Usaha

Lokasi usaha yang dianggap ideal, jika memenuhi kriteria berikut:

a. dekat dengan pasar

b. dekat dengan sumber bahan baku

c. dekat dengan tenaga kerja

d. dekat dengan suplier peralatan

e. dekat dengan sumber permodalan

f. transportasi mudah

g. ada fasilitas penunjang yang memadai

2. Fasilitas Gedung Bangunan Tempat Usaha yang Memadai

Yang harus dianalisis adalah :

a. pendirian gedung tidak melanggar peraturan pemerintah (IMB)

b. gedung dan bangunan dapat menampung kegiatan dan usaha

c. gedung dan bangunan memenuhi persyaratan teknis

3. Mesin-Mesin yang dipakai

Beberapa faktor yang harus dianalisis adalah :

lkmko

pdki.

com

Page 18: 3 penyaluran dana

18

a. Kapasitas mesin, apakah sudah sesuai dengan rencana produksi

b. Apakah konfigurasi mesin telah lengkap.

c. Reputasi merk.

d. Kemudahan reparasi.

e. Fleksibilitas mesin dengan mesin lain.

4. Proses Produksi

Faktor yang dinilai adalah ;

a. Urutan proses produksi, apakah telah menunjukkan tingkat

efisiensi yang maksimal.

b. Adakah standar-standar pengukuran.

c. Desain dan perencanaan produksi.

K. Analisis Aspek Keuangan

Beberapa aspek yang harus dinilai adalah sbb :

1. kemampuan memperoleh keuntungan

2. sisa-sisa pembiayaan dengan pihak lain

3. beban-beban rutin di luar kegiatan usaha

Pendekatan yang dapat dipakai dalam menilai aspek keuangan adalah sebagai

berikut:

1. Kemampuan Menabung

Pendekatan ini berasumsi bahwa dana pembiayaan dapat

bermanfaat jika debitur mampu melakukan pengembaliannya. Dan untuk

menilai kemampuan pengembalian ini, diasumsikan bahwa ; antara

usaha dan keluarga adalah unit kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Jadi sesungguhnya pendekatan ini sama dengan pendekatan

repayment (kemampuan membayar).

Aplikasi pendekatan ini adalah sebagai berikut :

lkmko

pdki.

com

Page 19: 3 penyaluran dana

19

a. Melakukan analisis rugi laba masa lalu (lakukan dengan

wawancara).

b. Hitung semua penerimaan di luar usaha.

c. Hitung semua biaya di luar kegiatan usaha (seperti keluarga

lebaran, rekreasi, dll).

Tentukan kemampuan menabung (1+2-3).

2. Pendekatan Kebutuhan Modal

Pendekatan ini progresif dibanding kemampuan menabung. Asumsi

yang dipakai pendekatan ini adalah :

Bahwa kegiatan usaha kecil sekalipun mampu dikembangkan jika

kita mampu menghitung secara tepat berapa keuntungannya.

Bahwa kemandekan usaha kecil lebih banyak disebabkan oleh

kekurangan modal.

Pengembangan di masa datang memiliki korelasi dengan masa

lampau.

Aplikas pendekatan ini - cocok untuk usaha-usaha non cash - dapat

dilakukan sbb :

a. Hitung dengan tepat berapa tingkat perputaran modal kerja dalam

sebulan. Secara sederhana dapat dihitung sbb :

30 hari

-------------------------------- = tingkat perputaran modal kerja sebulan

lama pembayaran pembeli

b. Hitung berapa potensi yang masih dapat dijangkau, tentukan

taksiran nilai rupiahnya.

c. Kebutuhan modal kerja = perputaran (1)x potensi (2).

lkmko

pdki.

com

Page 20: 3 penyaluran dana

20

FORMAT

Memorandum Analisa Pembiayan (MAP)

DATA PEMOHON

Nama Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Identitas Diri KTP SIM Nomor

Status Marital Lajang Menikah Duda/Janda Agama

Pendidikan SD SLTP SMA S1 Tanggungan

PekerjaanWirausaha Karyawan

ProfesionalPenghasilan Rp

Bidang Usaha Pengeluaran Rp

TEMPAT TINGGAL TEMPAT USAHA

Alamat Alamat

No. Telp No. Telp

PERFORMANCE (40%)

1. Lama Usaha [5] > 5 tahun

[4] 2-5 tahun

[3] < 2 tahun

4. Administrasi Usaha [5] Terdokumentasi rapi

[4] Catatan sederhana

[3] Tidak ada catatan

2. Reputasi Usaha [5] Baik

[4] Cukup Baik

[3] Kurang Baik

5. Tempat Tinggal [5] Milik sendiri

[4] Milik sendiri (kredit)

[3] Milik orang tua/sewa

3. Usia [5] 30 – 45 tahun

[4] 21 – 30 tahun

[3] > 45 tahun

6. Tempat Usaha [5] Milik sendiri

[4] Milik sendiri (kredit)

[3] Milik orang tua/sewa

KAPASITAS (40%)

1. Rasio Laba / Kewajiban [5] > 3 kali [4] 2 – 3 kali [3] 1 – 2 kali

2. Rasio Laba / Bagi Hasil [5] > 5 kali [4] 4 – 5 kali [3] 2 -4 kali

3. Dana Sendiri [5] > 30 % [4] 20 – 30 % [3] 10 – 20 %

4. Perputaran Piutang [5] 1 bulan [4] 2 bulan [3] 3 bulan

5. Perputaran Persediaan [5] 1 bulan [4] 2 bulan [3] 3 bulan

JAMINAN (20%)

□ Simpanan LancarAda □ Tidak ada □ Rp

Nama Pemilik □

□ Simpanan KelompokAda □ Tidak ada □ Rp

Persetujuan Kelompok □

□ Jaminan lainnya

□ ______________

Nilai Wajar Jaminan Rp. □

Nilai Likuidasi Rp. □

Potensi Jual Kembali □ Bagus □ Kurang Bagus

Aspek Hukum □ Sempurna □ Tidak Sempurna

Nilai Prosentase _Nilai Likuidasi_

Pembiayaan_____________________ x 100% = _________ %

KESIMPULAN [5] Jaminan sangat mencukupi (> 100 %), dokumentasi sempurna

lkmko

pdki.

com

Page 21: 3 penyaluran dana

21

ANALISA JAMINAN [4] Jaminan mencukupi 70 – 99 %, dokumentasi sempurna

[3] Jaminan antara 50 – 69 %, dokumentasi cukup

KESIMPULAN ANALISA

KOMPONEN ANALISA BOBOT NILAI BOBOT X NILAI

PERFORMANCE 40 %

KAPASITAS 40 %

JAMINAN 20 %

TOTAL NILAI

1. Profil Usaha

Sejarah Usaha

Usaha yang dijalankan saat ini, system usaha yang dijalankan, lokasi usaha, status tempat

usaha dan kepemilikan. Dijelaskan dalam bentuk deskripsi

Bagaimana usaha anggota?

lkmko

pdki.

com

Page 22: 3 penyaluran dana

22

2. KeuanganTabungan pada Bank Rp .………………….(nama Bank ……….. )

Tabungan pada PMK Rp ..…………………

Piutang dagang Rp……………………

Kas perhari Rp……………………

Investasi Rp…………………… terdiri dari :

Penyaluran dana yang sedang berjalan ke pihak lain :

Nama lembaga/perorangan : ………………………………………… Besar pinjamaman : ………………………………………… Lama penyaluran dana : ………………………………………… Besar angsuran & bunga : …………………………………………Modal awal : …………………………………………

Modal sekarang : …………………………………………

Aset : …………………………………………

Kapasitas Pembelanjaan : …………………………………………

3. Laba / Rugi

Pendapatan

Omzet hari/minggu/bulan : …………………………………………

a.Keuntungan (% dan Rp.) : …………………………………………

b.Sumber pendapatan lain : …………………………………………

: …………………………………………

Total Pendapatan (a+b) : …………………………………………

Pengeluaran

Resiko Harian : ………………………………………… Transportasi belanja : ………………………………………… Biaya sekolah per hari : ………………………………………… Restribusi : ………………………………………… Angsuran penyaluran dana : ………………………………………… Arisan : …………………………………………

lkmko

pdki.

com

Page 23: 3 penyaluran dana

23

Gaji pegawai : ………………………………………… Gas dan atau minyak : ………………………………………… Listrik : ………………………………………… Telephon : ………………………………………… Air dan atau PAM : ………………………………………… SPP : ………………………………………… Asuransi : …………………………………………Lain – lain : …………………………………………

Total pengeluaran harian : …………………………………………

Total pengeluaran bulanan : …………………………………………

Kemampuan simpan : …………………………………………

Prestasi pyd sebelumnya : …………………………………………

Perkembangan usaha : …………………………………………

Jumlah Plafond yg diajukan : …………………………………………

Neraca

Harta Kewajiban dan Modal

Kas

Tabungan di Bank

Persediaan Barang

Piutang(dana di luar)

Inventaris usaha

Harta Tetap

-

-

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Hutang ke Bank

Hutang ke Koperasi lain

Hutang ke pihak lain

Modal

Rp

Rp

Rp

Rp

Jumlah Rp Jumlah Rp

lkmko

pdki.

com

Page 24: 3 penyaluran dana

24

4. RekomendasiCarakter : …………………………………………

Capital : …………………………………………

Capability : …………………………………………

Conditions : …………………………………………

CashCollateral : …………………………………………

Berdasarkan data diatas rapat memutuskan

a. layak b. tidak layak

5. layak disetujuiJumlah Penyaluran Dana : …………………………………………

Angsuran : …………………………………………

Proporsi Bagi hasil : …………………………………………

Margin : …………………………………………

Jangka waktu : …………………………………………

Jumlah tabungan yg ditahan : …………………………………………

Yang mengajukan

Pendampinglkmko

pdki.

com

Page 25: 3 penyaluran dana

25

VII. Pembiayaan Bermasalah

Berbicara pembiayaan bermasalah tidak lepas dari penyebab pembiayaan

bermasalah, oleh sebab itu dalam materi ini akan dibahas:

1. Menganalisis sebab-sebab terjadinya keterlambatan angsuran / pembiayaan

bermasalah

2. Kriteria keterlambatan angsuran / pembiayaan bermasalah

3. Menyadari biaya besar akibat keterlambatan angsuran bagi lembaga

4. Mengendalikan keterlambatan angsuran / pembiayaan bermasalah

5. Menyusun rencana tindak lanjut lembaga untuk mengatasi keterlambatan

angsuran / pembiayaan bermasalah

7.1 Pengertian

Pengertian keterlambatan angsuran atau dikenal dengan istilah pembiayaan

bermasalah adalah apabila pembayaran anggota kepada lembaga melewati waktu

yang telah disepakati. Beberapa pendapat tentang pengertian keterlambatan

angsuran adalah :

1. Situasi yang terjadi ketika pembayaran pembiayaan sudah melewati jatuh

tempo

2. Keterlambatan angsuran pinjaman (atau tunggakan pinjaman) adalah pinjaman

dengan pembayaran yang sudah melewati jatuh tempo (Calmeadow)

3. USAID mendefinisikan keterlambatan angsuran adalah sebagai tunggakan

atau keterlambatan pembayaran serta digunakan untuk mengukur persentase

dari portofolio pinjaman yang beresiko

4. Keterlambatan angsuran yang tertunggak adalah pinjaman yang

pembayarannya sudah lewat jatuh tempo, (dikutip dari SEEP)

lkmko

pdki.

com

Page 26: 3 penyaluran dana

26

7.2. Penyebab Keterlambatan

Keterlambatan angsuran disebabkan oleh 3 faktor yaitu

1. Faktor Internal, yang disebabkan oleh manajemen lembaga dan prilaku

pengelola, beberapa factor internal adalah

a. Mengumpulkan data yang tidak akurat tentang calon / mitra

b. Menganalisa kelayakan usaha dan kelayakan pembiayaan tidak tepat dan cermat

c. Petugas lapang tidak mengisi Memorandum Analisa Pembiayaan dan menganalisa

5C

d. Adanya komunikasi yang kurang baik antara manajemen dengan petugas lapang

dan antara bagian adm dengan AO

e. Pengawasan dan pembinaan tidak intensif dan berkelanjutan

f. Tidak menjalankan sisdur dengan baik

g. Ketegasan perjanjian / commit to akad

h. Penarikan pembayaran dari petugas lapang tidak tepat waktu

i. Kurang selektif dalam memilih mitra

j. Memberikan pembiayaan tidak sesuai dengan kebutuhan

k. Tidak ada jaminan dari kelompok dan tidak ada jaminan usaha yang baik

l. Tanggung renteng tidak berjalan karena kelalaian petugas dalam membangun

kedisiplinan

m. Tidak ada sanksi ketika tabungan kelompok tidak aktif

n. Tidak menggunakan asuransi

o. Jaminan liquid

2. Faktor Eksternal, yang disebabkan oleh factor x, dimana pengelola atau

nasabah sulit bahkan tidak mungkin menghindarinya, seperti bencana alam,

sakit, meninggal dan sebagainya

3. Faktor anggota pemanfaat, yang disebabkan oleh anggotanya itu sendiri yaitu

karakter

lkmko

pdki.

com

Page 27: 3 penyaluran dana

27

7.3. Biaya-Biaya Atas Keterlambatan Angsuran

Bagaimana keterlambatan angsuran pembiayaan dapat mempengaruhi BMT

a. Menangguhkan pendapatan bagi hasil, sementara biaya tetap dikeluarkan

sehingga mengurangi peluang keberlangsungan lembaga

b. Memperlambat perputaran portofolio, menurunkan produktifitas aktiva dan

mengurangi pendapatan administrasi.

c. Seperti penyakit menular atau binatang buas yang bersembunyi

d. Memerangi keterlambatan angsuran membutuhkan biaya tinggi, adanya biaya

penyisihan kerugian pembiayaan, pencegahan lebih baik dan murah

e. Arus kas menjadi tersendat dan berdampak pada manajemen likuiditas dan

menyulitkan perencanaan

f. Menurunkan moril karyawan dan menurunnya kepercayaan dari anggota

berkurang

g. Mengarah pada pembiayaan tak tertagih, hilangnya pendapatan & aktiva

Contoh

Jumlah sebenarnya dari pendapatan yang tertunda dapat ditetapkan dengan

membandingkan bagi hasil (dan pendapatan biaya) yang diterima dalam bulan

tertentu dengan bagi hasil yang diharapkan

Portofolio per 1 januari 2009 100.000

Perkiraan bagi hasil selama 4 minggu 2%

Bagi hasil yang masuk per 31 januari 2006 diperkirakan 2.000

Bagi hasil yang diterima per 31 januari 2006 1.000

lkmko

pdki.

com

Page 28: 3 penyaluran dana

28

Jika koperasi hanya menerima 1000 dari pembayaran bagi hasil yang jatuh tempo

pada tanggal 31 januari 2009 maka pendapatan untuk januari berkurang sebesar

1000 dari semestinya karena adanya pembayaran angsuran yang tertunggak

Menghitung biaya pembiayaan tak tertagih dengan mempertimbangkan biaya variable

Nilai pembiayaan 75.000

Harga jual 15% dari pokok ______

Masa pengembalian (mingguan) 25 minggu

Angsuran pokok mingguan ______

Margin mingguan ______

Jumlah pembayaran mingguan ______

Pembayaran yang diterima 15 minggu ______

Pendapatan margin yang hilang ______

Pokok pembiayaan yang hilang ______

Jumlah pokok dan pendapatan yang hilang ______

Keuntungan yang diharapakan (pembiayaan 75.000; 25 minggu ______

Biaya per pembiayaan 7.500

Keuntungan bersih yang diharapkan per pembiayaan ______

Keuntungan bersih yang diterima (10 minggu pend.hilang) ______

Banyaknya pembiayaan yang perlu dikeluarkan untuk mengembalikan hilangnya

pokok pembiayaan dari pembiayaan sebesar 75.0000 adalah

Pokok yang hilang

Keuntungan bersih per pembiayaan

lkmko

pdki.

com

Page 29: 3 penyaluran dana

29

Banyaknya pembiayaan yang perlu dikeluarkan untuk mengembalikan hilangnya

pokok + bagi hasil dari pembiayaan sebesar 75.0000 adalah

Bagi hasil + pokok yang hilang

Keuntungan bersih per pembiayaan

7.4 Outstanding Portofolio

Outstanding portofolio dari sebuah lembaga keuangan adalah nilai saldo dari pokok

pembiayaan yang belum lunas. Outstanding portofolio merupakan aktiva terbesar bagi

lembaga keuangan. Aktiva terbesar pada inilah yang menghasilkan pendapatan bagi

hasil dan administrasi bagi lembaga dan merupakan produk utama usaha lembaga

yang diminati anggota

Rasio kinerja portofolio dan pengembalian pembiayaan

INDIKATOR RASIO

PORTOFOLIO BERESIKO

P A R

Sisa pokok pembiayaan yang belum terbayar dari

semua pembiayaan yang tertunggak

OUTSTANDING PORTOFOLIO

Tingkat tunggakanJumlah angsuran yang tertunggak

Outstanding Portofolio

Tingkat pengembalian

pembiayaan

Jumlah angsuran yang diterima

Jumlah angsuran yang jatuh tempo + tunggakan

lkmko

pdki.

com

Page 30: 3 penyaluran dana

Tingkat pengembalian

pembiayaan yang tepat waktu Jumlah angsuran yang diterima periode ini

Jumlah angsuran yang jatuh tempo sesuai jadwal

pengembalian pembiayaan

Tingkat kerugian pembiayaan

tahunan Jumlah pembiayaan yang dihapuskan sebagai

pembiayaan tak tertagih

Rata-rata outstanding portofolio

Portofolio Beresiko (Portfolio at risk)

Menurut Ledgerwood, (2000 :208) portofolio beresiko (Portfolio at risk) mengacu pada

sisa pokok pinjaman yang belum terbayar dari semua pinjaman yang terlambat atau

tertunggak (amount overdue). Portofolio beresiko berbeda dengan tunggakan sebab

portrofolio beresiko mempertimbangkan jumlah dari semua yang tertunggak atau bila

terjadi tunggakan pada portofolio maka sisa dari pinjaman dihitung sebagai pinjaman

yang beresiko sedangkan tunggakan hanya menghitung portofolio yang tertunggak

saja. Rumus dari portofolio beresiko adalah sebagai berikut

S

lkmko

pdki.

com

Portofolio beresiko =

umber : Ledgerwood

SPM

∑BD

30

, (2000 :208)

Page 31: 3 penyaluran dana

31

SPM : Sisa pokok pinjaman/pembiayaan yang belum tebayar dari semua yang

tertunggak

∑BD : Jumlah yang belum dibayar

Perbandingan portofolio beresiko (portfolio at risk) mencerminkan resiko yang

benar-benar terjadi dari suatu masalah keterlambatan oleh sebab itu

mempertimbangkan jumlah penuh dari pinjaman beresiko, hal ini penting sekali

terutama manakala pembayaran pinjaman kecil sementara jangka waktu pinjaman

panjang. Beberapa lembaga keuangan mikro cenderung memilih untuk membuat

laporan pinjaman yang beresiko hanya pada jumlah yang waktunya spesifik dimana

saat jatuh tempo (past due) dan pada pembayaran yang belum diterima, hal ini

didasarkan pada fakta bahwa banyak klien dapat membayar pinjamannya jika saat

jatuh tempo (past due)

Masih menurut Ledgerwood, (2000:208) Menghitung portofolio beresiko rata-

rata adalah setiap periode, tujuannya agar LKM dapat menentukan keterlambatan

angsuran melihat kondisi LKM dalam keadaan membaik atau memburuk, atau dapat

memperkirakan kejadian dimasa yag akan datang. dilihat dari sisi lembaganya,

wilayah kerja, cabang lembaga, pegawai kredit atau oleh per bagian.

Contoh Portofolio dari 4 nasabah A, B, C dan D masing-masing mendapatpembiayaan sebesar Rp 60 selama 6 bulan dengan angsuran Rp 10 per bulan

Tabel 2.2 Portofolio Pembiayaan Selama 6 Bulan

lkmko

pdki.

com

Page 32: 3 penyaluran dana

32

Nasabah B U L A N PAR

1 2 3 4 5 6

A v v V v Tidak

B v v V x Ya

C v v X x Ya

D v x X x ya

Kini

V : bayar

X : tunggakan angsuran

Perhitungan P A R 120 : 140 = 85,7 %

Perhitungan tunggakan 60 : 140 = 42,8 %

7.5 Kriteria Penyaluran dana Bermasalah

Kriterian penyaluran dana bermasalah atau pembiayaan bermasalah terdiri dari

a Penyaluran dana Kurang Lancar

Penyaluran dana digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di bawah

ini:

1) Pengembalian penyaluran dana dengan sistem angsuran dikarenakan

terdapat tunggakan angsuran pokok dengan kondisi sebagai berikut:

a) Tunggakan melampaui 1 (satu) sampai dengan 30 hari atau 1 (satu) bulan

dari jatuh tempo pembayaran bagi penyaluran dana dengan angsuran

harian.

b) Melampaui 1 (satu) minggu sampai dengan 4 (empat) minggu tetapi

belum jatuh tempo pembayaran bagi penyaluran dana dengan angsuran

mingguan

c) Melampaui 1 (bulan) sampai dengan 2 (dua) bulan bagi penyaluran dana

yang masa angsurannya ditetapkan bulanan

lkmko

pdki.

com

Page 33: 3 penyaluran dana

33

2) Pengembalian penyaluran dana tanpa angsuran yaitu:

a) Penyaluran dana belum jatuh tempo terdapat tunggakan margin/bagi hasil

yang melampaui 1 kali periode pembayaran

b) Penyaluran dana telah jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum

melampaui 1 (satu) bulan.

b. Penyaluran dana yang Diragukan

Penyaluran dana digolongkan diragukan apabila penyaluran dana yang

bersangkutan tidak memenuhi kriteria kurang lancar tetapi berdasarkan

penilaian dapat disimpulkan bahwa:

1) penyaluran dana masih dapat diselamatkan dan angsurannya bernilai

sekurang-kurangnya 75% dari hutang pemanfaat termasuk jasanya.

2) penyaluran dana tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih

bernilai sekurang-kurangnya 100% dari hutang pemanfaat.

c. Penyaluran dana Macet

Penyaluran dana digolongkan macet apabila:

1) tidak memenuhi kriteria kurang lancar dan diragukan atau

2) memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 6 bulan sejak

digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan

penyaluran dana;

3) penyaluran dana tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada

Pengadilan Negeri atau telah diajukan permohonan ganti rugi kepada

perusahaan asuransi kredit.

7.6 Penanganan Penyaluran Dana Bermasalah

Penanganan penyaluran dana bermasalah pada LKM Koperasi PMK harus

berbeda dengan kredit bermasalah pada perbankan. Prinsip-prinsip yang

harus diperhatikan dalam penanganan penyaluran dana bermasalah pada

LKM Koperasi PMK adalah:

a. Keterbukaan.

lkmko

pdki.

com

Page 34: 3 penyaluran dana

34

b. Tanggung jawab bersama dan solidaritas anggota.

c. Pembinaan yang berkelanjutan kepada anggota.

d. Efisiensi dengan memperhatikan prinsip bahwa manfaat yang diperoleh

harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.

e. Langkah-langkah mengelola penyaluran dana bermasalah

1) Menggolongkan penyaluran dana bermasalah sesuai dengan tingkat

kolektibilitasnya yaitu: penyaluran dana kurang lancar, penyaluran

dana diragukan dan penyaluran dana macet.

2) Menentukan langkah-langkah penyelamatan penyaluran dana

bermasalah.

3) Tindakan penyelamatan penyaluran dana bermasalah.

4) Memonitor proses penyehatan penyaluran dana bermasalah.

f. Hal-hal yang mendukung berhasilnya pengelolaan penyaluran dana

bermasalah

1) Melakukan identifikasi masalah yang benar dan tepat.

2) Cara penyehatan yang tepat.

3) Dilaksanakan pada waktu yang tepat.

4) Adanya kerjasama dan keterbukaan dari penunggak.

g. Langkah-langkah identifikasi penyaluran dana bermasalah:

1) Mendapatkan data perusahaan penerima penyaluran dana, antara

lain: (1) aspek keuangan (neraca laporan laba/rugi dan lain-lain), (2)

Aspek pemasaran (data penjualan, potensi pasar, dan lain-lain), (3)

Aspek teknik produksi (kapasitas produksi, kondisi peralatan/mesin,

dan lain-lain), dan (4) Aspek manajemen (jumlah tenaga kerja,

kualifikasi karyawan, dan lain-lain).

2) Analisis data, baik faktor internal maupun eksternal

h. Cara analisis dapat dilakukan dengan cara:

1) Membandingkan dari waktu ke waktu (time series trend).

2) Merumuskan keterkaitan antar faktor (intern-intern, atau intern-

ekstern).

lkmko

pdki.

com

Page 35: 3 penyaluran dana

35

3) Analisis rasio keuangan dan lain-lain

7.7. Penyelamatan Penyaluran Dana Kurang Lancar

1. Meningkatkan intensitas penagihan;

2. Memperpanjang jangka waktu penyaluran dana, dengan syarat:

a Penyaluran dana dari Koperasi masih terpakai dan berputar pada

perusahaan secara efektif (untuk penyaluran dana produktif).

b Modal tersebut masih diperlukan (untuk penyaluran dana produktif)

c Tidak terdapat tunggakan bagi hasil.

d Debitur harus bersedia menandatangani Perjanjian Perpanjangan Jangka

Waktu Penyaluran dana (dan membayar bea materai serta biaya

lain/penagihan akibat keterlambatan (transportasi), bila diharuskan oleh

peraturan).

3. Penjadwalan kembali (Rescheduling)

Mekanisme penjadwalan kembali dilakukan dengan memberi kesempatan

kepada debitur penunggak untuk mengadakan konsolidasi usahanya dengan

cara menjadwalkan kembali jangka waktu penyaluran dana tetapi bedanya

dengan perpanjangan pada penjadwalan kembali, syarat-syarat yang

dikenakan oleh Koperasi tidak seberat pada perpanjangan jangka waktu

penyaluran dana karena dianggap perusahaan debitur penunggak menghadapi

persoalan berat. Syarat-syarat tersebut antara lain:

a Perusahaan masih mempunyai prospek untuk bangkit kembali (untuk

penyaluran dana produktif).

b Adanya keyakinan bahwa debitur penunggak tersebut akan tetap berniat dan

menjalankan usahanya secara sungguh-sungguh (untuk penyaluran dana

produktif).

c Adanya keyakinan bahwa penerima penyaluran dana tersebut masih

mempunyai itikad untuk membayar.

lkmko

pdki.

com

Page 36: 3 penyaluran dana

36

Contoh Rescheduling

Misal: Seorang anggota Koperasi mendapat fasilitas pembelian mesin

pencabut bula ayam dari LKM Koperasi PMK dengan nilai nominal Rp

5.000.000,-, mesin tersebut dijual oleh Koperasi Rp. 5.500.000,- dengan

jangka waktu 10 bulan untuk per bulan. Jadi anggota koperasi membayar

cicilan per bulannya Rp 550.000,- (pokok penyaluran dana Rp 500.000,-+

margin Rp 50.000,-). Dari bulan ke-1 sampai dengan bulan ke-5 anggota

tersebut membayar tepat waktu, tetapi dari bulan ke-6 sampai dengan ke-10

dia menunggak. Pada bulan ke-11 koperasi menjadwalkan melakukan

penjadwalan kembali sebagai berikut:

Tunggakan pokok

penyaluran dana

:Rp 2.500.000,-

Tunggakan margin :Rp 250.000,-

Menjadi pokok penyaluran dana baru

dengan jangka waktu 10

:Rp 2.750.000,-

Jadi cicilan per bulannya menjadi:

Pokok penyaluran dana = Rp 275.000,-

Jasa penyaluran dana = Rp 27.500,-

Total cicilan per bulan = Rp 302.500,-

4. Persyaratan Kembali Penyaluran dana (Reconditioning)

Cara ini hampir sama dengan rescheduling yaitu perubahan sebagian syarat

atau seluruh syarat penyaluran dana.

5. Penataan Kembali Penyaluran dana (Restructuring)

Di samping perubahan-perubahan syarat-syarat penyaluran dana seperti pada

reconditioning, maka pada cara restructuring Koperasi menambah kembali

jumlah penyaluran dana atau mengkonversi sebagian atau seluruh penyaluran

dana tersebut menjadi ekuitas/ penyertaan Koperasi terhadap anggota yang

menunggak tersebut.

lkmko

pdki.

com

Page 37: 3 penyaluran dana

37

7.8. Penyelamatan Penyaluran Dana Macet

1. Penjadwalan kembali jangka waktu penyaluran dana (rescheduling)

2. Persyaratan kembali penyaluran dana (Reconditioning)

3. Penataan kembali penyaluran dana (Restructuring)

4. Penjualan asset yang dijadikan jaminan (agunan) oleh pemanfaat.

5. Tanggung renteng

6. Meminta anggota dan kelompok mengupayakan dana dari pihak lain untuk

melunasi kewajibannya.

7. Penghapusan adalah penghapusan sebagian atau seluruh penyaluran dana

bermasalah. Pada umumnya dalam sistem administrasi LKM Koperasi harus

menyiapkan kemungkinan penghapusan tersebut, yaitu dengan jalan

membentuk Pos Cadangan penghapusan dan menghitung, Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif Wajib Dibentuk (PPAPWD) yang dijelaskan pada penentuan PPAP

dan PPAPWD. Tindakan penghapusan dilakukan dengan tujuan agar laporan

keuangan terutama Neraca tampak konservatif, namun secara teknis tindakan

penagihan masih tetap dilakukan.

8. Apabila seluruh prosedur di atas telah ditempuh dan ternyata masih terjadi

perselisihan antara pihak LKM Koperasi PMK dengan debitur maka

penyelesaian hukum dapat ditempuh yang diatur menurut undang-undang

perdata yang berlaku.

7.9 Ketentuan PPAP Dan PPAPWD

Analisis besarnya resiko keuangan lembaga yaitu dengan menghitung biaya

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif Wajib Dibentuk (PPAPWD). Perhitungan PPAP dan PPAPWD

menggunakan perhitungan sebagaimana contoh dibawah ini

lkmko

pdki.

com

Page 38: 3 penyaluran dana

38

KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF

KlasifikasiJumlah

Dana % PPAP Aktiva Yang

Diklasifikasikan

PPAPWD

(Rp.) (%)

(1) (2) (3) 2x3=(4) 3x4 = 5

Lancar 2,178,945,659 99.08% 0% - 0.5% 10,894,728

Kurang

Lancar 10,865,885 0.49% 25% 2,716,471 10.0% 1,086,589

Diragukan 9,394,271 0.43% 75% 7,045,703 50.0% 4,697,135

Macet 0.00% 100% - 100.0% -

Jumlah 2,199,205,815 0.92% 9,762,174 16,678,452

Neraca2,199,205,815

Pengurangan karena agunan

PPAPWD

lkmko

pdki.

com