pelaksanaan pendidikan agama islam dalam...

102
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN REMAJA BERMASALAH HUKUM DI PANTI SOSIAL MARSUDI PUTRA ANTASENA MAGELANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam Disusun oleh: Dewi Robi’atul Adawiyah NIM. 11410053 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Upload: trannhi

Post on 01-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN

REMAJA BERMASALAH HUKUM

DI PANTI SOSIAL MARSUDI PUTRA ANTASENA MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam

Disusun oleh:

Dewi Robi’atul Adawiyah

NIM. 11410053

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

ii

Page 3: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

iii

Page 4: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

iv

Page 5: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

v

Page 6: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

v

MOTTO

دانه ما من مولود إال يولد على الفطرة. فأبواه يهو

رانه سانه وينص ويمج

“Seorang bayi tak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan dalam kesucian (fitrah).

Kemudian orang tuanyalah yang akan membuatnya dia seorang Yahudi,

Nasrani, atau Majusi”1

1 Abdul Baqi & Muhammad Fu’ad, Kumpulan Hadist Shahih Bukhari Muslim, (Solo :

Insan Kamil, 2010), hal. 30.

Page 7: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk almamater tercinta

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

Page 8: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

vii

ABSTRAK

DEWI ROBI’ATUL ADAWIYAH. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam

Membentuk Kepribadian Remaja Bermasalah Hukum di Panti Sosial Marsudi Putra

Antasena Magelang. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2015.

Latar belakang penelitian ini adalah kenakalan remaja yang sering terjadi

belakangan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengaruh negatif

dari pergaulan, latar belakang keluarga, faktor kepribadian remaja tersebut dan

kurangnya pendidikan agama. Agama merupakan bagian yang penting dalam jiwa

remaja karena dapat mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak pada usia

remaja. Tidak adanya moral atau agama sering dianggap sebagai penyebab

meningkatnya kenakalan remaja di kalangan masyarakat. Maka pendidikan agama

merupakan alat pembinaan yang sangat ampuh bagi remaja. Agama yang tertanam

dan tumbuh secara wajar dalam jiwa remaja itu akan dapat digunakannya untuk

mengendalikan keinginan dan dorongan yang kurang baik serta membantunya dalam

menghadapi berbagai masalah kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis bagaimana pelaksanaan PAI dalam

membentuk kepribadian remaja bermasalah hukum serta hasil dari pelaksanaan PAI

tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar PSMP

Antasena Magelang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi,

wawancara mendalam, dokumentasi dan kuesioner/ angket. Analisis data dilakukan

dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna

itulah ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan

mengadakan triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pelaksanaan PAI dalam membentuk kepribadian

remaja bermasalah hukum di PSMP Antasena terdiri dari pembinaan klasikal yang

meliputi pembinaan aqidah, ibadah serta pembinaan akhlak dan pembinaan non

klasikal yang meliputi bimbingan sholat, pendalaman Al-Qur’an dan pembinaan rasa

kedekatan pada Allah. 2) Dengan serangkaian kegiatan bimbingan keagamaan dan

penerapan metode ceramah, tanya jawab, pembiasaan serta keteladanan maka pribadi

remaja telah terarah menjadi lebih baik. Pada aspek ibadah mahdhah; rutin

melaksanakan sholat wajib lima waktu serta sholat Jum’at secara berjama’ah.

Kemudian pada aspek ibadah ghairu mahdhah; mampu mematuhi nasehat orang lain/

orang yang lebih tua, mempunyai sifat yang lebih penyabar, menghindari keluyuran,

menghindari kebiasaan mencuri, menghindari minum-minuman keras, menghargai

satu sama lain antar sesama manusia, selalu menaati peraturan, memiliki jiwa yang

lebih tenang serta perilakunya lebih terkontrol menjadi lebih baik

Page 9: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

viii

KATA PENGANTAR

دارسىل هللا، هللا واشهدأنا محما الحمد لل رب العالميه،اشهد أن لإله إلا

لة لم عل والصا د وعل ى اش والسا اله ىرف الوبياء والمرسليه محما

ابعد. واصحابه أجمعيه، أما

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan

rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada

Nabi Muhammad saw, yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat.

Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang pendidikan agama Islam

dalam membentuk kepribadian remaja bermasalah hukum di Panti Sosial Marsudi

Putra Antasena Magelang. Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak

akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun

mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga dapat memperlancar

proses perizinan.

2. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan sehingga

saya dapat menyelesaikan studi dengan lancar.

3. Bapak Drs. Moch. Fuad, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus

penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan

kesabaran dan keikhlasan selama penyusunan skripsi ini.

Page 10: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

ix

4. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan pelayanan dalam proses

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Bambang Sugeng, M. M, selaku Kepala Panti Sosial Marsudi Putra

Antasena Magelang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

6. Bapak Drs. MK. Agung S, M. Si, Bapak Drs. A. Barizun, M. Si, Bapak

Muchamat Slamet serta Bapak M. Yunus, A. Ks selaku instruktur agama Islam di

Panti Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang yang telah membantu dalam

proses penelitian.

7. Almarhum ayah tercinta Bapak Dahroji yang selalu menjadi motivasi dan

semangat dalam mengerjakan skripsi ini, serta Ibu Mas’udah yang senantiasa

mendoakan, memberikan dukungan semangat maupun materi, serta mampu

menjadi sahabat baikku dan tempat untuk berbagi.

8. Kakak-kakak dan adik saya mbak Linna, mbak Luluk dan dek Faiz yang

mendoakan serta memberikan kasih sayang.

9. Ivan Dwi Yachwan yang selalu memberikan perhatian dan dukungan yang tulus,

mendoakan, memberikan motivasi dan semangat.

10. Teman-temanku seperjuangan Guntur, Rizal, Rohman, Anancia, Fita, Citra, Elis,

Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal hingga

akhir dan saling memberikan motivasi.

11. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi Allah Swt. dan

mendapat limpahan rahmat dari-Nya, aamiin.

Yogyakarta, 4 Maret 2015

Penyusun

Dewi Robi’atul Adawiyah

NIM. 11410053

Page 11: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ..................................................................... i

HALAMAN SURAT PERNYATAAN BERJILBAB ............................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vi

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................................ vii

HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................................... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................................ x

HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................................ xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 9

E. Kajian Pustaka ...................................................................................... 10

F. Landasan Teori ..................................................................................... 13

G. Metode Penelitian ................................................................................. 34

H. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 41

BAB II : GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL MARSUDI PUTRA ANTASENA

MAGELANG ............................................................................................ 44

A. Letak dan Keadaan Geografis ............................................................... 44

B. Sejarah Singkat ..................................................................................... 45

C. Visi dan Misi ......................................................................................... 47

D. Tugas Pokok ......................................................................................... 47

Page 12: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

xi

E. Jenis Kegiatan ....................................................................................... 48

F. Struktur Organisasi ............................................................................... 49

G. SDM Pelaksana ..................................................................................... 52

H. Penerima Manfaat ................................................................................. 55

I. Sarana dan Prasarana ............................................................................ 69

BAB III : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................... 74

A. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk

Kepribadian Remaja Bermasalah Hukum di Panti Sosial Marsudi

Putra Antasena Magelang ................................................................... 74

B. Hasil yang Telah Dicapai dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam di Panti Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang ................. 110

BAB IV : PENUTUP ............................................................................................. 127

A. Kesimpulan ........................................................................................... 127

B. Saran-saran ............................................................................................ 129

C. Kata Penutup ......................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 132

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 135

Page 13: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Strategi Pribadi yang Salah ..................................................................... 17

Tabel 2 : Strategi Pribadi yang Tepat ..................................................................... 18

Tabel 3 : Jumlah Pegawai PSMP berdasarkan unit & jenis kelamin ..................... 52

Tabel 4 : Jumlah Pegawai PSMP Antasena berdasarkan Unit dan Pendidikan ..... 52

Tabel 5 : Jumlah Pegawai PSMP Antasena berdasarkan Golongan ...................... 53

Tabel 6 : Jumlah Pegawai PSMP Antasena berdasarkan Agama .......................... 54

Tabel 7 : Jumlah Pegawai Non Organik PSMP Antasena berdasarkan Jabatan .... 54

Tabel 8 : Jumlah Penerima Manfaat PSMP Antasena berdasarkan Kasusnya per 1

Maret 2015 .............................................................................................. 55

Tabel 9 : Hasil Ibadah Mahdhah........................................................................... 112

Tabel 10 : Hasil Ibadah Ghairu Mahdhah............................................................... 116

Page 14: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : Pedoman Struktur Organisasi .................................................. 135

LAMPIRAN II : Pedoman Pengumpulan Data ................................................... 136

LAMPIRAN III : Fotocopy Sertifikat IKLA ........................................................ 160

LAMPIRAN IV : Fotocopy Sertifikat TOEC ........................................................161

LAMPIRAN V : Fotocopy Sertifikat TIK .......................................................... 162

LAMPIRAN VI : Fotocopy Sertifikat PPL 1 ....................................................... 163

LAMPIRAN VII : Fotocopy Sertifikat PPL-KKN Integratif ................................ 164

LAMPIRAN VIII : Bukti Seminar Proposal .......................................................... 162

LAMPIRAN IX : Surat Izin Penelitian ................................................................ 163

LAMPIRAN X : Daftar Riwayat Hidup ..............................................................165

Page 15: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja menurut Stanley Hall dalam bukunya Agoes Dariyo1

dianggap sebagai masa topan-badai dan stres (storm and stress), karena

mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri

sendiri. Usia perkembangan seperti ini, kalau terarah dengan baik maka

remaja akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab.

Akan tetapi kalau tidak terbimbing, maka remaja bisa menjadi seorang

yang tidak memiliki masa depan dengan baik. Remaja (adolescence)

adalah masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan

psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara

usia 12/ 13 tahun sampai 21 tahun.2

Masa remaja merupakan masa dimana remaja mengalami perubahan

dan perkembangan. Di dalam pikiran dan jasmaninya, remaja mewarnai

dan mengeksplorasi dunianya dengan penuh keberanian. Mereka mencoba

mengidentifikasikan diri mereka dengan orang lain, untuk menemukan

sebuah jati diri mereka sendiri. Dalam proses pencarian jati diri remaja

membutuhkan bimbingan dan arahan dalam hidupnya supaya tidak terjadi

1 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), hal.

13. 2 Ibid., hal. 14.

Page 16: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

2

penyimpangan, sehingga remaja bisa menjadi pribadi yang memiliki rasa

tanggung jawab.3

Konsep tentang “remaja” bukanlah berasal dari bidang hukum,

melainkan berasal dari bidang ilmu-ilmu sosial lainnya seperti

Antropologi, Sosiologi, Psikologi, dan Paedagogi. Tidak mengherankan

kalau dalam berbagai undang-undang yang ada di berbagai negara di dunia

tidak dikenal istilah “remaja”. Di Indonesia sendiri, konsep “remaja” tidak

dikenal dalam sebagian undang-undang yang berlaku. Hukum Perdata

misalnya, memberikan batas usia 21 tahun (atau kurang dari itu asalkan

sudah menikah) untuk menyatakan kedewasaan seseorang (Pasal 330

KUHPerdata). Di bawah usia tersebut seseorang masih membutuhkan wali

(orang tua) untuk melakukan tindakan hukum Perdata (misalnya:

mendirikan perusahaan atau membuat perjanjian di hadapan pejabat

hukum).4

Di sisi lain, hukum pidana memberi batasan 16 tahun sebagai usia

dewasa (Pasal 45, 47 KUHP). Anak-anak yang berusia kurang dari 16

tahun masih menjadi tanggung jawab orang tuanya kalau ia melanggar

hukum pidana. Tingkah laku mereka yang melanggar hukum itu pun

(misalnya: mencuri) belum disebut sebagai kejahatan (kriminal) melainkan

hanya disebut sebagai “kenakalan”. Kenakalan anak yang sudah

membahayakan masyarakat dan patut dijatuhi hukuman oleh negara, dan

orang tuanya tidak mampu mendidik anak itu lebih lanjut, maka anak itu

3 Ibid., hal. 15.

4 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994),

hal. 5.

Page 17: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

3

menjadi tanggung jawab negara dan di masukkan ke dalam Lembaga

Permasyarakatan Khusus Anak-anak (di bawah Departemen Hukum dan

Hak Asasi Manusia) atau dimasukkan ke lembaga-lembaga rehabilitasi

lainnya. Sebaliknya, jika usia seseorang sudah di atas 16 tahun, jika ia

melakukan pelanggaran hukum pidana, ia bisa langsung dipidana.5

Belakangan ini remaja menjadi topik pembicaraan yang berkaitan

dengan perilaku penyimpangan. Tidak sedikit remaja yang melakukan

tindakan penyimpangan atau tindakan yang melanggar norma-norma

sosial ataupun norma-norma agama. Seringkali terdengar macam-macam

masalah yang disebabkan karena kenakalan remaja seperti perkelahian,

penyalahgunaan narkoba, pemerasan, pencurian, dan bahkan pemerkosaan.

Hal ini sangat erat hubungannya dengan tidak adanya ketenangan jiwa

dalam diri remaja. Kegoncangan jiwa akibat kekecewaan, keresahan,

ataupun ketidakpuasan terhadap kehidupan yang sedang dilaluinya akan

mendorong remaja melakukan tindakan-tindakan penyimpangan demi

mencari ketenangan jiwanya. Terlebih bagi remaja yang tidak atau kurang

mendapatkan perhatian, kasih sayang serta pendidikan dalam hidupnya

sejak kecil di dalam keluarga.

Dewasa ini banyak orang tua yang lebih mengutamakan pekerjaan

dibandingkan melaksanakan tugas untuk memberikan perhatian dan

pendidikan utama bagi anak, terutama pendidikan agama. Untuk

menyalurkan energi psikologisnya guna memperoleh pengakuan,

5 Ibid,. hal. 6.

Page 18: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

4

penerimaan dan perhatian dari orang lain, maka sering kali remaja salah

dalam menentukan jalan hidupnya. Akibatnya mereka melakukan

tindakan-tindakan yang salah, seperti melakukan tindak kejahatan

kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan, pencurian,

penipuan, pemerasan (pemalakan), penyalahgunaan obat (drug/alcohol

abuse), kriminalitas, dan perampokan. Mereka inilah tergolong kenakalan

remaja (juvenile delinquency).6

Istilah kenakalan remaja (juvenile delinquency) mengacu kepada suatu

rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima

secara sosial, pelanggaran norma, hingga tindakan kriminal.7 Ada

beberapa sebab munculnya kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Sebab-

sebab tersebut diantaranya adalah faktor keluarga, yakni kurangnya

perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan anggota keluarga serta

faktor utuh atau tidaknya sebuah keluarga yang disebabkan perceraian

maupun telah meninggalnya salah satu dari orang tua. Selanjutnya yaitu

faktor lingkungan, pengaruh negatif dari lingkungan masyarakat dan

lingkungan pergaulan akan sangat mudah dilihat dan ditiru oleh seorang

anak yang sedang dalam masa perkembangan untuk mencari jati dirinya.

Kemudian faktor majunya teknologi yang memudahkan remaja untuk

mengakses data apa saja bahkan yang berkaitan dengan seks. Faktor

selanjutnya adalah dari dalam diri remaja itu sendiri, faktor dalam pribadi

remaja untuk membentengi diri dari pengaruh-pengaruh negatif dari

6 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja,... hal. 109.

7 Jhon W. Santrock, Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid II, (Jakarta : Erlangga,

2001), hal. 22.

Page 19: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

5

keluarga, lingkungan maupun teknologi. Akan tetapi sebab yang paling

mendasar penyebab kenakalan remaja adalah kurangnya pendidikan

agama. Dalam hal ini termasuk memberikan pengawasan dan kontrol

terhadap anak dalam pelaksanaan ibadahnya. Pendidikan agama

merupakan hal yang paling penting dan paling utama dalam upaya

membentuk kepribadian remaja yang bermasalah supaya tingkah laku,

sikap dan akhlak mereka berubah ke arah yang lebih baik, sehingga kelak

menjadi remaja yang sewajarnya yang tidak melakukan pelanggaran-

pelanggaran lagi dan mematuhi norma-norma yang ada.8

Agama merupakan bagian yang penting dalam jiwa remaja. Sebagian

orang berpendapat bahwa moral dan agama dapat mengendalikan tingkah

laku anak yang beranjak pada usia remaja sehingga mereka tidak akan

melakukan hal-hal yang merugikan masyarakat atau bertentangan dengan

norma-norma agama. Di sisi lain tidak adanya moral atau agama ini

seringkali dituding sebagai penyebab meningkatnya kenakalan remaja di

kalangan masyarakat.9 Maka pendidikan agama merupakan alat

pembinaan yang sangat ampuh bagi remaja. Agama yang tertanam dan

tumbuh secara wajar dalam jiwa remaja itu akan dapat digunakannya

untuk mengendalikan keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan yang

kurang baik serta membantunya dalam menghadapi berbagai masalah

kehidupan. Dengan hidup dan segarnya keyakinan agama dalam diri

8 Hasil wawancara dengan bapak Muchamat Slamet selaku staf Rehabilitasi Sosial

sekaligus Instruktur agama Islam di Panti Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang pada hari

Senin 6 April 2015. 9

Panut Panju & Ida Umami, Psikologi Remaja, (Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya,

2005), hal. 115.

Page 20: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

6

remaja, akhlaknya dengan sendirinya akan membaik, karena kontrolnya

datang dari dalam bukan dari luar.10

Dalam dunia pendidikan, pembinaan akhlak dititikberatkan kepada

pembentukan mental anak atau remaja agar tidak mengalami

penyimpangan dan mencegah terjadinya “juvenille delinquency”, sebab

pembinaan akhlak berarti bahwa anak remaja dituntun agar memiliki rasa

tanggung jawab.11

Pembinaan remaja bermasalah sering ditanggulangi

oleh lembaga khusus atau perorangan yang ahli dalam bidang ini,

diantaranya diadakannya pusat layanan remaja dan juga didirikannya

pusat-pusat pelatihan ketrampilan remaja. Dari pemerintah selain

diadakannya lembaga permasyarakatan khusus anak, di setiap propinsi

diadakan tempat-tempat khusus yang menangani remaja yang bermasalah

yang langsung di bawah Departemen Sosial Republik Indonesia. Di

Propinsi Jawa Tengah sendiri terdapat di Kabupaten Magelang yaitu di

Panti Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang. Panti ini adalah panti

khusus yang membina dan memberikan pelatihan kepada remaja yang

bermasalah, khususnya bermasalah dengan hukum.

Pembinaan utama yang diberikan di Panti Sosial Marsudi Putra

Antasena Magelang adalah pembinaan agama dan selanjutnya baru

pembinaan-pembinaan lain. Hal ini terlihat dari banyaknya waktu yang

diberikan bagi instruktur agama Islam untuk membimbing remaja

10 Hasil wawancara dengan bapak Muchamat Slamet selaku staf Rehabilitasi Sosial

sekaligus Instruktur agama Islam di Panti Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang pada hari

Senin 6 April 2015. 11

Panut Panuju & Ida Umami, Psikologi Remaja,... hal. 156.

Page 21: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

7

bermasalah hukum di panti tersebut. Mereka dibimbing selama satu tahun

penuh dan kemudian dikembalikan lagi ke keluarganya. Akan tetapi jika

perilaku remaja belum berubah ke arah yang lebih baik, maka pembinaan

akan diteruskan sampai pada waktu yang diperlukan. Dari informasi yang

peneliti dapatkan, pembinaan terhadap remaja bermasalah hukum di Panti

Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang pada awal pembinaan sangat

sulit untuk diatur, bahkan ada beberapa yang tidak pernah tersenyum serta

sering terjadi perkelahian antar anak. Pada tahun-tahun sebelumnya hasil

pembinaan yang diberikan satu tahun penuh kepada remaja bermasalah

hukum sudah berhasil dengan baik, namun masalah yang ada yaitu remaja

yang telah berhasil lulus dari PSMP Antasena dan dipulangkan pada

keluarganya masih ada yang kambuh kembali dan mengulangi lagi

perbuatan menyimpangnya. Sehingga remaja tersebut perlu bimbingan

yang ditekankan pada pembinaan akhlak agar terdorong dari dalam

hatinya supaya perilakunya bisa terarah dengan baik. Untuk itu

keteladanan instruktur agama Islam, materi dan metode yang tepat sangat

penting agar dapat menangani remaja bermasalah tersebut dengan baik

sehingga remaja tidak akan mengulangi lagi perbuatan menyimpangnya.12

Peneliti tertarik untuk melihat kenakalan remaja yang disebabkan

karena kurangnya pendidikan agama, dan bagaimana pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam untuk memperbaiki serta membentuk

kepribadian remaja yang bermasalah hukum tersebut. Hal ini sesuai

12 Hasil wawancara dengan bapak Muchamat Slamet selaku staf Rehabilitasi Sosial

sekaligus Instruktur agama Islam di Panti Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang pada hari

Senin 6 April 2015.

Page 22: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

8

dengan bidang studi yang peneliti ambil karena peneliti juga tertarik

dengan Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di Panti Sosial

Marsudi Putra Antasena Magelang. Oleh karena itu peneliti ingin

melakukan suatu penelitian yang berjudul “PELAKSANAAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK

KEPRIBADIAN REMAJA BERMASALAH HUKUM DI PANTI

SOSIAL MARSUDI PUTRA ANTASENA MAGELANG”. Walaupun

dalam pembahasan peneliti sering menggunakan kata kenakalan remaja,

namun peneliti menggunakan kata remaja bermasalah hukum sebagai

judul skripsi karena penelitian ini dilaksanakan di panti sosial yang khusus

menangani remaja yang bermasalah dengan hukum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan di

atas maka rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk

kepribadian remaja bermasalah hukum di Panti Sosial Marsudi Putra

Antasena Magelang?

2. Bagaimana hasil yang dicapai dari pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam bagi remaja bermasalah hukum di Panti Sosial Marsudi

Antasena Magelang?

Page 23: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

9

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam

membentuk kepribadian remaja bermasalah hukum di Panti Sosial

Marsudi Putra Antasena Magelang.

b. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dari pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam yang diberikan bagi remaja bermasalah

hukum di Panti Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis

Menambah wawasan dan khasanah keilmuan Pendidikan Agama

Islam terutama dalam hal Pendidikan Agama Islam bagi peserta didik

remaja bermasalah hukum.

2. Secara praktis

a. Memberikan gambaran dan informasi tentang peaksanaan

Pendidikan Agama Islam bagi remaja bermasalah hukum di Panti

Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang.

b. Sebagai tolak ukur hasil yang dicapai dalam pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam bagi remaja bermasalah hukum di Panti

Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang.

Page 24: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

10

c. Memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademisi yang

mengadakan penelitian berikutnya, baik meneruskan mengadakan

riset.

E. Kajian Pustaka

1. Skripsi yang berjudul “Kenakalan Remaja di Kalangan Santri Putra

di Asrama Diponegoro Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum

Krapyak Yogyakarta”, oleh Aan Fauzan Rifa’i, mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2009.13

Penelitian ini termasuk

penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui upaya

apa yang dilakukan oleh pembimbing asarama untuk menanggulangi

kenakalan remaja di Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum Krapyak

Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

metode wawancana secara mendalam, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah diketahui bahwa upaya yang dilakukan

untuk menanggulangi kenakalan remaja adalah dengan upaya represif

yaitu tindakan untuk memberikan tekanan dan menahan kenakalan

yang lebih parah dan upaya kuratif yaitu tindakan revisi akibat

perbuatan nakal terutama individu yang telah melakukan kenakalan.

2. Skripsi yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Siswa SMK N 1 Depok Sleman

Yogyakarta”, oleh Rakhmawati, mahasiswa Jurusan Pendidikan

13 Aan Fauzan Rifa’i, “Kenakalan Remaja di Kalangan Santri Putra di Asrama

Diponegoro Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta” Skripsi, Fakultas

Tarbiyah Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2009.

Page 25: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

11

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2010.14

Penelitian ini

termasuk penelitian kualitatif dengan tujuan mengetahui peran guru

PAI dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK N 1 Depok Sleman.

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan

observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian menganalisisnya

dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan

dan dari makna itulah dapat ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini

menunjukkan: a) Upaya guru PAI dalam menangani kenakalan remaja

di SMK N 1 Depok yaitu dengan menasehati siswa yang tergolong

nakal, mengintensifkan bimbingan dan konseling di sekolah, dan

penyuluhan kesadaran hukum bagi siswa. b) Hambatan-hambatan

yang terjadi dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK N 1 Depok

Sleman yaitu faktor siswa sendiri, faktor lingkungan, dan pengaruh

media massa, teknologi dan informasi yang digunakan tidak

sebagaimana mestinya.

3. Skripsi yang berjudul “Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Krapyak

Yogyakarta dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja (Tinjauan

Metode Dakwah)”, oleh Widiana, mahasiswa Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan

14 Rakhmawati, “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan

Remaja pada Siswa SMK N 1 Depok Sleman Yogyakarta”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2010.

Page 26: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

12

Kalijaga Yogyakarta tahun 2004.15

Penelitian ini termasuk penelitian

kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan metode

dakwah Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah dalam mengantisipasi

kenakalan remaja. Hasil dari penelitian ini adalah dapat diketahui

bahwa metode yang digunakan Jam’iyyah dalam mengantisipasi

kenakalan remaja adalah dengan metode ceramah dan mujahadah

yang terdiri dari sholat tasbih dan dzikir bersama. Hasil dari metode

tersebut adalah adanya perubahan jamaah yang dulunya melakukan

kemaksiatan sekarang dapat menghindarinya, serta adanya perubahan

positif bagi jamaah yang terpancar dari perilakunya sehari-hari.

4. Skripsi yang berjudul “Efektifitas Bimbingan dan Konseling Islami

dalam Upaya Menanggulangi Kenakalan Remaja Siswa SMU NU

Wahid Hasyim Talang Tegal”, oleh Mundiroh, mahasiswa Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2004.16

Penelitian ini

termasuk penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui

efektifitas pelaksanaan bimbingan dan konseling islami di SMU NU

Wahid Hasyim Talang Tegal dalam upaya menanggulangi kenakalan

remaja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upaya yang

dilakukan dalam menanggulangi kenakalan remaja adalah dengan

15 Widiana, “Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta dalam

Mengantisipasi Kenakalan Remaja (Tinjauan Metode Dakwah)”, Skripsi, Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004. 16

Mundiroh, “Efektifitas Bimbingan dan Konseling Islami dalam Upaya Menanggulangi

Kenakalan Remaja Siswa SMU NU Wahid Hasyim Talang Tegal”, Skripsi, Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004.

Page 27: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

13

memberikan materi ibadah dan bimbingan disiplin. Dengan upaya

tersebut pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMU NU

Wahid Hasyim telah membawa efek yang besar terhadap perilaku dan

sikap siswa.

Dengan demikian, berdasarkan penelusuran terhadap berbagai

karya atau penelitian sebagaimana diungkapkan di atas, maka

diperoleh kesimpulan bahwa belum ada penelitian serupa yang

dilakukan peneliti sebelumnya. Sehingga dapat dinyatakan bahwa

penelitian yang akan penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang

telah ada.

F. Landasan Teori

1. Masa remaja

a. Masa Perkembangan Remaja

Masa remaja (adolescence) sebagai periode transisi

perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa,

yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan

sosio-emosional.17

Remaja (adolescence) adalah masa transisi/

peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang

ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan

psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar

antara usia 12/ 13-21 tahun.18

17 John W. Santrock, Remaja, (Jakarta : Erlangga, 2007), hal. 20.

18 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja,... hal. 14.

Page 28: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

14

Periodesasi Masa Remaja (Pubertas, Remaja Awal dan Remaja

Akhir) dalam psikologi Islam disebut amrad, yaitu fase persiapan

bagi manusia untuk melakukan peran sebagai khalifah Allah di

bumi, adanya kesadaran akan tanggung jawab terhadap sesama

makhluk, meneguhkan pengabdian kepada Allah melalui amar

ma'ruf nahi munkar.19

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang

sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

sehingga mampu berproduksi. Menurut Konopka masa remaja ini

meliputi remaja awal: 12-15 tahun, remaja madya: 15-18 tahun

dan remaja akhir: 19-22 tahun. Sementara Salzman

mengemukakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan

dari sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah

kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan

diri dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.20

Remaja adalah masa transisi dari periode anak ke dewasa.

Secara psikologik kedewasaan adalah keadaan dimana sudah ada

ciri-ciri psikologi tertentu dari seseorang. Ciri-ciri psikologi ini

menurut W. Allport adalah:21

1) Pemekaran diri sendiri (extention of the self)

19 Fuad Nashori, Potensi-Potensi Manusia, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2003), hal.

153. 20

Syamsu Yusuf LN., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 148. 21

Sarlono dan Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2004), hal. 72.

Page 29: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

15

2) Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self

objectivication)

3) Memiliki falsafah hidup tertentu (unfying philosophy of life)

Ciri-ciri yang disebutkan W. Allport tersebut biasanya

dimulai sejak secara fisik tumbuh tanda-tanda seksual sekunder.

Menurut Richmond dan Sklansky inti dari tugas perkembangan

seseorang dalam periode remaja awal dan menengah adalah

memperjuangkan kebebasan. Sedangkan menemukan bentuk

kepribadian yang khas (unifying philosophy of life) dalam

periode ini belum menjadi sasaran utama.22

Tugas-tugas perkembangan remaja yang amat penting

menurut Hurlock dalam bukunya Mohammad Ali dan

Mohammad Asrori,23

adalah mampu menerima keadaaan dirinya,

memahami peran seks/ jenis kelamin, mengembangkan

kemandirian, mengembangkan tanggungjawab pribadi dan sosial,

menginternalisasikan nilai-nilai moral, dan merencanakan masa

depan. Dewasa ini tidak sedikit remaja melakukan perbuatan

antisosial maupun asusila karena tugas-tugas perkembangan

tersebut kurang berkembang dengan baik.24

22 Ibid., hal. 74.

23 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta

Didik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), hal. 10. 24

Ibid., hal. 12.

Page 30: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

16

b. Kepribadian Remaja

Kata kepribadian berasal dari kata personality (bhs. Inggris)

yang berasal dari kata persona (bhs. Latin) yang berarti kedok

atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain

panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku,

watak atau pribadi seseorang.25

Definisi ini tentu saja bukan

definisi yang bisa diterima. Ketika psikolog menggunakan istilah

kepribadian, mereka mengacu pada sesuatu yang lebih dari

sekedar peran yang dimainkan seseorang.

Kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang

relatif permanen dan memberikan, baik konsistensi maupun

individualitas pada perilaku seseorang. Sifat (trait) merupakan

faktor penyebab adanya perbedaan antar individual dalam

perilaku, konsistensi perilaku dari waktu ke waktu, dan stabilitas

perilaku dalam berbagai situasi. Sifat bisa saja unik, sama pada

beberapa kelompok manusia, atau dimiliki semua manusia, tetapi

pola sifat pasti berbeda untuk masing-masing individu. Jadi

masing-masing orang mempunyai kepribadian yang berbeda,

walaupun memiliki kesamaan dalam beberapa hal dengan orang

lain. Karakteristik (characteristic) merupakan kualitas tertentu

25 Agus Sujanto, dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), hal. 10.

Page 31: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

17

yang dimiliki seseorang termasuk di dalamnya beberapa karakter

seperti temperamen, fisik, dan kecerdasan.26

Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun

keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah

dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami

aku, diri, self, atau memahami manusia seutuhnya.27

Salah satu kata kunci dari definisi kepribadian adalah

penyesuaian (adjusment). Menurut Alexander A. Schneders

penyesuaian itu bisa diartikan sebagai suatu respon individu, baik

yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi

kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional,

frustasi dan konflik; dan memelihara keharmonisan antara

pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma)

lingkungan.28

Berikut merupakan strategi pribadi yang salah dan strategi

pribadi yang tepat seorang remaja dalam persahabatan atau dalam

pergaulan :29

Tabel 1 Strategi Pribadi yang Salah

No. Strategi Pribadi yang

Salah Kategori

1. Agresi psikologis Suka mencela, mengkritik,

26 Jest Feist & Gregory J. Feist, Teori Kepribadian “Theories of Personality”, (Jakarta :

Salemba Humanika, 2010), hal. 25. 27

Alwisol, Psikologi Kepribadian edisi revisi, (Malang : UMM Press, 2006), hal. 2. 28

Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2011), hal. 12. 29

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja,... hal. 25

Page 32: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

18

menjelek-jelekan rahasia

orang lain. tidak mau

bekerja sama, suka

mengabaikan pendapat

orang lain.

2. Egois Suka mementingkan diri

sendiri, cemburu,

mengomel, membuat

masalah.

3. Perilaku anti-sosial Tindakan merusak alat-

alat, barang orang lain.

suka melukai, memukul,

menendang, meludahi

orang lain.

Melanggar aturan sosial-

masyarakat, membolos

sekolah, terlibat narkoba.

Tabel di atas menunjukkan strategi-strategi pribadi yang salah

pada remaja dalam persahabatan atau pergaulannya sehari-hari

antara lain agresi psikolologis seperti suka mencela, mengkritik

dan menjelek-jelekan rahasia orang lain. Bersifat egois atau

mementingkan diri sendiri serta berperilaku anti-sosial atau

melanggar aturan sosial-masyarakat.

Tabel 2 Strategi Pribadi yang Tepat

No. Strategi Pribadi yang

Tepat Kategori

1. Inisiatif dan aktif

berinteraksi

Menanyakan identitas diri:

nama, usia, hobi, alamat.

Akan tetapi individu perlu

pula, memberikan

informasi identitas pribadi.

2. Baik hati Memberi pertimbangan,

pemikiran, toleransi

Page 33: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

19

terhadap individu lain.

3. Perilaku pro-sosial Mengatakan hal-hal yang

jujur, tidak berbohong,

mampu bekerja sama, mau

membagi pengalaman,

keterampilan maupun

pengetahuan pribadi lain

yang sedang

membutuhkan, memberi

izin, mendorong individu

lain untuk berhasil.

4. Menghargai diri sendiri

dan orang lain.

Berpenampilan rapi,

bersih dan tidak bau.

Menghargai dan menerima

pendapat, ide, gagasan,

kebiasaan maupun

perilaku orang lain, apa

adanya, tanpa mencela/

mengkritik kejelekan-

kejelekannya.

Mau menyimpan atau

tidak membocorkan

rahasia masalah orang

lain. Sikap terbuka

terhadap kritikan dan

pesan, nasihat orang lain.

5. Bersedia memberi

dukungan sosial.

Individu suka memberi

dukungan, nasihat,

memelihara/ menjaga

perasaan orang lain.

Bersedia untuk terlibat

dalam aktivitas permainan,

kerja bakti dalam

kelompok sosial.

Tabel di atas menunjukkan strategi-strategi pribadi yang tepat

pada remaja dalam persahabatan dan pergaulannya antara lain

bersifat inisiatif dan aktif dalam berinteraksi, baik hati,

Page 34: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

20

berperilaku pro-sosial, mampu menghargai diri sendiri dan orang

lain serta bersedia memberikan dukungan sosial terhadap orang

lain.

Remaja yang berkepribadian adalah remaja yang pada masa

perkembangannya mampu membentuk pola kepribadian sehingga

mampu menyesuaikan diri dalam upaya mengatasi kebutuhan-

kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan

konflik, yang kemudian pola kepribadian tersebut akan relatif

permanen pada diri remaja. Sedangkan pola kepribadian yang

baik pada diri remaja adalah bersifat inisiatif dan aktif dalam

berinteraksi, baik hati, berperilaku pro-sosial, mampu menghargai

diri sendiri dan orang lain serta bersedia memberikan dukungan

sosial terhadap orang lain.

c. Remaja Bermasalah Hukum

Bila remaja tidak mencapai kebahagiaan, dia mengalami

masalah yang serius. Menurut intensitasnya, rentangan remaja

bermasalah dapat digambarkan dalam tiga kategori utama:30

1) Perilaku bermasalah yang wajar

Secara psikologis, perilaku bermasalah yang wajar adalah

perilaku yang masih ada dalam batas ciri-ciri pertumbuhan

dan perkembangan sebagai akibat adanya perubahan fisik dan

psikis, dan masih bisa diterima selama dirinya dan

30 Muhammad Al Mighwar, Psikologi Remaja, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), hal. 187.

Page 35: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

21

masyarakat di sekitarnya tidak dirugikan. Misalnya, masalah

yang berkaitan dengan pribadi remaja itu sendiri, masalah

yang berkaitan dengan teman sebaya dan peranannya sebagai

laki-laki atau wanita, masalah yang berkaitan dengan orang

tua serta masalah yang berkaitan dengan masyarakat luas.31

2) Perilaku bermasalah menengah

Secara psikologis, perilaku bermasalah menengah adalah

perilaku remaja yang masih merupakan akibat dari adanya

berbagai perubahan fisik dan psikis dalam pertumbuhan dan

perkembangan, tetapi telah menunjukkan berbagai tanda yang

mengarah pada adanya penyimpangan yang cenderung

merugikan dirinya sendiri dan lingkungannya.32

Perilaku bermasalah menengah ini dinamakan tanda-tanda

bahaya, baik yang agresif, pasif atau netral. Perilaku yang

menunjukkan tanda-tanda bahaya yang agresif antara lain

sikap selalu ingin menguasai dan menyerang orang lain.

Perilaku yang menunjukkan tanda-tanda bahaya yang pasif

antara lain merasa tidak aman sehingga remaja merendahkan

diri dan rela dijajah oleh siapa saja di dalam maupun di luar

rumah, selalu melamun sebagai konpensasi bagi kekurang

puasannya dalam kehidupan sehari-hari, dan berusaha

menarik perhatian dengan berbuat kekanak-kanakan. Adapun

31 Ibid., hal. 188-190.

32 Ibid., hal. 190.

Page 36: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

22

perilaku yang menunjukkan tanda-tanda bahaya yang netral

antara lain remaja mengabaikan tugas-tugasnya demi

bersenang-senang karena tidak adanya tanggung jawab, dan

terlalu malu bila berada jauh dari rumahnya.33

3) Perilaku bermasalah yang kuat atau penyimpangan perilaku

Perilaku bermasalah yang kuat adalah perilaku yang

muncul akibat adanya rasa tidak enak, rasa tercekam, rasa

tertekan yang didorong oleh faktor-faktor yang kontradiktif

dalam diri seseorang, yang secara kuat pula menimbulkan

berbagai tindakan pasif secara berlebihan atau agresif yang

berlebihan. Perilaku itu dianggap menyimpang dari

kewajaran karena cenderung ada rasa putus asa, tidak aman,

atau merusak dan melanggar berbagai peraturan.34

Perilaku menyimpang yang pasif adalah bentuk-bentuk

perilaku yang menunjukkan kecenderungan putus asa dan

merasa tidak aman sehingga menarik diri dari aktivitas dan

takut memperlihatkan usahanya. Gejalanya tampak jelas pada

remaja yang lebih tertarik atau senang menyendiri atau

mengasingkan diri, apatis terhadap aktivitas masyarakat atau

sekolah, sangat sensitif dan mudah terluka, cepat tersinggung

dan membesar-besarkan kekurangannya sendiri, dan merasa

khawatir terhadap dirinya sendiri, memperlihatkan

33 Ibid., hal. 191.

34 Ibid., hal. 192.

Page 37: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

23

kebingungan, suka melamun pada sebagian besar waktunya.

Dalam intensitas yang lebih tinggi, remaja yang bermasalah

jenis ini cenderung menjadi peminum, pecandu narkotik,

morfinis bahkan bunuh diri.35

Perilaku menyimpang yang agresif adalah bentuk-bentuk

tingkah laku sosial yang menyimpang dan cenderung

merusak, melanggar peraturan dan menyerang. Banyak aspek

yang menjadi objek penyimpangannya, misalnya hak milik

orang lain dan seks. Gejala umum yang biasa tampak dari

penyimpangan ini antara lain menyakiti hati orang lain, suka

berkelahi, membuat kegaduhan dalam masyarakat atau

sekolah, mengolok-olok secara berlebihan, tidak

mengindahkan perintah, melanggar peraturan, sering

berbohong, sering memerintah, mementingkan diri sendiri,

pendendam serta melanggar kehormatan seks lawan jenis.

Penyimpangan ini terjadi karena remaja tidak memiliki sikap,

perasaan dan keterampilan tertentu yang dituntut dalam

tugas-tugas perkembangannya sehingga mereka cenderung

tidak memedulikan norma-norma masyarakat, dan sikap tidak

peduli ini menimbulkan semua pelanggaran tersebut. Kondisi

inilah yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.36

35 Ibid., hal. 193.

36 Ibid., hal. 193-194.

Page 38: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

24

Jadi remaja bermasalah hukum termasuk ke dalam perilaku

remaja bermasalah kuat atau sudah termasuk dalam

penyimpangan perilaku. Remaja bermasalah hukum merupakan

bentuk-bentuk tingkah laku sosial yang menyimpang atau

cenderung merusak, melanggar peraturan serta melanggar norma-

norma sosial, agama dan melanggar ketentuan hukum. Remaja

bermasalah hukum juga bisa disebut dengan kenakalan remaja.

Kenakalan remaja Menurut B. Simanjutak,

“suatu perbuatan disebut kenakalan remaja ialah apabila

perbuatan-perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma

yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup, suatu perbuatan anti

sosial di mana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti

normatif.”37

Sedangkan Bimo Walgito dalam bukunya Sudarsono38

merumuskan kenakalan remaja : “arti selengkapnya dari juvenille

delinquency yakni tiap perbuatan yang apabila dilakukan oleh

orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi

perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan oleh anak,

khususnya anak remaja.”

Pengertian kenakalan remaja yang dirumuskan dalam Bakolak

Inpres No.6/ 1971 Pedoman 8, tentang Pola Penanggulangan

Kenakalan Remaja adalah kelainan tingkah laku, perbuatan atau

tindakan remaja yang bersifat asosial bahkan anti sosial yang

37 Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja. (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hal.

5.

38 Ibid., hal. 5.

Page 39: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

25

melanggar norma-norma sosial, agama serta ketentuan hukum

yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Sofyan S. Willis

kenakalan remaja adalah tindakan sebagian para remaja yang

bertentangan dengan hukum, agama dan norma-norma

masyarakat. Apabila tindakan yang sama dilakukan oleh orang

dewasa hal itu disebut kejahatan (kriminal).39

Bentuk kenakalan yang tertuang dalam Bakolak Inpres No.6/

1971 antara lain adalah pencurian, penipuan, perkelahian,

perusakan, penganiayaan, perampokan, narkotika, pelanggaran

asusila, pembunuhan, dan kejahatan lain.40

Kenakalan remaja

menurut Jensen dalam bukunya Sarlito Wirawan Sarwono41

,

membagi kenakalan menjadi 4 jenis, yaitu:

1) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:

perkelahian, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan dan

lain-lain.

2) Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan,

pencurian, pencopetan, perampasan, dan lain-lain.

3) Kenakalan sosial yang menimbulkan korban di pihak orang

lain: pelacuran, penyalahgunaan obat.

4) Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status

anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari

39 Sofyan S. Willis, Remaja dan Masalahnya, Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan

Remaja seperti Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya. (Bandung: Alfabeta, 2005), hal. 88-90. 40

Ibid., hal. 91. 41

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja..., hal. 200-201

Page 40: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

26

status orang tua dengan cara minggat dari rumah, keluyuran

atau membantah perintah mereka dan sebagainya.

Ada banyak faktor yang menyebabkan kenakalan remaja,

tetapi pada prinsipnya faktor-faktor penyebab kenakalan remaja

dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: 42

1) Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri anak itu

sendiri. Yang termasuk faktor intern antara lain:

a) Lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh-pengaruh

negatif dari lingkungan.

b) Kurangnya kemampuan penyesuaian diri

c) Kurangnya dasar-dasar keimanan

2) Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari pengaruh

luar. Faktor ekstern bisa berasal dari lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor yang

berasal dari keluarga antara lain: 43

a) Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang

dari orang tua

b) Lemahnya keadaan ekonomi orang tua

c) Kehidupan keluarga yang kurang harmonis

Faktor yang berasal dari masyarakat antara lain:

42 Sofyan S. Willis, Remaja...., hal. 95

43 Ibid., hal. 93-119.

Page 41: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

27

a) Kurangnya pelaksanaan ajaran-ajaran agama secara

konsekuen

b) Masyarakat yang kurang memperoleh pendidikan

c) Kurangnya pengawasan terhadap remaja

d) Pengaruh norma-norma baru dari luar

Faktor yang berasal dari sekolah antara lain:

a) Faktor ekonomi guru

b) Faktor mutu guru

c) Faktor fasilitas pendidikan

d) Norma-norma pendidikan dan kekompakan guru

e) Kekurangan guru

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pendidikan Agama Islam dalam Pendidikan Formal

Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai program

yang terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam

serta diikuti tuntunan untuk menghormati penganut agama lain

dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama

hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.44

Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan

siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan

mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,

44 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam : Upaya Pemikiran dan Kepribadian

Muslim, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 6.

Page 42: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

28

pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan

untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan

antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional.45

Menurut Zakiyat Daradjat sebagaimana dikutip Heri Gunawan

memberi definisi pada Pendidikan Agama Islam yaitu usaha sadar

untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah). Lalu tujuan

yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam

sebagai pandangan hidup.46

Dasar pendidikan agama Islam terdiri atas dasar keislaman dan

dasar pelaksanaannya di Indonesia. Dasar keislaman pendidikan

Islam terdiri dari dasar ajaran Islam itu sendiri yaitu Al-Qur’an,

As-Sunah, kata-kata sahabat (Madzhab Sahabi), kemaslahatan

umat/ sosial, tradisi/ adat kebiasaan masyarakat, dan hasil

pemikiran para ahli dalam Islam. Sedangkan dasar pelaksanaan

pendidikan Islam di Indonesia terdiri atas dasar ideal yaitu

Pancasila sila pertama, dasar strukturnya ialah UUD 1945 pasal

31 ayat (1) sampai (5), kemudian dasar operasionalnya adalah UU

No. 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional.47

45 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal.

75. 46

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung:

Alfabeta, 2013), hal. 201. 47

Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal.

36-50.

Page 43: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

29

Tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya untuk

mempertinggi nilai akhlak hingga mencapai akhlakul karimah.48

Sedangkan menurut Pusat Kurikulum Depdiknas mengemukakan

bahwa pendidikan agama Islam di Indonesia adalah bertujuan

untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik

melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengalaman serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam

hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlak

mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.49

Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam menurut beberapa

ahli adalah sebagai berikut: Munir Musyi mengatakan tujuan

akhir pendidikan Islam adalah manusia yang sempurna (al-insan

al-kamil). Marimba mengatakan tujuan pendidikan agama Islam

adalah terciptanya orang yang berkepribadian muslim sedangkan

Al-Abrasy menghendaki tujuan akhir pendidikan agama Islam itu

adalah terbentuknya manusia yang berakhlak mulia.50

Pendidikan agama menurut Husni Rahim berperan dalam

pembinaan moral dan akhlak, karena akhlak atau budi pekerti

48 Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada),

hal. 38. 49

Ahmad Munjin Nasih & Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 7. 50

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam..., hal. 205.

Page 44: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

30

luhur merupakan inti dari ajaran agama Islam.51

Tujuan

pendidikan agama Islam yaitu membentuk peserta didik yang

berakhlak mulia dengan cara memahami ajaran-ajaran Islam, dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.52

b. Pendidikan Agama Islam dalam Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kesempatan dimana

terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan

seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun

bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan

tujuan mengembangkan tingkat ketrampilan, sikap dan nilai-nilai

yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang

efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan

lingkungan masyarakat dan negaranya.

Menurut Phillips H. Combs, Pendidikan Luar Sekolah adalah

setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang

diselenggarakan di luar sistem formil, baik tersendiri maupun

merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang

dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik

tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.53

Pendidikan Luar Sekolah diantaranya itu juga dimasukkan

sebagai suatu pandangan yang luas dan fungsional mengenai

51 Husni Rahim, Arah Baru: Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 2001), hal. 37. 52

Aminuddin, Aliaras Wahid, dan Moh. Rofik, Membangun Karakter dan Kepribadian

melalui Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal. 1. 53

Sulaiman Yusuf, Pendidikan Luar Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hal. 19.

Page 45: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

31

pendidikan, yakni pandangan yang tidak hanya melihat

pendidikan itu sebagai “persekolahan” tetapi pendidikan adalah

belajar, tanpa terlalu mempersoalkan di mana dan bagaimana

belajar itu dilakukan. Berdasar pandangan ini, pendidikan itu jelas

merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat, dan

bentuknya berbeda-beda, yang salah satunya adalah

persekolahan.54

Apabila dilihat dari sejarah Agama-agama besar di dunia,

bimbingan dan penyuluhan Agama telah dilaksanakan oleh para

Nabi dan Rasul, para sahabat Nabi; para ulama, pendeta, rahib

dan juga para pendidik di lingkungan masyarakat dari zaman ke

zaman. Oleh karena itu bimbingan dan penyuluhan di lingkungan

masyarakat beragama secara informil telah dikenal sebagai suatu

kegiatan orang yang memegang kedudukan pimpinan bidang

keagamaan, hanya saja di dalam kegiatannya belum didasari

teori-teori pengetahuan yang berhubungan dengan teknis/

metodologi serta administratif pelaksanaannya.55

Bimbingan dan penyuluhan Agama adalah segala kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan

bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan

rohaniyah dalam lingkungan hidupnya supaya orang tersebut

54 Sanapiah Faisal & Abdillah Hana, Pendidikan non formal Pengalaman Kolombia,

Kuba, Kenya dan Indonesia dalam Pembangunan Desa, (Surabaya: Usaha Nasional, 2000), hal.

14. 55

H. M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama (di

Sekolah dan di Luar Sekolah), (Jakarta : Bulan Bintang, 1979), hal. 23.

Page 46: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

32

mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau

penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan YME sehingga timbul

pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup dan

masa depannya.56

Tujuan bimbingan dan penyuluhan agama yaitu bimbingan

agama dimaksudkan untuk membantu peserta didik supaya

memiliki sumber pegangan keagamaan dalam pemecahan

masalah serta membantu peserta didik supaya dengan kesadaran

serta kemauannya bersedia mengamalkan ajaran agama serta

menjauhi larangan Allah SWT.57

Supaya agama dapat menjadi pengendali moral bagi seseorang

hendaknya agama itu masuk dalam pembinaan kepribadiannya

dan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam

integritas kepribadian itu. Apabila agama tidak masuk dalam

pembinaan pribadinya, maka pengetahuan agama yang dicapainya

kemudian akan merupakan ilmu pengetahuan yang tidak ikut

mengendalikan tingkah laku dan sikapnya dalam hidup. Agama

akan menjadi pengendali moral apabila ia dimengerti, dirasakan

dan dibiasakan (rasional, emosional dan dipraktekkan).58

Pendidikan Luar Sekolah antara lain:

56 Ibid., hal. 24.

57 Ibid,. hal. 29.

58 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1975), hal. 69.

Page 47: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

33

1) Pendidikan In formal

Pendidikan in formal yakni melalui pengalaman dan

interaksi keseharian dengan orang-orang tertentu di lingkungan

sosial maupun pekerjaannya. Dengan demikian terlihat bahwa

pendidikan informal sasarannya tidak hanya kategori sosial

dan kelompok usia tertentu saja, tetapi meliputi berbagai usia

atau tegasnya semua kelompok usia. Dapat terlaksana kapan

saja dan di mana saja, dalam arti pendidikan in formal dalam

pelaksanaannya tidak terikat pada jam, hari, atau bulan dan

dapat berlangsung di dalam keluarga atau dalam kehidupan

sehari-hari, setiap saat di mana hal tersebut dikehendaki.

2) Pendidikan Non formal

Pendidikan non formal adalah beraneka warna bentuk

kegiatan pendidikan yang terorganisasi atau setengah

terorganisasi yang berlangsung di luar sistem persekolahan,

yang ditujukan untuk melayani sejumlah besar kebutuhan

belajar dari berbagai kelompok penduduk, baik tua maupun

muda.

Pendidikan non formal lebih diarahkan kepada pelayanan

kebutuhan belajar yang penting dan yang memberi keuntungan

kepada warga belajarnya yang pada umumnya tidak disajikan

oleh pendidikan formal. Kebutuhan-kebutuhan belajar itu

misalnya yang berhubungan dengan kesehatan, keluarga

Page 48: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

34

berencana, dan persyaratan-persyaratan lainnya yang

diperlukan untuk meningkatkan mutu kehidupan keluarga,

mengembangkan perilaku pribadi yang baik dan sikap positif,

meningkatkan produktifitas perekonomian, penghasilan

keluarga, dan kesempatan kerja, serta memperkuat lembaga-

lembaga swasembada dan swakarsa atau memperluas

partisipasi pada lembaga tersebut. Sebagian besar program-

program itu ditujukan untuk membantu kelompok-kelompok

tertentu, misalnya para petani kecil, para tukang dan para

pengusaha, para wanita, remaja-remaja putus sekolah yang

menganggur, pembinaan pada narapidana, dan semacamnya.

Pembinaan kepribadian dalam panti rehabilitasi itu sendiri

termasuk ke dalam pendidikan non formal. Panti rehabilitasi bagi

remaja bermasalah hukum merupakan kegiatan pendidikan yang

terorganisasi dan berlangsung di luar sistem persekolahan yang

ditujukan untuk melayani remaja nakal yang bermasalah dengan

hukum yang bertujuan untuk mengembangkan perilaku pribadi

yang baik dan sikap yang positif.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (field research),

yaitu penelitian yang telah dilakukan dengan berada langsung pada

obyeknya, terutama dalam usaha untuk mengumpulkan data dan

Page 49: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

35

berbagai informasi.59

Penelitian lapangan juga dapat dianggap sebagai

pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk

mengumpulkan data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti langsung

terjun ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu

fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Dalam hal demikian maka

pendekatan ini terkait dengan pengamatan-berperanserta. Penelitian

lapangan terkadang membuat catatan lapangan secara ekstensif yang

kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis dengan berbagai cara.60

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan berbagai data yang

diperlukan untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam serta hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam tersebut dalam membentuk kepribadian

remaja bermasalah hukum di Panti Sosial Marsudi Putra Antasena

Magelang.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

psikologi pendidikan, maksudnya pendekatan yang meliputi aspek-

aspek kejiwaan yang ada pada diri peserta didik. Penulis

menggunakan pendekatan psikologi pendidikan dalam penelitian ini

karena psikologi pendidikan pada dasarnya adalah sebuah disiplin

psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh

59 Hadari Nawawi & Mimi Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press, 1996), hal. 24. 60

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013), hal. 26.

Page 50: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

36

tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu yang

meliputi tingkah laku belajar, tingkah laku mengajar, dan tingkah laku

belajar mengajar.61

3. Subyek Penelitian

Subyek informan dalam penelitian ini ialah orang-orang yang

mengetahui dan diharapkan dapat memberikan informasi atau lebih

ringkasnya ialah sumber data dalam penelitian adalah subyek dari

mana data tersebut diperoleh. Subyek penelitian yang peneliti ambil

sebagai sampel adalah orang yang mengetahui, memahami, dan

menjadi pelaku dari pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di PSMP

Antasena Magelang. Dalam pengambilan sampel ini peneliti

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan

sampel berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yaitu

mendeskripsikan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan hasil dari

pelaksanaan Pendidikan Agama Islam bagi remaja bermasalah

hukum.62

Adapun yang dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah:

a. Pimpinan Panti Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang.

b. 3 Instruktur agama Islam di Panti Sosial Marsudi Putra Antasena

Magelang, sebagai sumber informasi untuk mengetahui hal-hal

yang berkaitan dengan proses pelaksanaan Pendidikan Agama

61 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1997), hal. 24. 62

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 300.

Page 51: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

37

Islam terutama untuk membentuk kepribadian remaja bermasalah

hukum.

c. 4 Remaja bermasalah hukum di Panti Sosial Marsudi Putra

Antasena Magelang, untuk memperoleh informasi tentang hasil

yang dicapai setelah mengikuti proses pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di PSMP Antasena Magelang.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Metode observasi

Observasi digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan penginderaan.63

Metode ini digunakan

untuk mendapatkan data tentang gambaran umum Panti Sosial

Marsudi Putra Antasena Magelang mengenai letak geografis

panti, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh panti serta untuk

mengetahui bagaimana proses pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam yang berlangsung. Observasi yang dilakukan adalah dengan

pengamatan langsung terhadap proses pelaksanaan pendidikan

agama Islam di panti untuk mengetahui hasil dari proses

pelaksanaan pendidikan agama Islam tersebut. Data hasil

observasi akan di lengkapi dengan data wawancara, dokumentasi

dan data hasil angket/ kuesioner.

63 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 115.

Page 52: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

38

b. Metode wawancara (interview)

Wawancara yang digunakan oleh peneliti disini adalah jenis

wawancara tidak berstruktur, yaitu wawancara yang bebas, tidak

menggunakan pedoman wawancara yang tersusun sistematis dan

lengkap. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis

besar permasalahan yang akan ditanyakan.64

Dalam penelitian ini

wawancara dilakukan secara langsung kepada instruktur agama

Islam mengenai bagaimana proses pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di panti, materi dan metode dalam pelaksanaan PAI

yang dipakai, serta faktor pendukung dan penghambat dalam

proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam tersebut. Selain itu

peneliti juga melakukan wawancara kepada sejumlah penerima

manfaat PSMP Antasena Magelang untuk memperoleh informasi

tentang apa saja faktor penyebab kenakalan remaja serta hasil

yang dicapai setelah mengikuti pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam di PSMP Antasena Magelang.

c. Metode dokumentasi

Dalam mengadakan penelitian yang bersumber dari tulisan,

peneliti menggunakan metode dokumentasi ini. Studi dokumen

ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara.65

64 Ibid., hal. 320.

65 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif..., hal. 329.

Page 53: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

39

Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk memperoleh

informasi tentang profil panti, struktur organisasi panti, visi dan

misi panti, keadaan instruktur agama Islam di panti, karyawan

pant, penerima manfaat atau peserta didik di panti serta sarana

dan prasarana, sebagai pelengkap data skripsi. Dokumentasi yang

dilakukan yaitu dengan mengambil informasi data yang

bersumber dari tulisan.

d. Kuesioner (angket)

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pertanyaan tetulis kepada responden untuk dijawabnya.66

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner

tertutup. Kuisioner tertutup merupakan kuisioner yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.67

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode angket atau

kuesioner untuk memperkuat data hasil wawancara, observasi

serta dokumentasi. Angket yang diberikan berjumlah 20 soal

dengan pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N

(Netral), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju).

66 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, .....

hal. 197. 67

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010), hal.195.

Page 54: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

40

5. Triangulasi

Sebelum melakukan analisis data diperlukan adanya teknik

pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh. Peneliti menggunakan

teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dengan jalan

membandingkan data hasil observasi, data hasil wawancara, dan data

suatu dokumen yang berkaitan. Selain itu juga menggunakan

triangulasi metode dengan jalan mengecek penemuan hasil penelitian

dengan beberapa teknik pengumpulan data.

6. Metode Analisis Data

Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas

dalam analisis data ini meliputi data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction/Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

Page 55: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

41

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.68

b. Data Display (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah menyajikan

data. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah

dipahami.69

Dalam penelitian ini peneliti menyajikan data dalam

bentuk teks naratif dan tabel.

c. Conclusion Drawing/verification atau Menyimpulkan/verifikasi

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan bisa berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada

tahap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi jika kesimpulan yang

dikemukakan dari awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan

adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah

ada.70

H. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam penyusunan skripsi ini peneliti susun berdasarkan

sistematika pembahasan sebagai berikut:

68 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hal. 338.

69 Ibid., hal. 341.

70 Ibid., hal. 345

.

Page 56: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

42

Bagian awal yang terdiri dari halaman judul, halaman surat pernyataan

keaslian, halaman surat pernyataan berjilbab, halaman persetujuan skripsi,

halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman

abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

Bab I yaitu Pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah yang

menjadi dasar pemikiran peneliti untuk melakukan penelitian ini.

Kemudian dari latar belakang masalah tersebut peneliti merumuskan

masalah yang hendak diteliti. Selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan

untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah tadi dan juga kegunaan dari

penelitian. Selain itu dalam bab ini juga disajikan tentang kajian pustaka

yang merangkum hasil penelitian sebelumnya yang peneliti jadikan

sebagai referensi.

Pada bab ini juga berisi landasan teori yang mengemukakan tinjauan

teoritis mengenai masa perkembangan remaja, pengertian remaja

bermasalah hukum, serta pengertian Pendidikan Agama Islam dalam

pendidikan formal dan di luar sekolah. Landasan teori ini dimaksudkan

agar pembaca dapat mengerti dan memahami secara mendasar tentang

istilah yang ada di dalam skripsi ini. Selanjutnya dijelaskan pula

metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Meliputi jenis

penelitian, pendekatan penelitian, subyek penelitian, metode pengumpulan

data dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian.

Bab II, berisi gambaran umum tentang Panti Sosial Marsudi Putra

Antasena Magelang yang akan menjadi lokasi penelitian. Pada bagian ini

Page 57: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

43

memuat letak dan keadaan geografis panti, sejarah singkat berdirinya

panti, visi dan misi panti, tugas pokok, jenis kegiatan di dalam panti,

struktur organisasi, keadaan SDM pelaksana panti, penerima manfaat,

serta sarana dan prasarana panti.

Bab III, dalam bab ini disajikan sejumlah data yang diperoleh dari

penelitian. Selanjutnya dari data tersebut dilakukan analisis data sesuai

metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari penelitian. Pada

intinya dalam bab ini menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan sesuai

dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

Bab IV, yaitu penutup yang ini memuat simpulan dan saran-saran, serta

kata penutup dari peneliti.

Adapun pada bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-

lampiran yang berkaitan dengan penelitian dan daftar riwayat hidup

peneliti.

Page 58: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

127

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi serta

penganalisisan data dengan metode kuesioner atau angket yang dilakukan,

peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan dari skripsi yang berjudul

Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Kepribadian Remaja

Bermasalah Hukum di Panti Sosial Marsudi Putra Antasena Magelang.

Adapun kesimpulan tersebut sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pendidikan agama Islam di PSMP Antasena berbeda

dengan pendidikan agama Islam pada sekolah umum. Pendidikan

agama Islam di PSMP Antasena diwujudkan dalam serangkaian

kegiatan keagamaan dalam proses layanan rehabilitasi. Pelaksanaan

pendidikan agama Islam di PSMP Antasena terbagi menjadi dua

pokok pembinaan yaitu pembinaan klasikal yang meliputi pembinaan

aqidah dan keimanan, pembinaan ibadah dan muamalah dan

pembinaan akhlak. Pembinaan non klasikal yang meliputi pembinaan

sholat; pembinaan sholat wajib lima waktu, pembinaan sholat jum’at,

dan pembinaan sholat taubat secara berjama’ah, pendalaman Al-

Qur’an dan pembinaan pendekatan diri kepada Allah yaitu dengan

pembinaan pembacaan tahlil dan yasinan.

2. Hasil dari pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam membentuk

kepribadian remaja bermasalah hukum di PSMP Antasena Magelang

dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi serta kuesioner

Page 59: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

128

atau angket ditunjukkan dalam dua aspek yaitu pada aspek ibadah

mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Pembentukan pribadi remaja

bermasalah hukum pada aspek ibadah mahdhah sudah berhasil dengan

baik yaitu remaja telah rutin melaksanakan ibadah sholat wajib lima

waktu serta sholat Jum’at secara berjama’ah, rajin meksanakan sholat

subuh berjama’ah dan lebih rajin menjalankan ibadah wajib. Namun

kurang berhasil dengan baik untuk membentuk pribadi remaja yang

rutin membaca Al-Qur’an dan menjalankan puasa wajib di bulan

Ramadhan selama satu bulan penuh. Selanjutnya pada aspek ibadah

ghairu mahdhah sudah berhasil dengan baik dalam membentuk

kepribadian remaja bermasalah hukum yaitu remaja telah mampu

mematuhi nasehat orang lain/ orang yang lebih tua, mempunyai sifat

yang lebih penyabar, menghindari keluyuran, menghindari kebiasaan

mencuri, menghindari minum-minuman keras, menghargai satu sama

lain antar sesama manusia, selalu menaati peraturan, memiliki jiwa

yang lebih tenang serta perilakunya lebih terkontrol menjadi lebih

baik. Namun kurang berhasil dengan baik dalam hal membentuk

pribadi remaja bermasalah hukum yang masih suka mencemooh orang

lain, masih suka berkelahi dan masih bersifat angkuh serta acuh tak

acuh. Faktor yang mendukung pelaksanaan pendidikan agama Islam

di PSMP Antasena yaitu setiap warga PSMP Antasena mempunyai

rasa peduli yang tinggi terhadap penerima manfaat, fasilitas yang ada

di PSMP Antasena sudah cukup memadai serta banyaknya waktu

Page 60: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

129

yang diberikan kepada instruktur agama Islam. Sedangkan faktor

penghambat proses pelaksanaan pendidikan agama Islam di PSMP

Antasena adalah jumlah instruktur agama Islam di PSMP Antasena

Magelang masih kurang memadai, penerima manfaat yang selalu

gaduh dan ribut membuat suasana dan kondisi pembinaan menjadi

tidak kondusif, minat belajar yang rendah dari sebagian besar

penerima manfaat dan perbedaan latar belakang dari penerima

manfaat membuat instruktur mengahadapi kesulitan saat

menyampaikan materi kepada penerima manfaat karena tingkat

kemampuan menyerap pesan masing-masing anak berbeda-beda.

B. Saran-saran

1. Kepada Panti

a) Hendaknya diadakan kurikulum yang pasti agar dalam

penyampaian materi lebih mudah dan lebih tepat pada sasaran.

b) Hendaknya kegiatan pembinaan klasikal diadakan pada pagi hari

sehingga proses pembinaan lebih kondusif.

c) Hendaknya lebih ditingkatkan lagi bimbingan pendalaman Al-

Qura’an untuk seluruh penerima manfaat agar semua penerima

manfaat mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

2. Kepada Orang Tua

a) Hendaknya selalu mengawasi anaknya apakah sudah mulai

bermasalah atau berperilaku menyimpang.

Page 61: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

130

b) Hendaknya senantiasa membangun hubungan yang harmonis

dengan anaknya dengan memberikan perhatian dan kasih sayang

yang cukup.

c) Hendaknya senantiasa memantau pengamalan ibadah yang

dilaksanakan anaknya di rumah.

3. Kepada Penerima Manfaat

a) Hendaknya menyadari bahwa tugas utama mereka adalah belajar.

b) Hendaknya mengamalkan dengan sebaik-baiknya ilmu agama

yang telah mereka dapatkan.

c) Hendaknya mempunyai pertahanan diri yang kuat dalam

menghadapi pengaruh negatif dari lingkungannya.

C. Kata Penutup

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan karunia-Nya, sehingga pelaksanaan penelitian di Panti Sosial

Marsudi Putra Antasena Magelang sera penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan, meskipun banyak hambatan dan rintangan yang harus dilalui

dengan penuh perjuangan. Akan tetapi dengan memohon petunjuk-Nya

dan dengan disertai doa dan kesabaran, pada akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Tentunya banyak sekali kekurangan dan kelemahan yang ada

dalam penyusunan skripsi ini, maka dari itu kritik dan saran sangat peneliti

harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Page 62: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

131

Terakhir peneliti ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang membantu peneliti dalam pelaksanaan penelitian. Semoga amal dan

kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Page 63: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

132

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad & Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta

Didik, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam : Upaya Pemikiran dan Kepribadian

Muslim, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011.

Al Mighwar, Muhammad, Psikologi Remaja, Bandung : Pustaka Setia, 2011.

Alwisol, Psikologi Kepribadian edisi revisi, Malang: UMM Press, 2006.

Aminuddin, dkk, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan

Agama Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Arifin, H. M., Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama

(di Sekolah dan di Luar Sekolah), Jakarta : Bulan Bintang, 1979.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010.

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2007.

Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor Selatan : Ghalia

Indonesia, 2004.

Faisal, Sanapiah & Abdillah Hana, Pendidikan non formal Pengalaman

Kolombia, Kuba, Kenya dan Indonesia dalam Pembangunan Desa,

Surabaya: Usaha Nasional, 2000.

Feist, Jess & Gregory J. Feist, Teori Kepribadian “Theories of Personality”,

Jakarta: Salemba Humanika, 2010.

Gunawan, Heri, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

Bandung: Alfabeta, 2013.

Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Page 64: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

133

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

Mundiroh, “Efektifitas Bimbingan dan Konseling Islami dalam Upaya

Menanggulangi Kenakalan Remaja Siswa SMU NU Wahid Hasyim Talang

Tegal”, Skripsi, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2004.

Nafis, Muhammad Muntahibun, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2011.

Nashori, Fuad, Potensi-Potensi Manusia, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2003.

Nasih, Ahmad Munjin & Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, Bandung: Refika Aditama, 2009.

Nawawi, Hadari & Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press, 1996.

Panuju, Panut & Ida Umami, Psikologi Remaja, Yogyakarta : Tiara Wacana

Yogya, 2005.

Rahim, Husni, Arah Baru: Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 2001.

Rakhmawati, “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi

Kenakalan Remaja pada Siswa SMK N 1 Depok Sleman Yogyakarta”, Skripsi,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2010.

Rifa’i, Aan Fauzan, “Kenakalan Remaja di Kalangan Santri Putra di Asrama

Diponegoro Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta”

Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2009.

Santrock, John W, Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5,

Jilid II, Jakarta : Erlangga, 2002).

Santrock, John W, Remaja, Jakarta: Erlangga, 2007.

Sarlono dan Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2004.

Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1994.

Page 65: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

134

Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: Bina Aksara, 1989.

Sugiono, Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D,

Bandung: CV. Alfabeta, 2009.

Sujanto, Agus, dkk, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1997.

Widiana, “Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta dalam

Mengantisipasi Kenakalan Remaja (Tinjauan Metode Dakwah)”, Skripsi,

Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2004

Willis, Sofyan S, Remaja dan Masalahnya, Mengupas Berbagai Bentuk

Kenakalan Remaja seperti Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya,

Bandung: Alfabeta, 2005.

Yusuf LN, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2004.

Yusuf, Sulaiman, Pendidikan Luar Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1981.

Yusuf, Syamsu & A. Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011.

Page 66: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

135

STRUKTUR ORGANISASI

PSMP ANTASENA SALAMAN MAGELANG

Susunan organisasi dan pembagian tugas PSMP Antasena Magelang tahun

2015/ 2016 antara lain:1

1. Kepala : Drs. Bambang Sugeng M. M

2. Kasubag TU : Pitoyo SH

3. Kasie Rehabilitasi Sosial : Dra. Sugiarti Suryatiningsih

4. Kasie Program & Advokasi Sosial : Drs. MK. Agung S, M. Si

5. Koordinator Pekerja Sosial : Suyanto

6. Fungsional Arsiparis : Yuliatun Retno H

1Hasil Observasi Struktur Organisasi di Ruang Tata Usaha Panti Sosial Marsudi Antasena

Magelang pada Hari Senin 6 April 2015.

KOORDINATOR

MANAGER INSTALASI PRODUKSI

FUNGSIONAL ARSIPARIS PEKERJA SOSIAL FUNSIONAL

KELOMPOK PEJABAT FUNGSIONAL

KASIE REHABILITASI

SOSIAL

KASIE PROGRAM

& ADVOKASI SOS.

KASUBAG TATA

USAHA

KEPALA

Page 67: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

136

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

1. Pedoman Dokumentasi

a. Letak dan keadaan geografis PSMP Antasena Magelang

b. Sejarah singkat berdirinya PSMP Antasena Magelang

c. Visi dan misi PSMP Antasena Magelang

d. Tugas pokok PSMP Antasena Magelang

e. Jenis kegiatan di PSMP Antasena Magelang

f. Struktur organisasi PSMP Antasena Magelang

g. SDM Pelaksana PSMP Antasena Magelang

h. Penerima manfaat di PSMP Antasena Magelang

i. Sarana dan prasarana PSMP Antasena Magelang

2. Pedoman Observasi

Hal-hal yang diobservasi adalah :

a. Letak geografis PSMP Antasena Magelang

b. Pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam membentuk

kepribadian remaja bermasalah hukum di PSMP Antasena

Magelang

3. Pedoman Wawancara

Responden instruktur agama Islam dan empat penerima manfaat di PSMP

Antasena Magelang.

Page 68: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

137

a. Responden : instruktur agama Islam

1) Apa pengertian remaja bermasalah hukum terkait dengan

remaja bermasalah hukum yang ada di PSMP Antasena

Magelang?

2) Apa saja bentuk kenakalan remaja yang dilakukan remaja

sebelum masuk di PSMP Antasena Magelang?

3) Apa saja faktor-faktor penyebab kenakalan remaja

bermasalah hukum di PSMP Antasena Magelang?

4) Apa saja pembinaan yang ditempuh PSMP Antasena

Magelang?

5) Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi

remaja bermasalah hukum di PSMP Antasena Magelang?

6) Metode apa yang digunakan dalam proses pelaksanaan

pendidikan agama Islam di PSMP Antasena Magelang?

7) Bagaimana hasil yang dicapai dari proses pelaksanaan

pendidikan agama Islam di PSMP Antasena Magelang?

8) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam proses

pelaksanaan pendidikan agama Islam di PSMP Antasena

Magelang?

b. Responden : empat penerima manfaat PSMP Antasena Magelang

1) Apakah saudara pernah mendapatkan pendidikan agama

Islam sebelum masuk di PSMP Antasena Magelang?

Page 69: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

138

2) Apakah menurut saudara pendidikan agama Islam itu

penting?

3) Apakah saudara merasa senang mengikuti proses

pelaksanaan pendidikan agama Islam di PSMP Antasena

Magelang?

4) Apakah pendidikan agama Islam yang diajarkan di PSMP

Antasena Magelang sudah cukup jelas?

5) Apakah saudara mengalami kesulitan dalam mengikuti

proses pelaksanaan pendidikan agama Islam di PSMP

Antasena Magelang?

6) Apakah saudara telah meyakini adanya Allah, malaikat

Allah, Rosul Allah, kitab Allah, qodo dan qodar serta hari

kiamat?

7) Apakah setelah masuk di PSMP Antasena Magelang

saudara rajin melaksanakan sholat wajib lima waktu?

8) Apakah setelah masuk di PSMP Antasena Magelang

saudara selalu melaksanakan sholat Jum’at?

9) Apakah setelah masuk di PSMP Antasena Magelang

saudara melaksanakan sholat secara berjama’ah?

10) Apakah setelah masuk di PSMP Antasena Magelang

saudara mampu melaksanakan puasa wajib selama satu

bulan penuh?

Page 70: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

139

11) Apakah setelah masuk di PSMP Antasena Magelang

saudara mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan

benar?

12) Apakah setelah masuk di PSMP Antasena Magelang

perilaku saudara bisa lebih terarah menjadi lebih baik?

Page 71: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

140

Catatan Lapangan 1

Metode Pengumpulan data: Dokumentasi, Wawancara

Tanggal : 06 April 2015

Pukul : 08.30-09.30 WIB

Tempat : Ruang Program & Advokasi Sosial

Informan : Bapak Hendra Permana, S. St

Deskripsi data : data yang diperoleh berupa arsip

1. Letak dan keadaan geografis

2. Sejarah singkat berdirinya

3. Visi dan misi

4. Tugas pokok

5. Jenis kegiatan

6. Struktur organisasi

7. SDM Pelaksana

8. Penerima manfaat

9. Sarana dan prasarana PSMP

Interpretasi :

Mengetahui letak geografis dan sejarah berdirinya PSMP Antasena

Magelang, mengetahui struktur organisasi, jumlah SDM pelaksana dan penerima

manfaat, serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PSMP Antasena Magelang.

Page 72: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

141

Catatan Lapangan 2

Metode Pengumpulan data: Observasi

Tanggal : 06 April 2015

Pukul : 20.00-21.00 WIB

Tempat : Mushola At-taubat

Instruktur : Bapak Muchamat Slamet

Deskripsi data :

Pembinaan dimulai setelah melaksanakan sholat isya’ berjama’ah di

mushola At-taubah. Instruktur langsung mengkondisikan penerima manfaat untuk

segera mengambil alat tulis dan segera kembali ke mushola untuk mengikuti

pembinaan klasikal. Pembinaan dibuka dengan bacaan doa bersama-sama yang

dipimpin oleh instruktur agama Islam. Selanjutnya pembacaan ayat suci Al-

Qur’an oleh salah seorang penerima manfaat. Kemudian instruktur langsung

memulai ceramah dengan teori menuntu ilmu. Selesai ceramah langsung diadakan

sesi tanya jawab. Ada dua anak mengajukan pertanyaan dan langsung dijawab

oleh instruktur agama Islam disertakan contoh kongkrit agar penerima manfaat

bisa dengan mudah lebih memahami teori yang disampaikan. Instruktur juga

menambahkan hadist mengenai menuntut ilmu. Kemudian dilafalkan bersama-

sama dengan semua penerima manfaat. Pembinaan diakhiri dengan seorang

penerima manfaat menyampaikan sedikit kultum dan didengarkan oleh semua

Page 73: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

142

penerima manfaat. Kemudian diakhiri dengan bacaan doa yang dipimpin

instruktur agama Islam dan ditutup dengan salam.

Interpretasi :

Observasi dilakukan saat pelaksanaan pembinaan klasikal di mushola

panti. Dari observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode yang dipakai

adalah metode ceramah dan tanya jawab. Proses pembinaan berlangsung kurang

kondusif karena penerima manfaat berbuat gaduh dan ramai sehingga cukup

mengganggu kegiatan, namun penerima manfaat cukup aktif dalam proses

pembinaan.

Page 74: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

143

Catatan Lapangan 3

Metode Pengumpulan data: Observasi

Tanggal : 13 April 2015

Pukul : 07.30-09.00 WIB

Tempat : Mushola At-taubat

Informan : Bapak Drs. A. Barizun, M. Si

Deskripsi data :

Pembinaan dibuka dengan membaca doa bersama-sama yang dipimpin

oleh instruktur agama Islam. Kemudian diawali dengan pembacaan ayat suci Al-

Qur’an oleh salah seorang penerima manfaat. Instruktur langsung memulai

ceramah yaitu materi tentang menghormati orang tua. Peneliti sering

menyampaikan contoh-contoh kongkrit dan juga hadist. Banyak penerima

manfaat yang mengajukan pertanyaan. Namun ada dua anak yang saling mengejek

dan menimbulkan kegaduhan. Pembinaan tetap berlangsung sampai akhir dan

diakhiri dengan pembacaan kultum dari salah seorang penerima manfaat dan

ditutup dengan berdoa bersama dan salam.

Interpretasi :

Observasi dilakukan pada pelaksanaan pembinaan klasikal pagi hari di

PSMP Antasena Magelang. Pelaksanaan pembinaan berlangsung kurang lancar

karena ada dua penerima manfaat yang berkelahi. Namun pembinaan tetap

dilangsungkan sampai selesai sedangkan dua penerima manfaat yang berkelahi

dikeluarkan dari Mushola untuk dilerai.

Page 75: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

144

Catatan Lapangan 4

Metode Pengumpulan data: Observasi

Tanggal : 14 April 2015

Pukul : 13.30-15.00 WIB

Tempat : Mushola At-taubat

Instruktur : Bapak Muchamat Slamet dan Bapak A. Barizun M. Si

Deskripsi data :

Bimbingan mentoring dimulai setelah melaksanakan sholat dhuhur.

Bimbingan ini diikuti oleh 10 penerima manfaat di mushola At-taubat. Bimbingan

dimulai dengan bacaan doa bersama-sama yang dipimpin oleh instruktur agama

Islam. Kemudian instruktur langsung memulai sharing-sharing dengan penerima

manfaat. Penerima manfaat mengajukan pertanyaan dan selanjutnya instruktur

menjawab dengan ceramah. Selanjutnya instruktur mengadakan praktik gerakan

sholat agar penerima manfaat dapat lebih memahami lagi tentang bacaan dan

gerakan sholat. Bimbingan ditutup dengan doa dan salam.

Interpretasi :

Observasi dilaksanakan pada pelaksanaan bimbingan mentoring di PSMP

Antasena Magelang. Pelaksanaan bimbingan berlangsung santai, metode yang

digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Pada bimbingan mentoring

juga dilaksanakan praktik sholat.

Page 76: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

145

Catatan Lapangan 5

Metode Pengumpulan data: Observasi

Tanggal : 16 April 2015

Pukul : 19.00-21.00 WIB

Tempat : Mushola At-taubat

Instruktur : Bapak M. Yunus A. Ks

Deskripsi data :

Yasinan dan tahlil dimulai setelah melaksanakan sholat isya’ berjama’ah

di mushola. Yasinan dan tahlil dipimpin oleh bapak M. Yunus, A. Ks selaku

instruktur agama Islam di PSMP Antasena Magelang. Pembacaan yasinan dan

tahlil diikuti oleh semua penerima manfaat dengan penuh semangat. Yasinan dan

tahlil diakhiri dengan doa bersama dan ditutup dengan salam.

Interpretasi :

Observasi dilakukan saat pelaksanaan yasinan dan tahlil di PSMP

Antasena. Pembacaan yasinan dan tahlil berlangsung dengan hikmat. Penerima

manfaat khusyuk dan bersemangat mengikuti bacaan instruktur agama Islam.

Page 77: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

146

Catatan Lapangan 6

Metode Pengumpulan data: Observasi

Tanggal : 06 Mei 2015

Pukul : 08.30-09.00 WIB

Tempat : Mushola At-taubat

Instruktur : Bapak Drs. A. Barizun, M. Si

Deskripsi data :

Sholat taubat dilaksanakan setelah pembinaan klasikal pada hari rabu pagi.

Setelah pembinaan klasikal selesai instruktur agama Islam langsung

mengkondisikan penerima manfaat untuk mengambil wudhu dan langsung

kembali ke mushola untuk melaksanakan sholat taubat. Sholat taubat dipimpin

oleh bapak Drs. A. Barizun, M. Si. proses sholat taubat diikuti oleh semua

penerima manfaat dengan cukup hikmat. Setelah selesai sholat kemudian imam

sholat memimpin pembacaan tahlil dan asmaul husna bersama-sama. Kemudian

ditutup dengan doa.

Interpretasi :

Observasi dilakukan saat pelaksanaan sholat taubat di PSMP Antasena

Magelang. sholat taubat dilaksanakan secara berjama’ah di mushola panti yang

dipimpin oleh bapak Barizun. Pelaksanaan berlangsung dengan hikmat dan

diakhiri dengan pembacaan asmaul husna bersama-sama.

Page 78: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

147

Catatan Lapangan 7

Metode Pengumpulan data: Wawancara

Tanggal : 6 April 2015

Pukul : 09.00-10.00 WIB

Tempat : Ruang Tata Usaha

Informan : Bapak Drs. A. Barizun, M. Si

Deskripsi data :

Informan merupakan instruktur agama Islam di PSMP Antasena

Magelang. Dari wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan

pendidikan agama Islam di PSMP Antasena melalui serangkaian kegiatan yaitu

pembinaan klasikal, bimbingan ibadah solat wajib 5 waktu di mushola, sholat

taubat, pendalaman al-qur’an (beberapa yg mau belajar al-qur’an) karena berbeda-

beda kemampuan, pembinaan akhlak/ karakter, bimbingan mentoring/ kelompok

kecil per asrama (12 orang).

Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam adalah

banyak pihak yang peduli, fasilitas cukup memadai, kesempatan diberi waktu, jam

bimbingan banyak, diwujudkannya kebersamaan (sholat harus berjamaah).

Sedangkan faktor penghambatnya yaitu minat belajar rendah dari sebagian besar

penerima manfaat, gaduh dan ribut di kelas, jumlah instruktur agama masih

kurang cukup, perbedaan latar belakang penerima manfaat (berbeda kemampuan,

baca tulis, baca alqur’an, berbeda jenjang pendidikan), tingkat kemampuan

Page 79: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

148

menyerap pesan berbeda-beda, perhatian orang tua terhadap anak waktu pulang ke

rumah lagi (apakah diingatkan sholat atau tidak), kemungkinan kumat.

Interpretasi :

Mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam di PSMP Antasena

Magelang serta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam proses

pelaksanaan pendidikan agama Islam di PSMP Antaasena Magelang.

Page 80: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

149

Catatan Lapangan 8

Metode Pengumpulan data: Wawancara

Tanggal : 13 April 2015

Pukul : 08.30-09.00 WIB

Tempat : Ruang Rehabilitasi Sosial

Informan : Ivan (samaran)

Deskripsi data :

Informan merupakan salah satu penerima manfaat di PSMP Antasena, dari

wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab remaja berkelahi adalah

sulit mengendalikan emosi dan mempunyai perasaan gengsi yang tinggi. Remaja

ini mempunyai latar belakang keluarga yang sudah tidak utuh karena orang tuanya

bercerai. Kemudian penyebab remaja berjudi adalah ingin menggandakan uang.

Interpretasi :

Mengetahui faktor penyebab remaja terlibat perkelahian dan berjudi

adalah karena latar belakang keluarga yang sudah tidak utuh lagi dan sulit dalam

mengendalikan emosi.

Page 81: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

150

Catatan Lapangan 9

Metode Pengumpulan data: Wawancara

Tanggal : 14 April 2015

Pukul : 09.00-09.30 WIB

Tempat : Ruang Rehabilitasi Sosial

Informan : Dwi (samaran)

Deskripsi data :

Informan merupakan salah satu penerima manfaat di PSMP Antasena

Magelang. Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab

keluyuran adalah karena ajakan teman dan yang dilakukan selama keluyuran

adalah minum minuman keras hingga mabuk-mabukan, selain itu nongkrong-

nongkrong saja. Kemudian penyebab remaja minum-minuman keras adalah

karena ajakan teman. Kemudian penyebab remaja mencuri adalah karena faktor

ekonomi yang rendah dan ingin mendapatkan uang secara cepat.

Interpretasi :

Mengetahui penyebab remaja keluyuran dan minum-minuman keras

adalah karena terpengaruh ajakan teman. Kemudian penyebab remaja mencuri

adalah karena faktor ekonomi.

Page 82: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

151

Catatan Lapangan 10

Metode Pengumpulan data: Wawancara

Tanggal : 15 April 2015

Pukul : 15.30-16.00 WIB

Tempat : Ruang Program & Advokasi Sosial

Informan : Fais (samaran)

Deskripsi data :

Informan adalah salah satu penerima manfaat di PSMP Antasena

Magelang. Penyebab remaja minum minuman keras adalah rasa penasaran yang

tinggi, selanjutnya menimbulkan rasa ketagihan. Rasa minuman keras tidak enak

karena panas di tenggorokan, namun menimbulkan sensasi dan rasa relax. Remaja

tersebut berasal dari keluarga yang tidak utuh lagi karena orang tuanya bercerai.

Interpretasi :

Mengetahui faktor penyebab remaja minum-minuman keras adalah karena

adanya perasaan penasaran yang tinggi dan karena latar belakang keluarga yang

sudah tidah utuh lagi.

Page 83: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

152

Catatan Lapangan 11

Metode Pengumpulan data: Wawancara

Tanggal : 16 April 2015

Pukul : 13.30-14.00

Tempat : Ruang Rehabilitasi Sosial

Informan : Uki (samaran)

Deskripsi data :

Informan merupakan salah satu penerima manfaat di PSMP Antasena

Magelang. Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab remaja

melawan orang tua adalah karena selalu merasa bosan saat berada di rumah

karena selalu dilarang untuk keluar rumah oleh orang tuanya.

Interpretasi :

Mengetahui faktor penyebab remaja melawan oran tua adalah karena

renggangnya hubungan antara orang tua dengan anak yang kurang harmonis.

Page 84: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

153

Catatan Lapangan 12

Metode Pengumpulan data: Wawancara

Tanggal : 11 Mei 2015

Pukul : 10.00-11.00 WIB

Tempat : Ruang Teori

Informan : Bapak Muchamat Slamet

Deskripsi data :

Informan merupakan Instruktur agama Islam di PSMP Antasena, dari

wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor penyebab

kenakalan remaja yaitu kesalahan pola asuh, latar belakang keluarga (misalnya

orang tua bekerja sebagai TKI, orang tua bercerai), lingkungan pergaulan, orang

tua kurang peduli karena terlalu sibuk bekerja, orang tua tidak tahu cara mendidik

anak, kondisi keluarga (utuh/ berantakan), tuntutan keinginan anak dan mode

pergaulan.

Hasil yang telah dicapai melalui kegiatan pembinaan agama Islam yaitu

penerima manfaat mau sholat lima waktu, cara berbicaranya sudah baik, mulai

senyum, mampu mengontrol emosi, mulai 153ebu menyampaikan pesan/ ceramah

serta lebih peduli terhadap kewajiban.

Page 85: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

154

Interpretasi :

Mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja bermasalah hukum

di PSMP Antasena Magelang. Mengetahui hasil yang telah dicapai dari

pelaksanaan pendidikan agama Islam di PSMP Antasena Magelang.

Page 86: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

155

Catatan Lapangan 13

Metode Pengumpulan data: Wawancara

Tanggal : 8 Juni 2015

Pukul : 12.30-13.00

Tempat : Ruang Rehabilitasi Sosial

Informan : Bapak M. Yunus A. Ks

Deskripsi data :

Informan adalah instruktur agama Islam di PSMP Antasena Magelang.

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sholat Jum’at

berjama’ah dilaksanakan di mushola panti dengan imam ketiga instruktur agama

Islam secara bergiliran. Kemudian pelaksanaan pembinaan pendalaman Al-Qur’an

dan tidak berlaku bagi seluruh penerima manfaat, melainkan hanya bagi yang

berminat. Pelaksanaannya di mushola dengan metode hafalan.

Interpretasi :

Mengetahui proses pelaksanaan bimbingan sholat Jum’at berjama’ah di

PSMP Antasena Magelang. Mengetahui proses bimbingan pendalaman Al-Qur’an

di PSMP Antasena Magelang.

Page 87: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

156

INSTRUMENT PENELITIAN

Identitas Responden

Nama Responden :

Usia :

A. Petunjuk Pengisian Angket

1. Tulis data diri pada lembar jawab yang sudah disediakan.

2. Jawab sesuai dengan hati nurani anda.

3. Bacalah pertanyaan/ pernyataan dengan teliti dan seksama sebelum

memberi jawaban.

4. Beri tanda checklist () pada salah satu kolom pilihan jawaban

yang tersedia sesuai dengan kondisi saudara. Dengan item jawaban

sebagai berikut :

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

N : Netral

Contoh Pengisian Angket :

No. Pertanyaan/ Pernyataan SS S N TS STS

1. Pendidikan Agama Islam

adalah hal yang sangat

penting bagi saya.

5. Setiap pertanyaan diharapkan tidak ada yang kosong.

6. Apabila anda merasa salah dalam memberi jawaban, maka beri

tanda (=) kemudian beri tanda () pada jawaban yang anda anggap

benar.

7. Dilarang mencorat-coret soal.

8. Soal dan lembar jawaban dikembalikan.

Thank You

Page 88: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

157

B. Pertanyaan/ Pernyataan

No. Pertanyaan/ Pernyataan SS S N TS ST

S

1. Ketika teman saya melakukan kesalahan, saya

selalu mempunyai perasaan ingin mengejeknya.

2. Saya selalu mengabaikan nasehat dari orang lain/

orang tua.

3. Saya selalu mendahulukan kepentingan saya

sebelum orang lain.

4. Saat saya sedang marah, saya lebih memilih

melampiaskannya dengan merusak barang.

5. Pada saat saya merasa tersinggung dengan

perkataan teman, timbul dorongan dari dalam hati

saya untuk memukulnya.

6. Ketika saya merasa bosan di dalam panti, muncul

keinginan untuk kabur keluar panti.

7. Apabila ada barang yang berharga, saya selalu

mempunyai perasaan untuk mengambil barang

tersebut.

8. Pada saat pikiran saya sedang penat/ stres, untuk

menghilangkannya saya ingin minum alkohol.

9. Saya lebih senang berbicara dengan teman

dibandingkan mendengarkan instruktur

memberikan materi.

10. Saya lebih senang tidur daripada melaksanakan

shalat subuh berjama’ah.

11. Apakah anda suka melanggar peraturan di Panti

ini.

12. Saya merasa bangga setelah saya melanggar

aturan.

13. Setelah saya mengikuti kegiatan pendalaman Al-

Qur’an di Panti ini saya menjadi lebih rutin

membaca Al-Qur’an.

14. Setelah saya menerima materi tentang ibadah

puasa wajib saya di Panti ini saya menjalankan

puasa Ramadhan satu bulan penuh.

15. Setelah saya mendapatkan bimbingan sholat

wajib di Panti ini saya menjadi rajin

melaksanakan ibadah sholat wajib lima waktu.

16. Setelah mendapatkan materi Pendidikan Agama

Islam di Panti ini, jiwa saya menjadi lebih tenang.

17. Setelah megikuti mentoring agama di Panti,

ibadah saya menjadi lebih rajin.

18. Setelah saya masuk di Panti ini saya menjadi rutin

melaksanakan sholat Jum’at.

Page 89: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

158

19. Dengan lebih memahami agama, perilaku saya

berubah menjadi lebih baik.

20. Setelah saya masuk di Panti ini saya menjadi rajin

sholat berjama’ah.

Page 90: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

159

Lembar Jawab

Nama :

Usia :

No. SS S N TS STS No. SS S N TS STS

1. 11.

2. 12.

3. 13.

4. 14.

5. 15.

6. 16.

7. 17.

8. 18.

9. 19.

10. 20.

Page 91: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

INSTRUMENT PENELITIAN

Identitas Responden

Nama Responden :

Usia :

A. Petunjuk Pengisian Angket

1. Tulis data diri pada lembar jawab yang sudah disediakan.

2. Jawab sesuai dengan hati nurani anda.

3. Bacalah pertanyaan/ pernyataan dengan teliti dan seksama sebelum memberi

jawaban.

4. Beri tanda checklist () pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia

sesuai dengan kondisi saudara. Dengan item jawaban sebagai berikut :

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

N : Netral

Contoh Pengisian Angket :

No. Pertanyaan/ Pernyataan SS S N TS STS

1. Pendidikan Agama Islam adalah hal

yang sangat penting bagi saya.

5. Setiap pertanyaan diharapkan tidak ada yang kosong.

6. Apabila anda merasa salah dalam memberi jawaban, maka beri tanda (=)

kemudian beri tanda () pada jawaban yang anda anggap benar.

7. Dilarang mencorat-coret soal.

8. Soal dan lembar jawaban dikembalikan.

Thank You

Page 92: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

B. Pertanyaan/ Pernyataan

No. Pertanyaan/ Pernyataan SS S N TS ST

S

1. Ketika teman saya melakukan kesalahan, saya

selalu mempunyai perasaan ingin mengejeknya.

2. Saya selalu mengabaikan nasehat dari orang lain/

orang tua.

3. Saya selalu mendahulukan kepentingan saya

sebelum orang lain.

4. Saat saya sedang marah, saya lebih memilih

melampiaskannya dengan merusak barang.

5. Pada saat saya merasa tersinggung dengan

perkataan teman, timbul dorongan dari dalam hati

saya untuk memukulnya.

6. Ketika saya merasa bosan di dalam panti, muncul

keinginan untuk kabur keluar panti.

7. Apabila ada barang yang berharga, saya selalu

mempunyai perasaan untuk mengambil barang

tersebut.

8. Pada saat pikiran saya sedang penat/ stres, untuk

menghilangkannya saya ingin minum alkohol.

9. Saya lebih senang berbicara dengan teman

dibandingkan mendengarkan instruktur

memberikan materi.

10. Saya lebih senang tidur daripada melaksanakan

shalat subuh berjama’ah.

11. Apakah anda suka melanggar peraturan di Panti

ini.

12. Saya merasa bangga setelah saya melanggar

aturan.

13. Setelah saya mengikuti kegiatan pendalaman Al-

Qur’an di Panti ini saya menjadi lebih rutin

membaca Al-Qur’an.

14. Setelah saya menerima materi tentang ibadah

puasa wajib saya di Panti ini saya menjalankan

puasa Ramadhan satu bulan penuh.

15. Setelah saya mendapatkan bimbingan sholat

wajib di Panti ini saya menjadi rajin

melaksanakan ibadah sholat wajib lima waktu.

16. Setelah mendapatkan materi Pendidikan Agama

Islam di Panti ini, jiwa saya menjadi lebih tenang.

17. Setelah megikuti mentoring agama di Panti,

ibadah saya menjadi lebih rajin.

18. Setelah saya masuk di Panti ini saya menjadi rutin

melaksanakan sholat Jum’at.

19. Dengan lebih memahami agama, perilaku saya

berubah menjadi lebih baik.

20. Setelah saya masuk di Panti ini saya menjadi rajin

sholat berjama’ah.

Page 93: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

Lembar Jawab

Nama :

Usia :

No. SS S N TS STS No. SS S N TS STS

1. 11.

2. 12.

3. 13.

4. 14.

5. 15.

6. 16.

7. 17.

8. 18.

9. 19.

10. 20.

Page 94: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal
Page 95: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal
Page 96: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal
Page 97: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal
Page 98: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal
Page 99: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal
Page 100: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal
Page 101: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal
Page 102: PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/19084/2/11410053_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Imah, Dewi, mbak Ani dan mas Ri’fan yang berjuang bersama dari awal

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Dewi Robi’atul Adawiyah

Tempat, tanggal lahir : Magelang, 10 April 1993

Agama : Islam

Alamat lengkap : Carikan 03/01, Ringinanom, Tempuran, Magelang 56161

Hobi : Travelling dan mendengarkan musik

E-mail : [email protected]

Nama Orang Tua

Ayah : Dahroji (alm)

Ibu : Mas’udah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Carikan 03/01, Ringinanom, Tempuran, Magelang 56161

Riwayat Pendidikan

1997-1999 : MI/ RA Masyitoh Sidomulyo

1999-2005 : SD Negeri Ringinanom 2 Tempuran

2005-2008 : SMP Negeri 1 Tempuran

2008-2011 : SMA Negeri 4 Magelang

2011-2015 : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Yogyakarta, 7 Agustus 2015

Hormat Saya,

Dewi Robi’atul Adawiyah