pelaksanaan pembelajaran di sentra alat …eprints.uny.ac.id/29520/1/skripsi.pdf · pelaksanaan...
TRANSCRIPT
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SENTRA ALAT PERMAINAN
EDUKATIF TRADISIONAL (APET) TK KELOMPOK A
PAUD BINA BUAH HATI LABSITE BPKB DIY
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Isti Evi Rokhanasari
NIM 11111241033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JANUARI 2016
i
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SENTRA ALAT PERMAINAN
EDUKATIF TRADISIONAL (APET) TK KELOMPOK A
PAUD BINA BUAH HATI LABSITE BPKB DIY
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Isti Evi Rokhanasari
NIM 11111241033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JANUARI 2016
v
MOTTO
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”
(Terjemahan Quran Surat Al-Faatihah Ayat 6)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu saya tercinta, terima kasih atas kasih sayangnya selama ini
2. Kakak-kakak dan adik saya tercinta
3. Almamater yang saya banggakan
vii
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SENTRA ALAT
PERMAINAN EDUKATIF TRADISIONAL (APET)
TK KELOMPOK A PAUD BINA BUAH HATI
LABSITE BPKB DIY
Oleh Isti Evi Rokhanasari
NIM 11111241033
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanan pembelajaran di
Sentra APET. Fokus penelitiannya meliputi rencana, kegiatan, dan evaluasi
pembelajaran Sentra APET.
Jenis penelitian ini yaitu deskriptif. Subjek penelitian meliputi satu guru
sentra, koordinator pembelajaran, kepala sekolah, dan siswa usia 4-5 tahun yang
berjumlah 14 anak. Objek penelitian yakni pelaksanaan pembelajaran di Sentra
APET. Tempat penelitian di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati Jl Sorowajan
Baru No. 1 Banguntapan, Bantul. Metode pengumpulan datanya meliputi
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisa data dilakukan secara
kualitatif sesuai dengan model Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan; (1) rencana pembelajaran di Sentra APET
mengacu pada Kurikulum 2013 dan pengembangan muatan materi menyesuaikan
dengan standar nasional PAUD Permendikbud No. 137 tahun 2014; (2) kegiatan
pembelajaran terdiri dari; (a) pijakan lingkungan main: 1) guru menata alat dan
bahan main menggunakan peralatan yang ada di sentra (bakiak, gamelan, rebana,
holahop, dan rantai gelang karet), 2) guru juga membawa bahan dari rumah
karena di sekolah tidak ada (daun pisang untuk membuat terompet), 3)
menyambut anak, 4) main pembukaan (gerak dan lagu), 5) transisi (minum dan
buang air kecil); (b) pijakan sebelum main: 1) guru mengajak siswa duduk
melingkar, 2) presensi, 3) menjelaskan tema dan sub tema (tanya jawab dan
menggambar benda yang berhubungan di whiteboard), 3) aturan main, 4) transisi
sebelum main; (c) pijakan saat main: 1) siswa memilih permainan yang disuka
seperti (membuat kuluk, terompet, mennyambu karet gelang, dan memainkan
rebana), 2) guru mengawasi, mendampingi, dan memotivasi siswa yang tidak
minat bermain dengan cara bermain di dekatnya sehingga anak ingin mencoba; (d)
pijakan setelah main: 1) guru mengajak siswa membereskan alat dan bahan main,
2) cuci tangan, 3) duduk melingkar, 4) menanyakan perasaan setelah bermain, 5)
berdoa sebelum makan, 6) minum dan makan, 7)membaca doa setelah makan dan
belajar, 8) memberikan penjelasan mengenai pembelajaran esok hari, 9)
bersalaman kemudian siswa keluar kelas; (3) evaluasi pembelajaran meliputi
evaluasi harian, bulanan, dan semesteran yang menggunakan teknik skala capaian
perkembangan, catatan anekdot, dan catatan hasil karya siswa setiap bulan.
Kata kunci: pembelajaran, sentra, alat permainan edukatif tradisional
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, wr.wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menikmati
kehidupan akademik yang diselesaikan dengan penulisan skripsi berjudul
“Pelaksanaan Pembelajaran Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional PAUD
Bina Buah Hati Labsite BPKB DIY” dengan baik dan lancar. Tanpa bantuan dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menjalani dan menyelesaikan studi.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
mendukung secara akademik maupun administrasi.
3. Ketua Jurusan PAUD yang telah memberikan saran, motivasi, dan nasihat
dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Dr. Ishartiwi, M. Pd. dan Ibu Martha Christianti, M. Pd., dosen
pembimbing yang telah sabar membimbing penulis dalam menyusun skripsi
dan berkenan meluangkan waktu untuk memberikan saran, arahan, nasihat,
dan motivasi pada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Kakak-kakak dan adik tercinta yang telah memberikan doa, nasihat, dan
motivasi selama menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen program studi PG PAUD yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman berharga pada penulis dan seluruh karyawan Fakultas Ilmu
Pendidikan yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi.
7. Kepala sekolah, guru, staf karyawan, dan peserta didik PAUD Bina Buah
Hati yang telah memberikan kesempatan dan kemudakan dalam kegiatan
penelitian.
ix
8. Ririn Oktavianis Sari, Saesti Winahyu Prabhawani, Dian Tri Wardhani, Hanis
Hanifiah, dan Arifani Yektiningtyas yang telah memberikan semangat,
arahan, dan bantuannya selama proses penyusunan skripsi.
9. Teman-teman PG PAUD A dan B angkatan 2011 tercinta.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak, semoga skripsi inin dapat bermanfaat
dan berguna bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, Januari 2016
Penulis
Isti Evi Rokhanasari
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
E. Tujuan Masalah .......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
G. Batasan Istilah ............................................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Anak Usia Dini ........................................................................................... 9
1. Pengertian Anak Usia Dini .................................................................... 9
2. Prinsip Belajar pada Anak Usia Dini ..................................................... 10
B. Sentra APET ............................................................................................... 12
1. Pengertian Pendekatan Sentra ................................................................ 12
2. Pengertian Sentra APET ........................................................................ 13
x
3. Prinsip Pendekatan Sentra APET ........................................................... 15
4. Rencana Pembelajaran di Sentra APET ................................................. 16
5. Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra APET ........................................... 20
6. Pengaturan Kelas Sentra APET ............................................................. 21
7. Jenis Permainan di Sentra APET ........................................................... 22
8. Evaluasi Pembelajaran di Sentra APET ................................................. 23
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 25
B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 25
C. Tempat Penelitian ....................................................................................... 26
D. Sumber Data ............................................................................................... 26
E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 26
F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 28
G. Keabsahan Data .......................................................................................... 33
H. Teknik Analisa Data ................................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 37
1. Deskripsi Lokasi .................................................................................... 37
2. Deskripsi Subjek .................................................................................... 37
3. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 38
B. Pembahasan Hasil Analisa Data ................................................................. 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 95
B. Saran ........................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 99
LAMPIRAN .................................................................................................... 102
xii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi ........................................... 29
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara ........................................ 30
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Pedoman Dokumentasi ..................................... 32
Tabel 4. Daftar Pengkodean ............................................................................ 36
xiii
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Model Interaktif Analisis Data Miles dan Huberman ............... 35
Gambar 2. Guru Menata Alat dan Bahan Main .......................................... 50
Gambar 3. Waktu Transisi Guru Menyiapkan Minum untuk Siswa ........... 54
Gambar 4. Pijakan Sebelum Main di Sentra APET .................................... 58
Gambar 5. Guru Mendampingi dan Memotivasi Siswa Bermain ............... 62
Gambar 6. Pijakan Setelah Main, Membereskan Alat dan Bahan Main,
Recalling, dan Snack Time .......................................................
66
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Surat-surat Penelitian .................................................................. 103
Lampiran 2. Pedoman Penelitian .................................................................... 108
Lampiran 3. Catatan Wawancara .................................................................... 114
Lampiran 4. Catatan Lapangan ....................................................................... 139
Lampiran 5. Catatan Dokumentasi .................................................................. 170
Lampiran 6. Program Semester 1, RPPM, RPPH, dan Evaluasi PAUD Bina
Buah Hati ................................................................................... 174
Lampiran 7. Jadwal Piket Pendidik ................................................................. 202
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasal 1 ayat 14 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini dibagi menjadi tiga yakni formal, nonformal, dan
informal sesuai isi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-
kanak (TK), Raudatul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat.
Peran pendidikan anak usia dini menurut Mukhtar Latif, dkk (2014: 2)
adalah sebagai dasar bagi pencapaian keberhasilan pendidikan di tahap yang lebih
tinggi. Karakteristik anak Taman Kanak-kanak menurut M. Ramli (2005: 185)
adalah berada pada masa usia prasekolah, prakelompok, meniru, bermain, dan
memiliki keberagaman. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak dilakukan sesuai
dengan prinsip belajar. Masitoh, dkk (2005: 74) mengemukakan prinsip belajar di
Taman Kanak-kanak antara lain anak adalah pembelajar aktif, belajar anak
dipengaruhi oleh kematangan, belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan, anak
2
belajar melalui kombinasi pengalaman fisik, interaksi sosial dan refleksi, anak
belajar dengan gaya yang berbeda, serta anak belajar melalui bermain.
Salah satu prinsip belajar di Taman Kanak-kanak adalah anak belajar
melalui bermain. Prinsip belajar melalui bermain tersebut sesuai dengan
pendekatan Beyond Centre Circle Time (BCCT). Nova Indriati (2013: 3)
berpendapat bahwa melalui pendekatan BCCT atau sentra dan saat lingkaran anak
dirangsang untuk secara aktif melakukan kegiatan bermain sambil belajar di
sentra-sentra pembelajaran (sentra persiapan, sentra main peran, sentra balok,
sentra bahan alam, serta sentra iman dan taqwa). Menurut Depdiknas (2006: 2-3)
pendekatan sentra dan lingkaran adalah penyelenggaraan PAUD yang proses
pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan
menggunakan empat pijakan untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan
lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah
main.
Pengertian sentra menurut Ida Rindaningsih (2013: 4) adalah zona atau area
main yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai
pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam
tiga jenis main, yaitu main sensorimotor, main peran dan main pembangunan.
Selanjutnya pengertian saat lingkaran menurut Masitoh (2005: 212) adalah salah
satu metode belajar yang dapat digunakan di Taman Kanak-kanak dengan
membuat formasi setengah lingkaran dimana guru dengan anak bisa berinteraksi
secara langsung serta bertujuan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
3
anak untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangannya menumbuhkan
minat belajarnya.
Pembelajaran sentra telah diterapkan di tujuh Taman Kanak-kanak daerah
Kabupaten Bantul (data statistik TK daerah Kabupaten Bantul) yang meliputi TK
Mutiara Qurani, Mu’adz Bin Jabal, Ananda Ceria, Prime Kids, TK Khalifah,
PAUD Bina Buah Hati, Basmallah School. Pembelajaran sentra yang digunakan
pada Taman Kanak-kanak tersebut hanya PAUD Bina Buah Hati yang
menggunakan Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional (Sentra APET).
Menurut Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini di PAUD Bina Buah
Hati Labsite BPKB (tt: 19), Sentra APET menekankan pada penggunaan alat
permainan edukatif tradisional, pengenalan potensi budaya lokal sedini mungkin,
dan mengenal kembali berbagai permainan anak. Hal ini didukung oleh pendapat
Suwardi Endraswara (2010: 111) bahwa ketika anak belajar melalui bermain
dalam permainan rakyat Jawa secara tidak langsung akan memperoleh nilai-nilai
penting. Anak-anak akan merasa riang gembira meskipun ada yang kalah dan
menang serta harapan setelah bermain ialah kepuasan batin.
Pamela Phelps (Mukhtar Latif, dkk., 2014: 124) mengembangkan tujuh
sentra antara lain sentra persiapan, sentra balok, sentra peran besar, sentra peran
kecil, sentra bahan alam, sentra seni, dan sentra musik. Semua sentra tersebut
telah mempunyai definisi, manfaat sentra, dan perlengkapan main di sentra.
Adapun Sentra APET di Bina Buah Hati tidak termasuk ke dalam tujuh sentra
yang dikembangkan oleh Pamela Phelps. Munculnya Sentra APET
dilatarbelakangi oleh adanya kekhawatiran guru PAUD Bina Buah Hati akan
4
hilangnya permainan tradisional yang tergantikan dengan permainan modern.
Guru PAUD Bina Buah Hati telah mengenalkan permainan tradisional kepada
para siswa sebelum adanya Sentra APET namun hanya dilakukan dua kali dalam
satu minggu yakni setiap hari Jumat dan Sabtu (data wawancara).
Adanya keinginan mengenalkan permainan tradisional kepada para siswa
dengan cara yang lebih terstruktur maka guru PAUD Bina Buah Hati mengemas
kegiatan main tradisional ke dalam pembelajaran di Sentra APET. Berdasarkan
fakta tersebut maka muncul pertanyaan bagaimana pelaksanaan pembelajaran di
Sentra APET tersebut. Fokus penelitiannya meliputi rencana, kegiatan, dan
evaluasi cara penggunaan alat permainan edukatif tradisional dalam pembelajaran
di Sentra APET. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan mengangkat judul
“Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional
(APET) TK Kelompok A PAUD Bina Buah Hati Labsite BPKB DIY”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalahnya sebagai berikut.
1. Adanya kekhawatiran guru PAUD Bina Buah Hati terhadap permainan
tradisional yang akan tergantikan dengan permainan modern karena kurang
disosialisasikan kepada siswa.
2. Pengenalan permainan tradisional yang dilaksanakan dua kali dalam satu
minggu dirasa kurang maksimal.
3. Belum diketahuinya rencana, kegiatan, dan evaluasi cara penggunaan alat
permainan edukatif tradisional dalam pembelajaran di Sentra APET.
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka pembatasan
masalah pada penelitian ini mengacu pada point ketiga, yakni belum diketahuinya
rencana, kegiatan, dan evaluasi cara penggunaan alat permainan edukatif
tradisional dalam pembelajaran di Sentra APET.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana rencana, kegiatan, dan evaluasi cara penggunaan alat permainan
edukatif tradisional dalam pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
penelitiannya ialah mendeskripsikan rencana, kegiatan, dan evaluasi cara
penggunaan alat permainan edukatif tradisional dalam pembelajaran di Sentra
APET PAUD Bina Buah Hati.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan dapat dibagi menjadi dua, yakni.
1. Manfaat teoritis
Menambahkan data informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran di Sentra
APET PAUD Bina Buah Hati.
6
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan prinsip belajar anak Taman Kanak-kanak
yakni belajar melalui bermain.
b. Mengetahui penerapan pendekatan sentra dalam pembelajaran anak usia dini.
G. Batasan Istilah
Batasan istilah dalam penelitian ini ialah penjelasan dari variabel
pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET. Pelaksanaan pembelajaran di Sentra
APET meliputi rencana, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran. Pembelajaran yang
dilakukan menekankan pada pengenalan kembali alat dan jenis permainan
edukatif tradisional.
Fokus pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET meliputi 3 aspek, antara
lain:
1. Rencana pembelajaran
Rencana pembelajaran disusun berdasarkan tingkat pencapain
perkembangan anak. Indikator serta konsep dalam rencana pembelajaran disusun
berdasarkan aspek perkembangan anak, antara lain aspek nilai-nilai moral dan
agama, motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan kemandirian. Adapun
indikator dalam aspek rencana pembelajaran di Sentra APET meliputi tiga hal,
antara lain:
7
a. Program semester. Indikator yang akan diteliti mengenai cara menyusun
program semester meliputi kompetensi dasar, muatan materi, indikator, aspek
pengembangan, waktu pelaksanaan sesuai tema dan sub tema.
b. Rencana program pembelajaran mingguan (RPPM). Indikator yang akan
diteliti mengenai cara menyusun RPPM meliputi aspek pengembangan, tema
dan sub tema, kompetensi dasar, strategi pembelajaran, muatan materi, serta
kegiatan main.
c. Rencana program pembelajaran harian (RPPH). Indikator yang akan diteliti
mengenai cara menyusun RPPH meliputi muatan materi, kegiatan main (alat
dan bahan), proses pembelajaran, dan rencana penilaian.
2. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran di Sentra APET didampingi oleh seorang guru.
Adapun indikator aspek kegiatan pembelajaran di Sentra APET antara lain:
a. Pijakan lingkungan main. Indikator yang akan diteliti meliputi tahap dan
proses persiapan alat peraga, lagu, cerita, kosakata, dan main gerakan kasar
serta penyambutan anak.
b. Pijakan sebelum main. Indikator yang akan diteliti meliputi tahap dan proses
kegiatan pembuka sebelum bermain serta arahan atau aturan permainan.
c. Pijakan selama main. Indikator yang akan diteliti meliputi tahap dan proses
bermain anak serta cara guru mendampingi, memotivasi, dan memfasilitasi
anak.
8
d. Pijakan setelah main. Indikator yang akan diteliti meliputi tahap dan proses
anak membereskan alat dan bahan yang telah digunakan serta cara pedidik
mendampingi anak, refleksi, snack time, serta penutup.
3. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dilaksanakan oleh guru setiap hari dengan cara
mengamati dan atau mendokumentasikan karya anak. Adapun indikator aspek
evaluasi pembelajaran di Sentra APET yakni:
a. Evaluasi harian. Indikator yang akan diteliti meliputi lembar evaluasi, cara
guru menilai dan contoh pengisian lembar evaluasi.
b. Evaluasi bulanan. Indikator yang akan diteliti meliputi lembar evaluasi dan
cara melakukan evalausi bulanan.
c. Evaluasi enam bulan. Indikator yang akan diteliti meliputi lembar penilaian
dan cara guru mengisi lembar evaluasi.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Anak Usia Dini
1. Pengertian Anak Usia Dini
Definisi anak usia dini menurut NAEYC (National Assosiation Education
for Young Children) adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia
antara 0 sampai dengan 8 tahun. Sekelompok individu yang berada pada masa
pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Sofia Hartati (2005: 7) anak usia dini
adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa,
dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui.
Pemaparan di atas menyatakan anak usia dini adalah seorang individu yang
berusia 0-8 tahun dan mempunyai karakteristik antara lain, unik dan tumbuh serta
berkembang sesuai tahapannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tadkiroatun
Musfiroh (2005: 82) yang menyatakan bahwa anak usia dini berkembang dalam
berbagai aspek yang berbeda dengan anak usia di bawah maupun di atas
tingkatnya.
Anak usia dini berada dalam masa emas (golden age), perkembangan
sebagai suatu masa yang menjadi dasar dan memberi pengaruh besar terhadap
kualitas perkembangan anak selanjutnya (Anita Yus, 2011: 63). Anak
mendapatkan pendidikan dan kasih sayang dari keluarga serta lingkungan
sekitarnya. Sumantri (2005: 14) menyatakan bahwa anak usia 0-2 tahun
mendapatkan pendidikan dan pembinaan dari keluarga. Selanjutnya anak usia 2,1-
10
6 tahun mendapatkan pendidikan dan pembinaan dari tempat penitipan anak,
kelompok bermain, ataupun Taman Kanak-kanak. Pendidikan dilakukan dengan
mempertimbangkan karakteristik anak usia dini.
Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa anak usia dini merupakan
anak yang berusia 0 sampai dengan 8 tahun. Perkembangan anak usia dini berada
dalam masa keemasan. Anak usia dini mempunyai karakteristik sesuai dengan
tingkatan usianya.
2. Prinsip Belajar pada Anak Usia Dini
Pada tahun-tahun awal perkebangannya, anak mampu menyerap informasi
yang diperolehnya dengan sangat baik. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan
tahap perkembangan anak. Adapun beberapa prinsip belajar anak usia dini antara
lain: a. anak adalah pembelajar aktif, b. belajar anak dipengaruhi oleh
kematangan, c. belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan, d. anak belajar melalui
kombinasi pengalaman fisik, e. anak belajar dengan gaya yang berbeda, f. anak
belajar melalui bermain (Masitoh, dkk, 2005: 74).
a. Anak adalah pembelajar aktif
Anak menggunakan seluruh anggota badan dan alat indranya dalam belajar.
Anak mengembangkan pemahaman barunya dari mengamati benda yang ada di
hadapannya serta berpartisipasi dengan anak lain, guru, maupun orang dewasa
lainnya.
b. Belajar anak dipengaruhi oleh kematangan
Kematangan merupakan suatu keadaan dimana pertumbuhan dan
perkembangan mencapai titik kulminasi untuk melaksanakan tugas perkembangan
11
tertentu. Kematangan pada setiap individu berbeda-beda. Guru perlu memahami
cara anak untuk mencapai kematangannya.
c. Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan
Lingkungan memberikan kontribusi penting dalam proses belajar anak.
Anita Yus (2011: 67) mengatakan bahwa lingkungan di dalam ruangan (indoor)
dan di luar ruangan (outdoor) ditata menjadi bersih, nyaman, aman, sehat,
menarik, dan nyaman bagi anak untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Anak
akan belajar dengan baik apabila merasa aman dan nyaman secara psikologis
dengan lingkungannya.
d. Anak belajar melalui kombinasi pengalaman fisik
Pengalaman merupakan suatu kejadian yang pernah dilihat, dirasakan, atau
dilakukan oleh anak sendiri. Anak mengkaitkan antara pengalamannya dengan
kenyataan yang dihadapi. Pengalaman membantu anak memahami sesuatu. Ach.
Saifullah dan Nine Adien Maulana (2005: 154) juga mengungkapkan bahwa anak
membutuhkan pengalaman untuk belajar kecakapan hidup.
e. Anak belajar dengan gaya yang berbeda
Setiap manusia mempunyai modalitas yang berbeda. Modalitas adalah
saluran penginderaan (visual, auditif, kinestetik, dan ekspresif) yang digunakan
individu dalam melihat, berinteraksi serta memahami konsep di lingkungannya.
f. Anak belajar melalui bermain
Anak bermain dengan orang lain, benda maupun ide-idenya sendiri.
Kegiatan bermain dapat membantu anak memahami, menciptakan, dan
12
memanipulasi simbol-simbol. Selain itu, anak mengeksplorasi hubungan sosial
dan melakukan percobaan dengan berbagai peran sosial.
Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa prinsip pembelajaran anak
usia dini disusun berdasarkan kebutuhan dan ciri khas seorang anak. Selain itu,
prinsip pembelajaran anak usia dini juga mempertimbangkan lingkungan
tempatnya berada. Prinsip pembelajaran yang disusun akan membantu guru dalam
mengetahui cara belajar anak usia dini.
B. Sentra APET
1. Pengertian Pendekatan Sentra
Salah satu prinsip belajar anak ialah belajar melalui bermain. Prinsip
tersebut didukung oleh teori bermain Vigotsky (Mukhtar Latif, dkk., 2014: 79)
yang menyatakan bahwa bermain merupakan cara anak untuk berpikir dan
memecahkan masalah karena kegiatan ini menekankan pada pentingnya hubungan
sosial yang mempengaruhi perkembangan kognitif. Prinsip belajar melalui
bermain sesuai dengan salah satu pendekatan pembelajaran yakni pendekatan
sentra. Pendekatan sentra mengutamakan kegiatan bermain bagi anak usia dini.
Anak bebas memilih bermain apa yang disenanginya. John Dewey
mengemukakan bahwa minat anak menjadi hal yang penting dalam pembelajaran
(Anita Yus, 2011: 6). Kegiatan bermain akan menumbuhkan rasa ingin tahu,
keterlibatan secara aktif, dan perasaan gembira dalam diri anak. Suasana yang
nyaman dan aman akan memudahkan anak berekspresi dan bereksplorasi.
Kegiatan main bagi anak usia dini dapat bermanfaat bagi empat aspek
13
perkembangannya (Mukhtar Latif, dkk., 2014: 225). Bagi aspek fisik, anak
berkesemapatan melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan tubuh sehingga
membuatnya sehat serta ototnya menjadi lebih kuat.
Aspek selanjutnya ialah sosial emosional, anak merasa senag bermain
dengan temannya dan akan mengembangkan kecerdasan interpersonal serta
intrapersonalnya. Aspek ketiga ialah kognitif, anak belajar mengenal pengalaman
mengenai objek tertentu dan mengembangkan kecerdasan linguistik, spatial
visual, serta logic mathematic. Aspek yang terakhir yakni seni, anak akan terlatih
dalam kemampuan dan kepekaan mengikuti irama, nada, dan berbagai bunyi
sehingga dapat mengembangkan kecerdasan musical.
Anak berperan aktif dalam pembelajaran sedangkan guru cenderung lebih
pasif. Guru berperan dalam memotivasi, memfasilitasi, mendampingi, dan
memberi pijakan-pijakan (Suyadi, 2009: 200). Selain itu, sekolah yang
menggunakan sentra hendaknya melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan
prinsip pendekatan sentra.
Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa pendekatan sentra adalah
pendekatan yang mengutamakan kegiatan bermain. Anak bermain sambil belajar
di sentra yang telah dipersiapkan oleh guru. Pembelajaran berdasarkan pendekatan
sentra memberikan kesempatan anak untuk aktif dan guru berperan sebagai
fasilitator serta pendamping.
2. Pengertian Sentra APET
Permainan yang dilakukan anak biasanya menggunakan alat. Pada
pembelajaran sentra, guru menyediakan alat permainan edukatif. Kamtini dan
14
Husni Wardi Tanjung (2005: 61) mengemukakan bahwa alat permainan edukatif
adalah alat permainan yang secara optimal mampu merangsang dan menarik
minat anak, mengembangkan berbagai jenis potensi anak, dan dimanfaatkan
dalam berbagai aktivitas. Alat permainan edukatif dapat dibagi menjadi dua yakni
berbasis media dan kegiatan (Suyadi, 2009: 53). Alat permainan edukatif yang
berbasis media dapat menggunakan barang yang dibeli maupun dibuat sendiri dan
lebih menekankan pada perkembangan motorik halus. Sebagai contoh ialah
membuat mainan dari benda yang ada di sekeliling. Alat permainan edukatif yang
berbasis kegiatan adalah permainan yang tidak memerlukan seperangkat alat dan
bahan berbentuk materi dan lebih menekankan pada perkembangan motorik kasar.
Sebagai contoh ialah bermain petak umpet, bermain memimpin bergilir, bermain
nama, dan bermain tepuk.
Ach. Saifullah dan Nine Adien Maulana (2005: 160) mengemukakan bahwa
permainan tradisional mempunyai beberapa ciri khas antara lain rekreatif,
kooperatif, imajinatif, ekonomis, dapat dilaksanakan kapan dan di mana pun.
a. Rekreatif
Anak bermain bertujuan untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan.
Anak merasa bahagia ketika bermain sendiri maupun bersama temannya. Rasa
gembira tersebut akan menghibur hati anak.
b. Kooperatif
Sifat kooperatif dalam permainan tradisional terlihat dalam team work,
solidaritas, dan komitmen bersama untuk menang dalam setiap permainan. Sifat
kooperatif yang terlihat mampu menumbuhkan rasa empati, tolong-menolong,
15
kesetiakawanan, dan saling menghormati dalam diri masing-masing anak. Anak
yang bekerja sama dengan orang lain akan mendapat kesempatan belajar
mengelola emosi dan sosialnya.
c. Imajinatif
Imajinasi anak muncul sesuai dengan permainan yang dilakukan. Ketika
anak bermain pasaran, imajinasinya akan aktif dalam menggunakan alat yang ada
dari lingkungannya. Imajinasi anak berhubungan dengan pengalaman yang telah
dimiliki.
d. Ekonomis
Permainan tradisional biasanya menggunakan peralatan yang mudah
diperoleh. Yudhistira dan Siska Y. Massardi (2012: 82) mengemukakan bahwa
alat yang digunakan dapat dibuat langsung dengan menggunakan benda, barang,
tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar. Sebagai contoh ialah kerikil, biji sawo,
kayu, bambu, pasir, dan pecahan genteng. Peralatan yang digunakan pun tidak
memerlukan perawatan khusus.
e. Dapat dilakukan kapan dan di mana pun
Permainan tradisional dapat dilakukan kapan dan di mana pun. Biasanya
permainan tradisional dilakukan oleh beberapa anak. Namun begitu, apabila hanya
dilakukan oleh satu orang, anak tetap mampu mengolah imajinasinya sendiri.
3. Prinsip Pendekatan Sentra APET
Prinsip pendekatan Sentra APET sama dengan prinsip pendekatan sentra
yang lainnya. Prinsip pendekatan digunakan sebagai rambu-rambu pelaksanan
pembelajaran. Pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pendekatan sentra akan
16
lebih mudah mencapai tujuan setiap sentra. Prinsip pendekatan sentra yang
tertuang dalam Pedoman penerapan pendekatan “Beyond Centers and Circles
Time” (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 5) antara lain:
a. Keseluruhan proses pembelajarannya berdasarkan pada teori dan
pengalaman empirik
b. Setiap proses pembelajaran harus ditujukan untuk merangsang seluruh
aspek kecerdasan anak (kecerdasan jamak) melalui bermain yang
terencana dan terarah serta dukungan guru dalam bentuk empat jenis
pijakan
c. Menempatkan penataan lingkungan main sebagai pijakan awal yang
merangsang anak untuk aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan
menggali pengalamannya sendiri
d. Menggunakan standar operasional yang baku dalam proses
pembelajaran
e. Mempersyaratkan guru dan pengelola program untuk mengikuti
pelatihan sebelum menerapkan metode ini
f. Melibatkan orang tua dan keluarga sebagai satu kesatuan proses
pembelajaran untuk mendukung kegiatan anak di rumah
Sesuai pemaparan di atas dapat ditegaskan bahwa prinsip pembelajaran
sentra mengacu kepada teori, standar operasional, dan kerja sama dengan orang
tua terkait kegiatan anak. Prinsip pendekatan sentra yang telah dipaparkan
menjadi acuan pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET. Pelaksanaan
pembelajaran di Sentra APET meliputi beberapa pijakan.
4. Rencana Pembelajaran di Sentra APET
Rencana pembelajaran merupakan proses penentuan kegiatan dan apa saja
yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan belajar. Rencana pembelajaran terdiri dari
program semester, RPPM, dan RPPH. Program semester adalah rancangan
pembelajaran yang berisi jaringan tema, bidang pengembangan, tingkat
pencapaian perkembangan, dan indikator yang disusun secara urut serta sistematis
sesuai alokasi waktunya (Mulyasa, 2012: 126). Cara menyusun program semester
17
dimulai dengan mempelajari isi dokumen kurikulum yang merupakan pedoman
pengembangan program pembelajaran dan standar isi (Permen No.58), memilih
tema yang akan digunakan, menetapkan alokasi waktu untuk setiap tema, serta
mengidentifikasi tema menjadi sub tema kemudian disusun dalam bentuk tabel.
Mukhtar Latif, dkk, (2014: 47) mengemukakan bahwa guru bersama-sama
menentukan tema yang sesuai untuk anak dengan mempertimbangkan lingkungan
lembaga.
Rencana pembelajaran selanjutnya iaalah RPPM. RPPM adalah penjabaran
dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai
indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan
pembahasan tema dan sub tema (Suyadi & Dahlia, 2014: 67). Komponen RPPM
ialah tema, sub tema, alokasi waktu, aspek perkembangan, dan kegiatan setiap
aspek perkembangan. Cara menyusun RPPM dimulai dengan menjabarkan tema
dan memerinci sub tema, membuat matrik hubungan antara tema, bidang
pengembangan dan kegiatan, serta menentukan waktu pelaksanaan kegiatan.
RPPM pada model pembelajaran sentra disusun dalam sebuah bagan, bagian
tengahnya merupakan sub tema, jumlah cabangnya sesuai dengan banyaknya
sentra. Setiap sentra ada nama sentra dan kegiatan.
Rencana pembelajaran yang ketiga ialah RPPH. RPPH adalah penjabaran
dari RPPM (kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat atau makan, dan kegiatan
penutup) yang akan dilaksanakan dalam setiap kegiatan pembelajaran secara
bertahap (Mulyasa, 2012: 131). Komponen RPPH meliputi hari, tanggal,
indikator, kegiatan pembelajaran, alat atau sumber belajar, dan penilaian
18
perkembangan anak. Cara penyusunan RPPH dimulai dengan memilih kegiatan
yang dipilih ke dalam tiga kegiatan (awal, inti, dan akhir), menentukan metode
dan sumber belajar, serta menyusun alat penilaian untuk mengukur ketercapaian
indikator (Suyadi & Dahlia, 2014: 79).
Rencana pembelajan program semester, RPPM, dan RPPH sesuai dengan
pendapat Luluk Asmawati (2014: 56) yang menyatakan bahwa penyusunan
perencanaan hendaknya mempertimbangkan beberapa hal antara lain,
karakteristik anak, konsep keahlian yang akan dikembangkan, menentukan tempat
sesuai kebutuhan, guru menjadi fasilitator, mengajak anak untuk berpartisipasi
aktif, serta menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Mukhtar Latif, dkk.
(2014: 106) mengatakan bahwa alat dan bahan main disiapkan oleh guru dengan
menyesuaikan tahapan perkembangan biologis untuk mendukung kemampuan
anak dalam bermain.
Penyusunan program semester, RPPM, dan RPPH merupakan komponen
suatu kurikulum. Kurikulum yang digunakan di Pendidikan Anak Usia Dini ialah
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang terdapat di Permendikbud No. 146 tahun
2014 terdiri dari kompetensi inti dan kompetensi dasar. Kompetensi inti
merupakan gambaran pencapaian standar tingkat pencapaian perkembangan.
Kompetensi inti dibagi menjadi empat yakni kompetensi inti sikap spiritual (KI-
1), kompetensi inti sikap sosial (KI-2), kompetensi inti pengetahuan (KI-3), dan
kompetensi inti keterampilan (KI-4).
Kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada
19
Kompetensi Inti. Kompetensi dasar terdiri dari empat, yakni kompetensi dasar
sikap spiritual, kompetensi dasar sikap sosial, kompetensi dasar pengetahuan, dan
kompetensi dasar keterampilan. Kurikulum 2013 mencakup program
pengembangan yang terdiri dari nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional, dan seni.
Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan
suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai
agama, moral, dan kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain. Program
pengembangan fisik motorik meliputi perwujudan suasana untuk berkembangnya
kematangan kinestetik dalam konteks bermain. Program pengembangan kognitif
mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan proses berfikir
dalam konteks bermain.
Program pengembangan bahasa meliputi perwujudan suasana untuk
berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain. Program
pengembangan sosial emosional mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kepekaan, sikap, keterampilan sosial, serta kematangan emosi
dalam konteks bermain. Program pengembangan seni meliputi perwujudan
suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam
konteks bermain.
Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa rencana pembelajaran
disusun sesuai kurikulum PAUD yakni Kurikulum 2013. Komponen dalam
kurikulum meliputi program semester, rencana program pembelajaran minggun,
dan rencana program pembelajaran harian. Program pengembangan yang
20
dilakukan meliputi nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, dan seni. Rencana pembelajaran yang telah selesai disusun kemudian
menjadi panduan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra APET
Pembelajaran sentra menekankan pada adanya pijakan. Menurut Vigotsky
(Mukhtar Latif, dkk., 2014: 82) pijakan dalam proses belajar dan pertumbuhan
terlihat pada proses anak belajar suatu konsep melalui tahapan pemecahan
masalah. Anak dirangsang untuk aktif dalam kegiatan main dan menjadi kuat serta
teguh terhadap informasi yang diperoleh ketika bermain. Pembelajaran sentra
terdiri dari empat pijakan, yakni pijakan lingkungan main, pijakam sebelum main,
pijakaan saat main, dan pijakan setelah main. Setiap pijakan mempunyai tujuan
masing-masing. Adapun penjelasan setiap pijakan ialah sebagai berikut:
a. Pijakan lingkungan main
Pijakan lingkungan main diawali dengan mempersiapkan tempat belajar
dengan alat dan bahan yang dibutuhkan anak-anak. Setelah persiapan selesai
dilakukan, guru menyambut anak-anak dan menemaninya bermain. Kegiatan
bermain pada pijakan lingkungan main dapat berupa permainan tradisional, gerak,
dan musik (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 10). Pijakan lingkungan main
yang telah selesai dilakukan dilanjutkan dengan waktu transisi. Waktu transisi
ialah waktu yang digunakan untuk pendinginan agar anak kembali tenang.
b. Pijakan sebelum main
Pijakan sebelum main dilakukan di dalam kelas dan memposisikan guru
serta anak-anak untuk duduk melingkar di lantai. Guru memulainya dengan
21
membacakan buku yang berkaitan dengan pengalaman (bisa berupa ensiklopedi)
atau mendatangkan narasumber (Yudhistira & Siska Y. Massardi, 2012: 124).
Selanjutnya guru memberikan arahan kepada anak aturan permainan pada hari
tersebut.
c. Pijakan saat main
Pijakan saat main merupakan waktu bagi anak-anak untuk memainkan
permainan yang telah disiapkan oleh guru. Anak-anak mendapat kebebasan
memilih permainan yang diminatinya dan tetap bergantian dengan temannya.
Suyadi (2009: 204) menyatakan bahwa guru lebih bersifat pasif dengan berperan
memberikan motivasi, fasilitas, dan pendampingan.
d. Pijakan setelah main
Aktivitas di pijakan setelah main meliputi membersihkan alat permainan.
Anak-anak dibiasakan untuk membereskan dan mengembalikan alat yang telah
digunakan pada tempatnya. Setelah semua alat dirapikan, anak-anak kembali
duduk melingkar dan guru menanyakan kegiatan main yang telah dilakukan
(Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 15).
Sesuai dengan penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa proses
pembelajaran terdiri dari empat pijakan. Setiap pijakan mempunyai tujuan
pencapaian kegiatan yang berbeda. Proses pembelajaran di Sentra APET
didukung oleh seting kelas yang berisikan berbagai macam alat main.
6. Pengaturan Kelas Sentra APET
Pengaturan ruang kelas dalam pembelajaran pendekatan sentra bertujuan
mempermudah proses pembelajaran. Beberapa hal yang menjadi bagian
22
pengaturan ruang meliputi rak penyimpanan alat main dan warna. Suyadi (2009:
184) menyatakan bahwa rak-rak tempat menyimpan berbagai alat permainan
harus dibuat pendek sehingga anak dapat mengambil dan mengembalikan alat
permainan yang disukainya dengan leluasa. Menurut Wolfgang (Sofia Hartati.
2005: 133) warna netral yang sedikit cerah dan disertai dengan pencahayaan yang
lembut dapat menciptakan suasana gembira. Hal terpenting dalam pengaturan
lingkungan kelas ialah memudahkan anak bermain dan pengawasannya oleh guru.
Pengaturan ruang kelas juga disesuaikan dengan karakteristik nama sentranya
(Mukhtar Latif, dkk., 2014: 107).
Sesuai pemaparan di atas dapat ditegaskan bahwa pengaturan ruang kelas di
Sentra APET disesuaikan dengan kemampuan anak dalam menjangkau alat main,
pencahayaan yang masuk ke dalam ruangan, dan karakteristik nama sentra.
7. Jenis Permainan di Sentra APET
Jenis permainan yang ada di Sentra APET berasal dari Jawa. Permainan di
Jawa terdiri dari berbagai macam. Beberapa jenis permainan tradisional Jawa
menurut Suwardi Endraswara, (2010: 112) dapat dibagi menjadi dua yani:
a. Permainan tradisional Jawa yang memanfaatkan gerakan, tarian, dan lagu
antara lain jamuran, Cublak-cublak Suweng, Cungkup Milang Kondhe, Gula
Ganthi, Man Dhoplang, dan Nini Thowong.
b. Permainan tradisional Jawa yang tidak memanfaatkan vokal, antara lain
bakiak, dhakon, macanan, dham-dhaman, benthik, egrang, engklek, pasaran,
omah-omahan, gobag sodor, uthut, adu wayang, lowok, kasti, dan dhelikan.
23
Jenis permainan lain dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yakni bermain
keterampilan dalam Info Teman Anak (2012). Bermain keterampilan dilakukan
dengan menggunakan alat dan bahan yang mampu melatih dan mengembangkan
keterampilan anak. Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa permainan
tradisional dibedakan berdasarkan sifatnya. Anak memainkan semua jenis
permainan tradisional sesuai dengan aturan main yang disampaikan guru. Semua
jenis permainan dapat memberikan banyak manfaat bagi anak.
8. Evaluasi Pembelajaran di Sentra APET
Evaluasi pembelajaran sentra dilakukan guru setiap hari. Pencatatan
kegiatan belajar anak meliputi perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik
kasar, motorik halus, bahasa, sosial, dan aspek lainnya (Departemen Pendidikan
Nasional, 2006:19). Pada proses evaluasi guru melakukan penilaian dengan tiga
teknik, yakni catatan anekdot, penilaian hasil karya, dan skala capaian (Hilda L.
Jackman, 2009: 70).
Catatan anekdot digunakan untuk menggambarkan informasi mengenai
kejadian yang terjadi dalam diri anak dan merupakan hal tidak biasa atau penting.
Penilaian hasil karya merupakan metode evaluasi yang menunjukkan informasi
mengenai karya anak sendiri atau dari kerja sama anak dengan guru. Selanjutnya
skala capaian menurut Suyadi dan Dahlia (2014: 125) adalah instrumen yang
disusun berdasarkan aspek dan indikator perkembangan sesuai kelompok usia.
Skala capaian dapat dibedakan berdasarkan penggunaan skala nilai atau hanya
tandang centang saja.
24
Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa evaluasi pembelajaran
dilakukan ketika kegiatan bermain berlangsung. Guru menilai kemampuan anak
dari proses maupun hasil kegiatan main anak. Laporan perkembangan anak
dilakukan dengan teknik catatan anekdot, penilaian hasil karya, dan skala capaian
yang mencakup enam aspek perkembangan.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan di atas, pertanyaan
penelitiannya ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara guru menyusun rencana pembelajaran di Sentra APET?
2. Bagaiaman pelaksanaan tahapan kegiatan pembelajaran di Sentra APET?
3. Bagaimana cara guru melakukan evaluasi pembelajaran di Sentra APET?
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina
Buah Hati ialah deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Maman Abdurrahman
dan Sambas Ali Muhidin (2011: 7) adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui gambaran suatu variabel, baik satu variabel atau lebih. Penelitian
deskriptif terhadap pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah
Hati bertujuan menganalisa dan mendeskripsikan rencana pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran secara objektif. Pemilihan pendekatan
kualitatif dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa rencana pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran perlu diteliti secara jelas, rinci
dan sesuai fakta di lapangan. Data yang diperoleh secara jelas dan rinci tersebut
diungkapkan dalam bentuk kata-kata sehingga mampu menggambarkan keadaan
realitas secara tepat.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian merupakan semua orang yang terlibat dalam pembelajaran
di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati. Subjek penelitian meliputi satu guru
kelas, koordinator pembelajaran, kepala sekolah, para siswa TK Kelompok A usia
4-5 tahun dengan jumlah 14 anak. Kemudian objek penelitiannya ialah
pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati.
26
C. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati, Jl
Sorowajan Baru No. 1 Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pemilihan tempat dilakukan berdasarkan adanya pembelajaran berbasis sentra.
Penelitian memfokuskan pada pembelajaran di Sentra APET.
D. Sumber Data
Sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2002: 107) adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh. Sumber data memberikan semua informasi yang
diperlukan sesuai dengan kisi-kisi penelitian. Sumber data dalam penelitian
meliputi guru kelas Sentra APET, kepala sekolah, kegiatan pembelajaran, dan
sumber data tertulis. Sumber data tertulis meliputi data administrasi sekolah antara
lain jadwal pembelajaran, pemetaan indikator program semester, rencana kegiatan
harian, lembar evaluasi harian, lembar rekapan evaluasi harian, dan lembar
rekapan nilai bulanan.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data (Maman Abdurrahman & Sambas Ali
Muhidin, 2011: 85). Data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan
gambaran, keterangan, dan fakta yang akurat mengenai kejadian atau kondisi di
lapangan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ialah
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
27
1. Observasi
Metode observasi menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah (2011: 104)
adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam
penelitian. Peneliti menggunakan alat bantu perlengkapan menulis dan alat
pengambil gambar serta video ketika melakukan observasi. Peneliti mencatat
semua informasi yang diperoleh sebelum, ketika, maupun setelah pembelajaran.
Kegiatan observasi dilakukan di ruang kelas Sentra APET dan lingkungan sekolah
PAUD Bina Buah Hati.
2. Wawancara
Metode wawancara menurut Lexy J. Moleong (2005: 186) adalah
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak. Peneliti
melakukan wawancara terstruktur dan berpedoman pada pedoman wawancara.
Penggunaan pedoman wawancara bertujuan agar proses wawancara tidak keluar
dari konteks permasalahan. Peneliti juga menggunakan alat bantu yakni alat tulis
dan perekam suara ketika wawancara. Wawancara dilakukan kepada kepala
sekolah, koordinator pembelajaran, dan guru kelas Sentra APET PAUD Bina
Buah Hati pada waktu yang telah disepakati.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi menurut Burhan Bungin (2011: 124) adalah metode
pengumpulan data yang berbentuk dokumentasi. Hasil dokumentasi dapat
melengkapi data dari metode observasi dan wawancara. Sumber data dokumentasi
meliputi lembar program semester, rencana program pembelajaran mingguan,
28
rencana program pembelajaran harian, lembar evaluasi harian, bulanan, dan enam
bulan, daftar piket guru, dan daftar kelompok kelas.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen
penelitian memudahkan pekerjaan peneliti dan data yang diperoleh lebih cermat,
lengkap, serta sistematis. Instrumen penelitian dalam penelitian deskriptif
kualitatif pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati
meliputi pedoman wawancara, pedoman observasi, serta pedoman dokumentasi.
Peneliti mengambil data dengan ikut berperan serta bersama subjek penelitian.
29
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Observasi dalam Penelitian Pelaksanaan
Pembelajaran di Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional (APET)
TK Kelompok A PAUD Bina Buah Hati Labsite BPKB DIY
Sub
Variabel
Objek Indikator Jumlah
Butir
Kegiatan
Pembelajaran
a. Pijakan
Lingkungan
Main
b. Pijakan
Sebelum
Main
c. Pijakan
Selama
Main
d. Pijakan
Setelah
Main
e. Pengaturan
Ruang
Kelas
f. Jenis
Permainan
a. Persiapan tempat belajar
serta alat dan bahan,
penyambutan anak-anak,
kemudian kegiatan bermain
b. Duduk melingkar,
membacakan buku, serta
arahan aturan permainan
c. Permainan yang dilakukan
anak serta peran pendidik
sebagai motivator, fasilitator,
dan pendamping
d. Merapikan alat main, duduk
melingkar, serta recalling
e. Warna yang digunakan, rak
penyimpanan, serta
pengaturan ruang kelas yang
disesuaikan dengan kegiatan
main, kemampuan anak, dan
peran pendidik
f. Permainan yang
memanfaatkan gerakan,
tarian, dan lagu, maupun
tidak menggunakan vokal
serta manfaat permainan bagi
anak
7
Tabel di atas adalah kisi-kisi instrumen pedoman observasi. Observasi
dilakukan pada saatu kegiatan pembelajaran yakni, mulai dari pijakan lingkungan
main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main.
Observasi dilakukan peneliti di dalam Sentra APET dan lingkungan sekolah
PAUD Bina Buah Hati.
30
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara dalam Penelitian Pelaksanaan
Pembelajaran di Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional (APET)
TK Kelompok A PAUD Bina Buah Hati Labsite BPKB DIY
Sub
Variabel
Objek Indikator Jumlah
Soal
Rencana
Pembelajaran
a. Pemetaan
Indikator
Program
Semester
b. Rencana
Kegiatan Harian
a. Tujuan belajar,
pengembangan materi
dan alat kegiatan, serta
jenis penilaian
b. Tujuan belajar,
pengembangan materi
dan alat kegiatan, jenis
penilaian, pendidik
sebagai fasilitator, serta
jumlah anak,
13
Kegiatan
Pembelajaran
a. Pijakan
Lingkungan
Main
b. Pijakan Sebelum
Main
c. Pijakan Selama
Main
d. Pijakan Setelah
Main
e. Pengaturan
Ruang Kelas
f. Jenis Permainan
a. Persiapan tempat belajar
serta alat dan bahan,
penyambutan anak-anak,
kemudian kegiatan
bermain
b. Duduk melingkar,
membacakan buku, serta
arahan aturan permainan
c. Permainan yang
dilakukan anak serta
peran pendidik sebagai
motivator, fasilitator, dan
pendamping
d. Merapikan alat main,
duduk melingkar, serta
recalling
e. Warna yang digunakan,
rak penyimpanan, serta
pengaturan ruang kelas
yang disesuaikan dengan
kegiatan main,
kemampuan anak, dan
peran pendidik
f. Permainan yang
memanfaatkan gerakan,
tarian, dan lagu, maupun
tidak menggunakan
vokal serta manfaat
permainan bagi anak
51
31
Lanjutan Tabel 2...
Sub Variabel Objek Indikator Jumlah
Soal
Evaluasi
Pembelajaran
a. Evaluasi Harian
b. Rekapan
Evaluasi Harian
c. Rekapan Nilai
Bulanan
a. Perkembangan lima
aspek kemampuan anak
serta proses penyusunan
laporan yang meliputi
analisis sintesis,
interpretasi, dan
komunikasi
b. Perkembangan lima
aspek kemampuan anak
serta proses penyusunan
laporan yang meliputi
analisis sintesis,
interpretasi, dan
komunikasi dalam satu
minggu
c. Perkembangan lima
aspek kemampuan anak
serta proses penyusunan
laporan yang meliputi
analisis sintesis,
interpretasi, dan
komunikasi dalam satu
bulan
15
Tabel di atas menunjukkan kisi-kisi instrumen pedoman wawancara. Materi
wawancara meliputi rencana, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran di Sentra
APET. Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, koordinator
pembelajaran, dan guru sentra.
32
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Dokumentasi dalam Penelitian
Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional
(APET) TK Kelompok A PAUD Bina Buah Hati Labsite BPKB DIY
Sub
Variabel
Objek Indikator Jumlah
Butir
Rencana
Pembelajaran
a. Pemetaan
Indikator
Program
Semester
b. Rencana
Kegiatan Harian
a. Tujuan belajar,
pengembangan materi dan
alat kegiatan, serta jenis
penilaian
b. Tujuan belajar,
pengembangan materi dan
alat kegiatan, jenis
penilaian, pendidik
sebagai fasilitator, serta
jumlah anak
2
Evaluasi
Pembelajaran
a. Evaluasi Harian
b. Rekapan
Evaluasi Harian
c. Rekapan Nilai
Bulanan
a. Perkembangan lima
aspek kemampuan anak
serta proses penyusunan
laporan yang meliputi
analisis sintesis,
interpretasi, dan
komunikasi
b. Perkembangan lima aspek
kemampuan anak serta
proses penyusunan
laporan yang meliputi
analisis sintesis,
interpretasi, dan
komunikasi dalam satu
minggu
c. Perkembangan lima aspek
kemampuan anak serta
proses penyusunan
laporan yang meliputi
analisis sintesis,
interpretasi, dan
komunikasi dalam satu
bulan
3
Tabel di atas merupakan kisi-kisi instrumen pedoman dokumentasi. Peneliti
menggunakan kisi-kisi tersebut dalam penelitian pembelajaran di Sentra APET.
Peneliti menambil foto dokumen sekolah sebagai data penelitian.
33
G. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian, sering kali ditekankan pada uji validitas
dan reliabilitas (Sugiyono, 2010:117). Keabsahan data dilakukan ketika penelitian
berlangsung dari reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Keabsahan data dalam penelitian pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET
PAUD Bina Buah Hati menggunakan cara sebagai berikut:
1. Ketekunan pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.
Tujuan ketekunan pengamatan ialah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Lexy J. Moleong,
2005: 329). Ketekunan pengamatan dalam penelitian pelaksanaan pembelajaran di
Sentra APET PAUD Bina Buah Hati Pengamatan dilakukan di kelas ketika
pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir, mencatat data atau informasi
dengan lengkap, serta menggunakan alat bantu yang meliputi alat tulis dan alat
perekam.
2. Triangulasi
Pengertian triangulasi menurut Sugiyono (2010: 125) adalah pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Tujuan peneliti
melakukan triangulasi untuk mengatahui mengetahui kesamaan maupun
perbedaan data yang diperoleh. Cara triangulasi yang akan digunakan dalam
penelitian meliputi tiga macam yakni
34
a. Triangulasi sumber
Data yang diperoleh dari wawancara kepada kepala sekolah di cross check
dengan data hasil wawancara guru Setra Alat Permainan Edukatif Tradisional
dengan syarat menggunakan pertanyaan sama. Hasil wawancara dari kedua
sumber dideskripsikan, dikategorikan, data mana yang sama maupun berbeda.
Data dianalisa kemudian menghasilkan suatu kesimpulan.
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dalam penelitian pelaksanaan pembelajaran di Sentra
APET PAUD Bina Buah Hati melakukan pengecekan data dengan menggunakan
data hasil observasi, wawancara ataupun dokumentasi. Hasil dari triangulasi
teknik dapat menghasilkan data yang sama maupun berbeda. Peneliti melakukan
pengecekan maupun diskusi kepada sumber data bersangkutan untuk memastikan
data mana yang benar.
c. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu dalam penelitian pelakasanaan pembelajaran di Sentra
APET PAUD Bina Buah Hati dilakukan dengan mengumpulkan data di waktu
yang berbeda. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam satu hari ketika pagi dan
siang hari maupun dalam dua hari yang berbeda. Pengumpulan data di waktu
yang berbeda dilakukan dengan ketiga metode yang berbeda yakni observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan dan Biklen merupakan upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
35
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan
apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Lexy J. Moleong, 2005:248).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian pembelajaran di Sentra APET
dilakukan secara kualitatif sesuai dengan model Miles dan Huberman (Sugiyono,
2010: 91). Aktivitas yang dilakukan peneliti meliputi reduksi data, penyajian data,
dan kesimpulan atau verifikasi. Model interaktif dalam analisis data ditunjukkan
pada gambar 1.
Gambar 1. Model Interaktif Analisis Data Miles dan Huberman
Sumber: Sugiyono (2010: 92)
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuat kategori. Reduksi data
dilakukan selama penelitian berlangsung. Pada awal penelitian, peneliti mulai
merangkum informasi yang diperoleh, mengambil data yang pokok dan penting,
Pengumpulan
data
Penyajian data
Reduksi data Kesimpulan-
kesimpulan:
Penarikan / Verifikasi
36
kemudian mengelompokkannya. Data dikelompokkan berdasarkan sub variabel
pada tabel kisi-kisi pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi.
2. Penyajian data
Penyajian data mencakup beberapa informasi yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Data disajikan dalam bentuk catatan
wawancara (CW), catatan dokumentasi (CD), dan catatan lapangan (CL). Setiap
jenis catatan diberikan kode agar memudahkan dalam proses penarikan
kesimpulan.
Tabel 4. Daftar Pengkodean
Komponen Kode Kepala
Sekolah
Koordinator
Pembelajaran Guru
Proses
Pembelajaran Administrasi
Catatan
Wawancara CW CW.3 CW.2 CW.1 - -
Catatan
Dokumentasi CD - - - - CD
Catatan
Lapangan CL - - - CL -
3. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan merupakan suatu bagian dari keseluruhan proses penelitian.
Kesimpulan dihasilkan dari perbandingan data yang diperoleh di lapangan dengan
standar atau kriteria yang telah disusun di pembahasan sebelumnya. Kesimpulan
yang dihasilkan berdasarakan perbandingan tersebut akan menyatakan data hasil
penelitian sesuai, kurang sesuai, atau tidak sesuai dengan standar.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi
Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) membuka satuan PAUD
yang berfungsi sebagai labsite yang bernama PAUD Bina Buah Hati. Alamat
PAUD Bina Buah Hati berada di Jalan Sorowajan Baru No.1 Banguntapan,
Bantul. PAUD Bina Buah Hati membuka layanan tempat penitipan anak sejak
usia tiga bulan, kelompok bermain berjumlah empat kelas, dan Taman Kanak-
kanak dengan dua kelas.
Guru PAUD Bina Buah Hati terdiri dari sepuluh orang dan salah seorangnya
merangkap sebagai koordinator pembelajaran. Pembelajarana di PAUD Bina
Buah Hati menggunakan sentra yang terdiri dari bahan alam, balok, persiapan,
peran, seni dan kreatifitas, serta alat permainan edukatif tradisional. Jenis
permainan yang ada di sentra meliputi main sensorimotor, main peran, dan main
pembangunan. Pembelajaran sentra dimulai kurang lebih dari pukul delapan lebih
lima belas menit sampai sepuluh lebih lima belas menit di halaman sekolah dan di
dalam sentra.
2. Deskripsi Subjek
Subjek penelitian meliputi seorang guru kelas yang bernama Bu VN, kepala
sekolah yaitu Bu SD, kemudian koordinator pembelajaran yakni Bu Y, dan
terakhir ialah siswa TK kelompok A yang berjumlah 14 anak. Pengawasan
pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dibantu koordinator pembelajaran.
38
Bu VN berinteraksi dengan para siswa ketika pembelajaran dengan cara
membantu dan memotivasi siswa yang kesulitan. Para siswa juga tidak malu
ataupun enggan meminta bantuan Bu VN. Siswa yang satu dengan lainnya juga
saling membantu, berkomunikasi, bermain, dan bercanda bersama. Bu SD selaku
kepala sekolah melakukan pengawasan dengan berkeliling ke semua sentra ketika
pembelajaran berlangsung. Guru kelas dan koordinator pembelajaran melakukan
diskusi terkait pelaksanaan pembelajaran di luar jam belajar anak sehingga tidak
menggangggu anak bermain.
3. Deskripsi Data Penelitian
a. Deskripsi Data Rencana Pembelajaran di Sentra APET di PAUD Bina
Buah Hati
Persiapan pembelajaran meliputi pembuatan program semester, RPPM, dan
RPPH (lihat lampiran no. 3 halaman 143). Berikut deskripsi data program
semester, RPPM, dan RPPH.
a. Program Semester
Program semester adalah pembagian materi ajar yang akan diberikan dalam
kurun waktu satu semester. Program semester disusun oleh koordinator
pembelajaran beserta para guru sentra ketika libur tahun ajaran 2014/2015 di
PAUD Bina Buah Hati. Penyusunan program semester mengacu pada Kurikulum
2013 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 146 tahun 2014 dan Kurikulum Berbasis Budaya,
kemudian pengembangan muatan materinya melihat pada standar nasional PAUD
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 tahun
2014 (lihat lampiran no. 3 halaman 115, 129, 135, dan 136).
39
Format penulisan program semester di PAUD terdiri dari judul, nama
lembaga, dan kolom yang berisi tema, sub tema, kompetensi dasar, serta muatan
materi untuk kelompok usia 2-3, 3-4, 4-5, dan 5-6 tahun. Penyusunan program
semester dimulai dengan pembagian kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
ada pada Kurikulum 2013. Kompetensi dasar yang terdiri dari sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan dikelompokkan ke dalam enam
program pengembangan, yakni nilai agama dan moral, kognitif, motorik, bahasa,
sosial emosional, serta seni. Kompetensi dasar setiap program pengembangan
kemudian dibagi ke tema dan sub tema yang telah ditentukan. Kompetensi dasar
selanjutnya diuraikan dalam muatan materi yang sesuai dengan visi misi PAUD
Bina Buah Hati dan kelompok usia anak. Pembagian tema dan sub tema dilakukan
dengan menghitung jumlah minggu efektif pada setiap bulan (lihat lampiran no. 3
halaman 130 dan 136).
Pembagian tema dan sub tema pada semester pertama sebagai berikut.
Pertama, tema HUT RI, sub temanya ialah lomba HUT RI dan karnaval. Kedua,
tema binatang dengan sub tema ikan, ayam, burung, sapi, dan kambing. Ketiga,
tema kebutuhanku, sub temanya meliputi pakaian, makanan, minuman, dan
rumah. Keempat, tema lingkunganku, sub temanya ialah keluargaku, tetanggaku,
sahabatku, dan sekolahku. Kelima, tema budaya Jogja, sub temanya meliputi
sekaten dan kuliner Jogja (lihat lampiran no. 6 halaman 175).
Contoh penyusunan program semester PAUD Bina Buah Hati adalah
sebagai berikut. Bulan Agustus mempunyai dua minggu hari efektif sehingga guru
memilih tema yang memiliki dua sub tema yakni Tema HUT RI sedangkan sub
40
temanya ialah Lomba HUT RI dan Karnaval. Satu tema mempunyai dua sub tema.
Masing-masing sub tema menggunakan kompetensi dasar yang sama. Pada tema
HUT RI yang diambil untuk program pengembangan nilai agama dan moral guru
memilih kompetensi dasar (KD) 2.13 “memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap jujur”. Program pengembangan fisik motorik guru memilih KD 3.3
“mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik
kasar serta motorik halus” dan KD 4.3 “menggunakan anggota tubuh untuk
mengembangkan motorik kasar dan halus” (lihat lampiran no. 3 halaman 130 dan
135 serta lampiran no. 6 halaman 175).
Program pengembangan kognitif guru memilih KD 3.6 “mengenal benda-
benda di sekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya) serta KD 4.6 “Menyampaikan tentang apa dan
bagaimana benda-benda di sekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran,
pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil
karya”. Program pengembangan bahasa guru memilih KD 3.10 “Memahami
bahasa reseptif (menyimak dan membaca)” serta KD 4.10 “Menunjukkan
kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)”. Program
pengembangan sosial emosional guru memilih KD 2.5 “Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap percaya diri” serta KD 2.7 “Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran dan mau berbiacara) untuk
melatih kedisiplinan)”. Program pengembangan yang terakhir yakni seni, guru
memilih KD 3.15 “Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni” serta KD 4.15
41
“menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media”
(lihat lampiran no. 3 halaman 130 dan 136 serta lampiran no. 6 halaman 175).
Muatan materi pada Tema HUT RI untuk kelompok usia 4-5 tahun ialah
pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan melatih ketepatan dan kecepatan,
nama permainan; warna; bentuk dalam lomba dan karnaval, perintah lisan dengan
kompleks, pembiasaan membangun sikap percaya diri, pembiasaan berperilaku
sabar, serta aktivitas seni. Muatan materi pada Tema HUT RI untuk kelompok
usia 4-5 tahun yakni pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan melatih
ketepatan, nama permainan; warna; bentuk dalam loma dan karnaval, perintah
lisan secara bertahap dengan tiga perintah, pembiasaan membangun sikap percaya
diri, pembiasaan berperilaku sabar, serta aktivitas seni (lihat lampiran no. 6
halaman 175).
Muatan materi pada Tema HUT RI untuk kelompok usia 3-4 tahun meliputi
pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan melatih koordinasi mata dan tangan,
nama permainan; warna; bentuk dalam lomba dan karnaval, perintah lisan secara
bertahap dengan dua perintah, pembiasaan membangun sikap percaya diri,
pembiasaan berperilaku sabar, serta aktivitas seni. Muatan materi pada Tema
HUT RI untuk kelompok usia 2-3 tahun antara lain pembiasaan membangun sikap
jujur, gerakan melatih koordinasi mata dan tangan, nama permainan; warna; alat
permainan dalam lomba dan karnaval, perintah lisan secara bertahap dengan satu
perintah, pembiasaan membangun sikap percaya diri, pembiasaan berperilaku
sabar, serta aktivitas seni (lihat lampiran no. 6 halaman 175).
42
Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi tersebut diperoleh
informasi bahwa program semester disusun oleh koordinator pembelajaran dan
guru selama satu minggu ketika libur tahun ajaran 2014/2015. Penyusunan
program semester mengacu pada Kurikulum 2013 yang tertuang dalam
Permendikbud No. 146 tahun 2014 serta pengembangan materinya pada standar
nasional PAUD Permendikbud No. 137 tahun 2014. Program semester terdiri dari
judul dan nama lembaga, tema, sub tema, kompetensi dasar, serta muatan materi
untuk kelompok usia 2-3, 3-4, 4-5, dan 5-6 tahun. Penyusunan program semester
dimulai dengan pembagian kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada pada
Kurikulum 2013 ke dalam enam program pengembangan. Kompetensi dasar
setiap program pengembangan kemudian dibagi ke tema dan sub tema yang telah
ditentukan. Kompetensi dasar selanjutnya diuraikan dalam muatan materi yang
sesuai dengan visi misi PAUD Bina Buah Hati dan kelompok usia anak.
Pembagian tema dan sub tema dilakukan dengan menghitung jumlah minggu
efektif pada setiap bulan
b. Rencana Program Pembelajaran Mingguan
RPPM PAUD Bina Buah Hati berdasarkan data dokumentasi mempunyai
beberapa komponen, antara lain waktu pelaksanaan, tema dan sub tema, kelompok
usia, strategi pembelajaran, kompetensi dasar, muatan materi, serta kegiatan setiap
sentra. Penyusunan RPPM sesuai dengan program semester yakni dimulai dengan
menuliskan keterangan waktu pelaksanaan. Guru memilih tema dan sub tema,
kelompok usia, kompetensi dasar, muatan materi dari program semester. Guru
kemudian menambahkan strategi pembelajaran dan kegiatan main di sentra.
43
Penentuan kegiatan main disesuaikan dengan muatan materi yang telah ada dalam
program semester. Guru menuliskan RPPM untuk semua sentra menggunakan
cara webbing. Contoh penyusunan RPPM sebagai berikut (lihat lampiran no. 3
halaman 144 serta lampiran no. 6 halaman 187).
Contoh penyusunan RPPM kelompok usia 4-5 tahun sebagai berikut. Waktu
pelaksanaan ialah pada semester satu, bulan Agustus minggu ketiga. Tema HUT
RI dengan sub tema Lomba HUT RI dan kelompok usia 4-5 tahun. Strategi
pembelajarannya meliputi bernyanyi, bercerita, bermain peran, demonstrasi, dan
diskusi (lihat lampiran no. 6 halaman 187).
Muatan materinya ialah pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan
melatih ketepatan dan kecepatan, nama permainan; warna, bentuk dalam lomba
dan karnaval, perintah lisan secara bertahap dengan tiga perintah, pembiasaan
membangun sikap percaya diri, pembiasaan berperilaku sabar, serta aktivitas seni.
Kegiatan yang disusun guru berjumlah enam jenis sesuai banyaknya sentra.
Kegiatan di Sentra APET meliputi lari memindahkan bendera, memasukkan
pensil/pulpen ke dalam botol, kata berantai, dan meronce bendera (lihat lampiran
no. 6 halaman 195). Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi diperoleh
informasi bahwa RPPM disusun sebelum pembelajaran dan disesuaikan dengan
program semester. Guru mempunyai empat RPPM setiap minggu disesuaikan
dengan kelompok usia. Pada setiap RPPM memuat kegiatan apa saja yang akan
dilakukan ketika pembelajaran di sentra.
44
c. Rencana Program Pembelajaran Harian
Guru menyusun RPPH Sentra APET PAUD Bina Buah Hati untuk
kelompok usia 2-3, 3-4, 4-5, dan 5-6 tahun. Guru menyusun RPPH bersamaan
dengan pembuatan program semester dan RPPM. Guru membuat RPPH dengan
cara menulis tangan kemudian diketik oleh pegawai administrasi (lihat lampiran
no. 3 halaman 116 dan lampiran no. 6 halaman 189).
Pada setiap RPPH mempunyai beberapa komponen antara lain waktu
pelaksanaan (semester, bulan, hari, dan tanggal), tema dan sub tema, muatan
materi, nama sentra, alat dan bahan kegiatan main, serta proses kegiatan (pijakan
lingkungan main, pelaksanaan SOP pembukaan, pijakan sebelum main, pijakan
selama main, recalling, penutup, dan rencana penilaian). Penyusunan RPPH
mengacu pada RPPM. Guru menuliskan waktu pelaksanaan, tema dan sub tema,
muatan materi, serta nama sentra terlebih dahulu. Guru menuliskan kegiatan main
kelompok usia 4-5 tahun sesuai dengan yang telah tertulis pada RPPM kelompok
yang sama. Guru kemudian melengkapi RPPH dengan menuliskan alat dan bahan
yang diperlukan ketika kegiatan main (lihat lampiran no. 6 halaman 189).
Contoh penyusunan RPPH minggu pertama pembelajaran pada kelompok
usia 4-5 tahun sebagai berikut. Waktu pelaksanaan diisi dengan keterangan
semester satu, bulan Agustus, minggu ketiga sedangkan bagian hari dan
tanggalnya tidak diisi. Kelompok usianya yakni kelompok 4-5 tahun. Temanya
ialah HUT RI dengan sub tema Lomba HUT RI. Muatan materinya antara lain
pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan melatih ketepatan dan kecepatan,
nama permainan; warna, bentuk dalam lomba dan karnaval, perintah lisan secara
45
bertahap dengan tiga perintah, pembiasaan membangun sikap percaya diri,
pembiasaan berperilaku sabar, serta aktivitas seni. Nama sentra yakni Sentra
APET. Alat dan bahan yang digunakan antara lain bendera, pasir, pulpen, botol,
bendera, dan benang. Komponen selanjutnya ialah proses kegiatan (lihat lampiran
no. 6 halaman 189).
Proses kegiatan yang pertama ialah pijakan lingkungan main. Guru
menyiapkan kegiatan main yakni lari memindahkan bendera, memasukkan pulpen
dalam botol, kata berantai, dan meronce benang. Pelaksaan SOP pembukaan yang
meliputi main pembukaan dan dipimpin oleh guru piket. Kelompok 2-3 dan 3-4
tahun dilakukan di aula sedangkan kelompok usia 4-5 dan 5-6 tahun dilakukan di
halaman sekolah (lihat lampiran no. 4 halaman 148-177 dan lampiran no. 6
halaman 189).
Kegiatan pada saat pijakan sebelum main antara lain berdoa sebelum
belajar, menceritakan tentang kegembiraan HUT RI, bercakap-cakap bersama
tentang HUT RI, menyampaikan kegiatan main anak, membnagun aturan main
bersama anak, transisi sebelum main dengan menyebutkan nama anak, serta guru
mempersilakan anak untuk bermain. Kegiatan selanjutnya ialah pijakan selama
main, guru memperkuat bahasa anak, mencatat perkembangan anak, dan
membantu anak yang membutuhkan (lihat lampiran no. 6 halaman 189).
Kegiatan berikutnya yakni recalling, meliputi merapikan mainan, diskusi
tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain, bila ada perilaku yang
kurang tepat harus didiskusikan bersama, menceritakan dan menunjukkan hasil
karyanya, serta penguatan pengetahuan yang didapat anak. Kegiatan penutup
46
meliputi menanyakan perasaan selama hari ini, berdiskusi kegiatan apa saja yang
sudah dimainkan hari ini, mainan apa yang paling disukai, bercerita pendek yang
berisi pesan-pesan, menyanyikan beberapa lagu, menginformasikan kegiatan
untuk esok hari, serta berdoa setelah belajar. Rencana penilaian yang terdapat di
RPPH ada dua bagian yakni indikator penilaian dan teknik penilaian yang akan
digunakan (lihat lampiran no. 6 halaman 190).
Indikator penilaian berbentuk tabel yang berisiskan kolom program
pengembangan, KD, dan indikator. Contoh penyusunannya ialah program
pengembangan nilai agama dan moral indikatornya, anak terbiasa membangun
sikap jujur. Program pengembangan motorik indikatornya yakni gerakan melatih
koordinasi tangan dan mata. Program pengembangan kognitif indikatornya ialah
nama permainan lomba, warna permainan, dan bentuk alat main. Program
pengembangan bahasa indikatornya ialah perintah lisan secara bertahap dengan
dua perintah. Program pengembangan sosial emosional indikatornya yakni
pembiasaan berperilaku sabar dan membangun sikap percaya diri. Program
pengembangan yang terakhir yakni seni, indikatornya ialah aktivitas seni. Guru
menyusun teknik penilaian yang akan digunakan berjumlah tiga, yakni catatan
hasil karya, catatan anekdot, dan skala capaian perkembangan. Indikator program
pengembangan dinilai berdasarkan proses kegiatan main, pengamatan, dan
percakapan (lihat lampiran no. 3 halaman 127 dan lampiran no. 6 halaman 190).
Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi dapat diperoleh
informasi bahwa RPPH disusun guru sebelum pembelajaran dimulai. Guru
menyusun RPPH empat buah setiap minggu sesuai kelompok usia 2-3, 3-4, 4-5,
47
dan 5-6 tahun. Guru menyusun RPPH mengacu pada RPPM pada kelompok usia
yang sama. Komponen RPPH antara lain waktu pelaksanaan (semester, bulan,
hari, dan tanggal), tema dan sub tema, muatan materi, nama sentra, alat dan bahan
kegiatan main, serta proses kegiatan (pijakan lingkungan main, pelaksanaan SOP
pembukaan, pijakan sebelum main, pijakan selama main, recalling, penutup, dan
rencana penilaian).
b. Deskripsi Data Kegiatan Pembelajaran di Sentra APET di PAUD Bina
Buah Hati
Kegiatan pembelajaran di Sentra APET meliputi pijakan lingkungan main,
penyambutan anak, main pembukaan, transisi, pijakan sebelum main, pijakan saat
main, pijakan setelah main, snack time, dan penutup. Seluruh kegiatan tersebut
berlangsung selama kurang lebih seratus dua puluh menit (lihat lampiran no. 3
halaman 140 dan lampiran no. 6 halaman 148-177). Hal tersebut didukung dengan
data dokumentasi yang menunjukkan bahwa kegiatan belajar di PAUD Bina Buah
Hati dimulai dengan pijakan lingkungan main, kegiatan pembukaan, pijakan
sebelum main, pijakan saat main, recalling, penutup, pengaturan ruang kelas, dan
alat permainan edukatif tradisional (lihat lampiran no. 6 halaman 189). Uraian
kegiatan pembelajaran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebagai
berikut:
1. Penataan Lingkungan Main
Guru setiap pagi menyiapkan kegiatan main berupa alat dan bahan di Sentra
APET. Pijakan lingkungan main dilakukan ketika pagi hari sebelum main
pembukaan selama kurang lebih sepuluh sampai dua puluh menit tergantung alat
dan bahan yang disiapkan. Peran guru dalam pijakan lingkungan main sesuai
48
dengan standar operasional sekolah sebagai berikut. Guru menata alat dan bahan
main menggunakan peralatan yang ada di sekolah. Guru membawa bahan dari
rumah karena di sekolah tidak tersedia, sebagia contoh daun dan lidi untuk
membuat kuluk. Guru menata alat dan bahan main di lantai dengan
memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak. Guru menyiapkan karpet
berbentuk lingkaran besar yang digunakan ketika circle, alat tulis berupa spidol
dan penghapus, serta karpet kecil-kecil yang akan digunakan anak duduk ketika
bermain nantinya (lihat lampiran no. 3 halaman 122 dan 132, lampiran no. 4
halaman 140-169, serta lampiran no. 6 halaman 191).
Guru menata alat dan bahan sesuai kegiatan main. Pada hari pertama
penelitian, Bu VN menyiapkan alat dan bahan main sebagai berikut, bakiak,
holahop, bola, bendera merah putih berukuran kecil dan botol, serta egrang dari
bathok kelapa. Alat dan bahan disesuaikan dengan kegiatan main pada hari itu,
yakni lomba bakiak, memindahkan holahop, membawa bola, dan memasukkan
bendera ke dalam botol. Kegiatan menggunakan egrang dari bathok kelapa tidak
jadi digunakan (lihat lampiran no. 4 halaman 140).
Pada hari kedua penelitian, Bu VN menyiapkan bola besar, bola kecil,
bendera dan botol, serta bakiak. Alat dan bahan yang dipersiapkan sesuai dengan
kegiatan main yakni lomba bakiak, membawa bola besar, memindahkan bola
kecil, dan memasukkan bendera ke dalam botol. Pada hari ketiga penelitian, Bu
VN menyiapkan alat main bola kecil, bendera dan botol, kelereng, sendok, serta
bakiak. Alat dan bahan yang dipersiapkan sesuai dengan kegaitan main yakni
lomba memindahkan bola kecil, membawa kelereng dengan sendok, memasukkan
49
bendera ke dalam botol, dan bermain bebas dengan bola (lihat lampiran no. 4
halaman 147-158).
Pada hari keempat penelitian, Bu VN mempersiapkan kertas karton yang
telah digambar bentuk wajah (tanpa telinga), spidol, karet, alat pelubang kertas,
gunting, daun berukuran agak lebar, lidi yang sudah dipotong kecil-kecil untuk
mengaitkan, daun pisang kurang lebih berukuran lebar 8 cm, serta alat musik
yakni gamelan, rebana, dan bathok. Alat dan bahan yang dipersiapkan sesuai
dengan kegiatan main yakni membuat topeng dari karton, mahkota, terompet, dan
bermain musik. Pada hari kelima penelitian, Bu VN mempersiapkan kertas karton
yang telah digambar bentuk wajah (tanpa telinga), spidol, karet, alat pelubang
kertas, gunting, daun berukuran agak lebar, lidi yang sudah dipotong kecil-kecil
untuk mengaitkan, serta alat musik yakni gamelan, rebana, dan bathok. Alat dan
bahan yang dipersiapkan Bu VN sesuai dengan kegiatan main yakni membuat
topeng dari karton, mahkota, menyambung karet, dan bermain musik (lihat
lampiran no. 4 halaman 159-169).
50
Gambar 2. Guru Menata Alat dan Bahan Main
Data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi menggambarkan bahwa
pijakan lingkungan main dilakukan guru sebelum main pembukaan di dalam
Sentra APET PAUD Bina Buah Hati. Guru menyiapkan alat dan bahan yang
dipersiapkan digunakan pada saat proses kegiatan pembelajaran.
2. Penyambutan anak
Penyambutan anak dilakukan di pintu masuk sekolah oleh guru yang piket.
Pada hari pertama penelitian, guru yang bertugas ialah Bu YL dan Bu FT,
selanjutnya hari kedua yakni Bu TN serta Bu NN. Guru yang bertugas
menyambut anak pada hari ketiga penelitian ialah Bu YL dan Bu KN, hari
keempat yakni Bu FT dan Bu TN, selanjutnya hari kelima ialah Bu FT dan Bu
YL. Guru yang bertugas melakukan pijakan lingkungan main ketika semua anak
51
sedang main pembukaan (lihat lampiran no. 3 halaman 132 dan lampiran no 4
halaman 140-169).
Guru yang bertugas menyambut anak selalu membiasakan anak mencium
tangan guru dan meletakkan sepatu serta tas pada tempatnya. Anak-anak yang
telah meletakkan tas dan sepatunya dipersilakan main bebas atau makan sarapan
bagi yang membawa bekal. Anak-anak bermain bebas mendapatkan pengawasan
dari guru piket dan guru lainnya yang telah selesai melaksanakan pijakan
lingkungan main (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).
Berdasarkan data hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi bahwa
penyambutan anak setiap pagi dilakukan oleh guru piket di dekat pintu masuk
sekolah. Guru yang bertugas menyambut anak selalu membiasakan anak mencium
tangan dan meletakkan tas serta sepatu pada tempatnya. Anak-anak dipersilakan
main bebas dengan pengawasan guru piket dan guru lain yang telah selesai
melakukan pijakan lingkungan main.
3. Main pembukaan
Main pembukaan dilakukan di dalam aula dan di halaman sekolah pada hari
Senin sampai dengan Jumat kurang lebih pada pukul 08.00. Pada hari Sabtu
semua kelompok usia melakukan main pembukaan di dalam aula. Anak kelompok
usia 2-3 dan 3-4 tahun melakukan main pembukaan di aula. Anak kelompok usia
4-5 dan 5-6 tahun melakukan main pembukaan di halaman PAUD Bina Buah
Hati. Semua main pembukaan dipimpin oleh guru piket. Hari pertama penelitian,
guru piketnya ialah Bu TR, Bu NN, dan Bu KN kemudian hari kedua yakni Bu
TN serta Bu TR. Guru piket pada hari ketiga penelitian ialah Bu AN, hari keempat
52
yakni Bu VN dan Bu AN, selanjutnya pada hari kelima ialah Bu Bu TR, Bu NN,
serta Bu KN (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).
Main pembukaan berisikan gerak dan lagu, melatih anak menggerakkan
tangan, kaki, kepala, dan tubuhnya. Lagu yang dinyanyikan menggunakan Bahasa
Indonesia dan Bahasa Jawa. Sebagai contoh guru dan anak di bawah kelompok
TK menyanyikan lagu “Sluku-sluku Bathok” ketika gerakan pendinginan.
Perbedaan main pembukaan kelas TK dan dibawahnya yakni pada jenis
gerakannya. Gerakan anak TK lebih komplek dibandingkan kelompok lainnya.
Sebagai contoh ialah anak TK melakukan gerakan loncat sedangkan kelompok
lainnya tidak. Pada hari Sabtu, semua anak berkumpul di ruang aula dan
melakukan senam Indonesia Sehat bersama-sama dengan bimbingan guru piket
(lihat lampiran no. 4 halaman 140-169). Hal tersebut sesuai dengan data hasil
wawancara yang memberikan informasi bahwa kegitan di lingkaran besar
dilakukan sesuai dengan perencanaan hari itu. Kegiatan di lingkaran besar itu
disebut dengan main pembukaan dan guru untuk mengenalkan gerakan dan lagu
(lihat lampiran no. 3 halaman 132).
Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa
main pembukaan dilakukan di tempat yang berbeda bagi anak kelompok TK dan
bawahnya, kecuali hari Sabtu semua anak berkumpul di aula untuk melakukan
senam. Guru mengajak anak melakukan gerakan yang diriingi lagu berbahasa
Indonesia dan Jawa. Guru dapat memilih lagu sesuai RPPH hari itu.
53
4. Transisi
Main pembukaan ditutup dengan membagi anak-anak ke dalam sentra
sesuai jadwalnya. Selanjutnya anak-anak pergi ke kelas dengan didampingi guru
sentra. Bu VN mendampingi anak kelompok bermian dengan membentuk kereta
dan menyanyikan lagu “Naik Kereta”. Anak-anak yang telah sampai di kelas
langsung duduk di atas karpet membentuk lingkaran. Guru mengajak anak-anak
berdoa dengan menggunakan bahasa Indonesia. Guru meminta salah seorang anak
untuk memimpin doa, pada penelitian hari pertama dan keempat. Guru tidak
meminta anak memimpin berdoa pada penelitian hari kedua dan ketiga.
Selanjutnya, guru lupa mengajak siswa berdoa pada penelitian hari kelima.
Setelah selesai berdoa, guru akan mempersiapkan minum untuk anak-anak yang
dituangkan di dalam gelas. Setiap anak mempunyai gelas yang telah ada namanya
masing-masing. Guru juga memberikan kesempatan kepada anak yang ingin
minum dan buang air kecil. Guru mengajak semua anak yang telah berada dalam
kondisi tenang, tidak haus ataupun menahan buang air untuk bernyanyi dalam
lingkaran. Guru mengajak anak-anak menyanyikan lagu yang sesuai dengan
RPPH hari itu. Sebagai contoh, guru mengajak anak menyanyikan lagu Tujuh
Belas Agustus ketika tema HUT RI (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).
Hal tersebut sesuai dengan data hasil wawancara yang memberikan
informasi bahwa sebelum pijakan sebelum main dimulai, ada masa transisi. Masa
transisi adalah waktu yang digunakan untuk menenangkan para anak. Guru
mengajak anak ke kelas dengan membentuk kereta untuk kelas yang kecil. Trasisi
dilakukan dalam circle time dan dimulai dengan berdoa bersama. Kemudian
54
mempersilakan anak anak melakukan toilet training dan minum dulu. Anak-anak
yang telah duduk melingkar lagi, akan diajak untuk bernyanyi bersama dan
bercakap-cakap (lihat lampiran no. 3 halaman 123 dan 132 serta lampiran no. 6
halaman 191).
Berdasarkan data hasil dokumentasi, observasi dan wawancara dapat
diperoleh informasi bahwa transisi dilakukan setelah main pembukaan. Transisi
dilakukan dengan duduk melingkar di dalam sentra dan dimulai dengan berdoa.
Anak-anak yang telah berdoa kemudian mendapat kesempatan untuk minum dan
buang air kecil. Anak-anak kemudian kembali duduk melingkar di atas karpet dan
bernyanyi serta bercakap-cakap dengan guru. Transisi bertujuan untuk
menenangkan anak-anak setelah main pembukaan serta persiapan sebelum masuk
ke pijakan sebelum main.
Gambar 3. Waktu Transisi Guru Menyiapkan Minum untuk Siswa
55
5. Pijakan sebelum main
Pijakan sebelum main dilakukan di dalam Sentra APET setelah masa
transisi. Pada awal pijakan sebelum main, guru mengkondisikan anak-anak agar
siap mengikuti pembelajaran serta menyiapkan spidol sebagai alat tulis. Waktu
yang dibutuhkan untuk mengkondisikan anak-anak dalam masa transisi kurang
lebih selama lima sampai sepuluh menit. Pada pijakan sebelum main, Bu VN
mengawalinya dengan presensi kehadiran siswa, perkenalan tema dan sub tema,
penjelasan permainan dan aturan main, serta pemilihan siapa yang akan bermain
dahulu. Pijakan sebelum main dilakukan kurang lebih selama tiga puluh sampai
lima puluh menit (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).
Pertama-tama, guru menanyakan nama sentra, hari, serta tanggal hari itu
kemudian menuliskannya di whiteboard. Kesempatan tersebut digunakan guru
untuk melatih anak mengeja huruf dan angka. Selain itu, guru juga mengajak anak
berhitung baik menggunakan Bahasa Indonesia maupun Bahasa Jawa. Kegiatan
setelah presensi ialah penjelasan tema dan sub tema (lihat lampiran no. 4 halaman
140-169).
Guru menjelaskan tema dan sub tema dengan melakukan tanya jawab
dengan anak dan menggambarkan benda ataupun kegiatan yang terkait materi di
whiteboard. Guru juga mengajak anak menyanyikan lagu-lagu yang terkait.
Sebagai contoh, pada penjelasan tema HUT RI sub tema Lomba HUT RI, guru
menggambarkan bendera merah putih dan lomba makan kerupuk di whiteboard,
selanjutnya mengajak anak-anak menyanyikan lagu Tujuh Belas Agustus.
56
Selanjutnya guru memberitahukan nama permainan hari itu dan menjelaskan
cara mainnya. Kemudian guru menunjuk siapa yang akan bermain dahulu dengan
menyebutkan inisial huruf depan namanya atau meminta anak untuk sobyong.
Pada kegiatan hari pertama sampai ketiga penelitian kegiatan main dilakukan di
luar kelas karena bentuk kegiatannya permainan. Pada kesempatan tersebut guru
melatih anak gotong royong dengan minta tolong anak-anak bersama-sama
membawa alat main ke luar kelas (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).
Data observasi tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang
menginformasikan bahwa guru mengajak siswa duduk melingkar dengan posisi
guru menghadap ke arah anak-anak. Kemudian guru menyapa, mengajak berdoa,
mempresensi, memberitahukan, dan menjelaskan tema serta kegiatan main hari itu
(lihat lampiran no. 3 halaman 123 dan 132).
Guru juga melakukan pendampingan kepada siswa yang menangis ketika
masuk ke sentra. Guru mendekati anak dan memberikan pengertian agar anak
segera diam. Guru membiarkan anak sendirian ketiak tidak dapat dirayu. Guru
memberikan waktu sendiri kepada anak agar tenang dan kembali fokus dengan
anak-anak yang lainnya. Guru memulai pijakan sebelum main dengan
mengkondisikan suasana kelas agar nyaman dahulu. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan tanya jawab tentang keseharian anak apakah sudah sarapan atau belum
serta mengajak tepuk dan bernyanyi. Secara keseluruhan, pijakan sebelum main
adalah waktu yang digunakan guru untuk mengkondisikan anak dalam keadaan
tenang dan siap mengikuti kegiatan di sentra serta mengenalkan setingan kegiatan
hari itu (lihat lampiran no. 3 halaman 123 dan 132).
57
Data observasi dan wawancara diperkuat oleh data dokumentasi yang
menunjukkan bahwa pijakan sebelum main meliputi beberap hal. Kegiatan
pertama dalam pijakan sebelum main ialah berdoa sebelum belajar, bercerita dan
bercakap-cakap tentang tema/sub tema, penyampaian kegitan main dan aturan
main, serta transisi sebelum main dengan menyebutkan nama anak. Guru
mengakhiri pijakan sebelum main dengan mempersilakan anak untuk bermain
(lihat lampiran no. 5 halaman 172).
58
Gambar 4. Pijakan Sebelum Main di Sentra APET
Hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dipaparkan
menunjukkan bahwa pijakan sebelum main dimulai dengan mengkondisikan anak
dalam keadaan tenang dengan cara menanyakan apakah sudah sarapan atau belum
serta mengajak bernyanyi dan tepuk. Kegiatan selanjutnya ialah presensi,
Gambar a. Pembelajaran dibuka dengan Gambar b. Pendidik mempresensi dan
circle time dan menjelaskan tema serta sub tema
Gambar c. Pendidik menjelaskan permaina
59
menjelaskan tema dan sub tema, permainan yang akan dimainkan, cara
memainkan, serta aturan permainan. Pijakan sebelum main diakhiri dengan
menunjuk siapa dahulu yang akan bermain dengan cara mengeja huruf nama anak
atau mengajak sobyong.
6. Pijakan saat main
Pijakan saat main pada Sentra APET kurang lebih dilakukan selama tiga
puluh menit. Selama lima hari observasi, menunjukkan bahwa pijakan saat main
dapat dilakukan di dalam atau luar kelas sesuai jenis permainnya. Berdsasarkan
observasi hari pertama dan kedua, permainan dilakukan di halaman sekolah, hari
ketiga di aula, sedangkan hari keempat serta kelima di dalam Sentra APET.
Kegiatan main hari pertama sampai ketiga ialah dalam bentuk game sehingga
dilaksanakan di halaman dan aula (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).
Kegiatan game dimulai dengan memberikan arahan, mencontohkan
permainan serta menentukan anak yang akan bermain terlebih dahulu. Guru juga
membuat garis start dan finish untuk kegiatan lomba bakiak, membawa dan
memindahkan bola, serta holahop. Guru mengatur alat main sesuai tempatnya.
Guru selalu memberikan arahan kepada anak ketika game berlangsung. Selain itu,
guru juga mengawasi anak bermain, merayu anak yang kurang tertarik bermain,
menasihati anak yang tidak bermain sesuai aturan, serta memberikan semangat
dan motivasi. Anak-anak terlihat bermain sangat antuas, saling memberi semangat
kepada teman yang sedang bertanding, dan mampu antre menunggu giliran. Guru
juga mengambil foto kegiatan main siswa di halaman (lihat lampiran no. 4
halaman 140-169).
60
Kegiatan hari keempat dan kelima ialah permainan keterampilan sehingga
dapat dilakukan di dalam Sentra APET. Pada kegiatan hari keempat guru
menyediakan permainan membuat topeng, mahkota, memainkan alat musik, dan
membuat terompet dari daun. Anak-anak terlihat bermain dengan senang, dan
saling menolong. Sedangkan hari kelima menyediakan permainan membuat
topeng, menyambung karet, membuat mahkota, dan bermain alat musik. Kegiatan
main hari dalam dua hari itu berbeda karena disesuaikan dengan kelompok siswa
yang bermain di Sentra APET. Hari keempat ialah jadwalnya kelompok bermain
sedangkan berikutnya untuk kelas Taman Kanak-kanak (lihat lampiran no. 4
halaman 140-169).
Pada kegiatan hari keempat dan kelima, guru senantiasa memberikan contoh
kepada anak yang kesulitan. Guru juga mengarahkan bagaimana cara
menggunting lingkaran, menusukkan lidi pada daun untuk membuat mahkota, dan
membuat terompet. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa yang belum
mau bermain ataupun yang sudah namun dapat melakukan lebih dari hasil
sebelumnya. Sebagai contoh ialah guru merayu anak yang tidak mau bermain
dengan cara membuat dan meniup terompet di depan anak kemudian anak tersebut
tergoda untuk bermain. Hal lainnya ialah ketika ada anak yang telah selesai
membuat mahkota, kemudian guru meminta untuk menghiasnya agar terlihat lebih
menarik (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).
Data observasi tersebut diperkuat dengan hasil wawancara yang
menyebutkan bahwa adakalanya guru memberikan pilihan kepada anak untuk
bermain di dalam atau luar kelas sesuai jenis kegiatan mainnya. Kegiatan main
61
yang dilakukan di luar dan dalam kelas sekaligus maka guru akan keluar masuk
ruang kelas dalam mengawasi dan mendapingi siswa bermain. Pilihan lain yakni
anak diajak bermain di dalam kelas dahulu, kemudian keluar kelas. Kegiatan main
yang dilakukan semua siswa akan mendapatkan pengawasan, penguatan, dan
pendampian.
Pengawasan kepada anak agar bermain dengan tertib dan tidak berebut.
Guru memberikan penguatan kepada anak yang tidak ingin ataupun yang telah
bermain agar mampu mencapai target yang telah ditentukan. Kemudian
pendampingan dilakukan guru kepada anak yang masih kesulitan melakukan
kegiatan. Sebagai contoh, guru memberikan arahan cara menggunting yang benar
serta meminta anak mencoba dahulu. Hal tersebut dilakukan agar anak berani
mencoba dan dapat mandiri melakukan sesuatu, tidak menggantungkan diri
dengan orang lain (lihat lampiran no. 3 halaman 125). Berdasarkan hasil
dokumentasi yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa guru, memperkuat
bahasa anak, mencatat perkembangan anak, serta membantu anak yang
membutuhkan (lihat lampiran no. 5 halaman 172).
62
Gambar 5. Guru Mendampingi dan Memotivasi Siswa Bermain
Hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dipaparkan
menunjukkan bahwa pada pijakan saat main merupakan waktu bermainnya anak.
Guru berperan sebagai pengawas, pendamping, dan motivator. Siswa melakukan
kegiatan main dengan tujuan dapat mencapai tingkat pencapaian yang telah
ditentukan dalam RPPH. Anak bermain dengan alat permainan edukatif
tradisional berupa daun nangka untuk membuat mahkota dari daun, bendera
merah putih berukuran kecil dan botol bekas, bakiak, bola besar dan kecil warna-
warni, kelereng dan sendok untuk membantu keseimbangan, kertas untuk
membuat topeng, karet yang akan disabung, daun pisang untuk membuat terompet
serta alat musik tradisional seperti gamelan, rebana, dan bathok.
63
7. Pijakan Setelah Main dan Snack Time
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh data bahwa pijakan setelah main
merupakan kegiatan membereskan alat main, recalling, dan dilanjutkan dengan
snack time. Pijakan setelah main dilakukan dengan membersihkan alat, bahan, dan
ruang kelas, mengembalikannya ke dalam rak dan almari, serta menyimpan bahan
yang tersisa. Guru juga ikut serta dalam membersihkan ruang kelas (lihat lampiran
no. 4 halaman 140-169).
Siswa dan guru yang telah selesai membersihkan ruang kelas kemudian
pergi ke kamar mandi untuk cuci tangan. Siswa dan guru kemudian duduk
melingkar di sentra APET dan tanya jawab mengenai perasaan anak setelah
bermain serta tentang kegiatan hari itu. Tanya jawab yang telah selesai kemudian
dilanjutkan dengan makan snack. Pada hari pertama, tanya jawab dilakukan dua
kali. Pertama, guru menanyakan tentang kegiatan main yang telah dilakukan.
Kedua, guru menanyakan tentang penjelasan terkait tema dan sub tema (lihat
lampiran no. 4 halaman 140-169).
Setiap hari pegawai sekolah mengantarkan makanan ringan dan minuman ke
setiap kelas ketika waktu pijakan setelah main sehingga guru dapat langsung
membagikannya kepada para siswa. Makanan yang dibagikan biasanya kue
tradisional dan minumnya teh manis atau jeruk hangat. Guru selalu mengajak
siswa berdoa sebelum makan. Doa sebelum makan menggunakan bahasa Arab
bagi yang beragaman muslim. Sedangkan siswa yang beragama selain Islam, guru
membimbingnya berdoa menggunakan bahasa Indonesia. Pada penelitian hari
64
pertama dan kedua, guru meminta seorang siswa memimpin doa sebelum makan
(lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).
Siswa makan dan minum dengan tertib. Guru menggunakan kesempatan
makan ini untuk membiasakan siswa menerima sesuatu dengan tangan kanan,
makan dengan sopan, dan mengucapkan terima kasih atas pemberian orang lain.
Selain itu guru juga membiasakan anak untuk bertanggung jawab atas makanan
yang telah diambilnya. Guru mempersilakan siswa membawa pulang makanan
yang tidak habis atau ingin menyantapnya di rumah (lihat lampiran no. 4 halaman
140-169).
Hasil observasi tersebut diperkuat dengan data wawancara yang
menyebutkan bahwa pada saat pijakan setelah main guru mengajak para siswa
membereskan alat dan bahan main. Alat main dikembalikan ke tempatnya, dan
membantu guru membersihkan ruang kelas. Setelah merapikan ruang kelas, guru
dan para siswa cuci tangan di kamar mandi kemudian kembali duduk melingkar
(lihat lampiran no. 3 lampiran 127).
Pada saat duduk melingkat tersebut, guru menanyakan perasaan anak hari
ini senang ataukah tidak, kemudian pertanyaan tentang kegiatan hari ini. Setelah
waktu tanya jawab selesai, dilanjutkan snack time. Makanan dan minuman telah
diantarkan ke kelas oleh petugas sehingga guru dapat langsung membagikannya
ketika semua anak telah siap. Makanan yang disediakan sekolah biasanya kue
tradisional (lihat lampiran no. 3 halaman 126). Data hasil wawancara dan
observasi tersebut diperkuat dengan analisa dokumentasi yang memberikan
informasi bahwa pijakan setelah main merupakan waktu yang diberikan kepada
65
siswa untuk merapikan mainan, diskusi tentang perasaan diri selama melakukan
kegiatan bermain, serta penguatan pengetahuan yang diperoleh anak (lihat
lampiran no. 5 halaman 172).
66
Gambar 6. Pijakan Setelah Main, Membereskan Alat dan Bahan Main, Recalling,
dan Snack Time.
Gambar a. Siswa membereskan Gambar b. Guru mendampingi siswa alat dan
bahan main cuci tangan
Gambar d. Guru membagikan minum Gambar c. Siswa cuci tagan di kamar
dan makan mandi
67
Hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi menunjukkan bahwa pijakan
setelah main dilakukan guru dengan mengajak siswa membereskan alat dan bahan
main, cuci tangan, circle time, recalling, berdoa, minum serta makan makanan
ringan. Kegiatan recalling yang dilakukan meliputi tanya jawab perasaan anak
ketika bermain dan kegiatan apa saja yang telah dilakukan. Guru juga
membiasakan siswa untuk makan dengan tertib serta menerima pemberian orang
lain dengan tangan kanan dan mengucapkan terima kasih.
8. Penutup
Kegiatan penutup dilakukan setelah para siswa selesai snack time. Guru dan
siswa membaca doa setelah makan kemudian dilanjutkan dengan doa setelah
belajar. Doa setelah makan menggunakan Bahasa Arab sedangkan setelah
belajarnya Bahasa Indonesia, “Tuhan Yang Maha Esa. Kami mohon keselamatan.
Semoga ilmu yang didapat dapat berguna bagi kita semua. Aamiin”. Guru
mengucapkan salam dan mengingatkan kepada anak-anak hari masuk berikutnya.
Para siswa mencium tangan guru satu per satu dengan tertib (lihat lampiran no. 4
halaman 140-169).
Hasil observasi tersebut sesuai dengan data dokumentasi. Data dokumentasi
memberikan informasi bahwa guru menginformasikan kegiatan untuk esok hari
dan berdoa setelah belajar (lihat lampiran no. 5 halaman 172 dan lampiran no 6
halaman 190). Berdasarkan data hasil observasi dan dokumentasi dapat diperoleh
informasi bahwa kegiatan penutup terdiri dari pesan guru tentang pembelajaran
esok hari, doa setelah belajar, salam, dan berjabat tangan.
68
9. Pengaturan Ruang Kelas
Pengaturan ruang kelas Sentra APET diatur guru kelas sendiri. Ruang kelas
Sentra APET terdapat rak, almari, whiteboard, hiasan dinding (foto gambar
permainan tradisional, kipas, wayang, tulisan aksara jawa yang ditempel dalam
bentuk buah, serta daftar gambar buah), jam dinding, karung besar berisi bola,
serta papan hasil karya. Semua benda tersebut diletakkan di tepi ruang kelas
sehingga bagian tengan dapat digunakan untuk duduk melingkar. Almari di Sentra
APET berjumlah dua buah. Satu almari berukuran besar untuk menyimpan alat
main dan satu lagi berukuran lebih kecil digunakan sebagai tempat penyimpanan
alat tulis dan admnistrasi guru kelas. Sedangkan raknya berjumlah dua buah
digunakan untuk menyimpan alat main semua (lihat lampiran no. 4 halaman 140-
169 dan lampiran no 5 halaman 171).
Sentra APET mempunyai sebuah whiteboard berukuran kecil dan digantung
rendah di dinding. Whiteboard digunakan guru untuk mempresensi siswa serta
alat yang digunakan untuk menjelaskan tema/sub tema hari itu. Selanjutnya ada
gambar anak yang sedang bermain permainan tradisional seperti layang-layang,
benthik, egrang, sundamanda, d dan an jaranan dari tulang daun pisang (lihat
lampiran no. 4 halaman 140-169 dan lampiran no 5 halaman 171).
Jam dinding di Sentra APET berjumlah satu dan digantung di atas almari.
Selanjutnya terdapat karung yang berisikan beberapa bola besar. Sentra APET
juga mempunyai papan hasil karya yang berbentuk rumput besar. Papan hasil
karya terbuat dari gabus yang berwarna hijau (lihat lampiran no. 4 halaman 140-
169 dan lampiran no 5 halaman 171).
69
Alat main yang disediakan guru setiap hari diambil dari almari atau rak
penyimpanan dan diletakkan di lantai ruang kelas. Guru menata alat main di
bagian belakang kelas dan karpet di sebelah depannya. Karpet disiapkan dekat
dengan whiteboard sehingga ketika duduk melingkar guru mudah untuk menulis.
Jumlah siswa yang banyak akan membuat mereka duduk berdekatan dan sempit,
sehingga guru meminta beberapa anak mengambil karpet berukuran kecil sebagai
alas duduk (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169 dan lampiran no 5 halaman
171).
Data dokumentasi dan observasi diperkuat dengan hasil wawancara yang
memberikan informasi bahwa penataan ruang kelas diatur sesuai peraturan
sekolah. Pengaturan ruang kelas dilakukan oleh guru sentra sendiri. Pengaturan
ruang kelas dilakukan dengan memperhatikan pencahayaan yang cukup,
memudahkan anak mengambil alat main dan bermain, serta kenyamanan dan
keamanan bagi para siswa. Benda yang tajam dan bahaya disimpan di tempat yang
sulit dijangkau anak (lihat lampiran no. 3 halaman 117 dan 132).
Berdasarkan data hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi tersebut
diperoleh informasi bahwa pengaturan ruang kelas dilakukan oleh guru sentra. Hal
yang diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas antara lain cahaya yamg masuk
cukup sehingga kelas menjadi terang tanpa perlu menyalakan lampu, penataan alat
dan bahan main yang rapi sehingga memudahkan anak menjangkaunya, semua
benda ditata di tepi kelas sehingga bagian tengah dapat digunakan untuk duduk
melingkar, dan keamaan bagi para siswa dari benda tajam atau berbahaya. Benda-
benda yang terdapat di Sentra APET antara lain alat main, rak, almari,
70
whiteboard, foto gambar permainan tradisional yang dipasang di dinding, jam
dinding, karung besar berisi bola, serta papan hasil karya.
10. Alat permainan edukatif tradisional
Alat main yang terdapat di Sentra APET terdiri dari beberapa macam, antara
lain holahob, bola, berbagai macam jaranan, bakiak, kelereng, dhakon, bendera
merah putih kecil, botol, lidi, karet, bathok, eggrang dari bathok kelapa dan
bambu, topeng, kerang, boneka dari serat bambu, wayang, layang-layang, bola
bekel, ketapel, pistol dari kayu, gangsing, kitiran, dan kentongan. Selain itu,
Sentra APET juga mempunyai alat musik yang meliputi gamelan, rebana, bathok,
seruling, serta angklung. Semua alat permaian tersebut tersimpan rapi di dalam
almari, rak, dan karung besar (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169 dan lampiran
no 5 halaman 171).
Semua alat permainan tersebut diperoleh dari labsite BPKB, Sentra Bahan
Alam dan Seni, bantuan dari lembaga BPKB (Toko ABC Toys), pengadaan sendiri
dari sekolah maupun guru. Semua pengadaan tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan Sentra APET. Ketika alat permainan tidak ada ataupun sudah habis dan
rusak, maka akan diadakan pengadaan. Pengadaan tersebut dapat dilakukan oleh
guru sentra ketika dalam kondisi mendesak. Pengadaan lainnya dapat dilakukan
ketika guru kelas memberikan usulan pada saat rapat kerja tahunan sekolah.
Semua biaya pengadaan alat main ditanggung oleh pihak sekolah (lihat lampiran
no. 3 halaman 117, 133, dan 136).
Penggunaan alat tersebut dalam pijakan saat main Sentra APET dipilih
sesuai dengan kegiatan yang ada dalam RPPH. Guru memilih alat main yang
71
memenuhi beberapa syarat, antara lain aman, bersih, dan sesuai dengan tingkatan
usia anak. Jenis permainan dalam pijakan saat main dibedakan berdasarkan sifat
permainan, alat yang digunakan, serta tempat pelaksanaan. Jenis permainan
berdasarkan sifatnya yakni permainan keterampilan atau games. Permainan
keterampilan yang dilakukan ketika pijakan saat main adalah membentuk daun
nangka menjadi kuluk serta membuat terompet dari daun pisang. Permainan
games yang dilakukan ketika pijakan saat main contohnya lomba bakiak dan
holahop (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).
Permainan berdasarkan alatnya dibagi menjadi dua yakni yang
menggunakan alat seperti bakiak, holahop, dan egrang dari tempurung kelapa.
Menurut data wawancara, permainan yang tidak menggunakan alat contohnya
petak umpet, bentengan, dan gobag sodor namun kegiatan tersebut belum
dilakukan selama penelitian berlangsung. Selanjutnya permainan yang dilakukan
di dalam ataupun luar kelas. Guru mengajak siswa lomba bakiak dan holahop di
halaman sekolah. Guru mengajak siswa bermain keterampilan di dalam sentra,
contohnya membuat kuluk dan terompet dari daun pisang (lihat lampiran no. 4
halaman 140-169 dan lampiran no 3 halaman 117 dan 133).
Tujuan penggunaan alat permainan edukatif tradisional di Sentra APET
yakni untuk mengenalkan kembali permainan tradisional. Mengenalkan cara
pembuatan dan bagaimana memainkannya. Hasil karya anak ketika bermain dapat
dibawa pulang atau disimpan di sekolah jika memungkinkan. Siswa PAUD Bina
Buah Hati sebagian besar tinggal di daerah perkotaan sehingga penggunaan alat
permainan edukatif tradisional dapat menarik perhatiannya dan meningkatkan
72
semangat memainkannya. Penggunaan alat permainan edukatif tradisional setiap
harinya telah direncanakan guru sentra agar dapat mengembangkan kemampuan
anak sesuai muatan materi yang tercantum dalam RPPH. Penyusunan RPPH
setiap harinya telah mencakup keterangan alat dan bahan yang akan digunakan
(lihat lampiran no. 3 halaman 118 dan lampiran no. 5 halaman 171).
Berdasarkan data hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diperoleh
informasi bahwa semua alat permainan di Sentra APET kecuali bola disimpan
dalam almari dan rak. Sedangkan berbagai bola besar disimpan dalam karung
besar. Semua alat permainan diperoleh dari labsite BPKB, Sentra Bahan Alam dan
Seni, bantuan dari lembaga BPKB (Toko ABC Toys), serta pengadaan sendiri dari
sekolah maupun guru. Tujuan penggunaan alat permainan edukatif tradisional di
Sentra APET ialah mencapai tujuan sentra, mengenalkan kembali permainan
tradisional kepada para siswa yang sebagian besar tinggal di daerah perkotaan.
Penggunaan dan pemilihan alat permainan edukatif tradisional disesuaikan dengan
daftar yang tercantum dalam RPPH.
Data wawancara, observasi, dan dokumentasi memberikan informasi bahwa
pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati berdasarkan
dari empat pijakan. Pertama, pijakan lingkungan main. Guru menata ruang kelas
dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan main ketika
pagi hari sebelum menyambut siswa datang. Guru menata ruang kelas dengan
karpet yang direntangkan di lantai kelas, spidol dan penghapus yang diletakkan di
dekat whiteboard, dan bahan main yang diatur di lantai. Pengaturan bahan main
dilengkapi dengan karpet kecil untuk tempat duduk anak.
73
Kegiatan selanjutnya yakni penyambutan anak. Guru menyambut anak anak
yang datang ke sekolah kemudian mempersilakan dan mengawasinya bermain
bebas. Kegiatan selanjutnya ialah main pembukaan. Semua anak kelompok usia 2-
3 dan 3-4 tahun masuk ke dalam aula untuk melakukan gerakan yang diiringi
dengan lagu berbahasa Indonesia dan Jawa. Kelompok usia 4-5 dan 5-6 tahun
melakukan main pembukaan di halaman sekolah dipimpin oleh guru piket. Pada
hari Sabtu semua kelompok usia melakukan senam bersama di aula sebagai
kegiatan main pembukaan.
Kegiatan main pembukaan selesai kemudian dilanjutkan dengan transisi.
Para siswa masuk ke dalam sentra untuk berdoa dan mendapat kesempatan untuk
minum serta buang air kecil dahulu. Tujuan kegiatan transisi yakni menenangkan
siswa setelah main pembukaan serta persiapan sebelum masuk ke pijakan sebelum
main. Para siswa telah selesai melaksanakan transisi kemudian duduk melingkar
dan guru memulai pijakan sebelum main.
Pijakan sebelum main meliputi pengkondisian agar siswa tenang
menggunakan nyanyian dan tepuk, presensi kehadiran dengan menuliskan di
whiteboard , tanya jawab dan menggmbarkan gambaran tentang tema dan sub
tema, serta penjelasan permainan dan cara main dengan memegang langsung alat
mainnya. Guru bersama anak-anak kemudian menyebutkan aturan permainan
bahwa tidak boleh berebut, bermain bersama, bermain hingga tuntas, dan ketika
sudah bel berbunyi mainannya dibereskan. Pijakan sebelum main diakhiri guru
dengan menunjuk siapa dahulu yang akan bermain. Guru mengeja huruf nama
74
anak atau mengajak sobyong. Siswa masuk ke kegiatan selanjutnya, yakni pijakan
saat main.
Pijakan saat main adalah waktu bermainnya siswa. Siswa melakukan
kegitan main dengan tujuan dapat mencapai tingkat pencapaian yang telah
ditentukan dalam RPPH. Siswa bermain menggunakan alat dan bahan tradisional
yang telah disediakan guru, sebagai contoh daun, lidi, daun pisang, serta beberapa
alat musik. Guru berperan sebagai pengawas, pendamping, dan motivator. Pijakan
saat main kurang lebih dilaksanakan selama kurang lebih tiga puluh menit,
kemudian dilanjutkan dengan pijakan setelah main dan snack time.
Pijakan setelah main yakni waktunya guru mengajak siswa mengembalikan
alat ke tempatnya, membersihkan sisa bahan main yang tidak dapat digunakan
lagi dengan cara mengambilnya lansgusng menggunakan tangan lalu
membuangnya ke tempat samapah sedangkan guru menyapu keseluruhan lantai
kelas. Kegiatan selanjutnya cuci tangan, circle time, recalling, berdoa, minum
serta snack time. Minum dan makanan ringan disediakan dari sekolah, setiap anak
mendapat sebuah gelas yang ada namanya masing-masing. Pada pijakan setelah
main, guru juga membiasakan siswa untuk makan dengan tertib serta menerima
pemberian orang lain dengan tangan kanan dan mengucapkan terima kasih.
Pijakan setelah main kemudian dilanjutkan kegiatan penutup. Guru memberikan
pesan mengenai pembelajaran esok hari, doa setelah belajar, salam, dan berjabat
tangan. Pijakan setelah main sampai penutup kurang lebih dilakukan selama dua
puluh sampai tiga puluh menit.
75
c. Deskripsi Data Evaluasi Pembelajaran di Sentra APET di PAUD Bina
Buah Hati
Evaluasi pembelajaran di Sentra APET dilakukan dengan tiga teknik antara
lain, catatan anekdot yakni catatan mengenai suatu hal yang tidak biasa muncul
pada diri anak. Kedua ialah skala capaian perkembangan yang terdiri dari skor
belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan
berkembangan sangat baik. Teknik yang ketiga ialah catatan hasil karya yang
berupa portofolio dan foto, guru mengambil hasil karya tebaik siswa pada setiap
bulan.
Evaluasi di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati terdiri dari tiga yakni,
evaluasi harian, bulanan, dan semesteran. Penulisan evaluasi harian dilakukan
oleh guru sentra dengan mengambil data penilaian ketika pembelajaran
berlangsung. Pengambilan data tersebut dilakukan dengan mengamati dan
mengambil gambar anak yang sedang beraktivitas. Guru mengisi lembar evaluasi
skala capaian perkembangan dan catatan anekdot ketika pembelajaran selesai.
Guru mengisi skala capaian perkembangan dan catatan anekdot selama kurang
lebih tiga puluh menit. Guru mengatakan bahwa terkadang melakukan evaluasi
harian di rumah, karena ketika pulang sekolah guru langsung menyiapkan
keperluan mandi siswa Tempat Penitipan Anak. (lihat lampiran no. 3 halaman
119, 127, dan 137).
Guru melakukan evaluasi harian sesuai dengan indikator yang terdapat
dalam RPPH. Sebagai contoh ialah muatan materi pembiasaan membangun sikap
jujur, indikatornya menjadi anak terbiasa membangun sikap jujur dan masuk
dalam program pengembangan nilai agama dan moral. Indikator penilaian tersebut
76
akan dinilai menggunakan skala capaian perkembangan. Skala capaian
perkembangan yang digunakan ialah skor 1 belum berkembang (BB), 2 mulai
berkembang (MB), 3 berkembang sesuai harapan (BSH), dan 4 berkembang
sangat baik (BSB). Guru juga membuat catatan anekdot dalam sebuah tabel yang
terdiri dari kolom tanggal, waktu, tempat, peristiwa/perilaku, dan indikator.
Sebagai contoh, guru mencatat perilaku salah seorang siswa yang telah selesai
membuat pancing namun dia mendengar temannya meminta tolong kepada guru
karena kesulitan mengerjakan. Siswa yang telah selesai tersebut kemudian
langsung berinisiatif membantu temannya. (lihat lampiran no. 5 halaman 171-
172).
Evaluasi yang kedua dilakukan setiap bulan, guru melaporkan hasil karya
terbaik setiap siswa dalam kurun waktu satu bulan, menarasikan hasil pengamatan
perkembangan serta merekap skala capaian perkembangan yang disesuaikan
dengan indikator dan kompetensi dasar. Rekapan skala capaian perkembangan
siswa setiap bulan dituliskan dalam sebuah tabel. Tabel penilaiannya berisi
keterangan kelompok usia, nama, dan semester. Tabel juga berisikan kolom
program pengembangan, kompetensi dasar dan indikator, kemudian kolom bulan
Juli samapai dengan Desember, serta capaian akhir. Kolom setiap bulan diisi
dengan skor (BB, MB, BSH, dan BSB). Skala capaian akhir merupakan angka
yang paling sering muncul selama bulan Juli sampai Desember. Angka yang ada
di kolom skala capaian akhir akan menjadi hasil semester (lihat lampiran no. 3
halaman 128 dan lampiran no. 5 halaman 172).
77
Penilaian perkembangan siswa selama bulan Juli sampai dengan Desember
kemudian dinarasikan. Guru menarasikan pencapaian anak setiap program
pengembangan. Formatnya penulisannya meliputi keterangan nama, nomor induk,
usia, semester, kemudian tabel. Tabel digunakan sebagai tempat penulisan narasi
pencapaian anak, catatan pertumbuhan yang meliputi berat badan dan tinggi
badan, serta laporan kehadiran (lihat lampiran no. 5 halaman 172).
Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi maka dapat diperoleh
informasi bahwa evaluasi pembelajaran di Sentra APET Bina Buah Hati
dilakukan setiap hari, bulanan dan semesteran dengan menggunakan teknik
catatan hasil karya, skala capaian perkembangan, serta catatan anekdot. Guru
melakukan evaluasi harian di sekolah dengan cara mengambil gambar anak ketika
pijakan saat main kemudian mengisi skala capaian perkembangan harian ketika
pulang sekolah serta membuat catatan anekdot. Skala capaian perkembangan
digunakan untuk menilai enam program pengembangan yakni nilai agama dan
moral, sosial emosional, kognitif, bahasa, motorik, dan seni. Catatan anekdot
digunakan untuk menilai perilaku anak yang tidak biasa muncul dalam
pembelajaran. Guru mengatakan bahwa terkadang melakukan evaluasi harian di
rumah karena setelah pulang sekolah segera menyiapkan keperluan mandi siswa
Tempat Penitipan Anak.
Guru melakukan evaluasi bulanan dengan menyusun catatan hasil karya
anak. Guru memilih hasil karya terbaik anak dalam kurun waktu satu bulan. Guru
juga merekap skala capaian perkembangan anak dalam setiap bulan pada setiap
kompetensi dasar. Guru mengisi skala capaian setiap bulan sesuai rekapan
78
evaluasi harian. Hasil skala capaian perkembangan anak pada bulan Juli sampai
dengan Desember kemudian dipilih skor berapa yang paling banyak muncul. Skor
yang paling banyak muncul tersebut akan menjadi skor capaian akhir siswa.
Contohnya ialah skala pencapaian perkembangan siswa A pada indikator “terbiasa
menyebut nama Tuhan sebagai pencipta” bulan Juli (3), Agustus (3), September
(2), Oktober (3), November (4), dan Desember (3) maka skor capaian akhirnya
ialah 3 (BSH). Skor capaian akhir merupakan hasil pencapaian perkembangan
anak dalam satu semester. Laporan evaluasi semester juga dilengkapi dengan
narasi perkembangan anak pada setiap program pengembangan, catatan
pertumbuhan yang meliputi berat badan dan tinggi badan, serta laporan kehadiran.
B. Pembahasan Hasil Analisis Data
Sub bab ini, peneliti akan membahas hasil penelitian mengenai perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati.
1. Rencana Pembelajaran di Sentra APET di PAUD Bina Buah Hati
Rencana pembelajaran di Sentra APET Bina Buah Hati terdiri dari program
semester, RPPM, dan RPPH. Program semester adalah pembagian materi ajar
yang akan diberikan dalam kurun waktu satu semester. Program semester disusun
oleh koordinator pembelajaran beserta para guru sentra ketika libur tahun ajaran
2014/2015 di PAUD Bina Buah Hati. Penyusunan program semester mengacu
pada Kurikulum 2013 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 146 tahun 2014 serta pengembangan muatan
79
materinya melihat pada standar nasional PAUD Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 tahun 2014.
Program semester terdiri dari judul, nama lembaga, tema, sub tema,
kompetensi dasar, serta muatan materi untuk kelompok usia 2-3, 3-4, 4-5, dan 5-6
tahun. Penyusunan program semester dimulai dengan pembagian kompetensi inti
dan kompetensi dasar yang ada pada Kurikulum 2013. Kompetensi dasar sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan dikelompokkan dalam enam
program pengembangan, yakni nilai agama dan moral, kognitif, motorik, bahasa,
sosial emosional, serta seni. Kompetensi dasar setiap program pengembangan
kemudian dibagi ke tema dan sub tema yang telah ditentukan. Kompetensi dasar
selanjutnya diuraikan dalam muatan materi yang sesuai dengan visi misi PAUD
Bina Buah Hati dan kelompok usia anak. Pembagian tema dan sub tema dilakukan
dengan menghitung jumlah minggu efektif pada setiap bulan.
Pembagian tema dan sub tema pada semester pertama sebagai berikut.
Pertama, tema HUT RI, sub temanya ialah lomba HUT RI dan karnaval. Kedua,
tema binatang dengan sub tema ikan, ayam, burung, sapi, dan kambing. Ketiga,
tema kebutuhanku, sub temanya meliputi pakaian, makanan, minuman, dan
rumah. Keempat, tema lingkunganku, sub temanya ialah keluargaku, tetanggaku,
sahabatku, danomo sekolahku. Kelima, tema budaya Jogja, sub temanya meliputi
sekaten dan kuliner Jogja
Penjelasan rencana pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati di
atas sesuai dengan tahapan perencanaan pembelajaran yang dijabarkan pada
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 bahwa perencanaan pembalajaran terdidi
80
dari program semester, RPPM, dan RPPH. Uraian terkait program semester di atas
juga sesuai dengan teori Mulyasa (2012: 126) yang mengatakan bahwa program
semester adalah rancangan pembelajaran yang berisi jaringan tema, bidang
pengembangan, tingkat pencapaian perkembangan, dan indikator yang disusun
secara urut serta sistemaris sesuai alokasi waktu.
Guru Sentra APET PAUD Bina Buah Hati menyebutkan aspek
perkembangan anak dengan program pengembangan. Enam program
pengembangan yang dikembangkan guru dalam program semester sesuai dengan
teori Mulyasa (2008: 75) yang menyatakan bahwa program kegiatan belajar
mencakup tiga bidang pengembangan, yakni pengembangan moral dan nilai-nilai
agama, pengembangan sosial dan emosional, serta pengembangan kompetensi
dasar. Kompetensi dasar yang dimaksud meliputi kognitif, fisik, dan akademik.
Menurut Mukhtar Latif, dkk (2014: 225), kegiatan main dapat memberikan
manfaat bagi aspek fisik, sosial emosional, kognitif, dan seni.
Manfaat kegiatan main bagi aspek fisik yakni memberikan kesempatan anak
melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan tubuh sehingga membuat tubuh
sehat dan otot menjadi kuat. Manfaat kegiatan main bagi aspek sosial emosional
yakni anak merasa senang karena mempunyai teman bermain dan akan
mengembangkan kecerdasan interpersonal serta intrapersonal. Manfaat kegiatan
main bagi aspek kognitif ialah membangun kecerdasan linguistik, spatial visual,
dan logic-mathematic. Manfaat kegiatan main bagi aspek seni yakni
mengembangkan kemampuan dan kepekaan anak dalam mengikuti irama, nada
berbagai bunyi, gerak, serta menghargai hasil karya yang kreatif.
81
Penentuan tema menurut Mukhtar Latif, dkk (2014: 47), dilakukan dengan
menyesuaikan lingkungan lembaga. Guru menguraikan kompetensi dasar menjadi
muatan materi yang sesuai dengan visi misi PAUD Bina Buah Hati dan kelompok
usia anak. Kegiatan ini sesuai dengan teori Masnur Muslich, (2011: 44) yang
mengatakan bahwa guru menentukan materi pembelajaran pokok pada setiap
kompetensi dasar. Trianto (2010: 25) juga mengatakan bahwa kompetensi dasar
menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
RPPM Sentra APET PAUD Bina Buah Hati mempunyai beberapa
komponen, antara lain waktu pelaksanaan, tema dan sub tema, kelompok usia,
strategi pembelajaran, kompetensi dasar, muatan materi, serta kegiatan setiap
sentra. Penyusunan RPPM sesuai dengan program semester yakni dimulai dengan
menuliskan keterangan waktu pelaksanaan, pemilihan tema dan sub tema,
kelompok usia, kompetensi dasar, muatan materi dari program semester. Guru
kemudian menambahkan strategi pembelajaran dan kegiatan main di sentra.
Penentuan kegiatan main disesuaikan dengan muatan materi yang telah ada dalam
program semester. Guru menuliskan RPPM untuk semua sentra menggunakan
cara webbing.
Pemaparan mengenai RPPM di atas sesuai dengan teori Suyadi & Dahlia
(2014: 67) yang mengatakan bahwa RPPM merupakan penjabaran dari
perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai
indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan
pembahasan tema dan sub tema. Guru menulis RPPM dalam bentuk webbing yang
82
sesuai dengan teori Trianto (2010: 41) yang menyatakan bahwa pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dilakukan
dengan mengembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa pada setiap
sub tema tertentu. Jika dikaitkan dengan RPPM Sentra APET PAUD Bina Buah
Hati, webbing yang dibuat guru menggambarkan kegiatan apa saja yang akan
dilakukan siswa pada setiap sentra.
Rencana pembelajaran selanjutnya yakni RPPH. Pada setiap RPPH
mempunyai beberapa komponen antara lain waktu pelaksanaan (semester, bulan,
hari, dan tanggal), tema dan sub tema, muatan materi, nama sentra, alat dan bahan
kegiatan main, serta proses kegiatan (pijakan lingkungan main, pelaksanaan SOP
pembukaan, pijakan sebelum main, pijakan selama main, recalling, penutup, dan
rencana penilaian). Penyusunan RPPH mengacu pada RPPM. Penyusunan RPPH
dimulai dengan menuliskan waktu pelaksanaan, tema dan sub tema, muatan
materi, serta nama sentra, kegiatan main kelompok usia tertentu sesuai dengan
yang telah tertulis pada RPPM kelompok usia yang sama. Guru kemudian
melengkapi RPPH dengan menuliskan alat dan bahan yang diperlukan ketika
kegiatan main serta rencana evaluasi pembelajaran.
Pemaparan RPPH di atas sesuai dengan teori Mulyasa (2012: 131) yang
mengatakan bahwa RPPH dalah penjabaran dari RPPM (kegiatan pembukaan,
kegiatan inti, istirahat atau makan, dan kegiatan penutup) yang akan dilaksanakan
dalam setiap kegiatan pembelajaran secara bertahap. Penyusunan RPPH tersebut
juga sesuai dengan teori Luluk Asmawati (2014: 56) yang mengatakan bahwa
rencana pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara
83
lain, karakteristik anak, konsep keahlian yang akan dikembangkan, serta
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kegiatan main antara kelompok usia
yang satu dan lainnya berbeda sesuai dengan teori Mukhtar Latif, dkk. (2014:106)
yang menyatakan bahwa bahan dan alat main yang disiapkan guru disesuaikan
dengan tahap perkembangan biologisnya untuk mendukung kemampuan anak
dalam bermain.
2. Kegiatan Pembelajaran di Sentra APET di PAUD Bina Buah Hati
Pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati terdiri
dari pijakan lingkungan main, penyambutan anak, main pembukaan, transisi,
pijakan sebelum main, pijakan saat main, pijakan setelah main dan snack time,
serta penutup. Tahap pertama yakni pijakan lingkungan main. Guru menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran. Alat yang digunakan
meliputi bakiak, holahop, egrang dari bambu, bathok kelapa, lidi, daun nangka,
daun pisang, dan alat musik (rebana dan gamelan). Guru menyiapkan alat dan
bahannya pagi hari sebelum pembelajaran dimulai. Alat Pijakan lingkungan main
yang telah selesai kemudian dilanjutkan dengan penyambutan anak. Guru
menyambut anak anak yang datang ke sekolah kemudian mempersilakan dan
mengawasinya bermain bebas.
Pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati mempunyai empat
pijakan yakni pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main,
dan pijakan setelah main. Vigotsky menekankan pentingnya pijakan dalam proses
belajar dan proses pertumbuhan, di mana anak belajar suatu konsep melalui
tahapan-tahapan pemecahan masalah (Mukhtar Latif, dkk, 2014: 82). Pijakan
84
merupakan dukungan yang diberikan kepada anak disesuaikan dengan
kemampuannya untuk mencapai suatu tingkat perkembangan tertentu. Pijakan
lingkungan main yakni pengelolaan awal lingkungan main dengan bahan-bahan
yang cukup sesuai jenis main yang akan digunakan. Pijakan sebelum main
dilakukan untuk mempersiapkan anak bermain. Pijakan saat main memberikan
anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman mainnya. Pijakan
setelah main ialah kesempatan anak membereskan alat yang digunakan dan
mengingat kembali pengalaman main.
Pemaparan pijakan lingkungan main di Sentra APET sesuai dengan
Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond Centers and Circles Time” dalam
Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan bahwa pijakan lingkungan main
diawali dengan mempersiapkan tempat belajar dengan alat dan bahan yang
dibutuhkan anak-anak serta sesuai kelompok usianya. Siswa yang telah disambut
kemudian diarahkan untuk bermain bebas. Kegiatan selanjutnya ialah main
pembukaan.
Semua anak kelompok usia 2-3 dan 3-4 tahun masuk ke dalam aula untuk
melakukan gerakan yang diiringi dengan lagu berbahasa Indonesia dan Jawa dan
dipimpin oleh guru piket. Kelompok usia 4-5 dan 5-6 tahun melakukan main
pembukaan di halaman sekolah dipimpin oleh guru piket. Pada hari Sabtu semua
kelompok usia melakukan senam di aula sebagai kegiatan main pembukaan.
Pemaparan di atas sesuai dengan Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond
Centers and Circles Time” dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan
bahwa kegiatan pembuka dapat berupa gerak dan musik. Main pembukaan
85
dipimpin oleh satu kader atau guru sedangkan yang lainnya menjadi peserta
bersama anak (mencotohkan).
Kegiatan main pembukaan selesai kemudian dilanjutkan dengan transisi.
Para siswa masuk ke dalam sentra untuk berdoa. Guru meminta salah seorang
anak untuk memimpin doa pada penelitian hari pertama dan keempat. Guru tidak
meminta anak memimpin doa pada penelitian hari ke kedua dan ketiga. Guru lupa
mengajak siswa berdoa apada penelitian hari kelima.
Siswa yang telah selesai berdoa kemudian mendapat kesempatan untuk
minum serta buang air kecil dahulu. Tujuan kegiatan transisi ini yakni
menenangkan siswa setelah main pembukaan serta persiapan sebelum masuk ke
pijakan sebelum main. Para siswa yang telah selesai melaksanakan transisi
kemudian duduk melingkar di atas karpet dan guru memulai pijakan sebelum
main.
Pelaksanaan kegiatan berdoa dan transisi di atas kurang sesuai dengan
pemaparan di atas sesuai dengan Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond
Centers and Circles Time” dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan
bahwa setelah main pembukaan siswa melakukan transisi dan kembali ke kelas
kemudian siswa duduk melingkar bersama guru. Guru memberikan salam,
menanyakan siapa yang tidak berangkat kemudian meminta seorang siswa
memimpin doa secara bergiliran setiap harinya. Ketidaksesuaian hasil data dengan
teori terletak pada waktu pelaksanaan berdoa dan siswa yang bergilir memimpin
doa.
86
Pijakan yang kedua ialah pijakan sebelum main. Pijakan sebelum main
meliputi pengkondisian agar siswa tenang dengan menanyakan kebiasan sehari-
hari seperti sudah sarapan ataukah belum, presensi, penjelasan tema dan sub tema;
permainan yang akan dimainkan; cara memainkan; serta aturan permainan.
Pijakan sebelum main diakhiri guru dengan menunjuk siapa dahulu yang akan
bermain. Guru mengeja huruf nama anak atau mengajak sobyong.
Penjelasan pijakan sebelum main tersebut kurang sesuai dengan pemaparan
di atas sesuai dengan Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond Centers and
Circles Time” dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan bahwa guru
menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Guru
membacakan buku yang berkaitan dengan tema kemudian menanyakan kembali
isi cerita. Guru mengaitkan isi cerita dengan kegiatan main yang akan dilakukan
anak. Ketidaksesuaian hasil data dengan teori terletak pada tidak adanya kegiatan
membacakan buku cerita kepada siswa ketika pijakan sebelum main di Sentra
APET PAUD Bina Buah Hati.
Pijakan yang ketiga yakni pijakan saat main. Pijakan saat main ialah waktu
yang diberikan kepada siswa untuk bermain. Siswa mulai bermain dengan
memilih permainan. Siswa bermain menggunakan alat dan bahan yang telah
disediakan guru, antara lain daun, lidi, daun pisang, serta beberapa alat musik.
Siswa bermain dengan senang dan tertib sesuai kuota tempat duduk pada setiap
permainan. Siswa melakukan kegitan main dengan tujuan dapat mencapai tingkat
pencapaian yang telah ditentukan dalam RPPH. Guru berperan sebagai pengawas,
pendamping, dan motivator. Guru merayu siswa yang enggan bermain serta
87
memberikan semangat. Pijakan saat main kurang lebih dilaksanakan selama
kurang lebih tiga puluh menit, kemudian dilanjutkan dengan pijakan setelah main
dan snack time.
Pemaparan pijakan saat main di atas sesuai dengan teori Suyadi (2009: 204)
yang mengatakan bahwa pijkaan saat main merupakan waktu bagi anak-anak
untuk memainkan permaianan yang telah disiapkan oleh guru. Siswa mendapat
kebebasan memilih permainan yang diminatinya dan tetap bergantian dengan
temannya. Guru lebih bersifat pasif dengan berperan memberikan motivasi,
fasilitas, dan pendampingan.
Pemaparan pijakan saat main di atas juga sesuai dengan teori Suwardi
Endraswara, (2010: 112) yang mengemukakan bahwa dorongan sosial dalam diri
manusia akan terpantul dalam sendi-sendi bermain yang penuh gelak tawa, canda
ria, dan ada kalanya juga serius. Rasa bahagia yang muncul ketika anak bermain
memicu munculnya sifat positif lainnya antara lain solidaritas, kerjasama, tolong-
menolong, dan setia kawan. Luluk Asmawati (2014: 56) menambahkan bahwa
guru berperan sebagai fasilitator dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif.
Kegiatan bermain dalam pijakan saat main dapat mengacu pada teori
bermain. Teori bermain menurut Vigotsky yakni pemusatan hubungan sosial
sebagai hal penting yang mempengaruhi perkembangan kognitif, karena pertama-
tama anak menemukan pengetahuan dalam dunia sosialnya kemudian menjadi
bagian dari perkembangan kognitifnya (Mukhtar Latif, dkk., 2014: 79). Bermain
dapat digunakan sebagai sarana berpikir dan memecahkan masalah bagi anak.
88
Permainan yang dilakukan anak pada saat pijakan saat main sesuai dengan
ciri-ciri permainan tradisional (Ach. Saifullah dan Nine Adien Maulana, 2005:
160). Anak bermain dengan riang gembira sesuai dengan ciri rekreatif. Ciri yang
selanjutnya ialah kooperatif yang belum terlihat selama penelitian berlangsung.
Hal ini terjadi karena permainan yang dilakukan bersifat individual.
Ciri yang ketiga yakni imajinatif, dalam permainan terlihat anak membuat
topeng, mereka menghiasi topengnya dengan gambar mulut dan hidung sesuai
dengan pengalaman yang telah dimiliki. Ciri permainan tradisional yang keempat
yakni ekonomis. Ciri ini terlihat dalam permainan membuat kuluk dan terompet
dari daun. Ciri yang terakhir ialah dapat dilakukan kapan dan di mana pun. Ciri ini
telah terlihat karena selama penelitian berlangsung semua tempat main anak telah
ditentukan oleh pendidik yakni ada yang dilakukan di dalam sentra, auala, ataupun
di halaman sekolah.
Kegiatan main ketika pijakan saat main dilakukan dengan menggunakan
alat. Alat yang digunakan meliputi semua sumber belajar yang mampu
memberikan pengetahuan dan kemampuan anak. Penelitian yang telah dilakukan
di Sentra APET menggambarkan bahwa sentra tersebut menggunakan alat
permainan edukatif yang berbasis media antara lain topeng dari kertas dan kuluk
serta terompet dari daun. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suyadi (2009: 53)
yang mengatakan bahwa alat permainan edukatif dibedakan menjadi dua yakni
berbasis media dan kegiatan. Alat permainan edukatif berbasis media bertujuan
untuk lebih mengembangkan kemampuan motorik kasar anak, contohnya
89
dolanan anak yang meliputi jethungan, dingklik oglak aglik, kucing-kucingan,
jamuran, dan ular naga.
Pijakan keempat, pijakan setelah main adalah waktunya guru mengajak
siswa membereskan alat dan bahan main, cuci tangan, circle time, dan recalling.
Guru dan para siswa membereskan alat dan bahan main, cuci tangan serta kembali
duduk melingkat di dalam kelas. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa
hari ini apakah bahagai atau tidak. Guru kemudian melanjutkan dengan kegiatan
recalling. Pada hari pertama penelitian guru melakukan kegiatan recalling di dua
waktu yang berbeda, yakni sebelum dan setelah makan. Recalling hari kedua
sampai kelima penelitian dilakukan satu kali.
Pemaparan mengenai kegiatan pijakan setelah main di atas sesuai dengan
pemaparan di atas sesuai dengan Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond
Centers and Circles Time” dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan
bahwa bila waktu main telah habis, guru dan para siswa memberekan alat dan
bahan yang digunakan. Siswa yang telah selesai membereskan kemudian duduk
melingkar dan guru menanyakan pada setiap anak kegiatan main yang tadi
dilakukannya. Kegiatan menanyakan kembali (recalling) melatih daya ingat
siswa, berani mengemukakan pendapat, dan pengalaman mainnya (memperluas
perbendaharaan kata anak).
Kegiatan recalling yang telah selesai kemudian dilanjutkan dengan makan
bekal. Guru mengajak siswa berdoa bersama. Pada penelitian hari pertama dan
kedua, guru meminta seorang anak memimpin doa sebelum makan menggunkan
Bahasa Arab. Siswa beragama lain berdoa menggunakan Bahasa Indonesia. Pada
90
penelitian hari ketiga sampai dengan kelima guru tidak meminta seorang anak
untuk memimpin doa sebelum makan. Guru membagikan makan dan minum
kepada setiap anak. Makanan yang dibagikan yakni kue tradisional, sedangkan
minumnya ialah teh atau jeruk hangat. Guru membiasakan siswa untuk makan
dengan tertib serta menerima pemberian orang lain menggunakan tangan kanan
dan mengucapkan terima kasih. Siswa yang telah selesai makan kemudian
mengembalikan gelas minum ke guru atau langsung ke nampan dan duduk dengan
tertib kembali.
Penjelasan mengenai kegiatan snack time di atas kurang sesuai dengan
pemaparan di atas sesuai dengan Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond
Centers and Circles Time” dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan
bahwa kegiatan snack time digunakan sebagai pembiasaan tata cara makan yang
baik (adab makan). Guru juga melibatkan siswa untuk membereskan makannya.
Ketidaksesuaian kegiatan makan di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati yakni,
pihak sekolah mempunyai kebijakan untuk menyediakan makanan ringan.
Kegiatan snack time yang telah selesai kemudian dilanjutkan dengan
penutup. Guru mengajak siswa duduk dengan tertib kemudian bersama-sama
membaca doa setelah makan dan setelah belajar menggunakan bahasa Indonesia.
Guru tidak pernah meminta salah seorang anak untuk memimpin doa bersama.
Guru memberikan informasi untuk pembelajaran hari berikutnya, sebagai contoh,
“Sampai jumpa hari apa besok?”. Guru kemudian mengucapkan salam dan anak-
anak menjawabnya kemudian berjabat tangan satu per satu.
91
Penjelasan mengenai kegiatan penutup di atas kurang sesuai dengan
Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond Centers and Circles Time” dalam
Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan bahwa guru dapat mengajak siswa
menyanyi atau membaca puisi kemudian menyampaikan rencana kegiatan belajar
minggu depan dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama di rumah
masing-masing. Guru meminta salah seorang anak yang besar untuk meminpin
doa secara bergiliran setiap harinya. Guru memilih siswa yang pulang dengan
menyebutkan warna baju, usia, atau cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih
dahulu. Ketidaksesuaiannya ialah guru Sentra APET Bina Buah Hati tidak
mengajak siswa bernyanyi atau membaca puisi, tidak menyarankan bermain
permainan yang sama di rumah, tidak meminta salah seorang anak untuk
meminpin doa, serta tidak menunjuk seorang anak untuk memimpin doa penutup.
Pengaturan ruang kelas Sentra APET PAUD Bina Buah Hati dilakukan oleh
guru sesuai Standar Operasional Pelaksanaan sekolah. Pengaturan kelas
memperhatikan pencahayaan, kenyamanan, dan keamaan bagi para siswa. Ruang
kelas mempunyai jendela yang besar sehingga memungkinkan cahaya dari luar
masuk. Benda-benda yang terdapat di Sentra APET antara lain alat main, rak yang
mempunyai tinggi kurang lebih 1 meter, almari, whiteboard, foto gambar
permainan tradisional yang dipasang di dinding, jam dinding, karung besar berisi
bola, tempelan huruf aksara Jawa, serta papan hasil karya. Semua benda tersebut
diletakkan di tepi kelas sehingga bagian tengah dapat digunakan sebagai tempat
duduk melingkar dan bermain.
92
Pemaparan di atas sesuai dengan teori Suyadi (2009: 184) yang mengatakan
bahwa rak-rak tempat menyimpan berbagai alat permainan harus dibuat pendek
sehingga anak dapat mengambil dan mengembalikan alat permainan. Menurut
Wolfgang (Sofia Hartati, 2005: 133) pencahayaan yang lembut dapat menciptakan
suasana gembira. Hal terpenting dalam pengaturan lingkungan kelas yakni
memudahkan anak bermain dan pengawasan yang dilakukan guru. Mukhtar Latif,
dkk., (2014: 107) mengungkapkan bahwa penataan ruang di dalam sentra
disesuaikan dengan karakteristik sentra itu sendiri. Hal ini terlihat pada tempelan
huruf aksara Jawa dan foto permaian tradisional di dinding kelas Sentra APET.
Alat permainan edukatif tradisional yang berada di Sentra APET PAUD
Bina Buah Hati semua disimpan dalam almari, rak, dan karung besar. Semua alat
permainan diperoleh dari labsite BPKB, Sentra Bahan Alam dan Seni, bantuan
dari lembaga BPKB (Toko ABC Toys), serta pengadaan sendiri dari sekolah
maupun guru. Tujuan penggunaan alat permainan edukatif tradisional di Sentra
APET ialah mencapai tujuan sentra, mengenalkan kembali permainan tradisional
kepada para siswa yang sebagian besar tinggal di daerah perkotaan. Guru menata
alat dan bahan main disesuaikan RPPH. Jenis permainan dalam RPPH yakni
games dan keterampilan yang mengacu pada enam program pengembangan, yakni
nilai agama dan moral, kognitif, motorik, bahasa, sosial emosional, dan seni.
Pemaparan mengenai pengaturan ruang kelas di atas sesuai dengan teori
Yudhistira dan Siska Y. Massardi (2012: 82) mengemukakan bahwa permainan
tradisional juga dapat mengembangkan kecerdasan majemuk anak yang meliputi
93
bahasa, matematika-logis, visual-spasial, musik, kinestetik, interpersonal, dan
intrapersonal yang dapat disesuaikan ke dalam enam aspek perkembangan anak.
Jenis permainan yang ada di Sentra APET dibedakan berdasarkan sifatnya
yakni bermain keterampilan termuat dalam Info Teman Anak (2012). Bermain
keterampilan di Sentra APET terlihat ketika para siswa membuat topeng,
terompet, mahkota, dan menyambung karet. Jenis permainan juga dapat
dibedakan berdasarkan permainan tradisional Jawa yang tidak memanfaatkan
vokal dan memanfaatkan gerakan, tarian, dan lagu (Suwardi Endraswara, 2010:
112). Permainan tradisional yang memanfaatkan vokal terlihat dari permainan
bakiak yang dilakukan anak ketika penelitian hari pertama. Jenis permainan Jawa
yang memanfaatkan gerakan, tarian, dan lagu contohnya jamuran, cublak-cublak
suweng, dan nini thowong belum terlihat selama penelitian berlangsung.
3. Evaluasi Pembelajaran di Sentra APET di PAUD Bina Buah Hati
Evaluasi pembelajaran di Sentra APET dilakukan setiap hari, bulan dan
enam bulan. Aspek yang dievaluasi meliputi sosial emosional, nilai agama dan
moral, kognitif, motorik, bahasa, dan seni. Evaluasi di Sentra APET dilakukan
dengan menggunakan catatan anekdot, catatan hasil karya, dan skala capaian
perkembangan. Evaluasi harian menggunakan skala capaian dan catatan anekdot.
Skala capaian yang digunakan ialah skor 1 (BB), 2 (MB), 3(BSH), dan 4 (BSB).
Evaluasi bulanan dilakukan dengan memilih hasil karya terbaik anak selama bulan
tersebut dan menarasikan pencapaian indikator. Evaluasi enam bulan dilakukan
dengan merekap skala capaian setiap bulan dan menarasikan hasil pencapaian
terbaik anak pada setiap program pengembangan.
94
Pemaparan di atas sesuai dengan Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond
Centers and Circles Time” dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan
bahwa evaluasi pembelajaran sentra dilakukan guru setiap hari. Pencatatan
kegiatan belajar anak meliputi perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik
kasar, motorik halus, bahasa, sosial, dan asepek lainnya. Tiga teknik evaluasi yang
digunakan guru Sentra APET juga sesuai dengan teori Hilda L. Jackman (2009:
70) yang menyatakan bahwa pada proses evaluasi guru melakukan penilaian
dengan tiga teknik, yakni catatan anekdot, penilaian hasil karya, dan skala
capaian.
Skala capaian yang digunakan guru Sentra APET sesuai dengan teori
Suyadi dan Dahlia (2014: 125) yang mengatakan bahwa skala capaian dapat
menggunakan skala nilai. Penggunaan teknik catatan anekdot juga diperkuat oleh
teori Wina Sanjaya (2010: 175) yang menyatakan bahwa evaluasi dalam KTSP
diarahkan bukan hanya sekedar untuk mengukur keberhasilan setiap siswa dalam
pencapaian hasil belajar, tetapi juga untuk mengumpulkan informasi tentang
proses pembelajaran yang dilakukan siswa.
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati terdiri
dari rencana, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.
1. Rencana pembelajaran
Rencanan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah hati terdiri dari
program semester, RPPM, dan RPPH. Program semester dan RPPM disusun oleh
koordinator pembelajaran bersama guru. Penyusunan RPPH dilakukan oleh guru
sendiri. Program semester, RPPM, dan RPPH disusun sebelum pembelajaran
berlangsung dan mengacu ke Permendikbud No. 146 tahun 2014 serta
pengembangan materinya pada standar nasional PAUD Permendikbud No. 137
tahun 2014. Penyusunan program semester, RPPM, dan RPPH bertujuan untuk
mengembangkan enam program pengembangan siswa, yakni nilai agama dan
moral, kognitif, bahasa, motorik, sosial emosional, dan seni. Guru sentra
mempunyai empat RPPM dan RPPH setiap minggunya, yakni untuk kelompok
usia 2-3, 3-4, 4-5, dan 5-6 tahun.
2. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati terdiri
dari empat pijakan. Penjelasan setiap pijakan tersebut sebagai berikut.
a. Pijakan lingkungan main
Guru melakukan pijakan lingkungan main setiap pagi hari selama kurang
lebih sepuluh sampai dua puluh menit. Guru menata alat dan bahan main sesuai
96
RPPH, menata karpet untuk duduk melingkar serta spidol untuk menulis di
whiteboard. Guru mengambil alat dan bahan yang tersedia di dalam sentra
ataupun membawa dari rumah seperti daun pisang untuk dibentuk terompet dan
daun nangka sebagai bahan membuat kuluk. Guru yang telah selesai melakukan
pijakan lingkungan main kemudian keluar kelas untuk menyambut kedatangan
anak. Kurang lebih pada pukul 08.00 setiap hari penelitian, guru mengajak siswa
kelompok usia 4-6 tahun melakukan main pembukaan di halaman sekolah. Siswa
melakukan gerak dan lagu yang berbahasa Indonesia dan Jawa (lagu Sluku-sluku
Bathok) sesuai contoh dari guru piket. Siswa yang telah selesai main pembukaan
kemudian masuk ke dalam sentra untuk pijakan sebelum main.
b. Pijakan sebelum main
Siswa membentuk lingkaran di dalam sentra, berdoa, kemudian melakukan
transisi (minum dan buang air kecil) selama kurang lebih lima sampai sepuluh
menit. Guru kembali mengajak siswa duduk melingkar untuk mengkondisikan
anak. Pengkondisian anak dilakukan dengan bernayanyi dan tepuk. Guru
menggunakan lagu bahasa Indonesia dan Jawa (Jaranan, Bedug Agung, Gundul-
gundul Pacul, dan Suwe Ora Jamu). Pijakan sebelum main dilakukan kurang
lebih selama tiga puluh sampai lima puluh menit. Pijakan sebelum main berisikan
presensi kehadiran, menjelaskan tema dan sub tema sesuai RPPH, aturan main,
serta transisi sebelum main.
c. Pijakan saat main
Pijakan saat main adalah waktu anak bermain di dalam sentra. Siswa
memilih permainan yang disukainya dan bermain dengan senang serta tertib.
97
Siswa melakukan lomba bakiak, holahop, membuat kuluk dari daun nangka,
membentuk daun pisang menjadi terompet dan berusaha membunyikannya, serta
bermain musik gamelan dan rebana. Guru mengawasi, memotivasi, dan
mendampingi siswa bermain. Pijakan saat main berlangsung selama kurang lebih
tiga puluh menit.
d. Pijakan setelah main
Pijakan setelah main dilakukan guru dengan mengajak siswa membereskan
alat dan bahan main, cuci tangan, duduk melingkar, menanyakan perasaan hari ini
dan kegiatan tadi, berdoa sebelum makan, minum dan makan, serta membaca doa
setelah makan dan belajar. Guru memberikan penjelasan mengenai pembelajaran
esok hari, bersalaman, kemudian siswa pun keluar kelas. Pijakan setelah main
sampai penutup kurang lebih dilakukan selama dua puluh sampai tiga puluh
menit.
3. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati dilakukan setiap hari,
bulan, dan enam bulan. Teknik penilaian menggunakan skala capaian
perkembangan, catatan anekdot, dan catatan hasil karya. Evaluasi harian
menggunakan skala capaian perkembangan yakni skor 1 belum berkembang (BB),
2 mulai berkembang (MB), 3 berkembang sesuai harapan (BSH), dan BSB
(berkembang sangat baik). Evaluasi harian juga menggunakan catatan anekdot
untuk mencatat perilaku anak yang tidak biasa muncul.
Evaluasi bulanan menggunakan catatan hasil karya, guru memilih hasil
karya terbaik siswa selama satu bulan kemudian menarasikan semua indikator
98
pada bulan tersebut. Pada evaluasi bulanan, guru juga merekap skala capaian
perkembangan siswa. Setiap indikator diisi dengan skor capaian terbaik siswa
selama satu bulan. Evaluasi semesteran dilakukan dengan merekap skala capaian
perkembangan siswa setiap bulan dan menarasikan perkembangan sesuai enam
aspek pengembangan nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, dan seni.
B. Saran
Berdasarkan data hasil dan kesimpulan penelitian, peneliti memberikan
saran yakni:
Guru kelas Sentra APET PAUD Bina Buah Hati hendaknya melengkapi kegiatan
main dengan alat permainan edukatif yang berbasis kegiatan. Alat permainan
edukatif yang berbasis kegiatan contohnya dolanan anak yang meliputi jethungan,
dingklik oglak aglik, kucing-kucingan, jamuran, dan ular naga sehingga
kemampuan motorik kasar anak lebih berkembang.
99
DAFTAR PUSTAKA
Ach. Saifullah & Nine Adien Maulana. (2005). Melejitkan Potensi Kecerdasan
Anak. Yogyakarta: Katahati.
Anita Yus. (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Burhan Bungin. (2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Djam’an Satori & Aan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Hilda L. Jackman. (2009). Early Edication Curriculum A Child’s Connection to
tha World. Amerika: Elm Street Publishing Services.
Ida Rindaningsih. (2013). Pengembangan Model Manajemen Strategik Berbasis
(Beyond Center and Circle Time) BCCT Pada PAUD. Diambil dari
http://journal.umsida.ac.id/files/RindaningV1.2.pdf pada tanggal 26
Februari 2015.
Lexy J. Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Luluk Asmawati. (2014). Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
M. Ramli. (2005). Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Maman Abdurrahman & Sambas Ali Muhidin. (2011). Panduan Praktis
Memahami Penelitian (bidang Sosial-Administrasi-Pendidikan). Bandung:
Pustaka Setia.
Masitoh, dan kawan-kawan. (2005). Pendekatan belajar Aktif di Taman Kanak-
kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Masnur Muslich. (2011). KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
May Lwin. et. al. (2008). Cara Mengembangkan Berbagai Komponen
Kecerdasan. (Alih bahasa: Christine Sujana). Jakarta: PT. Indeks.
Mukhtar Latif, dkk. (2014). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
100
Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. (2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik,
Implementasi, dan Inovasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nova Indriati. (2013). Pengaruh Pendekatan Beyond Centers And Circle Time
(Bcct) Untuk Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi Siswa Kelompok A
Paud Terpadu Nurul Dzikri. Diunduh dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=122898&val=5556
pada tanggal 26 Februari 2015.
Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini di PAUD Bina Buah Hati
Labsite BPKB DIY.
Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyond Centers and Circles Timen” (BCCT)
(Pendekatan Sentra dan Saat Lingkaran) dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146
Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Rita Eka Izzaty. (2005). Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sofia Hartati. (2005). Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Suwardi Endraswara. (2010). Forklor Jawa Macam, Bentuk, dan Nilainya.
Jakarta: Penaku.
Suyadi. (2009). Permainan Edukatif yang Mencerdaskan. Yogyakarta: Power
Book.
Suyadi dan Dahlia. (2014). Implementasi dan Inovasi Kurikulum PAUD 2013
Program Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
101
Tadkiroatun Musfiroh. (2005). Bermain sambila Belajar dan Mengasah
Kecerdasaran: Stimulasi Multiple Intelligences Anak Usia Taman Kanak-
kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Yudhistira & Siska Y. Massardi. (2012). Pendidikan Karakter dengan Metode
Sentra Revolusi Pendidikan Anak Usia Dini. Bekasi: Media Pustaka Sentra.
Wina Sanjaya. (2010). Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
____. (tt). Menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran PAUD K13. Diunduh dari
PAUDJATENG.XAHZGS.COM pada tanggal 27 September 2015.
____. (2012). Jenis-jenis Stimulasi Permainan Berdasarkan Sifat. Diunduh dari
temananak.com/jenis-jenis—stimulasi-permainan-berdasarkan-sifat/ pada
tanggal 3 November 2015.
102
LAMPIRAN- LAMPIRAN
103
LAMPIRAN 1
SURAT-SURAT PENELITIAN
104
105
106
107
108
LAMPIRAN 2
PEDOMAN PENELITIAN
109
Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Sentra Di Sentra Alat Permainan Edukatif
Tradisional KB/TK Bina Buah Hati dengan Sasaran Kepala Sekolah (CW1) dan Guru Kelas
(CW2)
Hari/tanggal : Waktu :
Tempat : Sumber :
No. Pertanyaan Deskripsi
A. Rencana Pembelajaran
1. Apa saja komponen yang diperlukan dalam
penyusunan pemetaan indikator program
semester?
2. Kapan waktu pelaksanaan penyusunan pemetaan
indikator program semester?
3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam
penyusunan pemetaan indikator program
semester?
4. Di mana tempat penyusunan pemetaan indikator
program semester?
5. Apa yang dijadikan panduan dalam penyusunan
pemetaan indikator program semester?
6. Bagaimana proses penyusunan pemetaan
indikator program semester?
7. Apa saja komponen yang diperlukan dalam
penyusunan rencana kegiatan harian?
8. Kapan waktu pelaksanaan penyusunan rencana
kegiatan harian?
9. Berapa lama waktu yang diperlukan dalam
penyusunan rencana kegiatan harian?
10. Di mana tempat penyusunan rencana kegiatan
harian?
11. Apa yang dijadikan panduan dalam penyusunan
rencana kegiatan harian?
12. Berapa aspek perkembangan yang digunakan
dalam penyusunan rencana kegiatan harian?
13. Bagaimana proses penyusunan rencana kegiatan
harian?
B. Kegiatan Pembelajaran
1. Apa saja yang dipersiapkan guru kelas ketika
pijakan lingkungan main?
2. Berapa lama guru kelas mempersiapakannya
ketika pijakan lingkungan main?
3. Bagaimana guru kelas mempersiapkannya ketika
pijakan lingkungan main?
4. Apa saja yang dilakukan guru kelas ketika
110
pijakan lingkungan main?
5. Di mana tempat pelaksanaan pijakan lingkungan
main?
6. Bagaimana guru kelas melakukannya ketika
pijakan lingkungan main?
7. Bagaimana proses pelaksanaan pijakan
lingkungan main?
8. Apa saja peran guru kelas ketika pijakan
lingkungan main?
9. Bagaimana peran guru kelas ketika pijakan
lingkungan main?
10. Apa saja yang dipersiapkan guru kelas ketika
pijakan sebelum main?
11. Berapa lama guru kelas mempersiapkannya
ketika pijakan sebelum main?
12. 1
2
.
Bagaimana guru kelas mempersiapkannya ketika
pijakan sebelum main?
13. Apa saja yang dilakukan guru kelas ketika
pijakan sebelum main?
14. Bagaimana guru kelas melakukannya ketika
pijakan sebelum main?
15. Di mana tempat pelaksanaan pijakan sebelum
main?
16. Bagaimana proses pelaksanaan pijakan sebelum
main?
17. Apa saja peran guru kelas ketika pijakan
sebelum main?
18. Bagaimana peran guru kelas ketika pijakan
sebelum main?
19. Apa saja yang dipersiapkan guru kelas ketika
pijakan saat main?
20. Berapa lama guru kelas mempersiapakannya
ketika pijakan saat main?
21. Bagaimana guru kelas mempersiapkannya ketika
pijakan saat main?
22. Apa saja yang dilakukan guru kelas ketika
pijakan saat main?
23. Bagaimana guru kelas melakukannya ketika
pijakan saat main?
24. Di mana tempat pelaksanaan pijakan saat main?
25. Bagaimana proses pelaksanaan pijakan saat
main?
26. Bagaimana proses bermain anak ketika pijakan
saat main?
27. Apa saja peran guru kelas ketika pijakan saat
main?
111
28. Bagaimana peran guru kelas ketika pijakan saat
main?
29. Apa saja yang dipersiapkan guru kelas ketika
pijakan setelah main?
30. Berapa lama guru kelas mempersiapakannya
ketika pijakan setelah main?
31. Bagaimana guru kelas mempersiapkannya ketika
pijakan setelah main?
32. Apa saja yang dilakukan guru kelas ketika
pijakan setelah main?
33. Bagaimana guru kelas melakukannya ketika
pijakan setelah main?
34. Di mana tempat pelaksanaan pijakan setelah
main?
35. Bagaimana proses pelaksanaan pijakan setelah
main?
36. Apa saja peran guru kelas ketika pijakan setelah
main?
37. Bagaimana peran guru kelas ketika pijakan
setelah main?
38. Bagaimana pengaturan ruang kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif Tradisional?
39. Siapa yang mengatur ruang kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif Tradisional?
40. Kapan pelaksanaan pengaturan ruang kelas
Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional?
41. Berapa lama pengaturan ruang kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif Tradisional dilakukan?
42. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam
pengaturan ruang kelas Sentra Alat Permainan
Edukatif Tradisional?
43. Berasal dari mana kah bahan dan alat yang
diperlukan dalam pengaturan ruang kelas Sentra
Alat Permainan Edukatif Tradisional?
44. Jenis permainan apa saja yang dapat digunakan
dalam pembelajaran?
45. Bagaimana proses pengadaan alat permainan
edukatif tradisional?
46. Bagaimana cara guru memilih jenis permainan?
47. Apa saja syarat yang digunakan dalam pemilihan
permainan?
48. Apa tujuan penggunaan alat permainan
tradisional dalam pembelajaran Sentra Alat
Permainan Edukatif Tradisional?
49. Apa manfaat penggunaan alat permainan
tradisional dalam pembelajaran Sentra Alat
Permainan Edukatif Tradisional
112
50. Bagimana pengaruh penggunaan alat permainan
tradisional dalam pembelajaran Sentra Alat
Permainan Edukatif Tradisional terhadap
perkembangan anak?
51. Bagimana pengaruh penggunaan alat permainan
tradisional dalam pembelajaran Sentra Alat
Permainan Edukatif Tradisional terhadap aspek
perkembangan anak?
C. Evaluasi Pembelajaran
1. Bagaimana guru kelas melaksanakan evaluasi
harian?
2. Kapan guru kelas melaksanakan evaluasi harian?
3. Berapa lama guru melaksanakan evaluasi harian?
4. Komponen apa saja yang dinilai dalam evaluasi
harian?
5. Di mana kah guru kelas melaksanakan evaluasi
harian?
6. Bagaimana guru kelas melaksanakan rekapan
evaluasi harian?
7. Kapan guru kelas melaksanakan rekapan
evaluasi harian?
8. Berapa lama guru kelas melaksanakan rekapan
evaluasi harian?
9. Komponen apa saja yang dinilai dalam rekapan
evaluasi harian?
10. Di mana kah guru kelas melaksanakan rekapan
evaluasi harian?
11. Bagaimana guru kelas melaksanakan rekapan
nilai bulanan?
12. Kapan guru kelas melaksanakan rekapan nilai
bulanan?
13. Berapa lama guru kelas melaksanakan rekapan
nilai bulanan?
14. Komponen apa saja yang dinilai dalam rekapan
nilai bulanan?
15. Di mana kah guru kelas melaksanakan rekapan
nilai bulanan?
113
Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Sentra Di Sentra Alat Permainan Edukatif
Tradisional KB/TK Bina Buah Hati (CL)
Hari/tanggal : Waktu :
Tempat : Sumber :
No. Variabel Deskripsi
1. Proses persiapan dan pelaksanaan pijakan
lingkungan main
2. Proses persiapan dan pelaksanaan pijakan sebelum
main
3. Proses persiapan dan pelaksanaan pijakan saat main
4. Proses persiapan dan pelaksanaan pijakan setelah
main
5. Pengaturan ruang kelas
6. Jenis permainan
Pedoman Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Sentra Di Sentra Alat Permainan Edukatif
Tradisional KB/TK Bina Buah Hati (CD)
No. Komponen
1. Pemetaan indikator program semester
2. Rencana kegiatan harian
3. Alat permainan edukatif tradisional
4. Halaman sekolah
5. Ruang kelas Sentra Alat Permainan
Edukatif Tradisional
6. Pijakan lingkungan main
7. Pijakan sebelum main
8. Pijakan saat main
9. Pijakan setelah main
10. Lembar evaluasi harian
11. Lembar rekapan evaluasi harian
12. Lembar rekapan nilai bulanan
13. Proses guru menilai anak
114
LAMPIRAN 3
CATATAN WAWANCARA
115
Catatan Wawancara
(CW1-1)
Hari/tanggal : Selasa, 4 Agustus 2015 Tempat : kantor KB/TK Bina Buah Hati
Waktu : 11.00- 11.42 WIB Sumber : Bu Vivin, (Guru Kelas Sentra APET)
No. Pertanyaan Hasil wawancara Refleksi
1 Kapan waktu pelaksanaan
penyusunan pemetaan
indikator program semester?
Kami menyebutnya program semester dan waktu libur sekolah kemarin,
tanggal 29 Juni sampai 3 Juli kemarin
Penyusunan program
semester dilakukan ketika
libur sekolah
2 Berapa lama waktu yang
dibutuhkan dalam
penyusunan pemetaan
indikator program semester?
Satu minggu kurang lebih, ya dari tanggal 29 Juni sampain 3 Juli kemarin Penyusunan program
semester dilakukan
selama 5 hari
3 Di mana tempat penyusunan
pemetaan indikator program
semester?
Kami menyusunnya di sekolah, bersama-sama dengan guru lain dan Bu
Tina
Penyusunan program
semester dilakukan di
sekolah
4 Apa yang dijadikan panduan
dalam penyusunan
pemetaan indikator program
semester?
Kami menyesuaikan dengan Permendikbud 147 dan Kurikulum 2013 Penyusunan program
semester disesuaikan
dengan Permendikbud
147 dan Kurikulum 2013
5 Bagaimana proses
penyusunan pemetaan
indikator program semester?
Program semesternya kami menyesuaikan dengan Kurikulum 2013. Satu
semester ada beberapa tema yang kami tentukan sendiri. Kalau dulu kan
temanya sesuai dengan dinas. Tema akan dibagi menjadi sub tema
kemudian diusahakan satu sub tema selesai dalam satu minggu. Itu nanti
juga disertai dengan KD. KD nya terdiri dari 4 macam.
Proses penyusunan
program semester
meliputi:
- Menentukan tema dan
sub tema
- Pembagian
116
Kompetensi Dasar
- Penentuan alokasi
waktu
6 Kapan waktu pelaksanaan
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Kemarin sekalian waktu menyusun program semester dan RPPM. Tapi kan
ni sedang dikonsultasikan ke Bu Dona. Nanti ditunggu dulu gimana
hasilnya. Apakah sudah sesuai atau gimana
Penyusunan RPPH
dilakukan ketika libur
sekolah
7 Berapa lama waktu yang
diperlukan dalam
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Penyusunannya kami belum tau membutuhkan berapa lama. Tapi nanti
sekali membuat langsung untuk seminggu begitu
Penyusunan program
semester dilakukan
selama 5 hari
8 Di mana tempat penyusunan
rencana kegiatan harian?
Pembuatan RPPH nanti kami buat di rumah tulis tangan. Kemudian
diserahkan kepada Bu Fitri agar diketikkan
Penyusunan RPPH
dilakukan di rumah guru
Sentra APET
9 Apa saja yang dipersiapkan
guru kelas ketika pijakan
lingkungan main?
Persiapan alat dan bahan permainannya sesuai sub tema hari itu Persiapan pijakan
lingkungan main meliputi
menata alat dan bahan
10 Bagaimana pengaturan
ruang kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional?
Penataan kelasnya disesuaikan dengan kebijakan sekolah. Semua sudah
diatur di sana
Penataan Sentra APET
disesuaikan dengan
kebijakan sekolah
11 Siapa yang mengatur ruang
kelas Sentra Alat Permainan
Edukatif Tradisional?
Yang mengatur ruang kelas, guru sentranya. Saya sendiri. Nanti setiap guru
sentra membereskan kelasnya masing-masing
Pengaturan Sentra APET
dilakukan oleh guru kelas
12 Kapan pelaksanaan
pengaturan ruang kelas
Sentra Alat Permainan
Edukatif Tradisional?
Waktu liburan kemarin, tanggal 24 Juli. Semua guru sentra kerja bakti
membersihkan dan menata ruang kelasnya masing-masing.
Pengaturan ruang kelas
dilakukan pada tanggal
24 Juli 2015
13 Berapa lama pengaturan
ruang kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional dilakukan?
Penataan ruang kelas Sentra APET kemarin dilakukan selama satu hari. Pengaturan ruang kelas
Sentra APET dilakukan
selama satu hari
14 Apa saja yang perlu Yang jelas, nyaman dan aman. Benda yang tajam dan bahaya dipindah ke Pengaturan ruang kelas
117
diperhatikan dalam
pengaturan ruang kelas
Sentra Alat Permainan
Edukatif Tradisional?
tempat yang sulit dijangkau anak. Kemudian cahaya yang masuk juga
diperhatikan.
perlu memperhatikan
kenyamanan, keamanan,
dan pencahayaan cukup
15 Berasal dari mana kah
bahan dan alat yang
diperlukan dalam
pengaturan ruang kelas
Sentra Alat Permainan
Edukatif Tradisional?
Setiap satu tahun sekali akan dikirim dari ABC Toys, sekolah sudah
bekerjasama. Yang dikirim seperti alat main jaranan, angklung, tembak-
tembakan, gangsing, dan sempritan. Beberapa bulan yang lalu sudah
dikirim alat tulis. Itu nanti sekolah mendaftar apa saja yang diperlukan lalu
diserahkan ke sana, nanti dikirim dari sana. Ada juga yang guru beli
sendiri. Misal lagi jalan-jalan di Jalan Malioboro nanti melihat mainan yang
belum ada di sentra, nanti saya beli. Dananya tetap dari sekolah.
Bahan dan alat di Sentra
APET berasal dari ABC
Toys dan pengadaan
sendiri oleh guru
16 Jenis permainan apa saja
yang dapat digunakan dalam
pembelajaran?
Permainan yang dilakukan di luar, misal petak umpet, egrang, engklek,
benthik, dan lompat bola. Yang di dalam seperti yoyo, sempritan, gangsing,
dan dakon.
Jenis permainan yang
digunakan di Sentra
APET meliputi
permainan yang dapat
dilakukan di dalam
maupun luar ruangan
17 Apa saja syarat yang
digunakan dalam pemilihan
permainan?
Alat main yang bahannya aman, seperti bambu kering yang bersih.
Kemudian tembakan bambu namun pelurunya terbuat dari kertas. Nanti
kalau pelurunya dari biji bisa berbahaya kan anak belum bisa mengira-ira.
Pemilihan alat main juga disesuaikan dengan usia anak. Misal main dakon,
nanti jumlah biji yang digunakan untuk usia 2-3 tahun 3 biji, 3-4 tahun 5
biji, dan 4-6 tahun 7 biji. Lalu membuat mahkota dari daun nangka, usia 2-
3 tahun daunnya langsung dironce aja, usia 3-4 tahun dibentuk kuluk, dan
4-6 tahun daunnya dilipat dulu baru disambungkan.
Syarat pemilihan alat
main meliputi keamanan
dan disesuaikan dengan
usia anak
18 Apa tujuan penggunaan alat
permainan tradisional dalam
pembelajaran Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional?
Mengenalkan kembali permainan tradisional. mengenalkan cara mainnya.
Lalu cara pembuatan alat main nanti anak langsung praktik. Hasil
praktiknya bisa dibawa pulang namun sebelumnya di foto dulu. Kalo
untung yang penyimpanannya mudah, bahannya tahan lama nanti ditinggal
di kelas
Tujuan penggunaan alat
permainan tradisional
adalah mengenalkan cara
memainkan suatu
permainan
19 Apa manfaat penggunaan
alat permainan tradisional
Ini kan di Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisiona, jadi semuanya
mengunakan permainan tradisional. Selain itu, juga dapat menarik
Manfaat penggunaan alat
permainan tradisional
118
dalam pembelajaran Sentra
Alat Permainan Edukatif
Tradisional
perhatian anak adalah menarik perhatian
anak
20 Bagimana pengaruh
penggunaan alat permainan
tradisional dalam
pembelajaran Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional terhadap
perkembangan anak?
Lebih menarik, lebih mengenal. Anak kan sebagian besar tinggal di
lingkungan kota, mereka jarang bermain tradisional. Jadi nanti biasanya
mereka penasaran terus pengen memainkannya.
Pengaruh penggunaan
alat permainan
tradisional terhadap
perkembangan adalah
lebih menarik dan
mengenalkan kepada
anak
21 Bagaimana pengaruh
penggunaan alat permainan
tradisional dalam
pembelajaran Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional terhadap aspek
perkembangan anak?
Permainan yang disiapkan guru disusun untuk mengembangkan
kemampuan anak. Nanti penilaian juga meliputi beberapa indikator seperti
yang ada di RPPH.
Pengaruh penggunaan
alat permainan
tradisional terhadap
aspek perkembangan
anak adalah lebih terlatih
dan berkembang sesuai
jadwal di RPPH
Bantul, 4 Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
119
Catatan Wawancara
(CW.1.2)
Hari/tanggal : Selasa, 18 Agustus 2015 Tempat : Sentra APET KB/TK Bina Buah Hati
Waktu : 10.18 – 10.21 WIB Sumber : Bu Vivin, (Guru Kelas Sentra APET)
No. Pertanyaan
Hasil wawancara
Refleksi
1 Bagaimana guru kelas
melaksanakan evaluasi
harian?
Evaluasi dilakukan sesuai konsep di RPPH. Kan dari aspek terus turun ke
konsep-konsep. Contohnya konsep keseimbangan, koordinasi tangan dengan
mata, dan perkiraan. Nanti penilaiannya dalam bentuk narasi sesuai konsep yang
ada di lembar penilaian. Cara menilainya nanti ada tiga. Pertama, catatan hasil
karya yang dinilai waktu kegiatan, kalau ndak sempat ya pulang sekolah di
rumah. Kedua, catatan anekdot itu mencatat apa yang tidak biasanya muncul,
misal biasanya ndak nangis ini nangis. Lalu yang terakhir, skala capaian
perkembangan itu pakai BB, BSB, dan yang lainnya.
Evaluasi harian
dilakukan guru sesuai
indikator yang ada di
RPPH. Evaluasi harian
dilakukan dengan tiga
cara yakni catatan hasil
karya, catatan anekdot,
dan skala capaian
perkembangan
2 Kapan guru kelas
melaksanakan evaluasi
harian?
Seharusnya setiap hari, ketika pembelajaran itu kan guru mengamati. Kemudian
pulang sekolah mengisi lembar penilaiannya. Tapi kan kalau pulang sekolah
suka keburu sama urusan lain ya, jadi nanti menilainya di rumah. Diingat-ingat
tadi anaknya bagaimana begitu
Evaluasi harian
dilakukan ketika usai
pembelajaran atau ketika
di rumah
3 Berapa lama guru
melaksanakan evaluasi
harian?
Berapa lama ya, ndak lama kok. Biasanya sekitar 30 menit Evaluasi harian
dilakukan kurang lebih
selama 30 menit
4 Komponen apa saja yang
dinilai dalam evaluasi
harian?
Komponen yang dinilai merupakan indikator yang disesuaikan dengan RPPH.
Indikatornya meliputi sosial emosional, nilai agama dan moral, motorik,
kognitif, bahasa, dan seni
Komponen yang dinilai
meliputi enam program
pengembangan, yakni
sosial emosional, nilai
120
agama dan moral,
motorik, kognitif, bahasa,
dan seni
5 Di mana kah guru kelas
melaksanakan evaluasi
harian?
Menilainya di sekolah setelah pulang sekolah atau di rumah kalau di sekolah
ndak sempat.
Evaluasi harian
dilakukan di sekolah atau
di rumah
Bantul, 18 Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
121
Catatan Wawancara
(CW.1.3)
Hari/tanggal : Kamis, 20 Agustus 2015 Tempat : Sentra APET KB/TK Bina Buah Hati
Waktu : 10.37 – 11.02 WIB Sumber : Bu Vivin, (Guru Kelas Sentra APET)
No. Pertanyaan Hasil wawancara Refleksi
1 Apa saja komponen
yang diperlukan dalam
penyusunan pemetaan
indikator program
semester?
Materi? Materinya ya dari kurikulum, Kurikulum 2013. Terus ya kayak
ATK seperti itu juga. Iya maksudnya alat-alat tulis. Ya yang paling penting
kurikulumnya karena kita mengacu ke Kurikulum 2013.
Komponen penyusunan
program semester adalah
Kurikulum 2013 dan alat
tulis kantor
2 Apa saja komponen
yang diperlukan dalam
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Iya kan kita nyusunnya ke RPPM dulu. Jadi dari program semester, ke
program mingguan, lalu program harian
Komponen penyusunan
rencana program
pembelajaran harian (RPPH)
adalah program semester
dan RPPM
3 Apa yang dijadikan
panduan dalam
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Ya itu tadi, RPPM yang telah disusun sebelumnya Panduan penyusunan RPPH
adalah RPPM
4 Berapa aspek
perkembangan yang
digunakan dalam
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Dari lima, eh enam kalau nggak salah, moral, sosem, fisik motorik,
kognitif, bahasa, sama seni
Aspek perkembangan dalam
RPPH berjumlah enam
yakni nilai agama dan
moral, sosial emosi,
motorik, kognitif, bahasa,
serta seni
5 Bagaimana proses Kalau untuk menentukan kegiatan main, kita cari di indikator. Dari Proses penyusunan RPPH
122
penyusunan rencana
kegiatan harian?
indikator kita bisa menemukan kegiatannya. Misalnya, kan kalau untuk
membangun sikap jujur itu kita tidak bisa dibikin kegiatan, dari percakapan
saja bisa. Terus kalau melatih koordinasi tangan dan mata ini, kayak tadi
memindahkan bola. Itu kan pakai koordinasi mata dan tangan, jadi kita
yang menentukan permainan lomba. Perintah lisan, misalnya kan tadi saya
menyuruh anak mengambil bola warna merah. Pembiasaan berperilaku
sabar, kalau sabar antre itu misalnya tadi waktu mengambil minum atau
cuci tangan. Gitu aja. Kita terpakunya di indikator, baru kita turunkan ke
kegiatan main.
mengacu pada indikator
yang telah ditentukan di
RPPM
6 Berapa lama guru kelas
mempersiapakannya
ketika pijakan
lingkungan main?
Kalau cepet, kalau alatnya mudah bisa lima belas menitan. Kalau agak sulit
mungkin dua puluh menitan. Tergantung alatnya. Kalau kita sudah
mempersiapkan dari rumah mungkin sepuluh menitan itu udah cukup untuk
menyiapkan
Persiapan pijakan
lingkungan main dilakukan
10 - 20 menit disesuaikan
dengan alat yang akan
digunakan.
7 Bagaimana guru kelas
mempersiapkannya
ketika pijakan
lingkungan main?
Persiapannya kalau alatnya sudah disiapin dari rumah, ya di sekolah tinggal
menata
Persiapan pijakan
lingkungan main adalah
menyiapkan alat yang bisa
disiapkan dari rumah
8 Apa saja yang dilakukan
guru kelas ketika pijakan
lingkungan main?
Penataan karpet dan alat main Guru kelas melakukan
penataan karpet dan alat
main
9 Di mana tempat
pelaksanaan pijakan
lingkungan main?
Di sini, di dalam kelas Pijakan lingkungan main
dilakukan di dalam Sentra
APET
10 Bagaimana guru kelas
melakukannya ketika
pijakan lingkungan
main?
Iya, nyiap-nyiapin alatnya. Guru kelas menyiapkan alat
main yang akan digunakan
11 Bagaimana proses
pelaksanaan pijakan
lingkungan main?
Nanti nyiapin karpet, alat main untuk beberapa permainan. Biasanya empat
jenis permainan dalam sehari
Guru kelas menata karpet
kemudian alat main untuk
empat jenis permainan
12 Apa saja peran guru Ya nyiapin alat main, ditata kira-kira yang muat untuk jumlah anak, alat Peran guru ketika pijakan
123
kelas ketika pijakan
lingkungan main?
yang digunakan juga yang aman lingkungan main adalah
menyiapkan alat yang aman
dan disesuaikan dengan
jumlah anak.
13 Bagaimana peran guru
kelas ketika pijakan
lingkungan main?
Perannya ya ketika menata alat main disesuaikan dengan aturan. Standar
operasional sekolah.
Peran guru ketika pijakan
lingkungan main
disesuaikan dengan standar
operasional sekolah
14 Apa saja yang
dipersiapkan guru kelas
ketika pijakan sebelum
main?
Iya guru kan mendampingi anak ke kelas dulu. Persiapan guru ketika
pijakan sebelum main
adalah mendampingi anak
masuk ke kelas
15 Berapa lama guru kelas
mempersiapkannya
ketika pijakan sebelum
main?
Waktunya kita hanya mengira-ira. Kalau mungkin selesainya pijakan
sebelum main ini mungkin dari jam ... tadi kan selesainya senam sampai
jam setengah sembilan. Habis itu ada transisi, berdoa, sampai menerangkan
tema itu sampai sembilan seperemapat. Baru abis itu anak-anak bermain
sampai jam sepuluh.
Lama guru mempersiapkan
pijakan lingkungan main
tidak pasti.
16 Bagaimana guru kelas
mempersiapkannya
ketika pijakan sebelum
main?
Ya guru mengajak anak ke kelas dengan membentuk kereta untuk kelas
yang kecil
Guru mendampingi anak
masuk ke kelas dengan
membentuk kereta untuk
anak yang kecil
17 Apa saja yang dilakukan
guru kelas ketika pijakan
sebelum main?
Anak ke kelas dulu, lalu kita membuat circle time, berdoa dulu. Habis itu
kan kita ada transisi. Transisi itu toilet training sama minum. Baru abis itu,
kita nyanyi, bercakap-cakap lalu membahas tema.
Guru mengajak anak
membuat circle time,
berdoa, transisi, bernyanyi,
bercakap-cakap, dan
membahas tema
18 Bagaimana guru kelas
melakukannya ketika
pijakan sebelum main?
Guru mengajak anak duduk melingkar. Guru menghadap ke anak lalu
menyapa anak, mengajak berdoa dan lainnya sampai menjelaskan tema
Guru duduk melingkar dan
menghadap ke anak.
Kemudian menyapa anak,
berdoa, transisi, bernyanyi,
bercakap-cakap, dan
membahas tema
124
19 Di mana tempat
pelaksanaan pijakan
sebelum main?
Di kelas Pijakan sebelum main
dilakukan di Sentra APET
20 Bagaimana proses
pelaksanaan pijakan
sebelum main?
Guru mengajak anak duduk melingkar. Guru menghadap ke anak lalu
menyapa anak, mengajak berdoa dan lainnya sampai menjelaskan tema
Guru duduk melingkar dan
menghadap ke anak.
Kemudian menyapa anak,
berdoa, transisi, bernyanyi,
bercakap-cakap, dan
membahas tema
21 Apa saja peran guru
kelas ketika pijakan
sebelum main?
Peran guru yang itu, menanyakan tentang bercakap-cakap sama anak. Lalu
bernyanyi sama anak. Membuat suasana nyaman dulu di kelas.
Peran guru ketika pijakan
sebelum main adalah
bercakap-cakap dengan
anak, mengajak bernyanyi,
dan membuat suasana
nyaman di kelas
22 Bagaimana peran guru
kelas ketika pijakan
sebelum main?
Menanyakan kegiatan sehari-hari anak misalnya tadi sudah sarapan belum?
Membuat suasana yang nyaman. Misalnya kalau ada anak yang masih
nangis, kita tenangkan dulu. Biarin nangisnya selesai dulu baru bergabung.
Kita memang solusinya kayak gitu. Yang penting kan kita sudah berusaha
mengajak. Yang penting diamkan dulu tapi tetap terlihat gitu lho. Oo dia
disana. Biasanya kalau orang tua yang nggak tau kan, ini kok gurunya
diemin saja.
Peran guru ketika pijakan
sebelum main contohnya
dengan menanyakan apakah
tadi anak sudah sarapan atau
belum kemudian dengan
menenangkan anak yang
menangis
23 Apa saja yang
dipersiapkan guru kelas
ketika pijakan saat
main?
Kalau di kelas kan kita sudah menyiapkannya tadi. Kalau ini kan memang
sub temanya lomba kan, saya tadi di luar dulu. Kalau besok sub tema yang
lain pun kan tergantung mainannya. Kan kita misalnya menyiapkan dakon.
Kalo di dalam ya kita siapkan di dalam.
Persiapan pijakan saat main
adalah guru menentukan
tempat main, di luar atau di
dalam kelas
24 Berapa lama guru kelas
mempersiapakannya
ketika pijakan saat
main?
Ya paling nggak lama, paling beberapa menit Persiapan guru ketika
pijakan saat main tidak lama
25 Bagaimana guru kelas
mempersiapkannya
Mungkin kita tawarkan, mau main yang di luar atau main yang di dalam.
Misalnya kan menyiapkan dua mainan, ada yang di dalam ada yang di luar.
Persiapan guru ketika
pijakan saat main dapat
125
ketika pijakan saat
main?
Terkadang anak ada yang memilih di dalam dan di luar. Jadi saya juga
wira-wiri. Tapi kan kalau semuanya di dalam penuh. Kalau nggak nanti
semua mainan yang di dalam dulu baru bareng-bareng keluar.
dilakukan dengan
memberikan pilihan kepada
anak ingin bermain di dalam
atau luar kelas
26 Apa saja yang dilakukan
guru kelas ketika pijakan
saat main?
Mengawasi serta memberi contoh, penguatan, dan motivasi Guru mengawasi serta
memberi contoh, penguatan,
dan motivasi
27 Bagaimana guru kelas
melakukannya ketika
pijakan saat main?
Mengawasi, memberi penguatan. Maksudnya dia sudah sampai tahap ini
tapi pengennya guru itu dia bisa mencapai tahap berikutnya. Jadi memberi
penguatan lagi, misalnya ada anak yang nggak mau main, diam saja. Terus
kita berusaha mainan sendiri, asik dengan mainan sendiri. Pasti anak-anak
kepancing.
Guru memberi penguatan
kepada anak yang tidak
tertarik bermain
28 Di mana tempat
pelaksanaan pijakan saat
main?
Mungkin kita tawarkan, mau main yang di luar atau main yang di dalam.
Kalau nggak nanti semua mainan yang di dalam dulu baru bareng-bareng
keluar.
Pijakan saat main dapat
dilakukan di dalam atau luar
kelas tergantung kegiatan
main dan minat anak
29 Bagaimana proses
pelaksanaan pijakan saat
main?
Nanti anak-anak bermain lalu guru memberikan penguatan, motivasi dan
pengawasan
Pijakan saat main dilakukan
dengan kegiatan main anak
dan memberikan penguatan,
motivasi dan pengawasan
30 Bagaimana proses
bermain anak ketika
pijakan saat main?
Ya kita tanyakan dulu, mungkin pertama dia baru lihat. Lihat temannya
yang sudah bisa. Habis itu kan kita tanyakan dulu. Misalnya dia bilang
nggak bisa, baru kita bilang, dicoba.. dicoba.. Nanti kalau nggak bisa bener
baru kita bantu. Tapi nggak keseluruhan. Nggak terus dibantu dari awal
sampai akhir tapi kita bantu sedikit-sedikit. Mungkin kalau menggunting,
“yaudah ini tangannya dipegangin, terus gini”, biar dia yang meneruskan.
Nanti kalau kita bantu dari awal sampai akhir, mereka pasti menjagakan
gurunya. Biar anak mandiri
Proses bermain ketika
pijakan saat main adalah
anak mendapat kesempatan
untuk bermain dengan
motivasi dan bantuan guru
apabila mengalami kesulitan
31 Apa saja peran guru
kelas ketika pijakan saat
main?
Mengawasi serta memberi penguatan dan motivasi Guru mengawasi serta
memberi penguatan dan
motivasi
32 Bagaimana peran guru Memberikan motivasi lagi, ouw itu punyamu bagus tapi bagus lagi kalau Guru memberikan motivasi
126
kelas ketika pijakan saat
main?
dikasih ini lho. Kemarin membuat kuluk itu, “bu sudah selesai”, “oiya
bagus tapi itu bagus lagi kalau dikasih hiasan apa”. Jadi anak tambah
kreatif lagi.
kepada anak agar
memperbaiki karyanya
33 Apa saja yang
dipersiapkan guru kelas
ketika pijakan setelah
main?
Yang disiapkan ya itu, persiapan snack time Persiapan pijakan setelah
main adalah menyiapkan
minum dan makanan
34 Berapa lama guru kelas
mempersiapakannya
ketika pijakan setelah
main?
Nggak lama, karena makan dan minum sudah diantar ke kelas jadi tinggal
membagikannya.
Waktu persiapan pijakan
setelah main tidak lama
35 Bagaimana guru kelas
mempersiapkannya
ketika pijakan setelah
main?
Nanti setelah semua siap, minum dan makannya dibagikan satu per satu Guru membagikan makan
dan minum kepada setiap
anak
36 Apa saja yang dilakukan
guru kelas ketika pijakan
setelah main?
Pijakan setelah main kan beres-beres, anak-anak disuru beres-beres. Habis
itu cuci tangan, snack time, lalu recalling.
Guru kelas mendampingi
anak untuk membereskan
alat main, cuci tangan, snack
time, dan recalling
37 Bagaimana guru kelas
melakukannya ketika
pijakan setelah main?
Nanti guru mulai dengan duduk melingkar dulu, menanyakan keadaan anak
hari ini baru kegiatan. Habis itu makan dan minum
Guru mengajak anak duduk
melingkar, menanyakan
perasaan dan kegiatan main
hari ini, kemudian
mempersilakan makan dan
minum
38 Di mana tempat
pelaksanaan pijakan
setelah main?
Pijakan setelah main ini kita lakukan di kelas Pijakan setelah main
dilakukan di kelas
39 Bagaimana proses
pelaksanaan pijakan
setelah main?
Kalau sudah selesai makan, recalling. Kadang habis cuci tangan, terus
sebelum snack kita tanyakan dulu seneng nggak hari ini. Baru ditanya
kegiatan mainnya hari ini apa, baru snack time.
Guru menanyakan
bagaimana perasaan anak
setelah cuci tangan,
kemudian bagaimana
127
mainnya tadi, dan tarakhir
snack time
40 Apa saja peran guru
kelas ketika pijakan
setelah main?
Menemani anak beres-beres, cuci tangan, snack time, dan recalling Peran guru ketika pijakan
setelah main adalah
Menemani anak beres-beres,
cuci tangan, snack time, dan
recalling
41 Bagaimana peran guru
kelas ketika pijakan
setelah main?
Waktu beres-beres ya guru ikut membereskan juga. Peran guru ketika pijakan
setelah main contohnya
membantu anak
membereskan alat main
42 Bagaimana proses
pengadaan alat
permainan edukatif
tradisional?
Kita guru nanti mendata keperluan apa saja yang habis kemudian
diserahkan ke sekolah, nanti akan dikirim dari ABC Toys
Pengadaan alat permainan
dilakukan dengan mendata,
menyerahkan ke sekolah,
kemudian barang yang telah
didata akan dikirim
43 Bagaimana cara guru
memilih jenis
permainan?
Ya yang aman sama yang belum ada Guru memilih jenis
permainan yang aman dan
yang belum ada
44 Bagaimana guru kelas
melaksanakan rekapan
evaluasi harian?
Ya tadi, kan narasi. Kalau harian, setiap hari dinarasikan. Tergantung
indikatornya. Misalnya anak melatih koordinasi mata dan tangannya.
Misalnya Si A bisa melatih koordinasi mata dan tangan dengan baik,
dengan cara memilih warna sesuai perintah guru.
Rekapan evaluasi harian
dilakukan dengan cara
menarasikannya
45 Kapan guru kelas
melaksanakan rekapan
evaluasi harian?
Kalau besok itu direkapnya satu bulan.. Rekapan evaluasi harian
dilakukan tiap bulan
46 Berapa lama guru kelas
melaksanakan rekapan
evaluasi harian?
Tergantung, biasanya tiga puluh menit Rekapan evaluasi harian
kurang lebih selama tiga
puluh menit
47 Komponen apa saja yang
dinilai dalam rekapan
evaluasi harian?
Sesuai aspek dan indikator di RPPH Komponen dalam rekapan
evaluasi harian sesuai
indikator di RPPH
128
48 Di mana kah guru kelas
melaksanakan rekapan
evaluasi harian?
Kalau kemarin sih saya di rumah, kan nggak sempat di sekolah. Mungkin
cuma kita inget-inget terus yang lainnya di rumah. Yang penting hari itu
kita catat.
Rekapan evaluasi harian
dilakukan di rumah
49 Bagaimana guru kelas
melaksanakan rekapan
nilai bulanan?
Misalnya tiap bulan terus kita ambil yang paling bagus. Yang paling bagus
itu dari anak setiap harinya sampai satu bulannya itu kita pilih yang paling
bagus dalam pencapaian perkembangan. Per aspek perkembangan. Yang
penting kita catat terus
Rekapan nilai bulanan
dilakukan dengan
mengambil hasil terbaik
anak dari setiap aspek
perkembangannya
50 Kapan guru kelas
melaksanakan rekapan
nilai bulanan?
Sepulang sekolah kalau nggak sempat ya nanti kalau sudah pulang ke
rumah
Rekaapan nilai bulanan
dilakukan sepulang sekolah
di sekolah atau di rumah
51 Berapa lama guru kelas
melaksanakan rekapan
nilai bulanan?
Tergantung, tiga puluh menit. Rekapan nilai bulanan
dilakukan kira-kira selama
tiga puluh menit
52 Komponen apa saja yang
dinilai dalam rekapan
nilai bulanan?
Sesuai aspek dan indikator di RPPH. Kalau di indikator kita bagi dari KD.
Nah itu kita turunkan dari materinya. Materi kita jadikan kegiatan. Jadi
kompetensi inti, kompetesi dasar, materi, baru kegiatan.
Komponen yang dinilai
dalam rekapan nilai bulanan
sesuai indikator dan aspek
perkembangannya
53 Di mana kah guru kelas
melaksanakan rekapan
nilai bulanan?
Biasanya di rumah, Masalahnya di sini itu kalau habis selesai pembelajaran,
yang guru TPA kan langsung kerja. Langsung kerja maksudnya tugas
ngambilin baju. Jadi kan kadang belum sempet menilainya, dibawa pulang.
Evaluasi rekapan nilai
bulanan dilakukan di rumah
Bantul, 20 Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
129
Catatan Wawancara
(CW.2)
Hari/tanggal : Senin, 3 Agustus 2015 Tempat : kantor KB/TK Bina Buah Hati
Waktu : 11.10 – 11.52 WIB Sumber : Bu Tina (Koordinator Pembelajaran)
No. Pertanyaan Hasil wawancara Refleksi
1 Apa saja komponen
yang diperlukan
dalam penyusunan
pemetaan indikator
program semester?
Kita sekarang kan menggunakan Kurikulum 2013 jadi penyusunan program
semesternya membutuhkan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013. Ini kan K13
sekarang menjadi pendekatan siencetific
Komponen penyusunan
program semester adalah
Kompetensi Dasar Kurikulum
2013
2 Kapan waktu
pelaksanaan
penyusunan pemetaan
indikator program
semester?
Waktu liburan sekolah kemarin Waktu penyusunan program
semester adalah ketika libur
sekolah
3 Berapa lama waktu
yang dibutuhkan
dalam penyusunan
pemetaan indikator
program semester?
Kita satu minggu menyusunnya Waktu penyusunan program
semester adalah selama satu
minggu
4 Di mana tempat
penyusunan pemetaan
indikator program
semester?
Di sekolah Penyusunan program
semester dilakukan di sekolah
5 Apa yang dijadikan
panduan dalam
Kalau panduan penyusunannya kami menggunakan panduan Kurikulum 2013.
Ada 8 buku juga dari pusat untuk contoh cara penyusunan RPPH, penilaian.
Panduan penyusunan program
semester adalah 8 buku
130
penyusunan pemetaan
indikator program
semester?
Nanti untuk menyusun perencanaan seperti apa, cara menyusun tema seperti apa.
Nanti penilaian ada bukunya sendiri. Kalau yang Permen 58 dulu jadi
peraturannya, sekarang jadi standar. Ini bukunya ada tentang (diambilkan
beberapa buku) pengembangan tema, penilaian, penyusunan jadwal harian, cara
membuat SOP, dan cara mengelola kelas
terkait Kurikulum 2013,
diantaranya membahas
tentang pengembangan tema,
penilaian, penyusunan jadwal
harian, cara membuat SOP,
dan cara mengelola kelas
6 Bagaimana proses
penyusunan pemetaan
indikator program
semester?
Awalnya melihat kurikulum 2013 yang mencakup beberapa KD. KD nya sudah
ada di Permendikbud 146. Setiap KD akan dikelompokkan ke dalam beberapa
aspek perkembangan. Setelah dikelompokkan per aspek nanti KD nya dipilih
sesuai tema/sub tema. KD yang telah dikelompokkan nanti kita turunkan menjadi
muatan materi disesuakan dengan visi misi lembaga. Jadi nanti akan berbeda
dengan sekolah-sekolah lain. Waktunya pemilihan tema untuk tiap bulan
disesuaikan dengan jumlah hari efektifnya
Proses penyusunan program
semester dimulai dari:
- Pembagian KD
berdasarkan aspek yang
sesuai
- KD pada setiap aspek
dikelompokkan ke dalam
tema dan sub tema yang
akan digunakan
- Pembagian tema dan sub
tema berdasarkan hari
efektif pada setiap bulan
7 Apa saja komponen
yang diperlukan
dalam penyusunan
rencana kegiatan
harian?
Sekarang namanya RPPH (Rencana Program Pembelajaran Harian). Kurikulum
2013 itu namanya RPPH, RPPM, dan program semester. Kalau sekarang kan kita
mengikuti kompetensi dasar. Kalau sekarang Permen 58 itu dijadikan standarnya.
Lalu sekarang pakainya kompetensi dasar, yang ada K1, K1.2. Mungkin
kelihatan lebih awam dengernya. Kita aja juga baru ini mempelajarinya dan
sangat jauh berbeda.
Komponen penyusunan
RPPH adalah Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013
8 Kapan waktu
pelaksanaan
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Kemarin pas libur itu, kita satu minggu menyusun kurikulum sampai RPPH. Penyusunan RPPH ketika
libur sekolah
9 Berapa lama waktu
yang diperlukan
dalam penyusunan
rencana kegiatan
Kita satu minggu menyusunnya Penyusunan RPPH selama
satu minggu
131
harian?
10 Di mana tempat
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Kemarin di sekolah Penyusunan RPPH dilakukan
di sekolah
11 Apa yang dijadikan
panduan dalam
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Penyusunannya mengacu pada pembagian KD yang disesuaikan dengan tema dan
sub tema yang akan digunakan
Panduan penyusunan RPPH
mengacu pada pembagian KD
yang disesuaikan dengan
tema dan sub tema yang akan
digunakan
12 Berapa aspek
perkembangan yang
digunakan dalam
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Aspeknya kita ada nilai agama dan moral, bahasa, motorik, kognitif, sosial
emosional, dan seni
Aspek perkembangan di
RPPH ada enam, yakni nilai
agama dan moral, bahasa,
motorik, kognitif, sosial
emosional, dan seni
13 Bagaimana proses
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Dari KD itu, nanti aspek apa saja KD nya apa lalu disesuaikan dengan temanya.
Itu KD nya dikelompokkan dulu per aspek. Terus nanti kalau sudah
dikelompokkan sesuai aspek, nanti kita pilih sesuaikan dengan tema dan sub
tema yang akan digunakan. Ini kan yang pengetahuan dan keterampilan yang
masih menjadi satu nanti juga dikelompokkan. Ini yang masuk aspek nilai agama
dan moral, bahasa nanti KD mana saja. Nanti kita pilih. Nah ini kita sudah
kelompokkan. Nanti dari KD kita turunkan lagi jadi muatan materi. Muatan
materi itu disesuaikan dengan visi dan misi lembaga. Nanti setelah penyusunan
muatan materi, kita sudah punya susunan tema dan sub tema. Contohnya di bulan
Agustus ini kita menggunakan tema tanaman. Jadi, KD yang cocok untuk tema
ini apa saja? Kita pilih KD nya untuk nilai moral dan agama mana yang cocok
untuk tema ini. Ini K3 dan K4 selalu bergandengan tidak bisa dipisahkan. Misal
kita ambil K3.6 ya nanti K4.6 ikut selalu beriringan. Karena K3 muatan materi
dasarnya dan K4 untuk keterampilanya. Waktunya pemilihan tema untuk tiap
bulan disesuaikan dengan jumlah hari efektifnya. Misal ini bulan Agustus hari
efektifnya ada dua minggu, nanti kita ambil tema yang sub temanya dua, jadi per
minggu satu sub tema. Begitu juga bulan lainnya. Berkas yang telah disusun ini
baru dicermati oleh Bu Dona. Jadi nanti nunggu dulu apakah ada yang dirubah
Penyusunan RPPH dimulai
dari:
- Pembagian muatan materi
untuk setiap aspek pada
tema dan sub tema tertentu
- Pengembangan muatan
materi menjadi kegiatan
harian
132
atau tidak. Kegiatan main ditentukan sendiri oleh Bu Vivin, guru kelasnya. Anak
usia 3-4 tahun mainan apa dan lainnya, disesuaikan dengan aspeknya.
14 Apa saja yang
dilakukan guru kelas
ketika pijakan
lingkungan main?
Guru melakukan penyambutan sesuai jadwal piket dan anak-anak main bebas.
Guru menyiapkan alat main di dalam kelas. Kalau guru kelas mendapat piket
maka guru bertugas menyambut anak-anak dahulu. Setelah anak-anak main
pembukaan guru baru menyiapkan alat main. Setelah itu ada lingkaran besar. Di
sana ada gerakan-gerakan yang sesuai dengan perencanaan hari itu apa. Nanti
bisa dikenalkan gerakan dan lagu.
Pijakan lingkungan main,
guru menyiapkan alat main
pada hari itu
15 Di mana tempat
pelaksanaan pijakan
lingkungan main?
Pijakan lingkungan main dilakukan di pintu masuk sekolah untuk penyambutan,
di halaman sekolah untuk main bebasnya, kemudian di kelas besar untuk
kegiatan main yang sesuai RPPH.
Pijakan lingkungan main
dilakukan di Sentra APET
untuk menyiapkan alat main
dan di pintu masuk sekolah
guna menyambut siswa yang
datang
16 Apa saja yang
dipersiapkan guru
kelas ketika pijakan
sebelum main?
Sebelum pijakan sebelum main, ada masa transisi. Guru mempersilakan anak-
anak melakukan toilet training dan minum dulu sebelum kegiatan belajar.
Persiapan guru kelas ketika
pijakan sebelum main adalah
mengkondisikan siswa
dengan adanya masa transisi
17 Apa saja yang
dilakukan guru kelas
ketika pijakan
sebelum main?
Guru berdoa, mengabsen, memberikan gagasan kegiatan hari itu apa aja dan
permainannya apa. Jadi, mengenalkan setingan hari itu apa.
Pijakan sebelum main guru
mengajak siswa berdoa,
presensi, serta menyampaikan
gagasan dan kegiatan hari ini
18 Bagaimana
pengaturan ruang
kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional?
Pengaturan ruang kelas Sentra APET sesuai dengan modul lembaga Bina Buah
Hati. Yang jelas APE sudah terlihat dan tertata, tidak tersimpan di dalam kardus.
APE ditata di rak, biar rapi juga.
Pengaturan ruang kelas
disesuaikan dengan modul
Bina Buah Hati, contohnya
APE ditata di rak agar rapi
19 Siapa yang mengatur
ruang kelas Sentra
Alat Permainan
Edukatif Tradisional?
Guru sentra APET Guru kelas mengatur ruang
Sentra APET
20 Kapan pelaksanaan Setiap pagi hari sebelum kegiatan lingkaran besar dan atau sebelum piket. Pengaturan ruang kelas
133
pengaturan ruang
kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional?
Kalau piket, ya piket dulu baru menata alat main dilakukan ketika pagi hari
sebelum main pembukaan
21 Apa saja yang perlu
diperhatikan dalam
pengaturan ruang
kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional?
Yang jelas mempermudah anak dalam bermain dan mengambil alat main. Pengaturan Sentra APET
memperhatikan kemudahan
anak dalam bermain dan
mengambil alat main
22 Berasal dari mana kah
bahan dan alat yang
diperlukan dalam
pengaturan ruang
kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional?
Sebagian besar alat main diperoleh dari Labsite APE tradisional yang dulu berada
di sorum samping perpustakaan BPKB. Dahulu pertama kali dibuka, belum ada
Sentra APET. Setelah ada Sentra APET, alat mainnya mengambil yang ada di
Labsite tersebut dan Sentra Bahan Alam serta Seni. Yang dari Labsite itu untuk
melengkapi yang sudah kita punya, seperti wayang dan egrang. Alat main yang
berasal dari sekolah kita menggunakan biaya sendiri.
Alat main di Sentra APET
berasal dari pengadaan
sendiri, mengambil dari
Sentra Bahan Alam dan Seni,
serta Labsite APE tradisional
BPKB
23 Jenis permainan apa
saja yang dapat
digunakan dalam
pembelajaran?
Kegiatan permainan yang tanpa alat seperti petak umpet, bentengan, gobag
sodor, dan lainnya. Nanti itu harus dilakukan di tempat yang luas dan terbuka,
lapangan. Lalu, kegiatan yang menggunakan alat permainan edukatif seperti
dakon, membuat topi, cuthikan, gangsingan, dan lainnya, dilakukan di dalam
sentra.
Jenis kegiatan di Sentra
APET ada dua yakni
permainan dan kegatan yang
dapat dilakukan di dalam
ruangan
24 Bagaimana proses
pengadaan alat
permainan edukatif
tradisional?
Ya itu tadi, mengambil dari labsite dan sentra Bahan Alam serta Seni. Dulu kan,
yang dibuka hanya 4 sentra, Sentra Persiapan, Peran, Balok, dan Bahan Alam.
Tahun kedua menambah Sentra Seni. Kemudian baru tahun keempat membuka
Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional. Contohnya kalau dari Sentra Seni
ada gamelan dan lainnya yang berbau tradisional kita pindah. Kemudian di
Sentra Bahan Alam ada membuat topi nah itu nanti pindah di Sentra APET
Pengadaan alat main di Sentra
APET memindahkan mainan
yang ada di sentra lain yang
sesuai dengan permainan
tradisional seperti gamelan.
25 Bagaimana cara guru
memilih jenis
permainan?
Permainan dipilih sesuai usia anak yang hari itu masuk di Sentra APET juga
tergantung KD nya apa. Nanti guru kelas yang lebih tahu permainan atau
kegiatan apa yang akan dilakukan
Cara guru memilih jenis
permainan disesuaikan
dengan usia anak
26 Bagaimana guru kelas Penilaian ini jelas ada yang berbeda yaa. Namun ini kita belum membahas Format penilaian hariannya
134
melaksanakan
evaluasi harian?
sampai ke penilaian, baru fokus sampai RPPH. Nanti penilaiannya ada penilaian
harian secara autentik menggunakan skornya berapa gitu. Kalo kemarin kita kan
ada cecklist. Nah ini kita belum tahu mau seperti apa. Paling kita pakai itu dulu,
sambil jalan. Ini soalnya kalau mau merubah total ya perlu waktu.
belum pasti seperti apa, ada
kemungkinan sama seperti
yang sebelumnya yaitu
cecklist
Bantul, 3 Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
129
Catatan Wawancara
(CW.2)
Hari/tanggal : Senin, 3 Agustus 2015 Tempat : kantor KB/TK Bina Buah Hati
Waktu : 11.10 – 11.52 WIB Sumber : Bu Tina (Koordinator Pembelajaran)
No. Pertanyaan Hasil wawancara Refleksi
1 Apa saja komponen
yang diperlukan
dalam penyusunan
pemetaan indikator
program semester?
Kita sekarang kan menggunakan Kurikulum 2013 jadi penyusunan program
semesternya membutuhkan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013. Ini kan K13
sekarang menjadi pendekatan siencetific
Komponen penyusunan
program semester adalah
Kompetensi Dasar Kurikulum
2013
2 Kapan waktu
pelaksanaan
penyusunan pemetaan
indikator program
semester?
Waktu liburan sekolah kemarin Waktu penyusunan program
semester adalah ketika libur
sekolah
3 Berapa lama waktu
yang dibutuhkan
dalam penyusunan
pemetaan indikator
program semester?
Kita satu minggu menyusunnya Waktu penyusunan program
semester adalah selama satu
minggu
4 Di mana tempat
penyusunan pemetaan
indikator program
semester?
Di sekolah Penyusunan program
semester dilakukan di sekolah
5 Apa yang dijadikan
panduan dalam
Kalau panduan penyusunannya kami menggunakan panduan Kurikulum 2013.
Ada 8 buku juga dari pusat untuk contoh cara penyusunan RPPH, penilaian.
Panduan penyusunan program
semester adalah 8 buku
130
penyusunan pemetaan
indikator program
semester?
Nanti untuk menyusun perencanaan seperti apa, cara menyusun tema seperti apa.
Nanti penilaian ada bukunya sendiri. Kalau yang Permen 58 dulu jadi
peraturannya, sekarang jadi standar. Ini bukunya ada tentang (diambilkan
beberapa buku) pengembangan tema, penilaian, penyusunan jadwal harian, cara
membuat SOP, dan cara mengelola kelas
terkait Kurikulum 2013,
diantaranya membahas
tentang pengembangan tema,
penilaian, penyusunan jadwal
harian, cara membuat SOP,
dan cara mengelola kelas
6 Bagaimana proses
penyusunan pemetaan
indikator program
semester?
Awalnya melihat kurikulum 2013 yang mencakup beberapa KD. KD nya sudah
ada di Permendikbud 146. Setiap KD akan dikelompokkan ke dalam beberapa
aspek perkembangan. Setelah dikelompokkan per aspek nanti KD nya dipilih
sesuai tema/sub tema. KD yang telah dikelompokkan nanti kita turunkan menjadi
muatan materi disesuakan dengan visi misi lembaga. Jadi nanti akan berbeda
dengan sekolah-sekolah lain. Waktunya pemilihan tema untuk tiap bulan
disesuaikan dengan jumlah hari efektifnya
Proses penyusunan program
semester dimulai dari:
- Pembagian KD
berdasarkan aspek yang
sesuai
- KD pada setiap aspek
dikelompokkan ke dalam
tema dan sub tema yang
akan digunakan
- Pembagian tema dan sub
tema berdasarkan hari
efektif pada setiap bulan
7 Apa saja komponen
yang diperlukan
dalam penyusunan
rencana kegiatan
harian?
Sekarang namanya RPPH (Rencana Program Pembelajaran Harian). Kurikulum
2013 itu namanya RPPH, RPPM, dan program semester. Kalau sekarang kan kita
mengikuti kompetensi dasar. Kalau sekarang Permen 58 itu dijadikan standarnya.
Lalu sekarang pakainya kompetensi dasar, yang ada K1, K1.2. Mungkin
kelihatan lebih awam dengernya. Kita aja juga baru ini mempelajarinya dan
sangat jauh berbeda.
Komponen penyusunan
RPPH adalah Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013
8 Kapan waktu
pelaksanaan
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Kemarin pas libur itu, kita satu minggu menyusun kurikulum sampai RPPH. Penyusunan RPPH ketika
libur sekolah
9 Berapa lama waktu
yang diperlukan
dalam penyusunan
rencana kegiatan
Kita satu minggu menyusunnya Penyusunan RPPH selama
satu minggu
131
harian?
10 Di mana tempat
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Kemarin di sekolah Penyusunan RPPH dilakukan
di sekolah
11 Apa yang dijadikan
panduan dalam
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Penyusunannya mengacu pada pembagian KD yang disesuaikan dengan tema dan
sub tema yang akan digunakan
Panduan penyusunan RPPH
mengacu pada pembagian KD
yang disesuaikan dengan
tema dan sub tema yang akan
digunakan
12 Berapa aspek
perkembangan yang
digunakan dalam
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Aspeknya kita ada nilai agama dan moral, bahasa, motorik, kognitif, sosial
emosional, dan seni
Aspek perkembangan di
RPPH ada enam, yakni nilai
agama dan moral, bahasa,
motorik, kognitif, sosial
emosional, dan seni
13 Bagaimana proses
penyusunan rencana
kegiatan harian?
Dari KD itu, nanti aspek apa saja KD nya apa lalu disesuaikan dengan temanya.
Itu KD nya dikelompokkan dulu per aspek. Terus nanti kalau sudah
dikelompokkan sesuai aspek, nanti kita pilih sesuaikan dengan tema dan sub
tema yang akan digunakan. Ini kan yang pengetahuan dan keterampilan yang
masih menjadi satu nanti juga dikelompokkan. Ini yang masuk aspek nilai agama
dan moral, bahasa nanti KD mana saja. Nanti kita pilih. Nah ini kita sudah
kelompokkan. Nanti dari KD kita turunkan lagi jadi muatan materi. Muatan
materi itu disesuaikan dengan visi dan misi lembaga. Nanti setelah penyusunan
muatan materi, kita sudah punya susunan tema dan sub tema. Contohnya di bulan
Agustus ini kita menggunakan tema tanaman. Jadi, KD yang cocok untuk tema
ini apa saja? Kita pilih KD nya untuk nilai moral dan agama mana yang cocok
untuk tema ini. Ini K3 dan K4 selalu bergandengan tidak bisa dipisahkan. Misal
kita ambil K3.6 ya nanti K4.6 ikut selalu beriringan. Karena K3 muatan materi
dasarnya dan K4 untuk keterampilanya. Waktunya pemilihan tema untuk tiap
bulan disesuaikan dengan jumlah hari efektifnya. Misal ini bulan Agustus hari
efektifnya ada dua minggu, nanti kita ambil tema yang sub temanya dua, jadi per
minggu satu sub tema. Begitu juga bulan lainnya. Berkas yang telah disusun ini
baru dicermati oleh Bu Dona. Jadi nanti nunggu dulu apakah ada yang dirubah
Penyusunan RPPH dimulai
dari:
- Pembagian muatan materi
untuk setiap aspek pada
tema dan sub tema tertentu
- Pengembangan muatan
materi menjadi kegiatan
harian
132
atau tidak. Kegiatan main ditentukan sendiri oleh Bu Vivin, guru kelasnya. Anak
usia 3-4 tahun mainan apa dan lainnya, disesuaikan dengan aspeknya.
14 Apa saja yang
dilakukan guru kelas
ketika pijakan
lingkungan main?
Guru melakukan penyambutan sesuai jadwal piket dan anak-anak main bebas.
Guru menyiapkan alat main di dalam kelas. Kalau guru kelas mendapat piket
maka guru bertugas menyambut anak-anak dahulu. Setelah anak-anak main
pembukaan guru baru menyiapkan alat main. Setelah itu ada lingkaran besar. Di
sana ada gerakan-gerakan yang sesuai dengan perencanaan hari itu apa. Nanti
bisa dikenalkan gerakan dan lagu.
Pijakan lingkungan main,
guru menyiapkan alat main
pada hari itu
15 Di mana tempat
pelaksanaan pijakan
lingkungan main?
Pijakan lingkungan main dilakukan di pintu masuk sekolah untuk penyambutan,
di halaman sekolah untuk main bebasnya, kemudian di kelas besar untuk
kegiatan main yang sesuai RPPH.
Pijakan lingkungan main
dilakukan di Sentra APET
untuk menyiapkan alat main
dan di pintu masuk sekolah
guna menyambut siswa yang
datang
16 Apa saja yang
dipersiapkan guru
kelas ketika pijakan
sebelum main?
Sebelum pijakan sebelum main, ada masa transisi. Guru mempersilakan anak-
anak melakukan toilet training dan minum dulu sebelum kegiatan belajar.
Persiapan guru kelas ketika
pijakan sebelum main adalah
mengkondisikan siswa
dengan adanya masa transisi
17 Apa saja yang
dilakukan guru kelas
ketika pijakan
sebelum main?
Guru berdoa, mengabsen, memberikan gagasan kegiatan hari itu apa aja dan
permainannya apa. Jadi, mengenalkan setingan hari itu apa.
Pijakan sebelum main guru
mengajak siswa berdoa,
presensi, serta menyampaikan
gagasan dan kegiatan hari ini
18 Bagaimana
pengaturan ruang
kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional?
Pengaturan ruang kelas Sentra APET sesuai dengan modul lembaga Bina Buah
Hati. Yang jelas APE sudah terlihat dan tertata, tidak tersimpan di dalam kardus.
APE ditata di rak, biar rapi juga.
Pengaturan ruang kelas
disesuaikan dengan modul
Bina Buah Hati, contohnya
APE ditata di rak agar rapi
19 Siapa yang mengatur
ruang kelas Sentra
Alat Permainan
Edukatif Tradisional?
Guru sentra APET Guru kelas mengatur ruang
Sentra APET
20 Kapan pelaksanaan Setiap pagi hari sebelum kegiatan lingkaran besar dan atau sebelum piket. Pengaturan ruang kelas
133
pengaturan ruang
kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional?
Kalau piket, ya piket dulu baru menata alat main dilakukan ketika pagi hari
sebelum main pembukaan
21 Apa saja yang perlu
diperhatikan dalam
pengaturan ruang
kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional?
Yang jelas mempermudah anak dalam bermain dan mengambil alat main. Pengaturan Sentra APET
memperhatikan kemudahan
anak dalam bermain dan
mengambil alat main
22 Berasal dari mana kah
bahan dan alat yang
diperlukan dalam
pengaturan ruang
kelas Sentra Alat
Permainan Edukatif
Tradisional?
Sebagian besar alat main diperoleh dari Labsite APE tradisional yang dulu berada
di sorum samping perpustakaan BPKB. Dahulu pertama kali dibuka, belum ada
Sentra APET. Setelah ada Sentra APET, alat mainnya mengambil yang ada di
Labsite tersebut dan Sentra Bahan Alam serta Seni. Yang dari Labsite itu untuk
melengkapi yang sudah kita punya, seperti wayang dan egrang. Alat main yang
berasal dari sekolah kita menggunakan biaya sendiri.
Alat main di Sentra APET
berasal dari pengadaan
sendiri, mengambil dari
Sentra Bahan Alam dan Seni,
serta Labsite APE tradisional
BPKB
23 Jenis permainan apa
saja yang dapat
digunakan dalam
pembelajaran?
Kegiatan permainan yang tanpa alat seperti petak umpet, bentengan, gobag
sodor, dan lainnya. Nanti itu harus dilakukan di tempat yang luas dan terbuka,
lapangan. Lalu, kegiatan yang menggunakan alat permainan edukatif seperti
dakon, membuat topi, cuthikan, gangsingan, dan lainnya, dilakukan di dalam
sentra.
Jenis kegiatan di Sentra
APET ada dua yakni
permainan dan kegatan yang
dapat dilakukan di dalam
ruangan
24 Bagaimana proses
pengadaan alat
permainan edukatif
tradisional?
Ya itu tadi, mengambil dari labsite dan sentra Bahan Alam serta Seni. Dulu kan,
yang dibuka hanya 4 sentra, Sentra Persiapan, Peran, Balok, dan Bahan Alam.
Tahun kedua menambah Sentra Seni. Kemudian baru tahun keempat membuka
Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional. Contohnya kalau dari Sentra Seni
ada gamelan dan lainnya yang berbau tradisional kita pindah. Kemudian di
Sentra Bahan Alam ada membuat topi nah itu nanti pindah di Sentra APET
Pengadaan alat main di Sentra
APET memindahkan mainan
yang ada di sentra lain yang
sesuai dengan permainan
tradisional seperti gamelan.
25 Bagaimana cara guru
memilih jenis
permainan?
Permainan dipilih sesuai usia anak yang hari itu masuk di Sentra APET juga
tergantung KD nya apa. Nanti guru kelas yang lebih tahu permainan atau
kegiatan apa yang akan dilakukan
Cara guru memilih jenis
permainan disesuaikan
dengan usia anak
26 Bagaimana guru kelas Penilaian ini jelas ada yang berbeda yaa. Namun ini kita belum membahas Format penilaian hariannya
134
melaksanakan
evaluasi harian?
sampai ke penilaian, baru fokus sampai RPPH. Nanti penilaiannya ada penilaian
harian secara autentik menggunakan skornya berapa gitu. Kalo kemarin kita kan
ada cecklist. Nah ini kita belum tahu mau seperti apa. Paling kita pakai itu dulu,
sambil jalan. Ini soalnya kalau mau merubah total ya perlu waktu.
belum pasti seperti apa, ada
kemungkinan sama seperti
yang sebelumnya yaitu
cecklist
Bantul, 3 Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
129
130
131
132
139
LAMPIRAN 4
CATATAN LAPANGAN
140
Catatan Lapangan “Proses Pembelajaran”
(CL.1)
Hari/tanggal : Selasa, 18 Agustus 2015
Waktu : 08.15 – 10.15
Tempat : KB/TK Bina Buah Hati
Tema : HUT RI
Sub tema : Lomba HUT RI
No. Data Deskripsi Refleksi
1. Pijakan lingkungan
main
08.11 – 08.31
Pukul 08.11 guru Sentra APET telah menata alat main yang akan
dipergunakan nanti. Beberapa guru juga telah duduk di dekat pintu
masuk guna manyambut siswa datang. Siswa yang datang dibiasakan
untuk meletakkan alas kaki di rak sepatu dan tas di rak penyimpanan.
Setelah meletakkan barangnya, anak-anak dipersilakan bermain bebas
di halaman sekolah. Pukul 08.20, guru yang bertugas menyambut
anak-anak mengajak para siswa masuk ke aula untuk main pembukaan.
Main pembukaan pagi ini dipimpin oleh Bu Nunin. Guru dan siswa
senam bersama dengan menggerakkan kepala, tangan kaki, dan badan
sesuai irama. Lagu yang digunakan ada yang menggunakan Bahasa
Jawa dan Bahasa Indonesia.
Pukul 08.28 Bu Nunin memanggil para siswa sesuai jadwalnya hari
ini masuk ke sentra apa. Guru Sentra APET dipanggil kemudian maju
- Menyiapkan alat main di sentra
- Menyambut anak datang
- Main pembukaan di ruang sentra
- Pembagian kelas dan masuk ke
sentra
141
ke depan. Selanjutnya dilanjutkan para siswa KB.B1. Bu Vivin dan
para siswa membentuk kereta dan menynyikan lagu “Naik Kereta”
sambil berjalan menuju Sentra APET.
2. Pijakan sebelum main
08.31 – 09.12
Bu Vivin dan semua siswa telah berada di dalam Sentra APET. Bu
Vivin mempersilakan para siswa duduk di karpet yang berbentuk
lingkaran. Ada salah seorang siswa yang menangis ketika masuk ke
dalam sentra. Bu Vivin duduk di dekatnya dan berusaha menenangkan
serta menunggunya diam namun anak tidak kunjung diam. Bu Vivin
kemudian membiarkan anak tersebut menangis dan mengajak siswa
lain berdoa.
Guru: “Yok berdoa! Tangan dilipat, kaki dilipat. Siapa yang mau
mimpin doa? Rafif yaa”
Rafif memimpin doa pagi ini dengan bimbingan Bu Vivin . Guru
dan para siswa berdoa bersama dengan menggunakan bahasa
Indonesia, “Tuhan Yang Maha Esa. Kami mohon perlindungan.
Berikan kami kemudahan dalam belajar. Aamiin.” Setelah doa selesai
guru mengucapkan salam
Guru: “Selamat pagi anak-anak”
Anak: “Selamat pagu bu Vivin”
Kemudian guru menanyakan apakah ada yang ingin minum dan
buang air kecil. Beberapa anak mengatakan ingin minum dan tidak ada
yang ingin buang air kecil. Guru pergi keluar kelas untuk mengambil
minum di dapur. Bu Vivin kembali dengan membawa gelas berisi air
minum dan duduk melingkar bersama para siswa. Setiap gelas sudah
ada nama masing-masing anak, sehingga guru dapat langsung
memanggil nama anak sesuai tulisan yang tertera. Bagi anak yang
tidak minum atau tidak menghabiskan minumnya tidak apa-apa.
- Duduk melingkar
- Berdoa
- Transisi (anak minum dan
bernyanyi)
- Presensi
- Mengenalkan dan menjelaskan
tema
- Menyebutkan dan menjelaskan
permainan
- Menuju tempat permainan
142
Setelah anak-anak selesai minum, Bu Vivin mengajak para siswa
bernyanyi lagu “Kupu-kupu” kemudian menanyakan warna kupu-kupu
apa saja. Anak-anak menyebutkan beberapa warna. Setelah itu, guru
menanyakan warna pakaian setiap anak, yang tidak dapat menjawab
dibantu oleh guru. Lagu berikutnya adalah “Di Sini Senang di Sana
Senang, Kalau Kau Suka Hati, Melihat Sepotong Roti, dan Bedug
Agung”. Usia kegiatan transisi, Bu Vivin menjelaskan bahwa kemarin
adalah tanggal 17 Agustus, ada Upacara Kemerdakaan.
Guru: “Kalo di rumah biasanya diadain lomba-lomba. Ada lomba apa
saja?”
Guru dan para siswa menyebutkan jenis perlombaan, ada
memindahkan belut, pecah air, main bola, panjat pinang, dan mancing.
Guru: “Gimana lagunya? Tujuh belas Agustus tahun Empat Lima...”
(Guru dan anak bernyanyi bersama)
08.50 Bu Vivin menulis di whiteboard.
Guru: “Sekarang kita belajar di sentra apa?”
Anak: “Sentra APET”
Guru: “Apa itu APET?”
Guru dan para siswa bersama-sama menyebutkan kepanjangan Sentra
APET.
Guru: “Siapa gurunya?”
Anak: “Bu Vivin”
Guru: “Kita absen yaa. Berhitung dahulu”
Anak-anak berhitung. Guru menuliskan nama para siswa di dalam
gambar bendera yang telah di gambar pada whitebiard. Anak
menyebutkan namanya masing-masing sekaligus mengeja hurufnya
143
apa saja dengan bantuan Bu Vivin. Setelah selesai menuliskan semua
nama anak. Bu Vivin menanyakan hari apa ini kepdaa para siswa.
Guru: “Sekarang hari apa? Hari kedua. Senin ...”
Anak: “Selasa”
Selanjutnya guru menyebutkan tanggal dan tema hari ini. Kemudian
dilanjutkan dengan menggambar tiang bendera dan menanyakan
negara kita, warna bendera, serta tanggal kemerdakaan Indonesia. Guru
menjelaskan sejarah singkat kemerdekaan Indonesia kepada para
siswa.
09.06 Bu Vivin memberi tahu anak-anak bahwa nanti akan lomba
(bakiak, memindahkan holahop, membawa bola, dan memasukkan
bendera ke botol). Lomba dilaksanakan di halaman luar sekolah. Guru
menerangkan bahwa kelompok mainnya akan ditentukan, kemudian
guru dan para siswa bersama-sama menyebutkan aturan main (tidak
boleh berebutan dan bekerja sama).
Sebelum keluar kelas, guru menanyakan apakah ada yang mau
minum. Kemudian guru meminta setiap anak membantu membawakan
alat main yang telah disediakan keluar kelas. Guru mendampingi para
siswa keluar kelas menuju halaman dan mengingatkan anak untuk
memakai alas kaki.
3. Pijakan saat main
09.12 – 09.45
09.12 guru menyiapkan alat main di halaman luar sekolah. Pertama-
tama, guru membuat garis start-finish. Kemudian meletakkan bakiak di
garis start.
09.15 permainan pertama, bakiak siap dimulai, setiap anak
mengikuti lomba terkecuali Alice (anak yang menangis tadi). Setiap
kelompok terdiri dari dua siswa dan guru dan teman-teman
memberikan semangat kepada siswa yang sedang berlomba. Salah satu
anak ada yang tidak dapat bermain bakiak kemudian guru memberikan
aba-aba kanan-kiri, kanan-kiri. Permainan berikutnya adalah
- Menyiapkan alat main di halaman
luar sekolah
- Lomba bakiak, memindahkan
holahop, membawa bola, dan
memasukkan bendera ke botol
- Guru memberikan arahan dan
mendampingi siswa
144
memindahkan holahop, membawa bola, dan memasukkan bendera ke
botol. Pada lomba memasukkan bendera, awalnya menggunakan botol
minum bekas sebagai tempat masuknya bendera. Namun karena
botolnya kosong dan mudah jatuh, sehingga guru membantu
memegangi botol agar tetap dapat berdiri. Setelah putaran lomba
pertama selesai, guru mengisi botol dengan pasir sehingga botol tidak
mudah jatuh lagi. Pada sela-sela permainan, guru mempersilakan para
siswa yang haus untuk minum.
09.39 lomba telah usai. Guru mempersilakan para siswa bermain
bebas dengan alat main yang digunakan untuk lomba tadi. Guru duduk
bersama para siswa yang tidak bermain di tempat teduh sekaligus
mengawasi siswa lainnya.
4. Pijakan setelah main
09.45 – 10.10
09.45 guru mengajak para siswa kembali ke dalam kelas. Guru
meminta tolong kepada para siswa untuk membawakan alat main yang
telah digunakan. Para siswa melepas alas kaki dan menuju ke dalam
kelas. Para siswa mengembalikan alat main pada tempatnya semula.
Guru mendampingi siswa membereskan alat main.
09.51 guru dan para siswa membentuk kereta api untuk cuci tangan
di kamar kecil. Selanjutnya guru dan para siswa duduk melingkar.
Guru mrnyiapkan minum dan makanan untuk para siswa. Sebelum
berdoa bersama, guru menanyakan lomba apa saja yang telah
dimainkan tadi. Anak-anak menjawab pertanyaan dengan antusias.
Guru: “Seneng semua?”
Anak: “Seneng”
Ketika akan berdoa ada salah seorang siswa yang baru datang. Guru
menyapanya dan meminta agr tidak terlambat lagi. Kemudian guru
meminta dan mengarahkan salah satu siswa untuk memimpin doa.
Guru dan para siswa membaca doa sebelum makan dengan bahasa
Arab dan Indonesia untuk siswa yang beragama selain Islam. Guru
- Membereskan alat main
- Cuci tangan
- Circle Time
- Recalling permainan
- Berdoa mau makan
- Minum dan makan
- Menasihati anak untuk
mengucapkan terima kasih
- Recalling tema
- Berdoa setelah makan dan belajar
- Salam
- Penutup
145
membagikan minum dan makanan kepada semua siswa. Guru
mmbiasakan anak untuk mengucapkan terima kasih ketika
mendapatkan sesuatu.
Guru: “Bilang apa kalau dikasih?”
Anak: “Terima kasih”
Guru: “Sama-sama”
Para siswa yang tidak menghabiskan makananya boleh membawa
pulang. Para siswa dibiasakan untuk bertanggung jawab
Anak: “Bu, ndak mau, ndak suka”
Guru: “Ayo dimakan, dihabiskan. Kalo tidak dibawa pulang ya.
Soalnya tadi sudah minta”
Guru menunggu semua siswa menghabiskan makanannya dan
mengembalikan gelas ke tempatnya.
10.05 guru mengajak para siswa duduk yang rapi, melipat tangan
dan kaki. Kemudian recalling. Guru menanyakan kapan hari
kemerdekaan, warna bendera, nama presiden yang pertama dan
sekarang. Selanjutnya guru dan para siswa berdoa bersama, doa setelah
makan dan setelah belajar. setelah selesai, guru mengucapkan salam.
Guru: “Selamat siang anak-anak”
Anak: “Selamat siang”
Guru: “Ketemu lagi besok hari? Hari ketiga hari apa? Ra..... bu...
tanggal 19. Okay, bu Vivin panggil satu-satu yaa”
10.10 Para siswa dipanggil satu per satu kemudian salim dan keluar
kelas. Kemudian guru mengembalikan alat makan ke tempatnya.
5. Pengaturan ruang kelas Pengaturan ruang kelas diatur agar ada tempat untuk kegiatan Pengaturan ruang kelas:
146
duduk melingkar. Rak dan almari penyimpanan diletakkan di pinggir
ruangan. Alat main disimpan di dalam rak dan almari. Rak
penyimpanan kurang lebih berukuran 1 meter sedangkan almarinya
lebih tinggi. Terdapat satu almari yang digunakan untuk menyimpan
alat tulis guru maupun kelas. Anak-anak duduk melingkar menghadap
ke whiteboard. Whiteboard yang digunakan berukuran kecil dan
digantung rendah.
Alat main yang akan digunakan hari ini dipersiapkan oleh Bu Vivin
di lantai kelas. Hari ini ada lima permainan yang dipersiapkan, yakni
bakiak, holahop, bola, bendera merah putih berukuran kecil, dan
egrang dari bathok kelapa. Semua alat main diletakkan di lantai dan
anak tidak boleh mengambil alat main yang berada di almari maupun
rak. Pada kegiatan bermain semua alat main digunakan kecuali egrang
dari bathok kelapa. Setelah selesai bermain, Bu Vivin dan anak-anak
mengembalikan alat main ke tempatnya, sesuai letak awalnya.
- Alat main yang akan digunakan
diletakkan di lantai
- Anak tidak boleh mengambil alat
main yang berada di almari
maupun rak
- Alat main dikembalikan pada
tempatnya ketika telah selesai
digunakan
6. Jenis permainan Jenis permainan yang digunakan hari ini adalah games. Beberapa
anak berlomba dalam memainkan setiap jenis permainan. Games
dilakukan di halaman luar sekolah.
Jenis permainan: games
Mengetahui,
Guru Kelas
Vivin Nurmakrifah
Bantul, 18 Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
147
Catatan Lapangan “Proses Pembelajaran”
(CL.2)
Hari/tanggal : Kamis, 20 Agustus 2015
Waktu : 07.45 – 10.15
Tempat : KB/TK Bina Buah Hati
Tema : HUT RI
Sub tema : Lomba HUT RI
No. Data Deskripsi Refleksi
1. Pijakan lingkungan
main
07.45 – 08.28
Pukul 07.45 guru Sentra APET sedang menata alat main yang akan
dipergunakan pada hari ini. Hari ini Bu Vivin menyiapkan bola besar,
bola kecil, bendera, dan bakiak. Beberapa guru juga telah duduk di
dekat pintu masuk guna manyambut siswa datang. Siswa yang datang
dibiasakan untuk meletakkan alas kaki di rak sepatu dan tas di rak
penyimpanan. Setelah meletakkan barangnya, anak-anak dipersilakan
bermain bebas di halaman sekolah. Setelah selesai menyiapkan alat
main, Bu Vivin dan guru lain berada di dekat halaman sekolah untuk
mendampingi anak bermain.
Pukul 08.15 bel berbunyi, guru yang bertugas menyambut anak-
anak mengajak para siswa masuk ke aula untuk main pembukaan.
Main pembukaan pagi ini diisi dengan senam bersama menggerakkan
kepala, tangan kaki, dan badan sesuai irama. Lagu yang digunakan ada
- Menyiapkan alat main di
sentra
- Menyambut anak datang
- Mendampingi anak bermain
bebas
- Main pembukaan di ruang
sentra
- Pembagian kelas dan masuk
ke sentra
148
berasal dari Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia.
Pukul 08.23 para siswa mendengarkan pembagian jadwal dan
segera masuk sentra bersama guru kelas masing-masing. Guru Sentra
APET dipanggil kemudian maju ke depan. Selanjutnya dilanjutkan
para siswa KB.A1. Bu Vivin dan para siswa membentuk kereta dan
menynyikan lagu “Naik Kereta” sambil berjalan menuju Sentra APET.
2. Pijakan sebelum main
08.28 – 09.17
Bu Vivin dan semua siswa telah berada di dalam Sentra APET. Bu
Vivin mempersilakan para siswa duduk di karpet yang berbentuk
lingkaran sambil menunggu anak yang telat masuk kelas. Setelah
semua masuk kelas, bu Vivin mengajak para siswa berdoa “Tuhan
Yang Maha Esa kami mohon perlindungan. Berikan kami kemudahan
dalam belajar. aamiin”. Kemudian guru mengucapkan salam,
Guru: “Selamat pagi semuanya”
Anak: “Selamat pagi Bu Vivin”
Bu Vivin menanyakan apakah ada yang ingin buang air kecil
kepada setiap anak. Kemudian Bu Vivin mengantarkan satu orang anak
yang ingin buang air kecil sedangkan yang lainnya menunggu di dalam
kelas.
Pukul 08.45 Bu Vivin masuk ke dalam kelas dengan membawa
gelas beirisi air minum anak-anak. Bu Vivin menyankan siapakah yang
mau minum, kemudian memanggil nama anak satu per satu. Bu Vivn
memanggil nama anak dengan mengeja hurufnya satu per satu. Bu
Vivin memberikan nasihat kepada anak untuk minum pelan-pelan, dan
menggunakan tangan kanan.
Guru: “Sudah ya. Sudah minum, sudah pipis.
Sekarang tepuk semangat.”
Bu Vivin dan semua anak melakukan tepuk semangat, tepuk anak
- Duduk melingkar
- Berdoa
- Salam
- Transisi (anak buang air kecil,
minum, tepuk, dan bernyanyi)
- Bernyanyi lagu Jawa
- Presensi
- Tanya jawab seputar tema
- Mengenalkan dan
menjelaskan tema
- Menyebutkan dan
menjelaskan permainan
- Menuju tempat permainan
149
PAUD, kalau kau suka hati dan menyanyikan lagu Aku Anak Cerdas,
lagu Bina Buah Hati, serta Gundul-gundul Pacul. Selanjutnya bu Vivin
menunjuk setiap anak untuk menyanyikan lagu Jawa. Lagu yang
dinyanyikan anak antara lain Gundul-gundul Pacul, Jaranan, Suwe Ora
Jamu. Bu Vivin selalu menanyakan kepada anak ingin dihitung sampai
berapa sebelum mulai bernyanyi
Guru: “Yuk hitung temannya pakai Bahasa Jawa (1-7)”
Kemudian Bu Vivin mengajak anak menghitung dengan Bahasa
Indonesia. Bu Vivin menanyakan kalau jarinya anak-anak ada berapa
dan mengajak mereka meng Jari Tanganku.
Pukul 08.58 Bu Vivin mempresensi para siswa dengan menuliskan
di whiteboard.
Guru: “Sekarang anak belajar di sentra apa?”
Anak: “Sentra APET”
Guru: “APET itu hurufnya apa saja? A-P-E-T.”
Guru dan para siswa bersama-sama menyebutkan kepanjangan
Sentra APET. Selanjutnya Bu Vivin menanyakan nama kepada setiap
siswa dan menuliskan di dalam gamabar bendera pada whiteboard.
Guru: “Sekarang hari apa? Hari keempat. Yuk hitung bareng-bareng”
Bu Vivin dan anak menyanyikan lagu nama-nama hari guna
memancing anak hari apa sekarang. Selanjutnya Bu Vivin menuliskan
tanggal hari ini dan menanyakan kepada anak bagaimana bacanya.
Angka dan huruf dieja satu per satu serta beberapa kali Bu Vivin
menunjuk seorang anak untuk menyebutkan bunyinya.
Tema hari ini adalah HUR RI dengan sub tema Lomba
Kemerdekaan. Bu Vivin mulai menanyakan informasi tentang HUT RI
150
kepada anak.
Guru: “Kemarin HUT RI kapan?”
Anak: (diam)
Guru: “17 Agustus 1945. Di rumah kemarin ada lomba?”
Kemudian anak menceritakan lomba perayaan HUT RI yang ada di
rumhnya. Selanjutnya Bu Vivin menggambar bendera di whiteboard
dan menanyakan apa warnanya. Bu Vivin juga menunjuk pada bendera
kecil yang telah dipersiapkan di lantai agar anak mengetahui warna
aslinya.
Guru: “Negara kita apa namanya?”
Anak: “Indonesia”
Bu Vivin dan anak anak menyanyikan lagu 17 Agustus. Kemudian
Bu Vivin menggambar lomba makan kerupuk di whiteboard dan
menanyakan lagi ketika 17 Agustus ada lomba apa saja. Bu Vivin
bertanya kepada setiap anak di rumah ada lomba apa saja dan
mengikutinya atau tidak.
Pukul 09.14 Bu Vivin menunjuk alat main yang ada di lantai dan
menyebutkan apa namanya. Bu Vivin menanyakan aturan bermain
kepada anak. Anak menjawab bahwa aturan bermainnya adalah tidak
berebut, bermain bersama, dan bila sudah selesai dibereskan.
Permainan akan dilaksanakan di halaman luar sekolah sehingga Bu
Vivin meminta tolong kepada para siswa untuk membawakan alat
mainnya. Anak-anak membawa alat mainnya keluar kelas. Guru
mendampingi para siswa keluar kelas menuju halaman dan
mengingatkan anak untuk memakai alas kaki.
3. Pijakan saat main
09.17 – 09.45
Di halaman sekolah, Bu Vivin menyiapkan permainan pertama
yakni bakiak. Pendidik juga mnyiapkan garis start dan finish. Bu Vivin
- Menyiapkan alat main di
halaman luar sekolah
151
menunjuk beberapa anak yang akan bermain bakiak terlebih dahulu
sedangkan teman lainnya menunggu giliran dan ikut menyemangati.
Bu Vivin menjadi wasit permainan sekalian pendidik yang
memberikan arahan dan semangat bagi anak-anak. Bu Vivin juga
mengingatkan beberapa anak yang bermaian bola padahal belum
waktunya.
Setelah permainan bakiak selesai, dilanjutkan permainan bola. Bola
berukuran standar dimainkan oleh dua anak dengan aturan membawa
bola tanpa dipegang dan jatuh. Permainan yang ketiga adalah
memindahkan bola kecil berdasarkan warnanya. Permainan ini
dilaksankan oleh dua anak dalam sekali sesi. Selanjutnya permainan
keempat adalah memasukkan bendera ke dalam botol. Satu kali sesi
permainan memindahkan bola dapat diikutioleh tiga anak. Bu Vivin
dan anak-anak yang lain juga memberikan semangat kepada temannya
yang bermain.
Selama permainan Bu Vivin memberikan arahan kepada anak agar
bermaian sesuai aturan dan himbauan kepada teman lainnya yang
menunggu giliran untuk tertib mengantre serta tidak bermain mainan
yang tidak ditentukan. Sebagai contoh Bu Vivin melarang anak
bermain pelosotan. Ketika semua permainan telah dimainkan Bu Vivin
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bermain bebas
dengan bola besar.
- Lomba bakiak, membawa
bola besar, memindahkan bola
kecil, dan memasukkan
bendera ke botol
- Guru memberikan arahan dan
mendampingi siswa
- Guru menghimbau anak untuk
hanya memainkan permainan
yang telah disiapkan
4. Pijakan setelah main
09.45 – 10.15
Pukul 09.45 Bu Vivin mengajak para siswa untuk masuk ke dalam
kelas dan meminta tolong membawakan alat main. Bu Vivin dan para
siswa mengembalikan alat main pada tempatnya, ke dalam almari dan
rak. Pukul 10.00 Bu Vivin dan para anak cuci tangan di kamar mandi.
Pukul 10.04 semua anak sudah duduk melingkar di atas karpet.
Guru: “Bagaimana, senang hari ini?”
Anak: “Senang”
Guru: “Main apa saja kita tadi?”
- Membereskan alat main
- Cuci tangan
- Circle Time
- Recalling permainan
- Berdoa mau makan
- Minum dan makan
- Menasihati anak
mengucapkan terima kasih
dan mekan menggunakan
152
Anak: “lomba bakiak, bola besar, bola kecil, dan memindahkan
bendera”
Guru: “Iya. Bernyanyi lagu Bahasa Jawa juga ya tadi”
Setelah tanya jawab selesai Bu Vivin mengajak anak-anak untuk
berdoa sebelum makan. Bu Vivin meminta Raffa untuk memimpin
berdoa dengan menggunakan Bahasa Arab. Setelah selesai, Bu Vivin
menjelaskan bahwa hari ini minum adalah jeruk hangat. Minuman
dibagikan kepada setiap anak sesuai gelas masing-masing. Bu Vivin
membiasakan anak untuk mengucapkan terima kasih ketika
mendapatkan sesuatu.
Guru: “Bilang apa kalau dikasih?”
Anak: “Terima kasih”
Guru: “Sama-sama”
Bu Vivin menanyakan kepada setiap anak ingin makan kue nya satu
atau setengah agar membiasakan anak bertanggung jawab untuk
menghabiskan makanannya. Bu Vivin juga mengingatkan bahwa
makannya menggunakan tangan kanan.
Pukul 10.13 Bu Vivin dan anak-anak membaca doa setelah makan
menggunakan Bahasa Arab. Selanjutnya membaca doa setelah belajar
menggunakan Bahasa Indonesia. Kemudian Bu Vivin mengucapkan
salam dan menyalami anak-anak satu per satu.
Guru: “Selamat siang anak-anak”
Anak: “selamat siang Bu Vivin”
tangan kanan
- Berdoa setelah makan dan
belajar
- Salam
- Penutup
5. Pengaturan ruang kelas Pengaturan ruang kelas diatur agar ada tempat untuk kegiatan duduk
melingkar. Rak dan almari penyimpanan diletakkan di pinggir ruangan.
Alat main disimpan di dalam rak dan almari. Rak penyimpanan kurang
lebih berukuran 1 meter sedangkan almarinya lebih tinggi. Terdapat
Pengaturan ruang kelas:
- Alat main yang akan
digunakan diletakkan di lantai
- Anak tidak boleh mengambil
153
satu almari yang digunakan untuk menyimpan alat tulis guru maupun
kelas. Anak-anak duduk melingkar menghadap ke whiteboard.
Whiteboard yang digunakan berukuran kecil dan digantung rendah.
Alat main yang akan digunakan hari ini dipersiapkan oleh Bu Vivin
di lantai kelas. Hari ini ada empat permainan yang dipersiapkan, yakni
bakiak, bola besar, bola kecil, dan bendera merah putih berukuran
kecil. Semua alat main diletakkan di lantai dan anak tidak boleh
mengambil alat main yang berada di almari maupun rak. Pada kegiatan
bermain semua alat main dibawa ke halaman sekolah dan setelah
selesai Bu Vivin dan anak-anak mengembalikan alat main ke
tempatnya, sesuai letak awalnya.
alat main yang berada di
almari maupun rak
- Alat main dikembalikan pada
tempatnya ketika telah selesai
digunakan
6. Jenis permainan Jenis permainan yang digunakan hari ini adalah games. Beberapa anak
berlomba dalam memainkan setiap jenis permainan. Games dilakukan
di halaman luar sekolah.
Jenis permainan: games
Mengetahui,
Guru Kelas
Vivin Nurmakrifah
Bantul, 20 Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
154
Catatan Lapangan “Proses Pembelajaran”
(CL.3)
Hari/tanggal : Sabtu, 22 Agustus 2015
Waktu : 07.40 – 10.13
Tempat : KB/TK Bina Buah Hati
Tema : HUT RI
Sub tema : Lomba HUT RI
No. Data Deskripsi Refleksi
1. Pijakan lingkungan
main
07.40 – 08.28
Pukul 07.40 guru Sentra APET sedang menata alat main yang akan
dipergunakan pada hari ini. Hari ini Bu Vivin menyiapkan bola kecil,
bendera, kelereng dan sendok, serta bakiak. Beberapa guru juga telah
duduk di dekat pintu masuk guna manyambut siswa datang. Siswa
yang datang dibiasakan untuk meletakkan alas kaki di rak sepatu dan
tas di rak penyimpanan. Setelah meletakkan barangnya, anak-anak
dipersilakan bermain bebas di halaman sekolah. Setelah kurang lebih
lima menit, Bu Vivin selesai menyiapkan alat main. Kemudian Bu
Vivin dan guru lain berada di dekat halaman sekolah sebelah timur
untuk mendampingi anak bermain.
Pukul 08.20 bel berbunyi, guru yang bertugas menyambut anak-
anak mengajak para siswa masuk ke aula untuk main pembukaan.
Main pembukaan pagi ini diisi dengan senam bersama sesuai yang
- Menyiapkan alat main di
sentra
- Menyambut anak datang
- Mendampingi anak bermain
bebas
- Main pembukaan di ruang
aula
- Pembagian kelas dan masuk
ke sentra APET
155
diputarkan di layar televisi kemudian dilanjutkan dengan pendinginan.
Setelah pendinginan semua pendidik dan anak duduk di pinggiran
ruang aula kemudian mempresensi semua anak dengan tepuk sayang
teman. Pukul 08.41 guru yang memimpin senam membagi kelas sesuai
jadwal hari ini. Hari ini kelompok bermain A.2 belajar di dalam Sentra
APET.
2. Pijakan sebelum main
08.28 – 09.17
Bu Vivin dan semua siswa telah berada di dalam Sentra APET. Bu
Vivin mempersilakan para siswa duduk di karpet yang berbentuk
lingkaran. Setelah semua siap, bu Vivin mengajak para siswa berdoa
“Tuhan Yang Maha Esa kami mohon perlindungan. Berikan kami
kemudahan dalam belajar. aamiin”. Kemudian salam dan mengajak
anak untuk minum serta buang air kecil dahulu.
Bu Vivin mulai mempresensi semua anak dengan awalan
menanyakan hari dan tanggal hari itu. Selanjutnya Bu Vivin
menjelaskan tema dan sub tema hari ini. Bu Vivin menggambar
bendera pada whiteboard dan menanyakan warnanya selanjutnya
warna baju anak-anak. Bu Vivin menjelaskan hari kemerdekaan dan
mengajak anak menyanyikan 17 Agustus tahun 1945. Bu Vivin juga
menanyakan anak-anak mengikuti lomba apa saja di rumah.
Pukul 09.14 Bu Vivin menunjuk alat main yang ada di lantai dan
menyebutkan apa namanya. Bu Vivin menanyakan aturan bermain
kepada anak. Anak menjawab bahwa aturan bermainnya adalah tidak
berebut, bermain bersama, dan bila sudah selesai dibereskan. Bu Vivin
mengarahkan bahwa tempat mainnya di ruang aula dan meminta
tolong anak-anak membawakan alat mainnya. Anak-anak membawa
alat mainnya ke ruang aula dengan pendampingan Bu Vivin.
- Duduk melingkar
- Berdoa
- Salam
- Transisi (anak buang air kecil
dan minum)
- Presensi
- Mengenalkan dan
menjelaskan tema
- Tanya jawab seputar tema
- Menyebutkan dan
menjelaskan permainan
- Menuju tempat permainan
3. Pijakan saat main
09.17 – 09.46
Bu Vivin menyiapkan permainan pertama yakni memindahkan
bola berdasarkan warnanya. Bu Vivin memberikan arahan dan contoh
sebelum permainan dimulai. Bu Vivin mengajak semua anak
“hompimpa” untuk menentukan siapa yang akan bermain terlebih
- Menyiapkan alat main di
ruang aula
- Lomba memindahkan bola
kecil, membawa kelereng,
156
dahulu. Setelah anak siap, permainan segera dimulai. Bu Vivin dan
anak-anak yang lain memberikan semangat kepada anak yang bermain.
Ada anak yang tidak mau bermain dan perlu dirayu oleh Bu Vivin.
Akhirnya anak mau bermain dengan ditemani Bu Vivin.
Setelah permainan memindahkan bola selesai, dilanjutkan lomba
membawa kelereng dengan alat bantu sendok. Kelereng diletakkan di
atas sendok dan dibawa anak ke tempat yang telah ditentukan
kemudian kembali ke tempat semula. Bu Vivin memberikan contoh
terlebih dahulu kemudian permainan dimulai. Bu Vivin dan anak-anak
juga memberikan semangat kepada anak yang bermain.
Pukul 09.40 dilanjutkan permainan yang ketiga adalah
memasukkan bendera ke dalam botol. Permainan ini dilaksankan oleh
dua anak dalam sekali sesi. Selanjutnya permainan keempat adalah
bermain bebas dengan bola. Selama permainan Bu Vivin memberikan
arahan kepada anak agar bermaian sesuai aturan dan himbauan kepada
teman lainnya untuk tertib mengantre.
memasukkan bendera ke
botol, dan bermain bobas
dengan bola.
- Guru memberikan arahan,
contoh, dan mendampingi
siswa
- Guru dan anak yang
menunggu giliran
memberikan semangat kepada
anak yang bermain
4. Pijakan setelah main
09.46 – 10.13
Pukul 09.46 Bu Vivin mengajak para siswa untuk masuk ke dalam
kelas dan meminta tolong membawakan alat main. Bu Vivin dan para
siswa mengembalikan alat main pada tempatnya, ke dalam almari dan
rak. Pukul 09.53 Bu Vivin dan para anak cuci tangan di kamar mandi.
Pukul 19.58 semua anak sudah duduk melingkar di lantai. Hari ini
tidak duduk melingkar di atas karpet dengan alasan agar berganti
suasana.
Guru: “Kaki dilipat, tangan dilipat”
Guru: “Bagaimana, senang hari ini?”
Anak: “Senang”
Guru: “Tadi bolanya ada apa saja warnanya?”
Anak dengan didampingi Bu Vivin menyebutkan berbagai macam
warna, ada kuning, hijau, pink, ungu, orange, dan biru.
- Membereskan alat main
- Cuci tangan
- Circle Time
- Recalling permainan
- Berdoa sebelum makan
- Minum dan makan
- Menasihati anak
mengucapkan terima kasih,
makan menggunakan tangan
kanan, dan makan tidak
bersuara
- Berdoa setelah makan dan
belajar
- Memberitahukan bahwa besok
libur satu hari
157
Guru: “kemudian tadi permainannya apa lagi?”
Anak dengan didampingi Bu Vivin menyebutkan berbagai macam
permainan, ada main kelereng, bendera, dan bola.
Guru: “Siapa yang mau makan?”
Anak-anak menjawab “saya” dan atau “aku”. Kemudian Bu Vivin
mendampingi anak-anak membaca doa sebelum makan dengan
menggunakan bahasa Arab. Minum dan makan pun dibagikan kepada
setiap anak. Bu Vivin membiasakan anak untuk menerima dengan
tangan kanan dan mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan
sesuatu.
Guru: “Bilang apa kalau dikasih?”
Anak: “Makasi”
Guru: “Sama-sama”
Bu Vivin mendampingi anak-anak makan dan menasihati agar tidak
makan dengan bersuara. Setelah selesai makan, pukul 10.08 Bu Vivin
dan anak-anak membaca doa setelah makan menggunakan Bahasa
Arab. Selanjutnya membaca doa setelah belajar menggunakan Bahasa
Indonesia “Tuhan Yang Maha Esa. Kami mohon keselamatan. Semoga
ilmu yang didapat dapat berguna bagi kita semua. Aamiin”. Bu Vivin
mengatakan besok libur satu hari, hari Minggu. Masuk lagi hari Senin.
Selanjutnya Bu Vivin mengucapkan salam dan menyalami anak-anak
satu per satu.
Guru: “Selamat siang anak-anak”
Anak: “selamat siang Bu Vivin”
- Salam
- Penutup
158
5. Pengaturan ruang kelas Pengaturan ruang kelas diatur agar ada tempat untuk kegiatan duduk
melingkar. Rak dan almari penyimpanan diletakkan di pinggir ruangan.
Alat main disimpan di dalam rak dan almari. Rak penyimpanan kurang
lebih berukuran 1 meter sedangkan almarinya lebih tinggi. Terdapat
satu almari yang digunakan untuk menyimpan alat tulis guru maupun
kelas. Anak-anak duduk melingkar menghadap ke whiteboard.
Whiteboard yang digunakan berukuran kecil dan digantung rendah.
Alat main yang akan digunakan hari ini dipersiapkan oleh Bu Vivin
di lantai kelas. Hari ini ada empat permainan yang dipersiapkan, yakni
kelereng dan sendok, bola kecil,bakiak, serta bendera merah putih
berukuran kecil. Semua alat main diletakkan di lantai. Pada kegiatan
bermain semua alat main dibawa ke ruang aula dan setelah selesai Bu
Vivin dan anak-anak mengembalikan alat main ke tempatnya, sesuai
letak awalnya.
Pengaturan ruang kelas:
- Alat main yang akan
digunakan diletakkan di lantai
- Anak dan Bu Vivin membawa
alat main ke ruang aula
- Alat main dikembalikan pada
tempatnya ketika telah selesai
digunakan
6. Jenis permainan Jenis permainan yang digunakan hari ini adalah games. Beberapa anak
berlomba dalam memainkan setiap jenis permainan. Games dilakukan
di halaman ruang aula.
Jenis permainan: games
Mengetahui,
Guru Kelas
Vivin Nurmakrifah
Bantul, 22 Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
159
Catatan Lapangan “Proses Pembelajaran”
(CL.4)
Hari/tanggal : Senin, 24 Agustus 2015
Waktu : 07.37 – 10.15
Tempat : KB/TK Bina Buah Hati
Tema : HUT RI
Sub tema : Karnaval
No. Data Deskripsi Refleksi
1. Pijakan lingkungan
main
07.37 – 08.43
Pukul 07.37 guru Sentra APET sedang menata alat main yang akan
dipergunakan pada hari ini. Hari ini Bu Vivin menyiapkan empat
permainan, yakni membuat topeng, mahkota, memainkan alat musik,
dan membuat terompet dari daun. Bahan dan alat untuk membuat
topeng adalah kertas karton yang telah digambar bentuk wajah (tanpa
bentuk telinga), spidol, karet, alat pelubang kertas, dan gunting. Bahan
dan alat untuk membuat mahkota, adalah daun yang agak lebar dan lidi
kecil-kecil. Selanjutnya alat dan bahan membuat terompet, adalah daun
pisang berukuran lebar kurang lebih 8 cm dan lidi. Kemudian alat
musik yang dimaikan ada gamelan, rebana, dan bathok.
Pukul 07.46 Bu Vivin telah selesai menyiapkan alat dan bahan
untuk permainan hari ini. Selanjutnya Bu Vivin keluar kelas untuk
menyambut dan mendampingi anak-anak bermain bersama guru yang
- Menyiapkan alat main di sentra
- Menyambut anak datang
- Mendampingi anak bermain bebas
- Main pembukaan di ruang aula
- Pembagian kelas dan masuk ke
sentra
160
lain juga. Beberapa guru duduk di dekat pintu masuk guna manyambut
siswa datang dan sebagian lagi berada di sebelah timur. Siswa yang
datang dibiasakan untuk meletakkan alas kaki di rak sepatu dan tas di
rak penyimpanan. Setelah meletakkan barangnya, anak-anak
dipersilakan bermain bebas di halaman sekolah. Bagi siswa yang
belum sarapan, dapat makan terlebih dahulu dibantu oleh guru piket
atau orang tuanya.
Pukul 08.30 bel berbunyi, guru yang bertugas menyambut anak-
anak mengajak para siswa masuk ke aula untuk main pembukaan.
Main pembukaan pagi ini dipimpin oleh Bu Vivin. Kegiatan main
pembukaan diisi dengan senam bersama menggerakkan kepala, tangan
kaki, dan badan sesuai irama. Lagu yang digunakan ada berasal dari
Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan
tepuk kau suka hati. Pukul 08.38 para siswa mendengarkan pembagian
jadwal dan segera masuk sentra bersama guru kelas masing-masing.
Bu Vivin bersama anak-anak kelas KB.B2 membetuk kereta api dan
menyanyikan lagu “Naik Kereta” sambil berjalan ke Sentra APET.
2. Pijakan sebelum main
08.43 – 09.26
Bu Vivin dan semua siswa telah berada di dalam Sentra APET. Bu
Vivin mempersilakan para siswa duduk di karpet yang berbentuk
lingkaran. Setelah semua siap, Bu Vivin meminta salah satu siswa
untuk memimpin doa, “Tuhan Yang Maha Esa kami mohon
perlindungan. Berikan kami kemudahan dalam belajar. aamiin”.
Kemudian guru mengucapkan salam,
Guru: “Selamat pagi semuanya”
Anak: “Selamat pagi Bu Vivin”
Bu Vivin menanyakan apakah ada yang ingin buang air kecil dan
minum kepada anak-anak. Kemudian Bu Vivin mengantarkan anak
yang ingin buang air kecil dan mengambil minum di dapur. Pukul
08.50 Bu Vivin masuk ke dalam kelas dengan membawa gelas beirisi
air minum anak-anak. Bu Vivin membagikan gelas berisi air dengan
- Duduk melingkar
- Berdoa
- Salam
- Transisi (anak buang air kecil,
minum, tepuk, dan bernyanyi)
- Presensi
- Tanya jawab seputar teman
- Mengenalkan dan menjelaskan
tema
- Menyebutkan dan menjelaskan
permainan
161
memanggil nama anak satu per satu.
Pukul 08.53 semua anak telah selesai minum, Bu Vivin kemudian
anak berhitung. Berhitung untuk mengetahui jumlah anak yang masuk
pada hari ini. Jumlah siswa yang masuk pada hari ini ada 11 anak.
Selesai berhitung, Bu Vivin mengajak semua siswa untuk bernyanyi
dan tepuk. Ketika jeda menyanyi Bu Vivin menanyakan perasaan
siswa apakah senang dan sudah sarapan atau belum. Setelah selesai
bernyanyi, datang salah satu siswa yang telat. Siswa tersebut langsung
salim dan duduk melingkar bersama teman-temannya.
Pukul 09.05 Bu Vivin bertanya kepada para siswa siapa yang ingin
diabsen. Para siswa langsung menjawab bersedia dan Bu Vivin mulai
presensi dengan menyebutkan warna baju yang dikenakan anak. Bu
Vivin menulis nama anak dengan mengeja hurufnya satu per satu.
Ketika presensi tiba-tiba ada siswa yang menangis, kemudian Bu Vivin
menanyakan masalahnya dan akhirnya diselesaikan baik-baik, dua
orang siswa saling memaafkan. Pukul 09.13 Bu Vivin menanyakan
sekarang berada di sentra apa.
Guru: “Sekarang anak belajar di sentra apa?”
Anak: “Sentra APET”
Guru mengeja huruf dan bersaama anak menyuarakan kepanjangan
dari Sentra APET, Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional.
Selanjutnya Bu Vivin menanyakan hari dan tanggal hari ini. Bu Vivin
menjelaskan bahwa tema hari ini adalah HUT RI dengan sub tema
karnafal. Bu Vivin menanykan pengertian karnaval kepada anak-anak.
Kemudian Bu Vivin menjealaskan bahwa karnaval adalah pesta
bersama, jalan-jalan bersama, sepeda gembira, ada pentasnya, ada
pertunjukkan seni seperti fashion show, ada yang menggunakan
mahkota, topi, bermain musik, dan lain-lain.
Pukul 09.20 Bu Vivin menjelaskan permainan apa saja yang akan
dimainkan hari ini. Bu Vivin memberikan contoh cara membuat
162
topeng dan lainnya. Selanjutnya Bu Vivin menanyakan aturan
permainan. Para siswa menjawab, tidak boleh berebut, bermain
bersama. Kemudian Bu Vivin menambahkan jika jumlah siswa pada
setiap jenis permainan sesuai karpet kecil yang telah disediakan.
Para siswa kembali duduk melingkar dan bersiap untuk dipanggil
Bu Vivin siapa dahulu yang akan bermain. Bu Vivin memanggil siswa
dengan mengeja huruf depan namanya. Siswa yang lebih awal dapat
leluasa memilih permainan mana yang akan dimainkan.
3. Pijakan saat main
09.26 – 09.56
Ketika semua anak telah disebutkan namanya, mereka langsung
memilih jenis mainan yang disuka. Namun ada seorang anak yang
tidak memilih bermain apa-apa. Bu Vivin mengetahui hal tersebut dan
langsung merayu serta menggandengnya untuk membuat terompet.
Para siswa lainnya telah sibuk dengan kegiatan mainnya sendiri-
sendiri. Namun begitu mereka tetap membutuhkan bantuan Bu Vivin .
Para siswa yang memilih membuat topeng meminta tolong kepada
Bu Vivin untuk melubangi bagian mata, tempat tali, dan menyambung
karetnya. Sedangkan para siswa yang membuat terompet
membutuhkan arahan bagaimana caranya menggulung daun pisang dan
menguncinya dengan lidi. Selanjutnya para siswa yang membuat
mahkota meminta pertolongan kepada Bu Vivin bagaimana cara
menyambung daun agar berbentuk lingkaran. Siswa yang telah selesai
membuat mahkota kemudian diberikan contoh Bu Vivin untuk
memberikan hiasan. Hiasannya terbuat dari daun, hanya saja
memasangnya berdiri agar terlihat seperti mahkota sungguhan.
Para siswa yang telah selesai membuat salah satu mainan
diperbolehkan untuk mebuat yang lain ataupun bermain musik. Siswa
yang bermain musik tidak didampingi khusus oleh Bu Vivin . Bu Vivin
hanya memperhatikan dari kejauhan dan menasihati agar tidak terlalu
keras memainkan alat musik karena takut mengganggu kelas lainnya.
Slain itu, Bu Vivin juga meminta anak untuk tidak mengambil alat
musik yang ada di rak.
Bu Vivin memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk
- Menunjuk siswa siapa yang akan
bermain terlebih dahulu
- Bermian membuat topeng,
terompet, mahkota, dan
memainkan alat musik
- Guru memberikan merayu anak
yang tidak mu bermain,
mengarahkan mendampingi, dan
membantu siswa
- Guru menghimbau anak untuk
tidak memainkan alat musik yang
ada di rak
163
membuat alat main. Bagi siswa yang tidak mau, Bu Vivin akan
merayunya. Sedangkan untuk siswa yang mengatakan bahwa dirinya
tidak bisa, Bu Vivin menemaninya dan mengarahkan bagaimana cara
membuatnya.
4. Pijakan setelah main
09.56 – 10.15
Pukul 09.56 Bu Vivin mengajak para siswa untuk mengakhiri
kegiatan main dan membereskannya. Para siswa diminta untuk
membuang sisa bahan yang tidak dapat digunakan kembali,
mengembalikan alat main ke tempatnya, dan Bu Vivin menyapu kelas.
Setelah semuanya rapi, semua siswa kembali duduk melingkar di atas
karpet. Pukul 10.02 Bu Vivin mengajak para anak membentuk kereta
menuju kamar kecil untuk cuci tangan. Pukul 10.06 Bu Vivin dan
semua anak sudah duduk melingkar di atas karpet.
Guru: “Bagaimana, senang hari ini?”
Anak: “Senang”
Guru: “Main apa saja hari ini?”
Anak: “Membuat topeng, membuat terompet, membuat mahkota,
bermain gamelan, rebana,dan bathok”
Setelah tanya jawab selesai Bu Vivin mengajak anak-anak melipat
tangan dan kakinya untuk bersiap berdoa sebelum makan. Setelah
selesai, Bu Vivin membagikan gelas kepada setiap anak sesuai nama
masing-masing. Bu Vivin membiasakan anak untuk menerima
pemberian dengan tangan kanan.
Pukul 10.10 Bu Vivin meminta anak menyimpan kuenya yang
belum habis dan mengajak membaca doa setelah makan menggunakan
Bahasa Arab. Selanjutnya membaca doa setelah belajar menggunakan
Bahasa Indonesia, “Tuhan Yang Maha Esa. Kami mohon keselamatan.
Semoga ilmu yang didapat dapat berguna bagi kita semua. Aamiin”.
Selanjutnya Bu Vivin mengucapkan salam dan menyalami anak-anak
satu per satu.
- Membereskan alat main
- Cuci tangan
- Circle Time
- Recalling permainan
- Berdoa sebelum makan
- Minum dan makan
- Menasihati anak menerima
pemberian dengan menggunakan
tangan kanan
- Berdoa setelah makan dan belajar
- Salam
- Penutup
164
Guru: “Selamat siang anak-anak”
Anak: “selamat siang Bu Vivin”
5. Pengaturan ruang kelas Pengaturan ruang kelas diatur agar ada tempat untuk kegiatan duduk
melingkar. Rak dan almari penyimpanan diletakkan di pinggir ruangan.
Alat main disimpan di dalam rak dan almari. Rak penyimpanan kurang
lebih berukuran 1 meter sedangkan almarinya lebih tinggi. Terdapat
satu almari yang digunakan untuk menyimpan alat tulis guru maupun
kelas. Anak-anak duduk melingkar menghadap ke whiteboard.
Whiteboard yang digunakan berukuran kecil dan digantung rendah.
Alat main yang akan digunakan hari ini dipersiapkan oleh Bu Vivin
di lantai kelas. Hari ini ada empat permainan yang dipersiapkan, yakni
membuat topeng, terompet, mahkota, dan memainkan alat musik.
Semua anak tidak boleh mengambil alat main yang berada di almari
maupun rak. Pada kegiatan bermain semua anak bermain di tempat
yang telah disediakan Bu Vivin. Setelah selesai bermain, Bu Vivin dan
anak-anak membersihkan kelas serta mengembalikan alat main ke
tempatnya, sesuai letak awalnya.
Pengaturan ruang kelas:
- Alat main yang akan digunakan
diletakkan di lantai
- Anak tidak boleh mengambil alat
main yang berada di almari
maupun rak
- Alat main dikembalikan pada
tempatnya ketika telah selesai
digunakan
6. Jenis permainan Jenis permainan yang digunakan hari ini adalah bermain keterampilan
dan dilakukan di dalam Sentra APET
Jenis permainan: bermain
keterampilan
Mengetahui,
Guru Kelas
Vivin Nurmakrifah
Bantul, 24 Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
165
Catatan Lapangan “Proses Pembelajaran”
(CL.5)
Hari/tanggal : Selasa, 25 Agustus 2015
Waktu : 07.27 – 10.23
Tempat : KB/TK Bina Buah Hati
Tema : HUT RI
Sub tema : Karnaval
No. Data Deskripsi Refleksi
1. Pijakan lingkungan
main
07.27 – 08.36
Pukul 07.27 guru piket yang bertugas menyambut anak-anak sudah
duduk di dekat pintu masuk. Hari ini ada Bu Fitri dan Bu Yuli yang
bertugas piket. Pukul 07.33 Bu Vivin datang dan menyalami guru
piket. Selanjutnya Bu Vivin masuk ke Sentra APET dan bersiap
menyiapkan alat main. Pukul 07.35 Bu Vivin mulai menyiapkan alat
main. Permainan hari ini adalah membuat topeng, menyambung karet,
membuat mahkota, dan bermain alat musik
Bahan dan alat untuk membuat topeng adalah kertas karton yang
telah digambar bentuk wajah (ada bentuk telinganya), spidol, karet,
alat pelubang kertas, dan gunting. Bahan dan alat untuk membuat
mahkota, adalah daun yang agak lebar dan lidi kecil-kecil. Selanjutnya
alat dan bahan menyambut karet, adalah karet saja. Kemudian alat
musik yang dimaikan ada gamelan, rebana, dan bathok.
Pukul 07.44 Bu Vivin telah selesai menyiapkan alat dan bahan
untuk permainan hari ini. Selanjutnya Bu Vivin keluar kelas untuk
- Menyiapkan alat main di
sentra
- Menyambut anak datang
- Mendampingi anak bermain
bebas
- Main pembukaan
- Pembagian kelas dan masuk
ke sentra
166
menyambut dan mendampingi anak-anak bermain bersama guru yang
lainnya. Beberapa guru duduk di dekat pintu masuk guna manyambut
siswa datang dan sebagian lagi berada di sebelah timur. Siswa yang
datang dibiasakan untuk meletakkan alas kaki di rak sepatu dan tas di
rak penyimpanan. Setelah meletakkan barangnya, anak-anak
dipersilakan bermain bebas di halaman sekolah. Bagi siswa yang
belum sarapan, dapat makan terlebih dahulu dibantu oleh guru piket
atau orang tuanya.
Pukul 08.19 bel berbunyi, guru yang bertugas menyambut anak-
anak mengajak para siswa masuk ke aula untuk main pembukaan.
Main pembukaan pagi ini dipimpin oleh Bu Tina. Kegiatan main
pembukaan diisi dengan senam bersama menggerakkan kepala, tangan,
kaki, dan badan sesuai irama. Pukul 08.34 para siswa mendengarkan
pembagian jadwal dan segera masuk sentra bersama guru kelas
masing-masing. Hari ini yang masuk Sentra APET adalah kelas TK A.
2. Pijakan sebelum main
08.36 – 09.26
Semua siswa telah berada di dalam Sentra APET dan Bu Vivin
pergi ke dapur untuk mengambil minum. Pukul 08.38 Bu Vivin dan
semua anak duduk membentuk lingkaran di atas karpet. Siswa kelas
TK A jumlahnya banyak sehingga ada beberapa anak yang mengambil
potongan karpet kecil sebagai tambahan alas duduk. Setelah semua
anak duduk di atas karpet, Bu Vivin membagikan minumnya.
Pukul 08.42 Bu Vivin menanyakan kepada para siswa apakah ada
yang hendak buang air kecil. Ada beberapa anak yang mengangkat
tangannya dan ijin keluar ke kamar mandi. Pukul 08.48 semua anak
sudah kembali duduk melingkar di dalam sentra. Bu Vivin
membukanya dengan mengucap salam.
Selanjutnya Bu Vivin mengajak semua siswa bernyanyi,
mempresensi semua siswa yang berjumlah 14 anak dan membahas
mengenai tema serta sub tema hari ini. Pukul 09.15 Bu Vivin
menjelaskan bahwa hari ini ada empat permainan, yakni membuat
topeng, membuat mahkota, menyambung karet, dan memainkan alat
musik. Sebelum permainan dimulai, Bu Vivin memberikan penjelasan
- Duduk melingkar
- Transisi (anak buang air kecil,
minum, dan bernyanyi)
- Circle Time
- Presensi
- Mengenalkan dan
menjelaskan tema
- Menyebutkan dan
menjelaskan permainan
- Menunjuk siswa mana yang
dapat memilih permainan
terlebih dahulu
167
terhadap masing-masing mainan.
Pertama, memainkan alat musiknya tidak boleh keras-keras agar
tidak mengganggu kelas yang lain. Kedua, membuat topeng dari
karton. Topengnya boleh ditambahi hiasan berupa hidung dan mulut.
Ketiga, membuat mahkota dan yang terakhir adalah menyambut karet
membentu tali.
Bu Vivin menanyakan aturan permainannya apa saja. Kemudian
para siswa menjawab, tidak boleh berebut, bermain bersama, bermain
hingga tuntas, dan ketika sudah bel berbunyi mainannya dibereskan.
Para siswa menunggu giliran ditunjuk oleh Bu Vivin. Bu Vivin
mengeja nama setiap siswa ketika menunjuknya.
3. Pijakan saat main
09.26 – 09.56
Ketika semua anak telah disebutkan namanya, mereka langsung
memilih jenis mainan yang disuka. Bu Vivin juga mengingatkan para
siswa agar tidak mengambil alat main yang berada di rak. Para siswa
telah sibuk dengan kegiatan mainnya sendiri-sendiri dan Bu Vivin
menemani siswa yang membuat mahkota.
Beberapa waktu kemudia, Bu Vivin berpindah membantu siswa
yang membuat topeng. Bu Vivin membantu melubangi kertas untuk
membentuk mata dan tempat memasukkan tali. Bu Vivin
mengingatkan para siswa untuk mengumpulkan sampahnya dan nanti
dibuang ke tempat sampah.
Setelah itu Bu Vivin memberikan contoh kepada para siswa untuk
merangkai karet menjadi tali. Ketika bermain ada beberapa anak yang
mengatakan bahwa dirinya tidak bisa. Kemudian Bu Vivin
mengajaknya mencoba, memberikan contoh, dan membantunya.
Setelah didampingi Bu Vivin, akhirnya anak tersebut mampu membuat
mainan. hampir semua anak membuat lebih dari satu mainan. Pukul
09.57 bel berbunyi, kemudian Bu Vivin mengajak para siswa untuk
segera menyelesaikan mainannya.
- Menunjuk siswa siapa yang
akan bermain terlebih dahulu
- Bermian membuat topeng,
terompet, mahkota, dan
memainkan alat musik
- Guru memberikan merayu
anak yang tidak mu bermain,
mengarahkan mendampingi,
dan membantu siswa
- Guru menghimbau anak untuk
tidak memainkan alat musik
yang ada di rak
4. Pijakan setelah main
09.56 – 10.23
Pukul 10.06 Bu Vivin dan para siswa mulai membereskan dengan
mengembalikan alat main dan bahan yang masi tersisa. Para siswa
yang telah selesai membereskan alat dan bahan main kemudian diminta
- Membereskan alat main
- Cuci tangan
- Circle Time
168
duduk oleh Bu Vivin. Selanjutnya Bu Vivin menyapu lantai Sentra
APET.
Pukul 10.09 para siswa cuci tangan di kamar mandi dan kembali
duduk melingkar di atas karpet. Kemudian Bu Vivin menanyakan
perasaan para siswa setelah main.
Guru: “Bagaimana, senang hari ini?”
Anak: “Senang”
Guru: “Tadi main apa?”
Anak: “Membuat topeng, membuat mahkota, meronce karet, serta
bermain gamelan, rebana,dan bathok”
Setelah tanya jawab selesai Bu Vivin mengajak anak-anak melipat
tangan dan kakinya untuk bersiap berdoa sebelum makan
menggunakan Bahasa Arab. Setelah selesai, Bu Vivin membagikan
gelas kepada setiap anak sesuai nama masing-masing. Setelah minum
diberikan, Bu Vivin membagikan kuenya. Bu Vivin membiasakan
anak untuk mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan pemberian
dari orang lain.
Guru: “Bilang apa kalau dikasih?”
Anak: “Terima kasih Bu Vivin”
Guru: “Sama-sama”
Setelah semua siswa selesai makan dan minum, Bu Vivin mengajak
para siswa untuk berdoa setelah makan menggunakan Bahasa Arab.
Selanjutnya membaca doa setelah belajar menggunakan Bahasa
Indonesia, “Tuhan Yang Maha Esa. Kami mohon keselamatan.
Semoga ilmu yang didapat dapat berguna bagi kita semua. Aamiin”.
Selanjutnya Bu Vivin mengucapkan salam. Para siswa yang telah
menjawab salam kemudian berpamitan dengan mencium tangan Bu
Vivin dan mengambil hasil mainannya.
- Recalling permainan
- Berdoa sebelum makan
- Minum dan makan
- Menasihati anak
mengucapkan terima kasih
ketika mendapat pemberian
- Berdoa setelah makan dan
belajar
- Salam
- Penutup
169
5. Pengaturan ruang kelas Pengaturan ruang kelas diatur agar ada tempat untuk kegiatan duduk
melingkar. Rak dan almari penyimpanan diletakkan di pinggir ruangan.
Alat main disimpan di dalam rak dan almari. Rak penyimpanan kurang
lebih berukuran 1 meter sedangkan almarinya lebih tinggi. Terdapat
satu almari yang digunakan untuk menyimpan alat tulis guru maupun
kelas. Anak-anak duduk melingkar menghadap ke whiteboard.
Whiteboard yang digunakan berukuran kecil dan digantung rendah.
Alat main yang akan digunakan hari ini dipersiapkan oleh Bu Vivin
di lantai kelas. Hari ini ada empat permainan yang dipersiapkan, yakni
membuat topeng, mahkota, meronce karet, dan memainkan alat musik.
Semua anak tidak boleh mengambil alat main yang berada di almari
maupun rak. Pada kegiatan bermain semua anak bermain di tempat
yang telah disediakan Bu Vivin. Setelah selesai bermain, Bu Vivin dan
anak-anak membersihkan kelas serta mengembalikan alat main ke
tempatnya, sesuai letak awalnya.
Pengaturan ruang kelas:
- Alat main yang akan
digunakan diletakkan di lantai
- Anak tidak boleh mengambil
alat main yang berada di
almari maupun rak
- Alat main dikembalikan pada
tempatnya ketika telah selesai
digunakan
6. Jenis permainan Jenis permainan yang digunakan hari ini adalah bermain keterampilan
dan dilakukan di dalam Sentra APET
Jenis permainan: bermain
keterampilan
Mengetahui,
Guru Kelas
Vivin Nurmakrifah
Bantul, 25 Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
170
LAMPIRAN 5
CATATAN DOKUMENTASI
171
CATATAN DOKUMENTASI
Kode
Data Komponen
Keterangan Deskripsi
Ada Tidak
CD.1 Pemetaan indikator
program semester √
Pada program semester ini
terdapat pembagian kompetensi
dasar pada setiap tema dan sub
tema. Kompetensi dasar
mencakup aspek nilai agama dan
moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional, serta
seni. Kompetensi dasar diperjelas
ke dalam muatan materi sesuai
kelompok usia siswa.
CD.2 Rencana kegiatan
mingguan √
Pada tahun ajaran 2014/2015
sekolah menggunakan istilah
RPPM (Rencana Program
Pembelajaran Mingguan). RPPM
berisikan kompetensi dasar,
muatan materi, dan kegiatan untuk
setiap sentra serta usia.
CD.3 Rencana kegiatan
harian √
Sekolah pada tahun ajaran
2014/2015 menggunakan istilah
RPPH (Rencana Program
Pembelajaran Harian). RPPH
berisikan keterangan waktu, tema
dan sub tema, kelompok usia,
muatan materi, kegiatan main, alat
main, kemudian proses kegiatan,
indikator penilaian, serta teknik
penilaian yang akan digunakan
CD.4 Alat permainan
edukatif tradisional √
APE yang ada di Sentra APET
tersimpan rapi di dalam almari
maupun rak. APE diperoleh dari
kantor BPKB dan pengadaan
sendiri oleh pihak sekolah
CD.5 Halaman sekolah √
Halaman sekolah terbagi menjadi
dua, yakni yang berda di dalam
dan luar gedung. Pembelajaran
Sentra APET dapat dilaksanakan
di halaman luar karena terdapat
lahan yang lebih lapang.
CD.6
Ruang kelas Sentra
Alat Permainan
Edukatif Tradisional
√
Ruang kelas Sentra APET
terdapat alamari dan rak
penyimpanan alat main, rak
penyimpanan administrasi guru,
jam dinding, whiteboard, hiasan
dinding yang berupa foto mainan
172
tradisional dan huruf aksara jawa,
serta papan hasil karya
CD.7 Pijakan lingkungan
main √
Pijakan lingkungan main
dilakukan guru dengan
menyiapkan karpet, alat tulis, dan
alat main yang akan digunakan
pada hari itu, guru
menyiapkannya di lantai kelas.
CD.8 Transisi √
Kegiatan transisi masuk ke dalam
pelaksanaan SOP pembukaan.
Kegiatan transisi dilakukan guru
dengan mengajak anak buang air
kecil, minum, bernyanyi, dan
tepuk bersama agar anak merasa
tenang serta nyaman
CD.9 Pijakan sebelum main √
Pijakan sebelum main dilakukan
guru dengan berdoa, presensi,
bercakap-cakap tentang keadaan
anak hari itu, mengenalkan dan
menjelaskan tema/sub tema hari
itu, kemudian aturan main dan
transisi sebelum main dengan
menunjuk siapa yang akan
bermain terlebih dahulu
CD.10 Pijakan saat main √
Pada pijakan saat main, guru
mendampingi, memotivasi, dan
membantu siswa yang mengalami
kesulitan.
CD.11 Pijakan setelah main √
Pijakan setelah main ini, guru
memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membereskan alat
mainnya kemudian cuci tangan,
mengulang pelajaran apa saja
yang telah dilakukan, dan makan
snak
CD.12 Penutup √
Guru meminta anak untuk
memimpin doa penutup dan anak
dipersilakan pulang
CD.13 Lembar evaluasi
harian √
Lembar evaluasi harian
menggunakan skala pencapaian,
hasil karya, dan catatan anekdot
untuk menilai indikator yang ada
di RPPH
CD.14 Lembar rekapan
evaluasi harian √
PAUD Bina Buah Hati tidak
belum mempunyai lembar
rekapan evaluasi harian
CD.15 Lembar rekapan nilai
bulanan √
Lembar rekapan nilai bulana
dapat juga disebut denga nilai
rapor. Nilai rapor ini
menggunakan skala pencapaian
173
pada setiap bulannya kemudian
narasi pencapaian anak selama
enam bulan pasa setiap aspek
perkembangannya
Mengetahui,
Guru Kelas
Vivin Nurmakrifah
Bantul, Agustus 2015
Peneliti,
Isti Evi Rokhanasari
NIM: 11111241033
174
LAMPIRAN 6
PROGRAM SEMESTER 1, RPPM, RPPH,
DAN EVALUASI PAUD BINA BUAH HATI
196
LAMPIRAN 7
JADWAL PIKET GURU