pelaksanaan pemantauan keanekaragaman hayati … · pada lokasi landfall dekat dengan lingkungan...
TRANSCRIPT
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 1
PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
SEMESTER II TAHUN 2017
A. Lokasi
Lokasi ORF (Onshore Receiving Facilities) dan Landfall berada pada kondisi lingkungan
yang hampir sama. Namun, bedanya pada lokasi ORF jauh dari lingkungan laut. Sedangkan
pada lokasi landfall dekat dengan lingkungan laut. Kondisi lingkungan pada area pengamatan
ORF berupa daratan memanjang yang dikelilingi oleh beberapa tambak. Kondisi saat
pengamatan relatif sepi, tidak ada aktivitas manusia. Sedangkan, pada area pengamatan
landfall merupakan area pertambakan yang lebih luas dibandingkan pada area ORF. Pada area
pengamatan landfall sering dijumpai aktivitas masyarakat sekitar memasuki area pertambakan
untuk memancing atau mengecek tambak pribadi dengan menggunakan sepeda motor dan
sepeda.
B. Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pemantauan keanakeragaman hayati
diantaranya adalah:
- Binokuler (teropong)
- Kamera DSLR Canon 600D dengan Canon tele lens 55-250 mm
- Kompas
- Buku panduan identifikasi satwa liar dan flora
- Alat tulis
- Catatan atau lembar pengamatan
- Jam tangan digital
- GPS (Global Positioning System)
- Roll meter
- Banana trap
- Jaring insekta
- Plastik
- Kertas label
- Headlamp
- Hook stick
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 2
- Grek stick
- Trap biawak
- Pisang busuk
- Ikan atau kepala ayam
- Killing bottle
- Alkohol dan kapas
C. Waktu Survei Pendahuluan dan Pengambilan Data
Pengambilan data keanekaragaman hayati dilakukan di landfall pada 9 dan 10 Desember
2017 serta di ORF pada 17 dan 24 Desember 2017.
D. Metode Survei atau Pengambilan Data
1. Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora
Metode yang digunakan dalam survei keanekaragaman flora kali ini adalah metode
jelajah atau eksplorasi. Koleksi spesimen dilakukan dengan metode jelajah, yakni kolektor
menjelajahi setiap sudut kawasan untuk mengoleksi semua jenis tumbuhan di kawasan tersebut
(Rugayah dkk., 2004). Koleksi yang dikumpulkan berupa spesimen tumbuhan seperti daun,
bunga dan/atau buah untuk proses identifikasi lebih lanjut. Pengidentifikasian dilakukan
dengan mencocokkan spesimen tersebut dengan spesimen herbarium yang telah teridentifikasi,
serta menggunakan buku flora antara lain: Whitmore dkk. (1989) dan Comber (1990).
2. Pengumpulan Data Keanekaragaman Fauna
a) Pengamatan Burung
Pada pengamatan dilakukan inventarisasi jenis-jenis burung air yang dijumpai di setiap
titik pengambilan data. Inventarisasi bertujuan untuk mendapatkan data keanekaragaman dan
jumlah individu jenis burung di lokasi penelitian. Selain itu, dilakukan deskripsi lokasi
penelitian berdasarkan cuaca dan kondisi saat pengambilan data, serta inventarisasi vegetasi.
Inventarisasi jenis burung air dilakukan dengan cara pengamatan menggunakan
teropong binokular dan/atau teropong monokular. Pengamatan ini dilakukan pada pagi hari
sekitar pukul 06.30-09.00 WIB dan sore hari sekitar pukul 15.00 – 16.30 WIB di kawasan ORF,
serta pukul 06.30 – 10.00 dan sekitar pukul 14.30 – 17.00 di area landfall.
Pengambilan data dilakukan menggunakan metode line transect dengan berjalan
sepanjang jalur pengamatan tanpa ditentukan titik pengamatan. Dilakukan pengamatan dan
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 3
identifikasi jenis burung air yang dijumpai pada lokasi penelitian. Pengamatan meliputi ciri
morfologi (bentuk dan warna tubuh, paruh, kaki, dan bulu) burung yang diamati, lokasi
perjumpaan dengan burung, jumlah burung yang teramati, aktivitas burung, arah terbang
burung, dan waktu perjumpaan. Identifikasi jenis burung menggunakan buku panduan
pengamatan burung di lapangan, yaitu Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan
Kalimantan (MacKinnon dkk., 2010).
b) Pengamatan herpetofauna
Pengambilan sampel satwa liar herpetofauna dilakukan dengan menggunakan metode
metode penghitungan secara visual (Visual Encounter Surveys/VES) (Heyer dkk., 1994) yaitu
suatu metode standar dalam metode pengamatan lapangan amfibi yang dapat meliputi semua
mikrohabitat pencarian seperti pada tanah, air, dan bagian bawah dari lapisan seresah. Proses
pengambilan sampel dilakukan dengan berjalan pada suatu habitat atau area secara bebas
dengan jumlah waktu pencarian yang disesuaikan dengan luas daerah (survey transect).
Pengumpulan data herpetofauna dilakukan dengan menggunakan metode
penghitungan secara visual (visual encounter survey/VES) pada transek pengamatan sepanjang
1 km pada area ORF dan 2 km pada area landfall serta pemasangan trap atau perangkap di
beberapa tempat yang dianggap terdapat keberadaan herpetofauna (khusus jenis Varanus
salvator). Pengumpulan data dilakukan pada malam hari sekitar pukul 17.00 – 21.00 WIB di
kawasan ORF dan landfall. Data yang dicatat meliputi jenis yang dijumpai dan jumlah individu
setiap jenis yang dijumpai.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menjelajahi area yang diduga terdapat hewan
reptil kemudian menangkap sampel yang terlihat menggunakan jaring atau dengan tangan
kosong, kemudian diambil foto untuk nantinya diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi
menggunakan panduan identifikasi (Iskandar, 1998).
c) Pengamatan insekta/serangga
Pengamatan insekta menggunakan dua metode, yaitu metode aktif dan pasif. Metode
aktif yaitu dengan metode “Butterfly walks” (Pollard dan Yates, 1993), yaitu menangkap
insekta dengan menggunakan jaring insekta.
Metode pasif yaitu dengan pemasangan fermented banana trap.
Fermented banana trap merupakan metode pasif berupa pemasangan kurungan yang pada
dinding bagian bawahnya bercelah (sebagai pintu masuk hewan target) dan pada alas kurungan
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 4
diberikan umpan berupa pisang busuk. Hewan yang tertarik pada pisang busuk akan masuk ke
dalam kurungan melalui celah dan hewan yang sudah masuk mengalami kesulitan untuk keluar
dan terjebak di dalam kurungan. Pemasangan fermented banana trap tidak menggunakan pola
tertentu dalam pemasangannya (Pollard dan Yates, 1993). Setelah semuanya tertata, maka
Banana Trap siap ditarik dengan tali rafia, supaya letaknya bertambah tinggi. Sembari
menunggu serangga yang mendekat ke Banana Trap, dilakukan pengamatan dengan metode
aktif.
E. Metode Pengolahan Data
1. Indeks Keanekaragaman (untuk fauna)
H’= -Σpi ln pi
H’ = indeks keanekaragaman Shannon
Pi = ni/N, perbandingan antara jumlah individu spesies ke-i dengan
jumlah total individu,
ni = jumlah suatu jenis
N = jumlah total individu
Tabel tingkat keanekaragaman dianalisis berdasarkan kriteria Lee et al., (1978), yaitu :
Nilai H’ Keterangan
H’ ≥ 3.0 Sangat tinggi
2.0 ≤ H’ < 3.0 Tinggi
1.5 ≤ H’ < 2.0 Sedang
1.0 ≤ H’ < 1.5 Rendah
H’ < 1.0 Sangat rendah
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 5
HASIL PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
A. Flora
1. Flora di area Onshore Receiving Facilities/ORF
Pada jalur atau transek pengamatan yang berdekatan dengan pipa gas, terdapat 14 jenis
pohon yang teridentifikasi, yaitu nyamplung (Calophyllum inophyllum), tongke hutan (Acacia
mangium), mangga (Mangifera indica), trembesi (Albizia saman), weru (Albizia procera),
ketapang (Terminalia catappa), jamblang (Syzygium cumini), cermai (Phyllanthus acidus),
bambu (Bambusa sp.), sawo (Manilkara sp.), jambu air (Syzygium aqueum), dan kelor
(Moringa oleifera), kelompok tumbuhan famili Arecaceae/Palmae, dan kelompok tumbuhan
yang merupakan tumbuhan endemik Australia, yaitu Melaleuca sp.
Jenis pohon yang paling banyak dijumpai pada jalur pengamatan adalah tongke hutan.
tongke hutan (Acacia mangium) merupakan salah satu jenis pohon yang diprioritaskan sebagai
salah satu jenis tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI) dan rehabilitasi lahan karena sifatnya
yang cepat tumbuh dan dapat tumbuh dalam berbagai kondisi lingkungan. Namun pada saat
pengamatan dan pengambilan data banyak individu Acacia mangium yang roboh,
kemungkinan akibat cuaca/angin kencang, namun jumlahnya masih tetap dominan
dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Di dekat pipa gas juga terdapat lahan pertambakan
yang didominasi oleh jenis pohon pisang (Musa paradisiaca) dan di sekitar lahan tambak
banyak ditumbuhi rumput-rumput berjenis Ischaemum sp., Cyperus sp., dan Polytrias sp.
2. Flora di area landfall
Berbeda dengan area ORF, di area landfall terutama yang dekat dengan area pipa gas
didominasi oleh vegetasi mangrove, yaitu api-api (Avicennia sp.) dan bakau (Rhizopora sp.).
Tinggi pohon kedua jenis tersebut yang baik berada di jalur pengamatan maupun dekat dengan
pipa gas terdapat mangrove yang telah dewasa maupun yang nampaknya baru saja ditanam
(muda) dengan kisaran tinggi 30 cm – 5 m dengan diameter batang sekitar 1 – 12 cm. Beberapa
individu mangrove yang ditanam juga telah nampak kering atau mati. Selain kedua jenis
mangrove tersebut, terdapat pula jenis mangrove buta buta (Excoecaria sp.) dan Bruguiera sp.
B. Fauna
1. Fauna di area Onshore Receiving Facilities/ORF
Penelitian atau pengamatan terhadap fauna ditujukan untuk mendapatkan gambaran
keadaan satwa liar yang ada di area ORF (Onshore Receiving Facilities) dan landfall, baik dari
segi jumlah individu, jenis spesies, dan vegetasi atau habitat yang dimanfaatkan oleh fauna
darat. Hal ini dikarenakan kehadiran satwa liar sangat berguna bagi bioindikator lingkungan.
Banyak fauna darat yang memanfaatkan suatu tempat untuk berlindung, mencari makan, dan
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 6
bersarang. Keberadaan satwa liar juga dipengaruhi atau ditentukan oleh keadaan habitat yang
ada pada suatu tempat.
Di daerah ORF (Onshore Receiving Facilities) terdapat beberapa jenis pohon yang
tumbuh di sekitar area ORF. Selain itu, terdapat jenis rerumputan. Sedangkan pada area ORF
yang dimanfaatkan untuk pertambakan, terdapat tanaman pisang (Musa paradisiaca) dan
ilalang-ilalang (± 1,5-2 meter). Dengan kondisi demikian, masih dapat dijumpai satwa liar
berupa jenis burung (aves), herpetofauna, dan insekta.
a) Insekta/Serangga
Tercatat sebanyak 10 jenis insekta di area ORF (Onshore Receiving Facilities). Jenis
yang paling banyak dijumpai adalah kupu-kupu jenis Zizina otis sebanyak 17 individu. Jenis
tersebut sering kali dijumpai berkelompok dan terbang rendah di sekitar tumbuhan bawah atau
rumput-rumputan atau terlihat hinggap di pucuk rerumputan.
Dapat dilihat pada Tabel 1, hanya 1 jenis insekta yang masuk ke dalam daftar tingkat
keterancaman spesies yang telah dievaluasi oleh IUCN (International Union or Conservation
of Nature and Natural Resources) dan masuk dalam kategori Least Concern atau masih dalam
risiko keterancaman rendah. Semua jenis insekta yang dijumpai tidak dilindungi Peraturan
Pemerintah Nomor 7 tahun 1999. Indeks keanekaragaman insekta pada area ORF sebesar 1,633
yang menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman insekta dalam kategori sedang.
Tabel 1. Jenis-jenis insekta/serangga yang dijumpai di area ORF
No. Nama latin/ilmiah Nama umum/Inggris Nama
lokal/Indonesia PP IUCN (2017)
1. Delias hyparete Painted Jezebel - - -
2. Zizina otis Lesser Grass Blue - - -
3. Euploea core Common Crow Kupu-kupu
gagak - Least Concern
4. Valanga nigricornis Javanese grasshopper Belalang kayu - -
5. Epilachna sp. - - - -
6. Amata huebneri Hübneri’s Wasp Moth Ngengat tawon -
7. Danaus genutia Common Tiger Kupu-kupu
harimau - -
8. Junonia atlites Grey Pansy - - -
9. Junonia orithya Blue Pansy - - -
10. Eurema hecabe Common Grass Yellow Kupu-kupu
belerang biasa - -
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 7
Tabel 2. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman insekta di ORF
No Spesies Jumlah
indivdu
Ni/N ln
Ni/N Nama Latin Nama Indonesia
1 Delias hyparete - 4 -0,25177
2 Zizina otis - 17 -0,34657
3 Euploea core Kupu-kupu gagak 1 -0,10372
4 Valanga nigricornis Belalang kayu 1 -0,10372
5 Epilachna sp. - 1 -0,10372
6 Amata huebneri Ngengat tawon 5 -0,2819
7 Danaus genutia Kupu-kupu harimau 2 -0,16666
8 Junonia atlites - 1 -0,10372
9 Junonia orithya - 1 -0,10372
10 Eurema hecabe
Kupu-kupu belerang
biasa 1 -0,10372
Total Individu 34
Total Spesies 10
H’ (Indeks Keanekaragaman) 1,633
b) Herpetofauna
Hewan reptil pada umumnya merupakan hewan nokturnal yang sebagian banyak
aktivitasnya dilakukan di malam hari. Hewan reptil juga menyukai kondisi lingkungan yang
lembap, dingin, semak-semak dan di lubang-lubang pohon. Beberapa hewan reptil tinggal pada
lubang-lubang pepohonan atau pada tanah.
Dari hasil pengambilan data yang dilakukan di dua tempat, dapat diketahui sebanyak 4
jenis herpetofauna dijumpai di area landfall, sedangkan pada ORF (Onshore Receiving
Facilities) dijumpai sebanyak 10 jenis herpetofauna. Dari data yang didapatkan, beberapa jenis
herpetofauna dijumpai di kedua lokasi pengamatan, seperti: Cicak Rumah (Hemidactylus
frenatus) dan Cicak gula (Gehyra maculata). Kedua hewan reptil ini tergolong hewan reptil
yang cukup mudah dijumpai dimanapun.
Cicak Gula memiliki nilai kelimpahan tertinggi sebanyak 10 individu dari 37 total
individu yang dicatat. Nilai keanekaragaman pada area pengambilan data area ORF sebesar
1,952 (sedang). Dapat dilihat pada Tabel 3, semua jenis herpetofauna yang dijumpai tidak
dilindungi oleh Peraturan pemerintah Nomor 7 tahun 1999. Lima jenis di antaranya telah
dievaluasi oleh IUCN dan termasuk dalam kategori Least Concern yang berarti masih cukup
melimpah di alam.
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 8
Tabel 3. Jenis-jenis herpetofauna yang dijumpai di area ORF
No. Nama latin/ilmiah Nama
umum/Inggris
Nama
lokal/Indone
sia
PP IUCN (2017)
1. Eutropis multifasciata East Indian Brown
Mabuya
Kadal kebun - -
2. Varanus salvator Common Water
Monitor
Biawak air - Least Concern
3. Hemidactylus frenatus Common House
Gecko
Cicak rumah - Least Concern
4. Gekko gecko Tokay Gecko Tokek rumah - -
5. Takydromus
sexlineatus Asian Grass Lizard
Kadal
Rumput - Least Concern
6. Ahaetullata prasina Gunthere’s Whip
Snake
Ular Gadung -
7. Fejervarya
limnocharis Asian Grass Frog
Kodok
tegalan - Least Concern
8. Gehyra mutilata Stump-toed Gecko Cicak gula - -
9. Xenocrophis
melanzostus Andaman Keelback
Ular Macan
Air - -
10. Duttaphrynus
melanostictus
Black Spectacled
Toed
Katak Berut - Least Concern
Tabel 4. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman herpetofauna di ORF
No Nama Reptil Jumlah
individu
Ni/N ln
Ni/N Nama Lokal Nama Latin
1. Cicak Gula Gehyra maculata 10 0,3537
2. Cicak Rumah Hemidactylus frenatus 6 0,2928
3. Kadal Eutrophis multifasciata 6 0,2928
4. Tokek Gecko gecko 5 0,2652
5. Katak Tegal Fejervarya limnocaris 3 0,2016
6. Kadal Rumput Takydromus sexlineatus 3 0,2016
7. Ular Gadung Ahaetullata prasina 2 0,1495
8. Ular Macan Air Xenocrophis melanzostus 1 0,0974
9. Katak Berut Duttaphrynus
melanostictus
1 0,0974
Cicak RumahJumlah Total Spesies 9
Jumlah Total Individu 37
H’ (Indeks Keanekaragaman) 1.952
c) Aves/Burung
Selama pengamatan di daerah ORF (Onshore Receiving Facilities) tercatat 164
individu burung dari 24 jenis burung. Dari jenis burung yang dicatat, dapat dikelompokkan
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 9
menjadi dua kelompok, yaitu burung air dan burung non-air. Dari total jenis yang tercatat,
sebanyak 6 jenis yang termasuk kelompok burung air, seperti: Blekok sawah (Ardeola
speciosa), Cangak merah (Ardeola speciosa), Tikusan alis putih (Amaurornis cinerea),
Bambangan kuning (Ixobrychus sinensis), Titihan Australia (Tachybaptus novaehollandiae),
dan Mandar batu (Gallinula chloropus). Sebanyak 18 jenis burung termasuk kelompok burung
non-air, seperti: Walet sapi (Collocalia esculenta), Perenjak padi (Prinia inornata), Remetuk
laut (Gerygone sulphurea), dan Cabai Jawa (Dicaeum trochileum).
Dari 24 jenis burung yang tercatatat, Blekok sawah (Ardeola speciosa) memiliki
jumlah individu terbanyak, yaitu sebanyak 61 individu. Hal ini dapat disebabkan karena area
pengamatan banyak terdapat makanan bagi burung Blekok sawah, misalnya ikan. Burung ini
hidup berkoloni. Burung ini berhabitat di area pertambakan, persawahan, dan rawa-rawa. Di
area ORF dijumpai pula jenis burung raptor yang merupakan pemuncak atau pemangsa
tertinggi pada rantai makanan dan predator, yaitu Alap-alap kawah (Falco peregrinus). Alap-
alap kawah tersebut beberapa kali selama pengamatan teramati beraktivitas di dekat tower
komunikasi atau di flare stack.
Dapat dilihat pada Tabel 5, terdapat 4 jenis burung yang dilindungi oleh Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, yaitu Cekakak suci, Cekakak sungai,
Alap-alap kawah, dan Raja udang biru. Semua jenis burung yang dijumpai memiliki status
keterancamannya yang rendah atau masih melimpah di alam (Least Concern) menurut IUCN.
Indeks keanekaragaman burung di area ORF sebesar 2,347 yang menunjukkan bahwa tingkat
keanekaragaman burung di area tersebut cukup tinggi dan dapat pula disimpulkan bahwa
lingkungan yang ada dapat mendukung keberlangsungan hidup jenis-jenis burung tersebut.
Tabel 5. Jenis-jenis burung di area ORF
No. Nama Latin/ilmiah Nama
lokal/Indonesia
Nama
umum/Inggris PP
IUCN
(2017)
1. Collocalia esculenta Walet sapi Glossy swiftlet - Least
Concern
2. Prinia inornata Perenjak padi Plain Prinia - Least
Concern
3. Ardeola speciosa Blekok sawah Javan Pond-heron - Least
Concern
4. Lonchura
leucogastroides Bondol jawa Javan Munia -
Least
Concern
5. Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk Yellow-vented
Bulbul -
Least
Concern
6. Amaurornis cinerea Tikusan alis putih White-browed Crake - Least
Concern
7. Alcedo coerulescens Raja udang biru Cerulean Kingfisher Least
Concern
8. Acrocephalus
stentoreus Kerakbasi ramai
Clamorous Reed-
warbler -
Least
Concern
9. Gerygone sulphurea Remetuk laut Golden-bellied
Gerygone -
Least
Concern
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 10
10. Spilopelia chinensis Tekukur biasa Eastern Spotted
Dove -
Least Concern
11. Dicaeum trochileum Cabai Jawa Scarlet-headed
Flowerpecker -
Least
Concern
12. Ardea purpurea Cangak merah Purple Heron - Least
Concern
13. Todiramphus chloris Cekakak sungai Collared Kingfisher Least
Concern
14. Pycnonotus
aurigaster Cucak kutilang Sooty-headed Bulbul -
Least
Concern
15. Lonchura punctulata Bondol peking Scaly-breasted
Munia -
Least
Concern
16. Gallinula chloropus Mandar batu Common Moorhen - Least
Concern
17. Ixobrychus sinensis Bambangan kuning Yellow Bittern - Least
Concern
18. Tachybaptus
novaehollandiae Titihan Australia Australasian Grebe -
Least
Concern
19. Rhipidura javanica Kipasan belang Sunda Pied Fantail - Least
Concern
20. Nycticorax
nycticorax
Kowak malam
kelabu
Black-crowned
Night-heron -
Least
Concern
21. Geopelia striata Perkutut jawa Zebra Dove - Least
Concern
22. Falco peregrinus Alap-alap kawah Peregrine Falcon Least
Concern
23. Treron vernans Punai gading Pink-necked Green-
pigeon -
Least
Concern
24. Todiramphus
sanctus Cekakak suci Sacred Kingfisher
Least
Concern
Tabel 6. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman burung di ORF
No Spesies Jumlah
indivdu Ni/N ln Ni/N
Nama Latin Nama Indonesia
1 Collocalia esculenta Walet sapi 12 0,191
2 Prinia inornata Perenjak padi 3 0,072
3 Ardeola speciosa Blekok sawah 61 0,3678
4 Lonchura leucogastroides Bondol jawa 7 01331
5 Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk 1 0,0306
6 Amaurornis cinerea Tikusan Alis Putih 2 0,053
7 Alcedo coerulescens Raja Udang Biru 1 0,0306
8 Todirhamphus sanctus Cekakak Suci 1 0,0306
9 Gerygone sulphurea Remetuk Laut 5 0,105
10 Streptopelia chinensis Tekukur Biasa 6 0,1196
11 Dicaeum trochileum Cabai Jawa 1 0,0306
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 11
12 Ardea purpurea Cangak Merah 3 0,072
13 Todirhamphus chloris Cekakak sungai 1 0,0306
14 Pycnonotus aurigaster Cucak Kutilang 11 0,1811
15 Lonchura punctulata Bondol Peking 18 0,2415
16 Gallinula chloropus Mandar Batu 4 0,089
17 Ixobrychus sinensis Bambangan Kuning 5 0,105
18 Tachybaptus novaehollandiae Titihan Australia 2 0,053
19 Acrocephalus stentoreus Kerakbasi ramai 1 0,0306
20 Rhipidura javanica Kipasan Belang 2 0,053
21 Nycticorax nycticorax Kowak Malam Kelabu 12 0,191
22 Geopelia striata Perkutut Jawa 2 0,053
23 Falco peregrinus Alap-Alap Kawah 2 0,053
24 Treron vernans Punai Gading 1 0,0306
Total Individu 164
Total Spesies 24
H’ (Indeks Keanekaragaman) 2,347
2. Fauna di area landfall
Area pengamatan selanjutnya adalah di area landfall. Area ini merupakan area
pertambakan dimana banyak sekali jenis pohon bakau di tepian tambak dan sekitar pipa-pipa
gas. Selain itu, juga terdapat jenis tumbuhan semak. Selama pengamatan sering dijumpai
orang-orang yang keluar masuk area pertambakan untuk memancing, memanen dan meemilah
rumput laut, membawa hasil tambak atau rumput laut. Area ini berbatasan dengan laut dan
lebih luas jika dibandingkan dengan area pengamatan pada ORF (Onshore Receiving
Facilities).
a) Insekta/Serangga
Dijumpai 10 jenis insekta di area landfall. Jenis yang paling banyak dijumpai adalah
kupu-kupu jenis Zizina otis sebanyak 40 individu. Selain itu dijumpai pula beberapa jenis
dalam kelompok kupu-kupu lainnya (Junonia atlites, Danaus genutia, dan Eurema hecabe),
jenis dalam kelompok capung (Ischnura elegans, Crocothemis servilia, Orthetrum sabina, dan
Neurothemis terminata), jenis dalam kelompok kepik atau kumbang (Cheilomenes
sexmaculata), serta jenis dalam kelompok ngengat (Utetheisa pulchelloides).
Dapat dilihat pada Tabel 7, terdapat 4 jenis insekta yang telah dievaluasi oleh IUCN
dan masuk dalam kategori Least Concern yang berarti masih dalam risiko keterancaman yang
rendah atau melimpah di alam. Semua jenis belum termasuk dalam jenis yang dilindungi PP
No.7 tahun 1999. Indeks keanekaragaman insekta pada area landfall sebesar 1,866 yang
menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman insekta termasuk kategori sedang.
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 12
Tabel 7. Jenis-jenis insekta/serangga yang dijumpai di area landfall
No. Nama latin/ilmiah Nama umum/Inggris Nama
lokal/Indonesia PP IUCN (2017)
1. Ischnura elegans Common Bluetail Capung jarum - Least Concern
2. Crocothemis servilia Oriental Scarlett - - Least Concern
3 Utetheisa
pulchelloides Heliotrope Moth - - -
4. Zizina otis Lesser Grass Blue - - -
5. Danaus genutia Common Tiger Kupu-kupu
harimau - -
6. Eurema hecabe Common Grass Yellow Kupu-kupu
belerang biasa - -
7. Orthetrum sabina Slender Skimmer Capung badak - Least Concern
8. Junonia atlites - - - -
9. Neurothemis
terminata Red-winged Dragonfly
Capung sayap
merah - Least Concern
10. Cheilomenes
sexmaculata - - - -
Tabel 8. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman insekta di landfall
No Spesies Jumlah
indivdu
Ni/N ln
Ni/N Nama Latin Nama Indonesia
1 Ischnura elegans Capung jarum 30 -0,31625
2 Crocothemis servilia - 28 -0,30747
3 Utetheisa pulchelloides - 3 -0,07562
4 Zizina otis - 40 -0,34837
5 Danaus genutia Kupu-kupu harimau 5 -0,10977
6 Eurema hecabe Kupu-kupu belerang
biasa 4 -0,0935
7 Orthetrum sabina Capung badak 5 -0,10977
8 Junonia atlites - 4 -0,0935
9 Neurothemis terminata Capung sayap merah 35 -0,3346
10 Cheilomenes sexmaculata - 3 -0,07562
Total Individu 157
Total Spesies 10
H’ (Indeks Keanekaragaman) 1,866
b) Herpetofauna
Tercatat 5 jenis yang dijumpai di area landfall, dengan jumlah individu terbanyak yang
dijumpai adalah Ular air (Cerberus rynchops), yaitu sebanyak 17 individu. Dapat dilihat pada
Tabel 9, semua jenis herpetofauna yang dijumpai tidak dilindungi oleh Peraturan pemerintah
Nomor 7 tahun 1999. Empat jenis di antaranya telah dievaluasi oleh IUCN dan termasuk dalam
kategori Least Concern yang berarti masih cukup melimpah di alam. Indeks keanekaragaman
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 13
herpetofauna pada area landfall sebesar 1,028 yang menunjukkan bahwa tingkat
keanekaragaman rendah.
Tabel 9. Jenis-jenis herpetofauna yang dijumpai di area landfall
No. Nama latin/ilmiah Nama umum/Inggris Nama
lokal/Indonesia PP IUCN (2017)
1. Hemidactylus
frenatus Common House Gecko
Cicak rumah - Least Concern
2. Gehyra mutilata Stump-toed Gecko Cicak gula - -
3. Fejervarya
cancrivora Asian Brackish Frog
Katak sawah - Least Concern
4. Cerberus rynchops Dog-faced Water Snake
Ular Bockadam
Indo-Malaya
(Ular air)
- Least Concern
5. Varanus salvator Common Water
Monitor
Biawak air - Least Concern
Tabel 10. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman herpetofauna di landfall
No Nama Reptil Jumlah
individu
Ni/N ln
Ni/N Nama Lokal Nama Latin
1. Ular Air Cerberus rynchops 17 0,3246
2. Cicak Rumah Hemidactylus frenatus 9 0,3612
3. Katak Sawah Fejervarya cancrivora 3 0,2302
4. Cicak Gula Gehyra maculata 1 0,1126
Jumlah Total Spesies 4
Jumlah Total Individu 30
H’ (Indeks Keanekaragaman) 1,028
c) Aves/Burung
Pada area landfall, tercatat sebanyak 35 jenis burung dari 288 individu. Burung Gajahan
pengala memiliki jumlah individu terbanyak sebesar 104 individu. Burung jenis ini
kemungkinan sedang dalam fase musim migrasi dan memang sering kali teramati berada dalam
kelompok yang cukup besar (berkoloni dalam jumlah banyak) dalam beraktivitas. Kelompok
Gajahan pengala dalam jumlah cukup banyak juga dijumpai beraktivitas di atas tambak. Hal
ini dapat disebabkan karena keberadaan sumber pakan yang melimpah, seperti cacing dan
udang-udang kecil yang ada di dalam tambak.
Dapat dilihat pada Tabel 11, terdapat 6 jenis burung yang dilindungi oleh Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, yaitu Kuntul kecil, Cekakak sungai,
Burung madu sriganti, Kuntul besar, Gajahan pengala, dan Raja udang biru. Terdapat satu jenis
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 14
burung yang status keterancamannya berada dalam status hampir terancam atau Near
Threatened menurut IUCN, yaitu Itik benjut. Tiga puluh empat jenis burung lainnya berada
dalam risiko keterancaman yang masih rendah atau masih melimpah di alam (Least Concern).
Indeks keanekaragaman burung di area landfall sebesar 2.347 0o yang menunjukkan bahwa
tingkat keanekaragaman burung di area tersebut cukup tinggi dan dapat pula disimpulkan
bahwa lingkungan yang ada dapat mendukung keberlangsungan hidup jenis-jenis burung
tersebut.
Tabel 11. Jenis-jenis burung di area landfall
No. Nama
Latin/ilmiah
Nama
lokal/Indonesia
Nama
umum/Inggris PP IUCN (2017)
1 Collocalia
esculenta Walet sapi
Glossy Swiftlet - Least Concern
2 Actitis hypoleucos Trinil pantai Common
Sandpiper -
Least Concern
3 Lalage sueurii Kapasan sayap
putih
White-shouldered
Triller -
Least Concern
4 Prinia inornata Perenjak padi Plain Prinia - Least Concern
5 Ardeola speciosa Blekok sawah Javan Pond-heron - Least Concern
6 Nycticorax
nycticorax
Kowak malam
kelabu
Black-crowned
Night Heron -
Least Concern
7 Pycnonotus
goiavier Merbah cerukcuk
Yellow-vented
Bulbul -
Least Concern
8 Egretta garzetta Kuntul kecil Little Egret Least Concern
9 Lonchura
punctulata Bondol peking
Blue-tailed Bee
Eater -
Least Concern
10 Alcedo
coerulescens Raja udang biru
Cerulean
Kingfisher Least Concern
11 Acrocephalus
stentoreus Kerakbasi ramai
Clamorous Reed-
warbler -
Least Concern
12 Gerygone
sulphurea Remetuk laut
Golden-bellied
Gerygone -
Least Concern
13 Hirundo tahitica Layang-layang
batu Tahiti Swallow -
Least Concern
14 Spilopelia
chinensis Tekukur biasa
Eastern Spotted
Dove -
Least Concern
15 Dicaeum
trochileum Cabai Jawa
Scarlet-headed
Flowerpecker -
Least Concern
16 Ardea purpurea Cangak merah Purple Heron - Least Concern
17 Anas gibberifrons Itik benjut Sunda Teal - Near
Threatened
18 Chlidonias
leucopterus
Dara laut sayap
putih
White-winged
Tern - Least Concern
19 Sternula albifrons Dara laut kecil Little Tern - Least Concern
20 Todiramphus
chloris Cekakak sungai
Collared
Kingfisher
Least Concern
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 15
21 Artamus leucorhynchus
Kekep babi White-breasted Woodswallow
- Least Concern
22 Dendrocopos
macei Caladi ulam
Fulvous-breasted
Woodpecker
- Least Concern
23 Cinnyris jugularis Burung madu
sriganti
Olive-backed
Sunbird
Least Concern
24 Butorides striata Kokokan laut Green-backed
Heron -
Least Concern
25 Phalacrocorax
sulcirostris Pecuk padi hitam
Little Black
Cormorant -
Least Concern
26 Turnix sp Gemak - - -
27 Ardea alba Kuntul Besar Great White
Egret
Least Concern
28 Treron vernans Punai Gading Pink-necked
Green-pigeon -
Least Concern
29 Lonchura
leucogastroides Bondol Jawa Javan Munia -
Least Concern
30 Rhipidura
javanica Kipasan Belang Pied Fantail -
Least Concern
31 Passer montanus Burung Gereja
Eurasia
Eurasian Tree
Sparrow -
Least Concern
32 Gallinula
chloropus Mandar Batu
Common
Moorhen -
Least Concern
33 Geopelia striata Perkutut Jawa Zebra Dove - Least Concern
34 Numenius
phaeopus Gajahan Pengala Whimbrel
Least Concern
35 Lalage sueurii Kapasan sayap
putih
White-shouldered
Triller -
Least Concern
Tabel 12. Jumlah individu dan indeks keanekaragaman burung di landfall
No Spesies
Jumlah ni/N ln ni/N Nama Latin Nama Indonesia
1 Collocalia esculenta Walet sapi 21 0,1909
2 Tringa hypoleucos Trinil Pantai 3 0,047
3 Lalage sueurii Kapasan Sayap Putih 4 0,056
4 Prinia inornata Perenjak padi 10 0,1166
5 Ardeola speciosa Blekok sawah 15 0,1537
6 Nycticorax nycticorax Kowak Malam Kelabu 5 0,0701
7 Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk 1 0,0197
8 Egretta garzetta Kuntul kecil 13 0,1397
9 Merops philipinus Bondol Peking 4 0,056
10 Alcedo coerulescens Raja Udang Biru 10 0,1166
11 Acrocephalus stentoreus Kerakbasi ramai 2 0,034
12 Gerygone sulphurea Remetuk Laut 15 0,1537
13 Hirundo tahitica Layang-Layang Batu 3 0,047
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 16
14 Streptopelia chinensis Tekukur Biasa 3 0,047
15 Dicaeum trochileum Cabai Jawa 2 0,034
16 Ardea purpurea Cangak Merah 7 0,0903
17 Anas gibberifrons Itik Benjut 4 0,056
18 Chlidonias leucopterus Dara Laut Sayap Puih 12 0,1322
19 Sterna albifrons Dara Laut Kecil 7 0,0903
20 Todirhamphus chloris Cekakak Sungai 1 0,0197
21 Artamus leucorhynchus Kekep Babi 1 0,0197
22 Nectarinia cinerea Burung Madu Sriganti 1 0,0197
23 Turnix sp Gemak 2 0,034
24 Butorides striata Kokokan Laut 9 0,1081
25 Phalacrocorax
sulcirostris Pecuk Padi Hitam 2 0,034
26 Egretta alba Kuntul Besar 12 0,1322
27 Treron vernans Punai Gading 3 0,047
28 Lonchura leucogastroides Bondol Jawa 2 0,034
29 Rhipidura javanica Kipasan Belang 2 0,034
30 Passer montanus Gereja Erasia 2 0,034
31 Gallinula chloropus Mandar Batu 2 0,034
32 Geopelia striata Perkutut Jawa 2 0,034
33 Numentius phaeopus Gajahan Pengala 104 0,3678
34 Picoides moluccensis Caladi Tilik 1 0,0197
35 Lalage sueurii Kapasan Sayap-putih 1 0,0197
Total spesies 35
Total individu 288
H’ (indeks keanekaragaman) 2,642
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 17
Lampiran 1. Dokumentasi saat pengambilan data
Pemasangan fermented banana trap pengamatan burung menggunakan binokuler
Penggunaan hook saat sampling herpetofauna sampling dan pencatatan insekta
Trapping insekta dengan jaring/net Insekta dimasukkan ke killing bottle
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 18
Salah satu jalur yang dilewati saat sampling Pengamatan sisik ular (salah satu cara
di landfall identifikasi)
Bentuk trap yang digunakan untuk trap biawak Pencatatan data sampling aves
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 19
Lampiran 2. Dokumentasi beberapa flora yang dijumpai saat pengamatan
Areaceae/Palmae daun Acacia mangium
Terminalia catappa Melaleuca sp.
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 20
Rhizopora sp. Yang ditanam di sekitar Avicennia sp.
pipa gas dan jalur pengamatan
Mangrove yang telah kering
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 21
Lampiran 3. Dokumentasi insekta yang dijumpai di ORF
Zizina otis Amata huebneri
Junonia atlites Junonia orithya
Delias hyparete Danaus genutia
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 22
Epilachna sp. (dok. Google) Eurema hecabe
Valanga nigricornis Euploea core
Lampiran 4. Dokumentasi insekta yang dijumpai di landfall
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 23
Junonia atlites Utetheisa pulchelloides
Danaus genutia Eurema hecabe
Neurothemis terminata (dok. Google) Ischnura elegans
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 24
Orthetrum sabina Zizina otis
Crocothemis servilia Cheilomenes sexmaculata (dok. Google)
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 25
Lampiran 5. Dokumentasi herpetofauna di ORF
Eutropis multifasciata Fejervarya limnocharis
Gekko gecko Gehyra mutilata
Hemidactylus frenatus Takydromus sexlineatus
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 26
Xenocrophis melanzostus Duttaphrynus melanostictus (dok. Google)
Ahaetulla prasina (dok. Google) Varanus salvator
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 27
Lampiran 6. Dokumentasi herpetofauna di landfall
Hemidactylus frenatus (dok. Google) Fejervarya cancrivora (dok. Google)
Cerberus rynchops (dok. Google) Gehyra mutilata
Varanus salvator
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 28
Lampiran 7. Dokumentasi burung di ORF
Collocalia esculenta Prinia inornata
Ardeola speciosa Lonchura leucogastroides
Pycnonotus goiavier (dok. Google) Amaurornis cinerea (dok. Google)
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 29
Alcedo coerulescens (dok. Google) Acrocephalus stentoreus (dok. Google)
Gerygone sulphurea Spilopelia chinensis
Dicaeum trochileum Ardea purpurea
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 30
Todiramphus chloris (dok. Google) Pycnonotus aurigaster
Lonchura punctulata Todiramphus sanctus
Ixobrychus sinensis (dok. Google) Tachybaptus novaehollandiae (dok. Google)
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 31
Gallinula chloropus (dok. Google) Rhipidura javanica
Nycticorax nycticorax Geopelia striata
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 32
Falco peregrinus (dok. Google) Treron vernans
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 33
Lampiran 8. Dokumentasi burung di landfall
Collocalia esculenta Actitis hypoleucos (dok. Google)
Lalage sueurii Prinia inornata
Ardeola speciosa Nycticorax nycticorax
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 34
Pycnonotus goiavier (dok. Google) Egretta garzetta
Lonchura punctulata Alcedo coerulescens (dok. Google)
Acrocephalus stentoreus (dok. Google) Gerygone sulphurea
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 35
Hirundo tahitica Spilopelia chinensis
Dicaeum trochileum Ardea purpurea
Anas gibberifrons Chlidonias leucopterus
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 36
Sternula albifrons Todiramphus chloris (dok. Google)
Gerygone sulphurea Dendrocopos macei (dok. Google)
Cinnyris jugularis (dok. Google) Butorides striata
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 37
Phalacrocorax sulcirostris Turnix sp. (dok. Google)
Ardea alba Treron vernans
Lonchura leucogastroides Rhipidura javanica
LAPORAN MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTAGAS EJA
SEMESTER II TAHUN 2017 38
Passer montanus (dok. Google) Gallinula chloropus
Geopelia striata Numenius phaeopus
Artamus leucorynchus (dok. Google)