pelaksanaan pelayanan pembuatan kartu tanda …digilib.unila.ac.id/59464/3/3. skripsi full tanpa bab...

48
PELAKSANAAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (KTP-el) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PESISIR BARAT (Skripsi) Oleh Dona Sopia FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PELAKSANAAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK

    ELEKTRONIK (KTP-el) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

    SIPIL KABUPATEN PESISIR BARAT

    (Skripsi)

    Oleh

    Dona Sopia

    FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG2019

  • ABSTRAK

    PELAKSANAAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUKELEKTRONIK (KTP-el) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

    SIPIL KABUPATEN PESISIR BARAT

    OLEH

    DONA SOPIA

    Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2013 tentangperubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang AdministrasiKependudukan menyatakan bahwa pada hakikatnya negara berkewajiban untukmemberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi danstatus hukum setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami olehpenduduk yang berada di dalam dan atau di luar wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana pelaksanaanpelayanan pembuatan kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) di DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat? dan (2) apa saja faktor-faktor penghambat pelaksanaan pelayanan pembuatan kartu tanda pendudukelektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatat Sipil Kabupaten PesisirBarat?

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatanmasalah secara normative dan empiris. Sumber data yang digunakan data primer dandata sekunder. Pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pelaksanaan pelayanan pembuatan kartutanda penduduk elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipilKabupaten Pesisir Bara telah terlaksana 80% yang telah melakukan proses perekamanKartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) pada kantor Dinas Kependudukan danPencatatan Sipil di wilayah kerja Kabupaten Pesisir Barat. (2) faktor- faktorpenghambat pelaksanaan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el)adalah (a) belum adanya peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenaibatas akhir perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) (b) kurangnyakesadaran masyarakat akan pentingnya Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el)(c) sering terjadi gangguan pada sinyal sehingga berakibat pada gangguan sercer danpencetakan Kartu Tanda Penduduk Elektronik menjadi lama.

    Kata Kunci: Pelaksanaan, KTP-el

  • ABSTRACT

    IMPLEMENTATION OF SERVICES FOR MAKING ELECTRONICPOPULATION CARDS (KTP-el) IN THE CIVIL POPULATION AND

    REGISTRATION OF PESISIR BARAT DISTRICT

    BY

    DONA SOPIA

    Explanation of Law of the Republic of Indonesia No. 24 of 2013 concerningamendments to Law No. 23 of 2006 concerning Population Administration states thatin essence the state is obliged to provide protection and recognition of thedetermination of personal status and legal status of every population event andsignificant events experienced by residents who are inside and or outside the territoryof the Unitary State of the Republic of Indonesia. The problems in this study are (1)how is the implementation of the service of making electronic identity cards (KTP-el)in the Department of Population and Civil Registration of West Pesisir Regency? and(2) what are the factors that hinder the implementation of the service of makingelectronic identity cards (KTP-el) at the Department of Population and Civil Registryof Pesisir Barat Regency?

    The research method used in this study is a normative and empirical problemapproach method. Data sources used are primary data and secondary data. Datacollection through literature study and field research.

    The results showed that (1) the implementation of electronic resident card (KTP-el)service in the Population and Civil Registry Office of 80% of the Coastal District hadbeen carried out which had recorded the Electronic Resident Identity Card (KTP-el)at the Office of Population and Civil Registration in the working area of Pesisir BaratRegency. (2) the inhibiting factors for loading Electronic Resident Identity Cards(KTP-el) are (a) the absence of legislation governing the deadline for recordingElectronic Resident Cards (KTP-el) (b) lack of public awareness of the importance ofElectronic Identity Cards (KTP-el) (c) frequent interference with the signal so that itresults in disruptions and long duration printing of Electronic Resident Identity Cards.

    Keywords: Implementation, KTP-el

  • PELAKSANAAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK

    ELEKTRONIK (KTP-el) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

    SIPIL KABUPATEN PESISIR BARAT

    Oleh

    Dona Sopia

    Skripsi

    Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

    Sarjana Hukum

    Pada

    Bagian Hukum Administrasi Negara

    Fakultas Hukum Universitas Lampung

    FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG2019

  • RIWAYAT HIDUP

    Nama lengkap penulis adalah Dona Sopia. Penulis dilahirkan di

    Way Sindi pada tanggal 15 Desember 1996. Penulis adalah anak

    bungsu dari delapan bersaudara, putri dari pasangan Bapak

    M.Daruslan, dan Ibu Zahro.

    Penulis mengawali pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Way Sindi yang

    diselesaikan pada Tahun 2009, SMP Negeri 1 Karya Penggawa yang diselesaikan

    pada Tahun 2012, SMA Negeri 1 Karya Penggawa diselesaikan pada Tahun 2015.

    Selanjutnya pada Tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum

    Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN pada tahun 2015. Penulis telah

    mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode 1 tahun 2018 selama 40 hari

    di Desa Sukaraja Tiga, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur.

    Selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung, penulis

    masuk kedalam anggota Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (HAN)

    Fakultas Hukum Unila, kemudian penulis melakukan penelitian skripsi berjudul

    “Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) di

    Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat” sebagai tugas

    akhir di minat Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung.

  • MOTTO

    Proses tepat sasaran, terjamin kepastian hukum dan ramah dalam pelayanan

    (R.P.A)

    “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah

    memudahkannya mendapat jalan ke syurga”

    (H.R Muslim)

  • PERSEMBAHAN

    Puji syukur kepada Allah SWT rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memberikannikmat kesehatan, kekuatan, rezeki,serta kesabaran dan kepada Nabi Muhammad

    SAW yang telah menjadi sumber inspirasi dalam segala tindakan dan langkahhidupku.

    Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal dalam meraih cita-cita.

    Dengan ini saya persembahkan skripsi ini kepada:

    Kedua Orangtuaku Tercinta

    Ayahanda M.Daruslan dan Ibunda Zahro yang selalu mendo’akan, memberikan kasih

    sayang, serta semangat kepada anak-anaknya agar menjadi anak yang berguna bagi

    bangsa dan negara serta selamat dunia maupun akhirat.

    Kakak-Kakakku Tersayang

    Hendra Gunawan, Lanti Maya Sopa, Syamsi Rizal, Emilia Kontesa, Imronsyah,Destiana dan, Dilpiya Ulandari atas do’a dan motivasi yang telah diberikan sehingga

    tercapainya keberhasilan saya dengan selesainya karya ini.

    Almamater tercinta Universitas Lampung

  • SAN WACANA

    Assalammualaikum Wr.Wb.

    Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

    Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Shalawat serta salam

    senantiasa terlimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarga,

    sahabat dan seluruh pengikutnya yang senantiasa mengikuti jalan petunjuk-Nya.

    sebab hanya dengan kehendak-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul ”Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk

    Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

    Pesisir Barat” Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama proses penyusunan sampai dengan

    terselesaikannya skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari

    berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima

    kasih kepada:

    1. Bapak Prof.Dr.Yuswanto, S.H., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

    membimbing, memberikan arahan, dan masukan sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penulisan skripsi ini;

  • 2. Ibu Ati Yuniati, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing II yang membimbing

    dengan sabar dan telah memberikan kritik, saran dan masukan dalam proses

    perbaikan skripsi ini;

    3. Bapak Elman Eddy Patra, S.H., M.H. selaku Dosen Pembahas I yang telah

    memberikan kritik, saran dan masukan dalam proses perbaikan skripsi ini;

    4. Ibu Fenny Andriani, S.H.,M.H. selaku Dosen Pembahas II yang telah

    memberikan kritik, saran dan masukan dalam proses perbaikan skripsi ini;

    5. Bapak Anwarsyah M.M Selaku Narasumber dan segenap pegawai Dinas

    Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat yang telah

    meluangkan waktunya untuk diwawancarai guna terselesainya skripsi ini.

    6. Bapak Damanhuri Warganegara, S.H.,M.H selaku dosen pembimbing akademik

    yang telah membimbing penulis selama di dalam perkuliahan;

    7. Seluruh dosen dan karyawan yang bertugas di Fakultas Hukum Universitas

    Lampung, khususnya Dosen Bagian Hukum Administrasi Negara yang telah

    berdedikasi dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama

    menempuh studi;

    8. Teristimewa kepada kedua orang tuaku Ayahanda M.Daruslan dan Ibunda Zahro

    tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dan mendo’akan segala sesuatu

    yang terbaik bagi anak-anaknya, semoga Allah selalu memberikan keberkahan

    dan kesehatan kepada Ayah dan ibu serta bahagia di dunia maupun di akhirat

    kelak Aamiin;

    9. Kepada Kakak-Kakakku Tersayang Hendra Gunawan, Lanti Maya Sopa, Syamsi

    Rizal, Emilia Kontesa, Imronsyah, Destiana dan, Dilpiya Ulandari yang selalu

  • memberikan perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi dan canda tawa

    sehingga penulis dapat menjadi pribadi yang lebih baik;

    10. Kepada Rizky Prima Arya S.H yang selalu memberikan dukungan serta

    semangat dan kesetiaan menemani untuk membantu penulis menyelesaikan

    skripsi ini;

    11. Sahabat-sahabat terbaik yang berjuang bersama-sama untuk memperoleh gelar

    Sarjana Hukum Layla Nurlatifah, Ayu Kusumawardani, Lismarini Dewi, yang

    selalu memberikan canda tawa disaat berkumpul, perhatian, keperdulian dan

    semangat luar biasa;

    12. Adik-adik dan sahabat- sahabat rayon hukum yang telah memberikan perhatian,

    kasih saying, canda tawa dan semangat yang luar biasa.

    13. Almamaterku tercinta Fakultas Hukum Universitas Lampung;

    14. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

    membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas bantuan dan

    dukungannya.

    Semoga Allah SWT memberikan rahmat kepada semua pihak yang telah

    memeberikan bantuan kepada penulis, dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi

    ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu hukum pada khususnya.

    Bandar Lampung, 26 Agustus 2019Penulis

    Dona Sopia

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN AWALABSTRAKHALAMAN PERSETUJUANHALAMAN PENGESAHANPERNYATAANRIWAYAT HIDUPMOTTOPERSEMBAHANSANWACANADAFTAR ISIDAFTAR TABELBAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 71.3 Tujuan Penelitian................................................................................... 81.4 Kegunaan Penelitian.............................................................................. 8

    1.4.1 Kegunaan Teoritis ..................................................................... 81.4.2 Kegunaan Praktis....................................................................... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsepsi Tentang Pelayanan Publik ..................................................... 9

    2.1.1 Pengertian Pelayanan................................................................. 92.1.2 Pengertian Publik..................................................................... 112.1.3 Pengertian Pelayanan Publik ................................................... 122.1.4 Asas-Asas Pelayanan Publik ................................................... 142.1.5 Jenis- Jenis dan Standar Pelayanan Publik .............................. 162.1.6 Prinsip- Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik............... 18

    2.2 Pengertian KTP-el ............................................................................... 202.3 Keunggulan dan Kelemahan KTP-el................................................... 22

    2.3.1 Keunggulan KTP-el................................................................. 222.3.2 Kelemahan KTP-el .................................................................. 23

  • BAB III METODE PENELITIAN3.1 Pendekatan Masalah ............................................................................ 24

    3.1.1 Pendekatan Yuridis Normatif ................................................. 243.1.2 Pendekatan Yuridis Empiris .................................................... 24

    3.2 Sumber Data ........................................................................................ 253.2.1 Data Primer.............................................................................. 253.2.2 Data Sekunder ......................................................................... 25

    3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data..................................... 273.3.1 Prosedur Pengumpulan Data ................................................... 273.3.2 Pengolahan Data ...................................................................... 28

    3.4 Analisis Data ....................................................................................... 28

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Gambaran Umum Kabupaten Pesisir Barat ....................................... 29

    4.1.1 Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kabupaten PesisirBarat ........................................................................................ 32

    4.1.2 Tugas dan fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipilKabupaten Pesisir Barat .......................................................... 35

    4.2 Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda PendudukElektronik (KTP-el) di Dinas Kependudkan dan Pencatatan SipilKabupaten Pesisir Barat ..................................................................... 434.2.1 Syarat-syarat Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda

    Penduduk Elektronik (KTP-el) ............................................... 454.2.2 Prinsip-prinsip Pendaftaran penduduk dan Pencatatan Sipil....484.2.3 Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil............49

    4.3 Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Pelayanan PembuatanKartu Tanda Penduduk di Dinas Kependudukan dan Pencatatan......56

    BAB V PENUTUP5.2 Kesimpulan ........................................................................................ 585.2 Saran .................................................................................................. 59

    DAFTAR PUSTAKA

    Tabel 1.1.......................................................................................................... 31Tabel 1.2.......................................................................................................... 32Tabel 1.3.......................................................................................................... 34Tabel 1.4.......................................................................................................... 54Tabel 1.5.......................................................................................................... 55Tabel 1.6.......................................................................................................... 56

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya negara untuk memenuhi

    kebutuhan dasar dan hak- hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa dan

    pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

    Undang- undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada negara untuk memenuhi

    kebutuhan dasar setiap warga negara demi kesejahteraannya sehingga efektivitas

    suatu sistem pemerintah sangat ditentukan penyelenggaraan pelayanan publik.

    Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 secara tegas menyatakan bahwa salah

    satu tujuan didirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk

    memajukan kesejahteraan publik dan mencerdaskan kehidupan bangsa.1

    Salah satu bentuk pelayanan administrasi yang diberikan oleh negara adalah

    pelayanan administrasi di bidang kependudukan, yang meliputi peristiwa penting

    dan peristiwa kependudukan. Penjelasan Undang- Undang Republik Indonesia

    No. 24 Tahun 2013 Tentang perubahan atas Undang- Undang No. 23 Tahun 2006

    Tentang Administrasi Kependudukan menyatakan bahwa pada hakikatnya

    negara berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap

    penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan

    1 Surjadi, Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik, Bandung: PT.Refika Aditama,2009, hlm.17

  • 2

    peristiwa penting yang dialami oleh penduduk yang berada di dalam dan atau di

    luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perlindungan dan pengakuan

    tersebut akan berjalan efektif apabila instansi pelaksana yang berwenang mampu

    melaksanakan peranannya dengan baik dan professional.

    Suatu instansi dikatakan berperan atau memiliki peran apabila perilaku atau

    tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam konteks

    di atas, peran suatu instansi yang ditentukan oleh aturan hukum merupakan peran

    yang seharusnya dilakukan. peran ini dilakukan sesuai dengan peraturan, berarti

    aparat penegak hukum yang bersangkutan melakukan peran yang diharapkan

    (expected role) atau peran yang ideal menurut konsepsi pembuat peraturan.2

    Instansi pemerintah mendapatkan tugas berdasarkan hukum publik sehingga

    dalam menjalankan berbagai aktivitasnya tunduk pada ketentuan hukum publik,

    khususnya hukum administrasi Negara, dalam melaksanakan tugasnya sebagai

    penyelenggara kenegaraan dan pemerintah, instansi pemerintah harus memiliki

    legitimasi, yaitu kewenangan yang diberikan oleh undang- undang.3 Pemerintah

    juga berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan dengan

    baik dan profesional, pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik

    merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi

    masyarakat di samping sebagai abdi negara, dalam rangka menciptakan

    kesejahteraan pada masyarakat.

    2Wahyu Sasongko, Peran Penegak Hukum dalam Pembangunan Hukum untuk MewujudkanAgenda Reformasi pada Era Globalisasi, Seminar Nasional, Fakultas Hukum UniversitasLampung ,2011, hlm. 113 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2006, hlm. 100.

  • 3

    Pelayanan publik merupakan titik strategis dalam pengembangan good

    governance. Salah satu dari tugas-tugas pemerintah yaitu pelayanan pembuatan

    kartu tanda penduduk (KTP) dan dalam pelaksanaannya berkaitan erat dengan hak

    bagi setiap warga Negara Indonesia. pelayanan publik adalah kegiatan atau

    rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

    peraturan perundang- undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas

    barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

    penyelenggara pelayanan publik4.

    Pemerintah memberikan inovasi terbaru terhadap pelayanan publik sebagai

    pelayan bagi masyarakat. Berkembangnya zaman terhadap teknologi informasi

    kini telah diterapkan di berbagai bidang sehingga banyak istilah- istilah yang

    ditambah huruf “e”(electronic, dibaca dengan lafal “I”) di depannya. Pemerintah

    sebagai pihak yang bertugas mengurus sistem kependudukan di Indonesia dalam

    hal ini adalah Departemen Dalam Negeri melakukan program terbaru yaitu KTP-

    el mengingat bahwa pendataan warga negara banyak terjadi kesalahan yang

    mengakibatkan buruknya data kependudukan di Indonesia.

    Pembuatan KTP-el dilatar belakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di

    Indonesia memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini

    disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk

    dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberikan peluang kepada penduduk

    yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan menduplikasikan KTP-nya.

    Permasalahan yang timbul akibat pembuatan KTP-el antara lain adalah masih

    terdapat oknum-oknum yang memalsukan KTP-el sehingga masyarakat dapat

    4 Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

  • 4

    mempunyai lebih dari satu KTP-el sekaligus, hal inilah yang harus dilihat lebih

    teliti oleh pemerintah, karena apabila masyarakat membuat KTP-el palsu maka

    hal ini dapat membuat data mereka tidak terekam dan dapt dinonaktifkan.

    Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum di dalam

    Nomor Induk Penduduk (NIK). NIK merupakan nomor identitas yang bersifat

    unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai

    penduduk Indonesia.5 Kebijakan tersebut bertujuan untuk menciptakan

    administrasi yang tertib sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan dan untuk

    mencegah serta menutupi peluang adanya KTP ganda yang selama ini banyak

    disalahgunakan oleh masyarakat yang dapat menyebabkan kerugian Negara.

    Masalah-masalah yang kerap terjadi dalam pembuatan KTP-el ini ialah

    pemerintah terlalu mengejar target dalam pembuatan KTP-el, seperti pada tahun

    2016 batas akhir perekaman KTP-el yang jatuh pada tanggal 30 september 2016,

    sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri

    (Kemendagri). Padahal apabila dilihat dari kesediaan alat seperti iris scanner, alat

    perekam sidik jari dan pemindaian tanda tangan serta sumber daya manusianya

    yang belum memadai mengakibatkan adanya kelambanan dalam proses

    pembuatan KTP-el yang bisa memakan waktu hingga lebih dari 3 bulan serta

    menyebabkan ketidak nyamanan masyarakat itu sendiri. masyarakat juga dapat

    mengalami kerugian atas ketidak efisienan pelaksanaan pengadaan KTP-el

    sehingga menyebabkan masyarakat kehilangan waktu untuk produktiv atau

    bekerja serta kehilangan waktu untuk memiliki waktu luang cukup. Hal inilah

    5 Pasal (12) Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang perubahan atas Undang- UndangNomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

  • 5

    yang menyebabkan masyarakat merasa bahwa kualitas pelayanan yang diberikan

    oleh pemerintah kurang memuaskan6. Penilaian terhadap kualitas pelayanan

    bukan didasarkan atas pengakuan atau penilaian dari pemberi pelayanan, tetapi

    diberikan oleh pelanggan atau pihak yang menerima pelayanan. Salah satu

    indikator kualitas pelayanan adalah client satisfaction and perception, misalnya

    ditunjukkan dengan ada tidaknya keluhan dari pengguna jasa pelayanan. Hasil

    dari pengukuran kualitas akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan

    perbaikan kualitas secara keseluruhan.7

    Tugas pokok pemerintah pada hakikatnya adalah memberikan pelayanan

    kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam

    melayani masyarakat pemerintah tidak terlepas dari permasalahan yang berkenaan

    dengan kondisi pelayanan yang relatif belum memuaskan. Hal ini terutama

    berkaitan dengan baik buruknya sumber daya aparatur pemerintah yang

    profesional. Salah satu kerja birokrasi dapat dilihat dalam hal ini Dinas

    Kependudukan dan Catatan Sipil bekerja sama dengan pemerintah kelurahan

    melaksanakan tugasnya dalam mengeluarkan Kartu Tanda Penduduk

    elektronik (KTP-el) bagi masyarakat8.

    Pembuatan KTP-el merupakan salah satu wujud pelayanan dasar pemerintah

    kepada masyarakatnya. KTP-el merupakan unsur pentin dalam administrasi

    kependudukan. Alasannya adalah karena KTP-el menyangkut masalah legitimasi

    6Miru dan Sutarman Yudo. Hukum Perlindungan Konsumen.Jakarta: Rajawali Press.Street.2004,hlm.38.7Dwi, Jatmiko. 2012. “Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dalam MeningkatkanKepuasan Masyarakat (Studi di Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan)”. Semarang:Universitas 17 Agustus 1945.2012,hlm.4.8 Ibid.,hlm.5

  • 6

    seseorang dalam eksistensinya sebagai penduduk dalam satu wilayah Negara

    Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan sesuai dengan Undang- Undang Nomor

    24 Tahun 2013 Pasal 63 (ayat) 1 yang mengatur penduduk WNI dan orang asing

    yang memiliki izin tinggal tetap dan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau

    telah menikah atau pernah menikah wajib memiliki KTP elektronik.

    Sanksi yang diberikan oleh pemerintah terhadap masyarakat yang tidak membuat

    KTP-el adalah berupa sanksi administrasi. Sanksi administrasi dalam bentuk

    penonaktifan KTP ini akan membuat penduduk atau masyarakat tidak

    mendapatkan pelayanan publik. Contohnya dalam pembuatan BPJS yang basisnya

    adalah NIK, jika dalam pembuatan BPJS Nomor Induk Kependudukan

    tersebut tidak muncul maka hak dia sebagai penduduk Indonesia tidak

    akan bisa dipenuhi. Selain itu contoh dari pelayanan publik lainya yang tidak bisa

    didapatkan bila tidak membuat KTP-el adalah layanan kepolisian, layanan

    kesehatan, layanan izin mendirikan bangunan dan sebagainya9.

    Pelayanan dalam pembuatan KTP-el pada berbagai daerah di Indonesia

    memiliki tingkat kualitas yang berbeda-beda. Salah satu contohnya bahwa capaian

    target perekaman data yang masih belum terpenuhi sesuai dengan target

    waktu yang ditentukan. Begitu juga dalam hal koordinasi antar bagian dan

    unsur dalam proses perekaman data juga masih belum berjalan dengan baik.

    Di samping itu motivasi masyarakat untuk hadir dalam perekaman data juga

    masih rendah, terutama pada warga masyarakat di daerah pedesaan. Belum

    tercapainya target pelaksanan ini menggambarkan bahwa efektivitas kegiatan

    9 Muamar Maldi Wijaya Kualitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan Rajabasa(Studi di KelurahanRajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung), UniverstitasLampung,2017, hlm.6

  • 7

    masih belum tercapai maksimal dan tentu saja secara anggaran biaya menjadi

    tidak efisien10.

    Berdasarkan data pra penelitian pada wilayah kerja Dinas Kependudukan dan

    Catatan sipil Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2018 didapatkan data mengenai

    jumlah masyarakat yang telah melakukan proses pembuatan akta Pencatatan Sipil

    diperoleh data 81% yang melakukan proses pembuatan akta Sipil kartu seperti

    Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akta Kelahiran dan Kartu Keluarga (KK) pada

    kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di wilayah kerja Kabupaten Pesisir

    Barat tesebut, dari hal tersebut menunjukan masih minimnya masyarakat yang

    memiliki Akta Catatan Sipil yang resmi di wilayah kerja kantor Dinas

    Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung11.

    1.2 Rumusan Masalah

    1.2.1 Bagaimanakah pelaksanaan Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk

    Elektronik (KTP-el) Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

    Pesisir Barat?

    1.2.2 Apa Saja Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan

    Kartu Tanda Penduduk (KTP-el) Di Dinas Kependudukan dan Catatan

    Sipil Kabupaten Pesisir Barat?

    10Haq, Saiful, Agus Suharsono, Suji. “Kualitas Pelayanan Pubik Dalam Pembuatan e-KTP PadaKecamatan Suboh Kabupaten Situbondo”. Jember: Universitas Jember.2014,hlm.2.11 Wayan Suditke “pelaksanaan Penerbitan Akta Catatan Sipil Pada Kantor Dinas Kependudukandan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat”. Universitas Lampung, 2018.

  • 8

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Untuk Mengetahui Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda

    Penduduk Elektronik (KTP-el) Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    Kabupaten Pesisir Barat.

    1.3.2 Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Pelayanan

    Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP-el) Di Dinas Kependudukan dan

    Catatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    1.4.1 Kegunaan Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan tata cara pelayanan

    juga memperdalam ilmu hukum termasuk di dalamnya ilmu hukum

    administrasi Negara yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan pembuatan

    KTP-el dalam mengkaji atau menganalisis permasalahan hukum yang ada di

    Indonesia.

    1.4.2 Kegunaan Praktis

    a. Memberikan keuntungan terhadap masyarakat pada umumnya dan

    pengetahuan bagi penulis dalam bidang hukum pada khususnya..

    b. Sebagai Bahan kajian dan mempermudah pendataan bagi Pemerintah

    Daerah Pesisir Barat dalam pelaksanaan peningkatan sistem KTP-el.

    c. Sebagai Acuan yang pasti dan Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban

    dalam penyelenggaraan pelayanan KTP-el.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsepsi Tentang Pelayanan Publik

    2.1.1 Pengertian Pelayanan

    Pelayanan merupakan penawaran/ pemberian jasa kepada seseorang/ lembaga

    tertentu untuk memenuhi kebutuhan sehingga tercapai kepuasan jasa yang

    diberikan oleh suatu instansi kepada masyarakat12. Pelayanan sesungguhnya

    merupakan profesi seseorang/ lembaga untuk memperoleh imbalan. Pelayanan

    diperlukan karena keahlian professional bukan amatir”. Seseorang professional

    selalu bekerja dengan baik, benar, dan adil. Baik artinya teliti, tidak asal kerja,

    tidak sembono. Benar artinya diakui oleh profesi yang bersangkutan. Adil artinya

    tidak melanggar hak orang lain.13 Pelayanan menyangkut tiga hal yaitu cara

    melayani, memberikan pelayanan pada orang lain dan memperoleh imbalan,

    memberikan pelayanan sehubungan dengan jual beli jasa.

    Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu

    pihak kepada pihak lain yang ada dasarnya tidak berwujud dan tidak

    mengakibatkan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada

    suatu produk fisik. pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka

    12 Op.Cit, hlm.1013 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999,hlm. 60

  • 10

    memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada

    konsumen itu sendiri.14 Pelayanan merupakan suatu proses keseluruhan dari

    pembentukan citra perusahaan, baik melalui media berita, membentuk budaya

    perusahaan secara internal, maupun melakukan komunikasi tentang pandangan

    perusahaan kepada para pemimpin pemerintahan serta publik lainnya yang

    berkepentingan.15

    Menurut beberapa ahli di atas tentang pelayanan penulis berpendapat bahwa

    pelayanan adalah suatu kinerja yang dilakukan perorangan, organisasi swasta

    maupun instansi pemerintah kepada pihak lain untuk memberikan bantuan dan

    kemudahan pada masyarakat dalam rangka memenuhi kepentingan orang lain

    sesuai dengan haknya. Maka dalam megenai pelayanan yang dilakukan demi

    kesejahteraan masyarakat sudah sesuai yang disebut dengan istilah negara

    Kesejahteraan (Welfare State), apabila konsep negara kesejahteraan ini sudah

    berhasil tidak terlepas dengan salah satunya adalah mengenai pelayanan publik

    yang baik, maka dengan begitu Negara atau pemerintah dalam hal ini

    Pemerintah Daerah telah mengambil peran penting dalam perlindungan dan

    pengutamaan kesejahteraan sosial dan ekonomi warga negaranya16

    ada tiga karakteristik utama pelayanan jasa yaitu:

    a. Intangibility, berarti bahwa pelayanan pada dasarnya bersifat

    performance dan hasil pengalaman dan bukannya suatu obyek. Kebanyakan

    14 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasidan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat, 2002, hlm. 83.15 Loina. 2001. Hubungan Masyarakat Membina Hubungan Baik dengan Publik. CV. Lalolo,Bandung, 2001, hlm.138.16 Yuswanto, Pemekaran Kecamatan (Edisi Revisi), Bandar Lampung: Indepth Publishing, 2015.Hlm 13

  • 11

    pelayanan tidak dapat dihitung, diukur, diraba atau ditest sebelum

    disampaikan untuk menjamin kualitas. Jadi berbeda dengan barang yang

    dihasilkan oleh suatu pabrik yang dapat dites kualitasnya sebelum

    disampaikan kepada pelanggan.

    b. Heterogeneity, berarti pemakai jasa atau klien atau pelanggan memiliki

    kebutuhan yang sangat heterogen. Pelanggan dengan pelayanan yang sama

    mungkin memiliki prioritas yang berbeda. Demikian pula performance sering

    bervariasi dari satu produser ke produser lainnya bahkan dari waktu ke waktu.

    c. Inseparability, berarti produksi dan konsumsi suatu pelayanan tidak

    terpisahkan. Konsekuensinya di dalam industri pelayanan kualitas tidak

    direkayasa ke dalam produksi di sektor pabrik dan kemudian disampaikan

    kepada pelanggan; tetapi kualitas terjadi selama penyampaian pelayanan,

    biasanya selama interaksi antara klien dan penyedia jasa17.

    2.1.2 Pengertian Publik

    Istilah publik berasal dari bahasa Inggris yaitu public bahasa ini sudah digunakan

    bertahun-tahun oleh masyarakaat bangsa Indonesia yang menyatakan bahwa publik

    ini diidentifikasikan dengan masyarakat. Kata masyarakat ini dalam pengertian umum

    menyatakan semua kalangan umum yang ditujukan pada keseluruhan rakyat. Namun

    publik juga sering kita dengar dengan nama di belakangnya yang menegaskan bahwa

    kata yang didepannya adalah dimiliki oleh publik18.

    Publik adalah sejumlah orang yang dengan sesuatu cara mempunyai pandangan

    17 Ruswati, 2005. Efektivitas Pelayanan Publik (Pengaruh Disiplin dan Iklim Kerja TerhadapEfektifitas Pelayanan Aparat Pemerintah Kelurahan di Kecamatan Cilacap Utara KabupatenCilacap). Purwokerto.18 Yogi Suprayogi Suganda Administrasi Publik, konsep dan perkembangan ilmu di indonesia,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, hlm.5

  • 12

    yang sama mengenai suatu masalah atau setidaknya mempunyai kepentingan

    bersama dalam suatu masalah tersebut. Sejumlah orang tersebut tidak saling kenal

    satu sama lain, tetapi sebenarnya memiliki perhatian dan minat yang sama

    dalam suatu masalah19. Publik adalah sejumlah manusia yang memiliki

    kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik

    berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki20.

    Pendapat-pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa publik adalah

    sejumlah orang yang memiliki atau mempunyai kepentingan bersama terhadap

    permasalahan tertentu dan dalam hal ini publik sangat erat hubungannya dengan

    masyarakat.

    2.1.3 Pengertian Pelayanan Publik

    Penggunaan istilah pelayanan publik (public service) di Indonesia dianggap

    memiliki kesamaan arti dengan istilah pelayanan umum atau pelayanan

    masyarakat, oleh sebab itu ketiga istilah tersebut dipergunakan bersamaan dan

    tidak memiliki perbedaan yang mendasar. Pelayanan berfungsi sebagai sebuah

    sistem yang menyediakan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

    Undang- Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik yang dimaksud

    dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

    pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan

    bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

    administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

    19 Muh Labib, Pengertian Publik, Modul I–opini Publik, Jakarta, 2007, hlm. 320 Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik; Teori, Kebijakan dan. Implementasi

    Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2011, hlm. 5

  • 13

    Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

    63/KEP/M.PAN/7/2003 pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang

    dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan

    kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan peraturan perundang-

    undangan.

    Pelayanan publik adalah sebagai suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

    rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak sipil setiap warga

    negara dan penduduk atas suatu barang, jasa, dan/ atau pelayanan administrasi

    yang disediakan penyelenggara pelayanan publik21. Pelayanan publik adalah

    segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau

    individu dalam bentuk barang, jasa kepada masyarakat baik secara individu

    maupun kelompok atau organisasi22.

    Pelayanan publik adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang kelompok

    atau birokrasi untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat

    dalam mencapai suatu tujuan tertentu23. Pelayanan publik adalah pemberian jasa

    baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta

    kepada masyarakat dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan

    atau kepentingan masyarakat. Dengan demikian yang dapat memberikan

    pelayanan publik kepada masyarakat luas bukan hanya bukan hanya instansi

    pemerintah tetapi juga pihak swasta24.

    21 Noverman Duaji, Manajemen Pelayanan Publik wacana jonsep, teori dan problema pelayananpublik. Lembaga Penelitian universitas Lampung,2013, hlm.222 Bambang Istianto, Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik. Jakarta: MitraWacana Media, 2011, hlm. 10623 Ibid hlm. 12124Ibid hlm. 122

  • 14

    Penulis menyimpulkan bahwa pelayanan publik adalah segala suatu kegiatan

    pelayanan yang diberikan oleh pemerintah, maupun pihak swasta atas nama

    pemerintah atau atas nama pihak swasta kepada masyarakat yang bertujuan untuk

    memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa, sesuai dengan aturan

    pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

    2.1.4 Asas- Asas Pelayanan Publik

    Penyelenggaraan pelayanan publik dalam pelayanannya harus memperhatikan

    asas pelayanan publik karena pelayanan publik tidak lain dilakukan untuk

    kepuasan bagi pengguna jasa. Adapun asas- asas pelayanan publik yaitu :

    a. Kepentingan umum

    Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/ atau

    golongan.

    b. Kepastian hukum

    Jaminanan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan.

    c. Kesamaan hak

    Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender,

    dan status ekonomi.

    d. Keseimbangan hak dan kewajiban

    Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan,

    baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan.

    e. Keprofesionalan

    Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang

    tugas.

  • 15

    f. Partisipatif

    Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan

    memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapanan masyarakat.

    g. Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif

    Setiap warga Negara berhak memperoleh pelayanan yang adil

    h. Keterbukaan

    Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh

    informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.

    i. Akuntabilitas

    Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

    j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan

    Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan

    dalam pelayanan.

    k. Ketepatan waktu, dan

    Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan

    standar pelayanan.

    l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan25

    Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah dan terjangkau.

    pelayanan publik diselenggarakan berdasarkan pada asas:

    a. Kepentingan umum;

    b. Kepastian hukum;

    c. Kesamaan hak;

    25 Pasal 4 Undang- Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

  • 16

    d. Keseimbangan hak dan kewajiban;

    e. Keprofesionalan;

    f. Partisipatif;

    g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;

    h. Keterbukaan;

    i. Akuntabilitas;

    j. Ketepatan waktu; dan

    k. Kecepatan, Kemudahan, dan keterjangkauan26.

    2.1.5 Jenis- Jenis dan Standar Pelayanan Publik

    Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 membedakan jenis pelayanan

    menjadi tiga kelompok yaitu:

    a. Kelompok pelayanan administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan

    berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, sertifikat

    kompetensi, kepemilikan atau pengawasan terhadap sesuatu barang dan

    sebagainya.

    b. Kelompok pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan

    berbagai bentuk jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan

    telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.

    c. Kelompok pelayanan jasa yaitu yang menghasilkan berbagai bentuk jasa

    yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

    penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.

    KTP sendiri termasuk dalam jenis pelayanan publik kelompok administratif,

    dikarenakan dalam pelaksaanaan pembuatannya termasuk ke dalam kriteria

    26 Pasal 344 ayat (2) Undang- Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

  • 17

    SOP administratif :

    1. Pelaksana kegiatan berjumlah banyak atau lebih dari satu aparatur atau

    lebih dari satu jabatan dan bukan merupakan satu kesatuan tunggal.

    2. Berisi tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan atau langkah pelaksanaan

    kegiatan yang bersifat makro ataupun mikro yang tidak menggambarkan

    cara melakukan kegiatan.

    Berdasarkan Undang- Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

    komponen standar pelayanan meliputi :27

    a. Dasar hukum

    b. Persyaratan

    c. Sistem, mekanisme, dan prosedur

    d. Jangka waktu penyelesaian

    e. Biaya/ tarif

    f. Produk pelayanan

    g. Sarana, prasarana dan/ atau fasilitas

    h. Kompetensi pelaksana

    i. Pengawasan internal

    j. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan

    k. Jumlah pelaksana

    l. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai

    dengan standar pelayanan

    27 Pasal 21 Undang- Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

  • 18

    m. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk

    memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keargu- raguan, dan

    n. Evaluasi kinerja pelaksana.

    Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 Setiap penyelenggaraan publik

    harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya

    kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang

    dibakukan dalam penyelenggaraan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan

    atau penerima pelayanan. Standar pelayanan publik sendiri sekurang-kurangnya

    meliputi :

    a. Terpusat

    b. Terpadu

    c. Gugus Tugas

    d. Biaya pelayanan publik

    e. Pelayanan bagi penyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil dan balita

    f. Pelayanan khusus

    g. Biro jasa pelayanan

    h. Tingkat kepuasan masyarakat

    i. Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik

    j. Penyelesaian pengaduan dan sengketa

    k. Evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan publik

    2.1.6 Prinsip- Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik

    Pelayanan publik dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik yaitu

    penyelenggara Negara/Pemerintah maupun lembaga independen yang dibentuk

  • 19

    oleh pemerintah, seperti badan usaha/badan hukum, yang diberikan wewenang

    melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik, dalam penyelenggaraan

    pelayanan publik ada sepuluh prinsip yang diatur dalam Keputusan Menteri

    Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentangg Pedomanan Umum

    Penyelenggaraan Pelayanan Publik, kesepuluh prinsip tersebut adalah :

    a. Kesederhanaan

    Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

    dilaksanakan.

    b. Kejelasan

    Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik, unit kerja/pejabat

    yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan

    dan penyelesaian keluhan/ persoalan/ semgeketa dalam pelaksanaan

    pelayanan publik.

    c. Kepastian Waktu

    Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurung waktu

    yang telah ditentukan.

    d. Akurasi

    Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan

    sah.

    e. Keamanan

    Proses produk pelayanan publik memberikan rasa dan kepastian hukum.

    f. Tanggung Jawab

    Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang

    ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggraan pelayanan dan

  • 20

    penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanan pelayanan publik.

    g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

    Peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

    penyediaan sarana teknologi, telekomunikasi dan informatika.

    h. Kemudahan Akses

    Tempat dan lokasi sarana dan prasarana yang memadai mudah dijangkau

    oleh masyrakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan

    informasi.

    i. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan

    Pemberian pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun

    ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

    j. Kenyamanan

    Pemberi pelayanan harus tertib, teratur disediakan ruang dan waktu yang

    nyaman, bersih, rapih, lingkungan yang indah dan sehat, serta dilengkapi

    dengan fasilitas pendukung pelayanan.

    2.2 Pengertian KTP-el

    Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat KTP- el adalah Kartu

    Tanda Penduduk yang dilengkapi cip yang merupakan identitas resmi penduduk

    sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana.28 Peraturan Presiden

    Nomor 26 Tahun 2009 menyebutkan bahwa KTP berbasis NIK adalah KTP

    yang memilikin spesifikasi dan format KTP Nasional dengan sitem pengamanan

    khusus yang berlaku sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh Instansi

    28 Pasal 1 ayat (14) Undang- Undang No. 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Negara

  • 21

    Pelaksana. Program KTP-el diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri

    Republik Indonesia pada bulan Februari 2011 dimana pelaksanannya terbagi

    dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan berakhir

    pada 30 April 2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2348 kecamatan

    dan 197 kabupaten/kota. Sedangkan tahap kedua mencakup 105 juta

    penduduk yang tersebar di 300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Secara

    keseluruhan, pada akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta penduduk sudah

    memiliki KTP-el.

    menurut situs resmi KTP-el, KTP elektronik adalah dokumen kependudukan

    yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun

    teknologi informasi dengan berbasis pada basis data kependudukan nasional.

    Penulis menyimpulkan bahwa Kartu Tanda Penduduk elektronik atau electronic

    KTP (KTP-el) adalah kartu identitas diri yang harus dimiliki setiap penduduk

    suatu negara yang telah memenuhi persyaratan dalam peraturan perundang-

    undangan.

    Kegunaan dari Kartu Tanda Penduduk ini antara lain adalah:

    1. Sebagai tanda pengenal atau bukti diri kependudukan yang sah

    2. Melakukan transaksi keuangan di dunia perbankan dan PT. Pos Indonesia

    3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan RSUD

    4. Mengurus SIM dan STNK

    5. Pengajuan Dokumen KeImigrasian

    6. Kelengkapan berkas di Pengadilan dan Kejaksaan

    7. Pewarisan dan atau Peralihan Hak Atas Tanah dan Bangunan

  • 22

    8. Mengurus perizinan dan permintaan layanan publik dan privat Keperluan-

    keperluan lain yang membutuhkan bukti diri seseorang29.

    2.3 Keunggulan dan Kelemahan KTP-el

    2.3.1 Keunggulan KTP-el

    Berdasarkan pernyataan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di situs

    resmi KTP-el, Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) yang diterapkan di

    Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan KTP-el yang diterapkan

    di RRC dan India. KTP-el di Indonesia lebih baik daripada di RRC Kartu

    identitas elektronik (e-IC) tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman

    sidik jari. Di sana, e-IC hanya dilengkapi dengan chip yang berisi data

    perorangan yang terbatas. Sedangkan di India, sistem yang digunakan untuk

    pengelolaan data kependudukan adalah sistem UID (Unique Identification Data),

    di Indonesia disebut NIK (Nomor Induk Kependudukan). UID diterbitkan

    melalui pendaftaran pada 68 titik pelayanan, sedangkan program KTP-el di

    Indonesia dilaksanakan di lebih dari 6.214 kecamatan. Dengan demikian,

    KTP-el yang diterapkan di Indonesia merupakan gabungan e-ID RRC dan UID

    India, karena KTP-el dilengkapi dengan biometric dan chip.

    KTP-el juga mempunyai keunggulan dibandingkan dengan KTP biasa/KTP

    nasional, keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya:

    1) Identitas jati diri tunggal

    2) Tidak dapat dipalsukan

    3) Tidak dapat digandakan

    29 (http://capil.muaraenimkab.go.id/kartu-tanda- penduduk/diakses tanggal 20 April 2013 pukul16:30)

  • 23

    4) Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada (e-voting).

    Selain itu, sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP-el adalah seluruh jari

    (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari,

    yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk

    KTP-el karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

    1) Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain

    2) Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan

    kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores

    3) Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar

    2.3.2 Kelemahan KTP-el.

    Dalam pelaksanaannya, penggunaan KTP-el terbukti masih memiliki

    kelemahan. Misalnya tidak tampilnya tanda tangan sipemilik di permukaan KTP.

    Tidak tampilnya tanda tangan di dalam KTP-el tersebut telah menimbulkan kasus

    tersendiri bagi sebagian orang. ketika melakukan transaksi dengan lembaga

    Perbankan, KTP-ek tidak diakui karena tidak adanya tampilan tanda

    tangan. Ada beberapa kasus pemegang KTP-el tidak bisa bertransaksi

    dengan pihak bank karena tidak adanya tanda tangan. Tanda tangan yang

    tercetak dalam chip itu tidak bisa dibaca bank karena tak punya alat. Akhirnya

    pihak pemegang KTP-el terpaksa harus meminta rekomendasi dari Kepala

    Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk meyakinkan bank.

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Pendekatan Masalah

    Sesuai dengan masalah yang dibahas maka pendekatan masalah dalam penelitian

    ini akan dilakukan dengan dua cara yaitu pendekatan normatif dan pendekatan

    empiris yaitu:

    3.1.1 Pendekatan Normatif

    Pendekatan Normatif yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara mempelajari

    bahan pustaka yang erat dengan hubungannya dengan permasalahan pelaksanaan

    pelayanan pembuatan kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) yang dapat

    dilakukan dengan pendekatan dari segi hukum melalui perundang-undangan,

    buku-buku literature yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

    3.1.2 Pendekatan Empiris

    Pendekatan Empiris yaitu pendekatan masalah yang dilakukan dengan melalui

    penelitian lapangan untuk mendapatkan informasi dan data- data dengan

    mewawancarai mediator Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

    Pesisir Barat yang dianggap mengetahui secara jelas permasalahan yang dibahas.

  • 25

    3.2 Sumber Data

    Dalam penelitian ini menggunakan dua (2) jenis data yaitu:

    3.2.1 Data Primer

    Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objeknya. Data

    primer diperoleh atau dikumpulkan dengan melakukan studi lapangan (field

    research) dengan cara wawancara. Wawancara yang akan dilakukan dengan

    Bapak Anwarsyah MM selaku Kepala Bagian Pelayanan pembuatan KTP-el,

    kemudian Warga Masyarakat Desa Way Sindi Kecamatan Karya Penggawa Kab.

    Pesisir Barat.

    3.2.2 Data Sekunder

    Data Sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan studi pustaka

    yang meliputi perundang- undangan, yurisprudensi, dan buku literatur hukum atau

    bahan hukum tertulis lainnya.

    Data Sekunder terdiri dari :

    1) Bahan hukum primer, yaitu bahan yang bersumber dari ketentuan

    perundang- undangan dan dokumen hukum30. Bahan hukum primer yang

    digunakan dalam penelitian ini bersumber dari:

    a. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang

    Pelayanan Publik.

    30 Zainudiin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta:Sinar Grafika,2009,hlm.47

  • 26

    b. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 Tentang

    Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang

    Administrasi Kependudukan.

    c. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

    Pemerintah Daerah.

    d. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan

    Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

    e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2018 Tentang

    Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil.

    f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 Tentang

    Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 Tentang

    Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis NIK secara Nasional.

    g. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 3 Tahun 2016 Tentang

    Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

    h. Keputusan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

    63/KEP/M./PAN/7/2003 Tentang Pedomanan Umum Penyelenggaraan

    Pelayanan Publik.

    2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan- bahan yang memberikan penjelasan

    terhadap bahan hokum primer. Bahan hokum sekunder yang digunakan

    dalam penelitian ini bersumber dari bahan- bahan kepustakaan berupa

    buku- buku ilmu hukum, bahan kuliah, jurnal hukum, maupun literatur-

    literatur yang berkaitan dengan penelitian atau masalah yang dibahas.

  • 27

    3) Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

    penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti

    kamus, ensiklopedia, dan artikel pada majalah, surat kabar atau internet.31

    3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

    3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data

    Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu:

    a) Studi Kepustakaan, studi kepustakaan adalah suatu prosedur pengumpulan

    fata dengan membaca dan memahami dan mengutip bahan- bahan seperti

    peraturan perundang- undangan, buku- buku literatur, makalah- makalah

    dan berbagai sumber bacaan lainnya yang mempunyai hubungan dengan

    objek penelitian. Adapun tujuan yang dilakukan studi kepustakaan ini

    adalah untuk mendapatkan gambaran awal dari permasalahan yang

    dibahas sebelum melakukan penelitian kelokasi penelitian.

    b) Studi Lapangan, studi lapangan ini diadakan dengan maksud untuk

    memperoleh data bahan hukum primer yang dilakukan dengan cara

    melakukan wawancara dengan para narasumber yang mempunyai

    hubungan langsung dengan pelaksanaan pelayanan pembuatan kartu tanda

    penduduk elektronik (KTP-el) Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

    Sipil Kabupaten Pesisir Barat yaitu dengan menyiapkan daftar pertanyaan

    dan akan dikembangkan pada saat wawancara berlangsung.

    31 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra Adytia Bakti, 2002,hlm.119

  • 28

    Dalam kaitannya dengan penelitian yang akan dibahas, maka penulis melakukan

    wawancara dengan:

    3.2.2 Prosedur Pengolahan Data

    Tahap- tahap pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a) Tahap editing, pada tahap ini data yang diperoleh diolah dengan cara

    pemilihan data dengan cermat dan selektif, sehingga diperoleh data yang

    relevan dengan pokok permasalahan.

    b) Tahap identifikasi data yang telah terkumpul diidentifikasi sesuai dengan

    jenis dan kelompoknya.

    c) Tahap konstruksi data tersebut disusun sesuai data- data yang diperoleh

    menurut tata urutan yang telah ditetapkan dengan konsep tujuan dan harapan.

    3.3 Analisis Data

    Setelah data tersebut tersusun seacara sistematis sesuai dengan pokok- pokok

    pembahasan bidang penelitian, maka data- data itu dianalisis secara deskriftif

    kualitatif yaitu menginter prestasikan data- data dalam bentuk uraian kalimat

    sehingga diharapkan dari data- data itu dapat dijelaskan pelaksanaan pelayanan

    pembuatan kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) pada Dinas Kependudukan

    dan pencatatan sipil Kabupaten Pesisir Barat.

  • 58

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang yang telah diuraikan

    sebelumnya maka dapat disimpulkan, sebagai berikut:

    1. Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik

    (KTP-el) Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesisir

    Barat telah terlaksana 80% yang melakukan proses perekaman Kartu

    Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) pada kantor Dinas Kependudukan

    dan Pencatatan Sipil di wilayah kerja Kabupaten Pesisir Barat. Hal ini

    menunjukan bahwa Program Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el)

    belum terlaksana dengan optimal di Kabupaten Pesisir Barat karena tidak

    mencapai 100% seperti yang telah ditargetkan oleh Kementerian Dalam

    Negeri.

    2. Faktor-Faktor Penghambat dalam Pembuatan Kartu Tanda Penduduk

    Elektronik (KTP-el) Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

    Kabupaten Pesisir Barat yaitu:

    a. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai

    batas akhir perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el).

    b. kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Kartu Tanda Penduduk

    Elektronik (KTP-el).

  • 59

    c. Masyarakat yang akan membuat Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-

    el) masih kurang pahamnya tentang persyaratan dan prosedur pembuatan

    Katu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el)

    d. permasalahan lainnya juga, sering terjadi gangguan pada sinyal sehingga

    berakibat pada gangguan sercer dan pencetakan Kartu Tanda Penduduk

    Elektronik menjadi lama.

    e. Proses Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) di Dinas

    Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat selesai dalam

    waktu 1 (satu) hari hingga 6 bulan lamanya.

    5.2 Saran

    Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah

    dikemukakan maka beberapa saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini

    adalah:

    a. Sebaiknya pemerintah menoptimalkan pelaksanaan program ini dengan

    merumuskan peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai

    batas akhir perekaman, sanksi dan waktu penyerahan fisik Kartu Tanda

    Penduduk Elektronik (KTP-el).

    b. Seharusnya pemerintah cepat tanggap dalam menangani kendala-

    kendala atau masalah teknis yang terjadi di lapangan, sehingga tujuan

    pokok program ini, yaitu kepemilikan KTP-el tunggal untuk setiap

    penduduk dapat tercapai.

  • DAFTAR PUSTAKA

    A. Literatur

    Ahmadi, Mirudan Sutarman Yudo. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen.

    Jakarta: Rajawali Press. Street.

    Ali, Zainudiin. 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

    Duaji, Noverman. 2014, Manajemen Pelayanan Publik (wacana konsep, teori,

    dan problema pelayanan publik, Lembaga Penelitian Universitas Lampung,

    Bandar Lampung.

    HR, Ridwan. 2006, Hukum Administrasi Negara, PT. RajaGrafindo Persada,Jakarta.

    Istianto, Bambang. 2011. Manajemen Pemerintahan Dalam Perspektif

    Pelayanan Publik, Mitra Wacana Media, Jakarta.

    Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis,

    Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat,

    Jakarta.

    Labib, Muh. 2007. Pengertian Publik, Modul I–opini Publik, Jakarta.

    Lijan, Poltak Sinambela dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. PT.Bumi

    Aksara, Jakarta.

    Muhammad, Abdulkadir. 1999, Hukum Perdata Indonesia. PT. Citra Aditya

    Bakti, Bandung.

    _________________, 2002. Hukum dan Penelitian Hukum. PT. Citra Aditya

    Bakti.

    Parangin-Angin, Loina. 2001. Hubungan Masyarakat Membina Hubungan

    Baik dengan Publik. CV. Lalolo, Bandung.

    Sasongko, Wahyu. 10 Mei 2011. Peran Penegak Hukum dalam pembangunan

    Hukum untuk mewujudkan Agenda Reformasi pada Era Globalisasi,

  • Seminar Nasional, Fakultas Hukum Universitas Lampung, Bandar

    Lampung.

    Sugandi, Yogi Suprayogi. 2011, Administrasi Publik (Konsep dan

    Perkembangan Ilmu di Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

    Surjadi. 2009, Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik, PT.Refika

    Aditama, Bandung.

    Suditke, Wayan. 2018, pelaksanaan Penerbitan Akta Catatan Sipil Pada

    Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir

    Barat, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

    Wijaya,Maldi Muamar, 2017. Kualitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan

    Rajabasa Raya (Studi di Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan

    Rajabasa, Bandar Lampung) Universitas Lampung, Bandar Lampung.

    Yuswanto. 2015, pemekaran kecamatan (Edisi Revisi). Indepeth publishing,

    Bandar Lampung.

    B. Jurnal

    Dwi, Jatmiko. 2012. Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

    Dalam Meningkatkan Kepuasan Masyarakat (Studi di Kecamatan

    Grobogan Kabupaten Grobogan). Semarang: Universitas 17 Agustus

    1945.

    Haq, Saiful, Agus Suharsono, Suji. 2014. Kualitas Pelayanan Pubik Dalam

    Pembuatan e-KTP Pada Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo.

    Jember: Universitas Jember.

    Ruswati, 2005. Efektivitas Pelayanan Publik (Pengaruh Disiplin dan Iklim

    Kerja Terhadap Efektifitas Pelayanan Aparat Pemerintah

    Kelurahan di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap).

    Purwokerto.

    C. Peraturan Perundang- Perundang

  • Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang

    Pelayanan Publik.

    Undang- Undang Nomor Republik Indonesia 24 Tahun 2013 Tentang

    perubahan atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang

    Administrasi Kependudukan.

    Undang- Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

    Keputusan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M./PAN/7/2003

    Tentang Pedomanan Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

    Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2018 Tentang

    Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipi

    D. Sumber Lainnya

    (http://capil.muaraenimkab.go.id/kartu-tanda-penduduk/

    1. COVER.pdf2. DAFTAR IS1 FIX.pdf3. SKRIPSI DONA UPLOAD.pdfDAFTAR PUSTAKA.pdf