pelaksanaan manajemen dan program kebijakan lansia

Upload: aisyah-rachmawati

Post on 06-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pelaksanaan Manajemen Dan Program Kebijakan Lansia

TRANSCRIPT

PELAKSANAAN MANAJEMEN DAN PROGRAM KEBIJAKAN LANSIA DI PONDOK LANSIA AL-ISHLAH KOTA MALANG

LAPORAN PRAKTIKUM GERONTOLOGI

Untuk Memenuhi Tugas MatakuliahPRAKTIKUM GERONTOLOGIyang dibina oleh:dr. Anindya Hapsari, danSepta Katmawanti, S.Gz., M.Kes

Oleh:

Aisyah Rachmawati(130612607828)

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANJURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATAGUSTUS 2015BAB I PENDAHULUAN1.1 Analisis SituasiPanti Lansia Al Ishlah adalah Panti Jompo Muslim yang berlokasi di Gg. 22A Jl. Laksda Adi Sucipto No.30, Kota Malang. Panti Al Ishlah didirikan oleh Ibu Hj. Siti Rodiyah dan Bapak Moch. Aidi. Pendirian panti ini diawali dengan inisiatif sendiri yang awalnya hanya merawat 7 lansia wanita penduduk sekitar. Kemudian berkembang dan didirikanlah panti Al Ishlah yang selanjutnya diresmikan pada tanggal 21 Desember 2009.Untuk mencapai Panti Lansia Al Ishlah sangat mudah karena tidak jauh dari jalan raya dan kondisi jalan yang sangat baik. Lingkungan sekitar panti sangat bersih dan terjaga. Begitu pula kondisi lingkungan di dalam panti, sangat bersih dan tidak ditemukan sampah berserakan.Panti Lansia Al Ishlah yang sekarang dibina oleh Bpk. Nur memiliki sepuluh kamar dengan masing-masing memiliki 3 tempat tidur dan 1 kamar mandi. Panti ini berlantai dua dimana lantai ke dua digunakan sebagai jemuran dan lantai pertama untuk kamar dan aktivitas para lansia. Panti ini juga memiliki satu mushola, satu dapur, dua mobil, dan satu ruangan administrasi. Dulu panti ini merawat 14 lansia namun sekarang hanya 8 orang lansia wanita. Dengan 8 lansia wanita tersebut sayangnya hanya terdapat 3 perawat wanita dengan satu perawat menetap di panti sedangkan dua perawat lainnya pulang pada siang dan sore hari.Kegiatan para lansia sangat ringan. Hal ini dikarenakan kondisi para lansia yang sudah tidak memungkinkan lagi melakukan kegiatan berat. Dari 8 lansia, ada dua lansia yang mentalnya sedikit terganggu. Para lansia ini memiliki cerita yang beragam. Sebagian besar dimasukkan oleh anaknya sendiri. Ada pula yang dibawa oleh seorang Ustadz karena Ustadz tersebut menemukannya di jalan.Para lansia rata-rata berumur 80 tahun ke atas (old age) dan tergolong lansia dengan resiko tinggi dimana beberapa lansia menderita diabetes, hipertensi, stroke dan demensia. Dari 8 lansia, hanya dua yang dapat berjalan tanpa alat bantu sedangkan sisanya menggunakan alat bantu teken bahkan ada yang menggunakan kursi roda untuk berjalan. Rata-rata para lansia juga mengalami stress karena memikirkan anaknya. Ada seorang lansia yang mengalami gangguan mental dimana beliau dijauhi oleh teman sesama lansianya karena suka memukul, meskipun beliau mengalami gangguan mental, kondisi fisiknya sangat bagus bahkan beberapa kali beliau pernah lepas (keluar dari panti tanpa sepengetahuan pihak panti) dikarenakan beliau sagat ingin bertemu anaknya.Kegiatan para lansia ini yaitu pukul 04.00 dini hari sudah bangun dan mandi pukul 05.00 dini hari. Kemudian dilanjutkan sarapan pukul 06.00 dan berjemur mulai pukul 07.00 sampai pukul 08.00. Untuk berjemur tidak semua lansia mengikuti kegiatan ini. Pada tanggal 24 Agustus 2015 kemarin ketika kami observasi, hanya ada 5 lansia yang mau berjemur. Meskipun pihak panti memberikan arahan pentingnya berjemur namun pihak panti tidak memaksa lansia harus ikut berjemur. Para lansia yang tidak berjemur memilih tetap berada di kamar dikarenakan enggan untuk berjalan. Setelah berjemur selama satu jam para lansia dibawa masuk kembali ke kamar. Pukul 08.00-11.00 adalah waktu istirahat untuk para lansia. Pada rentangan waktu tersebut, ada lansia yang memilih berbaring di kamar, ada pula yang ke kamar lansia lain untuk mengobrol. Setelah itu dilanjut makan siang pukul 11.00 dan makan sore pukul 15.00. Untuk kegiatan sholat, mereka masih melakukan sholat namun hanya Subuh, Dhuhur, dan Ashar. Untuk sholat Maghrib dan Isya hampir atau sama sekali sudah tidak dilakukan. Dalam melaksanakan sholat, pihak panti tidak memaksa harus menghadap kibat, hal tersebut terserah kepada para lansia.1.2 Program yang Pernah dan/atau Sedang DijalankanSebagian besar program-program pemberdayaan lansia dilakukan oleh mahasiswa yang berkepentingan kepada panti seperti Senam dan Menyulam. Namun senam tersebut hanya berjalan 3 bulan dengan tidak semua lansia yang ikut sedangkan kegiatan menyulam hanya diikuti oleh satu orang diantara 14 orang. Satu orang lansia yang melakukan kegiatan menyulam itu pun sekarang sudah tidak ada. Tidak ada program pemberdayaan yang diadakan pihak panti. Namun pihak panti memiliki beberapa kegiatan seperti berjemur di pagi hari, anak wajib menjenguk minimal 3 kali dalam sebulan, dan pada hari raya anak wajib membawa orangtuanya pulang.Selain itu, pihak panti juga mengadakan Khotmil Quran. Namun tidak berjalan secara berkelanjutan. Apabila ada lansia yang meninggal, pihak panti mengadakan istighosah selama seminggu dengan biaya ditanggung pihak panti. Panti Lansia Al Ishlah juga sering mendapat undangan, salah satunya untuk acara halal bihalal dan silahturahmi. 1.3 Kesulitan dan Hambatan dalam Pelaksanaan ProgramBeberapa program-progam yang diadakan seperti halnya senam tidak dapat berjalan kontinu karena para lansia mudah bosan dan enggan untuk berjalan. Sedang untuk menyulam, para lansia memiliki kesulitan apabila diberikan sebuah keterampilan karena memang kemampuan fisik dan kognitif yang sudah sangat menurun. Dalam hal undangan, sekarang Pak Nur tidak memenuhi undangan lagi apabila diberi undangan. Hal itu dikarenakan sangat sulit membawa para lansia ke tempat tujuan sekalipun tersedia fasilitas mobil, selain itu Pak Nur harus menggendong lansia untuk naik ke mobil termasuk seorang lansia dengan berat yang lebih, menuntun berjalan, kemudian para lansia mudah bosan dan meminta pulang dengan berteriak. Hal itulah yang membuat Pak Nur tidak mau lagi memenuhi undangan.Selain itu, jumlah tenaga yang masih terbatas juga menjadi kesulitan dan hambatan dalam menjalankan program.1.4 Evaluasi Kekurangan Program yang Telah BerjalanProgram pemberdayaan yang terlalu membutuhkan kemampuan kognitif tidak akan berjalan efektif untuk para lansia yang kemampuan berfikirnya sudah sangat menurun untuk mengingat.Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut. Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). (Suroto. 2004). Lansia seseorang individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho. 1999, dalam website Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo).Sedangkan para lansia Panti Al Ishlah rata-rata berusia 80 tahun ke atas dengan kondisi memiliki beberapa penyakit degeneratif dan sebagian mengalami demensia dan keterbatasan dalam berjalan (menggunakan alat bantu teken bahkan kursi roda) sehingga program senam dinilai tidak dapat berjalan apabila diterapkan pada mereka yang mengharuskan mereka keluar dari kamar.

BAB II GAGASAN TERTULIS2.1 Gagasan yang DiusulkanKeterbatasan para lansia membuat keterbatasan program pemberdayaan lansia. Beberapa program yang menuntut lansia untuk lebih aktif ternyata tidak berjalan. Oleh karena itu di sini saya mengusulkan sebuah program yaitu Pembangunan Taman Kecil.Pembangunan Taman Bunga. Pembangunan taman bunga akan dilakukan di dua tempat yaitu di sepanjang depan kamar para lansia dan di depan ruang administrasi sehingga para lansia yang berjemur biasanya menghadap ke arah ruangan menjadi dapat melihat taman sambil berjemur. Di sini, bunga yang digunakan baik di taman bunga depan kamar maupun taman bunga di dinding yaitu bunga berwarna kuning dan putih seperti bunga krisan putih, krisan kuning, bunga hortensia putih, bunga mawar putih, bunga mawar kuning atau bunga tapak dara. Kemudian di dalam taman tersebut dibangun sebuah air mancur sehingga para lansia berjemur dengan mengelilingi air mancur.Bunga-bunga dan air mancur tersebut menaruh peran dalam meningkatkan mood dan keadaan mental para lansia secara tidak langsung. 2.2 Kehandalan GagasanProgram pembangunan taman bunga ini akan memiliki dampak panjang yang positif dan dirasa lebih efektif dalam meningkatkan kesehatan para lansia. karena kesehatan tidak hanya dari asupan gizi namun juga kebutuhan perasaan aman dan tenang (kesehatan mental). Di sini bunga yang menjadi ikon yaitu bunga berwarna putih dan kuning.Efek kuning dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak positif pada pikiran seseorang, memberi kesan percaya diri, dan memberi dampak suatu harapan. Salah satu warna cerah ini juga memicu otak agar lebih waspada pada lingkungan sekitar. Warna kuning juga dapat menarik perhatian, hal ini karena warna ini lebih terang dari warna lain. Warna kuning juga sangat atraktif, hiperaktif dan memberi kesan sporti. Sedangkan warna putih dominan bersih, tenang, dingin dan agak tertutup. Putih sering dilambangkan dengan kesucian dan kemurnian. Oleh sebab itu warna ini sering digunakan pada tembok masjid agar memberi dampak lebih tenang (Tan. 2014)Program pembangunan ini merupakan penambahan fasilitas dan pembaharuan program dari program yang telah ada supaya program yang sudah ada tersebut lebih dapat mencapai tujuan yaitu meningkatkan kesehatan para lansia tersebut baik secara jasmani maupun rohani.2.3 Strategi Penerapan GagasanProgram Pembangunan Taman Bunga, taman dibangun di dua tempat yaitu di sepanjang depan kamar para lansia dan di depan ruang administrasi. para lansia berjemur dengan mengelilingi air pancur dan didampingi seorang perawat yang turut serta berjemur. Perawat tersebut mengajak para lansia berbincang atau memuncul kondisi yang kondusif. Pembangunan taman akan membutuhkan tanaman bunga (seperti misalnya bunga krisan putih, krisan kuning, bunga hortensia putih, bunga mawar putih, bunga mawar kuning atau bunga tapak dara), dan bahan-bahan untuk membangun air mancur.2.4 Teknik Implementasi yang akan Dilakukana. Konsultasi dengan pihak pantib. Tata ulang ruang dengan desain yang diinginkanc. Penyiapan bahan dan tukangd. Pembangunan tamane. Peresmian tamanf. Setelah jadi maka taman bisa jadi alternatif hiburan buat para lansia ketika berjemur atau diwaktu senggang sehingga mereka lebih bersemangat dalam kegiatannya.2.5 Prediksi Manfaata. Dapat menurunkan tingkat depresi lansiab. Dapat membuat lingkungan lebih kondusif untuk melakukan kegiatanc. Dapat menurunkan tingkat kebosanan lansiad. Dapat meningkatkan etos kerja pihak pantie. Dapat mengurangi polusi udara2.6 Pihak-pihak Terkaita. Dinas Sosialb. Panti Lansia Al Ishlahc. Tukangd. Penjual bungae. Donatur

BAB III KESIMPULANProgram-program yang menuntut para lansia aktif secara fisik belum ada yang efektif berjalan berkelanjutan, oleh karena itu program peningkatan kesehatan lansia dengan pembangunan taman ini akan lebih berdampak dan dapat berlanjut dalam jangka waktu yang panjang.

DAFTAR PUSTAKASuroto. (2004). Buku Pegangan Kuliah Pengertian Senam, Manfaat Senam dan Urutan Gerakan. Semarang: Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum Olahraga UndipDinas Kabupaten Sukoharjo. 2014. Senam Lansia. (Online), (http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/senam-lansia) diakses 27 Agustus 2015Tan. 2014. Dampak Warna Dalam Kehidupan Sehari-hari. (Online), (http://www.gudangkesehatan.com/dampak-warna-dalam-kehidupan-sehari-hari/) diakses 27 Agustus 2015