implementasi kebijakan kartu lansia jakarta di …

200
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI KELURAHAN BINTARO JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Tri Noviyanti NIM: 11150541000045 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI

KELURAHAN BINTARO JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Tri Noviyanti

NIM: 11150541000045

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 2: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …
Page 3: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …
Page 4: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …
Page 5: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

i

ABSTRAK

Tri Noviyanti (11150541000045), Implementasi Kebijakan

Kartu Lansia Jakarta Di Kelurahan Bintaro Jakarta

Selatan.

Menurut Data Survey Sosial Ekonomi pada tahun 2018

bahwa jumlah penduduk lansia yang berusia 60 tahun ke atas di

Indonesia sudah mencapai lebih dari 9,3% dari total populasi

atau setara dengan 24,7 juta jiwa. Program Kartu Lansia Jakarta

diharapkan dapat membantu lansia yang sudah tidak mampu

dalam ekonomi, maupun yang memiliki kendala fisik atau

psikologis, guna memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif

deskriptif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara

dengan enam orang informan dan observasi di lingkungan

kebijakan, studi dokumen melalui data yang didapat dan

dokumen pribadi peneliti. Tujuan penelitian ini membahas

tentang suatu pelaksanaan kebijakan program melalui teori

faktor yang mempengaruhi terjadinya implementasi menurut

Mazmanian dan Sabatier yang juga mengacu pada teori konsep

usia lanjut menurut Suadirman dalam memahami permasalahan

serta kebutuhan hidup lansia.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan

program Kartu Lansia Jakarta di Kelurahan Bintaro dari faktor

yang memengaruhi implementasi sudah berjalan dengan baik

sehingga pemenuhan kebutuhan dasar lansia terlaksana. Akan

tetapi dukungan implementor dalam pelaksanaan kebijakan

Kartu Lansia Jakarta ini dirasa sangat berpengaruh guna

mendukung berhasilnya pelaksanaan kebijakan di Kelurahan

Bintaro. Dalam memahami masalah dan kebutuhan, lansia

sangat bersyukur atas bantuan dari program ini, karena dirasa

program Kartu Lansia Jakarta sudah mencankup dua aspek

dalam memahami permasalahan dan pemenuhan kebutuhan

dasar lanjut usia.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Lanjut usia, Kartu

Lansia Jakarta, Kelurahan Bintaro.

Page 6: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil ‗Alamin,

sebagai bentuk rasa syukur peneliti kepada Allah SWT Puji

Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan

Karunia-Nya. Shalawat dan Salam tak lupa dipanjatkan kepada

Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan

umatnya hingga akhir zaman. Dalam proses penyelesaian skripsi

ini penulis menyadari bahwa banyak rintangan dan hambatan

yang datang silih berganti, namun berkat bantuan baik moril

maupun materil serta bimbingan dan dorongan yang tak henti-

hentinya dari berbagai pihak, dan atas izin Allah SWT akhirnya

penulis dapat merampungkan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa peyusunan skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan. Peneliti memohon maaf apabila

terdapat kesalahan yang kurang berkenan dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi

kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak luput dari

bantuan, bimbingan, serta motivasi yang peneliti dapatkan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan peneliti dengan segala

kerendahan hati ini, dan tanpa mengurangi rasa hormat, peneliti

ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebersar-

besarnya kepada:

Page 7: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

iii

1. Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Ibu Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, MSW selaku

Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Dr. Sihabuddin

Noor, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi

Umum. Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya, MA selaku Wakil

Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Bapak Ahmad Zaky, M.Si, selaku Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA, selaku Sekretaris Program

Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.Ag, selaku dosen

pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik yang

telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan

bimbingan, arahan, dan masukan positif kepada peneliti

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang

telah memberikan wawasan dan keilmuan serta

membimbing peneliti selama peneliti menjalankan

perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, terima kasih karena telah membantu dalam

memberikan informasi akan referensi buku, jurnal, maupun

skripsi yang berkaitan dengan penelitian sebelumnya yang

dibutuhkan peneliti.

Page 8: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

iv

6. Teruntuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Topik

Darusman dan Mamah Ma’nia Malik yang senantiasa

memberikan dukungan baik moril maupun materil, kasih

sayang, dan cintanya yang begitu besar kepada peneliti

dalam membimbing, menguatkan dan mendoakan

perjalanan kehidupan peneliti sehingga doanya dapat

mengantarkan peneliti bisa berada di titik ini.

7. Teruntuk suamiku tercinta, Binar Rona Nugraha. S.T. Suami

hebat yang sabar dalam membimbing serta mengajarkan hal

positif tanpa henti kepada peneliti. Terimakasih telah hadir

dalam hidup peneliti sebagai motivator pribadi dan menjadi

semangat bagi kehidupan peneliti. Nasihat dan saran yang

diberikan kepada peneliti adalah hal yang dapat menolong

dan membuat peneliti sadar akan hal yang baik hingga

sampai pada tahap ini.

8. Untuk kakak saya, Nirwan Saputra, Anita Saputri S.I. Kom.

dan kakak ipar saya, Adistya Widyana S.Pd, Eko Desi

Wibowo S.Mat. serta Keponakan tercinta Athaya, Fudhoil,

Azka, dan Ancala. Terima kasih telah memberikan canda

dan tawanya untuk sekadar melepas penat dalam

penyusunan skripsi dan selalu memberikan dukungan dan

doa, sehingga peneliti dapat menyelesaikan kewajiban ini.

9. Teruntuk teman yang selalu mensupport saya dalam skripsi

ini Nesa Syafia S.Sos dan Afni Alfiyani S.Sos. Terima kasih

sudah saling berbagi, memberikan semangat dalam berjuang

meraih gelar sarjana sosial ini.

Page 9: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …
Page 10: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................ x

DAFTAR BAGAN ................................................................... xi

DAFTAR ISTILAH ................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................... 9

C. Batasan Masalah ............................................................. 9

D. Rumusan Masalah .......................................................... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 10

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................ 11

G. Metode Penelitian ........................................................... 13

H. Sistematika Penulisan ..................................................... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................... 22

A. Landasan Teori ............................................................... 22

1. Implementasi Kebijakan ............................................. 22

a. Pengertian Implementasi .................................... 22

b. Implementasi Kebijakan .................................... 23

c. Faktor Implementasi Kebijakan ......................... 25

2. Kebijakan Sosial ........................................................ 32

a. Pengertian Kebijakan Sosial .............................. 32

Page 11: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

vii

b. Tujuan – Tujuan Kebijakan Sosial ..................... 33

3. Konsep Lanjut Usia .................................................... 35

a. Definisi Lanjut Usia ........................................... 35

b. Periode Lanjut Usia ............................................ 39

c. Karakteristik Lanjut Usia ................................... 41

d. Tipe-Tipe Lanjut Usia ........................................ 41

e. Permasalahan Usia Lanjut .................................. 42

f. Kebutuhan Usia Lanjut ...................................... 46

B. Kerangka Berpikir .......................................................... 49

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ......................... 51

A. Latar Belakang Kelurahan Bintaro ................................ 51

B. Letak Geografis .............................................................. 52

C. Dasar Hukum ................................................................. 54

D. Demografi Kelurahan Bintaro ........................................ 54

E. Susunan Staff Kelurahan Bintaro ................................... 57

F. Seksi Kesejahteraan Rakyat ........................................... 57

G. Kebijakan Kartu Lansia Jakarta ..................................... 59

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................... 68

A. Kebijakan Kartu Lansia Jakarta ..................................... 68

B. Implementasi Kebijakan Kartu Lansia Jakarta............... 81

1. Karakteristik Masalah ................................................ 81

2. Karakteristik Kebijakan ............................................. 90

3. Lingkungan Kebijakan ............................................... 94

BAB V PEMBAHASAN .......................................................... 99

A. Kebijakan Kartu Lansia Jakarta ..................................... 101

1. Permasalahan Lansia .................................................. 101

Page 12: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

viii

2. Kebutuhan Lansia ....................................................... 103

B. Implementasi Kebijakan Kartu Lansia Jakarta............... 106

1. Karakteristik Masalah ................................................ 106

2. Karakteristik Kebijakan ............................................. 108

3. Lingkungan Kebijakan ............................................... 109

BAB VI PENUTUP .................................................................. 117

A. Kesimpulan ....................................................................... 117

B. Implikasi ........................................................................... 120

C. Saran ................................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 122

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Bintaro ........... 4

Tabel 1.2 Jumlah Pendistribusian KLJ .......................... 6

Tabel 1.3 Penerima KLJ Tahun 2019 ............................. 6

Tabel 1.4 Pedoman Wawancara ...................................... 17

Tabel 2.1 Aplikasi Konseptual Implementasi ................ 29

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Bintaro ........... 55

Tabel 3.2 Sarana Pendidikan Formal ............................. 56

Tabel 5.1 Analisa Aplikasi Konseptual Implementasi ... 111

Page 14: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Kelurahan Bintaro .................................. 52

Gambar 3.2 Pasar Murah Kelurahan ................................. 58

Gambar 3.3 Fisik Kartu Lansia Jakarta ............................. 60

Gambar 4.1 Info Pangan Murah .......................................... 70

Gambar 4.2 Pangan Murah Lanjut Usia ............................ 72

Gambar 4.3 Antrian Pangan Murah ................................... 73

Gambar 4.4 Pengambilan Pangan Murah .......................... 73

Gambar 4.5 Pengambilan Pangan Murah .......................... 74

Gambar 4.6 Foto Arisan Ibu-Ibu PKK RT ......................... 77

Gambar 4.7 Kegiatan Arisan PKK RT ............................... 78

Gambar 4.8 Kegiatan Pengajian .......................................... 79

Gambar 4.9 Informan Ulul Sugiono .................................... 82

Gambar 4.10 Informan Suhaimi ............................................ 83

Gambar 4.11 Informan Anisa Ketua RT .............................. 85

Gambar 4.12 Informan Tonih Ketua RT .............................. 89

Gambar 4.13 Informan Na’alih ............................................. 91

Gambar4.14 Informan Ma’rup ............................................. 96

Page 15: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Tujuan Kebijakan Sosial ................................. 33

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ........................................... 50

Bagan 3.1 Struktur Staff Kelurahan Bintaro .................. 57

Page 16: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

xii

DAFTAR ISTILAH

APBD = Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

BDT-PPFM = Basis Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

DKI = Daerah Khusus Ibukota

DKPKP = Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian

JAKSEL = Jakarta Selatan

KEMENSOS = Kementrian Sosial

KJP = Kartu Jakarta Pintar

KLJ = Kartu Lansia Jakarta

KK = Kartu Keluarga

KTP = Kartu Tanda Penduduk

LANSIA = Lanjut Usia

RI = Republik Indonesia

RPTRA = Ruang Publik Terpadu Ranah Anak

RT = Rukun Tetangga

RW = Rukun Warga

SIKS-NG = Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation

SK = Surat Keputusan

PEMDA = Pemerintah Daerah

PKH = Program Keluarga Harapan

PPSU = Penanganan Prasarana dan Sarana Umum

PUSDATIN = Pusat Data Informasi

JAMSOS = Jaminan Sosial

Page 17: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan sejatinya adalah sebuah masalah yang sangat

sulit dituntaskan di suatu negara. Begitupun di Indonesia,

masalah kemiskinan sudah tidak asing lagi kita temukan.

Karena masalah ini sudah menjadi sangat kompleks yang

berkaitan dengan aspek sosial, budaya, dan ekonomi serta

aspek lainnya, masalah kemiskinan tersebut sudah menjadi

permasalahan yang sangat menonjol di berbagai belahan dunia,

termasuk di Indonesia yang merupakan negara berkembang.

(Badan Pusat Statistik, 2014, h.1).

Masalah kemiskinan selalu muncul di setiap Negara, tidak

terkecuali di Negara berkembang seperti Indonesia. Pada

bulan September 2017 kemiskinan di Indonesia mempunyai

nilai capaian sebesar 26,58 juta orang atau setara dengan

10,12%. Banyak sekali faktor yang mendukung terjadinya

tingkat kemiskinan di Negara Indonesia, mulai dari tingkat

pendidikan yang rendah, rumah tangga berekonomi rendah,

sampai dengan usia yang sudah tidak produktif lagi di

kalangan masyarakat Indonesia, hingga saat ini kemiskinan di

Indonesia sudah mengalami penurunan sampai dengan 9,82%

atau setara dengan 25,95 juta orang (Badan Pusat Statistika

(BPS), 2018). Sedangkan dalam menangani fakir miskin

disuatu negara guna memenuhi keadilan sosial dan

Page 18: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

2

kesejahteraan rakyat terdapat dalam Undang-Undang No.13

Tahun 2011 Pasal 1 menjelaskan bahwa, “Fakir miskin

adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai mata

pencaharian atau mempunyai sumber tetapi tidak mempunyai

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yang layak

bagi kehidupan dirinya atau keluarganya.”

Peran pemerintah dalam proses pembangunan sebuah

negara, seperti Indonesia salah satunya adalah

mensejahterakan rakyatnya, baik itu di negara maju ataupun

di negara berkembang. Seperti halnya di DKI Jakarta,

kemiskinan adalah salah satu syarat bagi warga negara yang

mendapatkan subsidi kebutuhan dasar dari pemerintah DKI

Jakarta.

Salah satu kelompok warga negara yang perlu

disejahterakan oleh pemerintah yaitu kelompok lanjut usia,

sesuai dengan UU No. 13 Tahun 1998 menjelaskan bahwa

“Kesejahteraan Lansia, yaitu lanjut usia adalah seseorang

yang sudah memiliki umur diatas 60 tahun. Pemerintah

bertanggung jawab atas terwujudnya upaya peningkatan

kesejahteraan sosial lanjut usia, terutama kepada lanjut usia

yang tidak potensial, lanjut usia yang tidak potensial adalah

lanjut usia yang sudah tidak berdaya dalam mencari nafkah

dan masih bergantung kepada orang lain.”

Salah satu kebijakan program yang dibuat oleh pemerintah

provinsi DKI Jakarta ialah Program Kartu Lansia Jakarta yang

Page 19: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

3

diluncurkan langsung oleh Dinas Sosial DKI Jakarta dan

diresmikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies

Baswedan di Monumen Nasional (Monas) pada 21 Desember

2017, Data Survey Sosial Ekonomi mempunyai data bahwa

jumlah penduduk lansia yang berusia 60 tahun ke atas di

Indonesia sudah mencapai lebih dari 9,3% dari total populasi

atau setara dengan 24,7 juta jiwa, (Badan Pusat Statistik 2018).

Selain itu, dalam perspektif Islam terdapat pula hadits yang

memiliki korelasi bagi orang-orang yang memuliakan dan

menghormati lanjut usia, yakni sebagaimana hadiTs yang

diriwayatkan oleh Ahmad Tirmidzi:

لي س منا من لم يوقر كبيرنا

Artinya: “Bukan termasuk golongan kami mereka yang

tidak menghormati orang – orang lanjut usia di antara kami”

(H.R Ahmad Tirmidzi).

Hadits tersebut memberikan pemahaman kepada kita

semua bahwa agama Islam mewajibkan untuk memuliakan

dan menghormati para lanjut usia, yakni salah satunya kita

sebagai masyarakat harus mendukung sepenuhnya program

atau kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan kepada

para lanjut usia guna mensejahterakan lanjut usia di masa

tuanya.

Page 20: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

4

Dengan jumlah lansia yang semakin besar di suatu Negara,

pemerintah sangat berperan penting dalam menciptakan

kesejahteraan rakyatnya, terutama kepada lansia yang

dikategorikan kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan

dasarnya, Program Kartu Lansia Jakarta ini sangat diharapkan

dapat membantu angka harapan hidup bagi para lansia yang

sudah tidak produktif lagi guna memenuhi kebutuhan

Sesuai dengan ketentuan dinas sosial pada program Kartu

Lansia Jakarta, lansia yang sudah terdaftar di basis data

terpadu mendapat bantuan uang tunai sebesar 600 ribu rupiah

perbulan (Carina, 2019), Dana tersebut dapat dicairkan setiap

tiga bulan sekali melalui bank DKI bagi para lanjut usia yang

sudah terdaftar menjadi penerima bantuan program Kartu

Lansia Jakarta tersebut.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Kelurahan Bintaro 2018

Data Penduduk Kelurahan Bintaro Tahun 2018

WNI 61.125 Jiwa

WNA 15 Jiwa

Jumlah 61.140 Jiwa

(Sumber: Data Kelurahan, 2018)

Bintaro adalah salah satu wilayah kelurahan yang memiliki

luas wilayah 455,50 Ha, yang dibagi habis kedalam 15 Rukun

Page 21: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

5

Warga (RW) yang terdiri dari 143 Rukun Tetangga (RT)

dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 17.990 KK, adapun

jumlah penduduk sampai dengan akhir Februari 2018 tercatat

sebanyak 61.140 jiwa, yang terdiri dari Warga Negara

Indonesia (WNI) 61.125 jiwa, dimana laki-laki sebanyak

30.964 jiwa, dan perempuan sebanyak 30.161 jiwa dan 15

jiwa Warga Negara Asing (WNA) yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 9 jiwa dan perempuan 6 jiwa, sedangkan untuk

kepadatan penduduk 276,7 jiwa/Ha sebagian besar merupakan

pemukiman penduduk dengan peruntukan 80% digunakan

untuk perumahan dan pekarangan, 10% digunakan untuk

perkantoran / industri , 5% untuk fasilitas umum, dan 5%

peruntukan lainnya. Adapun mayoritas masyarakat di

Kelurahan Bintaro sangat agamis dengan didominasi oleh

penduduk beragama Islam (90%) (Data Kelurahan, 2018).

Bintaro adalah wilayah dari Kecamatan Pesanggrahan yang

berada di Provinsi DKI Jakarta Kota Jakarta Selatan, wilayah

Bintaro merupakan wilayah yang dikenal termasuk dengan

wilayah elite karena bintaro memiliki segalanya, baik fasilitas

yang lengkap dan berkelas, lokasi yang strategis, serta

infrastruktur yang lengkap untuk pekerja komuter ke tengah

Jakarta (RUMAH, 2017). Akan tetapi walaupun terkenal

menjadi kawasan elite, di kawasan Bintaro masih terdapat

lanjut usia yang tidak memiliki penghasilan. Maka, di

kawasan bintaro ini perlu adanya peninjauan kembali secara

rutin atau berkala kepada para lanjut usia yang berumur 60

tahun keatas, karena masih banyak lansia warga Bintaro yang

Page 22: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

6

tinggal di rumah sewa atau kontrakan dan masih banyak yang

belum mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi DKI

Jakarta pada program Kartu Lansia Jakarta.

Tabel 1.2

Jumlah Pendistribusian KLJ 2018 - 2019

(Sumber: Arjawinangun, 2019)

Tabel 1.3

Penerima KLJ Tahun 2019

(Sumber: Arjawinangun, 2019)

Pendistribusian Kartu Lansia Jakarta

Tahap I Tahun 2018 28.420

Tahap II Tahun 2019 11.999

Jumlah 40.419

Penerima Kartu Lansia Jakarta Tahun 2019

Jakarta Barat 1990

Jakarta Pusat 1846

Jakarta Selatan 899

Jakarta Timur 3528

Jakarta Utara 3540

Jumlah 11.803

Page 23: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

7

Pemerintah provinsi DKI Jakarta, meresmikan Kartu

Lansia Jakarta pada Desember 2017, lalu Kartu Lansia Jakarta

(KLJ) didistribusikan sampai pada tahun 2019, yaitu sebanyak

40.419 lansia penerima bantuan dari KLJ, dan bantuan Kartu

Lansia Jakarta tersebut dibagi dalam dua tahap, tahap pertama

pada tahun 2018 sebanyak 28.420 KLJ, lalu tahap kedua

sebanyak 11.999 lansia penerima bantuan KLJ (Arjawinangun,

2019). Adapun wilayah penerima bantuan yang paling sedikit

ialah Jakarta Selatan, yaitu sebanyak 899 penerima KLJ,

sedangkan berbeda dengan Jakarta Utara 3.540 penerima KLJ,

Jakarta Timur 3.528 penerima KLJ, Jakarta Barat 1.990

penerima KLJ, dan Jakarta Pusat 1.846 penerima KLJ

(Arjawinangun, 2019). Dapat disimpulkan Jakarta Selatan

yang terdaftar hanya separuh dari Jakarta lainnya, sehingga

pemerintah perlu mengadakan pendataan ulang terkait

penerima bantuan dari Kebijakan Kartu Lansia Jakarta

tersebut.

Berdasarkan sumber data dari kelurahan yang di dapat

bekerjasama dengan Kepala Satuan Pelaksana Registrasi

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan Bintaro

mengadministrasikan perubahan data jumlah penduduk yang

meliputi lahir, mati, pindah dan datang (LAMPID). Adapun

penduduk yang lanjut usia sampai dengan bulan Februari 2019

adalah sebanyak 3.259 lanjut usia mencakup lansia laki-laki

dan perempuan yang berada di Kelurahan Bintaro.

Page 24: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

8

Peneliti tertarik saat ada beberapa penduduk lanjut usia

yang menyampaikan aspirasi nya kepada anggota legislatif

yang memang berdomisili di Wilayah Bintaro bahwa lanjut

usia tersebut sudah mendaftarkan dirinya sejak lama dan ingin

sekali terdaftar menjadi penerima bantuan Kartu Lansia

Jakarta, tetapi belum ada respon baik dari pemerintah

setempat dan belum ada lagi pemutakhiran data. Lalu, dari

data yang ada terkait jumlah lansia di kelurahan Bintaro

memang tidak sebanding dengan data penerima lansia yang

hanya tercatat 35 penduduk lanjut usia saja yang terdaftar

dapat memenuhi syarat serta ketentuan menjadi penerima

bantuan dari program Kartu Lansia Jakarta di kelurahan

Bintaro Jakarta Selatan, (Data Kelurahan, 2018).

Dari situlah saya tertarik mengambil judul Implementasi

Program Kartu Lansia Jakarta Di Kelurahan Bintaro Jakarta

Selatan, karena seringkali kebijakan pada program pemerintah

seperti Kartu Lansia Jakarta ini tidak berjalan sesuai dengan

pelaksanaan program yang diharapkan, yaitu dapat membantu

setiap lanjut usia yang sudah tidak memiliki penghasilan

dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, serta tidak dapat

disamaratakan oleh keadaan yang terlihat dilapangan alih-alih

warga yang dipandang sebelah mata sehingga belum dapat

menerima program bantuan kartu lansia Jakarta tersebut.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti mengambil

judul “Implementasi Kebijakan Kartu Lansia Jakarta Di

Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan”.

Page 25: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penemuan yang peneliti temukan di lapangan

yaitu:

Pada pelaksanaan kebijakan Kartu Lansia di Kelurahan

Bintaro Jakarta Selatan ini, terdapat lanjut usia yang

memberikan masukan terhadap salah satu wakil rakyat yang

berada di daerah Kelurahan Bintaro terkait haknya akan

bantuan dari program KLJ. Sehingga peneliti melakukan

peninjauan kembali terhadap pelaksanaan program Kartu

Lansia Jakarta tersebut, terdapat ketidakseimbangan data yang

ada dikelurahan dengan fakta yang terjadi dilapangan.

C. Batasan Masalah

Adanya batasan masalah dalam penelitian ini, diharapkan

dapat mempermudah dan menghindari salah pengertian serta

mempertegas ruang lingkup pembahasan, maka peneliti

membatasinya hanya pada pendeskripsian Implementasi

Kebijakan Kartu Lansia Jakarta di Kelurahan Bintaro Jakarta

Selatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas,

maka rumusan masalah ini peneliti simpulkan sebagai berikut.

Bagaimana Implementasi Kebijakan Kartu Lansia Jakarta

di Kelurahan Bintaro Sesuai dengan Peraturan Gubernur No.

193 Tahun 2017?

Page 26: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

10

E. Tujuan dan Manfaat Penellitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pembatasan dan perumusan masalah

dalam penelitian ini, maka terdapat pula tujuan dalam

penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan proses

pelaksanaan serta penerapan Kebijakan Kartu Lansia

Jakarta di Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan sesuai dengan

Peraturan Gubernur No. 193 Tahun 2017 dalam

pemenuhan kebutuhan dasar bagi lanjut usia.

2. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini banyak memberikan

manfaat pada bidangnya masing-masing, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu

kesejahteraan sosial, khususnya pada implementasi

program kartu lansia Jakarta yang nantinya dapat

memberikan sebuah informasi tambahan kepada

pemerintah kelurahan Bintaro sampai tingkat

pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam pelaksanaan

Kebijakan Kartu Lansia Jakarta kedepannya yang ada

di Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan.

Page 27: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

11

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah

satu alternatif dalam membantu sebuah pelaksanaan

kebijakan tersebut agar berjalan dengan baik sesuai

prosedur pemerintah provinsi DKI Jakarta yang

berjalan di Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Review kajian terdahulu pada penulisan ini, penulis

menggunakan skripsi-skripsi terdahulu dan jurnal. Untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengakui

karya orang lain. Penulis melakukan kajian terdahulu untuk

melihat apakah terdapat kesamaan dari tema atau judul yang

terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan. Kajian

pustaka yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Skripsi karya Yulianti (2018) dengan judul “Dampak

Program Elderly Day Care Service Terhadap

Kesejahteraan Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Dharma Bekasi”. Mahasiswa Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Kesejahteraan Sosial.

Persamaan penelitian Yulianti dengan penelitian peneliti

adalah terkait dengan kesejahteraan lansia. Perbedaannya

yakni, program Yulianti lebih kepada lansia yang tidak

mampu tinggal dirumah senduru atau terisolasi namun

ingin mandiri hidup di lembaga PSTW Bekasi sedangkan

pada penelitian peneliti bagaimana pengaruh kepada para

Page 28: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

12

lansia yang menerima bantuan pemerintah provinsi DKI

Jakarta dari program Kartu Lansia Jakarta di kelurahan

Bintaro Jakarta Selatan.

2. Skripsi karya Fanhari Nugroho (2019) dengan judul

“Implementasi Kebijakan Aksesibilitas Bagi Penyandang

Disabilitas Di Lingkungan Stadion Utama Gelora Bung

Karno Jakarta”. Mahasiswa Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Kesejahteraan Sosial.

Persamaan penelitian Fanhari Nugroho dengan penelitian

peneliti adalah terkait dengan implementasi kebijakan.

Perbedaannya yakni, program penelitian peneliti lebih

mengacu pada sasaran dari kebijakan pemerintah daerah,

yaitu pada program Kartu Lansia Jakarta di Kelurahan

Bintaro Jakarta Selatan, sedangkan Fanhari Nugroho lebih

fokus kepada sasaran penyandang disabilitas di lingkungan

Gelora Bung Karno Jakarta.

3. Jurnal karya Richa Meliza, Budiawati Supangkat Iskandar,

Rini Susetyawati Soemarwoto (2019) dengan judul

“ASPEK EKONOMI PADA KEHIDUPAN PEREMPUAN

LANJUT USIA: Studi Etnografi di Desa Demuk,

Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulung Agung”.

Andalas University, Jurusan Antropologi: Isu-isu sosial

budaya. Persamaan penelitian dengan penelitian peneliti

adalah sama-sama membahas terkait aspek ekonomi.

Perbedannya yakni jika pada jurnal membahas aspek

ekonomi pada kehidupan perempuan saja, sedangkan pada

penelitian peneliti tentang aspek ekonomi bagi kehidupan

Page 29: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

13

para lansia baik lansia laki-laki maupun lansia perempuan

yang ada di Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan.

4. Jurnal Karya Anis Ika Nur Rohmah, Purwaningsih,

Khoridatul Bariyah (2012) dengan judul “Kualitas Hidup

Lanjut Usia”. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Malang, Jurusan Keperawatan. Persamaan Jurnal Anis,

Purwaningsih dan Khoridatu Bariyah dengan penelitian

peneliti adalah sama sama mendalami terkait kebutuhan

atau kualitas hidup bagi para lanjut usia. Perbedaannya

yakni peneliti membahas tentang hasil dari kebijakan

pemerintah terhadap para lansia yang tidak mampu,

sedangkan Jurnal Anis, Purwaningsih dan Khoridatul

Bariyah membahas tentang kualitas hidup para lansia saja.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Alasan memilih pendekatan kulitatif berdasarkan judul

penelitian yang dipakai yaitu untuk mengetahui

Implementasi Kartu Lansia Jakarta di Kelurahan Bintaro

Jakarta Selatan guna memberikan informasi tambahan

kepada pemerintah DKI yang ada di Kelurahan Bintaro

dalam memenuhi kesejahteraan rakyat sesuai dengan

pernyataan masyarakat yang sudah maupun belum

menerima kebijakan program dari Kartu Lansia Jakarta.

Bogdan dan Taylor dalam buku J. Lexy

Page 30: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

14

mendefinisikannya “sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”(J.

Lexy: 2005, hlm. 4)

Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mendeskripsikan

tentang bagaimana hasil dari data yang ditemukan di

lapangan sebagai informasi tambahan terkait program

tersebut. Dengan pendekatan kualitatif ini dapat diharapkan

mampu menghasilkan suatu uraian mendalam bagi suatu

kelompok individu, kelompok, masyarakat atau organisasi

tertentu. Menurut Jalaludin Rakhmat, mengemukakan

bahwa “penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi

atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau

membuat prediksi” (Rakhmat: 2005, hlm. 24).

Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah sebagai

berikut; (1) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci

yang melukiskan gejala yang ada; (2) Mengidentifikasi

masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang

berlaku; (3) Membuat perbandingan dan evaluasi; (4)

Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam

menghadapi masalah yang sama dan belajar dari

pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang akan datang (Rakhmat: 2005,

hlm. 25).

Page 31: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

15

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pemerintah atau staff

di Kelurahan Bintaro beserta jajarannya serta warga

masyarakat Kelurahan Bintaro yang memenuhi kriteria

penerima manfaat Kartu Lansia Jakarta, yang diharapkan

dapat memberikan informasi secara mendalam.

3. Sumber Data

Adapun sumber data pada penelitian ini akan terbagi

menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer yaitu data penelitian langsung diperoleh

dari informan-informan yang ada di Kelurahan Bintaro

Jakarta Selatan. Hasil data primer tersebut dilakukan

melalui proses hasil wawancara dan pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari hasil catatan-catatan atau

dokumen yang terkait dengan hasil penelitian yang

diperoleh dari lembaga yang diteliti dan adanya

referensi dari buku-buku yang ada diperpustakaan.

Page 32: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

16

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk melaksanakan penelitian, jenis data yang

dikumpulkan untuk penelitian tersebut terdiri dari data

primer dan data sekunder dengan rincian sebagai berikut :

a. Wawancara

Menurut Lexy J. Moleong wawancara adalah

“Percakapan yang dilakukan oleh dua belah pihak

dengan maksud tertentu, yaitu antara pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interview) yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu (J. Lexy: 2005, hlm. 240).

Wawancara membutuhkan waktu yang lama agar hasil

yang diperoleh menjadi akurat. Dari wawancara yang

dilakukan kita dapat memperoleh informasi-informasi

yang dibutuhkan. Wawancara yang paling umum

dilakukan yaitu open-ended dimana peneliti dapat

bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta

suatu peristiwa disamping pendapat mereka mengenai

peristiwa tersebut.

Page 33: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

17

Adapun pedoman wawancara dalam peneltian ini

yaitu:

Tabel 1.4

Pedoman Wawancara

No. Karakteristik Jumlah

1. Staff Kesejahteraan

Rakyat Kelurahan Bintaro 1 Orang

2. Tokoh Masyarakat (Ketua

RT) 2 Orang

3. Penerima Bantuan Kartu

Lansia Jakarta (Lansia) 3 Orang

Total Informan 6 Orang

b. Observasi

Karl Weick dalam buku Rakhmat (2005, hlm. 83)

mendefinisikan observasi sebagai “pemilihan,

pengubahan, pencatatan, dan pengodean, serangkaian

perilaku dan suasana yang berkenan dengan organisme

in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Observasi

yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengamatan

secara langsung terhadap peristiwa, situasi dan tempat

penelitian di Kelurahan Bintaro.

Page 34: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

18

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian pokok dalam

pengumpulan data yang sering digunakan dalam

berbagai metode pengumpulan dan analisis data.

Metode Observasi dan wawancara sering dilengkapi

dengan kegiatan penelusuran yang bertujuan untuk

mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan

interpretasi data. Dokumen tersebut berbentuk dokumen

publik, melalui buku-buku, makalah-makalah, photo-

photo kegiatan, dan rekaman yang berhubungan dengan

judul yang peneliti angkat sehingga dapat membantu

dari setiap hasil kegiatan yang peneliti peroleh untuk

keabsahan dari penelitian. (Kriyanto: 2007, hlm. 116).

5. Teknik Analisis Data

Peneliti akan menjawab masalah pokok dalam

penelitian ini secara kualitatif dengan menggunakan

deskriptif analisis. Menurut Lexy J. Moleong, deskriptif

analisis adalah “data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

bukan angka-angka, dan gambar. Selain itu semua yang

dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa

yang sudah diteliti (2005, hlm. 11).

Berdasarkan pernyataan diatas, analisis deskriptif

adalah data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-kata

dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan adanya

penerapan metode kualitatif. Dan data yang diperoleh

Page 35: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

19

peneliti didapat melalui wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Melalui data tersebut, peneliti akan

mendeskripsikan guna menjawab permasalahan yang

diteliti.

6. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti kepada staf

Kelurahan Bintaro dan masyarakat penerima manfaat

Kartu Lansia Jakarta, serta masyarakat yang memenuhi

kriteria dari Kartu Lansia Jakarta, penelitian ini

dilaksanakan hingga bulan Desember 2019.

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kelurahan

Bintaro Jakarta Selatan, alamat Kelurahan Bintaro di Jl. RC

Veteran No. 1 RT 001 RW 003 Kecamatan Pesanggrahan

12330.

Page 36: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

20

H. Sistematika Penulisan

Struktur dalam penulisan skripsi ini disajikan dalam enam

bab sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,

Tesis, dan Disertasi) yang tercantum dalam SK Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017 sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini terdiri atas enam

sub bab antara lain latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

kajian terdahulu, metodologi penelitian (yang

terdiri dari pendekatan penelitian, jenis penelitian,

subjek dan objek penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, lokasi dan

waktu penelitian) serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berisi tentang paparan

landasan teori penelitian, yaitu terkait tinjauan

umum pengertian implementasi dan kebijakan

publik dan kebijakan sosial. Kemudian juga

menjelaskan terkait kesejahteraan lansia pada

program Kartu Lansia Jakarta.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA. Berisi

tentang sejarah mengenai gambaran umum lembaga

dan profil lembaga dari Kelurahan Bintaro Jakarta

Selatan. Pada bab ini peneliti ingin mengetahui

Page 37: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

21

program apa saja yang ada di Kelurahan Bintaro

Jakarta Selatan

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Pada bab

ini penulis membahas uraian penyajian data hasil

temuan penelitian di lapangan. Dalam bab ini

dipaparkan terkait pengamatan dan wawancara

implementasi program Kartu Lansia Jakarta di

Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan.

BAB V PEMBAHASAN. Berisikan uraian pembahasan

mengenai permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini yaitu terdiri dari latar belakang, teori,

dan rumusan teori dari penelitan yang telah

dilakukan untuk saling dikaitkan.

BAB VI PENUTUP. Dalam bab ini akan ditarik kesimpulan

dari hasil penelitian yang telah didapat, dan

disertakan implikasi yang berfungsi untuk

memberikan data temuan disertai saran.

Page 38: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Implementasi Kebijakan

a. Pengertian Implementasi

Menurut Mulyadi pengertian implementasi

mengacu pada “tindakan untuk mencapai tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan,

tindakan ini berusaha untuk mengubah keputusan-

keputusan tersebut menjadi pola-pola operasional serta

berusaha mencapai perubahan-perubahan besar atau

kecil, sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya”

(Mulyadi, 2015, p.12).

Menurut Mazmanian dan Sebatier menyebutkan

bahwa “implementasi adalah pelaksanaan keputusan

kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-

undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah

atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau

badan peradilan lainnya, keputusan tersebut

mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi,

menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang

ingin dicapai dengan berbagai cara untuk menstruktur

atau mengatur proses implementasinya (Waluyo, 2007,

p. 49).

Page 39: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

23

Dalam arti seluas-luasnya, maka implementasi

sering dianggap juga sebagai bentuk

pengoprasionalisasian atau penyelenggaraan aktivitas

yang telah ditetapkan berdasarkan undang-undang dan

kesepakatan bersama di antara pemangku kepentingan

(stakeholders), organisasi (publik atau privat), aktor,

prosedur, dan teknik secara sinergistis untuk

bekerjasama guna menerapkan kebijakan ke arah yang

dikehendaki. Dengan demikian, sasaran dan tujuan

program keseluruhan tersebut dapat dicapai secara

memuaskan (Wahab & Abdul, 2012, p. 133)

b. Implementasi Kebijakan

Menurut Goggin dkk implementasi kebijakan

sebagai upaya transfer informasi atau pesan dari

institusi yang lebih tinggi ke institusi yang lebih rendah

dan tentunya keberhasilan kinerjanya dapat diukur

(Akib, 2010, p. 3)

Menurut (Grindle, 1980) realita menunjukkan,

implementasi kebijakan sejak awal itu sebuah proses

yang melibatkan kerasionalan dan emosional yang

teramat kompleks. Studi implementasi, mau tidak mau,

akan menimbulkan keputusan-keputusan yang pelik,

permasalahan yang konflik, dan isu mengenai berapa

banyak siapa yang memperoleh apa. Dilihat dari sudut

pandang pusat, maka fokus pada analisis implementasi

Page 40: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

24

kebijakan itu mencankup usaha-usaha yang dilakukan

oleh pejabat-pejabat atasan atau lembaga-lembaga di

tingkat pusat untuk mendapatkan keputusan dari

pejabat-pejabat atau lembaga-lembaga ditingkat daerah

yang lebih rendah, dalam upaya memberikan pelayanan

kepada kelompok sasaran dengan tujuan mengubah

perilaku masyarakat dalam program yang bersangkutan,

apabila program tidak berjalan dengan sebagaimana

mestinya, kemungkinan penyesuaian akan dilakukan

terhadap program tersebut dan pejabat-pejabat yang

bertanggung jawab dapat dikenakan sanksi hukum, bila

perlu kebijakan dirumuskan kembali (Wahab & Abdul,

2012, p. 131).

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa implementasi kebijakan tidak akan

berjalan sebelum tujuan dan sasaran dapat ditetapkan

oleh keputusan-keputusan dari kebijakan itu sendiri.

Atau implementasi kebijakan dapat didefinisikan

sebagai proses suatu output, atau tolak ukur sejauh

mana dukungan terhadap suatu program, misalnya

seberapa besar pengeluaran yang sudah dianggarkan

untuk sebuah program dan terkait jumlah

penyimpangan yang terjadi akibat kegagalan mematuhi

peraturan negara (Wahab & Abdul, 2012, p. 143)

Page 41: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

25

c. Faktor Yang Memengaruhi Implementasi

Kebijakan

Berbagai pendekatan dari implementasi kebijakan

sangat berkaitan dengan implementor, lingkungan,

sumber daya, permasalahan, metode, ataupun tingkat

kemajemukan yang dihadapi di masyarakat. Sumber

daya manusia sebagai implementor mempunyai

peranan yang penting dalam pengendalian

implementasi kebijakan publik (Anggara, 2014, p.

257)

Menurut Mazmanian dan Sabatier (1983) dalam

(Anggara) ada tiga faktor yang dapat memengaruhi

keberhasilan dari implementasi itu sendiri, yaitu

(Anggara, 2014, p. 257):

1. Karakteristik Masalah

a. Tingkat kesulitan teknis yang bersangkutan

dengan masalah. Ada masalah sosial yang

mudah dipecahkan, seperti harga beras naik atau

kekurangan air minum bagi penduduk. Ada

masalah sosial yang sulit dipecahkan, seperti

kemiskinan, korupsi, pengangguran, dan

sebagainya. Oleh karena itu sifat masalah sangat

memengaruhi mudah-tidaknya implementasi

suatu program.

Page 42: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

26

b. Tingkat kemajemukan kelompok sasaran. Hal

ini menandakan bahwa suatu program lebih

mudah diimplementasikan apabila kelompok

sasarannya homogen. Sebaliknya, apabila

sasarannya heterogen, implementasi program

akan lebih sulit karena tingkat pemahaman

setiap anggota kelompok sasaran dari program

tersebut berbeda.

c. Sebuah program akan sulit diimplementasikan

apabila sasarannya mencankup semua populasi.

Tetapi sebaliknya, sebuah program akan mudah

diimplementasikan apabila kelompok sasaran

tidak terlalu luas atau besar.

d. Perubahan perilaku yang diharapkan. Program

yang bersifat kognitif dan memberikan

pengetahuan akan lebih mudah

diimplementasikan daripada program yang

bertujuan merubah sikap masyarakat.

2. Karakteristik Kebijakan

a. Kejelasan isi dari kebijakan. Semakin jelas dan

terperinci isi sebuah kebijakan, akan mudah

diimplementasikan karena implementor mudah

memahami dan menerjemahkan dalam tindakan

nyata. Sebaliknya, implementasi jika tidak jelas

Page 43: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

27

merupakan potensi lahirnya distorsi dalam

implementasi kebijakan.

b. Alokasi dana sumber daya financial terhadap

kebijakan. Sumber daya keuangan adalah faktor

krusial untuk setiap program sosial yang

diimplementasikan, dari program tersebut juga

dibutuhkan staf untuk melakukan pekerjaan

administrasi dan teknis, serta memonitor

program karena semuanya memerlukan biaya.

c. Dukungan dari institusi pelaksana. Karena

kegagalan program sering disebabkan

kurangnya koordinasi vertikal dan horizontal

antar instansi yang terlibat dalam implementasi

program.

d. Kejelasan dari konsistensi aturan yang ada pada

badan pelaksana program.

e. Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan

kebijakan. Seperti, kasus korupsi yang terjadi di

negara-negara dunia ketiga, khususnya

Indonesia salah satu sebabnya adalah rendahnya

tingkat komitmen aparat untuk melaksanakan

tugas dan pekerjaannya.

Page 44: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

28

3. Lingkungan Kebijakan

a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat

kemajuan teknologi sangat mempengangaruhi.

Masyarakat yang sudah terdidik lebih mudah

menerima program dibandingkan dengan

masyarakat yang masih tradisional. Kemajuan

teknologi sangat berpengaruh dalam membantu

proses keberhasilan implementasi program

karena program-program yang ada dapat

disosialisasikan dan diimplementasikan dengan

banatuan dari teknologi modern.

b. Dukungan publik terhadap kebijakan. Publik

biasanya lebih mudah memberikan dukungan

kepada kebijakan yang memberikan insentif.

c. Kelompok pemilih biasanya dapat

mempengaruhi implementasi melalui berbagai

cara, antara lain kelompok pemilih dapat

melakukan intervensi terhadap keputusan yang

dibuat badan pelaksana melalui berbagai

komentar dengan maksud mengubah keputusan.

Lalu, kelompok pemilih dapat memiliki

kemampuan untuk memengaruhi badan

pelaksana secara tidak langsung melalui kritik

yang dipublikasikan terhadap kinerja badan

Page 45: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

29

pelaksana, dan membuat pernyataan yang dibuat

oleh badan legislatif.

d. Tingkat komitmen dari implementor, pada

akhirnya variabel yang sangat krusial adalah

komitmen dari aparat pelaksana untuk

merealisasikan tujuan yang tertuang dalam

kebijakan. Badan pelaksana harus memiliki

keterampilan dalam membuat prioritas tujuan,

lalu selanjutnya merealisasikan prioritas tujuan

tersebut.

Tabel 2.1

Aplikasi Konseptual Model Edward III Perspektif

Implementasi Kebijakan

Aspek Ruang Lingkup

Komunikasi a. Siapakah implementor dan

kelompok sasaran dari program

/ kebijakan? b. Bagaimana sosialisasi

program/kebijakan efektif

dijalankan?

- Metode yang digunakan - Intensitas komunikasi

Sumber Daya a. Kemampuan Implementor

- Tingkat Pendidikan - Tingkat pemahaman

terhadap tujuan dan

sasaran serta aplikasi detail

program

- Kemampuan

menyampaikan program

dan mengarahkan b. Ketersediaan Dana

Page 46: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

30

- Berapa dana yang

dialokasikan - Prediksi kekuatan dana

dan besaran biaya untuk

implementasi

program/kebijakan

Disposisi Karakter pelaksana - Tingkat komitmen dan

kejujuran: dapat diukur

dengan tingkat konsistensi

antara pelaksanaan

kegiatan dengan guideline

yang telah ditetapkan.

Semakin sesuai dengan

guideline semakin tinggi

komitmennya.

- Tingkat demokratis, dapat

diukur dengan intensitas

pelaksana melakukan

proses sharing dengan

kelompok sasaran, mencari

solusi dari masalah yang

dihadapi dan melakukan

diskresi yang berbeda

dengan guideline guna

mencapai tujuan dan

sasaran program.

Struktur

Birokrasi a. Ketersedian SOP yang mudah

dipahami b. Struktur Organisasi

- Seberapa jauh rentang

kendali antara pucuk

pimpinan dan bawahan

dalam struktur organisasi

pelaksana. Semakin jauh

berarti semakin rumit,

birokratis dan lambat untuk

merespon perkembangan

program.

(Sumber : Dwiyanto, 2009)

Page 47: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

31

Van meter dan Van Horn dalam (Anggara)

menyatakan bahwa ada enam variabel (Kelompok) yang

harus diperhatikan karena dapat memengaruhi

keberhasilan dari implementasi, antara lain sebagai

berikut (Anggara, 2014, p. 242):

1. Tujuan dan standar kebijakan yang jelas, yaitu

perincian mengenai sasaran yang ingin dicapai

melalui kebijakan beserta standar dalam mengukur

pencapaian.

2. Sumber daya (berbagai insentif atau dana yang

dapat memfasilitasi dari keefektifan implementasi

tersebut).

3. Kualitas dari hubungan interorganisasional.

Keberhasilan implementasi sering menuntut

mekanisme dan prosedur kelembagaan yang

memungkinkan stuktur yang lebih tinggi

mengontrol agar implementasi dapat berjalan

sesuai dengan standar dan tujuan yang sudah

ditetapkan.

4. Karakteristik dari lembaga/organisasi pelaksana

(termasuk kompetensi dan ukuran agen pelaksana,

tingkat kontrol hierarkis pada unit pelaksana

terbawah saat implementasi, dukungan politik, dari

legislatif dan eksekutif, serta berkaitan dengan

formal dan informal dengan lembaga pembuat

kebijakan.

Page 48: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

32

5. Dari lingkungan sosial, politik dan ekonomi

(sumber daya ekonomi mencukupi; seberapa besar

kebijakan dapat memengaruhi kondisi sosial

ekonomi yang ada; bagaimana tanggapan publik

tentang kebijakan tersebut; apakah elite medukung

implementasi).

6. Disposisi atau tanggapan atau sikap para pelaksana

(pemahaman dan pengetahuan isi dan tujuan

kebijakan, intensitas sikap, sikap atas kebijakan.

2. Kebijakan Sosial

a. Pengertian Kebijakan Sosial

Kebijakan sosial adalah seperangkat tindakan,

kerangka kerja, rencana, petunjuk, peta, atau strategi, yang

dirancang untuk menterjemahkan visi politis pemerintah

atau lembaga pemerintah kedalam tindakan atau program

untuk mencapai tujuan tertentu di bidang kesejahteraan

sosial. Karena urusan kesejahteraan sosial menyangkut

orang banyak, maka kebijakan sosial senantiasa sering kali

diidentikan dengan kebijakan publik(Suharto, 2015, p. 82).

Social policy is about policy. Kebijakan sosial adalah

tentang ‘kebijakan’. Elemen utama dari ‘kebijakan’ adalah

proses implementasi, tujuan dan pencapaian hasil dari

suatu inisiatif atau keputusan kolektif yang dibuat oleh,

misalnya departemen pemerintah (makro) dan lembaga

pelayanan sosial (mikro) (Suharto, 2015, p. 83)Kebijakan

sosial senantiasa berorientasi kepada pencapaian tujuan

Page 49: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

33

sosial. Tujuan sosial ini mengandung pengertian yang

saling terkait, yakni: memenuhi kebutuhan sosial dan

memecahkan masalah sosial. Tujuan dari pemecahan

masalah mengandung arti mengadakan perbaikan atau

mengusahakan karena ada sesuatu keadaan yang tidak

diharapkan (misalnya kemiskinan) (Suharto, 2015, p. 61)

Bagan 2.1

Tujuan Kebijakan Sosial.

(Sumber: Suharto, 2015)

b. Tujuan-Tujuan Kebijakan Sosial

Tujuan dari pemenuhan kebutuhan mengandung

arti dapat menyediakan pelayanan-pelayanan sosial yang

diperlukan , baik adanya masalah maupun tidak ada

masalah, atau dalam arti bersifat pencegahan (mencegah

permasalahan dan mencegah perluasan masalah, agar tidak

terulang dan timbul kembali permasalahan tersebut).

Secara lebih rinci , tujuan-tujuan dari kebijakan sosial

adalah (Suharto, 2015, p. 62)

Kebijakan

Sosial Tujuan Sosial

Memecahkan

Masalah Sosial

Memenuhi

Kebutuhan Sosial

Page 50: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

34

1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, kelompok

atau masyarakat, keluarga yang tidak dapat mereka

penuhi sendiri melainkan harus melalui tindakan

kolektif.

2. Mengantisipasi, mengatasi atau mengurangi masalah-

masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

3. Meningkatkan situasi dan lingkungan sosial-ekonomi

yang kondusif bagi upaya pelaksanaan peranan-

peranan sosial dan pencapaian dari kebutuhan

masyarakat sesuai dengan hak, dan martabat

kemanusiaan.

4. Mengalokasikan, menggali, dan mengembangkan

sumber-sumber kemasyarakatan demi tercapainya

keadilan sosial dan kesejahteraan sosial.

Menurut David Gil (1973) dalam (Suharto) untuk

mencapai tujuan-tujuan dari kebijakan sosial, terdapat

mekanisme dan perangkat kemasyarakatan yang perlu

diubah, yaitu (Suharto, 2015, p. 62):

1. Pengembangan sumber-sumber. Meliputi pembuatan

keputusan masyarakat dan penentuan pilihan-pilihan

tindakan berkenaan dengan kualitas, kuantitas, dan

jenis semua barang-barang dan pelayanan yang ada

dalam masyarakat.

2. Pengalokasian status. Meliputi perluasan dan

peningkatan akses serta keterbukaan kriteria dalam

menentukan akses tersebut bagi seluruh anggota

Page 51: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

35

masyarakat. Atau dengan kata lain kebijakan sosial

harus mendorong bahwa semua anggota masyarakat

memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh

pekerjaan yang layak, pendidikan, berkumpul dalam

organisasi sosial tanpa mempertimbangkan stasus

sosial ekonomi, ras, usia, jenis kelamin, suku bangsa,

dan agama.

3. Pendistribusian hak. Menunjuk pada perluasan

kesempatan kelompok maupun individu dalam

mengontrol sumber-sumber material dan non material.

Apakah mereka sudah memiliki kesempatan yang sama

dalam berpartisipasi dan mempengaruhi kebijakan-

kebijakan yang menyangkut kehidupan anggota

masyarakat. Pendistribusian hak juga menunjuk pada

usaha-usaha pemerataan sumber-sumber dari golongan

kaya ke golongan miskin.

Itulah ketiga aspek yang dapat merupakan kerangka

dan acuan dalam menentukan tujuan kebijakan sosial.

Kebijakan sosialpun harus memperhatikan peleyanan,

pendistribusian barang, kesempatan, dan kekuasaan yang

lebih luas, adil, dan merata bagi segenap warga masyarakat.

3. Konsep Lanjut Usia

a) Definisi Lanjut Usia

Lanjut Usia adalah istilah dari tahap akhir proses

penuaan. Menurut Nugroho Wahyudi dalam Pratiwi

proses menua merupakan proses yang terus menerus

Page 52: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

36

(berlanjut) secara alamiah dimulai sejak lahir dan

umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Pratiwi,

2015). Menurut Casseli dan Lopez mengemukakan

bahwa proses menua adalah suatu proses yang terjadi

secara biologis secara terus-menerus yang dialami oleh

manusia pada semua tingkatan waktu dan umur. Masa

usia lanjut adalah masa yang tidak bisa dielakkan oleh

semua orang yang khususnya memiliki karunia umur

panjang. Menurut Effendi dan Makhfudli dalam

Mading seseorang dikatakan lanjut usia apabila berusia

65 tahun ke atas, Lansia bukan suatu penyakit, namun

merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan

yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh

untuk beradaptasi dengan stres lingkungan (Mading,

2015). Manusia hanya bisa melakukan dalam

menghambat proses agar tidak terlalu cepat menua,

karena pada hakikatnya dalam proses menua menjadi

suatu penurunan atau kemunduran. Siklus kehidupan

menuju tua pasti dimiliki oleh semua makhluk hidup,

yang diawali oleh proses kelahiran ke dunia, kemudian

Page 53: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

37

tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak,

selanjutnya menjadi semakin tua dan akhirnya

meninggal (Suardiman, 2011, p. 1).

Lanjut usia digolongkan menjadi dua yaitu lanjut

usia potensial dan juga lanjut usia tidak potensial.

Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih

mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang

dapat menghasilkan barang dan atau jasa. Kemudian

lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak

berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya

bergantung pada bantuan orang lain. (Undang Undang

Online Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998,

2019)

Di Indonesia, hal hal yang terkait dengan usia lanjut

sudah diatur dalam undang-undang, yaitu undang-

undang Republik Indonesia No.13 Tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia. Dalam pasal 1 ayat 2

Undang-undang No.13 Tahun 1998 tersebut

dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia

adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas

(Suardiman, 2011, p. 2).

Page 54: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

38

Ada dua pendekatan yang sering digunakan untuk

mengidentifikasi kapan seseorang dapat dikatakan

menjadi tua, yaitu pendekatan biologis dan kronologis

(Suardiman, 2011, p. 2).

1. Usia biologis adalah usia yang didasarkan dari

kapasitas fisik atau biologis seseorang.

2. Usia kronologis adalah usia dari seseorang yang

didasarkan pada hitungan umur seseorang. Dan

usia kronologis adalah cara mudah dari

mengidentifikasi seseorang yang sudah tergolong

tua atau belum, atau yang didasarkan pada umur

dari ulang tahun terakhir atau kalender.

Keberhasilan pembangunan yang telah

dilaksanakan terutama dalam bidang kesejahteraan

sosial dan kesehatan sangat berdampak pada

meningkatnya angka rata-rata usia harapan hidup

penduduk (Suardiman, 2011, p. 3).

Pembangunan nasional yang peduli pada

peningkatan kesehatan penduduk, kesejahteraan sosial

ditandai dengan peningkatan status gizi, layanan

kesehatan, peningkatan pendidikan, kemajuan

teknologi di bidang kesehatan yang berdampak pada

meningkatnya angka harapan hidup penduduk.

Meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia

terutama, menandakan bahwa masa tua menjadi

semakin panjang (Suardiman, 2011, p. 5)

Page 55: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

39

Membicarakan usia lanjut memiliki arti penting

yang mengingat jumlahnya terus meningkat, yang

bermuara pada peningkatan angka harapan hidup

disuatu negara. Dampak positif dari pembangunan di

bidang kesehatan, sosial ekonomi, dan keluarga

berencana merupakan hasil dari meningkatnya jumlah

penduduk usia lanjut sehingga menurunkan angka

kematian ibu, bayi dan angka fertilitas serta

menghasilkan perbaikan gizi masyarakat. Oleh

karenanya, memahami permasalahan dari kebutuhan

usia lanjut memiliki arti penting dalam memberikan

pelayanan dan perhatian, serta mengupayakan berbagai

fasilitas guna meningkatakan kualitas hidup usia lanjut

(Suardiman, 2011, p. 9).

b) Periode Lanjut Usia

Menurut Burnside dkk dalam (Pratiwi, 2015)

membagi periode lanjut usia ke dalam 4 tahapan:

a) Young Old (60-69 tahun)

Pada periode ini orang lanjut usia harus

menyesuaikan diri dengan struktur peran yang baru

agar dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan

dengan berkurangnya penghasilan, kehilangan

teman- teman dan orang-orang yang dicintai. Selain

itu, adanya penurunan fisik dapat menjadi masalah

bagi pekerja di sektor industri. Namun demikian

banyak pula orang berusia 60 tahun-an yang

Page 56: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

40

memiliki kelebihan tenaga sehingga lalu mencari

aktivitas berbeda dan baru. Beberapa orang lanjut

usia menjadi tenaga sukarela pada perusahaan kecil,

pengunjung rumah sakit maupun sebagai kakek

nenek angkat.

b) Middle Age Old (70-79 tahun)

Usia 70 tahun-an ditandai dengan timbulnya

penyakit dan banyak mengalami kehilangan,

dimana jumlah kerabat dan keluarga yang

meninggal menjadi meningkat. Kondisi kesehatan

orang lanjut usia juga semakin menurun dan sering

merasakan kegelisahan dan mudah marah. Aktivitas

seksual pada lansia pria dan wanita juga menurun,

disebabkan karena pasangannya sudah meninggal.

Orang lansia pun harus menyesuaikan diri juga

dengan menurunnya partisipasi dalam organisasi-

organisasi formal yang diikutinya.

c) Old-Old (80-89 tahun)

Orang berusia 80 tahun-an semakin sulit

menyesuaikan diri dalam melakukan interaksi

dengan lingkungan sekitarnya. Pada periode ini

orang lanjut usia membutuhkan bantuan agar dapat

mempertahankan kontak sosial dengan lingkungan

budayanya.

d) Very old-old (90-99 tahun)

Pada periode usia ini masalah kesehatan juga

semakin parah. Orang berusia 90 tahun-an ini

Page 57: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

41

membutuhkan kegiatan yang tidak mempunyai

unsur persaingan dan hendaknya juga di bebaskan

dari tekanan dan tanggung jawab yang ada dalam

pekerjaan. Apabila lansia ini dapat mengatasi

masalahnya secara memuaskan, maka mereka dapat

hidup bahagia dan damai.

c) Karakteristik Lansia

Karakteristik Lansia Menurut Budi Anna dalam Padila,

lanjut usia memiliki karakteristik sebagai berikut

(Padila, 2013):

1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1

ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan).

2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari

rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan

biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi

adaptif hingga kondisi maladaftif.

3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

d) Tipe Tipe Lanjut Usia

Tipe- tipe Lansia sebagai berikut (Azizah, 2011).

1. Tipe arif bijaksana, yakni kaya dengan hikmah

pengalaman menyesuaikan diri dengan perubahan

zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah,

rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi

undangan, dan menjadi panutan.

2. Tipe mandiri, yakni mengganti kegiatan-kegiatan

yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru, selektif

Page 58: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

42

dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta

memenuhi undangan.

3. Tipe tidak puas, yakni konflik lahir batin

menentang proses proses ketuaan, yang

menyebabkan hilangnya kecantikan, kehilangan

daya tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status,

teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah

tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.

4. Tipe pasrah, yakni menerima dan menunggu nasip

baik, mempunyai konsep habis gelap datang terang,

mengikuti kegiatan beribadah, ringan kaki,

pekerjaan apa saja dilakukan.

5. Tipe bingung, yakni kaget, hilangnya kepribadian,

mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif,

mental, sosial dan ekonominya

e) Permasalahan Lanjut Usia

Masalah yang biasanya dialami oleh usia lanjut

dapat dikelompokkan ke dalam empat permasalahan,

yakni (Suardiman, 2011, p. 9):

1. Masalah Ekonomi

Usia lanjut ditandai dengan menurunnya

produktivitas kerja, berhentinya pekerjaan utama

dan memasuki masa pensiun. Hal ini berakibat

kepada menurunya pendapatan yang kemudian

terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-

hari, seperti, papan, sandang, pangan, kesehatan,

kebutuhan sosial, dan rekreasi.

Page 59: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

43

Penghasilan usia lanjut pada umumnya

berasal dari bantuan dari anak atau anggota

keluarga, pensiun, tabungan. Bagi usia lanjut yang

memiliki penghasilan yang mencukupi tidak

menjadi masalah. Bagi yang tidak memiliki

penghasilan yang cukup akan menjadi sebuah

masalah. Bagi yang memiliki pensiun, mereka

dapat akses kesehatan dari pemerintah yang

memang sangat dibutuhkan. Sedangkan jika tidak

memiliki pensiun, akan membawanya kepada

kondisi yang bergantung atau menjadi

beban/tanggungan bagi anak cucuk atau keluarga

lainnya. Dengan demikian status ekonomi usia

lanjut pada umumnya berada pada status ekonomi

miskin, kurang atau bahkan terlantar.

Menurut Wirakartakusumah (1994) dalam

(Suardiman) secara ekonomis, penduduk usia lanjut

dapat diklasifikasikan kepada tingkat

ketergantungan atau kemandirian mereka. Dalam

kaitan ini dikelompokkan penduduk usia lanjut ke

dalam tiga kelompok, yaitu (i) kelompok lanjut usia

yang produktif, mereka dapat memenuhi kebutuhan

mereka sendiri dan tidak tegantung. (ii) kelompok

lanjut usia yang sudah pikun, uzur atau sudah tidak

mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan dasar

mereka. (iii) kelompok lanjut usia yang miskin,

mereka relatif yang dapat memenuhi kebutuhannya

Page 60: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

44

sendiri, seperti pekerjaan atau pendapatan yang

tidak dapat menunjang kelangsungan

kehidupaanya(Suardiman, 2011, p. 11).

2. Masalah Sosial

Fase masa tua ditandai dengan

berkurangnya kontak sosial, baik dengan anggota

keluarga, teman kerja, maupun anggota masyarakat

dan mengakibatkan terputusnya hubungan kerja

karena sudah pensiun. Perubahan nilai sosial

masyarakat yang mengarah kepada tatanan

masyarakat individualistik, berpengaruh pada usia

lanjut karena menjadi kurang mendapat perhatian,

sehingga sering tersisih dan terlantar dari

kehidupan masyarakat. Hal ini menjadi tidak

sejalan dengan hakikat manusia sebagai makhluk

sosial yang dalam hidupnya membutuhkan

kehadiran orang lain(Suardiman, 2011, p. 12).

Ancok (1993) dalam (Suadirman)

menyatakan bahwa upaya menghimpun kelompok

usia lanjut dalam suatu wadah kegiatan sangat

dibutuhkan guna memungkinkan mereka

menikmati hidup dan saling berbagi rasa

(Suardiman, 2011, p. 13).

3. Masalah Kesehatan

Salah satu indikator keberhasilan

pembangunan kesehatan di Indonesia adalah usia

harapan hidup manusia di Indonesia meningkat.

Page 61: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

45

Masa tua ditandai oleh penurunan kondisi fisik dan

rentan terhadap berbagai penyakit, diperlukan

layanan kesehatan terutama untuk kelainan

degeneratif demi meningkatkan derajat kesehatan

dan mutu kehidupan usia lanjut agar tercapai masa

tua yang berguna dalam kehidupan keluarga dan

masyarakat serta bahagia sesuai keberadaannya

(Suardiman, 2011, p. 13) .

Kondisi kesehatan usia lanjut berkaitan

dengan apa yang dimakan. Pengaturan menu yang

tepat adalah kuncinya. Perlu diupayakan makanan

yang penuh akan gizi. Dengan mengatur makanan

sesuai dengan kondisinya, kehidupan usia lanjut

yang menyenangkan akan lebih dapat

dipertahankan, tidak terlalu merasa kehidupan yang

berbeda saat masih muda.(Suardiman, 2011, p. 14).

4. Masalah Psikologis

Masalah dari psikologis pada usia lanjut

umumnya meliputi: kesepian, ketidakberdayaan,

terasing dari lingkungan, perasaan tidak berguna,

ketergantungan, kurang percaya diri, keterlantaran

bagi usia lanjut yang miskin, dan sebagainya.

Berbagai persoalan tersebut biasanya bersumber

dari menurunnya fungsi-fungsi psikis dan fisik

sebagai akibat dari proses penuaan (Suardiman,

2011, p. 15).

Page 62: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

46

Pada umumnya lanjut usia sangat

mengharapkan: panjang umur, semangat hidup,

dihormati, tetap berperan sosial, mempertahankan

hak dan hartanya, tetap berwibawa, ketenangan

dalam kematian dan diterima di sisi-Nya (khusnul

khotimah), dan masuk surga. Proses menua yang

sering tidak sesuai dengan harapan tersebut,

dirasakan para usia lanjut sebagai beban mental

yang cukup berat. (Suardiman, 2011, p. 16).

Mengingat kondisi usia lanjut tersebut,

dapat disimpulkan secara umum bahwa usia lanjut

merupakan kelompok penduduk yang rentan

terhadap masalah, baik masalah sosial, ekonomi,

psikologis, maupun kesehatan. Oleh karenanya,

agar usia lanjut tetap sehat, sejahtera, mandir, dan

berguna perlu didukung oleh lingkungan yang

kondusif, baik di keluarga maupun lingkungan

masyarakat. Keberadaan usia lanjut bukan sebagai

objek tetapi sebagai subjek yang memiliki

pengalaman dan kearifan yang pada umumnya

belum dimiliki oleh generasi yang lebih muda

(Suardiman, 2011, p. 16).

f) Kebutuhan Lanjut Usia

Terjadinya masalah-masalah lanjut usia karena

adanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh

keluarga atau institusi yang melakukan perawatan

kepada lanjut usia. Menurut Hurlock dalam Yulianti

Page 63: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

47

adapun kebutuhan dari lanjut usia yaitu (Yulianti, 2018,

p. 35):

1. Kebutuhan Ekonomi

Pada saat lanjut usia mencapai usia tua,

secara drastis berkurang minatnya untuk mencari

uang yang tidak lagi berorientasi kepada apa yang

ingin mereka beli, akan tetapi lebih beorientasi

kepada kebutuhan lanjut usia agar mereka dapat

hidup mandiri.

2. Kebutuhan Fisik (Kesehatan)

Lanjut usia rentan mengalami kemunduran,

sehingga lansia mengalami perubahan-perubahan

kebutuhan fisik lanjut usia yang sangat signifikan

dalam hidupnya. Agar mengantisipasi perubahan

tersebut, kita harus mengetahui kebutuhan fisik

yang dibutuhkan oleh lansia. Adapun kebutuhan

fisik (kesehatan) lansia tersebut yaitu (Hurlock,

2014, p. 430).

➢ Suhu ruangan dirumah harus seimbang, karena

lansia sendiri tidak tahan terhadap suhu yang

terlalu panas atau terlalu dingin.

➢ Lanjut usia sangat membutuhkan jendela yang

lebar agar banyak pencahayaan yang masuk

untuk mengimbangi penglihatannya.

➢ Peralatan rumah tangga mereka harus didisain

dengan mengutamakan kemerdekaan dan

Page 64: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

48

keselamatan orang lanjut usia dalam

mempergunakannya.

➢ Tersedia ruangan yang cukup luas untuk

hiburan dan rekreasi diluar maupun didalam

rumah.

➢ Tingkat kegaduhan harus dikontrol, terutama

saat malam hari. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara mendisain kamar untuk tidak berada

dibagian yang sepi dari rumah.

➢ Sebaiknya menyediakan ruangan untuk duduk-

duduk yang ada pada lantai pertama agar dapat

terhindar dari kemungkinan jatuh dari tangga.

3. Kebutuhan Sosial

Bertambahnya usia seperti lanjut usia

mengakibatkan banyak orang yang merasa

menderita karena kegiatan sosial yang dilakukan

jumlahnya semakin berkurang. Hal ini lazim

diistilahkan sebagai lepas dari kegiatan masyarakat

(Social Disengagement), yaitu proses lanjut usia

dalam pengunduran diri secara timbal balik dari

lingkungan sosialnya (Hurlock, 2014, p. 398).

4. Kebutuhan Psikologis

Merupakan kebutuhan yang akan rasa aman,

kebutuhan akan rasa dimiliki dan memiliki, serta

akan rasa kasih sayang, dan kebutuhan akan

Page 65: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

49

aktualisasi diri, orang yang berusia lanjut biasanya

mempunyai kebutuhan pribadi. Adapun kebutuhan

psikologis pada lansia yaitu (Hurlock, 2014, p. 430).

➢ Lanjut usia membutuhkan kasih sayang dari

kerabat terdekat, seperti keluarga, dan

sahabatnya untuk mengisi kekosongan hari-

harinya dan lanjut usia menginginkan sering

berkomunikasi dengan kerabat dekatnya.

➢ Lanjut usia sebaiknya tinggal dekat dengan

lingkungan keluarganya agar mendapatkan

perhatian yang lebih dan perawatan.

➢ Lanjut usia sebaiknya tinggal dekat dengan toko

dan organisasi masyarakat agar bebas dalam

menentukan jenis kegiatan dan waktu.

➢ Tersedia sarana hiburan dan rekreasi agar lansia

tidak merasakan bosan dalam melakukan

kegiatan.

B. Kerangka Berpikir

Implementasi Kebijakan merupakan sebuah grand teori

dalam penelitian ini, Menurut Mazmanian dan Sabatier dalam

Anggara ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi

implementasi kebijakan, yaitu karakteristik masalah,

karakteristik kebijakan, dan lingkungan kebijakannya sendiri.

Page 66: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

50

Sesuai dengan teori lansia yang sudah peneliti bahas di

atas, ada dua aspek, yakni membantu memenuhi kebutuhan

lansia dan memahami permasalahan lansia, dalam aspek

memenuhi kebutuan lansia, ada kebutuhan ekonomi, fisik,

sosial, dan psikologis lansia. Sedangkan dalam aspek

memahami permasalahan lansia ada menangani permasalahan

ekonomi, sosial, kesehatan, dan psikologis lansia. Sehingga

senantiasa dengan terlahirnya program Kartu Lansia Jakarta

ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan dan

memahami permasalahan lansia dalam kehidupan sehari –

harinya di masa tua.

Berdasarkan uraian di atas kerangka berpikir yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 2.2

Kerangka Berpikir

Implementasi Kebijakan

Memenuhi

Kebutuhan Sosial

Memahami

Permasalahan Sosial

Kebijakan Kartu Lansia

Jakarta menurut Pergub No.

193 Tahun 2017

Faktor Yang

Memengaruhi Kebijakan

Page 67: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

51

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Latar belakang Kelurahan Bintaro

Kelurahan Bintaro adalah termasuk ke dalam wilayah

dari Kecamatan Pesanggrahan yang berada di Ibu Kota

Provinsi DKI Jakarta Kota Jakarta Selatan, Kelurahan

Bintaro adalah salah satu wilayah kelurahan yang memiliki

luas wilayah 455,50 Ha. Kelurahan Bintaro menjadi sangat

terkenal karena dipakai untuk menamai perumahan elit yang

ternama yang ada di kawasan Bintaro, yaitu Bintaro Jaya,

yang wilayahnya tersebut jauh lebih besar daripada

Kelurahan Bintaro. Sejak dahulu, di daerah Bintaro terkenal

sekali daerah Sektor 1 sampai dengan Sektor 9 yang dari dulu

membuat masyarakat daerah lain menjadi sangat rumit

membedakan batasan wilayah Bintaro, karena Bintaro

Jakarta Selatan pula dapat dikenal sebagai “kota pinggiran”

yang wilayahnya berbatasan dengan Tangerang Selatan,

terbagi dua wilayah, yaitu Sektor 1 menjadi bagian dari

wilayah Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan, sedangkan

Sektor 2 sampai Sektor 9 menjadi bagian dari wilayah

Tangerang Selatan, Adapun mayoritas penduduk di

Kelurahan Bintaro adalah penduduk asli Betawi, banyak

sekali penduduk asli lanjut usia yang sejak dahulu kala

tinggal di daerah Kelurahan Bintaro. Mayoritas masyarakat

Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan sangat agamis dengan

didominasi oleh penduduk beragama Islam (90%).

Page 68: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

52

B. Letak Geografis

Gambar 3.1

Peta Kelurahan Bintaro

(Sumber: Data Kelurahan, 2018)

Pesanggrahan termasuk dalam Wilayah Kota

Administrasi Jakarta Selatan dan berdasarkan Keputusan

Gubernur DKI Jakarta Nomor 1215 Tahun 1986 wilayah

Kelurahan Bintaro memiliki batas-batas:

Page 69: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

53

➢ Utara : Kali Pesanggrahan, Kelurahan Kebayoran

Lama Selatan atau rel kereta api, Kecamatan

Kebayoran Lama.

➢ Timur : Kali Pesanggrahan, Kelurahan Pondok

Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama.

➢ Selatan : Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat

dibatasi oleh saluran air Sandratex .

➢ Barat : Kelurahan Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat

dan Kelurahan Pesanggrahan, rel kereta api dan saluran

air.

Luas wilayah Kelurahan Bintaro 455,50 Ha yang

dibagi habis kedalam 15 Rukun Warga (RW) yang terdiri

dari 143 Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah Kepala

Keluarga sebanyak 17.990 KK, adapun jumlah penduduk

sampai dengan akhir Februari 2018 tercatat sebanyak

61.140 jiwa, yang terdiri dari Warga Negara Indonesia

(WNI) 61.125 jiwa, dimana laki-laki sebanyak 30.964

jiwa, dan perempuan sebanyak 30.161 jiwa dan 15 jiwa

Warga Negara Asing (WNA) yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 9 jiwa dan perempuan 6 jiwa, sedangkan untuk

kepadatan penduduk 276,7 jiwa/Ha.

Dari luas wilayah 455,50 Ha, sebagian besar

merupakan pemukiman penduduk dengan peruntukan 80%

digunakan untuk perumahan dan pekarangan, 10%

digunakan untuk perkantoran / industri , 5% untuk fasilitas

umum, dan 5% peruntukan lainnya.

Page 70: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

54

C. Dasar Hukum

1. Undang-Undang No. 29 tahun 2007 tentang

Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Peraturan Gubernur Nomor 2 Tahun 2006 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pelaporan Kota

Administrasi/Kabupaten Administrasi Kecamatan dan

Kelurahan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

3. Peraturan Gubernur No. 286 Tahun 2016 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan di Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

D. Demografi Kelurahan Bintaro

a. Keadaan Penduduk

Bekerjasama dengan Kepala Satuan Pelaksana

Registrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kelurahan

Bintaro mengadministrasikan perubahan data jumlah

penduduk yang meliputi lahir, mati, pindah dan datang

(LAMPID). Adapun data perubahan penduduk sampai

dengan bulan Februari 2018 adalah sebagai berikut :

Page 71: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

55

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk Kelurahan Bintaro

(Sumber : Data Kelurahan, 2018)

Berdasarkan Tabel 3.1 di atas dapat diketahui

bahwa jika dikelompokkan dengan jenis kelamin dan usia

masyarakat di Kelurahan Bintaro, yaitu jumlah penduduk

terbanyak adalah pada usia 0 – 4 Tahun. Sedangkan

NO. UMUR PRIA WANITA JUMLAH

1. 0 – 4 3364 2989 6353

2. 5 – 9 2817 2668 5485

3. 10 – 14 2821 2606 5490

4. 15 – 19 2370 2379 4749

5. 20 – 24 2380 2266 4646

6. 25 – 29 2271 2430 4701

7. 30 – 34 2998 2788 5786

8. 35 – 39 2798 2745 5543

9. 40 – 44 2555 2479 5034

10. 45 – 49 2366 2051 4417

11. 50 – 54 1649 1576 3225

12. 55 – 59 1308 1207 2515

13. 60 – 64 180 811 991

14. 65 – 69 528 569 1097

15. 70 – 74 310 288 598

16. 75 atas 258 315 573

JUMLAH 30.973 30.167 61. 140

Page 72: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

56

jumlah penduduk yang terendah tadalah pada usia 60

tahun ke atas. Secara keseluruhan 99% penduduk di

Kelurahan Bintaro merupakan Warga Negara Indonesia

(WNI).

b. Data Sarana Pendidikan

Data Sarana Pendidikan di wilayah kelurahan

Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi

Jakarta Selatan.

Tabel 3.2

Sarana Pendidikan Formal Masyarakat

No. Sekolah Jumlah

1. Taman Kanak - kanak 27

2, SD/Sederajat 13

3. SLTP 3

4. SMU 2

5. Perguruan Tinggi 3

(Sumber: Data Kelurahan, 2018)

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa

sekolah formal untuk mendukung pendidikan yang berada

di Kelurahan Bintaro sudah cukup memadai jumlahnya

baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.

Page 73: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

57

E. Susunan Staf Kelurahan Bintaro

1. Lurah : Dimas Prayudi, S. Sos

2. Sekretaris : Maryono, S.K.M

3. Kasi Pemerintahan : Jamaluddin Rahim, SE

4. Kasi Pembangunan : Endang Sri Pujiati, SE

5. Kasi Kesejahteraan Rakyat : Suprihatin / Ulul Sugiono

6. Caraka : Maris Saputra

Bagan 3.1

Struktur Staff Kelurahan Bintaro

(Sumber: Data Kelurahan Bintaro, 2018)

F. Seksi Kesejahteraan Rakyat

Seksi kesejahteraan rakyat merupakan seksi yang

dibuat bertujuan untuk menjalankan program-program

Lurah

Dimas Prayudi

Sekretaris

Maryono

Kasi Pemerintahan

Jamaluddin Rahim

Kasi KesRak

Suprihatin/ Ulul Sugiono

Kasi Pembangunan

Endang Sri Pujiati

Caraka

Maris Saputra

Page 74: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

58

terutama program yang berbasis sosial dan ekonomi di

Kelurahan Bintaro. Adapun kegiatan – kegiatan dari seksi

ksejahteraan rakyat yang telah dilaksanakan yaitu:

a. Monitoring pelaksanaan kegiatan pos pelayanan

terpadu (balita dan lanjut usia)

b. Mengembangkan koordinasi dan kerja sama dengan

pihak terkait baik pemerintah maupun swasta dalam

rangka pengembangan perekonomian masyarakat

Kelurahan khususnya masyarakat yang

berpenghasilan rendah;

c. Melaksanakan penebusan Pangan Murah Bersubsidi

bagi anggota Kartu Lansia Jakarta dan Kartu Jakarta.

d. Mengadakan Pasar Murah yang diadakan di kantor

kelurahan bintaro setiap bulannya.

Gambar 3.2

Pasar Murah Kelurahan

(Sumber : Data Kelurahan, 2018)

Page 75: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

59

Gambar diatas pasar murah yang diadakan oleh

Kelurahan Bintaro dan berakhir pada 2017 silam, ini

berbeda dengan pangan murah yang dinaungi oleh

kemensos, semua warga Bintaro yang ingin membeli

pangan murah sekarang hanya dari kemensos, yang

diperuntukkan bagi penerima bantuan seperti KLJ, KJP,

PPSU, PKH, dan atau warga yang tidak mampu kategori

miskin.

G. Kebijakan Kartu Lansia Jakarta

1. Landasan Hukum Kebijakan Kartu Lansia Jakarta

Bantuan pemberian Kartu Lansia Jakarta sesuai

dengan (BANKDKI, 2019):

1. Peraturan Gubernur No. 193 Tahun 2017 tentang

pemberian bantuan sosial untuk memenuhi

kebutuhan dasar bagi lanjut usia.

2. Keputusan Gubernur No. 406 Tahun 2018 tentang

penetapan besaran bantuan sosial pemenuhan

kebutuhan dasar bagi lanjut usia.

3. Peraturan Gubernur No. 142 Tahun 2018 tentang

pedoman dana hibah dan dan bantuan sosial yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD).

Page 76: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

60

2. Pengertian Kartu Lansia Jakarta

Gambar 3.3

Kartu Lansia Jakarta milik Informan Suhaimi

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Kartu Lansia Jakarta (KLJ) merupakan Kebijakan

pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga lanjut usia

yang memenuhi kriteria dan persyaratan dan nantinya

akan memperoleh bantuan sebesar Rp. 600. 000 setiap

bulan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, data

penerima KLJ bersumber dari Basis Data Terpadu

Program Penanganan Fakir Miskin (BDT-PPFM) yang

dimutakhirkan oleh Badan Pusat Statistikdan

diverifikasi serta divalidasi oleh Kementrian Sosial

Republik Indonesia, program KLJ ialah salah satu cara

agar mencapai visi dengan mewujudkan indikator

smart living agar warga DKI Jakarta yang lanjut usia

dapat memiliki hidup yang berkualitas, serta bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan lanjut usia dan

pengentasan kemiskinan dan program Kartu Lansia

Page 77: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

61

Jakarta tersebut merupakan salah satu bentuk nyata dari

smart city yang artinya menjadi kota nyaman dan dapat

memudahkan hidup warganya terutama lanjut usia

(City & Smart, 2017).

Kebijakan Kartu Lansia Jakarta adalah kebijakan

pemberian bantuan sosial Pemenuhan Kebutuhan

Dasar yang tertuang pada Peraturan Gubernur No.193

Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Bansos PKD bagi

Lansia adalah Bantuan Sosial dari Pemerintah Daerah

yang diberikan kepada perseorangan yang telah

memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditetapkan

untuk mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan

dasar.

1. Lanjut Usia yang selanjutnya disebut Lansia adalah

seseorang yang telah menca.pai usia 60 (enam

puluh) tahun keatas.

2. Kesejahteraan Lanjut Usia adalah suatu tata

kehidupan dan penghidupan sosial baik material

maupun spiritual yang diliputi oleh rasa

keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir

batin yang memungkinkan bagi setiap lanjut usia

untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani,

rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi dirinya.

3. Bansos PKD bagi Lansia diberikan kepada Lansia

yang karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya sehingga hidupnya sangat

bergantung pada bantuan orang lain.

Page 78: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

62

4. Faktor tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi :

a. tidak memiliki sumber penghasilan tetap atau

miskin sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya;

b. sakit telah menahun dan/atau hanya bisa

berbaring di tempat tidur, sehingga tidak mampu

melakukan aktivitas sehari-hari; dan/ atau

c. terlantar secara psikis dan sosial.

5. Lansia penerima Bansos PKD bagi Lansia

merupakan penduduk Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta, telah terdaftar dan ditetapkan

dalam BDT serta bertempat tinggal/berdomisili di

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

6. Pemberian Bansos PKD bagi Lansia yang telah

terdaftar dan ditetapkan dalam BDT sebagaimana

diprioritaskan pada daftar dan penetapan BDT pada

desil dengan kondisi status sosial/ ekonomi

terendah.

Kemudian, secara teknis kegiatan Kebijakan Kartu

Lansia Jakarta melibatkan Kementerian dan Lembaga,

yaitu: Kementerian Sosial, Dinas Sosial, Pemerintah

Daerah DKI Jakarta, Badan Pengelola Keuangan DKI,

Kecamatan, Kelurahan, hingga Rukun Tetangga.

Sumber dana Kebijakan Kartu Lansia berasal dari

APBD Peraturan Gubernur No. 142 Tahun 2018

tentang pedoman dana hibah dan dan bantuan sosial

Page 79: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

63

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD). Oleh karena itu, dalam pelaksanaan

Kebijakan Kartu Lansia Jakarta Peraturan Gubernur

Nomor 193 Tahun 2017 tentang Pemberian Bantuan

Sosial Untuk Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bagi

Lanjut Usia, perlu menetapkan Keputusan Gubernur,

No. 406 tentang Penetapan Besaran Bantuan Sosial

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bagi Lanjut Usia Tahun

Anggaran 2018;

1. Menetapkan besaran Bantuan Sosial Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Bagi Lanjut Usia Tahun

Anggaran 2018 Rp600.000,00 (enam ratus ribu

rupiah) per orang per bulan.

2. Besaran Bantuan Sosial Pemenuhan Kebutuhan

Dasar Bagi Lanjut Usia sebagaimana dimaksud

pada diktum kesatu dapat ditinjau kembali dan

disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah

serta perkembangan kebutuhan.

3. Besaran Bantuan Sosial Pemenuhan Kebutuhan

Dasar Bagi Lanjut Usia dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan

Pengelola Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta

selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dalam

kelompok belanja tidak langsung dan jenis belanja

bantuan sosial dan/atau sumber lain yang sah dan

tidak mengikat.

Page 80: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

64

4. Pelaksanaan program pemberian Bantuan Sosial

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bagi Lanjut Usia

dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi DKI

Jakarta.

5. Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari

2018.

Dalam pelaksanaan Kebijakan Kartu Lansia Jakarta

berdasarkan PerGub No. 193 Tahun 2017 berdasarkan

peraturan dibawah ini:

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia;

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang

Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial;

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang

Penanganan Fakir Miskin;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007

tentang Pengelolaan Uang Milik Negara/Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Hibah Daerah;

Page 81: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

65

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun

2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran dan

Pendapatan Belanja Daerah sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 39 Tahun 2012;

10. Peraturan Menteri Sosial Nomor 8 Tahun 2012

tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial;

11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 12 Tahun 2013

tentang Program Asisteni Lanjut Usia;

12. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang

Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013 tentang

Kesejahteraan Sosial;

14. Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2013 tentang

Tata Cara Pengusulan, Evaluasi, Penganggaran,

Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban,

Pelaporan dan Monitoring Hibah, Bantuan Sosial

dan Bantuan Keuangan yang Bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

3. Tujuan Kartu Lansia Jakarta

Tujuan utama dari bantuan Kartu Lansia Jakarta

adalah dapat mensejahterakan lanjut usia warga DKI

Jakarta yang sudah tidak produktif dan dikategorikan

Page 82: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

66

tidak mampu atau berpenghasilan rendah (miskin)

dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Bukan hanya itu, tetapi bantuan dari Kartu Lansia

Jakarta juga bisa digunakan oleh para lanjut usia untuk

membeli keperluan obat-obatan disaat tubuhnya yang

sudah mengalami banyak penurunan fungsi fisik dan

rentan terhadap berbagai penyakit, bantuan tersebut

juga sebagai penghargaan dalam menghormati dan

menghargai orang tua yang sudah lanjut usia agar

dimasa tuanya para lanjut usia merasa mendapat

perhatian lebih, terutama dari Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta.

4. Sasaran dan Besar Dana

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat

kebijakan pada program Kartu Lansia Jakarta untuk

memberikan manfaat program tersebut kepada sasaran

utama dari Kartu Lansia Jakarta ialah lanjut usia yang

penghasilannya sangat kecil atau sama sekali tidak

memiliki penghasilan yang tetap sehingga lanjut usia

tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

sehari-hari dan hidupnya menjadi sangat bergantung

kepada orang lain. Tidak hanya itu saja, Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta juga memberikan manfaat

tersebut kepada golongan yang berhak atas bantuan

program Kartu Lansia Jakarta, ialah lanjut usia yang

sudah sakit menahun dan hanya bisa berbaring di

tempat tidur, dan juga menyasar kepada warga lanjut

Page 83: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

67

usia yang terlantar secara sosial dan psikisnya (City &

Smart, 2017).

Dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta langsung

diberikan kepada lanjut usia yang terdaftar menjadi

anggota Kartu Lansia Jakarta, sebesar Rp. 600.000

setiap bulan dan uang tersebut dapat dicairkan per tiga

bulan sekali di Bank DKI atau ATM Bank

DKI(CNNIndonesia, 2019).

5. Persyaratan Penerima Kartu Lansia Jakarta

Persyaratan utama untuk memperoleh Kartu Lansia

Jakarta adalah warga DKI Jakarta yang sudah berusia

60 Tahun Ke atas atau lanjut usia. Selain itu, kondisi

status dari sosial ekonominya juga harus dalam

keadaan terendah (miskin) dan terdaftar dalam Basis

Data Terpadu. Bagi lanjut usia yang tidak terdaftar

dalam Basis Data Terpadu, namun jika memenuhi

persyaratan sebagai penerima manfaat dari Kartu

Lansia Jakarta, maka dapat diusulkan langsung di

kelurahan setempat melalui proses Mekanisme

Pemutakhiran Mandiri (MPM), jika ada warga yang

belum memperoleh manfaat tersebut bisa menyerahkan

berkas, seperti fotokopi KTP dan fotokopi KK lalu

diserahkan ke petugas PUSDATIN JAMSOS (City &

Smart, 2017).

Page 84: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

68

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil temuan lapangan melalui metode

wawancara dan studi dokumentasi, dapat peneliti peroleh

beberapa informasi seperti wawancara dan studi dokumentasi

yang terkait dengan implementasi kebijakan Kartu Lansia

Jakarta yang ada di Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan. Pada bab

ini peneliti menjabarkan hasil data dan temuan penelitian

mengenai Program Kartu Lansia Jakarta di Kelurahan Bintaro

Jakarta Selatan. Sumber data dan data yang diperoleh peneliti

batasi sesuai dengan fokus penelitian yang ada.

A. Kebijakan Kartu Lansia Jakarta

Kebijakan Kartu Lansia merupakan Kebijakan yang

dibuat untuk memenuhi bantuan sosial kepada para lansia

yang berusia 60 Tahun, dalam Kebijakan Kartu Lansia

Jakarta terbentuk berdasarkan adanya, yaitu 1)

Permasalahan lansia; 2) Kebutuhan lansia. Permasalahan

dan kebutuhan ini memiliki empat, fokus, yaitu ekonomi,

kesehatan dan fisik, sosial, dan psikologis. Dari ke empat

fokus inilah yang akan peneliti jadikan sebagai bahan acuan

dalam melakukan penelitian ini.

Suatu kebijakan yang dilaksanakan tidak bisa terlepas

dari adanya suatu permasalahan dan kebutuhan, dari setiap

program mempunyai tujuan, ,yakni diharapkan dapat

membantu menyelesaikan sebuah permasalahan dan

Page 85: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

69

membantu memenuhi kebutuhan yang terjadi di

masyarakat, permasalahan dan kebutuhan ini berfokus pada

permasalahan dan kebutuhan ekonomi lanjut usia yang ada

dalam kebijakan Kartu Lansia Jakarta di Kelurahan Bintaro

Jakarta Selatan. Permasalahan dan kebutuhan ekonomi

dalam hal ini diperkuat oleh adanya beberapa hasil

wawancara yang peneliti sudah lakukan. Pernyataan

pertama disampaikan langsung oleh wakil seksi

kesejahteraan rakyat Kelurahan Bintaro terkait apakah

pelaksanaan program Kartu Lansia Jakarta ini sudah sesuai

dengan permasalahan dan dapat memenuhi kebutuhan

ekonomi dari lansia yang menjadi penerima bantuan

program tersebut di Kelurahan Bintaro, sebagai berikut:

“Program ini sangat efektif dalam

memperbaiki permasalahan ekonomi

dikarenakan mendapat bantuan uang

600ribu perbulan, mendapatkan

fasilitas akomodasi gratis kalau naik

transjakarta, lalu juga mendapatkan

pemenuhan gizi dengan pangan murah,

dan itu sangat membantu. Lansia

yang menerima KLJ bisa

menggunakan fasilitas transjakarta

dan MRT secara gratis. Lalu bisa

menebus pangan murah, yang seperti

beras, telur dan ikan juga bisa

dinikmati oleh penerima KLJ, Nah

nanti dateng aja tanggal 12 ke RPTRA

Anggrek Bintaro Kebetulan bulan ini

pangan murah tanggal 12 Desember

ini.” (Ulul Sugiono, 2019)

Page 86: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

70

Gambar 4.1

Info Pangan Murah Bulan Desember

(Sumber : Instagram dkpkp.jakarta, 2019)

Page 87: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

71

Pernyataan terkait permasalahan dan kebutuhan

ekonomi lansia disampaikan juga oleh salah satu

ketua RT di Kelurahan Bintaro, sebagai berikut:

“Iya membantu jika semua lansia

warga saya yang kurang mampu yang

sesuai dengan persyaratan dan sudah

saya daftarkan sejak beberapa bulan

lalu, bisa mendapat bantuan dari

program tersebut. Tapi ya gimana ya,

saya sih Alhamdulillah sedikit

banyaknya ada perubahan, ada

warga saya yang terima bantuan itu

bilang ke saya Alhamdulillah bu RT

saya bisa makan daging sebulan

sekali.biasanya setahun sekali.”

(Annisa, 2019)

Lain hal disampaikan oleh informan penerima

manfaat, bahwa:

“Ya ngebantu, tapi tidak sepenuhnya,

walaupun udah tua gini saya tetap

masih kerja, saya kan masih punya

anak sekolah si bontot, ya buat ongkos

kalau gak kerja nanti dari mana lagi

neng tambahannya.” (Na’alih, 2019)

Sama hal nya disampaikan langsung oleh

informan Marup, bahwa:

“Iya dibilang ngebantu meskipun gak

sepenuhnya, orang saya cuma sendiri,

jadi cukup ya, lebih mah nggak

neng.” (Marup, 2019)

Dijelaskan juga oleh informan suhaimi bahwa

terkait pernyataan informan ulul yang mendapatkan

Page 88: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

72

pemenuhan gizi dan pangan murah, yakni sebagai

berikut:

“Dapet sembako murah waktu itu

sekali-kalinya, abis kudu ada saldo kan,

setiap bulan kebutuhan orang kan

beda-beda kadang , jarang sih saya

ngambil bantuan itu. Abis kalo ngambil

itu tabungan kita bisa abis.” (Suhaimi,

2019)

Gambar 4.2

Pangan Murah Lansia

(Sumber : Dokumentasi Penliti, 2019)

Page 89: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

73

Gambar 4.3

Antrian Pangan Murah

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Gambar 4.4

Pengambilan Pangan Murah

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Page 90: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

74

Gambar 4.5

Pengambilan Pangan Murah

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Permasalahan dan kebutuhan ekonomi dalam

program KLJ ini menurut informan pelaksana

memang sangat efektif dalam membantu

permasalahan dan memenuhi kebutuhan ekonomi para

lansia, karena berdasarkan wawancara dan hasil

observasi yang peneliti lakukan mendapatkan uang

600 ribu setiap bulannya, dan bisa dipergunakan untuk

menebus pangan murah, walaupun menurut salah

satu informan RT cukup membantu jika semua

warganya yang sesuai kriteria mendapat bantuan juga.

Tetapi dari sisi informan sebagai sasaran dari program

tersebut menyatakan, bahwa walaupun belum

sepenuhnya tetapi dapat dikatakan cukup membantu.

Page 91: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

75

Dalam program bantuan kepada lansia ini juga

tidak terlepas dari permasalahan dan kebutuhan

kesehatan maupun fisik lansia, dikarenakan lansia

rentan mengalami kemunduran, dalam hal ini peneliti

mewawancarai informan lansia penerima manfaat

terkait permasalahan dan pemenuhan kebutuhan

kesehatan fisik lansia, sebagai berikut:

“untuk alat kesehatan dari bantuan ini

nggak beli apa apa neng emak mah,

tapi emak bisa nabung sedikit juga

udah seneng banget buat hari-hari sama

kalo kita sakit dah biar ada pegangan

buat berobat walau dikit. Saya kan

sakit gula, jadi saya ada tempat berobat

khusus, biasanya berobat sebulan

sekali, dapet obat si banyak juga

berobat kadang abis 50ribu nah itu

pake duit KLJ yang dikasih

pemerentah itu saya simpen buat

berobat gula saya.” (Suhaimi, 2019)

Lalu disampaikan juga oleh informan Na’alih

bahwa:

“Saya biasanya berobat ke puskesmas

neng kalau sakit, gratis pakai Kartu

Jakarta Sehat, kalau soal makanan saya

biasanya dapet daging ikan beras ayam

telur nebus dari kartu lansia itu kan

murah, kan dapet tiap bulan 600ribu,

500ribu nya saya ambil untuk

kebutuhan sehari-hari dirumah,

100ribu nya saya sisaiin untuk nebus

pangan murah, itu juga saya irit-irit

Page 92: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

76

biar bisa sebulan cukup uangnya.”

(Na’alih, 2019)

Dari pernyataan kedua informan terkait

permasalahan dan kebutuhan kesehatan fisik,

informan Suhaimi dan Na’alih menyatakan bahwa

bantuan dari program tersebut dapat digunakan untuk

berobat di puskesmas.

Permasalahan sosial dan pemenuhan kebutuhan

sosial pastinya dibutuhkan oleh para lansia dimasa

tuanya, hal ini di sampaikan langsung oleh informan

RT yang ada di Kelurahan Bintaro terkait

permasalahan sosial dan kebutuhan sosial dalam

bermasyarakat di lingkungan para lansia, sebagai

berikut:

“Menurut saya dapat memenuhi

kebutuhan sosial, soalnya kadang

nenek-nenek yang dapet kartu lansia

itu masih suka ikut jenguk, ngaji, nah

itu kan suka ada orang sakit juga masih

pada patungan kok. Jadi mereka sangat

memakainya dengan efektif yah.”

(Annisa, 2019)

Lalu pernyataan yang sama disampaikan oleh

informan Suhaimi, bahwa:

“Bisa ngaji make duit itu sih. Lumayan

duit itu bisa nambahin duit

bulanan kalo ada kebutuhan ngaji

kayak kas pengajian, jadi saya gak

Cuma diem aja dirumah, tiap

Page 93: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

77

minggu sih ada pengajian seminggu 2

kali bisa. Kalo misalkan gaada

pengajian ya paling dirumah aja saya.”

(Suhaimi, 2019)

Pendapat lain diberikan oleh informan Na’alih,

bahwa:

“Kalo untuk kegiatan sosial dari KLJ

belum ada, saya gak pernah ikut apa

apa, ya saya cuma nerima uang aja dari

kartu lansia itu.”(Na’alih, 2019)

Kemudian beliau menuturkan juga, bahwa dari

bantuan ini dia jadi bisa ikut serta dalam kegiatan

sosial seperti arisan.

Gambar 4.6

Foto Arisan PKK RT Penerima KLJ

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Page 94: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

78

Gambar 4.7

Foto Persiapan Kegiatan Arisan PKK RT

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

“Sebulan sekali, saya jadi bisa

ngumpul sama tetangga ikut arisan

PKK RT sebulan 25ribu, ya itu

uangnya dari uang Kartu Lansia,

emang gak seberapa sih tapi bisa ikut

serta dikegiatan itu.” (Na’alih, 2019)

Dari hasil wawancara peneliti kepada informan

Annisa dan Suhaimi, menyatakan bahwa kegiatan

sosial rutin dalam program KLJ ini memang tidak ada,

tetapi bisa dipergunakan untuk mengikuti kegiatan

mengaji bersama dengan ibu-ibu lainnya.

Page 95: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

79

Gambar 4.8

Kegiatan Pengajian Mingguan Setiap Hari Selasa

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Mengingat lansia juga tidak terlepas dari

masalah dan kebutuhan psikologisnya, peneliti

melakukan wawancara langsung kepada lansia

mengenai psikologisnya, informan Na’alih merasa

bahagia karena disaat umurnya yang sudah tua tapi

masih harus bekerja untuk membantu

keberlangsungan hidupnya yang masih mempunyai

anak bungsu yang masih sekolah dan dia bersyukur

mendapat bantuan ini, sebagai berikut penuturannya

kepada peneliti.

Page 96: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

80

“Pokoknya sih saya girang banget dah

udah dibantu sama kartu lansia ini, jadi

bisa nutupin kebutuhan saya, sebelum

ada bantuan ini saya masih bingung

untuk mencari kekurangan biaya,

kadang masih suka ngutang sama

tetangga atau bos nanti dipotong gaji..”

(Na’alih, 2019)

Lalu informan Suhaimi juga menyampaikan

dengan perasaan gembira, dituturkannya sebagai

berikut:

“Ya emak seneng bgt kalo ga ada

bantuan ini emak gak bisa

ngapa-ngapain. “ (Suhaimi, 2019)

Kemudian beliau melanjutkan kembali

ucapannya:

“Dari anak doangan. Kalo lagi ngasih

si ngasih. cuma kan anak kebutuhan

banyak.” (Suhaimi, 2019)

Hasil wawancara mengenai permasalahan dan

kebutuhan psikologis dari kedua informan, yakni

informan merasa bahagia atas bantuan yang telah

diberikan.

Page 97: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

81

B. Implementasi Kebijakan Kartu Lansia Jakarta

Pada dasarnya dalam suatu kebijakan tidak bisa

terlepas dari adanya implementasi kebijakan. Salah satunya

kebijakan Kartu Lansia Jakarta, implementasi kebijakan

tentunya sangat dibutuhkan pula agar suatu program yang

dijalankan dapat sesuai dengan kebijakan sosial agar dapat

memenuhi tujuan dan sasaran dari kebijakan yang sudah

dibuat, yaitu salah satunya dengan memenuhi kebutuhan

lansia atau bantuan sosial bagi para lansia yang tidak

mampu.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi

implementasi kebijakan. Berbagai pendekatan dari

implementasi kebijakan sangat berkaitan dengan

implementor, lingkungan, sumber daya, permasalahan,

metode, ataupun tingkat kemajemukan yang dihadapi di

masyarakat. Menurut Mazmanian dan Sabatier (1983)

dalam (Anggara) ada tiga faktor yang dapat memengaruhi

keberhasilan dari implementasi itu sendiri, yaitu

karakteristik masalah, karakteristik kebijakan, dan

lingkungan kebijakan.

Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan

tersebut akan dibahas dalam hasil penelitian yang sudah

dilaksanakan melalui wawancara dan studi dokumentasi

dalam penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu:

1. Karakteristik masalah

Dalam hal ini untuk mengetahui bagaimana

karakteristik masalah dalam program Kartu Lansia

Page 98: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

82

Jakarta, peneliti akan memberikan beberapa

pernyataan informan berdasarkan hasil wawancara

yang sudah dilakukan. Pernyataan pertama diberikan

oleh wakil seksi kesejahteraan rakyat kelurahan

Bintaro terkait implementasi program Kartu Lansia

Jakarta, bahwa:

Gambar 4.9

Foto bersama Pelaksana KLJ Ulul Sugiono

(Sumber : Dokumentasi peneliti, 2019)

“Kartu Lansia Jakarta adalah bantuan

yang dirancang oleh pemerintah daerah

DKI Jakarta untuk lanjut usia yang

tidak mampu, Syarat harus berusia 60

Tahun, jika lansia sudah keluar enam

bulan dari Jakarta tanpa memberikan

laporan kepada pemerintah setempat

otomatis dianggap tidak termasuk

kepada kriteria walaupun tetap

berdomisili di Jakarta.” (Ulul Sugiono,

2019)

Page 99: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

83

Pernyataan lain juga disampaikan oleh informan

lain, sebagai salah satu ketua RT di Kelurahan Bintaro,

bahwa:

“Kartu Lansia Jakarta yang saya tau

diperuntukan untuk lansia yang tidak

mempunyai kerjaan sama sekali atau

bukan diperuntukan untuk yang

mempunyai pensiunan.” (Annisa,

2019)

Gambar 4.10

Foto bersama dengan penerima KLJ Suhaimi

(Sumber: Dokumentasi peneliti, 2019)

Pernyataan berbeda disampaikan oleh informan

lainnya sebagai lansia yang menerima bantuan

program Kartu Lansia Jakarta, bahwa:

“Programnya saya dapet santunan dari

pemerentah si Alhamdulillah dibantu

sama pemerentah.” (Suhaimi, 2019)

Page 100: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

84

Dari informasi yang didapat dari informan dan

dari keterangan tahun lahir penerima KLJ yang ada

pada data kelurahan, menyatakan bahwa Kartu lansia

Jakarta merupakan Program bantuan sosial yang

dirancang oleh pemerintah daerah DKI Jakarta untuk

lanjut usia yang tidak mampu, syaratnya harus berusia

60 tahun, dan menetap di wilayah DKI Jakarta. Tetapi,

informasi terkait apa itu program kartu lansia Jakarta

tidak bisa dijelaskan secara detail oleh informan

Suhaimi, dimana informan Suhaimi hanya mengetahui

bahwa program kartu lansia Jakarta merupakan

program santunan yang diberikan oleh pemerintah

untuk para lansia.

Dalam setiap program yang dilaksanakan pasti

memiliki hambatan dalam setiap pelaksanaanya.

Begitu juga dengan program kartu lansia Jakarta,

dimana program kartu lansia Jakarta juga memiliki

beberapa hambatan. Hal ini disampaikan oleh wakil

seksi kesejahteraan rakyat kelurahan Bintaro, bahwa:

“Dari pemerintah, pertanggal 25 setiap

bulan sudah turun akan tetapi

terkadang tidak turun dananya tepat

waktu bisa saja diawal/akhir bulan, lalu

rekening kosong dari programnya. Dari

warga ada saja yang masih

dikategorikan mampu atau belum

mengerti tetapi masih daftar.” (Ulul

Sugiono, 2019)

Page 101: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

85

Pernyataan serupa terkait hambatan yang

dirasakan oleh Informan Naalih, bahwa:

“Hambatannya, udah 2 bulan nih

saya cek ke Atm tapi belum ada dana

yang turun. Biasanya saya ambil satu

bulan sekali dananya. Kalo belum

turun gini saya jadi bingung.”

(Na’alih, 2019)

Pernyataan berbeda dipaparkan langsung oleh

pernyataan yang diberikan ketua RT, yakni:

“Informasi dari kelurahan atau pemda

setempat, gak pernah ada sosialisasi

terlebih dahulu.” (Tonih Irwan, 2019)

Gambar 4.11

Foto bersama dengan Ketua RT Annisa

(Sumber: Dokumentasi peneliti, 2019)

Page 102: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

86

Hal ini diperkuat langsung oleh ketua RT yang

lain yang ada di kelurahan Bintaro, bahwa:

“Saya tidak tahu menahu, saya hanya

menentukan dan mendata siapa saja

yang berhak menerima Kartu Lansia

Jakarta. Kadang info banyak ke RT 7

pak RW nya suka ga nyampein. Karena

juga ibu-ibu pkk nya kan banyak yang

ada di RT 7 jadi RT 7 yang banyak

nerima info, terus ya gitu bosan sih

karena mendata terus tapi kenyataan

tidak banyak yang mendapatkan KLJ

di RT saya.” (Annisa, 2019)

Pernyataan lain juga di sampaikan oleh informan

Suhaimi penerima manfaat kartu lansia Jakarta,

bahwa:

“Kan dari tetangga saya dapet info

terus emak minta anterin cucu

emak kekelurahan, malah pak RT mah

gak pernah ngasih tau.” (Suhaimi,

2019)

Terkait hambatan yang terjadi selama

pelaksanaan program Kartu Lansia Jakarta, ada

beberapa pendapat terkait hambatan yang terjadi

dalam pelaksanaan program kartu lansia Jakarta,

hambatan yang dimaksud, dimana informan Ulul

Sugiono dan informan Na’alih berpendapat bahwa

dari sisi pelaksanaan program hambatan yang

dirasakan adalah ketidak konsistenan yang terjadi

pada pendistribusian dana setiap bulannya, yang turun

Page 103: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

87

langsung dari pemerintah provinsi DKI Jakarta. Lalu

disampaikan langsung oleh informan Tonih Irwan dan

informan Annisa, terkait hambatan bahwa, tidak

pernah ada sosialisasi terkait kejelasan informasi

persyaratan penerima Kartu Lansia Jakarta. Begitupun

dengan pendapat informan Suhaimi bahwa sebagai

penerima Kartu Lansia Jakarta juga tidak mengetahui

banyak informasi terkait pelaksanaan Kartu Lansia

Jakarta.

Adanya pro dan kontra pada masyarakat dalam

sebuah program tentu saja menjadi acuan kembali

bagi setiap pelaksanaan program, terlebih yang

disampaikan langsung oleh wakil kesejahteraan

sosial di Kelurahan Bintaro terkait,

tanggapan pro dan kontra dari masyarakat

terhadap program Kartu Lansia Jakarta, bahwa:

“Pro kontra, pronya bersyukur bisa

kebantu dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari karena berupa uang cash.

Kontranya, lebih kepada lansia yang

sudah mampu, dan sudah mendaftar

tetapi belum dapat menerima seperti

lansia yang tidak mampu karena

kelurahan sudah memfilter dahulu

siapa saja yang berhak menerima.”

(Ulul Sugiono, 2019)

Pernyataan terkait tanggapan dari masyarakat

tentang adanya program Kartu Lansia Jakarta

Page 104: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

88

disampaikan langsung oleh salah satu ketua RT di

Kelurahan Bintaro, bahwa:

“Alhamdulillah sangat membantu

sebetulnya, tapi mbak

masyarakat belum tau

sepenuhnya terkait pelaksanaan

program KLJ ini, karena sosialisasi

tuh tidak pernah langsung ke

masyarakat, paling RT harus

aktif ke kelurahan cumakan gak selalu

nanya terus mbak, jadi informasi

masih ditutup- tutupin sih.

Sosialisasi formal belum ada sih

sampai saat ini.” (Tonih

Irwan, 2019)

Dari kedua pernyataan narasumber tersebut pro

kontra ada dari masyarakat, yakni terhadap sosialisasi

pelaksanaan program Kartu Lansia Jakarta, sosialisasi

tersebut masih dirasa sangat kurang karena masih ada

saja yang salah paham terkait pelaksanaan program

tersebut, saat pendaftaran masih saja ada lansia yang

dalam kategori mampu mendaftar sehingga lansia

tersebut sampai saat ini masih menunggu dan belum

mengetahui mengapa dirinya belum menjadi penerima

manfaat dari bantuan program KLJ.

Selalu saja dalam sebuah program terdapat

jumlah sasaran yang harus diperhatikan pihak

pelaksana program, seperti yang disampaikan

langsung oleh wakil staff kesejahteraan sosial

Kelurahan Bintaro, bahwa:

Page 105: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

89

“Total keseluruhan lansia di kelurahan

Bintaro tuh sekitar ada 250 orang.

Tetapi untuk kriteria penerima

tepatnya belum pasti ada berapa,

Sampai saat ini tahun 2019 hanya 35

saja dari tahun 2018 tetapi ini sudah

mulai pendaftaran lagi kok.” (Ulul

Sugiono, 2019)

Gambar 4.12

Foto bersama dengan Ketua RT Tonih Irwan

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Lalu pernyataan terkait total sasaran lansia yang

ada disalah satu RT yang ada di Kelurahan Bintaro,

bahwa:

“Kalau di lingkungan saya masih nol.

Karena kita baru memulai

pengajuan tuh dari agustus. Tapi

sampai desember ini ya belum ada

Page 106: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

90

yang dapat sih. Ada sekitar 20 yang

sesuai kriteria sudah mengajukan,

bahkan ada yang disabilitas, tapi

sampai sekarang belum ada satupun

yang menerima KLJ.” (Tonih Irwan,

2019)

Dari pernyataan kedua informan, Ulul Sugiono

dan Tonih Irwan, bahwa jumlah lansia di Kelurahan

Bintaro yang menerima KLJ (Kartu Lansia Jakarta)

memang masih sedikit dikarenakan kurangnya

pemutakhiran data yang dilaksanakan oleh staff

pelaksana Kelurahan Bintaro, dan akan melakukan

pendaftaran kembali, sehingga sampai sekarang belum

ada lansia di Kelurahan Bintaro yang menjadi

penerima baru dari manfaat Kartu Lansia Jakarta ini.

2. Karakteristik kebijakan

Pada hakekatnya setiap kebijakan dari program

selalu mempunyai fungsi serta manfaat yang

dihasilkan dari penyelenggaraan program tersebut.

Oleh sebab itu untuk mengetahui seberapa besar

fungsi dan manfaat penyelenggaraan program Kartu

Lansia Jakarta, maka peneliti mendapat pernyataan

terkait fungsi dan manfaat yang disampaikan langsung

oleh Ulul Sugiono, bahwa:

“Fungsi program nya jelas ntuk

membantu lansia dalam kehidupan

sehari-hari, tetapi terkadang fungsinya

belum tepat karena malah

disalahgunakan oleh anak atau cucu

atau kerabat lansia tersebut karena

Page 107: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

91

bantuannya dipakai tanpa lansia

tersebut mengetahui. Selebihnya

fungsinya tepat karena dapat

membantu lansia tersebut”. (Ulul

Sugiono, 2019)

Pernyataan yang sama terkait manfaat

pelaksanaan program Kartu Lansia Jakarta juga

disampaikan langsung oleh informan Na’alih, bahwa:

Gambar 4.13

Foto dengan Informan Penerima KLJ Na’alih

(Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2019)

“Bisa membantu saya untuk membeli

kebutuhan sehari-hari walaupun udah

bisa dapetin pangan murah dari

kartu ini, pasti ada aja kebutuhan

lainnya, namanya orang hidup neng.”

(Na’alih, 2019)

Dari pernyataan informan Ulul Sugiono dan

informan Na’alih menyatakan bahwa bantuan dari

program Kartu Lansia Jakarta digunakan untuk

Page 108: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

92

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, walaupun ada

saja ketidaktepatan fungsi dan manfaat seperti yang

dijelaskan oleh informan Ulul bahwa ada saja

penyalahgunaan fungsi dari program tersebut, tetapi

secara pemanfaatan dan fungsi dari program Kartu

Lansia Jakarta yang telah dilaksanakan sepenuhnya,

menurut informan Ulul Sugiono dapat dikatakan tepat

dan efektif dalam membantu memenuhi kebutuhan

sosial masyarakat lansia yang kurang mampu.

Dalam setiap pelaksanaan program tentunya

selalu ada sosialisasi yang diadakan sebagai langkah

awal dari sebuah program. Perihal sosialisasi tersebut

disampaikan langsung oleh wakil kesejahteraan sosial

sebagai pelaksana program KLJ di Kelurahan Bintaro,

bahwa:

“Melalui surat menyurat atau langsung

kepada RT dan RW, Kader Dasa

Wisma, Kader Jumantik Kader PKK,

agar diteruskan informasi nya kepada

para warga yang lansia yang berhak

menerima bantuan KLJ, dengan syarat

kepada lansia yang tidak mampu atau

sakit menahun. Persyaratannya melalui

fotocopy KK dan KTP saja.” (Ulul

Sugiono, 2019)

Lalu masih ada masyarakat yang belum mengerti

atau memahami terkait sosialisasi tersebut, karena

masyarakat tidak mendapatkan informasi langsung

dari sumbernya, dan masyarakat merasa sudah

Page 109: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

93

melakukan persyaratan program tetapi berbeda

dengan yang disampaikan saat sosialisasi karena

proses penyampaiannya tidak efisien, seperti yang

disampaikan langsung oleh salah satu ketua RT di

Kelurahan Bintaro, bahwa:

“Tidak pernah ada sosialisasi

langsung dari kelurahan, hanya

melalui RW lewat ponsel karena kan

RW hanya meneruskan saja, ya setahu

saya si saya sudah memberikan

persyaratan 60 tahun keatas dan

keluarga tidak mampu yang saya

daftarkan. Yang ada hanya sosialisasi

tentang KJP langsung dari kelurahan

malah tentang KJP karena banyak

juga yang menerima KJP. Tapi

kalo kartu lansia Jakarta belum

ada sih sosialisasi langsung

nya. paling dari pesan whatsapp

aja. Tapi masih ada warga yang

kurang paham jadinya. Masih ada

yang punya pensiunan tetapi

mendaftar.” (Annisa, 2019)

Pernyataan lain disampaikan juga oleh salah satu

penerima manfaat Kartu Lansia Jakarta, bahwa:

“Tidak ada sosialisasi sih sebelumnya,

Cuma itu dateng sekali kalinya untuk

mengecek rumah saya.” (Na’alih,

2019)

Pernyataan sama dilontarkan langsung, oleh

informan Suhaimi, bahwa:

“Gak ada sih emak gatau apa-apa.”

(Suhaimi,2019)

Page 110: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

94

Sosialisasi masih belum efektif dan efisien,

karena menurut wawancara kepada para informan,

yang sering dilakukan hanyalah sosialisasi melalui

pesan whatsapp atau tidak langsung, bahkan informan

Na’alih dan Suhaimi berpendapat bahwa belum

pernah ada pelaksanaan sosialisasi secara langsung

tentang Kartu Lansia Jakarta, informan Na’alih hanya

tiba-tiba mendapat bantuan tersebut dan informan

Suhaimi mendapat info dari tetangganya terkait

program ini.

3. Lingkungan Kebijakan

Kesejahteraan bagi masyarakat dimulai dari

lembaga setempat yang peduli akan kondisi

masyarakatnya. Lembaga sangat mempunyai peran

penting dalam memberikan pelayan terhadap

masyarakat yang kurang mampu, salah satunya lansia.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh informan

pelaksana program, yakni wakil seksi kesejahteraan

rakyat Kelurahan Bintaro dan penerima Kartu Lansia

Jakarta Kelurahan Bintaro, bahwa:

“Sebelum verifikasi ada waktu tiga

sampai lima bulan digunakan untuk

pendaftaran dan musyawarah

kepada RT dan RW bahwa siapa

saja yang berhak menerima, lalu

deadline satu bulan untuk proses

verifikasi. Lalu untuk

pemutakhiran data sekarang saat

ini melalui SIKS- NG, yaitu

sistem informasi

Page 111: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

95

kesejahteraan

sosial-next generation

fungsinya untuk

memverifikasi dan memvalidasi

berdasarkan nama dan alamat,

yang ada di SIKS-NG

menjadi patokan kepada

pelaksanaan program penanganan

fakir miskin seperti KLJ, tetapi

apabila tidak diverifikasi dan

di validasi kementrian

sosial akan

mengesahkan data yang lama. Jika

masyarakat ingin mengetahui

nama-nama penerimanya datang

langsung ke kelurahan.” (Ulul

Sugiono, 2019)

Informan pelaksana juga mempertegas

pernyataannya, bahwa:

“Alhamdulillah RT di sini lebih

mendukung dan dan malah ada

beberapa tokoh masyarakat yang

menjemput bola karena peduli

kepada warganya. baik respon mereka.”

(Ulul Sugiono, 2019)

Pernyataan terkait dengan pelaksanaan program

tersbut ditambahkan langsung oleh pihak RT sebagai

lembaga masyarakat, bahwa:

“Saya sebagai RT sih sangat

mendukung, Cuma ya itu kadang

kita capek banget sih mendata doang

tapi belum tentu dapat warganya,

padahal udah di data yang bener-bener

Page 112: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

96

orang susah lah dikatakan.” (Annisa,

2019)

Pernyataan yang tidak sama dengan pelaksana,

disampaikan langsung oleh penerima manfaat KLJ,

sebagai berikut:

“RT gatau apa-apa saya nerima

bantuan dari pemerentah.” (Suhaimi,

2019)

Lalu pernyataan yang sama dilontarkan langsung

oleh penerima manfaat yang lain, bahwa:

“saya gak pernah nanya nanya tentang

program itu mbak dan gak pernah

ditanya sama dikasih tau juga sama pak

RT, tapi waktu saya di foto sama orang

yang cek rumah saya, ada RT mba

sama RW kebetulan lagi acara kerja

bakti waktu itu.” (Na’alih, 2019)

Gambar 4.14

Foto dengan Penerima KLJ Ma’rup

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Page 113: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

97

Informan Ma’rup juga memberikan

pengalamannya, bahwa:

“Lagi kapan ya RT nanya ke saya,

emang bener bang marup dapet

bantuan, terus saya jawab iyak setiap

bulan saya jujur dikasih 600ribu kalo

lagi turun dana nya..” (Ma’rup, 2019)

Dari informasi yang didapat dari ketiga informan

penerima manfaat, berbeda dengan informasi yang

disampaikan oleh lembaga pelaksana program, yakni

wakil seksi kesejahteraan rakyat Kelurahan Bintaro

dan salah satu Ketua RT yang ada di Kelurahan

Bintaro, bahwa dari pernyataan tersebut terlihat bahwa

lembaga pelaksana Kelurahan Bintaro menyatakan

kepada peneliti, yakni meyakini penuh bahwa

lembaga masyarakat seperti RT dan RW mendukung

sepenuhnya terkait program tersebut bahkan sampai

ada yang menjemput bola terkait program tersebut,

sedangkan RT berpendapat bahwa dukungan yang

dilaksanakan selama program ini tidak mendapat

respon baik dari staff pelaksana dikarenakan masih

banyak warganya yang lansia dan tidak mampu belum

mendapatkan bantuan dari program tersebut, dan pada

pernyataan penerima KLJ di sini berpendapat bahwa

lembaga masyarakat setempat tidak mengetahui jelas

terkait pelaksanaan dan tidak mengetahui bahwa ada

warganya yang mendapat bantuan program tersebut.

Walaupun saat sedang pelaksanaan program sudah

Page 114: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

98

berjalan, informan Na’alih menyatakan bahwa

lembaga masyarakat tersebut baru mengetahui adanya

program tersebut dan informan Marup berpendapat

bahwa ketua RTnya menanyakan langsung kepada

informan terkait pelaksanaan program yang sudah

berjalan.

:

Page 115: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

99

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang hasil

temuan yang terdapat dalam bab IV dikaitkan dengan

kerangka berfikir yang sudah peneliti rancang dalam bab II.

Pada kerangka berfikir bab II telah dijelaskan bahwa ada

dua indikator tujuan dari program KLJ, yakni menangani

permasalahan lansia dan memenuhi kebutuhan lansia.

Dalam pembahasan pada bab ini, peneliti menggunakan

teknik analisis data dan mengkaji hasil temuan melalui

metode wawancara, observasi dan dokumentasi yang

dilakukan saat proses penggalian data.

Untuk dapat mengetahui pelaksanaan program Kartu

Lansia Jakarta, peneliti menggunakan Teori Faktor Yang

Memengaruhi Implementasi dikemukakan oleh

Mazmanian dan Sabatier (1983) dan Teori Konsep Usia

Lanjut dalam (Suadirman, 2011). Dimana menurut teori

tersebut terdapat 3 faktor yang dapat memengaruhi

implementasi, yang pertama karakteristik masalah,

karakteristik yang menyangkut kepentingan bersama yang

melibatkan lembaga terkait. Yang kedua, karakteristik

kebijakan, dimana setiap wewenang aturan yang dibuat

harus dipatuhi, terutama dalam mengatasi masalah sosial

dan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya, lingkungan

kebijakan tindakan setempat yang dilakukan untuk

menentukan kualitas hidup maupun perekonomian

Page 116: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

100

masyarakatnya. Dimana Teori konsep usia lanjut juga

dapat membantu menjawab terkait pemecahan masalah dan

masalah kebutuhan dari program yang sudah berjalan.

Dilihat dari penjelasan bab sebelumnya bahwa pelaksanaan

kebijakan Kartu Lansia Jakarta diharapkan dapat

membawa perubahan dalam memberikan bantuan terbaik

dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi para lansia yang

tidak mampu di DKI Jakarta khususnya daerah Bintaro,

Jakarta Selatan.

Program Kartu Lansia Jakarta ini yang diresmikan

Desember 2017 lalu di Monumen Nasional oleh Gubernur

Anies Baswedan itu, secara keseluruhan mempunyai tujuan

dapat mensejahterakan Lansia (lanjut usia) khususnya

warga DKI Jakarta yang sudah tidak produktif dan

dikategorikan tidak mampu atau berpenghasilan rendah

(miskin) dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Dalam menjalankan kebijakan ini tentunya dibutuhkan

kerja sama antara staff pelaksana dari Kantor Kelurahan

Bintaro dengan tokoh masyarakat setempat, tujuannya

adalah untuk keberhasilan program guna menciptakan

kesejahteraan rakyatnya dalam menaikan angka harapan

hidup lansia dan dapat memenuhi kebutuhan dasar lansia

yang tidak mampu atau sudah tidak produktif lagi dalam

pertumbuhan ekonominya.

Page 117: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

101

Berdasarkan dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi yang peneliti telah dapatkan, peneliti

menemukan bahwa:

A. Kebijakan Kartu Lansia Jakarta

Berdasarkan hasil temuan peneliti, kebijakan ini

dibuat karena untuk menjawab beberapa

pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhan

dari lansia yang tidak mampu. Hal ini dapat terlihat

dari teori yang dikemukakan dalam Suadirman

pada bab II hal.42 dan menurut Hurlock dalam

Yulianti hal.46, yakni permasalahan ekonomi dan

kebutuhan dari lansia:

1. Permasalahan Lansia

Dalam permasalahan lansia tentunya ada

beberapa aspek, yakni dari segi ekonomi, sosial,

kesehatan, dan psikologi lansia. Dari berbagai

aspek tersebut permasalahan lansia yang

dimaksud ini ialah lebih kepada lansia yang

sudah tidak cukup karena tidak mempunyai

pensiunan serta diusianya yang renta, lansia

tersebut tidak bisa melakukan hal produktif lagi.

Berdasarkan hasil temuan lapangan disini dapat

dilihat bahwa Kartu Lansia Jakarta di

Kelurahan Bintaro dalam membantu

memahami permasalahan para lansia, yaitu lebih

mengutamakan kepada penerima yang berhak

mendapatkan bantuan tersebut, yakni bantuan

Page 118: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

102

tersebut sangat berfungsi bagi masyarakat

karena diantara bantuan yang didapat, dapat

digunakan semaksimal mungkin, misalnya untuk

memeriksakan kesehatan, menabung untuk

keperluan tertentu, Akan tetapi menurut

penerima tersebut bantuan tersebut tidak

sepenuhnya dapat membantu biaya kehidupan

para lansia, tetapi hanya dapat memenuhi

sebagian yang bisa digunakan, lalu untuk sisa

kehidupan lainnya mereka akan tetap

mengandalkan dari pihak lain atau bahkan masih

ada yang mengandalkan diri sendiri, misalnya

dengan menjadi asisten rumah tangga sekuat

tenaga. Karena penghasilan usia lanjut pada

umumnya ialah berasal dari bantuan anak atau

anggota keluarga lainnya, lalu pensiun, serta

tabungan dimasa muda. Dalam (Suardiman)

secara ekonomis, penduduk usia lanjut dapat

diklasifikasikan kepada tingkat ketergantungan

atau kemandirian mereka, bagi usia lanjut yang

memiliki penghasilan yang mencukupi tidak

menjadi masalah. Sedangkan bagi usia lanjut

yang tidak mencukupi akan menjadi sebuah

masalah dalam menghadapi masa tua.

Adapun disini terlihat implementasi

pelaksanaan memahami permasalahan lansia

sangat membantu atau ada manfaatnya walaupun

Page 119: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

103

tidak sepenuhnya, tetapi bantuan dalam

memahami permasalahan tersebut memberi

kesan yang mendalam serta rasa syukur yang

berlebih bagi para penerima manfaatnya.

2. Kebutuhan Lansia

Dari segi pemenuhan kebutuhan para lansia

ada beberapa aspek menurut Hurlock dalam

(Yulianti) seperti ekonomi, sosial, fisik

kesehatan, serta psikologis dari lansia itu

sendiri. Saat kondisi lansia ini biasanya

dalam memenuhi kebutuhan para lansia, lansia

tersebut perlu banyak mendapat perhatian

dari sekitarnya, karena selain memerlukan

banyak bantuan dan perhatian. Lansia juga perlu

memenuhi kepentingan fisiknya, seperti fasilitas

yang nyaman dan aman. Ini semua

membutuhkan dukungan dari keluarga,

masyarakat sekitar serta pemerintah.

Berdasarkan hasil temuan lapangan, disini

lansia mendapat jatah untuk memenuhi

kebutuhan pangan dalam setiap bulannya, lansia

yang terdaftar dalam program Kartu Lansia

Jakarta mendapatkan bantuan dari pemerintah,

yakni dengan memperoleh pangan murah seperti,

beras 5 kilogram, daging ayam 1 kilogram, telur

ayam 15 butir, daging sapi 1 kilogram, ikan

kembung 1 kilogram, daging kerbau 1 kilogram,

Page 120: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

104

dan susu 1 karton, bantuan tersebut dinaungi

oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia,

lansia dapat membeli pangan murah dengan

harga yang ringan sebesar 150 ribu rupiah jika

ingin menebus semuanya, tetapi masih ada lansia

yang tidak bisa menebus dikarenakan lebih

mementingkan urusan yang lain, seperti

tabungan ketika ia sakit dan biaya anak yang

masih sekolah lalu melakukan kegiatan bersosial

seperti menyumbang untuk pengajian dan orang

sakit. Biasanya biaya yang digunakan untuk

membeli pangan murah atau memenuhi sebagian

dari kebutuhannya ialah berasal dari dana yang

diberikan oleh program KLJ. Dapat diketahui

Program ini tidak sepenuhnya memenuhi

kebutuhan lansia, sesuai dengan teori kebutuhan

lansia menurut Hurlock dalam (Yulianti) hal.38

yakni salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan

fisik, dimana lansia sampai saat ini belum dapat

memenuhi kebutuhan fisik, karena jika

digunakan untuk membeli atau mendapatkan

barang serta fasilitas penunjang fisik, biaya yang

didapatkan tidaklah cukup untuk memenuhi itu,

saat ini masih ada lansia yang kamarnya sangat

tidak layak karena tidak ada ventilasi udara dan

letaknya berada di belakang dari rumah anaknya.

Page 121: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

105

Pada perihal ini lansia yang mendapatkan

bantuan program tidak bisa memenuhi semua

kebutuhan hidupnya, hanya saja bagi mereka

cukup terbantu meringankan jika penerima

manfaat bisa mengatur dana yang diterimanya.

B. Implementas Kebijakan Kartu Lansia Jakarta

Implementasi Kebijakan Kartu Lansia Jakarta

yang dilakukan oleh lembaga pemerintah Kelurahan

Bintaro merupakan bentuk dari proses suatu output,

atau tolak ukur sejauh mana dukungan terhadap suatu

program harus berjalan dengan baik, yakni dengan

lembaga pemerintah Kelurahan Bintaro dapat

membantu memecahkan masalah dan kebutuhan

sosial warganya yang lansia kategori tidak mampu

guna memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan

dan sasaran dalam pelaksanaan program, yang artinya

lembaga pemerintah Kelurahan Bintaro dapat

mengusahakannya karena ada sesuatu keadaan yang

tidak diharapkan atau kemiskinan yang terjadi pada

warga lansianya.

Tentunya ada faktor-faktor yang dapat

memengaruhi suatu implementasi kebijakan yang

dilaksanakan dalam Program Kartu Lansia Jakarta ini.

Faktor utamanya, ialah implementor, lingkungan,

sasaran dan permasalahan. Peneliti menggunakan teori

faktor yang memengaruhi implementasi dikemukakan

oleh Mazmanian dan Sabatier sebagai teori utama dan

Page 122: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

106

teori pendukung yang dianggap relevan dengan

penelitian pada implementasi kebijakan KLJ.

Dalam hal ini kedua belah pihak, yakni staff

pelaksana dari lembaga pemerintah Kelurahan Bintaro

dengan penerima manfaat yakni, para lansia yang

mendapatkan bantuan dari program KLJ menceritakan

selama pelaksanaan program berjalan secara terang-

terangan dan lebih terbuka.

Dari beberapa implementasi kebijakan program

yang telah dilaksanakan oleh implementor terhadap

penerima manfaat kartu lansia Jakarta, peneliti dapat

menganalisis bahwa:

1. Karakteristik Masalah

Berdasarkan hasil temuan dilapangan,

karakteristik masalah dari program KLJ ini, yakni

masalah sosial yang sulit dipecahkan, seperti

kemiskinan yang dialami lansia di Provinsi DKI

Jakarta Kelurahan Bintaro, maka dari itu

permasalahan kemiskinan ini dapat memengaruhi

mudah tidaknya implementasi suatu program.

Dilihat pada bab II hal.27 bahwa

pelaksanaan dari kebijakan lebih mudah

diimplementasikan jika kelompok sasarannya

homogen. Sebaliknya jika sasarannya heterogen

akan sulit diimplementasikan. Maka, menurut

peneliti informasi yang diberikan kepada

masyarakat harus ditujukan secara jelas dan rinci

Page 123: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

107

terkait program yang akan dilaksanakan dan

harus diadakan sosialisasi.

Proses sosialisasi sangat berpengaruh dalam

keberlanjutan sebuah kebijakan, mengingat

masyarakat yang sangat bersifat heterogen dalam

karakter, pendidikan, maupun pemahaman

masyarakat, sebuah proses penyampaian pesan

saat bersosialisasi harus sangat berhati-hati,

sosialisasi secara langsung akan lebih baik agar

terhindar dari salah paham. Dalam bersosialisasi

staff pelaksana seharusnya memerhatikan

beberapa langkah dalam sosialisasi, staff

pelaksana dapat mengenalkan diri dan

memberitahu jabatan serta tugasnya, lalu

menyampaikan maksud dan tujuan datang ke

wilayah calon penerima program, kemudian

dapat bersosialisasi langsung terkait program,

konsep, tujuan, jangka waktu pelaksanaan atau

pendaftaran, serta sasaran dan target dari program

tersebut.

Dari penerima manfaat juga masih ada yang

tidak mengetahui jelas terkait hambatan yang

terjadi, misalnya antara pelaksana dan penerima

tidak pernah ada sosialisasi langsung terkait

ketidakkonsitenan dari pendistribusian KLJ,

sehingga membuat penerima manfaat masih

Page 124: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

108

bertanya-tanya terkait hambatan dari

pendistribusiannya.

Dan dapat dilihat dari gambar 4.1 dan 4.2

menunjukkan syarat penerima yang berumur

diatas 60 tahun, akan tetapi hingga kini

pembicaraan kebijakan KLJ dari mulut ke mulut

warga masih berlangsung sehingga masih saja

ada masyarakat Kelurahan Bintaro yang tidak

sesuai dengan persyaratan tetapi mereka

mendaftarkan dirinya untuk menjadi penerima

manfaat KLJ, dan membuat masyarakat tersebut

bertanya-tanya terkait kejelasan yang diberikan

oleh pihak pelaksana hingga kini.

2. Karakteristik Kebijakan

Berdasarkan hasil temuan di lapangan,

Karakteristik Kebijakan yang terjadi pada

program KLJ ini, yakni seperti yang terlihat pada

bab II bahwa dukungan dari institusi pelaksana

sangat penting karena kegagalan program terjadi

karena disebabkan oleh kurangnya koordinasi

vertikal dan horizontal antar instansi maupun di

dalam instansi yang sama dalam

mengimplementasikan kebijakan tersebut.

Terlihat disini KLJ bukanlah program yang

diutamakan oleh kelurahan, akan tetapi yang

diutamakan lebih kepada program KJP (Kartu

Jakarta Pintar) karena dari penjelasan informan di

Page 125: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

109

bab IV hal.93 bahwa tidak ada sosialisasi

langsung terkait KLJ.

Saling koordinasi antara kedua belah pihak

pelaksana sangatlah dibutuhkan dalam

karakteristik kebijakan ini, mengingat

pelaksanaan program tersebut harus dengan

proses kerja sama yang responsif agar tujuan

dalam mewujudkan dalam membantu

memecahkan permasalahan tercapai dengan

pelaksanaan program tersebut.

Lalu dari faktor koordinasi antara pelakasana

utama, yakni Kelurahan Bintaro dengan

pelaksana pendukung seperti RT masih sangat

kurang, sehingga RT tidak mengetahui jelas

terkait pelaksanaan yang berlangsung dalam

pemilihan penerima manfaat tersebut atau dapat

dikatakan kedua belah pihak tersebut tidak

kompak dengan pelaksana Kantor Kelurahan

Bintaro karena RT sebagai pelaksana pendukung

sudah melaksanakan tugasnya tetapi masih tidak

mengetahui bagaimana keputusan sebenarnya

bagi warga lansianya.

3. Lingkungan Kebijakan

Berdasarkan hasil temuan di lapangan

lingkungan kebijakan disini dimaksudkan kepada

dukungan publik yang dapat dilihat di bab II

hal.28, yakni tingkat komitmen dari implementor,

Page 126: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

110

pada akhirnya komitmen dari pelaksana untuk

merealisasikan tujuan yang tertuang dalam

kebijakan adalah hal yang penting, dimana dari

komitmen tersebut dapat terlihat kepedulian dari

dukungan publik terhadap pelaksanaan program.

Disini dapat dilihat antara kedua belah

pihak, yakni pihak pelaksana dan pihak penerima

manfaat terjadi ketidakonsistenan pendapat

dikarenakan, staff pelaksana kantor Kelurahan

membela diri bahwa pelaksana pendukung seperti

RT pasti mengetahui bahkan mendaftarkan setiap

warganya yang menerima bantuan program

tersebut, berbeda dengan pendapat yang

diuraikan langsung oleh pihak penerima, bahwa

setiap dari mereka yang sudah mendapatkan

bantuan tersebut dari awal rata-rata RT tersebut

tidak mendata bahkan tidak mengetahui

dikarenakan langsung adanya tim survey yang

datang kerumah tanpa sepengetahuan RT, dan

biasanya pelaksana pendukung seperti RT baru

mengetahui setelah warganya menerima bantuan

tersebut.

Disini dapat diketahui bahwa kelompok

pemilih tidak dapat melakukan intervensi

terhadap keputusan yang telah dibuat oleh badan

pelaksana melalui berbagai komentar yang dapat

mengubah keputusan.

Page 127: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

111

Tabel 5.1

Aplikasi Konseptual Model Edward III Perspektif

Implementasi Kebijakan

Aspek Ruang Lingkup Sumber Data

Komunikasi a. Implementor dan Sasaran dari

Kebijakan:

1. Staff Pelaksana KLJ

Kelurahan Bintaro (Ulul

Sugiono).

2. Ketua RT (Annisa dan Tonih

Irwan).

3. Penerima Manfaat KLJ

(Suhaimi, Na’alih, dan

Ma’rup).

b. Sosialisasi program/kebijakan

yang dijalankan:

1. Metode yang digunakan: a) Pendataan oleh RT

(Sensus Penduduk).

b) Musyawarah RT.

c) Verifikasi Kelurahan.

2. Intensitas komunikasi a) Menunggu Intruksi

Kemensos.

b) Media Pesan WhatsApp.

Wawancara,

Dokumentasi.

Sumber

Daya a. Kemampuan Implementor

1. Tingkat Pendidikan:

a) Kualitas dan Kuantitas

Staf Pelaksana Pada

Umumnya.

b) Kualitas dan Kuantitas RT

pada Umumnya.

2. Tingkat pemahaman terhadap

tujuan dan sasaran serta

aplikasi detail program

a) Staf Pelaksana Kelurahan

Bintaro memahami

pelaksanaan Kebijakan

Wawancara,

Dokumentasi.

Page 128: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

112

KLJ ini karena

pelaksanaan KLJ

Kelurahan Bintaro dapat

dikatakan baik sesuai

kriteria penerima manfaat

walaupun masih kurang

dalam mensosialisasikan

kebijakan tersebut.

b) RT memahami

pelaksanaan KLJ, karena

secara garis besar dalam

pelaksanaan ini ada

beberapa RT yang ikut

andil dalam mendata dan

mengajukan warganya

yang lansia dan menurut

beliau membutuhkan

bantuan dari KLJ.

c) Penerima manfaat

memahami bahwa

pelaksanaan setiap

bulannya dari program

KLJ adalah mendapatkan

dana, dana tersebut

digunakan untuk

memenuhi kebutuhan

dasar lansia, juga bisa

membeli pangan murah.

bantuan dana tunai KLJ

setiap bulannya dicairkan

di Bank DKI. Karena

keterbatasan lansia dalam

hal teknologi, lansia

biasanya meminta bantuan

dalam pengambilan

bantuan dana tersebut di

Bank DKI kepada anak

atau kerabat yang

dipercayainya.

Page 129: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

113

3. Kemampuan menyampaikan

program dan mengarahkan

Terjadi ketidakselarasan

pendapat, Staff pelaksana

kantor Kelurahan membela

diri bahwa pelaksana

pendukung seperti RT pasti

mengetahui bahkan

mendaftarkan setiap

warganya yang menerima

bantuan program tersebut,

berbeda dengan pendapat

yang diuraikan langsung oleh

pihak penerima, bahwa setiap

dari mereka yang sudah

mendapatkan bantuan

tersebut dari awal rata-rata

RT tersebut tidak mendata

bahkan tidak mengetahui

dikarenakan langsung adanya

tim survey yang datang

kerumah tanpa sepengetahuan

RT, dan biasanya pelaksana

pendukung seperti RT baru

mengetahui setelah warganya

menerima bantuan tersebut.

b. Ketersediaan Dana 1. Dana yang di alokasikan:

Pemda DKI

mengalokasikan dana dari

APBD bagi setiap penerima

manfaat KLJ setiap

bulannya sebesar 600 ribu

rupiah per-orang.

2. Prediksi kekuatan dana

untuk implementasi

kebijakan.

Berdasarkan pernyataan

penerima manfaat, dana

yang diberikan pemerintah

Page 130: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

114

sudah membantu dalam

pemenuhan kebutuhan

dasar, walaupun belum

mencakup kebutuhan hidup

sepenuhnya dikarenakan

permasalahan dan

kebutuhan hidup lansia

berbeda-beda.

a) Dana biasanya digunakan

untuk membantu

memenuhi kebutuhan

dasar lansia seperti

membeli makanan, obat-

obatan dan keperluan

lainnya.

b) Dana biasanya digunakan

untuk berkegiatan sosial,

seperti pengajian, arisan,

kondangan.

c) Dana biasanya untuk

pembiayaan berobat

maupun kebutuhan anak

atau cucu.

Disposisi • Karakter pelaksana a. Tingkat komitmen dan

kejujuran:

Terdapat ketidaksinkronan

pendapat antar implementor

tersebut dalam pelaksanaan

KLJ, pelaksana Kantor

Kelurahan Bintaro berpendapat

bahwa RT mengambil

keputusan dari setiap

pendataan warganya, tetapi RT

berpendapat sebagai pelaksana

pendukung sudah

melaksanakan tugasnya tetapi

masih tidak mengetahui

bagaimana keputusan

Wawancara.

Page 131: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

115

sebenarnya bagi warga

lansianya.

b.Tingkat demokratis:

Terkait sosialisasi

Kebijakan KLJ ini, Penerima

manfaat masih tidak

mengetahui jelas terkait

hambatan yang terjadi,

misalnya antara pelaksana dan

penerima tidak pernah ada

sosialisasi langsung terkait

ketidakkonsitenan hal-hal yang

terkait pada pelaksanaan KLJ,

sehingga membuat penerima

manfaat masih bertanya-tanya

terkait hambatan dari

pelaksanaannya.

Struktur

Birokrasi a. Ketersedian SOP yang mudah

dipahami

Kebijakan KLJ ini

berdasarkan acuan terhadap

bantuan PKD Lansia

berdasarkan Peraturan Gubernur

No. 193 Tahun 2017, yakni

Pemberian Bantuan Sosial Untuk

Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Lanjut Usia dalam rangka

mencegah dan menangani risiko

dari guncangan dan kerentanan

sosial bagi lanjut usia.

b. Struktur Organisasi

di dalam perihal KLJ di

Kelurahan Bintaro Jakarta

Selatan RT sebagai pelaksana

pendukung, juga mempunyai

kesibukannya masing-masing.

Biasanya RT menunggu arahan

dari staff pelaksana Kelurahan

terkait kebijakan KLJ.

Wawancara,

Dokumentasi.

Page 132: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

116

Terkadang RT juga berpendapat

bahwa ia suka menjemput bola

jika ada warganya yang bertanya

perihal pelaksanaan program

KLJ tersebut. Intensitas tugas

pokok dan fungsi masing -

masing dari implementor

walaupun terlihat belum terlalu

baik secara koordinasi

pelaksanaannya, tapi sampai saat

ini sudah cukup baik menurut

peneliti.

(Sumber : Dwiyanto, 2009)

Page 133: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

117

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang

sudah dipaparkan di bab sebelumnya yang dilakukan oleh

peneliti mengenai implementasi program Kartu Lansia Jakarta

Di Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan, melalui wawancara,

observasi, dan studi dokumentasi, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Implementasi program dari Kartu Lansia Jakarta Di

Kelurahan Bintaro ini dalam membantu menangani

permasalahan dan memenuhi kebutuhan lansia dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Dalam memahami permasalahan pada lansia ada

beberapa aspek, yakni dari aspek segi ekonomi, sosial,

kesehatan, dan psikologi lansia. Lansia disini sebagai

penerima manfaat mengaku merasakan manfaatnya

dari pemberian dana setiap bulan 600 ribu rupiah dari

program KLJ ini walaupun tidak sepenuhnya dalam

memahami permasalahan lansia, tetapi bantuan dalam

memahami permasalahan tersebut memberi kesan

yang mendalam serta rasa syukur yang berlebih bagi

para penerima manfaatnya, misalnya dari bantuan

tersebut lansia jadi bisa membeli keperluan pokok

pangan murah dan menabung untuk biaya

Page 134: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

118

kesehatannya, tetapi untuk biaya kehidupan lainnya

seperti listrik lalu biaya yang masih punya anak bungsu

atau biaya lain yang tak terduga masih mengandalkan

bantuan dari anaknya.

b. Kebutuhan lansia adalah yang paling utama untuk

diperhatikan, aspek kebutuhannya yakni, sosial,

ekonomi, fisik, dan psikologis. Tidak memungkinkan

untuk lansia yang mendapatkan bantuan program

bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, hanya saja

bagi mereka cukup terbantu meringankan jika

penerima manfaat bisa mengatur dana yang

diterimanya. Dalam konteks ini, yakni bisa memenuhi

kebutuhan pangan karena keuntungannya bagi

penerima sangat murah, tetapi tidak bisa memenuhi

kebutuhan fisik lain seperti membeli baju baru,

membeli alat penunjang fisik, karena kebutuhan lansia

yang berbeda-beda.

2. Implementasi Program Kartu Lansia Jakarta Di

Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan sudah dilaksanakan

dengan baik, akan tetapi belum berjalan sesuai dengan

yang diharapkan atau belum maksimal karena kurangnya

koordinasi yang baik antara stakeholder. Dapat dijelaskan

pada beberapa faktor :

a. Karakteristik masalah atau karakteristik kebijakan

terhadap program Kartu Lansia Jakarta Di Kelurahan

Bintaro Jakarta Selatan, yaitu belum pernah ada

sosialisasi langsung program KLJ kepada masyarakat

Page 135: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

119

yang dilaksanakan oleh Kantor Kelurahan Bintaro,

untuk ketua RT selaku penanggung jawab bagi

warganya hanya menunggu arahan saja, karena jarang

sekali RT dengan kesibukan lainnya mau menjemput

bola langsung jika tidak ada arahan dari Kelurahan,

sedangkan untuk penerima manfaat hanya bisa

bertanya kepada RT yang belum mengetahui jelas

informasi rinci dari hambatan yang dirasakan oleh

penerima manfaat, seperti ketidakkonsistenan dana

yang masuk ke rekening penerima manfaat. Ada

komunikasi yang saling melempar antara satu sama

lain, sehingga penerima manfaat harus menunggu

jawaban dari hambatannya saja tanpa mengetahui

penjelasan yang rinci.

b. Lingkungan kebijakan dari program tersebut

menyatakan bahwa tingkat komitmen dari

implementor cukup baik untuk merealisasikan tujuan

yang tertuang dalam kebijakan, dimana dari komitmen

tersebut dapat terlihat kepedulian terhadap masyarakat

lansia, yakni kelompok pemilih seperti ketua RT yang

mengetahui program ini juga tidak dapat melakukan

intervensi berlebih setelah mendaftarkan warganya

terkait keputusan yang telah dibuat oleh Kantor

Kelurahan tentang warga yang berhak menerima

bantuan program ini, dikarenakan tidak pernah ada

sosialisasi yang baik.

Page 136: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

120

B. IMPLIKASI

Hasil penelitian ini telah menunjukan bahwa

implementasi program dapat dilihat dari beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya implementasi, yaitu karakteristik

masalah, karakteristik kebijakan dan lingkungan kebijakan

dalam membantu memahami permasalahan dan kebutuhan

lansia, maka dari itu hasil implikasi tersebut adalah:

1. Menjadi referensi bahan acuan bagi penelitian untuk

mengetahui tentang pelaksanaan program Kartu Lansia

Jakarta bagi lansia Jakarta yang miskin atau sudah tidak

potensial.

2. Untuk implementor dalam pelaksanaan program agar

lebih aware lagi terhadap program ini karena lansia yang

kekurangan, biasanya membutuhkan perhatian guna

menjadikan lansia lebih bermakna dalam hidupnya dan

dilingkungannya.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti, ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan

untuk pelaksana program Kartu Lansia Jakarta di Kelurahan

Bintaro, sebagai berikut:

1. Perlu diadakannya kegiatan sosialisasi rutin secara

langsung dan koordinasi yang baik dengan ketua RT, RW,

serta lansia penerima manfaat agar program ini berjalan

dengan baik dan terarah sesuai harapan pemerintah, yakni

guna tercapainya manfaat dalam kepentingan penggunaan

dana yang telah diberikan, dikarenakan target dari

Page 137: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

121

program KLJ adalah lanjut usia, dimana mereka

membutuhkan sosialisasi tersebut dan arahan yang jelas

serta perhatian dalam kehidupan sosial dilingkungannya.

2. Mendata lebih rutin lagi atau memprioritaskan program

KLJ dengan rajin menginformasikan terkait pendataan

lansia yang tidak mampu (miskin) guna membantu segera

proses pengajuan agar lansia yang berhak menerima dan

membutuhkan bantuan, benar-benar bisa menerima

bantuan dari program KLJ.

Page 138: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

122

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Anggara, S. (2014). KEBIJAKAN PUBLIK. Bandung: CV

PUSTAKA SETIA.

Hurlock, E. B. (2014). Psikologi Perkembangan. Jakarta:

Erlangga.

Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktisi Riset Komunikasi. (Jakarta :

Kencana Pranada Group, 2007).

Mading, F. (2015). GAMBARAN KARAKTERISTIK LANJUT

USIA YANG MENGALAMI INSOMNIA DI PANTI

WREDA DHARMA BAKTI PAJANG SURAKARTA.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2005).

Mulyadi, D. (2015). Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan

Publik (Konsep dan Aplikasi Proses Kebijakan Publik

dan Pelayanan Publik). Bandung: Alfabeta.

Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi.

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005).

Suardiman, S. (2011). PSIKOLOGI USIA LANJUT.

Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.

Page 139: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

123

Suharto, e. (2015). ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK. Bandung:

Alfabeta.

Wahab, S., & Abdul. (2012). ANALISIS KEBIJAKAN. Jakarta:

Bumi Aksara.

Waluyo. (2007). Manajemen Publik (Konsep, Aplikasi, dan

Implementasinya Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah).

Bandung: Mandar Maju.

Jurnal dan Skripsi

Meliza, R. (2019). ASPEK EKONOMI PADA KEHIDUPAN

PEREMPUAN LANJUT USIA: Studi Etnografi di Desa

Demuk Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulung

Agung. Padang, Sumatera Barat: Andalas University.

Nugroho, F. (2019). Implementasi Kebijakan Aksesibilitas Bagi

Penyandang Disabilitas Di Lingkungan Stadion Utama

Gelora Bung Karno Jakarta. Jakarta: Uin Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Nur Rochmah, A. I. (2012). Kualitas Hidup Lanjut Usia.

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Pratiwi, Y. (2015). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap

Kualitas Lanjut Usia Di Pusat Santunan Keluarga

(Pusaka) Di Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 140: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

124

Yulianti. (2018). Skripsi : Dampak Program Elderly Day Care

Service terhadap Kesejahteraan Lansia Studi Kasus di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Dharma Bekasi.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peraturan Daerah dan Undang-Undang

Keputusan Gubernur No. 406 Tahun 2018 tentang penetapan

besaran bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar bagi

lanjut usia.

Peraturan Gubernur No. 2 Tahun 2006 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pelaporan Kota Administrasi/Kabupaten

Administrasi Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi

Pemerintahan Daerah;

Peraturan Gubernur No. 142 Tahun 2018 tentang pedoman dana

hibah dan dan bantuan sosial yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Peraturan Gubernur No. 193 Tahun 2017 tentang pemberian

bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi

lanjut usia.

Peraturan Gubernur No. 286 Tahun 2016 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kelurahan di Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta;

Page 141: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

125

SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 752 Tahun 1996

tentang Pelaksanaan Pelaporan Satuan Perangkat

Organisasi di Lingkungan Pemerintah DKI Jakarta;

Undang-Undang No.13 Tahun 2011 Pasal 1 tentang Fakir

miskin.

Undang-Undang No. 29 tahun 2007 tentang Pemerintahan

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai ibukota

Negara Kesatuan Republik Indonesia;

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah sebagaimana telah diubah dengan peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun

2014;

UU No. 13 Tahun 1998 menjelaskan tentang Kesejahteraan

Lansia.

Wawancara

Hasil Wawancara dengan Informan Pertama Sugiono, Ulul.

Senin 4 Desember 2019 Pukul 10.30 WIB.

Hasil Wawancara dengan Informan Kedua Annisa. Senin 9

Desember 2019 Pukul 20.00 WIB.

Hasil Wawancara dengan Informan Ketiga Irwan, Tonih. Selasa

10 Desember 2019 Pukul 15.00 WIB.

Page 142: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

126

Hasil Wawancara dengan Informan Keempat Suhaimi. Rabu 11

Desember 2019 Pukul 19.00 WIB.

Hasil Wawancara dengan Informan Kelima Na'alih, Jum'at 20

Desember 2019 Pukul 09.00 WIB.

Hasil Wawancara dengan Informan Keenam Marup. Rabu 25

Desember 2019 Pukul 16.00 WIB.

Website

Arjawinangun, K. B. (2019, April 26). Bank DKI dan Dinas

Sosial Terus Distribusikan Kartu Lansia Jakarta.

Retrieved September 09, 2019, from Bank DKI dan Dinas

Sosial Terus Distribusikan Kartu Lansia Jakarta:

https://metro.sindonews.com/read/1398982/171/bank-

dki-dan-dinas-sosial-terus-distribusikan-kartu-lansia-

jakarta-1556217711

Badan Pusat Statistik. 2018. Laporan Kemiskinan dan

Ketimpangan. September. BPS Jakarta.

BANKDKI. (2019, 04 25). Bank DKI & Dinas Sosial Distribusi

Kartu Lansia Jakarta. Retrieved November 15, 2019,

from BANK DKI: https://bankdki.co.id/id/investor-

relations/2013-07-19-10-32-49/release/508-bank-dki-

dinas-sosial-distribusi-kartu-lansia-jakarta

Carina, J. (2019, Agustus 24). 40.419 Lansia di Jakarta Dapat

Bantuan Rp 600.000 Per Bulan. Retrieved September 08,

Page 143: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

127

2019, from Lansia Di Jakarta Dapat Bantuan 600.000 Per

Bulan:

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/24/06373

921/40419-lansia-di-jakarta-dapat-bantuan-rp-600000-

per-bulan

City, J., & Smart. (2017). Bantuan Untuk Warga Usia Lanjut

melalui Kartu Lansia Jakarta. Retrieved Desember Jumat,

2019, from Jakarta Smart City:

https://smartcity.jakarta.go.id/blog/315/bantuan-untuk-

warga-usia-lanjut-melalui-kartu-lansia-jakarta

CNNIndonesia. (2019, April 24). Pemprov Anggarkan Rp291

M 'Uang Bulanan' Lansia di Jakarta. Retrieved

November 15, 2019, from CNN Indonesia Nasional:

https://m.cnnindonesia.com/nasional/20190424111629-

20-389133/pemprov-anggarkan-rp291-m-uang-bulanan-

lansia-di-jakarta

RUMAH. (2017, Mei 30). Menakar Tren Harga Rumah Di

Bintaro. Retrieved September 10, 2019, from Harga

Rumah Di Bintaro:

https://www.rumah.com/areainsider/bintaro/article/mena

kar-tren-harga-rumah-di-bintaro-832

Undang Undang Online Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

1998. (2019). Retrieved from Undang Undang Online

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998:

http://www.bphn.go.id/data/documents/98uu013.pdf

Page 144: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

LAMPIRAN

Page 145: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …
Page 146: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …
Page 147: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …
Page 148: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …
Page 149: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …
Page 150: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Pedoman Wawancara Informan

No. Informan Informasi yang

dicari Jumlah

1. Wakil

Kesejahteraan

Rakyat

Sebagai Staf

kelurahan

Bintaro yang

mempunyai

peran sebagai

pelaksana

program

Kartu Lansia

Jakarta.

Di Kelurahan

Bintaro

Jakarta

Selatan

Terkait pelaksanaan

Kartu Lansia Jakarta

yang sudah berjalan di

Kelurahan Bintaro.

1 Orang

2. Ketua RT

yang berada di

lingkungan

Kelurahan

Bintaro.

Terkait ketua RT

sebagai penanggung

jawab bagi warganya

yang berhak menerima

manfaat dari Kartu

Lansia Jakarta.

2 Orang

3. Penerima

Manfaat dari

Kartu Lansia

Jakarta di

Kelurahan

Bintaro

Jakarta

Selatan.

Terkait proses

mendapatkan Kartu

Lansia Jakarta dan

proses pemenuhan

kebutuhan yang

diperoleh dari program

Kartu Lansia Jakarta.

3 Orang

Jumlah 6 Orang

Page 151: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA

Informan 1: Wakil Seksi Kesejahteraan Rakyat

Kelurahan Bintaro

A. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat :

2. Hari, tanggal, tahun :

3. Waktu :

B. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Agama :

Pertanyaan :

a. Karakteristik

• Karakteristik Masalah

1. Apa yang Anda ketahui tentang program KLJ?

2. Apa saja hambatan yang dirasakan selama pelaksanaan

KLJ?

3. Bagaimana staff memberikan sosialisasi kepada

masyarakat terhadap program KLJ, termasuk syarat dan

ketentuan yang berlaku bagi penerima KLJ?

4. Bagaimana tanggapan masyarakat dengan adanya

program KLJ?

5. Berapa jumlah lansia penerima program KLJ di

Kelurahan Bintaro?

Page 152: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

6. Berapa jumlah lansia yang sesuai dengan kriteria

program tetapi belum memiliki KLJ?

• Karakteristik Kebijakan

1. Bagaimanakah fungsi dari adanya program KLJ di

Kelurahan Bintaro?

2. Apakah ada laporan tertulis dari setiap kegiatan

administrasi program KLJ? Seperti apa laporannya?

3. Apa saja rencana yang digunakan demi tercapainya

tujuan dari program KLJ? Apakah rencana tersebut

sudah sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 193 Tahun

2017 tentang pemberian bantuan sosial untuk memenuhi

kebutuhan dasar lansia?

• Lingkungan Kebijakan

1. Apa saja kesulitan yang dirasakan saat

mensosialisasikan program KLJ? Berapa persen tingkat

pemahaman masyarakat yang sudah mengerti program

dan syarat – syarat penerima KLJ?

2. Bagaimana cara lembaga masyarakat (RT/RW) dalam

mendukung program KLJ?

3. Bagaimana intensitas pemutakhiran data yang dilakukan

untuk program KLJ? Apakah sudah diseleksi sesuai

kriteria penerima KLJ?

b. Kebutuhan Lansia

• Kebutuhan Ekonomi, Kesehatan fisik, Sosial, dan

Psikologi

1. Berapa nominal yang didapatkan oleh penerima KLJ?

Page 153: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

2. Apa saja jenis bantuan lain yang didapatkan dari

program KLJ?

3. Bagaimana jenis layanan bantuan penunjang kesehatan

fisik yang diperuntukan oleh KLJ?

4. Bagaimana KLJ dalam memenuhi kebutuhan sosial para

lansia?

5. Bagaimana KLJ dapat memenuhi kebutuhan psikologi

lansia?

c. P ermasalahan Lansia

• Permasalahan ekonomi, sosial, kesehatan fisik, dan

psikologi

1. Apakah KLJ dapat memperbaiki permasalahan

ekonomi lansia di KB?

2. Bagaimana program KLJ ini dapat membantu

menangani masalah sosial yang sering dialami lansia?

3. Bagaimana program KLJ dapat membantu menangani

permasalahan kesehatan para lansia?

4. Bagaimana feedback psikologis lansia kepada para staff

pelaksana dari kegiatan Kartu Lansia Jakarta?

Page 154: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Informan 2: Ketua RT

A. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat :

2. Hari, tanggal, tahun :

3. Waktu :

B. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Agama :

Pertanyaan :

a. Karakteristik

• Karakteristik Masalah

1. Apa saja hambatan yang dirasakan selama pelaksanaan

KLJ?

2. Bagaimana staff kelurahan memberikan sosialisasi

kepada masyarakat terhadap program KLJ, termasuk

syarat dan ketentuan yang berlaku bagi penerima KLJ?

3. Bagaimana tanggapan masyarakat dengan adanya

program KLJ?

4. Berapa jumlah lansia warga Anda yang menjadi

penerima program KLJ di Kelurahan Bintaro?

5. Berapa jumlah lansia warga Anda yang sesuai dengan

kriteria program KLJ tetapi belum memiliki KLJ?

• Karakteristik Kebijakan

Page 155: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

1. Bagaimanakah fungsi RT dari adanya program KLJ di

Kelurahan Bintaro?

2. Apa saja rencana yang digunakan demi tercapainya

tujuan dari program KLJ? Apakah rencana tersebut

sudah sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 193

Tahun 2017 tentang pemberian bantuan sosial untuk

memenuhi kebutuhan dasar lansia?

• Lingkungan Kebijakan

1. Bagaimana cara lembaga masyarakat (RT/RW) dalam

mendukung program KLJ?

2. Bagaimana intensitas pemutakhiran data yang dilakukan

untuk program KLJ? Apakah sudah diseleksi sesuai

kriteria penerima KLJ?

b. Kebutuhan Lansia

• Kebutuhan Ekonomi, Kesehatan Fisik, Sosial,

Psikologi.

1. Berapa nominal yang didapatkan oleh penerima KLJ?

2. Apa saja jenis bantuan lain yang didapatkan dari

program KLJ?

3. Bagaimana jenis layanan bantuan penunjang kesehatan

fisik yang diperuntukan oleh KLJ?

4. Bagaimana KLJ dalam memenuhi kebutuhan sosial

para lansia?

5. Bagaimana KLJ dapat memenuhi kebutuhan psikologi

lansia?

c. P ermasalahan Lansia

• Permasalahan ekonomi, sosial, kesehatan fisik, dan

psikologi.

1. Apakah KLJ dapat memperbaiki permasalahan

ekonomi lansia di KB?

2. Bagaimana program KLJ ini dapat membantu

menangani masalah sosial yang sering dialami lansia?

Page 156: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

3. Bagaimana program KLJ dapat membantu menangani

permasalahan kesehatan para lansia?

4. Bagaimana feedback psikologis lansia kepada para staff

pelaksana dari kegiatan Kartu Lansia Jakarta?

Page 157: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Informan 3: Penerima Kartu Lansia Jakarta

A. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat :

2. Hari, tanggal, tahun :

3. Waktu :

B. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Agama :

Pertanyaan :

a. Karakteristik Lansia

• Karakteristik Masalah

1. Apa yang Anda ketahui tentang program KLJ?

2. Bagaimana cara anda bisa mendapatkan KLJ? Apa saja

kesulitan dan hambatan yang dirasakan selama

pelaksanaan KLJ?

3. Apa saja manfaat yang didapatkan setelah menjadi

penerima KLJ?

• Karakteristik Kebijakan

1. Apakah Kelurahan sudah menjalankan tugasnya dengan

baik dalam memenuhi hak yang harus didapatkan

masyarakat selama menjadi penerima KLJ?

2. Apakah sosialisasi yang diadakan oleh staff Kelurahan

Bintaro rutin dilaksanakan dalam pelaksanaan KLJ?

Page 158: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

• Lingkungan Kebijakan

1. Bagaimanakah awal Anda bisa mengetahui program

KLJ?

2. Apakah melalui media sosial atau sosialisasi yang

diadakan lembaga masyarakat atau Anda aktif bertanya

kepada lingkungan sekitar?

3. Apakah lembaga masyarakat sekitar mendukung

terhadap adanya program KLJ?

b. Kebutuhan Lansia

• Kebutuhan Ekonomi, Kesehatan Fisik, Sosial, dan

Psikologi

1. Apakah KLJ sudah membantu memenuhi kebutuhan

ekonomi Anda?

2. Berapa Nominal yang anda dapatkan dari program KLJ?

Apakah terdapat perbedaan jumlah dana yang

disosialisasikan kepada masyarat sebelum dan sesudah

menjadi penerima?

3. Apakah ada sumber pendapatan lain, selain dari KLJ?

4. Apa saja jenis bantuan lain yang didapatkan dari

program KLJ?

5. Apakah selama pelaksanaan KLJ ini dapat membantu

memenuhi kebutuhan fisik Anda?

6. Apa saja barang penunjang kesehatan fisik yang sudah

didapatkan selama menjadi penerima KLJ?

Page 159: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

7. Apakah di KLJ ini sering mengadakan kegiatan yang

dapat memenuhi kebutuhan sosial?

(berdaya/hiburan/tidak bosan)

8. Bagaimana KLJ dapat memenuhi kebutuhan psikologi

anda? (merasa bahagia atau tenang)

c. Permasalahan Lansia

• Permasalahan Ekonomi, Sosial, Kesehatan, Psikologi.

1. Apakah KLJ dapat memperbaiki permasalahan

ekonomi anda?

2. Bagaimana anda mengatur pengeluaran dana KLJ

dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari? (selama 3

bulan sekali)

3. Bagaimana kegiatan yang dilakukan lansia dalam

menangani permasalahan sosial yang sering dialami

lansia ? (membuat kumpulan atau membutuhkan

sosialisasi warga biar gak bt dirumah)

4. Bagaimana KLJ dapat membantu menangani masalah

kesehatan anda?

5. Bagaimana perasaan yang dapat Anda gambarkan

sebagai penerima manfaat KLJ? (happy/biasa saja)

Page 160: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

PEDOMAN OBSERVASI

Melihat terjadinya Implementasi Program Kartu Lansia

Jakarta yang berada di Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan.

No.

Subjek Observasi

Tanggal

dan Lokasi

Observasi

Hasil Observasi

Program Kartu Lansia Jakarta Kelurahan Bintaro JakSel

1.

2.

3.

Page 161: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI

No.

Dokumen

Dokumen

Terlampir

Dokumen

hanya dilihat

(tidak

dilampirkan)

Kesimpula

n terhadap

dokumen

1.

2.

3.

4.

Page 162: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 1: Wakil Seksi Kesejahteraan Rakyat

Kelurahan Bintaro

A. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat : Kelurahan Bintaro

2. Hari, tanggal, tahun : Senin, 4 Desember 2019

3. Waktu : 10.00 WIB

B. Identitas Informan

1. Nama : Ulul Sugiono

2. Usia : 25 Tahun

3. Agama : Islam

Pertanyaan dan Jawaban

a. Karakteristik

• Karakteristik Masalah

1. Apa yang Anda ketahui tentang program KLJ?

Kartu Lansia Jakarta bantuan yang dirancang oleh

pemerintah daerah DKI Jakarta untuk lanjut usia yang

tidak mampu, Syarat harus berusia 60 Tahun, jika lansia

sudah keluar enam bulan dari Jakarta tanpa memberikan

laporan kepada pemerintah setempat otomatis dianggap

tidak termasuk kepada kriteria walaupun tetap

berdomisili di Jakarta.

2. Apa saja hambatan yang dirasakan selama

pelaksanaan KLJ?

Dari pemerintah, pertanggal 25 setiap bulan sudah

turun akan tetapi terkadang tidak turun dananya tepat

waktu bisa saja diawal/akhir bulan, lalu rekening

Page 163: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

kosong dari programnya. Dari warga ada saja yang

masih dikategorikan mampu atau belum mengerti

tetapi masih daftar.

3. Bagaimana staff memberikan sosialisasi kepada

masyarakat terhadap program KLJ, termasuk syarat

dan ketentuan yang berlaku bagi penerima KLJ?

Melalui surat menyurat atau langsung kepada RT

dan RW, Kader Dasa Wisma, Kader Jumantik Kader

PKK, agar diteruskan informasi nya kepada para

warga yang lansia yang berhak menerima bantuan

KLJ, dengan syarat kepada lansia yang tidak mampu

atau sakit menahun. Persyaratannya melalui fotocopy

KK dan KTP saja.

4. Bagaimana tanggapan masyarakat dengan adanya

program KLJ?

Pro kontra, pronya bersyukur bisa kebantu dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari karena berupa uang

cash. Kontranya, lebih kepada lansia yang sudah

mampu, dan sudah mendaftar tetapi belum dapat

menerima seperti lansia yang tidak mampu karena

kelurahan sudah memfilter dahulu siapa saja yang

berhak menerima.

5. Berapa jumlah lansia penerima program KLJ di

Kelurahan Bintaro?

Sampai saat ini tahun 2019 hanya 35 saja dari tahun

2018 tetapi ini sudah mulai pendaftaran lagi kok.

6. Berapa jumlah lansia yang sesuai dengan kriteria

program tetapi belum memiliki KLJ?

Total keseluruhan lansia di kelurahan Bintaro tuh

sekitar ada 250 orang. Tetapi untuk kriteria penerima

tepatnya belum pasti ada berapa, pernah ada satu

nama saja yang menerima KLJ tetapi tidak dapat jadi

mendapat bantuan tersebut karena saat penyaluran di

kecamatan, lansia tersebut tidak dapat hadir karena

sedang pulang kampung.

Page 164: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

• Karakteristik Kebijakan

1. Bagaimanakah fungsi dari adanya program KLJ di

Kelurahan Bintaro?

Fungsi program nya jelas ntuk membantu lansia

dalam kehidupan sehari-hari, tetapi terkadang

fungsinya belum tepat karena malah disalahgunakan

oleh anak atau cucu atau kerabat lansia tersebut karena

bantuannya dipakai tanpa lansia tersebut mengetahui.

Selebihnya fungsinya tepat karena dapat membantu

lansia tersebut.

2. Apakah ada laporan tertulis dari setiap kegiatan

administrasi program KLJ? Seperti apa laporannya?

Ada alur penerimaan KLJ,yaitu mulai dari

pendaftaran, musyawarah kelurahan, undangan dari

bank DKI untuk penyaluran beserta persyaratannya,

lalu ada absensi. Untuk laporan dari kelurahan terkait

keuangan tidak ada karena kelurahan hanya sebagai

perantara saja, jika ada kendala saja akan disampaikan.

3. Apa saja rencana yang digunakan demi tercapainya

tujuan dari program KLJ? Apakah rencana tersebut

sudah sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 193

Tahun 2017 tentang pemberian bantuan sosial untuk

memenuhi kebutuhan dasar lansia?

Kelurahan lebih kepada follow up dan tindak lanjut

dalam mengantisipasi dan tegas kepada penerima KLJ.

Kelurahan hanya melalui posyandu lansia saja,

selebihnya menunggu intruksi dari kementrian sosial.

• Lingkungan Kebijakan

1. Apa saja kesulitan yang dirasakan saat

mensosialisasikan program KLJ? Berapa persen

tingkat pemahaman masyarakat yang sudah mengerti

program dan syarat – syarat penerima KLJ?

Page 165: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Lebih kepada pendekatan kepada tokoh

masyarakat sih dalam sosialisasi, karena akan lebih

mudah dilaksanakan jika tokoh masyarakatnya

mengerti dan mau menjalankan, kalau dari warga sih

ya gitu timbul kecemburuan bahwa ada yang sudah

menerima dan ada yang belum menerima walau

sudah lama mendaftar.

2. Bagaimana cara lembaga masyarakat (RT/RW)

dalam mendukung program KLJ?

Alhamdulillah RT di sini lebih mendukung dan dan

malah ada beberapa tokoh masyarakat yang

menjemput bola karena peduli kepada

warganya. baik respon mereka.

3. Bagaimana intensitas pemutakhiran data yang

dilakukan untuk program KLJ? Apakah sudah

diseleksi sesuai kriteria penerima KLJ?

Sebelum verifikasi ada waktu tiga sampai lima

bulan digunakan untuk pendaftaran dan

musyawarah kepada RT dan RW bahwa siapa saja

yang berhak menerima, lalu deadline satu bulan

untuk proses verifikasi. Lalu untuk

pemutakhiran data sekarang saat ini melalui

SIKS- NG, yaitu sistem informasi

kesejahteraan sosial-next generation

fungsinya untuk memverifikasi dan

memvalidasi berdasarkan nama dan alamat,

yang ada di SIKS-NG menjadi

patokan kepada pelaksanaan program penanganan

fakir miskin seperti KLJ, tetapi apabila tidak

diverifikasi dan di validasi kementrian sosial

akan mengesahkan data yang lama. Jika

Page 166: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

masyarakat ingin mengetahui nama-nama

penerimanya datang langsung ke kelurahan.

b. Kebutuhan Lansia

• Kebutuhan Ekonomi, kesehatan fisik, sosial, dan

psikologi

1. Berapa nominal yang didapatkan oleh penerima

KLJ?

Penerima mendapat 600 ribu perbulan, bisa

dicairkannya pertiga bulan sebanyak 1,8 juta,

jika penerima tidak bisa mengambil langsung, bisa

diwakilkan dengan surat kuasa yang ditandatangani

oleh lansia.

2. Apa saja jenis bantuan lain yang didapatkan dari

program KLJ?

Lansia yang menerima KLJ bisa menggunakan

fasilitas transjakarta dan MRT secara gratis. Lalu

bisa menebus pangan murah, yang seperti beras,

telur dan ikan juga bisa dinikmati oleh penerima

KLJ.

3. Bagaimana jenis layanan bantuan penunjang

kesehatan fisik yang diperuntukan oleh KLJ?

Ada paling umum dari kelurahan, bantuan

kacamata, alat bantu dengan dan kursi roda dari

kecamatan.

4. Bagaimana KLJ dalam memenuhi kebutuhan sosial

para lansia?

Belum ada, karena lebih kebantuan ekonomi dan

pangan murahnya.

5. Bagaimana KLJ dapat memenuhi kebutuhan

psikologi lansia?

Dapat memenuhi psikologis juga karena dari

kesehatan dan kesejahteraan sosial ekonominya

ada, dari segi segi kesehatan gizi bisa dapat dari

pangan murah hanya dengan memotong dari kartu

Page 167: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

saldo kartu pendapatan KLJ sebesar 96ribu

penerima KLJ bisa mendapat 5 kg, telor, 1

tray, ayam 1 ekor, ikan 6ekor, sapi 2kg setiap

bulan. Lalu dia bisa memenuhi kebutuhan yang

dia inginkan, misalkan menabung untuk

kebutuhan yang mendesak. Jadi dia merasa

tenang.

c. Permasalahan Lansia

• Permasalahan ekonomi, sosial, kesehatan, dan psikologi.

1. Apakah KLJ dapat memperbaiki permasalahan

ekonomi lansia di KB?

Program ini sangat efektif dalam memperbaiki

permasalahan ekonomi karena mendapat bantuan

uang 600ribu perbulan, mendapatkan fasilitas

akomodasi, lalu pemenuhan gizi juga dengan

pangan murah, dan itu sangat membantu.

2. Bagaimana program KLJ ini dapat membantu

menangani masalah sosial yang sering dialami

lansia?

Belum ada sih, paling ada santunan aja, belum

sampai ada yang diskriminasi atau gimananya yah

jadi belum ada yang spesifikasi dari KLJ nya

sendiri.

3. Bagaimana program KLJ dapat membantu

menangani permasalahan kesehatan para

lansia?

Ada dari kelurahan posyandu lansia, setiap hari

selasa atau rabu dan ada buku kesehatan lansia

seperti peningkatan atau penuruan dari kesehatan

masing- masing lansia.

4. Bagaimana feedback psikologis lansia kepada

para staff pelaksana dari kegiatan Kartu Lansia

Jakarta?

Page 168: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Lansia senang tentunya, yaitu tadi dia paling

datang bilang terimakasih ya neng ibu atau bapak

jadi bisa kebantu dari program ini. Beliau

terlihat senang dan tenang.

Page 169: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Informan 2: Ketua RT (Rukun Tetangga)

A. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat : Jl. H. Amsar Bintaro

2. Hari, tanggal, tahun : Senin, 9 Desember 2019

3. Waktu : 20.00 WIB

B. Identitas Informan

1. Nama : Annisa

2. Usia : 45 Tahun

3. Agama : Islam

Pertanyaan dan Jawaban

a. Karakteristik

• Karakteristik Masalah

1. Apa yang anda ketahui tentang KLJ?

Setahu saya untuk lansia yang gak mampu.

2. Apa saja hambatan yang dirasakan selama pelaksanaan

KLJ?

Saya tidak tahu menahu, saya hanya menentukan

dan mendata siapa saja yang berhak menerima Kartu

Lansia Jakarta. Kadang info banyak ke RT 7 pak RW nya

suka ga nyampein. Karena juga ibu-ibu pkk nya kan

banyak yang ada di RT 7 jadi RT 7 yang banyak nerima

info, terus ya gitu bosan sih karena mendata terus tapi

kenyataan tidak banyak yang mendapatkan KLJ di RT

saya.

2. Bagaimana staff kelurahan memberikan sosialisasi kepada

masyarakat terhadap program KLJ, termasuk syarat dan

ketentuan yang berlaku bagi penerima KLJ?

Page 170: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Tidak pernah ada sosialisasi langsung dari

kelurahan, hanya melalui RW lewat ponsel karena kan

RW hanya meneruskan saja, ya setahu saya si saya sudah

memberikan persyaratan 60 tahun keatas dan keluarga

tidak mampu yang saya daftarkan. Yang ada hanya

sosialisasi tentang KJP langsung dari kelurahan malah

tentang KJP karena banyak juga yang menerima KJP.

Tapi kalo kartu lansia Jakarta belum ada sih sosialisasi

langsung nya. paling dari pesan whatsapp aja. Tapi masih

ada warga yang kurang paham jadinya. Masih ada yang

punya pensiunan tetapi mendaftar.

3. Bagaimana tanggapan masyarakat dengan adanya program

KLJ?

Senang banget sampai haru, karena bisa makan

daging, tadinya makan daging hanya lebaran idul adha

aja, sekarang bisa nebus pangan murah.

4. Berapa jumlah lansia warga Anda sebagai penerima

program KLJ di lingkungan RT?

Hanya 3 orang saja.

5. Berapa jumlah lansia warga Anda yang sesuai dengan

kriteria program KLJ tetapi belum memiliki KLJ?

Jumlah si ada 10 orang, Cuma yang dapat 3 saja

sampai saat ini.

• Karakteristik Kebijakan

1. Bagaimanakah fungsi RT dari adanya program KLJ di

Kelurahan Bintaro?

Ya saya terus mendata siapa saja yang berhak

pasti saya daftarkan, kalo untuk KLJ nya sendiri sangat

bermanafaat banget sih menurut saya karena

banyak yang lansia saya menjadi cukup karena program

ini.

2. Apa saja rencana yang digunakan demi tercapainya

tujuan dari program KLJ? Apakah rencana tersebut

sudah sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 193

Page 171: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Tahun 2017 tentang pemberian bantuan sosial untuk

memenuhi kebutuhan dasar lansia?

Saya seharusnya jemput bola sih mba, tapi karena

saya sibuk kerja juga jadi kadang nunggu informasi

jujur aja saya kadang nanya sama tokoh masyarakat

juga lewat handpone, nanya ada berita apa gitu-gitu.

• Lingkungan Kebijakan

1. Bagaimana cara lembaga masyarakat (RT/RW) dalam

mendukung program KLJ?

Saya sebagai RT sih sangat mendukung, Cuma ya

itu kadang kita capek banget sih mendata doang tapi

belum tentu dapat warganya, padahal udah di data yang

bener-bener orang susah lah dikatakan.

2. Bagaimana intensitas pemutakhiran data yang

dilakukan untuk program KLJ? Apakah sudah diseleksi

sesuai kriteria penerima KLJ?

Peninjauan biasanya tiap 2-3 bulan sekali ada orang

statistik datang, tetapi belum langsung memutuskan

hanya memantau rumah warga yang sudah terdaftar di

statistik.

b. Kebutuhan Lansia

• Kebutuhan Ekonomi, Kesehatan Fisik, Sosial, Psikologi

1. Berapa nominal yang didapatkan oleh penerima KLJ?

Setahu saya 600ribu setiap bulan terus dari situ dia

bisa nebus pangan murah.

2. Apa saja jenis bantuan lain yang didapatkan dari program

KLJ?

Ya saya tau nya itu dia pangan murah ajasih bisa

nebus pakai saldo yang ada.

3. Bagaimana jenis layanan bantuan penunjang kesehatan

fisik yang diperuntukan oleh KLJ?

Dapat kursi roda dari kelurahan, ada warga kita 2

dapat bantuan kursi roda. Itu kayanya umum dari

kelurahan sih.

Page 172: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

4. Bagaimana KLJ dalam memenuhi kebutuhan sosial para

lansia?

Menurut saya dapat memenuhi kebutuhan sosial,

soalnya kadang nenek-nenek yang dapet kartu lansia itu

masih suka ikut jenguk, ngaji, nah itu kan suka ada orang

sakit juga masih pada patungan kok. Jadi mereka sangat

memakainya dengan efektif yah.

5. Bagaimana KLJ dapat memenuhi kebutuhan psikologi

lansia?

Kalo untuk yang penerima KLJ sih kayanya saya

liat adem ayem aja sih, dia bilang dia bilang sama saya

“Alhamdulillah neng sekarang udah lumayan bisa

simpan-simpan uang, kadang bisa dipake buat cucu

sama ngaji juga.”

c. Permasalahan Lansia

• Permasalahan ekonomi, sosial, kesehatan, psikologi

1. Apakah KLJ dapat memperbaiki permasalahan

ekonomi lansia di KB?

Iya sangat membantu jika semua lansia warga

saya yang kurang mampu yang sesuai dengan

persyaratan dan sudah saya daftarkan sejak beberapa

bulan lalu, mendapat bantuan dari program tersebut.

Tapi Alhamdulillah sedikit banyaknya ada perubahan,

sampe yang nerima bilang bisa makan daging

sebulan sekali.biasanya setahun sekali.

2. Bagaimana program KLJ ini dapat membantu

menangani masalah sosial yang sering dialami lansia?

Masih ikut ngaji, kondangan, ikut patungan orang

sakit masih bisa ikut menurut saya.

3. Bagaimana program KLJ dapat membantu menangani

permasalahan kesehatan para lansia?

Yaitu tadi ada si pospindu setiap selasa Cuma kan

belum aktif deh kayanya di RW, dari KLJ sih setau saya

Page 173: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

belum ada ya paling ya umum tadi dapet kursi roda kalo

ngajuin si bisa kayanya ke kelurahan.

4. Bagaimana feedback psikologis lansia dari kegiatan

Kartu Lansia Jakarta?

Seneng sih dia, jadi tenang katanya dapet bantuan

dari pemerintah gitu aja sih, kan biasanya kalo udah

pada dapet yaudah diem-diem aja gitu gak nanya2in lagi

karenakan setiap bulannya udah ngerti uang keluar

berapa-berapanya.

Page 174: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Informan 3 : Ketua RT (Rukun Tetangga)

A. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat : Jl. Perdagangan Bintaro

2. Hari, tanggal, tahun : Selasa, 10 Desember 2019

3. Waktu : 15.00 WIB

B. Identitas Informan

1. Nama : Tonih Irwan

2. Usia : 40 Tahun

3. Agama : Islam

Pertanyaan :

a. Karakteristik

• Karakteristik Masalah

1. Apa yang anda ketahui tentang KLJ?

Kartu Lansia Jakarta yang saya tau diperuntukan

untuk lansia yang tidak mempunyai kerjaan sama sekali

atau bukan diperuntukan untuk yang mempunyai

pensiunan.

2. Apa saja hambatan yang dirasakan selama pelaksanaan

KLJ?

Informasi dari kelurahan atau pemda setempat,

gak pernah ada sosialisasi terlebih dahulu.

2. Bagaimana staff kelurahan memberikan sosialisasi

kepada masyarakat terhadap program KLJ, termasuk

syarat dan ketentuan yang berlaku bagi penerima KLJ?

Page 175: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Saya lebih aktif nanya sih jemput bola ke

kelurahan, warga sendiri juga sering nanya ke saya kok

warga belum ada yang dapat. memang tidak ada

sosialisasi yang signifikan atau formal banget dari

kelurahan, cuma minta data lansia aja, untuk fungsi dan

cara pengajuan sampai kapan waktunya turun atau siapa

saja yang bisa menerima belum ada si informasinya.

3. Bagaimana tanggapan masyarakat dengan adanya

program KLJ?

Alhamdulillah sangat membantu sebetulnya,

tapi mbak masyararakat belum tau sepenuhnya terkait

pelaksanaan program KLJ ini, karena sosialisasi

tuh tidak pernah langsung ke masyarakat, paling RT

harus aktif ke kelurahan cumakan gak selalu nanya

terus mbak, jadi informasi masih ditutup-

tutupin sih. Sosialisasi formal belum ada sih

sampai saat ini.

4. Berapa jumlah lansia warga Anda sebagai penerima

program KLJ di lingkungan RT Anda?

Kalau di lingkungan saya masih nol. Karena kita

baru memulai pengajuan tuh dari september. Tapi sampai

desember ini ya belum ada yang dapat sih.

5. Berapa jumlah lansia warga Anda yang sesuai dengan

kriteria program KLJ tetapi belum memiliki KLJ?

Ada sekitar 20 yang sesuai kriteria sudah

mengajukan, bahkan ada yang disabilitas, tapi sampai

sekarang belum ada satupun yang menerima KLJ.

• Karakteristik Kebijakan

1. Bagaimanakah fungsi RT dari adanya program KLJ di

Kelurahan Bintaro?

Page 176: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Fungsi saya sih harus aktif ke warganya tapi baru di

publish tuh ke masyarakat yang tahu dari mulut ke

mulut aja sih rt sana kok udah ada disini belum ada,

kadang warga saking gregetannya langsung mau

cari tahu ke kelurahan, kadang dari kelurahan

juga kalo emang bilang belum ada program

Misalnya program apa gitu ya balik lagi RT bisa apa

gitukan mbak.

2. Apa saja rencana yang digunakan demi tercapainya

tujuan dari program KLJ? Apakah rencana tersebut

sudah sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 193

Tahun 2017 tentang pemberian bantuan sosial untuk

memenuhi kebutuhan dasar lansia?

Saya selalu konfirmasi ke petugas yang mengecek

lokasi, banyak sekali orang tua yang tidak mampu

menurut saya sebenernya orang tua

tersebutberhak menerima sih, tapi selalu

bingung sampai sekarang belum ada yang

nerima warga saya.

• Lingkungan Kebijakan

1. Bagaimana cara lembaga masyarakat (RT/RW) dalam

mendukung program KLJ?

Kalo RW sih setau saya gak terlalu paham ini,

karena inikan lebih ke RT saya selalu bilang sama

warga kalo ingin mengajukan, mengajukan aja tapi

saya gatau bisa dapet atau nggak, itu sih mbak kan

ada orang tua tetep jadi orang tua, anak belum tentu

jadi orang tua. Makanya harapan saya sebagai

ketua RT pingin warga saya yang lansia kebantu dari

program ini, cuma ya apa boleh buat mbak

sampe sekarang udah usaha ngajuin belum ada

warga saya yang dapet.

Page 177: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

2. Bagaimana intensitas pemutakhiran data yang

dilakukan untuk program KLJ? Apakah sudah diseleksi

sesuai kriteria penerima KLJ?

Baru sekali datang untuk memantau itu dibulan

September karena kan pendaftaran waktu itu saya bulan

agustus akhir apa yah, kalo untuk diseleksi biasanya

kan yang memantau bilang langsung, kayanya warga

yang ini gak bisa dapet, gitu. Tapi sampe desember

sekarang sih belum ada yang nerima setahu saya.

b. Kebutuhan Lansia

• Kebutuhan Ekonomi, kesehatan fisik, sosial, dan

psikologi.

1. Berapa nominal yang didapatkan oleh penerima KLJ?

Setahu saya sih 600 ribu dapet kabar dari temen

saya yang ada dikelurahan.

2. Apa saja jenis bantuan lain yang didapatkan dari

program KLJ?

Pangan murah ajasih setau saya mbak, gatau lagi

kalo yang lain.

3. Bagaimana jenis layanan bantuan penunjang kesehatan

fisik yang diperuntukan oleh KLJ?

Biasanya, ada dari kelurahan atau kecamatan, kalo

orang yang butuh gak bisa beli, bisa dikasih kursi roda

dan kacamata dah kayanya, tapi prosesnya saya kurang

ngerti

4. Bagaimana KLJ dalam memenuhi kebutuhan sosial

para lansia?

Belum ada yang nerima jadi saya belum tahu sih.

5. Bagaimana KLJ dapat memenuhi kebutuhan psikologi

lansia?

Lebih cenderung menghidupi kehidupan sehari-

hari, mungkin bisa seneng yah.

Page 178: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

c. Permasalahan Lansia

• Permasalahan ekonomi, sosial, kesehatan, psikologi.

1. Apakah KLJ dapat memperbaiki permasalahan

ekonomi lansia di KB?

Kalo menurut saya cukup membantu, kalo

kebutuhan orang-orang kan beda.

2. Bagaimana program KLJ ini dapat membantu

menangani masalah sosial yang sering dialami lansia?

Belum ada untuk program itu.

3. Bagaimana program KLJ dapat membantu menangani

permasalahan kesehatan para lansia?

Secara global lebih dominan sama pemerikasan

kesehatan ada pospindu kadang sebulan sekali.

4. Bagaimana feedback psikologis lansia kepada para

staff pelaksana dari kegiatan Kartu Lansia Jakarta?

Masih nanya-nanya terus ke saya, saya sih bilang

biasanya tuh kemungkinana tahun depan kaliyah jadi

saya juga bingung kadang ngadepin warga yang udah

ngasih persyaratan tapi belum dapat.

Page 179: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Informan 4: Penerima Kartu Lansia Jakarta

A. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat : RT 004/05 Bintaro Jaksel

2. Hari, tanggal, tahun : Rabu 11 Desember 2019

3. Waktu : 19.00 WIB

B. Identitas Informan

1. Nama : Suhaimi

2. Usia :77 tahun

3. Agama : Islam

Pertanyaan :

a. Karakteristik Lansia

• Karakteristik Masalah

1. Apa yang Anda ketahui tentang program KLJ?

Untuk dapet santunan dari pemerentah.

2. Bagaimana cara anda bisa mendapatkan KLJ? Apa saja

kesulitan dan hambatan yang dirasakan selama

pelaksanaan KLJ?

Kan dari tetangga saya dapet info terus emak

minta anterin cucu emak kekelurahan, malah pak RT

gak tau-tau, biasanya saya ngambil naik ojek ke bank

dki di kelurahan ojeknya bayar 20 rebu. Kadang kalo

ada cucu ya minta anter cucu

3. Apa saja manfaat yang didapatkan setelah menjadi

penerima KLJ?

Page 180: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Buat ongkos ngaji, ngaji kudu pake ongkos,

makan harian, sekarang kan tau sendiri duit 100 ribu

bisa sehari kalo ada keperluan lain, 600 ribu sih kaga

cukup, buat kesehatan beli obat kepuskesmas berobat

gula, saya kan punya gula

• Karakteristik Kebijakan

1. Apakah kelurahan sudah menjalankan tugasnya dengan

baik dalam memenuhi hak yang harus didapatkan

masyarakat selama menjadi penerima KLJ?

Kelurahan si udah bagus, dia sih mantau kerumah

emak waktu itu. Ya emak kasih tau ini emak numpang

rumah anak emak.

2. Apakah sosialisasi yang diadakan oleh staff Kelurahan

Bintaro rutin dilaksanakan dalam pelaksanaan KLJ?

Gak ada sih emak gatau apa-apa.

• Lingkungan Kebijakan

1. Bagaimanakah awal Anda bisa mengetahui program

KLJ?

Emak dapet dari infonya dari tetangga doang. Pas

udah dapet baru dah ada orang kelurahan dateng kemarih

ngecek rumah emak. Bener apa nggak katanyah kalo

emak numpang ama anak. Ya begitu apa adanya.

2. Apakah melalui media sosial atau sosialisasi yang

diadakan lembaga masyarakat atau Anda aktif bertanya

kepada lingkungan sekitar?

Kaga ada setau saya.

3. Apakah RT/RW sekitar mendukung terhadap adanya

program KLJ?

RT gatau apa-apa saya nerima bantuan dari

pemerentah.

Page 181: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

b. Kebutuhan Lansia

• Kebutuhan Ekonomi, Kesehatan Fisik, Sosial, dan

Psikologi

1. Apakah KLJ sudah membantu memenuhi kebutuhan

ekonomi Anda?

Ya membantu, bersyukur dapet itu, emang

kekurangan, kan dibagi ama anak, anak punya anak lagi

gak sepenuhnya, makan si ikut makan namanya anak ama

emak.

2. Berapa Nominal yang anda dapatkan dari program KLJ?

Apakah terdapat perbedaan jumlah dana yang

disosialisasikan kepada masyarat sebelum dan sesudah

menjadi penerima?

Perbulan 600, 3 bulan sekali satu juta lapan ratus.

Dapet itu bulan akhir maret misalkan, tapi itu emak atur-

atur sampe akhir bulan juni sejuta lapan ratus.

3. Apakah ada sumber pendapatan lain, selain dari KLJ?

Dari anak doangan. Kalo lagi ngasih si ngasih.

cuma kan anak kebutuhan banyak.

4. Apa saja jenis bantuan lain yang didapatkan dari program

KLJ?

Dapet sembako murah waktu itu sekali-kalinya,

abis kudu ada saldo kan, setiap bulan kebutuhan orang

kan beda-beda kadang , jarang sih saya ngambil bantuan

itu. Abis kalo ngambil itu tabungan kita bisa abis.

5. Apakah selama pelaksanaan KLJ ini dapat membantu

memenuhi kebutuhan fisik Anda?

Kalo alat kesehatan nggak beli apa-apa neng emak

mah, bisa nabung sedikit juga udah seneng banget buat

hari-hari sama kalo kita sakit dah biar ada pegangan

walau dikit.

6. Apa saja barang penunjang kesehatan fisik yang sudah

didapatkan selama menjadi penerima KLJ?

Gak tau gitu-gituan Cuma dapet duit tok.

Page 182: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

7. Apakah di KLJ ini sering mengadakan kegiatan yang

dapat memenuhi kebutuhan sosial?

(berdaya/hiburan/tidak bosan)

Gak ada bantuan duit doang itu 600 diatur-atur buat

sebulan, buat ngaji buat persiapan sakit.

8. Bagaimana KLJ dapat memenuhi kebutuhan psikologi

anda? (merasa bahagia atau tenang)

Ya emak seneng bgt kalo ga ada ini emak gak bisa

ngapa-ngapain.

c. Permasalahan Lansia

• Permasalahan Ekonomi, Sosial, Kesehatan, Psikologi.

1. Apakah KLJ dapat memperbaiki permasalahan

ekonomi anda?

Ya bersyukur, kalo gak ada bantuan itu gak

nyukupin. Anak kan kalo lagi bantu kita. Kalo nggak ya

saya darimana lagi..

2. Bagaimana anda mengatur pengeluaran dana KLJ dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Duit mah gak bisa diatur neng, lah iya saya tahan-

tahan takut sakit, kemana mau nyari lagi.

3. Bagaimana kegiatan yang dilakukan lansia dalam

menangani permasalahan sosial yang sering dialami

lansia ? (membuat kumpulan atau membutuhkan

sosialisasi warga biar gak bt dirumah)

Bisa ngaji make duit itu sih. Lumayan duit itu bisa

nambahin duit bulanan kalo ada kebutuhan ngaji kayak

kas pengajian, jadi saya gak Cuma diem aja dirumah,

tiap minggu sih ada pengajian seminggu 2 kali bisa.

Kalo misalkan gaada pengajian ya paling dirumah aja

saya.

4. Bagaimana KLJ dapat membantu menangani masalah

kesehatan anda?

Saya kan sakit gula, jadi saya ada tempat berobat

khusus, biasanya berobat sebulan sekali, dapet obat si

Page 183: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

banyak juga berobat kadang abis 50ribu nah itu pake

duit KLJ yang dikasih pemerentah itu saya simpen buat

berobat gula saya.

5. Bagaimana perasaan yang dapat Anda gambarkan

sebagai penerima manfaat KLJ? (happy/biasa saja)

Ya saya mah seneng banget Alhamdulillah dibantu

pokoknya saya terimakasih banget sama pemerintah.

Page 184: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Informan 5 : Penerima Kartu Lansia Jakarta

A. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat : RT 004/05 Bintaro Jaksel

2. Hari, tanggal, tahun : Jumat 20 Desember 2019

3. Waktu : 09.00 WIB

B. Identitas Informan

1. Nama : Na’alih

2. Usia : 63 Tahun

3. Agama : Islam

Pertanyaan :

a. Karakteristik Lansia

• Karakteristik Masalah

1. Apa yang Anda ketahui tentang program KLJ?

Yang saya tahu sih, itu dikasih untuk ngebantu

orang yang udah umur.

2. Bagaimana cara anda bisa mendapatkan KLJ? Apa saja

kesulitan dan hambatan yang dirasakan selama

pelaksanaan KLJ?

Ya saya tiba-tiba ada orang kelurahan dateng ke

rumah, katanya si survey buat dapet bantuan. Terus dia

ngeliat-ngeliat sampe ke dalam rumah saya.

Hambatannya, udah 2 bulan nih saya cek ke Atm tapi

belum ada dana yang turun. Biasanya saya ambil satu

bulan sekali dananya. Kalo belum turun gini saya jadi

bingung.

Page 185: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

3. Apa saja manfaat yang didapatkan setelah menjadi

penerima KLJ?

Bisa ngebantuin saya untuk membeli kebutuhan

sehari-hari walaupun udah bisa dapetin pangan murah

dari kartu ini, pasti ada aja kebutuhan lainnya, namanya

orang hidup neng.

• Karakteristik Kebijakan

1. Apakah Kelurahan sudah menjalankan tugasnya dengan

baik dalam memenuhi hak yang harus didapatkan

masyarakat selama menjadi penerima KLJ?

Ya sih, buktinya itu ada yang dateng kerumah saya

untuk ngecek, ada 3 orang dari Kelurahan Bintaro.

2. Apakah sosialisasi yang diadakan oleh staff Kelurahan

Bintaro rutin dilaksanakan dalam pelaksanaan KLJ?

Tidak ada sosialisasi sih sebelumnya, Cuma itu

dateng sekali kalinya untuk ngecek rumah saya .

• Lingkungan Kebijakan

1. Bagaimanakah awal Anda bisa mengetahui program

KLJ?

Saya gak tahu sama sekali awalnya, itu tiba tiba ada

orang dateng dari kelurahan kerumah saya, ngasih tahu

kalau saya bakalan dapet bantuan dari kelurahan, ya itu

kartu lansia.

2. Apakah melalui media sosial atau sosialisasi yang

diadakan lembaga masyarakat atau Anda aktif bertanya

kepada lingkungan sekitar?

Saya sih gak pernah sama sekali nanya nanya ke

orang, dan gak pernah ada yang ngasih tau juga RT atau

RW nya, yaudah tiba-tiba saya dapet kartu itu.

3. Apakah lembaga masyarakat sekitar mendukung

terhadap adanya program KLJ?

saya gak pernah nanya nanya tentang program itu

mbak dan gak pernah ditanya sama dikasih tau juga sama

Page 186: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

pak RT, tapi waktu saya di foto sama orang yang cek

rumah saya, ada RT mba sama RW kebetulan lagi acara

kerja bakti waktu itu.

b. Kebutuhan Lansia

• Kebutuhan Ekonomi, Kesehatan Fisik, Sosial, dan

Psikologi

1. Apakah KLJ sudah membantu memenuhi kebutuhan

ekonomi Anda?

Allhamdulillah banget bisa nambah-nambahin

keuangan saya, suami saya juga kan udah gak kerja juga

neng.

2. Berapa Nominal yang anda dapatkan dari program KLJ?

Apakah terdapat perbedaan jumlah dana yang

disosialisasikan kepada masyarat sebelum dan sesudah

menjadi penerima?

Saya nerima tiap bulan 600ribu, 500ribu buat

nambahin biaya hidup, 100ribu buat beli pangan murah.

Tidak ada perbedaan jumlah yang diumumkan waktu

saya dateng ke-kecamatan untuk ngambil kartu sih, saya

dibilangin bahwa saya akan menerima dari bank DKI

600ribu rupiah, jadi sama saja dengan dana yang saya

terima.

3. Apakah ada sumber pendapatan lain, selain dari KLJ?

Iya ada, Cuma gitu neng namanya saya Cuma buruh

cuci gosok bayarannya Cuma pas-pasan, malah besaran

dana KLJ 600ribu.

4. Apa saja jenis bantuan lain yang didapatkan dari program

KLJ?

Yang saya tau, hanya bisa nebus pangan murah,

Alhamdulillah nya lagi sayakan masih punya anak

sekolah jadi dia juga dapet Kartu Jakarta Pintar, bisa

ngurang-ngurangin pengeluaran saya juga.

Page 187: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

5. Apakah selama pelaksanaan KLJ ini dapat membantu

memenuhi kebutuhan fisik Anda?

Nggak neng saya manfaatin buat makan sehari-hari

aja belanja cabe bawang sayur kebutuhan dapur yang

kurang-kurang, kalau buat beli-belian belum bisa neng.

6. Apa saja barang penunjang kesehatan fisik yang sudah

didapatkan selama menjadi penerima KLJ?

Belum ada, hanya itu aja dapat uang tiap bulan

600ribu neng.

7. Apakah di KLJ ini sering mengadakan kegiatan yang

dapat memenuhi kebutuhan sosial?

(berdaya/hiburan/tidak bosan)

Kalo untuk kegiatan sosial dari KLJ belum ada,

saya gak pernah ikut apa apa, ya saya Cuma nerima uang

aja dari kartu lansia itu.

8. Bagaimana KLJ dapat memenuhi kebutuhan psikologi

anda? (merasa bahagia atau tenang)

Pokoknya sih saya girang banget dah udah dibantu

sama kartu lansia ini, jadi bisa nutupin kebutuhan saya,

sebelum ada bantuan ini saya masih bingung untuk

mencari kekurangan biaya, kadang masih suka ngutang

sama tetangga atau bos nanti dipotong gaji.

c. Permasalahan Lansia

• Permasalahan Ekonomi, Sosial, Kesehatan, Psikologi.

1. Apakah KLJ dapat memperbaiki permasalahan ekonomi

anda?

Ya ngebantu, tapi tidak sepenuhnya, walaupun

udah tua gini saya tetap masih kerja, saya kan masih punya

anak sekolah si bontot, ya buat ongkos kalau gak kerja

nanti dari mana lagi neng tambahannya.

2. Bagaimana anda mengatur pengeluaran dana KLJ dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Page 188: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Ya 500ribu saya ambil untuk kebutuhan sehari-hari

dirumah, 100ribu nya saya sisaiin untuk nebus pangan

murah, itu saya irit-irit biar bisa sebulan cukup uangnya.

3. Bagaimana kegiatan yang dilakukan lansia dalam

menangani permasalahan sosial yang sering dialami

lansia ? (membuat kumpulan atau membutuhkan

sosialisasi warga biar gak bt dirumah)

Tapi sebulan sekali, saya jadi bisa ngumpul sama

tetangga ikut arisan PKK RT sebulan 25ribu, ya itu

uangnya dari uang Kartu Lansia, emang gak seberapa sih

tapi bisa ikut serta dikegiatan itu.

4. Bagaimana KLJ dapat membantu menangani masalah

kesehatan anda?

Saya biasanya berobat ke puskesmas neng kalau

sakit, gratis pakai Kartu Jakarta Sehat, kalau soal makanan

saya biasanya dapet daging ikan beras ayam telur nebus

dari kartu itu.

5. Bagaimana perasaan yang dapat Anda gambarkan sebagai

penerima manfaat KLJ? (happy/biasa saja)

Ya seneng banget saya, udah dibantu sama kartu

lansia ini, jadi saya bisa makan daging sebulan sekali,

biasanya neng saya makan daging setahun sekali aja kalau

lebaran haji.

Page 189: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Informan 6 : Penerima Kartu Lansia Jakarta

A. Tempat dan waktu wawancara

1. Tempat : RT 005/005 Bintaro

2. Hari, tanggal, tahun : Rabu, 25 Desember 2019

3. Waktu : 16.00

B. Identitas Informan

1. Nama : Marup

2. Usia : 69 Tahun

3. Agama : Islam

Pertanyaan :

a. Karakteristik Lansia

• Karakteristik Masalah

1. Apa yang Anda ketahui tentang program KLJ?

KLJ setau saya dapat bantuan untuk orang tua,

mungkin semua lansia dapet kaliyak, tetangga saya

udah saya suruh daftar tapi gak tau dah pada dapat

apa nggak. Saya sih emang orang gak punya,

Alhamdulillah dapet. Kerja sih kalo lagi ada yang

nyuruh biasanya saya jadi tukang bangunan kalo lagi

ada, Cuma sekarang saya udah tua jadi udah jarang.

2. Bagaimana cara anda bisa mendapatkan KLJ? Apa saja

kesulitan dan hambatan yang dirasakan selama

pelaksanaan KLJ?

Kalo saya waktu itu ada orang dari mana tau pake

baju dinas gitudah tiba tiba dateng kerumah neng

ngecek rumah saya, ya itu ada program yang neng

Page 190: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

bilangin. Itu katanya dapet bantuan, baru si neng

pertengahan 2019 apa kalo gak salah. Kalo

hambatannya sekarang belum turun dana udah

2 bulan, biasanya setiap bulan selalu turun neng.

Gatau nih saya kok belum turun-turun yak. Gak

ada informasi apa-apasih.

3. Apa saja manfaat yang didapatkan setelah menjadi

penerima KLJ?

Manfaat nya saya jadi bisa beli kebutuhan saya,

namanya udah tua neng mau ngopi aja kan kalo gak

kerja dari mana lagi. Cuma saya juga kadang duit buat

berobat kalo asam urat saya kambuh.

• Karakteristik Kebijakan

1. Apakah Kelurahan sudah menjalankan tugasnya dengan

baik dalam memenuhi hak yang harus didapatkan

masyarakat selama menjadi penerima KLJ?

Gatau neng ini saya gak ada info apa-apa, belum

nanya lagi kenapa gak turun dananya. Saya mau nanya

ama orang kelurahan kelupaan mulu.

2. Apakah sosialisasi yang diadakan oleh staff Kelurahan

Bintaro rutin dilaksanakan dalam pelaksanaan KLJ?

Gak ada sih selama ini orang kelurahan ngumpulin

yang nerima kaya saya. Paling ada pkk doang biasanya,

Cuma saya gak pernah ada yang kasih tau informasinya.

• Lingkungan Kebijakan

1. Bagaimanakah awal Anda bisa mengetahui program

KLJ?

Dari orang yang ngecek rumah saya, terus gak lama

saya disuruh dateng ke kelurahan suruh bawa KK sama

KTP yaudah gitu ajasih, gak lama dipanggil kekecamatan

dapet undangan ambil kartu KLJ nya. terus saya dikasih

Page 191: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

tau nunggu satu hari uang nya bisa cair untuk tiga bulan,

nah saya nerima udah 3 kali dalam 3 bulan seinget saya.

2. Apakah melalui media sosial atau sosialisasi yang

diadakan lembaga masyarakat atau Anda aktif bertanya

kepada lingkungan sekitar?

Saya gatau gitu-gituan neng, itu juga saya kurang

ngerti si, jarang banget saya nanya-nanya neng.

3. Apakah lembaga masyarakat sekitar mendukung

terhadap adanya program KLJ?

Lagi kapan yak RT nanya ke saya, emang bener

bang marup dapet bantuan, terus saya jawab iyak setiap

bulan saya jujur dikasih 600ribu kalo lagi turun dana nya.

b. Kebutuhan Lansia

• Kebutuhan Ekonomi, Kesehatan Fisik, Sosial, dan

Psikologi

1. Apakah KLJ sudah membantu memenuhi kebutuhan

ekonomi Anda?

Ya ngebantu, karena saya kalo bukan dibantu dari

program ini gak ada penghasilan selain dikasih anak, itu

juga anak kadang ngasih kadang nggak.

2. Berapa Nominal yang anda dapatkan dari program KLJ?

Apakah terdapat perbedaan jumlah dana yang

disosialisasikan kepada masyarat sebelum dan sesudah

menjadi penerima?

Sebulan kata orang kecamatan dikasih 600.000

perbulan, waktu saya dapat kartu dikasih diawal bulan

untuk 3 bulan kedepan 1.800.000. ya bener sih keluar,

kadang saya nyisain seperlunya harus diirit-irit namanya

udah tua neng ada aja penyakitnya.

3. Apakah ada sumber pendapatan lain, selain dari KLJ?

Dari anak kadang ngasih kadang nggak. tapi

keadaan anak juga sama, kerja kan udah buat keluarganya

Page 192: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

juga neng. Kalo gak dikasih ya saya paling apa ajadah

dikerjain kalo ada orang nyuruh.

4. Apa saja jenis bantuan lain yang didapatkan dari program

KLJ?

Saya nebus pangan murah biasanya tiap bulan neng,

ini lagi gak keluar dananya, jadinya saya gak nebus-

nebus.

5. Apakah selama pelaksanaan KLJ ini dapat membantu

memenuhi kebutuhan fisik Anda?

Saya beli baju kemarin dipasar malem neng. Biar

rada rapihan neng.

6. Apa saja barang penunjang kesehatan fisik yang sudah

didapatkan selama menjadi penerima KLJ?

Iya saya beli sandal kesehatan pernah sekali pas

baru dapat kemarenan, sandal buat reumatik. Saya beli

150 apa neng.

7. Apakah di KLJ ini sering mengadakan kegiatan yang

dapat memenuhi kebutuhan sosial?

(berdaya/hiburan/tidak bosan)

Gak ada sama sekali neng, Cuma dapet uang doang

saya itu.

8. Bagaimana KLJ dapat memenuhi kebutuhan psikologi

anda? (merasa bahagia atau tenang)

Saya ngerasa tenang punya duit dari pemerintah,

Cuma ya harus pinter-pinter dikeluarin dana nya untuk.

Ya segitu-gitunya neng.

c. Permasalahan Lansia

• Permasalahan Ekonomi, Sosial, Kesehatan, Psikologi.

1. Apakah KLJ dapat memperbaiki permasalahan ekonomi

anda?

Iya dibilang ngebantu meskipun gak sepenuhnya,

orang saya cuma sendiri, jadi cukup mah iya, lebih mah

nggak neng.

Page 193: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

2. Bagaimana anda mengatur pengeluaran dana KLJ dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari? (selama 3 bulan

sekali)

Kadang saya beliin pangan murah biar gak terlalu

pusing untuk kehidupan sehari-hari, terus saya buat bayar

listrik karena penting, sama ya buat berobat aja.

3. Bagaimana kegiatan yang dilakukan lansia dalam

menangani permasalahan sosial yang sering dialami

lansia ? (membuat kumpulan atau membutuhkan

sosialisasi warga biar gak bt dirumah)

Saya gak ikut apa-apa, paling kalau ada pengajian

bapak-bapak saya ikut aja.

4. Bagaimana KLJ dapat membantu menangani masalah

kesehatan anda?

Kadang saya berobat di klinik yang deket aja,

jalan kaki masih kuat, kalo ke puskesmas gak ada yang

nganter, daripada saya naik ojek duitnya mending buat

yang lain. Kadang saya buat beli obat diapotik resep yang

dari dokter saya suka tebus sendiri.

5. Bagaimana perasaan yang dapat Anda gambarkan

sebagai penerima manfaat KLJ? (happy/biasa saja)

Bersyukur saat saya udah tua gini, jarang banget

kerja dapet bantuan dari pemerintah. Alhamdulillah

dateng ke kelurahan ada hasilnya. Alhamdullillah

banget saya neng.

Page 194: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

HASIL OBSERVASI

Melihat terjadinya Implementasi Program Kartu Lansia

Jakarta yang berada di Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan.

No.

Subjek Observasi

Tanggal

dan Lokasi

Observasi

Hasil Observasi

Program Kartu Lansia Jakarta Kelurahan Bintaro JakSel

1.

Kegiatan

pangan murah

bagi penerima

manfaat

program pemda

DKI, seperti

KLJ, KJP,

PKH,

Disabilitas,

Penghuni

Rusun Pemda,

PPSU.

12 Desember

2019

di RPTRA

Anggrek

Bintaro

Berdasarkan hasil

observasi yang peneliti

lakukan, program ini

hanya ada sebulan

sekali, dan untuk

tanggal tidak dapat

ditentukan. ada

beberapa program

penerima manfaat yang

dapat menebus bantuan

pangan murah dari

Kementrian Sosial,

salah satunya ialah

KLJ, mulai dari antrian

dari setiap program

yang dijatahkan, lalu

membayar terlebih

dahulu, dan mengantri

untuk mengambil

bahan pokoknya serta

dapat membawa

pulang kerumah.

Page 195: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

2.

Kegiatan

Pengajian

Mingguan

Yang

Dilaksanakan

Setiap Hari

Selasa

24 Desember

2019 di Rumah

Salah Satu

Anggota

Pengajian,

Bintaro

Program Kegiatan

ngaji ini dilaksanakan

setiap bulan 3-4 kali

yakni setiap hari

selasa, dan sering

dilaksanakan

dikediaman ibu

Aminah atau

mushollah setempat.

Pengajian ini

biasanyapara anggota

pengajian, salah

satunya ibu Suhaimi di

test membaca Al-

qur’an satu persatu

dengan tajwid yang

benar, lalu belajar rawi

juga yang dibimbing

langsung oleh guru

pengajian hari Selasa,

yakni ustazah Hj.

Kholipah. Uang iuran

dari pengajian ini yakni

setiap pertemuan

membayar uang kas

5000 – 10000 rupiah,

yang akan digunakan

untuk menjenguk

orang sakit atau

keperluan pengajian

lainnya.

3.

Mewawancarai

ketiga informan

penerima Kartu

Lansia Jakarta

di Kelurahan

Bintaro

12 – 25

Desember 2019

di Kediaman

Masing-masing

Infornan

Kegiatan program

dilakukan dalam

beberapa bulan sekali,

seperti pengambilan

uang di bank DKI yang

dicairkan setiap 3

Page 196: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

bulan sekali, sehingga

peneliti tidak cukup

dan hanya mempunyai

kesempatan hanya

sekali dalam bertemu

informan, dapat

diketahui dari hasil

wawancara dengan

informan yakni dengan

menanyakan terkait

bantuan yang diterima

dari KLJ, serta manfaat

yang dapat diperoleh

dari bantuan tersebut

sesuai dengan teori

yang ada dan apakah

sudah sesuai dengan

cita-cita pemerintah

dalam mewujudkan

programnya.

4.

Kegiatan

Arisan PKK

RT

27 Desember

2019

Di Kediaman

RT

Kegiatan Arisan

bertujuan silaturahmi

ibu-ibu lingkungan

sekitar RT saja, biaya

yang dikeluarkan

untuk arisan per bulan

tidak banyak hanya

25000 rupiah perbulan,

itu sudah termasuk

uang kas 5000 rupiah

untuk yang

mengangkat arisan dan

mengadakan arisan

dirumahnya. Anggota

nya sekitar 20 – 25 ibu-

ibu saja.

Page 197: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

HASIL STUDI DOKUMENTASI

No.

Dokumen

Dokumen

Terlampir

Dokumen

hanya dilihat

(tidak

dilampirkan)

Kesimpula

n terhadap

dokumen

1. Profil

Kelurahan

Bintaro

Terlampir - Profil

Kelurahan

Bintaro

jelas dan

rinci,

menjelaska

n sejarah,

visi misi,

tugas, dan

fungsi,

program

serta

susunan

organisasi.

2. Jumlah

Penduduk

Lansia

Kelurahan

Bintaro

Terlampir - Jumlah

penduduk

lansia di

Kelurahan

Bintaro

terlihat

lebih

sedikit

dibanding

jumlah

penduduk

usia anak-

anak dan

usia dewasa

yang

terlihat jauh

lebih

Page 198: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

banyak.

3. Kegiatan

Pangan

Murah

Terlampir - Pangan

murah

diperuntukan

untuk

pemegang

KJP, KLJ,

PPSU,

Penghuni

Rusun

Pemda, syarat

pengambilan

wajib

membawa

KTP , Kartu

Penerima,

dan ATM

bank DKI.

Adapun

Kegiatan ini

dapat dilihat

dari foto-foto

kegiatan yang

ada.

4. Nama

Anggota

Penerima

KLJ 2018

- 2019

Terlampir - Nama

Anggota KLJ

terlihat hanya

1% dari

jumlah

penduduk

lansia yang

ada, yakni 35

orang dan

belum ada

penerima lagi

Page 199: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …

Daftar penerima KLJ Kelurahan Bintaro Tahun 2018-2019

Page 200: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU LANSIA JAKARTA DI …