pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan base ...... · bahwa pembangunan nasional indonesia...

112
Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base transceiver station (bts)/radio base station (rbs) Di kota surakarta Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Asror Mukti Adi NIM : E. 0003100 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008

Upload: hoangnhan

Post on 13-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base transceiver station (bts)/radio base station (rbs)

Di kota surakarta

Penulisan Hukum (Skripsi)

Disusun dan diajukan untuk

Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Asror Mukti Adi NIM : E. 0003100

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2008

Page 2: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERIJINAN PEMBANGUNAN BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)/ RADIO BASE STATION (RBS)

DI KOTA SURAKARTA

Disusun oleh : ASROR MUKTI ADI

NIM : E. 0003100

Disetujui untuk Dipertahankan

Dosen Pembimbing

WALUYO, S.H.,M.Si.

NIP. 132 092 854

Page 3: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi) PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERIJINAN PEMBANGUNAN

BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)/ RADIO BASE STATION (RBS) DI KOTA SURAKARTA

Disusun oleh :

ASROR MUKTI ADI NIM : E. 0003100

Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada :

Hari :

Tanggal :

TIM PENGUJI

1. Djoko Wahyu W, S.H.,MS._ : ………………………………………...

Ketua

2. WALUYO, S.H.,M.Si.________ : ………………………………………...

Anggota

MENGETAHUI Dekan,

Moh. Jamin, S.H.,M.H. NIP. 131 570 154

Page 4: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

iv

ABSTRAK

Asror Mukti Adi, 2008. PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERIJINAN PEMBANGUNAN BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)/RADIO BASE STATION (RBS) DI KOTA SURAKARTA. Fakultas Hukum UNS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui bagaimana implementasi kebijakan pemerintah secara umum melalui perijinan (vergunning) sebagai salah satu instrumen pemerintahan dalam tataran riil khususnya terhadap pengaturan mengenai pembangunan Base Transceiver Station (BTS)/Radio Base Station (RBS) di Kota Surakarta.

Secara purposif penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum sosiologis atau empiris yang bersifat deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian antara lain di Kantor Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pemerintah Kota Surakarta sebagai pelakasana kewenangan pemrosesan perijinan di lingkungan Pemerintah Daerah, serta di lingkup wilayah administratif Surakarta. Jenis data yang dipergunakan meliputi data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu melalui wawancara, observasi, dan penelitian kepustakaan pada literatur cetak maupun elektronik berupa buku-buku, peraturan-perundang-undangan, jurnal, makalah dan sebagainya. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dengan model interaktif. Sifat analisis ini induktif yaitu kesimpulan diambil berdasarkan abstraksi hal-hal yang konkrit/ khusus ditarik kepada essensinya yang bersifat umum.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam memperoleh ijin pendirian Base Transciever Station (BTS)/Radio Base Station (RBS), terdapat berbagai kualifikasi dan persyaratan ijin terkait yang harus dipenuhi, diantaranya adivice planning (AP), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Penggunaan Bangunan (IPB), Ijin Gangguan (HO), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dan Ijin Usaha Perdagangan (IUP). Kantor UPT sebagai unit pelaksana kewenangan perijinan bertugas memproses berbagai perijinan tersebut dengan mengkoordinasikan berbagai lembaga atau dinas yang bersangkutan di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta serta mensinergiskan berbagai ketentuan peraturan-peraturan daerah yang mengakomodir permasalahan tersebut hingga sesuai dengan arahan kebijakan umum pembangunan Pemerintah Kota Surakarta. Mekanisme pemrosesan perijinan tersebut meliputi peninjauan pada tataran normatif pemeriksaan pemenuhan serta keabsahan persyaratan berdasarkan ketentuan yang berlaku dan pada tataran teknis yaitu peninjauan implementasi pemenuhan persyaratan di lokasi obyek permohonan. Hambatan utama dalam konteks ini adalah kurangnya sumber daya manusia di jajaran Pemerintah Daerah dengan kompetensi di bidang teknologi informasi, belum adanya perda khusus mengatur BTS/RBS, paradigma negatif dan kesadaran masyarakat, serta perilaku negatif oknum pengusaha bidang telekomunikasi.

Page 5: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

v

MOTTO

Sesungguhnya kita diciptakan tiada lain hanyalah untuk mengabdi kepada Allah

QS. Adz Dzariyaat :56

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu

mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amatlah sedikit kamu mengambil

pelajaran (daripadanya).

QS. Al A'raaf :3

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan

tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan qalbu, semuanya itu akan

diminta pertanggungan jawabnya.

QS. Al Israa' : 36

Sungguh akan diturunkan cobaan, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan

harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang

yang sabar.

QS. Al Baqarah : 3

PERSEMBAHAN

Penulisan Hukum (skripsi ini) penulis persembahkan

untuk :

Allah SWT yang senantiasa membimbing dan

melindungiku

Page 6: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

vi

Ayah dan Bunda beserta Saudara-saudaraku yang

sangat berarti dalam hidup ini

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Alloh SWT yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

sang pengatur, yang merajai dan ditaati segalanya di alam semesta, penulisan hukum

(skripsi) yang berjudul “PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERIJINAN

PEMBANGUNAN BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)/ RADIO BASE STATION

(RBS) DI KOTA SURAKARTA” dapat penulis selesaikan.

Pada kesempatan bahagia ini, dalam suka cita penulis hendak

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah berkenan memberikan sumbangsih tak ternilai hingga pada akhirnya penulisan

hukum ini dapat diselesaikan. Terimakasih banyak kami haturkan kepada :

1. Bapak Dr.dr. Moch. Syamsulhadi, Sp.Kj selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Bapak Moh. Jamin, S.H.,M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum UNS yang

telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak Prasetyo Hadi P, S.H.,M.S. selaku Pembantu Dekan I yang telah

memberikan ijin untuk penyusunan penulisan hukum (skripsi) ini.

4. Bapak Wasis Sugandha, S.H.,M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi

Negara yang juga telah memberikan ijin untuk penyusunan penulisan hukum

(skripsi) ini.

Page 7: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

vii

5. Bapak Waluyo, S.H.,M.Si. selaku pembimbing penyusunan penulisan hukum

(skripsi) yang telah berkenan menyediakan waktu dan pikirannya untuk

membimbing dan arahan bagi tersusunnya skripsi ini.

6. Bapak Asianto Nugroho, S.H.,M.Si. sebagai pembimbing akademik, atas

nasehat yang berguna bagi penulis selama penulis belajar di Fakultas Hukum

UNS.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang berguna kepada penulis sehingga dapat dijadikan bekal

dalam penulisan skripsi ini dan semoga ilmu tersebut dapat kami amalkan

dalam kehidupan masa depan penulis.

8. Ibu Maya dan seluruh staf Kantor Bagian Hukum dan HAM Pemerintah Kota

Surakarta atas segala bantuan dan keramahan-tamahan menyediakan segala

macam bahan yang penulis butuhkan di sela-sela kesibukan.

9. Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, S.H.,MM. atas saran dan masukan

berguna yang diberikan kepada penulis.

10. Bapak Drs. Toto Amanto, MM. selaku Koordinator Unit Pelayanan Terpadu

Kota Surakarta yang telah meluangkan waktu dan banyak membantu dalam

penelitian ini.

11. Ayahanda dan Ibunda yang kami cintai dan sayangi , terimakasih atas segala

pengorbanan, kesabaran, dan doa restu kalian selama ini kepada ananda.

12. Saudara-saudara dan keluargaku yang kucintai, Hendra Budi, Setiawan,

Rosid, Miftah, Ismail, Mba Ninuk, atas dukungannya.

13. Sahabat-sahabat yang telah turut memberi motivasi dan menumbuhkan

semangat penulis, menjadi penampung keluh kesah penulis, Uzair, Mahoo,

Boenx, Venty, Mas Dian, Mba Julian, Saiful.

Page 8: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

viii

14. Mas Roni dari PT. Siemens yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu penulis sebagai narasumber interview.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah turut

serta memberikan bantuan dan dukungan sehingga dapat terselesaikannya

penulisan hukum ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hukum ini masih terdapat banyak

kekurangan, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang

membangun sehingga dapat memperkaya penulisan hukum ini. Demikian kami

berharap semoga penulisan hukum ini dapat memberikan manfaat.

Surakarta, Januari 2008 Penulis

Page 9: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR BAGAN/GAMBAR ........................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

E. Metode Penelitian............................................................................ 5

F. Sistematika Skripsi........................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 9

A. Kerangka Teori................................................................................ 9

1. Tinjauan Umum Tentang Pemerintahan Daerah ..................... 9

a. Pengertian Pemerintah Daerah ............................................ 10

b. Pembagian Daerah dan Asas-asas Pemerintahan Daerah ... 12

c. Bentuk dan Susunan Pemerintah Daerah Setiap

Page 10: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

x

Daerah Dipimpin oleh Kepala Daerah ................................ 16

d. Peraturan Daerah (Perda) dan Pengawasan ....................... 18

2. Tinjauan Umum Tentang Instrumen Pemerintahan ................ 20

a. Peraturan Perundang-undangan .......................................... 21

b. Ketetapan/ Keputusan Tata Usaha Negara (Beschikking) ... 22

c. Peraturan Kebijaksanaan (Freis Ermessen) ......................... 23

d. Rencana-rencana ................................................................. 24

e. Perijinan (Vergunning) ........................................................ 25

f. Instrumen Hukum Keperdataan .......................................... 39

3. Tinjauan Umum Tentang Telekomunikasi .............................. 39

a. Asas Penyelenggaraan Telekomunikasi .............................. 40

b. Tujuan Penyelenggaraan Telekomunikasi .......................... 41

c. Hak dan Kewajiban Penyelenggara Telekomunikasi

dan Masyarakat ................................................................... 41

d. Teknologi Seluler ................................................................ 44

4. Tinjauan Umum Tentang BTS ................................................... 39

B. Kerangka Pemikiran........................................................................ 49

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 52

A. Deskripsi Obyek ............................................................................ 52

1. Pengertian tentang Kota Surakarta .......................................... 52

a. Gambaran Umum Kota Surakarta ....................................... 52

b. Kondisi dan Potensi Kota Surakarta ................................... 53

c. Strategi Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat ............. 56

2. Peran Pemerintah Daerah Kota Surakarta dalam

Pelaksanaan Pembangunan Daerah ......................................... 58

a. Arahan Kebijakan Pemerintah Daerah pada Pelaksanaan

Pembangunan Daerah ......................................................... 59

b. Syarat dalam perencanaan kebijakan pembangunan

Page 11: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xi

Pemerintah Daerah .............................................................. 59

c. Peran Pemerintah Daerah dalam pembangunan

menara BTS/RBS ................................................................ 60

3. Pengertian Mengenai Kantor Unit Pelayanan

Terpadu (UPT) ......................................................................... 62

a. Pengertian Kantor (UPT) .................................................... 62

b. Dasar Hukum (UPT) ............................................................ 64

c. Tugas dan Kewajiban Kantor (UPT) ................................... 65

B. Pelaksanaan Prosedur Perijinan Pendirian Menara BTS/RBS ....... 68

1. Keberadaan BTS/RBS di Kota Surakarta ......................... 68

2. Prosedur Perijinan Menara BTS/RBS di UPT .......................... 71

3. Pelaksanaan Prosedur Perijinan oleh Pelaku Usaha

Telekomunikasi ........................................................................ 79

C. Hambatan- Hambatan yang dihadapi dan

Upaya Untuk Menanggulanginya .................................................. 82

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 90

A. Simpulan ....................................................................................... 90

B. Saran .............................................................................................. 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pertumbuhan Ekonomi 2000-2006 ………………………………….. 55

Tabel 3 : Perkembangan Nilai Investasi Tahun 2004-2006 …………………… 55

Tabel 2 : Pendapatan Perkapita 2000-2006 ……………………………………. 55

Tabel 4 : Data BTS/RBS di Surakarta ………………………………………… 67

DAFTAR BAGAN/GAMBAR

Gambar 1 : Interactive Model of Analysis …………………………………….. 7

Gambar 2 : Kerangka Pemikiran ....................................................................... 48

Gambar 3 : Bagan Organisasi UPT ……………………………………………. 63

Gambar 4 : Alur Permohonan Ijin Menara BTS/RBS ………………………… 70

Gambar 5 : Tahapan pemrosesan beberapa jenis perijinan

dalam pedirian menara BTS/RBS …………………………………. 77

Gambar 6 : Tahapan Pelaksanaan Proyek Pembangunan Menara

BTS/RBS Oleh Vendor Infrastruktur Telekomunikasi …………… 81

Page 13: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional merupakan serangkaian upaya pembangunan

meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Pembangunan

Nasional dilaksanakan dalam rangka melaksanakan tujuan nasional yang

termaktub dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu melindungi

segenap bangsa, seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dapat dikatakan

bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat

adil, makmur merata secara materiil, spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 sebagai suatu proses perubahan berkesinambungan, terjadi secara terus-

menerus yang melibatkan semua unsur didalamnya, yaitu pemerintah baik pusat

maupun daerah dan masyarakat Indonesia sendiri.

Dewasa ini dengan adanya Otonomi Daerah berdasarkan Undang-undang

Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diganti dengan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah

daerah kini memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat di daerahnya sesuai dengan

tujuan pembangunan nasional yang tidak mungkin dapat dilaksanakan sendiri

oleh pemerintah pusat.

Dengan adanya otonomi daerah pembangunan nasional telah

berkembang merata di masing-masing daerah merespon kebutuhan masyarakat

meliputi berbagai macam sektor termasuk didalamnya sektor telekomunikasi.

Telekomunikasi merupakan salah satu sektor penting yang mempengaruhi

Page 14: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xiv

pembangunan sektor lain diantaranya sektor ekonomi, sektor sosial, sektor

pendidikan dan lain sebagainya. Namun dalam pengembangan sektor

telekomunikasi daerah memerlukan pembangunan fasilitas infrastruktur yang

memadai dimana tidak dapat dipenuhi dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah

sendiri tanpa dukungan dan partisipasi pihak lain, dalam hal ini pihak swasta.

Guna menunjang upaya pembangunan tersebut, maka Pemerintah Daerah

membuka kesempatan berpartisipasi dan berinvestasi dari pihak swasta untuk

berbagai macam sektor termasuk telekomunikasi sendiri dengan harapan dapat

memacu sektor-sektor lainnya. Sebagaimana hasil survei International

Telecommunication Union (ITU) menunjukkan, pertumbuhan sektor

telekomunikasi sebesar 1 persen akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi

sebesar 3 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa percepatan

pertumbuhan ekonomi dapat dipacu dengan meningkatkan pembangunan dan

pengembangan sektor tersebut. (Telekomunikasi dan Upaya Menuju Masyarakat

Informasi, Kompas: 04 April 2004). Salah satu bagian penting dari sarana

telekomunikasi pada saat ini adalah jaringan nirkabel untuk pendukung telepon

seluler dan beberapa perangkat nirkabel lainnya yang banyak digunakan oleh

penduduk di Indonesia yang antara lain berguna bagi komunikasi, informasi pada

bidang-bidang pendidikan, perekonomian, sosial dan bidang umum lainnya.

Sedangkan disatu sisi lainnya, pihak swasta penyedia jasa layanan

telekomunikasi seluler juga hendak berupaya meningkatkan pelayanannya kepada

para pelanggannya di daerah. Hal ini tentu saja dapat menjadi peluang dan

tanggung jawab untuk mengorganisirnya secara baik mengingat pada tahun 2007

lalu jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia mencapai sekitar delapan puluh

juta orang (Pulsa, Edisi 122 th V/2008/3-6 Januari : 44) yang sebagian

diantaranya berada di daerah.

Dalam peningkatan kualitas layanan komunikasi kepada pengguna

telepon seluler mutlak membutuhkan keberadaan beberapa infrastruktur penting.

Page 15: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xv

Salah satu diantara infrastruktur tersebut adalah Base Transceiver Station (BTS)

atau Radio Base Station (RBS) yaitu tower/menara telekomunikasi Pemancar

yang berfungsi mengirim dan menerima sinyal/frekwensi pada kawasan tertentu

dan menghubungkan dengan kawasan lain.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kadangkala keberadaan BTS di berbagai

tempat menimbulkan permasalahan di masyarakat. Permasalahan tersebut

berpotensi menimbulkan konflik bilamana tidak dikelola dengan baik menurut

ketentuan yang berlaku oleh pemerintah daerah, dinas/lembaga berwenang,

pelaku usaha pada bidang terkait, dan masyarakat.

Kota Surakarta sebagai salah satu kota dengan kuantitas pengguna

telepon seluler tinggi juga memiliki permasalahan masyarakat yang timbul atas

keberadaan Tower BTS/RBS ini sebagaimana peristiwa aksi penolakan atas

Tower BTS di lingkungan Kampung Teposanan Kelurahan Sriwedari sekitar

bulan Juli 2007. Beberapa isu yang seringkali menjadi pemicu timbulnya

permasalahan antara lain: pengadaan tempat/lahan/tanah, faktor resiko/dampak

dari aspek lingkungan dan ekonomi, persoalan kontribusi kepada masyarakat

setempat dan lain-lain.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian atau studi hukum yang lebih mendalam mengenai

kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam pengaturan pendirian Tower BTS

dalam upaya mengantisipasi permasalahan dan konflik. Untuk itu dalam

penulisan hukum penulis mengambil judul :

“PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERIJINAN PEMBANGUNAN

MENARA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)/ RADIO BASE STATION

(RBS) DI KOTA SURAKARTA”.

Page 16: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xvi

B. Rumusan Masalah

Memperhatikan alasan pemilihan judul, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagamana pelaksanaan kebijakan perijinan dalam pembangunan menara Base

Transceiver Station (BTS)/Radio Base Station (RBS) di Kota Surakarta?

2. Bagaimana hambatan-hambatan yang timbul berkenaan dengan pelaksanaan

kebijakan perijinan pembangunan menara Base Transceiver Station

(BTS)/Radio Base Station (RBS) di Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui karakterisitik prosedur perijinan yang harus dilewati

sebelum melaksanankan pendirian Menara BTS/RBS.

b. Untuk mengetahui upaya Pemerintah Kota dalam menyelesaikan

permasalahan pada pelaksanaan prosedur perijinan pendirian menara

BTS/RBS.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk memenuhi dan melengkapi persyaratan akademis guna memperoleh

gelar strata satu dalam bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

b. Sebagai sarana untuk menyumbangkan pemikiran pada masyarakat,

khususnya dalam hal pengetahuan mengenai pelaksanaan ijin

pembangunan menara BTS/RBS.

Page 17: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xvii

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran di bidang Hukum Administrasi

Negara yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan pemerintah yang

mengatur mengenai perijinan di daerah.

b. Memberikan kontribusi dalam memperluas dan mengembangkan ilmu

pengetahuan hukum dan dapat menjadi rujukan bagi penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penulisan ini diharapkan mampu membantu dan memberikan

tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan masalah yang

sedang di teliti.

b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis.

E. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu cara atau jalan yang dipergunakan

untuk mencapai suatu tujuan.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penulisan hukum empiris, yaitu

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti langsung ke lapangan

sehingga akan didapatkan data yang faktual.

2. Sifat Penelitian

Page 18: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xviii

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan obyek yang diteliti secara lengkap.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini berjenis kualitatif, yaitu

data yang berwujud uraian, informasi verbal, dan pendapat dari para

responden.

4. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer

tersebut meliputi data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan

penulis dengan nara sumber agar penelitian mendapatkan hasil yang

sebenarnya dari obyek yang diteliti.

5. Sumber data

a. Sumber data primer

Data primer diperoleh dari Pemerintah Kota Surakarta, perusahaan

telekomunikasi, masyarakat dan pihak-pihak lain yang terkait.

b. Sumber data sekunder

Data sekunder berasal dari perundang-undangan, buku-buku, serta literatur

yang mendukung penelitian ini.

6. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan

wawancara secara langsung dengan nara sumber.

b. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data dengan cara membaca, mempelajari buku yang

diperlukan, seperti literatur, peraturan perundang-undangan, dan lain-lain

yang berkaitan dengan penelitian.

Page 19: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xix

7. Analisis data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data kualitatif

dengan model interaktif, dimana dalam tahap analisis ini terdapat tiga

komponen pokok, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Data yang terkumpul kemudian direduksi melalui seleksi dan

penyederhanaan data yang berlangsung terus-menerus selama penelitian dan

kemudian diambil kesimpulan. Tahap ini tidak harus berurutan sebab apabila

data data yang diperoleh sudah lengkap, maka data tersebut dapat disajikan.

Apabila ditemui kesulitan dalam menarik kesimpulan karena kurang

lengkapnya data, maka kita bisa kembali ke tahap pengumpulan data sampai

data yang kita peroleh dirasa cukup (H. B. Sutopo, 2002 : 95).

Model analisa interaktif dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 : Interactive Model of Analysis

F. Sistematika Sripsi

Reduksi Data Penyajian Data

Pengumpulan Data

Penarikan Kesimpulan/ verifikasi

Page 20: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xx

Guna memberi penjelasan secara garis besar mengenai penyusunan

penulisan hukum dan untuk mengantarkan pembaca pada pokok pembahasan,

maka penulis menggunakan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan tentang landasan teori mengenai

Pemerintahan Daerah, Instrumen Pemerintahan, dan

Telekomunikasi.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang kondisi umum dan karakteristik

Kota Surakarta, sistem penetapan kebijakan dan arahan kebijakan

Pemerintah Kota Surakarta, uraian mengenai Unit Pelayanan

Terpadu yang memproses perijinan, pelaksanaan prosedur perijinan

dalam pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS)/Radio

Base Station (RBS) oleh UPT dan pelaku usaha di wilayah

Surakarta, Instrumen-instrumen hukum yang terkait, hambatan-

hambatan dalam pelaksanaan prosedur serta aplikasi perijinan

tersebut, dan analisis data.

BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Pemerintahan Daerah

a. Pengertian Pemerintah Daerah

Indonesia merupakan negara dengan wilayah luas terdiri dari

kepulauan-kepulauan dan memiliki jumlah penduduk yang besar dan

tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Melihat kondisi tersebut dalam

rangka pelaksanaan pemerintahan guna mewujudkan tujuan pemerataan

pembangunan sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 maka

Page 22: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxii

dibentuklah pemerintahan daerah sebagai wujud dari pemerintah di daerah

guna melaksanakan tugas pembantuan di daerah.

Dasar dari penyelenggaraan Pemerintahan daerah terdapat dalam

UUD 1945 Pasal 18A yang menyebutkan, hubungan wewenang antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota,

atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-

undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.

Hubungan keuangan, pelayanan umum, kemanfaatan sumber daya alam

maupun sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah diatur dan dilaksanakan secara adil, selaras berdasarkan undang-

undang. Sedangkan pada Pasal 18 B menyebutkan negara mengakui dan

menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus

atau bersifat istimewa sebagaimana diatur dengan Undang-undang.

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan

masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih

hidup, masih sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

Berdasarkan hal tersebut diatas, Pemerintah mengeluarkan

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

yang kemudian diganti dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.

Maka berdasarkan Pasal 239 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yaitu

pada saat berlakunya Undang-undang ini maka Undang-undang Nomor 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan tidak berlaku.

Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Pasal 1 huruf b

menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta

perangkat daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah.

Page 23: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxiii

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara pemerintahan daerah otonom

oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, menurut asas desentralisasi.

Salah satu tugas DPRD dalam Pemerintahan Daerah adalah

melakukan pengawalan, baik kepada Peraturan Daerah, Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, kebijakan Pemerintah Daerah dan kerja

sama internasional dengan daerah.

Pemerintah Daerah menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun

2004 Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintahan daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan pengertian Otonomi Daerah

menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 5

menyebutkan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pamerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Menurut Winarna Surya Adisubrata Otonomi Daerah adalah

wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah, yang

melekat pada negara kesatuan maupun pada negara federasi. Di negara

kesatuan Otonomi Daerah lebih teratas daripada di negara yang berbentuk

federasi. Kewenangan mengatur dan mengurus rumah tangga daerah di

negara Kesatuan meliputi segenap kewenangan pemerintah kecuali

beberapa urusan yang dipegang oleh Pemerintah Pusat. Dalam literatur

pemerintahan dikenal tiga sistem otonomi, yaitu:

1) Otonomi formil

Page 24: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxiv

Yaitu suatu sistem otonomi dimana yang diatur adalah kewenangan-

kewenangan Pemerintah Pusat yang dipegang oleh Pemerintah Pusat

(seperti: pertahanan dan keamanan, politik luar negeri, peradilan,

moneter, fiskal dan kewenangan lainnya). Sedangkan kewenangan

Daerah Otonom adalah kewenangan yang diluar kewenangan

Pemerintah pusat tersebut.

2) Otonomi materiil

Merupakan kewenangan-kewenangan Daerah Otonom yang

dilimpahkan dan secara eksplisit disebutkan satu-persatu (biasanya

diatur dalam Undang-undang Pembentukan Daerah Otonom).

Sedangkan kewenangan Daerah Otonom adalah kewenangan yang

diluar kewenangan Pemerintah Pusat tersebut.

3) Otonomi riil

Merupakan kewenangan-kewenangan daerah Otonom yang

dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat, disesuaikan kemampuan nyata

dari Daerah Otonom yang bersangkutan (seperti SDM, pendapatan

Daerah, dll). Jadi kewenangan Daerah Otonom yang satu dengan

daerah otonom yang lainnya tidak sama. (Winarna Surya Adisubrata

1999:1).

Prinsip Otonomi Daerah dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun

2004 adalah:

1) Otonomi seluas-luasnya

Dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur

semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan Pemerintah

yang ditetapkan dalam Undang-undang. Daerah memiliki kewenangan

membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan

Page 25: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxv

peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan

pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

2) Otonomi nyata

Yaitu suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan

dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang

kenyataanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup, dan

berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Dengan

demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama

dengan daerah lainnya.

3) Otonomi yang bertanggung jawab

Adalah otonomi yang dalam penye1enggaraannya harus benar-benar

sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada

dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dan tujuan

nasional.

b. Pembagian Daerah Dan Asas-asas Pemerintahan Daerah

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi

dan daerah provinsi ini dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-

masing mempunyai Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Daerah mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan. Pemerintahan Daerah menjalankan otonomi seluas-

luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah,

dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum,

dan daya saing daerah.

Asas-asas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah menurut C.S.T.

Kansil yaltu:

Page 26: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxvi

1) Asas Desentralisasi adalah asas yang menyatakan penyerahan

sejumlah urusan pemerintahan dari Pemerintah Pusat atau dan

Pemeintah Daerah tingkat yang lebih tinggi kepada Pemerintah Daerah

tingkat yang lebih rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga

daerah itu. Dengan demikian, prakarsa, wewenang, dan tanggung

jawab mengenai urusan-urusan yang diserahkan tadi sepenuhnya

menjadi tanggung jawab daerah itu, baik mengenai politik

kebijaksanaan, perencanaan, dan pe1aksanannya maupun mengenai

segi-segi pembiayaannya. Perangkat pelaksanaanya adalah perangkat

daerah sendiri.

Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah dalam Pasal 1 huruf f menyebutkan :

“Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia.”

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat

7 menyebutkan : “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang

pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur

dan mengurus pemerintahan daam sistem Negara Kesatuan Republik

indonesia.”

Keuntungan diterapkannya asas desentralisasi adalah:

a) Akan mengurangi tertumpuknya pekerjaan di tingkat pusat.

b) Dalam menghadapi masalah yang mendesak serta memerlukan

tindakan secara cepat maka daerah tersebut tidak perlu menunggu

perintah ataupun instruksi dari pemerintah Pusat.

c) Dapat mengurangi birokrasi sistem yang, berbelit.

d) Mengurangi kemungkinan kesewenangan Pemerintah Pusat.

Page 27: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxvii

Sistem ini juga mempunyai kelemahan, antara lain:

a) Struktur Pemerintahan menjadi lebih kompleks, sehingga

mempersulit koordinasi.

b) Keseimbangan dan keserasian antara bermacam-macam

kepentingan daerah mudah terganggu

c) Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama karena

diperlukan pembuatan peraturan yang bertele-tele.

2) Asas Dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan pelimpahan

wewenang dari Pemerintah Pusat atau kepala wilayah atau kepala

instansi vertikal tingkat yang lebih tinggi kepada pejabat-pejabatnya di

daerah. Tanggung jawab tetap ada pada Pemerintah pusat, baik

perencanaan dan pelaksanaannya maupun pembiayaannya tetap

menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat. Unsur pelaksanaannya

dikoordinasikan oleh kepala daerah dalam kedudukannya selaku wakil

Pemerintah Pusat.

Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

Pasal 1 huruf f menyebutkan : “Dekonsentrasi adalah pelimpahan

wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil

pemerintah dan/atau perangkat pusat di Daerah.”

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat

8 menyebutkan bahwa : “Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenaag

pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil

pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.”

3) Asas Tugas Pembantuan adalah asas yang menyatakan tugas turut

serta dalam pelaksanaan urusan pemerintah yang ditugaskan kepada

Pemerintah Daerah dengan kewajiban mempertanggungjawabkannya

kepada yang memberi tugas. (C.S.T. Kansil, 2002 : 3)

Page 28: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxviii

Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

Pasal 1 huruf g menyebutkan :

”Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah

kepada Daerah dan desa dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan

tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta

sumber daya manusia dengan bekewajiban melaporkan

pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang

menugaskan.”

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 9

menyebutkan:

“Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah

kepada Daerah dan/atau desa dan pemerintah provinsi kepada

kabupaten/kota dan atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota

kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.”

Di dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 20

asas penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum

penyelenggaraan negara yang terdiri atas:

a) Asas kepastian hukum;

b) Asas tertib penyelenggaraan negara;

c) Asas kepentingan umum;

d) Asas keterbukaan;

e) Asas proporsionalitas;

f) Asas profesionalitas;

g) Asas akuntabilitas;

h) Asas efisien;

i) Asas efektivitas.

Page 29: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxix

c. Bentuk dan susunan Pemerintahan Daerah setiap daerah dipimpin

oleh Kepala Daerah.

Setiap daerah dipimpin dan dikepalai oleh Kepala Daerah. Kepala

Daerah untuk Provinsi disebut Gubernur, untuk Kabupaten disebut Bupati,

dan untuk Kota disebut Walikota. Kepala Daerah dalam menjalankan

tugasnya dibantu oleh satu orang Wakil Kepala Daerah.

Di dalam setiap daerah dibentuk DPRD yang merupakan lembaga

perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. DPRD mempunyai tugas legislasi,

anggaran, dan pengawasan perangkat Daerah Provinsi terdiri atas

Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, dan Lembaga

Teknis Daerah. Perangkat Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas Sekretariat

Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,

Kecamatan, dan Kelurahan.

Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris

Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Daerah dalam

menyiapkan kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah dan

Lembaga Teknis Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban,

Sekretaris Daerah untuk Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh

Gubernur atas usul Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Apabila Sekretaris Daerah berhalangan melaksanakan

tugasnya, tugas Seketaris Daerah dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk

oleh Kepala Daerah. Sekretaris Daerah diangkat dari Pegawai Negeri Sipil

yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah untuk Provinsi diangkat

dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Sekretaris Daerah untuk Kabupaten/Kota

diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 30: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxx

Sekretaris Daerah mempunyai kedudukan sebagai pembina

Pegawai Negeri Sipil di daerahnya. Sekretariat DPRD dipimpin oleh

Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD diangkat dan diberhentikan oleh

Gubernur/Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD. Sekretaris DPRD

dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional berada dibawah

dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif

bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas

Daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang diangkat dan diberhentikan oleh

Kepa1a Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas

usulan Sekretaris Daerah.

Lembaga teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas

Kepala Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang

bersifat spesifik berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah.

Badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah dipimpin oleh Kepala

Badan, Kepala Kantor, atau Kepala Rumah Sakit Daerah yang diangkat

oleh Kepala Daerah dan Pegawi Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas

usul Sekretaris Daerah. Kepala Badan, kantor, atau rumah sakit umum

daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris

Daerah.

Kecamatan dibentuk di wilayah Kabupaten/Kota dengan Perda

berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh Camat

yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian

wewenang Bupati/Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi

daerah. Camat diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Sekretaris Daerah

kabupaten/kota dan Pegawai Negeri Sipil yang menguasai pengetahuan

teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Camat dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh

Page 31: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxxi

perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota

melalui Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota. Perangkat kecamatan

bertanggung jawab kepada camat.

Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda

berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh Lurah

yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dan

Bupati/Walikota. Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul camat

dan Pegawai Negeri Sipil yang menguasai pengetahuan teknis

pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugasnya Lurah dibantu oleh

perangkat kelurahan yang bertanggung jawab kepada Lurah. Untuk

kelancaran pelaksanaan tugas Lurah dapat dibentuk lembaga lainnya

sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan dengan Perda.

d. Peraturan Daerah (Perda), dan Pengawasan

1) Peraturan Daerah (Perda)

Sebagai konsekuensi dari hak mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri, maka pemerintah daerah perlu dilengkapi

alat perlengkapan daerah yang dapat mengeluarkan peraturan-

peraturannya, yakni Peraturan Daerah.

Badan pembuat Peraturan Daerah dengan Peraturan Daerahnya, berkewajiban mengatur urusan-urusan yang menjadi urusan rumah tangga daerah dan juga urusan-urusan pembantuan. Untuk menjaga agar jangan sampai ada Peraturan Daerah yang mengatur sesuatu hal yang bertentangan dengan peraturan-peraturan negara atau Peraturan Daerah tingkat atasnya, perlu diadakan pengawasan. (R. Joeniarto, 1992: 18)

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 136

menyatakan bahwa Perda ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah

mendapat persetujuan bersama DPRD. Perda dibentuk dalam rangka

Page 32: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxxii

penyelenggaraan otonomi daerah provinsi/kabupaten/kota dan tugas

pembantuan. Perda merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas

masing-masing daerah. Perda dilarang bertentangan dengan kepentingan

umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Perda

berlaku setelah diundangkan dalam lembaran daerah.

Pembentukan Perda didasarkan pada asas pembentukan peraturan

perundang-undangan yang meliputi:

1) Kejelasan tujuan;

2) Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;

3) Kesesuaian antara jenis dan materi muatan:

4) Dapat dilaksanakan;

5) Kedayagunaan dan kehasilgunaan;

6) Kejelasan rumusan;

7) Keterbukaan.

Untuk melaksanakan Perda dan atas dasar peraturan perundang-

undangan. Kepala Daerah menetapkan peraturan Kepala Daerah dan atau

keputusan Kepala Daerah. Peraturan Kepala Daerah dan atau Keputusan

KepaIa Daerah dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, Perda

dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Perda diundangkan

dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah diundangkan

dalam Berita Daerah. Pengundangan Perda dalam Lembaran Daerah dan

Peraturan Kepala Daerah da1am Berita Daerah dilakukan oleh Sekretaris

Daerah. Pemerintah Daerah wajib menyebarluaskan Perda yang akan

diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang

telah diundangkan dalam Berita Daerah.

Page 33: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxxiii

Menurut Kansil, Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah

yang memerlukan pengesahan adalah peraturan dan keputusan yang

menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1) Menetapkan ketentuan ketentuan yang menyangkut rakyat dan

mengandung perintah, larangan, keharusan berbuat sesuatu atau tidak

berbuat sesuatu yang ditujukan langsung kepada rakyat.

2) Mengadakan ancaman pidana berupa denda atau hukuman kurungan

atas pelanggaran tertentu.

3) Memberikan bahan kepada rakyat (pajak, retribusi daerah).

4) Mengadakan utang, piutang, menanggung pinjaman, mengadakan

perusahaan daerah, menetapkan dan mengubah APBD, menetapkan

perhitungan APBD, mengatur gaji pegawai, dan lain-lain.

2) Pengawasan

Berdasarkan Pasal 218 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

menyatakan bahwa pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah

dilaksanakan oleh pemerintah yang meliputi:

1) Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah;

2) Pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah

Pengawasan dilaksanakan oleh aparat pengawas intern

Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan. Pembinaan dan

pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah untuk kabupaten/kota

dikoordinasikan oleh Gubernur. Pengawasan dimaksudkan agar

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dapat berjalan dengan baik.

2. Instrumen Pemerintahan

Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan pemerintah atau

administrasi negara membutuhkan sarana dan prasarana antara lain guna tulis-

Page 34: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxxiv

menulis, sarana trasportasi, komunikasi, gedung perkantoran dan lain

sebagainya. Disamping itu pemerintah juga menggunakan berbagai macam

instrumen yuridis dalam menjalankan kegiatan mengatur dan menjalankan

urusan pemerintahan dan kemasyarakatan, seperti peraturan perundang-

undangan, keputusan-keputusan, peraturan kebijaksanaan, perijinan,

instrumen hukum keperdataan dan lain-lain.

a. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan merupakan hukum yang abstrak bersifat mengikat

umum dan mengatur hal-hal yang bersifat umum/general. Secara teoritis

istilah “perundang-undangan ”(legislation, wetgeving, gesetzgebung)

memiliki dua pengertian sebagai berikut;

1) Perundang-undangan merupakan proses pembentukan/proses

membentuk peraturan peraturan negara, baik ditingkat pusat ataupun

di tingkat daerah.

2) Perundang-undangan adalah segala peraturan negara yang merupakan

hasil pembentukan peraturan-peraturan, baik di tingkat pusat maupun

di tingkat daerah.

Peraturan perundang-undangan memiliki ciri sebagai berikut;

1) Peraturan perundang-undangan bersifat umum dan komprehensif,

yang dengan demikan merupakan kebalikan dari sifat-sifat yang

khusus dan terbatas.

2) Peraturan perundang-undangan bersifat universal, ia diciptakan untuk

menghadapi peristiwa-peristiwa yang akan datang yang belum jelas

bentuk konkretnya. Oleh karena itu, ia tidak dapat dirumuskan untuk

mengatasi peristiwa-peristiwa tertentu saja.

Page 35: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxxv

3) Ia mamiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya

sendiri. Pencantuman klausul yang memuat kemungkinan

dilakukannya peninjauan kembali.

Berdasarkan penjelasan Pasal 1 angka 2 UU Nomor 5 Tahun

1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Peraturan Perundang-

undangan adalah semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum

yang dikeluarkan oleh badan perwakilan rakyat bersama pemerintah, baik

di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, serta semua keputusan badan

atau pejabat tata usaha negara, baik di tingkat pusat maupun di tingkat

daerah, yang juga mengikat umum.

Menurut Pasal 1 angka 2 UU No. 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan peraturan Perundang-undangan, yang dimaksud dengan

peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk

oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara

umum. Peraturan perundang-undangan yang bersifat mengikat secara

umum (algeemend verbnded voorschift) disebut juga dengan pengertian

Undang-undang dalam arti materiil.

b. Ketetapan/Keputusan Tata Usaha Negara (beschikking)

Banyak pendapat mengenai definisi dari ketetapan/beschiking,

menurut C.W. Van der Pot, ketetapan/keputusan/beschiking adalah

pernyataan kehendak dari organ pemerintahan untuk melaksanakan hal

khusus, ditujukan untuk menciptakan hubungan hukum baru, mengubah

atau menghapus hubungan hukum yang ada. Sedang menurut E. Utrecht

beschiking adalah perbuatan hukum publik bersegi satu (yang dilakukan

oleh alat-alat pemerintahan berdasarkan suatu kekuasaan istimewa).

Beschiking adalah suatu tindakan hukum yang bersifat sepihak dalam

bidang pemerintahan yang dilakukan oleh suatu badan pemerintah

Page 36: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxxvi

berdasarkan wewenang yang luar biasa. (W.F. Prins dan R. Kosim

Adisapoetra)

Menurut Pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun 1986,

ketetapan/keputusan didefinisikan sebagai, suatu penetapan tertulis yang

dikeluarkan oleh badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkret, individual,

dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seorang atau badan

hukum perdata.

Unsur-unsur ketetapan

1) Pernyataan kehendak sepihak (enjizdige scriftelijke verklaring)

2) Dikeluarkan oleh organ pemerintahan (bestuursorgaan)

3) Didasarkan pada kewenangan hukum yang bersifat publik

(publiekbevoegdheid)

4) Ditujukan untuk hal khusus atau peristiwa konkret dan individual.

5) Guna menimbulan akibat hukum dalam bidang administrasi

6) Seorang atau badan hukum perdata.

c. Peraturan Kebijaksanaan (Freis Ermessen)

Menurut Philipus M. Hadjon, Peraturan kebijaksanaan pada

hakikatnya merupakan produk dari perbuatan Tata Usaha Negara yang

bertujuan ”naar buiten gebracht scrhicftelijk beleid,” yaitu menampakkan

suatu kebijaksanaan tertulis.

Dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, Freis Ermessen

dilakukan oleh administrasi negara dalam hal-hal sebagai berikut;

1) Belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur

penyelesaian secara in koncrito teradap suatu masalah tertentu,

padahal masalah tersebut menuntut penyelesaian yang segera.

Misalnya dalam menghadapi suatu bencana alam ataupun wabah

Page 37: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxxvii

penyakit menular, aparat pemerintahan harus segera mengambil

tindakan yang menguntungkan bagi negara ataupun bagi rakyat,

tindakan yang semata-mata timbul atas prakarsa sendiri.

2) Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar berbuat aparat

pemerintah memberikan kebebasan sepenuhnya. Misalnya dalam

pemberian ijin berdasarkan Pasal 1 HO, setiap pemberi ijin bebas

untuk menafsirkan pengertian ”menimbulkan keadaan bahaya” sesuai

dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing.

3) Adanya delegasi perundang-undangan, maksudnya aparat pemerintah

diberi kekuasaan untuk mengatur sendiri, yang sebenarnya kekuasaan

itu merupakan kekuasaan aparat yang lebih tinggi tingkatannya,

misalnya dalam menggali sumber-sumber keuangan daerah.

Pemerintah daerah bebas untuk mengelolanya asalkan sumber-sumber

itu merupakan sumber yang sah.

d. Rencana-Rencana

Negara merupakan suatu organisasi yang memiliki tujuan. Bagi

Indonesia, tujuan negara ini tertuang dalam alenia ke empat Undang-

undang Dasar 1945, yang menunjukkan pula bahwa Indonesia merupakan

negara hukum yang menganut konsepsi welfare state. Untuk mewujudkan

hal tersebut diperlukan adanya rencana yang mana rencana ini dipahami

sebagai bagian dari tindakan hukum pemerintahan yang merupakan

keseluruhan tindakan pemerintah yang berkesinambungan, yang

mengupayakan terwujudnya suatu keadaan tertentu yang teratur.

Keseluruhan ini disusun dalam format tindakan hukum administrasi

negara, sebagai tindakan-tindakan yang menimbulkan akibat-akibat

hukum.

Perencanaan terbagi dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut.

Page 38: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxxviii

1) Perencanaan informatif (informatieve planning), yaitu rancangan

estimasi mengenai perkembangan masyarakat yang dituangkan dalam

alternatif-alternatif kebijakan tertentu. Rencana demikian tidak

memiliki akibat hukum bagi warga negara.

2) Perencanaan indikatif (indicatieve planning), yaitu rencana-rencana

yang memuat kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh dan

mengindikasikan bahwa kebijakan itu akan dilaksanakan.

Kebijaksanaan ini masih harus diterjemahkan dalam keputusan

operasional atau normatif sehingga sifat dari akibat hukumnya adalah

tidak langsung (indirect rechtgevolgen).

3) Perencanaan operasional atau normatif (operationale of normatieve

planning), yaitu rencana-rencana yang terdiri dari persiapan-persiapan,

perjanjian-perjanjian, dan ketetapan-ketetapan. Contohnya antara lain

rencana tata ruang, rencana pengembangan perkotaan, rencana

pembebasan tanah, rencana pemberian subsidi dll. Perencanaan seperti

ini memiliki akibat hukum secara langsung (directe rechtgevolgen).

e. Perijinan (vergunning)

1) Pengertian Ijin

Ijin merupakan instrumen pemerintahan, artinya bahwa antara

pemerintah dan masyarakat terjalin suatu interaksi, yakni pada sisi

masyarakat mempengaruhi pemerintah dalam menjalankan tugasnya,

pada sisi lain pemerintah memberi pengaruh tertentu pada masyarakat

melalui tugas mengurus dan mengatur.

Pengaruh pemerintah pada masyarakat melalui tugas

mengurus mempunyai makna pemerintah terlibat dalam bidang

kesejahteraan sosial ekonomi maupun pemeliharaan secara aktif

menyediakan sarana, prasarana, finansial dan personal. Sedangkan

Page 39: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xxxix

pengaruh pemerintah pada masyarakat melalui tugas mengatur

mempunyai makna pemerintah terlibat dalam penerbitan dan

pelaksanaan peraturan perundang-undangan termasuk melahirkan

sistem-sistem perijinan.

Melalui instrumen pengaturan tersebut, pemerintah

mengendalikan masyarakat dalam bentuk peraturan termasuk ijin yang

mengandung larangan dan kewajiban. Ijin sendiri sebagai salah satu

instrumen pengaturan yang paling banyak digunakan oleh pemerintah

dalam mengendalikan masyarakat. Dengan demikian ijin sebagai salah

atau instrumen yang berfungsi mengendalikan tingkah laku

masyarakat agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam kenyataan terdapat berbagai sistem ijin dengan motif

sejenis yang berdiri berdampingan yang ditetapkan pada satu kegiatan

usaha. Sebagai contoh, pada kegiatan usaha industri skala besar yang

pada pendiriannya ataupun pada pelaksanaannya dibutuhkan berbagai

jenis ijin, mulai dari HO, IMB, ijin usaha industri, ijin kegiatan usaha

dagang dan ijin-ijin yang lainnya yang menyertainya. Hal tersebut

berhubungan dengan adanya perkembangan bahwa didalam bidang-

bidang kebijaksanaan penguasa, telah terjadi spesifikasi dari dari

tujuan-tujuan kebijaksanaan. Oleh karena itu timbul berbagai macam

bidang bagian dari kebijaksanaan penguasa yang masing-masing

diharuskan melalui sistem perijinan.

Ijin (vergunning) adalah suatu persetujuan dari penguasa

berdasarkan Undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam

keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan

perundangan. Ijin (vergunning) dapat juga diartikan sebagai dispensasi

atau pelepasan/ pembebasan dari suatu larangan. Pengertian lain

tentang ijin dari para ahli : “Ijin (vergunning) adalah bilamana

Page 40: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xl

pembuat aturan tidak umumnya memperkenankannya asal saja

diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret,

maka pembuatan administrasi negara yang memperkenankan hal

tersebut bersifat suatu ijin (vergunning).” (E. Utrecht. 1994 :187)

Dengan memberi ijin, penguasa memperkenankan orang yang

memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang

sebenarnya dilarang dengan memperhatikan kepentingan umum yang

mengharuskan adanya pengawasan. Hal pokok pada ijin, bahwa suatu

tindakan dilarang kecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam

ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dilakukan dengan cara-cara

tertentu. Penolakan ijin terjadi bila pada kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan oleh penguasa tidak dipenuhi. Misalnya, tentang hal ini

adalah : dilarang mendirikan suatu bangunan, kecuali dengan ijin

tertulis dari pejabat berwenang dengan ketentuan mematuhi

persyaratan-persyaratan tertentu.

Pada dasarnya ijin merupakan keputusan dari Pejabat/Badan

Tata Usaha Negara yang berwenang yang substansinya memiliki sifat

sebagai berikut :

a) Ijin bersifat bebas

Adalah ijin sebagai keputusan tata usaha negara yang

penerbitannya tidak terikat dari aturan hukum tertulis serta organ

yang berwenang dalam ijin memiliki kadar kebebasan yang besar

dalam memutuskan memberi ijin.

b) Ijin bersifat terikat

Adalah ijin sebagai keputusan tata usaha negara yang

penerbitannya terikat pada aturan dari hukum tertulis dan tidak

tertulis serta organ yang berwenang dalam ijin kadar kebebasannya

Page 41: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xli

dan wewenangnya tergantung pada kadar sejauh mana peraturan

perundang-undangan mengaturnya, misalnya dari ijin yang bersifat

terikat ini adalah ijin HO, IMB, dll.

Pembedaan antara ijin yang bersifat bebas dan terikat

adalah penting dalam hal apakah ijin dapat ditarik kembali/dicabut

atau tidak. Pada ijin yang bersifat terikat, pembuat Undang-undang

telah memformulasikan syarat-syarat dimana ijin diberikan dan ijin

dapat ditarik kembali/dicabut. Hal penting lain dari pembedaan

diatas adalah dalam hal menentukan kadar luasnya hal pengujian

oleh Hakim Tata Usaha Negara apabila ijin sebagai keputusan

tersebut digugat.

Pada wewenang menetapkan pada ijin yang terikat, hakim

relatif akan menguji lebih lengkap dibanding dengan wewenang

yang bebas dalam menetapkan ijin sehingga bila banyak kebebasan

yang dimiliki oleh organ pemerintahan dalam menetapkan ijin,

maka hakim akan membatasi diri pada pengujian alakadarnya pada

Undang-undang dan asas-asas umum pemerintahan yang baik.

c) Ijin yang bersifat menguntungkan

Merupakan ijin yang isinya memiliki sifat

menguntungkan pada yang bersangkutan. Ijin yang bersifat

menguntungkan isi nyata keputusan merupan titik pusat yang

memberi anugrah kepada yang bersangkutan. Dalam arti, yang

bersangkutan diberi hak-hak atau pemenuhan tuntutan yang tidak

akan ada tanpa keputusan tersebut.

d) Ijin yang bersifat memberatkan

Merupakan ijin isinya mengandung unsur-unsur

memberatkan dalam bentuk ketentuan-ketentuan yang berkaitan

Page 42: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xlii

kepadanya. Disamping itu ijin yang bersifat memberatkan juga

merupakan ijin yang memberi beban kepada orang lain atau

masyarakat sekitarnya, misalnya pemberian ijin pada perusahaan

tertentu. Bagi mereka yang tinggal di sekitarnya dan merasa

dirugikan atas ijin tersebut merupakan suatu beban.

Pembedaan antara ijin yang bersifat menguntungkan

dengan ijin yang bersifat memberatkan adalah penting dalam hal

penarikan kembali/pencabutan dan perubahan ijin sebagai

keputusan yang menguntungkan tidak begitu mudah ditarik

kembali atau dirubah atas kerugian yang berkepentingan.

Sedangkan penarikan kembali/pencabutan atau perubahan ijin

yang bersifat memberatkan biasanya tidak begitu menjadi

persoalan.

e) Ijin yang segera berakhir

Merupakan ijin yang menyangkut tindakan-tindakan yang

akan segera berakhir atauijin yang masa berlakunya relatif pendek,

misalnya ijin mendirikan bangunan (IMB, yang hanya berlaku

untuk mendirikan bangunan dan berakhir saat bangunan selesai

didirikan.

f) Ijin yang berlangsung lama

Merupakan ijin yang menyangkut tindakan-tindakan yang

belakunya relatif lama, atau masa berlakunya relatif lama,

misalnya ijin usaha industri dan ijin yang berhubungan dengan

lingkungan. Pembedaan ijin yang segera berakhir dengan ijin yang

berlangsung lama adalah penting dalam hal kemungkinan

penarikan kembali dan masa berlakunya ijin.

Page 43: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xliii

Secara umum diakui bahwa setelah berlakunya tindakan-

tindakan yang memerlukan ijin seperti IMB berakhir, maka

berakhirlah masa berlakunya ijin tersebut. Disamping mengenai

masa berlakunya ijin, pembedaan diatas penting dalam hal

penarikan kembali/pencabutan ijin, manakala ijin diberikan secara

salah karena perbuatan tercela dari pemegang ijin.

g) Ijin yang bersifat pribadi

Merupakan ijin yang isinya tergantung pada sifat atau

kualitas pribadi dari pemohon ijin. Misalnya, ijin mengemudi

(SIM).

h) Ijin yang bersifat kebendaan

Merupakan ijin yang tergantung pada sifat dari obyek ijin

misalnya ijin HO. Pembedaan antara ijin yang bersifat pribadi

tidak dapat dialihkan pada pihak lain, misalnya SIM tidak dapat

dialihkan pada pihak lain, misalnya terdapat penjualan perusahaan

pada pihak lain, maka ijin HO tersebut secara otomatis beralih

pada pihak lain. Ijin seperti itu harus ditaati oleh mereka yang

secara nyata mengeksploitasi lembaga tersebut.

Dengan mengikatkan tindakan-tindakan pada suatu sistem

perijinan, pembuat undang-undang dapat mengejar beberapa tujuan

dari ijin, yaitu sebagai berikut :

(1) Keinginan mengarahkan/mengendalikan/sturen aktivitas-

aktivitas tertentu, misalnya ijin HO.

(2) Mencegah bahaya lingkungan misalnya, ijin usaha industri, dll.

(3) Melindungi obyek-obyek tertentu, misalnya ijin penerbangan,

ijin membongkar monumen-monumen, ijin

Page 44: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xliv

mencari/menemukan barang-barang peninggalan terpendam

dll.

(4) Membagi benda-benda, lahan atau wilayah yang terbatas,

misalnya ijin menghuni di daerah padat penduduk (SIP), dll.

(5) Mengarahkan/pengarahan dengan menggunakan seleksi

terhadap orang dan aktivitas-aktivitas tertentu, misalnya ijin

transmigrasi dll.

Yang terpenting dalam ijin, adalah bahwa ijin digunakan

oleh penguasa sebagai instrumen untuk mempengaruhi para

warganya agar mau mengikuti cara yang dianjurkan guna

mencapai suatu tujuan konkret. Dalam kenyataannya, didalam

berbagai sektor kebijaksanaan terdapat berbagai sistem ijin dengan

motif sejenis yang berdiri secara berdampingan.

2) Ijin Gangguan (HO).

Ijin Gangguan adalah ijin tempat usaha orang pribadi atau

badan hukum dilokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya,

gangguan, dan kerugian. Ijin Gangguan tempat usaha adalah ijin yang

diperlukan untuk mendirikan atau menggunakan tempat-tempat

bekerja. Sedangkan pengertian tempat usaha adalah tempat-tempat

untuk melakukan usaha yang dijalankan secara teratur dalam suatu

bidang usaha tertentu dengan meksud mencari keuntungan.

Ijin gangguan sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda

(pemerintahan Kolonial). Dengan keluarnya Undang-undang No.226

Tahun 1926 yang telah diubah dan disempurnakan terakhir dengan

stbl. No. 450 Tahun 1940 tentang Hinder Ordonantie (Ordonansi

Gangguan). Sebelum berlakunya Undang-undang No. 4 Tahun 1982

Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup

Page 45: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xlv

(UULH) yang telah dirubah dengan Undang-undang No. 23 Tahun

1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Ordonansi Gangguan

(HO) ini dapat dianggap sebagai salah satu aturan yang berhubungan

langsung dengan masalah pencemaran lingkungan di Indonesia.

Sebutan “Hinder Ordonantie” (HO) atau Ordonansi

Gangguan terdapat dalam Pasal 7 yang berbunyi :

“Ordonansi ini dapat disebut dengan Undang-undang

Gangguan (Hinderwest), karena ordonansi merupakan produk dari

pemerintah daerah jajahan (pemerintah Hindia Belanda); sehingga

tidak dapat disetarakan dengan “Wet” yang merupakan produk dari

pemerintah yang berdaulat (Kerajaan Belanda) yang kemudian

diterjemahkan dengan nama “Undang-undang”. Oleh karena itu istilah

yang seharusnya tetap digunakan adalah “Ordonansi Gangguan”.

HO tidak menjelaskan lebih lanjut tentang pengertian bahaya, kerugian atau gangguan. Jadi dapat saja ditafsirkan bahwa, apakah misalnya bahaya yang dimaksud ialah adanya ancaman penyerbuan oleh pihak luar terhadap suatu tempat usaha karena perusahaan tersebut telah membahayakan lingkungan sekitarnya ataupun perusakan oleh pihak lain yang akan menggangu kegiatan suatu tempat usaha. Dengan kata lain, bahaya, kerugian, atau gangguan tersebut datangnya justru dari pihak luar (R.M. Gatot P Soemartono 1996 :135).

Namun demikian apabila diperhatikan bahwa HO dibentuk

dengan tujuan langsung kepada perusahaan yang dapat menimbulkan

kerugian, bahaya, atau gangguan dari suatu tempat usaha. Jadi dapat

disimpulkan bahwa asal dari ancaman tersebut datang dari tempat

usaha itu sendiri, yang dapat mengakibatkan masyarakat sekitar

menderita. Derita tersebut dapat berupa bahaya, kerugian, atau

gangguan, atau ketiga-tiganya sekaligus. Dengan demikian HO tidak

Page 46: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xlvi

dimaksudkan untuk bahaya, kerusakan, atau gangguan yang

disebabkan oleh pihak luar sebagaimana disebutkan diatas.

Dalam pelaksanaan Ordonansi Gangguan maka terkait

dengan suatu bidang lain, yakni bidang perijinan. Perijinan terkait

dengan masalah hak dan wewenang pejabat dan pemerintah yang

diberi tugas atau wewenang untuk menentukan boleh tidaknya

memberi ijin tempat usaha, menentukan syarat-syaratnya dan

membatalkannya, dan sebagainya. Berhadapan dengan itu, kita melihat

adanya hak dari masyarakat, karena masyarakatlah yang dapat

menderita bahaya, kerugian dan atau gangguan yang ditimbulkan oleh

suatu pabrik/industri/tempat usaha.

Menurut HO, surat ijin tempat usaha harus mengajukan

permohonan tertulis kepada pejabat berwenang, dalam hal ini Pemda

Tingkat II yang bersangkutan dimana lokasi atau tempat usaha itu

akan didirikan. Meskipun didalam HO tidak ditentukan secara tegas

bahwa permohonan ijin harus dilakukan secara tertulis, tetapi dari

pasal HO dapat ditentukan bahwa bagaimanapun permohonan ijin

tertulis harus dilakukan secara tertulis.

Di dalam Pasal 1 Ordonansi Gangguan ditetapkan larangan mendirikan tanpa ijin tempat-tempat usaha yang perincian jenisnya dicantumkan dalam ayat (1) pasal tersebut, Meliputi 20 jenis perusahaan. Didalam ordonansi ini juga ditetapkan pula berbagai pengecualian atas larangan ini. (Koesnadi Hardjasoemantri, 2002 :58).

Menurut John W Salindeho, 20 jenis usaha/tempat usaha yang

dilarang untuk didirikan atau dibangun tanpa ijin (tempat usaha) dari

pemerintah meliputi :

a) Yang dijalankan dengan peralatan tenaga uap atau gas (steam and gass), begitupun mesin elektro dan tempat usaha lainnya dengan memakai uap air, gas, dan uap air bertekanan tinggi,

Page 47: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xlvii

b) Yang bertujuan untuk membuat atau memproduksi, mengerjakan dan menyimpan mesiu dan bahan peledak lainnya termasuk pabrik penyimpanan petasan,

c) Yang bertujuan membuat atau memproduksi chemicalia (ramuan kimia, termasuk pabrik korek api),

d) Yang bertujuan untuk memperoleh, mengerjakan dan menyimpan benda-benda yang menguap (vluchtige produkten),

e) Yang bertujuan untuk penyulingan kering (droge distilattie) dari benda atau bahan nabati dan non nabati (plaantardige en dierlijke zelfstandigheden) dan mengerjakan (verwaking) hasil produksi daripadanya; termasuk pabrik gas,

f) Yang bertujuan untuk mengerjakan atau memproduksi lemak dan dammar (veten en harsen),

g) Yang bertujuan untuk menyimpan (mengumpulkan) dan mengerjakan atau mengumpulkan sampah (afval),

h) Pengempingan kecambah (mouterijen), pabrik bir (brouwerijen), pembakaran (braderijen), penyulingan (distelerderijen), pabrik spiritus dan cuka serta penyaringan (raffinaderijen), pabrik tepung dan pembuatan roti (bakkerijen) termasuk pabrik sirup dan buah-buahan.

i) Tempat pembantaian/pemotongan hewan, tempat pengulitan (velderij), tempat pengumbahan jeroan (panserijen), tempat penjemuran, tempat pengasapan dan tempat penggaraman bahan-bahan yang berasal dari hewan, termasuk juga tempat penyamaan kulit (leer lolerij).

j) Pabrik porselen dan tembikar, tempat pembuatan atau memproduksi batu merah (bata), genting, ubin dan tegel, tempat pembuatan/memproduksi barang dari gelas, tempat pembakaran kapur dan gipsi serta tempat pembasahan kapur,

k) Tempat pencairan logam, tempat pengecoran, tempat penempahan logam, tempat pemipihan logam, tempat pertukangan kuningan dan blik serta pembuatan ketel,

l) Tempat pennggilingan tras, kayu dan minyak,

m) Tempat pembuatan kapal, tempat pembuatan barang dari batu dan penggergajian, tempat pembuatan penggilingan dan keretatempat pembuatan tong/drum dan tempat pertukangan kayu.

n) Tempat penyewaan susu dan tempat perusahaan susu

Page 48: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xlviii

o) Tempat/lapangan tembak,

p) Bangsal/tempat penggantungan/pengeringan tembakau,

q) Pabrik tapioca

r) Pabrik mengerkakan atau memproduksi bahan karet kejai, getah pecah atau bahan-bahan mengandung kejai

s) Bangsal/tempat/gudang kapok, tempat atau perusahaan pembatikan,

t) Warung dalam bangunan tetap, begitupun tempat usaha lainnya yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian atau gangguan.

(John Salindeho 1993 :14)

Selain yang tersebut diatas, penolakan terhadap tempat usaha

dapat terjadi karena berdasarkan Perda (Peraturan Daerah) yang

berlaku resmi dan sah dari suatu daerah Kabupaten atau Kota, tempat

atau lokasi yang dimohonkan ijin untuk pendirian tempat usaha

(pabrik/bengkel/perusahaan) memang sudah ditutup atau dilarang.

Lokasi dimaksud dapat berupa lingkungan dusun, Rukun Warga,

Rukun Tetangga dan lebih luas dari itu mencakup suatu wilayah (wijk)

tertentu.

Pemerintah Daerah Otonom Tingkat II berwenang untuk

melakukan/menetapkannya sesuai pelimpahan tercantum dalam Pasal

2 ayat (3) Ordonansi Gangguan.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Ordonansi Gangguan, tempat

usaha yang dikualifikasi tidak memerlukan Ijin Tempat Usaha, yakni :

a) Untuk mengadakan, mengusahakan dan memelihara Jalan Kereta

Api dan tren serta pekerjaan umum (public utilities),

b) Perusahaan yang terlingkung dalam Pasal 1 Fabrieken Ordonantie

(Ordonansi Pabrik) S 1889-263 dan perusahaan yang dinyatakan

berlakunya Ordonansi Pabrik tersebut.

Page 49: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xlix

c) Tempat usaha yang terkena Petroleum Opslag Ordonantie

(Ordonansi Tempat Penimbunan/penyimpanan minyak bumi) S.

1927-199, jelasnya tempat menyimpan minyak bumi dan atau

cairan lainnya yang mudah menyala.

Apabila isi Hinder ordonantie (HO) dikaji dan dihubungkan

dengan kondisi dewasa ini, maka akan ditemui beberapa kelemahan.

HO daya jangkaunya bersifat terbatas hanya pada lingkup RT, RW,

atau kelurahan, karena jangkauan teritorialnya terbatas pada jarak 200

meter dari tempat usaha yang bersangkutan serta dalam batas Daerah

Tingkat II Kabupaten atau Kota. Padahal dengan meningkatnya

kemajuan teknologi akhir-akhir ini, variasi dan intensitas pencemaran

lingkungan semakin meningkat. Pencemaran lingkungan baik dalam

bentuk limbah cair, padat, gas, maupun radiasi dapat menyebar

kemana-mana. Dengan kata lain pencemaran lingkungan tidak

mengenal lagi batas wilayah.

Di samping itu Daerah Tingkat II belum memiliki cukup

tenaga ahli uang mampu menilai secara teknis instalasi yang bersifat

rumit. Sebagaimana diketahui, bahwa dalam era teknologi canggih

yang digunakan dalam teknologi sekarang ini, dibutuhkan para ahli

dalam berbagai bidang yang memiliki kemampuan menilai dampak

suatu instalasi yang canggih terhadap lingkungan. Oleh karena ruang

lingkup HO hanya di daerah Tingkat II maka tidak dapat diharapkan

masalah tersebut dapat diatasi hanya oleh tenaga ahli Daerah Tingkat

II.

Dalam pelaksanaan pembangunan dewasa ini pencemaran

dapat terjadi dimana saja dan oleh sumber apa saja. Dilain pihak, HO

hanya ditujukan kepada bahaya, kerusakan, atau gangguan yang

timbul dari tempat usaha. Jadi sumber pencemaran selain pabrik tidak

Page 50: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

l

terjangkau oleh HO, misalnya kendaraan bermotor, alat pemanas

ruangan, dan lain-lain.

Kelemahan lain adalah, bahwa HO merupakan ordonansi

yang bersifat individual, artinya ditujukan kepada gangguan yang

ditimbulkan oleh perusahaan secara mandiri dan tidak terhadap beban

derita yang dibuat oleh pencemar secara kolektif. Akibatnya pada saat

pertimbangan pemberian ijin, tidak diperhitungkan hubungan antara

pencemaran dari perusahaan yang satu terhadap pencemaran

perusahaan-perusahaan yang lainnya.

HO mengandung ketentuan tentang persyaratan sarana dan

hanya dalam hal-hal tertentu ada persyaratan tujuan. Padahal untuk

industri modern, tidak dapat diterapkan ketentuan untuk

mencantumkan sarana yang dengan itu pencemaran ditanggulangi,

tetapi tetap usaha itulah yang mempunyai tanggung jawab untuk

membuat proses teknis sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai.

Penutupan perusahaan sebagai sanksi dalam HO tidak

fakultatif yang berarti harus juga diterapkan pada penyimpangan-

penyimpangan kecil. Oleh karena itu tidak ada hubungan yang layak

antara sarana paksa dan perbuatan yang dilakukan.

Dengan adanya kelemahan dalam HO tersebut, maka

pemerintah yang akan memberikan ijin dapat mengadakan syarat-

syarat baru atau penambahan syarat-syarat baru jka diperlukan kepada

pemohon ijin. Dengan menerapkan peraturan baru atau menerbitkan

suatu keputusan yang menyangkut ijin HO.

Pemberian Ijin Gangguan Hanya merupakan salah satu

bentuk ijin yang diberlakukan oleh Pemerintah Daerah dalam upaya

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Page 51: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

li

Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum dari

pelaksanaan Ijin Gangguan di Kota Surakarta yaitu :

a) Hinder Ordonantie Stbl. Tahun 1926 Nomor 26 yang telah diubah

dan ditambah dengan Stbl Tahun 1940 Nomor 450;

b) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup;

c) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 1983 tentang

Pemberian Ijin Tempat Usaha;

d) Peraturan Daerah Nomor Kota Surakarta 14 Tahun 1998 tentang

Retribusi Ijin Gangguan;

e) Keputusan Walikota Surakarta Nomor 3-A Tahun 2002 tentang

Pedoman Pelaksanaan Ijin Gangguan Tampat Usaha.

Staatblad Tahun 1926-226 yang telah diubah menjadi

Staatsblaad Tahun 1940-450 Tentang Hinder ordonantie (HO), pada

dasarnya bertujuan untuk :

a) Pengendalian gangguan lingkungan akibat suatu usaha atau

kegiatan yang mencakup bahaya, gangguan dan atau kerugian.

b) Memberikan perlindungan kepada pengusaha dan warga

masyarakat sekitarnya.

c) Sebagai upaya pencegahan pencemaran lingkungan hidup.

d) Sebagai upaya pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

e) Sebagai pemasukan Pendapatan Asli Daerah.

3) Ijin mendirikan/merubah/mendirikan bangunan (IMB)

Berdasarkan Perda No 8 Tahun 1988 Tentang Bangunan,

yang dimaksud dengan Ijin mendirikan/merubah/ mendirikan

Page 52: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lii

bangunan (IMB) merupakan ijin yang dikeluarkan oleh

Walikotamadya Kepala Daerah guna :

a) Melakukan pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya atau

sebagian, termasuk menggali, menimbun atau meratakan tanah

yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan

tersebut.

b) Melakukan pekerjaan menggali dan/ menambah sebagian

bangunan yang ada, termasuk pekerjaan membongkar yang

berhubungan dengan mengganti bagian bangunan tersebut meliputi

:

- Merubah fungsi atau kegunaan

- Merubah bentuk atau estetika

- Merubah konstruksi

- Merubah jaringan utilitas

c) Meniadakan sebagian atau seluruh bangunan ditinjau dari segi

fungsi dan/ konstruksi.

IMB sendiri berisi keterangan-keterangan antara lain tentang:

(1) Nama dan alamat pemegang

(2) Jenis bangunan yang diijinkan

(3) Peruntukan bangunan yang diijinkan

(4) Letak persil bangunan yang diijinkan

(5) Jangka waktu pekerjaan mendirikan/merubah/ merobohkan

bangunan yang diijinkan keseluruhan atau bertahap.

Sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memerlukan

IMB adalah :

Page 53: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

liii

(1) Mendirikan gedung

(2) Memplester

(3) Memperbaiki retak bangunan

(4) Memperbaiki ubin bangunan

(5) Memperbaiki daun pintu dan daun jendela

(6) Memperbaiki penutup atap tanpa merubah rekonstruksi

(7) Memperbaiki langit-langit tanpa merubah jaringan utilitas

(8) Memperbaiki bangunan yang rusak karena bencana alam atau

musibah, sepanjang tidak menyimpang dari IMB yang

dimiliki.

f. Instrumen Hukum Keperdataan

Melaksanakan kegiatannya pemerintah memiliki dua kedudukan

hukum yaitu sebagai wakil dari badan hukum dan sebagai wakil dari

jabatan pemerintahan, sebagai wakil dari badan hukum, kedudukan

pemerintah sama dengan orang atau badan hukum lainnya, tunduk kepada

ketentuan-ketentuan hukum keperdataan pada umumnya.

3. Tinjauan Umum Tentang Telekomunikasi

Landasan hukum penyelenggaraan pertelekomunikasian di Indonesia

adalah Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

(UUT). Sedangkan yang dimaksud dengan telekomunikasi adalah setiap

pemencaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam

bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, dan bunyi melalui sistem kawat

optik radio atau sistem elektronik lainnya.

a. Asas Penyelenggaraan Telekomunikasi

Telekomunikasi diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, adil dan

merata, kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika dan kepercayaan

pada diri sendiri. Dalam menyelenggarakan telekomunikasi

Page 54: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

liv

memperhatikan dengan sungguh-sungguh asas pembangunan nasional

dengan mengutamakan asas manfaat, asas adil, dan merata, asas kepastian

hukum, dan asas kepercayaan pada diri sendiri, serta memperhatikan pula

asas keamanan, kemitraan, dan etika.

1) Asas manfaat berarti bahwa pembangunan telekomunikasi khususnya

penyelenggaraan telekomunikasi akan lebih berdaya guna dan berhasil

guna baik sebagai infrastruktur pembangunan, sarana penyelenggaraan

pemerintahan, sarana pendidikan, sarana perhubungan maupun sebagai

komoditas ekonomi yang dapat lebih meningkatkan kesejahteraan

masyarakat lahir dan batin.

2) Asas adil dan merata adalah bahwa penyelenggaraan telekomunikasi

memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada semua

pihak yang memenuhi syarat dan hasil-hasilnya dinikmati oleh

masyarakat secara adil dan merata.

3) Asas kepastian hukum berarti bahwa pembangunan telekomunikasi

khususnya penyelenggaraan telekomunikasi harus didasarkan kepada

peraturan perundang-undangan yang menjami kepastian hukum dan

memberikan perlindungan hukum baik bagi para investor,

penyelenggara telekomunikasi, maupun kepada pengguna

telekomunikasi.

4) Asas kepercayaan pada diri sendiri, dilaksanakan dengan

memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya nasional secara

efisien serta penguasaan teknologi telekomunikasi, sehingga dapat

meningkatkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan sebagai

suatu bangsa dalam menghadapi persaingan global.

5) Asas kemitraan mengandung makna bahwa penyelenggaraan

telekomunikasi harus dapat mengembangkan iklim yang harmonis,

timbal balik, dan sinergi, dalam penyelenggaraan telekomunikasi.

Page 55: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lv

6) Asas keamanan dimaksudkan agar penyelenggaraan telekomunikasi

selalu memperhatikan faktor keamanan dalam perencanaan,

pembangunan, dan pengoperasiannya.

7) Asas etika dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan telekomunikasi

senantiasa dilandasi oleh semangat profesionalisme, kejujuran,

kesusilaan, dan keterbukaan.

b. Tujuan Penyelenggaraan Telekomunikasi

Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk

mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan

ekonomi dan kegiatan pemerintahan, serta meningkatkan hubungan antar

bangsa. Tujuan penyelenggaraan telekomunikasi yang demikian dapat

dicapai, antara lain, melalui reformasi telekomunikasi untuk meningkatkan

kinerja penyelenggaraan telekomunikasi dalam rangka menghadapi

globalisasi, mempersiapkan sektor telekomunikasi memasuki persaingan

usaha yang sehat dan profesional dengan regulasi yang transparan, serta

membuka lebih banyak kesempatan berusaha bagi pengusaha kecil dan

menengah.

c. Hak dan Kewajiban Penyelenggara Telekomunikasi dan Masyarakat

Dalam rangka pembangunan, pengoperasian, dan atau

pemeliharaan jaringan telekomunikasi, penyelenggara telekomunikasi

dapat memanfaatkan atau melintasi tanah negara dan atau bangunan yang

dimiliki atau dikuasai Pemerintah. Pemanfaatan atau pelintasan tanah

negara dan atau bangunan berlaku pula terhadap sungai, danau, atau laut,

baik permukaan maupun dasar. Pembangunan, pengoperasian dan atau

pemeliharaan jaringan telekomunikasi dilaksanakan setelah mendapatkan

Page 56: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lvi

persetujuan dari instansi pemerintah yang bertanggung jawab dengan

memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penyelenggara telekomunikasi dapat memanfaatkan atau

melintasi tanah dan atau bangunan milik perseorangan untuk tujuan

pembangunan, pengoperasian, atau pemeliharaan jaringan telekomunikasi

setelah terdapat persetujuan di antara para pihak. Setiap pengguna

telekomunikasi mempunyai hak yang sama untuk menggunakan jaringan

telekomunikasi dan jasa telekomunikasi dengan memperhatikan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Atas kesalahan dan atau kelalaian penyelenggara telekomunikasi

yang menimbulkan kerugian, maka pihak-pihak yang dirugikan berhak

mengajukan tuntutan ganti rugi kepada penyelenggara telekomunikasi

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penyelenggara telekomunikasi

wajib memberikan ganti rugi, kecuali penyelenggara telekomunikasi dapat

membuktikan bahwa kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh kesalahan

dan atau kelalaiannya.

Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau

penyelenggara jasa telekomunikasi wajib memberikan kontribusi dalam

pelayanan universal. Kontribusi pelayanan universal tersebut berbentuk

penyediaan sarana dan prasarana telekomunikasi dan atau kompensasi

lain.

Penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara

jasa telekomunikasi wajib menyediakan pelayanan telekomunikasi

berdasarkan prinsip:

1) perlakuan yang sama dan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi semua

pengguna;

2) peningkatan efisiensi dalam penyelenggaraan telekomunikasi; dan

Page 57: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lvii

3) pemenuhan standar pelayanan serta standar penyediaan sarana dan

prasarana.

Penyelenggara jasa telekomunikasi wajib mencatat/merekam

secara rinci pemakaian jasa telekomunikasi yang digunakan oleh

pengguna telekomunikasi. Apabila pengguna memerlukan

catatan/rekaman pemakaian jasa telekomunikasi, penyelenggara

telekomunikasi wajib memberikannya. Ketentuan mengenai

pencatatan/perekaman pemakaian jasa telekomunikasi diatur dengan

Peraturan Pemerintah.

Penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib menjamin

kebebasan penggunanya memilih jaringan telekomunikasi lain untuk

pemenuhan kebutuhan telekomunikasi. Setiap penyelenggara

telekomunikasi wajib memberikan prioritas untuk pengiriman, penyaluran,

dan penyampaian informasi penting yang menyangkut :

1) keamanan negara;

2) keselamatan jiwa manusia dan harta benda;

3) bencana alam;

4) marabahaya, dan atau

5) wabah penyakit.

Penyelenggara telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan

usaha penyelenggaraan telekomunikasi yang bertentangan dengan

kepentingan umum, kesusilaan, keamanan, atau ketertiban umum. Setiap

juga orang dilarang melakukan perbuatan tanpa hak, tidak sah, atau

memanipulasi:

1) akses ke jaringan telekomunikasi; dan atau

2) akses ke jasa telekomunikasi; dan atau

3) akses ke jaringan telekomunikasi khusus.

Page 58: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lviii

d. Teknologi Seluler

Teknologi seluler merupakan gabungan teknologi dari beberapa

penemuan teknologi-teknologi sebelumnya. Antara lain dari penemuan

telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876, sedangkan radio

oleh Nikolai Tesla (1880) yang kemudian pada tahun 1894 secara formal

dikenalkan orang Italia bernama Guglielmo Marconi.

Untuk memenuhi kebutuhan manusia berkomunikasi kapanpun,

dimanapun, dan dengan siapapun, sistem telekomunikasi bergerak seluler

diciptakan dan telah digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Ponsel

bekerja dengan mengandalkan sinyal yang dipancarkan dari sebuah

pemancar dengan frekuensi tertentu. Komunikasi/hubungan dapat terjadi

dengan menggunakan media udara (air interface) dari hand phone ke BTS

(Base Transceiver Station merupakan station pemancar dan penerima

fisik nya berupa menara atau tower yang dilengkapi dengan peralatannya)

, dari BTS kemudian diteruskan ke BSC sebagai induk dari BTS yang

kemudian BSC meneruskan ke SSS (Switching Sub System yang terdiri

dari : MSC, HLR, VLR, EIR dan AuC) untuk menentukan tujuan telpon

kita ke arah mana: HP Ke HP, HP ke fix phone (telpon rumah), Interlokal,

SLI dll.

Telekomunikasi bergerak seluler mempunyai berbagai

perangkat/elemen yang mengerjakan seluruh proses yang diperlukan

dalam komunikasi/hubungan. Seluruh perangkat dan elemen ini diatur

oleh sistem sehingga membentuk jaringan, yang sebut sebagai network.

Ada tiga teknologi umum yang digunakan oleh jaringan ponsel untuk

memancarkan informasi:

Page 59: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lix

1) Frequency Division Multiple Access (FDMA), bisa dianalogikan

tentang stasiun radio, stasiun radio mengirimkan sinyalnya pada

frekuensi yang berbeda pada kanal yang tersedia kepada tiap-tiap

pengguna ponsel. FDMA digunakan sebagian besar untuk Transmisi

analog. Saat untuk membawa informasi digital, FDMA sudah tidak

efisien lagi

2) Time Division Muluple Access ( TDMA)

Penggunaan saluran frekuensi menggunakan batasan waktu. Suara

yang masuk kedalam saluran/kanal dikompresi kedalam format digital

dan mempunyai ukuran yang kecil. Secara kapasitas TDMA

mempunyai daya tampung menerima panggilan yang lebih luas

dibanding mode1 analog pada FDMA. TDMA beroperasi pada

frekwensi 800 MHz atau 1900 MHz. TDMA sama dengan GSM.

Teknologi TDMA kadang disebut juga dengan Global System for

Communication Mobile (GSM). GSM menggunakan enkripsi pada

pemakaiannya sehingga lebih terjamin keamanannya. GSM beroperasi

pada 900 - 1800 MHz. Pengguna GSM cukup menggunakan SIM

(subscriber identification mobile).

3) Code Division Multiple Access ( CDMA)

Sebuah ponsel mengirimkan data (voice) yang masuk kedalam

saluran/kanal dan akan dipecah-pecah menjadi potongan yang kecil-

kecil dan masuk kedalam saluran frekuensi yang terpisah-pisah,

kemudian paket data yang kecil tersebut akan disebarkan dengan kode

yang unik dan hanya dapat diterima pada penerima yang mempunyai

kesesuaian data yang akan diambil.

Rancangan Jaringan GSM

Jaringan GSM secara garis besarnya dibagi menjadi 3 sistem yaitu:

1) Switching Sub System (SSS).

Page 60: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lx

Bertugas mengatur komunikasi antar pelanggan GSM, mengatur

komunikasi pelanggan GSM dengan jaringan lain, dan sebagai data

base untuk manajemen mobilitas pelanggan. Berarti si SSS inilah

yang mengatur hubungan telekomunikasi seluler antar pelanggan suatu

operator dan dari/ke pelanggan operator lain, sekaligus mencatat posisi

pelanggan, lokal atau roaming atau SLJJ, dls. Kalau di jaringan

PSTN, SSS sering disebut sebagai Sentral Telepon, karena semua

proses hubungan tercatat di sini.

2) Base Station System (BSS).

Biasanya memiliki BSC yang bertugas mengendalikan mobile

station/pelanggan yang berada dibawah wilayah cakupannya, dan

menghubungkan mobile station dengan SSS. BSS merupakan bagian

dari radio seluler dari jaringan GSM. Dalam network GSM, radio

seluler merupakan elemen utama, karena komunikasi ditransmit

melalui frekwensi radio.

3) Operation Maintenance System (OMS).

Sedangkan Operation Mainetenance Center bertugas melakukan

pengawasan performansi seluruh jaringan BSS dan SSS yang ada

dibawah kendalinya, melakukan penanganan gangguan tingkat

pertama, loading data base dan memberikan informasi gangguan dan

performansi jaringan.

4) Base Station System (BSS)

Base Station System (BSS) merupakan bagian dari sistem radio pada

network GSM yang terdiri dari BSC, BTS dan TRAU. Ketiganya

merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. karena fungsi

mereka berbeda namun satu dengan lainnya saling mendukung.

5) Base Station Controller (BSC)

BSC adalah bagian inti (intelligent/master) dari sistem BSS yang

menghubungkan antara BTS dengan SSS (seluruh data base BTS dan

Page 61: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxi

TRAU ada pada BSC). Adapun fungsi utama dari BSC adalah data

base seluruh network elemen BSS, penyambungan kanal trafik,

memproses pensinyalan, pongontrolan daya, menangani fungsi-fungsi

operasi dan maintenace serta monitoring system.

6) Base Transceiver Station (BTS)

BTS dapat dilihat sebagai bagian dasar dalam jaringan BSS dan

perlengkapan hubungan antara BSC dan MS (mobile

subscriber/pelanggan). Fungsinya sebagai elemen network yang

berinteraksi langsung dengan mobile subscriber melalui radio

interface (air interface). BTS terdiri dari Tx (transmite) dan Rx

(Receive) yang menyediakan kanal pembicaraan. Seperti radio pada

umumnya, radio interface di BTS memiliki daya pancar yang terbatas,

dalam GSM sering dikenal dengan istilah wilayah cakupan atau radio

service area. Cara kerja radio suatu BTS adalah membentuk dan

mengatur sel trafik hubungan dan hand over (perpindahan MS dari

satu BTS ke BTS lain) yang berada didalam wilayah cakupannya.

7) Transcoding Rate and Adaptions Unit (TRAU)

TRAU adalah interface antara BSC dan SSS (MSC). Meskipun TRAU

merupakan bagian dari BSS yang fungsinya untuk penghematan link

transmisi.

4. Tinjauan Umum Tentang Base Transciever Station (BTS)

Base Transciever Station (BTS) atau Radio Base Station (RBS) adalah

rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya beserta tower atau

menara yang digunakan dalam rangka telekomunikasi.

Menara telekomunkasi adalah seperangkat bangunan yang berfungsi sebagai

kelengkapan perangkat telekomunikasi yang desain/bentuk konstruksinya

disesuaikan dengan keperluan kelengkapan telekomunikasi.

Page 62: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxii

Kemudian izin penempatan RBS adalah perizinan yang dikeluarkan sebagai

dasar untuk pendirian dan pengoprasian RBS untuk keperluan telekomunikasi.

Maksud dan Tujuan Pengaturan RBS

Maksud pengaturan penempatan RBS di daerah adalah untuk menjaga

kepentingan umum, memberikan arah penyelenggaraan telekomunikasi

dengan tetap menjaga kehandalan daerah cakupan (coverage area)

telekomunikasi sesua dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 63: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxiii

B. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Bagan Pemikiran

Kebijakan

· PAD · Pembangunan

Daerah · Kepastian Hukum

PEMKOT

Perda Surakarta No. 8/1988 Ttg. Bangunan

Pergub Jateng No 5/2005 Ttg. Pengaturan RBS

Rekomendasi Ketinggian (Dishub Jateng)

Rekomendasi Dok. UKL & UPL (Kantor LH)

Bukti Sosialisasi warga (ttd RT, Lurah & Camat)

HO IMB

IJIN

UU No. 36/1999 Ttg. Telkom

UU No. 23/1997 Ttg. Lingkungan

UU No. 32/2004 Ttg. Pemda

Permohonan Ijin

Rekomendasi Ketinggian (Komandan Lanud)

Page 64: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxiv

Gambar 2 : Kerangka Pemikiran

2. Penjelasan Bagan

Kerangka pemikiran ini merupakan uraian yang menjelaskan

variabel-variabel penelitian dan hubungan antar variabel berdasarkan konsepsi

rasional yang berisi asumsi-asumsi yang mengarah kepada jawaban sementara

(hipotesis) yang dipilih.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini didasarkan pada indikator

utama yaitu peran pemerintah daerah dalam pemberian ijin pembangunan

tower BTS/RBS di Kota Surakarta. Pemerintah Daerah memiliki kewajiban

melaksanakan pembangunan di daerahnya sebagai bagian dari Pembangunan

Nasional yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan Undang-undang Nomor

22 Tahun 2002 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Dengan adanya Otonomi Daerah,

Pemerintah Daerah memiliki kewenangan mengatur rumah tangganya sendiri

dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi daerahnya.

Pembangunan Nasional dilaksanakan secara fisik maupun non fisik

pada segala sektor, salah satunya yaitu Sektor Telekomunikasi. Guna

menunjang kemajuan telekomunikasi, diperlukan adanya pembangunan

infrastruktur baik fisik maupun non fisik di pusat dan daerah secara merata

dengan mengikuti ketentuan tentang telekomunikasi yaitu Undang-undang

Nomor 36 Tahun 1999, disamping tanpa melupakan keamanan dan kelestarian

KENDALA · Persetujuan masyarakat setempat sudah diperoleh, tetapi masih ada

sebagian kecil pihak berkeras menolak tanpa alasan ilmiah yang jelas · High cost · Potensial konflik serupa di masa mendatang · Dll.

Page 65: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxv

lingkungan sebagaimana diatur oleh Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997

tentang Lingkungan.

Pembangunan Daerah tidak dapat dilaksanakan keseluruhan hanya

oleh Pemerintah Daerah saja, begitupun tak terkecuali di Kota Surakarta.

Karena berbagai keterbatasan termasuk diantaranya adalah biaya dan sumber

daya manusia, maka diperlukan adanya peran serta pihak swasta melalui

investasi. Salah satu bentuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi yaitu

pendirian menara BTS/RBS. Hal ini diatur pula dalam Peraturan Gubernur

Jateng Nomor 5 Tahun 2005, dan karena termasuk sebagai bentuk bangunan

maka dalam pembangunan BTS/RBS ini tunduk pada Perda Bangunan Nomor

8 Tahun 1988.

Mensikapi keinginan pihak swasta dalam berinvestasi di bidang

telekomunikasi diawali dengan pembangunan infrastruktunya di daerah,

Pemerintah Kota tetap dituntut selektif dengan membuat banyak

pertimbangan dalam pemberian ijin. Pertimbangan-pertimbangan tersebut

antara lain; pertama, kontribusi realistis kepada daerah dalam bentuk

pendapatan asli daerah (PAD), kedua, perbaikan jaringan telekomunikasi

daerah yang berkualitas dengan harga semakin terjangkau bagi masyarakat.

Telekomunikasi murah dan berkualitas ini secara jangka panjang akan sangat

bermanfaat, baik bagi perkembangan perekonomian maupun pendidikan.

Ketiga, upaya menarik investasi pada pembangunan daerah harus diimbangi

dengan adanya kepastian hukum yang menjamin hak-hak dari investor guna

memperoleh keamanan dan kenyamanan berinvestasi, tanpa melupakan

potensi dan kondisi ekosistem, sosial, kultural daerah setempat (corporate

social responsibility concept).

Pelaksana kewenangan menerima dan memeriksa permohonan ijin

tersebut ada pada Kantor Unit Pelayanan Terpadu berdasarkan Perda Nomor

004 Tahun 1998. Proses untuk memperoleh ijin harus melalui prosedur dan

Page 66: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxvi

mekanisme tertentu menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam pelaksanaan pemberian ijin tidak menutup kemungkinan timbulnya

hambatan-hambatan. Untuk itu peran pemerintah disini dibutuhkan guna

melakukan upaya-upaya sebagaimana mestinya dalam mengatasi hambatan-

hambatan yang timbul selama proses pemberian ijin dan pada pelaksanaan ijin

tersebut.

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek

1. Pengertian Tentang Kota Surakarta

a. Gambaran Umum Kota Surakarta

1) Deskripsi Kota Surakarta

Kota Surakarta merupakan sebuah kota tua dan salah satu

pusat kebudayaan Jawa bekas ibukota Kerajaan Kasunanan Surakarta

Hadiningrat yang dahulu didirikan oleh Sinuhun Pakubuwono (PB) II

dengan memindahkan Keraton Kartosuro ke Desa Sala melalui Prosesi

Agung Boyong Wukir pada tanggal 17 Februari 1745.

Kota Surakarta atau kota Solo merupakan kota besar ke dua

di Jawa Tengah setelah Kota Semarang yang menunjang kota-kota

lainnya seperti Semarang, Yogyakarta. Wilayah Kota Surakarta

Page 67: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxvii

merupakan dataran rendah yang mana secara geografis, terletak

ditengah wilayah eks Karesidenan Surakarta berbatasan sebelah utara

dengan Kabupaten Boyolali, sebeleh timur Kabupaten Karanganyar,

sebelah selatan dan barat dengan Kabupaten Sukoharjo. Letak Kota

Surakarta pada jalur strategis, Bali-Surabaya-Solo-Yogyakarta-

Purwokerto-Jakarta, dan Sumatra, memiliki peluang besar dalam

pengembangan bidang perdagangan, industri pengolahan, manufaktur,

pariwisata, jasa dan pendidikan.

2) Visi dan Misi Kota Surakarta

Visi dan Misi Kota Surakarta sebagai landasan pembangunan

Kota Surakarta yang dilaksanankan oleh Pemerintah Kota Surakarta

tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 10 Tahun 2001

Tentang Visi dan Misi Pemerintah Kota Surakarta, sebagai berikut :

a) Visi

Terwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada

perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata, dan olahraga.

b) Misi

(1) Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen

masyarakat dalam semua bidang pembangunan serta perekatan

kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang

berlandaskan pada nilai-nilai Sala Kota Budaya.

(2) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki

kemampuan dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu

pengetahuan teknologi dan seni guna mewujudkan inovasi dan

integritas masyarakat madani yang berlandaskan Ketuhanan

Yang Maha Esa.

(3) Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagi

pemacu tumbuh dan berkembangnya ekonomi rakyat yang

Page 68: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxviii

berdaya saing tinggi serta mendayagunakan potensi pariwisata

dan teknologi terapan yang akrab lingkungan

(4) Memberdayakan peran dan fungsi hukum pelaksanaan hak

asasi manusia dan demokratisasi bagi seluruh elemen

masyarakat utama para penyelenggara pemerintah.

b. Kondisi Dan Potensi Kota Surakarta

1) Keadaan geografis

Kota Surakarta terletak antara 110o 45’ 15” dan 110o 45’ 35”

Bujur Timur dan antara 7o 36’ dan 7o 36’ Lintang Selatan, yang

merupakan dataran rendah dengan ketinggian + 92m dari permukaan

laut berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten Boyolali, sebeleh

timur Kabupaten Karanganyar, sebelah selatan dan barat dengan

Kabupaten Sukoharjo.

2) Sumber Daya Alam

Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 Km2

penggunaan lahan terbanyak sebagai perumahan/pemukiman sebesar

61,68%. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi industri dan perdagangan

memakai tempat cukup besar yaitu berkisar antara 20%, pertanian

(sawah/ladang/tegalan) kurang lebih 6%, prasarana umum dan lain-

lain sebesar 12% dari lahan yang ada.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka potensi andalan Kota Surakarta

ada pada perekonomian, perdagangan, jasa dan pariwisata.

3) Sumber Daya Manusia

Pada akhir tahun 2006, jumlah penduduk Kota Surakarta

mencapai sekitar 534.540 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar

88,43; yang artinya bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan

terdapat sebanyak 88 penduduk laki-laki. Kota Surakarta merupakan

Page 69: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxix

kota dengan penduduk cukup padat, pada tahun 2006 rata-rata

mencapai 13.867 jiwa/Km2.

Jumlah angkatan kerja sebanyak, 241.192 jiwa sisanya bukan

angkatan kerja dan bukan usia kerja sebanyak 293.348 jiwa.

Perkembangan jumlah tenaga kerja.

Tingkat pendidikan menurut hasil SUSENAS 2006 ada

sebanyak 0,57% penduduk usia 7-15 tahun yang putus sekolah.

Sementara yang belum pernah bersekolah sebanyak 0% dari jumlah

penduduk usia 7-15 tahun.

4) Wilayah Administrasi

Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 Km2 yang

secara administratif terbagi dalam 5 kecamatan, yaitu : Kecamatan

Laweyan, Serengen, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari serta 51

kelurahan dengan luas daerah dan kepadatan penduduk yang berbeda-

beda. Wilayah terluas yaitu Banjarsari (14,81 Km2) tersempit di

kecamatan Serengan (3,19 Km2). Sedangkan kepadatan penduduk

tertinggi pada tahun 2006 berada di Kecamatan Serengan yang

mencapai 19.738 jiwa/Km2.

5) Budaya dan Pariwisata

Sebagai pusat peradaban dan kebudayaan pada masa lalu,

Kota Surakarta kaya akan peninggalan budaya Jawa diantaranya ;

a) Sistem Reliji dan Kepercayaan.

Salah satu kepercayaan orang Jawa melaksanakan laku

prihatin sebagai sarana komunikasi dengan sang pencipta dalam

rangka meraih keseimbangan dan keselarasan hidup. (contoh: lek-

lekan).

b) Adat Istiadat dan Tradisi

Page 70: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxx

Merupakan suatu sistem kebiasaan yang dahulu

dilaksanakan di kalangan keraton kemudian berkembang menjadi

adat istiadat diluar keraton, bahkan sampai di Jawa Tengah dan

Jawa Timur. (Misal; Mitoni, Sepasaran bayi, Tedhak Siti, Supitan

dll.)

c) Bahasa (Jawa)

Disamping sarana komunikasi, Bahasa Jawa memiliki

tingkatan/undha usuking bahasa ( karma inggil, karma madya,

ngoko) yang menunjukkan tingkat peradaban dan penghormatan

terhadap orang lain secara proporsional, dari berbagai macam

strata sosial.

d) Kesenian

Karya seni merupakan ekspresi seseorang dalam bentuk

simbol visual, gerak dan suara maupun wujud fisik yang

mengutamakan keindahan rasa. (contoh; seni tari, musik,

pahat,ukir, bangunan, pewayangan dll)

6) Perekonomian

Kota Surakarta sebagai kota jasa terlihat dari peran jasa yang

mencapai lebih dari 90%. Pada sektor jasa selain pada perdagangan

skala kecil yang menonjol adalah jasa publik, khususnya pendidikan,

pelatihan dan pekerja sosial. Hal tersebut tersebut menunjukkan

ketergantungan Kota Surakarta sendiri untuk menjadi penunjang

kebutuhan daerah di sekitar Surakarta.

Tabel 1 : Pertumbuhan Ekonomi 2000-2006

TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI 2000 4,15 % 2001 3,93 % 2002 5,12 % 2003 6,46 % 2004 4,37 % 2005 5,15 %

Page 71: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxi

2006 5,54 %

Sumber : www.surakarta.go.id

Tabel 2 : Pendapatan Perkapita 2000-2006

TAHUN PENDAPATAN PERKAPITA 2000 Rp. 6.048.641; 2001 Rp. 6.747.553; 2002 Rp. 7.607.782; 2003 Rp. 8.543.485; 2004 Rp. 9.556.898; 2005 Rp. 10.467.470 2006 Rp. 12.466.812

Sumber : www.surakarta.go.id

Tabel 3 : Perkembangan Nilai Investasi Tahun 2004-2006

TAHUN PERUSAHAAN NILAI INVESTASI ( Rp )

2004 2 (PMDN) 14

26.000.000.000 23.192.436.382

2005 2 (PMDN) 23

26.000.000.000 42.934.975.732

2006 5 (PMDN) 36

22.804.000.000 250.556.991.393

Sumber : www.surakarta.go.id

c. Strategi Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat

1) Pendekatan

Sebagai kota budaya, warga Kota Surakarta selalu

menjunjung tinggi perilaku budaya mengutamakan tata nilai

kehidupan yang adiluhung. Salah satu contoh tatalaku nilai adiluhung

tersebut adalah sikap Nguwongke Wong, artinya seseorang

menempatkan orang lan pada posisi yang setara, atau menyikapi orang

lain sebagai pihak yang penting. Falsafah ini digunakan juga dalam

strategi pembangunan dan pelayanan publik. Pembangunan

dilaksanakan dengan pola pembangunan partisipatif, sedangkan

Page 72: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxii

pelayanan publik termasuk perijinan, menerapkan pola pelayanan

terpadu dengan mengedepankan pelayanan cepat, murah dan pasti.

2) Pembangunan Pertisipatif

Pola pembangunan pertisipatif dilaksanakan melalui forum

musyawarah yang diselenggarakan sendiri oleh masyarakat, fungsi

pemerintah hanya memfasilitasi. Jenis dan tahapan musyawarah untuk

agenda pembangunan adalah Musyawarah Kelurahan Membangun

(Muskelbang), oleh masyarakat kelurahan, Musyawarah Kecamatan

Membangun (Muscambang), dan Musyawarah Kota Membangun

(Muskotbang). Forum musyawarah tersebut juga dilaksanakan guna

penyusunan program-program jangka panjang, maupun menengah.

3) Pelayanan Publik

Dilakukan oleh seluruh aparat pemerintah kota dari tingkat

kelurahan sampai dengan kota dengan prinsip cepat, tepat, murah, dan

pasti. Pelayanan publik ini meliputi perijinan, administrasi

kependudukan dan pelayanan lainnya.

4) Kerjasama Antar Daerah

Dengan adanya kelebihan dan kelemahan masing-masing

daerah kota/kabupaten di sekitarnya, dilakukan kerjasama antar daerah

sebagai upaya mensinergikan potensi daerah terutama wilayah

Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan

Klaten. (SUBOSUKAWANASRATEN) dan dengan daerah lainnya.

5) Kebijakan Pembangunan

Kota Surakarta memiliki rencana Strategis Daerah Tahun

2003-2008 ( Perda No. 16 Tahun 2003). Beberapa kebijakan penting

dari bidang pembangunan Kota Surakarta yang ditegaskan dalam

Rencana Strategis Daerah antara lain :

Page 73: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxiii

a) Bidang hukum

b) Bidang administrasi umum pemerintahan

c) Bidang politik

d) Bidang keamanan dan perlindungan masyarakat

e) Bidang agama

f) Bidang pendidikan

2. Peran Pemerintah Daerah Kota Surakarta Dalam Pelaksanaan Pembangunan

Daerah

a. Arahan kebijakan Pemerintah Daerah pada pelaksanaan

Pembangunan Daerah

JJ. Rousseu dalam bukunya Contract Social, berpendapat bahwa

negara dibentuk berdasarkan kontrak sosial dimana tiap orang melepaskan

dan menyerahkan haknya kepada kesatuannya yaitu masyarakat (dalam

arti luasnya yaitu negara). Kedaulatan tertinggi adalah kemauan umum,

maka posisi pemerintah disini adalah melaksanakan kemauan umum.

Menurut Savornin Lohman Konstitusi dipandang sebagai perwujudan

kontrak sosial, sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia dan

sebagai dasar mengatur Negara. (S. Haryono, SH. Dkk : 2000 : 50, 104)

Berdasarkan dua teori tersebut seperti kita ketahui bahwa konstitusi kita

adalah UUD 1945 yang juga memuat tujuan negara. Pada tataran daerah

konstitusi tersebut dilaksanakan dalam bentuk peraturan daerah begitupun

Pelaksanaan pemerintahan diatribusikan kepada pemerintah daerah.

Pemerintah Daerah merupakan pada hakikatnya merupakan

bagian dari Pemerintah yang mana bertugas melaksanakan kepentingan

umum/tujuan bersama. Guna mewujudkannya pemerintah menggunakan

sejumlah instrumen fisik berupa infrastruktur, dan sebagainya serta

instrumen non fisik berupa perangkat-perangkat hukum. Tujuan dari

Page 74: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxiv

Pemerintah Pusat adalah melaksanakan tujuan yang dimaksud dalam

Undang-undang Dasar 1945, kemudian berdasarkan hal tersebut mengacu

pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, Pemerintah Daerah Kota Surakarta menginterpretasikannya

dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2001 tentang Visi dan Misi

Kota Surakarta yang disusun sesuai karakteristik Kota Surakarta meliputi

keadaan konkrit mengenai kependudukan, potensi, sumber daya,

perekonomian, budaya dan lain-lain. Jadi disinilah inti yang mendasari

dalam pembuatan arahan kebijakan Pemerintah Daerah Kota Surakarta.

Kebijakan dilaksanakan dengan berbagai macam instrumen hukum,

diantaranya adalah Peraturan Perundang-undangan (Perda di tingkat

daerah), Ketetapan Tata Usaha Negara, Peraturan Kebijaksanaan,

Rencana-rencana, Perijinan, Instrumen Hukum Keperdataan dan lain-lain.

b. Syarat dalam perencanaan kebijakan pembangunan Pemerintah

Daerah

Dalam rangka mendorong terintegrasinya permasalahan sosial

pada pembuatan kebijakan pembangunan daerah atau kota diperlukan

dukungan beberapa hal pertama, kekuatan kehendak politik (political will)

yang mengakomodasi kepentingan sosial, Kedua, penguatan partisipasi

publik secara lebih luas dan partisipatif. Ketiga, kemampuan pemerintah

untuk dapat responsif, mampu merumuskan dan menjalankan dengan

mendasarkan pada asas pemerintahan yang baik (good governance).

Menurut Guritno Soerjodibroto (2005:336), dalam merumuskan

kebijakan pembangunan kota terdapat model yang dikenal City

Development Strategy (CDS), didalamnya terdapat mekanisme

pengambilan kebijakan yang bercirikan, pertama adanya pelibatan secara

aktif dan efektif stake holders kota yang difasilitasi oleh tim kerja stake

holders (TKS), kedua, eksploitasi secara optimal melalui berbagai media

Page 75: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxv

dalam upaya deseminasi informasi dan lebih mengenalkan ke masyarakat

terkait dengan program City Development Strategy (CDS), dan hasil-

hasilnya. Ketiga, pemberdayaan stake holders melalui peningkatan

kapasitas dan pengadaan mekanisme pengambilan keputusan yang

sepenuhnya dilakukan oleh mereka sendiri.

Kegiatan pelaksanaan City Development Strategy (CDS)

meliputi, pertama, perumusan profil kota sebagai referensi untuk

mengangkat dan menetapkan isu-isu kota yang dianggap prioritas untuk

ditangani, yang kemudian disepakati bersama dalam satu mekanisme

publik. Kedua, rumusan visi, yang berupa pembangunan kota ataupun visi

penanganan isu-isu penting yang diprioritaskan. Ketiga, rumusan misi,

sebagai upaya untuk mendistribusikan beban tugas ke pihak-pihak yang

berkompeten. Keempat, rumusan strategi, yang disusun melalui

mekanisme SWOT dengan kapasitas dan kesepakatan bersama. Kelima,

rumusan program disusun melalui upaya elaborasi dan perumusan strategi

dengan mengenali unsur-unsur pokoknya. (Dr. I Gusti Ayu KRH,

SH.,MM., Waluyo, SH.M.si. : 2007 : 31-32)

c. Peranan Pemerintah Daerah dalam pembangunan menara BTS/RBS

Peran strategis yang dapat dilakuka oleh Pemerintah Daerah

adalah daerah berperan sebagai entrepreneur, koordinator, fasilitator, dan

stimulator (Badrul Munir, 2002 : 2007-2008).

Peran pemerintah sebagai entrepreneur, memiliki konsekwensi

untuk bertanggung jawab melaksanakan usaha sendiri mengelola sumber

daya ekonomi. Caranya adalah dengan memberdayakan aset-aset dan

sumber daya ekonomi yang potensial di daerah sehingga dapat

Page 76: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxvi

memberikan manfaat kepada masyarakat. Sebagai koordinator,

Pemerintah daerah harus mampu mengkoordinir semua komponen

masyarakat untuk mengambil bagian dalam pembangunan, menetapkan

kebijakan atau strategi-strategi pembangunan, dan mengelola disharmoni

sosial. Pemerintah Daerah mengarahkan dan memotivasi pelaksanaan

pembangunan sesuai orientasi dan menghilangkan kerancuan yang bersifat

stagnan dalam mencapai tujuan secara sinergis. Sedangkan sebagai

fasilitator pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui

perbaikan lingkungan attitudinal, yaitu berkaitan dengan perilaku

masyarakat dan birokrasi. Antara kinerja birokrasi dan pelayanan publik

harus mewujudkan mekanisme yang lebih efektif, efisien dan terkendali.

Sebagai stimulator, pemerintah daerah harus dapat menciptakan dan

mengembangkan usaha melalui kebijaksanaan khusus yang dapat menarik

investor menanamkan modal di daerah, sekaligus menjaga iklim usaha

yang kondusif. Kebijaksanaan khusus yang dimaksud adalah menstimulasi

strategi pengembangan budaya lokal, responsif, dan adaptif terhadap isu-

isu strategis yang muncul. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan upaya

tetap menjaga sensitifitas pemerintah daerah. Kemudian peran organisator

organ Pemerintah Daerah dituntut mampu mengendalikan pola

komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan lain dalam suatu

komunitas. Salah satu bagian dari aktivitas masyarakat (khusus bagi

penyedia jaringan telekomunikasi seluler) yang memerlukan intervensi

pemerintah dalam pengaturannya dalam pembangunan menara BTS/RBS.

(Dr. I Gusti Ayu KRH, SH.,MM., Waluyo, SH.M.si. : 2007 : 42-43)

3. Pengertian Mengenai Kantor Unit Pelayanan Terpadu (UPT)

a. Pengertian Kantor UPT

Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kota Surakarta dibentuk pada

tanggal 8 September 1998 dengan Keputusan Walikotamadya KDH

Page 77: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxvii

Tingkat II Surakarta No. 004 Tahun 1998 tentang pembentukan organisasi

dan Tata kerja Unit Pelayanan Terpadu Kodya Dati II Surakarta. Dahulu

UPT hanya berupa loket-loket peyanan perijinan dan tidak memiliki

kewenangan penandatanganan ijin sehingga proses masih dilaksanakan

oleh Unit Teknis.

Maksud dan tujuan dibentuknya Unit Pelayanan Terpadu adalah

untuk mendorong prakarsa masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif

dalam berbagai kegiatan pembangunan daerah. Sedangkan maksud

lainnya meningkatkan daya guna dan kelancaran pelayanan umum yang

dilakukan oleh Aparatur Negara di daerah.

Kantor Unit Pelayanan Terpadu merupakan unsur penunjang

pemerintahan di bidang pelayanan perijinan yang menerapkan sistem one

stop services untuk berbagai macam jenis perijinan. Kantor Unit

Pelayanan Terpadu dipimpin oleh seorang Koordinator yang dalam

melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Walikota lewat Sekretaris Daerah. Dalam melaksanakan tugas

melayani masyarakat umum dibidang perijinan, Kantor UPT memiliki

Fungsi :

1) Penerimaan berkas-berkas pengajuan perijinan, memproses,

mengumumkan.

2) Penyelenggaraan kerjasama dengan instansi terkait dalam memproses

perijinan.

Susunan organisasi Kantor Unit Pelayanan Terpadu terdiri dari

1) Koordinator

Mempunyai tugas menyusun program dan rencana kegiatan,

mengkoordinasikan tatalaksana pelayanan umum, ketatausahaan dan

melaksanakan pengawasan terhadap petugas pelayanan umum

Page 78: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxviii

2) Sub Bagian Tata Usaha

Bertugas menyiapkan bahan penyusunan program dan rencana

kegiatan pengelolaan informasi, pengelolaan administrasi keuangan

dan penyusunan surat menyurat, rumahtangga dan perlengkapan.

3) Seksi Pelayanan

Bertugas menyiapkan bahan rencana kegiatan pelayanan, pengelolaan

pelayanan, pengelolaan pelayanan, mengkoordinir terhadap petugas

pelayanan umum.

4) Staf Administrasi/Petugas Pelayanan Umum

Adalah Pegawai negeri Sipil yang diberi tugas oleh pimpinan satuan

organisasi/unit kerja untuk memberikan pelayanan administrasi sesuai

dengan bidang tugas satuan organisasi/unit kerja yang bersangkutan.

Adapun uraian tugas dari masing-masing jabatan struktural,

diatur dalam SK Walikota Nomor 004 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja UPT Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.

Bagan Organisasi UPT

KOORDINATOR UPT

SUB BAGIAN

TATA USAHA

SEKSI

PELAYANAN

Page 79: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxix

Gambar 3 : Bagan Organisasi UPT

b. Dasar Hukum UPT

Dasar hukum dibentuknya Kantur Unit Pelayanan Terpadu antara lain

yaitu :

1) Keputusan Walikotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 004

Tahun 1998 1998 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

UPT Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.

2) Keputusan Walikota Surakarta Nomor 065/187/1/2005 tentang Tata

Laksana Pelayanan Perijinan pada Unit Pelayanan Terpadu (UPT)

Kota Surakarta.

3) Keputusan Walikota Surakarta Nomor 006/188/1/2005 tentang Tim

Pertimbangan Perijinan UPT Kota Surakrata.

4) Peraturan Walikota Surakarta Nomor 13 Tahun 2005 tantang

Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Koordinator

UPT Kota Surakarta sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Walikota Nomor 2 Tahun 2007 tantang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Walikota Surakarta Nomor 13 Tahun 2005 tentang

Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Koordinator

UPT Kota Surakarta

c. Tugas dan Kewajiban Kantor UPT

Sebagai salah satu unsur penunjang Pemerintahan Daerah, Kantor

Unit Pelayanan Terpadu mempunyai kedudukan sebagai instansi pemroses

dalam pemberian berbagai macam jenis perijinan. Adapun tugas dan

kewajiban pokok Kantor Unit Pelayanan Terpadu adalah melayani

Page 80: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxx

masyarakat umum di bidang perijinan di lingkungan Pemerintah Daerah.

Jenis perijinan yang dilayani di Kantor Unit Pelayanan Terpadu

diantaranya :

1) Ijin Mendirian/Merubah/Merobohkan Bangunan (IMB)

2) Ijin Penggunaan Bangunan (IPB)

3) Advice Planning (AP)

4) Ijin Lokasi

5) Rekomendasi Lokasi

6) Ijin Usaha Perdagangan (IUP)

7) Ijin Usaha Industri (IUI)

8) Tanda Daftar Gudang (TDG)

9) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

10) Ijin Gangguan Tempat Usaha (HO)

11) Ijin Pemasangan Reklame

12) Ijin Jasa Biro Perjalanan Wisata

13) Ijin Jasa Pemandu Wisata

14) Ijin Jasa Impresariat

15) Ijin Jasa Informasi Pariwisata

16) Ijin Jasa Konvensi

17) Ijin Hotel

18) Ijin Pondok Wisata

19) Ijin Restoran

20) Ijin Rumah Makan

21) Ijin Gedung Pertemuan Umum

Sedangkan bentuk kewajiban sendiri antara lain :

1) Menyiapkan formulir permohonan dan blangko-blangko sebagai

kelengkapan permohonan ijin untuk diisi oleh pemohon.

Page 81: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxxi

2) Meneliti kelengkapan-kelengkapan persyaratan untuk memperoleh

ijin.

3) Mengkoordinasi Tim dari instansi terkait dalam rangka meninjau

substansi, ataupun lokasi obyek yang dimohonkan ijin.

4) Meneliti dan menindak lanjuti Berita Acara Peninjauan lokasi usaha

yang berisi saran/pertimbangan yang kemudian diteruskan kepada

pemohon.

5) Membuat dan memproses surat-surat ketetapan sesuai dengan fungsi

dan waktunya.

6) Membuat pengumuman secara tertulis kepada pihak-pihak yang

bersangkutan.

7) Menyusun konsep Keputusan Walikota tentang suatu permohonan ijin

berdasarkan ketentuan berlaku atau surat penolakan dari Walikota.

Dalam upaya pelaksanaan pemberian ijin, melibatkan pula

instansi-instansi lain yang terkait disamping Kantor Unit Pelayanan

Terpadu Sendiri untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan yang

terdiri dari :

1) Dinas Tata Kota, mempunyai tugas melakukan penelitian terhadap tata

letak dan lokasi tempat usaha yang dimohonkan apakah sudah sesuai

dengan land use pada RUTK dan memberikan saran dan

persyaratannya.

2) Kantor Lingkungan Hidup, bertugas untuk melakukan pengawasan

dan pengendalian dampak lingkungan baik ekosistem ataupun non

ekosistem termasuk melakukan pemantauan dan pemulihan kondisi

lingkungan pada wilayah tempat pembangunan atau usaha.

3) Bagian Hukum dan HAM, mempunyai tugas melakukan penelitian

terhadap semua persyaratan secara yuridis, apakah tidak bertentangan

Page 82: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxxii

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memberikan

saran sebagai persyaratannya.

4) Dinas Perindustrian Perdagangan dan penanaman modal, mempunyai

tugas melakukan penelitian terhadap penggolongan usaha dan

jenis/perusahaan baik yang menggunakan fasilitas penanaman modal

dalam negeri dan atau penanaman modal asing dan/tanpa

menggunakan fasilitas serta semua jenis usaha yang menimbulkan

gangguan.

5) Dinas Tenaga Kerja, melakukan tugas untuk melakukan penelitian

terhadap penggunaan peralatan-peralatan kerja mesin, gas beracun,

tenaga uap/listrik tegangan tinggi, roda tinggi terbuka dan sebagainya

yang bersifat membahayakan dan memberikan saran sebagai

persyaratannya.

6) Dll.

Mekanisme kerja dari Tim tersebut dikoordinasikan oleh Kantor Unit

Pelayanan Terpadu.

Kemudian pihak atau instansi lain yang dilibatkan secara khusus dalam

pemberian rekomendasi pendirian bangunan antara lain :

1. Dinas Perhubungan Jawa Tengah, sebagai pihak yang ikut memberi

pertimbangan mengenai kelayakan ketinggian bangunan, apakah

keberadaannya nanti aman dan tidak menggangu keberadaan

transportasi khususnya transportasi udara di Jawa Tengah.

2. Lanud Adisumarmo, sebagai pihak yang ikut memberi pertimbangan

apakah ketinggian bangunan tidak mengganggu dan aman bagi

penerbangan di lintasan Bandara Adi Sumarmo mengingat wilayah

Kota Surakarta berdekatan dengan Bandara Adisumarmo.

Page 83: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxxiii

3. dll.

B. Pelaksanaan Prosedur Perijinan Pendirian Menara BTS/RBS di Kota

Surakarta

1. Keberadaan BTS/RBS di Kota Surakarta

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di wilayah Kota Surakarta

sampai dengan 31 Juli 2007 telah terdapat 29 (duapuluh sembilan) buah BTS

yang telah memiliki ijin HO dari Pemerintah Kota Surakarta. Keberadaan tower

tersebut disajikan pada tabel berikut

Tabel 4 : Data BTS/RBS di Surakarta

Tgl. Lokasi BTS No

Permohonan Nama Perusahaan (Kelurahan-

Kecamatan) Tgl. SK

1 18-01-2007 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Banyuanyar-Banjarsari 8/2/2007

2 28-11-2006 PT. TELEKOMUNIKASI

SELULAR PT. TELKOMSEL Nusukan Banjarsari 1/3/2007

3 31-07-2006 PT. HUTCHISON CP TELECOMMUNICATIONS

Nusukan BAnjarsari 23/09/2006

4 29-08-2006 PT. TOWER BERSAMA Gilingan Banjarsari 31/08/200

6

5 22-09-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Nusukan Banjarsari

11/10/2006

6 22-09-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Kadipiro Banjarsari

14/03/2007

7 23-02-2007 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Kadipiro Banjarsari 7/6/2007

8 30-06-2007 PT. BAKRIE TELECOM Tbk. Kadipiro Banjarsari 7/6/2007

Page 84: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxxiv

9 15-01-2007 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Jebres Jebres 24/01/200

7

10 23-01-2007 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Jebres Jebres 8/2/2007

11 31-07-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Mojosongo Jebres

29/08/2007

12 8/8/2006 PT. EXCELCOMINDO Sewu Jebres 21/09/2006

13 29-08-2006 PT. TOWER BERSAMA Mojosongo Jebres 31/08/200

6

14 22-09-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Sewu Jebres

11/10/2006

15 22-09-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Jebres Jebres

12/10/2006

16 4/10/2006 PT. MOBILE-8 TELECOM Sudiroprajan Jebres 13/20/2006

17 24-11-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Sudiroprajan Jebres 8/12/2006

18 2/3/2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Pucangsawit Jebres

26/03/2007

19 23-12-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Purwosari Laweyan 10/1/2007

20 29-08-2006 PT. TOWER BERSAMA Jajar Laweyan 31/08/2007

21 22-09-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Karangasem Laweyan 11/10/200

6

22 18-10-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Kerten Laweyan 23/11/200

6

23 24-11-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Sriwedari Laweyan 12/1/2007

Page 85: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxxv

24 28-12-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Kauman Pasar Kliwon 12/1/2007

25 22-09-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Pasar Kliwon Pasar

Kliwon 11/10/200

6

26 14-06-2007 PT. DIAN SWASTATIKA

SENTOSA Kedunglumbu Pasar

Kliwon 20/06/200

7

27 5/10/2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Kemlayan Serengan 10/10/200

6

28 18-12-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Kratonan Serengan

30/12/2006

29 19-12-2006 PT. HUTCHISON CP

TELECOMMUNICATIONS Joyontakan Serengan 3/3/2007

Sumber : UPT Surakarta 31 Juli 2007

Page 86: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxxvi

2. Prosedur Perijinan Menara BTS/RBT di UPT

Prosedur perijinan pendirian menara BTS/RBS secara umum di UPT

dijelaskan sesuai dengan gambar

PROSES Rekomendasi Tehnis Dari DTK

+

PERSYARATAN KHUSUS PERSYARATAN UMUM

SKRD Permohonan bayar

PENERBITAN SK OLEH KOORDINATOR UPT

Rekomendasi Ketinggian (Komandan Lanud)

Rekomendasi Ketinggian (Dishub Jateng)

Rekomendasi Dok. UKL & UPL (Kantor LH)

Bukti Sosialisasi warga (ttd RT, Lurah & Camat)

1. Isi Formulir Ijin 2. FC. KTP 3. FC. NPWP 4. FC. Akte Pendirian 5. FC. Sertifikat 6. FC. PBB 7. Gambar Desain

Struktur 8. Perhitungan Struktur 9. Rencana Anggaran

Bangunan (RAB)

Page 87: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxxvii

Gambar 4 : Alur permohonan ijin menara BTS/RBS

Secara umum/garis besar prosedur perijinan ini terdiri dari tiga tahap

antara lain :

a. Pemenuhan kelengkapan persyaratan yang terdiri dari

1) Syarat Umum

a) Isi Formulir ijin yang disediakan di Kantor UPT

b) Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon

c) Fotocopy NPWP terakhir perusahaan

d) Fotocopy Pendirian Perusahaan

e) Fotocopy Sertifikat tanah

f) Fotocopy Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

g) Gambar Desain Struktur

h) Perhitungan Struktur

i) Rencana Anggaran Bangunan (RAB)

2) Syarat Khusus

a) Rekomendasi Ketinggian (Komandan Lanud)

Mengingat Kota Surakarta yang terletak berdekatan dengan

kawasan Bandara Adisoemarmo, maka maka rencana pendirian

bangunan khususnya bangunan bertingkat atau menara komunikasi

Harus dikoordinasikan dengan Komandan Lanud Adisoemarmo

apakah ketinggian bangunan tersebut aman bagi penerbangan dari

dan ke Lanud Adisoemarmo.

Page 88: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxxviii

b) Rekomendasi Ketinggian (Dishub Jateng)

Koordinasi untuk menentukan ketinggian bangunan yang

direncanakan, supaya tidak menggangu jalur penerbangan pesawat

udara.

c) Rekomendasi Dokumen UKL & UPL (Kantor Lingkungan Hidup)

Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dilakukan agar

pembangunan tidak menimbulkan dampak negatif atau

menurunkan kualitas lingkungan (abiotik, biotik, eksosbud,

kesmas). Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dilaksanakan

untuk memantau kondisi daerah yang kemungkinan terkena

dampak.

d) Bukti Sosialisasi Warga

Dilaksanakan sebagai prasyarat diterbitkannya ijin gangguan/HO,

yaitu harus ada persetujuan penerimaan dari masyarakat sekeliling

tempat pembangunan yang diwujudkan tertulis pada surat

pernyataan dengan tandatangan dari warga dan aparat RT, RW,

Lurah dan Camat setempat.

b. Pemrosesan Perijinan

Pemrosesan perijinan dilaksanakan oleh tim yang dikoordinasi oleh UPT

yang mana terdiri dari UPT sendiri dan perwakilan dari lembaga

Pemerintah Kota lainnya yang berwenang.

c. Penerbitan SKRD

Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), diterbitkan manakala segala

kelengkapan telah dipenuhi dan segala pemeriksaan selesai. Besarnya

SKRD total dihitung dari akumulasi jenis perijinan yang harus dipenuhi

antara lain AP, IMB, IPB, HO, TDP, dan SIUP, berdasarkan Perda yang

mengatur masing-masing. Setelah memperoleh SKRD maka harus segera

Page 89: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

lxxxix

dilakukan pembayaran pajak dan retribusi ke Kantor Keuangan Daerah

sebagaimana nilai yang tercantum.

d. Penerbitan Surat Keputusan oleh Walikota

Setelah dilaksanakan pembayaran SKRD maka Kantor UPT selanjutnya

menerbitkan ijin dengan Keputusan Walikota Surakarta.

Dalam pelaksanaan permohonan ijin menara ini, terdapat beberapa

jenis ijin yang bersangkutan yang harus dipenuhi diantaranya Advice Planning

(AP), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Penggunaan Bangunan (IPB),

Ijin Gangguan (HO), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Ijin Usaha

Perdagangan (SIUP). Keseluruhan jenis perijinan yang diperlukan untuk

dipenuhi di Kantor Unit Pelayanan Terpadu tersebut apabila disusun

berurutan menurut tahapan, dan jenisnya meliputi :

a. Advice Planning (AP)

Merupakan usulan berkaitan dengan rencana pembangunan yang

dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah melalui Unit Pelayanan Terpadu

berdasarkan penelitian Dinas Tata Kota setelah melihat rencana lokasi dan

disain bangunan pemohon sebagaimana ketentuan Perda dan RUTK yang

berlaku. Dasar dari pelaksanaan AP yaitu Peraturan Daerah Kotamadya

Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 8 Tahun 1993 tentang Rencana

Umum Tata Ruang Kota Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Tahun

1993–2013

b. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

Ijin Mendirikan Bangunan adalah ijin mendirikan atau merubah atau

merobohkan bangunan yang dikeluarkan oleh Walikota Surakarta.

Tujuan Pengaturan Bangunan

Page 90: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xc

1) Mewujudkan bangunan gedung dan bangunan-bangunan yang

fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung dan bangunan-

bangunan yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;

2) Mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung dan bangunan-

bangunan yang menjamin keandalan teknis bangunan dari segi

keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan;

3) Mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan

gedung dan bangunan-bangunan. Fungsional sesuai tata bangunan

gedung yang serasi & selaras dengan lingkungan

Dasar pelaksanaannya adalah :

1) Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 8

Tahun 1988 tentang Bangunan di Kotamadya Daerah Tingkat II

Surakarta ;

2) Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 6

Tahun 1991 tentang Bangunan Bertingkat di Kotamadya Daerah

Tingkat II Surakarta ;

3) Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 8

Tahun 1993 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Kotamadya

Daerah Tingkat II Surakarta Tahun 1993–2013 ;

4) Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Surakarta Nomor 9 Tahun 1999

tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

Dalam pertimbangan IMB harus disesuaikan dengan :

1) Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta.

2) Rencana Rinci Tata Ruang Kota / Bagian Kota Surakarta.

3) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan untuk lokasi yang

bersangkutan;

Page 91: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xci

c. Ijin Penggunaan Bangunan (IPB)

Ijin Penggunaan Bangunan adalah ijin penggunaan bangunan yang

dikeluarkan oleh Walikota Surakarta. Ijin Penggunaan Bangunan tidak

diberlakukan bagi bangunan tempat tinggal.

Dasar pelaksanaannya adalah :

1) Undang - undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-pokok Agraria.

2) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 1988 tentang

Bangunan.

3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 1991 tentang

Bangunan Bertingkat.

d. Ijin Gangguan (HO)

Ijin Gangguan adalah ijin tempat usaha orang pribadi / Badan Hukum

dilokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan dan

kerugian.

Dasar pelaksanaannya adalah :

1) Undang-Undang Gangguan (Hinder Ordonantie) STBL Nomor 450

Tahun 1940.

2) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 tahun 1983 Tentang

Pemberian Ijin Tempat Usaha.

3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 tahun 1988 Tentang

Bangunan.

4) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 tahun 1993 Tentang

RUTRK.

5) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 14 tahun 1998 Tentang

Retribusi Ijin Gangguan.

6) Keputusan Walikota Surakarta Nomor 3 tahun 2002 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Ijin Gangguan Tempat Usaha.

Page 92: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xcii

e. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan

menurut atau berdasarkan ketentuan UU - WPD dan atau peraturan –

peraturan pelaksanaannya, dan atau memuat hal – hal yang wajib

didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang

berwenang dari Kantor Pendaftaran Perusahaan. Tanda Daftar Perusahaan

adalah tanda daftar yang diberikan oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan

kepada perusahaan yang telah disahkan pendaftarannya untuk selanjutnya

disebut TDP.

Tujuan dari pembuatan TDP adalah :

1) Mencatat bahan – bahan keterangan yang dibuat secara benar dari

suatu Perusahaan dan merupakan sumber informasi resmi untuk semua

pihak yang berkepentingan mengenai identitas, data serta keterangan

lainnya tentang perusahaan yang tercantum dalam Daftar Perusahaan.

2) Terlindunginya perusahaan – perusahaan yang menjalankan usahanya

secara jujur dan terbuka.

3) Terbinanya dunia usaha dan perusahaan.

4) Menjadi sumber dan pengamanan Pendapatan Negara.

5) Terciptanya iklim usaha yang sehat dan tertib.

f. Ijin Usaha Perdagangan (IUP)

Ijin Usaha Perdagangan (IUP) adalah ijin usaha yang wajib

dimiliki oleh setiap usaha perdagangan di daerah.

Surat ijin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat ijin untuk dapat

melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap orang atau Badan

Pemegang IUP hanya dapat menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan

yang tercantum dalam IUP yang dimiliki.

Dasar pelaksanaannya adalah :

Page 93: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xciii

1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3839);

2) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

(Lembaran Negara Tahun 2000 No. 54, Tambahan Lembaran Negara

No. 3952);

3) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor

789/MPP/Kep/3/2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal

(PSPM) Bidang Perindustrian dan Perdagangan;

4) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor

289/MPP/Kep/10/2001 tentang Ketentuan-ketentuan standar

Pemberian Surat Ijin Usaha Perdagangan;

HO

KLH

UPT

UPL & UKL

Sosialisasi warga, Dengan bukti ttd., RT, Lurah,

Camat

Rekomendasi Ketinggian (Komandan Lanud & Dishub Jateng)

DTK

AP IPB IMB

Disperindag

TDP & SIUP

Kantor Keuangan Daerah

SKRD

PERMOHONAN IJIN

IJIN LENGKAP

Page 94: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xciv

Gambar 5 : Tahapan pemrosesan beberapa jenis perijinan

dalam pendirian menara BTS/RBS

Bagan tersebut menjelaskan secara umum perkiraan teknis

jalannya tahapan pemrosesan perijinan menurut waktunya yaitu AP, IMB,

IPB, HO, TDP dan SIUP. Kebutuhan syarat khusus pada masing-masing

tahap, dan institusi yang berwenang dalam memeriksa dan memberikan

rekomendasi kepada Kantor UPT misalnya Dinas Tata Kota pada

pemrosesan AP, IMB dan IPB, Kantor Lingkungan Hidup pada

pemrosesan ijin HO, Disperindag pada pemrosesan TDP dan SIUP. Yang

menjadi catatan penting disini ialah bahwa meskipun syarat umumnya

seperti disampaikan diatas terpadu/merupakan kombinasi persyaratan dari

masing-masing tahapan perijinan namun pada dasarnya keseluruhan jenis

perijinan adalah terpisah yang konsekuensinya dapat dilaksanakan satu

demi satu.

3. Pelaksanaan Prosedur Perijinan Oleh Pelaku Usaha Telekomunikasi

a. Mekanisme standar dalam proyek pembangunan BTS/RBS

Operator penyedia jasa telekomunikasi dalam rangka

pembangunan infrastruktur termasuk diantaranya pembangunan menara

BTS/RBS biasa menunjuk vendor untuk melaksanakannya. Kemudian

pada pelaksanaan pembangunan terdapat Standart Procedure sebagaimana

dimiliki di PT. Siemens Indonesia ataupun perusahaan-perusahaan vendor

penyedia jasa pembangunan infrastruktur telekomunikasi pada umumnya

adalah sebagai berikut :

Page 95: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xcv

1) Radio Network Planning (RNP)

Merupakan bagian yang bertugas membuat rencana pembangunan

infrastruktur telekomunikasi berdasarkan permintaan dari klien operator

telekomunikasi yang bersangkutan. Secara umum perencanaannya

meliputi

a. Penentuan lokasi pembangunan menara BTS baru yang dapat

tersistematis dari segi jaringan, dan coverage/ jangkauan secara efektif

dan maksimal secara tepat dengan Global Positioning System (GPS).

b. Penentuan spesifikasi BTS yang diperlukan, misalnya dari ketinggian

menara, kemiringan sudut BTS, kebutuhan device/peralatan dll.

2) Trans Network Planning (TNP)

Bertugas melaksanakan studi lapangan pendahuluan secara

cermat guna menyempurnakan program perencanaan berdasarkan

konsep dari RNP. Misalnya melakukan peninjauan langsung guna

menentukan bagaimana kondisi riil di sekitar wilayah lokasi rencana

sebenarnya guna menyusun tambahan perencanaan teknis.

3) Site Acquisition and Controlling (SITAC)

Survey Lokasi lanjutan, yaitu mencari menentukan lokasi yang

bisa digunakan, dan memungkinkan untuk dilakukan pembeasan

lahan.Contract with Landlord, yaitu melaksanakan kesepakatan/kontrak

penggunaan lahan dengan pemilik lahan baik dalam bentuk jual beli atau

sewa agar dapat dibangun menara BTS pada lokasi tersebut.

Melaksanakan Community Permit yaitu mempersiapkan dan

melaksanakan segala bentuk prosedur perijinan yang berhubungan

dengan Pemerintah Daerah sampai pada sosialisasi dan penerimaan

warga di lokasi yang direncanakan akan dilaksanakan pembangunan.

4) Legal Divition

Page 96: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xcvi

Bertugas memeriksa kelengkapan dan keabsahan segala jenis berkas

kontrak ataupun Keputusan Perijinan berkaitan dengan community

permit dan kontrak penggunaan lahan antara perusahan dan pemilik

tanah. Setelah segalanya dirasa cukup, kemudian melaporkan status

Ready for Construction (RFC) yang artinya bahwa konstruksi atau

pembangunan telah siap dan aman untuk dilaksanakan.

5) Civil Mechanical Electronical (CME)

Bertugas melaksanakan kontruksi atau pembangunan menara BTS/RBS,

meliputi pembangunan teknis fisik menara dan intalasi listrik. CME

hanya bekerja setelah adanya RFC. Setelah pembangunan selesai dan

instalasi listrik siap, maka CME melaporkan status Ready for

Implementation (RFI) yang artinya menara sudah siap untuk

dilaksanakan pemasangan dan instalasi perangkat BTS.

6) Implementation Divition

Bertugas melaksanakan pemasangan dan instalasi perangkat BTS pada

menara. Pengerjaan dilaksanakan setelah adanya RFI. Instalasi sendiri

meliputi penyetingan alat dan komputerisasi. Setelah pemasangan dan

instalasi BTS selesai, Divisi Implementasi melaporkan status Ready for

Service (RFS) yang artinya yang artinya BTS sudah siap difungsikan.

7) Integration Divition

Bertugas melakukan penyetingan, mengaktifkan/memfungsikan

perangkat BTS dan mengintegrasikannya dengan sistem jaringan milik

operator yang sudah ada.

8) Maintenance Divition

Bertugas melakukan pemeriksaan dan perawatan BTS berkala.

9) Acceptance Protocol

Page 97: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xcvii

Merupakan perjanjian/prosedur serah terima BTS dari vendor kepada

operator. Acceptance Protocol ini secara umum biasa dilaksanakan pada

tahap pasca integrasi, atau pasca maintenance.

Pada umumnya operator dalam program pembangunan BTS/RBS

menunjuk hanya satu vendor untuk melaksanakan segala tahap proses

pembangunan, namun dimungkinkan juga operator menunjuk vendor

hanya pada tahap-tahap tertentu saja.

b. Pelaksanaan perijinan oleh pelaku usaha

Uraian diatas menunjukkan prosedur teknis yang secara umum

hampir sama dilaksanakan di setiap perusahaan yang kompeten

membangun BTS, masing-masing memiliki standar ideal. Khusus dalam

hal pelaksanaan perijinan pada tahapan pendirian BTS, dilaksanakan oleh

bagian SITAC, yang dimungkinkan bagian inilah pemegang kuasa

mewakili atas nama perusahaan atau penanggung jawab proyek di

hadapan hukum sampai dengan tahapan proyek selesai. Dari sini nampak

bahwa sebenarnya mekanisme tata kerja masing-masing perusahaan sudah

ideal, namun kadang kala permasalahan timbul karena tuntutan kondisi riil

lapangan misalkan guna mensiasati deadline waktu proyek, atau keinginan

mempercepat proyek yang implikasinya oknum pada perusahaan tersebut

mencari celah pada sistem birokrasi perijinan. Hal ini manakala

dilaksanakan secara berhati-hati dengan penuh pertimbangan dan

perhitungan akan berjalan baik. Namun apabila kurang cermat justru akan

menjadi bumerang bagi perusahaan sendiri.

Survey Site Acquisition

(SITAC)

Legal Civil Mechanical Electronical

(CME)

Implementation

Radio Network Planning (RNP)

Trans Network Planning (TNP)

Ready for

Ready for Construction (RFC)

Page 98: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xcviii

Gambar 6 : Tahapan pelaksanaan proyek pembangunan menara BTS/RBS oleh

vendor infrastruktur telekomunikasi.

C. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi dan Upaya Untuk Menanggulanginya

Hambatan yang seringkali dihadapi oleh Pemerintah Kota Surakarta

berkaitan dengan pendirian suatu bangunan tempat usaha, atau pada khususnya

bangunan menara BTS/RBS dan proses perijinannya adalah para pengusaha yang

hendak mendirikan tempat usaha dan telah memiliki ijin IMB, maka mereka dapat

segera mendirikan atau membangun tempat usaha/bangunan tanpa atau sebelum

adanya tinjauan lokasi dan memperhitungkan dampak terhadap lingkungan hidup.

Atau pengusaha setelah memperoleh IMB langsung mendirikan bangunan, baru

Page 99: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

xcix

kemudian menyusun dokumen UKL-UPL lalu ijin HO. Hal ini yang membuat

tidak mengherankan manakala pada saat suatu bangunan sedang dibangun/

setengah dibangun, mendapat banyak komplain dari masyarakat sekitar karena

merasa terganggu dengan pembangunan tempat usaha/bangunan tersebut dan

pada akhirnya masyarakat yang merasa dirugikan tersebut meminta ganti rugi

kepada pengusaha.

Hal demikian dapat terjadi karena kurangnya koordinasi yang baik antar

instansi-instansi dalam pemerintah daerah. Selain itu sosialisasi tentang perijinan

kurang memasyarakat, termasuk kepada para pengusaha yang akan mendirikan

tempat usaha. Sepengetahuan mereka, bahwa untuk mendirikan suatu bangunan

atau tempat usaha hanya cukup memiliki IMB saja. Jika IMB telah diperoleh,

maka merekapun dapat langsung mendirikan bangunan tanpa terlebih dahulu

mengetahui dampak-dampak yang timbul dari tempat usaha, baik dampak secara

ekosistem ataupun secara sosial.

Dengan banyaknya kasus tentang bangunan yang didirikan tiba-tiba

mendapat protes dari masyarakat sekitar dengan alasan karena merasa terganggu

dan dirugikan akan keberadaan bangunan atau tempat usaha tersebut terutama

apabila tanpa didasari dengan alasan ilmiah yang logis, dapat menyebabkan

investor/pengusaha enggan untuk menanamkan modalnya di Kota Surakarta yang

berakibat dapat mengurangi Pendapatan Daerah, dan Pembangunan Daerah

sendiri akan tersendat termasuk di bidang telekomunikasi dan bidang-bidang

lainnya.

Hambatan-hambatan dalam pemberian ijin menara BTS/ RBS

1. Biaya Rekomendasi dan lain-lain.

Biaya rekomendasi yang cukup tinggi bahkan melebihi biaya

pendaftaran atau biaya Retribusi Ijin misalkan pada Ijin HO. Kemudian dilihat

dari banyaknya jenis perijinan yang harus dipenuhi berhubungan dengan

retribusi perijinan yang harus dibayar. Pembebasan Lahan dan community

Page 100: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

c

permit yang kompensasinya terkadang sulit untuk ditaksir sehingga cukup

menyulitkan bagi perencanaan anggaran proyek bagi pengusaha. Adanya

pungutan liar yang seringkali terjadi pada saat loading muatan bangunan atau

perangkat pada lokasi bersangkutan yang secara umum biasa terjadi, besarnya

bisa mencapai antara dua sampai dengan tiga juta rupiah. Dari sekian hal yang

berhubungan dengan pengeluaran keuangan, manakala diakumulasikan

terdapat jumlah kebutuhan biaya yang cukup besar.

2. Dari Segi Pemerintahan

a. Secara kelembagaan perijinan pendirian menara BTS/RBS meliputi

beberapa syarat perijinan yang mana dalam pemrosesannya melibatkan

beberapa instansi pemerintahan daerah pada beberapa tahapan yang

dipandang kurang efektif. Misalnya untuk memperoleh IMB dan HO,

harus memperoleh dokumen UKL-UPL dari KLH yang sebelumnya KLH

telah melakukan studi lapangan dan masih dilaksanakan dengan tim

terpadu dari UPT. Masalah lain dibidang kelembagaan di jajaran pegawai

Pemerintahan Daerah Kota Surakarta adalah keterbatasan sumber daya

manusia yang memiliki kompetensi pengetahuan teknologi komunikasi

dan informasi, sehingga dalam melaksanakan ferivikasi persyaratan ijin di

lapangan tentang standar teknis kelayakan dan keamanan diluar

konstruksi, seperti keamanan gelombang dan frekwensi memiliki sedikit

hambatan. Satu lagi pengaruh dari lemahnya Sumber Daya Manusia

adalah pemikiran proyeksi pembangunan infrastruktur telekomunikasi di

daerah masih kurang.

b. Dari segi keberadaan instrumen hukum, Pemerintah Daerah Kota

Surakarta belum memiliki Peraturan Daerah yang secara Khusus mengatur

mengenai keberadaan dan pembangunan Menara BTS/RBS, dan selama

ini cenderung masih menggunakan instrumen hukum berupa kombinasi

dari beberapa ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah yang belum

Page 101: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

ci

mengalami perbaikan dalam waktu cukup lama sebagaimana kondisi yang

secara aktual berkembang, salah satu contohnya adalah pada Perda Nomor

8 Tahun 1988 tentang Bangunan. Kantor Unit Pelayanan terpadu sendiri

sebagai Unit pemroses perijinan telah merancang prosedur perijinan

khusus bagi pendirian menara BTS/RBS berdasarkan ketentuan Perda

yang ada sebagaimana selama ini telah berjalan. Dengan dikeluarkannya

Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2005 yang notabene merupakan

produk peraturan baru sebagai implikasinya maka Pemerintah Daerah

Kota Surakarta kedepan juga harus melakukan penyesuaian. Dampak dari

hal ini adalah perencanaan kembali format permohonan dan alur

pemrosesan ijin terutama di Kantor UPT yang ditakutkan mempengaruhi

upaya pelayanan sederhana, mudah, singkat dan tepat waktu pada sistem

satu atap yang sebelumnya telah mapan.

3. Kesadaran Pelaku Usaha

Kadangkala pada tataran teknis pelaksanaan etika bisnis yang baik

dengan memenuhi standar kelayakan proyek dan pemenuhan prosedur-

prosedur ideal, tidak dilaksanakan atau kurang diperhatikan oleh beberapa

oknum dari pelaku usaha. Penyimpangan tersebut misalnya sikap menerabas

dengan melaksanakan pembangunan menara BTS/RBS tanpa menunggu ijin

terkait dari Pemerintah Daerah selesai terlebih dahulu, padahal yang dimiliki

baru kontrak status tanah dan berfikir untuk sosialisasi masyarakat sambil

berjalan, pelaksanaan proyek yang tidak terencana dengan baik hal inilah

seringkali menjadi penyebab konflik di lapangan.

4. Masyarakat

Berdasarkan uraian mengenai kondisi kependudukan Kota Surakarta

diatas melihat dari kuantitas, densitas, prosentase lahan yang sebagian besar

adalah pemukiman maka sudah pasti terdapat kendala atau terjadi konflik

Page 102: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

cii

yang berhubungan dengan masyarakat. Kendala-kendala tersebut diantaranya

:

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap informasi mengenai BTS,

sehingga kadangkala terdapat resistensi ataupun kehawatiran berlebihan

tanpa adanya alasan logis/ilmiah atas pembangunan BTS di

lingkungannya, misalnya permasalahan keamanan konstruksi yang dalam

hal ini sebenarnya sebelum menara dibangun, telah melalui serangkaian

proses perencanaan dan pemeriksaan panjang berulang-ulang dalam

menentukan standar keamanan, melibatkan banyak pihak baik dari

pelaksana konstruksi dan Pemerintah Daerah sendiri oleh beberapa

lembaganya yang berwenang. Kemudian mengenai isu bahwa keberadaan

menara BTS mengganggu penangkapan sinyal alat elektronik seperti radio

ataupun televisi, secara ilmiah sebenarnya tidak akan terjadi gangguan

karena penggunaan frekwensi yang berbeda maka tidak mungkin ada

intervensi sinyal dari BTS terhadap televisi ataupun radio.

b. Keberadaan masyarakat di lingkungan sekitar tempat usaha baik di depan,

di belakang, di samping kanan dan kiri tidak semuanya menyetujui atas

pembangunan, ada pula yang keberatan, sehingga hal ini dapat

menyebabkan persengketaan antar masyarakat dengan pengusaha,

sehingga ijin menjadi terhambat.

c. Meskipun sedikit, tidak bisa diingkari adanya sikap mental menerabas

baik dari masyarakat ataupun pelaku usaha. Mensitir pendapat Profesor

Koentjaraningrat seorang pakar antropologi di dalam bukunya

Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, salah satu kelemahan dari sifat

mental bangsa Indonesia sesudah revolusi adalah apa yang disebutnya

sebagai sifat mental menerabas yaitu nafsu untuk mencapai tujuan

secepat-cepatnya tanpa banyak kerelaan berusaha dari permulaan secara

selangkah demi selangkah. Bentuknya dapat berupa tuntutan kompensasi

Page 103: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

ciii

dengan prinsip sebanyak-banyaknya bagi oknum masyarakat, secepat-

cepatnya dan semurah-murahnya tanpa prosedural lengkap bagi oknum

pengusaha.

Upaya yang ditempuh dalam penanggulangan hambatan-hambatan yang timbul

1. Penentuan besarnya berbagai biaya rekomendasi ditetapkan sesuai dengan

atau berdasarkan Perda. Disamping itu Pemerintah Daerah harus bisa

memposisikan diri secara obyektif sebagai mediator antara masyarakat dan

pelaku usaha denga pendekatan yang dapat memberikan alternatif solusi

pemecahan masalah mengenai penentuan kompensasi yang realistis

berdasarkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masing-masing

pihak dengan tolak ukur Perda yang berlaku dan juga visi pemerintahan Kota

Surakarta sendiri. Pelaksanaan tanggung jawab Pemerintah Daerah untuk

memberikan jaminan perlindungan bagi pelaku usaha dengan menciptakan

suasana pro investasi kondusif, aman tanpa mengesampingkan kepentingan

publik dan lingkungan.

2. Dari segi pemerintahan

a. Mengenai keberadaan peran beberapa instansi yang terkesan tumpang

tindih dalam pemrosesan tahap-demi tahap perijinan, untuk sementara

dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar

instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kota dibawah koordinasi Kantor

UPT. Kemudian untuk mengatasi kurangnya sumber daya manusia di

jajaran Pemerintah Kota yang paham berkaitan dengan masalah ini,

solusinya adalah melalui kerjasama baik dengan institusi akademis

ataupun pihak dari instansi pusat yang berkompeten misalnya dari Ditjen

Postel dan sebagainya.

b. Mengenai instrumen hukum pengaturan keberadaan BTS/RBS,

Pemerintah Daerah harus mulai mempersiapkan rancangan konsep khusus

mengatur pembangunan menara BTS/RBS dengan mempertimbangkan

Page 104: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

civ

ketentuan-ketentuan pendukung lainnya, misalnya Peraturan Gubernur

Jateng Nomor 5 Tahun 2005 mengatur pendirian RBS, Peraturan Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 8 Tahun 1993 tentang

RUTK Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Tahun 1993–2013,

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 8

Tahun 1988 tentang Bangunan yang saat ini sedang dalam pembahasan

revisi Perda Bangunan. Namun tetap pada intinya pelayanan perijinan

harus tetap dilaksanakan dengan baik.

3. Berkenaan dengan adanya pelaku usaha dimana dalam upaya pembangunan

menara BTS/RBS diduga dan terbukti, tidak melaksanakan itikad baik pada

prilaku ataupun tindakan tertentu termasuk pada tahapan apapun sehingga

dimungkinkan timbulnya kerugian terhadap publik atau kerusakan terhadap

lingkungan yang dapat berujung pada munculnya konflik, maka Pemerintah

Daerah berdasarkan kewenangannya harus bertindak tegas dengan

memberikan teguran, menghentikan proses perijinan hingga pencabutan ijin.

Selain itu Pemerintah Daerah juga harus melakukan upaya antisipasi dengan

melakukan sosialisasi pelaksanaan prosedur yang baik, selektif dalam

memberikan ijin pada pelaku usaha, dan melaksanakan pengawasan secara

cermat hingga kondisi riilnya di lapangan.

4. Untuk kendala-kendala menyangkut masyarakat meliputi disinformasi,

tersebut maka upaya yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah adalah

dengan melaksanakan sosialisasi ataupun penyuluhan mengenai mekanisme

perijinan yang ketat dan kompleks dalam pendirian bangunan-bangunan guna

tujuan usaha termasuk mekanisme pendirian menara BTS dan sebagainya.

Kemudian secara khusus mensosialisasikan mengenai fungsi, cara kerja, dan

keamanan perangkat infrastruktur telekomunikasi kepada masyarakat di

wilayah yang potensial untuk dibangunnya menara BTS. Sedangkan secara

umum akan lebih bijaksana bila Pemerintah Daerah mensosialisasikan

Page 105: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

cv

mengenai kondisi Kota Surakarta secara umum dan arahan pembangunannya

sehingga masyarakat bisa memahami arahan kebijakan Pemerintah Daerah,

gap informasi berkurang, dan masyarakat dapat terdorong untuk berpartisipasi

dalam implementasi kebijakan publik.

5. Manakala terjadi kasus dimana terjadi penolakan atas permohonan

persetujuan lokasi yang mana salah satu menolak memberikan persetujuan

terutama biasa terjadi pada ijin HO, pemerintah harus teliti menganalisa kasus

tersebut dan bisa menetapkan keputusan. Keputusan tersebut diambil

berdasarkan alasan logis dan ilmiah. Secara teoritis, terdapat instrumen hukum

yang dinamakan Freis Ermessen bila mana diperlukan guna mencapai tujuan

pemerintah yaitu demi kepentingan umum maka hal tersebut dalam kondisi

tertentu dapat digunakan.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

Page 106: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

cvi

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

Bab III, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan prosedur perijinan pendirian menara Base Transceiver Station

(BTS)/Radio Base Station (RBS) di wilayah Surakarta

Pelaksanaan perijinan pembangunan menara BTS/RBS apabila

diuraikan terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap pendaftaran dan

pelengkapan syarat-syarat, pemrosesan, penerbitan Surat Ketetapan Retribusi

Daerah (SKRD), dan penerbitan Keputusan Ijin. Jenis perijinan pada

pembangunan menara BTS/RBS meliputi antara lain Advice Planning, Ijin

Mendirikan Bangunan, Ijin Penggunaan Bangunan, Ijin Gangguan, Tanda

Daftar Perusahaan, dan Ijin Usaha Perdagangan. Pelaksana kewenangan

berbagai macam permohonan ijin termasuk ijin pendirian menara BTS/RBS

yang bertugas antara lain menerima permohonan ijin, memproses,

mengkoordinasikan tim terpadu lintas lembaga dalam Pemerintahan Daerah

sebagai pemeriksa kelayakan, menerbitkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah

(SKRD), dan menerbitkan Surat Keputusan adalah Kantor Unit Pelayanan

Terpadu.

Berdasarkan SK Walikota Nomor 004 Tahun 1998 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPT Kotamadya Daerah Tingkat II

Surakarta, Kantor Unit Pelayana Terpadu memiliki peran penting dalam

Pemerintahan Daerah yaitu melayani permohonan ijin oleh masyarakat di

lingkup Kota Surakarta. Apabila diabstraksikan, Kantor Unit Pelayanan

Terpadu merupakan bagian dari Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Daerah

yang mana bertugas melaksanakan kepentingan umum/tujuan bersama. Guna

mewujudkannya pemerintah menggunakan sejumlah instrumen fisik berupa

Page 107: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

cvii

infrastruktur, dan sebagainya serta instrumen non fisik berupa perangkat-

perangkat hukum. Tujuan dari Pemerintah Pusat adalah melaksanakan tujuan

yang dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945, kemudian berdasarkan hal

tersebut mengacu pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah Kota Surakarta

menginterpretasikannya dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2001

tentang Visi dan Misi Kota Surakarta yang disusun sesuai karakteristik Kota

Surakarta meliputi keadaan konkrit mengenai kependudukan, potensi, sumber

daya, perekonomian, budaya dan lain-lain. Jadi disinilah inti yang mendasari

dalam pembuatan arahan kebijakan Pemerintah Daerah Kota Surakarta.

Kebijakan dilaksanakan dengan berbagai macam instrumen hukum,

diantaranya adalah Peraturan perundang-undangan (Perda di tingkat daerah),

Ketetapan Tata Usaha Negara, Peraturan Kebijaksanaan, Rencana-rencana,

Perijinan, Instrumen Hukum Keperdataan dan lain-lain. Kedudukan Kantor

Unit Pelayanan Terpadu menjadi sangat penting karena posisinya sebagai

pelaksana kebijakan Pemerintah Daerah melalui wewenangnya mengatur

perijinan, tak terkecuali dibidang perijinan pembangunan infrastruktur

telekomunikasi di daerah.

2. Hambatan-hambatan yang timbul berkenaan dengan pelaksanaan proses

perijinan pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS)/Radio Base

Station (RBS) di wilayah Surakarta dan upaya-upaya untuk mengatasinya

Dalam menjalankan perannya tersebut tidak menutup kemungkinan

Kantor Unit Pelayanan Terpadu akan menemui hambatan-hambatan dalam

melaksanakan prosedur perijinan sampai pada pemberian ijin. Hambatan-

hambatan tersebut meliputi :

a. Kurangnya SDM yang mempunyai kemampuan di bidang terkait di

jajaran Pemerintah Daerah Kota Surakarta.

Page 108: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

cviii

b. Pemerintah Daerah Kota Surakarta belum memiliki Peraturan Daerah

yang khusus mengatur keberadaan BTS/RBS, sedangkan Perda Kota yang

digunakan sebagai sebagian sudah tidak representatif, sedang dalam tahap

perubahan, sehingga ketentuan khusus tentang BTS/RBS dari provinsi

belum dapat digunakan.

c. Kesadaran para pelaku usaha

d. Biaya rekomendasi tinggi

e. Masyarakat lingkungan tempat usaha

Dangan adanya hambatan tersebut, maka baik Kantor Unit Pelayanan

Terpadu Secara khusus dan Pemerintah Daerah Kota Surakarta beserta

lembaga-lembaga dinasnya secara umum harus mampu mengambil tindakan

secara terpadu dan terkoordinir untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

Upaya-upaya yang ditempuh untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut

antara lain :

a. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar lembaga dalam jajaran

Pemerintah Daerah, dan mengadakan kerjasama dengan akadamisi

maupun lembaga-lembaga lainnya yang berkompeten guna mengatasi

kelemahan dibidang sumberdaya manusia.

b. Mengadakan optimalisasi sosialisasi tentang perijinan secara umum

maupun khusus beserta mekanismenya dengan baik.

c. Penggunaan dahulu peraturan daerah yang ada namun dilaksanakan

pengawasan yang ketat guna menghindari penyimpangan, diasmping juga

sebagai bahan masukan guna menyusun ketentuan peraturan yang lebih

representatif, bersamaan menunggu perda-perda terkait yang baru pada

tahap perubahan selesai.

d. Efisiensi biaya dengan penetapan biaya berdasarkan Perda yang berlaku

dan perumusan proses pemeriksaan secara efektif dan terkoordinasi

sehingga menghemat biaya.

Page 109: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

cix

e. Mengadakan optimalisasi sosialisasi secara baik mengenai analisa

lingkungan, dan dampak-dampaknya. Melaksanakan sosialisasi informasi,

pengawasan, dan perlakuan yang tegas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan saran-

saran sebagai berikut :

1. Perlunya sosialisasi tentang perijinan secara umum maupun khusus beserta

mekanisme idealnya dengan terencana secara holistik dan terpadu di

lingkungan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat dengan metode

pendekatan menjunjung tinggi perilaku budaya mengutamakan tata nilai

kehidupan yang berlaku.

2. Perlunya sosialisasi tentang kondisi riil maupun administratif dan hal-hal

mengenai Kota Surakarta dan identitasnya guna menumbuhkan perasaan ikut

memiliki masyarakat, menghilangkan gap informasi, mendorong masyarakat

untuk mendukung dan berpartisipasi dalam perencanaan maupun pelaksanaan

pembangunan. Cara rillnya adalah dengan mengintegrasikan upaya tersebut

pada pelaksanaan program-program yang sudah ada, misalnya website

Pemerintah Kota, penyediaan informasi pada program taman belajar di

beberapa kelurahan, tabloid keluaran Pemerintah Kota, melangkapi buku-

buku informasi yang diedarkan oleh Badan Komunikasi dan Informasi (BIK),

dll.

3. Perlu adanya kerjasama dan koordinasi antar lembaga di jajaran Pemerintah

Daerah Kota Surakarta serta membuka partisipasi publik malului mekanisme

yang ada (Muskelbang, Muscambang, Muskotbang), guna merumuskan Perda

khusus mengatur keberadaan BTS/RBS yang representatif memuat mengenai

prosedur, hak-hak dan kewajiban vendor, hak-hak masyarakat di sekitar

menara BTS/RBS kewajiban dan kewenangan pemerintah berkenaan dengan

pembangunan menara BTS/RBS. Disamping itu juga perlu dicermati

Page 110: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

cx

keberadaan perda-perda berpengaruh lainnya misalnya Perda Bangunan yang

sedang dalam tahap revisi untuk dilaksanakan tindakan aktif supaya juga

mengakomodasi masalah menara BTS/RBS ini.

4. Adanya pemikiran mengenai pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

dari pelaku usaha yang diorganisir serta diarahkan secara baik oleh Pemerintah

Daerah guna menunjang pembangunan infrastruktur publik. Dengan demikian

dapat diharapkan kontribusi dunia usaha yang terukur dan sistematis dalam

ikut meningkatan kesejahteraan masyarakat.

Page 111: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

cxi

DAFTAR PUSTAKA Dari Buku

C.S.T. Kansil. 2001. Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika

H.B Sutopo. Kansil. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press

Koesmadi Hardjasoemantri. 2002. Hukum Tata Lingkungan. Yogyakarta: Gajahmada Press

Philipus M. Hadjon.2002. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.Yogyakarta: Gajahmada University Press

R. Juniato. 1992. Perkembangan Pemerintahan Lokal. Jakarta: PT. Melton Putra

Utrecht.1994.Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Surabaya: Pusaka Tirtamas

Winarna Surya Adisubrata. 1999. Otonomi Daerah Di Era Reformasi. Yogyakarta: UUP AMP YKPN

Ni’matul Huda. 2006. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Ridwan HR. 2006. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada

J.R.T Simorangkir. 2002.Kamus Hukum. Jakarta : Sinar Grafika

Bapeda Kota Surakarta. 2006. Surakarta Dalam Angka 2006

Agustaf. 2005. Profil Surakarta The Real Java. Jakarta/Surabaya : PT. Exatama Mediasindo

Haryono. 2000. Ilmu Negara. Surakarta : UNS Press

Dari Makalah/Penelitian

I Gusti Ayu KRH. Waluyo. 2007. “Kajian Hukum Pembangunan Menara (Tower) Jaringan Telepon Seluler (BTS) di Kota Surakarta”. Penelitian. Difasilitasi Bagian Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Kota Surakarta.

Page 112: Pelaksanaan kebijakan perijinan pembangunan Base ...... · bahwa pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur merata secara materiil, spiritual

cxii

Tim Peneliti Citra Inti Semar. 2006. “Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) Pemberian Ijin Tempat Usaha dan Retribusi Ijin Gangguan Tempat Usaha (HO), Ketenagakerjaan Kota Surakarta”. Penelitian. Difasilitasi Bagian Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Kota Surakarta.

Dari Koran

Pulsa. Hari Pitrajaya. “Nasib Industri Seluler di Tahun 2008” dalam Pulsa. Edisi 122 tahun V/2008/3-6 Januari : 44

Eddy Yuliarso. Sistem Telepon Selular Digital GSM. dalam Majalah Insinyur Indonesia, No. 23 Thn XV.

Dari Internet

Eka Putra, Cara Kerja Handphone. http://www.edukasi.net/artikel.pdf (07 April 2007)

Jiyoharjo Suwito. Telekomunikasi dan Upaya Menuju Masyarakat Informasi.

<http://www.kompas.com/kompas.cetak/0404/01/telkom/946310.htm

(versi cetak, Kompas: 04 April 2004).