pelaksanaan bimbingan agama islam pada wanita...

68
i PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA MULYA JAYA DEPARTEMAN SOSIAL PASAR REBO JAKARTASKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Guna Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh: NUHRI 106011000137 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: hathien

Post on 12-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

i

“PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA

WANITA TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA

MULYA JAYA DEPARTEMAN SOSIAL PASAR REBO

JAKARTA”

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Guna Memenuhi

Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NUHRI

106011000137

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

ii

“PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA

WANITA TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA

MULYA JAYA DEPARTEMAN SOSIAL PASAR REBO

JAKARTA”

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Guna Memenuhi

Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NUHRI

106011000137

Di Bawah Bimbingan

Siti Khadijah, MA

NIP: 197007271997032004

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 3: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata satu Pendidikan Agama Islam pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai ketentuan yang berlaku di jurusan Pendidikan Agama Islam pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta 25 Juli 2011

(NUHRI)

NIM 106011000137

Page 4: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul: “PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM

PADA WANITA TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA

MULYA JAYA PASAR REBO JAKARTA” diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan

lulus dalam ujian munaqasyah pada tanggaL 27 September 2011 dihadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) dalam

bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 28 September

2011

Panitia Ujian Munaqasyah Tangga Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI)

Bahrissalim, MA ……….. .………………

NIP: 19680307 199803 1 002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI)

Drs. Sapiuddin Shiddiq, MA ……….. .………………

NIP: 19670328 200003 14 001

Penguji I

Faridal Arkam, M. Pd. Dr. H ……….. .………………

NIP: 195003071979031004

Penguji II

Abdul Ghofur. MA ……….. .………………

NIP: 196812081997031003

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP: 19571005 198703 1 003

Page 5: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

v

ABSTRAK

NAMA : NUHRI

NIM : 106011000137

JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JUDUL SKRIPSI : PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA

ISLAM PADA WANITA TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL KARYA

WANITA MULYA JAYA PASAR REBO JAKARTA

Dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul “Pelaksanaan

Bimbingan Agama Islam Pada Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita

Mulya Jaya”. Bimbingan agama Islam di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)

Mulya Jaya dilakukan dengan seksama, terus-menerus dan bertujuan membekali

klien agar memiliki pengetahuan tentang hukum Islam dan mampu

mengaplikasikannya dalam bentuk ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian

klien dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran Islam

sesuai dengan ibadah yang dipraktekkan dan diajarkan Rasulullah SAW.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang proses

bimbingan agama Islam pada Wanita Tuna Susila, kendala-kendala yang dihadapi

dan solusinya.

Penelitian ini dilaksanakan di lembaga rehabilitasi DEPSOS yaitu PSKW

Mulya Jaya, tepatnya di Jl. Tat Twam Asi Kompleks DEPSOS No. 47 Pasar Rebo

Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode “kualitatif deskriptif” yaitu

menggambarkan atau memaparkan fakta di lapangan berdasarkan data informan,

sebagai unit analisisnya pelaksanaan bimbingan agama Islam, kendala yang

dihadapi dan solusi-solusinya. sedangkan teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi

dokumentasi. Observasi yaitu dengan mengikuti pelaksanaan bimbingan agama

Islam menelaah dan memperhatikan rutinitas. Wawancara dialukan terhadap yang

terlibat dengan bimbingan agama Islam yaitu para pembimbing dan klien.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) pelaksanaan bimbingan di PSKW

Mulya Jaya dimulai dengan tahap identifikasi. Proses yang dilakukan meliputi:

penerimaan, masa penyesuaian, pengungkapan dan analisa masalah, orientasi

umum, dan penyembuhan fisik. Selanjutnya tahap rehabilitasi meliputi rehabilitasi

mental, spiritual, fisik, sosial, dan berbagai katerampilan. Materi keagamaan

meliputi baca tulis al-Quran, keimanan, hafalan bacaan shalat, hafalan do’a dan

ayat pendek, fiqih, akhlak, shalat lima waktu, dzikir dan puasa. Adapun

metodenya yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi, team quiz, poster session. 2)

adapun kendala-kendala dalam pelaksanaan yaitu: kurangnya bahan ajar,

kurangnya pembimbing ketika kegiatan berlangsung, usia klien bervariasi, banyak

klien yang buta huruf, dan pendidikan klien yang rendah. 3) adapun solusinya

adalah memperbanyak bahan ajar, bekerja sama antar pembimbing, dan membagi

kelompok-kelompok kecil sesuai dengan jenjang usia, klien yang buta huruf dan

pendidikan yang rendah.

Page 6: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Utaian puji serta syukur diiringi sujud kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan karunia, inayah dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tecurah kepada sang pemimpin tauladan yang sangat paripurna

Rasulullah Muhammad SAW, juga kepada keluarga, para sahabat, serta para

pengikutnya yang meniti jalan perjuangannya hingga hari akhir.

Berbagai kesulitan serta hambatan penulis alami dalam penyusunan skripsi

ini, namun berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak naka

kesulitan tersebut dapat diatasi. Karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapakan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut

membantu dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Jakarta.

2. Bapak Bahrissalaim, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Jakarta

3. Bapak Drs. Safiuddin Shidiq, MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam UIN Jakarta

4. Ibu Siti Khadijah MA, Pembimbing yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, dengan ketulusan, keiklasan, dan

kesabaran beliau pulalah dalam memberikan bimbingan saran,

masukan, perbaikan dan pengarahannya akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak

dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, Amin

6. Peminpin Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta

stafnya yang telah memberikan kemudahan dalam pengunaan sarana

perpustakaan

Page 7: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

vii

7. Bapak Drs. Waskito Budi Kusumo, M.Si selaku Kepala Panti Sosial

Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya yang telah memberikan izin untuk

mengadakan penelitian di lembaga tersebut, dan banyak memberikan

bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Terhormat untuk umi Muliyah dan ayah Sulaiman, yang tidak pernah

putus asa, selalu sabar untuk mendoakan dan melimpahkan kasih

sayang serta memberikan banyak dukungan kepada ananda sehingga

berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9. Teristimewa untuk istriku Ida Royani, yang tidak henti-hentinya

mengibur dan mendoakan agar skripsi ini berjalan dengan baik dan

cepat selesai

10. Kakak dan adik-adikku tersayang Usma, Abdu Rahman dan Agus

Luqman yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada

penulis

11. Teman-teman seperjuangan jurusan PAI angkatan 2006 yang banyak

memberikan bantuan dan motivasi yang sangat berarti selama masa

kuliah. Semoga selalu kompak dan sukses buat kita semua, amin.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak

disebutkan satu persatu hingga penelitian ini bisa diselesaikan. Semoga bantuan

yang telah diberikan menjadi amal shaleh yang memperberat timbangan kebaikan

kita di akhirat kelak. Pintu kritik, saran dan ide terkait dengan penelitian, akan

selalu peneliti buka dengan penuh suka cita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Juli 2011

Penulis,

Nuhri

Page 8: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………...iv

ABSTRAK …………………………………….………………………………… v

KATA PENGANTAR ………………....……….………...……………….……. vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………….…………..viii.

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 7

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Bimbingan Agama Islam …………………………………. 9

1. Pengertian Bimbingan Agama islam …………………………… 9

2. Dasar Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Dan Prinsip

Bimbingan ………………………………………..…………… 11

3. Tujuan Akhir Bimbingan Agama Islam ………………………. 14

4. Materi Bimbingan Agama Islam ……………………………… 16

5. Metode Bimbingan Agama Islam …………………………….. 18

6. Prinsip-Prinsip Evaluasi ………………………………………. 20

B. Wanita Tuna Susila ………………………………………………. 21

1. Pengertian Wanita Tuna Susila ……………………………….. 21

2. Faktor Penyebab Terjadinya Wanita Tuna Susila…………….. 22

3. Pelayanan dan Rehabilitasi …………………………………… 24

C. Bimbingan Agama Islam pada Wanita Tuna Susila ……………... 25

1. Proses Bimbingan Agama Islam ……………………………… 26

2. Program Bimbingan Agama Islam …………………………… 26

D. Kerangka Berfikir………………………………………………… 27

Page 9: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

ix

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian ……………………………………. 28

B. Metode Penelitian ………………………………………………... 28

C. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. 29

D. Tahap-Tahap Penelitian ………………………………………….. 30

E. Analisa Data ……………………………………………………... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PSKW Mulya Jaya …………………………… 32

1. Sejarah Berdirinya PSKW Mulya Jaya ……………………… 32

2. Visi dan Misi PSKW Mulya Jaya …………………………… 33

3. Struktur Organisasi ………………………………………….. 33

4. Dasar Hukum ………………………………………………... 34

5. Keadaan Klien ……………………………………………….. 35

6. Pembimbing dan Karyawan ………………………….……… 36

7. Sarana dan Prasarana Layanan ……………………………… 37

B. Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam …………………………... 38

1. Perencanaan, Materi, Metode, Media dan Evaluasi Pembelajaran

……………………………………………………………….. 38

2. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Proses Bimbingan .. 41

3. Solusi Dalam Perbaikan Bimbingan Agama Islam …………. 42

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………... 44

B. Saran-Saran …………………………………………………….. 45

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...46

LAMPIRAN

Page 10: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Uji Referensi.

2. Berita wawancara dengan kepala Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya

Pasar Rebo Jakarta.

3. Berita wawancara dengan pembimbing agama Islam di Panti Sosial Karya

Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta.

4. Surat Keterangan Izin Penelitian dari Fakultas.

5. Surat Keterangan Penelitian dari Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar

Rebo Jakarta.

6. Jadwal Bimbingan Agama Islam di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya

Pasar Rebo Jakarta.

7. Materi Bimbingan Baca Qur’an di PSKW Mulya Jaya

8. Kumpulan Soal-Soal Evaluasi Bimbingan Agama Islam di PSKW Mulya

Jaya

9. Photo Kegiatan Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam di Panti Sosial Karya

Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta.

Page 11: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah prostitusi/ pelacuran atau tuna susila yang hidup, tumbuh dan

berkembang di masyarakat merupakan masalah yang sangat kompleks dan

rumit serta tidak dapat hilang dari permasalahan hidup manusia, karena

kenyataan adanya permintaan dan penawaran. Pelacur (Wanita Tuna Susila)

kadang diistilahkan sebagai Wanita Penjaja Seks dan akhir-akhir ini lebih

popular dengan istilah Pekerja Seks Komersial (PSK).

Meningkatnya fenomena pelacuran sejalan dengan terjadinya krisis

ekonomi yang akhirnya menjadi krisis multi dimensi, sehingga meningkatkan

pelacuran baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini mendorong

pemerintah untuk lebih serius lagi mengembangkan program penanganan

masalah pelacuran serta mencari terobosan baru, karena harus berpacu

dengan pesatnya peningkatan jumlah WTS, terutama yang berasal dari kelas

bawah. WTS usia muda perkembangannya tidak hanya di kota-kota besar,

tetapi telah meluas sampai ke kota kecil, daerah waisata dan daerah industri

baru.

Kendala utama yang dihadapi dalam penanganan WTS adalah

pendidikan mereka yang umumnya rendah, tidak memiliki keterampilan,

keinginan mendapat uang dengan cara mudah, maraknya eksploitasi wanita,

1

Page 12: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xii

rendahnya kontrol sosial pada sebagian masyarakat, sehingga menambah

kompleksnya tantangan yang harus dihadapi oleh petugas di lapangan.

Masalah pelacuran atau masalah tuna susila yang hidup dan

berkembang di masyarakat ini merupakan masalah nasional yang

menghambat lajunya pelaksanaan pembangunan karena:

1. Tindakan Tuna Susila merupakan hal yang bertentangan dengan nilai-

nilai sosial budaya masyarakat, norma-norma, kaidah agama dan

kesusilaan serta merendahkan harga diri atau martabat bangsa indonesia.

2. Mempengaruhi sendi-sendi kehidupan dan penghidupan masyarakat, baik

dari aspek ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, ketertiban dan

keamanan.

3. Masalah tersebut cenderung terus meningkat serta sering kali terjadi

penyimpangan di dalam kegiatan dan kehidupan masyarakat.

4. Pengaruh negatif yang diakibatkan masalah ketunasusilaan ini sangat

membahayakan kehidupan generasi muda serta sumber daya manusia

sebagai harapan bangsa.2

Berdasarkan hal itu, masalah tuna susila merupakan masalah yang

kompleks dan multidimensional, sehingga memerlukan penanganan secara

komprehensif, terpadu dan berkesinambungan, atas dasar kerjasama berbagai

disiplin ilmu dan profesi, seperti pekerjaan sosial, dokter, psikolog, guru

agama, serta profesi lainnya. Selain itu kerjasama antar instansi terkait baik

pemerintah maupun swasta di tingkat pusat maupun daerah, dengan ditunjang

oleh organisasi sosial masyarakat.

Departemen Sosial RI cq. Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Tuna Sosial, memiliki beberapa panti salah satunya Panti Sosial Karya

Wanita (PSKW) dengan daya tampung 110 orang, dan jangka waktu kegiatan

selama 6 bulan. Ketidakseimbangan jumlah WTS yang meningkat dari tahun

ke tahun dengan keterbatasan kemampuan pemerintah untuk memberikan

pelayanan dan rehabilitasi sosial melalui PSKW, mendorong pemerintah

mencari alternatif pemecahan dalam meningkatkan pelayanan dan

rehabilitasi sosial bagi tuna susila, yaitu dengan sistem non panti. Ini

dipandang sebagai penangan yang cukup efektif, efisien dan bermanfaat

2 PSKW Mulyajaya, Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya,

Http://mulyajaya.depsos.go.id., 16 Maret 2011

2

Page 13: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xiii

dengan jangka waktu kegiatan 4 bulan, yang kemudian diberikan bimbingan

lanjut.3

Bimbingan agama Islam adalah salah satu program Panti Sosial Karya

Wanita dalam penanganan klien, dengan mengajarkan materi-materi

keagamaan. Ini merupakan program penting yang dapat membangkitkan

kembali mental yang sudah lemah, tidak bersemangat bekerja mencari uang

yang halal, membantu dalam memompa semangat berkarya, mengembangkan

potensi dan mengarahkan pada akhlak mulia.

Secara teori maupun praktik, sesungguhnya keberadaan PSKW Mulya

Jaya telah mengemban amanah negara dan agama, bimbingan agama

merupakan serangkaian upaya dalam mengimplementasikan visi, misi,

tujuan, fungsi dan strategis dakwah Islam ke tengah-tengah kehidupan

masyarakat. Mengingat posisi dan kedudukannya sebagai lembaga yang

bertugas untuk mengajak, menyeru, dan membimbing masyarakat agar bisa

hidup menurut ajaran Islam (sistem ajaran Tuhan).

Program bimbingan ini juga tidak terlepas sebagai tanggung jawab

umat Islam dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, menyerukan dan

mengajak ke jalan yang benar yaitu jalan Allah SWT. dengan cara baik dan

bijaksana. Ini diketahui dari Surat An-Nahl Ayat 56 :

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk.”4

Dalam Islam saling mengingatkan dan saling menyerukan dalam hal

kebaikan merupakan kewajiban setiap muslim. Pelaksaannya dilakukan

dengan jalan yang baik, lemah lembut, beradab dan bijaksana. Bimbingan

3 PSKW, Panti Sosial Karya Wanita, Http://mulyajaya.depsos.go.id., 16 Maret 2011

4 Depag RI, Al-Qur’an da Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro Anggota IKAPI,

1995), h. 224

3

Page 14: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xiv

agama Islam di PSKW telah dilakukan dengan cara tersebut, para

pembimbing yang profesional menggunakan metode-metode yang berpariasi,

inovatif dan kreatif. Banyaknya kendala di PSKW yang disebabkan faktor

usia yang berpariasi, buta huruf, latar belakang yang berbeda-beda dan

datangnya klien menjadi peserta didik adalah dipaksa/ dirazia, maka program

bimbingan agama di PSKW tidak terpacu dengan prestasi-prestasi, seperti

halnya di sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga lainnya. Menumbuhkan

kesadaran dalam beragama adalah tujuan pokok dalam bimbingan agama,

sadar akan kesalahan dan sadar apa yang terbaik untuk dikerjakan serta tidak

mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama.

Pendidikan luar sekolah ini sudah tidak asing lagi dalam kehidupan

masyarakat Indonesia, karena pendidikan luar sekolah ini merupakan

pendidikan yang baik juga bagi masyarakat Indonesia, terutama tentang

agama karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama.

Pendidikan luar sekolah yang dilakukan masyarakat juga didukung oleh

peraturan perundang-undangan yang terdiri dari Undang-Undang Dasar

1945dan GBHN, maka tidak ada perbedaan antara kesempatan yang

diberikan, guna membina pendidikan agama luar sekolah, karena pendidikan

agama juga mengacu pada tercapainya tujuan pendidikan nasional. Untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional dapat ditempuh melalui dua sistem yaitu

: a. Sistem pendidikan formal dan b. Sistem pendidikan nonformal (luar

sekolah) Pendidikan luar sekolah merupakan sub sistem dari pendidikan

nasional, maka tidak akan terlepas dari landasan atau dasar yang ada pada

pendidikan Nasional, yaitu: a. Landasan ideologi. Pendidikan luar sekolah

sebagai sub sistem pendidikan nasional landasannya adalah Pancasila,

terutama sila yang pertama: KetuhananYang Maha Esa. Sila tersebut

mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya

kepada Tuhan atau harus beragama. Untuk mengaplikasikannya diperlukan

pendidikan agama melalui pendidikan luar sekolah, karena peningkatan

ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa hanya dapat dibina melalui

pendidikan agama yang intensif dan efektif. b. Landasan konstitusional.

4

Page 15: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xv

Pendidikan agama luar sekolah berlandaskan pada UUD 1945 pada pasal 29

ayat 1 dan 2 yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang

Maha Esa 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya

dan kepercayaannya. Juga dalam UU No. 20 tahun 2003 sistem pendidikan

nasional bagian kesembilan tentang Pendidikan Agama pasal 30 ayat 1 yang

berbunyi: Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan atau

kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan perundang

undangan. UUD dan UU tentang pendidikan Nasional tersebut mengandung

pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus beragama, dan negara

melindungi segenap bangsa yang beragama, tidak membenarkan faham

atheisme dan pendidikan agama diselenggarakan oleh pemerintah atau

masyarakat sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat.5

Dari uraian di atas dan mengingat pentingnya bimbingan/ pendidikan

Islam maka penulis merasa tertarik dan terpanggil untuk menyusun skripsi

dengan judul : “Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Pada Wanita Tuna

Susila di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Departemen Sosial

Pasar Rebo Jakarta”.

5 Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2203332-landasan-atau-

dasar-pelaksanaan-pendidikan/#ixzz1ZA24D4SQ., selasa, 27 September 2011

5

Page 16: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xvi

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini agar tercapainya suatu maksud dan tujuan, maka

permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Bagaimana keadaan Wanita Tuna Susila di PSKW Mulya Jaya.

b. Pelaksanaan bimbingan agama Islam terhadap Wanita Tuna Susila.

c. Pengaruh bimbingan agama Islam terhadap Wanita Tuna Susila

d. Kendala-kendala yang dihadapi para pembimbing agama Islam.

e. Metode bimbingan/ pengajaran agama Islam yang sulit untuk

diterapkan terhhadap Wanita Tuna Susila.

f. Pengaruh usia para klien yang usianya berbeda-beda menjadi kendala

dalam pelaksanaan dan belum tercapainya solusi

2. Pembatasan Masaalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dan pembahasan yang

berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan agama Islam pada wanita tuna

susila, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Penelitian ini hanya di

batasi pada:

a. Bimbingan agama Islam yang dimaksud adalah pembinaan yang ada di

Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarata.

b. Bimbingan agama Islam yang dimaksud adalah pengajaran dan

pembelajaran agama Islam yang ada di Panti Sosial Karya Wanita

Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarata.

c. Wanita Tuna Susila yang dimaksud yaitu para klien, sedangkan sebutan

klien di PSKW Mulya Jaya adalah “Siswa”. di Panti Sosial Karya

Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta angkatan 2010/ 2011.

3. Perumusan Masalah

Adapun masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah

mengenai:

a. Bagaimana pelaksanaan bimbingan agama Islam di Panti Sosial Karya

Wanita?

6

Page 17: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xvii

b. Apa saja yang menjadi kendala bimbingan agama Islam pada Wanita

Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita?

c. Bagaimana solusi yang diupayakan dalam mengatasi kendala

tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan agama Islam di

panti Sosial Karya Wanita dan sarana pendukungnya.

2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang ditemui dalam pelaksanaan

bimbingan agama Islam.

3. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan-permasalah yang ada dalam

bimbingan agama Islam.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

a. Bagi pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan bimbingan agama Islam di Panti Sosial

Karya Wanita dan lembaga-lembaga lainnya.

b. Bagi pihak panti, hasil penelitian ini berguna untuk mengetahui pola

bimbingan agama Islam yang selama ini berlangsung untuk membenahi

akhlak klien memahami tuntunan agama yang benar dan diridhai Allah

swt.

c. Bagi Pembimbing, hasil penelitian diharapakan untuk menambah

khazanah bimbingan akhlak klien melalui pengajaran dan pembelajaran

agama Islam.

d. Bagi pembaca, agar mengetahui bahwa pelakasanaan pendidikan agama

Islam tidak hanya di lembaga-lembaga formal saja, akan tetapi di lembaga

non formal juga memperoleh pendidikan Islam seperti di Panti Sosial

Karya Wanita Mulya Jaya.

7

Page 18: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xviii

e. Bagi penulis, mengetahui dan memahami pendidikan agama Islam di

lembaga non formal juga ikut serta membangun pendidikan nasional.

8

Page 19: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xix

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Konsep Bimbingan Agama Islam

7. Pengertian Bimbingan Agama Islam

Bila ditelaah berbagai referensi akan ditemui banyak pengertian

mengenai bimbingan, baik pengertian harfiah (etimologi) maupun pengertian

istilahnya (terminology). Untuk memahami bimbingan itu sendiri , terlebih

dahulu kita pahami pengertian bimbingan secara bahasa dan istilah.

Secara etimologi (harfiah), kata bimbingan merupakan terjemahan

bahasa Inggris “guidance” yang berarti; menunjukan, memberikan jalan,

menuntun, bimbingan, bantuan, arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata dasar

atau kata kerja dari “guidance” adalah “to guide”, yang artinya

“menunjukkan, menuntun, mempedomani, menjadi penunjuk jalan, dan

mengemudikan".6

Istilah “bimbingan” merupakan terjemahan dari “guidance”. Memiliki

beberapa arti: (a) menunjukkan jalan (showing the way), (b) memimpin

(leading), (c) memberikan petunjuk (giving instruction), (d) mengatur

(regulating), (e) mengarahkan (governing), dan (f) memberi nasihat (giving

advice) (winkel, 1991).7

6 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN SHAHID, 2008), h. 6 7 Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi,

(Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset, 2007), h. 15-16

9 8

Page 20: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xx

Dalam buku lain beberapa ahli juga mengungkapkan sebagai berikut:

a. Schertzer dan Stone (1981) memberikan batasan bimbingan sebagai suatu

proses bantuan yang ditunjukkan kepada individu agar mengenali dirinya

sendiri dan dunianya.

b. Arthur Jones (1977) memberikan batasan, bimbingan adalah suatu bantuan

yang diberikan oleh seorang kepada orang lain dalam membuat pilihan-

pilihan dan penyesuaian-penyesuaian serta dalam membuat pemecahan

masalah. Tujuan bimbingan adalah membantu menumbuhkan kebebasan

serta kemammpuannya agar menjadi individu yang bertanggung jawab

terhadap dirinya sendiri.

c. Bimo walgito (1975) memberikan batasan mengenai bimbingan adalah

batuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok

individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di

dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.8

Perbuatan yang lemah lembut tentu akan berdampak positif, sebaliknya

perbuatan yang kasar dan keras tentu akan dijauhi orang-orang sekelilingnya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Imran ayat,

159:

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah

mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan

mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan

tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”(Al-Imran, 159).9

8 Elfi Mu’awanah dan fifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), Cet. 2., h. 53-54 9 Khadim al Kharamain asy Syarifin, Al-Qur’an dan Terjemah. (Mujamma’ Al Malik

Fadha Thiba Al Mush-haf Asy-Syarif Madinah Munawwarah), Cet, Ke-1, h. 103

10

Page 21: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxi

Ayat diatas cukup jelas menerangkan bahwa sebuah bimbingan tidak

harus dilaksanakan dengan paksaan atau kekerasan, mmelainkan dengan

lemah lembut, agar bimbingan yang diberikan dapat mudah dilaksanakan dan

tidak merasa dipaksakan, maka dari itu sebuah bimbingan yang berdasarkan

paksaan dan kekerasan akan mengakibatkan bimbingan yang tidak oftimal.

Menurut Stoop tentang bimbingan yang dikutif oleh Dewa Ketut

Sukardi, bahwa “bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses yang terus

menerus dalam membantu perkembangan individu dalam mencapai

kemampuan secara maksimal, dalam mengarahkan dan mafaat yang sebesar-

besarnya bagi dirinya maupun masyarakatnya.”10

Dalam definisi tersebut secara implisit mengandung suatu interpretasi

bahwa bimbingan adalah segala usaha dan kegiatan mengenai perencanaan,

pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan

suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang maksimal.

8. Dasar Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Dan Prinsip Bimbingan

a. Dasar Pelaksanaan Agama Islam

1) Al-Qur’an

Islam merupakan agama Universal yang diwahyukan Allah kepada Nabi

Muhammad saw. untuk disampaikan kepada manusia sebagai jalan

keselamatan dan mengatur seluruh aspek kehidupannya menuju kebahagiaan

dunia dan akhirat, sebagai mana fiman Allah swt.

Artinya:“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk

(menjadi) rahmat bagi semesta alam”11

(QS. Al-Ambiya / 21:107)

Rasul adalah panutan umat Islamkarena pada diriNya terdapat uswah

yang baik, sesuai dengan sumpah Allah dalam al-Qur’an:

10

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1998),

Cet. Ke-1 h. 8 11

Depag RI, Al-Qur’an da Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro Anggota IKAPI,

1995), h. 257 11

Page 22: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxii

Artinya:“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu” (QS. Al-Ahzab / 33:21)

Untuk mencapai kebahagian dan keselamatan diperlukan adannya suatu

usaha merupakan kewajiban bagi manusia dan untuk melaksanakannya

berpedoman pada tata aturan yang telah ditentukan Allah, karena dalam

melakukan suatu perubahan kearah yang lebih baik manusia itu sendiri yang

melakukannya. Sebagaimana firman Allah:

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS.

Ar.Rad / 13:11).12

Selain itu menurut Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H, Al-Qur’an

sebagai sumber agama dan ajaran Islammemuat soal-soal pokok berkenaan

dengan: (a) Aqidah, (b) Syariah, (c) Akhlak, (d) Kisah-kisah manusia di masa

lampau, (e) Berita-berita tentang masa akan datang, (f) Benih dan prinsip-

prinsip ilmu pengetahuan dan (g) Sunnatullah atau hokum Allah yang berlaku

di alam semesta.13

2) As-Sunnah (Hadits)

Al-Hadits adalah sumber kedua agama Islam. Apa yang telah disebut

dalam Al-Qur’an dijelaskan atau dirinci lebih lanjut oleh Rasulullah dengan

sunnah beliau. Karena itu, As Sunnah Rasulullah SAW yang telah

terdapatdalam Al-Hadits merupakan penafsiran serta penjelasan otentik

tentang Al-Qura’an.14

3) Perundang-Undangan Yang Berlaku di Indonesia

12

R. H. A Soenarjo, ketua, dkk, Al-Qur,an Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan

Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir Al-Qur,an, 1971), h. 38 13

Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo

Persada, 2005), h. 103 14

Muhammad Daud Ali., h. 110

12

Page 23: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxiii

UUD 1945 pasal 29, Ayat 1 berbunyi: “Negara berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa”, Ayat 2 berbunyi: “Negara menjamin

kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing

dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu”.

GBHN, Dalam GBHN Tahun 1993 Bidang Agama dan kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa No. 22 disebutkan: “Kehidupan beragama

dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan

sehingga terbina kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, kualitas kerukunan antara umat beragama dan penganut

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh

persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuk bersama-sama

membangun masyarakat”.15

Menurut Nur Uhbiyati dengan memperhatikan GBHN Tahun 1993

dapat disimpulkan bahwa kehidupan kedammaian termasuk (didalamnya

agama Islam), supaya semakin dikembangkan dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan untuk mengembangkan keagamaan itu sangat diperlukan

pelaksanakan pendidikan termasuk pembinaan dan bimbingan Islam.

b. Prinsip-Prinsip Bimbingan

Bimbingan adalah suatu usaha sekaligus proses untuk mencapai

perubahan dan perbaikan dalam mencapai kebahagian hidup yang dilakukan

secara bertahap dan berkesinambungan.

Prinsip merupakan panduan hasil kajian teoretik dan telaah lapangan

yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.

Dalam pelayanan pembinaan/ bimbingan prinsip-prinsip yang digunakannya

bersumber dari kajian filosofis.

Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa:

a) Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak

terkandung kebaikan-kebaikan; setiap pribadi mempunyai potensi

dan pendidikan hendaklah mampu membantu anak memanfaatkan

potensinya itu.

15

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005), h. 23

13

Page 24: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxiv

b) Bimbingan didasarkan pad aide bahwa setiap anak adalah unik;

seorang anak berbeda dari yang lain.

c) Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda

dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka menjadi pribadi-

pribadi yang sehat.

d) Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang

memerlukannya untuk mencapai apa yang menjadi idaman

masyarakat dan kehidupan umumnya.

e) Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga

ahli dengan latihan-latihan khusus, dan untuk melaksanakan

pelayanan bimbingan diperlukan minat pribadi khusus pula.16

9. Tujuan Akhir Bimbingan Agama Islam

Bimbingan agama di Depsos adalah pengajaran dan pembelajaran

agama, sama halnya dengan pendidikan agama yang sifatnya tranformasi

ilmu kepada anak didik/ klien. Jadi tujuan bimbingan agama Islam juga

tujuan pendidikan agama Islam.

Secara etimologi, tujuan adalah arah, maksud atau haluan. 17

Dalam

bahasa arab, tujuan diistilahkkan dengan “Ghayat, Ahdaf, atau Maqasid”.

Sementara dalam Bahasa Inggris diistilahkan dengan “Goal, Purpose,

Objectivies atau aim”. Secara terminology, tujuan berarti “Sesuatu yang

diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai”18

Tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan idealitas Islami.

Idealitas nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan

taqwa kepada Allah sebagai sumber mutlak yang harus ditaati.

Djamaly menjelaskan pendidikan Islam adalah proses yang

mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat

16

Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

2008), h. 2018 17

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa bIndonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Edisi Ke-4., h. 1077 18

Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Penndidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 29

14

Page 25: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxv

kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan

ajarannya.19

Pendapat di atas antara lain dilandaskan firman Allah dalam surat Ar-

Rum 30, dan An-Nahl 78, sebagai berikut:

“Itulah fitrah Allah, yang di atas fitrah itu manusia diciptakan Allah…”

“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan

dan hati”

Dalam buku lain diungkapkan:

a. Melakukan bimbingan dan penyuluhan (konseling) mengenai tata cara

pengamalan Islam, memahami dan melaksanakan ajaran Islamdengan

benar, sesuai dengan ketentuan al-Qur’an dan Sunnah RasulNya

b. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah yang tibul sebagai efek

dari interaksi personal dan kelompok (keluarga) dengan pendekatan

Islam

c. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah psikologis keluarga

dan komunitas muslim

d. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental/ kejiwaan

individu dan kkeluarga yang timbul karena penyakit fisik yang

dideritanya,

e. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental/ spiritual yang

dialami penandang masalah-masalah sosial (pathologis) dan cacat fisik

pada lembaga-lembaga rehabilitasi sosial.

f. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental/ spiritual yang

dialami para tahanan (narapidana)

19

M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bina Aksara 1987), h. 16-17

15

Page 26: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxvi

g. Dan memberikan bimbingan atau konseling bagi karyawan, tenaga

kerja dan prajuritn guna meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja

dengan pendekatan Islam.20

Tujuan akhir adalah tujuan yang hendak dicapai oleh pembimbing

terhadap klien melalui proses bimbingan. Tujuan akhir disebut juga dengan

tujuan tertinggi. Karena ia memilki nilai tertinggi dalam gradasi nilai-nilai.

Adapun tujuan akhir bimbingan agama Islam yaitu terwujudnya

kepribadian Muslim. Sedangkan kepribadian muslim disini adalah

kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan

ajaran Islam.

10. Materi Bimbingan Agama Islam

Materi bimbingan agama Islam mencakup keserasian, keselarasan dan

keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia

dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan

hubungan manusia dengan makhluk lainnya. Berikut uraiannya yang lebih

lengkap:

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT.

Hubungan manusia dengan Allah Swt merupakan hubungan yang

vertikal antara manusia dengan dengan khalik, menempati prioritas

utama dalam bimbingan agama Islam, isi ajarannya meliputi iman,

Islamdan ihsan.

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia.

Merupakan yang bersifat horizontal, yaitu antara manusia dengan

manusia dalam kehidupan, ruang lingkup pengajaarannya berkisar pada

pengaturan hak dan kewajiban antara manusia dengan manusia dalam

kehidupan bermasyarakat.

c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Ini merupakan suatu hal yang amat penting, yaitu dengan memilki rasa

tanggung jawab, menjaga dan memelihara yang terdapat dalam diri

manusia agar nantinya dapat menjaga diri dari hal-hal yang sifatnya

20

H. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, h. 98-99

16

Page 27: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxvii

dapat menjerumuskan kedalam suatu kehancuran, maka hanya dengan

diri sendirilah yang dapat melakukan ini semua.

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

Hubungan manusia dengan alam sekitar, sekurang-kuranya memilikin

tiga arti bagi kehidupan para klien, yaitu:

1) Mendorong para klien mengenal dan memahami alam, sehingga ia

menyadari kedudukannya sebagai manusia yang memilki dan

kemampuan untuk mengambil sebanyak-banyaknya dari alam

sekitar.

2) Dari pengenalan itu akan tumbuh rasa cinta dengan alam yang

melahirkan kekaguman baik karena keindahan, maupun

keanekaragaman kehidupan yang terdapat di dalamnya.

3) Pengenalan, pemahaman dan cinta alam. Ini mendorong para klien

untuk semagat bekerja, memanfaatkan alam sekitar serta tidak putus

asa dalam mencari nafkah untuk keluarga.

Adapun ruang lingkup bahan bimbingan agama Islam di panti Sosial

Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya secara umum meliputi 5 unsur pokok,

yaitu:

a. Keimanan

b. Ibadah

c. Al-Qur’an/ Iqra’

d. akhlak

e. Muamalah.21

Keimanan bersifat i’jtihad, mengajarkan keesaan kepada Allah Swt,

sebagai yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini. Ibadah yaitu

mengerjakan semua rukun Islam, membicarakan hal-hal yang Wajib dan

Sunnah, yang membuat ibadah itu sah/ batal, rukun, syarat dan lain-lain. Al-

Qur’an/ Iqra adalah yang mengajarkan tentang cara membaca, memahami

menyalin, mengartikan dan menghayati isi kandungan al-Qur’an. Muamalah

21

PSKW Mulya Jaya, Modul Bimbingan Spiritual Islam Untuk Kelayan, (Jakarta:

2010), h. 5

17

Page 28: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxviii

adalah yang mengajarkan tentang tata cara dalam menjalani kehidupan dalam

masyarakat, seperti hokum jual beli, sewa-menyewa serta hak dan kewajiban

dalam sehari-hari.

11. Metode Bimbingan Agama Islam

Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari

penggalan kata “meta” yang berarti “melalui” dan “hados” berarti “jalan”.

Bila digabungkan maka metode bisa diartikan “jalan yang harus dilalui”.

Dalam pengertian yang luas, metode bisa pula diartikan sebagai “segala

sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan “.22

Berbagai metode dan teknik yang biasa digunakan dalam

pelayanan bimbingan ialah sebagai berikut:

a. Wawancara, adalah salah satu cara atau teknik yang digunakan untuk

mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental/

kejiwaan (psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien.

b. Observasi, adalah mengamati secara langsung sikap dan perilaku yang

tampak pada saat-saat tertentu, yang muncul sebagai pengaruh dari

kondisi mental/ kejiwaannya.

c. Tes (kuisioner), merupakan serangkaian pertanyaan-pertanyaan berikut

disiapkan beberapa alternatif jawaban (pilihan) sesuai dengan lingkup

masalah yang ingin diungkapkan.

d. Bimbingan kelompok (Group Guidance), ialah teknik bimbingan yang

digunakan melalui kegiatan bersama (kelompok), seperti kegiatan

diskusi, ceramah, seminar dan sebagainya.23

Dalam melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial menggunakan

metoda pekerjaan sosial antara lain:

a. Bimbingan sosial perorangan (Social Case Work), adalah metoda yang

digunakan pekerja sosial dalam menangani masalah klien secara

individu.

b. Bimbingan sosial kelompok (Social Group Worik), adalah metoda yang

digunakan pekerja sosial dalam menangani masalah klien melalui

kelompok.

22

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan., h. 120 23

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan., h. 126

18

Page 29: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxix

c. Bimbingan sosial organisasi dan kemasyarakatan (Sosial organization

an Development), adalah metoda yang digunakan pekerja sosial untuk

membantu klien agar organisasi yang ada di masyarakat menerima,

mengembangkan dan mengontrol perilaku klien dan memberikan

kesempatan kepada klien untuk meningkatkan peranannya dalam hidup

bermasyarakat.24

Adapun Metode bimbingan yang dimaksud adalah pembelajaaran dan

pengajaran agama Islam di Panti Sosial Karya Wanita adalah sebagai berikut:

1) Ceramah/ klasikal

2) Tanya-jawab

3) Diskusi kelompok

4) Tadabur alam

5) Konseling/ refleksi diri

6) Praktek/ latihan

7) Game/ kuis.25

Memahami metode bimbingan akan sejalan dengan metode mengajar,

seorang pembimbing/ guru dapat menggunakan metode ceramah, tanya

jawab, diskusi, metode pemberian tugas dan restisai, dan lain-lain. Dalam

pemilihan tersebut banyak yang harus dipertimbangkan, antara lain:

1) Keadaan murid/ klien yang mencakup pertimbangan tentang tingkat

kecerdasan, kematangan, perbedaan individu lainnya.

2) Tujuan yang hendak dicapai, jika tujuannya pembinaan daerah kognitif

maka metode drill kurang digunakan.

3) Situasi yang mencakup hal umum seperti situasi kelas, situasi

lingkungan. Bila jumlah murid begitu besar, maka metode diskusi agak

sulit digunakan apalagi bila ruangan yang tersedia kecil. Metode

ceramah harus mempertimbangkan antara lain jangkaun suara guru.

4) Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang

akan digunakan.

24

Derektur Jenderal, Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (Jakarta: DEPSOS 2007), h.

15 25

PSKW Mulya Jaya., h. 5

19

Page 30: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxx

5) Kemampuan mengajar tentu menentukan, mencakup kemampuan fisik,

keahlian. Metode ceramah memerlukan kekuatan guru secara fisik.

Guru yang kurang kuat berceramah dalam waktu yang lama, sebaiknya

menggunakan metode yang lain.

6) Sifat bahan pengajaran. Ini hampir sama dengan jenis tujuan yang

dicapai seperti pada poin 2 di atas. (Lihat Surachmand, 1980:97).26

12. Prinsip-Prinsip Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengetahui hasil

pengajaran pada khususnya, hasil pendidikan pada umumnya. Selain itu

evaluasi juga berguna bagi perbaikan lesson plan (evaluasi sebagai feed

back).

Secara etimologis evaluasi berasal dari bahasa inggris “evaluation”

yang berarti penilaian terhadap sesuatu.27

Ada tiga istilah yang kadang-kadang diartikan sama dalam peristilahan

penilaian, yaitu istilah tes, measurement, dan evaluation. Di dalam bahasa

Indonesia dikenal dengan istilah ujian.

Test atau testing, artinya yang umum ialah menggunakan tes. Berarti

mengetes tingkat kecerdasan seseorang, kesehatannya, serta kemampuan-

kemampuannya tertentu.

Measurement diartikan sebagai penilaian yang sifatnya lebih luas dari

testing. Dalam kegiatan pengukuran ini biasanya digunakan instrument yang

luas daripada instrument, juga lebih luas dari tes.

Evaluation dikonsepkan sebagai penilaian yang lebih luas daripada tes

dan measurement. Evaluation menggunakan instrument yang lebih banyak

daripada instrument yang digunakan di dalam measurement dan tes.28

26

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), Cet, Ke-9, h. 33-34 27

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 220 28

Dr. Ahmad Tafsir, h. 40

20

Page 31: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxxi

2. Wanita Tuna Susila

1. Pengertian Wanita Tuna Susila

Wanita tuna susila akhir-akhir ini mempunyai banyak istilah

diantaranya: pelacur, PSK, kupu-kupu malam dan penjaja malam. Dalam

kamus bahasa melayu pelacur adalah berasal dari kata lacur yaitu 1. tidak

jadi, gagal, malang, sial, celaka 2. Buruk laku, sundal perempuan melacur

melibatkan diri dalam perhubungan kelamin secara haram dengan tujuan

mencari nafkah, menjual kehormatan diri sebagai tuna susila atau pelacur.29

Istilah pelacur sering diperhalus dengan pekerja seks komersial, wanita tuna

susila, istilah lain yang juga mengacu kepada layanan seks komersial. Dalam

pengertian yang lebih luas, seseorang yang menjual jasanya untuk hal yang

dianggap tak berharga juga disebut melacurkan dirinya sendiri, di Indonesia

pelacur sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel.

Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk

hina dan menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap

aparat penegak ketertiban, Mereka juga digusur karena dianggap melecehkan

kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar

hukum. Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak

berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar

mereka dari masa kemasa. Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran

dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya

sering dianggap sebagai sampah masyarakat.

Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang

buruk, malah jahat, namun dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini

didasarkan pada anggapan bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan

nafsu seksual pihak yang membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki) tanpa

29

Data Paduka Haji Mamud bi Haji Bakry, Kamus Bahasa Melayu Nusantara (Brunei

Darussalam: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2003) h. 1490

21

Page 32: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxxii

penyaluran itu, dikhawatirkan para pelanggannya justru akan menyerang dan

memperkosa kaum perempuan baik-baik.

Salah seorang yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah

Augustinus dari Hippo (354-430), seorang bapak gereja. Ia mengatakan

bahwa pelacuran itu ibarat "selokan yang menyalurkan air yang busuk dari

kota demi menjaga kesehatan warga kotanya."30

Semua agama tidak membolehkan atau melarang perbuatan tuna susila,

karena tuna susila dari pandangan normatif agama dinilai lebih banyak

mendatangkan kerugiannya (mudharat) dari pada manfaat yang

didapatkannya. Tuna susila adalah perbuatan perzinaan serta merupakan yang

keji, tidak sopan dan cara yang buruk, merusak keturunan, menyebabkan

penyakit menular seksual dan keretakan rumah tangga. Dengan demikian tuna

susila dapat dipandang melanggar norma perkawinan yang menempatkan

hubungan seks sebagai perubatan yang sacral dan boleh dilakukan jika telah

diikat dengan tali perkawinan yang sah. Perbuatan tuna susila melanggar

norma negara atau peraturan perundang-undangan seperti yang tercantum

dalam KUHP pasal 296 yang menyatakan:

“Barangsiapa yang pekerjaannya, dengan sengaja mengadakan atau

memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain, dihukum dengan hukuman

penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-

banyaknya lima belas juta rupiah”.31

Tetapi sanyangnya pasal ini hanya

dapat menjerat para mucikari/ germo.

2. Faktor Penyebab Terjadinya Wanita Tuna Susila

WTS pada umumnya terdesak masalah ekonomi, sulitnya mencari kerja

dan banyaknya persaingan dalam dunia kerja sehingga mencari jalan pintas.

Akan tetapi ironinya ada sebagian WTS memang sudah tumbuh kembang

melalui kebudayan/ kebiasaan setempat, perceraian merupakan suatu

30

Yahya, Pembinaan Keagamaan Terhadap Wanita Tuna Susila : Studi Deskriptif Di

Panti Sosial Wanita "Silih Asih" Palimanan Cirebon,

http://meiliemma.multiply.com/journal/item/77/Pelacur, Pada Tanggal 15 Juli 2011 31

Derektur Jenderal, Standar Pelayanan Menimal Penanganan Dan Rehabilitasi

Sosial Tuna Susila, (Jakarta: 2007), h. 8

22

Page 33: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxxiii

kebiasaan dan bahkan menjadi kebanggaan. Secara umum ada dua faktor

penyebab, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

1) Pengendalian diri dan ketidakstabilan jiwa yang rendah akibat

ketidaktahuan atau ketidakpahaman tentang dampak yang akan

ditimbulkannya. Hal ini antara lain disebabkan oleh rendahnya

pendidikan dan rendahnya pemahaman nilai-nilai spiritual.

2) Pola hidup yang materialistic dan keinginan yang tinggi, namun

tidak diimbangi oleh kempuan dan potensi yang memadai.

3) Sikap hidup mencari jalan pintas, menerabas dalam mewujudkan

berbagai keinginan duniawi (hedonism).

4) Adanya dorongan seksual yang abnormal dimana merasa tidak puas

mengadakan hubungan seks dengan satu arang.

5) Kompensasi atau pelarian akibat pengalaman masa lalunya yang

tidak menyenangkanatau kecewa seperti: korban pemerkosaan,

rumah tangga yang berantakan (broken home), patah hati,

ketidaksiapan memasuki masa perkawinan (perkawinan usia dini)

dan sebagainya.

b. Faktor Eksternal

1) Rendah atau lemahnya control sosial baik yang diakibatkan oleh

kurang memadainya perundang-undangan dan tatanan norma yang

ada di masyarakat dalam mengontrol, atau mengendalikan terhadap

perilaku seksual yang menyimpang.

2) Kehidupan modern yang cenderung mengeksploitasi wanita untuk

tujuan komersial seksual.

3) Hempitan atau tekanan kemiskinan dan terbatasnya lapangan

pekerjaan yang dapat menampung tenaga kerja dengan potensi dan

kemampuan yang minimal sehingga dapat mendorong seseorang

menjadi tuna susila.

4) Pengaruh pola hidup materialistic dan hedonistic (keduniawian) yang

sudah masuk dalam kehidupan sosial budaya masyarakat modern

serta cenderung menjadi budaya kontemporer.

5) Efek samping globalisasi dan derasnya arus informasi yang diserap

secara kurang selektif menyebabkan terjadinya kemerosotan moral

(dekadensi moral), merosotnya norma-norma susila dan keagamaan

serta terjadinya kemerosotan nilai-nilai perkawinan dalam

masyarakat.

6) Disorganisasi dan disintegrasi dari kehidupan keluarga yang dapat

menimbulkan sikap pemberontak, mencari konpensasi dengan terjun

menjadi tuna susila.

7) Pengaruh blingkungan yang negative, diantaranya tinggal di daerah

kumuh yang cenderung longgar dalam menerapkan norma, tinggal di

23

Page 34: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxxiv

dekat atau sekitar daerah rawan tuna susila, lingkungan yang tidak

peduli (acuh tak acuh).32

Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi perkembangan jumlah

WTS yang luar biasa meningkat tidak hanya diperkotaan besar saja, kini

mulai merambah ke perkotaan kecil bahkan mulai masuk ke pedesaan,

sehingga menjadi kendala. Banyaknya jumlah WTS tidak sebanding dengan

jumlah panti-panti yang ada di indonesia.

3. Pelayanan dan Rehabilitasi

Adalah upaya untuk memulihkan kembali kepercayaan diri, harga diri,

kesadaran dan tanggung jawab sosial baik terhadap dirinya, keluarga dan

masyarakat lingkungannya. Adapun tujuan pelayanan dan rehabilitasi yaitu,

Mewujudkan kesamaan persepsi tentang standar pelayanan minimal

pelayanan dan rehabilitasi sosial tuna susila, Memulihkan rasa percaya diri

klien untuk menumbuhkembangkan kemampuan dalam pemecahan

masalahnya serta meningkatkan peran sosialnya, dan dapat memenuhi

kebutuhan dasar manusia.

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial dengan kegiatan meliputi :

a. Pendekatan Awal

Langkah pertama untuk suatu kegiatan dalam rangka memperoleh

gambaran informasi melalui penyuluhan dan motivasi kepada

masyarakat ntuk mengikuti kegiatan Pelayanan dan rehabilitasi sosial.

b. Pengungkapan masalah (Assesment)

Kegiatan yang dilaksanakan untuk menggali masalah potensi dan

sumber menelaah dan pengungkapan masalah serta menyusun rencana

pelayanan.

c. Bimbingan Sosial, Fisik, Mental, Ketrampilan

Pelaksanaan bimbingan merupakan serangkaian kegiatan yang

terintegrasi artinya dilaksanakan bersama-sama dan saling terkait.

d. Resosialisasi

32

Derektur Jenderal., h. 9-10

24

Page 35: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxxv

Upaya yang bertujuan untuk mempersiapkan keluarga/lingkungan agar

dapat menerima Bekas klien dalam lingkungan sosialnya dengan baik

tanpa diskriminasi.

e. Penyaluran

Selesainya serangkaian kegiatan Pelayanan dan mengembalikan Bekas

klien kehidupan dan penghidupannya di keluarga masyarakat secara

normatif

f. Bimbingan Lanjut

Bimbingan untuk memantapkan, meningkatkan dan mengembangkan

kemandirian Bekas klien agar dapat hidup layak di masyarakat

g. Evaluasi

Dilaksanakan untuk memastikan sejauh mana kegiatan dilaksanakan

dengan baik dan dapat dilakukan pengakhiran pelayanan.

h. Terminasi

Pengakhiran/ pemutusan pelayanan untuk memastikan hasil evaluasi

terhadap Bekas klien telah dapat menjalankan fungsi sosialnya secara

wajar sebagai warga Masyarakat.33

3. Bimbingan Agama Islam padaWanita Tuna Susila

Wanita Tuna Susila yang telah berada di Panti Sosial Karya Wanita

mendapatkan bimbingan/ binaan mental dan spiritual. Bimbingan dilakukan

dengan landasan, prinsip-prinsip Islam dan UUD 45 di negara Indonesia.

Bimbingan/ pembinaan dilakukan dengan seksama dan terus-menerus,

mereka mendapatkan layanan bimbingan selama 6 bulan penuh. Bimbingan

tidak hanya tertuju pada nilai-nilai religi akan tetapi keterampilan-

keterampilan juga diajarkan pada mereka. Bimbingan Islam merupakan

perioritas dalam program panti, sebab modal awal untuk menentukan apakah

klien yang telah dibimbing akan berubah dan tidak mengulangi kesalahan

yang mereka perbuat. Secara garis besar bimbingan agama Islam pada wanita

33

SPM Dit. PRSTS,

http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid, Pada Tanggal 15 juli 2011 25

Page 36: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxxvi

tuna susila di PSKW Mulya Jaya meliputi proses dan program bimbingan,

berikut lebih jelasnya:

1. Proses Bimbingan Agama Islam

Proses bimbingan di panti sosial Karya Wanita Silih Asih dimulai

dengan tahap identifikasi atau diagnostik. Proses yang dilakukan meliputi:

penerimaan, masa penyesuaian, pengungkapan dan analisa masalah, orientasi

umum, dan penyembuhan fisik. Selanjutnya tahap rehabilitasi meliputi

rehabilitasi mental, fisik, sosial, dan berbagai katerampilan. Materi bimbingan

keagamaan meliputi baca tulis al-Qur’an, keimanan, hafalan bacaan shalat,

hafalan doa dan ayat pendek, fiqih, akhlak, shalat berjamaah lima waktu,

dzikir dan puasa. Pendekatan yang digunakan meliputi pendekatan

emosional/rasa, pendekatan sufistik, pendekatan rasional, dan pendekatan

menyeluruh atau holistik. Sedangkan metode yang digunakan meliputi

metode ceramah, tanya jawab, metode iqra, dzikir, riyadhah dan metode

himbauan untuk berbuat baik dan menakut-nakuti dari kejahatan, serta

metode shalat.34

2. Program Bimbingan Agama Islam

Sementara itu program bimbingan keagamaan yang dilakukan di panti

sosial Karya Wanita bagi wanita tuna susila telah memberikan pengaruh yang

sangat dalam, yaitu : a) dapat memulihkan kembali kesadaran diri dan

kepercayaan diri dalam menghadapi hidup dan kehidupan, b) tumbuh kembali

motivasinya untuk hidup secara benar dan menyadari bahwa apa yang telah

dilakukannya dalam kegiatan ketuna susilaan membawa dampak buruk bagi

dirinya, keturunan dan keluarganya, c) menemukan kedamaian, ketenangan

dan semangat hidup, d) merasa memiliki pengetahuan agama yang mendalam,

e) kian tumbuh keinginan untuk menjalani hidup dengan benar dan sesuai

dengan keyakinan keberagamaan.35

34

Yahya, Pembinaan Keagamaan Terhadap Wanita Tuna Susila,

http://meiliemma.multiply.com/journal/item/77/Pelacur, Pada Tanggal 15 Juli 2011 35

Yahya, Pembinaan Keagamaan Terhadap Wanita Tuna Susila,

http://meiliemma.multiply.com/journal/item/77/Pelacur, Pada Tanggal 15 Juli 2011

26

Page 37: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxxvii

C. Kerangka Berfikir

Fungsi lain dari Bimbingan agama Islam adalah pembentukan

kebiasaan dalam melaksanakan amal ibadah serta akhlak yang mulia dan

menumbuhkan semangat untuk menguasai alam sekitar dan mengolahnya

sebagai anugerah yang Allah SWT berikan pada manusia.36

Serta jalan untuk

menumbuhkan kesadaran dalam diri seseorang akan pentingnya ajaran agama

Islam dalam kehidupan, karena hanya dengan ajaran agama Islam seseorang

dapat menjalankan kehidupannya dengan sempurna sebagai seorang makhluk

dimuka bumi.

Salah satu tujuan dilaksanakannya bimbingan agama Islam adalah

supaya seseorang dapat terbentuk menjadi manusia yang sempurna

kepribadiannya, berakhlak mulia, bertaqwa pada sang khalik serta mampu

menjalankan hidupnya dengan mandiri tampa bergantung dengan orang lain.

Dalam pelaksanaan bimbingan agama Islam seseorang dituntut untuk

menyampaikan nilai-nilai atapun norma-norma agama Islamserta mampu

merepleksikannya dalam kehidupan sehari-hari melalui sikap sosial

keagamaan dengan baik dalam institusi sekolah, keluarga dan masyarakat.

Dalam hal diatas. Nilai-nilai agama Islam serta pengetahuan dasar

tentang akhlak sosial keagamaan klien akan menjadi penentu dalam besarnya

kualitas sosial klien, semakin baik bimbingan agama yang diberikan maka

akan semakin baik pula akhlak sosial keagamaan yang akan dihasilkan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bimbingan agama Islamitu

mempengaruhi akhlak sosial keagamaan klien. Jika pembimbing selalu

menyalurkan atau memberikan bimbingan yang khusus berkaitan dengan

masalah sosial maka akan meningkatkan kualitas bersosialisasi klien sehingga

apa-apa yang dilakukan klien akan menjadi sempurna.

36

Baihaqi, AK, Agama, Perilaku, dan Pembangunan, (Jakarta: Direktorat Jenderal

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1983/1984), h. 62

27

Page 38: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxxviii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilakukan di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya

yang terletak di Jalan Tat Twam Asi Komp. Depsos Pasar Rebo Jakarta

Timur.

2. Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan Bulan Juni

2011.

B. Metode Penelitian

Definisi metode penelitian sebagaimana dijelaskan oleh Mc. Millan dan

Schumache adalah: “Research methods that is, the way one collects and

analyzes data were developed for acquiring knowledge by reliable and

trustworthy procedures” (Metode penelitian yaitu cara mengumpulkan dan

mengolah data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan atau

jawaban terhadap permasalahan melalui prosedur yang handal atau dapat

dipercaya).37

Sedangkan Enderud 1984 menjelaskan sebagai alat untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan tertentu dan untuk menyelesaikan masalah ilmu

ataupun praktis.38

37

Drs. Hadeli, M.A., Metode Penelitian Kependidikan (Ciputat: Quantum Teaching,

2006), h. 2 38

Matheos Nalle, Metode Penelitian Partisipatoris Dan Upaya-Upaya

Pemberdayaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 313

28

Page 39: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xxxix

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey di objek

penelitian. Sedangkan dalam rangka mengumpulkan data yang dibutuhkan,

penulis menggunakan metode:

1. Riset kepustakaan (Library research) yaitu menyusun data dari beberapa

literature yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.

2. Penelitian lapangan (Field research) yaitu mengadakan penelitian di

PSKW Mulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikutu:

1. Obsevasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena.39

Yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati langsung obyek

penelitian, dengan mengadakan pencatatan data yang berhubungan dengan

kegiatan bimbingan agama Islam. Untuk memperoleh data-data yang akurat

dan segala yang terkait dengan teknis pelaksanaan bimbingan agama Islam

pada Wanita Tuna Susila.

2. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan alat tukar menukar informasi

yang tertua dan banyak digunakan umat manusia dari seluruh zaman.40

Wawancara yang dilakukan dengan kepala Panti Sosial Karya Wanita

(PSKW) Mulya Jaya untuk mendapatkan data tentang keadaan Instansi yang

meliputi keadaan fisik, sarana dan prasarana, tujuan didirikannya panti dan

struktur kepengurusan PSKW.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dimaksudkan sebagai cara untuk memperoleh data

dengan jalan mengumpulkan catatan tertentu yang nyata, yang sudah tersedia

sebagai sumber penyelidikan.

39

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: 1992), Cet. 2 h. 73 40

Sutrisno Hadi, Metodologi, (Yogyakarta: 1992), Cet. 2 h. 82

29

Page 40: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xl

D. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian memberikan gambaran tentang keseluruhan

perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis dan penafsiran data

(temuan) sampai pada peneulisan laporan. Tahap-tahap penelitian itu ada tiga

sebagaimana penulis kutif dalam buku “Metode Penelitian Kualitatif’

karangan Dr. Lexy J. Moleong, M.A. adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pralapangan

Ada enam kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini dan ditambah

dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian

lapangan. Kegiatan tersebut yaitu:

a. Menyusun rancangan penelitian

b. Memilih lapangan penelitian

c. Mengurus perizinan

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan

e. Memilih dan memanfaatkan informasi

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian

g. Etika penelitian lapangan

2. Tahap Kegiatan Lapangan

Tahap kegiatan lapangan ini dibagi atas tiga bagian, yaitu:

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

b. Memasuki lapangan, seperti keakraban hubungan, mempelajari bahasa,

dan peranan peneliti.

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data.

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data ini meliputi tiga pokok persoalan, yaitu:

a. Konsep dasar analisis data, maksudnya adalah proses mengatur data,

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar.

b. Menemukan tema, maksudnya adalah catatan lapangan yang sudah ada

diteliti kepustakaan yang ada kaitannya dengan masalah dan latar

penelitian.

30

Page 41: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xli

c. Menaganalisis data.41

E. Analisa Data

Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam

catatan lapangan, dokumen (arsip-arsip) dan lain-lain, kemudian data tersebut

dibaca, dipelejari dan ditelaah secara cermat. Langkah selanjutnya adalah

mengelolah data yang telah terkumpul dengan menguraikan data tersebut ke

dalam bahasa yang mudah dipahami dan logis sesuai dengan penelitian yang

dibahas, lalu dihubungkan dengan hipotesis-hipotesis untuk memperoleh

kesimpulan yang objektif.

41

Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1999), Cet. Ke-1 h. 86-108

31

Page 42: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xlii

BAB IV

HASIL PENELITIAN

D. Gambaran Umum PSKW Mulya Jaya

Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya merupakan unit

pelaksana teknis Departemen Sosial RI, yang memberikan pelayanan dan

rehabilitasi sosial kepada wanita tuna susila antara lain: pembinaan fiisik,

mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan,

resosialisasi dan pembinaan lanjut kepada penyandang masalah tuna susila

agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan mandiri dalam kehidupan

bermasyarakat.

1. Sejarah Berdirinya PSKW Mulya Jaya

a. Tahun 1959 : Berstatus Pilot Projek Pusat Pendidikan wanita,

merupakan projek Percontohan Depsos.

b. Tahun 1960 : Dibuka Menteri Sosial Bpk. H. Moelyadi Djoyomartono

(Alm) dengan nama “Mulya Jaya” berdasarkan motto tanggal 20

Desember 1960.

c. Tahun 1963 : Diresmikan menjadi Panti Pendidikan Wanita (PPW)

Mulya Jaya dengan SK Menteri Sosial RI. No. HUK/4-19/2005 tanggal 1

Juni 1963.

d. Tahun 1969 : Disempurnakan menjadi Pusat Pendidikan Pengajaran

Kegunaan Wanita (P3KW).

e. Tahun 1979 : Disempurnakan menjadi Panti Rehabilitasi Wanita Tuna

Susila (PRWTS) “Mulya Jaya” dengan SK Menteri Sosial RI.

No.41/HUK/Kep./XI/1979 bulan November 1979.

32

Page 43: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xliii

f. Tahun 1994 : Detetapkan menjadi Panti Sosial Karya Wanita Mulya

Jaya (PSKW) dengan keputusan Menteri Sosial RI. No.14/HUK/1994

tanggal 23 April 1994.

g. Tahun 1995 : Ditetapkan menjadi Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)

Mulya Jaya dengan keputusan Menteri Sosial RI. No.22/HUK/1995

tanggal 24 April 1995.42

2. Visi dan Misi PSKW Mulya Jaya

Agar terarah dan memiliki pedoman dalam pekasanaan rehabiitasi,

maka Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya memilki visi dan misi berikut

lebih jelasnya:

Visi PSKW Mulya Jaya adalah Pelayan dan Rehabilitasi Tuna Susila

yang bermutu dan professional.

Sedangkan Misinya adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan Pelayanan dan Rehabilitasi Tuna Susila sesuai dengan

panduan yang telah ada

b. Mewujudkan keberhasilan pelayanan dan rehabilitasi Tuna Susila sesuai

dengan indikator keberhasilan, pelayanan dan rehabilitasi tuna susila.

c. Mengembangkan jaringan kerjasama dengan pihak-pihak terkait,

pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan dan

rehabilitasi tuna susila.43

3. Struktur Organisasi

Organisasi yang melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial Tuna

Susila minimal mensyaratkan struktur yang mencakup adanya unsur sebagai

berikut:

a. Pimpinan

b. Pelaksana Administrasi

c. Pelaksana teknis pelayanan dan rehabilitasi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur di bawah ini:

42

Isni Prihantini Noviansjah, Laporan Kuliah Kerja Lapangaan, (Jakarta: 2010), h. 6-

7 43

Isni, Laporan Kuliah Kerja Lapangaan, (Jakarta: 2010), h. 6

33

Page 44: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xliv

Struktur Organisasi Panti Sosial Karya Wanita

“Mulya Jaya”

Keputusan Menteri Sosial RI. No.59/HUK/2003 Tanggal 29 Juli 200344

4. Dasar Hukum

a. Undang-undang No.6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Kesejahteraan Sosial.

b. UU No.22 tentang Pemerintah daerah.

c. Kep. Mensos RI. No. 20/HK/1999 tentang Rehabilitaasi Sosial bekas

Penyandang Masalah Tuna Susila.

d. Kep. Mensos RI. No. 06/HUK/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Sosial.

e. Kep. Mensos RI. No. 59/HUK/2003 tantang Organisasi dan Tata Kerja

Panti Sosial di lingkungan Departemen Sosial.

f. Kep. Mensos RI. No. 40/HUK/2004 tentang Prosedur Kerja Panti Sosial di

Lingkungan Departemen Sosial.45

44

Hasil Wawancara, Kepala PSKW Mulya Jaya, Drs. Waskito Budi Kusumo, M.Si,

pada hari Selasa, 30 Juni 2011

KEPALA

Kelompok Jabatan Fungsional

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala Seksi

Program dan Advokasi Sosial

Instalasi Produksi (Shelter Workshop)

34

Page 45: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xlv

5. Keadaan Klien

Sasaran bimbingan adalah wanita tuna susila yang terjaring razia oleh

Dinas Satuan Polisi Pamong Prajara (SATPOL PP), kemudian dibawa ke

Dinas Sosial/ Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya. Berikut

uraiannya yang lebih lengkap:

a. Sasaran Pelayanan

1) Wanita Tuna Susila

2) Wanita korban Traficking yang dipaksa menjadi pelacur Kapasitas

Tampung : 110 Orang

b. Persyaratan Calon Siswa PSKW Mulya Jaya

1) Usia 15 s/d 45 Tahun

2) Sehat jasmani dan rohani atau tidak sakit ingatan

3) Mampu didik dan mampu latih

4) Tidak mengidap penyakit berat dan menular

3) Wajib tinggal di asrama dan mematuhi ketertiban yang berlaku

4) Wajib mengikuti bimbingan mental, sosial dan fisik serta

keterampilan selama 6 bulan.46

Wanita Tuna Susila yang telah menjadi klien atau peserta didik di Panti

Sosial Karya Wanita mendapatkan pelayanan bimbingan sesuai bakat dan

keterampilan yang dimiliki klien. Namun bimbingan agam Islam hanya untuk

klien yang beragama Islam. Klien terdiri berbagai daerah yang ada di

Indonesia. Klien dibagi beberapa angkatan sesuai dengan tahapan

penangkapan/ razia. Berikut lebih lengkapnya:

45

Direktur Jenderal Pelayan dan Rehabilitasi sosial, Standar Pelayanan Minimal

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila, (Jakarta: 2007), h 3-4 46

Hasil wawancara, Pembimbing Rohani, Abdul Rahmah S.Sos.I, Pada hari Senin, 6

juni 2011

35

Page 46: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xlvi

Table

Klien PSKW Mulya Jaya

Angkatan 2010/ 201147

No Angkatan Jenis Kelamin Jumlah

1 Bogor Perempuan 32 klien

2 Bekasi Perempuan 19 klien

3 Subang Perempuan 19 klien

4 Medan Perempuan 2 klien

5 Tg. Pinang Perempuan 1 klien

Jumlah 73 klien

6. Pembimbing dan Karyawan

Pembimbing adalah karyawan dan petugas profesional yang ditunjuk

atau ditugaskan untuk membimbing setiap klien. Istilah pembimbing di

PSKW ada 2 bagian yaitu, (a) Pembimbing yang selalu mendampingi klien.

Klien yang dibimbing sebanyak 1-5 klien, guna mengawasi dan mengontrol

aktivitas klien. (b) Pembimbing atau pelatih yang berprofesi pada bidangnya

masing-masing guna mengajar materi-materi pada para klien, seperti:

bimbingan Mental-Spiritual, Keterampilan, Fisik, Sosial dan Kesehatan.

Tabel

Pembimbing Islam di PSKW Mulya Jaya48

No

Nama Pembimbing/ Ustadz

1 Ust. Abdul Rahman, S.Sos.I

2 Ust. Nuhri

47

Hasil Wawancara, Kepala Staff TU, bapak Ali Samanta, MA, pada hari Senin, 13

Juni 2011 48

Hasil Wawancara, Kepala PSKW Mulya Jaya, Drs. Waskito Budi Kusumo, M.Si,

pada hari Selasa, 30 Juni 2011 36

Page 47: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xlvii

3 Ustadzah. Yatmi, S.Ag

4 Hj. Kartini Abbas

5 Drs. H. Abu Bakar

Karyawan adalah petugas yang ditugaskan di PSKW yang terdiri dari:

PNS Departemen Sosial dan tenaga Honorer. Guna mengawasi dan

mengontrol setiap kegiatan baik yang terkait dengan klien maupun yang

berhubungan dengan petugas professional/ pembimbing.

7. Sarana dan Prasarana Pelayanan

Untuk mendukung proses pemberian pelayanan dan rehabilitasi sosial

bagi penyandang masalah gelandang dan pengemis serta tuna susila. Berikut

lebih lengkapnya:

a. Gedung Kantor

1) Ruang pimpinan

2) Ruang administrasi dan keuangan

3) Ruang kulsultasi

4) Ruang tamu

5) Ruang pertemuan/ keterampilan

b. Asrama

1) Ruang tidur

2) Ruang makan

3) Kamar mandi/ WC

4) Ruang tamu

c. Sarana Penunjang

1) Lapangan halaman untuk bimbingan fisik, ruang untuk bimbingan

mental dan sosial

2) Ruang pelatihan keterampilan

3) Mushalla untuk bimbingan agama Islam, berikut perangkatnya.49

49

SPM Dit. PRSTS,

http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid, Pada Tanggal 15 juli 2011

37

Page 48: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xlviii

E. Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam

Bimbingan disini yaitu suatu proses pembelajaran dan pengajaran

kepada klien atau peserta didik PSKW Mulya Jaya, yang dilakukan secara

rutinitas dan terus-menerus dengan cara seksama. Pembelajaran inilah yang

disebut dengan bimbingan agama Islam. Pengajaran kadang kala dilakukan

dengan cara individu, kelompok, maupun menyeluruh. Klien yang

mempunyai keterbatasan daya tangkap, buta huruf, pendidikan rendah dan

sebagainya, tentu akan mendapatkan perhatian khusus dari pembimbing,

dengan metode pembelajaran secara individu. Adapun pelaksanaan

bimbingan agama Islam yang lebih lebih lengkap adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan, Materi, Metode, Media dan Evaluasi Pembelajaran

a. Perencanaan

Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan

dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan tersebut.50 Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan

organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan

rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting

dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan.

Adapun target perencaan dalam pelaksanaan bimbingan agama Islam

ini secara garis besar ada dua yaitu umum dan khusus. Adapun target

bimbingan secara umum adalah upaya untuk memulihkan kembali

kepercayaan diri, harga diri, kesadaran beragama, tanggung jawab sosial baik

terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat lingkungannya. Adapun target

bimbingan secara khusus adalah siswa diharapkan mampu memahami

50

Organisasi.Org Komunitas dan Perpustakaan Online Indonesia, Fungsi Manajemen

: Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengendalian - Belajar di Internet Ilmu Teori

Ekonomi Manajeme,

http://organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_pengendalia

n_belajar_di_internet_ilmu_teori_ekonomi_manajemen., 3 Juni 2011.

38

Page 49: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

xlix

pentingnya beragama, berakhlak mulia, mampu membaca qur’an/ iqra’ dan

mengerjakan shalat lima waktu.51

Upaya pencapaian dan langkah-langkah untuk mencapai target baik

umum maupun khusus yaitu adanya pembimbing professional, materi

bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan klien, pembimbing menggunakan

metode yang bervariasi, adanya silabus, tersedianya media yang memadai

seperti jadwal bimbingan yang teratur, buku panduan/ modul, alat tulis, alat

ibadah seperti mukenah, kerudung, jilbab dan sebagainya, serta adanya

evaluasi baik tertulis maupun non tertulis.52

b. Materi

Materi bimbingan telah diatur sesuai dengan kebutuhan klien/ peserta

didik, tidak seperti di lembaga-lembaga resmi seperti sekolah-sekolah dimana

materi telah ditentukan dan ditetapkan diawal sebelum siswa/ peserta didik

masuk disekolah tersebut. Hal ini disebabkan banyak faktor, seperti yang

telah dikemukan diawal bahwa usia klien terpaud jauh satu dengan yang

lainnya.

Diantara Materi-materi pokok yang diajarkan kepada klien seperti:

wudhu, tayammum, shalat wajib, shalat sunnah, jama’ qasor, aqidah, akhlak,

baca iqra/ al-qur’an, imla’ tahlilan, dzikir, praktik-praktik ibadah dan lain

sebagainya.

c. Metode

Adapun metode bimbingan adalah sebagai berikut:

1) Ceramah

Metode ceramah digunakan saat menyampaikan materi yang sifatnya

sulit untuk melakukan praktik, jumlah klien yang banyak sedangkan guru/

pembimbing hanya seorang. Contoh: pembimbing ingin menyampaikan surat

al-Baqarah ayat 183 dan maknanya, maka penyampaian materi tersebut

51

Hasil wawancara, Pembimbing Rohani, Abdul Rahmah S.Sos.I, Pada hari Senin, 6

juni 2011

52 Hasil Wawancara, Pembimbing Rohani, Hj Kartini Abas, pada hari Selasa, 31 Juni

2011

39

Page 50: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

l

dengan metode ceramah. Metode ini bertujuan untuk mempermudah dalam

menyampaikan materi ke klien/ peserta didik.

2) Tanya jawab

Tanya jawab merupakan metode yang menghidupakan suasana antara

klien dan pengajar. Metode ini biasa dilakukan diakhir-akhir pembelajaran

setelah guru menjelaskan materi secara detail dan untuk menguji apakah klien

memahami materi yang sudah disampaikan. Tanya jawab dilakukan diawal

pembelajaran untuk mengulang materi-materi yang sudah disampaikan hari

sebelumnya dan diakhir pembelajaran untuk menguatkan ingatan klien dalam

memahami materi tersebut. Metode ini bertujuan untuk memperkuat ingatan

pada materi yang sudah disampaikan.

3) Diskusi

Pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran menggunakana metode

diskusi yaitu pembimbing membentuk kelompok-kelompok kecil lalu

pembimbing memberikan topik ke masing-masing kelompok. Kemudian

minta masing-masing kelompok mendiskusikan topik tersebut. Metode ini

bertujuan agar klien kreatif, inovatif dalam berfikir dan memahami topik yang

hendak disampaikan oleh pembimbing.

4) Team quiz

Menentukan topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian, lalu

membagikannya ke klien/ peserta didik yang sudah dibentuk menjadi 3

kelompok. Minta kelompok A menyiapkan kuis yang berjawaban singkat,

lalu kelompok B dan C manfaatkan waktu untuk meninjau catatan mereka.

Metode ini untuk bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bertanggung

jawab klien/ peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara

yang menyenangkan.

5) Poster session

Metode presentasi alternatif ini klien diminta untuk memilih salah satu

topik yang telah ditentukan dengan materi yang akan dipelajari. Contoh:

kitika sedang mempelajari makanan dan minuman yang diharamkan,

kemudian klien diperintahkan untuk mendiskripsikan dengan tulisan

40

Page 51: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

li

bergambar yang terkait dengan topik tersebut. Adapun tujuan metode ini

adalah klien diharapakan dapat memahami pelajaran yang guru sampaikan

melalui gambar. Metode ini juga memiliki kelemahan yaitu, banyaknya klien

berusia lanjut, buta tulis dan buta huruf.

d. Media

Media pembelajaran merupakan alat penting dalam menyampaikan

materi agar materi mudah dipahami dan diamalkan. Media di PSKW Mulya

Jaya diantaranya adalah: sound system, whiteboard, spidol, mimbar, buku-

buku panduan, laptop dan lain-lain. Media tersebut digunakan pada saat-saat

materi tertentu, contohnya ketika pembimbing mengajarkan materi tentang

wudhu dan prakteknya mengugunakan metode nonton film, maka dilakukan

pemutaran film mengunakan laptop/ VCD, dengan demikian materi yang

disampaikan memudahkan klien/peserta didik dalam memahami dan

mengikuti.

e. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi pembelajaran ada dua tahap yaitu 1) evaluasi setelah

pembelajaran di kelas, guru melakukan evaluasi untuk melihat apakah klien/

peserta didik telah memahami materi-materi yang sudah disampaikan. 2)

evaluasi setelah ujian, guru/ pembimbing agam Islam melakukan evaluasi

setelah melihat hasil belajar mengajar, apa yang harus diperbaiki dan apa

yang harus dipertahankan. Adapun menurut jenisnya adalah tertulis dan non

tertulis, tertulis yaitu dengan memberi soal-soal latihan, dan yang

dimaksudkan dengan non tertulis yaitu dengan memperhatikan gerak-gerik

serta perubahan klien dari waktu kewaktu.

2. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Bimbingan Agama Islam

Dalam melaksanakan berbagai macam kegiatan pembinaan atau

bimbingan Islam, Panti Sosial Karya Wanita juga menghadapi beberapa

kendala, diantaranya adalah:

a. Kurangnya sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan proses

pengajaran dan bimbingan Islam. Sarana merupakan penunjang belajar

yang sangat dominan dengan tidak adanya sarana yang memadai maka

41

Page 52: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lii

akan menghambat proses bimbingan, pembimbing yang memiliki suara

rendah maka tidak terdengar secara total oleh klien.

b. Kurangnya pembimbing ketika pelaksanaan bimbingan berlangsung.

Pembimbing yang terkait langsung dalam proses belajar-mengajar hanya

satu pembimbing, pembimbing akan kesulitan jika menggunkan metode

bimbingan perorangan.

c. Usia klien yang bervariasi. Banyaknya klien yang berusia lanjut menjadi

satu kendala yang berhubungan dengan pembimbing, usia lanjut tidak lagi

bersemangat mengikuti bimbingan disebabkan pendengaran yang lemah,

mata kurang bisa melihat tulisan-tulisan yang kecil dan sebagainya.

d. Banyaknya klien yang buta huruf. Klien yang latar belakangnya sekolah

dasar tapi tidak tamat dan ada juga yang tidak pernah menginjak

pendidikan akan merasa sulit dalam mengikuti proses bimbingan, jika

harus mengandalkan pendengaran saja.

e. Pendidikan klien yang rendah. Klien yang berpendidikan rendah akan sulit

mengikuti cara belajar klien yang pendidikannya di atas rata-rata.

f. Minimnya kitab dan buku referensi yang dibutuhkan. Bukuan acuan/

panduan harus selalu diperbahurui dan di perbanyak agar menambah daya

gedor belajar klien.53

3. Solusi Dalam Perbaikan Bimbingan Agama Islam

Sulusi dalam perbaikan bimbingan agama Islam harus segera dilakukan

demi tercapainya visi, misi dan tujuan PSKW Mulya Jaya serta tujuan agama

Islam. Setelah melihat dan memperhatikan banyaknya kekurangan yang harus

diperbaiki, maka kendala-kendala yang harus diperbaiki diantaranya adalah:

a. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup. Keberadaan sarana dan

prasarana akan memudahkan dalam tranformasi materi-materi kepada

klien. Adapun sarana dan prasarana sedang dalam proses perbaikan oleh

pihak panti itu sendiri.

53

Hasil Wawancara, Pembimbing Rohani, Abdul Rahman, S.Sos.I, pada hari Senin, 6

juni 2011

42

Page 53: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

liii

b. Perlunya penambahan pembimbing dan kerjasama antar pembing dalam

pelaksanaa bimbingan berlangsung, dalam hal ini sedang diadakannya

evaluasi seluruh pembimbing agama Islam.

c. Pembagian kelompok belajar berdasarkan usia, masing-masing kelompok

dikontrol oleh satu pembimbing dan dibimbing dengan metode khusus.

Dengan adanya pembagian kelas-kelas kecil agar lebih terorganisir dan

tertuju materi-materi bimbingan. Adapun pembagian kelompok atau kelas

sedang dalam proses evaluasi para pembimbing rohani.

d. Mengadakan bimbingan perorangan dan menjadwalkan hari-hari tertentu

untuk melakukan bimbingan tersebut. Adapun usaha untuk melakukan

bimbingan perorangan sudah berlangsung akan tetapi dalam

pelaksanaannya kurang maksimal.

e. Membentuk organisasi-organisasi kecil, siswa yang berpendidikannya di

atas rata-rata dapat membantu teman-temanya dalam mengikuti bimbingan

agama Islam. Dalam hal ini sudah dalam pelaksanaan akan tetapi belum

terorganisir.

f. Memperbanyak buku panduan dan referensi yang dibutuhkan. Jika buku

panduan lebih banyak tentu akan sangat mendukung kegiatan bimbingan,

banyak klien harus sebanding dengan buku panduan. Adapun dengan

pengadaan buku panduan bimbingan telah diperbaiki system dan dalam

proses pengadaaannya.54

54

Hasil Wawancara, Pembimbing Rohani, Abdul Rahman, S.Sos.I, pada hari Senin, 6

juni 2011

43

Page 54: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

liv

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian di lapangan dan melakukan

analisa penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan bimbingan agama Islam di PSKW Mulya meliputi perencaan

yang matang, materi, metode, media dan evaluasi belajar. Antusiasme

para klien mengikuti kegiatan bimbingan Islam sangat tinggi dan

keberadaan program ini sangat di harapakan untuk dipertahankan dan

ditingkatkan. Para pembimbing mengajarkan nilai-nilai Islam dan norma-

norma agama sangat berarti keberadaannya, para pembimbing yang

memang berprofesi dalam bidangnya yaitu seorang guru agama, oleh

karena itu tidak diragukan lagi skill dan kemampuan mereka.

2. Tidak ada satupun didunia ini yang sempurna, maka dalam pelaksanaan

bimbingan agama Islam juga mempunyai hamabatan-hambatan atau

kendala-kendala. Seperti:

a. Kurangnya sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan proses

pengajaran dan bimbingan Islam.

b. Kurangnya pembina atau pembimbing ketika pelaksanaan bimbingan

berlangsung

c. Usia klien yang bervariasi.

d. Banyaknya klien atau siswa bimbingan yang buta huruf.

e. Pendidikan klien yang rendah.

f. Minimnya kitab dan buku referensi yang dibutuhkan.

44

Page 55: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lv

3. Solusi-solusi yang harus ditempuh adalah sebagai berikut

a. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup.

b. Perlunya penambahan pembimbing dan kerjasama antar pembimbing

dalam pelaksanaa bimbingan berlangsung.

c. Pembagian kelompok belajar berdasarkan usia.

d. Mengadakan bimbingan perorangan dan menjadwalkan hari-hari

tertentu untuk melakukan bimbingan tersebut.

e. Membentuk organisasi-organisasi kecil.

f. Memperbanyak buku panduan dan referensi yang dibutuhkan.

B. Saran-saran

Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya para pembimbing terus meningkatkan kemampuannya dalam

melaksanakan metode bimbingan dengan memanfaatkan media-media

yang tersedia agar hasil bimbingan lebih dari yang ditargetkan.

2. Hendaknya pihak panti menambah sarana dan prasarana dan memperbaiki

alat-alat yang telah rusak agar dapat dimanfaatkan untuk bimbingan.

3. Para karyawan diharapkan lebih kenal dan akrab dengan klien agar segala

persoalan dapat diketahui dan untuk diperbaiki.

4. Hendaknya para pejabat mengadakan control dalam pelaksanaan

bimbingan berlangsung agar bisa diketahui langsung apa saja yang

menjadi kebutuhan serta kekurangan dalam pelaksanaannya.

45

Page 56: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lvi

DAFTAR PUSTAKA

Depag RI, Al-Qur’an da Terjemahnya, Bandung : Diponegoro Anggota IKAPI,

1995

Lutfi, M, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN SYAHID, 2008

Mu’awanah, Elfi dan Hidayah, Fifa, Bimbingan Konseling Islam, Jakarta: Bumi

Aksara, 2009,

Hartati, Netty, dkk, Psikologi Dalam Tinjauan Tasawuf Jakarta: UIN Jakarta

Pres, 2004

Izzuddin, Taufiq Muhammad, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam,

Jakarta: Gema Insani Press, 2006

Sa’adi, Nilai Kesehatan Mental Islam Dalam Kebatinan Kawruh Jiwa

Suryomentaram, Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan

Diklat Kementerian Agama RI, 2010

Mufid, Ahmad Syafi’I, Zikir Sebagai Pembina Kesehatan Jiwa, Surabaya: Bina

Ilmu, 1984

Jaya, Yahya, Spiritualisasi Islam, Jakarta: Ruhama, 1994

Darajat, Zakiyah, Kesehatan Mental, Perannya dalam Pendidikan dan

Pengajaran, Jakarta: IAIN, 1984

Prihartini, Nanik, Kepribadian Sehat Menurut Konsep Suryomentaram, Surakarta:

UMS Press, 2004

Prayitno, dan Amti, Erman, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta, 2008

Tohirin, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi,

Jakarta: Rajawali Pers, 2009

S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003

Rasito, Herman, Pengantar Metodelogi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1992

Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:

Bumi Aksara, 2003

45

Page 57: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lvii

Ari Kunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Suatu Pendekatan Praktek), Jakarta:

Rineka Cipta, 2002

Nalle, Matheos, Metode Penelitian Partisipatoris Dan Upaya-Upaya

Pemberdayaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003

Soenarjo. R.H.A, ketua, dkk, Al-Qur,an Terjemahnya, Jakarta: Yayasan

Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir Al-Qur,an, 1971

Arifin, M, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT BINA AKSARA 1987

Ramayulis, Psikologi Agama Jakarta: Kalam Mulia 2007

Asy-Syaami, Shaleh Ahmad, Berakhlak dan Beradab Mulia Jakarta: Gema Insani

2005

Al-Musawi, Khlil, Bagaimana Membangun Kepribadian Anda Jakarta: Lentera,

1999

Al-Mansor, S. Ansory, Jalan Kebahagian Yang Diridhai Jakarta:

RAJAGRAFINDO PERSADA

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: Rajawali Pers, 2010

Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, Ciputat: Quantum Teaching, 2006

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009

Paduka, Data, Kamus Bahasa Melayu Nusantara, Brunei Darussalam: Dewan

Bahasa dan Pustaka, 2003

Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2005

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa bIndonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1995

Darajat, Zakiah, dkk, Ilmu Penndidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991

Asy Syarifin, Khadim al Kharamain, Al-Qur’an dan Terjemah. Mujamma’ Al

Malik Fadha Thiba Al Mush-haf Asy-Syarif Madinah Munawwarah

Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1998

Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya,

1999

46

Page 58: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lviii

Jenderal, Derektur, Standar Pelayanan Menimal Penanganan Dan Rehabilitasi

Sosial Tuna Susila, Jakarta: 2007

47

Page 59: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lix

Page 60: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lx

UJI REFERENSI

NO BAB FOOTNOTE

NUMBER JUDUL BUKU & PENULIS

HALAMAN

BUKU

1 I 3

Dasar-dasar bimbingan dan

penyuluhan (konseling) Islam (M.

Lutfi)

26

2 I 4 Al-Qur’an dan Terjemahnya

(Depag RI) 224

3 II 2

Bimbingan dan Konseling di

sekolah madrasah berbasis

integrasi (Tohirin)

15-16

4 II 8 Pendidikan agama Islam

(Muhammad Daud Ali) 103

5 II 11 Dasar-dasar bimbingan dan

konseling (Prayitno) 218

6 II 14 Filsafat Pendidikan Islam (M.

Arifin) 16-17

7 II 16

Modul bimbingan spiritual Islam

untuk kelayan (Abdul Rahman

S.Sos.I)

5

8 II 19 Pelayanan dan rehabilitasi sosial 15

9 II 21

Metodologi pengajaran agama

Islam (Ahmad Tafsir) 33-34

Page 61: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lxi

Jakarta, 15 Agustus 2011

Penguji

Siti Khadijah, MA

NIP: 197007271997032004

10 II 22 Kamus inggris Indonesia (John M.

Echols dan Hasan Shadily) 220

11 II 26

Standar pelayana menimal

penangan dan rehabilitasi sosial

tuna susila

8

12 III 1 Metode penelitian kependidikan

(Drs. Hadeli) 2

13 IV 1 Laporan kuliah kerja lapangan

(Isni Prihantini Noviansyah) 6-7

14 IV 5

Hasil wawancara dengan salah

satu pembimbing rohani (Abdul

Rahman S.Sos.I)

Page 62: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lxii

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Responden

Nama : Drs. Waskito Budi Kusumo, M.Si

Jabatan : Kepala PSKW Mulya Jaya

Hari/Tanggal : Kamis, 30 Juni 2011

Tempat : PSKW Mulya Jaya

Waktu : 10.00 WIB

1. Bagaimana sejarah berdirinya PSKW Mulya Jaya, perkembangannya, dan

sudah berapakali mengalami pergantian kepala panti?

2. Apa visi dan PSKW Mulya Jaya?

3. Bagaiman dengan keberadaan program pembinaan/ bimbingan agama Islam?

4. Bagaimana dengan sumber daya pembinaan agama Islam di PSKW Mulya

Jaya?

5. Bagaiman keadaan sarana dan prasarana di PSKW Mulya Jaya?

Page 63: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lxiii

BERITA WAWANCARA

Identitas Responden

Nama : Drs. Waskito Budi Kusumo, M.Si

Jabatan : Kepala PSKW Mulya Jaya

Hari/Tanggal : Kamis, 30 Juni 2011

Tempat : PSKW Mulya Jaya

Waktu : 10.00 WIB

1. Bagaimana sejarah berdirinya PSKW Mulya Jaya, perkembangannya, dan

sudah berapakali mengalami pergantian kepala panti?

Jawaban :

Sejarah PSKW Mulya Jaya mengalami beberapa tahapan, berkembang sesuai

pada masanya. Berikut lebih rincinya:

h. Tahun 1959 : Berstatus Pilot Projek Pusat Pendidikan wanita,

merupakan projek Percontohan Depsos.

i. Tahun 1960 : Dibuka Menteri Sosial Bpk. H. Moelyadi Djoyomartono

(Alm) dengan nama “Mulya Jaya” berdasarkan motto tanggal 20

Desember 1960.

j. Tahun 1963 : Diresmikan menjadi Panti Pendidikan Wanita (PPW)

Mulya Jaya dengan SK Menteri Sosial RI. No. HUK/4-19/2005 tanggal 1

Juni 1963.

k. Tahun 1969 : Disempurnakan menjadi Pusat Pendidikan Pengajaran

Kegunaan Wanita (P3KW).

l. Tahun 1979 : Disempurnakan menjadi Panti Rehabilitasi Wanita Tuna

Susila (PRWTS) “Mulya Jaya” dengan SK Menteri Sosial RI.

No.41/HUK/Kep./XI/1979 bulan November 1979.

m. Tahun 1994 : Detetapkan menjadi Panti Sosial Karya Wanita Mulya

Jaya (PSKW) dengan keputusan Menteri Sosial RI. No.14/HUK/1994

tanggal 23 April 1994.

Page 64: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lxiv

n. Tahun 1995 : Ditetapkan menjadi Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)

Mulya Jaya dengan keputusan Menteri Sosial RI. No.22/HUK/1995

tanggal 24 April 1995.

2. Apa visi dan misi PSKW Mulya Jaya?

Jawaban :

Visi PSKW Mulya Jaya adalah Pelayan dan Rehabilitasi Tuna Susila

yang bermutu dan professional.

Sedangkan Misinya adalah sebagai berikut:

d. Melaksanakan Pelayanan dan Rehabilitasi Tuna Susila sesuai dengan

panduan yang telah ada

e. Mewujudkan keberhasilan pelayanan dan rehabilitasi Tuna Susila sesuai

dengan indikator keberhasilan, pelayanan dan rehabilitasi tuna susila.

f. Mengembangkan jaringan kerjasama dengan pihak-pihak terkait,

pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan dan

rehabilitasi tuna susila.

3. Bagaiman dengan keberadaan program pembinaan/ bimbingan agama Islam?

Jawaban:

Keberadaan program bimbingan agama Islam di Pati Sosial Karya Wanita

adalah program yang sangat mendukung program-program lainnya. Karena

program ini menjadikan klien akan arti kehidupan yang sesungguhnya mana

yang hak dan mana yang batil, sehingga klien pun sadar peningnya

keterampilan untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik, baik dalam

meraih rezki Allah swt.

4. Bagaimana dengan sumber daya pembimbing agama Islam di PSKW Mulya

Jaya?

Jawaban:

Sumber daya pembimbing di sini sebenarnya sudah cukup baik, baik segi

kuantitas maupun kualitas. sehingga program ini sudah berjalan sesuai

dengan harapan panti.

Page 65: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lxv

5. Bagaiman keadaan sarana dan prasarana di PSKW Mulya Jaya dalam

mendukung program bimbingan agama Islam?

Jawaban:

Sarana dan prasarana sudah sangat mendukung seperti: ruang bimbingan

(mushalla), whiteboard, soundsistem, buku-buku panduan dan sebagainya

Page 66: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lxvi

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Resonden

Nama : Abdul Rahman, S.Sos.I

Jabatan : Pembimbing Agama Islam

Hari/Tanggal : Senin, 6 Juni 2011

1. Dapatkah bapak menjelaskan program bulanan untuk bimbingan agama Islam

di PSKW Mulya Jaya?

2. Apakah dalam pelaksanaan bimbingan agama Islam melakukan pengembangan

silabus?

3. Apakah siswa berantusias dalam proses pembelajaran bimbingan agama Islam?

4. Apakah sarana dan prasarana di PSKW Mulya Jaya ini sudah memadai untuk

ketercapaian proses bimbingan agama Islam?

5. Metode apa saja yang bapak gunakan dalam proses belajar mengajar agama

Islam?

Page 67: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lxvii

BERITA WAWANCARA

Identitas Resonden

Nama : Abdul Rahman, S.Sos.I

Jabatan : Pembimbing Agama Islam

Hari/Tanggal : Senin, 6 Juni 2011

1. Dapatkah bapak menjelaskan program bulanan untuk bimbingan agama Islam

di PSKW Mulya Jaya?

Program bulanan bimbingan agama Islam tidak dilakukan setiap bulan, akan

tetapi disesuaikan dengan hari-hari besar Islam, seperti isra’ mi’raj, maulid

Nabi, nuzulul qur’an dan lain sebagainya.

2. Apakah dalam pelaksanaan bimbingan agama Islam melakukan pengembangan

silabus?

Jawaban:

Kegiatan bimbingan agama Islam tidak menggunakan silabus seperti lembaga-

lembaga pendidikan lainnya, program ini haya tertuju dengan buku pedoman,

adapun pengembangan yang dilakukan hanya pada buku panduan.

3. Apakah klien berantusias dalam proses pembelajaran bimbingan agama Islam?

Jawaban:

Ya, para klien yang mengikuti kegiatan bimbingan agama Islam sangat

berantusias sekali disebabkan kegaiatan ini sangat mendukung kondisi

psikolgis mereka dan bisa bermanfaat bagi mereka untuk sehari-hari seperti

baca qur’an, shalat lima waktuu dan lain seebagainya.

4. Apakah sarana dan prasarana di PSKW Mulya Jaya ini sudah memadai untuk

ketercapaian proses bimbingan agama Islam?

Jawaban:

Beberapa sarana dan prasaran sudah sangat mendukung kegiatan bimbingan

agama Islam seperti: mushalla, soundsistem, buku-buku panduan dan alat-alat

shalat, akan tetapi ada beberapa sarana yang harus diperbaiki dan dipenuhi

seperti kurangnya lampu sehingga lampu yang redup kurang mendukung

Page 68: PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM PADA WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/334/1/101871... · Sarana dan Prasarana Layanan ... kadang diistilahkan sebagai

lxviii

proses bimbingan, buku panduan yang terbatas yang tidak sebanding dengan

jumlah klien yang ada.

5. Metode apa saja yang bapak gunakan dalam proses belajar mengajar agama

Islam?

Jawaban:

Adapun metode yang digunakan adalah ceramah, tanya-jawab, diskusi

kelompok, tadabbur alam, konseling/ curhat, renungan/ refleksi diri, praktek

dan game/ kuis.